Analisis hukum Islam terhadap diskon pembelian barang dalam transaksi murabahah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
ANALISIS HUK BARANG DA MANDIRI SEJA
UJUN
U
Prod
KUM ISLAM TERHADAP DISKON P ALAM TRANSAKSI
MURA>
BAH}AH
JAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KEC NG PANGKAH KABUPATEN GRESI
SKRIPSI Oleh :
Mohammad Riski Syafarudin NIM. C72213147
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syari’ah dan Hukum Jurusan Hukum Perdata Islam
odi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) Surabaya
2017
PEMBELIAN
H
DI BMT CAMATAN SIK(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil dari penelitian lapangan (Field Reseacrh) dengan judul “Analisis hukum Islam terhadap diskon pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik”. Data penelitian ini bertujuan untuk menjawab dua pertanyaan yaitu:1.Bagaimana penerapan diskon mura>bah}ah pada BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik, 2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap penerapan diskon mura>bah}ah pada BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
Untuk mendapatkan data yang valid maka penulis menggunakan beberapa tehnik, diantaranya: observasi, wawancara, dokumentasi. Setelah data terkumpul maka data diolah menggunakan metode deskriptif kualitatif dan pola pikir induktif, yaitu metode yang digunakan untuk fakta dari hasil penelitian kemudian diteliti sehingga ditemukan pemahaman tentang penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah pada BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik, kemudian dianalisis secara umum menurut hukum Islam.
Berdasarkan temuan di lapangan, BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik memberlakukan diskon yang diperoleh dalam pembelian barang mura>bah}ah menjadi milik BMT, karena pada dasarnya barang yang dibeli oleh nasabah itu masih milik BMT selama pembayaran belum lunas. Maka diskon tersebut tidak menjadi hak dari nasabah. Pada waktu akad mura>bah}ah tidak ada negosiasi atau proses tawar menawar harga barang yang akan diajukan dalam pembiayaanmura>abah}ah
Hasil dari penelitian yang dilakukan, bahwa penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik tidak diberikan kepada nasabah, melainkan menjadi milik BMT. Penerapan diskon dari pembelian barang dalam mura>bah}ah menjadi milik BMT itu boleh, karena pada dasarnya barang yang dibeli pada pembiayaan mura>bah}ah adalah milik BMT tersebut sebelum nasabah bisa membayarnya. Maka hak diskon juga menjadi hak dari BMT.
Dari hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan bahwa pihak BMT Mandiri Sejahtera seharusnya dalam akadmura>bah}ah ada proses tawar menawar harga pembelian barang, agar pihak-pihak yang bersangkutan tidak dirugikan. Pihak BMT sebaiknya memuat tentang pemberian diskon mura>bah}ah diakad, untuk lebih baiknya lagi semua ketentuan-ketentuan mengenai diskon dijelaskan pada saat akad. Dan juga harus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pembiayaanmura>bah}ah.
(7)
x
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ... iv
MOTTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TRANSLITERASI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah... 7
C. Rumusan Masalah... 8
D. Kajian Pustaka ... 8
E. Tujuan Penelitian... 11
F. Kegunaan Hasil Penelitian ... 11
G. Definisi Operasional ... 12
H. Metode Penelitian... 12
(8)
xi BAB II KONSEPMURA >BA H}A H
A. Pengertianmura>bah}ah... 22
B. Dasar hukummura>bah}ah... 25
C. Rukun dan syaratmura>bah}ah... 30
D. Fatwa tentang diskonmura>bah}ah... 34
BAB III APLIKASI PENERAPAN DISKON PEMBELIAN BARANG DALAM TRANSAKSI MURA >BA H}A H DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Profil BMT Mandiri Sejahtera ... 38
1. Sejarah Berdirinya ... 38
2. Visi dan Misi... 41
3. Struktur Organisasi ... 42
4. Produk ... 44
B. Aplikasi Penerapan DiskonPembelian Barang dalam Transaksi Mura>bah}ahdi BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik ... 48
1. Pengertian pembiayaanmura>bah}ah... 48
2. Ketentuan pembiayaanmura>bah}ah ... 49
3. Mekanisme pembiayaanmura>bah}ah ... 50
4. Praktek penerapan diskon pada pembiayaanmura>bah}ah... 52
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP DISKON PEMBELIAN BARANG DALAM TRANSAKSI MURA >BA H}A H DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Analisis aplikasi akad mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik ... 56
(9)
xii
B. Analisis Hukum Islam terhadap diskonpembelian barang dalam transaksi mura>bah}ahdi BMTMandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten
Gresik... 60
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(10)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan di bumi ini tidak bisa hidup sendiri, karena hakikat manusia adalah makhluk sosial, yakni makhluk yang ditakdirkan untuk hidup dalam bermasyarakat. Yang mana manusia pasti memerlukan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bermasyarakat. Dalam agama Islam interaksi sosial antara satu manusia dengan manusia lainnya ini disebut dengan muamalah.1
Dalam kehidupan ini manusia melakukan berbagai macam tindakan, yang biasanya dilakukan adalah saling membantu kepada sesama dalam melakukan suatu persoalan. Dalam tolong menolong, adakalanya manusia melakukan tindakan tersebut untuk melakukan kebaikan atau keburukan. Islam sendiri mengatur agar saling tolong menolong dalam hal kebaikan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam (QS. al-Maidah: 2) sebagai berikut:
.
Artinya :‘’Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya.”(QS. al-Maidah: 2).2
1
Ahmad Azhar Basyir, A sas-asas Hukum Muamalah (Hukum Perdata Islam), edisi revisi, (Yogyakarta: UII Press, 2000), 11.
2Departemen Agama RI,A l - Q ur’an dan T erjemahannya (Jakarta: Widya Cahaya, 2009), 156-157.
(11)
2
Perintah tolong menolong dalam kebaikan sesuai ayat yang telah dijelaskan di atas meliputi semua aspek kehidupan yakni sosial, politik, budaya, dan ekonomi. Dalam persoalan ekonomi khususnya yang berprinsip syariah juga bermacam-macam, di antara jenis kerja sama dan tolong menolong adalah pinjam meminjam dan utang-piutang. Bentuk kerjasama tersebut banyak diwujudkan melalui lembaga keuangan baik bank maupun non bank.
Terwujudnya perkembangan lembaga keuangan syari’ah, selain
karena ada kebutuhan di masyarakat juga karena berlakunya dual banking
system (bank syari’ah dan bank konvensioanl) dalam perbankan nasional. Sistem perbankan nasional telah menempatkan sub sistem syari’ah sebagai alternatif dari sub sistem konvensional. Khususnya dalam pelayanan baik dalam memenuhi kebutuhan (permintaan) dana maupun memanfaatkan kelebihan (penawaran) dana di masyarakat.
Sebagai sistem, antar sub sistem syari’ah dan konvensional terdapat perbedaan yang terletak pada kaidah dan prinsip yang digunakan sebagai landasan transaksinya. Dalam sistem syari’ah tidak dikenal adanya transaksi yang memakai dasar “perkiraan” maupun perhitungan “bunga” (yang menjadi dasar dalam bisnis keuangan simpan pinjam secara konvensional). Konsep bunga dalam ajaran Islam dianggap mengandung aspek ( riba ) yang
diharamkan. Seperti firman Allah SWT dalam Q.S al-Baqarah ayat 275,
(12)
3
.
Artinya : “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba”(Q.Sal-Baqarahayat 275).
Dengan demikian, apa yang ada dalam konsep syari’ah semua aplikasi transaksi yang berkaitan dengan komponen “bunga” harus dihindari. Dengan ini umat Islam yang ingin melepaskan diri dari persoalan riba, telah mendapat jawaban alternatif. Karena dengan adanya lembaga-lembaga keuangan yang berbasis syari’ah, salah satu diantaranya adalah Baitul Mal
dan Baitul Tamwil (BMT) bias terhindar dari riba.3
Pada awalnya lembaga keuangan Baitul Mal Wa Tamwil yang disingkat menjadi BMT bediri pada tahun 1992. Sebuah lembaga keuangan kecil yang beroperasi dengan menggunakan gabungan antara konsep Baitul Mal dan Baitul Tamwil. Yang mana target utama berdirinya lembaga keuangan syari’ah ini ditujukan pada sektor usaha mikro dan masyarakat
menengah ke bawah.4
Secara konseptual BMT adalah sebuah lembaga yang di dalamnya mencakup dua jenis kegiatan sekaligus, yaitu sebagai baitul mal dan baitul tamwil . Menurut fungsinya, baitul mal bertugas menghimpun, mengelola, dan menyaluran dana zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS), sehingga pada fungsi
ini lebih menekankan pada aspek sosial.5Sedangkan Baitul Mal W a Tamwil
3Departemen Agama,A l Qur’an dan Terjemahnya..., 86. 4
Jamal Lulail Yunus,Manajemen Bank Syariah Mikro(Malang, UIN-Malang Press, Cet. I, 2009), 7.
5
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal W a Tamwil (BMT) (Yogyakarta: UII Press, II, 2005), 73.
(13)
4
bertugas sebagai lembaga bisnis yang memfokuskan kegiatan usahanya pada sektor keuangan.
Produk yang dikembangkan di BMT adalah produk pembiayaan dengan prinsip jual beli barang, produk ini dikembangkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar. Yang mungkin tidak bisa dimasukkan dalam akad bagi hasil, Misalnya, untuk pemenuhan kebutuhan barang-barang konsumtif hanya dapat dilayani dengan pendekatan akad jual beli. Dan produk pembiayaan dengan prinsip jual beli untuk kebutuhan konsumtif yang
dipraktekan di BMT adalah Mura>bah}ah. Mura>bah}ah yaitu jual beli barang
pada harga asal ditambah dengan keuntungan yang disepakati.6
BMT Mandiri sejahtera Sekapuk ini mempunyai berbagai macam produk yang dibagi dalam tiga komponen, yaitu produk simpanan, jasa dan produk pembiayaan. Dalam berbagai produk yang dikembangkan oleh BMT tersebut, produk yang paling sering diminati oleh anggota (nasabah) adalah
produk pembiayaan dengan menggunakan akad mura>bah}ah. Produk
pembiayaan tersebut sering digunakan oleh Nasabah untuk keperluan produktif dan konsumtif. Keperluan produktif digunakan untuk modal usaha mikro, serta konsumtif untuk keperluan pembelian barang-barang.
Biasanya, Baitul Mal wa Tamwil dalam melakukan suatu pembiayaan
mura>bah}ah akan mendapatkan potongan harga (diskon). Diskon tersebut diperoleh baik pembelian barang dalam jumlah sedikit maupun banyak atau
6
Muhammad Ridwan,Sistem dan Prosedur Pendirian BMT (Baitul Ma>l Wat Tamwi>l) , Cet I, (Yogyakarta: Citra Media, 2006), 56.
(14)
5
borongan dari suppplier. Sehingga, harga barang yang akan dibeli oleh nasabah akan lebih murah karena telah mendapatkan diskon dari supplier.
Diskon berasal dari suku kata Bahasa Inggris “Discount” berarti
potongan harga. Sedangkan Diskon menurut Kamus Perbankan adalah potongan yang diterima berupa pengurangan harga dari daftar harga yang
resmi.7Adapun Diskon menurut KBE (Kamus Besar Ekonomi) adalah
pengurangan harga yang dikenakan atas sesuatu barang atau jasa oleh pemasok kepada pelanggan. Potongan harga dapat ditawarkan karena
pembayaran dilakukan dengan cepat atau pembelian dalam partai besar.8
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) No.25/DSN MUI/III/2002
mengatur tentang diskon mura>bah}ah. Adapun dengan adanya diskon dalam
mura>bah}ah akan timbul permasalahan tentang adanya diskon tersebut. Apakah diskon tersebut menjadi hak penjual (LKS), ataukah merupakan hak pembeli (nasabah). Maka atas adanya persoalan ini DSN MUI memutuskan
bahwa apabila dalam mura>bah}ah LKS mendapat diskon dari supplier, maka
harga sebenarnya adalah setelah diskon, oleh karena itu, diskon adalah hak nasabah.
Di BMT Mandiri Sejahtera KC Sekapuk dalam melakukan suatu
pembiayaan mura>bah}ah, biasanya dalam pembelian barang elektronik akan
mendapat diskon dari supplier karena sudah berlangganan. Untuk itu muncul suatu permasalahan dalam menentukan harga jual barang pada pembiayaan 7
Sutan Remy Sjahdenini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam T ata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, 2007), 67.
8 Winarno, Sigit & Ismaya, Sujana, Kamus Besar Ekonomi, (Bandung: CV Pustaka Grafika, 2003), 157.
(15)
6
mura>bah}ah. Yang mana dalam menentukan harga jual harus dari harga asli
dari pembelian barang pada supplier dan ditambah keuntungan(Margin).
Dalam menentukan harga jual tersebut pijak BMT seharusnya mengurangi dengan diskon yang didapatkan dari supplier, karena harga asli adalah setelah diskon. Selain itu muncul permasalahan yang lain, dimana hak dari diskon tersebut. Yang seharusnya menurut Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) No.25/DSN MUI/III/2002 milik nasabah tetapi pada
prakteknya BMT menjadikan diskon tersebut sebagaifee.
Seperti halnya yang terjadi di BMT Mandiri Sejahtera dalam
pembiayaan mura>bah}ah untuk membeli laptop. Dalam pembelian laptop
salah satu petugas dari BMT membelikan laptop yang telah dipilih atau dipesan oleh nasabah kepada supplier. Yang sudah sesuai dengan kriteria yang dipesan, baik dalam segi kuantitas, kualitas, harga dan keuntungan yang diperoleh juga dijelaskan di awal.
Dari pembelian laptop dalam tersebut pihak BMT mendapatkan
diskon. Yang penerapannya harga jual barang pada pembiayaan Mura>bah}ah
untuk pembelian laptop kepada nasabah tidak dikurangi dengan diskon yang
diberikan oleh supplier. Diskon tersebut dijadikan sebagai fee oleh BMT.
Padahal jelas pada Fatwa DSN telah menjelaskan bahwa diskon tersebut seharusnya milik nasabah.
Dari penjabaran di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Hukum Islam terhadap Diskon Pembelian
(16)
7
Barang dalam Transaksi Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya
Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah menginventaris persoalan atau
masalah-masalah yang terdapat dalam penelitian ini.9
Berdasarkan penjelasan sebagaimana pada latar belakang di atas maka dapat ditarik beberapa permasalahan yang berkaitan dengan judul penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Mekanisme pembiayaanmura>bah}ah
b. Praktek penerapan diskon pembelian barang dari pembiayaan
Mura>bah}ahdi BMT Mandiri Sejahtera
c. Penetapan marginmura>bah}ahpada BMT Mandiri Sejahtera
d. Hak penerima diskon dalam pembiayaanmura<bah}ah
e. Analisis hukum Islam terhadap diskon pembelian barang dalam
transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk
Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik 2. Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi pada permasalahan sebagai berikut :
9
(17)
8
a. Praktek penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik
b. Analisis hukum Islam terhadap penerapan diskon pembelian barang
dalam transaksi mura>bah}ah pada BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya
Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini terdapat dua rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ahdi BMT Mandiri Sejahtera jl. Raya Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap penerapan diskon pembelian
barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera jl. Raya
Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti. Sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak
(18)
9
merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah
ada.10
Penelitian mengenai pembiayaan mura>bah}ah ini memang bukan
pertama kali, namun penulis belum menemukan penelitian yang secara spesifik membahas tentang penerapan diskon pembelian barang dalam
transaksi mura>bah}ah yang diperoleh dari pembelian barang dari supplier.
yang pada ketentuannya seharusnya diskon tersebut menjadi milik nasabah tetapi pada praktek di BMT Mandiri Sejahtera menjadi milik BMT sebagai
fee.
Adapun beberapa penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Skripsi yang disusun oleh Andy Setiawan dengan judul Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Margin Keuntungan dalam Pembiayaan Mura>bah}ah di
BPRS Dana Mulia Surakarta Tahun 2009 (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009). Kesimpulan skripsi
ini menjelaskan faktor yang menentukan margin keuntungan adalah
kebijakan manajemen bank berdasarkan atas harga pasar yang berlaku saat
itu, serta karakteristik produk pembiayaan mura>bah}ah menggunakan akad
jual beli, jangka waktu dan pengembalian ditetapkan berdasarkan
kesepakatan antara bank dengan nasabah.11
10
Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, (Surabaya: Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016),8.
11
Andy Setiawan, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margin Keuntungan dalam Pembiayaan Mura>bah}ah di BPRS Dana Mulia Surakarta” ( Skripsi--Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009), 73.
(19)
10
Skripsi yang disusun oleh Anis Umaya dengan judul Mura>bah}ah
Koperasi Simpan Pinjam Kramat Desa Pulokerto Kecamatan Kraton
Kabupaten Pasuruan dalam Perspektif Teori Maslahah (Fakultas Syari‟ah,
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, 2011). Kesimpulannya bahwa
mura>bah}ahyang digunakan merupakan suatu akadjual beli uang dengan uang dengan tambahan keuntungan yang didapat oleh koperasi dan nasabah
dengan pembayaran yang ditangguhkan. Sehingga mura>bah}ah di Koperasi
Simpan Pinjam Kramat tidak boleh dilakukan.12
Skripsi berjudul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek
Pembiayaan Mura>bah}ah di BMT Sunan Kalijogo Landung Sari Malang”
tahun 2013 oleh Fedrik Ainan Ni’am. Kesimpulannya bahwa pembiayaan
mura>bah}ah di BMT Sunan Kalijogo Landung Sari Malang dilakukan dengan jalan memberikan uang dalam bentuk tunai serta dibebankan dengan tambahan margin kepada nasabah, dan pembiayaan ini kurang sesuai dengan ketentuan hukum Islam
Dari penelitian terdahulu, penulis menyatakan tidak ada
pengulangan, karena penelitian yang berjudul “Analisis hukum Islam
terhadap diskon pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT
Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten
Gresik”. Walaupun sama-sama membahas tentang mura>bah}ah, tetapi dalam
penelitian penulis fokus terhadap penerapan diskonmura>bah}ah.
12
Anis Umaya, “Mura>bah}ah Koperasi Simpan Pinjam Kramat Desa Pulokerto Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan dalam Perspektif Teori Maslahah” ( Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2011), 72-73.
(20)
11
E. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalahan yang diteliti di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
2. Untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap penerapan diskon
pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera
Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kegunaan teoritis, dengan adanya peneitian ini diharapkan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan diskon
pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah pada BMT Mandiri
Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Serta menjadi acuan bagi penelitian-penelitian berikutnya yang berkaitan dengan penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ah.
2. Kegunaan praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi LKS terhadap penerapan diskon pembelian barang dalam
(21)
12
Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik yang terlibat serta dapat menjadi pedoman bagi LKS lainnya.
G. Definisi Konsepsional
Beberapa istilah kunci yang ada dalam judul skripsi ini, untuk memperjelas dan memperoleh gambaran kongkret tentang arah dan tujuan yang terkandung dalam konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Hukum Islam : Segala ketentuan hukum yang bersumber
dari al- Qur’an, Hadits, dan pendapat ulama
yang berkaitan denganmura>bah}ah.
DiskonMura>bah}ah : potongan harga barang yang diperoleh dari
supplier dalam pembiayaanmura>bah}ah.
PembiayaanMura>bah}ah : Pembiayaan mura>bah}ah adalah suatu akad
jual beli barang yang dilakukan oleh pihak BMT Mandiri Sejahetera atau diwakilkan kepada anggota dengan atas BMT Mandiri Sejahtera dengan pembiayaan yang dilakukan secara cicilan dengan batas waktu yang disepakati.
H. Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan suatu konsep tentang metode metode penelitian. Metode yang digunakan adalah metode ilmiah yang
(22)
13
tersusun secara sistematis serta diharapkan dapat menjelaskan dan menjawab suatu masalah yang dihadapi. Dalam penyusunan skripsi ini untuk memperoleh data yang mengarah pada tujuan, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Alasan pemilihan lokasi penelitian
a. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada observasi awal terlihat bahwa BMT Mandiri Sejahtera banyak sekali produk-produk yang baru dan sangat menarik.
b. Para pegawai di BMT Mandiri Sejahtera sudah sesuai dengan bidangnya masing-masing.
c. Adanya keterbukaan dari pihak BMT Mandiri Sejahtera terhadap penelitian yang akan dilaksanakan.
2. Jenis penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Kualitatif karena menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis. Metode deskriptif yaitu metode yang mendeskripsikan suatu masalah-masalah, sikap, pandangan dan proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.13
Dalam definisi tersebut dapat diketahui bahwa metode penelitian yang digunakan untuk dapat menggambarkan serta menganalisis hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Metode penelitian digunakan untuk dapat menggambarkan diskon pembelian barang
13
(23)
14
dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya
Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Dan penelitian ini dilakukan di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
3. Data yang dikumpulkan
Data yang diperlukan dihimpun untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Data tersebut tentang penerapan diskon
pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah dan data yang ada
kaitannya dengan Analisis hukum Islam terhadap penerapan diskon
pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri
Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
4. Sumber data
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain: a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung dari obyek yang ditelit14i, baik dari pribadi maupun dari
suatu instansi yang mengolah dan untuk keperluan penelitian. Dalam penelitian ini ada tiga sumber data yang digalih oleh
peneliti. Yang pertama, data tentang sistem mura>bah}ah di BMT
Mandiri Sejahtera. Kedua, data tentang jumlah nasabah. Ketiga,
14
(24)
15
tentang kepuasan nasabah atas pelayanan di BMT Mandiri Sejahtera.
b. Sumber Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari bahan kepustakaan. Data sekunder merupakan data pendukung proyek penelitian dan sebagai pelengkap data primer, mengingat data primer merupakan
data praktik dalam lapangan.15Adapun buku-buku atau literatur
yang menjadi sumber data sekunder dalam skripsi ini meliputi:
1) Fatwa DSN No.25/DSN MUI/III/2002 tentang diskon
mura>bah}ah.
2) Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya
dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia.
3) Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal W a Tamwil
(BMT).
4) Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Shari>ah dari Teori ke
Praktik.
5) Adiwarman A. Karim,Bank Islam.
6) Rachmat Syafe’i,Fiqih Muamalah.
7) Hendi Suhendi,Fiqh Muamalah.
8) Dimyauddin Djuwaini,Pengantar Fiqh Muamalah.
15
Andi Prastowo,Memahami Metode-Metode Penelitian, ( Yogyakarta : Ar-Ruz Media, 2011), 33.
(25)
16
9) Dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yang ada di BMT Mandiri Sejahtera jl. Raya Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang valid penulis menggunakan beberapa teknik di antaranya:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara terjun langsung dan mengamati (melihat, mendengar, dan
merasakan secara langsung)16. Pengumpulan data yang digunakan
dengan teknik observasi, bahwasanya penulis melakukan observasi
terhadap kasus penerapan diskon mura>bah}ah. Penemuan Hasil, yaitu
dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan,
yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah.
b. Wawancara
Metode interview atau wawancara adalah suatu percakapan
yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan
secara fisik.17 yaitu wawancara dilakukan dengan cara wawancara
16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 12, (Bandung: Alfabeta, 2012), 145.
17
(26)
17
langsung baik secara struktur maupun bebas dengan pihak BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Teknik ini digunakan untuk menggali data atau informasi dari manajer, karyawan, dan nasabah itu sendiri.
Pertama, wawancara dengan Bpk Iskan, jabatannya sebagai kepala unit BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Kedua, dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Ketiga, wawancara dengan marketing BMT Mandiri Sejahtera, yaitu Aini Nur Arrifah, S.Pd
Mu’arofah dan nasabah yang melakukan pembiayaan mura>bah}ah di
BMT Mandiri, yaitu Achmad Sujiyanto C. Dokumentasi
Metode dokumenter, yakni teknik mencari data berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Adapun dalam skripsi ini penulis mencari data yang berkaitan dengan penelitian.
6. Teknik Pengolahan Data
Setelah mendapatkan beberapa data yang dibutuhkan, maka untuk mensistematisasikan data dan mempermudah peneliti dalam melakukan analisa data, maka peneliti mengolah data tersebut melalui beberapa teknik, sebagaimana berikut:
(27)
18
Editing adalah pengecekan atau pengkoreksian data yang
dikumpulkan.18
Adapun penggunaan metode ini digunakan untuk memeriksa, meneliti serta mendeskripsikan data yang relevan dengan
penelitian terhadap penerapan diskon pembelian barang dalam
transaksi mura>bah}ah BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk
Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
b. Organizing
Organizing adalah metode atau langkah menyusun secara sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan sehingga dapat
digunakan untuk pembuatan skripsi.19 Seperti apa yang di inginkan
oleh penulis yang terkait dengan praktek penerapan diskon pembelian
barang dalam transaksi mura>bah}ah BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya
Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. c. A nalizing
A nalizing merupakan langkah selanjutnya terhadap teknik sebelumnya yaitu dengan menganalisa data yang terkait dengan
praktek penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ah BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik sehingga memunculkan suatu
kesimpulan.20
7. Teknik Analisis Data
18
Ibid.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2008), 243-245.
20
(28)
19
Hasil dari penggumpulan data tersebut akan dibahas dan kemudian dilakukan analisis secara kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan.21
a. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka, serta semua yang dikumpulkan
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah
diteliti.22Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau
gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki.23 Metode ini digunakan untuk mengetahui
gambaran tentang penerapan diskon pembelian barang dalam
transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk
Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. b. Pola pikir deduktif
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pola pikir deduktif yang berarti menggunakan pola pikir yang berpijak pada teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan, kemudian dikemukakan
berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.24 Pola pikir ini berpijak
21
Burhan Bungin,Metodologi Penelitian Sosial: Format - format Kuantitatif dan Kualitatif (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 143.
22Lexy J. Moleong,Metologo Penelitian Kualitatif... , 11.
23
Moh Nazir,Metode Penelitian(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), 63. 24
(29)
20
pada teori-teori mura>bah}ah, dan fatwa Dewan Syariah Nasional
(DSN), kemudian dikaitkan dengan fakta di lapangan tentang aplikasi
penetapan diskon pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di
BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
I. Sistematika Pembahasan
Tujuan dari penyusunan sistematika pembahasan ini adalah untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini dan agar penelitian ini lebih terarah sesuai dengan bidang kajian. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab pertama, berisi pendahuluan yang memuat : latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab Kedua, konsepsi tentang mura>bah}ah, bab ini merupakan
pembahasan landasan teori mura>bah}ah yang meliputi pengertian mura>bah}ah,
dasar hukum mura>bah}ah, rukun mura>bah}ah, syarat mura>bah}ah, dan fatwa
DSN tentang diskonmura>bah}ah
Bab ketiga, merupakan pemaparan hasil penelitian dari diskon
pembelian barang dalam transaksi mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl.
Raya Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik, yang berisi profil BMT Mandiri Sejahtera, penerapan diskon pembelian barang dalam
(30)
21
Bab keempat, berisi tentang analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap Praktek penerapan diskon pembelian barang dalam transaksi
mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.
(31)
(32)
BAB II
KONSEPMURA>BAH}AH A. Pengertianmura>bah}ah
Secara arti kata mura>bah}ah berasal dari kata ribhu (keuntungan).
Sehingga mura>bah}ah berarti saling menguntungkan.1 Secara sederhana,
mura>bah}ah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah
keuntungan yang disepakati.2Menurut jumhur ulama, mura>bah}ah ialah jika
penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian
menyatakan atas laba dalam jumlah tertentu, dinar atau dirham.3
Mura>bah}ah secara terminologi adalah pembiayaan saling
menguntungkan yang dilakukan oleh s}hah}ib al-ma>l dengan pihak yang
membutuhkan melalui transaksi jual beli. Mura>bah}ah dilakukan dengan
penjelasan bahwa harga pengadaan barang dan harga jual terdapat nilai lebih,
yang merupakan keuntungan atau laba bagi s}hah}ib al-ma>l dan
pengembaliaannya dilakukan secara tunai atau angsur.4
Para ahli di bidang hukum Islam mendefinisikan mura>bah}ah sebagai
berikut:
1
Mardani,Fiqh Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2013), 136.
2
Adiwarman A. Karim, Bank Islam A nalisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), 113.
3
Ibnu Rusyd,Terjemah Bidayatu’l Mujtahid, Jilid II (Semarang: Asy Syifa’, 1990), 181. 4
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No 02 Tahun 2008 tentang Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah.
(33)
✁ ✂
1. Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah dalam kitab Mughnil al-Muhtaaj
mendefinisikan mura>bah}ah adalah menjual barang sesuai dengan modal yang dikeluarkan oleh penjual. Dan dia mendapatkan keuntungan satu dirham untuk setiap sepuluh dirham, atau yang sejenisnya, dengan syarat kedua belah pihak (penjual dan pembeli) mengetahui modal yang dikeluarkan penjual.5
2. Ulama Hanafiah mendefinisikan mura>bah}ah adalah memindahkan hak milik sesuai dengan transaksi dan harga pertama (pembelian), ditambah keuntungan tertentu.6Hanafiah membolehkan penjualan mura>bah}ah
dengan dua syarat yaitu, barang yang dijual itu benda bukan mata uang (emas dan perak) dan untung yang dimaksudkan terang jumlahnya.7
3. Muhammad Ibn Ahmad Ibnu Muhammad Ibn Rusyd dalam terjemah kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid yang dikutip oleh Muhammad Syafi’i Antonio mengungkapkan bahwa mura>bah}ah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.8
4. Sayyid Sabiq mendefinisikan mura>bah}ah adalah penjualan dengan harga pembelian barang berikut untung yang diketahui.9
5
Wahbah az-Zuhaili,Fiqih Islam, jilid 5 (Jakarta: Gema Insani, 2011), 357. 6
Ibid 7
Hasbi Ash Shiddieqy,Hukum-Hukum Fiqih Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), 389. 8
Muhammad Syafi’i Antonio,Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Prees, 2001), 101.
9
(34)
✄ ☎
5. Ascarya mendefinisikan mura>bah}ah adalah penjualan barang oleh
seseorang kepada pihak lain dengan pengaturan bahwa penjual berkewajiban untuk mengungkapkan kepada pembali harga pokok dari barang dan margin keuntungan yang dimasukkan ke dalam harga jual
barang tersebut.10
6. Sunarto zulkifli mendefinisikan mura>bah}ah adalah prinsip bai’
(jual-beli) dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah
nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati.11
7. Zainul Arifin mendefinisikan bahwa mura>bah}ah adalah kontrak jual beli
dimana barang yang diperjualbelikan tersebut diserahkan segera, sedang harga (pokok dan margin keuntungan yang disepakati bersama) atas
barang tersebut dibayar di kemudian hari secara sekaligus.12
Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah Pasal 116 tentangBai’
Mura>bah}ahyaitu:
a. Penjual harus membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian
barang yang telah disepakati spesifikasinya.
b. Penjual harus membeli barang yang diperlukan pembeli atas nama
penjual sendiri, dan pembelian ini harus bebas riba.
10
Ascarya,A kad & Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), 163-164.
11
Sunarto zulkifli,Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), 39.
12
Zainul Arifin,Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, (Jakarta: Alvabet, 1999), 32.
(35)
✆ ✝
c. Penjual harus memberi tahu secara jujur tentang harga pokok barang
kepada pembeli berikut biaya yang diperlukan.13
Mura>bah}ah menurut Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 04/DSN-MUI/IV/2000, yaitu menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Kesimpulannya
mura>bah}ah adalah salah satu jual beli barang dengan menyatakan harga
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati . Akad ini merupakan
salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam mura>bah}ah
ditentukan berapa required rate profit -nya (keuntungan yang ingin
diperoleh).14
B. Dasar hukummura>bah}ah
Dalam al-Qur’an dan Hadist tidak dijelaskan langsung mengenai jual
beli mura>bah}ah, yang ada hanyalah referensi tentang jual beli atau perdagangan. Mayoritas ulama, dari kalangan para sahabat, tabi’in dan para Imam mazhab, membolehkan jual beli jenis ini karena mura>bah}ah pada dasarnya adalah salah satu bentuk jual beli. Dalil-dalil yang membolehkan jual belimura>bah}ahadalah sebagai berikut:
1. Ayat al-Qur’an yang secara umum melarang kaum muslim berbuat batil kepada sesama, firman Allah surat al-Ni sa>’ayat 29:
13
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Mayarakat Madani,Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2009), 46.
14
(36)
✞6
ð
Artinya :‘’Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.’’(QS.
al-Ni sa>’ :29).15
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT melarang manusia untuk mencari nafkah dengan cara yang bathil, yaitu yang diperoleh dengan cara riba seperti sistem kredit konvensional. Berbeda dengan
mura>bah}ah, dalam akad ini tidak ditemukan unsur bunga namun hanya
menggunakan margin. Ayat ini juga mewajibkan untuk keabsahan setiap
transaksi mura>bah}ah harus berdasarkan prinsip kesepakatan antara para pihak yang dituangakan dalam suatu perjanjian.16
2. Ayat al-Qur’an yang secara umum membolehkan jual beli, firman Allah dalam surat al-Baqarahayat 275 sebagai berikut:
Artinya :‘’orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
15
Departemen Agama,A l Qur’an dan Terjemahnya..., 153. 16
(37)
27
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya.’’(QS. al-Baqarah: 275).17
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah SWT mempertegas legalitas dan keabsahan jual beli secara umum, serta menolak dan melarang konsep ribawi. Berdasarkan ketentuan ini, jual beli mura>bah}ah
mendapat pengakuan dan legalitas dari syara’, dan sah untuk
dioperasionalkan. Sebab mura>bah}ah dalam praktik pada Bank Syari’ah merupakan salah satu bentuk jual beli dan tidak mengandung unsur ribawi.18
3. Hadits yang memperbolehkan untuk mengambil keuntungan yang artinya: “Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud r.a membolehkan menjual barang dengan mengambil keuntungan satu dirham atau dua dirham untuk setiap sepuluh dirham.”19
Hadist di atas menjelaskan bahwa diperbolehkannya mengambil keuntungan (margin) dalam transaksi jual beli. Begitu juga dengan
mura>bah}ah dimana penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati.
17
Departemen Agama,A l Qur’an dan Terjemahnya..., 86. 18
Daeng Naja,A kad Bank Syari’ah..., 86. 19
(38)
28
4. Ijma’
Di dalam al-Qur’an tidak membuat acuan langsung yang berkenaan dengan mura>bah}ah, demikian juga dengan Hadist tidak ada yang memiliki acuan langsung kepada mura>bah}ah.Di dalamnya yang ada hanyalah keterangan mengenai keabsahan jual beli. Menurut al-Kaff, dikutip oleh Abdullah Saeed, kritikus kontemporer menyimpulkan bahwa
mura>bah}ah merupakan “salah satu penjualan yang tidak dikenal pada masa Nabi atau sahabatnya.”20 Untuk itu para ahli hukum harus memberikan kebenaran dalammura>bah}ahberdasarkan landasan lain.
Para ulama awal seperti Imam Malik dan Imam Syafi’i yang secara khusus menyatakan bahwa penjualan mura>bah}ah berlaku. Imam Malik mendukung pendapatnya dengan acuan pada praktek orang-orang Madinah, yaitu ada konsesus pendapat di sini (di Madinah) mengenai hukum orang yang membeli baju di sebuah kota, dan mengambilnya ke kota lain untuk menjualnya berdasarkan suatu kesepakatan berdasarkan keuntungan.21
Imam syafi’i mendukung pendapatnya dengan mengatakan bahwa: Jika seseorang menunjukkan komoditas kepada seseorang dan mengatakan, “kamu beli untukku, aku akan memberimu keuntungan
20
Abdullah Saeed, Bank Islam dan Bunga Studi Kritis Larangan Riba dan Interpretasi Kontemporer,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 137.
21
(39)
29
begini-begini” kemudian orang itu membelinya, maka transaksi itu sah.22
Menurut Imam Malik dan Imam Syafi’i yang secara khusus mengatakan bahwa jual beli mura>bah}ah itu dibolehkan walaupun tanpa memperkuat dalilnya dengan nas, melainkan menyamakannya dengan jual beli tangguh sebagaimana ungkapan hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah diatas.23
Ulama Hanafi, Marghinani, membenarkan berdasarkan kondisi penting bagi validitas penjualan di dalamnya, dan juga karena manusia sangat membutuhkannya. Ulama Syafi’i, Nawawi, secara sederhana mengemukakan bahwa penjualan mura>bah}ah sah menurut hukum tanpa
bantahan.24 Dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas ulama
membolehkan jual beli dengan caramura>bah}ah.
5. Kaidah fiqh mengenai kebolehan bermuamalah:
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkan.”25
Kaidah fiqh tersebut menyebutkan bahwa berarti semua jenis transaksi pada umumnya diperbolehkan, sepanjang tidak mengandung
22
Abdullah Saeed,Bank Islam dan Bunga..., 138. 23
Syukri Iska,Sistem Perbankan Syari’ah di Indonesia dalam Perspektif Fikih Ekonomi, (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2014), 201.
24
Abdullah Saeed,Bank Islam dan Bunga..., 138. 25
Syarif Hidayatullah,Qawa’id Fiqiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syari’ah Kontemporer (Mu’amalat, Maliyyah Islamiyyah, Mu’ashirah), (Jakarta: Gramata Publishing, 2012), 136.
(40)
30
unsur bunga (riba), spekulasi (maysir), tipu menipu atau menyembunyikan
sesuatu (gharar) danbathil.
6. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional
Dewan Syariah Nasional menetapkan aturan tentang mura>bah}ah
sebagaimana tercantum dalam Fatwa DSN MUI Nomor
04/DSNMUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000. Dan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 16/DSN-MUI/IX/2000
tentang diskon dalammura>bah}ah
C. Rukun dan syarat mura>bah}ah
Jual beli mura>bah}ah mempunyai rukun dan syarat yang harus
dipenuhi, sehingga jual beli itu dapat dikatakan sah oleh syara’. Rukun
merupakan unsur esensial yang membentuk suatu perjanjian yang harus dipenuhi dalam suatu transaksi. Sedangkan syarat merupakan unsur yang membentuk keabsahan rukun akad. Jadi, sahnya suatu akad sangat bergantung kepada terpenuhi atau tidaknya rukun dan syarat akad.
Rukunmura>bah}ahyang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa, yaitu:26
1. Pelaku akad, yaitubai(penjual) danmusytari(pembeli)
Dalam jual beli pelaku akad terdiri dua yaitu penjual dan pembeli. Penjual adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, sedangkan pembeli adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang. Untuk
26
(41)
31
sahnya proses jual beli tersebut penjual maupun pembeli harus orang yang sudah baligh, berakal sehat dan cakap dalam hukum. Apabila tidak mempunyai unsur tersebut maka jual beli itu tidak sah.
2. Objek akad, yaitumabi’(barang dagangan) dantsaman(harga)
Mabi’ harus ada pada waktu akad diadakan. Menurut pendapat fuqohah barang yang belum wujud tidak dapat menjadi objek akad, sebab hukum dan akibat akad tidak mungkin bergantung pada sesuatu yang belum berwujud. Barang yang diperjualbelikan harus merupakan benda bernilai bagi pihak-pihak yang mengadakan akad. Objek akad dapat ditentukan dan diketahui oleh dua belah pihak, dan juga dapat diserahkan
pada waktu akad terjadi.27
Tsaman (harga) adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua
belah pihak, baik sama dengan nilai (qimah) benda yang menjadi obyek
jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah. Sedangkan yang dimaksud
harga mura>bah}ah adalah harga beli dan biaya yang diperlukan ditambah
dengan keuntungan sesuai dengan hasil kesepakatan.28 Kesimpulannya
bahwa sesuatu dapat menjadi objek akad apabila dapat menerima hukum akad dan tidak ada unsur-unsur yang menimbulkan sengketa di kemudian
hari antara pihak-pihak yang bersangkutan.29
27
Adrian Sutedi, Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), 119-120.
28
Burhanuddin,A spek Hukum Lembaga Keuangan Syari’ah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 73.
29
(42)
32
3. Shighah, yaituijabdanqabul
Ijab merupakan permulaan penjelasan yang keluar dari salah
seorang yang berakad untuk memperlihatkan kehendaknya dalam
mengadakan akad, siapapun saja yang memulainya. Sedangkan qabul
ialah jawaban pihak yang lain sesudah adanya ijab untuk menyatakan
persetujuan.30
Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi mura>bah}ah
adalah sebagai berikut:31
1. Mengetahui harga pertama (harga pembelian)
Agar transaksi mura>bah}ah sah, harga pertama hendaklah
diketahui oleh pembeli kedua, karena mengetahui harga adalah syarat sah jual beli. Jika harga pertama tidak diketahui sampai kedua belah
pihak berpisah, maka transaksi mura>bah}ah tersebut dinyatakan tidak
sah.
2. Mengetahui jumlah keuntungan yang diminta penjual
Adanya kejelasan informasi mengenai keuntungan, karena keuntungan adalah bagian dari harga barang. Sehingga diketahui oleh
pembeli sebagai salah satu syarat sahmura>bah}ah.
3. Modal yang dikeluarkan hendaknya berupa barang mitsliyat (barang
yang memiliki varian serupa).
Contohnya adalah barang-barang yang bisa ditakar, ditimbang, dan dijual satuan dengan varian berdekatan. Karena harga pokok harus
30
Ibid.
31
(43)
33
dapat diukur, baik menggunakan takaran, timbangan ataupun
hitungan. Ini merupakan syarat mura>bah}ah. Harga bisa menggunakan
ukuran awal, ataupun dengan ukuran yang berbeda, yang penting bias diukur dan di ketahui.
4. Jual beli mura>bah}ah pada barang-barang ribawi hendaknya tidak
menyebabkan terjadinya riba nasiah terhadap harga pertama.
Menurut pendapat Asyhab, bagi pembeli barang dengan barang
tidak boleh menjualnya dengan cara mura>bah}ah, karena ia menuntut
barang berdasarkan sifat barangnya sendiri. Jadi membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang yang sejenis, dan dengan jumlah yang sama tidak diperbolehkan menjualnya kembali secara
mura>bah}ah, karena dalam mura>bah}ah menjual sesuai dengan harga pertama dan ditambah keuntungan tertentu. Namun jika jenis
barangnya berbeda, maka ia boleh dijual dengan caramura>bah}ah.32
5. Transaksi yang pertama hendaknya sah
Jual belimura>bah}ahterjadi apabila transaksi yang pertama sah,
jika transaksi pertama tidak sah maka barang yang bersangkutan tidak
boleh dijual dengan cara mura>bah}ah. Mura>bah}ah merupakan jual beli
sesuai harga pertama dengan menambahkan keuntungan. Menurut
Syafi’i Antonio syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam transaksi
mura>bah}ahadalah sebagai berikut:
a. Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah
32 Ibid.
(44)
34
b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan c. Kontrak harus bebas dari riba
d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian
e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.33
D. Fatwa tentang diskonmura>bah}ah
Bahwa salah satu prinsip dasar dalam mura>bah}ah adalah penjualan
suatu barang kepada pembeli dengan harga (tsaman) dalam pembelian dan
biaya yang diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan.
Bahwa penjual (Lembaga Keuangan Syari’ah,LKS) terkadang memperoleh
potongan harga (diskon) dari penjual pertama (supplier). Maka timbul permasalahan, apakah diskon tersebut menjadi hak penjual (LKS), sehingga harga penjualan kepada pembeli (nasabah) menggunakan harga sebelum diskon, ataukah merupakan hak pembeli (nasabah), sehingga harga penjualan kepada pembeli (nasabah) menggunakan harga setelah diskon.
Bahwa untuk mendapat kepastian hukum, sesuai dengan prinsip Syari’ah Islam, tentang status diskon dalam transaksi mura>bah}ah tersebut. DSN memandang perlu menetapkan fatwa potongan harga (diskon) dalam
mura>bah}ahuntuk dijadikan pedoman LKS. Landasan Hukum
1. Firman Allah QS.A l-Ma’idah(5): 1:
33
(45)
35 ✟
Artinya :“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu.
Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”(QS. al- Ma’idah :1).34
Kata ( ) auwfu ,berarti memberikan sesuatu dengan sempurna
dalam arti melebihi kadar yang seharusnya. Biasanya untuk memberi rasa puas menyangkut kesempurnaan timbangan, mereka melebihkan dari kadar yang dianggap adil dan seimbang. Kata ( )al-‘uqudadalah
jamak ( ) ‘aqad /akad yang pada mulannya berarti mengikat sesuatu dengan sesuatu sehingga tidak menjadi bagiannya dan tidak berpisah dengannya.35
2. Hadist Nabi riwayat Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf:
Artinya:“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”36
34
Depag RI,A l-Qur’an dan Terjemahannya, 106. 35
M. Quraisy Shihab,Tafsir A l-Misbah :Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,(Jakarta:Lentera Hati, 2002),7.
36
Muhammad Nashirudin Al Albani, Shahih Sunan Tirmidzi,(Pustaka Azzam) lihat juga Al-Hafidh Ibnu Hajar Asqalany,Tarjamah Bulugul Maram, (Bandung:PT. Al-Ma’arif, 1993),321.
(46)
36
Menurut At-Turmudzy, hadist ini hasan shahih. Hadist in ه
diriwayatkan juga oleh Al-Hakim dan Ibnu Hibban. Di dalamnya terdapat Katsir ibn Abdillah, seorang yang sangat lemah. Menyatakan bahwa setiap perdamaian yang dilakukan oleh kaum muslimin, dipandang sah, terkecuali perdamaian yang menghalalkan barang yang haram ataupun sebaliknya.
3. Kaidah Fiqh
Artinya:“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalat boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”37
Dewan Syari’ah Nasional dan Majelis Ulama’ Indonesia pada tanggal 17 Jumadil Akhir 1421 H atau bertepatan dengan tanggal 16 September 2000 M, menetapkan fatwa DSN-MUI NO. 16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon dalam mura>bah}ah. Dalam fatwa tersebut dinyatakan bahwa ketentuan diskon dalam mura>bah}ah adalah sebagai berikut:
Fatwa DSN-MUI No.16/DSN-MUI/IX/2000 tentang diskon
mura>bah}ahsebagai berikut:
1. Harga (tsaman) dalam jual beli adalah suatu jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak, baik sama dengan nilai (qîmah) benda yang menjadi obyek jual beli, lebih tinggi maupun lebih rendah.
37
(47)
37
2. Harga dalam jual beli mura>bah}ah adalah harga beli dan biaya yang
diperlukan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan.
3. Jika dalam jual beli mura>bah}ah LKS mendapat diskon dari supplier38
harga sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu, diskon
adalah hak nasabah.39
38
Suppliyeradalah pemasok, penawar, penyedia jumlah komoditas atau jasa yang ditawarkan pada tingkat harga, waktu, pasar tertentu.
39
(48)
38
BAB III
APLIKASI PENERAPAN DISKONMURA>BAH}AH DI BMT MANDIRI SEJAHTERA JL. RAYA SEKAPUK KECAMATAN UJUNG PANGKAH
KABUPATEN GRESIK
A. Profil BMT Mandiri Sejahtera 1. Sejarah berdiri
Dengan berkembangnya zaman yang modern ini, lembaga keuangan tentu sangat banyak bermunculan, terlebih lagi lembaga keuangan non bank. Untuk itu berdirilah BMT Mandiri Sejahtera. Koperasi BMT KUBE (Kelompok Usaha Bersama) Sejahtera Unit 023
yang sekarang berganti nama menjadi Koperasi Simpan Pinjam
Pembiayaan syari’ah (KSPPS) BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur
berdiri pada tanggal 19 Oktober 2004.
Lembaga keuangan syar’ah ini menggabungkan dua bidang keuangan yang berbeda sifatnya dalam satu lembaga, yaitu baitul mal
yang lebih yang lebih mengarah pada usaha-usaha menghimpun dan
menyalurkan dana yang bersifat non-profit danbaitut tamwil yang dalam
pendiriannya memang sengaja didirikan sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang komersil.1
Usaha–usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat mikro dan kecil yang berdasarkan prinsip
1
(49)
39
syari’ah. Secara kelembagaan, Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 merupakan lembaga non bank yang berbadan hukum koperasi, yang merupakan program binaan direktorat BSFM Dirjen Banjamsos DEPSOS RI.
Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 ini bekerja sama dengan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) yang mempunyai maksud dan tujuan menggalang kerjasama demi kemajuan kepentingan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut menjadi penggerak perekonomian rakyat dan membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pada pancasila dan undang-undang dasar 1945.
Sumber dana Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 berasal dari hibah senilai Rp 125.000.000,- yang diperuntukkan untuk usaha kecil sebagai modal pertama yang kemudian untuk dibagikan kepada 10 KUBE (Kelompok Usaha Bersama) yang masih meliputi wilayah kabupaten Gresik. Pendirian Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 adalah atas inisiatif dari Departemen Sosial yang menyarankan untuk mendirikan suatu lembaga keuangan, karena mereka merasa khawatir akan hilangnya sejumlah uang yang akan dijadikan sebagai modal utama tersebut.2
Oleh karena itu lahirlah suatu gagasan untuk mendirikan suatu lembaga keuangan syari’ah mikro (LKSM), yakni sebuah koperasi berupa
2
(50)
40
balai usaha mandiri terpadu atau baitul mal wat tamwil yang didirikan oleh 38 orang yang sekaligus menjadi anggota koperasi tersebut yang selanjutnya dalam anggaran dasar disebut dengan Koperasi dengan nama singkat‚ Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023.
Akhirnya, dengan semangat kebersamaaan para anggota Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 dalam rangka untuk menjadikan Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 sebagai lembaga keuangan mikro yang sehat, berkembang, dan terpercaya, yang mampu melayani anggota dan masyarakat sekitar dengan berkehidupan salam, penuh keselamatan, dan kesejahteraan, serta dalam rangka memperkenalkan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada ekonomi syari’ah, membantu para pengusaha mikro dan kecil dalam mengembangkan usahanya, dan sebagai lembaga sosial yang siap mengelola dana zakat, infaq dan shodaqoh.
Dan dengan adanya suatu permasalahan tersebut maka pada tanggal 19 Oktober 2004 Koperasi BMT Kube Sejahtera Unit 023 berdiri dan mulai beroperasi yang kemudian diresmikan oleh menteri Negara koperasi dan usaha kecil dan menengah RI. Dinas Koperasi PK dan M. Kabupaten Gresik dengan keputusan nomer. 03/BH/403.62/IV/2006 pada tanggal 13 Juni 2006.3
Seiring dengan perkembangan BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur yang sangat pesat, BMT melakukan izin untuk membuka cabang-cabang di luar kota kepada Dinas Koperasi Provinsi Jawa Timur. Dan
(51)
41
pada ahirnya dengan keputusan SIUSP No: P2T/39/09.06/X/2011 pada tanggal 16 Nopember 2011 berganti nama menjadi Koperasi BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur serta mulai bisa beroperasi di luar Kota Gresik.4
Sampai pada tahun 2016, BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur sudah memiliki 21 kantor cabang atau unit yang tersebar di beberapa desa atau kecamatan di wilayah Kabupaten Gresik, Lamongan dan Tuban. Salah satunya adalah Koperasi Jasa Keuangan Shari>ah Baitul Ma>l wat Tamwil Mandiri Sejahtera Jawa Timur Cabang Sekapuk Gresik yang resmi dibuka pada tanggal 22 Mei 2011 dan sampai saat ini telah mempunyai lebih dari 3.000 nasabah.5
Lokasi KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Cabang Sekapuk Gresik terletak di jalan Raya Pasar Sekapuk No. 1 Sekapuk Ujung pangkah Kabupaten Gresik. Pemilihan lokasi pada KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Cabang Sekapuk ini cukup strategis, karena terletak di jalur lalu lintas pusat perdagangan sehingga mudah dijangkau.
2. Visi dan Misi
a) Visi KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur
1) Menjadi lembaga keuangan mikro yang sehat, berkembang dan terpercaya.
2) Mampu melayani anggota dan masyarakat sekitar berkehidupan salam, penuh keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan.
4 ibid 5
(52)
42
b) Misi KSPPS BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur
1) Mengembangkan BMT sebagai sarana gerakan pemberdayaan dan keadilan, sehingga terwujud kualitas masyarakat di sekitar yang salam, penuh keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan serta mengutamakan kepuasan nasabah dan mitra kerja lainnya. 2) Membangun kepercayaan pada masyarakat atau instansi lain
yang bekerjasama dengan BMT.
3) Pengembangan dan perluasan jaringan usaha, terutama di daerah potensial.
4) Mengoptimalkan kinerja instansi.6
3. Struktur Organisasi BMT Mandiri Sejahtera Cabang Sekapuk Gresik.7 Gambar 3.1
6
Aini Nur Arrifah, , Wawancara, Gresik, 22 Desember 2016 7Ibid
Rapat anggota
Pengawas Syariah Pengawas syariah
(53)
43
Keterangan :8
: Garis Intruksi : Garis Kordinasi Keterangan Tabel:
1) Dewan Pengawas
a) Pengawas Shari>ah : Ust. Ah.Qusyairi Burhanuddin, S.Ag
b) Pengawas Administrasi : H. Sudirman, SH., MH
2) Dewan Pengurus
a) Ketua : Mahfud, S. Pd b) Sekretaris 1 : Sukirno
Sekretaris 2 : Sueb c) Bendahara : Matokan
8
Struktur BMT Mandiri Sejahtera
Manager
Kepala unit
Admin Marketing Teller Customer Service
(54)
44
3) Manager : H. M. Ayubi Chozin 4) Dewan Pengelolah
a) Kepala unit : Iskan ,SE
b) Bag. Administrasi : Anna Fina Iffanah c) Marketing : Aini Nur Arrifah, S.Pd
Mu’arofah d) Teller : Hartatik 4. Produk
Berbagai produk yang ditawarkan oleh KSPPS BMT Mandiri Sejahtera kepada masyarakat antara lain:9
1. Produk Simpanan (Funding)
Pemilik harta (Sahibul Mal) menyimpan dananya di KSPPS BMT Mandiri Sejahtera dengan akad wadi>‘ah yad} d}amanah (BMT bebas menggunakan dana secara profesional dan sesuai syari’ah). Keuntungan bagi penyimpan adalah mendapatkan pahala 18 kali lipat jika diniati menghutangi dan membantu sesama umat, aman dan sesuai syari’ah, akan mendapat bonus sesuai ketentuan manajemen KSPPS BMT Mandiri Sejahtera.
Jenis simpanan di KSPPS BMT Mandiri Sejahtera, yaitu: a) Simpanan Masyarakat Sejahtera (SIMASTER)
Simpanan jenis ini adalah simpanan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk menyimpan dananya karena
(55)
45
dapat diambil kapanpun dan sewaktu-waktu dengan fasilitas paling lengkap. Simpanan SIMASTER dibagi menjadi dua, yaitu SIMASTER biasa yang diperuntukkan untuk masyarakat umum dan SIMASTER utama atau plus yang diperuntukkan untuk kalangan tertentu atau untuk lembaga pendidikan. Perbedaan lainnya adalah jumlah persentase bonus yang diberikan berbeda karena lebih besar untuk SIMASTER utama.
b) Simpanan Haji dan Umroh
Simpanan jenis ini adalah simpanan khusus yang diperuntukkan untuk masyarakat yang mempunyai keinginan untuk menunaikan ibadah haji ataupun umroh dalam jangka panjang.
c) Simpanan Qurban
Simpanan jenis ini disediakan oleh KSPPS BMT Mandiri Sejahtera untuk membantu masyarakat dalam merencanakan ibadah qurban.10
2. Produk Pembiayaan (Lending)11
KSPPS BMT Mandiri Sejahtera memberikan pembiayaan kepada masyarakat dengan menggunakan berbagai akad, antara lain:
10ibid
(56)
46
a) PembiayaanMura>bah}ah
Bai’ al-mura>bah}ah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati.12 Pada KSPPS BMT Mandiri Sejahtera mura>bah}ah merupakan layanan pembiayaan untuk pembelian barang. KSPPS BMT Mandiri Sejahtera akan membelikan barang yang dibutuhkan sesuai pesanan nasabah jika pengajuan pembiayaan nasabah disetujui.
Selanjutnya KSPPS BMT Mandiri Sejahtera menjual barang tersebut dengan harga yang telah disepakati, dan nasabah wajib mengangsur pembayaran dari pembelian barang tersebut. Margin yang diambil KSPPS BMT Mandiri Sejahtera dalam penjualan barang kepada nasabah berkisar 0,8 % - 2,25% dari harga beli barang di toko.
b) PembiayaanMusha>rakah(Bagi Hasil)
Musha>rakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.13Pada KSPPS BMT Mandiri Sejahtera pembiayaan
musha>rakah jarang sekali dipakai karena produk utama
pembiayaan yang dijual adalah pembiayaanmura>bah}ah.
12
Muhammad Syafi’i Antonio,Bank Syari’ah: dari Teori ke Praktik…,101. 13
(57)
47
c) PembiayaanMud}a>rabah(Bagi Hasil)
Mud}a>rabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (sahibul mal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.14 Pada awalnya pembiayaan mud}a>rabah pernah dijual kepada masyarakat namun karena dirasa masyarakat belum siap dengan pembiayaan jenis ini jarang sekali dipergunakan, sebab pembiayaan ini menggunakan nisbah bagi hasil yang mengharuskan nasabah untuk selalu menghitung keuntungan yang didapat dari usahanya, rata-rata nasabah di KSPPS BMT Mandiri Sejahtera adalah masyarakat menengah ke bawah.
d) PembiayaanRahn(Gadai)
Gadai ialah menjadikan suatu benda bernilai menurut pandangan syara’ sebagai tanggungan utang, dengan adanya benda yang menjadi tanggungan itu seluruh atau sebagian utang dapat diterima.15 Bagi nasabah yang memiliki emas murni, dapat menggadaikan emasnya untuk pembiayaan. KSPPS BMT akan memberi pembiayaan sesuai taksiran harga emas yang dibawa. e) PembiayaanIja>rah(Jasa)
Ija>rah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan 14
Ibid., 95. 15
(58)
48
pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.16 Pembiayaan di KSPPS BMT Mandiri Sejahtera pembiayaan ija>rah masih rendah mencapai 2,7% dan jenis pembiayaannya adalah ija>rah mut}laqah
dan pembiayaannya masih skala kecil paling tinggi sebesar Rp 3.000.000,- untuk jangka 1 tahun.
3. Produk Jasa (Ija>rah)dan Sosial17 a) Pembayaran Rekening Online
(1) PLN
(2) Terlkom atauSpeedy
(3) Angsuran Kendaraan BermotorFinance)
b) Pengurusan STNK, BPKB Kendaraan Bermotor dan Ganti Plat c) Penukaran dan pengiriman Uang
d) Pemberian santunan kepada anak yatim piatu.
B. Aplikasi Penerapan Diskon Harga Jual Barang Mura>bah}ah Di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik 1. Pengertian pembiayaanMura>bah}ah
Mura>bah}ah menurut BMT Mandiri Sejahtera Mura>bah}ah adalah jual beli barang pada harga asal (harga perolehan) dengan tambahan keuntungan (margin) yang disepakati oleh kedua belah pihak (Penjual dan Pembeli). Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu berapa harga produk yang dibeli dan menentukan tingkat suatu keuntungan 16
Muhammad Syafi’i Antonio,Bank Shari>ah: dari Teori…, 117. 17Aini Nur Arrifah, Wawancara, Gresik, 22 Desember 2016
(59)
49
sebagai tambahannya. Cara pembayaran dan jangka waktu disepakati bersama, dapat secara langsung atau angsuran. Mura>bah}ah dengan cara angsuran seperti ini disebut denganBai’ Bitsaman A jil.18
Adapun Alur Pembiayaan Murabahah di BMT Mandiri Sejahtera adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2
2. Ketentuan PembiayaanMura>bah}ah
Adapun ketentuan pembiayaan mura>bah}ah adalah sebagai berikut:19
a. Harus cakap hukum, anak-anak harus atas persetujuan orang tua.
b. Syarat Administratif; - Foto copy KTP/KTA
- Foto copy KTP orang tua (untuk Mahasiswa/Pelajar) - Surat keterangan kuliah/sekolah
- Surat persetujuan orang tua 18
Iskan, Wawancara, Gresik, 25 Desember 2016 19
Ibid.
BMT
JUAL ANGGOTA
BELI TUNAI
BELI TUNAI
SUPPLIER pembayaran
(60)
50
- Slip Gaji (untuk Guru/Karyawan)
c. Membayar Uang Muka sebesar rata-rata variasi tergantung pengajuan
d. Barang tersebut berguna bagi nasabah
e. Barang tersebut dapat melancarkan usahanya. f. Bersedia disurvei.
g. Mengajukan permohonan pembiayaan yang berisi: - Nama dan alamat yang jelas
- Tujuan penggunaan dana
- Rencana kebutuhan pembiayaan. - Kondisi ekonomi.
h. Agunan.
i. Dapat dipercaya.
j. Telah menjadi anggota BMT Mandiri Sejahtera.
3. Mekanisme PembiayaanMura>bah}ah
Berdasarkan data yang penulis peroleh dari staff bagian operasional lapangan, bahwa pada dasarnya seseorang yang akan mengajukan pembiayaan Murabahah harus melalui mekanisme yang telah ditentukan oleh pihak BMT Mandiri Sejahtera sebagai berikut:20
a. Nasabah datang ke KJKS BMT Madani dengan membawa surat permohonan Murabahah. Dalam surat permohonan tersebut, dilampirkan jenis barang yang dibutuhkan, tujuan pembiayaan,
20
(61)
51
jangka waktu, sumber dana dan cara untuk melunasi hutang. Selain data tersebut juga dicantumkan data diri seperti: nama, alamat, KTP/SIM/Pasport, kartu keluarga, pekerjaan pemohon dan status rumah pemohon.
b. Nasabah mengisi data survei yang telah disediakan oleh pihak BMT. data tersebut digunakan untuk melakukan survei oleh pihak BMT. Data survei ini harus diisi dengan benar karena akan menentukan kelayakan dari nasabah.
c. Nasabah mengisi formulir untuk menjadi calon anggota koperasi, karena BMT merupakan lembaga koperasi yang mana dalam syarat untuk mendapatkan pembiayaan haruslah anggota koperasi terlebih dahulu.
d. Nasabah memberikan keterangan tentang tujuan pengajuan pembiayaan pada pihak BMT. Serta memberikan jenis akad apa yang akan digunakan oleh nasabah apabila disetujui permohonannya oleh pihak BMT.
e. Bagian marketing akan datang ke rumah pemohon untuk melakukan survei sesuai dengan data yang diisi oleh nasabah pada waktu pengajuan pembiayaan. Dalam hal ini pihak marketing harus jeli dalam melakukan pengamatan karena hal ini yang dijadikan sebagai dasar dalam melakukan kelayakan pembiayaan.21
(62)
52
f. Setelah nasabah melakukan akad maka sesuai dengan spesifikasi yang diminta, selanjutnya sesuai dengan isi perjanjian mura>bah}ah,
pelunasan hutang nasabah dilaksanakan oleh nasabah sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.22
4. Praktek penerapan Diskon pada PembiayaanMura>bah}ah
Dari pengertian di atas maka Lembaga Keuangan Syari’ah dapat mengimplementasikan pada produk penyaluran dana, yakni untuk penjualan barang-barang investasi dengan kontrak jangka pendek dengan sekali akad, model ini paling banyak dipergunakan dalam Lembaga Keuangan Syari’ah oleh karena setting administrasinnya yang sederhana.
Pembiayaan mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera dilakukan apabila ada nasabah yang datang ke BMT yang mana membutuhkan laptop dan BMT memberikan brosur yang berisikan beberapa merk laptop dan menjelaskan spesifikasinya, dan nasabah akan ditanya akan mengajukan jangka waktu berapa bulan.
Achmad Sujiyanto melakukan transaksi mura>bah}ah atas pembelian laptop Asus dengan BMT Mandiri Sejahtera, dengan harga beli sebesar Rp. 2.700.000. Kemudian pihak BMT menjual laptop tersebut dengan harga Rp. 3.105.000. Dengan ketentuan harus membayar uang muka Rp. 250.000, dan juga angsuran pokok pembiayaan sejumlah Rp. 270.000.23
22 Ibid 23
(63)
53
Kedua pihak sepakat margin keuntungan pihak pertama sebesar Rp.405.000. Dengan ini total kewajiban yang harus dibayar Achmad Sujiyanto adalah sebesar Rp.3.105.000 dalam jangka waktu yang sudah disepakati selama 10 bulan, jadi angsuran setiap bulan sebesar Rp. 40.500. Dalam akad pembiayaan mura>bah}ah tentang berapa pembiayaan yang akan disetujui, besarnya angsuran dan margin yang diambil oleh pihak BMT.
Seperti yang ada dalam surat perjanjian akad pembiayaan
mura>bah}ah pasal 1 yaitu: pihak I dan pihak II sepakat untuk melakukan transaksi pembiayaan untuk biaya beli laptop dan kedua belah pihak penuh kesadaran dan sungguh-sungguh memahami seluruh akad pembiayaan murabahah ini dan pihak I telah memberikan pembiayaan
mura>bah}ah kepada pihak II, dengan ketentuan, rincian dan syarat yang telah disepakati.
Pasal 2 pihak II setuju atau sepakat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dari akad pembiayaan mura>bah}ah ini meliputi biaya administrasi sebesar 2% dan materai, dan dalam pasal V menyebutkan tanggal jatuh tempo serta model pelunasan yang akan dilakukan oleh nasabah, serta besarnya angsuran pokok dan angsuran margin yang harus dibayar oleh nasabah setiap bulannya. Apabila kita melihat dari pasal-pasal tersebut mengisyaratkan adanya praktek jual-beli terutama dalam pasal I, hal ini tidak lepas dari prinsipmura>bah}ahyaitu jual-beli.24
(1)
65
Dari poin ke tiga yaitu “Jika dalam jual beli murabahah LKS mendapat diskon dari supplier, harga sebenarnya adalah harga setelah diskon; karena itu, diskon adalah hak nasabah.” Dalam hal ini seharusnya BMT Mandiri Sejahtera memberikan diskon tersebut kepada nasabah, bukan untuk dijadikan sebagaifee.14Dan agar tidak ada masalah tentang pemberian
diskon tersebut, BMT Mandiri Sejahtera seharusnya menuliskan tentang ketentuan tentang diskon dan dimuat diakad perjanjian.
(2)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dalam penelitian di suatu lembaga keuangan syari’ah BMT Mandiri Sejahtera BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik ini maka dapatlah diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan diskon mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya
Sekapuk kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik dilakukan
apabila ada seseorang membeli sebuah barang baik itu banyak
ataupun sedikit, kemudian pihak BMT Mandiri Sejahtera
mendapatkan diskon dari supplier karena sudah berlangganan. Pihak BMT yang seharusnya memberi tahu kepada nasabah bahwa telah memperoleh diskon dari supplier. Tetapi kenyataanya diskon yang sebenarnya adalah milik nasabah itu menjadi milik BMT.
2. Berdasarkan analisis hukum Islam terhadap diskon mura>bah}ah di
BMT Mandiri Sejahtera bahwa diskon dari pembelian barang dalam
mura>bah}ah menjadi milik BMT itu boleh, karena pada dasarnya
barang yang dibeli pada mura>bah}ah adalah milik BMT tersebut
sebelum nasabah bias membayarnya. Maka hak diskon juga menjadi hak dari BMT.
(3)
67
B. Saran
1. Pihak BMT Mandiri Sejahtera memuat tentang pemberian diskon
mura>bah}ah diakad, dan untuk lebih baiknya lagi semua
ketentuan-ketentuan mengenai diskon dijelaskan pada saat akad.
2. Dalam akad mura>bah}ah seharusnya ada proses tawar menawar harga
pembelian barang, agar pihak-pihak yang bersangkutan tidak dirugikan.
3. Dari pihak BMT Mandiri Sejahtera seharusnya memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pembiayaanmura>bah}ah.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i.Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani Prees, 2001.
Arifin, Zainul.Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan dan
Prospek,. Jakarta: Alvabet, 1999.
Ascarya. A kad & Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012.
Ash, Shiddieqy Hasbi.Hukum-Hukum Fiqih Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1991. Asqalany, Hafidh Ibnu Hajar. Tarjamah Bulugul Maram. Bandung:PT.
Al-Ma’arif, 1993.
az-Zuhaili, Wahbah.Fiqih Islam, jilid 5. Jakarta: Gema Insani, 2011.
Bahri, Asep Syaiful. “Evaluasi Risiko Pembiayaan Mura>bah}ah Pada Bank
Syariah Muamalat” Skripsi--UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
Basyir, Ahmad Azhar.A sas-asas Hukum Muamalah (Hukum Perdata Islam) edisi
revisi.Yogyakarta: UII Press, 2000.
Burhan, Bungin. Metodologi Penelitian Sosial: Format - format Kuantitatif dan
Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press, 2001.
Burhanuddin. A spek Hukum Lembaga Keuangan Syari’ah. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Departemen Agama RI. A l - Q ur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Widya Cahaya, 2009.
Dewan Syariah Nasional MUI dan Bank Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI, Cet 4, Jakarta: Gaung Persada, 2006.
Fahri, Masruhin. “A nalisis Hukum Islam terhadap Persepsi Nasabah tentang
A plikasi Mura>bah}ah di BMS Fakultas Syariah IA IN Sunan A mpel
Surabaya”. Skripsi--IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010.
(5)
Hidayatullah, Syarif. Qawa’id Fiqiyyah dan Penerapannya dalam Transaksi Keuangan Syari’ah Kontemporer (Mu’amalat, Maliyyah Islamiyyah,
Mu’ashirah). Jakarta: Gramata Publishing, 2012.
Iska, Syukri. Sistem Perbankan Syari’ah di Indonesia dalam Perspektif Fikih
Ekonomi. Yogyakarta: Fajar Media Press, 2014.
Karim, Adiwarman A.Bank Islam A nalisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Mardalis,Metode Penelitian.Jakarta: Bumi Aksara, 1995 Mardani.Fiqh Ekonomi Syari’ah. Jakarta: Kencana, 2013
Masruhan. Metodologi Penelitian Hukum, Cet ke-2. Surabaya: Hilal Pustaka, 2013.
Moeloeng, Lexy J. Metode penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009.
Naja, Daeng. A kad Bank Shari’ah. Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2011.
Narbuko, Chalid dan Achmadi Abu. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 1997.
Nazir, Moh.Metode Penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005. Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No 02 Tahun 2008 tentang
Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah.
Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Mayarakat Madani.Kompilasi Hukum
Ekonomi Syari’ah. Jakarta: Kencana, 2009.
Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Maal W a Tamwil (BMT),Cet II. Yogyakarta: UII Press, 2005.
Ridwan, Muhammad. Sistim dan Prosedur Pendirian BMT (Baitul Ma>l W at
Tamwi>l), Cet I. Yogyakarta: Citra Media, 2006.
Rusyd, Ibnu.Terjemah Bidayatu’l Mujtahid, Jilid II. Semarang: Asy Syifa’, 1990.
Sabiq, Sayyid.Fiqih Sunnah, jilid 4. Jakarta: Pena Pundi Akasara, 2006. Saeed, Abdullah .Bank Islam dan Bunga Studi Kritis Larangan Riba dan
(6)
Setiawan, Andy. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margin Keuntungan dalam
Pembiayaan Mura>bah}ah di BPRS Dana Mulia Surakarta”.
Skripsi--Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009.
Shihab, M. Quraisy. Tafsir A l-Misbah :Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an.
Jakarta:Lentera Hati, 2002.
Sjahdenini, Sutan Remy. Perbankan Islam Dan Kedudukannya dalam Tata
Hukum Perbankan Indonesia. Jakarta:Pustaka Utama Grafiti, 2007.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Cet. 12. Bandung:Alfabeta, 2012.
Sutedi, Adrian. Perbankan Syariah Tinjauan dan Beberapa Segi Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya.
Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi. Surabaya: Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016.
Umaya, Anis. “Mura>bah}ah Koperasi Simpan Pinjam Kramat Desa Pulokerto Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan dalam Perspektif Teori
Maslahah”. Skripsi--IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2011.
Winarno, Sigit & Ismaya, Sujana.Kamus Besar Ekonomi. Bandung: CV Pustaka Grafika, 2003.
www.bmtmandirisejahtera.com, diakses pada 20 mei 2017
Yunus, Jamal Lulail. Manajemen Bank Syariah Mikro. Malang, UIN-Malang Press, Cet. I, 2009.
Zuhriah, Nurul. Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Zulkifli, Sunarto.Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim, 2003.