2015 3458 ped Pedoman Pencacahan SNK 2015
INDONESIA
PEDOMAN PENCACAHAN
SURVEI NILAI KEBANGSAAN
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Survei Nilai-nilai Kebangsaan 2015 (SNK 2015) merupakan kegiatan pengumpulan data terkait implementasi nilai-nilai Pancasila yang masih melekat dalam diri masyarakat Indonesia. Survei ini merupakan kegiatan yang baru pertama kali dilakukan. Jumlah sampel cukup untuk representasi hasil pada tingkat nasional, yaitu sekitar 11.000 rumah tangga yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Responden yang dipilih adalah penduduk yang berpendidikan minimal SMA atau kepala rumah tangga/pasangan.
Buku pedoman ini merupakan acuan bagi pelaksanaan kegiatan Survei Nilai Kebangsaan (SNK) 2015. Buku pedoman ini memuat informasi berkaitan dengan metodologi, organisasi lapangan, tugas dan tanggung jawab petugas, strategi pendataan di lapangan dan konsep serta definisi yang digunakan dalam pencacahan. Pedoman ini dilengkapi dengan tujuan dari setiap pertanyaan sehingga petugas dapat memahami setiap pertanyaan yang digunakan.
Mengingat survei ini merupakan kegiatan yang baru dikembangkan maka diperlukan komitmen yang tinggi untuk melakukan pengumpulan data sesuai prosedur dan menjaga kualitas data. Peran semua pihak yang terlibat menjadi sangat penting untuk mewujudkan hal tersebut. Setiap petugas studi diminta untuk mempelajari secara seksama buku pedoman dan melaksanakan pencacahan dengan sebaik-baiknya.
Jakarta, Agustus 2015
Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik
(4)
(5)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR LAMPIRAN... v
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 2
1.3. Landasan Hukum ... 2
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan ... 2
1.5. Data yang Dikumpulkan ... 3
1.6. Jadwal Kegiatan ... 3
1.7. Dokumen yang Digunakan ... 4
1.8. Arus Dokumen ... 4
1.9. Statistik yang Dihasilkan ... 5
1.10 Pembiayaan ... 5
BAB II METODOLOGI ... 7
2.1. Kerangka Sampel ... 7
2.2. Alokasi Sampel Kabupaten/Kota ... 7
2.3. Desain Sampling ... 8
2.4 Daftar Sampel Rumah Tangga ... 9
2.5. Mekanisme Pencacahan ... 9
2.6. Mekanisme Pengolahan Data... 10
BAB III ORGANISASI LAPANGAN ... 13
3.1. Struktur Organisasi ... 14
3.2. Tugas dan Tanggung jawab ... 17
3.3. Persyaratan Petugas ... 17
3.4. Pelatihan Petugas Pencacahan ... 18
3.5. Pemeriksaan Dokumen ... 19
3.6 Supervisi ... 19
BAB IV TATA CARA PENGISIAN KUESIONER ... 21
(6)
BLOK II. KETERANGAN PENCACAHAN ... 22
BLOK III. RINGKASAN KETERANGAN RUMAH TANGGA ... 22
BLOK IV. KETERANGAN RESPONDEN TERPILIH ... 31
BLOK V. LAGU KEBANGSAAN DAN PANCASILA ... 35
BLOK VI. KETUHANAN YANG MAHA ESA ... 37
BLOK VII. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB ... 42
BLOK VIII. PERSATUAN INDONESIA ... 45
BLOK IX. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN ... 48
BLOK X. KEADILAN SOSIAL ... 53
BLOK XI. PERUMAHAN DAN PENDAPATAN... 57
(7)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Alokasi Sampel Kabupaten/Kota, Blok Sensus dan Rumah Tangga
SNK 2015 ... 60
Lampiran 2. Alokasi Petugas, Innas dan Kelas Pelatihan SNK 2015 ... 61
Lampiran 3. Alokasi Dokumen menurut Provinsi ... 62
Lampiran 4. Peta BS SP2010-WB ... 69
Lampiran 5. SNK2015.DSBS ... 64
Lampiran 6. SNK2015.RT... 65
(8)
(9)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pancasila mengandung nilai-nilai yang penting dan berguna bagi keberlangsungan hidup bangsa dan Negara Indonesia. Nilai-nilai tersebut merupakan dasar negara, sistem keyakinan yang berisi konsep dan prinsip yang dianut bangsa Indonesia sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945. Sehingga penerapan nilai-nilai Pancasila yang tercermin dalam setiap sila semestinya menjadi rujukan bersama bangsa Indonesia yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai nilai kebangsaan Indonesia.
Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila adalah pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia, dan sebagai ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya diakui, dan menimbulkan tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Pancasila mengandung serangkaian nilai yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Sila-sila dalam Pancasila tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah. Namun, dewasa ini implementasi Pancasila hanya menjadi teori di sekolah, kampus, atau lembaga pendidikan lainnya. Pancasila hanya menjadi slogan, hafalan dan tidak tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terdindikasi dari semakin menipisnya kesadaran penghayatan tata kehidupan yang didasarkan pada nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kelima sila dalam Pancasila. Contohnya adalah semakin maraknya tingkat kekerasan di berbagai wilayah, menipisnya kerukunan antar warga, kecenderungan mengadopsi budaya asing, menurunnya apresiasi terhadap budaya lokal dan sebagainya.
Besaran nilai kebangsaan yang bersumber dari implementasi nilai-nilai Pancasila dapat diukur melalui survei yang mengumpulkan data terkait sikap positif terhadap pengamalan nilai-nilai Pancasila. Untuk itu, BPS melakukan Survei Nilai Kebangsaan (SNK) 2015 yang mengumpulkan data terkait nilai dan semangat Pancasila yang masih melekat dalam diri masyarakat Indonesia sehari-hari. Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini dilengkapi dengan data-data yang sifatnya objektif maupun subjektif.
(10)
Dalam rangka kelancaran kegiatan pengumpulan data maka disiapkan panduan bagi para pelaksana kegiatan di daerah. Buku ini berisi penjelasan teknis pelaksanaan SNK 2015 yang wajib dipedomani oleh semua pihak yang terkait dengan kegiatan pengumpulan data di lapangan.
1.2. Tujuan
Secara umum, buku ini bertujuan menjelaskan pelaksanaan kegiatan pengumpulan data SNK 2015. Tujuan khususnya adalah:
1. Menjelaskan kerangka sampel dan desain penarikan sampel yang dilakukan. 2. Memberikan panduan mengenai pelaksanaan teknis pengumpulan data dan
pengorganisasian lapangan bagi penanggungjawab kegiatan SNK 2015 di daerah, baik BPS Provinsi maupun BPS Kabupaten/Kota sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh data berkualitas.
3. Memberikan panduan cara berwawancara yang baik dan cara pengisian kuesioner bagi petugas pencacah.
4. Memberikan petunjuk mengenai tahapan pengolahan data. 1.3. Landasan Hukum
Survei Nilai Kebangsaan (SNK) 2015 dilaksanakan dengan landasan hukum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik; 3. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen;
4. Keputusan Kepala BPS Nomor 007 Tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja BPS.
1.4. Ruang Lingkup Kegiatan
Pelaksanaan SNK 2015 mencakup 11.000 rumah tangga sampel yang tersebar di 172 kabupaten/kota di 33 provinsi. Rumah tangga tersebut dipilih dari 1.100 blok sensus yang merupakan hasil pemutakhiran subsampel dari blok sensus terpilih Susenas pada Maret 2015. Penarikan sampel dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu 1) Pemilihan Kabupaten/Kota, 2) Pemilihan Blok Sensus, 3) Pemilihan rumah tangga sampel. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini hanya dapat disajikan pada tingkat nasional.
(11)
1.5. Data yang Dikumpulkan
Data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:
1. Keterangan umum anggota rumah tangga (art) meliputi nama, hubungan dengan kepala rumah tangga, jenis kelamin, umur, status perkawinan dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan;
2. Keterangan individu dari responden terpilih meliputi s u k u , agama, lama tinggal di lingkungan tempat tinggal, kegiatan bekerja dan kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak, dapat, pengetahuan terhadap lagu kebangsaan Indonesia, serta penilaian subyektif mengenai implementasi nilai-nilai dari Pancasila.
3. Perumahandan aset rumah tangga y a n g mencakup status penguasaan dan luas bangunan tempat tinggal, serta rata-rata pendapatan rumah tangga dalam 1 bulan. 1.6. Jadwal Kegiatan
Pelaksanaan SNK 2015 mencakup berbagai kegiatan yang dilaksanakan di BPS RI dan daerah. Jadwal pelaksanaan seluruh kegiatan SNK 2015 secara rinci disajikan pada tabel berikut.
(12)
1.7. Dokumen yang Digunakan
Untuk memperlancar pengumpulan data maka terdapat sejumlah dokumen yang perlu dibawa dan dipelajari oleh petugas lapangan. Secara lengkap, jenis dokumen dan penjelasannya dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut.
Tabel1.2. Nama Dokumen yang Digunakan Dalam SNK 2015
No. Nama Instrumen Uraian Penanggung Jawab
Disimpan
di Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Peta BS SP2010-WB
Peta wilayah blok sensus BPS Kab/Kota BPS Kab/Kota
Di-print di daerah 2. SNK2015.DSBS Daftar sampel blok sensus
yang sudah di-update oleh petugas Susenas pada Bulan Maret 2015
1. BPS Provinsi 2. BPS Kab/Kota
BPS Kab/Kota
Di-print di daerah
3. SNK2015.DSRT Daftar sampel rumah tangga terpilih SNK 2015 (2 rangkap)
Pengawas BPS Kab/Kota
Di-print di daerah
4. Instrumen SNK-2015
Kuesioner SNK2015.RT dan Kuesioner
SNK2015.KOM
Pencacah BPS Kab/Kota
Dikirim dari BPS RI
5. Alat bantu Alat peraga yang berisi pilihan jawaban
pertanyaan dalam skala0-10
Pencacah Pencacah Dikirim dari BPS RI
6. Buku Pedoman Penjelasan umum SNK 2015, metodologi dan organisasi lapangan serta tata cara pengisian kuesioner
1. BPS RI 2. BPS Provinsi 3. BPS Kab/Kota
Pencacah Dikirim dari BPS RI
1.8. Arus Dokumen
BPS Pusat sudah mengirimkan dokumen SNK2015.DSBS dan SNK2015.DSRT dalam bentuk softcopy yang dapat diunduh dari file-lib. Instrumen SNK 2015, alat bantu pencacahan dan buku pedoman pencacahan akan dikirimkan melalui instruktur nasional (innas) pada saat pelatihan innas dan selanjutnya dialokasikan kepada pencacah pada saat pelatihan petugas di masing-masing provinsi. Sementara peta blok sensus SP2010-WB disediakan oleh BPS Kabupaten/Kota.
(13)
Setelah pelaksanaan lapangan selesai, semua dokumen yang digunakan pencacah (kecuali buku pedoman dan alat bantu) harus diserahkan kepada BPS Kab/Kota untuk diperiksa dan dilanjutkan dengan proses pengolahan data. Jika proses pengolahan data di BPS Kabupaten/kota telah selesai maka dokumen akan disimpan di BPS Kab/Kota. Data hasil pengolahan kemudian dikirimkan ke BPS Provinsi untuk dikompilasi. BPS Provinsi juga akan melakukan kompilasi terhadap seluruh data yang telah dikirimkan oleh semua kabupaten/kota terpilih. Hasil kompilasi data, dalam bentuk soft file, dikirimkan ke BPS Pusat.
Gambar 1.1. Arus Dokumen SNK 2015 1.9. Statistik yang Dihasilkan
Statistik yang dihasilkan dari SNK 2015 adalah indikator tunggal (indeks) terkait implementasi nilai-nilai Pancasila oleh masyarakat. Indikator tersebut dapat disajikan berdasarkan karakteristik demografi, pendidikan, kondisi sosial ekonomi dan sebagainya. Indeks yang dihasilkan tersebut perlu dianalisis dengan bijak karena kegiatan ini baru pertama kali dilakukan dengan jumlah sampel hanya sekitar 11.000 rumah tangga.
1.10.Pembiayaan
Seluruh pembiayaan kegiatan SNK 2015ini dibebankan pada anggaran BPS tahun 2015. Rincian pembiayaan BPS Pusat terdapat dalam POK Sub Direktorat Statistik Ketahanan Wilayah, Direktorat Statistik KetahananSosial. Sementara itu rincian biaya untuk daerah terdapat di DIPA BPS Provinsi.
(14)
(15)
BAB II
METODOLOGI
2.1. Kerangka Sampel
Kerangka sampel yang digunakan pada Survei Nasional Kebangsaan 2015 terdiri dari: 1. Kerangka sampel untuk penarikan sampel tahap pertama adalah daftar
kabupaten/kota di seluruh Indonesia yang dilengkapi dengan informasi jumlah rumah tangga hasil listing SP2010 yang dibedakan menurut klasifikasi daerah perkotaan/perdesaan.
2. Kerangka sampel penarikan tahap kedua adalah daftar blok sensus Susenas Maret 2015 di masing-masing kabupaten/kota terpilih.
3. Kerangka sampel penarikan tahap ketiga adalah daftar rumah tangga hasil pemutakhiran di blok sensus Susenas Maret 2015 yang terpilih.
4. Kerangka sampel tahap keempat adalah KRT dan pasangannya dan anggota rumah tangga lainnya yang minimal tamat SMA sederajat di setiap rumah tangga terpilih.
2.2. Alokasi Sampel Kabupaten/Kota
Survei Nilai Kebangsaan didesain untuk analisis level Nasional. Sebelum dilakukan penarikan sampel, terlebih dahulu dilakukan pengelompokkan 511 kabupaten/kota ke dalam 5 strata berdasarkan region dan 2 strata daerah urban dan rural. Kelima strata berdasarkan region adalah Pulau Sumatera, Pulau Jawa dan Bali, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Lainnya (Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, Papua). Kemudian pada masing-masing region dibuat kelompok kabupaten yang terdapat daerah urban dan kelompok kabupaten yang terdapat daerah rural. Dengan demikian, kabupaten/kota yang terpilih nantinya ada yang terpilih untuk urban saja, rural saja, atau keduanya.
Target sampel kabupaten/kota adalah 200 kabupaten/kota. Selanjutnya, jumlah sampel tersebut dialokasikan ke dalam setiap strata dengan compromise allocation.
Rumus yang dipakai:
(16)
Keterangan:
: jumlah sampel kab/kota di strata ke-g berdasarkan alokasi
proporsional
: jumlah sampel kabupaten/kota di strata ke-g berdasarkan alokasi sama : jumlah sampel kabupaten/kota di strata ke-g berdasarkan compromise
allocation
: koefisien yang ditetapkan, yaitu sebesar 0,4 : jumlah rumah tangga pada strata ke-g : jumlah total rumah tangga di Indonesia
Tabel 2.1. Jumlah Sampel Kabupaten/Kota menurut Region dan Urban/Rural, Survei Kebangsaan 2015
No Region
Jumlah populasi kab/kota
Rumah tangga Jumlah sampel kab/kota Urban Rural Total Urban Rural Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Sumatera 154 4.690.179 7.586.684 12.276.863 15 25 40
2 Jawa Bali 128 21.619.647 16.096.075 37.715.722 72 52 124
3 Kalimantan 56 1.438.730 2.003.060 3.441.790 5 6 11
4 Sulawesi 78 1.354.793 2.700.030 4.054.823 4 9 13
5 Lainnya 95 1.114.761 2.501.871 3.616.632 4 8 12
Total 511 30.218.110 30.887.720 61.105.830 100 100 200
2.3. Desain Sampling
Sampel blok sensus Survei Nilai Kebangsaan adalah subsampel dari blok sensus terpilih Susenas Maret 2015. Pengambilan sampel adalah Multistages Two Phase Sampling, sebagai berikut:
1.Pertama, memilih sejumlah kabupaten/kota dengan metode PPS sistematik with replacement dengan size jumlah rumah tangga SP2010 menurut klasifikasi perkotaan dan pedesaan secara independent. Realisasi jml Kab/Kota terpilih dengan metode ini adalah 172 Kab/Kota. Dengan metode ini sebaran sampel blok sensus di kabupaten/kota terpilih ada yang untuk urban saja, rural saja, atau keduanya.
(17)
2.Kedua, memilih sejumlah blok sensus dari blok sensus Susenas Maret 2015 di kabupaten terpilih dengan cara sistematik menurut daerah perkotaan (urban) dan pedesaan (rural). Alokasi sampel blok sensus ke daerah urban dan rural menyesuaikan dengan distribusi sampel susenas dengan tujuan agar sampel di daerah urban dan rural tersebar secara merata.
3.Ketiga, dari sampel blok sensus terpilih, dilakukan penarikan daftar sampel rumah tangga berdasarkan hasil pemutakhiran Susenas Maret 2015 sebanyak 15 rumah tangga secara sistematik. Petugas akan menentukan 10 rumah tangga dari 15 rumah tangga di lapangan. Hal ini ditujukan dalam mengantisipasi non respon karena tidak ada proses updating rumah tangga.
4.Keempat, dari setiap rumah tangga terpilih selanjutnya ditentukan satu orang sebagai responden terpilih yang selanjutnya akan diwawancarai. Pemilihan responden terpilih dilakukan secara acak dengan menggunakan Tabel Kish. Cara pemilihan responden akan dijelaskan secara rinci pada bagian tata cara pengisian kuesioner di Bab IV
2.4. Daftar Sampel Rumah Tangga
Daftar Sampel Rumah Tangga akan disiapkan oleh BPS Pusat. Kerangka sampel rumah tangga yang digunakan adalah hasil pemutakhiran rumah tangga di blok sensus Susenas Maret 2015 yang terpilih sebagai blok sensus Survei Nilai Kebangsaan. Penarikan sampel dilakukan secara independent dengan angka random yang berbeda sehingga diharapkan rumah tangga Survei Nasional Kebangsaan berbeda dengan rumah tangga terpilih Susenas.
Jumlah rumah tangga yang tertera dalam DSRT adalah sebanyak 15 rumah tangga, namun petugas hanya akan mendata 10 rumah tangga pertama yang semuanya berhasil diwawancarai. Pemberian cadangan sebanyak 5 rumah tangga dilakukan untuk menjaga kemungkinan tingginya non respon karena pemutakhiran rumah tangga telah dilakukan 6 bulan sebelumnya. Untuk itu, jika rumah tangga ke 3 tidak dapat ditemukan, keluar blok sensus, tidak dapat diwawancarai dan sebagainya sehingga tidak dapat diwawancarai, maka rumah tangga tersebut dapat diganti dengan ruta ke 11, dan begitu seterusnya.
2.5. Mekanisme Pencacahan
Pengumpulan data pada rumah tangga terpilih dilakukan melalui wawancara langsung (tatap muka) antara pencacah dengan responden dengan menggunakan kuesionerSNK 2015. RespondenadalahRespondenadalah anggota rumah tangga dengan tingkat pendidikan minimal SMA, atau kepala rumah tangga atau pasangannya. Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan Tabel Kish. Responden terpilih tidak boleh
(18)
diganti dengan alasan apapun juga. Jika responden yang terpilih tidak dapat ditemui, pencacah wajib menjadwalkan kunjungan ulang dengan terlebih dahulu membuat perjanjian dengan responden.
Sebelum melakukan wawancara, pencacah harus mencari rumah tangga sampel yang tercantum pada SNK2015.DSRT dengan berbekal peta blok sensus SP2010-WB. Adanya selang waktu antara pemutakhiran rumah tangga yang dilakukan oleh petugas Susenas dan saat pencacahan lapangan SNK 2015 memungkinkan tidak ditemuinya rumah tangga karena berbagai alasan. Berikut beberapa kasus yang mungkin ditemui pada saat pencacahan:
a. Rumah tangga sampel sudah pindah tempat tinggal, namun masih dalam blok sensus yang sama maka rumah tangga tersebut tetap diwawancarai.
b. Rumah tangga sampel sudah pindah tempat tinggal, namun berdasarkan informasi yang diperoleh sudah berbeda blok sensus, maka rumah tangga tersebut dianggap tidak dapat ditemukan dan boleh dilakukan penggantian sampel rumah tangga dengan mekanisme yang telah disebutkan pada Subbab 2.4.
c. Rumah tangga sampel tidak dapat ditemukan atau non respon maka boleh melakukan penggantian sampel rumah tangga dengan mekanisme yang telah disebutkan pada Subbab 2.4.
2.6. Mekanisme Pengolahan Data
Pengolahan data hasil pencacahan lapangan SNK 2015 dilakukan di BPS Kabupaten/Kota. Pengolahan dilakukan segera setelah dokumen hasil pencacahan lapangan telah selesai diperiksa oleh pengawas. Terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pengolahan data SNK2015, yaitu:
1. Pengolahan data akan dilakukan di BPS Kabupaten/Kota dalam pengawasan Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) berkoordinasi dengan Seksi Statistik Sosial.
Petugas melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen dan editing-coding untuk memperlancar proses peng-entry-an data.
Petugas melakukan entry dan validasi data menggunakan aplikasi pengolahan data yang telah disiapkan dan diberikan/diinformasikan mekanismenya secara berjenjang oleh Direktorat Sistem Informasi Statistik kepada BPS Kabupaten/Kota. Jika pada proses validasi data ditemukan adanya kesalahan atau ketidakkonsistenan isian, maka petugas entry melakukan konfirmasi kepada pencacah melalui kasie statistik sosial.
(19)
2. Data yang sudah clean dikompilasi oleh Direktorat Sistem Informasi Statistik melalui Subdirektorat Integrasi Pengolahan Data Statistik, setelah data disetujui oleh Kasie Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) Kab/Kota dan Bidang IPDS provinsi.
4. Direktorat Sistem Informasi Statistik c.q. Subdirektorat Integrasi Pengolahan Data Statistik mengirimkan hasil kompilasi dan validasi data SNK 2015 Nasional kepada Direktorat Statistik Ketahanan Sosial c.q. Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah. 5. Direktorat Statistik Ketahana Sosial c.q. Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah
melakukan pengolahan data SNK 2015.
Bagan alur pengolahan data di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi dan di BPS Pusat dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1.Mekanisme Pengolahan Data di BPS Kabupaten/Kota, BPS Provinsi dan BPS Pusat
(20)
(21)
BAB III
ORGANISASI LAPANGAN
3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi lapangan disusun dengan tujuan agar setiap pelaku dalam organisasi mengetahui dengan pasti tugas, tanggung jawab, wewenang dan haknya masing-masing. KegiatanSNK 2015 di tingkat pusat (BPS Pusat) dilaksanakan oleh Tim Pengarah danTimTeknis. Tim Pengarah BPS bertugas menentukan arah kebijakan dan strategi yang digunakan dalam keseluruhan tahapan kegiatan SNK 2015 serta memberikan saran dan masukan baik teknis maupun non teknis kepada Tim Teknis BPS. Tugas pokok Tim Teknis BPS adalah menyusun rencana operasional dan implementasi kegiatan serta menyelenggarakan kegiatan persiapan di tingkat pusat.
Kegiatan SNK 2015 ditingkat daerah dilaksanakan oleh BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota. BPS Provinsi dan BPS Kabupaten/Kota menjalankan fungsi persiapan lapangan dan pelaksanaan pengumpulan data. Struktur organisasi SNK 2015 mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah secara lengkap dapat dilihat pada Gambar3.1
Gambar 3.1. Struktur Organisasi Penanggung Jawab Kegiatan SNK 2015
Kabid. Statistik Sosial Kepala BPS RI
Deputi Bidang Statistik Sosial Deputi Bidang Metodologi dan
Informasi Statistik
Kepala BPS Provinsi
- Direktur Statistik Ketahanan Sosial - Kasubdit Statistik Ketahanan Wilayah
Dir. Sistem Informasi Statistik Dir. Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei
Kepala Bagian tata Usaha Kabid. IPDS
Kepala BPS Kabupaten/Kota
Kepala Seksi Statistik Sosial
Kasubag. Tata Usaha Kepala Seksi IPDS
Pengawas Lapangan
Pencacah Lapangan
Keterangan:
Garis Koordinasi Garis Komando
(22)
Pengarah SNK 2015 di pusat adalah Kepala BPS, Deputi Bidang Statistik Sosial (pelaksana tugas) dan Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik. Penanggungjawab SNK 2015 adalah Direktur Statistik Ketahanan Sosial, penanggung jawab metodologi sensus adalah Direktur Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei, dan penanggungjawab pengolahan adalah Direktur Sistem Informasi Statistik. Penanggungjawab teknis adalah Kepala Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah, dibantu anggota lainnya mencakup kepala subdirektorat dan kepala seksi dari beberapa direktorat terkait.
Penanggung jawab SNK 2015 secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS Provinsi, penanggung jawab teknis adalah Kepala Bidang Statistik Sosial, penanggung jawab pengolahan adalah Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik dan penanggung jawab administratif adalah Kepala Bagian Tata Usaha.
Penanggung jawab SNK 2015 ditingkat Kabupaten/Kota adalah KepalaBPS Kabupaten/Kota, penanggung jawab teknis pendataan adalah Kepala Seksi Statistik Sosial, penanggung jawab pengolahan adalah Kepala Seksi Integrasi Pengolahan Data dan penanggung jawab administratif adalah Kepala SubBagianTata Usaha.
3.2. Tugas dan Tanggung Jawab
A. Direktur Statistik Ketahanan Sosial (Hansos)
1) Memberi pertimbangan dan saran mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan SNK 2015.
2) Bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan. 3) Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan SNK 2015.
4) Menyusun rencana survei beserta seluruh tahapan kegiatannya. 5) Menyusun jadwal kegiatan.
6) Memantau manajemen pengolahan data yang dilaksanakan di pusat dan di daerah.
7) Membuat laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan. B. Direktur Pengembangan Metodologi Sensus danSurvei
1) Bertanggung jawab atas metodologi SNK 2015.
2) Merancang metodologi sampling dan penarikan sampel blok sensus dan rumah tangga SNK 2015.
3) Mengirimkan daftar alokasi sampel blok sensus (SNK2015.DSBS) dan rumah tangga (SNK2015.DSRT) ke BPS Provinsi untuk diteruskan ke BPS Kab/Kota. 4) Membuat penimbang bagi sampel rumah tangga.
(23)
C. Direktur Sistem Informasi Statistik (SIS)
1) Bertanggungjawab atas sistem dan aplikasi pengolahan data SNK 2015. 2) Mendistribusikan sistem dan aplikasi pengolahan data beserta petunjuk
teknis penggunaannya ke BPS daerah.
3) Mengatur pelaksanaan pengolahan data SNK 2015 yang dilaksanakan di pusat dan daerah.
4) Menerima hasil pengolahan data SNK 2015 dari BPS daerah. 5) Mengkonsolidasikan seluruh hasil pengolahan.
6) Menyajikan hasil pengolahan.
C. Kepala BPS Provinsi
1) Kepala BPS Provinsi agar dapat memberi arahan baik teknis maupun administratif kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota.
2) Menentukan susunan petugas, organik BPS atau non organik BPS yang berkaitan dengan ketentuan upah kinerja di BPS Provinsi.
3) Memonitor dan mengevaluasi penyelenggaraan pelatihan petugas di daerah. 4) Memonitor dan mengevaluasi jalannya koordinasi dan supervisi pelaksanaan
lapangan.
5) Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pengolahan di BPS Provinsi.
D. Kepala Bidang Statistik Sosial
1) Melakukan koordinasi pelaksanaan pendataan SNK 2015.
2) Memberi petunjuk kepada Kepala BPS Kabupaten/Kota mengenai rekruitmen petugas.
3) Menyelenggarakan pelatihan petugas pencacah dan pengawas berkoordinasi dengan Kepala Bagian Tata Usaha.
4) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pencacahan serta pemeriksaan hasil pendataan SNK 2015.
5) Membuat laporan teknis pelaksanaan lapangan SNK 2015.
E. Kepala Bagian Tata Usaha
1) Mendistribusikan dokumen ke BPS Kabupaten/Kota.
2) Bersama-sama Kepala Bidang Statistik Sosial menyelenggarakan pelatihan petugas dan pengawas.
3) Membuat laporan administrasi penyelenggaraan kegiatan SNK 2015.
F. Kepala Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
1) Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (SNK2015.DSBS) dan rumah tangga (SNK2015.DSRT) untuk diteruskan ke masing-masing BPS Kabupaten/Kota
(24)
2) Menerima sistem dan aplikasi pengolahan data beserta petunjuk teknis penggunaannya untuk diteruskan ke masing-masing BPS Kabupaten/Kota. 3) Melakukan koordinasi pengolahan data dengan BPS Kabupaten/Kota. 4) Melakukan pemeriksaan validasi data SNK 2015.
5) Mengesahkan data clean sebelum dikompilasi oleh BPS Pusat 6) Membuat laporan teknis pengolahan SNK 2015.
G. Kepala BPS Kabupaten/Kota
1) Kepala BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas kegiatan SNK 2015 secara keseluruhan di BPS Kabupaten/Kota.
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan lapangan SNK 2015 di BPS Kabupaten/Kota.
3) Melakukan rekruitmen petugas lapangan di BPS Kabupaten/Kota. H. Kepala Seksi Statistik Sosial
1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SNK 2015.
2) Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (SNK2015.DSBS) dan rumah tangga (SNK2015.DSRT).
3) Memberikan Daftar Sampel Rumah Tangga (SNK2015.DSRT) kepada petugas pencacah.
4) Memastikan jadwal kegiatan, wilayah kerja dan alokasi petugas pencacahan. 5) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan lapangan di BPS Kabupaten/Kota. 6) Melakukan pemeriksaan dokumen hasil pencacahan lapangan untuk menjamin
kehandalan mutu data yang dihasilkan.
7) Berkoordinasi dengan Kasie IPDS untuk melakukan pengolahan data SNK 2015 di BPS Kabupaten/Kota.
8) Secara rutin melaporkan hasil perkembangan pendataan SNK 2015 ke BPS Kabupaten/Kota.
I. Kepala Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik
1) Menerima daftar alokasi sampel blok sensus (SNK2015.DSBS) dan rumah tangga (SNK2015.DSRT) untuk diberikan ke Kasie Statistik Sosial.
2) Memastikan jadwal kegiatan dan alokasi petugas pengolahan data SNK 2015 di BPS Kab/Kota.
3) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengolahan data SNK 2015 di BPS Kabupaten/Kota.
4) Melakukan validasi dan kompilasi data dari setiap petugas pengolahan.
5) Berkoordinasi dengan Kasie statistik sosial dalam rangka pengolahan data SNK 2015 di BPS Kabupaten/Kota.
(25)
6) Mengesahkan data clean sebelum dikompilasi oleh BPS Provinsi
7) Memberikan laporan hasil perkembangan pengolahan SNK 2015 ke BPS Kabupaten/Kota.
J. Pemeriksa
1) Mengikuti pelatihan petugas SNK 2015.
2) Memeriksa hasil pencacahan yang diserahkan petugas pencacah (kelengkapan dokumen, kelengkapan isian dan kualitas data yang diperoleh) dan jika ditemukan kejanggalan, perintahkan kepada petugas pencacah untuk melakukan kunjungan ulang,
3) Memberikan jalan keluar atas permasalahan isian dokumen yang telah diserahkan oleh petugas pencacah.
4) Mengumpulkan dan menyusun dokumen hasil pencacahan kemudian diserahkan kepada petugas pengentry untuk diolah.
K. Pencacah (PCL) SNK2015
1) Mengikuti pelatihan petugas lapangan SNK 2015.
2) Menerima Daftar Sampel Rumah Tangga (SNK2015.DSRT) dari Kasie Statistik Sosial.
3) Melaksanakan pendataan SNK 2015 terhadap responden pada semua rumah tangga sampel pada blok sensus yang menjadi tanggungjawabnya (sekitar 2 blok sensus), sesuai dengan petunjuk dan jadwal yang telah ditentukan.
4) Memeriksa kembali hasil pendataan SNK 2015 (kelengkapan dokumen, kelengkapan isian dan kualitas data yang diperoleh).
5) Menyerahkan dokumen SNK 2015 yang telah diisi dan diperiksa kepada pemeriksa.
3.3. Persyaratan Petugas
A. Pemeriksa
Pemeriksa SNK 2015 adalah Kasie/staf Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota. B. Petugas Pencacah
Pencacah SNK 2015 adalah KSK/staf BPS Kabupaten/Kota. Syarat petugas pencacah: 1) Berpendidikan minimal SMA/Sederajat
2) Berumur antara 25 – 45 tahun
3) Diutamakan pernah memiliki pengalaman terkait beberapa survei atau sensus yang dilakukan oleh BPS.
4) Mengenal wilayah tugas dengan baik.
5) Diutamakan memiliki kemampuan berkomunkasi secara persuasif dengan orang lain.
(26)
C. Petugas Pengolahan
Petugas pengolahan dokumen SNK dilakukan oleh KSK, staf atau mitra BPS Kabupaten/Kota yang ditunjuk dengan syarat:
1) Bisa mengoperasikan komputer. 2) Bertanggung jawab.
3) Mampu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan supervisor pengolahan. 4) Mampu menerima dan memahami aturan-aturan dalam pengolahan.
5) Diutamakan mempunyai pengalaman sebagai petugas pengolahan data di BPS.
3.4. Pelatihan Petugas Pencacahan
Pelatihan petugas pencacahan dalam SNK 2015 ini melibatkan Petugas Pengajar (Master Intama, Intama dan Innas) dan petugas lapangan (pemeriksa dan pencacah). Pelatihan petugas pencacahan dilaksanakan sebelum pelaksanaan lapangan, dengan tujuan untuk menyamakan persepsi tentang konsep dan definisi operasional dari variabel- variabel yang akan dikumpulkan dalam kuesioner SNK 2015 serta teknik wawancara dengan responden. Keberhasilan penyelenggaraan pelatihan sangat menentukan keberhasilan kegiatan pencacahan di lapangan. Oleh karena itu, penyelenggaraan pelatihan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Pada SNK 2015, pelatihan petugas dilakukan secara berjenjang dari Workshop Intama, pelatihan calon Instruktur Nasional (Innas) dan pelatihan calon petugas lapangan. Workshop Intama dan pelatihan calon Innas dilaksanakan di Pusat, sementara pelatihan calon petugas lapangan dilaksanakan di daerah. Hal-hal penting terkait penyelenggaraan pelatihan tersebut dijelaskan dalam poin-poin berikut.
A. Workshop Intama dan Pelatihan calon Innas
Workshop Intama dan Pelatihan calon Innas SNK 2015 dilaksanakan oleh BPS Pusat pada bulan Agustus 2015 selama 3 (tiga) hari efektif. Penanggung jawab penyelenggaraan adalah Subdirektorat Statistik Ketahanan Wilayah, Direktorat Statistik Ketahanan Sosial dan Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei BPS Pusat. Workshop intama diikuti oleh peserta dari Direktorat Statistik Ketahanan Sosial, dan Direktorat Pengembangan Metodologi Sensus dan Survei.
Sementara peserta pelatihan calon innas SNK 2015 berasal dari BPS Pusat maupun BPS Provinsi. Metode pelatihan dilakukan dengan cara lokakarya (workshop) yang lebih banyak ditekankan pada diskusi mengenai konsep dan definisi serta operasional lapangan. Syarat calon Innas antara lain:
(27)
1. Diutamakan Kepala Seksi Statistik Ketahanan Sosial BPS Provinsi dan staf inti di lingkungan Direktorat Statistik Ketahanan Sosial BPS RI.
2. Mampu mengajar dengan baik. 3. Berpendidikan minimal DIV/S1.
4. Diutamakan yang sudah berpengalaman sebagai Innas atau instruktur lainnya pada sensus atau survei yang pernah dilaksanakan oleh BPS.
Alokasi kebutuhan jumlah innas dapat dilihat pada Lampiran 2.
B. PelatihanPetugas
Pelatihan calon Petugas SNK 2015 dilaksanakan di masing-masing provinsi selama 2 (dua) hari efektif (lihat jadwal) pada kegiatan pelaksanaan SNK 2015, sehingga semua petugas telah siap untuk pencacahan lapangan pada pertengahan Bulan September 2015. Penanggung jawab penyelenggaraan pelatihan adalah Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi. Alokasi kebutuhan jumlah petugas dapat dilihat pada Lampiran 2.
3.5. PemeriksaanDokumen
Pemeriksaan dokumen merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan lapangan. Kegiatan ini merupakan faktor penting dalam upaya menjaga kualitas data yang dikumpulkan. Proses pemeriksaan tidak hanya mencakup kelengkapan dokumen, tetapi sekaligus akurasi, kewajaran dan konsistensi isian.
3.6. Supervisi
Kegiatan supervisi dilaksanakan oleh BPS RI. Petugas supervisi adalah pejabat setingkat eselon I sampai IV di BPS RI. Beberapa kegiatan penting yang akan dilaksanakan oleh BPS RI dalam rangka supervisi adalah supervisi terhadap pelaksanaan lapangan terkait jadwal, mekanisme dan kualitas data hasil pencacahan lapangan.
(28)
(29)
BAB IV
TATA CARA PENGISIAN KUESIONER
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT
Sebelum pencacah mengunjungi rumah tangga dan memulai wawancara, isilah informasi identitas rumah tangga pada blok I (Pengenalan Tempat). Informasi identitas rumah tangga diperoleh dari daftar sampel rumah tangga SNK2015 (SNK2015.DSRT), yang akan diberikan oleh Kasie Statistik Sosial kepada pencacah. Isikan nama dan nomor kode provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan, klasifikasi wilayah, nomor blok sensus, nomor kode sampel (NKS), dan nomor urut sampel rumah tangga (NURT) di dalam kotak pada kolom sebelah kanan. Kombinasi dari kode-kode ini akan menghasilkan satu nomor ID unik yang mengidentifikasi isian kuesioner ini berasal dari rumah tangga yang berbeda dari kuesioner lain. Tuliskan juga nama kepala rumah tangga (KRT) dan alamat rumah tangga dimana pencacah akan melaksanakan wawancara. Lengkapi alamat pada kuesioner jika ternyata alamat yang tercantum dalam SNK2015.DSRT kurang lengkap.
Rincian 111. Hasil Kunjungan
Rincian 111 mengenai hasil kunjungan diisi setelah pencacah melaksanakan wawancara dan telah meninggalkan rumah tangga tersebut. Ada enam macam kode respon berdasarkan sejauh mana kuesioner telah selesai diisi. Berikut penjelasan mengenai berbagai kemungkinan kode hasil kunjungan:
Kode 1, Berhasil, jika pencacah telah menyelesaikan wawancara dengan responden terpilih dan telah memastikan bahwa tidak ada satu pertanyaan pun di kuesioner yang belum terisi (dokumen lengkap).
Kode 2, Tidak Berhasil, jika rumah tangga tidak berhasil diwawancarai. Lingkari dan tuliskan kode 2 pada kotak yang tersedia tuliskan pula alasan kenapa rumah tangga tersebut tidak berhasil diwawancarai pada tempat yang telah disediakan.
(30)
Penjelasan:
Dalam mekanisme pencacahan telah dijelaskan bahwa rumah tangga menolak, tidak dapat diwawancarai, pindah alamat, bergabung dengan rumah tangga sampel lain, tidak dapat ditemukan, dan sejenisnya boleh dilakukan penggantian sampel sehingga pada daftar sampel rumah tangga SNK 2015 telah disediakan 5 rumah tangga sampel cadangan. Jika dalam pelaksanaan lapangan jumlah rumah tangga yang berhasil diwawancarai tetap kurang dari 10 rumah tangga maka dokumen yang dikumpulkan tetap sejumlah 10 dokumen. Misal, dari 15 rumah tangga, terdapat 7 rumah tangga yang pindah keluar blok
sensus maka terdapat rumah tangga yang Rincian berkode Berhasil dan rumah
tangga yang Rincian berkode Tidak Berhasil , kemudian tuliskan alasannya.
BLOK II. KETERANGAN PENCACAHAN
Blok ini berisi mengenai identitas pencacah dan pemeriksa. Identitas tersebut meliputi nama, jabatan, tanggal pencacahan/pemeriksaan, dan tanda tangan pencacah/pemeriksa. Identitas pencacah diisi sebelum mengunjungi rumah tangga.
BLOK III. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA
Blok ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai semua ART yang ada dalam rumah tangga. Informasi yang diinginkan mencakup nomor urut ART, nama, hubungan ART dengan KRT, jenis kelamin, umur, status perkawinan dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Pengisian blok ini dapat ditanyakan kepada setiap anggota rumah tangga yang sudah dewasa dan mampu memberikan informasi yang diperlukan. Jika anggota rumah tangga yang sudah dewasa tidak ada, jangan mewawancarai anak kecil, tetapi berpindahlah ke rumah tangga lainnya dan kunjungilah kembali rumah tangga tersebut di lain waktu. Sebelum memulai wawancara, pencacah wajib memperkenalkan diri dan menyatakan tujuan kedatangan.
Ketika mengunjungi salah satu rumah tangga sesuai dengan alamat yang terdapat dalam SNK2015.DSRT, pencacah mungkin menemui satu rumah yang dihuni oleh banyak orang. Dalam hal ini, pencacah harus mengidentifikasi secara cermat siapa saja yang merupakan anggota rumah tangga dari rumah tangga yang terpilih sebagai sampel. Berikut beberapa konsep dan definisi yang wajib dikuasai pencacah:
Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari satu dapur. Makan dari satu dapur adalah pengurusan kebutuhan sehari-hari dikelola bersama-sama dan menjadi satu.
(31)
Kepala Rumah Tangga (KRT) adalah salah seorang dari ART yang bertanggung jawabatas kebutuhan sehari-hari rumah tangga. Untuk kasus anak kos, KRT adalah orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT. Oleh karena itu, KRT yang di blok IV kuesioner SNK 2014 boleh saja berbeda dengan SNK2015.DSRT.
Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumahtangga maupun sementara tidak ada pada waktu pencacahan. Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan maksud pindah, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga. Sebaliknya orang yang telah tinggal 6 bulan atau lebih atau bermaksud tinggal/menetap di rumah tangga walaupun kurang dari 6 bulan dianggap sebagai anggota rumah tangga.
Kolom (1) sampai Kolom (3)
Tanyakan kepada responden siapa saja yang tinggal di rumah tangga tersebut dan hubungan dengan KRT, jangan lupa pastikan pula bahwa mereka yang disebutkan berada dalam satu pengelolaan pemenuhan kebutuhan pangan dengan responden. Hal ini perlu dicermati karena masyarakat lebih mengenal konsep keluarga rumah tangga. Suatu keluarga hanya mencakup orang-orang yang memiliki hubungan darah namun suatu rumah tangga mencakup semua orang yang tinggal bersama dan makan dalam satu pengelolaan, baik memiliki hubungan darah maupun tidak. Contohnya, tiga laki-laki yang tidak memiliki hubungan yang tinggal dan memasak makanan bersama tidak akan dianggap sebagai satu keluarga, tetapi mereka dianggap sebagai satu rumah tangga. Satu orang yang hidup sendiri juga akan dianggap sebagai satu rumah tangga.
Saat responden menyebutkan nama-nama orang yang tinggal dan makan di rumah tangga, tuliskan nama-nama tersebut, satu nama pada setiap baris di kolom (2). Urutan penulisan nama-nama ART pada kolom (2) mengacu pada urutan hubungan nama ART dengan KRT pada kolom (3). Usahakan untuk mencatat nama lengkap dari setiap ART yang disebutkan. Ketika semua nama telah dituliskan, pencacah perlu memastikan bahwa nama- nama tersebut sudah mencakup semua ART yang ada di rumah tangga tersebut sebelum melanjutkan ke pertanyaan lain dalam kuesioner. Pastikan tidak ada ART yang terlewat. Penulisan nama tidak boleh disingkat dan tanpa menggunakan kata sebutan atau gelar, misalnya: Ir, Drs, Tuan, Nyonya, Bapak, Ibu, dan lain-lain. Setelah semua selesai dicatat, bacakan kembali nama-nama tersebut kemudian ajukan lagi pertanyaan untuk memastikan adanya:
(32)
a. Orang yang namanya belum tercatat karena lupa atau dianggap bukan anggota rumah tangga seperti bayi atau anak kecil, pembantu, teman/tamu yang sudah tinggal 6 bulan atau lebih, keponakan, anak indekos dan sebagainya yang biasa tinggal di rumah tangga tersebut; dan orang yang sedang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi biasanya tinggal di rumah tangga tersebut. Tambahkan nama-nama yang tertinggal tersebut pada baris-baris sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga.
b. Orang yang dianggap anggota rumah tangga karena biasanya tinggal di rumah tangga tersebut tetapi sedang bepergian selama 6 bulan atau lebih. Hapus nama dari daftar, bila sudah terlanjur ditulis pada Blok IV ini. Urutkan kembali nama-nama anggotarumah tangga sesuai dengan urutan kode hubungan dengan kepala rumah tangga.
Berikut penjelasan mengenai kode hubungan dengan KRT pada kolom (3):
Kode 1, Kepala Rumah Tangga adalah salah seorang dari ART yang bertanggung
jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga. Untuk kasus anak kos, KRT adalah orang yang dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai KRT.
Kode 2, Istri/suami adalah istri dari KRT (jika KRT laki-laki) atau suami dari KRT (jika KRT perempuan).
Kode 3, Anak mencakup anak kandung, anak tiri dan anak angkat KRT.
Kode 4, Menantu adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat.
Kode 5, Cucu adalah anak dari anak kandung, anak tiri atau anak angkat.
Kode 6, Orang tua/mertua adalah bapak/ibu dari KRT atau bapak/ibu dari
istri/suami KRT.
Kode 7, Famili lain adalah mereka yang ada hubungan famili dengan KRT atau
dengan istri/suami KRT, misalnya adik, kakak, bibi, paman, kakek atau nenek.
Urutan bertanya:
a. Tanyakan dan tuliskan nama kepala rumah tangga.
b. Isikan Kolom 2 dan 3 secara berturut-turut dengan menanyakan dan menulis nama istri/suami, anak yang belum kawin, anak yang sudah kawin, dan seterusnya sampai dengan anggota rumah tangga terakhir. c. Kemudian tanyakan satu-persatu keterangan yang dibutuhkan mulai
(33)
Kode 8, Pembantu Rumah Tangga adalah mereka yang tinggal dan makannya bergabung dengan rumah tangga majikan.
Kode 9, Lainnya adalah mereka yang tidak ada hubungan famili dengan KRT
atau dengan istri/suami KRT, misalnya mantan menantu dan anak kos.
Kolom (4): Jenis Kelamin
Selanjutnya tanyakan jenis kelamin dari setiap nama yang tertulis pada kolom (2). Jangan menduga jenis kelamin seseorang berdasarkan namanya, tanyakan kepada responden apakah ART tersebut laki-laki atau perempuan.
Kolom (5): Umur
Umur dihitung dengan cara menanyakan tanggal, bulan dan tahun kelahiran ART. Umur dalam tahun dengan pembulatan ke bawah atau sama dengan umur pada waktu ulang tahun yang terakhir. Penjelasan:
Jika umur responden 27 tahun 9 bulan, catat 27 tahun.
Jika umurnya kurang dari 1 tahun, dicatat 00 tahun.
Jika umur responden 98 tahun atau lebih dicatat 98 tahun, misalnya umur 100 tahun maka pada kotak umur isikan angka 98, dalam hal ini berarti 98 tahun atau lebih.
Jika umurnya kurang dari 10 tahun (1 digit) agar dituliskan 0 di digit pertama, misalnya 01, 02, ..., 09.
Jika responden tidak tahu sama sekali tanggal, bulan dan tahun kelahirannya maupun umurnya, maka perkirakan umur responden dengan berbagai pendekatan, rujukan dan informasi. Perkiraan umur haruslah perkiraan yang terbaik.
Kolom (6):Status Perkawinan
Tanyakan status kawin dari setiap nama yang tertulis pada kolom (2). Perhatikan kode pada kuesioner untuk setiap status perkawinan yang disebutkan responden. Hati- hati jangan salah dalam mengisikan kode status kawin.
Kode 1, Belum kawin adalah status dari mereka yang belum/tidak terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan.
Kode 2, Kawin adalah status dari mereka yang terikat dalam perkawinan pada saat
(34)
mereka yang kawin sah, secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya) tetapi juga mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami istri.
Kode 3, Cerai hidup adalah status dari mereka yang hidup berpisah sebagai suami
istri karena bercerai dan belum kawin lagi. Mereka yang mengaku cerai walaupun belum resmi secara hukum dianggap cerai. Sebaliknya mereka yang sementara hidup terpisah tidak dianggap bercerai, misalnya suami/istri yang ditinggalkan oleh istri/suami ke tempat lain karena sekolah, bekerja, mencari pekerjaan, atau sedang cekcok. Perempuan yang diketahui belum kawin tetapi sudah mempunyai anak maka status perkawinan orang tersebut dianggap cerai hidup.
Kode 4, Cerai mati adalah status dari mereka yang suami/istrinya telah meninggal
dunia dan belum kawin lagi.
Kolom (7): Pendidikan tertinggi yang ditamatkan:
Tanyakan apakah pendidikan tertinggi yang ditamatkan oleh setiap nama yang tertulis pada kolom (2). Perhatikan kode pada kuesioner untuk setiap pendidikan tertinggi yang ditamatkan responden. Hati-hati jangan salah dalam mengisikan kode tersebut.
Kode 1, Tidak/belum pernah bersekolah adalah tidak pernah atau belum
terdaftar dan tidak/belum pernah aktif mengikuti pendidikan, termasuk tamat/belum tamat TK tetapi tidak melanjutkan SD
Kode 2, Tidak/belum tamat SD/SDLB/MI/Paket A adalah kategori bagi mereka
yang pernah bersekolah tetapi tidak/belum tamat Sekolah Dasar/MI, Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Pamong (Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua dan Guru), Sekolah Dasar Kecil, Paket A1 s.d A100, SD Proyek Perintis Sekolah Pembangunan atau SD Indonesia (di Luar Negeri). Mereka yang tamat Sekolah Dasar 3 tahun atau sederajat dianggap tidak tamat SD.
Kode 3, SD/SDLB/MI/Paket A adalah tamat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
atau sekolah yang setara misalnya: Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil, Sekolah Dasar Pamong, Paket A dan memperoleh ijazah persamaan SD, SD Proyek Perintis Sekolah Pembangunan dan SD Indonesia (di luar negeri).
(35)
Kode 4, SMP/SMPLB/MTs/Paket B adalah tamat Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah atau sekolah yang setara misalnya: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Lanjutan Tingkat Pertama, SLTP Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, SLTP Indonesia (di Luar Negeri), Paket B dan SLTP Olahraga.
Kode 5, SMA/SMALB/SMK/MA/Paket C adalah tamat Sekolah Menengah
Umum/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah atau sekolah kejuruan yang setara misalnya: Sekolah Menengah Atas, Menengah Luar Biasa, HBS 5 tahun, AMS, Kursus Pegawai Administrasi Atas (KPAA), Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial (SMPS), Sekolah Lanjutan Persiapan Pembangunan, SLTA Proyek Perintis Sekolah Pembangunan, SLTA Indonesia (di Luar Negeri), Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI), Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga (SGO), Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB), Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru (KPG), Sekolah Menengah Analis Kimia, Sekolah Asisten Apoteker (SAA), Sekolah Bidan, Sekolah Penata Rontgen dan SLTA para atlit dan Paket C.
Kode 6, Diploma I/II adalah tamat program DI/DII pada suatu perguruan tinggi
yang menyelenggarakan program diploma I/II pada pendidikan formal.
Kode 7, Diploma III/Sarjana Muda adalah tamat program DIII pada suatu
perguruan tinggi yang menyelenggarakan program diploma III pada pendidikan formal. Misalnya Akademi Seni Musik Indonesia, Akademi Seni Tari Indonesia, Akademi Kimia Analis, Akademi Meteorologi dan Geofisika dsb.
Kode 8, Diploma IV/S1 adalah tamat program pendidikan Diploma IV atau Sarjana pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi, sedangkan Program Akta IV sejajar dengan jenjang Diploma IV.
(36)
Kode 9, S2, S3 adalah tamat program pendidikan Pasca Sarjana (master atau doktor), strata 2 atau 3 pada suatu Universitas atau Perguruan tinggi.
Kolom (8)-Kolom (9): Untuk KRT dan Pasangannya dan ART lain dengan pendidikan SLTA+
Informasi pada kolom ini akan digunakan sebagai dasar pemilihan responden terpilih dengan menggunakan Tabel Kish. Eligible responden adalah KRT dan pasangannya dan ART dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan minimal SLTA(SLTA+). Berikan
tanda √ pada kolom untuk Eligible responden [kolom (3) berkode 1 atau 2 atau
kolom (7) berkode minimal 5]. Kemudian berikan nomor urut pada kolom (9) untuk eligible
responden mulai darilaki-laki tertua sampai termuda dilanjutkan dengan perempuan tertua sampai termuda.
Pemilihan Sampel Responden
Pemilihan sampel ART dilakukan segera setelah pengisian DAFTAR ANGGOTA RUMAH TANGGA selesai dilakukan, karena wawancara blok berikutnya hanya dilakukan untuk ART yang terpilih sampel. Pemilihan sampel ART didasarkan pada jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat, yaitu KRT atau pasangannya dan ART dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan minimal SLTA(SLTA+).
Tabel Kish terdiri dari 11 kolom. Kolom (1) adalah jumlah ART eligible dalam rumah tangga sampel. Kolom (2) sampai dengan (11) menunjukkan nomor urut sampel rumah tangga (01 sampai dengan 10). Angka-angka dalam setiap sel kolom (2) sampai (11) menunjukkan nomor urut ART terpilih berdasarkan nomor urut sampel rumah tangga dan jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat.
Penentuan nomor urut ART yang memenuhi syarat untuk dipilih adalah perpotongan antara kolom nomor urut sampel rumah tangga dengan jumlah anggota rumah tangga memenuhi syarat pada rumah tangga tersebut. Lingkari nomor urut sampel anggota rumah tangga pada Daftar ART Sampel Kolom (9), kemudian lihat ke Kolom (2) nama anggota rumah tangga yang terpilih dan lingkari no urut ART di kolom (1) yang sesuai.
Contoh: Misalkan dibawah ini merupakan daftar anggota rumah tangga Irianto pada
Blok III kolom (1) sampai kolom (7) serta kolom (8) dan kolom (9). Rumah tangga Irianto merupakan rumah tangga sampel dengan nomor urut 8 yang terdiri atas 6 anggota rumah tangga.
(37)
IV.KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA No. Urut ART Nama anggota rumah tangga (ART) Hubungan dengan kepala rumah tangga Jenis Kelamin 1.Laki-laki 2.Perempuan Umur (tahun) x Status Perkaw inan Pendidik an tertinggi yang ditamatk an
Untuk ART dengan pendidikan SLTA+
atau KRT dan pasangannya Beri tanda (√) Nouruteli gible respo nden
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Irianto 1 1 47 2 8 √ 2
2 YesiSari 2 2 42 2 5 √ 4
3 Riyadi 3 1 20 1 5 √ 3
4 Anggun 3 2 17 1 4 - -
5 BayuAji 3 1 14 1 3 - -
6 Marimin 6 1 59 4 5 √ 1
1. Dari daftar tersebut diketahui bahwa rumah tangga Irianto dengan nomor urut rumah tangga adalah 8 mempunyai 4 anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih (ART dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan SLTA+ atau KRT atau pasangannya).
2. Pada tabel Kish, pilih kolom yang menunjukkan nomor urut ruta sampel, yaitu 8 dan pilih baris yang menunjukkan jumlah anggota rumah tangga yang memenuhi syarat terpilih (eligible responden), yaitu 4. Lingkari sel yang merupakan perpotongan kolom dan baris tersebut, yaitu 4.
(38)
TABELKISH Jumlah
ART
eligible
Nomor Urut Rumah Tangga Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
3 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
6 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3
7 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2
9 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8
0 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8
IV.KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA
No. Urut ART Nama anggota rumah tangga (ART) Hubungan dengan kepala rumah tangga Jenis Kelamin: 1.Laki-laki 2.Perempuan Umur (tahun) x Status Perkawi nan Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Untuk ART dengan pendidikan SLTA+ atau
KRT dan pasangannya Beri tanda (√) No urut eligible respo nden
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Irianto 1 1 47 2 8 √ 2
2 YesiSari 2 2 42 2 5 √ 4
3 Riyadi 3 1 20 1 5 √ 3
4 Anggun Sasmi
3 2 17 1 4 - -
5 BayuAji 3 1 14 1 3 - -
6 Marimin 6 1 59 4 5 √ 1
Setelah menyelesaikan wawancara, tanyakan apakah pencacah dapat melakukan wawancara dengan responden terpilih (jika responden terpilih bukan orang yang memberikan informasi pada blok ini). Jika responden terpilih tidak ada pada saat wawancara ini, buatlah janji untuk melakukan kunjungan ulang. Pencacah tidak boleh
(39)
mengganti sampel responden, meskipun ada eligible responden lainnya. Berterimakasihlah kepada pemberi informasi dan akhiri wawancara di sini.
BLOK IV. KETERANGAN RESPONDEN TERPILIH
Blok ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik responden terpilih, seperti suku, agama/kepercayaan, lama tinggal serta kegiatan utama selama seminggu terakhir.
R 401a. Nama dan Nomor urut ART
Tuliskan nama dan nomor urut ART responden terpilih sesuai dengan blok III kolom (2) dan kolom (1).
R 401b. Suku Bangsa
Tanyakan suku bangsa darimana responden berasal dan tuliskan nama suku bangsa secara lengkap. Suku bangsa adalah kelompok etnis dan budaya masyarakat yang terbentuk secara turun temurun. Pada umumnya suku mengikuti garis patrilineal (ayah/laki-laki) tetapi ada beberapa suku yang mengikuti garis matrilineal (ibu/perempuan) seperti suku minangkabau.
responden bisa saja sulit menentukan apa suku bangsanya, misalnya dalam perkawinan campuran antar suku. Dalam hal ini suku bangsa responden yang dicatat adalah sesuai pengakuan responden.
Jika responden tidak dapat menentukan, maka pencacah bisa saja mengarahkan pilihan (meminta persetujuan responden) untuk mengikuti garis turunan hirarkis ayah/laki-laki-laki, ayahnya ayah (kakek), ayahnya kakek, dan seterusnya.
Jangan menduga suku bangsa dari bahasa yang digunakan sehari-hari sebab bisa saja orang yang sehari-harinya berbahasa daerah setempat, pada kenyataannya berasal dari suku lain.
R 401c. Agama/Kepercayaan
Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut responden dan tuliskan secara lengkap sesuai pengakuan respponden. Agama yang dicatat tidak hanya enam agama resmi yang diakui di Indonesia, namun juga termasuk berbagai agama/kepercayaan lainnya seperti kaharingan, sunda wiwitan, atau kepercayaan adat lainnya. Isikan jawaban atas pengakuan responden di tempat yang telah disediakan.
(40)
R. 402. Lama Tinggal
Tanyakan lama tinggal responden di lingkungan setempat tersebut (setingkat desa/kelurahan) bila responden pernah berpindah desa/kelurahan lainnya, maka isikan lama tinggal terakhir di lingkungan tersebut.
R. 403a. Kegiatan 1 Minggu Terakhir
Tanyakan kegiatan utama responden 1 minggu terakhir. Isikan kode yang sesuai dengan jawaban responden pada kotak yang tersedia.
Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau
membantu penghasilan atau keuntungan yang paling sedikit satu jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dikerjakan secara berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji/pendapatan termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja/pegawai/karyawan dan hasil usaha berupa sewa, bunga atau keuntungan baik berupa uang atau barang bagi pengusaha. Jika seseorang melakukan pekerjaan tetapi tidak bermaksud memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan maka tidak dianggap bekerja.
Mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, adalah mereka yang
mempunyai pekerjaan/usaha tetapi selama seminggu terakhir tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit, cuti, menunggu panen, tugas belajar atau mogok kerja.
Penjelasan:
1. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa.
2. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya untuk dikonsumsi sendiri dianggap tidak bekerja, kecuali budidaya tanaman bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung, sagu, dan atau palawija (ubi kayu, ubi jalar, kentang)
3. Anggota ruta yang membantu melaksanakan pekerjaan kepala ruta atau anggota ruta yang lain, misal di sawah, ladang, warung/took dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima upah/gaji (pekerja tidak dibayar).
4. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan ruta sendiri dianggap bekerja.
(41)
Contoh:
1. Dokter yang mengobati anggota ruta sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki rumah sendiri, dan tukang jahit yang menjahit pakaian sendiri.
2. Seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin industri, peralatan pesta, alat pengangkutan, dan sebagainya dikategorikan bekerja.
3. Pembantu ruta termasuk bekerja, baik sebagai anggota ruta majikannya maupun bukan anggota ruta majikannya.
4. Seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil, dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya produksi) atau turut mengelola atas usaha pertanian itu.
5. Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sekotar pertanian maupun nonpertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja.
6. Seseorang petinju atau penyanyi professional yang sedang latihan dalam rangka profesinya, dianggap sebagai bekerja.
R. 403b. Lapangan Usaha/Bidang Pekerjaan Utama
R. 403b. Apakah lapangan usaha/bidang pekerjaan utama tempat bekerja selama seminggu yang lalu:
01. Pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan 02. Pertambangan dan penggalian
03. Industri pengolahan 04. Listrik, gas dan air 05. Konstruksi
06. Perdagangan besar, eceran, rumah makan dan hotel 07. Angkutan, pergudangan dan komunikasi
08. Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah, dan jasa perusahaan 09. Jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan
Catatan: Konsep definisi lapangan usaha berdasarkan KBLI 2009
Lapangan usaha/bidang pekerjaan adalah bidang kegiatan dari
pekerjaan/usaha/perusahaan/ kantor tempat krt/art bekerja. Cara menentukan pekerjaan utama adalah sebagai berikut:
Jika krt/art pada seminggu terakhir hanya mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dicatat sebagai pekerjaan utama.
(42)
Jika krt/art pada seminggu terakhir mempunyai lebih dari satu pekerjaan, maka pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak dicatat sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama, maka pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama. Jika waktu yang digunakan sama dan penghasilannya juga sama besar, maka terserah pada responden pekerjaan mana yang dianggapnya merupakan pekerjaan utama.
Krt/art dianggap mempunyai pekerjaan lebih dari satu apabila pengelolaan pekerjaan tersebut dilakukan secara terpisah. Buruh tani, meskipun bekerja pada beberapa petani (pengelolaan terpisah) dikategorikan hanya mempunyai satu pekerjaan.
Penjelasan:
a. Krt/art yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut ia tidak melakukan pekerjaan lain, maka pekerjaan utamanya adalah pekerjaan yang dia cutikan.
b. Krt/art yang sedang cuti dan pada masa cuti tersebut melakukan pekerjaan lain, maka salah satu dari pekerjaan lainnya itu merupakan pekerjaan utamanya.
Contoh:
1. Krt/art memiliki pekerjaan sebagai seorang manajer pemasaran di perusahaan real estate yang sedang cuti selama seminggu terakhir dan selama cuti tidak melakukan pekerjaan apapun, maka pekerjaan utama krt/art tersebut selama seminggu terakhir adalah sebagai manajer pemasaran di perusahaan real estate.
2. Selama seminggu terakhir, krt/art yang bekerja sebagai seorang dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sedang cuti, dan selama cuti membantu istrinya berdagang alat-alat olah raga, maka pekerjaan utama krt/art tersebut selama seminggu terakhir adalah berdagang alat-alat olahraga.
3. Selama seminggu terakhir, seorang petani selain bertanam padi di lahan sendiri, juga menanam padi di lahan orang lain dengan menerima upah. Petani tersebut digolongkan mempunyai dua pekerjaan yaitu bertanam padi di lahan milik sendiri dan buruh tanaman pangan walaupun lapangan usahanya sama yaitu pertanian.
4. Krt/art yang pada pagi hari menjadi buruh menanam padi dan pada sore hari menjadi buruh menanam sayur-sayuran pada orang yang berbeda, maka krt/art tersebut digolongkan memiliki dua pekerjaan di bidang pertanian. Salah satu dari pekerjaan-pekerjaan tersebut yang menggunakan waktu terbanyak dianggap sebagai pekerjaan-pekerjaan utama. Jika waktunya sama, maka yang memberikan penghasilan terbesar dianggap sebagai pekerjaan utama.
(1)
Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] seandainya ada pemeluk agama lain yang akan menetap di lingkungan tempat tinggal?
Tidak keberatan – 1 Cenderung tidak keberatan – 2 Cenderung keberatan – 3 Keberatan – 4
Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] seandainya ada sekelompok pemeluk agama lain yang melakukan kegiatan keagamaannya seperti: pengajian, kebaktian, dsb. di lingkungan tempat tinggal?
Menerima – 1 Cenderung menentang – 3 Cenderung menerima– 2 Menentang – 4
Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] seandainya ada orang/ sekelompok orang yang membatasi kebebasan orang lain untuk menjalankan aturan agamanya, seperti: menjalankan ibadah, menutup aurat, dsb.?
Menentang – 1 Cenderung membiarkan– 3 Cenderung menentang – 2 Membiarkan – 4
b. Berapa kali [Bapak/Ibu] berbagi terhadap sesama (bersedekah) berupa uang, makanan, dsb. kepada orang lain selama sebulan terakhir:
Jarang (1-2 kali) – 1 Sering (3-10 kali) – 2 Sangat sering (lebih dari 10 kali) – 3 a. Nama : ……..………... No. Urut ART
Lama tinggal/menetap di lingkungan ini : bulan tahun
a. Apakah selama seminggu terakhir [Bapak/Ibu] bekerja atau sementara tidak bekerja?
Ya – 1 Tidak – 2 => R.403.c
a. Apakah [Bapak/Ibu] hafal sila-sila pada Pancasila: Hafal – 1 Tidak hafal – 2 => R.601 b. Mohon [Bapak/Ibu] menyebutkan sila-sila pada Pancasila:
[Benar – 1 Tidak benar – 2] [1. KETUHANAN YANG MAHA ESA]
[2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB] [3. PERSATUAN INDONESIA]
[4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN]
[5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA]
c. [APAKAH URUTAN SILA-SILA PANCASILA TELAH DIUCAPKAN SECARA BENAR OLEH RESPONDEN?] Ya – 1 Tidak – 2
Seberapa bebas [Bapak/Ibu] dalam menjalankan aturan agama/kepercayaan dalam kehidupan sehari-hari?
Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] seandainya ada pemeluk agama lain yang berusaha memengaruhi tetangga untuk mengikuti agamanya?
Menentang – 1 Cenderung membiarkan– 3 Cenderung menentang – 2 Membiarkan – 4
502
607
Sangat tidak bebas
3
1 2 4 5 6 7 8 9 10
0
Sangat bebas b. Apakah lapangan usaha/bidang pekerjaan utama dari
tempat bekerja [Bapak/Ibu]?
Pertanian, kehutanan, perburuan, dan perikanan – 1 Pertambangan dan penggalian – 2 Industri pengolahan – 3 Listrik, gas dan air – 4
Konstruksi – 5
Perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel– 6 Angkutan, pergudangan, dan komunikasi – 7 Keuangan, asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan – 8 Jasa kemasyarakatan, sosial, dan perseorangan – 9
604
605
Apakah [Bapak/Ibu] bersedia berteman dengan:
Bersedia – 1 Cenderung tidak bersedia – 3 Cenderung bersedia – 2 Tidak bersedia – 4
a. Penyandang disabilitas/cacat fisik b. Penyandang disorientasi seksual (waria/transgender, lesbian, gay,
biseksual, dsb.) c. Mantan narapidana
d. ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) 701
602 c. Agama/kepercayaan :……… b. Suku :………
b. Apakah [Bapak/Ibu] hafal lagu kebangsaan Indonesia? Ya, hafal seluruhnya – 1 Ya, hafal sebagian – 2
Tidak hafal – 3
603 401
IV. KETERANGAN RESPONDEN TERPILIH
Seberapa sering [Bapak/Ibu] melaksanakan sembahyang misalnya: sholat 5 waktu, ibadah minggu, tri sandya, dsb. sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh agama/ kepercayaan yang dianut selama sebulan terakhir?
Selalu – 1 Jarang – 3 Sering – 2 Tidak melaksanakan– 4 601
VI. KETUHANAN YANG MAHA ESA
VII. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB a. Apakah judul lagu kebangsaan Indonesia?
Benar – 1 Tidak benar – 2 [INDONESIA RAYA]
501
Ditanyakan jika R.403.a berkode 2
c. Kegiatan apakah yang menggunakan waktu terbanyak [Bapak/Ibu] selama seminggu terakhir?
Mengurus rumah tangga – 1
Sekolah/kuliah – 2
Lainnya ……….…...……….(tuliskan) – 3 403
402
V. LAGU KEBANGSAAN DAN PANCASILA
a. Apakah [Bapak/Ibu] berbagi terhadap sesama (bersedekah) berupa uang, makanan, dsb. dalam sebulan terakhir?
Ya – 1 Tidak– 2 => R.607 606
(2)
Terkait kedaulatan negara, bagaimana sikap [Bapak/Ibu] terhadap tindakan pemerintah yang menenggelamkan kapal-kapal asing yang telah memasuki wilayah perairan Indonesia secara ilegal, meskipun tindakan pemerintah tersebut ditentang oleh negara lain?
Setuju – 1 Cenderung setuju – 2 Cenderung tidak setuju – 3
Tidak setuju – 4
Apabila ada seseorang yang sedang dihakimi oleh massa karena dituduh melakukan tindak kejahatan seperti: mencuri, mencopet, asusila, dsb. di lingkungan tempat tinggal, apa yang [Bapak/Ibu] lakukan?
Melerai/menengahi – 1 Melaporkan ke aparat – 2 Memberitahu warga sekitar – 3 Membiarkan atau ikut menghakimi – 4
Apabila terjadi tindak kejahatan seperti: pencurian, perampokan, penganiayaan, perjudian, dsb. di lingkungan tempat tinggal, apa yang [Bapak/Ibu] lakukan?
Menggagalkan tindak kejahatan – 1 Melaporkan ke aparat – 2 Memberitahu warga sekitar – 3
Membiarkan – 4
Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] ketika pemerintah memberi bantuan kemanusiaan ke negara lain yang sedang dilanda bencana?
Setuju – 1 Cenderung setuju – 2 Cenderung tidak setuju – 3 Tidak setuju – 4
Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] ketika pemerintah berupaya membantu atau menampung pengungsi dari negara lain di wilayah negara Indonesia?
Setuju – 1 Cenderung setuju – 2 Cenderung tidak setuju – 3
Tidak setuju – 4
705
Ketika ada orang lain membutuhkan pertolongan seperti: mendapat musibah, terlantar, kecelakaan, kematian, terkena bencana, dsb., seberapa besar kepedulian [Bapak/Ibu] untuk menolong?
Sangat tidak peduli
3
1 2 4 5 6 7 8 9 10
0
Sangat peduli 706
Seberapa besar rasa bangga [Bapak/Ibu] sebagai bangsa Indonesia?
Sangat tidak bangga
3
1 2 4 5 6 7 8 9 10
0
Sangat bangga 807
b. Apakah [Bapak/Ibu] mengalami tekanan dari orang lain untuk menentukan pilihan pada pemilu atau pilkada terakhir?
Ya – 1
Tidak – 2 a. Apakah [Bapak/Ibu] menggunakan hak pilih pada
pemilu atau pilkada terakhir?
Tidak/belum punya hak pilih – 0 àR.902
Ya – 1
Tidak – 2
Jika tanah/lahan milik [Bapak/Ibu] terkena pembebasan lahan untuk pembangunan fasilitas publik seperti: jalan, sekolah, rumah sakit, saluran air, dsb., bagaimana sikap [Bapak/Ibu]?
Merelakan – 1
Cenderung merelakan – 2 Cenderung tidak merelakan – 3 Tidak merelakan – 4 805
901
Bagaimana perasaan [Bapak/Ibu] ketika:
Bangga – 1
Agak bangga – 2
Biasa saja – 3
Tidak peduli – 4 a. Melihat pengibaran bendera merah putih?
b. Mendengar lagu kebangsaan Indonesia Raya? c. Melihat Presiden RI berpidato di acara
kenegaraan?
d. Melihat tim Indonesia bertanding pada kejuaraan internasional seperti: olah raga, olimpiade sains, dsb.? 806
Apakah [Bapak/Ibu] mengibarkan bendera merah putih di lingkungan rumah pada saat perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI?
Selalu – 1 Sering – 2 Jarang – 3
Tidak pernah – 4
804
VIII. PERSATUAN INDONESIA 704
IX. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN
703
Apakah [Bapak/Ibu] bersedia bersahabat dengan orang yang berbeda suku?
Bersedia – 1 Cenderung bersedia – 2 Cenderung tidak bersedia – 3 Tidak bersedia – 4 801
702
Apabila Negara Indonesia dalam keadaan darurat karena berperang dengan negara lain, apakah [Bapak/Ibu] bersedia turut serta dalam bela negara (berperang)?
Bersedia – 1 Cenderung bersedia – 2 Cenderung tidak bersedia – 3 Tidak bersedia – 4 802
(3)
1103 1101
1102
Seberapa sering [Bapak/Ibu] melakukan musyawarah untuk mufakat sebagai cara pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari?
Tidak pernah
3
1 2 4 5 6 7 8 9 10
0
Selalu
Apa yang [Bapak/Ibu] lakukan terhadap tetangga yang sedang mengalami kesulitan keuangan/ekonomi dalam memenuhi kehidupannya sehari-hari selama setahun terakhir? (jika jawaban lebih dari satu, pilih yang utama)
Memberi pekerjaan – 1 Memberi bantuan/hibah – 2 Memberi pinjaman – 3 Tidak melakukan apapun – 4
Apakah [Bapak/Ibu] pernah melakukan hal-hal berikut ketika terjadi antrian di pelayanan publik seperti di: puskesmas, rumah sakit, sekolah, samsat, dsb.selama setahun terakhir?
Ya, sering – 1 Ya, jarang – 2 Tidak pernah – 3 a. Memotong/menyerobot antrian b. Marah, menggerutu, atau protes
c. Menggunakan perantara pihak ketiga (calo) d. Memberikan uang jasa pada petugas 906
Seberapa besar peran [Bapak/Ibu] dalam ikut serta menjaga kerukunan warga di lingkungan tempat tinggal?
1001
Tidak ada
3
1 2 4 5 6 7 8 9 10
0
Sangat besar Bagaimana sikap [Bapak/Ibu] terhadap hasil
keputusan pertemuan/musyawarah warga yang tidak sesuai dengan pendapat [Bapak/Ibu]?
Menerima dengan lapang dada – 1 Menerima dengan terpaksa – 2 Tidak menerima dan tidak melaksanakan – 3 Menentang/melakukan perlawanan – 4
a. Apakah [Bapak/Ibu] menabung dalam setahun terakhir? Ya – 1 Tidak – 2 => R.1005
X. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
1006
1004
b. Berapa kali [Bapak/Ibu] menabung selama setahun terakhir:
Jarang (1-2 kali) – 1 Sering (3-10 kali) – 2 Sangat sering (lebih dari 10 kali) – 3 904
Apakah status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati?
Milik sendiri – 1
Kontrak – 2
Sewa – 3
Bebas sewa – 4
Dinas – 5
Milik orang tua/sanak/saudara – 6
Lainnya – 7
Berapa luas lantai bangunan tempat tinggal? Luas = …….………….. m2
Berapa rata-rata pendapatan rumah tangga dalam sebulan? > Rp. 7.200.000 – 1
Rp 4.800.001 – Rp 7.200.000 – 2 Rp 3.000.001 – Rp. 4.800.000 – 3 Rp. 1.800.001 – Rp. 3.000.000 – 4 ≤ Rp 1.800.000 – 5 Seberapa sering [Bapak/Ibu] membeli barang-barang yang
tidak benar-benar dibutuhkan (termasuk barang mewah) dalam setahun terakhir?
Tidak pernah – 1 Kadang-kadang – 2
Sering – 3
Sangat sering – 4
1002
1007
XI. PERUMAHAN DAN PENDAPATAN
Seberapa sering [Bapak/Ibu] mengikuti kegiatan bersama/ kerja bakti untuk kepentingan umum seperti: aksi bersih desa, siskamling, membangun/menjaga fasilitas publik, dsb di lingkungan tempat tinggal selama setahun terakhir?
Selalu – 1 Sering – 2 Jarang – 3 Tidak pernah – 4
1005
Apakah cara pengambilan keputusan terkait kepentingan warga di lingkungan tempat tinggal yang paling [Bapak/Ibu] inginkan?
Musyawarah untuk mufakat – 1 Pemungutan suara – 2
Keputusan tokoh – 3
Lainnya ………..(tuliskan) – 4 903
Seberapa sering [Bapak/Ibu] mengikuti kegiatan pertemuan/musyawarah warga di lingkungan tempat tinggal selama setahun terakhir?
Selalu – 1 Jarang – 3 Sering – 2 Tidak pernah – 4
902
Seberapa percaya [Bapak/Ibu] terhadap pemimpin hasil pilihan warga di lingkungan tempat tinggal misalnya ketua RT, RW, atau kades, untuk melaksanakan aspirasi warga?
Percaya – 1
Cenderung percaya – 2 Cenderung tidak percaya – 3 Tidak percaya – 4 905
Apakah [Bapak/Ibu] membeli/menggunakan barang bajakan seperti: film, lagu, buku, software, dsb. selama setahun terakhir?
Tidak pernah – 1 Kadang-kadang – 2
Sering – 3
Sangat sering – 4 1003
(4)
(5)
Lampiran 7
1. Kasie/Staf BPS 2. KSK
3. Mitra
RAHASIA
SNK2015.KOM
I. PENGENALAN TEMPAT
SURVEI NILAI-NILAI KEBANGSAAN 2015
Provinsi
101
Kabupaten/Kota *)
102
Kecamatan
103
Desa/Kelurahan *)
104
Klasifikasi wilayah
105
1. Perkotaan 2. Perdesaan106
Nomor blok sensus
108
Nama responden
………..………..110
………..………..
………..………..
………..………..
………..………..
Alamat lengkap (Jalan/RT/RW/
dusun)
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PUSAT STATISTIK
201
Nama pencacah………
202
Jabatan203
Tanggal pencacahan2
0
1
5
204
Tanda tangan………
*) Coret yang tidak sesuai
………
205
Nama pemeriksa………
206
NIP207
Tanggal pemeriksaan2
0
1
5
208
Tanda tangan………
107
Nomor kode sampel (NKS)
Disimpan di Kabupaten/Kota
II. KETERANGAN PENCACAHAN
Jabatan
1. Kasie/Staf BPS 2. KSK
3. Mitra
109
Jabatan
1. Ketua SLS (RT/RW/Dusun)2. Tokoh Agama/tokoh Masyarakat(6)
a. Apakah ada warga yang memeluk agama/kepercayaan berikut ini:
1. Islam Ada - 1 Tidak ada - 2 1.
2. Kristen Ada - 1 Tidak ada - 2 2.
3. Katolik Ada - 1 Tidak ada - 2 3.
4. Hindu Ada - 1 Tidak ada - 2 4.
5. Buddha Ada - 1 Tidak ada - 2 5.
6. Konghucu Ada - 1 Tidak ada - 2 6.
7. Lainnya………... Ada - 1 Tidak ada - 2 7. b. Dari agama/kepercayaan yang dianut oleh warga, manakah yang dianut oleh sebagian besar warga di sini? Islam - 1 Katolik - 3 Buddha - 5 Lainnya ………... - 7 Kristen - 2 Hindu - 4 Konghucu - 6
301
III. KONDISI LINGKUNGAN
a. Pada saat peringatan HUT Kemerdekaan RI, seberapa banyak rumah yang mengibarkan bendera merah putih? Hampir seluruhnya (lebih dari 75%) - 1 Sebagian kecil (25 – 49%) - 3
Sebagian besar (50 – 75%) - 2 Sedikit sekali (kurang dari 25%) - 4
b. Pada saat peringatan HUT Kemerdekaan RI, apakah ada kegiatan/perlombaan warga untuk menyemarakkan peringatan HUT kemerdekaan RI tersebut?
Ada, setiap tahun – 1 Tidak pernah ada kegiatan – 3 Ada, tidak setiap tahun – 2
304
Apakah ada kegiatan pemberdayaan masyarakat yang digagas dan dilakukan oleh warga seperti: membangun taman bacaan, kelompok belajar, daur ulang sampah, dsb)
Ada, sebutkan ... - 1
Tidak ada - 2
307
a. Berasal dari suku manakah warga di lingkungan ini? Sebutkan nama suku.
1. ………..………..………..………..………..……….. 2. ………..………..………..………..………..……….. 3. ………..………..………..………..………..……….. 4. ………..………..………..………..………..……….. 5. ………..………..………..………..………..……….. b. Sebutkan nama suku sebagian besar warga di lingkungan ini? ……….……….... 302
a. Terkait keamanan di lingkungan, apakah pernah terjadi kejadian berikut ini selama setahun terakhir: 1. Perkelahian massal karena alasan agama Ada - 1 Tidak ada - 2
2. Perkelahian massal karena alasan suku Ada - 1 Tidak ada - 2 3. Perkelahian massal karena alasan lainnya Ada - 1 Tidak ada - 2
b. Seberapa sering terjadi tindak kejahatan (pencurian, perampokan, penganiayaan, perjudian, dsb.) di lingkungan ini selama setahun terakhir?
Sangat sering (lebih dari 10 kali) – 1 Jarang (1-2 kali) – 3 Sering (3 - 10 kali) – 2 Tidak pernah – 4 303
a. Seberapa sering dilaksanakan kegiatan pertemuan/musyawarah warga di lingkungan ini selama setahun terakhir? Sangat sering (lebih dari 10 kali) – 1 Jarang (1-2 kali) – 3
Sering (3 - 10 kali) – 2 Tidak pernah – 4
b. Pada umumnya, dari semua warga yang diundang pada pertemuan/musyawarah tersebut, seberapa banyak warga yang hadir ?
Hampir seluruhnya (lebih dari 75%) - 1 Sebagian kecil (25 – 49%) - 3 Sebagian besar (50 – 75%) - 2 Sedikit sekali (kurang dari 25%) - 4 c. Bagaimana pengambilan keputusan pada saat pertemuan/musyawarah yang paling sering dilakukan?
Musyawarah untuk mufakat – 1 Keputusan tokoh – 3 Pemungutan suara – 2 Lainnya ………..……. – 4 305
a. Seberapa sering dilaksanakan kegiatan kerja bakti di lingkungan ini selama setahun terakhir? Sangat sering (lebih dari 10 kali) – 1 Jarang (1-2 kali) – 3 Sering (3 - 10 kali) – 2 Tidak pernah – 4
b. Pada umumnya, dari semua warga seberapa banyak warga yang mengikuti/berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti tersebut?
Hampir seluruhnya (lebih dari 75%) - 1 Sebagian kecil (25 – 49%) - 3 Sebagian besar (50 – 75%) - 2 Sedikit sekali (kurang dari 25%) - 4 306