Jiwa skripsi empati perawat pasien
PENDAHULUAN..
Upaya Kesehatan Jiwa di
Puskesmas: Mengapa Perlu?
Direktorat Bina Kesehatan Jiwa
Kementerian Kesehatan RI
Apakah saya sehat jiwa?
Sehat Jiwa…
Bukan semata-mata tidak adanya
penyakit/gangguan jiwa..
Sehat Jiwa…
Suatu keadaan sejahtera dari seorang individu yang..
• menyadari potensi dirinya,
• dapat beradaptasi dengan stres kehidupan normal,
• dapat bekerja dengan produktif
• dapat berkontribusi di lingkungannya
- Definisi World Health Organization -
Sehat Jiwa ditandai dengan:
Perasaan sehat dan bahagia
Mampu menghadapi tantangan hidup
Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain
Stres
• Perasaan yang dialami seseorang ketika suatu
kondisi memerlukan usaha yang lebih besar
dari biasanya (bahkan melebihi
kemampuannya) untuk beradaptasi.
Gangguan Jiwa..
• Gangguan pikiran, gangguan perasaan atau
tingkah laku
• Menimbulkan penderitaan dan terganggunya
fungsi sehari-hari
Sehat Jiwa
Masalah
Kesehatan
Jiwa
Gangguan
Jiwa
Faktor-faktor yang Berkontribusi
terhadap Kesehatan Jiwa
Prevalensi Nasional Gangguan Mental Emosional
≥15 tahun (Riskesdas,2007)
Rata-rata: 11.6 %
(lebih dari 19 juta penduduk)
Prevalensi Nasional Gangguan Jiwa Berat
(Riskesdas, 2007)
Rata-rata: 0.46%
(lebih dari 1 juta penduduk)
Bengkulu
• Telah ada puskesmas-puskesmas dengan layanan
kesehatan jiwa sekitar 52 %.
• Pelatihan tenaga kesehatan puskesmas dalam
penanganan masalah kesehatan jiwa masih 20 %
(Rifaskes 2011)
• Puskesmas yang melakukan rujukan kasus gangguan
jiwa dan psikososial 60%
Interaksi antara gangguan jiwa dan kondisi
kesehatan fisik
•
Gangguan jiwa
mempengaruhi kondisi
kesehatan fisik
•
Beberapa kondisi
kesehatan fisik
mempengaruhi risiko
gangguan jiwa
•
Beberapa ggn jiwa yang
komorbid mempengaruhi
upaya terapi & hasil
penatalaksanaan kondisi
kesehatan fisik.
Gangguan Jiwa
Gangguan Fisik
Prince et al, No Health Without Mental Health, Lancet, 2007
Masalah Kesehatan Jiwa di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar
•
World Health Organization (WHO) 24% pasien di pelayanan
kesehatan dasar memiliki diagnosis gangguan jiwa (World Health
Report, 2001).
• Penelitian dari berbagai negara bervariasi dari 10% hingga
mencapai 60%. Gangguan jiwa yang sering ditemukan adalah
depresi, cemas dan penyalahgunaan napza, baik sebagai
diagnosis tersendiri maupun komorbid dengan diagnosis fisiknya
(Integrating Mental Health into Primary Care, 2008)
BEBAN KESEHATAN JIWA
DI ANTARA PENYAKIT TIDAK MENULAR LAINNYA
DALY’S 2005
Global Burden of Disease and Risk Factors, 2006
Prince et al, No Health Without Mental Health, Lancet, 2007
Mental Health Gap Action Programme, WHO, 2008
Sumber Daya Kesehatan
Fasilitas Kesehatan untuk Layanan Kesehatan Jiwa
• RSJ
: 31 (8 provinsi tidak memiliki RSJ)
• RSU
: 445 (22% memiliki layanan keswa)
• Puskesmas : 9005 (±13% memiliki layanan keswa)
Sumber Daya Manusia untuk Kesehatan Jiwa
•
•
•
•
•
Psikiater
:
±600 (0,26 per 100.000 populasi)
Psikolog klinis:
418 (0,18 per 100.000 populasi)
CMHN
:
850 (0,36 per 100.000 populasi)
Dokter
: 56.750 (24,67 per 100.000 populasi)
Perawat
: ±500.000 (217,4 per 100.000 populasi)
Kondisi saat ini...
Kesenjangan pengobatan masih tinggi: >90%
Adanya keterlambatan dalam pengenalan
masalah kesehatan jiwa
Keterlambatan dalam membawa orang dengan
masalah kejiwaan ke fasilitas kesehatan
Pemasungan
• Keterbatasan layanan kesehatan jiwa di tatanan primer
dan sekunder masyarakat sulit mendapatkan akses
pelayanan kesehatan jiwa karena umumnya pelayanan
tersier secara geografis berada di ibukota propinsi.
• Integrasi kesehatan jiwa ke dalam pelayanan kesehatan
dasar menutup kesenjangan pengobatan dengan
meningkatkan akses pelayanan kesehatan jiwa,
keterjangkauan biaya, pelayanan yang memperhatikan
komorbiditas fisik dan jiwa serta sistem rujukan yang
berjalan baik.
Piramida Organisasi WHO untuk
Pelayanan Kesehatan Jiwa Komprehensif
7 Alasan Penting
Pelayanan Kesehatan Jiwa di
Fasilitas Kesehatan Dasar
World Health Organization (WHO) &
World Organization of Family Doctors (Wonca):
Integrating Mental Health into Primary Care, 2008
1. Beban (burden) akibat gangguan jiwa sangat besar
2. Masalah kesehatan jiwa dan kesehatan fisik saling terkait dan
mempengaruhi
3. Kesenjangan pengobatan (treatment gap) pada masalah
kesehatan jiwa sangat besar
4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan akses
masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan akan pelayanan
keswa
5. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan rasa
menghargai terhadap Hak Asasi Manusia
6. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas terjangkau secara
ekonomi oleh masyarakat
7. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas menghasilkan outcome
kesehatan secara umum yang lebih baik
10 Prinsip Pelayanan Kesehatan
Jiwa di Fasilitas Kesehatan Dasar
World Health Organization (WHO) &
World Organization of Family Doctors (Wonca):
Integrating Mental Health into Primary Care, 2008
1. Diperlukan kebijakan dan program yang mendukung
2. Diperlukan advokasi kepada pemangku kebijakan untuk mengubah
sikap, perilaku dan komitmen terhadap kesehatan jiwa
3. Diperlukan pelatihan tenaga kesehatan puskesmas yang adekuat
4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas bersifat terbatas dan dapat
dilaksanakan
5. Psikiater dan tenaga profesional kesehatan jiwa lainnya harus
tersedia untuk mendukung pelayanan di Puskesmas
6. Obat-obat yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan jiwa harus
tersedia di Puskesmas
7. Integrasi kesehatan jiwa ke dalam upaya kesehatan pada umumnya
merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
8. Diperlukan koordinator dalam pelayanan kesehatan jiwa.
9. Diperlukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain, seperti sektor
pemerintah non-kesehatan, LSM, tenaga kesehatan di masyarakat
serta para relawan.
10. Dibutuhkan SDM dan dana yang mendukung.
TERIMA KASIH
KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI
FASILITAS KESEHATAN DASAR
Direktorat Bina Kesehatan Jiwa
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Landasan Hukum Terkait Pelayanan Kesehatan Jiwa di
Fasilitas Kesehatan Dasar Berdasarkan UndangUndang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 146
•Informasi dan edukasi pada masyarakat
•menghindari pelanggaran hak asasi
seseorang
Pasal 147
•tenaga kesehatan yang berwenang dan
tempat yang tepat
Pasal 149
•Penderita menggelandang wajib
mendapatkan pengobatan
•Pembiayaan dijamin penuh
Layanan Keswa
Pasal 144
• menjamin ketersediaan, aksesibilitas,
mutu dan pemerataan
• mengembangkan upaya kesehatan jiwa
berbasis masyarakat
Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas
Kesehatan Dasar
Pelayanan utama pada level ini termasuk:
1. identifikasi dini gangguan jiwa
2. penatalaksanaan gangguan jiwa yang umum terjadi
di masyarakat
3. menjaga kestabilan kondisi pasien gangguan jiwa
4. melaksanakan rujukan
5. perhatian terhadap kebutuhan kesehatan jiwa bagi
pasien gangguan fisik
6. promosi kesehatan jiwa dan prevensi gangguan jiwa.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KESEHATAN JIWA 2009-2014
VISI
”Kesehatan Jiwa yang Optimal bagi Seluruh
Rakyat Indonesia”
MISI
Menjadikan keswa sebagai kebutuhan bersama & utama
Mengembangkan yankeswa berkualitas, manusiawi, terjangkau,
merata, dan berkesinambungan (continuum of care, integrated hospital
to community) pada semua tingkat pelayanan, khususnya kelompok
rentan dan marginal.
Mengembangkan upaya keswa yg terintegrasi pada berbagai program
serta tingkat layanan inter dan intrasektoral
Mengembangkan sistem ketenagaan keswa sejalan dg pengembangan
upaya keswa.
Mengembangkan sistem pembiayaan yg adekuat dan sistem askesos yg
mencakup keswa
Mengembangkan upaya keswa berbasis masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan tatanan sosial dan
budaya
Mengembangkan upaya reintegrasi orang dengan gangguan jiwa ke
masyarakat
NILAI YANG DIUTAMAKAN
Penghargaan terhadap martabat orang dengan
masalah kesehatan jiwa
Pendekatan multidisipliner dan multisektoral
Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari
kesehatan
Kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
Terjangkau dan pemerataan
Pelayanan yang responsif dan berbasis bukti
KEBIJAKAN DAN RENSTRA
KEBIJAKAN
RENSTRA
1. KEMITRAAN INTER DAN 1. Meningkatkan kepekaan dan
kepedulian akan kesehatan jiwa bagi
INTRASEKTORAL
pemangku kepentingan dan pembuat
kebijakan , lintas program , lintas
sektoral dan LSM
2. Mengembangkan jejaring
kerjasama lintas sektor, lintas
program dan LSM
3. Memfasilitasi pengembangan
program lintas sektor terkait
kesehatan jiwa
KEBIJAKAN
RENSTRA
2. UPAYA PELAYANAN 1.Meningkatkan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan jiwa di
KESEHATAN JIWA
setiap jenjang pelayanan
PRIMA
2. Mengembangkan dan meningkatkan
fasilitas kesehatan jiwa di setiap jenjang
pelayanan kesehatan
3. Mengembangkan pelayanan kesehatan
jiwa yang responsif dan berbasis bukti
KEBIJAKAN
RENSTRA
3. UPAYA KESEHATAN 1. Meningkatkan kepekaan dan
JIWA BERBASIS
kepedulian masyarakat akan
MASYARAKAT
kesehatan jiwa
2. Meningkatkan peran serta
orang dengan gangguan jiwa dan
keluarganya
3. Meningkatkan dukungan
masyarakat terhadap orang
dengan gangguan jiwa dan
keluarganya
KEBIJAKAN
RENSTRA
4.SISTEM KETENAGAAN 1. Melakukan analisis dan perencanaan
ketenagaan di bidang kesehatan jiwa
KESEHATAN JIWA
2. Mengupayakan pengadaan dan
pengembangan tenaga di bidang
kesehatan jiwa
3. Mendayagunakan SDM Keswa
berdasarkan kebutuhan dan kompetensi
KEBIJAKAN
RENSTRA
5. SISTEM PEMBIAYAAN 1. Melakukan analisis dan perencanaan
sistem pembiayaan
KESEHATAN JIWA
2. Mengupayakan pengadaan dan
pengembangan sistem pembiayaan yang
adekuat
3. Mengupayakan tercakupnya secara
maksimal masalah kesehatan jiwa dalam
sistem asuransi sosial kesehatan
INDIKATOR KINERJA
Indikator
Target (%) dari 9005 PKM
2011
Persentase
Puskesmas
yang
memberikan
pelayanan
kesehatan jiwa
dasar dan
kesehatan jiwa
masyarakat
10
Capaian
13,7
Definisi Operasional
2012
2013
2014
20
30
40
Puskesmas yang
memberikan layanan
kesehatan jiwa
termasuk psikoedukasi
di bidang keswa/napza,
deteksi dini, pemberian
konseling kejiwaan dan
atau napza, atau
pemberian
psikofarmakoterapi
Cakupan Kegiatan
Contoh Puskesmas dengan Pelayanan
Kesehatan Jiwa
• Puskesmas Tebet Jakarta dengan Poli Konsultasi
Anak dan Keluarga
• Puskesmas Sindang Barang Bogor dengan
pengembangan Assertive Community Treatment
• Puskesmas Rejoso Nganjuk dengan perawatan
inap dan emergensi (terbatas) kasus psikiatri
• Seluruh puskesmas di NAD dengan pelayanan
kesehatan jiwa
PERSENTASE PELAKSANAAN
PROGRAM UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
Rifaskes Puskesmas
39
TABEL 1
PUSKESMAS YG MELAKSANAKAN PROGRAM KESEHATAN JIWA
MENURUT PROVINSI
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Provinsi
DI Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Puskesmas
seluruhnya
311
506
248
195
171
298
173
265
57
65
336
1031
861
121
949
Rifaskes Puskesmas
Puskesmas dengan Program
Kes Jiwa
Jumlah
300
174
237
118
87
199
91
107
57
15
282
821
610
117
929
%
96.5
34.4
95.6
60.5
50.9
66.8
52.6
40.4
100.0
23.1
83.9
79.6
70.8
96.7
97.940
Rifaskes Puskesmas
41
Rifaskes Puskesmas
42
Rifaskes Puskesmas
43
Rifaskes Puskesmas
44
TIADA SEHAT TANPA SEHAT
JIWA
Upaya Kesehatan Jiwa di
Puskesmas: Mengapa Perlu?
Direktorat Bina Kesehatan Jiwa
Kementerian Kesehatan RI
Apakah saya sehat jiwa?
Sehat Jiwa…
Bukan semata-mata tidak adanya
penyakit/gangguan jiwa..
Sehat Jiwa…
Suatu keadaan sejahtera dari seorang individu yang..
• menyadari potensi dirinya,
• dapat beradaptasi dengan stres kehidupan normal,
• dapat bekerja dengan produktif
• dapat berkontribusi di lingkungannya
- Definisi World Health Organization -
Sehat Jiwa ditandai dengan:
Perasaan sehat dan bahagia
Mampu menghadapi tantangan hidup
Dapat menerima orang lain sebagaimana adanya
Mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain
Stres
• Perasaan yang dialami seseorang ketika suatu
kondisi memerlukan usaha yang lebih besar
dari biasanya (bahkan melebihi
kemampuannya) untuk beradaptasi.
Gangguan Jiwa..
• Gangguan pikiran, gangguan perasaan atau
tingkah laku
• Menimbulkan penderitaan dan terganggunya
fungsi sehari-hari
Sehat Jiwa
Masalah
Kesehatan
Jiwa
Gangguan
Jiwa
Faktor-faktor yang Berkontribusi
terhadap Kesehatan Jiwa
Prevalensi Nasional Gangguan Mental Emosional
≥15 tahun (Riskesdas,2007)
Rata-rata: 11.6 %
(lebih dari 19 juta penduduk)
Prevalensi Nasional Gangguan Jiwa Berat
(Riskesdas, 2007)
Rata-rata: 0.46%
(lebih dari 1 juta penduduk)
Bengkulu
• Telah ada puskesmas-puskesmas dengan layanan
kesehatan jiwa sekitar 52 %.
• Pelatihan tenaga kesehatan puskesmas dalam
penanganan masalah kesehatan jiwa masih 20 %
(Rifaskes 2011)
• Puskesmas yang melakukan rujukan kasus gangguan
jiwa dan psikososial 60%
Interaksi antara gangguan jiwa dan kondisi
kesehatan fisik
•
Gangguan jiwa
mempengaruhi kondisi
kesehatan fisik
•
Beberapa kondisi
kesehatan fisik
mempengaruhi risiko
gangguan jiwa
•
Beberapa ggn jiwa yang
komorbid mempengaruhi
upaya terapi & hasil
penatalaksanaan kondisi
kesehatan fisik.
Gangguan Jiwa
Gangguan Fisik
Prince et al, No Health Without Mental Health, Lancet, 2007
Masalah Kesehatan Jiwa di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dasar
•
World Health Organization (WHO) 24% pasien di pelayanan
kesehatan dasar memiliki diagnosis gangguan jiwa (World Health
Report, 2001).
• Penelitian dari berbagai negara bervariasi dari 10% hingga
mencapai 60%. Gangguan jiwa yang sering ditemukan adalah
depresi, cemas dan penyalahgunaan napza, baik sebagai
diagnosis tersendiri maupun komorbid dengan diagnosis fisiknya
(Integrating Mental Health into Primary Care, 2008)
BEBAN KESEHATAN JIWA
DI ANTARA PENYAKIT TIDAK MENULAR LAINNYA
DALY’S 2005
Global Burden of Disease and Risk Factors, 2006
Prince et al, No Health Without Mental Health, Lancet, 2007
Mental Health Gap Action Programme, WHO, 2008
Sumber Daya Kesehatan
Fasilitas Kesehatan untuk Layanan Kesehatan Jiwa
• RSJ
: 31 (8 provinsi tidak memiliki RSJ)
• RSU
: 445 (22% memiliki layanan keswa)
• Puskesmas : 9005 (±13% memiliki layanan keswa)
Sumber Daya Manusia untuk Kesehatan Jiwa
•
•
•
•
•
Psikiater
:
±600 (0,26 per 100.000 populasi)
Psikolog klinis:
418 (0,18 per 100.000 populasi)
CMHN
:
850 (0,36 per 100.000 populasi)
Dokter
: 56.750 (24,67 per 100.000 populasi)
Perawat
: ±500.000 (217,4 per 100.000 populasi)
Kondisi saat ini...
Kesenjangan pengobatan masih tinggi: >90%
Adanya keterlambatan dalam pengenalan
masalah kesehatan jiwa
Keterlambatan dalam membawa orang dengan
masalah kejiwaan ke fasilitas kesehatan
Pemasungan
• Keterbatasan layanan kesehatan jiwa di tatanan primer
dan sekunder masyarakat sulit mendapatkan akses
pelayanan kesehatan jiwa karena umumnya pelayanan
tersier secara geografis berada di ibukota propinsi.
• Integrasi kesehatan jiwa ke dalam pelayanan kesehatan
dasar menutup kesenjangan pengobatan dengan
meningkatkan akses pelayanan kesehatan jiwa,
keterjangkauan biaya, pelayanan yang memperhatikan
komorbiditas fisik dan jiwa serta sistem rujukan yang
berjalan baik.
Piramida Organisasi WHO untuk
Pelayanan Kesehatan Jiwa Komprehensif
7 Alasan Penting
Pelayanan Kesehatan Jiwa di
Fasilitas Kesehatan Dasar
World Health Organization (WHO) &
World Organization of Family Doctors (Wonca):
Integrating Mental Health into Primary Care, 2008
1. Beban (burden) akibat gangguan jiwa sangat besar
2. Masalah kesehatan jiwa dan kesehatan fisik saling terkait dan
mempengaruhi
3. Kesenjangan pengobatan (treatment gap) pada masalah
kesehatan jiwa sangat besar
4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan akses
masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan akan pelayanan
keswa
5. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas meningkatkan rasa
menghargai terhadap Hak Asasi Manusia
6. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas terjangkau secara
ekonomi oleh masyarakat
7. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas menghasilkan outcome
kesehatan secara umum yang lebih baik
10 Prinsip Pelayanan Kesehatan
Jiwa di Fasilitas Kesehatan Dasar
World Health Organization (WHO) &
World Organization of Family Doctors (Wonca):
Integrating Mental Health into Primary Care, 2008
1. Diperlukan kebijakan dan program yang mendukung
2. Diperlukan advokasi kepada pemangku kebijakan untuk mengubah
sikap, perilaku dan komitmen terhadap kesehatan jiwa
3. Diperlukan pelatihan tenaga kesehatan puskesmas yang adekuat
4. Pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas bersifat terbatas dan dapat
dilaksanakan
5. Psikiater dan tenaga profesional kesehatan jiwa lainnya harus
tersedia untuk mendukung pelayanan di Puskesmas
6. Obat-obat yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan jiwa harus
tersedia di Puskesmas
7. Integrasi kesehatan jiwa ke dalam upaya kesehatan pada umumnya
merupakan suatu proses yang berkelanjutan.
8. Diperlukan koordinator dalam pelayanan kesehatan jiwa.
9. Diperlukan kolaborasi dengan pihak-pihak lain, seperti sektor
pemerintah non-kesehatan, LSM, tenaga kesehatan di masyarakat
serta para relawan.
10. Dibutuhkan SDM dan dana yang mendukung.
TERIMA KASIH
KEBIJAKAN
PELAYANAN KESEHATAN JIWA DI
FASILITAS KESEHATAN DASAR
Direktorat Bina Kesehatan Jiwa
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
Landasan Hukum Terkait Pelayanan Kesehatan Jiwa di
Fasilitas Kesehatan Dasar Berdasarkan UndangUndang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Pasal 146
•Informasi dan edukasi pada masyarakat
•menghindari pelanggaran hak asasi
seseorang
Pasal 147
•tenaga kesehatan yang berwenang dan
tempat yang tepat
Pasal 149
•Penderita menggelandang wajib
mendapatkan pengobatan
•Pembiayaan dijamin penuh
Layanan Keswa
Pasal 144
• menjamin ketersediaan, aksesibilitas,
mutu dan pemerataan
• mengembangkan upaya kesehatan jiwa
berbasis masyarakat
Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas
Kesehatan Dasar
Pelayanan utama pada level ini termasuk:
1. identifikasi dini gangguan jiwa
2. penatalaksanaan gangguan jiwa yang umum terjadi
di masyarakat
3. menjaga kestabilan kondisi pasien gangguan jiwa
4. melaksanakan rujukan
5. perhatian terhadap kebutuhan kesehatan jiwa bagi
pasien gangguan fisik
6. promosi kesehatan jiwa dan prevensi gangguan jiwa.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
KESEHATAN JIWA 2009-2014
VISI
”Kesehatan Jiwa yang Optimal bagi Seluruh
Rakyat Indonesia”
MISI
Menjadikan keswa sebagai kebutuhan bersama & utama
Mengembangkan yankeswa berkualitas, manusiawi, terjangkau,
merata, dan berkesinambungan (continuum of care, integrated hospital
to community) pada semua tingkat pelayanan, khususnya kelompok
rentan dan marginal.
Mengembangkan upaya keswa yg terintegrasi pada berbagai program
serta tingkat layanan inter dan intrasektoral
Mengembangkan sistem ketenagaan keswa sejalan dg pengembangan
upaya keswa.
Mengembangkan sistem pembiayaan yg adekuat dan sistem askesos yg
mencakup keswa
Mengembangkan upaya keswa berbasis masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat dengan memperhatikan tatanan sosial dan
budaya
Mengembangkan upaya reintegrasi orang dengan gangguan jiwa ke
masyarakat
NILAI YANG DIUTAMAKAN
Penghargaan terhadap martabat orang dengan
masalah kesehatan jiwa
Pendekatan multidisipliner dan multisektoral
Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari
kesehatan
Kemitraan dan pemberdayaan masyarakat
Terjangkau dan pemerataan
Pelayanan yang responsif dan berbasis bukti
KEBIJAKAN DAN RENSTRA
KEBIJAKAN
RENSTRA
1. KEMITRAAN INTER DAN 1. Meningkatkan kepekaan dan
kepedulian akan kesehatan jiwa bagi
INTRASEKTORAL
pemangku kepentingan dan pembuat
kebijakan , lintas program , lintas
sektoral dan LSM
2. Mengembangkan jejaring
kerjasama lintas sektor, lintas
program dan LSM
3. Memfasilitasi pengembangan
program lintas sektor terkait
kesehatan jiwa
KEBIJAKAN
RENSTRA
2. UPAYA PELAYANAN 1.Meningkatkan kapasitas dan
kompetensi tenaga kesehatan jiwa di
KESEHATAN JIWA
setiap jenjang pelayanan
PRIMA
2. Mengembangkan dan meningkatkan
fasilitas kesehatan jiwa di setiap jenjang
pelayanan kesehatan
3. Mengembangkan pelayanan kesehatan
jiwa yang responsif dan berbasis bukti
KEBIJAKAN
RENSTRA
3. UPAYA KESEHATAN 1. Meningkatkan kepekaan dan
JIWA BERBASIS
kepedulian masyarakat akan
MASYARAKAT
kesehatan jiwa
2. Meningkatkan peran serta
orang dengan gangguan jiwa dan
keluarganya
3. Meningkatkan dukungan
masyarakat terhadap orang
dengan gangguan jiwa dan
keluarganya
KEBIJAKAN
RENSTRA
4.SISTEM KETENAGAAN 1. Melakukan analisis dan perencanaan
ketenagaan di bidang kesehatan jiwa
KESEHATAN JIWA
2. Mengupayakan pengadaan dan
pengembangan tenaga di bidang
kesehatan jiwa
3. Mendayagunakan SDM Keswa
berdasarkan kebutuhan dan kompetensi
KEBIJAKAN
RENSTRA
5. SISTEM PEMBIAYAAN 1. Melakukan analisis dan perencanaan
sistem pembiayaan
KESEHATAN JIWA
2. Mengupayakan pengadaan dan
pengembangan sistem pembiayaan yang
adekuat
3. Mengupayakan tercakupnya secara
maksimal masalah kesehatan jiwa dalam
sistem asuransi sosial kesehatan
INDIKATOR KINERJA
Indikator
Target (%) dari 9005 PKM
2011
Persentase
Puskesmas
yang
memberikan
pelayanan
kesehatan jiwa
dasar dan
kesehatan jiwa
masyarakat
10
Capaian
13,7
Definisi Operasional
2012
2013
2014
20
30
40
Puskesmas yang
memberikan layanan
kesehatan jiwa
termasuk psikoedukasi
di bidang keswa/napza,
deteksi dini, pemberian
konseling kejiwaan dan
atau napza, atau
pemberian
psikofarmakoterapi
Cakupan Kegiatan
Contoh Puskesmas dengan Pelayanan
Kesehatan Jiwa
• Puskesmas Tebet Jakarta dengan Poli Konsultasi
Anak dan Keluarga
• Puskesmas Sindang Barang Bogor dengan
pengembangan Assertive Community Treatment
• Puskesmas Rejoso Nganjuk dengan perawatan
inap dan emergensi (terbatas) kasus psikiatri
• Seluruh puskesmas di NAD dengan pelayanan
kesehatan jiwa
PERSENTASE PELAKSANAAN
PROGRAM UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
Rifaskes Puskesmas
39
TABEL 1
PUSKESMAS YG MELAKSANAKAN PROGRAM KESEHATAN JIWA
MENURUT PROVINSI
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Provinsi
DI Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Puskesmas
seluruhnya
311
506
248
195
171
298
173
265
57
65
336
1031
861
121
949
Rifaskes Puskesmas
Puskesmas dengan Program
Kes Jiwa
Jumlah
300
174
237
118
87
199
91
107
57
15
282
821
610
117
929
%
96.5
34.4
95.6
60.5
50.9
66.8
52.6
40.4
100.0
23.1
83.9
79.6
70.8
96.7
97.940
Rifaskes Puskesmas
41
Rifaskes Puskesmas
42
Rifaskes Puskesmas
43
Rifaskes Puskesmas
44
TIADA SEHAT TANPA SEHAT
JIWA