LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERAIRAN. pdf

LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI PERAIRAN
INOKULASI, ISOLASI, DAN IDENTIFIKASI MIKROBA
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur
Mata Kuliah Mikrobiologi Perairan

Disusun oleh :
Perikanan B – Kelompok 9
Aldwin Rahadian N

230110130084

Fauziah Arini S

230110130085

M.Aditya Ryandani

230110130094

Raden Nadya D.H


230110130103

Riza Sulaiman

230110130115

Rika Mustikawati

230110130125

Widi Ridwanto

230110130148

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
laporan praktikum yang berjudul “Inokulasi, Isolasi, dan Identifikasi Mikroba
”pada mata kuliah Mikrobiologi Perairan ini.
Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Mikrobiologi Perairan

di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Universitas Padjadjaran. Laporan ini disusun berdasarkan percobaan yang
dilakukan hari Kamis13 November dan 20 November 2014.Pada praktikum ini
dilakukan inokulasi, isolasi serta identifikasi mikroba dengan cara sterilisasi
Terlepas dari itu semua, penulis banyak mendapat bantuan dan petunjuk
dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis dalam kesempatan ini ingin
mengucapakan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.Penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan laporan ini, masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sungguh penyusun harapkan.
Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih kepada pembaca atas

perhatiannya terhadap laporan ini. Semoga dapat berguna dan membuahkan hasil
yang bermanfaat. Amin

Jatinangor, November 2014

Penyusun

i

DAFTAR ISI

BAB

Judul
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

Hal.
i
ii


I. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Tujuan
3. Manfaat

1
2
2

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Inokulasi
2.1.1 Pengertian Inokulasi
2.1.2 Tahapan Inolukasi
2.1.3 Teknik Inokulasi
2.1.4 Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri
2.1.5 Macam-Macam Media Inokulasi
2.2 Isolasi
2.2.1 Pegertian isolasi
2.2.2 Teknik isolasi bakteri

2.2.3 Faktor yang perlu diperhatikan dalam
melakukan isolasi mikroba
2.3 Identifikasi
2.3.1 Pengertian identifikasi
2.3.2 Metode indentifikasi mikroba

3
4
5
7
7
9
9
13
13
14
14

III. METODOLOGI


IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN

3.1. Alat dan bahan Praktikum
3.2. Prosedur praktikum

16
19

4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan hasil praktikum

22
23

KESIMPULAN

26
27
28


V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Mikroba merupakan organisme berukuran kecil yang sulit untuk dilihat

tanpa menggunakan peralatan bantu. Banyak diantara mikroba yang memiliki
kemiripan bentuk dan sifat sehingga tidak mudah untuk mempelajarinya.
Diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk mempelajari mikroba. Salah satu cara
yang


dapat

dilakukan

untuk

mempelajari

mikroba

adalah

denganmengidentifikasinya. Ada empat tahapan yang harus dilaksanakan apabila
hendak melakukanidentifikasi mikroba, yaitu inokulasi, inkubasi, isolasi dan
identifikasi. Keempat tahapan ini dilaksanakan secara sistimatis dan benar
sehingga mikroba dapat teridentifikasi.
Pemanfaatan mikroorganisme dalam bidang teknologi semakin banyak
digunakan misalnya dalam menghasilkan berbagai produk seperti bahan pangan,
industri, pertanian, obat-obatan, dan lain sebagainya. Pemilihan mikroorganisme
yang tepat untuk suatu tujuan tertentu dan pemanfaatan mikroorganisme secara

maksimal perlu didukung oleh suatu metode isolasi dan identifikasi yang baik.
Mikroorganisme dalam alam hampir selalu dalam keadaan tercampur.
Campuran ini dapat sangat kompleks artinya banyak jenisnya atau walaupun
jenisnya sedikit sifatnya berbeda. Mungkin pula terdapat perbedaan sifat khusus
yang agak jauh walaupun dari sifat umumnya sama (Mulyono, 1992).
Satu spesies mikroba didalam komunitas ini dapat mempengaruhi spesies
lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa
merugikan. Oleh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari
alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan
yang hanya berisi satu jenis bakteri (Pelczar, 1986).
Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau dikenal
dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu
kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang akan digunakan untuk

1

pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-beanr steril. Hal ini untuk
menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak
diinginkan sehinggabiakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar
biakan murni (Dwidjoseputro, 1980).

Dalam mengisolasi suatu mikroorganisme, dilakukan dengan cara yang
aseptis untuk menghindari terjadinya kontaminasi dengan mikroorganisme lain.
Kebanyakan mikroorganisme dapat diisolasi dan diinokulasi dalam biakan murni
dengan memindahkan suatu koloni secara cermat, mensuspensikan kembali dalam
cairan dan menanamnya kembali pada medium yang selektif.
Isolasi dan inokulasi merupakan percobaan yang sangat penting, karena
melihat kondisi lingkungan di sekitar kita yang banyak terdapat mikroorganisme
baik yang patogen maupun yang non patogen, sehingga pemisahan dan
identifikasi bakteri yang satu dengan lainnya juga dibutuhkan.

1.2

Tujuan
Praktikum

ini

bertujuan

untuk


meningkatkan

pemahaman

dan

keterampilan praktikan dalam menginokulasi, mengisolasi dan mengidentifikasi
mikroba pada ikan kembung khususnya pada bagian pencernaannya.

1.3

Manfaat
Mengetahui cara menginokulasi, mengisolasi dan mengidentifikasi

mikroba pada ikan kembung khususnya pada bagian pencernaannya.

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Inokulasi Mikroba

2.1.1

Pengertian Inokulasi Mikroba
Inokulasi mikroba adalah proses penanaman mikroba secara aseptik

kemedia tumbuhnya, baik berbentuk padat, cair atau semi padat. Media
tumbuhberbentuk padat dapat dibagi menjadi agar tegak (deep agar ), agar miring
(slantagar ) dan lempeng agar (plate agar ). Tujuan utama inokulasi adalah
untukmenumbuhkan mikroba pada media tumbuh sehingga akan memudahkan
dalammempelajarinya. Tujuan lainnya dari kegiatan inokulasi mikroba adalah
untukmemurnikan mikroba, penyimpanan sampel mikroba atau peremajaan
mikrobasimpanan sebelum digunakan untuk berbagai keperluan.Keberhasilan
inokulasi mikroba sangat ditentukan oleh media tumbuh,keterampilan pekerja dan
kebersihan. Media tumbuh adalah media yangdipersiapkan untuk digunakan
menumbuhkan mikroba.
Komposisi mediatumbuh disesuaikan dengan mikroba yang akan
ditumbuhkan. Pada tahap awalinokulasi, media tumbuh yang digunakan adalah
nutrient agar karena dapatmenumbuhkan sebagian besar mikroba yang terdapat

pada sampel. Inokulasimikroba pada tahap selanjutnya dapat menggunakan media
diperkaya

atau

mediaselektif.Keterampilan

pekerja

sangat

menentukan

keberhasilan inokulasi mikroba.Pekerja harus mampu menginokulasi mikroba
pada media tumbuh, baik berupamedia cai (brroth), padat (solid) atau semi padat
(semi solid). Inokulasi padamedia padat dapat dilakukan dengan metode tuang
(pour method), metode sebar(spread methods) atau metode gores (streak
methods). Inokulasi dengan metodegores dapat dilakukan dengan teknik goresan

sinambung, goresan T, goresan radian atau goresan kuadran (streak quadrant).
Kebersihan

lingkungan

dan peralatan

akan

mencegah terjadinya

kontaminasiselama proses inokulasi. Untuk menjaga kebersihan dapat dilakukan
prosessterilisasi, baik terhadap lingkungan maupun peralatan yang digunakan
selamaproses inokulasi.Metode sterilisasi beragam. Lingkungan tempat kerja
3

dapat disterilisasimenggunakan alkohol. Sedangkan sterilisasi peralatan sangat
tergantung daribahan pembuatnya. Sterilisasi peralatan inokulasi yang terbuat dari
plastik ataukaret dapat dilakukan dengan menggunakan alkohol atau pemanasan
basah.Peralatan yang terbuat dari gelas dapat disterilisai menggunakan alkohol
danpemanasan basah maupun kering. Peralatan yang terbuat dari logam
dapatdisterilisai

menggunakan

semua

metode

sterilisasi,

yaitu

alkohol,

seterilisasipanas basah atau kering, dan juga dapat disterilisasi langsung api dari
lampuBunsen.
2.1.2 Tahapan Inokulasi
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik
penanaman bakteri (inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan

Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril
agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam
labotarium pembuataanserum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat
dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast ) udara yang lewat dalam kotak
tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalanagar tekena sinar ultraviolet
(Pelczar, 1986).
2. Pemindahan dengan dengan pipet

Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk
diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni
(Pelczar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi

Kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus
jugaboleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan
penanaman bakterikawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya
tungkai cukup dilewatkan nyalaapi saja setelah dingin kembali kawat itu
disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).

4

2.1.3

Teknik Inokulasi
Inokulasi mikroba umumnya menggunakan alat yang disebut sebagai

jarum ose yang berfungsi menginokulasi kultur mikrobia serta memindahkan
suatu kultur mikroba (koloni) pada media satu ke media lainnya. Ada beberapa
metode yang digunakan untuk menginokulasi mikroba antara lain:
a)

Metode Gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan

waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan
jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel
yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan
dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan
baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda
pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa
teknik dalam metode goresan, antara lain:

5

b)

Metode Tebar
Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam

cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril.
Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang
merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang
terpisah-pisah.

c)

Metode Tuang
Inokulasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar

melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada
suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung (Winarni, 1997).

6

d)

Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan

ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke
dalam media.

2.1.4

Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri

a) Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk
seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali
tumbuh di dalam suatu media.
b) Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose
yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif
banyak.
2.1.5
a)

Macam-Macam Media Inokulasi

Mixed culture

: berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.

biology.clc.uc.edu

7

b) Plate culture

: media padat dalam petridish.

edusanjalmicro.com

c) Slant culture

: media padat dalam tabung reaksi.

liddil.com

d) Stap culture

: media padat dalam tabung reaksi, tapi penanamannya

dengan carapenusukan.

liddil.com

e) Liquid culture

: media cair dalam tabung reaksi.

f) Shake culture : media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya
dikocok.

8

2.2

Isolasi Mikroba

2.2.1 Pengertian Isolasi
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba
tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari
satu sel tunggal (Pelczar, 1986).
Kultur murni atau biakan murni sangat berguna didalam mikrobiologi,
yaitu untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan
ciri-ciri cultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, memerlukan suatu
populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja (Hadioetomo, 1993).
Sifat organisme dalam suatu biakan murni dapat dipelajari dengan metode yang
amat keras dengan hasil yang sangat akurat karena pengaruh sel hidup yang lain
dapat ditiadakan (Volk, 1993).

2.2.2 Teknik Isolasi Mikroba
Dalam kegiatan mikrobiologi, pembuatan isolat dilakukan dengan cara
mengambil sampel mikrobiologi dari lingkungan yang ingin diteliti. Dari sampel
tersebut kemudian dibiakkan dengan menggunakan media universal atau media
selektif, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Jika menggunakan media universal
akan diperoleh biakan mikroba campuran. Untuk proses identifikasi maupun
isolasi jenis tertentu saja, dilakukan proses pembuatan isolat tunggal dari isolat
campuran tersebut. Isolat tunggal atau biakan murni merupakan biakan yang
asalnya dari pembelahan satu sel tunggal.
Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari isolat
campuran yaitu dengan metode cawan gores (streak plate), cawan tuang (pour
plate), sebar (spread plate), dan mikromanipulator (Buckle,1998). Dua di

antaranya yang sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan
tuang. Prinsip dari kedua teknik tersebut sama, yaitu mengencerkan biakan
campuran hingga setiap individu spesies dapat dipisahkan, sehingga setiap koloni
yang terbentuk merupakan hasil dari pembelahan satu sel.

9

a)

Metode Cawan Gores (Streak Plate)
Metode ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan

waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan
jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel
yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan
dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan
baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda
pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu untuk membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan. Ada beberapa
teknik dalam metode goresan, antara lain:

Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak
memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores
sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung

10

untuk menggunakan inokulan terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan
sel-sel yang digores.
Kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan dalam metode ini antara lain :
(1) Tidak memanfaatkan permukaan medium untuk digores sehingga
pengenceran kurang
optimal.
(2) Penggunaan inokulum yang terlalau banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel
waktu digores.

b)

Metode Cawan Tuang (Pour Plate)
Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan untuk

mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode ini adalah
membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi tidak
memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan dalam medium
agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena
konsentrasi sel-sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui
sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga
sekurang-kurangnya satu di antara cawan-cawan tersebut mengandung kolonikoloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang
terlalu tinggi.

11

c)

Metode Isolasi Medium Cair
Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Lister

berhasil menerima murni Streptococcus lactis yang diisolasi dari susu yang sudah
masam. Caranya adalah dengan mengencerkan suatu suspensi kemudian
diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari pengenceran ini kemudian diambil
1 ml untuk diencerkan lagi, kalau perlu dari enceran yang kedua ini diambil 1 ml
untuk diencerkan lebih lanjut.Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila
mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi
hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan
pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran
peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar.

12

d)

Metode Isolasi Sel Tunggal
Metode

isolasi

sel

tunggal

dilakukan

untuk

mengisolasi

sel

mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar
cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran
sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet
kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator , yang dilakukan secara
aseptis.

2.2.3 Faktor Dalam Melakukan Isolasi
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan isolasi
mikrobayaitu:
1. Sifat setiap jenis mikroba yang akan diisolasi.
2. Tempat hidup atau asal mikroba tersebut.
3. Media tumbuh (nutrisi, suhu, pH, ketersediaan Oksigen).
4. Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan
kulturmurni.

2.3

Identifikasi Mikroba
Tahap akhir dari upaya mengidentifikasi mikroba adalah melakukanproses

identifikasi terhadap mikroba yang sudah berhasil diisolasi. Prosesidentifikasi
dapat dilakukan berdasarkan bentuk morfologis dan aktivitas mikrobaatau
menggunakan buku identifikasi.
Berdasarkan bentuk morfologis, identifikasi mikroba dapat dilakukanterhadap
bentuk sel mikroba, bentuk koloni atau tampak samping maupun tampakatas dari
koloni mikroba. Berdasarkan aktivitas mikroba, identifikasi dapatdilakukan
berdasarkan pergerakan mikroba, reaksi spesifik dan produk metabolityang
dihasilkan. Penggunaan buku identifikasi merupakan tahap akhiridentifikasi
mikroba.

13

2.3.1 Pengertian Identifikasi
Identifikasi merupakan proses dalam suatu penelitian atau pengamatan
untuk menemtukan identitas suatu objek dengan cara membanding-bandingkan
antara objek yang di amati dengan litelatur yang sudah ada sebelumnya.
Identifikasi mikroba dapat dilakukan berdasarkan infromasi dari buku identifikasi,
berdasarkan sifat fisik, kimiawi atau biologis. Berdasarkan metode tersebut, dapat
diketahui Jenis dan sifat dari mikroba yang bersangkutan.

2.3.2

Metode Untuk Mengidentifikasi Mikroba
Dalam mengidentifikasi mikroba dapat dilakukan dengan berbagai cara

metode, diantaranya sebagai berikut :
a) Morfologi Makroskopi

Dilakukan

dengan

mengamati

karakteristik

dari

pola

pertumbuhan

mikroorganisme pada media buatan yang diamati dengan mata telanjang
(tanpa alat bantu).
b) Morfologi Mikroskopi

Dilakukan dengan mengamati ukuran, bentuk, isi sel, organel sel, dan
susunan sel ketika diamati dengan mikroskop pada perbesaran tertentu.
c)

Karakteristik Zat Warna (Pewarnaan)

Kemampuan mikroorganisme untuk biasanya digunakan dengan pemeriksaan
secara mikroskopi sebagai bagian dari identifikasi bakteri.
d) Persyaratan Lingkungan

Kemampuan mikroorganisme untuk hidup pada berbagai suhu, menggunakan
oksigen atau gas lain, pada berbagai tingkat pH, atau pun keberadaan ion dan
garam lainnya seperti NaCl.
e) Persyaratan Nutrisi

Kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan berbagai macam sumber
karbon dan nitrogen sebagai substrat bernutrisi ketika tumbuh pada keadaan
lingkungan tertentu.

14

f) Resistensi

Menujukkan karakteristik resistensi terhadap antibiotik tertentu, logam berat
pada mikroorganisme tertentu.
g) Antigen

Menentukan karakteristik mikroorganisme dengan berbagai macam metode
serologi dan imunologi.
h) Subseluler

Menentukan bagian – bagian molekuler sel yang menjadi tipe pada beberapa
takson, kelompok organisme, dengan menggunakan metode analisis.
Contohnya, komponen dinding sel, membran sel, dan komponen dari enzim
dari sel membran.

15

BAB III
METODELOGI

3.1

Alat dan Bahan Praktikum

3.1.1 Alat
Adapun peralatan utama yang dibutuhkan pada proses inokulasi, isolasi, dan
identifikasi mikroba adalah sebagai berikut :
No
1.

Nama Alat
Ose

Prinsip Kerja

Prosedur

Pengambilan

Pengambilan biakan dengan

biakan

bentuk jarum ose lurus,
bulat, siku
(ose lurus unuk menusuk
dan menggores, ose bulat
untuk mengambil biakan
dari agar cair, ose siku
untuk menggores)

2.

Lampu

Pemanasan

Bunsen

Membantu menjaga
lingkungan sekitar tempat
kerja steril (kerja aseptis)

3.

Inkubator

Suhu konstan

Sebagai tempat inkubasi
biakan pada suhu tertentu
(berupa oven yang suhunya
di set pada derajat tertentu)

16

Gambar

4.

Tabung

Wadah

Biakan disimpan dalam

Reaksi

biakan/sampel bentuk goresan/ sebagai
tempat sampel
(biakan dapat dalam meia
cair, padat ataupun semi
padat) bentuknya dapat
berupa agar miring atau agar
lurus.

5.

Cawan Petri

Wadah biakan Biakan disimpan dalam
bentuk goresan pada agar
padat

6.

Mortal

Menghaluska

Sampel disimpan dalam

n

mortal lalu sampel
dihaluskan.

7.

8.

Korek Api

Suryakanta

Menyalakan

Mengeluarkan api untuk

Bunsen

menyalakan bunsen.

Pembesar

Memperbesar visual
mikroba yang akan diteliti.

9.

Kertas

Membungkus

Membungkus cawan petri

Pembungku

alat yang akan yang berisi inokulan yang

s

diinkubasi

akan diinkubasikan.

17

10.

Benang

Mengikat

Mengikat alat yang telah
dibungkus.

11.

Pinset

Mengambil

Mengambil insang dan alat

bagian ikan

pencernaan ikan sebagai

sebagai

sumber mikroba

sampel

3.1.2 Bahan
Adapun bahan utama yang dibutuhkan pada proses inokulasi, isolasi
mikroba adalah sebagai berikut :

No.

Nama Bahan

Fungsi

1.

Media Kultur
Steril

Sebagai media tumbuh
mikroba

2.

Ikan Kembung

Sebagai sumber mikroba
yang bisa diambil dari air
cuciannya, insang dan alat
pencernaannya.

3.

Media
Inokulan

Berisi Sebagai stock yang nanti
inokulan tersebut akan
diisolasi.

18

Gambar

4.

Akuades

Sebagai

pengencer

inokulan.

5.

Alkohol 70%

Sebagai media agar tangan
praktikan dan bagian
tempat praktikum steril.

3.2

Prosedur Praktikum

3.2.1

Prosedur Inokulasi
Untuk menanam mikroba atau menginokulasi mikroba dapat dilakukan

dengan prosedur sebagai berikut :
Siapkan ikan yang akan dijadikan sumber mikroba.

Cuci bagian luar ikan dengan 50 ml akuades dan tampung air hasil
pencucian.

Keluarkan insang ikan dan letakkan pada cawan petri steril.

Tambahkan 10 ml akuades. Aduk hingga rata.

Ambil 1 mg saluran pencernaan ikan dan letakkan pada mortal steril.
Lumatkan dan tambahkan 10 ml akuades. Aduk hingga rata.

19

Lakukan serial pengenceran 10-1 sampai 10-6.

Ambil 1 ml dari masing-masing hasil pengenceran di atas (luar tubuh ikan,
insang dan saluran pencernaan), masukan secara aseptik ke cawan petri.

Tambahkan 15 ml media agar yang masih hangat dan aduk dengan
menggerak-gerakan cawan petri di atas meja hingga membentuk pola
angka delapan.

Lakukan inkubasi selama 2 x 24 jam.
Lakukan pengamatan terhadap mikroba yang tumbuh.

3.2.2 Prosedur Isolasi
Apabila mikroba yang tumbuh lebih dari satu jenis populasi, harus
dilakukan isolasi tahap kedua hingga didapatkan populasi sejenis (biakan
murni).

Siapkan media kultur yang telah berisi inokulan. Tentukan dua jenis
populasi mirkoba yang akan dipilih. Pemilihan mikroba sebaiknya
didasarkan pada karakter bentuk atau warna yang khas.

Siapkan media kultur steril yang akan digunakan untuk menginokulasi
mikroba.

20

Ambil ose dan lakukan sterilisasi panas dengan menggunakan lampu
bunsen/spirtus.

Dinginkan beberapa saat dengan cara menggerak-gerakan ose di udara.
Tempelkan ose tersebut ke populasi mikroba terpilih secara aseptik.

Inokulasikan mikroba yang menempel pada ose ke media kultur steril
yang telah disediakan dengan menggunakan metode gores (streak
methods).

Masukan media kultur yang telah diinokulasi mikroba terpilih ke dalam
inkubator. Lakukan proses inkubasi selama dua hari.

3.2.3 Prosedur Identifikasi

Amati populasi mikroba yang tumbuh.

Apabila telah didapat populasi sejenis, lakukan identifikasi.

Catat hasil identifikasi yang telah disamakan berdasarkan
panduan data morfologi koloni mikroba.

21

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Pengamatan
4.1.1 Hasil Inkubasi

4.1.2

Hasil Isolasi

22

4.1.3

Hasil Identifikasi

BENTUK
FISIK (MORFOLOGI)

Bentuk Koloni Mikroba
Bentuk Tepi Koloni
Mikroba
Bentuk Permukaan
Koloni

4.2

KOLONI 1

KOLONI 2

Round

Round

Curled

Smooth

Smooth

Smooth

Pembahasan
Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba

dengan tujuan mikroba tersebut akan dijadikan biakan murni. Alat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah ose, lampu bunsen, inkubator, tabung
reaksi, gelas kimia, gelas ukur, pipet volume, petri disk, dan kaca pembesar.
Sementara bahan yang digunakan adalah media agar dan sampel atau sumber
mikroba yang berasal dari air bekas cucian ikan kembung, bagian insang ikan
kembung, dan bagian saluran pencernaan ikan kembung. Kelompok kami
melakukan pengambilan sampel mikroba yang berasal dari saluran pencernaan
dengan pengenceran sebanyak 105.
Langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan praktikum ini adalah
mempersiapkan alat dan bahan kemudian melakukan sterilisasi terhadap alat dan
tangan, serta area yang akan dilakukan praktikum dengan cara menyemprotkan
alkohol konsentrasi 70% pada tangan dan area yang dilakukan praktikum.
Kemudian ambil sampel berupa saluran pencernaan ikan kembung sebanyak 1
gram, kemudian dilarutkan dalam 50 ml akuades dalam tabung reaksi, dan
dilanjutkan dengan pengenceran sapai didapatkan sampel dengan nilai 105, yaitu

23

dengan cara melarutkan 1 ml larutan sampel kedalam 9 ml larutan akuades, begitu
seterusnya sampai enam kali pengenceran sehingga didapatkan nilai 105. Sete;ah
didapatkan larutan sampel dengan konsentrasi 105, sampel tersebut dimasukan
kedalam petri disk dengan cara didekatkan pada api bunsen sambil diputar 360
derajat. Perlakuan ini dimaksudkan agar media tetap steril. Kemudian masukan
media agar yang sudah disiapkan sebelumnya kedalam petri disk, sambil
didekatkan dan diputar 360 derajat di dekat api Bunsen. Kondisi media agar saat
melakukan pemasukan haruslah dalam kondisi hangat, dan tidak membeku,
karena jika media agar dalam kondisi panas akan membunh mikroba yang ada
pada petri disk, dan jika media agar membeku, maka tidak bisa dimasukan
kedalam petri disk. Setelah tercampur segera homogenkan dengan cara
digoyangkan pada papan atau meja dengan menbentuk angka delapan. Tunggu
sampai campuran inokulan membeku dan lakukan pembelikan terhadap petri disk
untuk selanjutnya dibungkus dengan kertas pembungkus dan dimasukan kedalam
inkubator selama kurang lebih 90 jam atau 4 hari 4 malam.
Setelah diinkubasi selama 4 hari 4 malam, maka inokulan telah siap untuk
dilakukan pemindahan ke media agar baru. Pemindahan inokulan kedalam media
agar baru haruslah hati-hatimikro tersebut mengandung banyak penyakit yang
dapat menginfeksi tubuh praktikan.
Sterilisasi alat, tangan dan area serta media agar yang baru yang
dipergunakan untuk praktikum sangatlah penting untuk dilakukan. Setelah itu
ambil inokulan yang telah di inkubasi dalam inkubator. Jarum yang digunakan
untuk memindahkan inokulan kedalam media baru yaitu dengan menggunakan
jarum ose. Jarum ose terlebih dahulu distelirkan dengan cara memanaskannya
pada api Bunsen sa,pai warnanya kemerahan lalu tunggu sampai hangat (di tandai
dengan warna berubah kembali menjadi hitam). Proses pemindahan dilakukan
degan cara memasukan jarum ose kedalam media inokulan untuk mengambil
mikroba dengan teknik menggoreskannya. Goresan prtama dilakukan pada
mikroba yang berbentuk lingkaran kecil, kemudian memindahkannya kedalam
media baru dengan teknik penggoresan secara zigzag pada salah sattu sisi media
baru. Kemudian sterilkan kembali ose untuk penggorean kedua pada lingkaran

24

ikroba yang berukuran besar. Lalu pindahkan kedalam media agar baru dengan
teknik penggoresan zig-zag pada sisi yang lainnya. Pengambilam biakan mikroba
dengan ukuran yang berbeda duharapkan dapat menghasilkan isolat yang berbeda
pula.Semua keiatan diatas dilakukam secara steril yaitu didekatkan pada api
Bunsen dan diputar 360 derajat,
Diamkan sejenak media agar baru, untuk selanjutnya di inkubasi selama 3
hari. Setelah tiga hari maka isolate dapat diambil dari inkubator dan dilakukan
identifikasi terhadap mikroba tersebut.
Dari hasil identifikasi didapatkan bentuk mikroba inokulan berbentuk
bulatan kecil dan ada beberapa berbentuk bulatan besar, perbedaan ukuran dari
mikroba tersebut mengindikasikan bahwa mikroba yang tedapat dalam inokulan
adalah heterogen atau lebih dari satu jenis.
Dari hasil identifiaksi didapatkan bentuk mikroba isolat pada sisi 1 dan
bentuk mikroba isolat pada sisi 2 memiliki sedikit perbadaan yakni pada sisi 1
bentuk tepi koloninya berupa curled dan pada sisi 2 bentuk tipe koloninya berupa
smooth. Namun pada koloni 1 dan 2 bentuk koloni mikrobanya adalah sama yakni
round, dan bentuk permukaan koloni juga sama yaitu smooth. Dari segi warna,
koloni 1 dan koloni 2 memiliki warna yang sama yakni warna putih. Perbedaan
bentuk tepi koloni dari mikroba tersebut mengindikasikan bahwa mikroba yang
tedapat dalam inokulan adalah berbada namun hampir sama.
Hal ini dapat disebabkan karena faktor kesterilan alat dan tangan praktikan
saat melakukan praktikum, atau juga ketika membuka tutup petri disk terlalu lebar
sehingga memudahkan bagi bakteri yang ada di udara masuk kedalam inokulan.
Selain itu juga, keseriusan dan ketelitian praktikan dalam menjalalani praktikum
ini sangat berpengaruh dalam menentukan hasil yang bagus.

25

BAB V
KESIMPULAN

Mikroba merupakan organisme berukuran kecil yang sulit untuk dilihat
tanpa menggunakan peralatan bantu. Banyak diantara mikroba yang memiliki
kemiripan bentuk dan sifat sehingga tidak mudah untuk mempelajarinya.
Diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk mempelajari mikroba. Salah satu cara
yang

dapat

dilakukan

untuk

mempelajari

mikroba

adalah

denganmengidentifikasinya. Ada empat tahapan yang harus dilaksanakan apabila
hendak melakukanidentifikasi mikroba, yaitu inokulasi, inkubasi, isolasi dan
identifikasi. Keempat tahapan ini dilaksanakan secara sistimatis dan benar
sehingga mikroba dapat teridentifikasi
Hasil yang kami temukan bahwa keberhasilan melakukan isolasi tehadap
satu jenis mikroba sangat ditentukan oleh faktor steril atau tdak sterilnya alat yang
digunakan dan perlakuan atau cara yang dilakukan dalam mengisolasi mikroba.
Jika perlakuan atau alat yang digunakan tidak steril maka aka nada mikroba dari
luar yang masuk kedalam inokulan dan mengganggu proses isolasi sehingga dapat
menyebabkan kegagalan dari isolasi mikroba.

26

DAFTAR PUSTAKA

Eddy Afrianto, Evi Liviawaty. 2012. Identifikasi Mikroba Perikanan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Padjadjaran.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031
KUSNADI/BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/
BAB_II_metode.pdf.(Di akses pada 11 November 2014 pukul 19.58 WIB)
http://digilib.ump.ac.id/download.php?id=2403.(Di akses pada 11 November 2014
pukul 19.44 WIB).
Dwidjoseputro, Dr, D. 1998. Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.
Ghoni, Achmad.2013.”Isolasi dan Inokulasi Bakteri”.http://www.nvtech.ac.id/
isolasi-dan inokulasi bakteri/2007/com.(Diakses 23November 2014).

Oetomo Hadi, Ratnasari. Mikrobiologi Dasar . Jakarta:PT Gramedia.1990.

Pelczar, 1998.
Michael J.Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas
Indonesia.

Tim Dosen. 2011.Penuntun Praktikum Mikrobiologi Ternak. UIN Alauddin.
Makassar.
Waluyo, Lud, 1998, Mikrobiologi Umum, MM-Press, Jakarta.

Day, Bibiana, (1994), Analisi Mikroba di Laboratorium, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Suriawiria, Unus, (1983), Pengantar Mikrobiologi Umum, Angkasa, Bandung.

Djide, Natsir, 2006, Mikrobiologi Farmasi Dasar , Jurusan Farmasi Universitas
Hasanuddin : Makassar.

27

LAMPIRAN
I.

Alat dan Bahan

Jarum Ose

Lampu Bunsen

Tabung Reaksi

Cawan Petri

Korek

Pinset

Mortal

Suryakanta

Inkubator

Kertas Sampul

Akuades

Benang

Media Agar

Ikan Kembung

Alkohol

28

II.

Kegiatan Praktikum

Sterilisasi Alat

Homogenisasi Agar

Menunggu Agar Membeku

Pembungkusan Untuk di Inkubasi

Sterilisasi Ose

Pengamatan Hasil Inkubasi

Pengamatan Hasil Isolasi

29

III.

Hasil Pengamatan
Rika Mustikawati
230110130125

30

Widi Ridwanto
230110130148

31

Fauziah Arini Shaqina
230110130085

32

Aldwin Rahardian N
230110130084

33

Raden Nadya D.H
230110130103

34

Riza Fauzi S
230110130115

35

IV.

LEMBAR PENDALAMAN
Rika Mustikawati
230110130125

PENDALAMAN
Untuk meningkatkan pemahaman mengenai kegiatan isolasi mikroba yang
telah dilaksanakan, maka praktikan wajib menjawab pertanyaan berikut ini.

1. Jelaskan oleh Anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegagalan
pembuatan biakan murni mikroba.

Jawab :
Hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam pembuatan biakan murni
mikroba yaitu :
a. Tidak memanfaatkan permukaan medium untuk digores sehingga
pengenceran kurang optimal.
b. Penggunaan inokulum yang terlalau banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel waktu digores.
c. Ketidak hati-hatian dalam menggores media yang terlalu dalam sehingga
menyebabkan robeknya media agar.
d. Alat dan media pembuatan biakan murni tidak steril sehingga pada saat
melakukan biakan murni terjadi kontaminasi.
e. Pada saat pengambilan inokulan menggunakan jarum ose yang masih
sangat panas atau menuangkan agar yang masih sangat panas segingga
membuat mikroba yang akan ditumbuhkan mati.
f. Pada proses inkubasi, peletakan cawan petri tidak dibalik, sehingga uap
air yang dihasilkan dari inkubasi jatuh ke media tumbuh yang dapat
menggagalkan hasil pembuatan biakan murni.

2.

Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat melakukan
isolasi mikroba?

Jawab :
36

Karena isolasi mikroba merupakan suatu cara untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur
murni atau biakan murni. Apabila dilakukan pengenceran, mikroba akan
terlepas dari substratnya ke dalam air dan mengurangi kepadatan bakteri yang
ditanam, sehingga mikroba sulit untuk diidentifikasi karena strukturnya sudah
rusak dan sudah terjadi pemisahan terhadap struktur koloninya.

3. Apakah hasil isolasi yang Anda lakukan belum berhasil mendapatkan biakan
murni. Jelaskan alasan Anda?

Jawab :
Berhasil, karena praktikan mengikuti prosedur praktikum dengan baik
sehingga didapatkan hasil biakan murni yang diisolasi memiliki karakteristik
dengan warna yang sama terhadap koloni biakan yang dihasilkan yang
menandakan berarti, biakan tersebut satu jenis/menjadi biakan murni.
Walaupun ada sedikit perbedaan pada bagian tepi koloni pada koloni I dan
koloni II.

4. Menurut Anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?

Jawab :
Bisa,karena isolasi mikroba merupakan suatu cara untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur
murni atau biakan murni. Namun setiap bakteri tidak semuanya dapat
diisolasikan dalam media agar lempeng, misalnya ada bakteri yang
diisolasikan pada media agar tegak, karena lebih mudah dilakukan dari pada
metode agar lempeng. Ada bakteri yang tidak dapat tumbuh pada agar cawan
(medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair, sehingga harus
menggunakan metode isolasi medium cair. Ada juga metode isolasi sel
tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar
yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair.

37

5.

Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada
populasi mikroba terpilih?

Jawab :
Karema, agar ose tidak terkontaminasi dengan mikroba yang lainnya yang
tidak kita kehendaki untuk di inokulasi, sehingga mikroba yang tumbuh
hanyalah mikroba yang diinginkan saja yang menempel pada jarum ose. Jika
jarum ose sudah terkontaminasi, maka nanti akan lebih sulit lagi pada saat
akan melakukan isolasi pada mikroba tersebut.

38

Widi Ridwanto
230110130148

PENDALAMAN
1.

Jelaskan oleh anda kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegagalan
pembuatan biakan murni mikroba!
JAWAB :


Kegagalan dalam melakukan pengenceran
Ketika membuat inokulan, haruslah dilakukan pengenceran agar
mikroba tidak terlalu menumpuk. Namun apabila pengenceran
dilakukan terlalu banyak dengan kata lain larutan mikroba yang akan
di inokulan terlalu encer. Atau pengenceran terlalu sedikit sehingga



mikroba menjadi terlalu padat
Kegagalan dalam melakukan penuangan
Pada saat penuangan, sampel dan medium tidak dalam keadaan steril,
yaitu ketika dituangkan tidak didekatkan pada api Bunsen dan diputar
360 derajat. Yang menyebabkan media atau sampel mikroba



terkontaminasi.
Kegagalan dalam melakukan penggoresan
Penggoresan dilakukan untuk mengisolasi mikroba. Arah goresan
yang tidak sesuai dengan ketentuan. Tidak sterilnya jatum ose, dan
penggoresan yang merusak medium agar juga dapat menyebabkan
kegagalam dalam membuat biakan mikroba

2.

Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat melakukan
isolasi mikroba?
JAWAB


Karena jika dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat
melakukan isolasi, mikroba akan sulit untuk diisolasi. Akibat dari
pengenceran pada inokulan adalah rusaknya strukur atau terpisahnya
struktur koloni mikroba yang akan diidentifikasi.

39

3.

Apakah hasil isolasi yang anda lakukan belum berhasil mendapatkan biakan
murni. Jelaskan alasan anda!
JAWAB


Berhasil. Karena mikroba yang kami isolasi cenderung memiliki
karakteristik yang sama jika dilihat dari bentuk koloninya, walaupun
bentuk tepi koloni sedikit berbeda.

4. Menurut anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau miring?
JAWAB


Tentu saja bisa, isolasi mikroba yang bertujuan untuk memisahkan
mikroba dari inokulan yang media pemisahannya dapat disesuaikan
dengan karakteristik dari mikroba yang akan di isolasi. Dan tetap
dilakuakn pengenceran. Ada jenis bakteri yang dapat diisolasi dengan
metode agar lempeng, ada jenis bakteri yang dapat diisolasi dengan
metode agar tegak, ada jenis bakteri yang dapat diisolasi dengan
metode agar miring.

5.

Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada
populasi mikroba terpilih?
JAWAB


Penempelan ose hanya pada ditempelkan pada mikroba yang terpilih,
karena ose digunakan untuk mengambil biakan murni yang akan
diisolasi. Sehinggahanya ditempelkan pada biakan yang terpilih, jika
ditempelkan pada mikroba yang lainnya, maka isolasi sulit dilakukan
jika ada mikroba jenis lain yang terbawa.

40

Fauziah Arini Shaqina
230110130085
PENDALAMAN
Untuk meningkatkan pemahaman mengenai kegiatan isolasi mikroba yang
telah dilaksanakan, maka praktikan wajib menjawab pertanyaan berikut ini.

1. Jelaskan oleh Anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan kegagalan
pembuatan biakan murni mikroba.
a. Kesalahan teknik dalam pemindahan bakteri
b. Alat tidak steril karena kurangnya waktu inkubasi
c. Adanya faktor kesalahan pada saat penggoresan
d. Faktor pertumbuhan biakan murni yang terlalu ditekan media agarnya
2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat melakukan
isolasi mikroba?
Karena pengenceran merupakan salah satu teknik inokulasi, metode
pengenceran → mengencerkan suatu suspense yang berupa campuran
bermacam-macam spesies kemudian diencerkan dalam suatu tabung.
3. Apakah hasil isolasi yang Anda lakukan belum berhasil mendapatkan biakan
murni. Jelaskan alasan Anda?
Berhasil. Biakan murni satu warna.
4. Menurut Anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?
Tidak bisa, karena media agar tegak merupakan media agar setengah padat
dalam tabung reaksi, digunakan untuk menguji gerak bakteri setara
mikroskopis. Dan agar miring digunakan untuk menumbuhkan dan
menyimpan biakan murni sebagai stock biakan murni.
5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada populasi
mikroba terpilih?
Karena pada jarum ose digunakan untuk memindahkan biakan atau
dibiakan atau ditumbuhkan ke media yang baru, sehingga pada inokulasi
hanya ditujukan untuk mikroba tertentu yang akan di inokulasi.

41

Aldwin Rahadian N
230110130084
Pendalaman
1. Jelaskan oleh Anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan
kegagalan pembuatan biakan murni mikroba!

Kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan kegagalan pembuatan
biakan murni mikroba diantaranya ialah kurang sterilnya peralatan
praktikum dan kemungkinan yang kedua ialah kesalahan pada saat
melakukan teknik isolasi agar, cawan petri dibiarkan terlalu terbuka yang
menyebabkan kontaminan masuk ke dalam cawan petri tersebut.
2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat
melakukan isolasi mikroba?

Karena proses isolasi hanya dilakukan untuk membiakkan mikroba yang
diinginkan saja, sehingga untuk proses isolasi mikroba tidak memerlukan
proses pengenceran.
3. Apakah hasil isolasi yang Anda lakukan belum berhasil mendapatkan
biakan murni? Jelaskan alasan Anda!

Sudah,karena hasil dari inkubasi sistem pencernaan ikan kembung yang
diisolasi hanya 1 warna dan dapat disimpulkan bahwa sudah berhasil.
4. Menurut Anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bisa dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?

Isolasi mikroba hanya dapat dilakukan pada media agar lempeng karena
media agar tegak atau agar miring hanya dapat digunakan untuk
melakukan proses inokulasi.
5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada
populasi mikroba terpilih?

Karena untuk mendapatkan biakkan murni, maka ose hanya ditempelkan
pada populasi mikroba yang terpilih saja.

42

Raden Nadya D.H
230110130103

PENDALAMAN

1. Jelaskan oleh Anda, kemungkinan apa yang dapat menyebabkan
kegagalan pembuatan biakan murni mikroba.

Penyebab terjadinya kegagalan biakan murni mikroba dapat disebabkan
oleh beberapa faktor, diantaranya kurang sterilnya alat-alat yang
digunakan, pakaian praktikan dan kesalahan dalam metode isolasi mikroba
sehingga lingkungan ketika isolasi dapat mudah tercemar.Untuk metode
seperti cawan gores yang diperlukan keahlian pun kurang keahlian
sehingga isolasi mikroba dengan metode tersebut dilakukan tidak sesuai
prinsip.

2. Mengapa tidak dilakukan proses pengencerann inokulan pada saat
melakukan isolas imikroba.

Inokulasi adalah proses pemindahan suatu biakan dari suatu tempat berupa
tabung reaksi ketempat lain dengan tujuan untuk mengembangbiakan.
Sedangkan isolasi adalah pemisahan mikroba tertentu dari lingkungannya
sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Proses inokulasi harus
dilakukan secara hati-hati agar biakan mikroba yang diinginkan tidak
tercampur dengan mikroba lainnya ketika proses isolasi. Proses
pengenceran inokulan dilakukan sebelum isolasi mikroba karena agar
terhindar dari percampuran mikroba lain dan agar inokulasi berhasil.

3. Apakah hasil isolasi yang anda lakukan belum berhasil mendapatkan
biakan murni. Jelaskan alas an Anda!

Berhasil, karena biakan murni yang dihasilkan satu warna yang
menandakan sejenis.

43

4. Menurut Anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng tidak bias dilakukan pada media agar tegak atau agar miring?

Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan media lempeng, tegak dan miring
tergantung dengan jenis mikroba dan tujuan isolasi yang diinginkan.

5. Mengapa proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada populas
imikroba terpilih?

Karena agar jarum ose tersebut hanya memindahkan mikroba yang
diinginkan, tidak dengan mikroba lainnya dalam proses biakan murni.

44

Riza Fauzi S
230110130115

PENDALAMAN

1. Jelaskan oleh Anda, Kemungkinan apa yang dapat menyebabkan
kegagalan pembuatan biakan murni mikroba

Jawab: kegagalan biakan murni mikroba dapat disebabkan oleh beberapa
factor diantaranya: kurang sterilnya alat-alat yang digunakan dan pakaian
praktikan dan kesalahan dalam metode isolasi mikroba sehingga
lingkungan ketika isolasi dapat tercemar. Untuk metode seperti ini cawan
garis yang diperlukan keahlian pun kurang diperhatikan sehingga isolasi
mikroba dengan metode tersebut dilakukan tidak tepat sesuai prinsip
2. Mengapa tidak dilakukan proses pengenceran inokulan pada saat
melakukan isolas imikroba?

Karena isolasi mikroba merupakan suatu cara untuk memisahkan atau
memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga di peroleh kultur
murni atau biakan murni apabila dilakukan pengenceran mikroba akan
lepas dari subtractnya kedalam air dan mengurangi kepadatan bakteri yang
ditanam.
3. Apakah hasil isolasi yang anda lakukan belum berhasi lmendapatkan
biakan murni. Jelaskan alasan anda.

Ada factor kegagalan dalam mengisolasi pertumbuhan mikroba, seperti
terlalu menekan media agar ketika proses inkubasi, ketika melakukan
pemindahan mikroba dari suatu tempat ketempat lain, adanya kekurangan
suatu waktu pada pengambilan bakteri dan serta prosesnya tidak akan
stabil
4. Menurut anda, apakah isolasi mikroba hanya dilakukan pada media agar
lempeng, tidak bias dilakukan pada media media agar tegak atau agak
miring?

45

Isolasi mikroba dapat dilakukan dengan media lempeng,tegak,dan miring.
Tergantung dengan jenis mikroba dan tujuan isolasi yang diinginkan
5. Mengapa pada proses inokulasi mikroba, ose hanya ditempelkan pada
populasi mikroba terpilih?

Karena jarum ose hanya di tempelkan pada populasi mikroba yang
bertujuan di gunakan untuk menggores sebelumnya pada sisi cawan kedua

46

V.

Hasil Praktikum Kelas
Tabel 1.
Biakan yang Tumbuh

Kelompok Cawan
Petri
I
1

Murni


Campuran

Keterangan
Berhasil, tidak ada
kontaminasi, warna

II

1

semua sama putih.



Berhasil, tidak terdapat
warna lain. Tekstur sama,
segingga bisa dikatakan

III

IV

1

1

tidak terkontaminasi.



Berhasil, tidak terjadi
percampuran.



Berhasil, biakan hanya
satu warna, tidak terjadi

V



1

percampuran.
Terdapat warna biakan
yang berbeda yaitu setetes
warna kuning.

VI

1

VII

1

VIII



Berhasil,


1

1

sama

tidak ada campuran.
Terdapat kontaminasi dari
mikroba

IX

warna

lain

yang

berwarna kuning.



Berhasil, warna biakan
sama walaupun bentuk

X



1

tepian koloni berbeda.
Ada percampuran
mikroba.

47

Tabel 2.
Kel

Sampel

1

Air Cucian
Ikan

2

3

4

5

6

7

Air Cucian
Ikan

Air Cucian
Ikan

Air cucian
ikan

Insang

Insang

Insang

Pengenc
Bentuk Koloni
eran
Koloni 1
Koloni 2
-1
Bentuk Koloni : round
Bentuk Koloni : Filamentous
10

10-2

-3

10

10-4

10-4

10-4

10-5

Tepi Koloni : lobate

Tepi Koloni : wavy

Permukaan Koloni : smooth
Bentuk Koloni :

Permukaan Koloni : smooth
Bentuk Koloni :

Tepi Koloni :

Tepi Koloni :

Permukaan Koloni :
Bentuk Koloni :

Permukaan Koloni :
Bentuk Koloni :

Tepi Koloni :

Tepi Koloni :

Permukaan Koloni :
Bentuk Koloni : irregular

Permukaan Koloni :
Bentuk Koloni : round

Tepi Koloni : lobate

Tepi Koloni : smooth

Permukaan Koloni : smooth,

Permukaan Koloni : smooth

Bentuk Koloni :

Bentuk Koloni :

Tepi Koloni :

Tepi Koloni :

Permukaan Koloni :

Permukaan Koloni :

Bentuk Koloni : Irregular

Bentuk Koloni : Irregular

Tepi Koloni : Filamentous

Tepi Koloni : curled

Permukaan Koloni : wrinkled

Permukaan Koloni : wrinkled

Bentuk Koloni : Round

Bentuk Koloni : Round

Tepi Koloni : Lobate

Tepi Koloni : Lobate

Permukaan Koloni : Wrinkled

48

Permukaan Koloni : Wrinkled

8

9

10

Pencernaan
Ikan

Pencernaan
Ikan

Pencernaan
Ikan

10-4

10-5

10-6

Bentuk Koloni : Punctform

Bentuk Koloni : Punctform

Tepi Koloni : Lobate

Tepi Koloni :Smooth

Permukaan Koloni : Smooth

Permukaan Koloni : Smooth

Bentuk Koloni : round

Bentuk Koloni : round

Tepi Koloni : curled

Tepi Koloni : smooth

Permukaan Koloni : smooth
Bentuk Koloni : irregular

Permukaan Koloni : smooth
Bentuk Koloni : irregular

Tepi Koloni : lobate

Tepi Koloni : curled

Permukaan Koloni : smooth

Permukaan Koloni : smooth

49