BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI EDAMAME Glycine

BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI EDAMAME (Glycine max L)

LAPORAN PRAKTIKUM
sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas praktikum
mata kuliah Pertanian Organik

oleh
Nafa Novika Listianti
NIM A42140124

Dosen Pembimbing
Ir. Herlinawati, MP
Ir. Muqwin Asyim, RA, MP
Teknisi
Pak Ridwan
Bu Dyah

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PANGAN
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian merupakan
sektor utama yang menjadi pusat pendapatan negara. Salah satu komoditas
disektor pertanian yang posisinya menempati urutan ketiga sebagai komoditas
pangan nomor tiga setelah padi dan jagung ialah kacang kedelai.
Kacang kedelai merupakan tanaman yang berasal dari Asia dan memiliki
beberapa jenis atau spesies seperti kedelai lokal, kedelai hitam, dan kedelai
edamame. Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki
prospek tinggi di Indonesia. Karena, kedelai memiliki kandungan protein yang
cukup tinggi, sehingga kedelai ini banyak digunakan sebagai bahan baku makanan
seperti tempe, tahu, kecap, susu kedelai, dan sebagainya. Dalam praktikum
budidaya yang dilakukan, menggunakan kedelai edamame untuk dibudidayakan.
Kedelai edamame adalah salah satu jenis kedelai yang berasal dari Jepang,
dimana kedelai ini memiliki ciri polong berwarna hijau dan ukurannya cenderung
besar serta nilai jualnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai lokal biasa.
Kebutuhan kedelai didalam negeri setiap tahunnya cenderung meningkat,
sedangkan persediaan produksi belum mampu mengimbangi permintaan.
Dalam meningkatkan produksi kedelai edamame secara berkelanjutan,

tentunya dilakukan beberapa upaya untuk mendukung kegiatan tersebut. Salah
satu upaya dalam meningkatkan produksi kedelai edamame ini adalah dengan
budidaya secara organik dimana dalam budidaya secara organik tentunya sudah
menjadi bagian dari pelaksanaan pertanian yang berkelanjutan. Pertanian organik
merupakan salah satu sistem pertanian yang memanfaatkan bahan alami sebagai
pendukung dalam berbudidaya tanaman.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui teknik budidaya edamame secara organik
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui teknik budidaya edamame secara organik

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Edamame
Menurut Rukmana dan Yuniarsih, (1996) tentang klasifikasi tanaman
kedelai adalah sebagai berikut :
Kingdom


: Plantae

Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Classis

: Dicotyledonae

Ordo

: Polypetales

Famili


: Leguminosae

Sub famili

: Papilionoideae

Genus

: Glycine

Spesies

: Glycine max (L.) Merrill

Adapun morfologi dari tanaman kedeali adalah Daun kedelai terdiri daun
“kepel” (daun keping biji) akan muncul pertama kali, fungsi daun ini sebagai
cadangan makanan sebelum akar tanaman dapat berfungsi menyerap unsur hara.
Pada umumnya setiap tanaman kedelai terdapat 2 daun tunggal. Pada keadaan
normal pada daun tunggal akan tumbuh tunas yang merupakan cabang tanaman
kedelai. Jenis daun yang lain adalah daun majemuk yang terdiri dari tiga helaian

daub atau dikenal daun “trifoliar” yang tumbuh pada bukubuku batang, letak daun
majemuk berselang-seling (Suharno, 2004)
Cabang akan muncul di batang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari
varietas dan kondisi tanah, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak bercabang.
Jumlah batang tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan jumlah 4 biji
yang diproduksi. Artinya, walaupun jumlah cabang banyak, belum tentu produksi
kedelai juga banyak (Aep, 2006).
Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu (Aep, 2006). Bunga dibentuk pada
tempat-tempat pertemuan antara tangkai daun dan batang utama (ketiak).
Tanaman indeterminit berbunga pertama kali pada buku ke-4 atau ke-5 yang
berlanjut keatas. Tanaman determinit mulai berbunga pada buku ke-8 atau ke-10

yang berlanjut keatas maupun ke bawah. Pada kondisi normal paertumbuhan
polong akan selesai dalam waktu 3 minggu. Kecepatan pertumbuhan polong dan
perkembangan biji pada mulanya relatif lambat, kemudian meningkat dengan
cepat setelah berakhirnya pembungaan, setelah daun kehilangan klorofil, biji terus
menimbun bahan kering sampai daun berubah warnanya menjadi kuning.
Akhirnya biji mencapai bahan kering maksimum pada waktu semua daun telah
berwarna kuning dan separo dari daun luruh, sehingga kedelai siap dipanen
(Mimbar, 1991).

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Edamame
Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak, jenis
liar Glycine ururiensis merupakan kedelai yang menurunkan Glycine max. (L.),
tanaman ini sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis.
Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab, dapat
tumbuh baik didaerah yang memiliki curah hujan sekitar 100- 400 mm/bulan,
untuk mendapatkan hasil yang optimum membutuhkan curah hujan antara 100200 mm/bulan. Suhu yang dikehendaki antara 210 – 340 C, suhu optimum bagi
pertumbuhan 230 – 270 C. Pada proses perkecambahan benih kedelai
memerlukan suhu sekitar 300 C (Bappenas, 2006).
Tanaman kedelai membutuhkan syarat untuk tumbuh antara lain pada waktu
muda memerlukan iklim basah dan menjelang tua memerlukan iklim kering.
Tanaman kedelai cocok ditanam didaerah dengan ketinggian 0-500 mdpl,
memerlukan tanah yang subur, gembur, drainase dan aerasinya baik, cukup unsur
hara, bebas dari gulma dan tingkat kemasaman tanah (pH) 5,8 – 7 (Soeprapto,
2002).
2.3 Pertanian Organik
Pertanian organik merupakan jawaban atas revolusi hijau yang digalakkan
pada tahun 1960-an yang menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah dan
kerusakan lingkungan akibat pemakaian pupuk dan pestisida kimia yang tidak
terkendali. Sistem pertanian berbasis high input energy seperti pupuk kimia dan


pestisida dapat merusak tanah yang akhirnya dapat menurunkan produktifitas
tanah, sehingga berkembang pertanian organik. Pertanian organik sebenarnya
sudah sejak lama dikenal, sejak ilmu bercocok tanam dikenal manusia, semuanya
dilakukan secara tradisional dan menggunakan bahan-bahan alamiah.
Pertanian organik modern didefinisikan sebagai sistem budidaya pertanian
yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis.
Pengelolaan pertanian organik didasarkan pada prinsip kesehatan, ekologi,
keadilan, dan perlindungan. Prinsip kesehatan dalam pertanian organik adalah
kegiatan pertanian harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan
tanah, tanaman, hewan, bumi, dan manusia sebagai satu kesatuan karena semua
komponen tersebut saling berhubungan dan tidak terpisahkan. Pertanian organik
adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat
biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Sertifikasi produk organik
yang dihasilkan, penyimpanan, pengolahan, pasca panen dan pemasaran harus
sesuai standar yang ditetapkan oleh badan standardisasi (IFOAM, 2008).

BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum in dilaksanakan mulai bulan April – Mei 2017 dan bertempat di

Lahan Pertanian Organik Politeknik Negeri Jember.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Cangkul
2. Koret
3. Kenco ukuran 20 x 30 cm
4. Gembor
5. Sprayer
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1.

Benih kedelai edamame

2.

Furadan

3.

Pupuk Organik Cair (POC) ekstrak jambu biji


4.

Pupuk kandang kambing

5.

Dolomit

6.

Mulsa jerami

7.

PESTONA

8.

Air


9.

Tali rafia

10. Gelas air mineral
11. Papan nama
12. ATK

3.3 Prosedur Kerja
Adapun teknik budidaya tanaman kedelai edamame adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam budidaya kedelai
edamame
2. Persiapan lahan. Tahap pertama dari persiapan lahan ialah pembersihan lahan.
Perbersihan lahan dilakukan dengan tujuan memebersihkan lahan dari sisa-sisa
tanaman terdahulu dan gulma.
3. Pengolahan lahan. Dilakukan dengan 3 tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu
mengolah tanah menggunakan cangkul dengan kedalaman cangkulan 20 cm.
Tahap kedua yaitu pembuatan bedengan. Bedengan dibuat dengan lebar 1,2 m
x 5 m. Tahap ketiga yaitu mengaplikasikan pupuk dasar (pupuk kandang dan

dolomit) pada setiap bedengan.
4. Penanaman. Setelah 1 minggu dilakukan pengolahan tanah, dilanjutkan dengan
penanaman. Jarak tanam yang digunakan ialah 20 cm x 30 cm dan setiap 1
lubang tanam berisikan 2 benih. Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan
cara ditugal.
5. Pemeliharaan. Dalam proses budidaya tentunya hal yang tidak kalah penting
yaitu proses pemeliharaan. Adapun proses pemeliharaan pada budidaya
edamame ialah :
a. Penyulaman. Hal ini dilakukan jika ada benih yang tidak tumbuh.
Penyulaman dilakukan satu minggu setelah dilakukan penanaman.
b. Penyiraman. Dilakukan secara berkala dengan mengacu kondisi dilapang
dimana jika kondisi dilapang sudah dalam kapasitas lapang tentunya tidak
diperlukannya penyiraman.
c. Penyiangan. Merupakan kegiatan untuk membersihkan area sekitar tanaman
dari tanaman pengganggu. Dapat dilakukan 2 kali selama proses budidaya
berlangsung.
d. Pemupukan. Kegiatan ini bertujuan untuk menambahkan nutrisi atau unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pemupukan dilakukan 1 minggu sekali
dengan mengaplikasikan Pupuk Cair Organik ekstrak jambu biji.
Pengaplikasian POC jambu biji ini diaplikasikan sebagai pupuk daun

dimana dosis yang digunakan ialah 1 : 50. Cara pengaplikasian POC jambu
biji sebagai pupuk daun ini dengan cara menyeprotkan pada bagian daun
tanaman.
e. Pengendalian OPT. Dalam budidaya secara organik, tentunya untuk
mengendalikan OPT juga menggunakan bahan alami. Untuk pengendalian
hama

dan

penyakit

pada

tanaman

edamame

dilakukan

dengan

mengaplikasikan pestisida alami dengan merk dagang PESTONA.
Pengaplikasiannya sesuai dengan dosis anjuran pabrik yaitu 10 ml/l. Waktu
pengaplikasiannya dengan melihat intensitas serangan dari hama dan
penyakitnya.
6. Pengamatan. dilakukan dengan mengamati variabel pangamatan yang
ditentukan. Pengamatan yang dilakukan meliputi 2 tahap yaitu pengamatan
pada fase vegetatif dan pengamatan pada fase generatif.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan edamame pada fase vegetatif
Sampel

Tinggi Tanaman (cm)
24 April 2017
1 Mei 2017
19
22
16
20
12
18
20
28
17
23
23
29
17
20
20
24
21
26
13
17

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Gambar 1. Grafik pertumbuhan kedelai edamame pada fase vegetatif
35

Tinggi Tanaman

30
25
20
Tinggi Tanaman (cm)
24-Apr-17
Tinggi Tanaman (cm)
01-Mei-17

15
10
5
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9 10

Sampel

Tabel 2. Hasil pengamatan edamame pada fase generatif
Sampel
1
2

Jumlah Polong
8 Mei 2017
15 Mei 2017
8
12

Jumlah Tunas Produktif
8 Mei 2017
15 Mei 2017
5
7

3
4
5
6
7
8
9
10

2
13
4
16
4
6
5

8
17
18
4
27
14
13
5

2
6
3
6
3
5
4

Gambar 2. Grafik jumlah polong kedelai edamame
30

Jumlah Polong

25
20
15

Jumlah Polong 08Mei-17
Jumlah Polong 15Mei-17

10
5
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9 10

Sampel

Gambar 3. Grafik jumlah tunas produktif kedelai edamame

6
10
9
3
13
8
8
4

14
12
Jumlah Tunas

10
8
Jumlah Tunas Produktif 08-Mei-17
Jumlah Tunas Produktif 15-Mei-17

6
4
2
0
1

2

3

4

5

6

7

8

9 10

Sampel

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dalam budidaya kedelai
edamame secara organik ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti,
pemilihan benih dimana dalam memilih benih yang akan dibudidayakan harus
sesuai dengan syarat tumbuh dan kesesuaian lahan budidaya, karena hal tersebut
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas dari benih itu sendiri. Selain
dari pemilihan benih, hal penting yang harus diperhatikan adalah prose
budidayanya mulai dari persiapan lahan sampai dengan pemanenan.
Dalam persiapan lahan ini tentunya dilakukan land clearing atau
pembersihan lahan terlebih dahulu sebelum ditanami tanaman budidaya. Sebelum
dilakukan budidaya tentunya akan lebih baik jika dilakukan proses pengolahan
lahan untuk proses penggemburan tanah. Dalam budidaya tanaman secara organik
tentunya menggunakan bahan organik sebagai penambah nutrisi atau unsur hara
yang dibutuhkan tanaman. Pada proses pengolahan lahan dalam budidaya kedelai
edamame ini dilakukan penambahan pupuk kandang kambing dan dolomit. Fungsi
pupuk kandang kambing salah satunya adalah untuk meningkatkan bahan organik
dalam tanah dan menambahkan nutrisi yang nantinya dibutuhkan oleh tanaman.
Untuk penambahan dolomit ini bertujuan untuk mengatur dan menjaga derajat
keasaman tanah atau pH tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh dari tanaman.

Penanaman belum dapat dilakukan setelah pengolahan lahan selesai dan
diperlukannya waktu selama 1 minggu untuk proses pendekomposisian bahan
organik dalam tanah. Selama proses itu berlangsung, tanah yang sudah dilakukan
proses pengolahan ditutup dengan menggunakan mulsa jerami. Hal ini bertujuan
untuk meminimalisir lahan ditumbuhi oleh gulma sebelum proses penanaman
dilakukan dan menjaga kelembaban tanah.
Proses penanaman dilakukan dengan cara ditugal dan mengisikan 2 benih
dalam lubang tanaman. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila salah satu
benih yang ditanam tidak tumbuh atau dapat dikatakan sebagai cadangan benih
dalam tanah. Dalam proses penanaman ini, benih yang akan ditanam dicampurkan
dengan fungisida terlebih dahulu untuk meminimalisir benih terserang jamur
didalam tanah.
Dalam proses budidaya kedelai edamame secara organik tentunya hal
penting lainnya yang harus diperhatikan adalah pada proses pemeliharaannya
mulai dari proses penyiraman yang dilakukan secara berkala dengan melihat
kondisi dilapang. Penyiraman pada budidaya secara organik ini menggunakan air
yang tidak terkontaminasi dari bahan sintetik. Selanjutnya proses penyulaman,
dimana penyulaman dilakukan satu minggu setelah penanaman. Hal ini dilakukan
untuk meminimalisir perbedaan pertumbuhan antar tanaman (kesetaraan
pertumbuhan tidak terlalu terlihat jika penyulaman dilakukan satu minggu setelah
penanaman).
Proses yang tidak kalah penting adalah pemupukan tanaman. Pemupukan
tanaman menggunakan Pupuk Organik Cair (POC) ekstrak jambu biji dimana cara
pengaplikasiannya dilakukan dengan cara disemprot. Cara aplikasi dengan cara ini
bertujuan untuk menambahkan nutrisi yang dibutuhkan tanaman melalui daun
tanaman dimana daun merupakan organ penting tanaman dalam melakukan
fotosintesis (Pupuk daun). Pengaplikasian POC dilakukan sesuai dengan dosis
penyemprotan yaitu untuk diaplikasikan sebagai pupuk daun 1 : 50 dimana dalam
10 ml POC dilarutkan dalam 500 ml air. Penyemprotan baiknya dilakukan pada
saat pagi hari atau sore hari. Penyemprotan POC ini dilakukan 1 minggu sekali
agar nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan tanaman terpenuhi, terlebih pada

budidaya tanaman secara organik, nutrisi yang diberikan berasal dari bahan alami
yang mudah larut dalam tanah. Selain menggunakan POC sebagai penambah
nutrisi, penambahan pupuk kandang kambing sebagai penambah nutrisi dilakukan
pada pemupukan susulan.
Setelah proses pemupukan, hal yang harus dilakukan dan diperhatikan
dalam budidaya kedelai edamame secara organik ini adalah proses pengendalian
OPT. Untuk proses pengendalian gulma dilakukan dengan proses penyiangan
yang dilakukan secara berkala. proses penyiangan gulma dilakukan secara
mekanis yaitu mencabut gulma menggunakan tangan ataupun mencabut gulma
yang berada disekitar tanaman dengan menggunakan alat seperti koret dan
cangkul. Untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan dengan
mengaplikasikan pestisida organik (PESTONA) dengan dosis pengaplikasian
sesuai pabrik dimana dosis yang diberikan ialah 10 ml/l. Pengaplikasian pestisida
nabati ini dilakukan secara berkala dengan mengetahui intensitas serangan dari
hama maupun penyakit yang menyerang tanaman kedelai edamame tersebut.
Setelah dilakukan keseluruhan proses pemeliharaan tanaman, dilanjutkan dengan
proses pemanenan. Proses pemanenan kedelai edamame ini dilakukan dengan
melihat kriteria kedelai yang siap panen. Ciri-ciri kedelai yang siap panen adalah
warna polong hijau tua, daun menguning dan tanaman mulai mengalami
perebahan.
Berdasarkan dari hasil pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui
budidaya edamame secara organik belum sepenuhnya menghasilkan pertumbuhan
tanaman yang optimal. Hal tersebut terkait dengan kendala-kendala yang dialami
dalam budidaya edamame secara organik. Adapun beberapa kendala yang dialami
dalam budidaya edamame secara organik adalah benih yang ditanam tidak tumbuh
dan mengalami pembusukan didalam tanah. Selain itu, lahan yang sulit untuk
dilakukan pengolahan karena masih banyak sisa tanaman yang belum dibersihkan.
Pertumbuhan tanaman pada masa vegetatif yang kurang optimal dikarenakan
kekurangan

nutrisi

karena

pemberian

nutrisi

hanya

dilakukan

dengan

mengaplikasikan POC jambu biji. Selain itu, pemanenan tidak dilakukan karena
pertumbuhan polong kedelai yang tidak optimal yang dapat dilihat dari tingkat

kebernasan dari polong. Dari penjelasan kendala diatas dapat disimpulkan bahwa
penerapan sistem pertanian organik di Politeknik Negeri Jember belum dapat
dilakukan secara optimal.

BAB 5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa dalam budidaya kedelai edamame secara organik terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan mulai dari proses pemilihan benih, pengolahan lahan,
penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Adapun kendala yang dialami dalam
budidaya kedelai edamame secara organik adalah petumbuhan tanaman yang
mengalami keterhambatan yang dipengaruhi oleh nutrisi yang kurang atau belum
sepenuhnya nutrisi dapat diserap oleh tanaman dan penerapan sistem pertanian
organik di Politeknik Negeri Jember belum dapat dilakukan secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas.2006.Kedelai.http://warintrk.bantul.go.id/web.php?mod=basista&kat=1
&sub=2&file=59.10 Desember 2006.
IFOAM. 2008. The World of Organic Agriculture - Statistics & Emerging Trends
2008. http://www.soel.de/fachtheraaii downloads/s_74_l O.pdf.
Irwan, Aep Wawan. 2006. Budidaya Tanaman Kedelai [Glycine max (L.)
merill].Universitas Padjadjaran Jatinangor.
Mimbar, Saubari M.,.1991. Pengaruh Kerapatan Tanaman Terhadap Keguguran
Organ-organ Reproduksi Retensi Polong dan Hasil Kedelai Wilis. Fakultas
Pertanian Unibraw Malang.
Rukmana, R. dan Y. Yuniarsih.1996. Kedelai Budidaya dan Pasca Panen.
Kanisius.Yogyakarta.
Soeprapto.2002.Bertanam Kedelai.Penebar Swadaya.Jakarta.
Suharno.2004.Kajian Pertumbuhan dan Produksi pada 8 Varietas Kedelai Glycine
max ( L.) merril di Lahan Sawah Tadah Hujan. Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian.
Volume 2, Nomor 1, Juli 2006.Hal:65-72.