UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERTANIA INDONESIA

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN
DENGAN METODE
”smart farming and integrated system”
DEMI KESTABILAN PANGAN
Oleh: Didik Darmadi
Universitas Merdeka Pasuruan
Fakultas Ekonomi Manajemen
ABSTRAK: Dewasa ini kondisi pertanian di Indonesia sangat memperihatinkan.
Padahal,sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian besar rakyat
Indonesia hal ini sesuai dengan data BPS( badan pusat statistik ) yang menyebutkan
bahwa menurut pengelompokan 9 sektor lapangan usaha, 40,5 persen lapangan usaha
berada di sektor pertanian. Selain itu, lapangan usaha yang juga cukup menonjol adalah
sektor Perdagangan, Hotel, dan Rumah Makan (18,4 persen), sektor Jasa-Jasa (15,7
persen), dan sektor Industri Pengolahan (10,8 persen). Namun, yang menjadi masalah
adalah Semakin hari, produksi pangan kita semakin menurun karena sektor pertanian yang
melemah. Dari segi kualitas, faktanya lahan dan pertanian di Indonesia sudah mengalami
degradasi yang luar biasa, dari sisi kesuburannya akibat dari pemakaian pupuk anorganik. Berdasarkan Data Katalog BPS, Juli 2012, Angka Tetap (ATAP) tahun 2011, untuk
produksi komoditi padi mengalami penurunan produksi Gabah Kering Giling (GKG) hanya
mencapai 65,76 juta ton dan lebih rendah 1,07 persen dibandingkan tahun 2010 Untuk
itulah di perlukan smart farming and integrated system sebagai upaya dalam
meningkatkan produltivitas pertanian untuk menstabilkan ketahanan pangan nasional.

Sistem pertanian pertanian terpadu (integrated system farming ) adalah sebuah system
pertanian yang saling mengaitkan/ memadukan beberapa sektor pertanian menjadi satu
kesatuan system yang saling menguntungkan. Sedangkan Smart farming and
integrated system adalah perpaduan dua sistem pertanian yang menitik beratkan
pada perpaduan antara sector pertanian yang di padukan pula dengan sumbe daya
manusia( SDM ) yang memadai yaitu petani-petani pintar. Yang di maksud petani-petani
pintar disini adalah, para petani yang telah di bekali berbagai ilmu tepat guna mengenai
pertanian, dan bagaimana cara bertani yang baik. utnuk membentuk petani-petani yang
pintar, disini penulis memiliki gagasan bahwa, pemerintah harus memiliki lembaga di desa
yang menjadi pusat pelatihan dan penyuluhan pertanian atau LP4D ( lembaga pusat
penyuluhan dan pelatihan petani desa). Smart farming and integrated system
yang penulis gagaskan di sini adalah, menciptakan suatu sisitem pertanian yang saling
mendukung antara sektor pertanian satu dengan sistem pertanian lain. Untuk strategi
pemasarannya, pemerintah akan membeli hasil produksi pertanian dengan haraga 10%
lebih tinggi dari harga pasar dan menjualnya dengan harga pasar. Hal ini untuk menjamin
kesejahteraan para petani. Perlu di ingat kembali bahwa, sektor pertanian merupakan

mata pencaharian utama bagi sebagian besar rakyat Indonesia maka dari itu sektor
tersebut harus di pertahankan demi kestabilan nasional dan kemakmuran bangsa.


Kata kunci: Kondisi pertanian Indonesia, smart farming and integrated
system, LP4D.
Dewasa ini kondisi pertanian di Indonesia sangat memperihatinkan.
Padahal,sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian besar
rakyat Indonesia hal ini sesuai dengan data BPS ( badan pusat statistik ) yang
menyebutkan bahwa menurut pengelompokan 9 sektor lapangan usaha, 40,5
persen lapangan usaha berada di sektor pertanian. Selain itu, lapangan usaha yang
juga cukup menonjol adalah sektor Perdagangan, Hotel, dan Rumah Makan (18,4
persen), sektor Jasa-Jasa (15,7 persen), dan sektor Industri Pengolahan (10,8
persen). Namun, yang menjadi masalah adalah Semakin hari, produksi pangan
kita semakin menurun karena sektor pertanian yang melemah. Bahkan, dari data
dinas pertanian setiap tahunnya produksi pangan / pertanian terus menurn. Hal ini
tentunya sangat mengancam perekonomian nasional. Hal ini tentunya harus
menjadi perhatian pemerintah. Selain itu faktor lain yang mengancam ketahanan
pangan kita adalah banyaknya petani yang berpindah mata pencaharian ke sektor
lain. tentunya inipun juga menjadi masalah tersendiri bagi bangsa ini. Bayangkan
jika semua petani berpindah ke sektor lain , maka produksi pangan kita akan
sangat minim dan jika hal itu benar-benar terjadi maka, kondisi tersebut akan
memaksa bangsa ini untuk mengimpor bahan pangan dari Negara lain. hal ini
tentunya sangat ironi, mengingat bangsa ini adalah Negara agaris. faktor lain yang

menyebabkan petani sudah enggan lagi mempertahankan pekerjaan sebagai petani
adalah, kurangnya sarana dan prasarana untuk mencapai produksi yang lebih
baik. Hal ini tentuny membuat para petani frustasi dan memilih berpindah ke
sector lain. selain sarana dan prasarana, mahalnya pupuk juga menjadi salah satu
penghambat produktivitas pertanian. Faktor selanjutnya, adalah, kurangnya ilmu
pertanian bagi kalanan petani. Khususnya petani di Desa. Kebanyakan dari
merekan bercocok tanam tanpa ilmu yang memadai. hal ini menyebabkan , tidak
jarang mereka mengalami gagal panen, karena dalam merawat tanaman mereka
tidak sesuai dengan semestinya. Contoh: seorang petani padi, menanam padi, dan
terserang serangga daun, namun obat yang di gunakan justru pestisida yang tidak
dapat membunuuh serangga. Dan aklhirnya paetani itupun gagal panen karena
ketidak tahuannya mngenai obat apa yang harus di gunakan. Ini sebenarnya hal
sepele. Namun, karena tidak ada perhatian khusus dari pemerintah , hal ini
menjadi masalah yang cukup serius. Faktor terakhir adalah, harga hasil pertanian
yang tidak setimpal dengan biaya produksi utnuk pertanian. Ini menjadi faktor
penting, karena, meskipun hasil pertanian melimpah namun haragnya merosot
tentunya membuat banyak petani merugi. Padahal seorang petani desa tidak
memiliki banyak modal, ketika sudah bangkrut. Hal iini akan menenyebabkan

kesejahteraan petani sangat kurang. Dan dampak terburuk adalah, saat banyak

petani yang mulai pindah dari sector pertanian, tentunya akan berdampak pada
perekonomian nasional dan bahakan tidal ada lagi petanbi. Sebab, generasi muda
ssaat ini, enggan untuk menjadi seorang petani karena di anggap tidak
menguntungkan, dan justru malah biasanya mengalami kerugian. Andai saja
petani di negeri ini terjamin kehidupannya dan di bekali ilmu yang memadi
mengenai pertanian maka, bukan tidak mungkin bangsa ini menjadi bngsa yang
makmur. Maka dari itu, di perlukan metode yang tepat dan sarana prasarana yang
memadai untuk mengatasi masalah tersebut. Mengingat pentingnya
menyelamatkan sektor pertanian bagi bangsa yang katanya agraris ini.
Tujuan artikel konseptual ini adalah Agar ketahanan pangan di Indonesia tetap
stabil, Agar produktivitas pertanian meningkat, Sebagai solusi terhadap masalahmasalah pertanian di Indonesia.
Manfaat artikel konseptual ini adalah Dapat membantu mewujudkan impian
petani memperoleh kesejahateraan, Membantu pemerintah dalam memecahkan
masalah ketahanan pangan., Mengurangi kesenjangan sosial khususnya para
petani.
SISTEM PERTANIAN TERPADU (smart farming and integrated
system)
Sistem pertanian terpadu (integrated system farming ) adalah sebuah
system pertanian yang saling mengaitkan / memadukan beberapa sektor pertanian
menjadi satu kesatuan system yang saling menguntungkan. Sistem ini telah lama

di gagaskan naunn tidak dapat di terapkan secara efisien mengingat kondisi
pertanian di Indonesia yang kurang siap( SDM yang masih lemah ). Selain itu,
untuk menerapkan sistem pertanian terpadu ini perlu adanya beberapa sektor
pertanian yang tidak sejenis di suatu wilayah tertentu. akan tetapi, tentunya di
sebuah desa biasanya hanya ada satu sektor pertanian yang dominan. Misalkan di
sebuah desa A sebagian besar masyarkatnya adalah petani padi. Maka dari itu
tidak ada yang bisa di padukan ketika kondisi desa tersebut hanya memiliki satu
sektor yang dominan. Selain hal tersebut, yang membuat sistem ini belum di
terpakan secara optimal adalah, karena sosialisasi yang kurang dari pemerintah,
dan tidak adanya lembaga khusus di desa-desa yang mendukung program
tersebut. Namun, meskipun sistem pertanian tersebut belum dapat terlaksana,
sistem ini akan memiliki banyak sekali manfaat jika dapat terlaksana dengan baik.
yaitu akan mengurangi biaya-biaya unit produksi, mengurangi pengguanaan
pupuk kimia dalam pertanian, menjaga keseimbangan ekosistem ,adanya
keseimbangan di berbagai sektor pertanian

Kehandalan Dari Sistem Pertanian Terpadu Melalui Lembaga Pusat
Penyuluhan dan Pelatihan Petani Desa
Smart farming and integrated system adalah perpaduan dua sistem
pertanian yang menitik beratkan pada perpaduan antara sektor pertanian yang di

padukan pula dengan sumbe daya manusia( SDM ) yang memadai yaitu petanipetani pintar. Yang di maksud petani-petani pintar disini adalah, para petani yang
telah di bekali berbagai ilmu tepat guna mengenai pertanian, dan bagaimana cara
bertani yang baik. utnuk membentuk petani-petani yang pintar, disini penulis
memiliki gagasan bahwa, pemerintah harus memiliki lembaga di desa yang
menjadi pusat pelatihan dan penyuluhan pertanian atau LP4D( lembaga pusat
penyuluhan dan pelatihan petani desa). Peran lembaga ini akan sangat penting.
Yang pertama LP4D inilah yang akan memberikan bantuan baik itu berupa sarana
dan prasarana maupun kebutuhan bibit unggul, dan hal-hal penunjang lainnya.
Bibit yang di tanam para petani pintar nantinya adalah bibt unggul yang di
sediakan oleh LP4D selanjutnya, LP4D juga melakukan pelatihan,penyuluhan dan
sosialisasi pengguanaan alat dngan cara yang benar. Setiap petani yang mengikuti
program smart farming ini akan di berikan kartu tanda anggota agar memudahkan
pendataan. Karena, setiap petani yang memiliki KTA tersebutlah yang berhak
mendapatkan berbagai subdidi bahan dan alat pertanian dari LP4D. Selain fokus
untuk membentuk petani-petani pintar, lembaga ini juga bertugas meneliti potensi
pertanian apa yang tepat bagi suatu desa tertentu . jika di suatu kecamatan terdapat
satu LP4D maka bukan tidak mungkin semua potensi pertanian desa akan
tercapai secara maksimal. Selain itu, untuk mewujudkan petani pintar dengan
sistem pertanian terpadu(smart farming and integrated system) tanpa adanya
lembaga ini maka gagasan tersebut suli utnuk di terapkan, mengingat kondisi

petani kita yang saat ini rata-rata pendidikannya di bawah lulusan sekolah
menengah.
Smart farming and integrated system yang penulis gagaskan di sini
adalah, menciptakan suatu sisitem pertanian yang saling mendukung antara sektor
pertanian satu dengan sistem pertanian lain. misal, sektor pertanian di bidang
bahan pokok seperti padi,jagung, ubi dll, dapat di berikan pupuk yang di hasilkan
dari sektor peternakan. Begitu pula peternakan juga membutuhkan makanan
ternak yang sebagian besar di dapat dari sektor pertanian. Pelaksanaan sistem ini
juga tidak terpaku pada dua sektor tersebut saja. Misalkan di daerah tertentu
memiliki banyak sektor, maka bukan tidak mungkin untuk menggunakan smart
farming and integrated system. Selanjutnya, setelah petani mampu
menerpakan sistem ini dengan baik, di harapkan produkivitas meningkat. Setelah
itu, hasil produk pertanian itu dapat di jual dengan LP4D dengan harga 10% lebih
mahal dari harga pasar. Hal ini merupakan langkah agar kesejahteraan petani
terjamin, dan tidak terjadi monopoli harga oleh kaum tengkulak. Namun di sini
petani tetap di berikan kebebasn untuk menjual produknya ke pada siapapun.

Dengan demikian, penulis memiliki keyakinan bahwa 90% kemungkinan besar
petani akan menjual produknya kepada LP4D. setelah itu tercapai maka LP4D
akan menjual lagi produk tersebut bagi rakyat yang kurang mampu dengan haga

10% lebih murah dari harga pasar. Dengan demikian maka pemerintah dan petani
di Indonesia akan sama-sama di untungkan. Keuntungan bagi pemerintah adalah
mereka akan mampu melakukan ekspor bahan pangan dan tidak perlu lagi
melakukan subsidi bulog. Selain itu, tugas pemerintah dalam menciptakan
kesejahteraan bagi rakyat juga akan tercapai. Bagi petani, mereka akan di
untungkan dengan harga produknya yang di beli lebih mahal dari harga pasar.
Selain itu, meningkatnya produktivitas pertanian, kesejagteraan petani dan seluruh
rakyat yang kurang mampu akan terjamin.jika hal tersebut dapat terealisasikan,
maka regenerasi petanipun tidak sulit, sebab generasi muda tentunya tidak akan
malu lagi menjadi petani. Sebab petani akan memiliki pendapatan yang tidak
kalah dari pegawai negeri sipil(PNS). Penulis juga memiliki keyakinan bahwa
dengan SDM yang baik,lembaga pengurus yang baik(LP4D), dan sistem yang
baik, maka pertanian di Indonesia akan menjadi pertanian yang maju dan stabil
meskipun perlatannya tidak semaju peralatan di Negara-negara maju.

Gambar 1. Skema alur penerapan “smart
farming and integrated system”

Gambar 2. alur penerapan dan pemasaran


Pihak-Pihak Yang Terkait
Dalam pelaksanaan gagasan smart farming and integrated system, pihak-pihak
yang
berada
didalamnya
harus
terlibat
adalah
:
Pemerintah desa daerah setempat, Organisasi pertanian Unit Desa
, Lembaga pusat penyuluhan dan penelitian petani desa (LP4D), Lembaga
perguruan tinggi negeri yang berbasis pertanian, Menteri pertanian.
Strategi Penerapan
Perangkat yang harus di bentuk Lembaga Pusat Penyuluahan Dan Pelatihan
Petani Desa (LP4D) dan Organisasi Pertanian Unit Desa.
Sistem smart farming and integrated merupakan sistem pertanian yang
banyak mengaitkan banyak pihak namum merupakan sistem yang mudah di
terpakan jika semua komponen yang di butuhkan telah terpenuhi. Di sini penulis
memiliki gagasan bahwa, untuk mewujudkan sistem tersebut maka yang di
pertama kali di lakukan pemerintah adalah membangun sebuah lembaga yang di

namakan LP4D di setiap kecamatan. Hal tersebut bukanlah hal yang sulit bagi
pemerintah. Mengingat APBD kita yang mencapai 1800 triliun per-periodenya.
Setelah itu, pemerintah harus bekerja sama dengan perguruan Tinggi yang
berbasis pertanian untuk di jadikan penyuluh serta peneliti di lembaga tersebut. Ini
artinya, selain menguntungkan para petani, sistem ini juga membuka lapangan
pekerjaan bagi pelajar di bidang pertanian yang akan memudahkan regenerasi
petani yang berkualitas. Setelah LP4D terbentuk, maka langkah selanjutnya
adalah membentuk orgasnisasi unit desa yang berfungsi mengorganisir
keanggotaan di desa. Setelah semua komponen terbentuk, maka di sebuah
kecamatan tersebut harus di kelompokan antara petani dan peternak. Tujuan
pengelompokan ini supaya memudahkan integrasi kedua sektor tersebut. Mengapa
hal ini perlu dilakukan? Sebab, sistem pertanian pintar dan terpadu adalah sistem
yang tidak dapat berdiri sendiri. Artinya, jika hanya ada patani yang berkualitas
tapi tidak ada sarana dan prasarana yang mendudkung serta maka tiidak akan
mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, dengan memadukan pertanian dan
peternakan maka akan meminimalisir penggunaan pupuk kima yang tidak ramah
lingkungan. Sebab, sektor pertanian dapat menggunakan pupuk kompos yang di
hasilkan dari kotoran hasil peternakan, sebaliknya juga dengan sektor perternakan.
Para peternak dapat memanfaatkan hasil pertanian untuk di jadikan pakanan
ternak. Ini bukanlah trobosan baru, kakrena gagsan semacam ini sudah ada

sebelumnya. Hanya saja belun di pernah di terpakan secara optimal, dengan alasan
bahwa di setiap daerah biasanya hanya terdapat satu sektor yang menonjol, dan
tidak adanya kepedulian pemerintah mengenai gagasan tersebut. Untuk itulah
menurut penulis, dengan adanya lembaga, petani yang berkualitas, serta sistem
yang baik, maka akan mengahasilkan produktivitas yang baik.

Simpulan
sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian besar rakyat
Indonesia maka dari itu sektor tersebut harus di pertahankan demi kestabilan
nasional dan kemakmuran bangsa. Untuk itulah di perlukan adanya smart
farming and integrated system sebagai solusi yang tepat dan efisien
dalam mengatasi masalah pertania yang ada di Indonesia. Smart farming and
integrated system adalah perpaduan dua sistem pertanian yang menitik
beratkan pada perpaduan antara sektor pertanian yang di padukan pula dengan
sumbe daya manusia( SDM ) yang memadai yaitu petani-petani pintar. Dengan
petani yang pintar, maka akan menciptakan smart farming. dengan SDM yang
baik,lembaga pengurus yang baik(LP4D), dan sistem yang baik, maka pertanian
di Indonesia akan menjadi pertanian yang maju dan stabil meskipun peralatannya
tidak sebaik peralatan di Negara-negara maju.
Saran
Sebaiknya dalam sistem peningkatan memang semua elemen petani harus ikut
andil dalam melakukan program ini dengan baik dan terstruktur agar ke depannya
sistem pertanian di Indonesia bisa lebih baik dan lebih maju lagi, oleh sebab itu
sistem ini menjadi solusi yang sangat baik bagi sektor pertanian di negara kita
Indonesia.
Daftar Rujukan
Karwan,
A.Salikin.2003. Sistem
Pertanian
Berkelanjutan.Yogyakarta:Kanisius.
Munasinahe, M. Simatupang, P. 1995. Industrialisasi Pertanian Sebagai
Strategi Agribisnis dan Pembangunan Pertanian dalam Era
Globalisasi. Bogor: Orasi Pengukuhan Ahli Peneliti Utama. Pusat Penelitian
Sosial Ekonomi Pertanian.
Reijntjes, Coen Dkk. 2002. Pertanian Masa Depan. Yogyakarta:Kanisius.