Demokratisasi di Negara berkembang runtu
Demokratisasi di Negara berkembang :
runtuhnya pemerintahan Militer
Militer merupakan kekuatan politik yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya.
Salah satu kekuatan dari sebuah Negara modern adalah mempunyai Militer yang kuat.
Negara maju sudah mejadi sebuah keharusan untuk memiliki satu kekuatan Militer yang
kuat begitu juga dengan Negara berkembang yang juga menginginkan Militer untuk
menjaga Negara dari ancaman luar. Awalnya ada negara yang dipimpin oleh sipil, namun
seiring berjalannya waktu militer juga ingin memainkan peranan juga dalam perpolitikan
internasional. Makanya muncul kepala Negara yang berasal dari kalangan militer.
Dinamika kehidupan sosial-politik telah merubah peran militer tersebut. Soekarno pernah
mengatakan dalam pidatonya “ Militer tidak boleh ikut-ikut politik” artinya ada
kekhawatiran dari kalangan sipil jika militer berkuasa. Militer juga menganggap bahwa
pemerintahan yang dipimpin oleh kalangan sipil tidak aka pernah stabil.Apalagi gaya
kepemimpinan Militer yang kaku dan otoriter serta meyakini sebuah kebenaran yang
mutlak hanya ada pada pimpinan itu tidak sesuai dengan keinginan masyarakat dunia hari
ini. Kalau dulu militer yang memimpin negara itu sudah menjadi hal yang wajar
dikarenakan masih sering terjadinya gejolak politik baik itu internal maupun eksternal.
Beberapa dekade belakangan ini banyak kasus negara yang dipimpin oleh militer
mengalami kehancuran dikarenakan perubahan sosial-politik dan sosial-ekonomi diseluruh
belahan dunia. Terutama yang terjadi di Negara berkembang. Indonesia dan Myanmar
salah satu negara berkembang pernah melalui masa-masa dimana pemerintahan militer
akhirnya runtuh. Mungkin faktor utama yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan
militer adalah pemimpin yang terlalu otoriter dan dipicu oleh kondisi ekonomi yang
ambruk menyebabkan ketidakpercayaan dari masyarakat sehingga terjadinya perubahan
sosial di Negara berkembang. Negara berkembang yang sudah tentu kondisi ekonomi
Negaranya selalu mengalami pasang-surut sehingga sekalipun Negara tersebut dipimpin
oleh Militer dan ekonomi negara dalam kondisi ambruk, hal ini juga akan menyebabkan
Pemerintahan Militer tersebut ikut ambruk.
Gaya kepemimpinan terkini bukan lagi dipengaruhi oleh satu kekuatan saja yang
dianggap kuat secara peralatan yang canggih dan lengkap. Karena perang sudah jarang
terjadi dan militer hanya berfungsi sebagai alat keamanan dan pertahanan negara.
Munculnya kekuatan baru dan gaya kepemimpinan baru telah merubah corak
kepemimpinan selanjutnya. Kekuatan politik yang baru tersebut muncul dari kalangan
ekonomi raksasa yang dikenal dengan MNC atau multinasional corporation yang telah
mewarnai perpolitikan dunia di Abad ke-21 ini.
Kita lihat saat ini munculnya satu kekuatan baru yaitu China telah merubah situasi
dan kondisi politik di Negara berkembang. Bukan hanya Amerika saja yang saat ini
menjadi Adikuasa tetapi China juga sudah menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh
negara di Dunia. Kiranya hal inilah yang menyebabkan gaya kepempinan di Negara
berkembang berubah dan mengakhiri pemerintahan militer di Negara tersebut.
Ketidapercayaan itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan
politikdi Negara berkembang ditambah lagi adanya kekhawatiran dari kalangan sipil yang
beranggapan bahwa ketika militer memimpin seringkali terjadinya kudeta yang
memperburuk kondisi Negara. Sering terjadinya kudeta akan menyebabkan instabilitas
yang berimbas kepada melemahnya perekonomian negara. Sehingga arus demokratisasi
berjalan dengan cepatdi Negara-negara berkembang.
runtuhnya pemerintahan Militer
Militer merupakan kekuatan politik yang tidak bisa dipungkiri keberadaannya.
Salah satu kekuatan dari sebuah Negara modern adalah mempunyai Militer yang kuat.
Negara maju sudah mejadi sebuah keharusan untuk memiliki satu kekuatan Militer yang
kuat begitu juga dengan Negara berkembang yang juga menginginkan Militer untuk
menjaga Negara dari ancaman luar. Awalnya ada negara yang dipimpin oleh sipil, namun
seiring berjalannya waktu militer juga ingin memainkan peranan juga dalam perpolitikan
internasional. Makanya muncul kepala Negara yang berasal dari kalangan militer.
Dinamika kehidupan sosial-politik telah merubah peran militer tersebut. Soekarno pernah
mengatakan dalam pidatonya “ Militer tidak boleh ikut-ikut politik” artinya ada
kekhawatiran dari kalangan sipil jika militer berkuasa. Militer juga menganggap bahwa
pemerintahan yang dipimpin oleh kalangan sipil tidak aka pernah stabil.Apalagi gaya
kepemimpinan Militer yang kaku dan otoriter serta meyakini sebuah kebenaran yang
mutlak hanya ada pada pimpinan itu tidak sesuai dengan keinginan masyarakat dunia hari
ini. Kalau dulu militer yang memimpin negara itu sudah menjadi hal yang wajar
dikarenakan masih sering terjadinya gejolak politik baik itu internal maupun eksternal.
Beberapa dekade belakangan ini banyak kasus negara yang dipimpin oleh militer
mengalami kehancuran dikarenakan perubahan sosial-politik dan sosial-ekonomi diseluruh
belahan dunia. Terutama yang terjadi di Negara berkembang. Indonesia dan Myanmar
salah satu negara berkembang pernah melalui masa-masa dimana pemerintahan militer
akhirnya runtuh. Mungkin faktor utama yang menyebabkan runtuhnya pemerintahan
militer adalah pemimpin yang terlalu otoriter dan dipicu oleh kondisi ekonomi yang
ambruk menyebabkan ketidakpercayaan dari masyarakat sehingga terjadinya perubahan
sosial di Negara berkembang. Negara berkembang yang sudah tentu kondisi ekonomi
Negaranya selalu mengalami pasang-surut sehingga sekalipun Negara tersebut dipimpin
oleh Militer dan ekonomi negara dalam kondisi ambruk, hal ini juga akan menyebabkan
Pemerintahan Militer tersebut ikut ambruk.
Gaya kepemimpinan terkini bukan lagi dipengaruhi oleh satu kekuatan saja yang
dianggap kuat secara peralatan yang canggih dan lengkap. Karena perang sudah jarang
terjadi dan militer hanya berfungsi sebagai alat keamanan dan pertahanan negara.
Munculnya kekuatan baru dan gaya kepemimpinan baru telah merubah corak
kepemimpinan selanjutnya. Kekuatan politik yang baru tersebut muncul dari kalangan
ekonomi raksasa yang dikenal dengan MNC atau multinasional corporation yang telah
mewarnai perpolitikan dunia di Abad ke-21 ini.
Kita lihat saat ini munculnya satu kekuatan baru yaitu China telah merubah situasi
dan kondisi politik di Negara berkembang. Bukan hanya Amerika saja yang saat ini
menjadi Adikuasa tetapi China juga sudah menjadi momok yang menakutkan bagi seluruh
negara di Dunia. Kiranya hal inilah yang menyebabkan gaya kepempinan di Negara
berkembang berubah dan mengakhiri pemerintahan militer di Negara tersebut.
Ketidapercayaan itulah yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial dan
politikdi Negara berkembang ditambah lagi adanya kekhawatiran dari kalangan sipil yang
beranggapan bahwa ketika militer memimpin seringkali terjadinya kudeta yang
memperburuk kondisi Negara. Sering terjadinya kudeta akan menyebabkan instabilitas
yang berimbas kepada melemahnya perekonomian negara. Sehingga arus demokratisasi
berjalan dengan cepatdi Negara-negara berkembang.