HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PASIEN PENYAKIT JIWA DENGAN PERILAKU AGRESIF PERAWAT PASIEN PENYAKIT JIWA ipi176335
Hubungan ant ara Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiw a
dengan Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiw a
Proyeksi, Vol. 6 (1), 89-99
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PASIEN PENYAKIT JIW A
DENGAN PERILAKU AGRESIF PERAW AT PASIEN PENYAKIT JIW A
Elok Faiqoh
1)
1* )
dan Falasifatul Falah
**)
Fakult as Psikologi Universit as Islam Sult an Agung
*)
**)
E-mail: [email protected]
E-mail: falasif at [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelit ian ini adalah m enguji korelasi ant ar a sikap perawat t erhadap pasien penyakit jiwa
dengan perilaku agresif perawat pasien penyakit jiwa. Sampel penelit ian adalah 75 orang perawat di
Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soeroyo M agelang, Jaw a Tengah, ber dasarkan t eknik pengam bilan sam ple
clust er random . Dat a diambil dengan skala per ilaku agr esif per aw at pasien penyakit jiwa sert a skala
sikap t er hadap pasien penyakit jiwa. Berdasarkan analisis dat a yang m enggunakan t eknik korelasi
Product M om ent , korelasi ant ara sikap perawat t erhadap pasien penyakit jiwa dengan perilaku agr esif
perawat pasien penyakit jiw a adalah r xy = -0,508 dengan signifikasi 0,000 (p
0,05). Hasil tersebut m enunjukkan bahw a sebaran data kedua variabel m emiliki distribusi
normal.
Selanjutnya berdasarkan uji linearitas diperoleh Flinier = 25,34 dengan p= 0,000 (p < 0,01 yang
menunjukkan bahw a distribusi skala perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a dan skala
sikap terhadap pasien penyakit jiw a dalam penelitian ini adalah linier.
Hasil
Berdasarkan hasil analisis dat a dengan m enggunakan t eknik korelasi Product M oment
Pearson diperoleh koefisien korelasi antara perilaku agresif dengan sikap terhadap pasien
penyakit jiw a adalah negatif yang sangat signifikan, dengan r xy sebesar -0,508 dengan taraf
signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahw a hipot esis yang diajukan dalam
penelitian diterima, yaitu ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara perilaku agresif
dengan sikap terhadap pasien penyakit jiw a.
Besarnya sumbangan efektif dari variabel sikap terhadap pasien penyakit jiw a terhadap
perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a adalah sebesar 25,806 persen sedangkan 74,194
persen yang lainnya dipengaruhi oleh variabel lain.
Deskripsi data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Skor skala perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a berdasarkan hasil penelitian
(empirik) yaitu skor minimum sebesar 64, skor maksimum sebesar 116, m ean sebesar 89,706,
dan standar deviasi sebesar 137,533. Deskripsi skor skala perilaku agresif dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi Skor Skala Perilaku Agresif
Em pirik
Hipot et ik
Skor M inimun
64
44
Skor maksimum
116
176
M ean (M )
89,706
110
St andar Deviasi (SD)
137,533
22
Berdasarkan norma kategorisasi dengan dist ribusi normal kelompok subjek dalam
penelitian ini maka dapat dilihat bahw a rentang skor subjek pada skala perilaku agresif
peraw at pasien penyakit jiw a berada dalam kategori 89,706 (berdasarkan mean hipot etik).
Rentang skor skala perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a dapat dilihat pada gambar 1.
ISSN : 1907-8455
Elok Faiqoh dan Falasifat ul Falah
94
Sangat rendah
44
Rendah
70,4
Sedang
96,8
Tinggi
Sangat Tinggi
123,2
149,6
176
Gambar 1. Rentang Skor Skala Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiwa (Berdasarkan Skor
Empirik)
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahw a subjek yang berada dalam kat egori sangat
rendah berjumlah 4 orang dengan rentang skor 44 – 70,4. Subjek yang berada dalam
kategorisasi rendah berjumlah 47 orang dengan rentang skor 70,4 – 96,8. Subjek yang berada
dalam kat egorisasi sedang berjumlah 24 orang dengan rentang skor 96,8 – 123,2. Kategorisasi
skor subjek pada skala perilaku agresif dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kategorisasi Skor Subjek (Skala Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiwa)
Rent ang Skor
Jumlah Subjek
Kat egorisasi
44 – 70,4
4
Sangat Rendah
70,4 – 96,8
47
Rendah
96,8 – 123,2
24
Sedang
123,2 – 149,6
0
Tinggi
149,6 – 176
0
Sangat Tinggi
Deskripsi skor perilaku agresif yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian (empirik) yaitu
skor minimum sebesar 114, skor maksimum sebesar 171, m ean sebesar 137,533 dan standar
deviasi sebesar 15,806. Deskripsi skor skala sikap terhadap pasien penyakit jiw a dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Deskripsi Skor Skala Sikap terhadap Pasien Penyakit Jiwa (Berdasarkan Skor Hipotetik)
Em pirik
Hipot et ik
Skor M inimum
114
45
Skor M aksimum
171
180
M ean (M )
137,533
112,5
St andar Deviasi (SD)
15,806
22,5
Berdasarkan norma kategorisasi dengan dist ribusi normal kelompok subjek dalam
penelitian ini maka dapat dilihat bahw a rentang skor subjek pada skala sikap terhadap pasien
penyakit jiw a berada dalam kat egori 137,533 (berdasarkan m ean hipot etik). Rentang skor skala
perilaku agresif dapat dilihat pada gambar 2.
ISSN : 1907-8455
Hubungan ant ara Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiw a
dengan Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiw a
Proyeksi, Vol. 6 (1), 89-99
95
Sangat Negat if
45
72
Negat if
Sedang
99
126
Positif
Sangat Posit if
153
180
Gambar 2. Rentang Skor Skala Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiwa (Berdasarkan Skor Empirik)
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahw a subjek yang berada dalam kat egorisasi
mempunyai sikap yang sangat positif terhadap pasien penyakit jiw a adalah 16 orang dengan
rent ang skor 153 - 180. Subjek yang berada dalam kat egorisasi mempunyai sikap positif
terhadap pasien penyakit jiw a berjumlah 37 orang dengan rentang skor 126 - 153. Subjek yang
berada dalam kategorisasi sedang berjumlah 22 orang dengan rentang skor 99 - 126.
Kat egorisasi skor subjek pada skala sikap terhadap pasien penyakit jiw a dapat dilihat pada
tabel 4.
Tabel 4. Kategori Skor Subjek (Skor Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiw a)
Rent ang Skor
Jumlah Subj ek
Kat egorisasi
45 – 72
0
Sangat Negat if
72 – 99
0
Negat if
99 – 126
22
Sedang
126 – 153
37
Posit if
153 – 180
16
Sangat Posit if
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dengan teknik korelasi Product M oment diperoleh koefisien
korelasi antara perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a dengan sikap t erhadap pasien
penyakit jiw a adalah negatif yang sangat signifikan, dengan r xy sebesar -0,508 dengan taraf
signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahw a hipot esis yang diajukan dalam
penelitian diterima, yaitu ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara perilaku agresif
dengan sikap terhadap pasien penyakit jiw a, yang berarti semakin positif sikap peraw at pasien
penyakit jiw a terhadap pasien penyakit jiw a, maka perilaku agresifnya semakin rendah.
Sebaliknya semakin negatif sikap peraw at pasien penyakit jiw a terhadap pasien penyakit jiw a
maka perilaku agresifnya semakin tinggi.
Penelitian ini menunjukkan angka sumbangan efektif sebesar 25,806 persen. Nilai t ersebu t
memiliki arti bahw a sikap terhadap pasien penyakit jiw a dapat m empengaruhi perilaku agresif
sebesar 25, 806 persen, sisanya 74,194 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel
yang digunakan dalam penelitian, misalnya faktor biologis, kognitif, amarah, dan frust asi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Nashori (Diana, 2007) yang
menyebutkan bahw a salah satu faktor yang mempengaruhi agresivitas adalah sikap terhadap
sumber agresi, dalam penelit ian ini sumber agresi yang dimaksud adalah pasien penyakit jiw a.
Pasien dapat dikatakan sebagai sumber agresi karena dalam kesehariannya seorang peraw at
berhadapan langsung dengan pasien penyakit jiw a yang m empunyai kondisi emosional yang
labil.
ISSN : 1907-8455
Elok Faiqoh dan Falasifat ul Falah
96
Kondisi pasien yang labil membuat peraw at harus ekstra sabar karena karakteristik pasien
yang negatif, antara lain sulit diajak komunikasi, menarik diri, atau justru agresif. Seorang
peraw at pasien penyakit jiw a ketika mempunyai sikap posit if terhadap pasien penyakit jiw a,
maka ia akan cenderung m enyenangi dan peduli dengan keadaan si pasien penyakit jiw a.
Sebaliknya, ketika seorang peraw at pasien penyakit jiw a mempunyai sikap yang negatif
terhadap pasien penyakit jiw a, maka ia cenderung akan mem benci dan menjauhinya.
Fakta di lapangan menunjukkan bahw a perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a di
Rumah Sakit Jiw a Prof. dr. Soeroyo M agelang adalah rendah. Artinya bahw a peraw at pasien
penyakit jiw a di Rumah Sakit Jiw a Prof. dr. Soeroyo M agelang jarang melakukan perilaku
kekerasan t erhadap pasien penyakit jiw a. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Indriasari, dkk (2007, h.109) yang m enelit i t entang “ Hubungan Persepsi Kekerasan yang
Dialami dengan Kecenderungan Perilaku Agresif pada Peraw at Pasien Penyakit Jiw a di RSJD
Surakarta” . Hasil penelitian menunjukkan bahw a ada hubungan positif yang sangat signifikan
ant ara persepsi kekerasan yang dialami dengan kecenderungan perilaku agresif pada peraw at
pasien penyakit jiw a. Hasil penelitian juga m enunjukkan bahw a kecenderungan perilaku agresif
peraw at pasien penyakit jiw a di RSJD Surakarta adalah rendah.
Rendahnya perilaku agresif ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: (1)
adanya kesadaran akan t anggung jaw ab peraw at pasien penyakit jiw a terhadap pasien
penyakit jiw a, (2) faktor jenis kelamin, dan (3) fakt or lama bekerja. Pertama, karena adanya
kesadaran akan tanggung jaw ab peraw at pasien penyakit jiw a terhadap pasien penyakit jiw a.
Freedman, dkk (Indriasari, 2007) mengemukakan bahw a individu yang sadar akan t anggung
jaw abnya cenderung lebih berhati-hati dalam bertindak, termasuk dalam berperilaku agresif.
Hal ini dikarenakan adanya perhitungan berat ringannya tanggung jaw ab yang harus dipikul
apabila ia berperilaku agresif. Seorang peraw at pasien penyakit jiw a akan dihadapkan pada
berbagai masalah apabila ia berperilaku agresif terhadap pasien penyakit jiw a, baik
permasalahan dengan pihak Rumah Sakit maupun dengan pihak keluarga pasien penyakit jiw a.
Kedua, karena faktor jenis kelamin. M enurut Epst ein (Indriasari, 2007) laki-laki lebih agresif
dari w anit a. Hal ini terjadi akibat kontrol sosial yang cukup tinggi pada w anita dibandingkan
pria. Berdasarkan data subjek penelit ian, data menunjukkan bahw a dari 75 peraw at, 46
peraw at (61,33 persen) adalah perempuan dan 29 peraw at (38,66 persen) adalah laki-laki.
Faktor jenis kelamin berpengaruh pada hasil penelit ian yang menunjukkan bahw a perilaku
agresif peraw at pasien penyakit jiw a di Rumah Sakit Jiw a Prof. dr. Soeroyo M agelang rendah
karena sebagian besar subjek penelitian yang diambil adalah w anita.
Selanjutnya, karena faktor lama bekerja. Berdasarkan data subjek penelitian, terdapat 33
peraw at (44 persen) yang lama bekerjanya lebih dari 20 tahun, 28 peraw at (37,33 persen) yang
lama kerjanya 10 sam pai 20 tahun, dan 14 peraw at (18,66 persen) yang lama kerjanya 1
sampai 10 t ahun. Indriasari (2007) mengemukakan bahw a lamanya masa kerja peraw at
bekerja berhubungan dengan keanekaragaman pengalaman m ereka dalam bekerja. Carm el
(Indriasari, 2007) menyatakan bahw a karakteristik yang m enjadi korban kekerasan pasien
adalah mereka yang memiliki sedikit pengalaman dalam bekerja. Peraw at pasien penyakit jiw a
yang mempunyai banyak pengalaman kerja lebih mam pu untuk mengontrol emosi dan mampu
ISSN : 1907-8455
Hubungan ant ara Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiw a
dengan Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiw a
Proyeksi, Vol. 6 (1), 89-99
97
menguasai keadaan ketika berinteraksi langsung dengan pasien penyakit jiw a, sehingga dapat
dikatakan bahw a semakin lama peraw at pasien penyakit jiw a bekerja, maka semakin rendah
perilaku agresifnya.
M unculnya perilaku agresi berkaitan dengan rasa marah yang terjadi dalam diri seseorang
(Nashori, 2008). Rasa marah dapat muncul dengan sebab-sebab: (1) adanya serangan orang
lain; dan (2) terjadinya frustasi dalam diri seseorang. Pertama, amarah akibat dari serangan
atau gangguan yang dilakukan orang lain, dalam hal ini dilakukan oleh pasien penyakit jiw a.
M enurut penelitian di Inggris, “ Violence In M ental Health Care: The Experience Of M ental
Health Nurses and Psychiat rist ” m enunjukkan bahw a peraw at pasien penyakit jiw a lebih
signifikan menerima kekerasan pasien penyakit jiw a daripada psikiat er (Indriasari, 2007,
h.109). Seorang peraw at pasien penyakit jiw a rentan menerima kekerasan dari pasien karena
kondisi mentalnya pasien penyakit jiw a yang labil. Peraw at pasien pen yakit jiw a dituntut untuk
selalu siap siaga menghadapi berbagai perilaku pasien penyakit jiw a. Keadaan yang penuh
tekanan dapat m emungkinkan peraw at pasien penyakit jiw a melakukan perilaku agresif.
Indriasari (2007) mengemukakan bahw a seseorang dapat berperilaku agresif ketika m ereka
berada dalam kondisi diancam atau tak aman bagi mereka.
Kedua, karena t erjadinya frustasi dalam diri seseorang. Frustasi adalah gangguan atau
kegagalan dalam mencapai tujuan (Nashori, 2008). Seorang peraw at pasien penyakit jiw a yang
mempunyai harapan tinggi terhadap pasien penyakit jiw a akan frustasi ketika pasien penyakit
jiw a tidak mampu mem enuhi harapan itu. Dollars, dkk (Nashori, 2008) di Yale mengungkapkan
bahw a frustasi selalu merupakan akibat dari frust asi. M unculnya perilaku agresif selalu
mensyaratkan adanya frustasi, dan sebaliknya frustasi menimbulkan beberapa bentuk agresif.
Penelitian ini memiliki beberapa ket erbatasan. Pertama, adanya fenom ena social
desirability yaitu kecenderungan subjek penelit ian untuk mengisi jaw aban sesuai dengan apa
yang dianggapnya baik dan mencerminkan persetujuan norma sosial yang berlaku di
sekitarnya, bukan jaw aban yang mencerminkan sikap pribadi subjek yang sesungguhnya.
Kedua, banyaknya ait em yang gugur dalam skala perilaku agresif yang disebabkan aitem yang
dibuat kurang mampu mew akili indikator dalam variabel, sehingga kurangnya variasi jaw aban
yang dipilih subjek.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahw a hipot esis yang diajukan diterima, yaitu ada hubungan
negatif yang sangat signifikan antara sikap terhadap pasien dengan perilaku agresif pada
peraw at Rumah Sakit Jiw a Prof. dr. Soeroyo M agelang. Semakin positif sikap peraw at terhadap
pasien penyakit jiw a, maka semakin rendah perilaku agresifnya. Sebaliknya, semakin negatif
sikap peraw at terhadap pasien penyakit jiw a, maka semakin t inggi perilaku agresifnya.
Hasil penelitian ini memberikan sumbangan efekt if sebesar 25,806 persen. Nilai tersebut
memiliki arti bahw a sikap terhadap pasien penyakit jiw a dapat m empengaruhi perilaku agresif
sebesar 25, 806 persen, sisanya 74,194 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel
yang digunakan dalam penelitian, misalnya faktor biologis, kognitif, amarah, dan frust asi.
ISSN : 1907-8455
Elok Faiqoh dan Falasifat ul Falah
98
Berdasarkan hasil penelitian di atas, untuk m enghindari perilaku agresif, sikap positif perlu
ditanamkan pada setiap peraw at t erhadap pasiennya. Peraw at yang mempunyai sikap positif
terhadap pasien akan cenderung lebih peduli t erhadap pasien serta m emperlakukannya
dengan lebih manusiaw i.
Peneliti m engajukan saran bagi peraw at pasien jiw a untuk m engikut i penyuluhanpenyuluhan atau pelatihan-pelatihan m engenai pengelolaan emosi untuk m engendalikan
perilaku dalam menghadapi pasiennya. Pihak Rumah Sakit diharapkan memberi dukungan
dengan sering mengadakan program yang berkaitan dengan pengelolaan emosi ketika
menghadapi pasien penyakit jiw a serta mengenai pentingnya sikap positif terhadap pasien
penyakit jiw a.
Peneliti lain yang berminat untuk m eneliti perilaku agresif pada peraw at disarankan untuk
melibatkan variabel lain yang dipandang berpengaruh t etapi belum disertakan dalam
penelitian ini, seperti tingkat pendidikan, kematangan em osi, dan lain-lain.
Daftar Pust aka
Abraham, C & Shanley, E. 1997. Psikologi Sosial Unt uk Peraw at . Alih bahasa: Leoni Sally, M .
Jakarta: Penerbit Buku Kedokt eran.
Dayakisni, T dan Hudaniah. 2001. Psikologi Sosial . M alang
Diana, R. 2007. Agresivitas sisw a SM A dan SM K Yogyakart a. Jurnal Psikologi Proyeksi. Vol. 2,
no. 2. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung
Indriasari, F, dkk. 2007. Hubungan Persepsi Kekerasan yang Dialami dengan Kecenderungan
Perilaku Agresif pada Peraw at Jiw a di RSJD Surakarta. Jurnal Kebidanan dan Keperaw at an .
Vol. 3. No 2. Yogyakarta.
Krahe, B. 2005. Perilaku Agresif . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nashori, F. 2008. Psikologi Sosial Islami . Bandung. Refika Aditama
Permanadeli, R. 1988. Studi Eksperimen Tentang Pengaruh Pesan Penjual Terhadap Sikap
Positif pada Kosmetika Buatan Dalam Negeri. Jurnal Psikologi . No 1. Yogyakarta: Psikologi
Universitas Gajah M ada.
Pradit ia, W. 2008. Problem Focused Coping pada Peraw at di RSJ Ditinjau dari Kecerdasan
Emosional. Skripsi. Universitas Kat olik Soegijopranata Semarang. Tidak Diterbitkan.
Suryaningsih, W., Anggraini, R. 2006. Hubungan Kekerasan Orang tua Terhadap Anak Dengan
Perilaku Agresif pada sisw a SM P Negeri 2 Ungaran. Jurnal Psikologi Proyeksi , Vol. 1, No 1.
Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
ISSN : 1907-8455
Hubungan ant ara Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiw a
dengan Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiw a
Proyeksi, Vol. 6 (1), 89-99
99
Syafrika, I dan Tomm y Y. S. S. 2004. Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik Kerja dan Dorongan
Berperilaku Agresif pada Polisi Lalu Lintas. Jurnal Insan , vol. 6, no 3. Fakultas Psikologi
Universitas Tarumanegara.
Walgito, B. 2001. Psikologi Sosial . Yogyakarta: Andi Offset.
ISSN : 1907-8455
dengan Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiw a
Proyeksi, Vol. 6 (1), 89-99
HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PASIEN PENYAKIT JIW A
DENGAN PERILAKU AGRESIF PERAW AT PASIEN PENYAKIT JIW A
Elok Faiqoh
1)
1* )
dan Falasifatul Falah
**)
Fakult as Psikologi Universit as Islam Sult an Agung
*)
**)
E-mail: [email protected]
E-mail: falasif at [email protected]
Abstrak
Tujuan dari penelit ian ini adalah m enguji korelasi ant ar a sikap perawat t erhadap pasien penyakit jiwa
dengan perilaku agresif perawat pasien penyakit jiwa. Sampel penelit ian adalah 75 orang perawat di
Rumah Sakit Jiwa Prof Dr Soeroyo M agelang, Jaw a Tengah, ber dasarkan t eknik pengam bilan sam ple
clust er random . Dat a diambil dengan skala per ilaku agr esif per aw at pasien penyakit jiwa sert a skala
sikap t er hadap pasien penyakit jiwa. Berdasarkan analisis dat a yang m enggunakan t eknik korelasi
Product M om ent , korelasi ant ara sikap perawat t erhadap pasien penyakit jiwa dengan perilaku agr esif
perawat pasien penyakit jiw a adalah r xy = -0,508 dengan signifikasi 0,000 (p
0,05). Hasil tersebut m enunjukkan bahw a sebaran data kedua variabel m emiliki distribusi
normal.
Selanjutnya berdasarkan uji linearitas diperoleh Flinier = 25,34 dengan p= 0,000 (p < 0,01 yang
menunjukkan bahw a distribusi skala perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a dan skala
sikap terhadap pasien penyakit jiw a dalam penelitian ini adalah linier.
Hasil
Berdasarkan hasil analisis dat a dengan m enggunakan t eknik korelasi Product M oment
Pearson diperoleh koefisien korelasi antara perilaku agresif dengan sikap terhadap pasien
penyakit jiw a adalah negatif yang sangat signifikan, dengan r xy sebesar -0,508 dengan taraf
signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahw a hipot esis yang diajukan dalam
penelitian diterima, yaitu ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara perilaku agresif
dengan sikap terhadap pasien penyakit jiw a.
Besarnya sumbangan efektif dari variabel sikap terhadap pasien penyakit jiw a terhadap
perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a adalah sebesar 25,806 persen sedangkan 74,194
persen yang lainnya dipengaruhi oleh variabel lain.
Deskripsi data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Skor skala perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a berdasarkan hasil penelitian
(empirik) yaitu skor minimum sebesar 64, skor maksimum sebesar 116, m ean sebesar 89,706,
dan standar deviasi sebesar 137,533. Deskripsi skor skala perilaku agresif dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi Skor Skala Perilaku Agresif
Em pirik
Hipot et ik
Skor M inimun
64
44
Skor maksimum
116
176
M ean (M )
89,706
110
St andar Deviasi (SD)
137,533
22
Berdasarkan norma kategorisasi dengan dist ribusi normal kelompok subjek dalam
penelitian ini maka dapat dilihat bahw a rentang skor subjek pada skala perilaku agresif
peraw at pasien penyakit jiw a berada dalam kategori 89,706 (berdasarkan mean hipot etik).
Rentang skor skala perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a dapat dilihat pada gambar 1.
ISSN : 1907-8455
Elok Faiqoh dan Falasifat ul Falah
94
Sangat rendah
44
Rendah
70,4
Sedang
96,8
Tinggi
Sangat Tinggi
123,2
149,6
176
Gambar 1. Rentang Skor Skala Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiwa (Berdasarkan Skor
Empirik)
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahw a subjek yang berada dalam kat egori sangat
rendah berjumlah 4 orang dengan rentang skor 44 – 70,4. Subjek yang berada dalam
kategorisasi rendah berjumlah 47 orang dengan rentang skor 70,4 – 96,8. Subjek yang berada
dalam kat egorisasi sedang berjumlah 24 orang dengan rentang skor 96,8 – 123,2. Kategorisasi
skor subjek pada skala perilaku agresif dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kategorisasi Skor Subjek (Skala Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiwa)
Rent ang Skor
Jumlah Subjek
Kat egorisasi
44 – 70,4
4
Sangat Rendah
70,4 – 96,8
47
Rendah
96,8 – 123,2
24
Sedang
123,2 – 149,6
0
Tinggi
149,6 – 176
0
Sangat Tinggi
Deskripsi skor perilaku agresif yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian (empirik) yaitu
skor minimum sebesar 114, skor maksimum sebesar 171, m ean sebesar 137,533 dan standar
deviasi sebesar 15,806. Deskripsi skor skala sikap terhadap pasien penyakit jiw a dapat dilihat
pada tabel 3.
Tabel 3. Deskripsi Skor Skala Sikap terhadap Pasien Penyakit Jiwa (Berdasarkan Skor Hipotetik)
Em pirik
Hipot et ik
Skor M inimum
114
45
Skor M aksimum
171
180
M ean (M )
137,533
112,5
St andar Deviasi (SD)
15,806
22,5
Berdasarkan norma kategorisasi dengan dist ribusi normal kelompok subjek dalam
penelitian ini maka dapat dilihat bahw a rentang skor subjek pada skala sikap terhadap pasien
penyakit jiw a berada dalam kat egori 137,533 (berdasarkan m ean hipot etik). Rentang skor skala
perilaku agresif dapat dilihat pada gambar 2.
ISSN : 1907-8455
Hubungan ant ara Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiw a
dengan Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiw a
Proyeksi, Vol. 6 (1), 89-99
95
Sangat Negat if
45
72
Negat if
Sedang
99
126
Positif
Sangat Posit if
153
180
Gambar 2. Rentang Skor Skala Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiwa (Berdasarkan Skor Empirik)
Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahw a subjek yang berada dalam kat egorisasi
mempunyai sikap yang sangat positif terhadap pasien penyakit jiw a adalah 16 orang dengan
rent ang skor 153 - 180. Subjek yang berada dalam kat egorisasi mempunyai sikap positif
terhadap pasien penyakit jiw a berjumlah 37 orang dengan rentang skor 126 - 153. Subjek yang
berada dalam kategorisasi sedang berjumlah 22 orang dengan rentang skor 99 - 126.
Kat egorisasi skor subjek pada skala sikap terhadap pasien penyakit jiw a dapat dilihat pada
tabel 4.
Tabel 4. Kategori Skor Subjek (Skor Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiw a)
Rent ang Skor
Jumlah Subj ek
Kat egorisasi
45 – 72
0
Sangat Negat if
72 – 99
0
Negat if
99 – 126
22
Sedang
126 – 153
37
Posit if
153 – 180
16
Sangat Posit if
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dengan teknik korelasi Product M oment diperoleh koefisien
korelasi antara perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a dengan sikap t erhadap pasien
penyakit jiw a adalah negatif yang sangat signifikan, dengan r xy sebesar -0,508 dengan taraf
signifikansi 0,000 (p < 0,01). Hal ini menunjukkan bahw a hipot esis yang diajukan dalam
penelitian diterima, yaitu ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara perilaku agresif
dengan sikap terhadap pasien penyakit jiw a, yang berarti semakin positif sikap peraw at pasien
penyakit jiw a terhadap pasien penyakit jiw a, maka perilaku agresifnya semakin rendah.
Sebaliknya semakin negatif sikap peraw at pasien penyakit jiw a terhadap pasien penyakit jiw a
maka perilaku agresifnya semakin tinggi.
Penelitian ini menunjukkan angka sumbangan efektif sebesar 25,806 persen. Nilai t ersebu t
memiliki arti bahw a sikap terhadap pasien penyakit jiw a dapat m empengaruhi perilaku agresif
sebesar 25, 806 persen, sisanya 74,194 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel
yang digunakan dalam penelitian, misalnya faktor biologis, kognitif, amarah, dan frust asi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Nashori (Diana, 2007) yang
menyebutkan bahw a salah satu faktor yang mempengaruhi agresivitas adalah sikap terhadap
sumber agresi, dalam penelit ian ini sumber agresi yang dimaksud adalah pasien penyakit jiw a.
Pasien dapat dikatakan sebagai sumber agresi karena dalam kesehariannya seorang peraw at
berhadapan langsung dengan pasien penyakit jiw a yang m empunyai kondisi emosional yang
labil.
ISSN : 1907-8455
Elok Faiqoh dan Falasifat ul Falah
96
Kondisi pasien yang labil membuat peraw at harus ekstra sabar karena karakteristik pasien
yang negatif, antara lain sulit diajak komunikasi, menarik diri, atau justru agresif. Seorang
peraw at pasien penyakit jiw a ketika mempunyai sikap posit if terhadap pasien penyakit jiw a,
maka ia akan cenderung m enyenangi dan peduli dengan keadaan si pasien penyakit jiw a.
Sebaliknya, ketika seorang peraw at pasien penyakit jiw a mempunyai sikap yang negatif
terhadap pasien penyakit jiw a, maka ia cenderung akan mem benci dan menjauhinya.
Fakta di lapangan menunjukkan bahw a perilaku agresif peraw at pasien penyakit jiw a di
Rumah Sakit Jiw a Prof. dr. Soeroyo M agelang adalah rendah. Artinya bahw a peraw at pasien
penyakit jiw a di Rumah Sakit Jiw a Prof. dr. Soeroyo M agelang jarang melakukan perilaku
kekerasan t erhadap pasien penyakit jiw a. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Indriasari, dkk (2007, h.109) yang m enelit i t entang “ Hubungan Persepsi Kekerasan yang
Dialami dengan Kecenderungan Perilaku Agresif pada Peraw at Pasien Penyakit Jiw a di RSJD
Surakarta” . Hasil penelitian menunjukkan bahw a ada hubungan positif yang sangat signifikan
ant ara persepsi kekerasan yang dialami dengan kecenderungan perilaku agresif pada peraw at
pasien penyakit jiw a. Hasil penelitian juga m enunjukkan bahw a kecenderungan perilaku agresif
peraw at pasien penyakit jiw a di RSJD Surakarta adalah rendah.
Rendahnya perilaku agresif ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: (1)
adanya kesadaran akan t anggung jaw ab peraw at pasien penyakit jiw a terhadap pasien
penyakit jiw a, (2) faktor jenis kelamin, dan (3) fakt or lama bekerja. Pertama, karena adanya
kesadaran akan tanggung jaw ab peraw at pasien penyakit jiw a terhadap pasien penyakit jiw a.
Freedman, dkk (Indriasari, 2007) mengemukakan bahw a individu yang sadar akan t anggung
jaw abnya cenderung lebih berhati-hati dalam bertindak, termasuk dalam berperilaku agresif.
Hal ini dikarenakan adanya perhitungan berat ringannya tanggung jaw ab yang harus dipikul
apabila ia berperilaku agresif. Seorang peraw at pasien penyakit jiw a akan dihadapkan pada
berbagai masalah apabila ia berperilaku agresif terhadap pasien penyakit jiw a, baik
permasalahan dengan pihak Rumah Sakit maupun dengan pihak keluarga pasien penyakit jiw a.
Kedua, karena faktor jenis kelamin. M enurut Epst ein (Indriasari, 2007) laki-laki lebih agresif
dari w anit a. Hal ini terjadi akibat kontrol sosial yang cukup tinggi pada w anita dibandingkan
pria. Berdasarkan data subjek penelit ian, data menunjukkan bahw a dari 75 peraw at, 46
peraw at (61,33 persen) adalah perempuan dan 29 peraw at (38,66 persen) adalah laki-laki.
Faktor jenis kelamin berpengaruh pada hasil penelit ian yang menunjukkan bahw a perilaku
agresif peraw at pasien penyakit jiw a di Rumah Sakit Jiw a Prof. dr. Soeroyo M agelang rendah
karena sebagian besar subjek penelitian yang diambil adalah w anita.
Selanjutnya, karena faktor lama bekerja. Berdasarkan data subjek penelitian, terdapat 33
peraw at (44 persen) yang lama bekerjanya lebih dari 20 tahun, 28 peraw at (37,33 persen) yang
lama kerjanya 10 sam pai 20 tahun, dan 14 peraw at (18,66 persen) yang lama kerjanya 1
sampai 10 t ahun. Indriasari (2007) mengemukakan bahw a lamanya masa kerja peraw at
bekerja berhubungan dengan keanekaragaman pengalaman m ereka dalam bekerja. Carm el
(Indriasari, 2007) menyatakan bahw a karakteristik yang m enjadi korban kekerasan pasien
adalah mereka yang memiliki sedikit pengalaman dalam bekerja. Peraw at pasien penyakit jiw a
yang mempunyai banyak pengalaman kerja lebih mam pu untuk mengontrol emosi dan mampu
ISSN : 1907-8455
Hubungan ant ara Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiw a
dengan Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiw a
Proyeksi, Vol. 6 (1), 89-99
97
menguasai keadaan ketika berinteraksi langsung dengan pasien penyakit jiw a, sehingga dapat
dikatakan bahw a semakin lama peraw at pasien penyakit jiw a bekerja, maka semakin rendah
perilaku agresifnya.
M unculnya perilaku agresi berkaitan dengan rasa marah yang terjadi dalam diri seseorang
(Nashori, 2008). Rasa marah dapat muncul dengan sebab-sebab: (1) adanya serangan orang
lain; dan (2) terjadinya frustasi dalam diri seseorang. Pertama, amarah akibat dari serangan
atau gangguan yang dilakukan orang lain, dalam hal ini dilakukan oleh pasien penyakit jiw a.
M enurut penelitian di Inggris, “ Violence In M ental Health Care: The Experience Of M ental
Health Nurses and Psychiat rist ” m enunjukkan bahw a peraw at pasien penyakit jiw a lebih
signifikan menerima kekerasan pasien penyakit jiw a daripada psikiat er (Indriasari, 2007,
h.109). Seorang peraw at pasien penyakit jiw a rentan menerima kekerasan dari pasien karena
kondisi mentalnya pasien penyakit jiw a yang labil. Peraw at pasien pen yakit jiw a dituntut untuk
selalu siap siaga menghadapi berbagai perilaku pasien penyakit jiw a. Keadaan yang penuh
tekanan dapat m emungkinkan peraw at pasien penyakit jiw a melakukan perilaku agresif.
Indriasari (2007) mengemukakan bahw a seseorang dapat berperilaku agresif ketika m ereka
berada dalam kondisi diancam atau tak aman bagi mereka.
Kedua, karena t erjadinya frustasi dalam diri seseorang. Frustasi adalah gangguan atau
kegagalan dalam mencapai tujuan (Nashori, 2008). Seorang peraw at pasien penyakit jiw a yang
mempunyai harapan tinggi terhadap pasien penyakit jiw a akan frustasi ketika pasien penyakit
jiw a tidak mampu mem enuhi harapan itu. Dollars, dkk (Nashori, 2008) di Yale mengungkapkan
bahw a frustasi selalu merupakan akibat dari frust asi. M unculnya perilaku agresif selalu
mensyaratkan adanya frustasi, dan sebaliknya frustasi menimbulkan beberapa bentuk agresif.
Penelitian ini memiliki beberapa ket erbatasan. Pertama, adanya fenom ena social
desirability yaitu kecenderungan subjek penelit ian untuk mengisi jaw aban sesuai dengan apa
yang dianggapnya baik dan mencerminkan persetujuan norma sosial yang berlaku di
sekitarnya, bukan jaw aban yang mencerminkan sikap pribadi subjek yang sesungguhnya.
Kedua, banyaknya ait em yang gugur dalam skala perilaku agresif yang disebabkan aitem yang
dibuat kurang mampu mew akili indikator dalam variabel, sehingga kurangnya variasi jaw aban
yang dipilih subjek.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahw a hipot esis yang diajukan diterima, yaitu ada hubungan
negatif yang sangat signifikan antara sikap terhadap pasien dengan perilaku agresif pada
peraw at Rumah Sakit Jiw a Prof. dr. Soeroyo M agelang. Semakin positif sikap peraw at terhadap
pasien penyakit jiw a, maka semakin rendah perilaku agresifnya. Sebaliknya, semakin negatif
sikap peraw at terhadap pasien penyakit jiw a, maka semakin t inggi perilaku agresifnya.
Hasil penelitian ini memberikan sumbangan efekt if sebesar 25,806 persen. Nilai tersebut
memiliki arti bahw a sikap terhadap pasien penyakit jiw a dapat m empengaruhi perilaku agresif
sebesar 25, 806 persen, sisanya 74,194 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel
yang digunakan dalam penelitian, misalnya faktor biologis, kognitif, amarah, dan frust asi.
ISSN : 1907-8455
Elok Faiqoh dan Falasifat ul Falah
98
Berdasarkan hasil penelitian di atas, untuk m enghindari perilaku agresif, sikap positif perlu
ditanamkan pada setiap peraw at t erhadap pasiennya. Peraw at yang mempunyai sikap positif
terhadap pasien akan cenderung lebih peduli t erhadap pasien serta m emperlakukannya
dengan lebih manusiaw i.
Peneliti m engajukan saran bagi peraw at pasien jiw a untuk m engikut i penyuluhanpenyuluhan atau pelatihan-pelatihan m engenai pengelolaan emosi untuk m engendalikan
perilaku dalam menghadapi pasiennya. Pihak Rumah Sakit diharapkan memberi dukungan
dengan sering mengadakan program yang berkaitan dengan pengelolaan emosi ketika
menghadapi pasien penyakit jiw a serta mengenai pentingnya sikap positif terhadap pasien
penyakit jiw a.
Peneliti lain yang berminat untuk m eneliti perilaku agresif pada peraw at disarankan untuk
melibatkan variabel lain yang dipandang berpengaruh t etapi belum disertakan dalam
penelitian ini, seperti tingkat pendidikan, kematangan em osi, dan lain-lain.
Daftar Pust aka
Abraham, C & Shanley, E. 1997. Psikologi Sosial Unt uk Peraw at . Alih bahasa: Leoni Sally, M .
Jakarta: Penerbit Buku Kedokt eran.
Dayakisni, T dan Hudaniah. 2001. Psikologi Sosial . M alang
Diana, R. 2007. Agresivitas sisw a SM A dan SM K Yogyakart a. Jurnal Psikologi Proyeksi. Vol. 2,
no. 2. Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung
Indriasari, F, dkk. 2007. Hubungan Persepsi Kekerasan yang Dialami dengan Kecenderungan
Perilaku Agresif pada Peraw at Jiw a di RSJD Surakarta. Jurnal Kebidanan dan Keperaw at an .
Vol. 3. No 2. Yogyakarta.
Krahe, B. 2005. Perilaku Agresif . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nashori, F. 2008. Psikologi Sosial Islami . Bandung. Refika Aditama
Permanadeli, R. 1988. Studi Eksperimen Tentang Pengaruh Pesan Penjual Terhadap Sikap
Positif pada Kosmetika Buatan Dalam Negeri. Jurnal Psikologi . No 1. Yogyakarta: Psikologi
Universitas Gajah M ada.
Pradit ia, W. 2008. Problem Focused Coping pada Peraw at di RSJ Ditinjau dari Kecerdasan
Emosional. Skripsi. Universitas Kat olik Soegijopranata Semarang. Tidak Diterbitkan.
Suryaningsih, W., Anggraini, R. 2006. Hubungan Kekerasan Orang tua Terhadap Anak Dengan
Perilaku Agresif pada sisw a SM P Negeri 2 Ungaran. Jurnal Psikologi Proyeksi , Vol. 1, No 1.
Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
ISSN : 1907-8455
Hubungan ant ara Sikap Terhadap Pasien Penyakit Jiw a
dengan Perilaku Agresif Perawat Pasien Penyakit Jiw a
Proyeksi, Vol. 6 (1), 89-99
99
Syafrika, I dan Tomm y Y. S. S. 2004. Persepsi Terhadap Lingkungan Fisik Kerja dan Dorongan
Berperilaku Agresif pada Polisi Lalu Lintas. Jurnal Insan , vol. 6, no 3. Fakultas Psikologi
Universitas Tarumanegara.
Walgito, B. 2001. Psikologi Sosial . Yogyakarta: Andi Offset.
ISSN : 1907-8455