Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Status Gizi dan Kecerdasan pada Anak dengan Riwayat dibawah Garis Merah Kms di Desa Watuagung Kecamatan Tuntang T1 462007058 BAB II

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gizi
2.1.1

Pengertian Gizi dan Status Gizi
Gizi menurut Supariasa (2011) adalah suatu proses

organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal

melalui

proses

digesti,

absorpsi,

transportasi,


penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Pada umumnya zat gizi dibagi dalam lima kelompok utama,
yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Sedangkan status gizi, Jahari (2002) berpendapat
bahwa status gizi sebagai gambaran tentang perkembangan
keadaan keseimbangan antara asupan (intake) dan kebutuhan
(requirement) zat gizi seorang anak untuk berbagai proses
biologis termasuk untuk tumbuh. Keadaan keseimbangan
antara asupan dan kebutuhan zat gizi ini disebut status gizi.
Lebih lanjut, Supariasa (2002) mengemukakan status gizi
sebagai ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu.
6

7
2.2 Pola Makan atau Konsumsi

Pola makan atau pola konsumsi pangan merupakan
susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang
atau kelompok orang pada waktu tertentu (Yayuk Farida
Baliwati. Dkk (2004). Sedangkan menurut Santosa dan Ranti
(2004), pola makan merupakan berbagai informasi yang
memberi gambaran mengenai macam dan jumlah bahan
makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat
tertentu.
Sehingga pola makan dapat didefinisikan sebagai cara
seseorang atau sekelompok orang dalam memilih makanan
dan mengkonsumsi sebagai tanggapan pengaruh psikologi,
fisiologi, budaya, dan sosial (Soehardjo, 1996). Konsumsi dan
komposisi makanan yang dimakan oleh anak tentunya berbeda
dengan orang dewasa.
2.3 Kecerdasan
Kecerdasan memiliki pengertian yang sangat luas. Alfred
Binet (dalam Irfan, 1986) mengemukakan bahwa intelegensi
atau kecerdasan adalah suatu kapasitas intelektual umum yang
antara


lain

mencakup

kemampuan

menalar,

mencipta,

merumuskan masalah, menyesuaikan fikiran dan memiliki
kemampuan.

Menurut

Spearman

(dalam


Irfan,

1986)

8
menjelaskan kecerdasan adalah aktifitas mental atau tingkah
laku individu dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor umum
dan faktor khusus dengan kemampuan menalar secara
abstrak. Lebih lanjut, David Wechsler (dalam Azwar, 1996)
mendefenisikan kecerdasan sebagai kumpulan atau totalitas
kemampuan seseorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu,
berfikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan secara
efektif. Secara umum ada 3 jenis kecerdasan yang dimiliki
manusia, yaitu Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient
(EQ) dan Spiritual Quotient (SQ).
2.3.1 Intelligence Quotient
William

Sterm (1938),


seorang

psikolog

Jerman,

menjelaskan jika IQ atau kecerdasan intelektual yang terletak
di otak bagian Cortex (kulit otak) dan sering digambarkan
sebagai kemampuan dari otak kiri atau lebih tepatnya
diungkapkan oleh pakar psikologi dengan “What I Think”. Dari
ketiga intelegensi diatas, penelitian ini menggunakan tes IQ
untuk mewakili skor kecerdasan yang dimiliki oleh anak. Tes
yang digunakan adalah tes CPM yang merupakan bagian dari
RPM (Raven Progressive Matrices) yang dirancang oleh J.
Raven untuk mengukur g factor dan teori inteligensi yang
dikemukakan oleh Spearman. Tes Progressive Matrices ini

9
digunakan untuk mengetahui aspek verbal anak. Terdapat 3
bentuk tes RPM, yaitu :

a.

CPM (Coloured Progressive Matrices), biasa digunakan
untuk anak yang lebih muda usia 5-11 tahun dan
kelompok khusus yang kurang cocok dites dengan SPM
karena berbagai alasan. Norma persentil per setengah
tahun dari usia 5,5-11,5 tahun. Tersedia juga norma
untuk orang dewasa berusia 60-89 tahun dan anak atau
dewasa yang terbelakang mental (mentally retarded).

b.

SPM (Standart Progressive Matrices), dengan sampel
sebanyak 3.250 anak inggris usia 8-16 tahun. Norma
persentil tersedia untuk per setengah tahun.

c.

APM (Advance Progressive Matrices), untuk remaja dan
dewasa diatas rata-rata. Norma persentil (P50-P90)

tersedia per setengah tahun dari usia 11,5-14 tahun, 20an, 30-an dan 40-an tahun (Anastasi, 1988).

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi kecerdasan
Menurut

Ngalim

Purwanto

(1986),

mempengaruhi kecerdasan ada 5, yaitu :
a.

Faktor pembawaan atau genetik

b.

Faktor gizi


c.

Faktor kematangan organ intelegensi

faktor-faktor

yang

10
d.

Faktor pembentukan kecerdasan

e.

Faktor kebebasan psikologis

2.4 Hubungan Tingkat Konsumsi dan Status Gizi
Keadaan Kesehatan gizi masyarakat tergantung pada
tingkat konsumsi. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas

serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan
adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan
hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain.
Kuantitas menunjukkan manfaat masing-masing zat gizi
terhadap kebutuhan tubuh. Kalau susunan hidangan memenuhi
kebutuhan tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang
sebaik-baiknya. Konsumsi yang menghasilkan kesehatan gizi
yang sebaik-baiknya disebut konsumsi adekuat (Ayubi, 2007).
Kalau susunan hidangan memenuhi kebutuhan tubuh,
baik dari sudut kualitasnya tapi dalam jumlah melebihi
kebutuhan tubuh, dinamakan konsumsi berlebih, maka akan
terjadi suatu keadaan gizi lebih. Sebaliknya konsumsi yang
kurang kualitasnya maupun kuantitasnya akan memberikan
kondisi kesehatan gizi kurang atau kondisi defisiensi. Tingkat
kesehatan gizi terbaik adalah kesehatan optimum, tubuh
terbebas dari penyakit dan mempunyai daya kerja dan efisiensi
yang sebaik-baiknya (Ayubi, 2007).

11
2.5 Hubungan Status Gizi dengan Kesehatan

Defisiensi gizi sering dihubungkan dengan infeksi. Infeksi
bisa berhubungan dengan gangguan gizi melalui beberapa
cara yaitu mempengaruhi nafsu makan. Selain itu, defisiensi
gizi dapat juga menyebabkan kehilangan bahan makanan
(diare atau muntah-muntah) atau mempengaruhi metabolisme
makanan dan banyak cara lain lagi (Fikawati, 2008).
Secara umum, defisiensi gizi merupakan awal dari
gangguan sistem kekebalan tubuh. Selain itu juga diketahui
bahwa infeksi menghambat reaksi imunologis yang normal
dengan menghabiskan sumber-sumber energi. Gangguan gizi
dan infeksi dapat saling berhubungan sehingga memberikan
prognosis yang lebih buruk. Infeksi memperburuk taraf gizi dan
sebaliknya, gangguan gizi memperburuk kemampun anak
untuk mengatasi penyakit infeksi. Kuman-kuman yang kurang
berbahaya

bagi

anak-anak


dengan

gizi

baik,

bisa

menyebabkan kematian pada anak-anak gizi buruk (Fikawati,
2008).
2.6 Hubungan Status Gizi dengan Kecerdasan
Masalah

defisiensi

atau

kekurangan

gizi

menjadi

perhatian karena berbagai penelitian menunjukan adanya efek
jangka panjang terhadap pertumbuhan dan perkembangan
otak manusia. Sebagaimana halnya dengan organ-organ lain

12
dalam tubuh, otak terutama berkembang pada awal kehidupan
(4-6 tahun) dalam masa kehidupan seseorang. Pada fase ini
terjadi berbagai keadaan seperti pengaruh obat-obatan, radiasi,
kekurangan oksigen, dan terlebih penting ialah kekurangan
makanan atau zat gizi. Dalam hal ini dapat terjadi kelainan
yang bersifat pulih maupun tidak dapat pulih. Antara lain otak
mengalami pengaruh sehingga tidak dapat mencapai tumbuh
kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetiknya
(Almatsier, 2001).

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Status Gizi dan Kecerdasan pada Anak dengan Riwayat dibawah Garis Merah Kms di Desa Watuagung Kecamatan Tuntang T1 462007058 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Status Gizi dan Kecerdasan pada Anak dengan Riwayat dibawah Garis Merah Kms di Desa Watuagung Kecamatan Tuntang T1 462007058 BAB IV

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Status Gizi dan Kecerdasan pada Anak dengan Riwayat dibawah Garis Merah Kms di Desa Watuagung Kecamatan Tuntang T1 462007058 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Status Gizi dan Kecerdasan pada Anak dengan Riwayat dibawah Garis Merah Kms di Desa Watuagung Kecamatan Tuntang

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Status Gizi dan Kecerdasan pada Anak dengan Riwayat dibawah Garis Merah Kms di Desa Watuagung Kecamatan Tuntang

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pegawai di Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang T1 162010006 BAB II

0 0 17

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pergeseran Makna Seni Tari Prajuritan di Desa Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Salatiga T1 BAB II

0 0 11

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Obesitas pada Masyarakat Desa Sanoba Kecamatan Sanoba Kabupaten Nabire – Papua T1 BAB II

0 1 17

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisis Konsumsi dan Status Gizi pada Ibu Hamil di Kecamatan Mollo Tengah Kabupaten TTS T1 BAB II

0 0 6

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Layanan Kesehatan Maternal Primer di Desa Nogosaren Kecamatan Getasanabupaten Semarang T1 BAB II

0 0 16