2015 3400 ped Pedoman Pencacahan Produksi

(1)

BADAN PUSAT STATISTIK

Pedoman Pencacahan Produksi

Survei Penyusunan Diagram Timbang

Nilai Tukar Petani 18 Kabupaten

2015


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Buku Pedoman Pencacahan Produksi Survei Penyusunan Diagram Timbang Nilai Tukar Petani 18 Kabupaten (SPDT NTP) 2015 adalah buku pedoman bagi petugas pencacah dan pengawas. Buku pedoman ini memuat petunjuk dan acuan yang harus dilakukan oleh petugas dalam pelaksanaan lapangan SPDT NTP 18 Kabupaten 2015.

Kegiatan SPDT NTP 18 Kabupaten yang dilaksanakan pada 2015, terdiri dari persiapan, pelaksanaan lapangan, entri data, proses pengolahan, dan tabulasi, sedangkan penyusunan diagram timbang serta penghitungan NTP dilakukan pada 2016.

Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di lapangan, untuk itu diperlukan petugas yang mempunyai kualifikasi yang sangat baik. Oleh karena itu seluruh petugas harus mengerti, memahami dan mengikuti petunjuk yang ada dalam buku pedoman ini. Dengan demikian diharapkan dalam pelaksanaan survei nanti dapat berjalan dengan baik, lancar, dan sesuai dengan rencana dan jadwal yang ditetapkan.

Kepada seluruh petugas SPDT NTP 18 Kabupaten agar bekerja dengan sungguh-sungguh dan cermat supaya pelaksanaan lapangan SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dapat berjalan lancar, sehingga data yang dihasilkan berkualitas.

Terima kasih dan selamat bekerja.

Jakarta, Maret 2015 Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa


(4)

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.

Latar Belakang ... Landasan Hukum... Tujuan... Ruang Lingkup ... Buku Pedoman dan Jenis Dokumen ...

1 1 2 2 2

BAB II ORGANISASI SURVEI ... 7

2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5.

Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei ... Tugas Pengawas/Pemeriksa (PMS)... Tugas Pencacah (PCS) ... Hubungan antara PCS dan PMS... Alur Dokumen ...

7 7 8 8 8

BAB III METODOLOGI ... 11

3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7. 3.8. 3.9. 3.10. Cakupan... Kerangka Sampel ... Desain Sampel ... Alokasi Sampel... Daftar Sampel Rumah Tangga Utama SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 (SPDT15-DSRTU)... Pembentukan Sampel Pengganti ... Daftar Sampel Rumah Tangga Pengganti SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 (SPDT15-DSRTU)... Prosedur Penggantian Sampel ... Cakupan Rumah Tangga ... Tata Cara Berwawancara...

11 12 13 18 19 20 20 22 22 24


(6)

BAB IV PENGISIAN DAFTAR... 25 4.1.

4.2. 4.3. 4.4. 4.5. 4.6.

4.7.

Tata Cara Pengisian Daftar ... Daftar SPDT15-TP (Subsektor Tanaman Pangan)... Daftar SPDT15-TH (Subsektor Tanaman Hortikultura) ... Daftar SPDT15-TPR (Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat). Daftar SPDT15-TRK (Subsektor Peternakan) ...

Daftar SPDT15-IKT (Subsektor Perikanan Kelompok

Perikanan Tangkap)...

Daftar SPDT15-IKB (Subsektor Perikanan Kelompok

Perikanan Budidaya) ... 25 26 45 49 51 68

78


(7)

I.

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia, dimana sekitar 34 persen (Sakernas Agustus 2014) distribusi tenaga kerja diserap oleh sektor tersebut. Hal ini mencerminkan bahwa sektor pertanian sesungguhnya masih menjadi tumpuan bagi penduduk Indonesia dan sekaligus sebagai penyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi. Sehubungan dengan itu, maka di perlukan suatu indikator yang secara akurat dapat mengukur kemampuan daya beli petani sebagai salah satu pelaku utama di sektor pertanian. Ukuran ini di sajikan sebagai bentuk perhatian dan kepedulian pemerintah yang berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan.

Salah satu indikator proxyuntuk mengukur kemampuan daya beli petani di daerah

perdesaan adalah Nilai Tukar Petani (NTP). NTP merupakan perbandingan indeks harga komoditas pertanian yang diproduksi oleh petani terhadap indeks harga barang/jasa yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi. Salah satu bahan dasar dalam penghitungan NTP adalah diagram timbang dan paket komoditas dimana diagram timbang dan paket komoditas didapat dari hasil survei penyusunan diagram timbang.

Pada tahun 2014 Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan Survei Penyusunan Diagram Timbang (SPDT) NTP pada tingkat kabupaten. Survei tersebut mencakup 16 kabupaten terpilih di 16 provinsi. Pada tahun 2015, cakupan SPDT NTP di tingkat kabupaten semakin diperluas dengan penambahan sebanyak 18 kabupaten terpilih yang tersebar di 17 provinsi lainnya.

1.2.

Landasan Hukum

Pelaksanaan Survei Penyusunan Diagram Timbang NTP 18 Kabupaten 2015 dilandasi oleh:

a. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

b. Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.

c. Keputusan Presiden No. 3 Tahun 2002 Jo Keputusan Presiden No. 103 Tahun

2001 tentang Kedudukan, Fungsi, Kewenangan, dan Susunan Organisasi Lembaga Pemerintah Non Departemen.


(8)

1.3.

Tujuan

Tujuan dari survei ini adalah:

a. Memperoleh nilai produksi dan jenis komoditas pertanian yang banyak

dihasilkan petani dan persentasemarketed surplusnya.

b. Memperoleh nilai konsumsi dan biaya produksi serta komoditas yang banyak

di gunakan oleh rumah tangga pertanian, baik untuk keperluan rumah tangga maupun digunakan dalam proses produksi pertanian.

c. Menyusun struktur input untuk setiap komoditas pertanian yang banyak

dihasilkan petani.

d. Sebagai bahan untuk menyusun paket komoditas diagram timbang Nilai Tukar

Petani (NTP).

e. Sebagai dasar untuk menghitung NTP tingkat kabupaten terpilih.

1.4.

Ruang Lingkup

Kegiatan survei dilakukan di 18 kabupaten yang tersebar di 17 provinsi di Indonesia (Daftar nama kabupaten terpilih terlampir pada Blok III Metodologi). Responden adalah rumah tangga pertanian terpilih di 5 (lima) subsektor yang meliputi: rumah tangga pertanian Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan, dan Perikanan (Tangkap dan Budidaya). Materi pencacahan meliputi pendapatan petani dari penjualan hasil produksi, pengeluaran rumah tangga petani untuk keperluan produksi, dan konsumsi rumah tangga.

1.5.

Buku Pedoman dan Jenis Dokumen

a. Buku 1, digunakan sebagai pedoman teknis BPS Provinsi/ Kabupaten/Innas.

b. Buku 2,digunakan sebagai pedoman pencacahan konsumsi rumah tangga.

c. Buku 3,digunakan sebagai pedoman pencacahan produksi.

d. Buku 4,digunakan sebagai pedoman pengawasan/pemeriksaan.

e. Buku 5, digunakan sebagai pedoman pengolahan.


(9)

g. Daftar SPDT15-TP, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Pangan.

h. Daftar SPDT15-TH, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Hortikultura.

i. Daftar SPDT15-TPR, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat.

j. Daftar SPDT15-TRK, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Peternakan.

k. Daftar SPDT15-IKT, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Perikanan Tangkap.

l. Daftar SPDT15-IKB, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan data produksi, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi pada Subsektor Perikanan Budidaya.

m. Daftar SPDT15-K, daftar ini digunakan untuk mengumpulkan keterangan rumah tangga dan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang berasal dari pembelian, tidak termasuk pemberian dari pihak lain maupun produksi sendiri. n. Daftar SPDT15-LKK, daftar ini digunakan untuk membantu atau sebagai

lembar kerja pengumpulan data pengeluaran konsumsi rumah tangga selama seminggu yang lalu.

o. Daftar SPDT15-LKP, daftar ini digunakan sebagai lembar kerja untuk membantu pengumpulan data produksi yang dihasilkan petani dijual, dikonsumsi sendiri, yang diberikan kepada pihak lain, dan rata-rata harganya selama setahun yang lalu.


(10)

p. SPDT15-DSRTU, daftar ini memuat nama kepala rumah tangga yang menjadi

sampel utamadalam SPDT NTP 18 Kabupaten 2015.

q. SPDT15-DSRTP, daftar ini memuat nama kepala rumah tangga yang menjadi

sampel penggantidalam SPDT NTP 18 Kabupaten 2015.

Satu rumah tangga sampel dicacah dengan satu daftar SPDT15-K dan salah satu daftar SPDT15 yang sesuai dengan kegiatan subsektor yang diusahakan.


(11)

Tabel 1. Jadwal Kegiatan SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

Kegiatan Pusat Daerah

A. Persiapan

1. Pembahasan Persiapan Survei Jan–Feb 2015

2. Penggandaan Kuesioner dan

Pedoman Pencacahan

Feb 2015 Mg III

3. Pengiriman Dokumen ke Daerah Mar 2015 Mg II

4. Pelatihan Instruktur Nasional Mar 2015 Mg II

(12–13 Mar 2015)

5. Pelatihan Petugas Pencacah dan Pengawas

Mar 2015 Mg III–

IV

B. Pelaksanaan Lapangan

1. Pencacahan SPDT NTP Apr 2015

2. Pengawasan/Pemeriksaan Dokumen Apr 2015

3. Entri Data Mei - Jun 2015

4. Pengiriman Data (softcopy) ke BPS Jul 2015 Mg I

C. Pengolahan di Pusat Jul–Okt 2015

D.

E.

Cross checktabel

Pengolahan Diagram Timbang

Nov–Des 2015

Jan - Mei 2016

F. Tabulasi Diagram Timbang Jun–Jul 2016


(12)

(13)

II. ORGANISASI SURVEI

2.1

Penanggung Jawab Pelaksanaan Survei

Penanggung jawab Pusat : Direktur Statistik Harga

Penanggung jawab Teknis Pusat

: Kepala Subdirektorat Statistik Harga

Perdesaan

Penanggung jawab Daerah : Kepala BPS Provinsi dan Kepala BPS

Kabupaten terpilih Penanggung jawab Teknis

Daerah

: Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS

Provinsi dan Kepala Seksi Statistik

Distribusi BPS Kabupaten

Pengawas/Pemeriksa (PMS) : Staf BPS Kabupaten yang ditunjuk

Pencacah (PCS) : Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)/

Staf BPS Kabupaten dan/atau Mitra yang ditunjuk

Editor : Kepala Seksi IPDS atau Staf BPS

Kabupaten yang ditunjuk

Petugas entri : Kepala Seksi IPDS atau Staf BPS

Kabupaten yang ditunjuk

2.2

Tugas Pemeriksa (PMS)

a. Mengikuti pelatihan petugas survei.

b. Mengatur pendistribusian dokumen dan perlengkapan pencacah (PCS) yang

menjadi tanggung jawabnya.

c. Mengawasi jalannya pelaksanaan pencacahan agar sesuai dengan prosedur

yang ditetapkan.

d. Mengatasi masalah teknis yang dihadapi oleh petugas pencacah.

e. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan semua dokumen serta hasil

pencacahan yang dilakukan PCS.

f. Mengisi kode jenis komoditas.

g. Menyerahkan semua dokumen yang telah diperiksa kepada BPS Kabupaten.


(14)

2.3

Tugas Pencacah (PCS)

a. Mengikuti pelatihan petugas survei.

b. Melakukan pencacahan dengan menggunakan daftar SPDT NTP 18 Kabupaten

2015 ke rumah tangga sampel.

c. Mencatat seluruh permasalahan dan informasi penting dalam blok catatan.

d. Memeriksa kelengkapan isian hasil pencacahan.

e. Menyerahkan Daftar SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 yang telah diisi kepada

PMS secara bertahap tanpa menunggu selesainya seluruh beban tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

f. Memperbaiki isian daftar pertanyaan yang dinyatakan salah oleh PMS.

g. Mematuhi jadwal waktu yang telah ditetapkan.

2.4

Hubungan Antara PCS dan PMS

a. PMS harus membantu, memeriksa dan memberikan bimbingan kepada

pencacah/PCS.

b. PCS dan PMS bersama-sama mendiskusikan dan memutuskan kesulitan yang

dijumpai selama melaksanakan pencacahan. Apabila tidak dapat memecahkan permasalahan, harus segera melaporkan kepada Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kabupaten.

2.5

Alur Dokumen

a. PCS menyerahkan dokumen hasil pencacahan kepada PMS

b. PMS meneliti kelengkapan isiannya. Jika belum lengkap atau ada isian yang

meragukan, dokumen tersebut dikembalikan ke PCS untuk dilengkapi dan diperbaiki.

c. Seluruh dokumen yang sudah bersih dari kesalahan selanjutnya dientri di BPS

Kabupaten.

d. Sebelum proses entri dokumen dilakukan editing coding terlebih dahulu oleh

petugas.

e. Setelah proses data entri selesai, seluruh hasilnya segera dikirimkan via email


(15)

ALUR DOKUMEN DARI BPS RI KE PETUGAS PETUGAS/KSK Buku 2 Buku 3 Buku 4 SPDT15-K SPDT15-TP SPDT15-TPR SPDT15-TRK SPDT15-IKT SPDT15-IKB SPDT15-LKK SPDT15-LKP SPDT15-TH SPDT15-DSRTU SPDT15-DSRTP BPS KAB Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5 Buku 6 BPS PROV Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5 Buku 6 BPS RI Buku 1 Buku 2 Buku 3 Buku 4 Buku 5 Buku 6 SPDT15-K SPDT15-TP SPDT15-TPR SPDT15-TRK SPDT15-IKT SPDT15-IKB SPDT15-LKK SPDT15-LKP SPDT15-TH SPDT15-DSRTU SPDT15-DSRTP SPDT15-K SPDT15-TP SPDT15-TPR SPDT15-TRK SPDT15-IKT SPDT15-IKB SPDT15-LKK SPDT15-LKP SPDT15-TH SPDT15-DSRTU SPDT15-DSRTP SPDT15-K SPDT15-TP SPDT15-TPR SPDT15-TRK SPDT15-IKT SPDT15-IKB SPDT15-LKK SPDT15-LKP SPDT15-TH SPDT15-DSRTU SPDT15-DSRTP

ALUR DOKUMEN DARI PETUGAS KE BPS RI

SPDT15-K SPDT15-TP SPDT15-TPR SPDT15-TRK SPDT15-IKT SPDT15-IKB SPDT15-LKK SPDT15-LKP SPDT15-TH SPDT15-DSRTU SPDT15-DSRTP BPS RI HARGA PRODUSEN DATABASE HASIL OLAH BPS RI S I S

DATABASE BPS PROV DATABASE PETUGAS/KSK BPS KAB SPDT15-K SPDT15-TP SPDT15-TPR SPDT15-TRK SPDT15-IKT SPDT15-IKB SPDT15-LKK SPDT15-LKP SPDT15-TH SPDT15-DSRTU SPDT15-DSRTP


(16)

(17)

III. METODOLOGI

3.1.

Cakupan

SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dilaksanakan di 17 provinsi. Secara lengkap cakupan wilayah tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Cakupan wilayah SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

No Provinsi Kabupaten

1 Aceh 1103 Aceh Selatan

2 Sumatera Barat 1306 Padang Pariaman

1308 Lima Puluh Kota

3 Riau 1406 Kampar

4 Jambi 1501 Kerinci

5 Sumatera Selatan 1610 Ogan Ilir

6 Bengkulu 1702 Rejang Lebong

7 Kepulauan Bangka Belitung 1901 Bangka

8 Kepulauan Riau 2102 Bintan

9 Kalimantan Tengah 6203 Kapuas

10 Kalimantan Timur 6403 Kutai Kartanegara

11 Kalimantan Utara 6502 Bulungan

12 Sulawesi Utara 7102 Minahasa

13 Sulawesi Tengah 7202 Banggai

14 Sulawesi Tenggara 7405 Konawe Selatan

15 Sulawesi Barat 7602 Polewali Mandar

16 Maluku 8103 Maluku Tengah

17 Papua 9403 Jayapura

SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 mencakup semua subsektor dalam sektor pertanian kecuali subsektor kehutanan, sehingga bisa dinyatakan bahwa subsektor yang menjadi cakupan SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 adalah:

 Subsektor Tanaman Pangan

 Subsektor Tanaman Hortikultura

 Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat

 Subsektor Peternakan

 Subsektor Perikanan Tangkap


(18)

Terkait dengan tujuan survei tersebut, maka selain mendefinisikan cakupan subsektor maka perlu mendefinisikan komoditas yang akan dicakup dalam survei. Komoditas yang dicakup adalah sebagai berikut:

Subsektor Tanaman Pangan: padi, jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu/ketela pohon, dan ubi jalar/ketela rambat, talas, jagung manis.

Subsektor Tanaman Hortikultura: buah naga, cempedak, duku, durian, jambu air, jambu biji, jeruk, kedondong, langsat, mangga, manggis, matoa buah, nenas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, mentimun suri, semangka, petai, bawang daun, bawang merah, bawang prei, bayam, brokoli, buncis, cabai hijau, cabai merah, cabai rawit, kacang merah, kacang kapri, kacang panjang, kangkung, kembang kol, kentang, kubis, labu siam, lobak, ketimun, oyong/gambas, paria/pare, petsai/sawi putih, sawi hijau, seledri, selada, terong, tomat, wortel, jahe, kemangi, dan kunyit.

Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat: cengkeh, gambir, jambu mete, kakao, karet, kelapa sawit, kelapa, kemiri, kopi, lada, pala, pinang/jambe, nilam, tebu, dan tembakau.

Subsektor Peternakan: kerbau, kuda, sapi potong, babi, kambing, ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik, dan burung puyuh.

Subsektor Perikanan Kelompok Perikanan tangkap:

Khusus penangkapan laut maupun penangkapan perairan umum tidak diperlukan informasi mengenai komoditas. Informasi yang dibutuhkan adalah jenis kapal/perahu yang digunakan. Jenis kapal/perahu yang digunakan antara lain: kapal motor, perahu motor tempel, perahu tanpa motor, dan tanpa perahu.

Subsektor Perikanan Kelompok Perikanan Budidaya: budidaya laut:kerapu dan rumput laut.

budidaya air payau: bandeng, dan udang

budidaya air tawar: baung putih, bawal air tawar, gurame, jelawat, lele, mas, mujair, nila, dan patin

3.2.

Kerangka Sampel


(19)

i) Kerangka sampel rumah tangga yang digunakan dalam SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 adalah daftar rumah tangga usaha pertanian hasil pencacahan lengkap ST2013 pada blok sensus perdesaan.

ii) Rumah tanggaeligibleSPDT NTP 18 Kabupaten 2015 adalah rumah tangga:

- yang mempunyai 2-10 anggota rumah tangga (jumlah isian pada R107 pada

daftar ST2013-L adalah 2-10)

- sumber penghasilan utama rumah tangga adalah dari sektor pertanian

(R218=1)

- khusus untuk tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman perkebunan,

rumah tangga eligibledibatasi dengan kriteria batas minimal usaha (BMU).

Kriteria penentuan BMU dilihat dari isian pada R214 pada daftar ST2013-L, dan selanjutnya disesuaikan dengan subsektor masing-masing serta memanfaatkan rincian sebagai berikut:

No Subsektor Komoditas Dasar BMU

1 Tanaman pangan Padi sawah/lading BIII R301 kol (5)

2 Tanaman Palawija Palawija BIII R303 kol (5)

3 Hortikultura Hortikultura tahunan BIV R401 kol (5)

Hortikultura semusim BIV R401 kol (4)

4 Perkebunan Perkebunan tahunan BV R501 kol (5)

Perkebunan semusim BV R501 kol (6)

5 Peternakan ayam ras pedaging BVI R 602f kol (3)

Lainnya

-6 Budidaya ikan Budidaya ikan

-7 Penangkapan ikan Penangkapan ikan

-Secara lengkap kriteria BMU untuk masing-masing komoditas terdapat di

lampiran 1

- selain BMU, khusus untuk subsektor palawija, hortikultura, perkebunan, dan

peternakan,jumlah komoditasyang diusahakan yang memenuhi BMU juga

menjadi pertimbangan dalam penarikan sampel rumah tangga pertanian tersebut.

3.3.

Desain sampel

SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dirancang dengan metode two stage stratified


(20)

 Pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan kabupaten terpilih yaitu kabupaten potensi pertanian.

 Tahap selanjutnya memilih rumah tangga usaha tani di kabupaten terpilih

dengansistematic sampling.

Stratifikasi rumah tangga

Stratifikasi rumah tangga dilakukan pada masing-masing subsektor. Rumah tangga pada BS cakupan di bagi menjadi beberapa strata sesuai dengan subsektor masing-masing. Strata tersebut adalah sebagai berikut:

1. Subsektor Tanaman Pangan

a. Padi

- strata 1: apabila jumlah luas tanam padi yang diusahakan oleh rumah

tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan nilai rata-rata

luas luas tanam padi yang diusahakan per jenis komoditas padi dalam kabupaten tertentu

- strata 2: apabila jumlah luas tanam padi yang diusahakan oleh rumah

tangga pertanian tersebut lebih dari nilai rata-rata luas luas tanam padi

yang diusahakan per jenis komoditas padi dalam kabupaten tertentu b. Palawija

- strata 1: apabila jumlah luas tanam komoditas palawija yang diusahakan

oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan

nilai rata-rata luas luas tanam komoditas palawija yang diusahakan per jenis komoditas palawija dalam kabupaten tertentu

- strata 2: apabila jumlah luas tanam komoditas palawija yang diusahakan

oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari nilai rata-rata luas luas

tanam komoditas palawija yang diusahakan per jenis komoditas palawija dalam kabupaten tertentu

2. Subsektor Tanaman Hortikultura

- strata 1:

1) untuk tanaman hortikultura tahunan: apabila jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman yang


(21)

berproduksi dari tanaman yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu

2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga

pertanian tersebut kurang dari atau sama dengan rata-rata jumlah

pohon/rumpun/luas tanam yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu

- strata 2:

1) untuk tanaman hortikultura tahunan: apabila jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman yang

diusahakan oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata

jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang sudah berproduksi dari tanaman yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu

2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah pohon/rumpun/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga

pertanian tersebutlebih darirata-rata jumlah pohon/rumpun/luas tanam

yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu

3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat

- strata 1:

1) untuk tanaman perkebunan tahunan: apabila jumlah pohon/lajar/rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang

diusahakan oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau

sama dengan rata-rata jumlah pohon/lajar/rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu

2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah luas tanaman/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga

pertanian tersebutkurang dari atau sama denganrata-rata jumlah luas

tanaman/luas tanam yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu

- strata 2:

1) untuk tanaman perkebunan tahunan: apabila jumlah pohon/lajar/rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang


(22)

diusahakan oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata jumlah pohon/lajar/rumpun yang sudah berproduksi dari tanaman yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu

2) untuk tanaman hortikultura semusim: apabila jumlah luas tanaman/luas tanam yang diusahakan/dikelola oleh rumah tangga

pertanian tersebut lebih dari rata-rata jumlah luas tanaman/luas tanam

yang diusahakan/dikelola per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu

4. Subsektor Peternakan

- strata 1: apabila jumlah ternak yang dipelihara/dikuasai pada 1 Mei 2013

untuk usaha peternakan (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/

pemacekan) oleh rumah tangga pertanian tersebut kurang dari atau sama

dengan rata-rata jumlah ternak (ekor) yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu

- strata 2: apabila jumlah ternak yang dipelihara/dikuasai pada 1 Mei 2013

untuk usaha peternakan (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/

pemacekan) oleh rumah tangga pertanian tersebut lebih dari rata-rata

jumlah ternak (ekor) yang diusahakan per jenis komoditas dalam kabupaten tertentu

5. Subsektor Perikanan

a. Perikanan Budidaya

- strata 1: apabila luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari seluruh

wadah yang digunakan) dari rumah tangga pertanian tersebut kurang

dari atau sama dengan nilai rata-rata luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari seluruh wadah yang digunakan) per jenis budidaya dalam kabupaten tertentu

- strata 2: apabila luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari seluruh

wadah yang digunakan) dari rumah tangga pertanian tersebut lebih dari

nilai rata-rata luas baku budidaya pada saat pencacahan (dari seluruh wadah yang digunakan) per jenis budidaya dalam kabupaten tertentu b. Perikanan Tangkap

Sebelum dilakukan stratifikasi pada rumah tangga perikanan tangkap, maka perlu dilakukan pengelompokan rumah tangga berdasarkan usaha perikanan


(23)

termasuk dalam usaha perikanan ditentukan berdasarkan kegiatan utama di subsektor perikanan tersebut, yaitu apakah penangkapan ikan di laut ataukah di perairan umum (Rincian 705 Daftar ST2013-L). Tahapan berikutnya adalah menentukan jenis kapal/perahu utama yang digunakan oleh rumah tangga perikanan tersebut. Penentuan jenis kapal/perahu didasarkan pada R704a kolom (5) atau R704b kolom (5) Daftar ST2013-L. Apabila rumah tangga tersebut menggunakan lebih dari satu jenis kapal/perahu maka pilih kode terkecil (R704a kolom (5) atau R704b kolom (5) Daftar ST2013-L). Setelah dilakukan penentuan jenis perahu/kapal, maka tahapan berikutnya adalah melakukan stratifikasi rumah tangga perikanan tangkap berdasarkan jenis kapal/perahu yang digunakan tersebut. Strata tersebut antara lain:

- Strata 1: Penangkapan ikan di laut dengan kapal motor

- Strata 2: Penangkapan ikan di laut dengan perahu motor tempel

- Strata 3: Penangkapan ikan di laut dengan perahu tanpa motor

- Strata 4: Penangkapan ikan di perairan umum dengan kapal motor

- Strata 5: Penangkapan ikan di perairan umum dengan perahu motor

tempel

- Strata 6: Penangkapan ikan di perairan umum dengan perahu tanpa motor

- Strata 7: Penangkapan ikan di perairan umum tanpa perahu

Selain stratifikasi di atas, khusus subsektor tanaman pangan kelompok palawija, subsektor tanaman hortikultura, subsektor tanaman perkebunan rakyat, dan subsektor peternakan dilakukan stratifikasi yang kedua berdasarkan jumlah komoditas yang diusahakan oleh rumah tangga menurut subsektor. Stratifikasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Subsektor tanaman pangan kelompok palawija

Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-2 komoditas Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 3-4 komoditas Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 4 komoditas

2. Subsektor tanaman hortikultura

Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-3 komoditas Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 4-7 komoditas Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 7 komoditas


(24)

3. Subsektor tanaman perkebunan rakyat

Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-3 komoditas Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 4-7 komoditas Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 7 komoditas

4. Subsektor peternakan

Strata 1: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 1-2 komoditas Strata 2: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak 3-4 komoditas Strata 3: jika jumlah komoditas yang diusahakan sebanyak > 4 komoditas

Tahapan pengambilan sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

3.4.

Alokasi sampel

Jumlah sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 dirancang untuk estimasi tingkat kabupaten. Alokasi sampel untuk tiap kabupaten sekitar 600 rumah tangga usaha tani.

Total sampel dialokasikan secara compromise allocationuntuk masing-masing komoditas.

Formula alokasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

dengan

=compromise allocation

=equal allocation


(25)

3.5.

Daftar Sampel Rumah Tangga Utama SPDT NTP 18 Kabupaten

2015 (SPDT15-DSRTU)

SPDT15-DSRTU dibuat dalam satu kecamatan. Rincian yang terdapat dalam SPDT15-DSRTU adalah sebagai berikut:

i) Rincian Provinsi : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama

provinsi

ii) Rincian Kabupaten : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama

kabupaten

iii) Rincian Kecamatan : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama

kecamatan

iv) Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut

v) Kolom (2) : Kode dan Nama Desa/Kelurahan

vi) Kolom (3) : Nomor Blok Sensus

vii) Kolom (4) : NURT, adalah nomor urut rumah tangga tani yang diurutkan

dalam satu kabupaten

viii) Kolom (5) : Nama Kepala rumah Tangga

ix) Kolom (6) : Alamat

x) Kolom (7) : Subsektor sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

xi) Kolom (8) : Komoditas sampel terpilih SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

xii) Kolom (9): Kode hasil pencacahan, berisi kode hasil pencacahan rumah

tangga yaitu:

1 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai

dengan komoditas terpilih sampel dan output yang dihasilkan

merupakanproduk standar

2 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai

dengan komoditas terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan

bukanmerupakan produk standar

3 : rumah tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak

sesuai dengan komoditas terpilih sampel

4 : bukan rumah tangga pertanian

5 : tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan

6 : menolak


(26)

8 : rumah tangga ditemukan tetapi tidak memenuhi BMU

9 : rumah tangga ditemukan tetapi jumlah anggota rumah tangga (ART)=

1 atau ART>10

3.6.

Pembentukan Sampel Pengganti

Pembentukan sampel pengganti dilakukan untuk menyediakan daftar rumah tangga usaha pertanian sebagai sampel pengganti dari Daftar SPDT15-DSRTU. Pembentukan sampel pengganti ini dilakukan dengan paket program bersamaan dengan penarikan sampel utama dan diuraikan sebagai berikut:

Pemilihan rumah tangga sampel pengganti dilakukan setelah pemilihan rumah tangga sampel utama dalam satu kabupaten selesai dilakukan. Rumah tangga yang telah terpilih sebagai sampel utama tidak boleh dijadikan sebagai sampel pengganti. Rumah tangga sampel pengganti adalah rumah tangga dengan subsektor dan jenis komoditas yang sama dengan rumah tangga sampel utama. Pemilihan rumah tangga sampel pengganti dilakukan melalui tahap berikut:

1) Pencarian rumah tangga dilakukan pada desa yang sama dengan rumah tangga sampel utama

2) Cari rumah tangga yang berusaha dalam subsektor dan komoditas yang sama dengan sampel utama

3) Jika pada desa/kelurahan yang sama tidak ditemukan rumah tangga dengan subsektor dan komoditas yang sama dengan sampel utama maka pencarian dilakukan dalam kecamatan yang sama.

4) Jika dalam kecamatan yang sama tidak ditemukan rumah tangga dengan subsektor dan komoditas yang sama dengan sampel utama maka pencarian dilakukan pada kecamatan lain (berbeda kecamatan).

3.7.

Daftar Sampel Rumah Tangga Pengganti SPDT NTP 18

Kabupaten 2015 (SPDT15-DSRTP)

Rincian yang terdapat dalam SPDT15-DSRTP adalah sebagai berikut:

i) Rincian Provinsi : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama


(27)

ii) Rincian Kabupaten : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama kabupaten

iii) Rincian Kecamatan : yang tercantum dalam rincian ini adalah kode dan nama

kecamatan

iv) Kolom (1) : No, yang tercantum pada kolom ini adalah nomor urut

v) Kolom (2) : Kode dan Nama Desa/Kelurahan

vi) Kolom (3) : Nomor Blok Sensus

vii) Kolom (4) : NURT, adalah nomor urut rumah tangga tani yang diurutkan

dalam satu kabupaten

viii) Kolom (5) : Nama Kepala Rumah Tangga

ix) Kolom (6) : Alamat

x) Kolom (7) : Subsektor sampel SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

xi) Kolom (8) : Komoditas sampel terpilih SPDT NTP 18 Kabupaten 2015

xii) Kolom (9): Kode hasil pencacahan, berisi kode hasil pencacahan rumah

tangga yaitu:

1 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai

dengan komoditas terpilih sampel dan output yang dihasilkan

merupakanproduk standar

2 : rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai

dengan komoditas terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan

bukanmerupakan produk standar

3 : rumah tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak

sesuai dengan komoditas terpilih sampel

4 : bukan rumah tangga pertanian

5 : tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan

6 : menolak

7 : tidak ditemukan

8 : rumah tangga ditemukan tetapi tidak memenuhi BMU

9 : rumah tangga ditemukan tetapi jumlah anggota rumah tangga (ART) =


(28)

3.8.

Prosedur Penggantian Sampel

Penggantian sampel rumah tangga usaha pertanian dapat dilakukan apabila hasil pencacahan rumah tangga (isian kolom 9 SPDT15-DSRTU) tersebut berkode 2 sampai 9. Jika rumah tangga ditemukan dan komoditas yang diusahakan sesuai dengan komoditas

terpilih sampel tetapi output yang dihasilkan bukan merupakan produk standar, rumah

tangga ditemukan tetapi komoditas yang diusahakan tidak sesuai dengan komoditas terpilih sampel, rumah tangga tersebut bukan rumah tangga pertanian, rumah tangga tersebut tidak dapat diwawancarai sampai batas waktu pencacahan, menolak, tidak ditemukan, ditemukan tetapi tidak memenuhi BMU, atau ditemukan tetapi jumlah anggota rumah tangga (ART) = 1 atau ART > 10 maka pencacah harus melaporkan kondisi tersebut kepada pemeriksa. Selanjutnya pemeriksa melaporkan ke BPS Kabupaten untuk dicarikan sampel pengganti rumah tangga tersebut. Prosedur penggantian sampel yang dilakukan oleh BPS Kabupaten

adalah mencari rumah tangga pada daftar sampel pengganti SPDT15-DSRTP sesuai

dengankomoditasrumah tangga sampel utama. BPS Kabupaten menginformasikan rumah

tangga sampel pengganti tersebut kepada pemeriksa dan selanjutnya pemeriksa menginformasikannya kepada pencacah.

Jika rumah tangga pengganti tidak berhasil dicacah karena beberapa alasan, maka prosedur penggantian sampel sama dengan prosedur sebelumnya. BPS Kabupaten melakukan pencarian rumah tangga sampel pengganti pada daftar SPDT15-DSRTP.

Contoh: Dari daftar sampel NURT 005 adalah rumah tangga Pak Mahmud sebagai sampel usaha palawija dengan komoditas jagung dikunjungi oleh pencacah. Namun ternyata Pak Mahmud tidak mengusahakan jagung melainkan kedelai. Maka carilah sampel pengganti dari SPDT15-DSRTP dengan komoditas yang sesuai dengan komoditas sampel utama sebagai sampel pengganti untuk rumah tangga pak Mahmud. Misalkan ditemukan rumah tangga Pak Toni nomor urut 008 pada daftar SPDT15-DSRTP mengusahakan komoditas yang sama dengan Pak Mahmud yaitu jagung. Maka rumah tangga Pak Toni menjadi sampel pengganti dari rumah tangga Pak Mahmud.

3.9.

Cakupan Rumah Tangga

Responden SPDT NTP 18 Kabupaten 2015 adalah rumah tangga tani. Rumah

tangga tani adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya berusaha di sektor pertanian.


(29)

Satu rumah tangga tani hanya bisa menjadi responden pada satu subsektor pertanian. Bila suatu rumah tangga tani telah menjadi responden pada suatu subsektor, maka rumah tangga tersebut tidak bisa menjadi responden pada subsektor yang lain.

Rumah tanggadibedakan menjadi dua macam: 1. Rumah tangga biasa

2. Rumah tangga khusus

Dalam kegiatan ini yang dicakup hanya rumah tangga biasa.Rumah tangga biasa

adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan

fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud

makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama menjadi satu.

Petaniadalah orang yang mengusahakan/mengelola usaha pertanian baik pertanian tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan yang bertujuan sebagian atau seluruh hasil produksinya untuk dijual. Namun yang dicakup dalam survei ini hanya petani yang mengusahakan usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura, Tanaman Perkebunan Rakyat, Peternakan dan Perikanan. Petani yang dimaksud adalah petani penggarap baik sebagai pemilik lahan pertanian, penyewa maupun bagi hasil. Dengan demikian, orang yang bekerja di sawah/ladang orang lain dengan menerima upah (buruh tani) bukan petani. Begitu juga dengan orang yang mengembalakan ternak, tukang memberi makan ternak milik orang lain dengan menerima upah, bukanlah peternak. Syarat rumah tangga tani yang dapat menjadi responden survei ini bila:

1. Jumlah anggota rumah tangganya lebih dari 1 dan kurang dari 11 (1<jumlah ART<11).

2. Salah satu anggota rumah tangga mengusahakan komoditas utama pertanian terpilih.

3. Persentase rata-rata penghasilan rumah tangga selama setahun yang lalu dari sektor pertanian harus lebih dari 50 persen terhadap total penghasilan rumah tangga.

4. Komoditas jenis usaha sektor pertanian harus memenuhi syarat Batas Minimal Usaha (BMU).

5. Komoditas yang diusahakan sudah menghasilkan dan dijual selama referensi waktu survei. Referensi waktu survei ini adalah selama setahun yang lalu.


(30)

6. Hasil produksi komoditas jenis usaha subsektor pertanian minimal 11 persen dari produksi normal.

7. Rumah tangga berdomisili di wilayah sampel minimal 1 tahun. 8. Usaha sektor pertanian tidak berbadan hukum.

3.10. Tata Cara Berwawancara

a. Pada saat berkunjung hendaknya berpakaian yang wajar dan sopan.

b. Sebelum memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, mintalah ijin dahulu dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara lain yang biasa berlaku.

c. Awali wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangan pencacah. Bila perlu tunjukkan surat tugas dan tanda pengenal petugas.

d. Pada saat melakukan pencacahan, banyak ditemui berbagai macam sikap dan tingkah laku responden, gunakan kecakapan, kesabaran, keramahan selama berwawancara.

e. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang dari pelaksanaan survei, kembalikan pembicaraan secara bijaksana ke arah daftar isian.

f. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang diberikan dan jangan kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam menghadapi suasana yang tidak diinginkan.

g. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden dan jawablah pertanyaan responden dengan tepat dan jelas.

h. Setelah selesai melakukan pencacahan, jangan lupa mengucapkan terima kasih dan memberitahukan tentang kemungkinan kunjungan ulang bila masih ada keterangan yang diperlukan.

i. Lakukan kunjungan ulang jika diperlukan. Hal ini mungkin terjadi jika pada kunjungan pertama keterangan yang diperlukan tidak berhasil diperoleh.


(31)

IV.

PENGISIAN DAFTAR

4.1

.

Tata Cara Pengisian Daftar

a. Daftar isian harus diisi dengan menggunakan pensil hitam. b. Daftar isian harus diisi dengan huruf cetak/balok.

c. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan harus diperbaiki dengan menggunakan penghapus pensil, tidak diperbolehkan memperbaikinya dengan cara mencoret. d. Daftar isian harus diisi dengan kaidah rata kanan.

e. Isikan kotak yang tersedia sesuai dengan kodenya.

f. Kualitas terbuka dalam kuesioner harus selalu diisi untuk memudahkan dalam pengisian nilai komoditas/jasa yang akurat dan rasional.

g. Jika ada komoditas/jasa atau kualitas yang dicacah tidak tertampung dalam kuesioner, maka coret komoditas/jasa atau kualitas pada Subblok yang sama yang tidak ada isiannya untuk diganti menjadi komoditas/jasa atau kualitas yang tercacah.

h. Komoditas yang dicacah harus menggunakan satuan yang standar, jika ada komoditas/jasa yang masih menggunakan satuan lokal atau setempat, maka petugas harus mengkonversikannya ke dalam satuan standar.

i. Mencatat hal-hal yang tidak bisa ditampung atau tidak dapat dimasukkan ke blok lainnya dalam blok catatan.

Usaha di sektor pertanian yang dicakup dalam survei ini meliputi: a. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan

b. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Hortikultura

c. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat d. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Peternakan

e. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Perikanan Kelompok Perikanan Tangkap

f. Kegiatan usaha pertanian Subsektor Perikanan Kelompok


(32)

Harus diingat:

1. Satu rumah tangga tani hanya bisa menjadi responden pada satu subsektor pertanian.

2. Sebelum melakukan wawancara, yakinkan dulu:

a. Jumlah anggota rumah tangga harus lebih dari 1 dan kurang dari 11 (1<jumlah ART<11).

b. Salah satu anggota rumah tangga mengusahakan komoditas utama pertanian terpilih.

c. Penghasilan rata-rata per bulan rumah tangga dari sektor pertanian harus lebih dari 50 persen dari total penghasilan rumah tangga.

d. Komoditas jenis usaha sektor pertanian harus memenuhi syarat Batas Minimal Usaha (BMU).

e. Komoditas yang diusahakan sudah menghasilkan dan dijual selama referensi waktu survei.

f. Hasil produksi komoditas jenis usaha subsektor pertanian minimal 11 persen

dari produksi normal.

g. Rumah tangga berdomisili di wilayah sampel minimal 1 tahun h. Usaha sektor pertanian tidak berbadan hukum

4.2. Daftar SPDT15-TP (Subsektor Tanaman Pangan)

Rumah tangga tani dicacah dengan daftar SPDT15-TP apabila rumah tangga

tersebut mengusahakan jenis-jenis komoditas tanaman pangan yang waktu panen dan

jualnya berada pada referensi waktu survei, meskipun waktu penanaman di luar referensi waktu survei. Daftar ini terdiri dari 5 blok, yaitu:

1. Blok I, digunakan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dan jelas mengenai

lokasi/tempat pencacahan.

2. Blok II, digunakan untuk mencatat keterangan petugas pencacah dan pemeriksa. 3. Blok III, digunakan untuk mencatat jenis komoditas, luas tanam dan luas panen yang

diusahakan serta hasilnya selama setahun yang lalu.

4. Blok IV, digunakan untuk mencatat pengeluaran/ongkos produksi selama setahun yang lalu.


(33)

Cara pengisian daftar SPDT15-TP: 1. Blok I: Pengenalan Tempat

Rincian (1) sampai rincian (7) disalin dari daftar SPDT15-K Blok I rincian (1) sampai rincian (7). Sedangkan rincian (8) disalin dari daftar SPDT15-K rincian (9.a).

2. Blok II: Keterangan Pencacahan

Isian Blok II diisi sesuai dengan isian daftar SPDT15-K.

3. Blok III: Jenis Komoditas, Luas Tanam Dan Luas Panen Yang Diusahakan Serta Hasilnya Selama Setahun Yang Lalu

Tujuan blok ini adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai sumber pendapatan rumah tangga pertanian yang mencakup jenis komoditas, luas tanam dan luas panen yang diusahakan dan produksi selama setahun yang lalu dari masing-masing jenis komoditas yang diusahakan pada daftar SPDT15-K Blok III.C.

Tuliskan jenis komoditas pada Blok III berdasarkan jenis komoditas yang ada di daftar SPDT15-K blok III.C.

Misalnya :

Pada tanggal 1 April 2015 Pak Abrar Susanto didatangi petugas pencacah SPDT15 karena mempunyai usaha pertanian Subsektor Tanaman Pangan yaitu tanaman padi jenis IR-64.

Isian Blok III yang sebanyak 1 komoditas, yaitu :

Komoditas 1: JENIS KOMODITAS :Gabah kering (1dari1)

(... dari ....) menunjukkan urutan komoditas dari banyaknya komoditas yang diusahakan dalam satu subsektor pertanian.

Kode komoditas gabah adalah 2101001, tuliskan kode komoditas didalam kotak di pojok kiri atas (kode komoditas diisi oleh pengawas).

Frekuensi Panen adalah berapa kali terjadi panen selama setahun yang lalu. Pada tanaman semusim yang panennya bertahap untuk satu kali tanam tetap dihitung satu kali panen sampai tanaman dibongkar habis (misalnya tomat, cabai, dan lain-lain).

Penulisan jenis komoditas harus selengkap-lengkapnya, misalnya: Gabah

varians IR-64, Ketela Pohon, Jagung Ontongan, Kacang Tanah, Ketela Rambat, dan sebagainya.


(34)

Untuk komoditas yang sama dan ditanam di lahan yang berbeda-beda (lebih dari 1 lahan), jika waktu tanamnya dalam waktu dekat dibeberapa lahan tersebut dan masih dalam masa menanam (belum ada lahan yang menunggu panen atau telah panen), maka dianggap 1 kali frekuensi panen, dan luas tanamnya dijumlahkan. Tetapi jika masa tanamnya berjauhan, dianggap lebih dari 1 kali panen, luas tanam dalam Blok III ini tetap dijumlahkan.

Bulan Panen adalah bulan saat petani melakukan panen, jika panen dilakukan pada persimpangan bulan maka yang diisikan adalah bulan awal/mulai panen. Misalnya panen dilakukan pada Januari tetapi masih ada sisa panen yang dilakukan awal Februari maka yang diisikan adalah Januari. Cara pengisian bulan panen adalah memberi tanda cek pada kotak di depan bulan panen (boleh lebih dari satu).

Blok III terdiri dari 4 kolom, yaitu:

- Kolom (1): Rincian

- Kolom (2): Satuan

- Kolom (3): Banyaknya

- Kolom (4): Nilai (Rp 000).

Blok III terdiri atas 9 rincian, yaitu:

- Rincian 1: Luas Tanam

Isikan luas tanam dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan pada kolom (3).

Luas tanamadalah luas areal yang ditanami tanaman tertentu. Jika satu bidang lahan yang ditanami 2 jenis komoditas secara berselang seling dan keduanya mempunyai jarak tanam normal, maka luas tanam untuk masing-masing jenis komoditas adalah seluas bidang lahan tersebut. Misalnya lahan seluas 1 Ha ditanami padi dan ketela pohon. Bila kedua tanaman tersebut memenuhi jarak tanam normal, maka:

- Luas tanam untuk tanaman padi adalah 1 Ha, dan - Luas tanam untuk tanaman ketela pohon 1 Ha.

Bila salah satu jenis komoditas tidak memenuhi jarak tanam normal maka jenis komoditas yang dicatat sebagai jenis komoditas pada survei ini hanya yang memenuhi jarak tanam normal (luas tanamnya adalah seluas bidang lahan).


(35)

ditanyakan. Hal ini juga berlaku untuk tanaman yang menghasilkan 2 komoditas dalam satu bidang lahan, seperti tanaman jagung yang menghasilkan komoditas jagung pipilan dan jagung ontongan. Dua komoditas jagung tetap dicatatat dengan luas lahan seluas bidang lahan tersebut untuk jagung pipilan dan jagung ontongan.

Untuk lahan yang mengusahakan 2 jenis komoditas dalam 1 periode survei misal 6 bulan untuk padi, 6 bulan untuk jagung, kedua komoditas tetap dicatat sebagai hasil produksi.

- Rincian 2: Luas Panen.

Isikan luas panen dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan pada kolom (3).

Luas panen adalah luas tanaman yang dipanen. Bila selama setahun yang lalu suatu lahan ditanami tanaman semusim dan dipanen dua kali, maka luas panen pada Blok III adalah dua kali luas lahan.

Rincian 1 dan 2, nilai pada kolom (4) tidak perlu diisi. - Rincian 3: Produksi yang Dihasilkan.

Isikan produksi yang dihasilkan dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan, banyaknya produksi diisikan pada kolom (3), dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4). Untuk sistem bagi hasil, produksi yang dihasilkan adalah jumlah produksi keseluruhan.

Produksidapat dibedakan menurut jenisnya, yaitu:

• Produksi primer yaitu produksi yang memiliki nilai dan atau kuantitas paling

dominan di antara produk-produk yang dihasilkan.

• Produksi ikutan yaitu produk yang secara otomatis terbentuk pada saat

menghasilkan produk primer. Teknologi yang digunakan untuk

menghasilkan produk ikutan dan primer merupakan teknologi tunggal.

• Produksi sampingan yaitu produk yang dihasilkan sejalan dengan produk

primer tetapi menggunakan teknologi yang berbeda. Produk sampingan pada umumnya dihasilkan dalam rangka mendukung kegiatan untuk menghasilkan produk primer.


(36)

Contoh perbedaan jenis produksi: Buah kelapa adalah produksi utama, daun kelapanya adalah produksi ikutan, dan arang dari batok kelapa adalah produksi sampingan.

Produksi yang dicatat disini adalahproduksi primer

Produksi pertanian adalah suatu hasil panen/tangkapan yang diperoleh dari kegiatan usaha pertanian selama referensi waktu survei.

Produksi yang dihasilkan dalam konsep ini meliputi produksi yang dijual, dikonsumsi sendiri, yang diberikan kepada pihak lain, maupun yang masih tersimpan di gudang.

Nilai produksiadalah nilai dari komoditas yang dihasilkan, biasanya merupakan hasil perkalian dari kuantitas produksi dengan harga per unit komoditas tersebut.

Harga per unit adalah harga produsen (farm gate) pada saat komoditas tersebut

dijual.

- Rincian 4: Produksi yang Dijual

Isikan produksi yang dijual dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan, banyaknya produksi yang dijual diisikan pada kolom (3), dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4).

Produksi yang dijual adalah jumlah produksi yang dijual oleh petani dari seluruh atau sebagian produk yang dihasilkan suatu kegiatan usaha pertanian. Jika petani melakukan sistem bagi hasil, maka produksi yang dijual adalah penjumlahan dari produksi yang dijual oleh petani dan produksi untuk bagi hasil. Untuk petani pemilik lahan dan petani pengolah sama-sama terkena sampel, akan dicatat keduanya jika sama-sama menanggung resiko dalam usahanya, dengan hasil produksi dan biaya produksi dibagi sesuai dengan presentasi bagi hasil. Tetapi jika yang menanggung resiko hanya salah satu saja, maka yang menjadi sampel adalah yang menanggung resiko usaha, baik petani pengolah maupun petani pemilik lahan.

- Rincian 5: Produksi yang dikonsumsi sendiri

Isikan produksi yang dikonsumsi sendiri dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan, banyaknya produksi yang dikonsumsi diisikan pada kolom (3), dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4).


(37)

Produksi yang dikonsumsi sendiri adalah produksi yang digunakan untuk konsumsi sendiri di rumah tangga terpilih.

- Rincian 6: Produksi lainnya

Isikan produksi lainnya dari jenis komoditas yang diusahakan menurut kaidah penuh tepi kanan, banyaknya produksi yang diberikan pada pihak lain diisikan pada kolom (3), dan nilai (dalam ribuan rupiah) diisikan pada kolom (4).

Produksi lainnya adalah produksi untuk pembibitan, produksi yang diberikan/disumbangkan kepada orang lain, misalnya sanak saudara, tetangga, dan sebagainya.

Rincian 7: Status lahan yang diusahakan

Lingkari status lahan yang diusahakan dan isikan pada kotak yang tersedia.

Milik Sendiri - 1

Sewa/Kontrak - 2

Lainnya(………) - 4

Lahan yang diusahakan adalah lahan yang dikuasai dan digunakan untuk jenis komoditas yang diusahakan.

Status lahan yang diusahakan dibedakan milik sendiri, sewa/kontrak, atau

lainnya (ditanyakan per jenis komoditas). Status lahan lainnya seperti lahan gadai, bengkok/lahan pelungguh, lahan bebas sewa, serobotan, dan lahan garapan lainnya. Jika status lahan yang diusahakan adalah lainnya (berkode 4), maka isikan dengan jelas status lahan yang diusahakan pada titik-titik dalam tanda kurung.

Bidang lahan yang diusahakan bisa lebih dari satu, karena itu statusnya juga bisa

lebih dari satu (multiple). Jumlahkan kode status lahan yang diusahakan,

kemudian tuliskan pada kotak di sebelah kanannya.

- Rincian 8: Apakah melakukan sistem bagi hasil?

Lingkari 1 jika dilakukan sistem bagi hasil, atau lingkari 2 jika tidak melakukan sistem bagi hasil. Jika tidak melakukan bagi hasil, maka rincian 9 kosong dan lanjutkan pengisian untuk jenis komoditas berikutnya atau langsung ke Blok IV jika tidak ada lagi komoditas lain yang diusahakan dalam rumah tangga sampel.


(38)

- Rincian 9: Jika Ya, Berapa persen : .... %

Jika melakukan sistem bagi hasil, isikan berapa persen petani mendapatkan bagian dari bagi hasil.

Banyaknya jenis komoditas pada Blok III yang terisi harus sama dengan banyaknya jenis komoditas yang diusahakan pada Blok III.C daftar

SPDT15-K

Misalnya:

Cara pembayaran lahan yang disewa Pak Abrar Susanto adalah dengan sistem bagi hasil, yaitu 60 % untuk dirinya dan 40 % untuk pemilik lahan.

Maka isian pada rincian 9 adalah 60 %

Untuk mengisi Blok III (produksi selama setahun yang lalu) diperlukan Lembar

Kerja Produksi (SPDT15-LKP). SPDT15-LKP ini digunakan untuk memudahkan pencacah dalam memperoleh data produksi rumah tangga selama setahun yang lalu.

Lembar Kerja Produksi (SPDT15-LKP) adalah sebuah daftar yang digunakan untuk memperoleh keterangan jenis komoditas dan produksi yang dihasilkan rumahtangga dari usaha pertanian dari bulan ke bulan selama setahun yang lalu. Bila pencacahan dilakukan pada tanggal 1 April 2015, catatlah jenis komoditas dan produksi yang diperoleh dari hasil wawancara rumah tangga yang dimulai 1 April 2014 s.d. 31 Maret 2015. Daftar SPDT15-LKP terdiri dari 2 blok :

1. Pengenalan Tempat:

Isikan pengenalan tempat pada SPDT15-LKP sesuai dengan Blok I daftar SPDT15-K. Rincian (1) sampai rincian (4) disalin dari daftar SPDT15-K Blok I rincian (1) sampai rincian (4), rincian (5) dan rincian (6) disalin dari daftar SPDT2014-K rincian (6) dan rincian (7).

2. Produksi Per Rumah Tangga

Isikan daftar produksi per rumah tangga yang tersedia sebanyak jumlah komoditas yang berproduksi dan di jual selama setahun yang lalu dalam satu subsektor terpilih. Komoditas utama dicatat di rincian A. Satuan produksi sesuai dengan satuan standar yang berlaku. Produksi Per Rumah Tangga terdiri dari 7 kolom, yaitu:


(39)

Kolom (2): Bulan Produksi

Kolom (3): Isikan jumlah produksi yang dihasilkan per bulan selama setahun yang lalu. Isikan juga satuan produksi sesuai dengan satuan standar yang dicantumkan dalam kuesioner dibawah judul kolom.

Kolom (4): Isikan banyaknya produksi yang dijual. Tanyakan terlebih dahulu apakah melakukan bagi hasil atau tidak. Bila ada bagi hasil, maka isian penjualan adalah hasil yang dijual ditambah bagi hasil yang bukan bagiannya. Isikan juga satuan seperti pada kolom (3) dibawah judul kolom.

Kolom (5): Isikan nilai produksi yang dijual per bulan selama setahun yang lalu. Kolom (6): Isikan banyaknya produksi yang dikonsumsi sendiri per bulan selama

setahun yang lalu. Isikan juga satuan seperti pada kolom (3) dibawah judul kolom.

Kolom (7): Isikan banyaknya produksi lainnya per bulan selama setahun yang lalu. Isikan juga satuan seperti pada kolom (3) dibawah judul kolom.

Jika banyaknya tidak diketahui (misalnya sistem tebasan), isikan banyaknya produksi dengan cara membagi nilai produksi dengan harga pasaran per satuan Kg di daerah setempat (untuk komoditas gabah, harga pasaran yang digunakan adalah harga gabah kering giling).

Pengisian kolom-kolom: Yang Dihasilkan, Yang Dijual, Yang Dikonsumsi Sendiri dan Yang diberikan pada Pihak Lain hanya diisi pada bulan-bulan saat terjadinya panen. Jika panen terjadi pada September 2014 dan Maret 2015, maka kolom-kolom yang diisikan hanya kolom-kolom di baris September 2014 dan Maret 2015. Pada kasus tertentu, hasil panen Maret 2015 baru sebagian dijual dan dikonsumsi, maka yang diisikan pada kolom

“Yang Dijual” dan “Yang Dikonsumsi sendiri” adalah besaran dan nilai

yang biasa terjadi pada hasil panen bulan-bulan sebelumnya.

Untuk komoditas gabah, konversikan hasil produksi ke dalam Gabah Kering Giling (GKG). Dari Gabah Kering Panen (GKP) menjadi GKG konversinya adalah 82 %. Dari Beras ke GKG konversinya adalah 100/67 (149%)


(40)

• Total Produksi : total produksi setiap komoditas dalam satu tahun. Isikan baris total produksi dalam Kolom (3), Kolom (4), Kolom (5), Kolom (6) dan Kolom (7) dengan menjumlahkan isian Produksi masing-masing kolom.

• Rata-rata Harga Satuan Komoditas : harga rata-rata setiap komoditas yang

diproduksi selama 1 tahun. Isikan rata-rata harga satuan komoditas dengan membagi baris Total Nilai Produksi Kolom (5) dengan Total Produksi Kolom (4) dikali 1.000.

Banyaknya jenis komoditas pada Produksi Per Rumah Tangga dalam LKP yang terisi harus sama dengan banyaknya jenis komoditas yang

diusahakan pada Blok III.C daftar SPDT15-K

Menyalin hasil rekapitulasi daftar SPDT15-LKP ke daftar SPDT15-TP Blok III

Hasil rekapitulasi daftar SPDT15-LKP harus disalin ke daftar SPDT15-TP Blok III, dengan cara sebagai berikut:

- Jenis Komoditas SPDT15-LKP disalin ke daftar SPDT15-TP Blok III untuk

masing-masing jenis komoditas.

- Kolom (3), Kolom (4), Kolom (6) dan Kolom (7) baris Total Produksi

SPDT15-LKP untuk tiap jenis komoditas yang diusahakan disalin ke daftar

SPDT15-TP Blok III Kolom (3) rincian (3) sampai rincian (6). Nilai dalam

daftar SPDT15-TP Blok III Kolom (4) didapat dengan mengalikan Kolom (3)

dengan rata-rata harga satuan komoditas SPDT15-LKP untuk tiap jenis


(41)

Contoh pengisian pada daftar SPDT15-TP Blok III dan SPDT15-LKP: Data hasil produksi padi IR-64 milik Pak Abrar Susanto sebagai berikut :

Panen Lahan 1 Lahan 2 Lahan 3

Status lahan milik

sendiri

milik sendiri sewa dengan bagi hasil

(60:40)

Luas Lahan 0,6 ha 0,9 ha 0,5 ha

Hasi Panen Bulan April 2014 :

Hasil Produksi 3 ton 1 ton

Produksi yang Dijual 3,9 ton senilai

Rp19.500.000,-(termasuk bagi hasil) Produksi yang

Dikonsumsi Sendiri

100 kg

Produksi yang

diberikan kepada orang lain

-Hasi Panen Bulan September 2014 :

Hasil Produksi 2 ton 1 ton

Produksi yang Dijual 2,65 ton senilai

Rp13.250.000,-(termasuk bagi hasil) Produksi yang

Dikonsumsi Sendiri

200 kg

Produksi yang

diberikan kepada orang lain

150 kg

Cara pengisian pada daftar SPDT15-TP Blok III usaha milik Pak Abrar Susanto:

Jenis komoditas: Gabah Kering (1 dari 1) karena Pak Abrar menghasilkan satu

jenis komoditas, yaitu gabah IR-64 dan disalin dari daftar SPDT15-LKP Kolom (2) Frekuensi Panen: 2

Bulan Panen: April dan September (dilingkari).

Karena luas lahan 2 Ha = 20.000 m2 dan 2 kali panen, maka: Rincian 1 kolom (3): Luas tanam = 2 x 20.000 = 40.000 m2 Rincian 2 kolom (3): Luas panen = 2 x 20.000 = 40.000 m2


(42)

Untuk pengisian rincian 3 s.d. rincian 6 kolom (3) dan kolom (4) disalin dari SPDT15-LKP.

Pengisian SPDT15-LKP usaha milik Pak Abrar Susanto:

Jenis Komoditas : Gabah Kering Satuan : Kg

Bulan April 2014 : Kolom (3): 4.000

Kolom (4): 3.500 + 400 = 3.900

dimana 400 diperoleh dari bagi hasil = 40 % x 1.000 Kolom (5): 19.500

Kolom (6): 100 Kolom (7):

-Bulan September 2014 :

Kolom (3):3.000

Kolom (4): 2.250 + 400 = 2.650

dimana 400 diperoleh dari bagi hasil = 40 % x 1.000 Kolom (5): 13.250

Kolom (6): 200 Kolom (7): 150

Total produksi selama setahun yang lalu : Kolom (3): 7.000

Kolom (4): 6.550

Kolom (5) barisnilai: 32.750

Kolom (6) barisbanyaknya: 300

Kolom (7) barisbanyaknya: 150

Rata-rata harga satuan komoditas :

Rp5.000,-Diperoleh dari = Total produksi Kolom (5)/ Kolom (4) x 1.000 = 32.750/6.550x Rp.1000,- =

Rp5.000,-Pengisian daftar SPDT15-TP Blok III Pak Abrar Susanto :

Rincian 3 kolom (3): 7.000 (disalin dari Kolom (3) SPDT15-LKP baris Total


(43)

Rincian 3 kolom (4): 35.000 (didapat dengan mengalikan Kolom (3) SPDT15-TP

dengan rata-rata harga satuan komoditas SPDT15-LKP untuk masing-masing

komoditas yang sesuai)

Rincian 4 kolom (3): 6.550 (disalin dari Kolom (4) SPDT15-LKP baris Total

Produksi)

Rincian 4 kolom (4): 32.750 (didapat dengan mengalikan Kolom (3) SPDT15-TP

dengan rata-rata harga satuan komoditas SPDT15-LKP untuk masing-masing

komoditas yang sesuai)

Rincian 5 kolom (3): 300 (disalin dari Kolom (6) SPDT15-LKP baris Total

Produksi)

Rincian 5 kolom (4): 1.500 (didapat dengan mengalikan Kolom (3) SPDT15-TP

dengan rata-rata harga satuan komoditas SPDT15-LKP untuk masing-masing

komoditas yang sesuai)

Rincian 6 kolom (3): 150 (disalin dari Kolom (7) SPDT15-LKP baris Total

Produksi)

Rincian 6 kolom (4): 750 (didapat dengan mengalikan Kolom (3) SPDT15-TP

dengan rata-rata harga satuan komoditas SPDT15-LKP untuk masing-masing

komoditas yang sesuai).

Rincian 7: Dalam hal ini status lahan yang diusahakan untuk menanam padi adalah milik sendiri (kode 1) dilingkari dan sewa/kontrak (kode 2) dilingkari.

Kode : 1 + 2 = 3, maka pada kotak tuliskan kode 3. Rincian 8: lingkari kode 1, kemudian isikan 1 pada kotak.

Rincian 9: tulis 60 % pada titik-titik, kemudian isikan pada kotak. Contoh pengisian daftar SPDT15-TP dapat dilihat dalam lampiran 2.

4. Blok IV: Pengeluaran Untuk Komoditas Yang Dipanen Selama Setahun Yang Lalu

Blok ini digunakan untuk mencatat segala macam pengeluaran/biaya untuk komoditas yang dipanen selama setahun yang lalu.


(44)

Misalnya: Selama setahun yang lalu (1 April 2014– 31 Maret 2015) tanaman padi Pak Abrar Susanto telah mengalami dua kali panen. Panen yang pertama pada April 2014 dan panen yang kedua pada September 2014. Pengeluaran/biaya yang dicatat di sini adalah semua pengeluaran untuk tanaman padi yang dipanen selama setahun yang lalu (jumlah biaya yang dikeluarkan pada panen April 2014 dan panen September 2014). Termasuk pengeluaran yang dikeluarkan sebelum April 2014 (untuk panen April 2014).

Biaya pengeluaran/ongkos produksi:

a. Pengeluaran/ongkos-ongkos yang dicatat adalah seluruh pengeluaran untuk usaha subsektor pertanian terpilih, seperti pengeluaran untuk bibit, pupuk dan obat-obatan, biaya sewa dan pengeluaran lain, transportasi, barang modal dan upah buruh.

b. Pengeluaran untuk usaha subsektor pertanian terpilih berasal dari pembelian oleh rumah tangga tani, tidak termasuk produksi sendiri maupun dari pemberian orang lain. Apabila petani membeli obat-obatan 1 botol (500 ml) tetapi baru digunakan sebagian, maka yang dihitung adalah yang digunakan saja. Komoditas yang diambil dari toko milik sendiri yang berasal dari pembelian, dicatat sebagai pengeluaran usaha subsektor pertanian terpilih. c. Pengeluaran usaha subsektor pertanian terpilih yang dicatat adalah pengeluaran

untuk seluruh jenis komoditas pertanian yang diusahakan dalam satu subsektor. Misalnya Pak Abrar Susanto mengusahakan tanaman padi dan jagung. Untuk keperluan produksi kedua jenis komoditas tersebut diperlukan pupuk urea PUSRI untuk tanaman padi sebesar 100 kg, dan untuk komoditas jagung 60 kg. Maka isian untuk pengeluaran pupuk urea Pusri adalah 160 kg.

• Dalam survei ini, waktu panen dan penjualan hasil produksi harus berada pada

referensi waktu survei (selama setahun yang lalu). Sedangkan pengeluaran/biaya yang dicatat adalah segala macam pengeluaran/biaya yang digunakan untuk komoditas yang dipanen dan dijual selama setahun yang lalu, walaupun pengeluaran/biaya tersebut dikeluarkan sebelum referensi waktu survei.

• Khusus untuk pengeluaran pajak, bunga modal dan pembelian barang modal, adalah


(45)

d. Jika petani menggunakan lebih dari satu kualitas dalam satu jenis komoditas pengeluaran usaha subsektor terpilih, tuliskan kualitas yang paling sering/banyak dibeli dan digunakan.

Pengeluaran untuk komoditas yang dipanen dan dijual selama setahun yang lalu terdiri dari:

A. Bibit/benih

Subblok ini terdiri dari beberapa jenis bibit, yaitu padi dan palawija.

Biaya bibit/benih adalah biaya yang digunakan untuk membeli bibit/benih. Bibit yang diambil dari hasil produksi sendiri tidak dimasukkan kedalam biaya bibit/benih.

Bibit adalah tanaman hasil proses penelitian dan pengkajian dan atau tanaman yang memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangkan.

B. Pupuk dan Obat-obatan

Subblok ini terdiri dari beberapa jenis pupuk dan obat-obatan, seperti: urea, TSP/SP 36, KCL, pupuk kandang, insektisida, fungisida, herbisida, rodentisida dan sebagainya.

Biaya pupuk dan obat-obatan adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli pupuk dan obat-obatan yang digunakan untuk menyuburkan tanaman dan membasmi hama-hama tanaman.

Pestisida/obat-obatan adalah suatu zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk memberantas atau mencegah hama/penyakit serta tumbuhan pengganggu tanaman.

Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga. Misalnya: Agrolide, Basudin, Furadan, Lebayside, Phosvel, Sevin, Sumithian, Times, dan sebagainya.

Fungisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan cendawan atau jamur. Contoh: Baycor, Delsene, Cobox, Altan, Moduba, dan sebagainya.

Herbisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau tumbuhan pengganggu (herba). Contoh : DMA-6, Gramoxon, dll.


(46)

Rodentisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan binatang pengerat. Contoh: Dekatit, Fumarin, Racumin, Giserin, Sulmurin, dan sebagainya.

Bakterisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan bakteri. Contoh: Agrimycin, Stablex, Tenamycin, dan sebagainya.

Akarisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan tungau. Contoh: Morestan, Ornite, Tedion, Plictran, Kelthane, dan sebagainya.

Nematisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan nematoda. Contoh: Basamid, Vydate, Sheillede, dsb.

Pengeluaran untuk pestisida/obat-obatan yang dituliskan pada Kolom (1) adalah jenis barangnya (bukan merknya) misalnya insektisida, fungisida, herbisida, akarisida, dan sebagainya, sedangkan merknya dituliskan pada Kolom (2).

Contoh pengisian Blok IV.A. dan Blok IV.B dapat dilihat pada lampiran 2.

C. Biaya Sewa, Pajak & Pengeluaran lain

Subblok ini terdiri dari beberapa jenis biaya sewa, pajak dan pengeluaran lain, seperti: sewa ladang, sewa sawah, biaya pengairan, pajak/PBB ladang, pajak/PBB sawah, bunga modal, sewa garu dan ternak, sewa traktor, sewa bajak, sewa alat penyemprot hama, sewa gerobak, sewa tresher, ongkos perbaikan barang modal dan pengeluaran lainnya.

Sewa lahan untuk pertanian adalah biaya yang dibayarkan untuk penggunaan lahan pertanian dalam jangka waktu tertentu dari pihak lain, di mana besarnya sewa lahan sudah ditetapkan terlebih dahulu tanpa melihat besar kecilnya hasil produksi. Pembayaran sewa dapat berupa uang atau barang. Pemakaian lahan pertanian milik orang lain yang dibayarkan dengan bagi hasil juga dihitung dalam biaya sewa lahan. Lahan untuk pertanian dapat berupa lahan sawah dan lahan ladang.

Lahan sawah adalah lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi pematang (galengan) dan atau saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah. Termasuk di sini adalah lahan rawa yang ditanami padi dan lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami padi maupun palawija.


(47)

Dalam survei ini yang termasuk lahan ladang adalah pekarangan, huma, ladang, dan tegalan/kebun.

Lahan sawahdapat dikelompokkan menurut jenis pengairannya:

1. Sawah berpengairan:

1. Sawah dengan Irigasi Teknis yaitu lahan sawah berpengairan yang

memperoleh pengairan dari irigasi teknis. Ciri-ciri: air dapat diatur dan

diukur sampai dengan saluran tersier serta bangunannya permanen.

2. Sawah dengan Irigasi Setengah Teknis yaitu lahan sawah yang

memperoleh pengairan dari irigasi setengah teknis. Ciri-ciri: air dapat diatur seluruh sistem, tetapi yang dapat diukur hanya sebagian (primer/sekunder), bangunan sebagian belum permanen (sekunder/ tersier), primer sudah permanen.

3. Sawah dengan Irigasi Non Teknis terdiri dari irigasi sederhana (PU)

dan lainnya (Non PU). Irigasi sederhana PU adalah lahan sawah yang

memperoleh pengairan dari irigasi sederhana yang sebagian jaringannya (bendungan) dibangun oleh PU. Ciri-ciri: air dapat diatur, bangunan-bangunannya belum/tidak permanen (mulai dari primer sampai tersier).

Irigasi Lainnya (Non PU) adalah lahan sawah yang memperoleh pengairan dari sistem pengairan yang dikelola sendiri oleh masyarakat atau irigasi desa.

2. Sawah tak berpengairan (bukan irigasi) adalah lahan sawah yang tidak memperoleh pengairan dari sistem irigasi tetapi tergantung pada air alam seperti: air hujan, pasang surutnya air sungai/laut dan air rembesan.

Bunga Modaladalah balas jasa penggunaan uang dari bank, lembaga keuangan lainnya dan perorangan sebagai modal untuk kegiatan usaha.

Bila lahan yang digunakan untuk usaha pertanian adalah milik sendiri atau bebas sewa, tidak perlu diperkirakan nilai sewanya. Sedangkan bila lahan yang digunakan adalah lahan bagi hasil maka harus diperkirakan nilai sewanya berdasarkan nilai bagi hasilnya untuk sewa lahan. Lahan bebas sewa misalnya: lahan milik orang tua, saudara atau orang lain yang tidak dikenai biaya sewa untuk menggunakannya.


(48)

Pajak tidak langsung adalah pajak yang dikenakan pada konsumen melalui produsen terhadap pembelian barang/jasa misalnya pajak pertambahan nilai barang dan jasa, pajak bumi dan bangunan. Biaya pajak yang dicatat adalah semua biaya yang dikeluarkan selama referensi waktu survei.

Contoh tentang pengisian pengeluaran Blok IV.C. Pak Abrar Susanto dapat dilihat dalam lampiran 2.

D. Transportasi

Subblok ini terdiri dari beberapa jenis biaya transportasi, antara lain: ongkos angkut, bensin, servis, dan sebagainya.

Biaya Transportasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk transportasi yang berkaitan dengan proses produksi. Misalnya transportasi untuk membeli bibit, membeli barang modal, mengangkut hasil produksi, dan sebagainya.

Ongkos angkut di sini adalah ongkos/biaya yang digunakan untuk membayar

angkutan yangberkaitan dengan proses produksi(termasuk sewa angkutan).

Bila alat transportasi yang digunakan milik sendiri, maka biaya yang dikeluarkan untuk transportasi berupa: bensin, solar, oli, ongkos perbaikan, ban luar mobil, ban dalam mobil, ban luar motor, ban dalam motor, dan sebagainya. Contoh:

Selama setahun yang lalu Pak Abrar Susanto telah mengeluarkan biaya-biaya transportasi untuk usaha padinya, yaitu untuk membeli bibit dia naik mobil angkutan perdesaan (ongkosnya Rp 100.000,-), untuk membeli pupuk dan obat-obatan dia naik motor sendiri (membeli 20 liter bensin Rp 134.000,- mengganti oli Mesran 6 kali Rp150.000 dan mengganti ban dalam motor IRC 2 kali Rp60.000,-). Kemudian untuk memasarkan hasil panen dia menyewa mobil pick up milik tetangganya (sewanya Rp1.000.000). Cara Pengisian daftar SPDT15-TP Blok IV.D Subblok Transportasi:

Rincian 1 kolom(2): mobil pick up Rincian 1 kolom (6): 1.100

Rincian 2 kolom (2): premium eceran Rincian 2 kolom (5): 20,0


(1)

: NILA AIR TAWAR ( 1 dari 1 ) :

: Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

: 1. Keramba 2. Kolam 3. Sawah 2 4. Jaring Apung 5. Lainnya (...)

1. Luas Wadah/Tempat yang Digunakan 1

2. Produksi yang Dihasilkan Kg

3. Produksi yang Dijual Kg

4. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg

5. Produksi Lainnya Kg

6. Jenis Usaha Utama : 1. Pembenihan 2. Pembesaran 1

7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 1

8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong) 2

9. Jika Ya, Berapa persen : …. %

: …………...…... ( ….. dari ….. ) :

Bulan Pane n : Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember : 1. Keramba 2. Kolam 3. Sawah 4. Jaring Apung 5. Lainnya (...)

1. Luas Wadah/Tempat yang Digunakan

2. Produksi yang Dihasilkan Kg

3. Produksi yang Dijual Kg

4. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg

5. Produksi Lainnya Kg

6. Jenis Usaha Utama : 1. Pembenihan 2. Pembesaran

7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong)

9. Jika Ya, Berapa persen : …. %

: …………... ( ….. dari ….. ) :

Bulan Pane n : Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember : 1. Keramba 2. Kolam 3. Sawah

4. Jaring Apung 5. Lainnya (...)

1. Luas Wadah/Tempat yang Digunakan

2. Produksi yang Dihasilkan Kg

3. Produksi yang Dijual Kg

4. Produksi yang Dikonsumsi Sendiri Kg

5. Produksi Lainnya Kg

6. Jenis Usaha Utama : 1. Pembenihan 2. Pembesaran

7. Status Lahan yang Diusahakan : 1. Milik Sendiri 2. Sewa/Kontrak 4. Lainnya (...) 8. Apakah melakukan sistem bagi hasil : 1. Ya 2. Tidak (Rincian 9 kosong)

9. Jika Ya, Berapa persen : …. %

Nilai (Rp. 000)

(1) (2) (3) (4)

Fre kue ns i Pane n

Wadah/te mpat yang digunakan

Rincian Satuan Banyaknya Fre kue ns i Pane n

Wadah/te mpat yang digunakan

Je nis Ikan/Biota

(diisi Pengawas)

Rincian

(1) (2) (3) (4)

Satuan Banyaknya Nilai (Rp. 000)

(1) (2) (3) (4)

(diisi Pengawas)

Je nis Ikan/Biota

Nilai (Rp. 000) Je nis Ikan/Biota

Fre kue ns i Pane n Bulan Pane n

Wadah/te mpat yang digunakan

Rincian Satuan Banyaknya A. B. A. B. C. 5

3 0 0 , 0

1 2 1 5 , 0

1 1 7 5 , 0

2 5 , 0

1 5 , 0

2 1 8 7 0

2 1 1 5 0

4 5 0

2 7 0

7 1 0 1 0 1 0

√ √ √ √ √ , , , , , √ √ 7 , , , , ,

Kode Blok III Kolom (2)


(2)

Kode

(diisi Pengawas)

(2) (4)

1 0 5 0

1) Bibit Ikan Air Tawar

1. Bawal ..………… 1000 Ekor 7201001 ,

2. Betutu ..………… 1000 Ekor 7201002 ,

3. Gurame ..………… 1000 Ekor 7201003 ,

4. Gabus/Haruan ..………… 1000 Ekor 7201004 ,

5. Jelawat ..………… 1000 Ekor 7201005 ,

6. Lele ..………… 1000 Ekor 7201006 ,

7. Lomak ..………… 1000 Ekor 7201007 ,

8. Lauhan ..………… 1000 Ekor 7201008 ,

9. Mas/Karper ..………… 1000 Ekor 7201009 ,

10. Mujair ..………… 1000 Ekor 7201010 ,

11 Nila HIDUP 1000 Ekor 7201011 1 , 5 1 0 5 0

12. Nilem ..………… 1000 Ekor 7201012 ,

13. Papuyu/Betok ..………… 1000 Ekor 7201013 ,

14. Patin ..………… 1000 Ekor 7201014 ,

15. Tawes ..………… 1000 Ekor 7201015 ,

16. Udang Air Tawar ..………… 1000 Ekor 7201016 ,

17. Kepiting ..………… 1000 Ekor 7201017 ,

18. Baung ..………… 1000 Ekor 7201018 ,

19. Toman ..………… 1000 Ekor 7201019 ,

20.………….. ..………… 1000 Ekor 72011... ,

2) Benih Ikan Laut

1. Kakap ..………… 1000 Ekor 7201020 ,

2. Kerapu ..………… 1000 Ekor 7201021 ,

3. Napoleon ..………… 1000 Ekor 7201022 ,

4. Udang Laut ..………… 1000 Ekor 7201023 ,

5. Kepiting ..………… 1000 Ekor 7201024 ,

6. Rumput Laut ..………… 1 Kg 7201025 ,

Nama Barang Kualitas Satuan Banyaknya

Nilai (Rp. 000)

(1) (3) (5) (6)


(3)

Kode

(diisi Pengawas)

(2) (4)

7. ………….. ..………… 1000 Ekor 72012... ,

3) Benih Ikan Air Payau

1. Bandeng/Nener ..………… 1000 Ekor 7201026 ,

2. Kakap ..………… 1000 Ekor 7201027 ,

3. Kepiting ..………… 1000 Ekor 7201028 ,

4. Kerapu ..………… 1000 Ekor 7201029 ,

5 Mujair ..………… 1000 Ekor 7201030 ,

……… ..…………..

6. Nila ..………… 1000 Ekor 7201031 ,

……… ..…………..

7. Rajungan ..………… 1000 Ekor 7201032 ,

……… ..…………..

8. Sidat ..………… 1000 Ekor 7201033 ,

9. Tawes ..………… 1000 Ekor 7201034 ,

……… ..…………..

10. Udang Tambak ..………… 1000 Ekor 7201035 ,

……… ..…………..

11 Rumput Laut ..………… 1 Kg 7201036 ,

12………….. ..………… ……….. 72013... ,

B. Pupuk, Obat-obatan dan

Pakan Ikan 7 6 8 0

1) Pupuk

1. Urea ..………… 1 Kg 7202001 ,

2. SP 36 ..………… 1 Kg 7202002 ,

3. ZA ..………… 1 Kg 7202003 ,

4. Pupuk Kandang ..………… 1 Kg 7202004 ,

5. Kapur - 1 Kg 7202005 ,

6. Kompos ..………… 1 Kg 7202006 ,

7. ………….. ..………… 1 Kg 72021... ,

2) Obat-obatan

1. Diazinon ..………… 7202007 ,

2. Thiodan ..………… 1 Liter 7202008 ,

3. Breston ..………… 1 Liter 7202009 ,

4. Pembasmi Kuman/Bakteri ..………… ……….. 7202010 ,

(1) (3) (5) (6)

1 Btl=500 Ltr

Nama Barang/Jasa Kualitas/

Merk Satuan Banyaknya

Nilai (Rp. 000)


(4)

Kode

(diisi Pengawas)

(2) (4)

5. Perangsang Makan (Vitamin) ..………… ……….. 7202011 ,

6. ……… ..………… ……….. 72022... ,

3) Pakan Ikan

1. Dedak ..………… 1 Kg 7202012 ,

2. Pelet Pur 525 1 Kg 7202013 1 2 0 0 , 0 7 6 8 0

3. Cip ..………… 1 Kg 7202014 ,

4. Ikan Segar/Rucah ..………… 1 Kg 7202015 ,

5. Pakan Artenia 1 Kg 7202016 ,

6. Daun Keladi ..………… 1 Kg 7202017 ,

7. Ubi Kayu ..………… 1 Kg 7202018 ,

8. Kangkung ..………… 1 Kg 7202019 ,

9. Ikan Kering ..………… 1 Kg 7202020 ,

10. Ampas Tahu ..………… 1 Kg 7202021 ,

11. Cacing ..………… 1 Kg 7202022 ,

12. Menafit ..………… 1 Kg 7202023 ,

13. Complit ..………… 1 Kg 7202024 ,

14.……… ..………… 1 Kg 72023... ,

C. Biaya Sewa, Pajak dan Pengeluaran lain

1. Sewa Tanah untuk Tambak/Kolam..………… 1 Ha/Th 7203001 ,

2. Sewa Perahu Tanpa Motor ..………… 1 Unit/hari 7203002 ,

3. Sewa Motor Tempel ..………… 1 Unit/hari 7203003 ,

4. Sewa Kapal Motor ..………… 1 Unit/hari 7203004 ,

5. Pajak Lahan Budidaya ..………… 1 Ha/Tahun 7203005 ,

6. Minyak Tanah ..………… 1 Liter 7203006 ,

7. Es Batu ..………… 1 Buah 7203007 ,

8. Garam ..………… 7203008 ,

9. Batu Bateray ..………… 7203009 ,

10. Biaya Perbaikan ..………… ... 7203010 ,

(6)

... 1 Kg

Nama Barang/Jasa Kualitas/

Merk Satuan Banyaknya

(1) (3) (5)

Nilai (Rp. 000)


(5)

Kode

(diisi Pengawas)

(2) (4)

11. Tarif Listrik Gol.I ..………… 1 Kwh 7203011 ,

12. Retribusi ..………… ... 7203012 ,

13. Tali Nilon/Plastik ..………… Gulung/1Kg 7203013 ,

14.……… ..………… ... ..………….. ,

1. Ongkos Angkut ..………… 5 Km 7204001 ,

2. Bensin Eceran ..………… 1 Liter 7204002 ,

3. Solar ..………… 1 Liter 7204003 ,

4. Minyak Pelumas/Oli ..………… 1 Liter 7204004 ,

5. ……… ..………… ……….. ..………….. ,

2 1 2 0

1. Perahu Tanpa Motor ..………… unit 7205001 ,

2. Motor Tempel ..………… unit 7205002 ,

3. Kapal Motor ..………… unit 7205003 ,

4. Jaring Insang ..………… unit 7205004 ,

5. Jaring Angkat ..………… unit 7205005 ,

6. Pancing ..………… unit 7205006 ,

7. Perangkap ..………… 1 Set 7205007 ,

8. Keranjang ..………… 1 Buah 7205008 ,

9. Mata Pancing/Rawai ..………… 1 Buah 7205009 ,

10 Cangkul BUAYA 1 Buah 7205010

1

,

0

7 5

11. Garpu ..………… 1 Buah 7205011 ,

12. Gubuk Keramba ..………… 1 Buah 7205012 ,

13. Benang Pancing ..………… 1 Buah 7205013 ,

14. Petromak ..………… 1 Buah 7205014 ,

15. Senter ..………… 1 Buah 7205015 ,

16. Coolbox ..………… 1 Buah 7205016 ,

E. Barang Modal

Nama Barang/Jasa Kualitas/

Merk Satuan Banyaknya

Nilai (Rp. 000)

(1) (3) (5) (6)


(6)

Kode

(diisi Pengawas)

(2) (4)

17. Induk Ikan

NILA

1 Buah

7205017

4 0

,

0

1 6 0 0

18. Jerigen

PLASTIK

1 Buah

7205018

3

,

0

4 5

19. Tambang

..…………

1 Kg

7205019

,

20. Accu

..…………

1 Buah

7205020

,

21. Termos

-

1 Buah

7205021

,

22. Genset/Dompeng

..…………

1 Unit

7205022

,

23. Keramba

KAWAT

1 Buah

7205023

1

,

0

4 0 0

24 Pelampung

..…………

1 Buah

7205024

,

25. Kompresor

..…………

1 Buah

7205025

,

26. Serok

..…………

1 Buah

7205026

,

27. Timah

..…………

………..

7205027

,

28. Timbangan

..…………

1 Buah

7205028

,

29 Bambu

..…………

1 Meter

7205029

,

30. Pompa

..…………

1 Buah

7205030

,

31. Drum Pelampung

..…………

1 Buah

7205031

,

32.

………

..…………

………..

..…………..

,

1. Upah Membajak Lahan Budidaya

..…………

Orang-Hari

7206001

,

2. Upah Penebaran Benih

..…………

Orang-Hari

7206002

,

3. Upah Pemupukan

..…………

Orang-Hari

7206003

,

4. Upah Pemberian Pakan

..…………

Orang-Hari

7206004

,

5. Upah Penjagaan Areal Budidaya

..…………

Orang-Hari

7206005

,

6. Upah Memanen

..…………

Orang-Hari

7206006

,

7. Upah Mengikat Bibit

Rumput Laut

..…………

Orang-Hari

7206007

,

..…………..

(1) (3) (5) (6)

F. Biaya Buruh

Nama Barang/Jasa

Kualitas/

Merk

Satuan

Banyaknya

Nilai

(Rp. 000)