CONTOH LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.do
CONTOH LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA
PRODUK PEMBIAYAAN
DI BMT MITRA USAHA MULIA
KANTOR CABANG PEMBANTU CEBONGAN
Disusun Oleh :
Sughly Dzikral Mawla
(10390108)
Dosen Pembimbing Lapangan:
Drs. Ibnu Muhdir, M.Ag
PROGRAM STUDI KEUANGAN ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKHIR PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Setelah membaca, meneliti dan mengoreksi serta memberi masukan dan perbaikan-perbaikan
seperlunya terhadap isi dan penulisan Laporan Akhir Praktek Kerja Lapangan (PKL) program
studi Keuangan Islam (KUI) Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tahun 2013 dari mahasiswa :
Nama : Sughly Dzikral Mawla
NIM : 10390108
Judul :Penerapan Akad Murabahah PadaProduk Pembiayaan
di BMT Mitra Usaha Mulia KCP Cebongan
Lokasi : BMT Mitra Usaha Mulia KCP Cebongan
Kami berkesimpulan bahwa laporan PKL ini sudah memenuhi syarat dan sesuai dengan
pedoman pelaksanaan tugas PKL mahasiswa yang bersangkutan, sehingga dapat diajukan
dalam sidang ujian PKL pada program studi Keuangan Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Sunan Kalijaga.
Demikian persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 13 Juni 2013
Hormat Kami,
Dosen Pembimbing Lapangan
PKL KUI 2013,
Drs. Ibnu Muhdir, M.Ag
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Penerapan Akad Murabahah Pada ProdukPembiayaan
Lokasi: BMT Mitra Usaha Mulia KCP Cebongan
Alamat: Jl. Kebonagung, Cebongan, Tlogoadi, Mlati Sleman
Disusun oleh :
Sughly Dzikral Mawla
NIM : 10390108
Telah diujikan di depan sidang UJIAN PKL KUI pada tanggal
Juni 2013 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai Laporan Akhir Praktek Kerja
Lapangan Program Studi Keuangan Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Yogyakarta,
Juni 2013
Dosen Pembimbing Lapangan
Dosen Penguji
Drs. Ibnu Muhdir, M.Ag
Mengetahui,
Pembantu Dekan 1
Drs. H. Kamsi, MA
NIP: 195702071987031003
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
senantiasa kami ikuti teladannya dan telah membawa kami dari alam jahiliyah ke alam yang
terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga kita termasuk umatnya yang akan
mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat, Amin.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, dengan mengucap syukur Alhamdulillah akhirnya
penulisan laporan ini dapat terselesaikan, meskipun masih jauh dari kesempurnaan. Laporan
praktek kerja lapangan ini ditulis atas dasar semua yang telah penulis dapatkan selama
mengikuti praktek kerja lapangan di BMT Mitra Usaha Mulia selama 2 minggu (20 Mei 2013
sampai dengan 1 Juni 2013).
Praktek kerja lapangan sendiri merupakan kegiatan yang bersifat wajib untuk setiap mahasiswa
prodi Keuangan Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan
ini meliputi pelaksanaan kerja praktek di lembaga keuangan syari’ah dan penulisan laporan kerja
praktek. Tujuan Praktek Kerja Lapangan adalah untuk memperkenalkan mahasiswa terhadap
dunia kerja secara nyata sekaligus memberikan suatu pengalaman yang berhubungan dengan
lembaga keuangan syari’ah.
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga
laporan ini dapat selesai pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan, khususnya kepada:
1.
Bapak Drs. Slamet Khilmi, M.Siselaku Ketua Program Studi Keuangan Islam.
2.
Bapak H.M. Yazid Afandi, S.Ag.,M.Ag., selaku ketua Panitia PKL Program Studi Keuangan
Islam tahun 2012-2013.
3.
Bapak Dr. Ibnu Muhdir selaku dosen pembimbing.
4.
Seluruh rekan-rekan Panitia PKL UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
5.
Ibu Sri Lestari S.E Selaku Kepala Unit Cabang Pembantu BMT Mitra Usaha Mulia.
6.
Ibu Elisa Sidiq, S.E dan Ibu Desi Panalukan, S.T Selaku pembimbing pembukuan di BMT
Mulia.
7.
Bapak Ahmad Subkhi dan Ibu Clasrista selaku marketing di BMT Mulia
8.
Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan motivasi dan doa.
9.
Sahabat-sahabat saya yang selalu memberi dukungan dan semangat dalam pelaksanaan
PKL dan penyususnan laporan.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktek kerja lapangan ini masih jauh dari apa yang
dinamakan sempurna. Dengan hati terbuka penyusun menerima kritik, saran yang bersifat
membangun. Akhir kata, besar harapan penulis semoga laporan ini dapat diterima dan menjadi
sesuatu yang berguna bagi setiap orang yang membacanya. Semoga dapat pula menjadi
pedoman untuk pembuatan laporan bagi yang membutuhkan.
Yogyakarta 13 Juni 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.. i
HALAMAN PERSETUJUAN.. 1
HALAMAN PENGESAHAN.. 2
KATA PENGANTAR.. 3
DAFTAR ISI. 5
BAB I PENDAHULUAN.. 7
A. Latar Belakang. 7
B. Tujuan dan Manfaat 9
C. Ruang Lingkup. 9
D. Waktu dan Tempat Pelaksanakan. 10
E. Sistematika Laporan. 11
BAB II PROFIL LEMBAGA.. 13
A. Sejarah berdirinya. 13
B. Letak Geografis Lembaga. 13
C. Kondisi Fisik. 14
D. Visi dan Misi Perusahaan. 14
E. Struktur Organisasi 15
F. Daftar Produk dan Jasa. 15
BAB III. 17
PELAKSANAKAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.. 17
A. Bentuk Kegiatan. 17
B. Proses Pelaksanaan. 19
BAB IV.. 27
PEMBAHASAN PRAKTEK MURABAHAH.. 27
A. Pengertian Murabahah. 27
B. Landasan Hukum.. 29
C. Jenis Akad Murabahah. 31
D. Rukun Bai’ Murabahah. 31
E. Syarat Bai’ Murabahah. 32
F. Mekanisme Pembiayaan Murabahah. 32
G. Perhitungan Margin Murabahah. 33
H. Analisis Penerapan Akad Murabahah di BMT Mulia. 33
BAB V.. 37
PENUTUP.. 37
A. Kesimpulan. 37
B. Rekomendasi 38
B. Kritik dan Saran Bagi Lembaga. 39
DAFTAR PUSTAKA.. 40
LAMPIRAN.. 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Fenomena
Salah satu upaya pemerintah untuk menyehatkan perekonomian nasional adalah dengan cara
penyaluran dana dalam bentuk kredit. Kredit tersebut dapat diberikan kepada masyarakat atau
wirausahawan yang memerlukan. Sistem penyaluran melalui lembaga keuangan, baik lembaga
keuangan bank, lembaga keuangan non bank maupun lembaga keuangan lainnya.
Lembaga yang dapat menyalurkan dana tersebut bisa melalui lembaga keuangan, baik lembaga
keuangan bank, lembaga keuangan non bank ataupun lembaga keuangan lainnya. Lembaga
keuangan merupakan lembaga yang yang menjadi perantara keuangan dan jasa ekonomi
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu yang termasuk dalam
lembaga keuangan yaitu BMT (Baitul Mal wat Tamwi)l.
Belum adanya lembaga keuangan yang menjangkau daerah pedesaan (sektor pertanian dan
sektor informal) secara memadai yang mampu memberikan alternatif pelayanan (produk jasa)
simpan-pinjam yang kompatibel dengan kondisi sosial kultural serta ‘kebutuhan’ ekonomi
masyarakat desa menyebabkan konsep BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dapat ‘dihadirkan’ di
daerah kabupaten kota dan bahkan di kecamatan dan pedesaan.
Konsep BMT sebagai lembaga keuangan mikro syari’ah, merupakan konsep pengelolaan dana
(simpan-pinjam) di tingkat komunitas yang sebenarnya searah dengan konsep otonomi daerah
yang bertumpu pada pengelolaan sumber daya di tingkat pemerintahan (administrasi) terendah
yaitu desa.
Perbankan dengan BMT memiliki perbedaan yang mendasar. Level mikro bagi perbankan formal
termasuk BPR dan BPRS, adalah pembiayaan dengan skala lima puluh sampai dengan seratus
juta rupiah. Sedangkan BMT, beroperasi pada skala mikro artinya dibawah lima puluh juta
rupiah, bahkan memberikan pembiayaan sekitar seratus ribu rupiah. Level mikro dengan definisi
BMT ini tidak digarap oleh perbankan secara umum karena dianggap tidak bankable, tidak
menguntungkan dan kurang efisien. Bank kurang berminat didalam memberikan pinjaman
kepada nasabah yang penghasilannya hanya seratus ribu rupiah per hari. Sehingga pada level
mikro dalam perspektiv konvensional, institusi keuangan non formal seperti rentenir dan
berbagai macam individu yang meminjamkan uang dengan tingkat bunga yang tinggi diberikan
kesempatan untuk tumbuh subur. BMT pada kenyataanya tetap memberikan pelayanan
pinjaman kepada nasabah yang penghasilannya dua puluh ribu rupiah per hari sekalipun untuk
keperluan produktif. Dengan kehadiran BMT secara perlahan akan mengurangi jumlah rentenir
yang beroperasi menyerap sumber keuangan ekonomi kerakyatan. Selain itu BMT juga
memberikan peluang kepada nasabah untuk menabung walaupun dengan nominal sangat kecil,
ini menjadikan nasabah gemar menabung.
2. Sisi menarik pelaksanaan praktek
Di dalam proses Praktek Kerja Lapangan (PKL) di BMT Mitra Usaha Mulia KCP Cebongan Jl.
Kebonagung KM 04, Cebongan, Tlogoadi, Mlati, Sleman banyak sekali yang menarik yang dapat
dijadikan sebuah Ilmu Pengetahuan untuk dikembangkan disektor usaha lain, salah satunya
adalah kegiatan yang dilakukan oleh marketing yaitu mencari nasabah. Marketing merupakan
ujung tombak perusahaan dimana harus mencari nasabah supaya roda penghimpunan dana
dan pembiayaan tetap berjalan lancar. Hal yang paling menarik di dalam marketing adalah kita
bisa belajar berkomunikasi terhadap calon nasabah untuk meyakinkan calon nasabah tersebut
bisa menyimpan dan melakukan pembiayaan di BMT Mitra Usaha Mulia. Di samping itu juga
kita bisa mengerti banyak watak dari nasabah dan calon nasabah sehingga memberi pelajaran
tersendiri. Maka dari praktek kerja lapangan ini penulis tertarik untuk mengangkat tema tentang
produk pembiayaan dari BMT Mitra Usaha Mulia yaitu MBA (Pembiayaan Murabahah)
prakteknya nasabah mengajukan pembiayaan ke bank untuk membiayai apa yang diinginkan
oleh nasabah, setelah itu pihak bank melakukan survey ke rumah nasabah. Dan oleh karena itu
penulis tertarik untuk membuat judul dari laporan PKL di BMT Mitra Usaha Mulia yaitu
“Penerapan Akad Murabahah Sebagai Produk Pembiayaan di BMT Mitra Usaha Mulia” karena
MBA/Murabahah adalah produk yang lagi hangat dibicarakan dan di diskusikan. Dengan Produk
MBA ini masyarakat kecil pun bisa mempunyai dana lewat pembiayaan ini karena tidak ada nilai
minimal untuk pembiayaan, berbeda dengan BPR yang nilai nominal pembiayaannya minimal
harus jutaan.
B. Tujuan dan Manfaat PKL
1.Tujuan
Adapun tujuan diadakanya PKL adalah untuk memantapkan pemahaman mahasiswa mengenai
perbankan sehingga mahasiswa tidak hanya sebatas mengetahui teorinya saja akan tetapi juga
dapat mempraktekkan secara lansung, selain itu dapat memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara teori perbankan syari’ah dengan
operasionalisasi perbankan di bank syari’ah, sehingga nantinya mahasiswa dituntut berperan
aktif dengan harapan hasil yang didapatkan menjadi maksimal.
2.Manfaat
Sedangkan manfaat diadakannya PKL Ini paling tidak akan memberikan gambaran umum
tentang kinerja perbankan, baik fungsi, tugas dan tanggung jawab masing-masing sistem yang
ada didalamnya. serta dapat membentuk mahasiswa nantinya menjadi calon bankir professional
yang siap dengan persaingan dan tantangan kerja.
C.Ruang lingkup
Praktek kerja lapangan merupakan program universitas dengan sebuah institusi atau lembaga
sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa. Disini mahasiswa tidak hanya dituntut
mempunyai kecerdasan intelektual, namun harus mempunyai kemampuan dasar. empat
kemampuan dasar yang harus dimiliki adalah knowledge (pengetahuan), skill (ketrampilan),
creativity (kreativitas), dan attitude (sikap). Keempat hal tersebut belum sepenuhnya didapat
mahasiswa ketika di perguruan tinggi.
Pengetahuaan yang sifatnya ketrampilan penting diketahui mahasiswa agar sejalan antara teori
yang didapat di perguruan tinggi dengan praktek yang ada di masyarakat (dunia kerja). Pada
praktek kerja lapangan ini ada tiga kelompok kerja yang ditawarkan kepada peserta diantaranya:
penghimpunan dana, pembiayaan, dan operasional. Namun pada laporan ini lebih menekankan
pada aspek pembiayaan pada BMT.
D.Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan
pada semester genap (awal semester VI) mulai 20 Mei 2013 sampai 1 Juni 2013 dan
berlangsung selama kurang lebih dua minggu, dengan jadwal efektif lima hari praktek dalam
satu minggu yang dimulai dari pukul 08.00 s.d 15.00 WIB.
Adapun tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah di BMT Mitra Usaha Mulia KCP
Cebongan Jl. Kebonagung KM 04, Cebongan, Tlogoadi, Mlati, Sleman dengan peserta dua
orang mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum Program Studi Strata 1 Keuangan Islam antara
lain : Sughly Dzikral Mawla dan Ali Akbar Ayatullah.
E.Sistematika Laporan
Dalam penyajian laporan ini, penulis membagi dalam lima bab dengan didahului oleh halaman
formalitas yang terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar dan daftar isi.
Adapun lima bab dimaksud adalah:
Bab Pertama: pendahuluan yang menjelaskan unsur-unsur dan syarat dalam suatu laporan,
yaitu terdiri dari latar belakang kegiatan, tujuan dan manfaat kegiatan,ruang lingkup, waktu dan
tempat pelaksanaan serta sistematika laporan. Hal ini mengarahkan pembaca untuk memahami
substansi dari laporan.
Bab Kedua: Menjelaskan tentang gambaran umum lembaga tempat Praktek Kerja
Lapangan (PKL), yang meliputi letak geografis, Kondisi Fisik, Visi dan Misi Perusahaan, struktur
organisasi, Daftar Produk dan Jasa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum
lingkungan dan kinerja lembaga
Bab Ketiga : Menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan dalam Praktek Kerja Lapangan
(PKL), meliputi bentuk kegiatan dan prosesi pelaksanaan. Dalam uraian pelaksanaan kegiatan
ini, akan dicantumkan beberapa materi yang telah disampaikan dalam kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
Bab Keempat : Menguraikan Hasil dan Pembahasan dari tema MBA sebagai Produk
Pembiayaan bagi semua rakyat .
Bab Kelima : penutup berisi kesimpulan dari analisa terhadap pelaksanaan kegiatan dan
dilanjutkan dengan saran dari penyusun sebagai sumbangsih pemikiran untuk meningkatkan
kesuksesan pelaksanaan kegiatan praktek.
BAB II
PROFIL LEMBAGA
A. Sejarah Berdidinya
Berdirinya BMT Mitra Usaha Mulia di pelopori oleh tokoh TPA (taman Pendidikan Al-Qur’an) dan
tokoh Muhammadiyyah kecamatan temple serta didiklat oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat
(LPM) Universitas Islam Indonesia (UII) dimana pada bulan Juni 1995 LPM UII mengadakan
pelatihan bagi calon pengelola BMT se-Sleman. Setelah dirasa cukup mengelola BMT maka
pada tanggal 15 Desember 1955 diresmikan berdirinya BMT-BMT di wilayah kecamatan Tempel,
Turi, Pakem, Ngaglik dan Ngemplak yang diresmikan rector UII waktu itu Bapak Prof. H. Zaini
Dahlan, M.A di kampus terpadu Universitas Islam Indonesia.
Setelah diresmikan, BMT tidak langsung beroperasi. BMT Mitra Usaha Mulia bisa beroperasi
pada tanggal 1 Maret 1996 dengan modal awal Rp. 600.000,-dimana modal awal tersebut
merupakan hibah dari UII.
Sampai tanggal 15 januari 2002, BMT Mitra Usaha Mulia membuka cabang diwilayah Seyegan,
Sleman dan tanggal 1 Agustus 2005 membuka cabang pembantu di wilayah Jumoyo yang
perkembangannya sangat pesat. BMT Mitra Usaha Mulia juga membuka kantor cabang
pembantu di Cebongan, Tlogoadi, Mlati, Sleman yang mulai beroperasi 1 Desember 2009.[1]
B. Letak Geografis Lembaga
BMT Mitra Usaha Mulia KCP cebongan adalah unit usaha dari BMT Mitra Usaha Mulia yang
berpusat di Jl. Tempel-Turi KM 0,1 Pasar Tempel Sleman. Sedangkan kantor BMT Mitra Usaha
Mulia KCP cebongan beralamat di Jl. Kebonagung KM 04, Cebongan, Tlogoadi, Mlati, Sleman.
Jika dillihat dari letak geografisnya kantor BMT Mulia KCP Cebongan dinilai cukup strategis
karena dekat dengan akses jalan raya dan dekat dengan pasar Cebongan sehingga mudah
dijangkau oleh nasabah dan calon nasabah. Bangunan BMT Mulia KCP Cebongan terletak pada
:
·
Sebelah barat : Pasar Cebongan
·
Sebelah timur : Cebongan Wetan
·
Sebelah utara : pemukiman penduduk kampung Jumeneng
·
Sebelah selatan : SMA 1 Mlati dan SMP Mlati
C. Kondisi Fisik
Kondisi fisik BMT Mulia KCP Cebongan adalah memiliki gedung dengan luas 5 x 7 meter
berlantai 2 yaitu sebagai berikut:
a.
Bagian depan kantor terdapat teras dengan ukuran luas 5x1,5 meter yang digunakan
sebagi ruang tunggu, Customer Servis dan Teller
b.
Bagian tengah kantor adalah ruang utama seluas 5 x 1,5 meter yang di dalamnya terdapat
sebuah meja front office dengan dua unit komputer, ruang tersebut digunakan sebagai tempat
transaksi antara nasabah dan pihak BMT dan sebagai tempat administrasi keuangan BMT.
c.
Bagian belakang kantor terdapat ruang seluas 5 x 3 meter yang berfungsi sebagai ruang
manajer disamping itu juga sebagai ruang istirahat lemari administrasi.
d.
Lantai atas digunakan untuk sholat dan pengajian jum’at rutin bergiliran.
D. Visi dan Misi Perusahaan
VISI
Terwujudnya Lembaga Keuangan Syariah yang Handal
MISI
Penguatan modal sendiri
Penyadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah.
Mengembangkan potensi umat agar mampu berperan dan berkiprah dalam program
pemberdayaan umat
Ikut serta membantu program pengentasan kemiskinan khususnya dikalangan umat islam
Membantu para pengusaha kecil, kecil kebawah yang sulit mendapatkan modal.
E. Setruktur Organisasi
Struktur organisasi pada BMT Mulia KCP Cebongan adalah sebagai berikut :
Kepala Cabang
: Sri Lestari, S.E
Teller
: Elisa Sidiq, S.E
Customer Service
: Desi Panalukan, S.T
Marketing
: Ahmad Subkhi dan Clarista
F. Daftar Produk dan Jasa
1.
Pembiayaan
a.
Pembiayaan Akad Murobahah (Jual Beli)
Pembiayaan murobahah dalam di BMT Mulia biasanya dilakukan untuk pembiayaan yang
sifatnya konsumtif dan modal usaha dengan keuntungan yang disebut margin dengan akad
murobahah atau jual beli.
b.
Pembiayaan akad Qardh
Pembiayaan Qardh di BMT Mulia adalah dana talangan yang diberikan kepada nasabah dalam
jangka waktu yang relatif singkat dengan pengembalian pokok lunas beserta bagi hasil yang
telah disepakati pada saat akad.
c.
Pembiayaan Akad Mudharabah
Pembiayaan mudharabah di BMT Mulia biasanya dilakukan untuk pembiayaan produktif dengan
bagi hasil 35% : 65% dengan angsuran pokok dan bagi hasil dalam jangka waktu tiga sampai
sepuluh bulan.
d.
Pembiayaan Sewa Beli
Pembiayaan Sewa Beli di BMT mulia yaitu seperti leasing, biasanya nasabah melakukan akad
ini untuk pembiayaan seperti sepeda motor. Prakteknya nasabah memberikan uang muka di
BMT lalu selisihnya di biayai oleh BMT.
2.
Simpanan
a.
Simpanan Lancar
Simpanan Lancar adalah simpanan yang sewaktu-waktu bisa diambil maupun di tambah.
Meliputi Simpanan Zakat, Infaq, Simpanan Shadaqah, Simpanan Lembaga Islami, dan
Simpanan umum.
b.
Simpanan Untuk Tujuan Tertentu
Simpanan untuk tujuan tertentu seperti Simpanan Haji, Simpanan Qurban, Simpanan Walimah
dan Simpanan Pendidikan.
c.
SimKa (Simpanan Berjangka)
Simpanan ini berjangka 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. Simpanan berjangka ini dalam
bahasa bank sering di sebut deposito. Akan tetapi SimKa ini lebih fleksibel dibandingkan
deposito di bank, karena apabila nasabah terpaksa mengambil tidak dikenakan pinalti
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Bentuk dan Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini ada dua bentuk, yakni :
1.Dialog
2.Mengamati dan Praktek
Adapun materi yang didalami adalah:
a. Operasional, meliputi administrasi, teller, costomer service, dan pegawai support terkait tugas
dan wewenang.
b. Marketing: account officer, marketing, marketing mikro, analisis terkait tugas dan
wewenangnya.
c. Produk dan akad dalam Perbankan
1.
Pendanaan/penghimpunan dana: wadiah dan mudharabah
Akad Mudharabah (investasi), nasabah menginvestasikan dananya kepada BMT untuk dikelola
(sesuai syariah). Hasil keuntungan dari bisnis tersebut akan dibagihasilkan antara bank dan
nasabah sesuai nisbah yang disepakati dimuka. Produk yang mengunakan akad ini pada BMT
Mulia produk ini disebut Simpanan Lancar.
2.
Pembiayaan/penyaluran dana: murabahah, mudharabah, sewa beli dan qardh
Akad Murabahah adalah akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah. Bank syariah akan
membeli barang kebutuhan nasabah untuk kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah
dengan marjin yang telah disepakati. Harga jual (pokok pembiayaan + marjin) tersebut akan
diangsur setiap bulan, minggu bahkan bisa diangsur setiap hari sesuai dengan kesepakatan dan
kemampuan nasabah selama jangka waktu yang disepakati antara nasabah dengan BMT.
Karena harga jual telah disepakati di muka. Maka angsuran nasabah bersifat tetap selama
jangka waktu pembiayaan. Sebagian besar pembiayaan murobahahbersifat konsumtif.
Akad mudharabah merupakan akad berbasis bagi hasil, dimana bank syariah menanggung
seluruh modal usaha/investasi. BMT menerima bagi hasil atas keuntungan yang didapat dari
usaha yang dikelola oleh nasabah sesuai kesepakatan pada saat akad. Pembayaran pokok
pembiayaan dicicil setiap bulan beserta bagi hasil yang telah disepakati.
Akad qardh merupakan akad berbasis bagi hasil dengan pembayaran sekali langsung lunas
dengan rincian pokok pinjaman dan bagi hasil yang disepakati. Jika nasabah pada saat jatuh
tempo belum mampu mengembalikan pinjaman maka nasabah cukup membayar bagi hasilnya
dulu sedangkan pokok pinjaman bisa dibayarkan bulan berikutnya beserta bagi hasil pada bulan
berikutnya.
Akad leasig merupakan akad sewa beli, dimana nasabah tiap bulan membayar angsuran yang
ditetapkan karena mendapatkan barang berharga dari BMT semisa motor. Setelah angsuran
tersebut selesai baru barang tersebut menjadi milik nasabah.
3.
Jasa: wadiah
Dalam akad wadiah (titipan) nasabah menitipkan dananya kepada BMT Mulia, dana tersebut
oleh pihak BMT tidak diputar untuk pembiayaan namun benar- benar disimpan karena itu adalah
dana titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh nasabah. Dana wadiah di BMT Mulia ini juga
biasanya digunakan sebagai salah satu jaminan jika nasabah ingin melakukan pinjaman.
B. Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang bertempat di BMT Mulia KCP
Cebongan dimulai sejak 20 Mei 2013 dengan diawali jadwal pembekalan pada 19 April 2013.
Para peserta yang mengikuti PKL di BMT Mulia KCP Cebongan sebanyak dua mahasiswa.
Adapun perincian waktu pelaksanaan kegiatan PKL penyusun adalah sebagai berikut:
NO
Hari dan Tanggal
Jam
Jenis Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
1
Senin, 20 Mei 2013
08.00-0830
Perkenalan
pengenalan struktu organoisasi, jobdeskription masing-masing staff
08.30-09.30
Pengenalan software
pengenalan software aplikasi teller dan administrasi keuangan yaitu dengan sistem IBSS
09.45-11.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke pasar kampung jumeneng ,kampung kaweden untuk menagmbil
angsuran,tabungan dan setoran para nasabah meliputi pedagang angkringan, sayur,pedagang
warung kecil maupun ibu rumah tangga
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat dhuhur,dan makan siang
13.00-14.00
Diskusi
membicarakan tentang sistem BMT GKBI mulai dari awal berdirinya,jumlah anggotanya sampai
akad apa saja yang digunakan dalam pembiayaan
14.00-14.45
Melayani nasabah
Menerima tabungan dan uang angsuran yang nanti dimasukkan ke software
2
Selasa,21 Mei 2013
08.30 10.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke pasar kampung jumeneng ,kampung kaweden untuk menagmbil
angsuran,tabungan dan setoran para nasabah meliputi pedagang angkringan, sayur,pedagang
warung kecil maupun ibu rumah tangga
10.30-11.45
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat dhuhur,dan makan siang
13.00-14.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.00-15.15
Rekap arsip transaksi
Melanjutkan diskusi hari pertama
3
Rabu,22 Mei 2013
08.00-08.30
Persiapan buka kantor
membuka pintu gerbang kantor dan tadarus
08.45-10.00
Bantu rekap transaksi
Membantu pengelola membuat rekap atas pembukuan yang belum selesai kemarin
membuat akad transaksi yakni akad murabahah yakni sebesar 20 juta rupiah
10.30-11.45
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat dhuhur,dan makan siang
13.00-14.00
Diskusi
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.15-15.00
Bantu rekap transaksi
Melanjutkan diskusi hari kedua
4
Kamis,23
Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
membuka pintu gerbang kantor
08.30-11.30
Marketing
turun ke lapangan dan silaturahmi
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat dhuhur,dan makan siang
13.30-14.15
Belanja keperluan pengajian mingguan
beli keperluan pengajian meliputi air mineral dll
14.30-15.15
Bantu administrasi
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
5
Jumat,24 Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
Buka pintu gerbang dan bersih bersih dan pengajian mingguan
08.30-11.30
Marketing
Bayar speedy dan collecting ke desa Cebongan Kidul
11.30-13.00
Ishoma
istirahat,sholat jumat,dan makan siang
13.15-14.00
Diskusi
melanjutkan diskusi sebelumnya
14.10-15.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
6
Senin,27 Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan Buka kantor
08.30-08.45
Persiapan marketing
menyiapkan slip setoran,angsuran.tabungan yang dibutuhkan sewaktu turun ke lapangan
09.00-11.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke seyegan
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholatdan makan siang
13.00-14.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.10-15.00
Diskusi
diskusi tentang murabahah
7
Selasa, 28,Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
08.30-08.45
Persiapan marketing
menyiapkan slip setoran,angsuran.tabungan yang dibutuhkan sewaktu turun ke lapangan
09.00-10.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke jumeneng
10.45-11.30
Diskusi
membicarakan operasional di kantor GKBI cabang jakarta (pusat)
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat jumat,dan makan siang
13.00-14.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.10-15.10
Rekap transaksi
membantu teller rekap transaksi yang terjadi 1 hari
8
Rabu, 29 Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
08.30-08.45
Persiapan marketing
menyiapkan slip setoran,angsuran.tabungan yang dibutuhkan sewaktu turun ke lapangan
09.00-11.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke desa jumeneng dan survei nasabah di godean
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat,dan makan siang
13.00-14.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.10-15.10
Rekap transaksi
membantu teller rekap transaksi yang terjadi 1 hari
9
Kamis,30 Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
08.30-08.45
Persiapan marketing
menyiapkan slip setoran,angsuran.tabungan yang dibutuhkan sewaktu turun ke lapangan
09.00-11.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke karakan, kaweden dan jumeneng
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat jumat,dan makan siang
13.00-14.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.10-15.10
Rekap transaksi
membantu teller rekap transaksi yang terjadi 1 hari
10
Jum'at, 31,Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
08.30-10.30
Marketing
ambil angsuran di gamping
11.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat jumat,dan makan siang
13.15-14.30
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.30-16.00
Makan makan
pesta akhir bulan
11
Sabtu, 1 Juni 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
08.30-11.00
Marketing
ambil angsuran di njingin
11.00-13.00
membantu teller dan perpisahan
Rutinitas dari BMT Mulia sebelum melakukan aktivitas Pelayanan yaitu dimulai dari kedisiplinan
para karyawan, semua pegawai BMT Mulia harus sudah sampai di kantor pada pukul 08.00 WIB
dilanjutkan dengan doa bersama kemudian briefing dari Kacab BMT Mulia tentang tugas dan
strategi yang akan dijalankan pada hari itu. Pelayanan dimulai pukul 08.30 WIB dan istirahat
pada pukul 12.00-13.00 WIB namun dengan adanya istirahat proses pelayanan tetap
berlangsung seperti biasa, dan aktivitas pelayanan ditutup pada pukul 15.00 WIB ditutupnya
aktifitas pelayanan bukan berarti para pegawai boleh meninggalkan kantor, melainkan
menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungannya, baru para pegawai mulai meninggalkan
kantor kurang lebih pukul 16.00 WIB.
BAB IV
PEMBAHASAN PRAKTIK MURABAHAH
A. Pengertian Murabahah
Murabahah adalah jual beri barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahan.[2]
Murabahah merupakan suatu bagian dari bentuk jual beli yang bersifat amanah dan menurut
ulama’ definisi Murabahah (secara fiqih) adalah akad jual beli atas barang tertentu. Dalam
transaksi penjualan tersebut, penjual menyebutkan dengan .jelas barang yang akan
dibelitermasuk harga pembelian barang dan keuntungan yang akan diambil.
Sesuai dengan sifat bisnis (tijaroh), transaksimurabahah memiliki beberapa manfaat, demikian
juga risiko yang harus diantisipasi. Murabahah memberi banyak manfaat kepada lembaga
keuangan syari’ah, salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli
dari penjual dengan harga jual terhadap anggota. Selain itu sistem murabahah juga sangat
sederhana, hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di lembaga keuangan
syari’ah.
Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara lain:
a.
Default atau kelalaian, anggota sengaja tidak membayar angsuran.
b.
Fluktuasi harga komparatif, ini terjadi bila harga suatu barang di pasar naik setelah bank
membelikannya untuk anggota. Sehingga bank tidak mengubah harga jual beli tersebut.
c.
Penolakan anggota, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh anggota karena berbagai
sebab, bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga anggota tidak mau menerimanya,
karena itu sebaiknya dilindungi dengan asuransi.
d.
Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan utang maka ketika kontrak
ditandatangani, barang itu menjadi milik anggota. Anggota bebas melakukan apapun terhadap
asset miliknya tersebut untuk menjualnya. Jika terjadi demikian,risiko untuk default akan besar.
[3]
Dari berbagai pemaparan di atas maka yang dimaksud dengan pembiayaan
murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada anggota dalam rangka pemenuhan
kebutuhan produksi, atas transaksi ini BMT memperoleh sejumlah keuntungan (mark up) yang
telah disepakati antara pihak BMT dan calon anggota.[4]
Sedangkan pembiayaan murabahah di BMT Mulia adalah pembiayaan dengan sistem jual beli
dimana BMT Mulia memberikan fasilitas pembiayaan kepada anggotanya untuk pembelian
barang baik barang modal usaha maupun barang konsumtif. BMT Mulia membeli barang yang
diinginkan dan menjualnya kepada anggota dengan sejumlah margin keuntungan yang
disepakati kedua belah pihak.
Produk pembiayaan murabahah dapat digunakan untuk:
1.
Usaha produktif yaitu keperluan investasi (pembelian peralatan usaha) dan modal kerja
( pembelian bahan baku atau persediaan).
2.
Pembeliaan barang-barang non-produktif atau kebutuhan pribadi.
Namun demikian portofolio terbesar dalam pembiayaan murabahah tetap pada
usaha produktif ( perdagangan, home industry, dan jasa). Harga jual kepada anggota adalah
harga beli barang ditambah margin keuntungan . Besarnya margin pembiayaan murabahah
ditetapkan berdasarkan keputusan direksi dengan mempertimbangkan aspek persaingan. Untuk
memudahkan penerapan pembiayaan murabahah, penetapan harga jual dari BMT Mulia
kepada anggota dapat disesuaikan dengan tabel angsuran murabahah.
B. Landasan Hukum
Landasan hukum akad murabahah ini adalah:
1.
Al-Quran
Ayat-ayat Al-Quran yang secara umum membolehkan jual beli, diantaranya adalah firman Allah:
َوأَحَ َل اُ ْال َب ْيعَ َوحَ رَ َم الرِ بَا
Artinya: "..dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba" (QS. Al-Baqarah:275).
Ayat ini menunjukkan bolehnya melakukan transaksi jual beli dan murabahah merupakan salah
satu bentuk dari jual beli.
Dan
firman Allah:
اضمِن ُك ْم
ٍ َيَاأَ ُيهَا الَذِينَ ءَا َم ُنوا لَ َتأْ ُكلُوا أَمْ َوالَ ُكم َب ْي َن ُكم ب ْالبَاطِ ل إلَ أَنْ َت ُكونَ تِجَ ارَ ًة عَ ن َتر.
Artinya: “Hai orang-orangِ ِ yangِ beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu” (QS. An-Nisaa:29).
2.
As-Sunnah
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam: “Pendapatan yang paling afdhal(utama) adalah
hasil karya tangan seseorang dan jual beli yang mabrur”. (HR. Ahmad Al Bazzar Ath Thabrani).
Hadits dariْ riwayat
Ibnu Majah,
Syuaib:
ُ َو َخ ْلdari
ٌ َ َثل:أَنَ ال َن ِبي صَ لىَ اُ عَ لَ ْي ِه َوآلِ ِه َوسَ لَ َم َقا َل
ُ )رَ َواهُ ابْن.ت لَ لِل َبي ِْع
, َوالمُقـَارَ ضَ ة, ال َب ْي ُع إِلىَ أَجَ ٍل:ث فِي ِْهنَ البَرَ َكة
ِ ط البُرّ ِبال َش ِعي ِْر ل ِْل َب ْي
(مَاجَ ه
”Tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkahan: menjual dengan pembayaran secara
tangguh, muqaradhah (nama lain dari mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah dan tidak untuk dijual” (HR. Ibnu Majah).
3.
Al-Ijma
Transaksi ini sudah dipraktekkan di berbagai kurun dan tempat tanpa ada yang mengingkarinya,
ini berarti para ulama menyetujuinya (Ash-Shawy, 1990., hal. 200.).
a. َ kaidah Fiqh,َ yang menyatakan:
ت الِبَاحَ ة ُ إِل َ أنْ َي ُد َل دَ لِ ْي ٌل عَ لىَ تحْ ِر ْي ِمهَا
ِ َالَصْ ُل فِى المُعَ ا َمل
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.”
b.
Fatwa Dewan Syariah Nasonal Majelis Ulama Indonesia
No.04/DSN-MUI/IV/2000,tentang MURABAHAH.
C. Jenis Akad Murabahah
Dalam aplikasinya, pembiayaan murabahah dapat dibedakan menjadi duamacam, yaitu:
1.
Murabahah tanpa pesanan
Murabahah tanpa pesanan maksudnya adalah penyediaan barang tidak terpengaruh atau
terkait terhadap pesanan atau pembeli.
2.
Murabahah berdasarkan pesanan
Murabahah berdasarkan pesanan maksudnya bahwa bank syari'ah baru akan
melakukan transaksi murabahah apabila ada anggota yang memesan barang sehingga
penyediaan barang baru akan dilakukan jika ada pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan
barang sangat tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembelian barang
tersebut. Murabahah berdasarkan pesanan ini dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu, berdasarkan
pesanan dan mengikat, dalam hal ini pihak anggota harus terikat oleh suatu perjanjian yaitu jika
barangnya sudah ada maka harus beli. Sedangkan murabahah berdasarkan pesanan tidak
terikat maksudnya adalah bahwa anggota boleh menolak atau mengembalikan pesanan yang
sudah diterima.
D. Rukun Bai’ Al-Murabahah
Rukun Murabahah dalam perbankan adalah sama dengan fiqih dan hanya dianalogikan dalam
praktek perbankannya, seperti:
a.
Penjual (ba'i) dianalogikan sebagai BMT.
b.
Pembeli (musytari) dianalogikan sebagai anggota.
c.
Barang yang akan diperjualbelikan (mabi’ ) yaitu jenis pembiayaan.
d.
Harga (Tsaman) dianalogikan sebagai pricing atau plafond pembiyaan.
e.
Ijab dan qobul dianalogikan sebagai akad perjanjian yaitu pernyatan persetujuan yang
dituangkan dalam akad.[5]
E. Syarat Bai’ Al-Murabahah
Syarat- syarat Murabahah yaitu:
1.
Mengetahui harga pertama (harga pembelian atau kulakan).
2.
Mengetahui keuntungan.
3.
Kontrak harus bebas dari riba.
4.
Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah
pembelian
BMT dapat memberikan potongan apabila nasabah:
1. Mempercepat pembayaran cicilan.
2. Melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.
Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan harga beli harus
diberitahukan. Jika BMT mendapat potongan dari pemasok maka potongan itu merupakan hak
nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian potongan tersebut
dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad.
F. Mekanisme Pembiayaan Murabahah
Mekanisme Transaksi Pembiayaan Murabahah:
1.
Anggota datang ke BMT dengan membawa surat permohonan murabahah. Dalam surat
permohonan tersebut, dilampirkan jenis barang yang dibutuhkan, tujuan pembiayaan, jangka
waktu, sumber dana dan cara untuk melunasi hutang. Selain data tersebut juga dicantumkan
data seperti: nama, alamat lengkap, KTP/SIM/ Pasport, Kartu Keluarga, pekerjaan pemohon dan
status rumah pemohon.
2.
Anggota mengisi data survei yang telah disediakan oleh pihak BMT, data tersebut
digunakan untuk melakukan survei oleh pihak BMT. Data survei ini harus diisi dengan benar
karena akan menentukan kelayakan dari anggota.
3.
Anggota mengisi formulir untuk menjadi calon anggota BMT.
4.
Anggota memberikan keterangan tentang tujuan pengajuan pembiayaan pada pihak BMT.
Serta, memberikan jenis akad apa yang akan digunakan oleh anggota apabila disetujui
permohonannya oleh BMT.
5.
Bagian marketing akan datang ke rumah pemohon untuk melakukan survei sesuai dengan
data yang diisi oleh anggota pada waktu pengajuan pembiayaan. Dalam hal ini pihak marketing
harus jeli dalam melakukan pengamatan kerena hal ini yang dijadikan sebagai dasar dalam
melakukan kelayakan pembiayaan.
6.
Pihak BMT melakukan analisa kelayakan pembiayaan apakah pantas anggota tersebut
diberikan pembiayaan atau tidak.
7.
Pihak BMT melakukan akad murabahah yakni jual beli antara pihak BMT dengan anggota
untuk menjual barang yang diatasnamakan pihak BMT kepada anggota. Dalam hal ini barang
yang diperjualbelikan telah dibeli oleh anggota dengan penuh tanggung jawab.
8.
Setelah melakukan akad maka anggota dapat langsung mencairkan dana yang telah
disetujui dalam pembiayaan dengan membayar uang sebesar 2% dari pembiayaan yang
anggota peroleh untuk biaya administrasi.
9.
Setelah anggota melakukan akad maka sesuai dengan spesifikasi yang diminta,
selanjutnya sesuai dengan isi perjanjian murabahah, pelunasan hutang anggota dilaksanakan
oleh anggota sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
G. Perhitungan Margin Murabahah
Keuntungan dari pembiayaan murabahah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di bawah ini:
1.
Jumlah pembiayaan
2.
Jangka waktu pembiayaan
3.
Sistem pengembalian. Murabahah dengan mengangsur dapat berbeda dengan murabahah
bayar tangguh.
4.
Jumlah biaya yang muncul akibat pembiayaan tersebut.
5.
Margin = 2.5% x Jumlah Pinjaman x Jangka Waktu Pinjaman
Tingkat persaingan harga di pasar, baik dengan lembaga keuangan sejenis maupun
konvensional.[6]
H. Analisis Penerapan Akad Murabahah di BMT Mulia
Dalam prakteknya, akad murabahah di BMT Mulia terdapat beberapa hal yang kurang sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam akad murabahah. Salah satunya adalah masalah akad, akad
murabahah bil wakalah, yang mana pihak BMT mewakilkan pembelian barang kepada
anggotanya untuk membeli barang tersebut atas dasar kepercayaan, ukhuwah islamiyyah dan
ketakwaan kepada Allah SWT.
Pihak BMT menggunakan akad ini dengan tujuan tolong-menolong antara sesama manusia.
Semua manusia membutuhkan bantuan orang lain. Proses pembiayaan murabahah bil wakalah
menjadi lebih praktis, karena mempermudah pihak BMT didalam menyediakan barang yang
hendak dijadikan objek pembiayaan, tanpa harus mencari supplier penyedia barang yang sesuai
dengan yang diinginkan anggota, ataupun mencari pihak ketiga lain yang dapat dijadikan agen
untuk membeli barang tersebut, dikarenakan BMT juga dibolehkan memberikan kuasa untuk
mencari dan membeli barang sebagai objek pembiayaan langsung kepada anggota selaku orang
yang berkepentingan terhadap barang tersebut
Selain hal tersebut, karena hemat waktu. Pencarian dan pembelian barang yang dijadikan objek
pembiayaan oleh BMT akan memakan waktu yang cukup lama, belum lagi apabila pihak BMT
kekurangan orang untuk melakukan pekerjaan tersebut sehingga harus mencari agen yang
bersedia membelikan barang tersebut. Sedangkan apabila pihak BMT memberikan kuasanya
langsung kepada anggota untuk membeli barang mewakili dirinya, pencarian dan pembelian
akan barang yang dimaksud oleh anggota akan memakan waktu yang lebih sedikit dikarenakan
anggota merupakan orang yang berkepentingan sendiri atas barang tersebut.
Anggota juga akan langsung mengetahui fisik barang yang menjadi objek pembiayaan sehingga
tidak lagi terdapat keraguan atas barang yang menjadi objek pembiayaan dan BMT tidak akan
mendapat keluhan tentang cacatnya barang karena anggota yang membeli sendiri barang
tersebut. Timbulnya saling percaya diantara pihak BMT dengan anggota, memberikan kuasa
pada orang lain merupakan bukti adanya kepercayaan pada pihak lain.
Berkaitan dengan masalah syarat-syarat untuk mengajukan pembiayaan murabahah, dalam
praktek BMT ini juga kurang sesuai. Dalam hal ini berkaitan dengan menyerahkan daftar barang
dan rincian harga sebelum melakukan pembelian. Para Anggota ketika akan mengajukan
permohonan pembiayaan tidak menyertakan daftar barang dan rincian harga. Hal ini mungkin
dikarenakan proses yang rumit. Anggota menginginkan proses yang sederhana dan mudah.
Praktek produk murabahah yang kurang sesuai lainnya adalah nasabah lebih banyak
menggunakan untuk konsumtif, padahal murabahah sendiri yaitu membeli barang yang akan
dijual kepada pihak lain dengan harga yang lebih tinggi dengan margin yang ditentukan. Jika
produk murabahah digunakan untuk konsumtif itu sama saja pihak BMT memberi hutang kepada
nasabah
Persyaratan awal yang harus dipenuhi oleh Calon Nasabah BMT Mulia antara lain sebagai
berikut:
1.
Harus memenuhi persyaratan
2.
Bentuk Badan Hukumnya (PT, CV, Firma, Yayasan, atau sebagainya) dan perorangan.
3.
Tanda Bukti Diri (KTP/SIM/Passport/KK/Lainnya) dan Surat Izin Domisili.
4.
Tanda Tangan (Contoh Tanda Tangan pada kartu dan komputer).
5.
Melampirkan fotocopy pemohon
6.
Melampirkan fotocopy Surat Nikah
7.
Fotocopy KTP istri/suami
8.
Melampirkan fotocopy Kartu Keluarga
9.
Menandatangani Akad Pembiayaan Murabahah
10. Melampirkan slip gaji dan struk gaji[7].
Kelebihan Dan Kekurangan Produk Murabahah
1.
Kelebihan dan kekurangan murabahah di BMT Mulia KCP Cebongan
a.
kelebihan
1)
Dapat digunakan sebagai modal usaha.
2)
Mengentaskan masyarakat dari Rentenir
b.
Kekurangan
1)
Membutuhkan prosedur yang agak lama
2)
Survey membutuhkan estimasi yang tepat, jika tidak maka akan terancam kredit macet.
2.
Kelebihan dan kekurangan murabahah bagi nasabah
a.
kelebihan
1)
sebagai modal bagi nasabah
2)
bisa melakukan pembiayaan yang minimal
3)
angsuran bisa diambil oleh marketing
4)
margin rendah
5)
apabila tepat membayar mendapat pengembalian seperempat margin
b.
Kekurangan
·
adanya biaya administrasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembiayaan murabahah di BMT Mulia adalah pembiayaan dengan sistem jual beli dimana
BMT Mulia memberikan fasilitas pembiayaan kepada anggotanya untuk pembelian barang baik
barang modal usaha maupun barang konsumtif. BMT Mulia membeli barang yang diinginkan dan
menjualnya kepada anggota dengan sejumlah margin keuntungan yang disepakati kedua belah
pihak.
Dalam prakteknya, akad murabahah di BMT Mulia terdapat beberapa hal yang kurang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam akad murabahah. Salah satunya adalah masalah
akad, dalam prakteknya lebih cenderung ke akad murabahah bil wakalah, yang mana pihak
BMT mewakilkan pembelian barang kepada anggotanya untuk membeli barang tersebut. Pihak
BMT menggunakan akad ini dengan tujuan tolong-menolong di antara sesama manusia. Proses
pembiayaan murabahah bil wakalah menjadi lebih praktis, karena mempermudah pihak BMT
dalam menyediakan barang yang hendak dijadikan objek pembiayaan, tanpa harus mencari
supplier penyedia barang yang sesuai dengan yang diinginkan anggota. Selain hal tersebut juga
karena hemat waktu. Anggota juga akan langsung mengetahui fisik barang yang menjadi objek
pembiayaan sehingga tidak lagi terdapat keraguan atas barang yang menjadi objek pembiayaan
dan BMT tidak akan mendapat keluhan tentang cacatnya barang karena anggota yang membeli
sendiri barang tersebut.
Selain hal itu, juga terdapat masalah berkaitan dengan syarat-syarat untuk mengajukan
pembiayaan murabahah, dalam praktek BMT ini juga kurang sesuai. Dalam hal ini berkaitan
dengan menyerahkan daftar barang dan rincian harga sebelum melakukan pembelian. Para
Anggota ketika akan mengajukan permohonan pembiayaan tidak menyertakan daftar barang
dan rincian harga.
Praktek produk murabahah yang kurang sesuai lainnya adalah nasabah lebih banyak
menggunakan untuk konsumtif, padahal murabahah sendiri yaitu membeli barang yang akan
dijual kepada pihak lain dengan harga yang lebih tinggi dengan margin yang ditentukan. Jika
produk murabahah digunakan untuk konsumtif itu sama saja pihak BMT memberi hutang kepada
nasabah.
Solusi agar BMT itu dapat menjalankan praktek murabahah secara maksimal yaitu dengan
menambah pegawai yang bertugas membelikan barang yang dikehendaki oleh nasabah.
Dengan adanya pegawai tersebut, BMT tidak perlu mewakilkan kepada nasabah untuk membeli
barang.
B. Rekomendasi
Kegiatan PKL akan menjadi maksimal apabila semua pihak yang terkait juga maksimal dan
sungguh-sungguh dalam melaksanakan kewajibannya. Berikut ini mungkin beberapa saran atau
usulan atau rekomendasi sebagai koreksi dalam kegiatan praktek kerja lapangan. Supaya lebih
baik lagi pada kegiatan yang sama pada tahun berikutnya.
1.Panitia
a. Hendaknya panitia memberikan waktu yang lebih panjang dalam pelaksanaan PKL agar
mahasiswa lebih optimal dalam menyerap materi yang diperoleh di lokasi PKL.
b. Panitia melakukan kerjasama dengan Lembaga Keuangan Syariah lebih banyak lagi sehingga
nantinya pembagian kelompok lebih efektif dan berjalan serentak.
c. Hendaknya persiapan lebih dimaksimalkan supaya kekurangan-kekurangan bias lebih
diminimalisir.
d. Hendaknya panitia menjalin hubungan dengan lembaga keuangan syariah yang diprioritaskan
di Kota Yogyakarta..
2.Peserta PKL
a. Hendaknya peserta PKL lebih disiplin dan aktif di tempat lokasi kegiatan PKL, agar proses
pelaksanaan PKL berjalan dengan baik.
b. Hendaknya koordinasi antar kelompok dalam satu lokasi lebih dipererat agar lebih mudah
dalam komunikasi.
c. Hubungan BMT dan peserta tidak terputus
C. Kritik dan Saran
Suatu lembaga pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan, begitu juga lembaga keuangan
BMT Mulia KCP Cebongan juga memiliki kekurangan dan kelebihan tersebut. Sehingga kami
PKL yang berada di BMT Mulia KCP Cebongan akan memberikan kritik dan saran bagi BMT
tersebut.
1.
KRITIK
a. kurangnya sosialisasi produk-produk BMT Mulia di pedesaan
b.
kurangnya etos kerja oleh pegawai BMT Mulia dalam melaksanakan tugas dilapangan
c.
kurangnya pengawasan dari pihak pusat
d.
target bulanan belum maksimal
e.
pegawai kurang memahami produk-produk BMT.
2.
SARAN
a.
Kantor Pusat melakukan pengawasan terhadap kantor cabang yang ada di berbagai
daerah
b.
Segera menambah pegawai seperti penyurvei dan pembeli barang agar akad sesuai
dengan aslinya
c.
Promosi produk lebih maksimal supaya lembaga keuangan ini dapat cepat berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman A.Ivan,2005,Kamus Istilah Akuntansi Syariah,Yogyakarta: Pilar Media
BSM, 2011, Laporan Tahunan BSM, Yogyakarta: PT Bank Syariah Mandiri.
Afandi,Muh.Yazid,2009,Fiqh Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan Islam,
Yogyakarta: Logung Pustaka
Ascarya. 2008 Akad dan Produk Bank Syari’ah,Jakarta: PT Grafindo Persada.
Antonio, Muhammad Syafi’I. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema Insani
Ahim, Rizal, Yaya,. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer, Jakarta,
Salemba Empat.
[1] . brosur BMT Mulia
[2]. M. Syaf’I Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani Press,
2001), hlm 101
[3] http://hiyakuni.blogspot.com/2013/01/konsep-murabahah-dalam-perbankan-syariah.html
[4] Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII Press,
2004), hlm. 166
[5] . ttp://caknenang.blogspot.com/2010/12/rukun-dan-syarat-aqad-murabahah-dan.html
[6]. Ahim, Rizal, Aji. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat,
[7] . sersyaratan pembiayaan BMT Mulia
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA
PRODUK PEMBIAYAAN
DI BMT MITRA USAHA MULIA
KANTOR CABANG PEMBANTU CEBONGAN
Disusun Oleh :
Sughly Dzikral Mawla
(10390108)
Dosen Pembimbing Lapangan:
Drs. Ibnu Muhdir, M.Ag
PROGRAM STUDI KEUANGAN ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2013
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN AKHIR PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Setelah membaca, meneliti dan mengoreksi serta memberi masukan dan perbaikan-perbaikan
seperlunya terhadap isi dan penulisan Laporan Akhir Praktek Kerja Lapangan (PKL) program
studi Keuangan Islam (KUI) Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tahun 2013 dari mahasiswa :
Nama : Sughly Dzikral Mawla
NIM : 10390108
Judul :Penerapan Akad Murabahah PadaProduk Pembiayaan
di BMT Mitra Usaha Mulia KCP Cebongan
Lokasi : BMT Mitra Usaha Mulia KCP Cebongan
Kami berkesimpulan bahwa laporan PKL ini sudah memenuhi syarat dan sesuai dengan
pedoman pelaksanaan tugas PKL mahasiswa yang bersangkutan, sehingga dapat diajukan
dalam sidang ujian PKL pada program studi Keuangan Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Sunan Kalijaga.
Demikian persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Yogyakarta, 13 Juni 2013
Hormat Kami,
Dosen Pembimbing Lapangan
PKL KUI 2013,
Drs. Ibnu Muhdir, M.Ag
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Penerapan Akad Murabahah Pada ProdukPembiayaan
Lokasi: BMT Mitra Usaha Mulia KCP Cebongan
Alamat: Jl. Kebonagung, Cebongan, Tlogoadi, Mlati Sleman
Disusun oleh :
Sughly Dzikral Mawla
NIM : 10390108
Telah diujikan di depan sidang UJIAN PKL KUI pada tanggal
Juni 2013 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai Laporan Akhir Praktek Kerja
Lapangan Program Studi Keuangan Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Yogyakarta,
Juni 2013
Dosen Pembimbing Lapangan
Dosen Penguji
Drs. Ibnu Muhdir, M.Ag
Mengetahui,
Pembantu Dekan 1
Drs. H. Kamsi, MA
NIP: 195702071987031003
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
senantiasa kami ikuti teladannya dan telah membawa kami dari alam jahiliyah ke alam yang
terang benderang penuh dengan ilmu pengetahuan. Semoga kita termasuk umatnya yang akan
mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat, Amin.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, dengan mengucap syukur Alhamdulillah akhirnya
penulisan laporan ini dapat terselesaikan, meskipun masih jauh dari kesempurnaan. Laporan
praktek kerja lapangan ini ditulis atas dasar semua yang telah penulis dapatkan selama
mengikuti praktek kerja lapangan di BMT Mitra Usaha Mulia selama 2 minggu (20 Mei 2013
sampai dengan 1 Juni 2013).
Praktek kerja lapangan sendiri merupakan kegiatan yang bersifat wajib untuk setiap mahasiswa
prodi Keuangan Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan
ini meliputi pelaksanaan kerja praktek di lembaga keuangan syari’ah dan penulisan laporan kerja
praktek. Tujuan Praktek Kerja Lapangan adalah untuk memperkenalkan mahasiswa terhadap
dunia kerja secara nyata sekaligus memberikan suatu pengalaman yang berhubungan dengan
lembaga keuangan syari’ah.
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga
laporan ini dapat selesai pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan, khususnya kepada:
1.
Bapak Drs. Slamet Khilmi, M.Siselaku Ketua Program Studi Keuangan Islam.
2.
Bapak H.M. Yazid Afandi, S.Ag.,M.Ag., selaku ketua Panitia PKL Program Studi Keuangan
Islam tahun 2012-2013.
3.
Bapak Dr. Ibnu Muhdir selaku dosen pembimbing.
4.
Seluruh rekan-rekan Panitia PKL UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
5.
Ibu Sri Lestari S.E Selaku Kepala Unit Cabang Pembantu BMT Mitra Usaha Mulia.
6.
Ibu Elisa Sidiq, S.E dan Ibu Desi Panalukan, S.T Selaku pembimbing pembukuan di BMT
Mulia.
7.
Bapak Ahmad Subkhi dan Ibu Clasrista selaku marketing di BMT Mulia
8.
Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan motivasi dan doa.
9.
Sahabat-sahabat saya yang selalu memberi dukungan dan semangat dalam pelaksanaan
PKL dan penyususnan laporan.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa laporan praktek kerja lapangan ini masih jauh dari apa yang
dinamakan sempurna. Dengan hati terbuka penyusun menerima kritik, saran yang bersifat
membangun. Akhir kata, besar harapan penulis semoga laporan ini dapat diterima dan menjadi
sesuatu yang berguna bagi setiap orang yang membacanya. Semoga dapat pula menjadi
pedoman untuk pembuatan laporan bagi yang membutuhkan.
Yogyakarta 13 Juni 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.. i
HALAMAN PERSETUJUAN.. 1
HALAMAN PENGESAHAN.. 2
KATA PENGANTAR.. 3
DAFTAR ISI. 5
BAB I PENDAHULUAN.. 7
A. Latar Belakang. 7
B. Tujuan dan Manfaat 9
C. Ruang Lingkup. 9
D. Waktu dan Tempat Pelaksanakan. 10
E. Sistematika Laporan. 11
BAB II PROFIL LEMBAGA.. 13
A. Sejarah berdirinya. 13
B. Letak Geografis Lembaga. 13
C. Kondisi Fisik. 14
D. Visi dan Misi Perusahaan. 14
E. Struktur Organisasi 15
F. Daftar Produk dan Jasa. 15
BAB III. 17
PELAKSANAKAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN.. 17
A. Bentuk Kegiatan. 17
B. Proses Pelaksanaan. 19
BAB IV.. 27
PEMBAHASAN PRAKTEK MURABAHAH.. 27
A. Pengertian Murabahah. 27
B. Landasan Hukum.. 29
C. Jenis Akad Murabahah. 31
D. Rukun Bai’ Murabahah. 31
E. Syarat Bai’ Murabahah. 32
F. Mekanisme Pembiayaan Murabahah. 32
G. Perhitungan Margin Murabahah. 33
H. Analisis Penerapan Akad Murabahah di BMT Mulia. 33
BAB V.. 37
PENUTUP.. 37
A. Kesimpulan. 37
B. Rekomendasi 38
B. Kritik dan Saran Bagi Lembaga. 39
DAFTAR PUSTAKA.. 40
LAMPIRAN.. 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Fenomena
Salah satu upaya pemerintah untuk menyehatkan perekonomian nasional adalah dengan cara
penyaluran dana dalam bentuk kredit. Kredit tersebut dapat diberikan kepada masyarakat atau
wirausahawan yang memerlukan. Sistem penyaluran melalui lembaga keuangan, baik lembaga
keuangan bank, lembaga keuangan non bank maupun lembaga keuangan lainnya.
Lembaga yang dapat menyalurkan dana tersebut bisa melalui lembaga keuangan, baik lembaga
keuangan bank, lembaga keuangan non bank ataupun lembaga keuangan lainnya. Lembaga
keuangan merupakan lembaga yang yang menjadi perantara keuangan dan jasa ekonomi
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu yang termasuk dalam
lembaga keuangan yaitu BMT (Baitul Mal wat Tamwi)l.
Belum adanya lembaga keuangan yang menjangkau daerah pedesaan (sektor pertanian dan
sektor informal) secara memadai yang mampu memberikan alternatif pelayanan (produk jasa)
simpan-pinjam yang kompatibel dengan kondisi sosial kultural serta ‘kebutuhan’ ekonomi
masyarakat desa menyebabkan konsep BMT (Baitul Mal wat Tamwil) dapat ‘dihadirkan’ di
daerah kabupaten kota dan bahkan di kecamatan dan pedesaan.
Konsep BMT sebagai lembaga keuangan mikro syari’ah, merupakan konsep pengelolaan dana
(simpan-pinjam) di tingkat komunitas yang sebenarnya searah dengan konsep otonomi daerah
yang bertumpu pada pengelolaan sumber daya di tingkat pemerintahan (administrasi) terendah
yaitu desa.
Perbankan dengan BMT memiliki perbedaan yang mendasar. Level mikro bagi perbankan formal
termasuk BPR dan BPRS, adalah pembiayaan dengan skala lima puluh sampai dengan seratus
juta rupiah. Sedangkan BMT, beroperasi pada skala mikro artinya dibawah lima puluh juta
rupiah, bahkan memberikan pembiayaan sekitar seratus ribu rupiah. Level mikro dengan definisi
BMT ini tidak digarap oleh perbankan secara umum karena dianggap tidak bankable, tidak
menguntungkan dan kurang efisien. Bank kurang berminat didalam memberikan pinjaman
kepada nasabah yang penghasilannya hanya seratus ribu rupiah per hari. Sehingga pada level
mikro dalam perspektiv konvensional, institusi keuangan non formal seperti rentenir dan
berbagai macam individu yang meminjamkan uang dengan tingkat bunga yang tinggi diberikan
kesempatan untuk tumbuh subur. BMT pada kenyataanya tetap memberikan pelayanan
pinjaman kepada nasabah yang penghasilannya dua puluh ribu rupiah per hari sekalipun untuk
keperluan produktif. Dengan kehadiran BMT secara perlahan akan mengurangi jumlah rentenir
yang beroperasi menyerap sumber keuangan ekonomi kerakyatan. Selain itu BMT juga
memberikan peluang kepada nasabah untuk menabung walaupun dengan nominal sangat kecil,
ini menjadikan nasabah gemar menabung.
2. Sisi menarik pelaksanaan praktek
Di dalam proses Praktek Kerja Lapangan (PKL) di BMT Mitra Usaha Mulia KCP Cebongan Jl.
Kebonagung KM 04, Cebongan, Tlogoadi, Mlati, Sleman banyak sekali yang menarik yang dapat
dijadikan sebuah Ilmu Pengetahuan untuk dikembangkan disektor usaha lain, salah satunya
adalah kegiatan yang dilakukan oleh marketing yaitu mencari nasabah. Marketing merupakan
ujung tombak perusahaan dimana harus mencari nasabah supaya roda penghimpunan dana
dan pembiayaan tetap berjalan lancar. Hal yang paling menarik di dalam marketing adalah kita
bisa belajar berkomunikasi terhadap calon nasabah untuk meyakinkan calon nasabah tersebut
bisa menyimpan dan melakukan pembiayaan di BMT Mitra Usaha Mulia. Di samping itu juga
kita bisa mengerti banyak watak dari nasabah dan calon nasabah sehingga memberi pelajaran
tersendiri. Maka dari praktek kerja lapangan ini penulis tertarik untuk mengangkat tema tentang
produk pembiayaan dari BMT Mitra Usaha Mulia yaitu MBA (Pembiayaan Murabahah)
prakteknya nasabah mengajukan pembiayaan ke bank untuk membiayai apa yang diinginkan
oleh nasabah, setelah itu pihak bank melakukan survey ke rumah nasabah. Dan oleh karena itu
penulis tertarik untuk membuat judul dari laporan PKL di BMT Mitra Usaha Mulia yaitu
“Penerapan Akad Murabahah Sebagai Produk Pembiayaan di BMT Mitra Usaha Mulia” karena
MBA/Murabahah adalah produk yang lagi hangat dibicarakan dan di diskusikan. Dengan Produk
MBA ini masyarakat kecil pun bisa mempunyai dana lewat pembiayaan ini karena tidak ada nilai
minimal untuk pembiayaan, berbeda dengan BPR yang nilai nominal pembiayaannya minimal
harus jutaan.
B. Tujuan dan Manfaat PKL
1.Tujuan
Adapun tujuan diadakanya PKL adalah untuk memantapkan pemahaman mahasiswa mengenai
perbankan sehingga mahasiswa tidak hanya sebatas mengetahui teorinya saja akan tetapi juga
dapat mempraktekkan secara lansung, selain itu dapat memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara teori perbankan syari’ah dengan
operasionalisasi perbankan di bank syari’ah, sehingga nantinya mahasiswa dituntut berperan
aktif dengan harapan hasil yang didapatkan menjadi maksimal.
2.Manfaat
Sedangkan manfaat diadakannya PKL Ini paling tidak akan memberikan gambaran umum
tentang kinerja perbankan, baik fungsi, tugas dan tanggung jawab masing-masing sistem yang
ada didalamnya. serta dapat membentuk mahasiswa nantinya menjadi calon bankir professional
yang siap dengan persaingan dan tantangan kerja.
C.Ruang lingkup
Praktek kerja lapangan merupakan program universitas dengan sebuah institusi atau lembaga
sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa. Disini mahasiswa tidak hanya dituntut
mempunyai kecerdasan intelektual, namun harus mempunyai kemampuan dasar. empat
kemampuan dasar yang harus dimiliki adalah knowledge (pengetahuan), skill (ketrampilan),
creativity (kreativitas), dan attitude (sikap). Keempat hal tersebut belum sepenuhnya didapat
mahasiswa ketika di perguruan tinggi.
Pengetahuaan yang sifatnya ketrampilan penting diketahui mahasiswa agar sejalan antara teori
yang didapat di perguruan tinggi dengan praktek yang ada di masyarakat (dunia kerja). Pada
praktek kerja lapangan ini ada tiga kelompok kerja yang ditawarkan kepada peserta diantaranya:
penghimpunan dana, pembiayaan, dan operasional. Namun pada laporan ini lebih menekankan
pada aspek pembiayaan pada BMT.
D.Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan
pada semester genap (awal semester VI) mulai 20 Mei 2013 sampai 1 Juni 2013 dan
berlangsung selama kurang lebih dua minggu, dengan jadwal efektif lima hari praktek dalam
satu minggu yang dimulai dari pukul 08.00 s.d 15.00 WIB.
Adapun tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah di BMT Mitra Usaha Mulia KCP
Cebongan Jl. Kebonagung KM 04, Cebongan, Tlogoadi, Mlati, Sleman dengan peserta dua
orang mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum Program Studi Strata 1 Keuangan Islam antara
lain : Sughly Dzikral Mawla dan Ali Akbar Ayatullah.
E.Sistematika Laporan
Dalam penyajian laporan ini, penulis membagi dalam lima bab dengan didahului oleh halaman
formalitas yang terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar dan daftar isi.
Adapun lima bab dimaksud adalah:
Bab Pertama: pendahuluan yang menjelaskan unsur-unsur dan syarat dalam suatu laporan,
yaitu terdiri dari latar belakang kegiatan, tujuan dan manfaat kegiatan,ruang lingkup, waktu dan
tempat pelaksanaan serta sistematika laporan. Hal ini mengarahkan pembaca untuk memahami
substansi dari laporan.
Bab Kedua: Menjelaskan tentang gambaran umum lembaga tempat Praktek Kerja
Lapangan (PKL), yang meliputi letak geografis, Kondisi Fisik, Visi dan Misi Perusahaan, struktur
organisasi, Daftar Produk dan Jasa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum
lingkungan dan kinerja lembaga
Bab Ketiga : Menjelaskan tentang kegiatan yang dilakukan dalam Praktek Kerja Lapangan
(PKL), meliputi bentuk kegiatan dan prosesi pelaksanaan. Dalam uraian pelaksanaan kegiatan
ini, akan dicantumkan beberapa materi yang telah disampaikan dalam kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
Bab Keempat : Menguraikan Hasil dan Pembahasan dari tema MBA sebagai Produk
Pembiayaan bagi semua rakyat .
Bab Kelima : penutup berisi kesimpulan dari analisa terhadap pelaksanaan kegiatan dan
dilanjutkan dengan saran dari penyusun sebagai sumbangsih pemikiran untuk meningkatkan
kesuksesan pelaksanaan kegiatan praktek.
BAB II
PROFIL LEMBAGA
A. Sejarah Berdidinya
Berdirinya BMT Mitra Usaha Mulia di pelopori oleh tokoh TPA (taman Pendidikan Al-Qur’an) dan
tokoh Muhammadiyyah kecamatan temple serta didiklat oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat
(LPM) Universitas Islam Indonesia (UII) dimana pada bulan Juni 1995 LPM UII mengadakan
pelatihan bagi calon pengelola BMT se-Sleman. Setelah dirasa cukup mengelola BMT maka
pada tanggal 15 Desember 1955 diresmikan berdirinya BMT-BMT di wilayah kecamatan Tempel,
Turi, Pakem, Ngaglik dan Ngemplak yang diresmikan rector UII waktu itu Bapak Prof. H. Zaini
Dahlan, M.A di kampus terpadu Universitas Islam Indonesia.
Setelah diresmikan, BMT tidak langsung beroperasi. BMT Mitra Usaha Mulia bisa beroperasi
pada tanggal 1 Maret 1996 dengan modal awal Rp. 600.000,-dimana modal awal tersebut
merupakan hibah dari UII.
Sampai tanggal 15 januari 2002, BMT Mitra Usaha Mulia membuka cabang diwilayah Seyegan,
Sleman dan tanggal 1 Agustus 2005 membuka cabang pembantu di wilayah Jumoyo yang
perkembangannya sangat pesat. BMT Mitra Usaha Mulia juga membuka kantor cabang
pembantu di Cebongan, Tlogoadi, Mlati, Sleman yang mulai beroperasi 1 Desember 2009.[1]
B. Letak Geografis Lembaga
BMT Mitra Usaha Mulia KCP cebongan adalah unit usaha dari BMT Mitra Usaha Mulia yang
berpusat di Jl. Tempel-Turi KM 0,1 Pasar Tempel Sleman. Sedangkan kantor BMT Mitra Usaha
Mulia KCP cebongan beralamat di Jl. Kebonagung KM 04, Cebongan, Tlogoadi, Mlati, Sleman.
Jika dillihat dari letak geografisnya kantor BMT Mulia KCP Cebongan dinilai cukup strategis
karena dekat dengan akses jalan raya dan dekat dengan pasar Cebongan sehingga mudah
dijangkau oleh nasabah dan calon nasabah. Bangunan BMT Mulia KCP Cebongan terletak pada
:
·
Sebelah barat : Pasar Cebongan
·
Sebelah timur : Cebongan Wetan
·
Sebelah utara : pemukiman penduduk kampung Jumeneng
·
Sebelah selatan : SMA 1 Mlati dan SMP Mlati
C. Kondisi Fisik
Kondisi fisik BMT Mulia KCP Cebongan adalah memiliki gedung dengan luas 5 x 7 meter
berlantai 2 yaitu sebagai berikut:
a.
Bagian depan kantor terdapat teras dengan ukuran luas 5x1,5 meter yang digunakan
sebagi ruang tunggu, Customer Servis dan Teller
b.
Bagian tengah kantor adalah ruang utama seluas 5 x 1,5 meter yang di dalamnya terdapat
sebuah meja front office dengan dua unit komputer, ruang tersebut digunakan sebagai tempat
transaksi antara nasabah dan pihak BMT dan sebagai tempat administrasi keuangan BMT.
c.
Bagian belakang kantor terdapat ruang seluas 5 x 3 meter yang berfungsi sebagai ruang
manajer disamping itu juga sebagai ruang istirahat lemari administrasi.
d.
Lantai atas digunakan untuk sholat dan pengajian jum’at rutin bergiliran.
D. Visi dan Misi Perusahaan
VISI
Terwujudnya Lembaga Keuangan Syariah yang Handal
MISI
Penguatan modal sendiri
Penyadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah.
Mengembangkan potensi umat agar mampu berperan dan berkiprah dalam program
pemberdayaan umat
Ikut serta membantu program pengentasan kemiskinan khususnya dikalangan umat islam
Membantu para pengusaha kecil, kecil kebawah yang sulit mendapatkan modal.
E. Setruktur Organisasi
Struktur organisasi pada BMT Mulia KCP Cebongan adalah sebagai berikut :
Kepala Cabang
: Sri Lestari, S.E
Teller
: Elisa Sidiq, S.E
Customer Service
: Desi Panalukan, S.T
Marketing
: Ahmad Subkhi dan Clarista
F. Daftar Produk dan Jasa
1.
Pembiayaan
a.
Pembiayaan Akad Murobahah (Jual Beli)
Pembiayaan murobahah dalam di BMT Mulia biasanya dilakukan untuk pembiayaan yang
sifatnya konsumtif dan modal usaha dengan keuntungan yang disebut margin dengan akad
murobahah atau jual beli.
b.
Pembiayaan akad Qardh
Pembiayaan Qardh di BMT Mulia adalah dana talangan yang diberikan kepada nasabah dalam
jangka waktu yang relatif singkat dengan pengembalian pokok lunas beserta bagi hasil yang
telah disepakati pada saat akad.
c.
Pembiayaan Akad Mudharabah
Pembiayaan mudharabah di BMT Mulia biasanya dilakukan untuk pembiayaan produktif dengan
bagi hasil 35% : 65% dengan angsuran pokok dan bagi hasil dalam jangka waktu tiga sampai
sepuluh bulan.
d.
Pembiayaan Sewa Beli
Pembiayaan Sewa Beli di BMT mulia yaitu seperti leasing, biasanya nasabah melakukan akad
ini untuk pembiayaan seperti sepeda motor. Prakteknya nasabah memberikan uang muka di
BMT lalu selisihnya di biayai oleh BMT.
2.
Simpanan
a.
Simpanan Lancar
Simpanan Lancar adalah simpanan yang sewaktu-waktu bisa diambil maupun di tambah.
Meliputi Simpanan Zakat, Infaq, Simpanan Shadaqah, Simpanan Lembaga Islami, dan
Simpanan umum.
b.
Simpanan Untuk Tujuan Tertentu
Simpanan untuk tujuan tertentu seperti Simpanan Haji, Simpanan Qurban, Simpanan Walimah
dan Simpanan Pendidikan.
c.
SimKa (Simpanan Berjangka)
Simpanan ini berjangka 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan. Simpanan berjangka ini dalam
bahasa bank sering di sebut deposito. Akan tetapi SimKa ini lebih fleksibel dibandingkan
deposito di bank, karena apabila nasabah terpaksa mengambil tidak dikenakan pinalti
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Bentuk dan Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini ada dua bentuk, yakni :
1.Dialog
2.Mengamati dan Praktek
Adapun materi yang didalami adalah:
a. Operasional, meliputi administrasi, teller, costomer service, dan pegawai support terkait tugas
dan wewenang.
b. Marketing: account officer, marketing, marketing mikro, analisis terkait tugas dan
wewenangnya.
c. Produk dan akad dalam Perbankan
1.
Pendanaan/penghimpunan dana: wadiah dan mudharabah
Akad Mudharabah (investasi), nasabah menginvestasikan dananya kepada BMT untuk dikelola
(sesuai syariah). Hasil keuntungan dari bisnis tersebut akan dibagihasilkan antara bank dan
nasabah sesuai nisbah yang disepakati dimuka. Produk yang mengunakan akad ini pada BMT
Mulia produk ini disebut Simpanan Lancar.
2.
Pembiayaan/penyaluran dana: murabahah, mudharabah, sewa beli dan qardh
Akad Murabahah adalah akad jual beli antara nasabah dengan bank syariah. Bank syariah akan
membeli barang kebutuhan nasabah untuk kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah
dengan marjin yang telah disepakati. Harga jual (pokok pembiayaan + marjin) tersebut akan
diangsur setiap bulan, minggu bahkan bisa diangsur setiap hari sesuai dengan kesepakatan dan
kemampuan nasabah selama jangka waktu yang disepakati antara nasabah dengan BMT.
Karena harga jual telah disepakati di muka. Maka angsuran nasabah bersifat tetap selama
jangka waktu pembiayaan. Sebagian besar pembiayaan murobahahbersifat konsumtif.
Akad mudharabah merupakan akad berbasis bagi hasil, dimana bank syariah menanggung
seluruh modal usaha/investasi. BMT menerima bagi hasil atas keuntungan yang didapat dari
usaha yang dikelola oleh nasabah sesuai kesepakatan pada saat akad. Pembayaran pokok
pembiayaan dicicil setiap bulan beserta bagi hasil yang telah disepakati.
Akad qardh merupakan akad berbasis bagi hasil dengan pembayaran sekali langsung lunas
dengan rincian pokok pinjaman dan bagi hasil yang disepakati. Jika nasabah pada saat jatuh
tempo belum mampu mengembalikan pinjaman maka nasabah cukup membayar bagi hasilnya
dulu sedangkan pokok pinjaman bisa dibayarkan bulan berikutnya beserta bagi hasil pada bulan
berikutnya.
Akad leasig merupakan akad sewa beli, dimana nasabah tiap bulan membayar angsuran yang
ditetapkan karena mendapatkan barang berharga dari BMT semisa motor. Setelah angsuran
tersebut selesai baru barang tersebut menjadi milik nasabah.
3.
Jasa: wadiah
Dalam akad wadiah (titipan) nasabah menitipkan dananya kepada BMT Mulia, dana tersebut
oleh pihak BMT tidak diputar untuk pembiayaan namun benar- benar disimpan karena itu adalah
dana titipan yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh nasabah. Dana wadiah di BMT Mulia ini juga
biasanya digunakan sebagai salah satu jaminan jika nasabah ingin melakukan pinjaman.
B. Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang bertempat di BMT Mulia KCP
Cebongan dimulai sejak 20 Mei 2013 dengan diawali jadwal pembekalan pada 19 April 2013.
Para peserta yang mengikuti PKL di BMT Mulia KCP Cebongan sebanyak dua mahasiswa.
Adapun perincian waktu pelaksanaan kegiatan PKL penyusun adalah sebagai berikut:
NO
Hari dan Tanggal
Jam
Jenis Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
1
Senin, 20 Mei 2013
08.00-0830
Perkenalan
pengenalan struktu organoisasi, jobdeskription masing-masing staff
08.30-09.30
Pengenalan software
pengenalan software aplikasi teller dan administrasi keuangan yaitu dengan sistem IBSS
09.45-11.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke pasar kampung jumeneng ,kampung kaweden untuk menagmbil
angsuran,tabungan dan setoran para nasabah meliputi pedagang angkringan, sayur,pedagang
warung kecil maupun ibu rumah tangga
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat dhuhur,dan makan siang
13.00-14.00
Diskusi
membicarakan tentang sistem BMT GKBI mulai dari awal berdirinya,jumlah anggotanya sampai
akad apa saja yang digunakan dalam pembiayaan
14.00-14.45
Melayani nasabah
Menerima tabungan dan uang angsuran yang nanti dimasukkan ke software
2
Selasa,21 Mei 2013
08.30 10.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke pasar kampung jumeneng ,kampung kaweden untuk menagmbil
angsuran,tabungan dan setoran para nasabah meliputi pedagang angkringan, sayur,pedagang
warung kecil maupun ibu rumah tangga
10.30-11.45
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat dhuhur,dan makan siang
13.00-14.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.00-15.15
Rekap arsip transaksi
Melanjutkan diskusi hari pertama
3
Rabu,22 Mei 2013
08.00-08.30
Persiapan buka kantor
membuka pintu gerbang kantor dan tadarus
08.45-10.00
Bantu rekap transaksi
Membantu pengelola membuat rekap atas pembukuan yang belum selesai kemarin
membuat akad transaksi yakni akad murabahah yakni sebesar 20 juta rupiah
10.30-11.45
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat dhuhur,dan makan siang
13.00-14.00
Diskusi
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.15-15.00
Bantu rekap transaksi
Melanjutkan diskusi hari kedua
4
Kamis,23
Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
membuka pintu gerbang kantor
08.30-11.30
Marketing
turun ke lapangan dan silaturahmi
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat dhuhur,dan makan siang
13.30-14.15
Belanja keperluan pengajian mingguan
beli keperluan pengajian meliputi air mineral dll
14.30-15.15
Bantu administrasi
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
5
Jumat,24 Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
Buka pintu gerbang dan bersih bersih dan pengajian mingguan
08.30-11.30
Marketing
Bayar speedy dan collecting ke desa Cebongan Kidul
11.30-13.00
Ishoma
istirahat,sholat jumat,dan makan siang
13.15-14.00
Diskusi
melanjutkan diskusi sebelumnya
14.10-15.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
6
Senin,27 Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan Buka kantor
08.30-08.45
Persiapan marketing
menyiapkan slip setoran,angsuran.tabungan yang dibutuhkan sewaktu turun ke lapangan
09.00-11.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke seyegan
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholatdan makan siang
13.00-14.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.10-15.00
Diskusi
diskusi tentang murabahah
7
Selasa, 28,Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
08.30-08.45
Persiapan marketing
menyiapkan slip setoran,angsuran.tabungan yang dibutuhkan sewaktu turun ke lapangan
09.00-10.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke jumeneng
10.45-11.30
Diskusi
membicarakan operasional di kantor GKBI cabang jakarta (pusat)
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat jumat,dan makan siang
13.00-14.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.10-15.10
Rekap transaksi
membantu teller rekap transaksi yang terjadi 1 hari
8
Rabu, 29 Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
08.30-08.45
Persiapan marketing
menyiapkan slip setoran,angsuran.tabungan yang dibutuhkan sewaktu turun ke lapangan
09.00-11.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke desa jumeneng dan survei nasabah di godean
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat,dan makan siang
13.00-14.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.10-15.10
Rekap transaksi
membantu teller rekap transaksi yang terjadi 1 hari
9
Kamis,30 Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
08.30-08.45
Persiapan marketing
menyiapkan slip setoran,angsuran.tabungan yang dibutuhkan sewaktu turun ke lapangan
09.00-11.30
Marketing
turun ke lapangan yaitu ke karakan, kaweden dan jumeneng
12.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat jumat,dan makan siang
13.00-14.00
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.10-15.10
Rekap transaksi
membantu teller rekap transaksi yang terjadi 1 hari
10
Jum'at, 31,Mei 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
08.30-10.30
Marketing
ambil angsuran di gamping
11.00-13.00
Ishoma
istirahat,sholat jumat,dan makan siang
13.15-14.30
Melayani nasabah
pengisian slip tabungan,pencatatan manual dan input data transaksi ke sistem IBSS
14.30-16.00
Makan makan
pesta akhir bulan
11
Sabtu, 1 Juni 2013
08.00-08.15
Persiapan buka kantor
08.30-11.00
Marketing
ambil angsuran di njingin
11.00-13.00
membantu teller dan perpisahan
Rutinitas dari BMT Mulia sebelum melakukan aktivitas Pelayanan yaitu dimulai dari kedisiplinan
para karyawan, semua pegawai BMT Mulia harus sudah sampai di kantor pada pukul 08.00 WIB
dilanjutkan dengan doa bersama kemudian briefing dari Kacab BMT Mulia tentang tugas dan
strategi yang akan dijalankan pada hari itu. Pelayanan dimulai pukul 08.30 WIB dan istirahat
pada pukul 12.00-13.00 WIB namun dengan adanya istirahat proses pelayanan tetap
berlangsung seperti biasa, dan aktivitas pelayanan ditutup pada pukul 15.00 WIB ditutupnya
aktifitas pelayanan bukan berarti para pegawai boleh meninggalkan kantor, melainkan
menyelesaikan tugas yang menjadi tanggungannya, baru para pegawai mulai meninggalkan
kantor kurang lebih pukul 16.00 WIB.
BAB IV
PEMBAHASAN PRAKTIK MURABAHAH
A. Pengertian Murabahah
Murabahah adalah jual beri barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat
keuntungan sebagai tambahan.[2]
Murabahah merupakan suatu bagian dari bentuk jual beli yang bersifat amanah dan menurut
ulama’ definisi Murabahah (secara fiqih) adalah akad jual beli atas barang tertentu. Dalam
transaksi penjualan tersebut, penjual menyebutkan dengan .jelas barang yang akan
dibelitermasuk harga pembelian barang dan keuntungan yang akan diambil.
Sesuai dengan sifat bisnis (tijaroh), transaksimurabahah memiliki beberapa manfaat, demikian
juga risiko yang harus diantisipasi. Murabahah memberi banyak manfaat kepada lembaga
keuangan syari’ah, salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli
dari penjual dengan harga jual terhadap anggota. Selain itu sistem murabahah juga sangat
sederhana, hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di lembaga keuangan
syari’ah.
Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara lain:
a.
Default atau kelalaian, anggota sengaja tidak membayar angsuran.
b.
Fluktuasi harga komparatif, ini terjadi bila harga suatu barang di pasar naik setelah bank
membelikannya untuk anggota. Sehingga bank tidak mengubah harga jual beli tersebut.
c.
Penolakan anggota, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh anggota karena berbagai
sebab, bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga anggota tidak mau menerimanya,
karena itu sebaiknya dilindungi dengan asuransi.
d.
Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan utang maka ketika kontrak
ditandatangani, barang itu menjadi milik anggota. Anggota bebas melakukan apapun terhadap
asset miliknya tersebut untuk menjualnya. Jika terjadi demikian,risiko untuk default akan besar.
[3]
Dari berbagai pemaparan di atas maka yang dimaksud dengan pembiayaan
murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada anggota dalam rangka pemenuhan
kebutuhan produksi, atas transaksi ini BMT memperoleh sejumlah keuntungan (mark up) yang
telah disepakati antara pihak BMT dan calon anggota.[4]
Sedangkan pembiayaan murabahah di BMT Mulia adalah pembiayaan dengan sistem jual beli
dimana BMT Mulia memberikan fasilitas pembiayaan kepada anggotanya untuk pembelian
barang baik barang modal usaha maupun barang konsumtif. BMT Mulia membeli barang yang
diinginkan dan menjualnya kepada anggota dengan sejumlah margin keuntungan yang
disepakati kedua belah pihak.
Produk pembiayaan murabahah dapat digunakan untuk:
1.
Usaha produktif yaitu keperluan investasi (pembelian peralatan usaha) dan modal kerja
( pembelian bahan baku atau persediaan).
2.
Pembeliaan barang-barang non-produktif atau kebutuhan pribadi.
Namun demikian portofolio terbesar dalam pembiayaan murabahah tetap pada
usaha produktif ( perdagangan, home industry, dan jasa). Harga jual kepada anggota adalah
harga beli barang ditambah margin keuntungan . Besarnya margin pembiayaan murabahah
ditetapkan berdasarkan keputusan direksi dengan mempertimbangkan aspek persaingan. Untuk
memudahkan penerapan pembiayaan murabahah, penetapan harga jual dari BMT Mulia
kepada anggota dapat disesuaikan dengan tabel angsuran murabahah.
B. Landasan Hukum
Landasan hukum akad murabahah ini adalah:
1.
Al-Quran
Ayat-ayat Al-Quran yang secara umum membolehkan jual beli, diantaranya adalah firman Allah:
َوأَحَ َل اُ ْال َب ْيعَ َوحَ رَ َم الرِ بَا
Artinya: "..dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba" (QS. Al-Baqarah:275).
Ayat ini menunjukkan bolehnya melakukan transaksi jual beli dan murabahah merupakan salah
satu bentuk dari jual beli.
Dan
firman Allah:
اضمِن ُك ْم
ٍ َيَاأَ ُيهَا الَذِينَ ءَا َم ُنوا لَ َتأْ ُكلُوا أَمْ َوالَ ُكم َب ْي َن ُكم ب ْالبَاطِ ل إلَ أَنْ َت ُكونَ تِجَ ارَ ًة عَ ن َتر.
Artinya: “Hai orang-orangِ ِ yangِ beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka
diantara kamu” (QS. An-Nisaa:29).
2.
As-Sunnah
Sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassallam: “Pendapatan yang paling afdhal(utama) adalah
hasil karya tangan seseorang dan jual beli yang mabrur”. (HR. Ahmad Al Bazzar Ath Thabrani).
Hadits dariْ riwayat
Ibnu Majah,
Syuaib:
ُ َو َخ ْلdari
ٌ َ َثل:أَنَ ال َن ِبي صَ لىَ اُ عَ لَ ْي ِه َوآلِ ِه َوسَ لَ َم َقا َل
ُ )رَ َواهُ ابْن.ت لَ لِل َبي ِْع
, َوالمُقـَارَ ضَ ة, ال َب ْي ُع إِلىَ أَجَ ٍل:ث فِي ِْهنَ البَرَ َكة
ِ ط البُرّ ِبال َش ِعي ِْر ل ِْل َب ْي
(مَاجَ ه
”Tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkahan: menjual dengan pembayaran secara
tangguh, muqaradhah (nama lain dari mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah dan tidak untuk dijual” (HR. Ibnu Majah).
3.
Al-Ijma
Transaksi ini sudah dipraktekkan di berbagai kurun dan tempat tanpa ada yang mengingkarinya,
ini berarti para ulama menyetujuinya (Ash-Shawy, 1990., hal. 200.).
a. َ kaidah Fiqh,َ yang menyatakan:
ت الِبَاحَ ة ُ إِل َ أنْ َي ُد َل دَ لِ ْي ٌل عَ لىَ تحْ ِر ْي ِمهَا
ِ َالَصْ ُل فِى المُعَ ا َمل
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.”
b.
Fatwa Dewan Syariah Nasonal Majelis Ulama Indonesia
No.04/DSN-MUI/IV/2000,tentang MURABAHAH.
C. Jenis Akad Murabahah
Dalam aplikasinya, pembiayaan murabahah dapat dibedakan menjadi duamacam, yaitu:
1.
Murabahah tanpa pesanan
Murabahah tanpa pesanan maksudnya adalah penyediaan barang tidak terpengaruh atau
terkait terhadap pesanan atau pembeli.
2.
Murabahah berdasarkan pesanan
Murabahah berdasarkan pesanan maksudnya bahwa bank syari'ah baru akan
melakukan transaksi murabahah apabila ada anggota yang memesan barang sehingga
penyediaan barang baru akan dilakukan jika ada pesanan. Pada murabahah ini, pengadaan
barang sangat tergantung atau terkait langsung dengan pesanan atau pembelian barang
tersebut. Murabahah berdasarkan pesanan ini dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu, berdasarkan
pesanan dan mengikat, dalam hal ini pihak anggota harus terikat oleh suatu perjanjian yaitu jika
barangnya sudah ada maka harus beli. Sedangkan murabahah berdasarkan pesanan tidak
terikat maksudnya adalah bahwa anggota boleh menolak atau mengembalikan pesanan yang
sudah diterima.
D. Rukun Bai’ Al-Murabahah
Rukun Murabahah dalam perbankan adalah sama dengan fiqih dan hanya dianalogikan dalam
praktek perbankannya, seperti:
a.
Penjual (ba'i) dianalogikan sebagai BMT.
b.
Pembeli (musytari) dianalogikan sebagai anggota.
c.
Barang yang akan diperjualbelikan (mabi’ ) yaitu jenis pembiayaan.
d.
Harga (Tsaman) dianalogikan sebagai pricing atau plafond pembiyaan.
e.
Ijab dan qobul dianalogikan sebagai akad perjanjian yaitu pernyatan persetujuan yang
dituangkan dalam akad.[5]
E. Syarat Bai’ Al-Murabahah
Syarat- syarat Murabahah yaitu:
1.
Mengetahui harga pertama (harga pembelian atau kulakan).
2.
Mengetahui keuntungan.
3.
Kontrak harus bebas dari riba.
4.
Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah
pembelian
BMT dapat memberikan potongan apabila nasabah:
1. Mempercepat pembayaran cicilan.
2. Melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo.
Harga yang disepakati dalam murabahah adalah harga jual sedangkan harga beli harus
diberitahukan. Jika BMT mendapat potongan dari pemasok maka potongan itu merupakan hak
nasabah. Apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian potongan tersebut
dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad.
F. Mekanisme Pembiayaan Murabahah
Mekanisme Transaksi Pembiayaan Murabahah:
1.
Anggota datang ke BMT dengan membawa surat permohonan murabahah. Dalam surat
permohonan tersebut, dilampirkan jenis barang yang dibutuhkan, tujuan pembiayaan, jangka
waktu, sumber dana dan cara untuk melunasi hutang. Selain data tersebut juga dicantumkan
data seperti: nama, alamat lengkap, KTP/SIM/ Pasport, Kartu Keluarga, pekerjaan pemohon dan
status rumah pemohon.
2.
Anggota mengisi data survei yang telah disediakan oleh pihak BMT, data tersebut
digunakan untuk melakukan survei oleh pihak BMT. Data survei ini harus diisi dengan benar
karena akan menentukan kelayakan dari anggota.
3.
Anggota mengisi formulir untuk menjadi calon anggota BMT.
4.
Anggota memberikan keterangan tentang tujuan pengajuan pembiayaan pada pihak BMT.
Serta, memberikan jenis akad apa yang akan digunakan oleh anggota apabila disetujui
permohonannya oleh BMT.
5.
Bagian marketing akan datang ke rumah pemohon untuk melakukan survei sesuai dengan
data yang diisi oleh anggota pada waktu pengajuan pembiayaan. Dalam hal ini pihak marketing
harus jeli dalam melakukan pengamatan kerena hal ini yang dijadikan sebagai dasar dalam
melakukan kelayakan pembiayaan.
6.
Pihak BMT melakukan analisa kelayakan pembiayaan apakah pantas anggota tersebut
diberikan pembiayaan atau tidak.
7.
Pihak BMT melakukan akad murabahah yakni jual beli antara pihak BMT dengan anggota
untuk menjual barang yang diatasnamakan pihak BMT kepada anggota. Dalam hal ini barang
yang diperjualbelikan telah dibeli oleh anggota dengan penuh tanggung jawab.
8.
Setelah melakukan akad maka anggota dapat langsung mencairkan dana yang telah
disetujui dalam pembiayaan dengan membayar uang sebesar 2% dari pembiayaan yang
anggota peroleh untuk biaya administrasi.
9.
Setelah anggota melakukan akad maka sesuai dengan spesifikasi yang diminta,
selanjutnya sesuai dengan isi perjanjian murabahah, pelunasan hutang anggota dilaksanakan
oleh anggota sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
G. Perhitungan Margin Murabahah
Keuntungan dari pembiayaan murabahah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor di bawah ini:
1.
Jumlah pembiayaan
2.
Jangka waktu pembiayaan
3.
Sistem pengembalian. Murabahah dengan mengangsur dapat berbeda dengan murabahah
bayar tangguh.
4.
Jumlah biaya yang muncul akibat pembiayaan tersebut.
5.
Margin = 2.5% x Jumlah Pinjaman x Jangka Waktu Pinjaman
Tingkat persaingan harga di pasar, baik dengan lembaga keuangan sejenis maupun
konvensional.[6]
H. Analisis Penerapan Akad Murabahah di BMT Mulia
Dalam prakteknya, akad murabahah di BMT Mulia terdapat beberapa hal yang kurang sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam akad murabahah. Salah satunya adalah masalah akad, akad
murabahah bil wakalah, yang mana pihak BMT mewakilkan pembelian barang kepada
anggotanya untuk membeli barang tersebut atas dasar kepercayaan, ukhuwah islamiyyah dan
ketakwaan kepada Allah SWT.
Pihak BMT menggunakan akad ini dengan tujuan tolong-menolong antara sesama manusia.
Semua manusia membutuhkan bantuan orang lain. Proses pembiayaan murabahah bil wakalah
menjadi lebih praktis, karena mempermudah pihak BMT didalam menyediakan barang yang
hendak dijadikan objek pembiayaan, tanpa harus mencari supplier penyedia barang yang sesuai
dengan yang diinginkan anggota, ataupun mencari pihak ketiga lain yang dapat dijadikan agen
untuk membeli barang tersebut, dikarenakan BMT juga dibolehkan memberikan kuasa untuk
mencari dan membeli barang sebagai objek pembiayaan langsung kepada anggota selaku orang
yang berkepentingan terhadap barang tersebut
Selain hal tersebut, karena hemat waktu. Pencarian dan pembelian barang yang dijadikan objek
pembiayaan oleh BMT akan memakan waktu yang cukup lama, belum lagi apabila pihak BMT
kekurangan orang untuk melakukan pekerjaan tersebut sehingga harus mencari agen yang
bersedia membelikan barang tersebut. Sedangkan apabila pihak BMT memberikan kuasanya
langsung kepada anggota untuk membeli barang mewakili dirinya, pencarian dan pembelian
akan barang yang dimaksud oleh anggota akan memakan waktu yang lebih sedikit dikarenakan
anggota merupakan orang yang berkepentingan sendiri atas barang tersebut.
Anggota juga akan langsung mengetahui fisik barang yang menjadi objek pembiayaan sehingga
tidak lagi terdapat keraguan atas barang yang menjadi objek pembiayaan dan BMT tidak akan
mendapat keluhan tentang cacatnya barang karena anggota yang membeli sendiri barang
tersebut. Timbulnya saling percaya diantara pihak BMT dengan anggota, memberikan kuasa
pada orang lain merupakan bukti adanya kepercayaan pada pihak lain.
Berkaitan dengan masalah syarat-syarat untuk mengajukan pembiayaan murabahah, dalam
praktek BMT ini juga kurang sesuai. Dalam hal ini berkaitan dengan menyerahkan daftar barang
dan rincian harga sebelum melakukan pembelian. Para Anggota ketika akan mengajukan
permohonan pembiayaan tidak menyertakan daftar barang dan rincian harga. Hal ini mungkin
dikarenakan proses yang rumit. Anggota menginginkan proses yang sederhana dan mudah.
Praktek produk murabahah yang kurang sesuai lainnya adalah nasabah lebih banyak
menggunakan untuk konsumtif, padahal murabahah sendiri yaitu membeli barang yang akan
dijual kepada pihak lain dengan harga yang lebih tinggi dengan margin yang ditentukan. Jika
produk murabahah digunakan untuk konsumtif itu sama saja pihak BMT memberi hutang kepada
nasabah
Persyaratan awal yang harus dipenuhi oleh Calon Nasabah BMT Mulia antara lain sebagai
berikut:
1.
Harus memenuhi persyaratan
2.
Bentuk Badan Hukumnya (PT, CV, Firma, Yayasan, atau sebagainya) dan perorangan.
3.
Tanda Bukti Diri (KTP/SIM/Passport/KK/Lainnya) dan Surat Izin Domisili.
4.
Tanda Tangan (Contoh Tanda Tangan pada kartu dan komputer).
5.
Melampirkan fotocopy pemohon
6.
Melampirkan fotocopy Surat Nikah
7.
Fotocopy KTP istri/suami
8.
Melampirkan fotocopy Kartu Keluarga
9.
Menandatangani Akad Pembiayaan Murabahah
10. Melampirkan slip gaji dan struk gaji[7].
Kelebihan Dan Kekurangan Produk Murabahah
1.
Kelebihan dan kekurangan murabahah di BMT Mulia KCP Cebongan
a.
kelebihan
1)
Dapat digunakan sebagai modal usaha.
2)
Mengentaskan masyarakat dari Rentenir
b.
Kekurangan
1)
Membutuhkan prosedur yang agak lama
2)
Survey membutuhkan estimasi yang tepat, jika tidak maka akan terancam kredit macet.
2.
Kelebihan dan kekurangan murabahah bagi nasabah
a.
kelebihan
1)
sebagai modal bagi nasabah
2)
bisa melakukan pembiayaan yang minimal
3)
angsuran bisa diambil oleh marketing
4)
margin rendah
5)
apabila tepat membayar mendapat pengembalian seperempat margin
b.
Kekurangan
·
adanya biaya administrasi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembiayaan murabahah di BMT Mulia adalah pembiayaan dengan sistem jual beli dimana
BMT Mulia memberikan fasilitas pembiayaan kepada anggotanya untuk pembelian barang baik
barang modal usaha maupun barang konsumtif. BMT Mulia membeli barang yang diinginkan dan
menjualnya kepada anggota dengan sejumlah margin keuntungan yang disepakati kedua belah
pihak.
Dalam prakteknya, akad murabahah di BMT Mulia terdapat beberapa hal yang kurang
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam akad murabahah. Salah satunya adalah masalah
akad, dalam prakteknya lebih cenderung ke akad murabahah bil wakalah, yang mana pihak
BMT mewakilkan pembelian barang kepada anggotanya untuk membeli barang tersebut. Pihak
BMT menggunakan akad ini dengan tujuan tolong-menolong di antara sesama manusia. Proses
pembiayaan murabahah bil wakalah menjadi lebih praktis, karena mempermudah pihak BMT
dalam menyediakan barang yang hendak dijadikan objek pembiayaan, tanpa harus mencari
supplier penyedia barang yang sesuai dengan yang diinginkan anggota. Selain hal tersebut juga
karena hemat waktu. Anggota juga akan langsung mengetahui fisik barang yang menjadi objek
pembiayaan sehingga tidak lagi terdapat keraguan atas barang yang menjadi objek pembiayaan
dan BMT tidak akan mendapat keluhan tentang cacatnya barang karena anggota yang membeli
sendiri barang tersebut.
Selain hal itu, juga terdapat masalah berkaitan dengan syarat-syarat untuk mengajukan
pembiayaan murabahah, dalam praktek BMT ini juga kurang sesuai. Dalam hal ini berkaitan
dengan menyerahkan daftar barang dan rincian harga sebelum melakukan pembelian. Para
Anggota ketika akan mengajukan permohonan pembiayaan tidak menyertakan daftar barang
dan rincian harga.
Praktek produk murabahah yang kurang sesuai lainnya adalah nasabah lebih banyak
menggunakan untuk konsumtif, padahal murabahah sendiri yaitu membeli barang yang akan
dijual kepada pihak lain dengan harga yang lebih tinggi dengan margin yang ditentukan. Jika
produk murabahah digunakan untuk konsumtif itu sama saja pihak BMT memberi hutang kepada
nasabah.
Solusi agar BMT itu dapat menjalankan praktek murabahah secara maksimal yaitu dengan
menambah pegawai yang bertugas membelikan barang yang dikehendaki oleh nasabah.
Dengan adanya pegawai tersebut, BMT tidak perlu mewakilkan kepada nasabah untuk membeli
barang.
B. Rekomendasi
Kegiatan PKL akan menjadi maksimal apabila semua pihak yang terkait juga maksimal dan
sungguh-sungguh dalam melaksanakan kewajibannya. Berikut ini mungkin beberapa saran atau
usulan atau rekomendasi sebagai koreksi dalam kegiatan praktek kerja lapangan. Supaya lebih
baik lagi pada kegiatan yang sama pada tahun berikutnya.
1.Panitia
a. Hendaknya panitia memberikan waktu yang lebih panjang dalam pelaksanaan PKL agar
mahasiswa lebih optimal dalam menyerap materi yang diperoleh di lokasi PKL.
b. Panitia melakukan kerjasama dengan Lembaga Keuangan Syariah lebih banyak lagi sehingga
nantinya pembagian kelompok lebih efektif dan berjalan serentak.
c. Hendaknya persiapan lebih dimaksimalkan supaya kekurangan-kekurangan bias lebih
diminimalisir.
d. Hendaknya panitia menjalin hubungan dengan lembaga keuangan syariah yang diprioritaskan
di Kota Yogyakarta..
2.Peserta PKL
a. Hendaknya peserta PKL lebih disiplin dan aktif di tempat lokasi kegiatan PKL, agar proses
pelaksanaan PKL berjalan dengan baik.
b. Hendaknya koordinasi antar kelompok dalam satu lokasi lebih dipererat agar lebih mudah
dalam komunikasi.
c. Hubungan BMT dan peserta tidak terputus
C. Kritik dan Saran
Suatu lembaga pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan, begitu juga lembaga keuangan
BMT Mulia KCP Cebongan juga memiliki kekurangan dan kelebihan tersebut. Sehingga kami
PKL yang berada di BMT Mulia KCP Cebongan akan memberikan kritik dan saran bagi BMT
tersebut.
1.
KRITIK
a. kurangnya sosialisasi produk-produk BMT Mulia di pedesaan
b.
kurangnya etos kerja oleh pegawai BMT Mulia dalam melaksanakan tugas dilapangan
c.
kurangnya pengawasan dari pihak pusat
d.
target bulanan belum maksimal
e.
pegawai kurang memahami produk-produk BMT.
2.
SARAN
a.
Kantor Pusat melakukan pengawasan terhadap kantor cabang yang ada di berbagai
daerah
b.
Segera menambah pegawai seperti penyurvei dan pembeli barang agar akad sesuai
dengan aslinya
c.
Promosi produk lebih maksimal supaya lembaga keuangan ini dapat cepat berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman A.Ivan,2005,Kamus Istilah Akuntansi Syariah,Yogyakarta: Pilar Media
BSM, 2011, Laporan Tahunan BSM, Yogyakarta: PT Bank Syariah Mandiri.
Afandi,Muh.Yazid,2009,Fiqh Muamalah dan Implementasinya dalam Lembaga Keuangan Islam,
Yogyakarta: Logung Pustaka
Ascarya. 2008 Akad dan Produk Bank Syari’ah,Jakarta: PT Grafindo Persada.
Antonio, Muhammad Syafi’I. 2001. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, Jakarta, Gema Insani
Ahim, Rizal, Yaya,. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer, Jakarta,
Salemba Empat.
[1] . brosur BMT Mulia
[2]. M. Syaf’I Antonio, Bank Syariah : Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta : Gema Insani Press,
2001), hlm 101
[3] http://hiyakuni.blogspot.com/2013/01/konsep-murabahah-dalam-perbankan-syariah.html
[4] Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), (Yogyakarta: UII Press,
2004), hlm. 166
[5] . ttp://caknenang.blogspot.com/2010/12/rukun-dan-syarat-aqad-murabahah-dan.html
[6]. Ahim, Rizal, Aji. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba Empat,
[7] . sersyaratan pembiayaan BMT Mulia