Laporan Pendahuluan Cronic Renal Failure
Laporan Pendahuluan Cronic Renal Failure
1. Definisi
Cronic enal failure (CRF) atau Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kerusakan fungsi
ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga menyebabkan uremia berupa retensi ureum dan sampah nitrogen lain dalam
darah (Smeltzer, et al, 2008). Menurut NKF,(2009) menyatakan GGK sebagai
kerusakan ginjal dengan kadar filtrasi glomerulus rate (GFR) kurang dari 60
ml/menit/1,73m2 lebih dari 3 bulan, dimanifestasikan dengan abnormalitas patologi
dan komposisi darah dan urin.
Dapat disimpulkan bahwa Gagal Ginjal Kronik/Cronic Kidney Disease (CKD) adalah
kerusakan ginjal yang permanen terjadi secara perlahan dan menyebabkan kegagalan
dalam pengeluaran sisa metabolisme tubuh dan memerlukan terapi pengganti ginjal
baik dialisis maupun transplantasi ginjal. Kriteria penyakit ginjal kronik seperti yang
tertulis pada Tabel 2.1 berikut
Tabel 2.1 Kriteria Gagal Ginjal Kronik
1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG), dengan manifestasi :
- Kelainan patologis
- Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah
atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging tests)
2. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama 3
bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal
Pada kelainan tidak terdapat kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan, dan LFG sama atau
lebih dari 60 ml/menit/1,73m2, tidak termasuk CKD.
2. Klasifikasi
Klasifikasi CKD di dasarkan atas dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar
diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG,
yang dihitung dengan mempergunakan rumus Cockroft-Gault sebagai berikut:
LFG (ml/men/1,73m2) = (140 – usia) x berat badan x (0,85 jika wanita)
72 x kreatinin serum
Menurut Kidney Disease Improving Global Outcomes, KDIGO, (2013) Penyakit
ginjal kronik dibagi menjadi 6 stadium seperti Tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2 Kategori LFG pada CKD
Kategori LFG
G1
G2
G3a
G3b
G4
G5
LFG (ml/mnt/1.73 m2)
>90
60 – 89
45 – 59
30 – 44
15 – 29
< 15
Batasan
Normal atau tinggi
Penurunan ringan
Penurunan ringan sampai
sedang
Penurunan sedang sampai
berat
Penurunan Berat
Gagal Ginjal/stadium
terminal
3. Etiologi
CKD terjadi akibat berbagai macam keadaan yang merusak nefron ginjal. CKD dapat
disebabkan oleh penyakit sistemik seperti diabetes melitus; glomerulonefritis kronik;
piolonefritis; hipertensi yang tidak dapat dikontrol; obstruksi trakstus urinarius; lesi
herediter seperti penyakit ginjal polikistik, gangguan vaskuler, infeksi, medikasi atau
agen toksik berupa bahan kimia (Smeltzer, et al (2008). Sedangkan Indonesian Renal
Registry (IRR) mencatat penyebab CKD yang menjalani hemodialisis di Indonesia
seperti pada Tabel 2.3 berikut
Tabel 2.3 Penyebab CKD yang Menjalani Hemodialisis di Indonesia
Penyebab
Penyakit Ginjal Hipertensi
Nefropati Diabetik
Glomerulopati Primer
Pielonefritis Chronic
Nefropati Obstruktif
Nefropati Asam Urat
Nefropati Lupus (SLE)
Ginjal Polikistik
Lain lain
Tidak diketahui
3. Pathway
Insiden
31 %
26 %
14 %
10 %
7%
2%
1%
1%
6%
2%
4. Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Kronik
a. Umum : malaise, debil, letargi, tremor, mengantuk, koma.
b. Kulit : pucat, mudah lecet, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut
tipis dan kasar, leukonikia, warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering
bersisik.
c. Mulut : lidah kering dan berselaput, fetor uremia, ulserasi dan perdarahan
pada mulut
d. Mata : mata merah.
e. Kardiovaskuler : hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, pericarditis,
pitting edema, edema periorbital, pembesaran vena jugularis, friction rub
perikardial.
f. Respiratori : heperventilasi, asidosis, edema paru, efusi pleura, krekels, napas
dangkal, kussmaul, sputum kental dan liat.
g. Gastrointestinal : anorexia, nausea, gastritis, konstipasi/diare, vomitus,
perdarahan saluran GI.
h. Muskuloskeletal : kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur tulang, foot
drop, hiperparatiroidisme, defisiensi vit. D, gout.
i. Genitourinari : amenore, atropi testis, penurunan libido, impotensi, infertilitas,
nokturia, poliuri, oliguri, haus, proteinuria,
j. Neurologi : kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, perubahan perilaku.
k. Hematologi : anemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan.
5. Komplikasi Gagal Ginjal Kronik
Menurut Smeltzer (2000), komplikasi potensial gagal ginjal kronik yang memerlukan
pendekatan kolaboratif dalam perawatan, mencakup :
a. Hiperkalemia : akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan
masukan diet berlebih.
b. Perikarditis : efusi perikardial , dan tamponade jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi sistem renin,
angiotensin, aldosteron.
d. Anemia : akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah,
perdarahan gastro intestinal.
e. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan penurunan fungsi ginjal
-
ureum kreatinin
-
asam urat serum
b. Identifikasi etiologi gagal ginjal
-
analisis urin rutin
-
mikrobiologi urin
-
kimia darah
-
elektrolit
-
imunodiagnosis
c. Identifikasi perjalanan penyakit
-
progresifitas penurunan fungsi ginjal
- ureum kreatinin, klearens kreatinin test
CCT = (140 – umur ) X BB (kg)
72 X kreatinin serum
wanita = 0,85
pria
= 0,85 X CCT
- hemopoesis : Hb, trobosit, fibrinogen, factor pembekuan
-
elektrolit
2.
-
endokrin
: PTH dan T3,T4
-
pemeriksaan lain: infark miokard
Diagnostik
a. Etiologi GGK dan terminal
-
Foto polos abdomen
-
USG
-
Nefrotogram
-
Pielografi retrograde
-
Pielografi antegrade
-
mictuating Cysto Urography (MCU)
b. Diagnosis pemburuk fungsi ginjal
-
retogram
-
USG
7. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan dibagi tiga yaitu :
a)
Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut
adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c)
Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. N DENGAN CRONIC RENAL FAILURE
1. PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama
: Ny. N
Umur
: 47 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jembatan Serong Rt 04/02 Kab. Bogor
Diagnose medis
: CRF
No medrek
: 045830
Tgl masuk
: 02 april 20018
Tgl pengkajian
: 24 November 2005
Penanggung Jawab
Nama
: Tn. A
Umur
: 53 Tahun
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: sda
B. Keluhan Utama
Mulut terasa sakit dan sakit menelan
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanggal 12 maret 2018 klien mengkonsumsi jamu asam urat 3 hari berturut-turut dan
pada tanggal 20 maret 2018 klien merasa panas dingin dan minum obat warung tapi
tidak ada perbaikan dan pada tanggal 22maret 2018 sakit klien bertambah parah dan
sesak nafas ditambah bengkak pada wajah kemudian klien dibawa ke IGD RSUD dan
dirawat di ICU dan pada tanggal 25 maret klien dipindah ke R. Cempaka dan pada
saat pengkajian data yang ditemukan : mulut tampak sariawan, ADL dibantu, klien
mengatakan dirinya tidak bengkak lagi dan klien tampak meneteskan air mata ketika
berbicara tentang kondisi yang dialaminya, klien tampak berbicara tidak jelas (pelo),
keluarga bertanya kenapa istrinya harus dicuci darah dan apakah nantinya akan
ketagihan.
D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien pada tahun 1999 pernah dirawat di RS xx karena liver dan sejak saat itu klien
tidak pernah dirawat lagi, klien kadang mengalami sakit ringan seperti pilek dan
cukup minum obat dari warung dan sembuh.
E. Pemeriksaan Fisik
1. Tingkat kesadaran :
• Kualitatif : Compos mentis
• Kuantitatif:
NO
1.
2.
3.
Reflek
Motorik (sebelah kiri)
Verbal
Membuka Mata
GCS = Jumlah
E4 M6 VT
Nilai
6
pelo
4
10 V
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 140/90 mmHg
Keterangan
Mampu Mengikuti Perintah
Tidak bisa dikaji
Spontan
Tingkat kesadaran normal
Nadi
: 92 kali /menit
Respirasi
: 18 kali/menit
Suhu
: 37 oC
Berat Badan
: 50 kg
F. Pemeriksaan Sistematis
1.
Kepala
Mata
: Kulit kepal bersih, rambut tidak rontok, hidrasi kulit lembab
Palpebra sedikit odema, konjuingtiva anemis, sclera tidak
Telinga
ikterik
: Daun telinga bentuk simetris, liang telinga bersih, klien
Hidung
dapat mendengar dan menjawab pertanyaan perawat
: Bentuk simetris, keadaan liang hidung bersiH
Mulut
: : Tampak sariawan, lidah kotor, gigi tampak kotor
Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan bendungan
JVP
2. Thorax dan Fungsi Pernafasan
•
Inspeksi
: bentuk simetris,
•
Palpasi
: tidak ada benjolan atau massa
•
Perkusi
: sonor
•
Auskultasi
: vesikuler
3. Pemeriksaan Jantung
•
Inspeksi
: terlihat ictus cordis di ICS V
•
Palpasi
: teraba ictus cordis di ICS V
•
Perkusi
: redup
•
Auskultasi
: Bj. Normal teratur
4. Pemeriksaan Abdomen
•
Inspeksi
: datar
5.
•
Auskultasi
: bising usus 10 kali permenit
•
Palpasi
: nyeri tekan negatif, masa negatif
•
Perkusi
: timpani
Kulit dan gerakan ekstremitas
•
Kulit agak kering, turgor kulit baik
•
Ektremitas pada kekuatan otot :
•
Kuku : tidak terdapat clubbing finger
G. Pola kebiasaan sehari-hari
No
1
Kegiatan
Pola makan
Di Rumah
Klien makan 3 x sehari dengan
Di RS
Diet lunak DRP 40 gram dan
/nutrisi
menu : nasi, lauk pauk, sayuran dan
1500 kalori
lalapan dan klien tidak berpantang
2
Pola tidur
¢
Malam
Jam 20.00 s/d 02.00 WIB
Jam 20.00 s/d 03.00 WIB
¢
Siang
Jam 08.00 s/d 10.00 WIB
Tidur sebentar-sebentar + 3
3
Eliminasi Bab
BAB lancar 1 x sehari
jam
BAB setiap hari 1 x
4
Eliminasi Bak
BAK lancar + 5 – 6 x/hari
Terpasang poli catheter urine
Mandiri
24 jam 2500 cc
Dibantu
2 x setiap hari
2 x setiap hari dilap
2 x setiap hari
1 x setiap hari
2 hari 1 kali
belum pernah
5
Aktivitas /
ADL
Personal
hygiene
Mandi
Gosok gigi
Cuci rambut
H. Data Sosial
Menurut keluarga hubungan klien dengan anggota keluarga lain, masyarakat
sangat baik
I. Data Spiritual
Klien beragama Islam, selama dirawat klien tidak dapat melakukan ibadah solat
karena kondisi yang lemah
J. Data Psikologis
-
Pola interaksi :
Klien selama pengkajian selalu ingin menjawab pertanyaan yang diajukan
perawat sekalipun klien terlihat susah untuk mengucapkan kata-kata dengan
jelas, klien dapat mempertahankan kontak mata
-
Kognitif :
Klien tahu dirinya mempunyai penyakit ginjal tetapi secara detil klien tidak
tahu Keluarga tidak tahu kenapa istrinya harus dicuci darah apakah nantinya
akan ketagihan
-
Keadaan emosi :
labil
-
Kecemasan klien :
Klien tampak sedih ketika pengkaji memberikan pertanyaan tentang
bagaimana keadaan kondisi klien yang dirasakan sekarang, klien tampak
susah untuk menggungkapkan kata-kata dengan jelas (berbicara pelo) Klien
menangis karena kondisi yang dialaminya, akankah kondisi yang dialami
sekarang pulih seperti semula, klien kadang tampak kesal bila lawan bicara
tidak mengerti tentang apa yang dibicarakannya
K.
Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, diet
berlebihan dan retensi cairan serta natrium
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet dan perubahan
memberan mukosa mulut
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk
sampah dan produk dialysis
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan /pengobatan
berhubungan dengan kurang informasi
L. Intervensi Keperawatan
No
1
Diagniosa
Tujuan dan kriteria
keperawatan
hasil
NOC
Kelebihan volume
Electrolit and acid
cairan berhubungan base
dengan penurunan
balance
haluaran urin, diet
Fluid balance
berlebihan dan
Hydration
retensi cairan serta
Dengan Kriteria
natrium
Hasil:
1. Terbebas dari
NIC
a. Fluid management
1. Timbang popok/pembalut
jika diperlukan
2. ∙Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
3. Pasang urin kateter jika
diperlukan
4. Monitor hasil lAb yang
edema,
sesuai dengan retensi cairan
efusi, anaskara
(BUN , Hmt ,osmolalitas
2. Bunyi nafas
bersih,
3. tidak ada
urin )
5. Monitor status hemodinamik
termasuk CVP, MAP, PAP,
dyspneu/ortopneu
4. Terbebas dari
distensi
danPCWP
Monitor vital sign
6. Monitor indikasi retensi /
vena jugularis,
kelebihan cairan (cracles,
reflek
CVP , edema, distensi vena
hepatojugular (+)
leher, asites)
5. Memelihara
tekanan
7. Kaji lokasi dan luas edema
8. Monitor masukan makanan /
vena sentral,
cairan dan hitung intake
tekanan
kalori harian
kapiler paru,
9. Monitor status nutrisi
output
10. Berikan diuretik sesuai
jantung dan vital
sign
interuksi
11. Batasi masukan cairan pada
dalam batas
keadaan hiponatrermi dilusi
normal
dengan serum Na< 130
6. Terbebas dari
kelelahan,
mEq/l
12. Kolaborasi dokter jika tanda
kecemasan
cairan berlebih muncul
atau kebingungan
memburuk
7. Menjelaskan
indikator
b. Management cairan
kelebihan cairan
1. mentukan riwayat jumlah
dan tipe intake cairan dan
eliminaSi
2. Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal
jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll )
3. Monitor berat badan
4. Monitor serum dan elektrolit
urine
5. Monitor serum dan
osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR, dan RR
7. Monitor tekanan darah
orthostatic dan perubahan
irama jantung
8. Monitor parameter
hemodinamik infasif
9. Catat secara akutar intake
dan output
10. Monitor adanya distensi
leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
11. Monitor tanda dan gejala
dari odema
12. Beri obat yang dapat
meningkatkan output urin
NOC
NIC
2
Ketidakseimbanga
Nutritional Status :
Nutrition Management
n nutrisi kurang
food
1. Kaji adanya alergi makanan
dari kebutuhan
and Fluid Intake
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
tubuh berhubungan
Nutritional Status :
untuk menentukan jumlah
dengan anoreksia,
nutrient Intake
kalori dan nutrisi yang
mual dan muntah,
Weight control
dibutuhkan pasien.
pembatasan diet
dengan
dan perubahan
Kriteria Hasil :
meningkatkan
memberan mukosa
1. Adanya
intake Fe
mulut
peningkatan
3. Anjurkan pasien untuk
4. Anjurkan pasien untuk
berat badan
meningkatkan
sesuai
protein dan vitamin C
dengan tujuan
5. Berikan substansi gula
2. Berat badan ideal
6. Yakinkan diet yang dimakan
sesuai dengan
mengandung tinggi serat
tinggi badan
untuk mencegah konstipasi
3. Mampu
7. Berikan makanan yang
mengidentifika
terpilih (sudah
si kebutuhan
dikonsultasikan dengan ahli
nutrisi
gizi)
4. Tidak ada tanda
8. Ajarkan pasien bagaimana
tanda
membuat catatan makanan
malnutrisi
harian.
5. Menunjukkan
peningkatan
fungsi
6. pengecapan dari
menelan
9. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien
7. Tidak terjadi
penurunan
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
berat badan yang
12. Nutrition Monitoring
berarti
13. BB pasien dalam batas
normal
14. Monitor adanya penurunan
berat badan
15. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
16. Monitor interaksi anak atau
orang tua selama makan
17. Monitor lingkungan selama
makan
18. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
19. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
20. Monitor turgor kulit
21. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
22. Monitor mual dan muntah
23. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
24. Monitor makanan kesukaan
25. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
26. Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
27. Monitor kalori dan intake
nuntrisi
28. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
29. Catat jika lidah berwarna
NOC
3
Intoleransi aktivitas Energy conservation
magenta,Scarlet
NIC
manergy Management
berhubungan
Self Care : ADLs
1. Observasi adanya
dengan keletihan,
Dengan Kriteria
pembatasan klien
anemia, retensi
Hasil :
dalam melakukan aktivitas
produk
1. Berpartisipasi
sampah dan produk
dialysis
dalam
2. aktivitas fisik
tanpa
3. disertai
2. Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaan
terhadap
keterbatasan
3. Kaji adanya factor yang
peningkatan
menyebabkan kelelahan
4. tekanan darah,
4. Monitor nutrisi dan sumber
nadi
energi yang adekuat
5. dan RR
5. Monitor pasien akan adanya
6. Mampu
kelelahan fisik dan emosi
melakukan
7. aktivitas sehari
hari
8. (ADLs) secara
secara
berlebihan
6. Monitor respon
kardivaskuler
mandiri
terhadap aktivitas
7. Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
8. Activity Therapy
9. Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik
Dalam merencanakan
progran terapi
yang tepat.
10. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
11. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan social
12. Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
13. Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
14. Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
15. Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
16. Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
17. Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
18. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
19. Monitor respon fisik, emoi,
social dan spiritual
NOC
4
NIC
Kurang
Kowlwdge : disease
Teaching : disease Process
pengetahuan
process
1. Berikan penilaian tentang
tentang kondisi dan
Kowledge : health
tingkat pengetahuan pasien
penanganan
Behavior dengan
tentang proses Penyakit yang
/pengobatan
Kriteria Hasil :
spesifik
berhubungan
1. Pasien dan
2. Jelaskan patofisiologi dari
dengan kurang
keluarga
penyakit dan bagaimana hal
informasi
menyatakan
ini berhubungan dengan
pemahaman
anatomi dan fisiologi,
tentang
dengan cara yang tepat.
penyakit, kondisi, 3. Gambarkan tanda dan gejala
prognosis dan
yang biasa muncul pada
program
penyakit, dengan cara yang
pengobatan
tepat
2. Pasien dan
4. Gambarkan proses penyakit,
keluarga
dengancara yang tepat
mampu
5. Identifikasi kemungkinan
melaksanakan
penyebab, dengna cara yang
prosedur yang
tepat
dijelaskan secara
6. Sediakan informasi pada
benar
pasien tentang kondisi,
3. Pasien dan
dengan cara yang tepat
keluarga
mampu
menjelaskan
7. Hindari jaminan yang
kosong
8. informasi tentang kemajuan
kembali apa yang
pasien dengan cara yang
dijelaskan
tepat
perawat/tim
9. Diskusikan perubahan gaya
kesehatan
hidup yang mungkin
lainnya.
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan Dukung
pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
11. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
12. Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
13. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara yang
tepat
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E. J. (2000). Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC.
Havens, L. & Terra, R. P. (2005). Hemodialysis. Terdapat pada:
http://www.kidneyatlas.org (18 Maret 2006).
NKF. (2001). Guidelines for hemodialysis adequacy. Terdapat pada:
http://www.nkf.com. (6 Maret 2006).
NKF. (2006). Hemodialysis. Terdapat pada: http://www.kidneyatlas.org. (18 Maret
2006)
PERNEFRI. (2003). Konsensus dialisis. Jakarta: Sub Bagian Ginjal dan Hipertensi–
Bagian Ilmu Penyakit dalam. FKUI-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Rose, B. D. & Post, T. W. (2006) Hemodialysis: Patient information. Terdapat pada:
http://www.patients.uptodate.com (18 Maret 2006).
NANDA, 2002. Nursing Diagnosis : Definition and Classification (2001-2002),
Philadelphia.
1. Definisi
Cronic enal failure (CRF) atau Gagal ginjal kronik (GGK) adalah kerusakan fungsi
ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana kemampuan tubuh gagal
untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga menyebabkan uremia berupa retensi ureum dan sampah nitrogen lain dalam
darah (Smeltzer, et al, 2008). Menurut NKF,(2009) menyatakan GGK sebagai
kerusakan ginjal dengan kadar filtrasi glomerulus rate (GFR) kurang dari 60
ml/menit/1,73m2 lebih dari 3 bulan, dimanifestasikan dengan abnormalitas patologi
dan komposisi darah dan urin.
Dapat disimpulkan bahwa Gagal Ginjal Kronik/Cronic Kidney Disease (CKD) adalah
kerusakan ginjal yang permanen terjadi secara perlahan dan menyebabkan kegagalan
dalam pengeluaran sisa metabolisme tubuh dan memerlukan terapi pengganti ginjal
baik dialisis maupun transplantasi ginjal. Kriteria penyakit ginjal kronik seperti yang
tertulis pada Tabel 2.1 berikut
Tabel 2.1 Kriteria Gagal Ginjal Kronik
1. Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa
kelainan struktural atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi
glomerulus (LFG), dengan manifestasi :
- Kelainan patologis
- Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah
atau urin, atau kelainan dalam tes pencitraan (imaging tests)
2. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama 3
bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal
Pada kelainan tidak terdapat kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan, dan LFG sama atau
lebih dari 60 ml/menit/1,73m2, tidak termasuk CKD.
2. Klasifikasi
Klasifikasi CKD di dasarkan atas dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar
diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat penyakit, dibuat atas dasar LFG,
yang dihitung dengan mempergunakan rumus Cockroft-Gault sebagai berikut:
LFG (ml/men/1,73m2) = (140 – usia) x berat badan x (0,85 jika wanita)
72 x kreatinin serum
Menurut Kidney Disease Improving Global Outcomes, KDIGO, (2013) Penyakit
ginjal kronik dibagi menjadi 6 stadium seperti Tabel 2.2 di bawah ini.
Tabel 2.2 Kategori LFG pada CKD
Kategori LFG
G1
G2
G3a
G3b
G4
G5
LFG (ml/mnt/1.73 m2)
>90
60 – 89
45 – 59
30 – 44
15 – 29
< 15
Batasan
Normal atau tinggi
Penurunan ringan
Penurunan ringan sampai
sedang
Penurunan sedang sampai
berat
Penurunan Berat
Gagal Ginjal/stadium
terminal
3. Etiologi
CKD terjadi akibat berbagai macam keadaan yang merusak nefron ginjal. CKD dapat
disebabkan oleh penyakit sistemik seperti diabetes melitus; glomerulonefritis kronik;
piolonefritis; hipertensi yang tidak dapat dikontrol; obstruksi trakstus urinarius; lesi
herediter seperti penyakit ginjal polikistik, gangguan vaskuler, infeksi, medikasi atau
agen toksik berupa bahan kimia (Smeltzer, et al (2008). Sedangkan Indonesian Renal
Registry (IRR) mencatat penyebab CKD yang menjalani hemodialisis di Indonesia
seperti pada Tabel 2.3 berikut
Tabel 2.3 Penyebab CKD yang Menjalani Hemodialisis di Indonesia
Penyebab
Penyakit Ginjal Hipertensi
Nefropati Diabetik
Glomerulopati Primer
Pielonefritis Chronic
Nefropati Obstruktif
Nefropati Asam Urat
Nefropati Lupus (SLE)
Ginjal Polikistik
Lain lain
Tidak diketahui
3. Pathway
Insiden
31 %
26 %
14 %
10 %
7%
2%
1%
1%
6%
2%
4. Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Kronik
a. Umum : malaise, debil, letargi, tremor, mengantuk, koma.
b. Kulit : pucat, mudah lecet, pruritus, ekimosis, kuku tipis dan rapuh, rambut
tipis dan kasar, leukonikia, warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering
bersisik.
c. Mulut : lidah kering dan berselaput, fetor uremia, ulserasi dan perdarahan
pada mulut
d. Mata : mata merah.
e. Kardiovaskuler : hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, pericarditis,
pitting edema, edema periorbital, pembesaran vena jugularis, friction rub
perikardial.
f. Respiratori : heperventilasi, asidosis, edema paru, efusi pleura, krekels, napas
dangkal, kussmaul, sputum kental dan liat.
g. Gastrointestinal : anorexia, nausea, gastritis, konstipasi/diare, vomitus,
perdarahan saluran GI.
h. Muskuloskeletal : kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur tulang, foot
drop, hiperparatiroidisme, defisiensi vit. D, gout.
i. Genitourinari : amenore, atropi testis, penurunan libido, impotensi, infertilitas,
nokturia, poliuri, oliguri, haus, proteinuria,
j. Neurologi : kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan
pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, perubahan perilaku.
k. Hematologi : anemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan.
5. Komplikasi Gagal Ginjal Kronik
Menurut Smeltzer (2000), komplikasi potensial gagal ginjal kronik yang memerlukan
pendekatan kolaboratif dalam perawatan, mencakup :
a. Hiperkalemia : akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan
masukan diet berlebih.
b. Perikarditis : efusi perikardial , dan tamponade jantung akibat retensi produk
sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta mal fungsi sistem renin,
angiotensin, aldosteron.
d. Anemia : akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah,
perdarahan gastro intestinal.
e. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat retensi fosfat
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan penurunan fungsi ginjal
-
ureum kreatinin
-
asam urat serum
b. Identifikasi etiologi gagal ginjal
-
analisis urin rutin
-
mikrobiologi urin
-
kimia darah
-
elektrolit
-
imunodiagnosis
c. Identifikasi perjalanan penyakit
-
progresifitas penurunan fungsi ginjal
- ureum kreatinin, klearens kreatinin test
CCT = (140 – umur ) X BB (kg)
72 X kreatinin serum
wanita = 0,85
pria
= 0,85 X CCT
- hemopoesis : Hb, trobosit, fibrinogen, factor pembekuan
-
elektrolit
2.
-
endokrin
: PTH dan T3,T4
-
pemeriksaan lain: infark miokard
Diagnostik
a. Etiologi GGK dan terminal
-
Foto polos abdomen
-
USG
-
Nefrotogram
-
Pielografi retrograde
-
Pielografi antegrade
-
mictuating Cysto Urography (MCU)
b. Diagnosis pemburuk fungsi ginjal
-
retogram
-
USG
7. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan dibagi tiga yaitu :
a)
Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
b) Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency.
Sedangkan dialysis yang bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut
adalah CAPD ( Continues Ambulatori Peritonial Dialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c)
Operasi
- Pengambilan batu
- transplantasi ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA NY. N DENGAN CRONIC RENAL FAILURE
1. PENGKAJIAN
A. Identitas klien
Nama
: Ny. N
Umur
: 47 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Jembatan Serong Rt 04/02 Kab. Bogor
Diagnose medis
: CRF
No medrek
: 045830
Tgl masuk
: 02 april 20018
Tgl pengkajian
: 24 November 2005
Penanggung Jawab
Nama
: Tn. A
Umur
: 53 Tahun
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: sda
B. Keluhan Utama
Mulut terasa sakit dan sakit menelan
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanggal 12 maret 2018 klien mengkonsumsi jamu asam urat 3 hari berturut-turut dan
pada tanggal 20 maret 2018 klien merasa panas dingin dan minum obat warung tapi
tidak ada perbaikan dan pada tanggal 22maret 2018 sakit klien bertambah parah dan
sesak nafas ditambah bengkak pada wajah kemudian klien dibawa ke IGD RSUD dan
dirawat di ICU dan pada tanggal 25 maret klien dipindah ke R. Cempaka dan pada
saat pengkajian data yang ditemukan : mulut tampak sariawan, ADL dibantu, klien
mengatakan dirinya tidak bengkak lagi dan klien tampak meneteskan air mata ketika
berbicara tentang kondisi yang dialaminya, klien tampak berbicara tidak jelas (pelo),
keluarga bertanya kenapa istrinya harus dicuci darah dan apakah nantinya akan
ketagihan.
D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien pada tahun 1999 pernah dirawat di RS xx karena liver dan sejak saat itu klien
tidak pernah dirawat lagi, klien kadang mengalami sakit ringan seperti pilek dan
cukup minum obat dari warung dan sembuh.
E. Pemeriksaan Fisik
1. Tingkat kesadaran :
• Kualitatif : Compos mentis
• Kuantitatif:
NO
1.
2.
3.
Reflek
Motorik (sebelah kiri)
Verbal
Membuka Mata
GCS = Jumlah
E4 M6 VT
Nilai
6
pelo
4
10 V
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 140/90 mmHg
Keterangan
Mampu Mengikuti Perintah
Tidak bisa dikaji
Spontan
Tingkat kesadaran normal
Nadi
: 92 kali /menit
Respirasi
: 18 kali/menit
Suhu
: 37 oC
Berat Badan
: 50 kg
F. Pemeriksaan Sistematis
1.
Kepala
Mata
: Kulit kepal bersih, rambut tidak rontok, hidrasi kulit lembab
Palpebra sedikit odema, konjuingtiva anemis, sclera tidak
Telinga
ikterik
: Daun telinga bentuk simetris, liang telinga bersih, klien
Hidung
dapat mendengar dan menjawab pertanyaan perawat
: Bentuk simetris, keadaan liang hidung bersiH
Mulut
: : Tampak sariawan, lidah kotor, gigi tampak kotor
Leher
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan bendungan
JVP
2. Thorax dan Fungsi Pernafasan
•
Inspeksi
: bentuk simetris,
•
Palpasi
: tidak ada benjolan atau massa
•
Perkusi
: sonor
•
Auskultasi
: vesikuler
3. Pemeriksaan Jantung
•
Inspeksi
: terlihat ictus cordis di ICS V
•
Palpasi
: teraba ictus cordis di ICS V
•
Perkusi
: redup
•
Auskultasi
: Bj. Normal teratur
4. Pemeriksaan Abdomen
•
Inspeksi
: datar
5.
•
Auskultasi
: bising usus 10 kali permenit
•
Palpasi
: nyeri tekan negatif, masa negatif
•
Perkusi
: timpani
Kulit dan gerakan ekstremitas
•
Kulit agak kering, turgor kulit baik
•
Ektremitas pada kekuatan otot :
•
Kuku : tidak terdapat clubbing finger
G. Pola kebiasaan sehari-hari
No
1
Kegiatan
Pola makan
Di Rumah
Klien makan 3 x sehari dengan
Di RS
Diet lunak DRP 40 gram dan
/nutrisi
menu : nasi, lauk pauk, sayuran dan
1500 kalori
lalapan dan klien tidak berpantang
2
Pola tidur
¢
Malam
Jam 20.00 s/d 02.00 WIB
Jam 20.00 s/d 03.00 WIB
¢
Siang
Jam 08.00 s/d 10.00 WIB
Tidur sebentar-sebentar + 3
3
Eliminasi Bab
BAB lancar 1 x sehari
jam
BAB setiap hari 1 x
4
Eliminasi Bak
BAK lancar + 5 – 6 x/hari
Terpasang poli catheter urine
Mandiri
24 jam 2500 cc
Dibantu
2 x setiap hari
2 x setiap hari dilap
2 x setiap hari
1 x setiap hari
2 hari 1 kali
belum pernah
5
Aktivitas /
ADL
Personal
hygiene
Mandi
Gosok gigi
Cuci rambut
H. Data Sosial
Menurut keluarga hubungan klien dengan anggota keluarga lain, masyarakat
sangat baik
I. Data Spiritual
Klien beragama Islam, selama dirawat klien tidak dapat melakukan ibadah solat
karena kondisi yang lemah
J. Data Psikologis
-
Pola interaksi :
Klien selama pengkajian selalu ingin menjawab pertanyaan yang diajukan
perawat sekalipun klien terlihat susah untuk mengucapkan kata-kata dengan
jelas, klien dapat mempertahankan kontak mata
-
Kognitif :
Klien tahu dirinya mempunyai penyakit ginjal tetapi secara detil klien tidak
tahu Keluarga tidak tahu kenapa istrinya harus dicuci darah apakah nantinya
akan ketagihan
-
Keadaan emosi :
labil
-
Kecemasan klien :
Klien tampak sedih ketika pengkaji memberikan pertanyaan tentang
bagaimana keadaan kondisi klien yang dirasakan sekarang, klien tampak
susah untuk menggungkapkan kata-kata dengan jelas (berbicara pelo) Klien
menangis karena kondisi yang dialaminya, akankah kondisi yang dialami
sekarang pulih seperti semula, klien kadang tampak kesal bila lawan bicara
tidak mengerti tentang apa yang dibicarakannya
K.
Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluaran urin, diet
berlebihan dan retensi cairan serta natrium
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet dan perubahan
memberan mukosa mulut
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk
sampah dan produk dialysis
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan /pengobatan
berhubungan dengan kurang informasi
L. Intervensi Keperawatan
No
1
Diagniosa
Tujuan dan kriteria
keperawatan
hasil
NOC
Kelebihan volume
Electrolit and acid
cairan berhubungan base
dengan penurunan
balance
haluaran urin, diet
Fluid balance
berlebihan dan
Hydration
retensi cairan serta
Dengan Kriteria
natrium
Hasil:
1. Terbebas dari
NIC
a. Fluid management
1. Timbang popok/pembalut
jika diperlukan
2. ∙Pertahankan catatan intake
dan output yang akurat
3. Pasang urin kateter jika
diperlukan
4. Monitor hasil lAb yang
edema,
sesuai dengan retensi cairan
efusi, anaskara
(BUN , Hmt ,osmolalitas
2. Bunyi nafas
bersih,
3. tidak ada
urin )
5. Monitor status hemodinamik
termasuk CVP, MAP, PAP,
dyspneu/ortopneu
4. Terbebas dari
distensi
danPCWP
Monitor vital sign
6. Monitor indikasi retensi /
vena jugularis,
kelebihan cairan (cracles,
reflek
CVP , edema, distensi vena
hepatojugular (+)
leher, asites)
5. Memelihara
tekanan
7. Kaji lokasi dan luas edema
8. Monitor masukan makanan /
vena sentral,
cairan dan hitung intake
tekanan
kalori harian
kapiler paru,
9. Monitor status nutrisi
output
10. Berikan diuretik sesuai
jantung dan vital
sign
interuksi
11. Batasi masukan cairan pada
dalam batas
keadaan hiponatrermi dilusi
normal
dengan serum Na< 130
6. Terbebas dari
kelelahan,
mEq/l
12. Kolaborasi dokter jika tanda
kecemasan
cairan berlebih muncul
atau kebingungan
memburuk
7. Menjelaskan
indikator
b. Management cairan
kelebihan cairan
1. mentukan riwayat jumlah
dan tipe intake cairan dan
eliminaSi
2. Tentukan kemungkinan
faktor resiko dari ketidak
seimbangan cairan
(Hipertermia, terapi diuretik,
kelainan renal, gagal
jantung, diaporesis,
disfungsi hati, dll )
3. Monitor berat badan
4. Monitor serum dan elektrolit
urine
5. Monitor serum dan
osmilalitas urine
6. Monitor BP, HR, dan RR
7. Monitor tekanan darah
orthostatic dan perubahan
irama jantung
8. Monitor parameter
hemodinamik infasif
9. Catat secara akutar intake
dan output
10. Monitor adanya distensi
leher, rinchi, eodem perifer
dan penambahan BB
11. Monitor tanda dan gejala
dari odema
12. Beri obat yang dapat
meningkatkan output urin
NOC
NIC
2
Ketidakseimbanga
Nutritional Status :
Nutrition Management
n nutrisi kurang
food
1. Kaji adanya alergi makanan
dari kebutuhan
and Fluid Intake
2. Kolaborasi dengan ahli gizi
tubuh berhubungan
Nutritional Status :
untuk menentukan jumlah
dengan anoreksia,
nutrient Intake
kalori dan nutrisi yang
mual dan muntah,
Weight control
dibutuhkan pasien.
pembatasan diet
dengan
dan perubahan
Kriteria Hasil :
meningkatkan
memberan mukosa
1. Adanya
intake Fe
mulut
peningkatan
3. Anjurkan pasien untuk
4. Anjurkan pasien untuk
berat badan
meningkatkan
sesuai
protein dan vitamin C
dengan tujuan
5. Berikan substansi gula
2. Berat badan ideal
6. Yakinkan diet yang dimakan
sesuai dengan
mengandung tinggi serat
tinggi badan
untuk mencegah konstipasi
3. Mampu
7. Berikan makanan yang
mengidentifika
terpilih (sudah
si kebutuhan
dikonsultasikan dengan ahli
nutrisi
gizi)
4. Tidak ada tanda
8. Ajarkan pasien bagaimana
tanda
membuat catatan makanan
malnutrisi
harian.
5. Menunjukkan
peningkatan
fungsi
6. pengecapan dari
menelan
9. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuan pasien
7. Tidak terjadi
penurunan
untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
berat badan yang
12. Nutrition Monitoring
berarti
13. BB pasien dalam batas
normal
14. Monitor adanya penurunan
berat badan
15. Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
16. Monitor interaksi anak atau
orang tua selama makan
17. Monitor lingkungan selama
makan
18. Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam
makan
19. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
20. Monitor turgor kulit
21. Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
22. Monitor mual dan muntah
23. Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
24. Monitor makanan kesukaan
25. Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
26. Monitor pucat, kemerahan,
dan kekeringan jaringan
konjungtiva
27. Monitor kalori dan intake
nuntrisi
28. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral.
29. Catat jika lidah berwarna
NOC
3
Intoleransi aktivitas Energy conservation
magenta,Scarlet
NIC
manergy Management
berhubungan
Self Care : ADLs
1. Observasi adanya
dengan keletihan,
Dengan Kriteria
pembatasan klien
anemia, retensi
Hasil :
dalam melakukan aktivitas
produk
1. Berpartisipasi
sampah dan produk
dialysis
dalam
2. aktivitas fisik
tanpa
3. disertai
2. Dorong klien untuk
mengungkapkan perasaan
terhadap
keterbatasan
3. Kaji adanya factor yang
peningkatan
menyebabkan kelelahan
4. tekanan darah,
4. Monitor nutrisi dan sumber
nadi
energi yang adekuat
5. dan RR
5. Monitor pasien akan adanya
6. Mampu
kelelahan fisik dan emosi
melakukan
7. aktivitas sehari
hari
8. (ADLs) secara
secara
berlebihan
6. Monitor respon
kardivaskuler
mandiri
terhadap aktivitas
7. Monitor pola tidur dan
lamanya tidur/istirahat
pasien
8. Activity Therapy
9. Kolaborasikan dengan
Tenaga Rehabilitasi Medik
Dalam merencanakan
progran terapi
yang tepat.
10. Bantu klien untuk
mengidentifikasi
aktivitas yang mampu
dilakukan
11. Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai dengan kemampuan
fisik, psikologi dan social
12. Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
13. Bantu untuk mendpatkan
alat bantuan aktivitas seperti
kursi roda, krek
14. Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
15. Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
16. Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
17. Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
18. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
19. Monitor respon fisik, emoi,
social dan spiritual
NOC
4
NIC
Kurang
Kowlwdge : disease
Teaching : disease Process
pengetahuan
process
1. Berikan penilaian tentang
tentang kondisi dan
Kowledge : health
tingkat pengetahuan pasien
penanganan
Behavior dengan
tentang proses Penyakit yang
/pengobatan
Kriteria Hasil :
spesifik
berhubungan
1. Pasien dan
2. Jelaskan patofisiologi dari
dengan kurang
keluarga
penyakit dan bagaimana hal
informasi
menyatakan
ini berhubungan dengan
pemahaman
anatomi dan fisiologi,
tentang
dengan cara yang tepat.
penyakit, kondisi, 3. Gambarkan tanda dan gejala
prognosis dan
yang biasa muncul pada
program
penyakit, dengan cara yang
pengobatan
tepat
2. Pasien dan
4. Gambarkan proses penyakit,
keluarga
dengancara yang tepat
mampu
5. Identifikasi kemungkinan
melaksanakan
penyebab, dengna cara yang
prosedur yang
tepat
dijelaskan secara
6. Sediakan informasi pada
benar
pasien tentang kondisi,
3. Pasien dan
dengan cara yang tepat
keluarga
mampu
menjelaskan
7. Hindari jaminan yang
kosong
8. informasi tentang kemajuan
kembali apa yang
pasien dengan cara yang
dijelaskan
tepat
perawat/tim
9. Diskusikan perubahan gaya
kesehatan
hidup yang mungkin
lainnya.
diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang
akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan Dukung
pasien untuk mengeksplorasi
atau mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
11. Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
12. Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal,
dengan cara yang tepat
13. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan
kesehatan, dengan cara yang
tepat
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E. J. (2000). Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC.
Havens, L. & Terra, R. P. (2005). Hemodialysis. Terdapat pada:
http://www.kidneyatlas.org (18 Maret 2006).
NKF. (2001). Guidelines for hemodialysis adequacy. Terdapat pada:
http://www.nkf.com. (6 Maret 2006).
NKF. (2006). Hemodialysis. Terdapat pada: http://www.kidneyatlas.org. (18 Maret
2006)
PERNEFRI. (2003). Konsensus dialisis. Jakarta: Sub Bagian Ginjal dan Hipertensi–
Bagian Ilmu Penyakit dalam. FKUI-RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
Rose, B. D. & Post, T. W. (2006) Hemodialysis: Patient information. Terdapat pada:
http://www.patients.uptodate.com (18 Maret 2006).
NANDA, 2002. Nursing Diagnosis : Definition and Classification (2001-2002),
Philadelphia.