PSIKOLOGI sejarah singkat PERKEMBANGAN MANUSIA

Tugas Makalah

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MANUSIA

Oleh

Nama

: Doni Abadi Nababan

Mata Kuliah

: Psikologi Perkembangan

Prodi

: Pendidikan Agama Kristen

Dosen Pengampu

: Pdt. Rosalin Sihombing, SE.,


M.Pd.K

SEKOLAH TINGGI TEOLOGIA ARASTAMAR
RIAU
(STT STAR)

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Studi tentang perkembangan dan pertumbuhan manusia merupakan usaha yang terus
berlangsung

dan

berkembang.

Seiring

dengan


perkembangannya,

studi

tentang

perkembangan manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami
lebih dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan manusia baik secara kuantitatif
maupun secara kualitatif. Perintis awal studi ilmiah perkembangan manusia adalah
babybiographies, sebuah jurnal yang mencatat perkembangan awal anak. Kemudian
berkembang dengan munculnya teori evolusi Charles Darwin yang pertama kali melihat
perilaku

bayi

adalah

sebuah


proses

perkembangan.

Pada

tahun

1877

Darwin

mempublikasikan catatannya tentang perkembangan sensori, kognitif, dan emosi anaknya di
dua belas pertama kehidupannya.
Sampai dengan saat ini kajian mengenai perkembangan manusia telah banyak
menunjukkan manfaat yang signifikan. Dan salah satu manfaat dari berkembangnya disiplin
ilmu tentang perkembangan manusia ini adalah pendidikan. Dan jika kita berbicara
pendidikan tentunya unsur yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri. Dalam hal ini kajian
ataupun teori-teori mengenai perkembangan manusia sangat dibutuhkan oleh dunia
pendidikan. Memahami proses perkembangan manusia baik itu secara fisik maupun

psikologis sanat berguna bagi para pendidik. Dengan begitu akan menjadi petimbangan bagi
pendidik dalam memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai
dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN MANUSIA.
Secara umum, perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang bersifat tetap
dan tidak dapat diputar kembali (Werner, 1969). Beberapa psikolog membedakan arti kata
‘pertumbuhan’ dengan ‘perkembangan’, namun beberapa tidak. Pertumbuhan bisa diartikan
sebagai bertambah besarnya ukuran badan dan fungsi fisik yang murni, sedangkan
perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang
muncul (Monks, Knoers, Haditono, 1982).
Perkembangan merujuk pada pola kelanjutan dan perubahan yang mungkin terjadi pada
seseorang manusia selama perjalanan hidupnya. Sebagian besar perkembangan meliputi
perubahan, sekali pun kemunduran menjadi bagian di dalamnya (misalnya, kemampuan
mengolah informasi menjadi lebih lambat pada orang dewasa yang lebih tua). Para peneliti
yang mempelajari perkembangan merasa tergugah keingintahuannya pada sifat perkembagan
yang universal dan variasi yang terjadi pada tiap-tiap individu. Pola dari perkembangan

menjadi kompleks karena merupakan hasil dari beberapa proses:
a) Proses Fisik (physical process) meliputi perubahan yang bersifat biologis individu.
Gen yang diwariskan pada orangtua, perubahan hormone selama masa pubertas dan
menopause, serta perubahan yang terjadi sepanjang hayat pada otak, tinggi badan dan
berat badan, dan kemampuan motorik, semua mencerminkan peran perkembangan
dari proses biologis.
b) Proses Kognitif (cognitive process) meliputi perubahan yang terjadi dalam pikiran,
kecerdasan dan bahasa individu. Mengamati benda-benda berwarna-warni yang
terayun di atas ranjang bayi, menyusun kalimat tentang masa depan, membayangkan
diri sendiri sebagai seorang bintang film, serta mengingat nomor telepon baru, semua
itu menunjukkan perana proses kognitif dalam perkembangan.
c) Proses Sosial-Emosional (socioemotional process) meliputi perubahan dalam
hubungan individu dengan orang lain, perubahan pada emosi, dan perubahan dalam
kepribadian. Senyuman bayi sebagai respons atas sentuhan ibunya, kegembiraan
seorang remaja menghadiri acara kelulusan, keagresifan seorang pria dalan
berolahraga, serta kasih sayang yang saling ditunjukkan oleh pasangan yang lebih tua,
semua itu menunjukkan peranan proses sosial-emosional.

B. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MANUSIA
Bagaimana anak-anak berkembang memiliki arti penting khusus. Hal ini dikarenakan

anak-anak adalah masa depan bagi masyarakat manapun. Perjalanan kita melalui masa kanakkanak dimulai dari konsepsi dan berlanjut hingga masa sekolah dasar. Kita akan mengenali
pentingnya mengambil pandangan positif atas masa kanak-kanak.
1. Perkembangan Prenatal
Jalur perkembangan prenatal konsepsi (conception) terjadi ketika satu sel sperma
memasuki ovum (sel telur). Proses ini disebut pembuahan (fertilization). Zigot (zygote)
adalah sel telur yang telah dibuahi. Perkembangan prenatal terbagi menjadi tiga masa:
Masa germinal-minggu ke 1 hingga ke 2: Masa germinal ini dimulai dari konsepsi.
Sel telur yang telah dibuahi atau zigot adalah sel tunggal dengan 23 kromosom dari ibu dan
23 kromosom dari ayah. Setelah 1 minggu dan banyak pembelahan sel, zigot akan terdiri atas
100 hingga 150 sel. Pada akhir minggu kedua, kumpulan sel-sel tersebut telah menempel
pada dinding Rahim.
Masa embrionik-minggu ke 3 hingga ke 8: Sebelum kebanyakan wanita menyadari
bahwa dirinya hamil, tingkat pembelahan sel meningkat secara tajam. Pada minggu ketiga,
saluran saraf yang nantinya akan menjadi saraf tulang belakang mulai terbentuk. Pada sekitar
hari ke-21, mata mulai muncul dan pada hari ke-24 sel-sel yang akan membentuk jantung
mulai membedakan diri. Selama minggu ke-4, bonggol tunas yang akan membentuk lengan
dan kaki akan muncul. Pada minggu ke-5 hingga ke-8, jantung mulai berdetak dan tangan
serta kaki mulai dapat dibedakan, wajah mulai terbentuk, dan saluran pencernaan mulai
muncul.
Masa fetal-bulan 2 hingga 9: Organ-organ mulai matang hingga tahapan dimana janin

dapat bertahan hidup di luar rahim. Pada bulan ke-6, mata dan kelopak mata telah terbentuk
sempurna, rambut-rambut tipis mulai tumbuh pada janin, refleks untuk menggenggam juga
muncul serta pernapasan walaupun tidak teratur sudah dimulai. Pada usia 7 hingga 9 bulan
dalam kandungan, janin lebih panjang dan lebih berat, serta beberapa organ yang mulai
berfungsi.
2. Perkembangan Fisik pada Masa Kanak-Kanak
Dari sudut pandang evolusi, yang membedakan manusia dengan hewan adalah ukuran
otak kita yang besar. Bulan-bulan dan tahun pertama bayi dihabiskan untuk menyempurnakan
organ-organ yang penting. Masa bayi (masa perkembangan dalam 18 hingga 24 minggu

setelah kelahiran) merupakan masa yang paling kaya akan perbahan, kedua setelah masa
prenatal. Semasa bayi anak-anak mengalami perubahan dari makhluk yang nyaris tidak dapat
bergerak sendiri menjadi makhluk yang bergerak secepat kaki mereka dapat melangkah
Refleks. Bayi yang baru dilahirkan bukan berarti tidak dapat melakukan apa-apa.
Mereka lahir ke diperlengkapi dengan sejumlah refleks yang aktif secara genetika untuk
menjamin kelangsungan hidup mereka. Beberapa refleks tetap ada sepanjang hidup, misalnya
batuk, mengedip dan menguap. Sementara beberapa refleks lainnya seperti menggenggam
apapun yang menyentuh ujung jari atau mengisap apapun yang berada di dekat mulut mereka,
akan menghilang beberapa bulan setelah kelahiran. Hal itu bersamaan dengan semakin
matangnya fungsi otak mereka, dan bagaimana bayi secara sadar mampu mengatur perilaku

mereka sendiri.
Keterampilan Motorik dan Persepsi. Secara sejarah, peneliti seperti Arnold Gesell
(1934) beranggapan bahwa pencapaian-pencapaian motorik terkua sebagai bagian dari
rancangan genetika. Akan tetapi, para psikolog kini mengakui bahwa perkembangan motorik
bukan hanya dikarenakan akibat bawaan atau lingkungan semata. Ketika bayi termotivasi
melakukan sesuatu, mereka mungkin menciptakan perilaku motorik yang baru. Perilaku baru
tersebut merupakan hasil dari pertemuan beragam faktor: perkembangan system saraf,
kemampuan tubuh, kemungkinanuntuk melaakukan gerak, tujuan yang ingin dicapai oleh
bayi dan dukungan dari lingkungannya untuk mencapai kemampuan tersebut. Para psikolog
juga meyakini bahwa kemampuan motoric dan persepsi saling berpasangan. Bayi secara
terus-menerus mengoordinasikan gerakan mereka dengan informasi yang mereka rasakan
melaluui indra mereka. Memperhatikan orang lain juga merupakan cara bayi untuk
memperoleh pengetahuan mengenai dunia ini. Para psikolog yang mempelajari bayi telah
mempelajari bahwa persepsi bayi adalah dengan meneliti secara sistematis apa yang dilihat
oleh bayi. Cara lain untuk mempelajari persepsi bayi adalah dengan membiasakan bayi pada
rangsangan tertentu.
Otak. Setelah dilahirkan dan pada masa awal bayi, 100 miliar neuron di otaknya
hanya saling terhubung secara minimal. Namun pertambahan usia hingga 2 tahun, dendritdendrit dari neuronnya bercabang-cabang sehingga neuron-neuronnya mulai saling
berhubungan. Aspek penting lainnya dari perkembangan otak di masa kanak-kanak adalah
peningkatan secara tajam pada hubungan antar sinaps. Sinaps yang merupakan celah antar

neuron yang menjadi jembatan neurotransmitter. Para peneliti telah menemukan bahwa
sedikitnya ada dua kali jumlah sinaps dibandingkan dengan sinaps yang akan pernah kita

gunakan. Jika dendrit dan sinaps tidak mendapat rangsangan dari pengalaman yang kaya,
maka otak anak-anak akan sulit tumbuh secara normal.
3. Perkembangan Kognitif Pada Masa Kanak-Kanak
Perkembangan kognitif merujuk pada bagaimana pikiran, kecerdasan dan proses
bahasa mengalami perubahan seiring kematangan seseorang. Saat itu para psikolog Amerika
tidak memiliki teori manapun yang dapat menjelaskan bagaimana pikiran seorang anak
berubah seiring dengan dewasanya orang-orang. Lalu, Jean Piaget, seorang pakar psikologi
perkembangan terkenal dari Swiss mengubah cara pemikiran yang ada mengenai pikiran
seorang anak. Ketika gagasan Piaget diperkenalkan di Amerika, para psikolog Amerika
mengambil pandangannya bahwa anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka
melalui beberapa tahapan. Tiap-tiap tahapan berkaitan dengan usia dan terdiri atas cara-cara
berpikir yang berbeda-beda.
4. Perkembangan Sosial-Emosiaonal Pada Masa Kanak-Kanak
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak, mereka bersosialisasi
dengan orang lain seperti, orang tua, saudara, teman sebaya dan guru. Dunia mereka yang
kecil kemudian semakin luas ketika mereka bertambah usia. Berikut adalah teori
perkembangan sosial-emosional erikson:

a) Trust versus mistrust. Tahap ini terjadi pada bayi yaitu sejak kelahiran hingga usia 1,5
tahun. Karakteristik dari tahap ini adalah rasa percaya membutuhkan kenyamanan
fisik dan sedikit mungkin rasa takut mengenai masa depan. Trust terbangun ketika
kebutuhan dasar bayi seperti kenyamanan, makanan dan kehangatan terpenuhi. Bila
kebutuhan bayi tidak cepat ditangani oleh pengasuh yang tanggap dan peka, maka
hasilnya adalah tercipta mistrust.
b) Autonomy versus shame and doubt. Tahap ini muncul pada balita usia 1,5 tahun
hingga 3 tahun. Karakteristik dari tahap ini adalah Setelah mempercayai pengasuh
mereka, bayi mulai menemukan keinginan mereka sendiri. Mereka menyatakan rasa
otonomi atau kemandirian mereka. Mereka menyadari keinginan mereka sendiri. Bila
anak dibatasi berlebihana atau dihukum terlalu keras, mereka akan cenderung
membangun rasa malu atau ragu.
c) Initiative versus guilt. Tahap ini merupakan masa kanak-kanak awal yaitu pada usia
taman kanak-kanak, 3 tahun hingga 5 tahun. Karakteristik dari tahap ini yaitu ketika
anak usia kanak-kanak berjumpa dengan dunia sosial yang kian luas, mereka lebih
tertantang dan perlu untuk mengembangkan perilaku bermakna untuk mengatasi

tantangan tersebut. Anak-anak kini diminta untuk bertanggung jawab. Perasaan
bersalah yang tidak nyaman mungkin muncul, bila anak-anak tidak bertnggung jawab
atau dibuat terlalu cemas.

d) Industry versus Inferiority. Tahap ini merupakan masa pertengahan dan akhir masa
kanak-kanak yaitu usia sekolah dasar, 6 tahun hingga masa puber. Karakteristik dari
tahap ini tidak seperti waktu lainnya, anak-anak menjadi lebih antusias dibandingkan
masa kanak-kanak awal yang dipenuhi imajinasi. Seiring dengan masuknya anak-anak
ke usia sekolah dasar, mereka mengarahkan energy mereka untuk menguasai
pengetahuan dan keterampilan intelektual. Bahaya yang dihadapi pada tahap ini
melibatkan perasaan tidak mampu dan tidak produktif.
e) Identitiy versus identitiy confusion. Tahap ini merupakan masa remaja berusia 10
tahun hingga 20 tahun. Karakteristik dari tahap ini yaitu individu dihadapkan dalam
pencarian siapa diri mereka, apa yang mereka miliki dan kemana mereka mau pergi
dalam hidup ini. Salah satu dimensi yang penting adalah pencarian atas alternatif
peran. Pencarian karir juga penting.
f)

Intimacy versus isolation. Tahap ini sudah masuk masa dewasa muda usia 20 tahunan dan 30 tahun-an. Karakteristik dari tahap ini yaitu individu dihadapkan pada tugas
perkembangan untuk membangun hubungan intim dengan orang lain.

g) Generativity versus stagnation. Tahap ini masuk pada masa dewasa tengah usia 40
tahun-an dan 50 tahun-an. Karakteristik dari tahap ini adalah adanya masalah utama
pada tahap ini yaitu bagaimana membantu generasi yang lebih muda berkembang dan
menjalani hidup yang bermakna.
h) Integrity versus despair. Tahap ini masuk pada masa dewasa akhir usia 60 tahun-an ke
atas. Karakteristik dari tahap ini adalah ketika individu melihat kembali dan
mengevaluasi ulang apa yang telah mereka jalani dalam hidup. Pandangan ke
belakang ini bisa menjadi positif (integritas) atau negatif (putus asa).
C. MASA REMAJA
Masa remaja (adolescence) adalah masa perkembangan yang merupakan masa transisi
dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini dimulai sekitar pada usia 10 tahun hingga 12 tahun
dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 21 tahun.
Perkembangan Fisik pada Remaja.

Perubahan pubertas. Penanda perubahan fisik pada remaja adalah pubertas (puberty),
yaitu masa saat tulang-tulang tumbuh pesat dan kematangan seksual terjadi, biasanya pada
awal masa remaja. Bagi anak laki-laki kumis pertama atau mimpi basah untuk pertama kali
mungkin dapat menjadi penanda dimulainya pubertas, sedangkan bagi perempuan pada
menarche (siklus menstruasi pertama wanita). Perubahan hormonal menjadi pusat dari
perkembangan pubertas. Konsentrasi dari sejumlah hormon meningkat selama masa puber.
Testosteron (testosterone), satu jenis androgen, diasosiasikan pada anak laki-laki dengan
perkembangan alat kelamin, peningkatan tinggi badan dan perubahan suara. Estradiol
(estradiol), satu jenis estrogen, diasosiasikan dengan perkembangan buah dada, rahim dan
tulang pada anak perempuan. Para psikolog perkembangan meyakini bahwa perubahan
hormonal bertanggungjawab atas setidaknya pada sebagian naik turunnya emosi remaja.
Otak. Para peneliti menemukan beberapa perubahan pada otak selama masa remaja.
Perubahan ini berfokus pada awal perkembangan di Amigdala, yang melibatkan emosi dan
perkembangan selanjutnya pada korteks prefrontal, bagian tertinggi otak yang melibatkan
penalaran dan pengambilan keputusan. Perubahan-perubahan pada otak mungkin dapat
menjelaskan mengapa remaja sering menunjukkan emosi yang sangat kuat, namun belum
dapat mengontrolnya. Seakan menunjukkan ota mereka belum memiliki rem untuk
memperlambat emosi mereka.
1. Perkembangan Kognitif pada Masa Remaja
Teori Formal Operasional Piaget. Piaget mengatakan bahwa remaja memasuki tahapan
keempat dan paling terdepan dari perkembangan kognitif yang Piaget sebut sebagai tahap
formal operasional, pada usia 11 hingga 15 tahun. Hal ini ditandai dengan pemikiran yang
abstrak, idealis, dan logis. Kualitas abstrak dari pemikiran di tingkat formal operasional
menjadi nyata pada kemampuan pemecahan masalah verbal baru dari remaja. Indikasi lain
dari kualitas abstrak pada pemikiran remaja adalah peningkatan kecendrungan untuk
memikirkan mengenai pemikiran itu sendiri. Pemikiran formal operasional juga dipenuhi
idealism dan kemungkinan-kemungkinan. Remaja mulai terlibat dalam spekulasi yang lebih
jauh tentang kualitas dari apa yang mereka dan orang lain inginkan. Pada saat yang sama
dengan ketika remaja mulai berpikir lebih abstrak dan idealis, mereka juga mulai berpikir
lebih loggis tentang masalah dan pemecahannya yang memungkinkan.
Egosentrisme Remaja. Pemikiran seorang remaja bersifat egosentris, terutama pada
awal masa remaja. Egosentrisme remaja (adolescent egocentrism) melibatkan kepercayaan
bahwa orang lain menyadari dan memperhatikan mereka daripada yang sebenarnya. Aspek

dari egosentrisme remaja yang dapat menimbulkan kerusakan paling besar adalah rasa
kekebalan. Keyakinan ini akan mendorong perilaku seperti kebut-kebutan, penggunaan obat
terlarang, percobaan bunuh diri, dan perilaku seks atau kehamilan remaja.
2. Perkembangan Sosial-Emosional pada Masa Remaja
Peningkatan pemikiran abstrak dan idealos pada masa remaja menjadi dasar untuk
mencari indentitas diri. Banyak aspek dari perkambangan sosial-emosional seperti hubungan
dengan orang tua, interaksi dengan teman sebaya dan persahabatan, serta nilai-nilai budaya
dan eknis yang berkontribusi terhadap perkembangan identitas remaja.
Teori Erikson dan Perkembangan Identitas. Teori Erikson ditandai dengan perhatian
utamanya pada tahap ke lima dari perkembangan sosial-emosional, yaitu identity versus
identity confusion. Dalam mencari identitas, remaja menghadapi tantangan untuk
menemukan siapa mereka, apa peran mereka dan kemana merekaakan pergi di dunia ini.
Remaja dihadapkan dengan banyak peranan baru dan status dewasa baik dari segi pekerjaan
maupun percintaan. Bila mereka tidak mencari identitas mereka dengan cukup pada tahap ini,
maka mereka akan mengalami kebingungan mengenai siapa mereka. Erikson menjelaskan
masa remaja sebagai masa penangguhan.masa penangguhan adalah celah pada waktu dan
pada perkembangan pikiran antara keamanan pada masa kanak-kanak dengan kemandirian
pada masa dewasa.
Status Identitas. James Marcia mengajukan konsep status identitas untuk menjelaskan
posisi seseorang dalam perkembangan sebuah identitas. Dalam pandangannya, terdapat, dua
dimensi identitas yang penting. Eksplorasi merujuk pada pencarian berbagai pilihan karier
dan nilai personal seseorang. Komitmen melibatkan pengambilan keputusan tentang jalur
identitas mana yang akan iya ikuti dan melakukan investasi pribadi untuk mencapai identitas
tersebut. Beragam kombinasi atas penjelajahan dan komitmen memunculkan satu dari empat
status identitas:
a) Identity diffusion: seseorang belum mencari alternatif yang berarti dan belum
membuat komitmen. Banyak remaja muda yang meiliki status identitas difusi (tidak
jelas). Mereka belum memulai untuk mencari pilihan karier yang berbeda- berbeda
dan nilai personal.
b) Identity foreclosure: seseorang sudah membuat komitmen pada sebuah identitas
sebelum mencari pilihan lain.misalnya, seorang remaja mengatakan ia mau menjadi

dokter karena hal itulah yang diingkan kedua orang tuanya dan memutuskan bahwa
dirinya ingin menjadi dokter.
c) Identity moratorium: seseorang mencari jalur alternative, tetapi belum membuat
komitmen. Banyak mahasiswa perguruan tinggi yang berada dalam status moratorium
mengenai bidang kejuruan atau karier yang mereka inginkan.
d) Identity achievement: seseorang telah mencari jalur-jalur alternative dan membuat
komitmen. Misalnya, seorang individu mungkin akan mempertimbangkan beberapa
karier selama beberapa waktu dan akhirnya memutuskan untuk mengejar satu karier
sepenuh hati.
Orangtua dan Teman Sebaya. Orangtua dan teman sebaya merupakan pengaruh
terbesar pada perkembangan remaja. Untuk membantu remaja mencapai potensi penuh
mereka, peranan orang tua yang paling penting adalah dengan mennjadi manajer yang efektif.
Aspek penting peran manajer yang dijalankan orangtua adalah pengawasan efektif terhadap
remaja. Pengawasan meliputi mengawasi pilihan remaja dalam lingkungan sosial, aktivitas
dan persahabatan serta nilai-nilai akademiknya. Selama masa remaja, individu menghabiskan
lebih banyak waktu bersama teman sebayanya dibandingkan dengan ketika mereka masih
anak-anak. Pengaruh dari teman sebaya ini dapat berupa hal positif maupun negatif. Remaja
dapat menjalin persahabatan yang karib bersama beberapa orang sahabat tertentu. Tentunya,
beberapa teman sebaya dan sahabat dapat memberikan pengaruh negatif kepada
perkembangan remaja.
D. PERKEMBANGAN DEWASA DAN PENUAAN
Perkembangan berlanjut hingga kira-kira 60 tahun sampai pada masa dewasa. Para
psikolog

perkembangan

mengidentifikasikan

perkiraan

adanya

tiga

masa

dalam

perkembangan dewasa: dewasa muda (20-an dan 30-an), dewasa tengah (40-an dan 50-an),
dan dewasa akhir (60-an hingga meninggal). Setiap fase menampilkan perubahan fisik,
kognitif, dan sosial-emosional.
Tumbuh Dewasa
Transisi dari remaja ke dewasa kini disebut sebagai tumbuh dewasa (emerging adulthood).
Pada titik perkembangan ini, banyak individu masih mencari jalur karier yang mereka
inginkan, identitas seperti apa yang ingin mereka miliki, dan gaya hidup seperti apa yang
akan mereka anut (misalnya hidup sendiri, tinggal bersama, atau menikah). Jeffrey Arnett
belum lama ini menyimpulakan 5 hal yang menandai seseorang tumbuh dewasa:

Pencarian identitas, terutama dalam asmara dan pekerjaan. Tumbuh dewasa adalah
waktu kunci perubahan indentitas terjadi bagi kebanyakan individu.
Ketidakstabilan. Masa dewasa awal merupakan puncak masa seseorang berpindah
tempat tinggal, suatu masa di mana masa itu juga terdapat ketidakstabilan dalam asmara,
pekerjaan dan pendidikan.
Fokus diri. Menurut Arnett, seseorang yang berada dalam masa tumbuh dewasa
“fokus pada diri mereka sendiri sehingga hanya sedikit mempertimbangkan kewajiban sosial
dan sedikit mempertimbangkan tugas dan komitmen kepada orang lain, sehingga mereka
akan memiliki lebih banyak kemandirian dalam menjalankan hidup mereka”.
Merasa berada “di tengah-tengahj”. Mereka yang berada dalam masa tumbuh
dewasamerasa diri mereka sudah bukan remaja lagi, namun belum menjadi orang dewasa
sepenuhnya.
Usia dengan segala kemungkinan, masa di mana individu memiliki kesempatan untuk
mengubah hidup mereka. Arnett menguraikan dua jalur yang menyebabkan tumbuh
dewasadisebut sebagai usia dengan segala kemungkinan: (1) Banyak orang yang berada
dalam masa tumbuh dewasa optimis dengan masa depan mereka, dan (2) bagi mereka yang
selama ini tumbuh dengan menghadapi kesulitan-kesulitan hidup, masa tumbuh dewasa
memberikan kesempatan untuk mengarahkan hidup mereka kea rah yang lebih positif.
Perkembangan Fisik pada Masa Dewasa
a) Perubahan Fisik pada Masa Dewasa Awal. Sebagian besar orang dewasa mencapai
puncak perkembangan fisik mereka pada usia 20-an dan usia tersebut merupakan
masa seseorang berada di puncak kesehatannya. Sayangnya dewasa muda juga
merupakan masa di mana kemampuan fisik mulai mengalami penurunan. Mungkin
karena kemantapan kemampuan fisik mereka serta kesehatan secara keseluruhan,
dewasa muda jarang menyadari kebiasaan makan yang buruk, terlalu banyak minum
minuman keras, dan merokok yang dapat merusak kesehatan mereka seiring dengan
bertambahnya usia. Hal yang menjadi perhatian khusus adalah terlalu banyak minum
minuman keras pada mahasiswa. Untungnya pada waktu individu mencapai
pertengahan usia 20-an, kebanyakan dari mereka mulai mengurangi konsumsi alcohol
dan penggunaan obat-obatan terlarang.
b) Perubahan Fisik pada Dewasa Tengah. Salah satu perubahan fisik yang terlihat pada
usia dewasa tengah adalah penampilan. Pada usia 40-an atau 50-an, kulit akan mulai

mengalami keriput dan kendur karena hilangnya sejumlah lemk dan kalogen di bawah
jaringan kulit. Pigmentasi di lokasi tertentu pada kulit akan menghasilkan noda
penuaan, terutama pada wilayah yang sering terkena sinar matahari. Bagi wanita,
memasuki usia paruh baya berarti menopause akan segera terjadi. Biasanya pada akhir
usia 40-an atau awal 50-an, siklus menstruasi wanita akan berhenti.
c) Perubahan Fisik pada Dewasa Akhir. Para ahli perkembanganmembedakan antara
rentang hisup dan harapan hidup. Istilah rentang hidup digunakan untuk menjelaskan
batas atas kehidupan suatu spesies, atau lama tahun maksimum seorang individu dapat
hidup. Istilah harapan hidup menjelaskan jumlah tahun perkiraan hidup seseorang
yang lahir pada tahun tertentu. Perbaikan dalam obat-obatan, gizi, olahraga dan gaya
hidup meningkatkan rata-rata harapan hidup sebanyak 31 tahun.
Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa
a) Kognisi pada Dewasa Awal. Piaget berteori bahwa pemikiran formal operasional
merupakan tingkat tertinggi dri kemampuan berpikir. Piaget berpendapatbahwa tidak
ada perubahan kualitatif baru dalam kognisi yang terjadi pada masa dewasa. Namun,
beberapa ahli dalam perkembangan kognitif berpendapat bahwa idealism dalam tahap
formal operasional yang dikemukakan Piaget, digantikan pada masa dewasa awal
dengan pemikiran yang lebih realistis dan pragmatis. Kesimpulannya untuk sebagian
besar orang, kemampuan intelektual sangat kuat pada masa dewasa awal.
b) Kognisi pada Dewasa Tengah. Menurut pandangan John Horn, beberapa kemampuan
intelektual mulai mengalami kemunduran pada usia paruh baya, sementara beberapa
lainnya meningkat. John Horn percaya bahwa kecerdasan Kristal, adalah kumpulan
informasi dan juga kemampuan verbal seseorang meningkat pada masa dewasa
tengah. Sebaliknya, kecerdasan cair yaitu kemampuan seseorang untuk bernalar
secara abstrak, mulai mengalami penurunan di masa dewasa tengah.
c) Kognisi pada Masa Dewasa Akhir. Fungsi intelektual pada usia dewasa akhir cukup
provokatif. Banyak psikolog mempercayai bahwa sama seperti pada masa dewasa
tengah, beberapa dimensi kecerdasan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir
sementara yang lain menganggap dapat dipertahankan atau bahkan meningkat. Salah
satu temuan yang tetap konsisten adalah ketika melibatkan kecepatan pengolahan
data, orang dewasa yang lebih tua melakukannya dengan lebih buruk dari mereka
yang lebih muda. Akan tetapi, beberapa aspek kognisi mungkin membaik seiring
dengan bertambahnya usia. Salah satunya adalah kebijaksanaan.

Perkembangan Sosial-Emosional pada Masa Dewasa
Tahap Dewasa oleh Erikson. Erikson mengatakan bahwa individu memasuki tahap
keenam yaitu intimacy versus isolation pada masa awal. Pada saat ini, orang-orang akan
menghadapi tugas perkembangan antara menjalin hubungan yang intim dengan orang lain
atau terisolasi secara sosial. Lalu Generativity versus stagnation merupakan tahap pada masa
dewasa tengah. Perhatian utamanya adalah membantu generasi yang lebih muda untuk
mengembangkan kehidupan yang bermakna. Lalu yang terakhir integrity versus despair yang
bila mereka telah menjalani tahap sebelumnya dengan negatif maka melihat kebelakang akan
menimbulkan keraguan, itulah yang disebut despair. Namun, bila mereka berhasil melewati
sebagian besar tahap perkembangan dengan baik maka dengan melihat kebelakang mereka
akan merasakan kepuasan.
Krisis Paruh Baya. Istilah yang lebih tepat untuk “krisis paruh baya” mungkin adalah
“kesadaran paruh baya”. Maksudnya adalah pada usia paruh baya, orang cenderung
menyadari jarak antara menjadi lebih muda dan tua, serta waktu mereka yang tidak lama lagi.
Mereka berpikir tentang peran mereka untuk berkontribusi pada generasi selanjutnya. Mereka
menimbang-nimbang kembali makna hidup. Bagi kebanyakan orang, kesadaran paruh baya
bukannlah sesuatu yang menggemparkan dan menghadapinya sesuai proporsi.

Aliran dalam Perkembangan Manusia
Dalam perkembangan manusia terdapat 3 aliran , yaitu :
1. Aliran Nativisme.
Nativisme adalah suatu aliran yang secara ekstrim menyatakan bahwa perkembangan
manusia itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor pembawaan atau faktor-faktor yang dibawa
sejak lahir.Para ahli yang berpendirian Nativis biasanya mempertahankan kebenaran konsep
ini dengan menunjukkan berbagai kesamaan atau kemiripan antara orang tua dengan anakanaknya.
Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran
pemikiran psikologis.Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhauer (1788-1860)
seorang filosof Jerman.Aliran filosof natifisme konon dijuluki sebagai aliran psimistis yang
memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam.karena para ahli penganut aliran ini
berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan
pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.

Diantara ahli yang dipandang sebagai nativis ialah Noam A. Chomsky kelahiran 1928,
seorang ahli linguistic yang sangat terkenal hingga saat ini. Chomsky menganggap bahwa
perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata oleh
proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting) oleh adanya “biological predisposition”
(kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir.
Namun demikian, Chomsky tidak menafikan sama sekali peranan belajar dan
pengalaman berbahasa, juga lingkungan. Baginya, semua ini ada pengaruhnya, tetapi
pengaruh pembawaan bertata bahasa jauh lebih besar lagi bagi perkembangan bahasa
manusia (Bruno, 1987).
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor-faktor
yang

dibawa

sejak

lahir

itulah

yang

menentukan

perkembangannya

dalam

kehidupan.Nativisme berkeyakinan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
pembawaaan.Dengan demikian menurut mereka pendidikan tidak membawa manfaat bagi
manusia.Karena keyakinannya yang demikian itulah maka mereka di dalam ilmu pendidikan
disebut juga aliran Pesimisme Paedagogis.Tokoh aliran ini adalah Schopenhaeur seorang
filosof bangsa jerman.
Nativisme berasal dari kata dasar natus = lahir, nativius = kelahiran, pembawaaan.
Kalau dipandang dari segi ilmu pendidikan tidak dapat dibenarkan: sebab jika benar segala
sesuatu itu tergantung pada dasar, jadi pengaruh lingkungan dan pendidikan dianggap tidak
ada, maka konsekuensinya harus harus kita tutup saja semua sekolah, sebab sekolah tidak
mampu mengubah anak yang membutuhkan pertolongan. Tidak perlu para ibu, guru, orang
tua mendidik anak-anak karena hal itu tidak aka nada gunanya, tak dapat memperbaiki
keadaan yang sudah tersedia (ada) menurut dasar.Akan tetapi hal yang demikian itu justru
bertentangan dengan kenyataan yang kita hadapi, karena sudah ternyata sejak zaman dahulu
hingga sekarang orang berusaha mendidik generasi muda, karena pendidikan itu adalah hal
yang dapat, perlu, bahkan harus dilakukan.Jadi konsepsi nativisme itu tidak dapat
dipertahankan dan tidak di pertanggung jawabkan.
Dengan

demikian,faktor

lingkungan

atau

pendidikan

menurut

aliran

ini

dikembangkan seseorang. Dalam ilmu pendidikan ini dikenal sebagai ilmu pedagogik
pesimisme, yaitu pendidikan tidak dapat mempengaruhi perkembangan anak kearah
kedewasaan yang dikehendaki oleh pendidikan.
2. Aliran Empirisme.
Menurut teori ini lingkungan adalah yang menjadi penentu perkembangan
seseorang.Baik buruknya perkembangan pribadi seseorang sepenuhnya ditentukan oleh

lingkungan atau pendidikan. Jadi,teori ini menganggap bahwa faktor pembawaan tidak
berperan sama sekali dalam proses perkembangan manusia.
bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulasi eksternal dalam
perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada
lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari di dapat dari dunia
sekitarnya yang berupa pengetahuan.Pengetahuan ini berasal dari alam bebas ataupun
diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama John
Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia
bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman yang diperoleh dari lingkungan akan
berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah, sebab hanya mementingkan peranan
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak
sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari
terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun lingkungan sekitarnya tidak
mendukung.[
Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme (empiricisim) dengan tokoh
utama John Locke (1632-1704).Nama asli aliran ini adalah “The School of British
Empircism” (aliran empirisme inggris). Namun, aliran lebih berpengaruh terhadap para
pemikir

Amerika

“environmentalisme”

Serikat,
(aliran

sehingga

melahirkan

lingkungan)

dan

sebuah

psikologi

aliran
bernama

filsafat

bernama

“environmental

psychology” (psikologi lingkungan) yang relatif masih baru (Rober, 1988).
Doktrin aliran empirisme yang amat mashyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah
bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank tablet).
Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam
arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya.
Dalam hal ini para penganut empirisme (bukan empirisme) menganggap setiap anak
lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan bakat apa-apa.
Hendak menjadi apa seorang anak kelak bergantung pada pengalaman/lingkungan yang
mendidiknya.

Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu
politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang polisi. Karena ia memiliki pengalaman belajar di
bidang politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya pemusik sejati.
Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman, sedangkan
kemampuan dasar yang di bawa anak sejak lahir, di kesampingkan. Padahal ada anak yang
berbakat dan berhasil meskipun lungkungan tidak terlalu mendukung.
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor
lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil.
Manusia dapat dididik menjadi apa saja (kearah yang baik atau kearah yang buruk)
menurut kehendak lingkungan atau pendidik-pendidiknya. Dengan demikian pendidikan
diyakini sebagai sebagai maha kuasa bagi pembentukan anak didik.Karena pendapatnya yang
demikian, maka dalam ilmu pendidikan disebut juga Aliran Optimisme Paedagogis.Tokoh
aliran ini yaitu John Locke.
3. Aliran Konvergensi.
Sesuai dengan namanya,Konvergensi yaitu teori yang menjembatani atau menengahi
kedua teori atau paham sebelumnya yang bersifat ekstrim yaitu teori nativisme dan
empirisme. Sesuai dengan namanya konvergensi yang artinya perpaduan,maka berarti teori
ini tidak memihak bahkan memadukan pengaruh kedua unsur pembawaan maupun unsur
lingkungan,kedua-duanya sama-sama merupakan faktor yang dominan pengaruhnya bagi
perkembangan. Menurut teori ini baik unsur pembawaan maupun unsur lingkungan keduaduanya sama-sama merupakan faktor yang dominan pengaruhnya bagi perkembangan
seseorang.
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisisme
dengan aliran nativisme.Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan)
dengan lingkungan sebagai factor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan
manusia.Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stren (1871-1938), seorang
filosof dan psikolog Jerman.
Aliran filsafat yang dipeloporinya disebut “personalisme”, sebuah pemikiran filosofis
yang sangat berpengaruh terhadap disiplin-disiplin ilmu yang berkaitan dengan manusia. Di
antara disiplin ilmu yang menggunakan asas personalisme adalah “personologi” yang
mengembangkan teori yang komprehensif (luas dan lengkap) mengenai kepribadian manusia
(Rober, 1988).

Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofis yang berhubungan dengan
proses perkembangan diatas, penyusun pandangan bahwa factor yang memengaruhi tinggi
rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya terdiri atas dua macam:
a. Faktor Intern yaitu factor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi
pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya
sendiri.
b. Faktor Eksternal yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang meliputi
lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi sisw a tersebut
dengan lingkungannya.
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pndidikan bangsa
jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan
baik maupun pembawaan buruk. Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses
perkembangan anak, baik factor pembawaan maupun factor lingkungan sama-sama
mempunyai peranan yang sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk
perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan
perkembangan anak yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang
diperlukan untuk mengembangkan itu.Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia
berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi.
Teori W. Stern disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat kesatu titik). Jadi
menurut teori konvergensi:
1) Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.
2) Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak
didik untuk mengembangkan potensi yang baik dan mencegah berkembangnya
potensi yang kurang baik.
3) Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat
dalam memahami tumbuh-kembang manusia.Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat
tentang factor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh-kembang itu. Dari sisi
lain, variasi pendapat itu juga melahirkan berbagai pendapat/gagasan tentang belajar
mengajar, seperti peran guru sebagai fasilitator ataukah informator, teknik penilaian
pencapaian siswa dengan tes objektif atau tes esai, perumusan tujuan pengajaran yang sangat
behavioral, penekanan pada peran teknologi pengajaran (The Teaching Machine, belajar
berprogram, dan lain-lain.

BAB III
PENUTUP
Perkembangan dan pertumbuhan manusia adalah Perkembangan dapat diartikan
sebagai “perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari
mulai lahir sampai mati. Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan
yang alami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya
yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik
(jasmaniah) maupun psikis dan memiliki tugas serta tahapan-tahapan perkembangan dan
pertumbuhan manusia dari awal kehidupannya hingga akhir kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006.
Rochmah, Elfi Yuliani. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Teras, 2005.
Purwakania, Aliyah B. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006.
Yusuf L.N, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008.
Hidayati, Wiji dkk. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Teras, 2008.
Rumini, Sri dkk. Psikologi Umum. Yogyakarta: FIK IKIP, 1998.
Suadirman, Siti Partini. Psikologi
Yogyakarta, 2006.

Perkembangan.

Yogyakarta:

Universitas

Negeri

Hurlock Elizabeth B. 1980 Psikologi Perkembangan Jakarta: Erlangga
King Laura A. 2010 Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif Jakarta: Salemba
Humanika
Lahey Benjamin B. 2005 Psychology An Introduction 9th edition New York: McGraw-Hill
Book Company
Atkinson, Rita L. Atkinson, Richard C. Smith, Edward E. Bem, Daryl J. Pengantar Psikologi
Jilid Satu. Interaksara: 2010
Ahmad Abu. 2009 Psikologi Umum Jakarta: Rineka Cipta
Blog Alia Fauziah
http://urbandepan.blogspot.com/2012/04/akhir-masa-kanak-kanak.html

http://tafany.wordpress.com/2007/10/25/masa-bayi-neonatal-by-lydia-ratna-kikidinillah/12:18

Dokumen yang terkait

ALOKASI WAKTU KYAI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI YAYASAN KYAI SYARIFUDDIN LUMAJANG (Working Hours of Moeslem Foundation Head In Improving The Quality Of Human Resources In Kyai Syarifuddin Foundation Lumajang)

1 46 7

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN KOTA TERHADAP PERKEMBANGAN WILAYAH HINTERLAND DI KABUPATEN BLITAR

0 30 56

GAMBARAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN STIMULASI PERKEMBANGAN : KEMANDIRIAN DAN SOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandanwangi Malang Tahun 2015

0 51 18

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA ANGGOTA PENERIMA KREDIT PADA KOPERASI SERBA USAHA KARYA USAHA SEJAHTERA KECAMATAN SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI

0 20 6

HUBUNGAN ANTARA BERMAIN EDUKATIF DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR SISWA DI PLAY GROUP AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2010-2011

0 23 16

KAJIAN PSIKOLOGI ANAK DALAM NOVEL SINAR KARYA AGUK IRAWAN MN

4 53 10

PERKEMBANGAN YAYASAN PERGURUAN ISLAM DARUL HIKMAH DI JATILUHUR BEKASI 1997.2010

0 50 151

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH PADA SEKTOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI SUMATERA SELATAN

3 52 68