Pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle UAV
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
PEMANFAATAN UNMANNDED AERIAL VEHICLE (UAV)
UNTUK PENDOKUMENTASIAN DAN PEMETAAN PADA
KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB)
(STUDI KASUS SEBARAN TINGGALAN BUDAYA BENDA DI NAGARI
PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR)
Dafriansyah Putra1, Gilang Aditya2
1
Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau
(Alumnus Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas), generasibudaya@gmail.com
2
Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau
(Alumnus Jurusan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi
Universitas Gadjah Mada), gilangbangka@gmail.com
ABSTRACT
The area around the active volcano is relatively vulnerable to the impact of geological
disasters whenever the intensity of volcanic is increased. Tanah Datar Regency, especially
Nagari Pariangan, is an area located in Disaster Prone Areas Marapi Volcano. Not only it
threatening the casualties and property, the disaster will also impact on the potential
distribution of tangible objects in the form of rumah gadang which has significant value in
historical, archaeological, architectural and civil engineering. Existing documentation in the
form of photogrammetry of the region becomes an important basis to record pre-disaster
data and further map data processing. The utilization of Unmanned Aerial Vehicle (UAV)
for an area is a progress of detail recording technology which has a good accuracy in
creating a basic data. The photogrammetry documentation by utilizing the drone device is
capable of achieving a resolution up to 11,377 cm. The mapping of vulnerability to the
geological disasters of Mount Marapi on 70 rumah gadang in Nagari Pariangan, produces
data: 21 rumah gadang were safe from disaster, 40 rumah gadang were in dangerous
eruption, and 9 rumah gadang were in lava and eruption hazard. Mapping using UAVs is
particularly important in relation to pre-disaster documentation, post-disaster monitoring,
and other disaster management models within a region's scope.
Keywords: Unmanned Aerial Vehicle (UAV), Disaster Prone Areas, Tangible Cultural
Heritage
ABSTRAK
Kawasan yang berada di sekitar gunung berstatus aktif relatif rentan akan dampak
bencana geologi sewaktu-waktu intensitas gunung api meningkat. Kabupaten Tanah
Datar, khususnya Nagari Pariangan, merupakan wilayah yang berada pada Kawasan
Rawan Bencana (KRB) Gunung Api Marapi. Selain mengancam korban jiwa dan harta
benda, bencana juga akan berdampak pada sebaran potensi tingalan budaya benda
(tangible) dalam bentuk rumah gadang yang memiliki nilai penting secara kesejarahan,
arkeologis, arsitektur maupun teknik sipil. Adanya dokumentasi eksisting dalam bentuk
fotogrametri kawasan menjadi dasar yang penting dalam upaya perekaman data
prabencana maupun pengolah data peta lebih lanjut. Pemanfaatan fungsi Unmanned
Aerial Vehicle (UAV) pada suatu kawasan menjadi salah satu bentuk kemajuan teknologi
1
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
perekaman yang detail dan memiliki ketelitian baik dalam menciptakan suatu data dasar.
Pendokumentasian fotogametri dengan mendayagunakan perangkat pesawat drone ini
mampu mencapai resolusi hingga 11,377 cm. Adapun pemetaan kerawanan terhadap
bencana geologi Gunung Marapi pada tinggalan budaya benda berupa 70 rumah gadang di
Nagari Pariangan, menghasilkan data: aman bencana sebanyak 21 rumah gadang, rawan
bahaya erupsi sebanyak 40 rumah gadang, dan bahaya lahar dan erupsi sebanyak 9
rumah gadang. Pemetaan menggunakan UAV amat penting diterapkan terkait
pendokumentasian prabencana, monitoring pascabencana, maupun model manajemen
bencana lain dalam suatu ruang lingkup kawasan.
Kata Kunci : Unmanned Aerial Vehicle (UAV), Kawasan Rawan Bencana, Tinggalan
Budaya Benda
1.
PENDAHULUAN
Tinggalan budaya dalam bentuk kebendaan (tangible) atau Cagar Budaya pada dasarnya
terdiri dari benda, situs, bangunan, struktur dan kawasan. Pelestarian sebaran tinggalan
sumber daya budaya di dalam suatu kawasan harus didukung oleh kegiatan
pendokumentasian sebelum terjadinya aspek-spek yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan keasliannya. Bencana alam adalah salah satu indikasi yang berpotensi
menyebabkan perubahan lansekap kawasan secara signifikan.
Nagari Pariangan erat kaitannya dengan sejarah Minangkabau. Bukan hanya keindahan
alamnya yang dinobatkan majalah Travel Budget sebagai Desa Terindah di Dunia,
Nagari tertua di Minangkabau ini memiliki potensi sumber daya budaya dalam bentuk
banyaknya sebaran potensi Bangunan Cagar Budaya dalam bentuk bangunan rumah
gadang yang terhimpun pada satu kawasan. Terdapat 70 rumah gadang yang pada
umumnya telah berusia ratusan tahun dan masih bertahan hingga kini. Berikut data
sebaran tinggalan budaya benda pada masing-masing jorong dalam Nagari Pariangan:
Tabel 1. Sebaran Tinggalan Budaya Benda di Nagari Pariangan
No Jorong
Jenis Tinggalan Jumlah
1.
2.
3.
4.
Rumah Gadang
Rumah Gadang
Rumah Gadang
Rumah Gadang
Sikaladi
Pariangan
Padang Panjang
Guguk
16
24
30
0
(Sumber: Survey Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat, 2016)
Keberadaan Nagari Pariangan di sekitar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Api
Marapi, membuat daerah ini berpotensi terkena langsung dampak bencana geologi
sewaktu-waktu intensitas Gunung Api Marapi meningkat. Berikut data distribusi luas
wilayah Kecamatan Pariangan dengan pembagian radius Kawasan Rawan Bencana
(KRB) Gunung Api Marapi:
2
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
Tabel 2. Luas wilayah Kawasan Rawan Bencana dalam Kecamatan Pariangan
Luas Wilayah (Km2)
Jumlah
No
Nagari
KRB I
KRB II KRB III
Luas KRB
Km2
1
Sungai Jambu
2
Pariangan
Jumlah
6,737
7,458
14,195
4,223
4,117
8,340
3,766
1,765
5,531
3,194
3,990
7,184
17,92
17,33
35,25
(Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanah Datar, 2016)
Nagari Pariangan merupakan kawasan tradisional dengan sebaran objek yang memiliki
nilai penting dari sisi kesejarahan, arkeologis, arsitektur maupun dalam keilmuan teknik
sipil, namun wilayah sebaran sumber daya budaya tersebut berpotensi terkena dampak
bencana geologi, maka perlu dilakukan perekaman data prabencana sebagai upaya
mendapatkan dokumentasi piktorial sekaligus akan menjadi data dasar dalam pemetaan,
dan upaya manajemen bencana lainnya.
Kawasan Rawan Bencana III
Selalu terancam
aliran awan panas,
lava gas racun, dan
guguran batu (pijar)
r: 3km
Selalu terancam
lontaran batu (pijar)
dan hujan abu lebat
Kawasan Rawan Bencana III
Selalu terancam
aliran awan panas,
r: 5km
lava gas racun, dan
guguran batu (pijar)
Kawasan Rawan Bencana I
Berpotensi terlanda
aliran lahar hujan
r: 7km
Berpotensi terhadap
hujan abu dan
kemungkinan dapat
terkena lontaran
batu (pijar)
Sebaran sumber
daya budaya
(Rumah Gadang)
(Sumber: Baperlitbang Kabupaten Tanah Datar dan diolah oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat)
Gambar 1. Peta Dampak Bencana Letusan Gunung Api Marapi
Kabupaten Tanah Datar
Pendokumentasian dilakukan untuk untuk mendapatkan informasi terkini terkait kondisi
eksisting kawasan terutama pada sebaran tinggalan budaya benda di Nagari Pariangan.
Pemanfaatan pesawat tanpa awak (UAV/Unmanned Aerial Vehicle) dengan jenis Rotary
Wings (pesawat drone) menjadi upaya pendokumentasian eksisting dalam ruang lingkup
kawasan yang tidak lagi berpedoman pada citra yang memiliki kualitas gambar dan
tidak detail, serta tidak lagi dengan metode pemetaan manual yang memakan waktu dan
sumber daya.
3
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
2.
STUDI PUSTAKA
Kawasan tradisional dengan sebaran tinggal budaya berupa rumah tradisional lahir dari
tradisi vernakular yang disusun oleh material alam dan metode tradisional, pada
dasarnya merupakan kekayaan khazanah sekaligus contoh yang penting untuk diangkat
dan ditelaah lebih dalam. Ditilik dari sisi rancang bangunan misalnya. Pengaruh
globalisasi dalam arsitektur serta merta akan membawa arus pengaruh pada
metamorfosa gatra yang sarat perwujudan modernitas. Namun, tak dapat dimungkiri,
arsitektur lokal yang hadir dari kualitas hubungan antara manusia dengan lingkungan
adalah konsep dasar perwujudan arsitektur. Tatanan serta bentuk arsitektur yang masih
kuat berlandas pada tradisi merupakan ekspresi dari makna, nilai dan kepercayaan yang
dianut oleh suatu komunitas dalam kurun waktu tertentu. (Salura, 2007)
Secara lokalitas, masyarakat adat sudah mampu membuat perencanaan keruangan
berbasis potensi lokal. Masyarakat dari generasi ke generasi akan mampu dan jeli dalan
pertimbangan pemanfaatkan lahan dengan peruntukannya antara ekologi, ekonomi dan
estetik (Effendi dkk, 2012). Kebiasaan dari suatu komunitas tradisional menghasilkan
sebuah pengetahuan teknis yang jika ditilik dari kondisi kekinian merupakan sebuah
pertimbangan empiris yang matang.
Adanya kawasan tradisional dengan komponen lansekap sejarah dan lansekap budaya
merupakan aset berharga yang masih terjaga. Potensi Cagar Budaya yang bersifat
warisan budaya bendawi (tangible) merupakan bentuk kebudayaan bangsa yang harus
dilestarikan dalam bentuk pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan yang sesuai
dengan amanat pelestarian di dalam Undang-undang No 11 tahun 2010 tentang Cagar
Budaya. Pendokumentasian merupakan salah satu bentuk pelestarian tinggalan budaya
benda melalui data, guna transformasi ilmu bagi kepentingan generasi yang akan
datang.
Kemajuan teknologi pendokumentasian berdampak pada perekaman data peta yang
secara metode semakin efektif dan efisien. Teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
adalah teknologi pemetaan fotogametri dengan menggunakan wahana berupa pesawat
tanpa awak. Pemanfaatan pesawat tanpa awak yang memakai prinsip aerodinamika ini
merupakan salah satu cara yang dpat digunakan untuk misi pemetaan, monitoring dan
inspeksi terhadap suatu wilayah.
UAV secara umum terbagi menjadi dua bentuk: Fixed Wings (pesawat udara) untuk
area lebih besar dan Rotary Wings (pesawat drone) untuk area yang relatif lebih kecil.
Pemetaan fotogrametri akan menghasilkan output berupa orthopotho/foto yang tegak.
Objek yang miring kerena sudut pengambilan gambar akan dilakukan reklifikasi
(orthoreklifikasi) atau pengoreksian kembali dengan bantuan aplikasi, sehingga
menghasilkan foto yang tegak.
4
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
Gambar 2. Teori Geometri Foto Udara
3.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini terdiri dari prasurvey, survei lapangan
dan pascasurvei. Tahapan awal terdiri dari persiapan teknis dan non-teknis, pengamatan
area survey dan studi referensi. Adapun tahap survey lapangan dilakukan untuk
mengumpulkan data primer berupa: observasi lapangan untuk mengidentifikasi dan
menginventarisasi objek, ploting sebaran tinggalan budaya benda untuk menentukan
keletakan geografis masing-masing objek dengan menggunakan perangkat GPS,
pengambilan data mozaik foto udara dengan piranti UAV/pesawat drone, pengisian
form checklish survei, serta dokumentasi foto. Adapun tahapan pascasurvei merupakan
kegiatan pengolahan data foto udara, pengolahan foto dokumentasi dan penyusunan
database. Kebutuhan data sekunder penelitian ini adalah data Kawasan Rawan Bencana
(KRB) di Kecamatan Pariangan dan data peta penanggulangan bencana letusan Gunung
Api Marapi yang diperoleh dari Badan Perencanaan, Penelitian, Pengembangan Daerah
Kabupaten Tanah Datar dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanah
Datar.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data Identifikasi dan Data Teknis
Survey dilakukan dengan mendatangi setiap objek rumah gadang dan melakukan
pencatatan terkait kebutuhan data. Data yang dikumpulkan saat survey kemudian akan
disusun menjadi satu basis data yang berisi data identifikasi dan data teknis objek. Datadata tersebut nantinya akan menjadi data dasar dalam pengolahan berbagai kebutuhan.
Berikut komponen data yang dirangkum: Jenis tinggalan, Nama pemilik, Suku, Alamat,
Keletakan astronomis, Keletakan geografis, Tingkat kerawanan, Orbitrasi bangunan,
Dimensi bangunan, Arah hadap bangunan, Karakteristik bangunan, Komponen
pelengkap, Kondisi keterawatan.
5
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
4.2. Pendokumentasian Fotogametri Kawasan
Untuk mendapatkan data objek kawasan yang utuh dengan resolusi yang tajam,
dilakukan pemetaan fotogrametri menggunakan pesawat drone. Data fotogrametri ini
diperoleh gambaran objek, baik objek alam: tanaman, aliran sungai, dsb, maupun objek
buatan: bangunan, jalan, dsb.
Pendokumentasian diawali dengan membuat perencanaan jalur (flight plan) dan
membuat sebaran titik penerbangan. Penerbangan di kawasan Nagari Pariangan
dilakukan pada titik kontol penerbangan yang berbeda-beda. Posisi untuk menentukan
titik penerbangan adalah dengan mempertimbangkan tercakupnya semua area yang
dibutuhkan. Pembuatan perencanaan jalur ini ini dibantu dengan program Pix4d pada
android yang terkoneksi dengan pesawat drone. Contoh tampilan aplikasi Pix4d dapat
dilihat pada gambar 3 berikut:
Gambar 3. Tampilan Flight Plan pada Aplikasi Pix4d
Data mozaik foto udara yang telah didapat kemudian diolah dengan aplikasi Agisoft
Photoscan untuk menghasilkan keluaran berupa orthophoto. Hasil orthophoto inilah
akan menjadi data kondisi eksisting sebaran objek dan lingkungan. Hasil orthophoto
yang detail dan memiliki ketelitian yang baik. Selain mendapatkan gambaran kondisi
eksisting juga dapat menjadi data dasar dalam pengolahan kebutuhan data terkait
kawasan: monitoring, rencana pengembangan, maupun upaya-upaya pelestarian lainnya.
Untuk mendapatkan gambaran peta sebaran sumber daya budaya dilakukan digitasi
dengan aplikasi ArcGIS. Sebaran objek akan disingkronkan dengan data lapangan yang
telah diperoleh untuk mendapatkan identifikasi pada masing-masing objek. Data-data
diinput dalam bentuk database yang dapat ditampilkan dalam aplikasi langsung maupun
diekspor ke bentuk tabelaris. Untuk melengkapi dokumentasi pada layout peta sebaran
dilengkapi dengan foto masing-masing objek.
6
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
Gambar 4. Tampilan Pengolahan Data Agisoft Photoscan
Gambar 5. Tampilan Digitasi dan Database
Gambar 6. Tampilan Layout Informatif
7
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
Selain menghasilkan dokumentasi eksisting yang detail, terbaru dan akurat, model orthophoto
yang diolah dari pesawat drone disajikan dalam bentuk peta yang gambaran tinggalan budaya
benda yang berdampak pada kerawanan terhadap bencana geologi Gunung Marapi. Akan dapat
diidentifikasi sebaran objek mana saja yang aman bencana, berdampak tutupan bahaya erupsi,
serta terkena langsung bahaya lahar dan erupsi.
Gambar 7. Peta Klasifikasi Kerawanan Tinggalan Budaya Benda di Nagari Pariangan
terhadap Potensi Bencana Geologi Gunung Marapi
Dilakukan perekapan data dalam bentuk tabelaris koordinat sebaran tinggalan rumah
gadang dan pengklasifikasian sesuai tingkat kerawanan terhadap potensi bencana
geologi Gunung Marapi.
Tabel 3. Sebaran tinggalan rumah gadang dan klasifikasi kerawanan
Objek
Jorong
Tk.
Keraw
anan
Koordinat
X UTM
Koordinat
Y UTM
1
Rumah Gadang
Maharajo
Depang
Pariangan
Bahaya
Erupsi
100,492959
-0,455456
2
Rumah Gadang
Datuk Cilangik
Pariangan
Aman
100,487292
Pariangan
Aman
Pariangan
Pariangan
3
4
5
6
7
Rumah Gadang
Angku Bandaro
Kayo
Rumah Gadang
Datuk Tampang
Rumah Gadang
Datuk
Rangkayo Sati
Rumah Gadang
Datuk Tianso
Rumah Gadang
Datuk Lelo
Pariangan
Pariangan
Objek
Jorong
Tk.
Keraw
anan
Koordinat
X UTM
Koordinat
Y UTM
36
Rumah Gadang
Dt. Garang
Sikaladi
Bahaya
Erupsi
100,480980
-0,457139
-0,456306
37
Rumah Gadang
Dt. Panduko
Rajo
Sikaladi
Aman
100,481950
-0,460804
100,493672
-0,458704
38
Rumah Gadang
Dt. Indo Marajo
Sikaladi
Aman
100,481724
-0,461243
Aman
100,487491
-0,456416
39
Rumah Gadang
Dt. Siama
Sikaladi
Aman
100,482731
-0,461818
Aman
100,487548
-0,456601
40
Rumah Gadang
Dt. Majo Basa
Sikaladi
Aman
100,482752
-0,462030
100,488368
-0,455511
41
42
Bahaya
Erupsi
Bahaya
Erupsi
-0,448639
-0,455615
Padang
Panjang
Padang
Panjang
100,494661
100,491713
Rumah Gadang
Dt. Masa Bumi
Rumah Gadang
Dt. Nago Basa
100,494453
-0,448730
Bahaya
Erupsi
Bahaya
Lahar
8
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
100,491877
-0,455572
43
Rumah Gadang
Dt. Lelo Nan
Bangkah
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493937
-0,448221
100,492325
-0,455561
44
Rumah Gadang
Dt. Sidano
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493807
-0,448437
100,492184
-0,455331
45
Rumah Gadang
Dt. Suri Marajo
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,492720
-0,447130
100,492004
-0,455314
46
Rumah Gadang
Dt. Maharajo
Basa
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493183
-0,447182
100,491753
-0,455031
47
Rumah Gadang
Dt. Rajo Lelo
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493305
-0,447533
Bahaya
Erupsi
100,491435
-0,453974
48
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493458
-0,447497
Pariangan
Bahaya
Erupsi
100,491819
-0,454065
49
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493079
-0,447882
Pariangan
Bahaya
Erupsi
100,492114
-0,454162
50
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493542
-0,447915
Pariangan
Bahaya
Erupsi
100,492444
-0,454982
51
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496814
-0,452515
100,493048
-0,456771
52
Rumah Gadang
Dt. Rangkayo
Basa
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496677
-0,452503
100,493264
-0,456941
53
Rumah Gadang
Dt. Mustapa
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496515
-0,452771
8
Rumah Gadang
Datuk Kayo
Pariangan
9
Rumah Gadang
Datuk Rajo Api
Pariangan
10
Rumah Gadang
Datuk
Mangkudum
Pariangan
11
Rumah Gadang
Datuk Mudo
Pariangan
12
Rumah Gadang
Datuk Basa
Pariangan
13
Rumah Gadang
Datuk Putiah
Pariangan
14
15
Rumah Gadang
Datuk Tunaro
Capuak
Rumah Gadang
Datuk Tunaro
Kuniang
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Rumah Gadang
Dt. Lelo Nan
Kayo
Rumah Gadang
Dt. Basa Nan
Gadang
Rumah Gadang
Dt. Basa Nan
Ketek
Rumah Gadang
Dt. Pangulu
Basa
16
Rumah Gadang
Datuk Simarajo
17
Rumah Gadang
Datuk Sinaro
Pariangan
18
Rumah Gadang
Datuk Rajo
Gaga
Pariangan
19
Rumah Gadang
Datuk Suri
Maharajo
Dirajo (Bekas)
Pariangan
Bahaya
Erupsi
100,494195
-0,456782
54
Rumah Gadang
Dt. Majo Basa
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496666
-0,452051
20
Rumah Gadang
Datuk Rajo
Pangulu
Pariangan
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
100,493689
-0,457104
55
Rumah Gadang
Dt. Joangso
Nan Kuniang
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496708
-0,451866
Pariangan
Aman
100,493711
-0,458340
56
Rumah Gadang
Dt. Sinaro
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496826
-0,451572
Pariangan
Aman
100,494052
-0,459097
57
100,495097
-0,459960
58
100,496757
-0,451231
Pariangan
Aman
100,491866
-0,458757
59
Bahaya
Erupsi
Bahaya
Erupsi
Bahaya
Erupsi
-0,451850
Aman
Padang
Panjang
Padang
Panjang
Padang
Panjang
100,496923
Pariangan
Rumah Gadang
Dt. Joangso
Rumah Gadang
Dt. Mangkudun
Rumah Gadang
Dt. Endah
100,496967
-0,451054
Sikaladi
Aman
100,481276
-0,460967
60
Rumah Gadang
Dt. Indo Sajatie
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496238
-0,450412
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496648
-0,450462
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496556
-0,450144
21
22
23
24
25
Rumah Gadang
Datuk Paduka
Rajo &
Homestay
Rumah Gadang
Datuk Sampono
Rumah Gadang
Datuk Maka
Rumah Gadang
Datuk Garang
Rumah Gadang
Dt. Rangkayo
Batuah
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
26
Rumah Gadang
Dt. Marajo
Sikaladi
Aman
100,482379
-0,461929
61
27
Rumah Gadang
Imam Kayo
Sikaladi
Aman
100,482523
-0,462265
62
9
Rumah Gadang
Dt. Indo Nan
Kayo
Rumah Gadang
Dt. Angkat
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
Dirajo
28
Rumah Gadang
Dt. Sudano
Sikaladi
Aman
100,482029
-0,461290
63
29
Rumah Gadang
Dt. Tambijo
Sikaladi
Aman
100,482246
-0,461216
64
Sikaladi
Aman
100,482017
-0,460999
65
Sikaladi
Aman
100,481734
-0,460476
66
Sikaladi
Aman
100,481247
-0,460471
67
Sikaladi
Aman
100,481634
-0,459459
68
30
31
32
33
Rumah GAdang
Dt. Intan Sati
Rumah Gadang
Dt. Barabanso
Rumah Gadang
Dt. Gadang
Batuah
Rumah Gadang
Dt. Bungsu
34
Rumah Gadang
Dt. Panduko
Sikaladi
Bahaya
Erupsi
100,480803
-0,457476
69
35
Rumah Gadang
Dt. Malano
Basa
Sikaladi
Bahaya
Erupsi
100,480686
-0,456654
70
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Rumah Gadang
Dt. Indo Nan
Gamuak
Rumah Gadang
Dt. Rajo
Pangulu
Rumah Gadang
Dt. Andomo
Rumah Gadang
Dt. Amat Dirajo
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,495724
-0,450109
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,495959
-0,450077
Padang
Panjang
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
Bahaya
Erupsi
100,496099
-0,449555
100,495821
-0,449615
Rumah Gadang
Dt. Kayo
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,495622
-0,448655
Rumah Gadang
Dt. Tamudo
Rumah Gadang
Dt. Rangkayo
Mulia
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,494863
-0,449093
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,494886
-0,448829
Rumah Gadang
Dt. Tunaro
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,495020
-0,448882
KESIMPULAN
Pendokumentasi eksisting sebaran tinggalan budaya benda sebagai upaya
perekaman data prabencana dengan memanfaatkan fungsi Unmanned Aerial
Vehicle pada Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Marapi, Nagari Pariangan,
dilakukan pada area 338,89 ha dengan total foto yang dapat diambil sebanyak 204
foto. Keluaran kegiatan berupa fotogrametri kawasan yang kemudian dipetakan.
Pendokumentasian fotogametri dengan memanfaatan Unmanned Aerial Vehicle
menghasilkan resolusi 11,377 cm. Data dokumentasi piktorial yang dihasilkan lebih
detail dibandingkan citra satelit quickbird yang memiliki resolusi geospasial 2,4 m.
Pemetaan kerawanan terhadap bencana geologi Gunung Marapi pada tinggalan
budaya benda berupa 70 rumah gadang di Nagari Pariangan, menghasilkan data:
aman bencana sebanyak 21 rumah gadang, rawan bahaya erupsi sebanyak 40
rumah gadang, bahaya lahar dan erupsi sebanyak 9 rumah gadang.
Pemetaan menggunakan Unmanned Aerial Vehicle dapat menginterpretasikan
hingga per atap bangunan. Hal ini amat penting terkait pendokumentasian
prabencana maupun monitoring pascabencana dalam suatu kawasan.
Pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle menghasilkan dokumentasi eksisting yang
dapat menjadi data dasar yang detail, akurat dan terbaru dalam pengolahan data
terkait kawasan, seperti: zonasi kerawanan bencana, permodelan evakuasi, rencana
prioritas, maupun upaya-upaya manajemen kebencanaan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, dkk. 2012. Ranah Minang Siaga Bencana. Lembaga Swadaya Masyarakat
BANIO.
LPPM ITB. Modul Pelatihan Pemetaan Tiga Dimensi dengan Teknik UAV
Fotogrametri.
Salura, P. 2007. Menelusuri Arsitektur Masyarakat Sunda. Cipta Sastra Salura.
UU Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
10
PEMANFAATAN UNMANNDED AERIAL VEHICLE (UAV)
UNTUK PENDOKUMENTASIAN DAN PEMETAAN PADA
KAWASAN RAWAN BENCANA (KRB)
(STUDI KASUS SEBARAN TINGGALAN BUDAYA BENDA DI NAGARI
PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR)
Dafriansyah Putra1, Gilang Aditya2
1
Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau
(Alumnus Jurusan Teknik Sipil Universitas Andalas), generasibudaya@gmail.com
2
Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau
(Alumnus Jurusan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi
Universitas Gadjah Mada), gilangbangka@gmail.com
ABSTRACT
The area around the active volcano is relatively vulnerable to the impact of geological
disasters whenever the intensity of volcanic is increased. Tanah Datar Regency, especially
Nagari Pariangan, is an area located in Disaster Prone Areas Marapi Volcano. Not only it
threatening the casualties and property, the disaster will also impact on the potential
distribution of tangible objects in the form of rumah gadang which has significant value in
historical, archaeological, architectural and civil engineering. Existing documentation in the
form of photogrammetry of the region becomes an important basis to record pre-disaster
data and further map data processing. The utilization of Unmanned Aerial Vehicle (UAV)
for an area is a progress of detail recording technology which has a good accuracy in
creating a basic data. The photogrammetry documentation by utilizing the drone device is
capable of achieving a resolution up to 11,377 cm. The mapping of vulnerability to the
geological disasters of Mount Marapi on 70 rumah gadang in Nagari Pariangan, produces
data: 21 rumah gadang were safe from disaster, 40 rumah gadang were in dangerous
eruption, and 9 rumah gadang were in lava and eruption hazard. Mapping using UAVs is
particularly important in relation to pre-disaster documentation, post-disaster monitoring,
and other disaster management models within a region's scope.
Keywords: Unmanned Aerial Vehicle (UAV), Disaster Prone Areas, Tangible Cultural
Heritage
ABSTRAK
Kawasan yang berada di sekitar gunung berstatus aktif relatif rentan akan dampak
bencana geologi sewaktu-waktu intensitas gunung api meningkat. Kabupaten Tanah
Datar, khususnya Nagari Pariangan, merupakan wilayah yang berada pada Kawasan
Rawan Bencana (KRB) Gunung Api Marapi. Selain mengancam korban jiwa dan harta
benda, bencana juga akan berdampak pada sebaran potensi tingalan budaya benda
(tangible) dalam bentuk rumah gadang yang memiliki nilai penting secara kesejarahan,
arkeologis, arsitektur maupun teknik sipil. Adanya dokumentasi eksisting dalam bentuk
fotogrametri kawasan menjadi dasar yang penting dalam upaya perekaman data
prabencana maupun pengolah data peta lebih lanjut. Pemanfaatan fungsi Unmanned
Aerial Vehicle (UAV) pada suatu kawasan menjadi salah satu bentuk kemajuan teknologi
1
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
perekaman yang detail dan memiliki ketelitian baik dalam menciptakan suatu data dasar.
Pendokumentasian fotogametri dengan mendayagunakan perangkat pesawat drone ini
mampu mencapai resolusi hingga 11,377 cm. Adapun pemetaan kerawanan terhadap
bencana geologi Gunung Marapi pada tinggalan budaya benda berupa 70 rumah gadang di
Nagari Pariangan, menghasilkan data: aman bencana sebanyak 21 rumah gadang, rawan
bahaya erupsi sebanyak 40 rumah gadang, dan bahaya lahar dan erupsi sebanyak 9
rumah gadang. Pemetaan menggunakan UAV amat penting diterapkan terkait
pendokumentasian prabencana, monitoring pascabencana, maupun model manajemen
bencana lain dalam suatu ruang lingkup kawasan.
Kata Kunci : Unmanned Aerial Vehicle (UAV), Kawasan Rawan Bencana, Tinggalan
Budaya Benda
1.
PENDAHULUAN
Tinggalan budaya dalam bentuk kebendaan (tangible) atau Cagar Budaya pada dasarnya
terdiri dari benda, situs, bangunan, struktur dan kawasan. Pelestarian sebaran tinggalan
sumber daya budaya di dalam suatu kawasan harus didukung oleh kegiatan
pendokumentasian sebelum terjadinya aspek-spek yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan keasliannya. Bencana alam adalah salah satu indikasi yang berpotensi
menyebabkan perubahan lansekap kawasan secara signifikan.
Nagari Pariangan erat kaitannya dengan sejarah Minangkabau. Bukan hanya keindahan
alamnya yang dinobatkan majalah Travel Budget sebagai Desa Terindah di Dunia,
Nagari tertua di Minangkabau ini memiliki potensi sumber daya budaya dalam bentuk
banyaknya sebaran potensi Bangunan Cagar Budaya dalam bentuk bangunan rumah
gadang yang terhimpun pada satu kawasan. Terdapat 70 rumah gadang yang pada
umumnya telah berusia ratusan tahun dan masih bertahan hingga kini. Berikut data
sebaran tinggalan budaya benda pada masing-masing jorong dalam Nagari Pariangan:
Tabel 1. Sebaran Tinggalan Budaya Benda di Nagari Pariangan
No Jorong
Jenis Tinggalan Jumlah
1.
2.
3.
4.
Rumah Gadang
Rumah Gadang
Rumah Gadang
Rumah Gadang
Sikaladi
Pariangan
Padang Panjang
Guguk
16
24
30
0
(Sumber: Survey Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat, 2016)
Keberadaan Nagari Pariangan di sekitar Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Api
Marapi, membuat daerah ini berpotensi terkena langsung dampak bencana geologi
sewaktu-waktu intensitas Gunung Api Marapi meningkat. Berikut data distribusi luas
wilayah Kecamatan Pariangan dengan pembagian radius Kawasan Rawan Bencana
(KRB) Gunung Api Marapi:
2
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
Tabel 2. Luas wilayah Kawasan Rawan Bencana dalam Kecamatan Pariangan
Luas Wilayah (Km2)
Jumlah
No
Nagari
KRB I
KRB II KRB III
Luas KRB
Km2
1
Sungai Jambu
2
Pariangan
Jumlah
6,737
7,458
14,195
4,223
4,117
8,340
3,766
1,765
5,531
3,194
3,990
7,184
17,92
17,33
35,25
(Sumber: Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanah Datar, 2016)
Nagari Pariangan merupakan kawasan tradisional dengan sebaran objek yang memiliki
nilai penting dari sisi kesejarahan, arkeologis, arsitektur maupun dalam keilmuan teknik
sipil, namun wilayah sebaran sumber daya budaya tersebut berpotensi terkena dampak
bencana geologi, maka perlu dilakukan perekaman data prabencana sebagai upaya
mendapatkan dokumentasi piktorial sekaligus akan menjadi data dasar dalam pemetaan,
dan upaya manajemen bencana lainnya.
Kawasan Rawan Bencana III
Selalu terancam
aliran awan panas,
lava gas racun, dan
guguran batu (pijar)
r: 3km
Selalu terancam
lontaran batu (pijar)
dan hujan abu lebat
Kawasan Rawan Bencana III
Selalu terancam
aliran awan panas,
r: 5km
lava gas racun, dan
guguran batu (pijar)
Kawasan Rawan Bencana I
Berpotensi terlanda
aliran lahar hujan
r: 7km
Berpotensi terhadap
hujan abu dan
kemungkinan dapat
terkena lontaran
batu (pijar)
Sebaran sumber
daya budaya
(Rumah Gadang)
(Sumber: Baperlitbang Kabupaten Tanah Datar dan diolah oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat)
Gambar 1. Peta Dampak Bencana Letusan Gunung Api Marapi
Kabupaten Tanah Datar
Pendokumentasian dilakukan untuk untuk mendapatkan informasi terkini terkait kondisi
eksisting kawasan terutama pada sebaran tinggalan budaya benda di Nagari Pariangan.
Pemanfaatan pesawat tanpa awak (UAV/Unmanned Aerial Vehicle) dengan jenis Rotary
Wings (pesawat drone) menjadi upaya pendokumentasian eksisting dalam ruang lingkup
kawasan yang tidak lagi berpedoman pada citra yang memiliki kualitas gambar dan
tidak detail, serta tidak lagi dengan metode pemetaan manual yang memakan waktu dan
sumber daya.
3
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
2.
STUDI PUSTAKA
Kawasan tradisional dengan sebaran tinggal budaya berupa rumah tradisional lahir dari
tradisi vernakular yang disusun oleh material alam dan metode tradisional, pada
dasarnya merupakan kekayaan khazanah sekaligus contoh yang penting untuk diangkat
dan ditelaah lebih dalam. Ditilik dari sisi rancang bangunan misalnya. Pengaruh
globalisasi dalam arsitektur serta merta akan membawa arus pengaruh pada
metamorfosa gatra yang sarat perwujudan modernitas. Namun, tak dapat dimungkiri,
arsitektur lokal yang hadir dari kualitas hubungan antara manusia dengan lingkungan
adalah konsep dasar perwujudan arsitektur. Tatanan serta bentuk arsitektur yang masih
kuat berlandas pada tradisi merupakan ekspresi dari makna, nilai dan kepercayaan yang
dianut oleh suatu komunitas dalam kurun waktu tertentu. (Salura, 2007)
Secara lokalitas, masyarakat adat sudah mampu membuat perencanaan keruangan
berbasis potensi lokal. Masyarakat dari generasi ke generasi akan mampu dan jeli dalan
pertimbangan pemanfaatkan lahan dengan peruntukannya antara ekologi, ekonomi dan
estetik (Effendi dkk, 2012). Kebiasaan dari suatu komunitas tradisional menghasilkan
sebuah pengetahuan teknis yang jika ditilik dari kondisi kekinian merupakan sebuah
pertimbangan empiris yang matang.
Adanya kawasan tradisional dengan komponen lansekap sejarah dan lansekap budaya
merupakan aset berharga yang masih terjaga. Potensi Cagar Budaya yang bersifat
warisan budaya bendawi (tangible) merupakan bentuk kebudayaan bangsa yang harus
dilestarikan dalam bentuk pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan yang sesuai
dengan amanat pelestarian di dalam Undang-undang No 11 tahun 2010 tentang Cagar
Budaya. Pendokumentasian merupakan salah satu bentuk pelestarian tinggalan budaya
benda melalui data, guna transformasi ilmu bagi kepentingan generasi yang akan
datang.
Kemajuan teknologi pendokumentasian berdampak pada perekaman data peta yang
secara metode semakin efektif dan efisien. Teknologi UAV (Unmanned Aerial Vehicle)
adalah teknologi pemetaan fotogametri dengan menggunakan wahana berupa pesawat
tanpa awak. Pemanfaatan pesawat tanpa awak yang memakai prinsip aerodinamika ini
merupakan salah satu cara yang dpat digunakan untuk misi pemetaan, monitoring dan
inspeksi terhadap suatu wilayah.
UAV secara umum terbagi menjadi dua bentuk: Fixed Wings (pesawat udara) untuk
area lebih besar dan Rotary Wings (pesawat drone) untuk area yang relatif lebih kecil.
Pemetaan fotogrametri akan menghasilkan output berupa orthopotho/foto yang tegak.
Objek yang miring kerena sudut pengambilan gambar akan dilakukan reklifikasi
(orthoreklifikasi) atau pengoreksian kembali dengan bantuan aplikasi, sehingga
menghasilkan foto yang tegak.
4
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
Gambar 2. Teori Geometri Foto Udara
3.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini terdiri dari prasurvey, survei lapangan
dan pascasurvei. Tahapan awal terdiri dari persiapan teknis dan non-teknis, pengamatan
area survey dan studi referensi. Adapun tahap survey lapangan dilakukan untuk
mengumpulkan data primer berupa: observasi lapangan untuk mengidentifikasi dan
menginventarisasi objek, ploting sebaran tinggalan budaya benda untuk menentukan
keletakan geografis masing-masing objek dengan menggunakan perangkat GPS,
pengambilan data mozaik foto udara dengan piranti UAV/pesawat drone, pengisian
form checklish survei, serta dokumentasi foto. Adapun tahapan pascasurvei merupakan
kegiatan pengolahan data foto udara, pengolahan foto dokumentasi dan penyusunan
database. Kebutuhan data sekunder penelitian ini adalah data Kawasan Rawan Bencana
(KRB) di Kecamatan Pariangan dan data peta penanggulangan bencana letusan Gunung
Api Marapi yang diperoleh dari Badan Perencanaan, Penelitian, Pengembangan Daerah
Kabupaten Tanah Datar dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tanah
Datar.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data Identifikasi dan Data Teknis
Survey dilakukan dengan mendatangi setiap objek rumah gadang dan melakukan
pencatatan terkait kebutuhan data. Data yang dikumpulkan saat survey kemudian akan
disusun menjadi satu basis data yang berisi data identifikasi dan data teknis objek. Datadata tersebut nantinya akan menjadi data dasar dalam pengolahan berbagai kebutuhan.
Berikut komponen data yang dirangkum: Jenis tinggalan, Nama pemilik, Suku, Alamat,
Keletakan astronomis, Keletakan geografis, Tingkat kerawanan, Orbitrasi bangunan,
Dimensi bangunan, Arah hadap bangunan, Karakteristik bangunan, Komponen
pelengkap, Kondisi keterawatan.
5
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
4.2. Pendokumentasian Fotogametri Kawasan
Untuk mendapatkan data objek kawasan yang utuh dengan resolusi yang tajam,
dilakukan pemetaan fotogrametri menggunakan pesawat drone. Data fotogrametri ini
diperoleh gambaran objek, baik objek alam: tanaman, aliran sungai, dsb, maupun objek
buatan: bangunan, jalan, dsb.
Pendokumentasian diawali dengan membuat perencanaan jalur (flight plan) dan
membuat sebaran titik penerbangan. Penerbangan di kawasan Nagari Pariangan
dilakukan pada titik kontol penerbangan yang berbeda-beda. Posisi untuk menentukan
titik penerbangan adalah dengan mempertimbangkan tercakupnya semua area yang
dibutuhkan. Pembuatan perencanaan jalur ini ini dibantu dengan program Pix4d pada
android yang terkoneksi dengan pesawat drone. Contoh tampilan aplikasi Pix4d dapat
dilihat pada gambar 3 berikut:
Gambar 3. Tampilan Flight Plan pada Aplikasi Pix4d
Data mozaik foto udara yang telah didapat kemudian diolah dengan aplikasi Agisoft
Photoscan untuk menghasilkan keluaran berupa orthophoto. Hasil orthophoto inilah
akan menjadi data kondisi eksisting sebaran objek dan lingkungan. Hasil orthophoto
yang detail dan memiliki ketelitian yang baik. Selain mendapatkan gambaran kondisi
eksisting juga dapat menjadi data dasar dalam pengolahan kebutuhan data terkait
kawasan: monitoring, rencana pengembangan, maupun upaya-upaya pelestarian lainnya.
Untuk mendapatkan gambaran peta sebaran sumber daya budaya dilakukan digitasi
dengan aplikasi ArcGIS. Sebaran objek akan disingkronkan dengan data lapangan yang
telah diperoleh untuk mendapatkan identifikasi pada masing-masing objek. Data-data
diinput dalam bentuk database yang dapat ditampilkan dalam aplikasi langsung maupun
diekspor ke bentuk tabelaris. Untuk melengkapi dokumentasi pada layout peta sebaran
dilengkapi dengan foto masing-masing objek.
6
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
Gambar 4. Tampilan Pengolahan Data Agisoft Photoscan
Gambar 5. Tampilan Digitasi dan Database
Gambar 6. Tampilan Layout Informatif
7
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
Selain menghasilkan dokumentasi eksisting yang detail, terbaru dan akurat, model orthophoto
yang diolah dari pesawat drone disajikan dalam bentuk peta yang gambaran tinggalan budaya
benda yang berdampak pada kerawanan terhadap bencana geologi Gunung Marapi. Akan dapat
diidentifikasi sebaran objek mana saja yang aman bencana, berdampak tutupan bahaya erupsi,
serta terkena langsung bahaya lahar dan erupsi.
Gambar 7. Peta Klasifikasi Kerawanan Tinggalan Budaya Benda di Nagari Pariangan
terhadap Potensi Bencana Geologi Gunung Marapi
Dilakukan perekapan data dalam bentuk tabelaris koordinat sebaran tinggalan rumah
gadang dan pengklasifikasian sesuai tingkat kerawanan terhadap potensi bencana
geologi Gunung Marapi.
Tabel 3. Sebaran tinggalan rumah gadang dan klasifikasi kerawanan
Objek
Jorong
Tk.
Keraw
anan
Koordinat
X UTM
Koordinat
Y UTM
1
Rumah Gadang
Maharajo
Depang
Pariangan
Bahaya
Erupsi
100,492959
-0,455456
2
Rumah Gadang
Datuk Cilangik
Pariangan
Aman
100,487292
Pariangan
Aman
Pariangan
Pariangan
3
4
5
6
7
Rumah Gadang
Angku Bandaro
Kayo
Rumah Gadang
Datuk Tampang
Rumah Gadang
Datuk
Rangkayo Sati
Rumah Gadang
Datuk Tianso
Rumah Gadang
Datuk Lelo
Pariangan
Pariangan
Objek
Jorong
Tk.
Keraw
anan
Koordinat
X UTM
Koordinat
Y UTM
36
Rumah Gadang
Dt. Garang
Sikaladi
Bahaya
Erupsi
100,480980
-0,457139
-0,456306
37
Rumah Gadang
Dt. Panduko
Rajo
Sikaladi
Aman
100,481950
-0,460804
100,493672
-0,458704
38
Rumah Gadang
Dt. Indo Marajo
Sikaladi
Aman
100,481724
-0,461243
Aman
100,487491
-0,456416
39
Rumah Gadang
Dt. Siama
Sikaladi
Aman
100,482731
-0,461818
Aman
100,487548
-0,456601
40
Rumah Gadang
Dt. Majo Basa
Sikaladi
Aman
100,482752
-0,462030
100,488368
-0,455511
41
42
Bahaya
Erupsi
Bahaya
Erupsi
-0,448639
-0,455615
Padang
Panjang
Padang
Panjang
100,494661
100,491713
Rumah Gadang
Dt. Masa Bumi
Rumah Gadang
Dt. Nago Basa
100,494453
-0,448730
Bahaya
Erupsi
Bahaya
Lahar
8
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
100,491877
-0,455572
43
Rumah Gadang
Dt. Lelo Nan
Bangkah
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493937
-0,448221
100,492325
-0,455561
44
Rumah Gadang
Dt. Sidano
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493807
-0,448437
100,492184
-0,455331
45
Rumah Gadang
Dt. Suri Marajo
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,492720
-0,447130
100,492004
-0,455314
46
Rumah Gadang
Dt. Maharajo
Basa
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493183
-0,447182
100,491753
-0,455031
47
Rumah Gadang
Dt. Rajo Lelo
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493305
-0,447533
Bahaya
Erupsi
100,491435
-0,453974
48
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493458
-0,447497
Pariangan
Bahaya
Erupsi
100,491819
-0,454065
49
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493079
-0,447882
Pariangan
Bahaya
Erupsi
100,492114
-0,454162
50
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,493542
-0,447915
Pariangan
Bahaya
Erupsi
100,492444
-0,454982
51
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496814
-0,452515
100,493048
-0,456771
52
Rumah Gadang
Dt. Rangkayo
Basa
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496677
-0,452503
100,493264
-0,456941
53
Rumah Gadang
Dt. Mustapa
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496515
-0,452771
8
Rumah Gadang
Datuk Kayo
Pariangan
9
Rumah Gadang
Datuk Rajo Api
Pariangan
10
Rumah Gadang
Datuk
Mangkudum
Pariangan
11
Rumah Gadang
Datuk Mudo
Pariangan
12
Rumah Gadang
Datuk Basa
Pariangan
13
Rumah Gadang
Datuk Putiah
Pariangan
14
15
Rumah Gadang
Datuk Tunaro
Capuak
Rumah Gadang
Datuk Tunaro
Kuniang
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Rumah Gadang
Dt. Lelo Nan
Kayo
Rumah Gadang
Dt. Basa Nan
Gadang
Rumah Gadang
Dt. Basa Nan
Ketek
Rumah Gadang
Dt. Pangulu
Basa
16
Rumah Gadang
Datuk Simarajo
17
Rumah Gadang
Datuk Sinaro
Pariangan
18
Rumah Gadang
Datuk Rajo
Gaga
Pariangan
19
Rumah Gadang
Datuk Suri
Maharajo
Dirajo (Bekas)
Pariangan
Bahaya
Erupsi
100,494195
-0,456782
54
Rumah Gadang
Dt. Majo Basa
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496666
-0,452051
20
Rumah Gadang
Datuk Rajo
Pangulu
Pariangan
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
100,493689
-0,457104
55
Rumah Gadang
Dt. Joangso
Nan Kuniang
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496708
-0,451866
Pariangan
Aman
100,493711
-0,458340
56
Rumah Gadang
Dt. Sinaro
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496826
-0,451572
Pariangan
Aman
100,494052
-0,459097
57
100,495097
-0,459960
58
100,496757
-0,451231
Pariangan
Aman
100,491866
-0,458757
59
Bahaya
Erupsi
Bahaya
Erupsi
Bahaya
Erupsi
-0,451850
Aman
Padang
Panjang
Padang
Panjang
Padang
Panjang
100,496923
Pariangan
Rumah Gadang
Dt. Joangso
Rumah Gadang
Dt. Mangkudun
Rumah Gadang
Dt. Endah
100,496967
-0,451054
Sikaladi
Aman
100,481276
-0,460967
60
Rumah Gadang
Dt. Indo Sajatie
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496238
-0,450412
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496648
-0,450462
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,496556
-0,450144
21
22
23
24
25
Rumah Gadang
Datuk Paduka
Rajo &
Homestay
Rumah Gadang
Datuk Sampono
Rumah Gadang
Datuk Maka
Rumah Gadang
Datuk Garang
Rumah Gadang
Dt. Rangkayo
Batuah
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
Bahaya
Lahar
dan
Erupsi
26
Rumah Gadang
Dt. Marajo
Sikaladi
Aman
100,482379
-0,461929
61
27
Rumah Gadang
Imam Kayo
Sikaladi
Aman
100,482523
-0,462265
62
9
Rumah Gadang
Dt. Indo Nan
Kayo
Rumah Gadang
Dt. Angkat
4th ACE Conference. 9 November 2017, Padang, Sumatra Barat
Dirajo
28
Rumah Gadang
Dt. Sudano
Sikaladi
Aman
100,482029
-0,461290
63
29
Rumah Gadang
Dt. Tambijo
Sikaladi
Aman
100,482246
-0,461216
64
Sikaladi
Aman
100,482017
-0,460999
65
Sikaladi
Aman
100,481734
-0,460476
66
Sikaladi
Aman
100,481247
-0,460471
67
Sikaladi
Aman
100,481634
-0,459459
68
30
31
32
33
Rumah GAdang
Dt. Intan Sati
Rumah Gadang
Dt. Barabanso
Rumah Gadang
Dt. Gadang
Batuah
Rumah Gadang
Dt. Bungsu
34
Rumah Gadang
Dt. Panduko
Sikaladi
Bahaya
Erupsi
100,480803
-0,457476
69
35
Rumah Gadang
Dt. Malano
Basa
Sikaladi
Bahaya
Erupsi
100,480686
-0,456654
70
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Rumah Gadang
Dt. Indo Nan
Gamuak
Rumah Gadang
Dt. Rajo
Pangulu
Rumah Gadang
Dt. Andomo
Rumah Gadang
Dt. Amat Dirajo
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,495724
-0,450109
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,495959
-0,450077
Padang
Panjang
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
Bahaya
Erupsi
100,496099
-0,449555
100,495821
-0,449615
Rumah Gadang
Dt. Kayo
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,495622
-0,448655
Rumah Gadang
Dt. Tamudo
Rumah Gadang
Dt. Rangkayo
Mulia
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,494863
-0,449093
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,494886
-0,448829
Rumah Gadang
Dt. Tunaro
Padang
Panjang
Bahaya
Erupsi
100,495020
-0,448882
KESIMPULAN
Pendokumentasi eksisting sebaran tinggalan budaya benda sebagai upaya
perekaman data prabencana dengan memanfaatkan fungsi Unmanned Aerial
Vehicle pada Kawasan Rawan Bencana Gunung Api Marapi, Nagari Pariangan,
dilakukan pada area 338,89 ha dengan total foto yang dapat diambil sebanyak 204
foto. Keluaran kegiatan berupa fotogrametri kawasan yang kemudian dipetakan.
Pendokumentasian fotogametri dengan memanfaatan Unmanned Aerial Vehicle
menghasilkan resolusi 11,377 cm. Data dokumentasi piktorial yang dihasilkan lebih
detail dibandingkan citra satelit quickbird yang memiliki resolusi geospasial 2,4 m.
Pemetaan kerawanan terhadap bencana geologi Gunung Marapi pada tinggalan
budaya benda berupa 70 rumah gadang di Nagari Pariangan, menghasilkan data:
aman bencana sebanyak 21 rumah gadang, rawan bahaya erupsi sebanyak 40
rumah gadang, bahaya lahar dan erupsi sebanyak 9 rumah gadang.
Pemetaan menggunakan Unmanned Aerial Vehicle dapat menginterpretasikan
hingga per atap bangunan. Hal ini amat penting terkait pendokumentasian
prabencana maupun monitoring pascabencana dalam suatu kawasan.
Pemanfaatan Unmanned Aerial Vehicle menghasilkan dokumentasi eksisting yang
dapat menjadi data dasar yang detail, akurat dan terbaru dalam pengolahan data
terkait kawasan, seperti: zonasi kerawanan bencana, permodelan evakuasi, rencana
prioritas, maupun upaya-upaya manajemen kebencanaan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, dkk. 2012. Ranah Minang Siaga Bencana. Lembaga Swadaya Masyarakat
BANIO.
LPPM ITB. Modul Pelatihan Pemetaan Tiga Dimensi dengan Teknik UAV
Fotogrametri.
Salura, P. 2007. Menelusuri Arsitektur Masyarakat Sunda. Cipta Sastra Salura.
UU Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
10