Roof Top Rain Water Harvesting Sebagai A

ROOF TOP RAIN WATER HARVESTING
SEBAGAI ALTERNATIF UPAYA
ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
DI WILAYAH SUNGAI BRANTAS
Harianto, Didik Ardianto, Arief Satria Marsudi

Perusahaan Umum Jasa Tirta I
Pekan Ilmiah Tahunan HATHI ke-31
Padang, 23 Agustus 2014

LATAR BELAKANG
Roof Top Rain Water Harvesting
Sebagai Alternatif Upaya Adaptasi Perubahan Iklim
di Wilayah Sungai Brantas

Pekan Ilmiah Tahunan HATHI ke-31

Permasalahan Sumberdaya Air
Wilayah Sungai Brantas
Perubahan Iklim
Sedimentasi & Degradasi

Kualitas Air
Permasalahan yang dihadapi oleh Perum Jasa Tirta I dalam mengelola
Wilayah Sungai (WS) Kali Brantas yang belum diperkirakan pada waktu
perencanaannya. (Harianto, 2010)

PERUBAHAN IKLIM

Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC 2007), dalam kurun waktu lebih dari 150
tahun terakhir, suhu permukaan rata-rata global telah meningkat 0,76°C. Pemanasan global telah

menyebabkan iklim yang tidak stabil dan tidak dapat diprediksi seperti perubahan pola hujan dan
meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrim.

Perubahan iklim global berdampak pada perubahan pola hujan di selatan garis
khatulistiwa dengan jumlah hujan yang sama namun intensitas hujan meningkat
pada musim hujan

Jumlah kejadian hujan
dengan intensitas tinggi
meningkat


Jumlah hari hujan dalam
satu tahun meningkat

Sedimentasi Waduk
WADUK

Waduk Sengguruh yang merupakan waduk harian berfungsi sebagai
sediment trap untuk mempertahankan umur ekonomis Waduk Sutami

% terhadap
KAPS. AWAL
(Bruto)

Sengguruh

4,85

Sutami


45,82

Lahor

80,40

Wlingi

18,40

Lodoyo

45,52

Selorejo

61,17

Bening


75,62

Wonorejo

87,90

Degradasi Dasar Sungai
Volume Penambangan Pasir (m3/tahun)
Lokasi

Manual
Pompa
Total
3
3
3
(m /tahun) (m /tahun) (m /tahun)
Kali Brantas (179 lokasi)
Sidoarjo
42.500

42.500
Mojokerto
151.500
111.000
262.500
Jombang
822.600
168.200
990.800
Nganjuk
267.100
383.000
650.100
Kediri
200.800
135.700
336.500
Kota Kediri
47.900
182.800

230.700
Tulungagung
183.900
181.900
Total
1.532.400
1.164.600 2.695.000
Kali Porong (35 lokasi)
Sidoarjo
22.200
79.100
101.300
Mojokerto
2.100
113.000
115.100
Pasuruan
1.200
1.200
Total

25.500
192.100
217.600

Jumlah
Pekerja
(orang/hari)

Degradasi menyebabkan penurunan elevasi dasar sungai sehingga elevasi intake
pemanfaat tidak dapat memanfaatkan air baku dengan optimal

150
1.060
3.220
720
510
220
400
6.280
270

260
10
540

Persoalan Kualitas Air DAS Brantas
• Sumber pencemar di DAS
Brantas:





Beban Pencemaran (dalam ton-BOD hari-1)

Industri
Domestik
Pertanian
Peternakan

Brantas Hulu ~

127 ton/hari
Domestik ~
205 ton/hari
[62%]

• Sumber pencemar
cenderung bersifat nonpoint source.
Cakupan Pemantauan

Total Beban
Pencemaran
330 ton/hari

Titik Pantau di WS
Brantas

Air sungai

55


Limbah industri

50

Limbah domestik

13

Brantas Hilir ~
78 ton/hari

Brantas Hulu ~
49 ton/hari
Industri ~ 125
ton/hari [36%]
Brantas Hilir ~
76 ton/hari

ROOF TOP RAIN WATER HARVESTING
Roof Top Rain Water Harvesting

Sebagai Alternatif Upaya Adaptasi Perubahan Iklim
di Wilayah Sungai Brantas

Pekan Ilmiah Tahunan HATHI ke-31

rain water harvesting didefinisikan sebagai
suatu cara pengumpulan atau penampungan
air hujan atau aliran permukaan pada saat
curah hujan tinggi untuk selanjutnya
digunakan pada waktu air hujan rendah.

Lingkup Implementasi
Rain Water Harvesting

Teknik pemanenan air hujan (dari

Teknik pemanenan air hujan

aliran permukaan) dengan bangunan

dengan atap bangunan atau roof

reservoir, seperti dam parit, embung,

top rain water harvesting (RT-

kolam, situ, waduk, dan sebagainya.

RWH).

Roof Top
Rain Water Harvesting

Potensi RT-RWH
Jumlah air
yang dapat
dipanen

=

160.000
liter/tahun

=

Luas Area

100

m2

x

Curah
Hujan

x

Koefisien
Runoff

x

2000
mm/th

x

0,8

Kebutuhan Air Rumah Tangga

Maximum water
consumption
144 littres / per
capita per day.

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
Roof Top Rain Water Harvesting
Sebagai Alternatif Upaya Adaptasi Perubahan Iklim
di Wilayah Sungai Brantas

Pekan Ilmiah Tahunan HATHI ke-31

Kondisi WS Brantas
Curah Hujan
1805,7 mm/th

WS
Brantas

Jumlah KK
6.239.433
Tarif PDAM Rerata
Rp. 2.808 /m3

Hasil 1 unit RT-RWH

100

m2

x

1806
mm/th

x

0,8

=

144,5
m3/tahun

Nilai Manfaat
Jumlah KK
6.239.433
144,5
m3/tahun

Tarif PDAM
Rerata
Rp. 2.808 /m3

2,53
Trilyun/tahun

Dari volume air tampungan yang dapat dipanen sebanyak 144,48 m3/tahun.
Apabila tarif PDAM rerata di kota-kabupaten WS Brantas Rp.2.808,00 /m3
dan separuh dari jumlah KK di WS Brantas sejumlah 6.239.433 maka terjadi

penghematan sebanyak:
144,48 x 2.808 x 6.239.433 = Rp. 2,53 Trilyun/tahun.

Kebutuhan Air Bersih
144
liter/hari

21,6 juta
3,10 milyar
x
= liter/hari
jiwa

Pemakaian Air
Rata-rata
Rumah Tangga

Jumlah
Penduduk di
WS Brantas

Kebutuhan Air
Bersih

pemakaian air rata-rata rumah tangga perkotaan di indonesia sebesar
144 liter perharinya. Sehingga masyarakat di WS Brantas dengan
jumlah 21.565.295 jiwa membutuhkan air bersih untuk kebutuhan
rumah tangga sejumlah:
144 x 21.565.295 = 3,10 miliar liter/hari.

Hasil RT-RWH

30 %

144,5
6,24
juta
x
x 3
m /tahun
KK
Jumlah KK di
WS Brantas

Hasil 1 unit RTRWH

=

0,74 milyar
liter/hari
Hasil RT-RWH di
Brantas

Jika diasumsikan 30% bangunan rumah di WS Brantas melakukan upaya
Konservasi air dengan RT-RWH maka total volume air hujan yang
tertampung di rumah warga WS Brantas dalam setahun adalah sebanyak :
30% x 6.239.433 x 144.480 = 270.441.983.952 liter/tahun
atau setara dengan
270.441.983.952 : 365 = 0,74 miliar liter/hari.

Rasio Perbandingan

Hasil RT-RWH
0,74 milyar
liter/hari

/

Kebutuhan Air
Bersih
3,10 milyar
liter/hari

Perbandingan hasil RT-RWH dan kebutuhan air bersih di
WS Brantas, maka rasio prosentase sebesar :
(0,74 miliar / 4,04 miliar) x 100% =

23,86%.

KESIMPULAN
Roof Top Rain Water Harvesting
Sebagai Alternatif Upaya Adaptasi Perubahan Iklim
di Wilayah Sungai Brantas

Pekan Ilmiah Tahunan HATHI ke-31

Kesimpulan
 Aplikasi RT-RWH merupakan salah satu upaya adaptasi
perubahan iklim di WS Brantas dan merupakan solusi yang
efektif

terhadap

masalah

terkait

dengan

pengelolaan

sumberdaya air di daerah perkotaan.
 Dengan adanya potensi hujan yang berbeda di setiap kota maka
perlu dilakukan desain teknis perencanaan RT-RWH

 RT-RWH merupakan alternatif pilihan yang patut untuk
diimplementasikan

dengan

cara

dengan

menghimbau

stakeholder untuk membuat penampungan air hujan di kantor
atau rumah.