2015 3400 ped Pedoman Pencacahan Konsumsi

Pedoman
Pencacahan Konsumsi Rumah Tangga
Survei Penyusunan Diagram Timbang
Nilai Tukar Petani 18 Kabupaten

2015

BADAN PUSAT STATISTIK

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pencacahan Konsumsi Survei Penyusunan Diagram Timbang Nilai
Tukar Petani 18 Kabupaten (SPDT NTP) 2015 adalah buku pedoman bagi petugas pencacah
dan pengawas. Buku pedoman ini memuat petunjuk dan acuan yang harus dilakukan oleh
petugas dalam pelaksanaan lapangan SPDT NTP 18 Kabupaten 2015.
Kegiatan SPDT NTP 18 Kabupaten yang dilaksanakan pada 2015, terdiri dari
persiapan, pelaksanaan lapangan, entri data, proses pengolahan, dan tabulasi, sedangkan
penyusunan diagram timbang serta penghitungan NTP dilakukan pada 2016.
Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di
lapangan, untuk itu diperlukan petugas yang mempunyai kualifikasi yang sangat baik. Oleh
karena itu seluruh petugas harus mengerti, memahami dan mengikuti petunjuk yang ada

dalam buku pedoman ini. Dengan demikian diharapkan dalam pelaksanaan survei nanti dapat
berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan rencana dan jadwal yang ditetapkan.
Kepada seluruh petugas SPDT NTP 18 Kabupaten agar bekerja dengan sungguhsungguh dan cermat supaya pelaksanaan lapangan SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dapat
berjalan lancar, sehingga data yang dihasilkan berkualitas.
Terima kasih dan selamat bekerja.

Jakarta, Maret 2015
Deputi Bidang
Statistik Distribusi dan Jasa

Dr. Ir. Sasmito Hadi Wibowo, M.Sc.

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................

iii


DAFTAR ISI ..............................................................................................................

v

BAB I

PENDAHULUAN ...................................................................................

1

1.1.

Latar Belakang .............................................................................

1

1.2.

Landasan Hukum .........................................................................


1

1.3.

Tujuan ..........................................................................................

2

1.4.

Ruang Lingkup.............................................................................

2

1.5.

Buku Pedoman dan Jenis Dokumen.............................................

2


ORGANISASI SURVEI..........................................................................

7

2.1.

Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei.......................................

7

2.2.

Tugas Pemeriksa (PMS)...............................................................

7

2.3.

Tugas Pencacah (PCS) .................................................................


8

2.4.

Hubungan antara PCS dan PMS ..................................................

8

2.5.

Alur Dokumen..............................................................................

8

METODOLOGI.......................................................................................

11

3.1.


Cakupan .......................................................................................

11

3.2.

Kerangka Sampel .........................................................................

12

3.3.

Desain Sampel..............................................................................

13

3.4.

Alokasi Sampel ............................................................................


18

3.5.

Daftar Sampel Rumah Tangga Utama SPDT NTP 18

BAB II

BAB III

Kabupaten 2015 (SPDT15-DSRTU) ...........................................

19

3.6.

Pembentukan Sampel Pengganti ..................................................

20


3.7.

Daftar Sampel Rumah Tangga Pengganti SPDT NTP 18
Kabupaten

2015 (SPDT15-DSRTU) ........................................

20

3.8.

Prosedur Penggantian Sampel......................................................

22

3.9.

Cakupan Rumah Tangga..............................................................

22


3.10. Tata Cara Berwawancara .............................................................

24

Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 18
KABUPATEN

v

BAB IV

PENGISIAN DAFTAR ..........................................................................

25

4.1.

Tata Cara Pengisian Daftar .........................................................


25

4.2.

Daftar SPDT15-K (Nilai Konsumsi)............................................

26

LAMPIRAN ...............................................................................................................

57

vi

Pedoman Pencacahan Konsumsi SPDT NTP 18
KABUPATEN

I.
1.1.


PENDAHULUAN

Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di

Indonesia, dimana sekitar 34 persen (Sakernas Agustus 2014) distribusi tenaga kerja
diserap oleh sektor tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa sektor pertanian sesungguhnya
masih menjadi tumpuan bagi penduduk Indonesia dan sekaligus sebagai penyumbang
terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehubungan dengan itu, maka di perlukan suatu indikator
yang secara akurat dapat mengukur kemampuan daya beli petani sebagai salah satu pelaku
utama di sektor pertanian. Ukuran ini di sajikan sebagai bentuk perhatian dan kepedulian
pemerintah yang berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan.
Salah satu indikator proxy untuk mengukur kemampuan daya beli petani di daerah
perdesaan adalah Nilai Tukar Petani (NTP). NTP merupakan perbandingan indeks harga
komoditas pertanian yang diproduksi oleh petani terhadap indeks harga barang/jasa yang
dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi. Salah satu
bahan dasar dalam penghitungan NTP adalah diagram timbang dan paket komoditas
dimana diagram timbang dan paket komoditas didapat dari hasil survei penyusunan
diagram timbang.
Pada tahun 2014 Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan Survei Penyusunan
Diagram Timbang (SPDT) NTP pada tingkat kabupaten. Survei tersebut mencakup 16
kabupaten terpilih di 16 provinsi. Pada tahun 2015, cakupan SPDT NTP di tingkat
kabupaten semakin diperluas dengan penambahan sebanyak 18 kabupaten terpilih yang
tersebar di 17 provinsi lainnya.

1.2.

Landasan Hukum
Pelaksanaan Survei Penyusunan Diagram Timbang NTP 18 Kabupaten 2015

dilandasi oleh:
a.

Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

b.

Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

c.

Keputusan Presiden No. 3 Tahun 2002 Jo Keputusan Presiden No. 103 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi
Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

1

1.3.

Tujuan
Tujuan dari survei ini adalah:
a.

Memperoleh nilai produksi dan jenis komoditas pertanian yang banyak
dihasilkan petani dan persentase marketed surplusnya.

b.

Memperoleh nilai konsumsi dan biaya produksi serta komoditas yang banyak
di gunakan oleh rumah tangga pertanian, baik untuk keperluan rumah tangga
maupun digunakan dalam proses produksi pertanian.

c.

Menyusun struktur input untuk setiap komoditas pertanian yang banyak
dihasilkan petani.

d.

Sebagai bahan untuk menyusun paket komoditas diagram timbang Nilai Tukar
Petani (NTP).

e.

1.4.

Sebagai dasar untuk menghitung NTP tingkat kabupaten terpilih.

Ruang Lingkup
Kegiatan survei dilakukan di 18 kabupaten yang tersebar di 17 provinsi di

Indonesia (Daftar nama kabupaten terpilih terlampir pada Blok III Metodologi). Responden
adalah rumah tangga pertanian terpilih di 5 (lima) subsektor yang meliputi: rumah tangga
pertanian Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat,
Peternakan, dan Perikanan (Tangkap dan Budidaya). Materi pencacahan meliputi
pendapatan petani dari penjualan hasil produksi, pengeluaran rumah tangga petani untuk
keperluan produksi, dan konsumsi rumah tangga.

1.5.

2

Buku Pedoman dan Jenis Dokumen
a.

Buku 1, digunakan sebagai pedoman teknis BPS Provinsi/ Kabupaten/Innas.

b.

Buku 2, digunakan sebagai pedoman pencacahan konsumsi rumah tangga.

c.

Buku 3, digunakan sebagai pedoman pencacahan produksi.

d.

Buku 4, digunakan sebagai pedoman pengawasan/pemeriksaan.

e.

Buku 5, digunakan sebagai pedoman pengolahan.

f.

Buku 6, digunakan sebagai master komoditas

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

g.

Daftar SPDT15-TP, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi,
serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor
Tanaman Pangan.

h.

Daftar SPDT15-TH, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi,
serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor
Tanaman Hortikultura.

i.

Daftar SPDT15-TPR, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data
produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat.

j.

Daftar SPDT15-TRK, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data
produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada
Subsektor Peternakan.

k.

Daftar SPDT15-IKT, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data
produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada
Subsektor Perikanan Tangkap.

l.

Daftar SPDT15-IKB, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data
produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada
Subsektor Perikanan Budidaya.

m. Daftar SPDT15-K, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan keterangan
rumah tangga dan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang berasal dari
pembelian, tidak termasuk pemberian dari pihak lain maupun produksi sendiri.
n.

Daftar SPDT15-LKK, daftar ini digunakan untuk membantu atau sebagai
lembar kerja pengumpulan data pengeluaran konsumsi rumah tangga selama
seminggu yang lalu.

o.

Daftar SPDT15-LKP, daftar ini digunakan sebagai lembar kerja untuk
membantu pengumpulan data produksi yang dihasilkan petani dijual,
dikonsumsi sendiri, yang diberikan kepada pihak lain, dan rata-rata harganya
selama setahun yang lalu.

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

3

p.

SPDT15-DSRTU, daftar ini memuat nama kepala rumah tangga yang menjadi
sampel utama dalam SPDT NTP 18 Kabupaten 2015.

q.

SPDT15-DSRTP, daftar ini memuat nama kepala rumah tangga yang menjadi
sampel pengganti dalam SPDT NTP 18 Kabupaten 2015.

Satu rumah tangga sampel dicacah dengan satu daftar SPDT15-K dan
salah satu daftar SPDT15 yang sesuai dengan kegiatan subsektor yang
diusahakan.

4

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

Tabel 1. Jadwal Kegiatan SPDT NTP 18 Kabupaten 2015
Kegiatan

Pusat

Daerah

A. Persiapan
Jan – Feb 2015

1. Pembahasan Persiapan Survei
2. Penggandaan
Kuesioner
Pedoman Pencacahan

dan

3. Pengiriman Dokumen ke Daerah
4. Pelatihan Instruktur Nasional

Feb 2015 Mg III
Mar 2015 Mg II
Mar 2015 Mg II
(12 – 13 Mar 2015)
Mar 2015 Mg III –
IV

5. Pelatihan Petugas Pencacah dan
Pengawas
B.

Pelaksanaan Lapangan
1. Pencacahan SPDT NTP

Apr 2015

2. Pengawasan/Pemeriksaan Dokumen

Apr 2015

3. Entri Data

Mei - Jun 2015

4. Pengiriman Data (softcopy) ke BPS

Jul 2015 Mg I

C. Pengolahan di Pusat

Jul – Okt 2015

D. Cross check tabel

Nov – Des 2015

E.

Pengolahan Diagram Timbang

Jan - Mei 2016

F.

Tabulasi Diagram Timbang

Jun – Jul 2016

G. Penyajian Diagram Timbang

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

Ags 2016

5

6

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

II. ORGANISASI SURVEI

2.1

Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei
Penanggung jawab Pusat

: Direktur Statistik Harga

Penanggung jawab Teknis : Kepala Subdirektorat
Pusat
Perdesaan
Penanggung jawab Daerah

Statistik

Harga

: Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS
Kabupaten terpilih

Penanggung jawab Teknis : Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS
Daerah
Provinsi dan Kepala Seksi Statistik
Distribusi BPS Kabupaten

2.2

Pengawas/Pemeriksa (PMS)

: Staf BPS Kabupaten yang ditunjuk

Pencacah (PCS)

: Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)/
Staf BPS Kabupaten dan/atau Mitra yang
ditunjuk

Editor

: Kepala Seksi IPDS atau
Kabupaten yang ditunjuk

Staf

BPS

Petugas entri

: Kepala Seksi IPDS atau
Kabupaten yang ditunjuk

Staf

BPS

Tugas Pemeriksa (PMS)
a.

Mengikuti pelatihan petugas survei.

b.

Mengatur pendistribusian dokumen dan perlengkapan pencacah (PCS) yang
menjadi tanggung jawabnya.

c.

Mengawasi jalannya pelaksanaan pencacahan agar sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan.

d.

Mengatasi masalah teknis yang dihadapi oleh petugas pencacah.

e.

Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan semua dokumen serta hasil
pencacahan yang dilakukan PCS.

f.

Mengisi kode jenis komoditas.

g.

Menyerahkan semua dokumen yang telah diperiksa kepada BPS Kabupaten.

h.

Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

7

2.3

Tugas Pencacah (PCS)
a.

Mengikuti pelatihan petugas survei.

b.

Melakukan pencacahan dengan menggunakan daftar SPDT NTP 18 Kabupaten
2015 ke rumah tangga sampel.

c.

Mencatat seluruh permasalahan dan informasi penting dalam blok catatan.

d.

Memeriksa kelengkapan isian hasil pencacahan.

e.

Menyerahkan Daftar SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 yang telah diisi kepada
PMS secara bertahap tanpa menunggu selesainya seluruh beban tugas yang
menjadi tanggung jawabnya.

2.4

f.

Memperbaiki isian daftar pertanyaan yang dinyatakan salah oleh PMS.

g.

Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

Hubungan antara PCS dan PMS
a.

PMS harus membantu, memeriksa dan memberikan bimbingan kepada
pencacah/PCS.

b.

PCS dan PMS bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan kesulitan yang
dijumpai selama melaksanakan pencacahan. Apabila tidak dapat memecahkan
permasalahan, harus segera melaporkan kepada Kepala Seksi Statistik
Distribusi BPS Kabupaten.

2.5

Alur Dokumen
1.

PCS menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS

2.

PMS meneliti kelengkapan isiannya. Jika belum lengkap atau ada isian yang
meragukan, dokumen tersebut dikembalikan ke PCS untuk dilengkapi dan
diperbaiki.

3.

Seluruh dokumen yang sudah bersih dari kesalahan selanjutnya dientri di BPS
Kabupaten.

4.

Sebelum proses entri dokumen dilakukan editing coding terlebih dahulu oleh
petugas.

5.

Setelah proses data entri selesai, seluruh hasilnya segera dikirimkan via email
ke BPS RI cq. Subdit Statistik Harga Perdesaan.

8

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

ALUR DOKUMEN DARI BPS RI KE PETUGAS

BPS RI

BPS PROV

BPS KAB

PETUGAS/KSK

Buku 1

SPDT15-K

Buku 1

SPDT15-K

Buku 1

SPDT15-K

Buku 2

SPDT15-K

Buku 2

SPDT15-TP

Buku 2

SPDT15-TP

Buku 2

SPDT15-TP

Buku 3

SPDT15-TP

Buku 3

SPDT15-TH

Buku 3

SPDT15-TH

Buku 3

SPDT15-TH

Buku 4

SPDT15-TH

Buku 4

SPDT15-TPR

Buku 4

SPDT15-TPR

Buku 4

SPDT15-TPR

SPDT15-TPR

Buku 5

SPDT15-TRK

Buku 5

SPDT15-TRK

Buku 5

SPDT15-TRK

SPDT15-TRK

Buku 6

SPDT15-IKT

Buku 6

SPDT15-IKT

Buku 6

SPDT15-IKT

SPDT15-IKT

SPDT15-IKB

SPDT15-IKB

SPDT15-IKB

SPDT15-IKB

SPDT15-LKK

SPDT15-LKK

SPDT15-LKK

SPDT15-LKK

SPDT15-LKP

SPDT15-LKP

SPDT15-LKP

SPDT15-LKP

SPDT15DSRTU

SPDT15DSRTU

SPDT15DSRTU

SPDT15DSRTU

SPDT15DSRTP

SPDT15DSRTP

SPDT15DSRTP

SPDT15DSRTP

ALUR DOKUMEN DARI PETUGAS KE BPS RI

BPS RI
SIS
BPS RI
HARGA
PRODUSEN

DATABASE

BPS KAB

PETUGAS/KSK

SPDT15-K

SPDT15-K

SPDT15-TP

SPDT15-TP

SPDT15-TH

SPDT15-TH

SPDT15-TPR

SPDT15-TPR

SPDT15-TRK

SPDT15-TRK

SPDT15-IKT

SPDT15-IKT

SPDT15-IKB

SPDT15-IKB

SPDT15-LKK

SPDT15-LKK

SPDT15-LKP

SPDT15-LKP

SPDT15DSRTU

SPDT15DSRTU

SPDT15DSRTP

SPDT15DSRTP

DATABASE

BPS PROV
HASIL OLAH

DATABASE

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

9

10

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

III. METODOLOGI

3.1.

Cakupan
SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dilaksanakan di 17 provinsi. Secara lengkap

cakupan wilayah tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Cakupan wilayah SPDT NTP 18 Kabupaten 2015
No

Provinsi

1
2

Aceh
Sumatera Barat

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Maluku
Papua

Kabupaten
1103
1306
1308
1406
1501
1610
1702
1901
2102
6203
6403
6502
7102
7202
7405
7602
8103
9403

Aceh Selatan
Padang Pariaman
Lima Puluh Kota
Kampar
Kerinci
Ogan Ilir
Rejang Lebong
Bangka
Bintan
Kapuas
Kutai Kartanegara
Bulungan
Minahasa
Banggai
Konawe Selatan
Polewali Mandar
Maluku Tengah
Jayapura

SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 mencakup semua subsektor dalam sektor pertanian kecuali
subsektor kehutanan, sehingga bisa dinyatakan bahwa subsektor yang menjadi cakupan
SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 adalah:


Subsektor Tanaman Pangan



Subsektor Tanaman Hortikultura



Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat



Subsektor Peternakan



Subsektor Perikanan Tangkap



Subsektor Perikanan Budidaya

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

11

Terkait dengan tujuan survei tersebut, maka selain mendefinisikan cakupan
subsektor maka perlu mendefinisikan komoditas yang akan dicakup

dalam survei.

Komoditas yang dicakup adalah sebagai berikut:


Subsektor Tanaman Pangan: padi, jagung, kacang kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu/ketela pohon, dan ubi jalar/ketela rambat, talas, jagung
manis.



Subsektor Tanaman Hortikultura: buah naga, cempedak, duku, durian,
jambu air, jambu biji, jeruk, kedondong, langsat, mangga, manggis, matoa
buah, nenas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, mentimun suri, semangka,
petai, bawang daun, bawang merah, bawang prei, bayam, brokoli, buncis, cabai
hijau, cabai merah, cabai rawit, kacang merah, kacang kapri, kacang panjang,
kangkung, kembang kol, kentang, kubis, labu siam, lobak, ketimun,
oyong/gambas, paria/pare, petsai/sawi putih, sawi hijau, seledri, selada, terong,
tomat, wortel, jahe, kemangi, dan kunyit.



Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat: cengkeh, gambir, jambu mete,
kakao, karet, kelapa sawit, kelapa, kemiri, kopi, lada, pala, pinang/jambe,
nilam, tebu, dan tembakau.



Subsektor Peternakan: kerbau, kuda, sapi potong, babi, kambing, ayam
kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, dan burung puyuh.



Subsektor Perikanan Kelompok Perikanan tangkap:
Khusus penangkapan laut maupun penangkapan perairan umum tidak
diperlukan informasi mengenai komoditas. Informasi yang dibutuhkan adalah
jenis kapal/perahu yang digunakan. Jenis kapal/perahu yang digunakan antara
lain: kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu.



Subsektor Perikanan Kelompok Perikanan Budidaya:
budidaya laut: kerapu dan rumput laut.
budidaya air payau: bandeng, dan udang
budidaya air tawar: baung putih, bawal air tawar, gurame, jelawat, lele, mas,
mujair, nila, dan patin

3.2.

Kerangka Sampel
Beberapa hal penting terkait pembentukan kerangka sampel dalam SPDT NTP 18

Kabupaten 2015 adalah sebagai berikut:

12

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

i)

Kerangka sampel rumah tangga yang digunakan dalam SPDT NTP 18
Kabupaten 2015 adalah daftar rumah tangga usaha pertanian hasil pencacahan
lengkap ST2013 pada blok sensus perdesaan.

ii) Rumah tangga eligible SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 adalah rumah tangga:
- yang mempunyai 2-10 anggota rumah tangga (jumlah isian pada R107 pada
daftar ST2013-L adalah 2-10)
- sumber penghasilan utama rumah tangga adalah dari sektor pertanian
(R218=1)
- khusus untuk tanaman pangan, hortikultura,

dan tanaman perkebunan,

rumah tangga eligible dibatasi dengan kriteria batas minimal usaha (BMU).
Kriteria penentuan BMU dilihat dari isian pada R214 pada daftar ST2013-L,
dan selanjutnya disesuaikan dengan subsektor masing-masing serta
memanfaatkan rincian sebagai berikut:
No Subsektor

Komoditas

Dasar BMU

1
2
3

Tanaman pangan
Tanaman Palawija
Hortikultura

4

Perkebunan

5

Peternakan

6
7

Budidaya ikan
Penangkapan ikan

Padi sawah/lading
Palawija
Hortikultura tahunan
Hortikultura semusim
Perkebunan tahunan
Perkebunan semusim
ayam ras pedaging
Lainnya
Budidaya ikan
Penangkapan ikan

BIII R301 kol (5)
BIII R303 kol (5)
BIV R401 kol (5)
BIV R401 kol (4)
BV R501 kol (5)
BV R501 kol (6)
BVI R 602f kol (3)
-

Secara lengkap kriteria BMU untuk masing-masing komoditas terdapat di
lampiran 1
- selain BMU, khusus untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, dan
peternakan, jumlah komoditas yang diusahakan yang memenuhi BMU juga
menjadi pertimbangan dalam penarikan sampel rumah tangga pertanian
tersebut.

3.3.

Desain sampel
SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dirancang dengan metode two stage stratified

systematic sampling, dengan tahapan sebagai berikut:

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

13



Pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan kabupaten terpilih yaitu
kabupaten potensi pertanian.



Tahap selanjutnya memilih rumah tangga usaha tani di kabupaten terpilih
dengan sistematic sampling.

Stratifikasi rumah tangga
Stratifikasi rumah tangga dilakukan pada masing-masing subsektor. Rumah tangga
pada BS cakupan di bagi menjadi beberapa strata sesuai dengan subsektor masing-masing.
Strata tersebut adalah sebagai berikut:
1) Subsektor Tanaman Pangan
a. Padi
- strata 1: apabila jumlah luas tanam padi yang diusahakan oleh rumah
tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan nilai rata-rata
luas luas tanam padi yang diusahakan per jenis komoditas padi dalam
kabupaten tertentu
- strata 2: apabila jumlah luas tanam padi yang diusahakan oleh rumah
tangga pertanian tersebut lebih dari nilai rata-rata luas luas tanam padi
yang diusahakan per jenis komoditas padi dalam kabupaten tertentu
b. Palawija
- strata 1: apabila jumlah luas tanam komoditas palawija yang diusahakan
oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan
nilai rata-rata luas luas tanam komoditas palawija yang diusahakan per
jenis komoditas palawija dalam kabupaten tertentu
- strata 2: apabila jumlah luas tanam komoditas palawija yang diusahakan
oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari nilai rata-rata luas luas
tanam komoditas palawija yang diusahakan per jenis komoditas palawija
dalam kabupaten tertentu
2) Subsektor Tanaman Hortikultura
- strata 1:
(1) untuk

tanaman

hortikultura

tahunan:

apabila

jumlah

pohon/rumpun/luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman yang
diusahakan oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau
sama dengan rata-rata jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang sudah

14

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

berproduksi dari tanaman yang diusahakan per jenis komoditas dalam
kabupaten tertentu
(2) untuk

tanaman

hortikultura

semusim:

apabila

jumlah

pohon/rumpun/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga
pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan rata-rata jumlah
pohon/rumpun/luas

tanam

yang

diusahakan/dikelola

per

jenis

komoditas dalam kabupaten tertentu
- strata 2:
(1) untuk

tanaman

hortikultura

tahunan:

apabila

jumlah

pohon/rumpun/luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman yang
diusahakan oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata
jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman
yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu
(2) untuk

tanaman

hortikultura

semusim:

apabila

jumlah

pohon/rumpun/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga
pertanian tersebut lebih dari rata-rata jumlah pohon/rumpun/luas tanam
yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu
3) Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat
- strata 1:
(1) untuk

tanaman

perkebunan

tahunan:

apabila

jumlah

pohon/lajar/rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang
diusahakan oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau
sama dengan rata-rata jumlah pohon/lajar/rumpun yang sudah
berproduksi dari tanaman yang diusahakan per jenis komoditas dalam
kabupaten tertentu
(2) untuk

tanaman

hortikultura

semusim:

apabila

jumlah

luas

tanaman/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga
pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan rata-rata jumlah luas
tanaman/luas tanam yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas
dalam kabupaten tertentu
- strata 2:
(1) untuk

tanaman

perkebunan

tahunan:

apabila

jumlah

pohon/lajar/rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

15

diusahakan oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata
jumlah pohon/lajar/rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang
diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu
(2) untuk

tanaman

hortikultura

semusim:

apabila

jumlah

luas

tanaman/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga
pertanian tersebut lebih dari rata-rata jumlah luas tanaman/luas tanam
yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu
4) Subsektor Peternakan
- strata 1: apabila jumlah ternak yang dipelihara/dikuasai pada 1 Mei 2013
untuk usaha peternakan (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/
pemacekan) oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama
dengan rata-rata jumlah ternak (ekor) yang diusahakan per jenis komoditas
dalam kabupaten tertentu
- strata 2: apabila jumlah ternak yang dipelihara/dikuasai pada 1 Mei 2013
untuk usaha peternakan (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/
pemacekan) oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata
jumlah ternak (ekor) yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten
tertentu
5) Subsektor Perikanan
a) Perikanan Budidaya
- strata 1: apabila luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari seluruh
wadah yang digunakan) dari rumah tangga pertanian tersebut kurang
dari atau sama dengan nilai rata-rata luas baku budidaya pada saat
pencacahan (dari seluruh wadah yang digunakan) per jenis budidaya
dalam kabupaten tertentu
- strata 2: apabila luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari seluruh
wadah yang digunakan) dari rumah tangga pertanian tersebut lebih dari
nilai rata-rata luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari seluruh
wadah yang digunakan) per jenis budidaya dalam kabupaten tertentu
b) Perikanan Tangkap
Sebelum dilakukan stratifikasi pada rumah tangga perikanan tangkap, maka
perlu dilakukan pengelompokan rumah tangga berdasarkan usaha perikanan
yang diusahakan oleh rumah tangga tersebut. Penentuan rumah tangga

16

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

termasuk dalam usaha perikanan ditentukan berdasarkan kegiatan utama di
subsektor perikanan tersebut, yaitu apakah penangkapan ikan di laut ataukah
di perairan umum (Rincian 705 Daftar ST2013-L). Tahapan berikutnya
adalah menentukan jenis kapal/perahu utama yang digunakan oleh rumah
tangga perikanan tersebut. Penentuan jenis kapal/perahu didasarkan pada
R704a kolom (5) atau R704b kolom (5) Daftar ST2013-L. Apabila rumah
tangga tersebut menggunakan lebih dari satu jenis kapal/perahu maka pilih
kode terkecil (R704a kolom (5) atau R704b kolom (5) Daftar ST2013-L).
Setelah dilakukan penentuan jenis perahu/kapal, maka tahapan berikutnya
adalah melakukan stratifikasi rumah tangga perikanan tangkap berdasarkan
jenis kapal/perahu yang digunakan tersebut. Strata tersebut antara lain:
- Strata 1: Penangkapan ikan di laut dengan kapal motor
- Strata 2: Penangkapan ikan di laut dengan perahu motor tempel
- Strata 3: Penangkapan ikan di laut dengan perahu tanpa motor
- Strata 4: Penangkapan ikan di perairan umum dengan kapal motor
- Strata 5: Penangkapan ikan di perairan umum dengan perahu motor
tempel
- Strata 6: Penangkapan ikan di perairan umum dengan perahu tanpa motor
- Strata 7: Penangkapan ikan di perairan umum tanpa perahu
Selain stratifikasi di atas, khusus subsektor tanaman pangan kelompok palawija,
subsektor tanaman hortikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat, dan subsektor
peternakan dilakukan stratifikasi yang kedua berdasarkan jumlah komoditas yang
diusahakan oleh rumah tangga menurut subsektor. Stratifikasi tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Subsektor tanaman pangan kelompok palawija
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-2 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 3-4 komoditas
Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 4 komoditas
2) Subsektor tanaman hortikultura
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-3 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 4-7 komoditas
Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 7 komoditas

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

17

3) Subsektor tanaman perkebunan rakyat
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-3 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 4-7 komoditas
Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 7 komoditas
4) Subsektor peternakan
Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-2 komoditas
Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 3-4 komoditas
Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 4 komoditas

Tahapan pengambilan sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

3.4.

Alokasi sampel
Jumlah sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dirancang untuk estimasi tingkat

kabupaten. Alokasi sampel untuk tiap kabupaten sekitar 600 rumah tangga usaha tani.
Total sampel dialokasikan secara compromise allocation untuk masing-masing komoditas.
Formula alokasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

dengan
= compromise allocation
= equal allocation
= proportional allocation
= power of allocation

18

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

3.5.

Daftar Sampel Rumah Tangga Utama SPDT NTP 18 Kabupaten
2015 (SPDT15-DSRTU)
SPDT15-DSRTU dibuat dalam satu kecamatan. Rincian yang terdapat dalam

SPDT15-DSRTU adalah sebagai berikut:
i)

Rincian Provinsi : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
provinsi

ii)

Rincian Kabupaten : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten

iii)

Rincian Kecamatan : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kecamatan

iv)

Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut

v)

Kolom (2) : Kode dan Nama Desa/Kelurahan

vi)

Kolom (3) : Nomor Blok Sensus

vii) Kolom (4) : NURT, adalah nomor urut rumah tangga tani yang diurutkan
dalam satu kabupaten
viii) Kolom (5) : Nama Kepala rumah Tangga
ix)

Kolom (6) : Alamat

x)

Kolom (7) : Subsektor sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

xi)

Kolom (8) : Komoditas sampel terpilih SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

xii) Kolom (9): Kode hasil pencacahan, berisi kode hasil pencacahan rumah
tangga yaitu:
1

: rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai
dengan komoditas terpilih sampel dan output yang dihasilkan
merupakan produk standar

2

: rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai
dengan komoditas terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan
bukan merupakan produk standar

3

: rumah tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak
sesuai dengan komoditas terpilih sampel

4

: bukan rumah tangga pertanian

5

: tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan

6

: Menolak

7

: tidak ditemukan

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

19

8

: rumah tangga ditemukan tetapi tidak memenuhi BMU

9

: rumah tangga ditemukan tetapi jumlah anggota rumah tangga (ART)=
1 atau ART>10

3.6.

Pembentukan Sampel Pengganti
Pembentukan sampel pengganti dilakukan untuk menyediakan daftar rumah tangga

usaha pertanian sebagai sampel pengganti dari Daftar SPDT15-DSRTU. Pembentukan
sampel pengganti ini dilakukan dengan paket program bersamaan dengan penarikan sampel
utama dan diuraikan sebagai berikut:
Pemilihan rumah tangga sampel pengganti dilakukan setelah pemilihan rumah tangga
sampel utama dalam satu kabupaten selesai dilakukan. Rumah tangga yang telah terpilih
sebagai sampel utama tidak boleh dijadikan sebagai sampel pengganti. Rumah tangga
sampel pengganti adalah rumah tangga dengan subsektor dan jenis komoditas yang sama
dengan rumah tangga sampel utama. Pemilihan rumah tangga sampel pengganti dilakukan
melalui tahap berikut:
1) Pencarian rumah tangga dilakukan pada desa yang sama dengan rumah tangga
sampel utama
2) Cari rumah tangga yang berusaha dalam subsektor dan komoditas yang sama
dengan sampel utama
3) Jika pada desa/kelurahan yang sama tidak ditemukan rumah tangga dengan
subsektor dan komoditas yang sama dengan sampel utama maka pencarian
dilakukan dalam kecamatan yang sama.
4) Jika dalam kecamatan yang sama tidak ditemukan rumah tangga dengan
subsektor dan komoditas yang sama dengan sampel utama maka pencarian
dilakukan pada kecamatan lain (berbeda kecamatan).

3.7.

Daftar Sampel Rumah Tangga Pengganti SPDT NTP 18
Kabupaten 2015 (SPDT15-DSRTP)
Rincian yang terdapat dalam SPDT15-DSRTP adalah sebagai berikut:
i)

Rincian Provinsi : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
provinsi

20

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

ii)

Rincian Kabupaten : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kabupaten

iii)

Rincian Kecamatan : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama
kecamatan

iv)

Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut

v)

Kolom (2) : Kode dan Nama Desa/Kelurahan

vi)

Kolom (3) : Nomor Blok Sensus

vii) Kolom (4) : NURT, adalah nomor urut rumah tangga tani yang diurutkan
dalam satu kabupaten
viii) Kolom (5) : Nama Kepala Rumah Tangga
ix)

Kolom (6) : Alamat

x)

Kolom (7) : Subsektor sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

xi)

Kolom (8) : Komoditas sampel terpilih SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

xii) Kolom (9): Kode hasil pencacahan, berisi kode hasil pencacahan rumah
tangga yaitu:
1

: rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai
dengan komoditas terpilih sampel dan output yang dihasilkan
merupakan produk standar

2

: rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai
dengan komoditas terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan
bukan merupakan produk standar

3

: rumah tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak
sesuai dengan komoditas terpilih sampel

4

: bukan rumah tangga pertanian

5

: tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan

6

: Menolak

7

: tidak ditemukan

8

: rumah tangga ditemukan tetapi tidak memenuhi BMU

9

: rumah tangga ditemukan tetapi jumlah anggota rumah tangga (ART) =
1 atau ART > 10

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

21

3.8.

Prosedur Penggantian Sampel
Penggantian sampel rumah tangga usaha pertanian dapat dilakukan apabila hasil

pencacahan rumah tangga (isian kolom 9 SPDT15-DSRTU) tersebut berkode 2 sampai 9.
Jika rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai dengan komoditas
terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan bukan merupakan produk standar, rumah
tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak sesuai dengan komoditas terpilih
sampel, rumah tangga tersebut bukan rumah tangga pertanian, rumah tangga tersebut tidak
dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan, menolak, tidak ditemukan, ditemukan
tetapi tidak memenuhi BMU, atau ditemukan tetapi jumlah anggota rumah tangga (ART) =
1 atau ART > 10 maka pencacah harus melaporkan kondisi tersebut kepada pemeriksa.
Selanjutnya pemeriksa melaporkan ke BPS Kabupaten untuk dicarikan sampel pengganti
rumah tangga tersebut. Prosedur penggantian sampel yang dilakukan oleh BPS Kabupaten
adalah mencari rumah tangga pada daftar sampel pengganti SPDT15-DSRTP sesuai
dengan komoditas rumah tangga sampel utama. BPS Kabupaten menginformasikan rumah
tangga sampel pengganti tersebut kepada pemeriksa dan selanjutnya pemeriksa
menginformasikannya kepada pencacah.
Jika rumah tangga pengganti tidak berhasil dicacah karena beberapa alasan, maka
prosedur penggantian sampel sama dengan prosedur sebelumnya. BPS Kabupaten
melakukan pencarian rumah tangga sampel pengganti pada daftar SPDT15-DSRTP.
Contoh: Dari daftar sampel NURT 005 adalah rumah tangga Pak Mahmud sebagai sampel
usaha palawija dengan komoditas jagung dikunjungi oleh pencacah. Namun ternyata Pak
Mahmud tidak mengusahakan jagung melainkan kedelai. Maka carilah sampel pengganti
dari SPDT15-DSRTP dengan komoditas yang sesuai dengan komoditas sampel utama
sebagai sampel pengganti untuk rumah tangga pak Mahmud. Misalkan ditemukan rumah
tangga Pak Toni nomor urut 008 pada daftar SPDT15-DSRTP mengusahakan komoditas
yang sama dengan Pak Mahmud yaitu jagung. Maka rumah tangga Pak Toni menjadi
sampel pengganti dari rumah tangga Pak Mahmud.

3.9.

Cakupan Rumah Tangga
Responden SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 adalah rumah tangga tani. Rumah

tangga tani adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya
berusaha di sektor pertanian.

22

Pedoman Pencacahan Konsumsi
SPDT NTP 18 KABUPATEN

Satu rumah tangga tani hanya bisa menjadi responden pada satu subsektor
pertanian. Bila suatu rumah tangga tani telah menjadi responden pada suatu subsektor,
maka rumah tangga tersebut tidak bisa menjadi responden pada subsektor yang lain.
Rumah tangga dibedakan menjadi dua macam:
1. Rumah tangga biasa
2. Rumah tangga khusus
Dalam kegiatan ini yang dicakup hanya rumah tangga biasa. Rumah tangga biasa
adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan
fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud
makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersamasama menjadi satu.
Petani adalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian baik pertanian
tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, perikanan dan
kehutanan yang bertujuan sebagian atau seluruh hasil produksinya untuk dijual. Namun
yang dicakup dalam survei ini hanya petani yang mengusahakan usaha pertanian Subsektor
Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan dan
Perikanan. Petani yang dimaksud adalah petani penggarap baik sebagai pemilik lahan
pertanian, penyewa maupun bagi hasil. Dengan demikian, orang yang bekerja di
sawah/ladang orang lain dengan menerima upah (buruh tani) bukan petani. Begitu juga
dengan orang yang mengembalakan ternak, tukang memberi makan ternak milik orang lain
dengan menerima upah, bukanlah peternak. Syarat rumah tangga tani yang dapat menjadi
responden survei ini bila:
a. Jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 1 dan kurang dari 11 (1