MAKALAH TEKNOLOGI PENDIDIKAN TEORI BELAJ

MAKALAH
TEKNOLOGI PENDIDIKAN, TEORI BELAJAR,
DAN PRINSIP-PRINSIP BELAJAR SERTA IMPLEMENTASINYA
DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
UntukmemenuhitugasmatakuliahTeknologiPembelajaran
DosenPengampuProf. Dr. Soetarno, M.Pd.

Disusun oleh:
Mohamad Iqbal Nur Syamsi K7614032
Nur Aini

K7614035

Pelangi Atha Amalya

K7614036

Suci Rahmadani

K7614053


Pendidikan Ekonomi / B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016

1

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah yang berjudul
Teknologi Pendidikan, Teori Belajar, dan Prinsip-Prinsip Belajar serta
Implementasinya dalam Pembelajaran Ekonomi. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan hal
ini antara lain karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu.
Surakarta, 14 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................
...................................................................................................................................i

2

KATA PENGANTAR...............................................................................................
..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................
......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
......................................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................
......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Teknologi Pembelajaran.................................................................
......................................................................................................................3
B. Peran Teknologi Pembelajaran dalam Belajar dan Pembelajaran Ekonomi. .
......................................................................................................................6
C. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran dan Implementasinya dalam
Pembelajaran Ekonomi..................................................................................
......................................................................................................................8
D. Prinsip-Prinsip Belajar atau Pembelajaran dan Implementasinya dalam
Pembelajaran Ekonomi..................................................................................
....................................................................................................................17
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................
....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
................................................................................................................................28
....................................................................................................................................

3

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teknologi pembelajaran (instructional technology) merupakan suatu
bidang kajian khusus (spesialisasi) ilmu pendidikan dengan obyek formal
”belajar” manusia secara pribadi atau yang tergabung dalam suatu organisasi.
Belajar tidak hanya berlangsung dalam lingkup persekolahan (lembaga
pendidikan) ataupun pelatihan, melainkan juga pada organisasi misalnya
keluarga, masyarakat, dunia usaha, bahkan pemerintahan. Belajar tidak hanya
dilakukan oleh dan untuk individu, melainkan oleh dan untuk kelompok, bahkan
oleh organisasi secara keseluruhan. Belajar itu ada di mana saja, kapan saja dan
pada siapa saja, mengenai apa saja, dengan cara dan sumber apa saja yang sesuai
dengan kondisi dan keperluan atau kebutuhan (Miarso, 2004: 193-194). Oleh
karena itu teknologi pembelajaran berupaya untuk memacu (merangsang) dan
memicu (menumbuhkan) belajar. Maksudnya menekankan pada hasil belajar dan
menjelaskan bahwa belajar adalah tujuannya dan pembelajaran adalah sarana
untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Hamalik (2015: 27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or
strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar

bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.
Sesuai dengan teori belajar behaviourisme, yaitu pembelajaran yang dilakukan
menekankan adanya perubahan perilaku pada peserta didik setelah mengikuti
pembelajarannya. Teori pembelajaran yang dilakukan harus sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat
sesuai dengan rancangan dan tujuan yang telah dirancang sebelumnya. Oleh
karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya
tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan
menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi muris-muridnya.
B. Rumusan Masalah

4

1. Bagaimana landasan teknologi pembelajaran?
2. Bagaimana peran teknologi pembelajaran dalam belajar dan pembelajaran
ekonomi?
3. Bagaimana teori-teori belajar/pembelajaran dalam implementasinya
dalam pembelajaran ekonomi?
4. Bagaimana prinsip-prinsip belajar/pembelajaran dan implementasinya

dalam pembelajaran ekonomi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui landasan teknologi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui peran teknologi pembelajaran dalam belajar dan
pembelajaran ekonomi.
3. Untuk mengetahui teori-teori belajar/pembelajaran dalam implementasinya
dalam pembelajaran ekonomi.
4. Untuk

mengetahui

prinsip-prinsip

belajar/pembelajaran

implementasinya dalam pembelajaran ekonomi.

5

dan


BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teknologi Pembelajaran
1. Pengertian Teknologi Pembelajaran
Teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai cara sistematis dalam
merancang, mengembangkan, memanfaatkan, mengelola, dan mengevaluasi
proses-proses dan sumber-sumber untuk belajar (Anitah, 2009: 3). Menurut
Erwinsyah (2015: 16) “… teknologi pendidikan adalah proses yang rumit dan
terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk
menganalisis dan mengolah masalah, kemudian menggunakan, mengevaluasi,
dan mengelola seluruh upaya pemecahan masalahnya yang termasuk dalam
seluruh aspek belajar (manusia)”.
Dalam teknologi pendidikan, unsur intinya adalah belajar dan sumbersumber untuk keperluan belajar itu. Namun dua unsur tersebut belum
menjamin adanya teknologi pendidikan. Masih diperlukan unsur lain yaitu
dipakainya pendekatan sistem dan adanya pengelolaan atas sebuah kegiatan
(Anitah, 2009: 3).
Teknologi pendidikan menurut Januszweski dan Molenda (2008),
bahwa teknologi pendidikan merupakan suatu studi dan praktik etis yang
memfasilitasi belajar dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan,

menggunakan, dan mengelola proses-proses dan sumber-sumber teknologi
yang sesuai, artinya teknologi pendidikan bertujuan membantu peserta didik
belajar.
The Commission on Instructional Technology

mendefinisikan

teknologi pembelajaran dalam dua cara: yaitu 1) sebagai media yang lahir
dari hasil revolusi komunikasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran
misalnya buku teks dan papan tulis. 2) sebagai cara perancangan yang
sistematik dalam menyampaikan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar
secara total dalam pola tujuan pembelajaran khusus, berdasarkan pada
penelitian belajar dan komunikasi manusia, dan juga kombinasi antara
sumber belajar manusia dan bukan manusia yang akan membawa pada
pembelajaran lebih efektif. Teknologi pembelajaran adalah “sebuah usaha

6

dengan atau tanpa mesin, yang tersedia atau yang dimanfaatkan, untuk
memanipulasi lingkungan individu sehingga diharapkan dapat terjadi

perubahan perilaku atau hasil belajar yang lain.
Teknologi pendidikan adalah Penelitian dan aplikasi terhadap ilmu
perilaku dan teori pembelajaran, dan penggunaan pendekatan sistem untuk
menganalisis, mendesain, mengembangkan, menerapkan, mengevaluasi, dan
mengatur penggunaan teknologi untuk membantu menyelesaikan masalah
pembelajaran. Istilah teknologi instruksional seringkali bertukar tempat
dengan istilah teknologi pendidikan, namun teknologi instruksional lebih
menekankan pada pendekatan ilmiah dan sistematis terhadap penyelesaian
masalah instruksional, dan teknologi pendidikan fokus kepada penggunaan
dan

pendayagunaan

seni

dan

teknologi

untuk


mendukung

pembelajaran.Commission on Instruction Technology (CIT) 1970, Teknologi
Pembelajaran merupakan usaha sistematik dalam merancang, melaksanakan,
dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar untuk suatu tujuan khusus, serta
didasarkan pada penelitian tentang proses belajar dan komunikasi pada
manusia yang menggunakan kombinasi sumber manusia dan manusia agar
belajar dapat berlangsung efektif.
Definisi keduanya telah memberikan gambaran secara jelas bahwa
keduanya memiliki sebuah hubungan yang erat, karena kedua istilah ini
merupakan bagian penting dalam sebuah pendidikan, teknologi pendidikan
digunakan untuk memberikan pengalaman belajar yang baru bagi semua
orang dan membantu orang untuk mendapatkan pendidikan baik dalam
formal maupun nonformal, dan teknologi pembelajaran pun memiliki
karakteristik yang serupa.Perbedaan keduanya terdapat pada substansi yang
dilakukan, jika teknologi pendidikan cakupannya sangat luas karena apa pun
yang berhubungan dengan pendidikan akan dijadikan sebagai bagian dari
teknologi pendidikan sedangkan teknologi pembelajaran cakupannya sedikit
lebih sempit, karena lebih dominan dalam proses pembelajaran, yang berarti

ada dalam dunia pendidikan formal (Erwinsyah, 2015: 17-18).
2. Kawasan Teknologi Pembelajaran

7

Lima kawasan dari bidang teknologi pembelajaran menurut definisi
tahun 1994 dalam Lestari (2015: 7) terdiri dari:
a. Kawasan Desain
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan
tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Kawasan Desain meliputi
empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu : Desain Sistem
Pembelajaran,

Desain Pesan, Strategi Pembelajaran, Karakteristik

Pembelajar.
b. Kawasan Pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke
dalam bentuk fisik, di dalamnya meliputi : teknologi cetak, teknologi
audio-visual, teknologi berbasis komputer, dan teknologi terpadu.
c. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber
untuk belajar. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai
tanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan bahan dan
aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar dapat berinteraksi
dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama
kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta
memasukannya

ke

dalam

prosedur

oragnisasi

yang

berkelanjutan.Pemanfaatan Media yaitu penggunaan yang sistematis dari
sumber belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan
keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Prinsipprinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pembelajar.
Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual
atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber
belajar.
d. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi Pengelolaan sumber,Pengelolaan system
penyampaian, danPengelolaan informasi. Pengelolaan sumber; mencakup
perencanaan, pemantauan dan pengendalian sistem pendukung dan

8

pelayanan sumber. Pengelolaan sumber memliki arti penting karena
mengatur pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup
personil keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas dan sumber pembelajaran.
Sumber pembelajaran mencakup semua teknologi yang telah dijelaskan
pada kawasan pengembangan. Efektivitas biaya dan justifikasi belajar
yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan
sumber.Pengelolaan

sistem

penyampaian;

meliputi

perencanaan,

pemantauan pengendalian “cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran
diorganisasikan” Hal tersebut merupakan suatu gabungan antara medium
dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi
pembelajaran kepada pembelajar.
e. Kawasan Penilaian
Penilaian

merupakan

proses

penentuan

memadai

tidaknya

pembelajaran dan belajar, mencakup : analisis masalah; pengukuran acuan
patokan; penilaian formatif; dan penilaian sumatif.Dalam kawasan
penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, proyek, dan
produk.
B. Peran Teknologi Pembelajaran dalam Belajar dan Pembelajaran
Ekonomi
Teknologi pembelajaran dalam belajar dan pembelajaran memiliki peran
sebagai pemecah masalah dalam proses pembelajaran. Menurut Lestari (2015: 12)
pemecahan masalah pembelajaran tersebut dilakukan dengan cara:
1. Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi,
menejemen, psikologi dan rekayasa.
2. Dengan cara memperhatikan dan mengkaji semua kondisi dan saling
berkaitan di antara semuanya.
3. Menggunakan

teknologi

sebagai

proses

dan

produk

untuk

membantu memecahkan masalah belajar.
Pemecahan masalah dalam kegiatan pembelajaran ekonomi dapat
dilakukan

oleh

guru

ketika

menyusun

RPP

(Rancangan

Pelaksanaan

Pembelajaran). Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, Guru bisa memilih

9

kurikulum, pendekatan, manajemen waktu, media, dan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik peserta didik. Sebagai contoh dalam pembelajaran
ekonomi adalahpemecahkan masalah pembelajaran konsep manajemen:
1. Guru menetapkan prosedur pengembangan pembelajaran, struktur dan
muatan, kalender pendidikan, silabus, perangkat pembelajaran dan
RPP sesuai dengan kurikulum yang berlaku, yaitu Kurikulum 2013
(K13).
2. Penerapan prosedur pengembangan pembelajaran dalam penyusunan
bahan belajar, modul, buku teks atau buku elektronik (e-book) yang
sesuai dengan silabus materi konsep manajemen.
3. Penerapan metode pembelajaran yang lebih menekankan kepada
penerapan teori-teori belajar mutakhir. Dalam kurikulum K13
diharapkan guru lebih banyak menerapkan metode pembelajaran
scientific yang meliputi 5M, yaitu :
a. Mengamati:
peserta didik mengamati materi pengertian manajemen, sejarah
dan perkembangan manajemen, peran manajemen, fungsi manajemen,
dan tujuan manajemen melalui tayangan power poin yang disajikan
guru melalui LCD
b. Menanya:
1) Guru meminta peserta didik menanggapi materi yang
disampaikan guru.
2) Siswa menanggapi materi yang disampaikan guru, dengan
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
3) Guru memberikan jawaban atas pertanyaan yang disampaikan
oleh siswa
c. Mencoba :
Peserta didik diminta untuk mengerjakan latihan soal dari buku
paket materi manajemen
d. Menalar:

10

Peserta didik diminta mencari jawaban latihan soal dari internet
atau buku lain
e. Mengkomunikasikan.
1) Peserta didik diminta untuk mempresentasikan jawabanya di
depan kelas
2) Guru mengkoreksi jawaban dari siswa
4. Mengembangkan strategi pembelajaran. Untuk menciptakan proses
pembelajaran konsep manajemen guru bisa mengkolaborasikan
pembelajaran scientific dengan tekhnik pembelajaran yang aktif,
kreatif,efektif dan menyenangkan (PAKEM). Guru bisa merancang
kegiatan mengamati, diskusi, tanya jawab, dan tugas-tugas yang
bervariasi untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif.
Sebagai contoh dalam pembelajaran ekonomi konsep manajemen
adalah Siswa diminta untuk berdiskusi seputar materi yang akan
dibahas hari ini yaitu seputar manfaat, hambatan dan konsep
manajemen.
5. Penggunaan media pembelajaran seperti Lembar Kegiatan siswa,
LCD, Laptop, Slide materi powerpoint, Spidol, Papan tulis untuk
menunjang kegiatan pembelajaran konsep manajemen.
Ketika guru merancang proses pembelajaran yang baik maka teknologi
pembelajaran yang meliputi merancang, menerapkan, dan mengevaluasi seluruh
proses kegiatan belajar mengajar akan memberikan perannya dalam memperbaiki
proses belajar dan pembelajaran ekonomi.
C. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran dan Implementasinya dalam
Pembelajaran Ekonomi
1. Teori Behaviourisme
“…Merupakan suatu aliran atau pandangan yang menekankan adanya
perubahan perilaku pada peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar”
(Anitah, 2009: 4). Implikasi teori behaviourisme dalam pelaksanaan
pembelajaran ekonomi dalam materi Akuntansi Perusahaan Dagang dengan
menggunakan model pembelajaran Think Pair and Share, dengan rincian

11

dibawah ini:
a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit):
1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Guru mengkondisikan kelas agar tenang dan siap untuk
mengikuti pelajaran.
3) Guru mempersilahkan ketua kelas/wakil ketua kelas untuk
memimpin doa.
4) Guru mengecek kehadiran siswa dan mencatat siswa yang
tidak hadir dalam jurnal kelas.
5) Guru memberikan apersepsi dengan cara mengilustrasikan
kegiatan diperusahaan dagang dimana ada pencatatan aliran
kas sangat diperlukan dalam suatu perusahaan.
b. Kegiatan Inti (105 menit)
1) Mengamati:
a) Guru menampilkan materi akuntansi perusahaan dagang
mengenai jurnal umum.
2) Menanya:
a) Peserta didik menanggapi materi yang ditampilkan guru.
b) Guru memancing peserta didik untuk bertanya materi yang
disampaikan.
3) Mengumpulkan data:
a) Guru membagikan lembar kerja yang berisi 10 soal
transaksi tentang jurnal umum perusahaan dagang untuk
masing-masing peserta didik dan didiskusikan secara
berpasangan dengan teman sebangku.
4) Menalar:
a) Setiap pasangan mendiskusikan soal yang telah diberikan
namun tetap dikerjakan secara individu.
5) Mengomunikasikan:
a) Guru meminta peserta didik untuk mengerjakan soal di
papan tulis.

12

b) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengoreksi
jawaban yang ada di depan kelas.
c) Guru memberikan tambahan atau klarifikasi terhadap
jawaban/ pendapat dari peserta didik.
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
1) Peserta didik membuat simpulan dari materi yang telah
diajarkan.
2) Guru meluruskan/ mengklarifikasi mengenai simpulan yang
disampaikan peserta didik.
3) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan yang akan datang mengenai pencatatan buku besar
perusahaan dagang.
4) Guru meminta peserta didik untuk membaca materi terkait
pencatatan buku besar untuk perusahaan dagang.
5) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan salam.
Inti dari teori behaviourisme adalah ketika peserta didik mengalami
perubahan perilaku setelah melakukan pembelajaran. Dalam implikasi diatas
telah jelas bahwa setelah peserta didik mengikuti materi akuntasi perusahaan
dagang terkait jurnal umum, diharapkan siswa bisa membuat dan menerapkan
jurnal umum.
2. Teori Kognitivisme
“Menurut

teori

ini,

belajar

adalah

perubahan

presepsi

dan

pemahaman… (Anitah, 2009: 7)”. Implikasi teori kognitivisme dalam
pelaksanaan pembelajaran ekonomi dalam materi permintaan dan penawaran
dengan menggunakan model pembelajaran Demonstration, dengan rincian
dibawah ini:
a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit):
1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Guru mengkondisikan kelas agar tenang dan siap untuk
mengikuti pelajaran.

13

3) Guru mempersilahkan ketua kelas/wakil ketua kelas untuk
memimpin doa.
4) Guru mengecek kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak
hadir dalam jurnal kelas.
5) Guru memberikan apersepsi dengan cara mengilustrasikan
kegiatan dipasar dimana ada penjual yang melakukan
penawaran, dan pembeli yang melakukan permintaan.
b. Kegiatan Inti (105 menit)
1) Mengamati:
a) Guru menampilkan video kegiatan pasar.
b) Peserta didik mengamati video yang ditampilkan guru.
2) Menanya:
a) Peserta didik menanggapi video yang ditampilkan guru.
b) Guru memancing peserta didik untuk bertanya terkait video
yang ditampilkan dan mempersilahkan peserta didik yang
lain untuk menjawab.
3) Mengumpulkan data:
a) Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok, yang membahas
materi: Permintaan dan Penawaran.
b) Peserta didik diminta untuk mencari materi terkait
permintaan dan penawaran.
4) Menalar:
a) Setiap kelompok ditugaskan untuk membuat skenario yang
terkait dengan materi permintaan dan penawaran secara
mendalam untuk diperankan didepan kelas.
5) Mengomunikasikan:
a) Guru meminta peserta didik untuk mendemonstrasikan
skenario yang telah dibuat kelompok.
b) Peserta

didik

diberi

kesempatan

untuk

pendemonstrasian kelompok yang maju.

14

mengoreksi

c) Guru memberikan tambahan atau klarifikasi terhadap
penampilan dari peserta didik.
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
1) Peserta didik membuat simpulan dari demonstrasi yang telah
dilakukan.
2) Guru meluruskan/ mengklarifikasi mengenai simpulan yang
disampaikan peserta didik.
3) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan

yang

akan

datang

mengenai

faktor-faktor

permintaan dan penawaran.
4) Guru meminta peserta didik untuk membaca materi terkait
faktor-faktor permintaan dan penawaran.
5) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan salam.
Inti dari teori kognitivisme adalah ketika peserta didik mengalami
perubahan presepsi dan pemahaman. Dalam implikasi diatas telah jelas bahwa
setelah peserta didik mengikuti materi permintaan dan penawaran dan
mendemonstrasikan didepan kelas, peserta didik diharapkan mampu menawar
suatu barang dengan harga yang minimum dan peserta didik mampu melihat
peluang dan mengambil sikap untuk menawarkan barang kepada calon
konsumen.
3. Teori Konstruktivisme
“Teori ini menempatkan posisi peserta didik untuk membangun
pengetahuannya sendiri secara aktif…” (Anitah, 2009: 13). Implikasi teori
kognitivisme dalam pelaksanaan pembelajaran ekonomi dalam materi
kewirausahaan

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

Group

Investigation dimana langkah-langkah model pembelajaran ini terdiri dari:
pemilihan topik, perencanaan yang kooperatif, implementasi, analisis dan
sintesis, presentasi hasil final, dan evaluasi (Asmani, 2016: 127-129).
Selanjutnya implikasi terkait model pembelajaran Group Investigation
contohnya adalah pada materi kewirausahaanakan dijelaskan secara rinci
sebagai berikut:

15

a. Kegiatan Pendahuluan (15 menit):
1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Guru mengkondisikan kelas agar tenang dan siap untuk
mengikuti pelajaran.
3) Guru mempersilahkan ketua kelas/wakil ketua kelas untuk
memimpin doa.
4) Guru mengecek kehadiran siswa dan mencatat siswa yang
tidak hadir dalam jurnal kelas.
5) Guru memberikan apersepsi dengan cara mengilustrasikan
kesuksesan wirausahawan yang inovatif dan berani mengambil
risiko.
b. Kegiatan Inti (105 menit)
1) Mengamati:
a) Guru menampilkan video profil wirausahawan dalam home
industry.
b) Peserta didik mengamati video yang ditampilkan guru.
2) Menanya:
a) Peserta didik menanggapi video yang ditampilkan guru.
b) Guru memancing peserta didik untuk bertanya terkait video
yang ditampilkan dan mempersilahkan peserta didik yang
lain untuk menjawab.
3) Mengumpulkan data:
a) Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok
membuat

proposal

kewirausahaan

yang akan
dan

untuk

diimplementasikan.
b) Peserta didik diminta untuk mencari refeerensi-referensi
bidang kewirausahaan.
4) Menalar:
a) Setiap kelompok ditugaskan untuk membuat proposal
kewirausahaan yang inovatif dengan memperhatikan dan
menganalisa pasar/ sasaran dan faktor-faktor lainnya.

16

5) Mengomunikasikan:
a) Guru meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil
proposal di depan kelas.
b) Guru meminta peserta didik untuk memperdagangkan
produk yang dihasilkan di “Pekan Wirausaha”.
c) Peserta didik diberi kesempatan untuk mengevaluasi
kelompok lainnya.
d) Guru memberikan evaluasi terkait proposal dan produk
yang dihasilkan peserta didik.
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
1) Peserta

didik

membuat

simpulan

terkait

pentingnya

berwirausaha.
2) Guru meluruskan/ mengklarifikasi mengenai simpulan yang
disampaikan peserta didik.
3) Guru menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk
pertemuan yang akan datang mengenai evaluasi kewirausahaan
hari ini.
4) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan salam.
Inti dari teori konstruktivisme adalah ketika peserta didik mampu
untuk membangun pengetahuannya sendiri secara aktif. Dalam implikasi
diatas telah jelas bahwa setelah peserta didik mengikuti materi kewirausahaan
dengan

mengimplementasikannya

langsung,

peserta didik

diharapkan

kedepannya mampu untuk membangun pengetahuannya sendiri secara aktif
membentuk kelompok atau tim dan mengembangkan suatu usaha untuk
memperoleh keuntungan.
4. Teori Belajar Humanistik
“…Teori belajar ini berhasil apabila peserta didik sudah mampu
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri” (Rachmawati dan Daryanto,
2015: 77). Implikasi teori humanistik dalam pelaksanaan pembelajaran
ekonomi dalam materi pelaku ekonomi dengan menggunakan model
pembelajaran Examples non examples dimana langkah-langkah model

17

pembelajaran ini terdiri dari: guru menampilkan video di LCD, memberi
kesempatan peserta didik untuk menganalisa, membuat kelompok untuk
mendiskusikan, memberi kesempatan kelompok mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas, memberi simpulan (Aqib, 2015: 17). Selanjutnya
implikasi terkait model pembelajaran exsamples non exsamples contohnya
adalah pada materi pelaku ekonomiakan dijelaskan secara rinci sebagai
berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit):
1) Guru mengawali pelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Guru mengkondisikan kelas agar tenang dan siap untuk
mengikuti pelajaran.
3) Guru mempersilahkan ketua kelas/ wakil ketua kelas untuk
memimpin doa.
4) Guru mengecek kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak
hadir dalam jurnal kelas.
5) Guru mereview materi yang telah diberikan pada pertemuan
sebelumnya yaitu tentang rumah tangga pemerintah dan
masyarakat luar negeri.
6) Guru memberikan apersepsi dengan cara mengilustrasikan
kegiatan perdagangan disuatu negara, dimana setiap pelaku
ekonomi memiliki peran masing-masing dan tergambar dalam
bagan circular flow.
b. Kegiatan Inti (90 menit)
1) Mengamati:
a) Guru menampilkan video tentang circular flow diagram.
b) Peserta didik mengamati video tentang circular flow
diagram.
2) Menanya:
a) Peserta didik menanggapi video yang ditampilkan oleh
guru.

18

b) Guru memancing peserta didik untuk bertanya terkait video
yang di tampilkan dan mempersilahkan peserta didik yang
lain untuk menjawab.
3) Mengumpulkan data:
a) Setiap peserta didik mencari materi tentang pelaku
ekonomi dan circular flow diagram pada buku atau
sumber belajar lainnya.
4) Menalar:
a) Guru meminta peserta didik untuk berdiskusi dengan
teman sebangkunya terkait arus perputaran barang dan
jasa antara RTP dan RTK, Skema arus kegiatan
pemerintah dalam perekonomian dan hubungan RTP,
RTK, RTN, Masyarakat Luar Negeri dalam circular flow
diagram.
b) Guru meminta peserta didik untuk menyusun hubungan
pelaku-pelaku ekonomi dalam circular flow diagram.
5) Mengomunikasikan:
a) Guru memberikan kesempatan pada 3 pasang peserta
didik

untuk

menggambarkan

circular

flow

dan

menjelaskannya.
b) Peserta didik diberi kesempatan untuk menyampaikan ide/
pendapatnya mengenai apa yang telah disampaikan oleh
teman yang didepan.
c) Guru memberikan tambahan atau klarifikasi terhadap
jawaban/ pendapat dari siswa.
c. Kegiatan Penutup (35 menit)
1) Guru memberi kesimpulan dari pokok bahasan mengenai arus
perputaran barang dan jasa antara RTP dan RTK, Skema arus
kegiatan pemerintah dalam perekonomian dan hubungan RTP,
RTK, RTN, Masyarakat Luar Negeri dalam circular flow
diagram.

19

2) Guru memberikan kuis kepada masing-masing peserta didik
terkait materi pelaku ekonomi sebagai acuan guru untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman peserta didik mengenai
pelaku ekonomi.
3) Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan salam.
Inti dari teori humanistik adalah ketika peserta didik mmampu memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Dalam implikasi diatas telah jelas bahwa
setelah peserta didik mengikuti materi pelaku ekonomi, peserta didik diharapkan
mampu memahami posisi dirinya dalam kegiatan ekonomi.
D. Prinsip-prinsip Belajar atau Pembelajaran dan Implementasinya dalam
Pembelajaran Ekonomi
Menurut Rachmawati dan Daryanto (2015: 47-54) pembelajaran adalah
proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan tenaga pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam perencanaan
pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat
membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat. Banyak teori dan prinsipprinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain
memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut
terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan
sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Prinsip Perhatian Dalam Motivasi
a. Belajar memerlukan perhatian
Perhatian adalah pemusatan pikiran dan mental pada satu
kegiatan/satu objek (konsentrasi) atau disebut juga khusus. Konsentrasi
dibagi menjadi dua, yaitu full concentration dan devide concentration.
Sebelum memulai pembelajaran seorang guru sebaiknya menjelaskan
terlebih dahulu kegunaan atau manfaat materi pembelajaran supaya
tumbuh rasa penting dalam diri peserta didik dan merasa butuh
terhadap materi pembelajaran tersebut, sehingga peserta didik akan
fokus dan memperhatikan materi yang disampaikan guru. Sebagai
contoh implementasi dalam kegiatan pembelajaran ekonomi adalah

20

seorang guru menjelaskan tentang pentingnya materi pengertian dan
jenis-jenis uang di Indonesia. Di indonesia uang dibagi menjadi 2,
yaitu uang kartal dan uang giral. Menghadapi perekonomian yang
semakin modern, alat pembayaran dan metode pembayaran kegiatan
transaksi antar daerah atau antar negara pasti akan semakin beranekaragam. Dengan begitu setelah guru menjelaskan kegunaan dan manfaat
materi pengertian dan jenis-jenis uang di Indonesia peserta didik akan
merasa butuh materi pembelajaran tersebut guna kegiatan transaksi
perekonomian mereka dimasa depan.
b. Belajar memerlukan motivasi
Motivasi adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu perbuatan. Ada motivasi yang lemah dan ada
motivasi yang kuat. Seorang peserta didik yang memiliki motivasi
yang kuat tentu akan lebih giat belajar berbeda dengan peserta didik
yang memiliki motivasi yang lemah, ia akan merasa malas untuk
belajar. Motivasi dipengaruhi oleh pengaruh internal (internal motive)
dan pengaruh eksternal (eksternal motive). Kedua motivasi tersebut
sangat mempengaruhi peserta didik untk mau belajar , baik di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah. Tugas seorang
guru adalah mentransformasi motivasi peserta didik dari eksternal
menjadi internal disebut sebagai transformasi motivasi. Adapun sifatsifat motivasi, adalah:
1) Instrinsik: peserta didik akan serius dan sungguh-sungguh
dalam belajar
2) Eksrinsik: sifatnya formalitas, peserta didi mau belajar
kalau ada yang menyuruh, memantau, dan sebagainya.
Tugas seorang guru adalah memindahkan dari motivasi
ekstrinsik ke instrinsik. Selanjutnya adalah implementasi motivasi
dalam kegiatan pembelajaran ekonomi pengertian dan jenis-jenis
uang. agar motivasi belajar peserta didik dapat tumbuh dengan baik
seorang guru harus berusaha:

21

a. Merancang atau menyiapkan bahan ajar yang menarik.
Dalam kegiatan pembelajaran ekonomi tersebut guru bisa
menyertakan contoh uang kartas dan giral agar peserta
didik secara real mengetahui jenis-jenisnya.
b. Mengkondisikan proses belajar aktif dengan diskusi materi
jens uang dan kegunaanya dalam kegiatan sehari-hari dan
tanya jawab antar anggota kelompok.
c. Menggunakan metode dan teknik pembelajaran yang
menyenangkan. Contohnya adalah guru mengajak peserta
didik melakukan kunjungan di bank untuk mengetahui
transaksi masyarakat dan bagaimana saja lalu lintas uang
yang ada di Indonesia.
d. Mengupayakan pemenuhan kebutuhan peserta didik di
dalam belajar (misalnya kebutuhan untuk dihargai, tidak
merasa tertekan dan sebagainya). Misalnya dalam
implementasi materi pengertian dan jenis uang di
indonesia, walaupun peserta didik umumnya hanya
memiliki contoh uang kartal (uang kertas dan logam) guru
akan memahami dan menghargai. Sebaliknya dengan
adanya kunjungan di bank yang diadakan oleh guru,
peserta didik bisa mengetahui secara nyata contoh uang
giral (cek, giro, deposito, dan sebagainya) walaupun
peserta didik belum memiliki kesempatan untuk memiliki
uang giral secara pribadi.
e. Meyakinkan

peserta

didik

bahwa

mereka

mampu

mencapai suatu prestasi. Dalam implementasi kegiatan
pembelajaran ekonomi materi pengertian dan jenis uang di
indonesia, guru bisa meyakinkan bahwa dimasa depan
nanti

peserta

didik

memiliki

kesempatan

untuk

mengembangkan suatu usaha. Kegiatan usaha mereka
pasti memiliki transaksi yang berhubungan dengan uang

22

kartal dan giral. Dengan begitu materi yang ada
diharapkan dapat diserap dengan baik oleh peserta didik
demi bekal materi dimasa yang akan datang.
f. Mengoreksi sesegera mungkin pekerjaan peserta didik dan
sesegera mungkin pula memberitahukan hasilnya kepada
peserta didik. Dalam implementasi kegiatan pembelajaran
ekonomi materi pengertian dan jenis uang, guru bisa
memberikan tugas berupa analisi jenis uang dan cara
penggunaanya dalam kegiatan transaksi ekonomi di
masyarakat ketika melakukan kegiatan kunjungan di bank.
Selepas melakukan kunjungan tugas tersebut segera
dikerjakan dan hasil pekerjaan peserta didik dikumpulkan
di pertemuan depan agar guru bisa segera mengoreksi dan
memberitahukan

nilai

hasil

pekerjaan

mereka

di

pertemuan selanjutnya.
g. Memberitahukan

nilai

dari

pelajaran

yang

sedang

dipelajari peserta didik dan menghubungkannya dengan
kehidupan nyata sehari-hari. Implementasi kegiatan
pembelajaran ekonomi materi pengertian dan jenis uang,
guru dapat menghubungkan materi pengertian dan jenis
uang dengan kehidupan masa depan peserta didik yang
pasti akan menghadapi perekonomian modern dengan lalu
lintas perekonomian yang sangat lancar dengan metode
pembayaran yang semakin praktis.
2. Prinsip keaktifan
Keaktifan dikarenakan adanya rasa ingin tahu (internal) dan
pergaulan (eksternal). Jika keaktifan peserta didik dibatasi maka akan
mengakbatkan peserta didik itu pasif. Tugas seorang guru adalah
memotivasi peserta didik untuk aktif dalam KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar). Implikasi prinsip keaktifan atau aktivitas bagi guru di dalam
proses pembelajaran adalah:

23

a. Memberikan

kesempatan

melakukan

pengamatan,

penyelidikan atau inkuri dan eksperimen. Contohnya peserta
didik diberikan kesempatan melakukan pengamatan dan
penyelidikan

di

pasar

tradisional

untuk

mengamati

implementasi teori permintaan dan penawaran barang.
b. Memberikan tugas individual dan kelompok melalui kontrol
guru. Contohnya gurur selalu memberikan tindak lanjut di
setiap akhir pertemuan berupa mengerjakan kuis, pengayaan,
soal-soal yang ada di buku paket materi pembelajaran.
c. Memberikan pujian verbal dan non verbal terhadap pserta
didik

yang

pertanyaan

memberikan
yang

respons

diajukan

oleh

terhadap
guru

pertanyaan-

saat

kegiatan

pembelajaran.
d. Memberikan kesempatan, peluang seluas-luasnya kepada
peserta didik untuk berkreativitas dalam proses pembelajaran
sehingga peserta didikbisa bereksplorasi tentang materi
pembelajaran yang sedang dibahas.
3. Prinsip keterlibatan langsung
Keterlibatan langsung bercirikan adanya konsep “learning by
doing” yang dapat diartikan “belajar sambil berbuat”. Artinya, peserta
didik diikutsertakan dalam pembelajaran agar tidak menjadi peserta didik
yang verbalistik (tahu kata tahu makna). Laboratorium merupakan salah
satu tempat untuk peserta didik terlibat langsung dalam proses
pembelajaran, digunakan sebagai tempat untuk menguji kebenaran konsep
yang telah dijelaskan didalam kelas. Namun untuk pembelajaran ekonomi
tempat nyata yang digunakan untuk meneliti teori-teori ekonomi adalah
masyarakat. Di dalam masyarakat, peserta didik dapat mengetahui secara
nyata implikasi teori-teori ekonomi yang ada. Seperti contohnya apabila
terjadi

kelangkaan

BBM

maka

seperti

apakah

permintaan

dan

penawaranya dan kenapa hal tersebut bisa terjadi. Contoh sederhana itu

24

dapat melibatkan peserta didik mengamati secara langsung fenomena
ekonomi dengan teori yang telah diajarkan.
4. Prinsip pengulangan
Teori belajar klasik yang memberikan duungan paling kuat
terhadap prinsiip belajar pengulangan ini adalah teori psikolgi daya.
Berdasarkan teori ini, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang meliputi daya berpikir, mengingat, mengamati, menghafal,
menanggapi dan sebagainya. Melalui latihan-latihan itu maka daya-daya
tersebut semakin berkembang. Implikasi prinip-prinsip pengulangan bagi
guru adalah:
a. Memilah pembelajaran yang berisi pesan yang membutuhkan
pengulangan. Contohnya teori sederhana yang sering dilupakan
adalah cateris pribus (faktor lain yang bisa mempengaruhi
permintaan selain harga). Teori permintaan yang ada akan
berubah jika cateris paribusnya berubah, dengan begitu peserta
didik diharapkan selalu mengingat bahwa cateris paribus selalu
mengikuti teori permintaan yang ada.
b. Mengembangkan soal-soal latihan yang didesain sendiri leh
guru atau mengerjakan pengayaan soal-soal buku paket sehingga
peserta didik terus melakukan pengulangan materi secara
mandiri.
c. Mengimplementasikan kegiatan-kegiatan pengulangan yang
bervariasi sehingga peserta didik lebih ingat dan menyerap
pesan dari materi yang disampaikan oleh guru.
5. Prinsip tantangan
DePorter

(2000:

23)

mengemukakan

bahwa

“Studi-studi

menunjukan bahwa peserta didik lebih banyak belajar jika pelajarannya
memuaskan, menantang serta ramah dan mereka memiliki peran di dalam
pengambilan keputusan”. Bilamana anak merasa tertantang dalam suau
pelajaran, maka ia dapat mengabaikan aktivitas lain yang dapat
mengganggu kegiatan belajarnya. Beberapa bentuk kegiatan yang dapat

25

dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk menciptakan tantangan dalam
kegiatan belajar, yaitu:
a. Merancang dan mengelola kegiatan eksperimen. Dalam
kegiatan

pembelajaran

ekonomi,

guru

bisa

mencoba

melakukan eksperimen pembuktian teori hukum ekonomi yang
ada. Sebagai contoh teori hukum ekonomi adalah hukum
pertambahan
mempraktikan

yang
hukum

semakin
tersebut

berkurang.
didalam

Guru
kelas

bisa
dengan

melibatkan peserta didik secara langsung atau mengajak
peserta

didik

melakukan

pengamatan

di

lingkungan

masyarakat.
b. Mendorong peserta didik untuk membuat kesimpulan pada
setiap sesi pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Membimbing peserta didik menemukan fakta, konsep, prinsip
dari

materi-materi

yang

telah

disampaikan

dalam

pembelajaran.
6. Prinsip balikan dan penguatan (Feed Back)
Menurut prinsip ini, peserta didik akan lebih bersemangat apabila
mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil belajar yang baik
merupakan balikan yang menyenangkan dan berpengaruh positif bagi
upaya-upaya belajar berikutnya. Sumantri dan Permana (1999: 274)
mengemukakan secara khusus beberapa tujuan dari pemberian penguatan,
yaitu:
a. Membangkitkan motivsi belajar peserta didik
b. Merangsang peserta didik berfikir lebih baik
c. Menimbulkan perhatian pesera didik
d. Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
e.

Mengendalikan dan mengubah sikap negatif peserta didik
dalam belajar kearah perilaku yang mendukung belajar.

Implikasi prinsip – prinsip balikan dan penguatan bagi guru antara
lain:

26

a. Memberikan balikan dan penguatan secara tepat, baik teknik,
waktu, maupun bentuknya. Kegiatan ini bisa dilakukan guru
ketika kegiatan diskusi masalah ekonomi sedang dilakukan,
guru bisa memberikan penguatan secara tepat jawaban
presentator untuk menjawab pertanyaan pihak penanya
b. Memberikan kepada peserta didik jawaban yang benar.
Kegiatan ini dialkukan oleh guru untuk membenarkan jawaban
penyanji atas pertanyaan yang di lontarkan oleh penanya, agar
si penanya atau peserta didik yang lain tidak salah paham atas
materi yang sedang dibahas.
c. Mengoreksi dan membahas pekerjan pesera didik, agar peserta
didik mengerti bagian mana saja yang salah dan dan
mendapatkan perbaikan dari guru.
d. Memberikan catatan pada hasil pekerjaan peserta didik baik
berupa angka maupun komentar, sehingga peserta didik
mendapatan sebuah penghargaan atas kerja mereka dan
berusaha untuk memperbaiki pekerjaannya.
e. Mengumumkan atau menginformasikan peringkat secara
terbuka, untuk memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar
di kelas maupun belajar secara pribadi.
f. Memberikan

penghargaan

kepada

peserta

didik

yang

mendapatkan nilai tertinggi saat ujian sehingga memotivasi
peserta didik lainnya.
7. Prinsip Perbedaan Individual
Peserta didik adalah individual yang memiliki keunikan, berbeda
satu sama lain an tidak satupun yang memiliki ciri-ciri persis ssama
meskipun mereka itu kembar. Setiap individu pasti memiliki karakteristik
yangberbeda dengan individu lainnya. Perbedaan individual ini merupakan
kodrat manusia yang bersifat alami. Pembelajaran yang bersifat kalsik
yang mengabaikan perbedaan-perbedaan individual dapat diperbaiki
dengan eberapa cara. Cara-cara yang ditempuh oleh guru antara lain

27

menggunakan metode atau pendekatan secara bervariasi sehingga semakin
besar memberikan peluang tumbuhnya perhatian peserta didik di dalam
latar belakang perbedaan individual. Upaya lain yang dapat dilakukan oleh
guru adalah dengan menambahkan waktu belajar dan bimbingan yang
lebih

bagi peserta didik yang memiliki kemampuan rendah, atau

memberikan pengayakan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan
lebih dari yang lain.
Menurut Rachmawati & Daryanto (2015: 53) “Guru harus
memahami bahwa karakteristik masing-masing peserta didik yang
berbeda-beda, baik dari kemampuan, sikap, dan skill. Guru harus
menghargai perbedaan tersebut. Seorang guru harus memiliki prinsip tidak
membeda-bedakan yang sama dan tidak menyama-nyamakan yang beda”.
Implikasi atau penerapan prinsip-prinsip perbedaan individual dalam
proses pembelajaran, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan guru
sebagai berikut:
a. Para peserta didik harus dapat dibantu untuk memahami
kekuatan dan kelemahan dirinya untuk selanjutnya mendapat
perlakuan dan layanan kegiatan belajar yang mereka butuhkan.
Sebagai contoh, jika terdapat seorang peserta didik yang lemah
dalam materi akuntansi, maka guru harus memberikan
perlakuan dan layanan pengajaran yang lebih dari pada peserta
didik lain yang sudah memahami materi akutansi.
b. Para peserta didik harus terus didorong memahami potensi
dirinya dan untuk selanjutnya mampu merencanakan dan
melakanakan

kegiatan.

Sebagai

contoh,

seorang

guru

menemukan potensi peserta didik sebagai wirausahawan, maka
guru akan berusaha mendorong peserta didik untuk memahami
potensi dirinya sendiri, kemudian guru bisa membantu
merealisasikan potensi peserta didik sebagai wirausahawan
dengan memberikan bantuan dana dan bimbingan untuk
memulai merintis usahanya.

28

c. Peserta didik membutuhkan variasi layanan, tugas, bahan dan
metode yang selaras dengan minat, tujuan, dan latar belakang
mereka. Sehingga ketika guru memberikan variasi layanan,
tugas, bahan yang sesuai dan selaras dengan minat, tujuan, dan
latar belakang mereka, peserta didik akan lebih bersemangat
untuk mengembangkan potensi diri mereka.
Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar dapat lebih
diperkuat bilamana para peserta didik merasa terancam oleh proses yang ia
ikuti serta lingkungannya sehingga mereka memiliki keleluasan untu
berpartisipasi scara efektif dalam kegiatan pembelajaran. Para peserta
didik yang telah memahami kekuatan dirinyaakan lebih cenderung
memiliki dorongan dan minat unuk belajar secara lebih sungguh-sungguh.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Istilah teknologi pembelajaran mencakup banyaknya lingkungan
pemanfaatan yang mengambarkan fungsi teknologi dalam pendidikan
secara lebih tepat, dapat merujuk baik pada belajar maupun
pembelajaran, dan pemecahan masalah belajar/fasilitas pembelajaran,

29

teknologi pembelajaran merupakan suatu bidang inovasi dalam bidang
pendidikan.
2. Peran teknologi pembelajaran adalah sebagai pemecah masalah dalam
proses pembelajaran ekonomi dengan memadukan berbagai macam
pendekatan, memperhatikan, dan mengkaji semua kondisi yang saling
berkaitan serta menggunakan teknologi untuk membantu memecahkan
masalah belajar melalui rancangan pelaksanaan pembelajaran yang
disusun sebelum kegiatan pembelajaran.
3. Ada beberapa teori belajar dan pembelajaran dalam dunia pendidikan,
dimana setiap teori memiliki aspek penekanan yang berbeda dalam
proses implikasinya. Teori-teori tersebut antara lain teori behaviouristik,
teori belajar kognitif, teori belajar konstruktivisme, dan teori humanistik.
4. Dalam

perencanaan

pembelajaran,

prinsip-prinsip

belajar

dapat

mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam
melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsipprinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat.
Prinsip-prinsip belajar itu tidak berdiri sendiri melainkan saling
berhubungan satu sama lain.

DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Asmani, J. M. 2016. Tips Efektif Cooperative Learning: Pembelajaran Aktif,
Kreatif, dan Tidak Membosankan. Yogyakarta: Diva Press.
Aqib, Z. 2015. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: Yrma Widya.
DePorter, B. 1992. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
Menyenangkan. Bandung: Mizan Pustaka.
Erwinsyah, A. 2015. Pemahaman MengenaiTeknologi Pendidikan dan Teknologi
Pembelajaran. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Vol.3. No.1. Pp 12-19.
Hamalik, O. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

30

Januszweski, A. and Molenda, M. 2008. Educational Technology. New York:
Lawrence Erlbraum Associates.
Lestari. 2015. Makalah Teknologi Pembelajaran. Diperoleh tanggal 14 September
2016, dari https://www.academia.edu/19856744/MAKALAH_TEKPEMB.
Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
Rachmawati, T., dan Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran
yang Mendidik. Yogyakarta: Gava Media.
Sumantri, M., dan Permana, J. 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

31