Implementasi kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri 1 Sidoarjo.

(1)

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh :

INDAH WIDYAWATI

NIM. D91213152

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Indah Widyawati, D91213152, “Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Analisis di Madrasah Aliyah Negeri 1 Sidoarjo)”, Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, 2017.

Pembimbing : Dr. H. Abdul Kadir, M.A dan Dr. H. Moch. Tolchah, M. Ag Hakikatnya, pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan sebagai proses dan upaya untuk mentranformasikan manusia muda menjadi manusia yang dilekatidengan kemanusiaan sesuai dengan kodratnya, yakni bermanfaat bagi diri, sesama, alam, lingkungan beserta segenapisi dan peradabannya. Tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Ada banyak prasyarat agar dunia pendidikan dapat tumbuh dan berkembang memenuhi tuntutan zaman. Namun satu faktor yang mungkin terbilang paling penting adalah ketersediaan guru. Guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan tidak boleh dipandang sebelah mata. Tenaga pendidik haruslah yang mampu membimbing siswa-siswinya menjadi orang sukses sesuai potensi yang dimilikinya.

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu (1) Bagaimana implementasi kompetensi pedagogik guru PAI di MAN 1 Sidoarjo ? (2) Upaya apa saja yang dilakukan sekolah guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di MAN 1 Sidoarjo ?

Data-data penelitian ini dihimpun dari Madrasah Aliyah Negeri 1 Sidoarjo sebagai obyek penelitian. Dalam mengumpulkan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berkenaan dengan itu, penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.

Berdasarkan hasil yang diperoleh di lapangan, guru PAI di MAN 1 Sidoarjo telah mengimplementasikan kompetensi pedagogik secara baik dilihat dari proses perencanaan pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran, pemanfaatan teknologi pembelajaran dan pengelolaan sistem evaluasi atau penilaian yang kesemuanya jika dihubungkan dengan peraturan pendidikan dan undang-undang pendidikan sudah sesuai. Adapun upaya-upaya yang dilakukan guru PAI di MAN 1 Sidoarjo untuk senantiasa menjaga kompetensi pedagogik yang dimiliki yakni dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh pihak sekolah dan instansi terkait serta adanya sistem evaluasi dari pihak sekolah yang diadakan setiap semester untuk mengetahui kinerja guru-guru yang ada di sekolah tersebut.


(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR

SAMPUL DALAM ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iv

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Penelitian Terdahulu ... 10

F. Definisi Operasional... 11

G. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II KAJIAN TEORI ... 14

A. Tinjauan tentang Guru... 14

1. Pengertian Guru ... 14

2. Peran, Tugas dan Kewajiban Guru... 21

B. Tinjauan tentang Kompetensi Guru ... 26

1. Pengertian Kompetensi ... 26

2. Macam-Macam Kompetensi ... 29


(8)

1. Perencanaan Pembelajaran ... 38

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 40

3. Pemanfaatan Media Pembelajaran ... 40

4. Penilaian ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 43

1. Pendekatan ... 43

2. Jenis Penelitian ... 44

B. Sumber Data ... 44

C. Lokasi Penelitian ... 45

D. Tahap Penelitian ... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

F. Teknik Analisis Data ... 48

G. Keabsahan Data ... 50

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN ... 51

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 51

B. Penyajian Data ... 61

1. Data tentang Perencanaan Pembelajaran ... 61

2. Data tentang Pelaksanaan Pembelajaran ... 66

3. Data tentang Penggunaan Media ... 73

4. Data tentang Penilaian... 75

5. Data tentang Upaya Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi ... 79

BAB V PENUTUP ... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses multi dimensial yang meliputi bimbingan atau pembinaan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.1 Senada dengan pengertian pendidikan tersebut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

Pengertian lain menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses,

1

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Islam, (Bandung: Al Maarif, 1989), h. 5.

2


(10)

2

perbuatan, cara mendidik.3 Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pengertian pendidikan tersebut memberikan gambaran bahwa dalam proses pendidikan mutlak menjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik. Ada banyak prasyarat agar dunia pendidikan dapat tumbuh dan berkembang memenuhi tuntutan zaman. Namun satu faktor yang mungkin terbilang paling penting adalah ketersediaan guru. Guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan tidak boleh dipandang sebelah mata. Tenaga pendidik haruslah yang mampu membimbing siswa-siswinya menjadi orang sukses sesuai potensi yang dimilikinya.4 Dalam dunia pendidikan, pendidik arau yang biasa kita sebut “Guru” memegang peranan penting dan strategis. Sebagai pengajar, pendidik dan pelatih para siswa, guru merupakan agen perubahan sosial (agent of social change) yang mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku umat

3

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 204.

4

Imas Kurniasih & Berlin Sani, Sukses Uji Kompetensi Guru; Panduan Lengkap, (Surabaya; Kata Pena, 2015), h.iv


(11)

3

manusia menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bermartabat, dan lebih mandiri.5

Seorang guru dituntut untuk mempunyai kemampuan dan keterampilan yang memadai sehingga pelaksanaan pendidikan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Guru mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan karena guru yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan.6

Guru adalah sosok manusia yang patut digugu dan ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercaya. Ditiru berarti segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat.7 Menyandang gelar guru berarti harus menjaga citra, wibawa, keteladanan, integritas, dan kredibilitas.8

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 juga menjelaskan bahwa yang dimaksud guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

5

Sukadi, Guru Powerful Guru Masa Depan, (Bandung: Kolbu, 2006), h. 2.

6

Imas Kurniasih, Sukses , h. Iv-v

7

Sukadi, Guru Powerful, h. 8.

8

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi & Kompetensi Guru, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2014), h. 17.


(12)

4

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan penting dalam pendidikan formal pada mumnya karena bagi peserta didik guru sering dijadikan tokoh teladan, bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Oleh karena itu, guru seyogyanya memiliki perilaku dan kompetensi yang memadai untuk mengembangkan peserta didik secara utuh.9

Sesuai yang diamanatkan oleh Undang-Undang pasal 28 ayat 1 PP No 19 Tahun 2005 dan pasal 8 UU No 14 Tahun 2005 bahwa guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal D4/S1 dengan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.10

Pertama, kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan pemahaman siswa dan pengelolaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Kedua, kompetensi profesional, yaitu kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi kelimuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan kelimuan sebagai guru. Ketiga, kompetensi kepribadian, yaitu kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, ,menjadi teladan bagi siswa, dan berakhlak mulia. Keempat, kompetensi sosial, yaitu kemampuan pendidik

9 Djam’an Satori, dkk, Materi Pokok Profesi Keguruan

, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), cet ke-8, h. 22.

10


(13)

5

sebagai bagaian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua / wali siswa, dan masyarakat sekitar.11

Berdasarkan pemaparan di atas, kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang mutlak harus dimiliki seorang guru tanpa mengesampingkan kompetensi yang lain. Kompetensi pedagogik ini berkaitan dengan cara pengajaran guru selama proses belajar mengajar. Pengajaran sebagai salah satu bagian dari pendidikan, merupakan bagian yang operasinal dan dapat diukur baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Pengajaran yang ideal haruslah dimulai dari kesiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi baik proses maupun hasil dari pengajaran.

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Pendidik dan Kependidikan mengemukakan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran siswa yang sekurang-kurangnya meliputi hal berikut:12

1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan mengelola pembelajaran)

Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting karena guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang

11Ibid,

h. 21.

12


(14)

6

bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk kepentingan tersebut, setidaknya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yaitu menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntutan kebudayaan dan kebutuhan siswa, meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta menilai perubahan program.

2. Perencanaan Pembelajaran

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu komponen kompetensi pedagogik yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran setidaknya mencakup tiga kegiatan, yaituidentifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.

3. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya hal tersebut dan mengupayakan pembentukan kompetensi siswa. Umumnya pelaksanaan pembelajran mencakup pre-tes, proses, dan post-test.


(15)

7

4. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Penguasaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan dan mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajaran dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh siswa.

5. Evaluasi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi siswa, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas.

Uraian diatas merupakan kualifikasi atau profil guru yang menjadi tuntutan kurikulum yang selama ini delaksanakan. Semua guru sudah selayaknya bisa memiliki kualifikasi tersebut agar menjadi guru yang profesional, tak terkecuali dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dimana pada mata pelajaran ini siswa diajarkan banyak untuk mendalami ajaran agama yang dianut.

Guru PAI hendaknya memenuhi profil atau kualifikasi yang diharapkan sebab guru PAI adalah sebagai pendidik yang memberikan ilmu agama yang dimiliki. Demikian besarnya harapan terhadap guru, namun kenyataan di lapangan masih ada guru yang belum memenuhi harapan.


(16)

8

Saat ini, telah berkembang berbagai macam lembaga pendidikan, salah satunya adalah madrasah. Madrasah adalah salah satu dari sekian banyak lembaga pendidikan Islam. Tugas dan fungsinya merealisasikan cita-cita umat Islam yang menghendaki anak-anaknya dididik menjadi manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan dalam rangka supaya meraih kehidupan sejahtera dunia dan akhirat.

Salah satu Madrasah yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo adalah Madrasah Aliyah Negeri 1 Sidoarjo. Madrasah ini berdampingan dengan lembaga pendidikan lain yang sederajat. Pada dasarnya tidak ada lembaga pendidikan yang tidak ingin proses pembelajarannya berjalan dengan tidak baik. Begitu pula dengan MAN 1 Sidoarjo. Dalam penelitian kali ini, peneliti memfokuskan diri pada proses pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dilihat dari faktor gurunya yang dalam hal ini adalah mengenai penguasaan sang guru berkaitan dengan kompetensi pedagogik sebagaimana yang telah diuraikan diatas bahwa kompetensi pedagogik ini salah satu kompetensi penting yang harus dikuasai oleh guru dan merupakan salah satu faktor keberhasilan yang mendukung proses belajar mengajar.

B. Rumusan Masalah

Adapun fokus dalam penelitian ini adalah pada kompetensi pedagogik guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi perencanaan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, penggunaan media atau sumber


(17)

9

belajar, serta penilaian terhadap peserta didik. Maka rumusan masalah yang dikaji yaitu:

1. Bagaimana penerapan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam di MAN 1 Sidoarjo?

2. Upaya apa saja yang dilakukan sekolah guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di MAN 1 Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Setiap pekerjaan mempunyai tujuan, begitu pula suatu penelitian. Tujuan penelitian sangat erat hubungannya dengan jenis penelitian yang dilaksanakan. Maka tujuan penelitian dalam rangka menyusun skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam di MAN 1 Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan sekolah guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di MAN 1 Sidoarjo.

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa kegunaan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, antara lain :


(18)

10

1. Bidang akademik

Penelitian ini diharapkan sebagai tambahan disiplin ilmu pengetahuan khusus dalam masalah kompetensi pedagogik guru PAI di MAN 1 Sidoarjo.

2. Bidang sosial-praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam usaha mengembangkan kurikulum serta proses pembelajaran agar berjalan lebih baik lagi.

b. Bagi guru, penelitian ini dapat memberi wacana mengenai inovasi dan motivasi dalam pengembangan diri dalam hal ini adalah kompetensi pedagogik.

c. Bagi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, penelitian ini dapat diajadikan sumbangan literatur guna menambah wawasan pengetahuan terutama mengenai penelitian.

E. Penelitian Terdahulu

Sesuai dengan judul yang penulis angkat dalam penelitian ini, penulis menemukan beberapa penelitian yang relevan, diantaranya :

1. Skripsi Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya dengan judul “Profesionalitas Guru Agama Islam ditinjau dari Etos Kerja (Studi di MTs Al Hidayah Prambon Wetan Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban)” ditulis oleh M. Munif pada tahun 2010 dengan menggunakan


(19)

11

teknik analisa data deduktif dan induktif, yang menghasilkan kesimpulan bahwa tingkat keprofesionalan guru Agama Islam yang ada di MTs Al Hidayah Prambon Wetan Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban dikatakan sudah baik dilihat dari indikator yang telah ditentukan.

2. Skripsi Mahasiswa IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta dengan judul “ Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran Fikih di MA Banjarnegara” yang ditulis oleh Munifah pada tahun 2005 dan menghasilkan kesimpulan bahwa guru mata pelajaran fikih diMA Banjarnegara secara umum mempunyai kompetensi profesional yang baik dilihat dari pencapaian indikator kompetensi yang telah dibuat. Berdasarkan hasil terhadap penelitian terdahulu, belum ditemukan pembahasan yang spesifik terhadap penelitian yang akan dibahas pada skripsi ini, karena pada penelitian skripsi ini peneliti memfokuskan pada observasimengenai kompetensi pedagogik guru pendidikan Agama Islam yang ada di MAN 1 Sidoarjo.

F. Definisi Operasional

Untuk memberikan batasan pemahaman judul pada skripsi ini, berikut penulis jelaskan definisi operasional sebagai berikut:


(20)

12

1. Implementasi

Dalam kamus ilmiah populer dimaknai dengan pelaksanaan, penerapan dan implement.13

2. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik ini berkaitan dengan cara pengajaran guru selama proses belajar mengajar. Pengajaran sebagai salah satu bagian dari pendidikan, merupakan bagian yang operasional dan dapat diukur baik secara kuantitas maupun kelaitasnya. Pengajaran yang ideal haruslah dimulai dari kesiapan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi baik proses maupun hasil dari pengajaran.

3. MAN 1 Sidoarjo

Salah satu lembaga pendidikan formal tingkat atas yang ada di Kabupaten Sidoarjo. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dalam skripsiini adlaah untuk menganalisis serta mengetahui penguasaan kompetensi pedagogik guru Penidikan Agama Islam yang ada di MAN 1 Sidoarjo.

G. Sistematika Pembahasan

Penulisan skripsi ini mengacu pada aturan penulisan karya tulis ilmiah yang tersusun secara sistematis dan kronologis.

13

Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barri, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 247.


(21)

13

Bab I Pendahuluan. Bab ini meliputi pendahuluan yang memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.

Bab II Kajian Teori. Bab ini menjelaskan tentang landasan teoritik yang membahas beberapa subbab, yakni deskripsi teori yang memuat tentang guru meliputi pengertian guru, tugas dan tanggungjawabnya serta membahas mengenai kompetensi pedagogik meliputi pengertian kompetensi pedagogik, dasar pembentukannya dan indikator kompetensi pedagogik.

Bab III Metode Penelitian. Berisikan tentang metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, sumber data, teknik penentuan subyek atau obyek penelitian yakni populasi dan sampel juga teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

Bab IV Analisis Data. Pada bab ini akan peneliti bahas mengenai gamnbaran umum obyek penelitian dan analisis data penelitian terhadap kompetensi pedagogik guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN 1 Sidoarjo yang meliputi kompetensi guru dalam pengelolaan program pembelajaran, pengelolaan kelas, penggunaan media atau sumber belajar dan penilaian prestasi peserta didik untuk kepentingan pendidikan.

Bab V Penutup. Bab ini memuat kesimpulan dari serangkaian pembahasan. Pada halaman akhir dilengkapi dengan daftar pustaka dan beberapa lampiran.


(22)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan tentang Guru 1. Pengertian guru

Pendidik atau guru dalam arti sederhana adalah semua orang yang dapat membantu perkembangan kepribadian seseorang dan mengarahkannya pada tujuan pendidikan. Pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik (UU RI No. 2 Th. 1989 Sisdiknas).1

Dalam dunia pendidikan, istilah pendidik atau guru bukanlah hal yang asing. Menurut pandangan lama, guru adalah sosok manusi yang patut digugu dan ditiru. Digugu dalam arti segala ucapannya dapat dipercayai, ditiru berarti segala tingkah lakunya harus dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat.2 Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengertahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, baik lembaga pendidikan formal maupun nonformal.3

1

M. Jumali, dkk, Landasan Pandidikan, (Surakarta: MUP, 2008) h. 41.

2Ibid.,

h. 8.

3


(23)

15

Guru dikenal dengan al mu’allim atau al ustadz dalam bahasa arab, yaitu orang yang bertugas memberikan ilmu dalam majelis taklim. Pendapat klasik mengatakan bahwa guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar (hanya menekankan pada satu sisi). Namun pada dinamika selanjutnya, definisi guru berkembang secara luas. Guru disebut sebagai pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orangtua untuk turut mendidik anak.4

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar. UU tentang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 mengatakan bahwa guru adalah tenaga profesional yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.5

Orang yang disebut guru adalah orang yang memiliki kemampuan merancang program pembelajaran, serta mampu menata dan mengelola

4

Jamil, Guru, h. 23.

5Ibid


(24)

16

kelas agar siswa dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan.

Beberapa tokoh juga mengemukakan pendapatnya tentang guru, diantaranya adalah :

a. Ngalim Purwanto dalam Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis

mengemukakan bahwa semua orang yang pernah memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang.6

b. Syaiful Bahri Djamarah, dalam bukunya Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif memberikan makna sederhana guru sebagai orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik.7

c. Ahmadi dalam bukunya Ilmu Pendidikan memberi makna pendidik (guru) sebagai orang yang memberi atau melaksanakan tugas mendidik, yaitu secara sadar bertanggungjawab dalam membimbing anak untuk mencapai kedewasaannya.8

d. Dr. Muhaimin, dengan mengacu pada terminologi Kependidikan Islam, mendefinisikan guru sebagai ustadz, mu’allim, murabby,

mursyid, mudarris, dan muaddib. Kata ustadz biasa digunakan

6

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 138.

7

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 31.

8


(25)

17

untuk memanggil profesor, dimana guru dituntut untuk komitmen terhadap profesionalisme yang diembannya; kata mu’allim berasal dari kata dasar ilm yang berarti menangkap hakikat sesuatu, ditinjau dari pengertian ini kata guru mengandung makna bahwa guru dituntut untuk menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya; kata murabby bermakna pendidik yang bertugas mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi, sekaligus mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan alam sekitarnya; kata guru yang mengadopsi mursyid berarti bahwa seseorang yang bertugas menularkan penghayatan (internalisasi) akhlak dan atau kepribadiannya kepada peserta didik, baik yang berupa etos ibadah, etos kerja, etos belajar maupun dedikasi. Sedangkan kata mudarris yang diderivasi dari kata darasa-yadrusu-darsan-wadurusan-wadiraasatan, yang berarti terhapus, hilang bekasnya, menghapus, menjadikan usang, melatih, mempelajari, mempunyai makna seorang yang berusaha mencerdaskan peserta didiknya, menghilangkan ketidaktahuan dan memberantas kebodohan mereka serta melatih kemampuan dan memberantas kebodohan mereka serta melatih kemampuan keterampilan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Dan kata muaddib mempunyai makna seorang yang beradab yang


(26)

18

memiliki peran dan fungsi untuk membangun peradaban yang berkualitas di masa depan.9

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) telah merealisasikan pengertian profesi keguruan untuk pendidikan di Indonesia sebagai berikut :10

a. Profesi keguruan adalah suatu bidang pengabdian/dedikasi kepada kepentingan anak didik dalam perkembangannya menuju kesempurnaan manusiawi.

b. Para anggota profesi keguruan, terikat oleh pola sikap dan perilaku guru yang dirumuskan dalam kode etik guru Indonesia.

c. Para anggota profesi keguruan, dituntut untuk menyelesaikan suatu proses pendidikan persiapan jabatan yang relatif panjang. d. Para anggota profesi keguruan terpanggil untuk senantiasa

menyegarkan serta menambah pengetahuan.

e. Para anggota harus memiliki kecakapan/keterampilan teknis yang mampu menyentuh nilai-nilai kemanusiaan yang mendasar.

9

Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 209.

10


(27)

19

f. Para anggota profesi keguruan perlu memiliki sikap bahwa jaminan tentang hak-hak profesional harus seimbang dan merupakan imbalan dari profesi profesionalnya.

National Education Association (NEA) mengutarakan ciri-ciri profesi keguruan sebagai berikut :11

a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual.

b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus. c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesional yang lama. d. Jabatan yang memerlukan latihan dalam jabatan yang

berkesinambungan.

e. Jabatan yang memerlukan standar.

f. Jabatan yang mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

Menjadi seorang guru merupakan tugas yang berat dimana seseorang yang mengabdikan diri sebagai guru harus memenuhi beberapa kriteria/standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Standar ini tertuang dalam PP No. 19 Tahun 2005 dengan bunyi :12

a. Pendidik harus memeiliki kualifkasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta

11

Imas Kurniasih, Sukses Uji, h. 8.

12


(28)

20

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi : 1) Kompetensi pedagogik

2) Kompetensi kepribadian 3) Kompetensi sosial 4) Kompetensi profesional

d. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau serifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

Dari sekian banyak uraian tentang guru, penulis memberikan kesimpulan bahwa yang dimaksud guru adalah orang yang memberikan pendidikan dan pengajaran sebagai tenaga profesional yang dibuktikan dengan kompetensi-kompetensi yang telah diamanatkan undang-undang dan peraturan pemerintah.


(29)

21

2. Peran, Tugas dan Kewajiban Guru

Setelah diuraikan mengenai pengertian tentang guru padapembahasan terdahulu, pada hakikatnya seorang guru memiliki peran vital sebagai pengajar atau pendidik bagi murid-muridnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat An Nahl ayt 125 :

دٱ

ع

ِلٱِب ىكِبىر ِليِبىس ٰىَِإ

ِ ىةَ

ى

لٱىو

ِ ىةِِ

ىلٱ

ِ ىةىن

لِدٰىجىو

م

ِب

ىيِ ِِلٱ

حىأ

نىن

نِإ

ىكبىر

ىِ

مىل ىأ

نىِِ

لىض

نى

ِهِليِبىس

ۦ

ىأ ىِ ىو

مىل

ِب

لٱ

ىنَِدىدَ

#

٥٢١

Artinya :

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantalah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”13

Sebagai pengajar atau pendidik guru bertugas membina perkembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan anak didik dengan memakai cara yang bijaksana.14

Guru memiliki banyak peran, tugas, dan kewajiban baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Seorang guru dengan penuh dedikasi dan loyalitasnya dituntut untuk membimbing dan

13

Kementerian Agama RI, Al Quran dan Terjemah, (Jakarta: Indiva, 2009), h. 285.

14

Zakiyah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h. 262.


(30)

22

membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa dengan mengamalkan ajaran agama serta menjadikannya sebagai pandangan hidup sehari-hari. Berikut akan diuraikan secara lengkap mengenai peran, tugas, dan kewajiban yang diemban oleh guru.

Menurut Pidarta, yang dikutip oleh Jamil (2013), peranan guru / pendidik antara lain sebagai :

a. Manajer pendidikan atau pengorganisasian kurikulum b. Fasilitator pendidikan

c. Pelaksana pendidikan d. Pembimbing dan supervisor e. Penegak disiplin

f. Konselor

g. Komunikator dengan wali siswa dan juga masyarakat h. Pengajar yang meningkatkan pemahaman siswa

Selain itu, Tampubolon menyatakan peran guru bersifat multi-dimensional yang mana guru menduduki peran sebagai orangtua, pendidik/pengajar, pemimpin atau manajer, produsen atau pelayanan, pembimbing atau fasilitator,dan juga motivator atau stimulator.15

Daoed Yoesoef dalam Sukses Uji Kompetensi Guru menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional,

15


(31)

23

tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan. Tugas keprofesionalan dari seorang guru yaitu meneruskan atau tranmisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai yang sejenis yang belum diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak. Tugas manusiawi seorang guru adalah tugas-tugas membantu anak didik agar memenuhi tugas-tugas utamanya sebagai manusia dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas manusiawi itu adalah tranformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian tentang diri sendiri. Tugas kemasyarakatan merupakan konsekuensi guru sebagai warga negara yang baik, turut mengemban dan melaksanakan apa-apa yang telah digariskan oleh bangsa dan negara lewat UUD 1945 dan GBHN.16

Di lain pihak, peranan guru sangat beragam di berbagai bidang. Di sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran siswa, pengarah pembelajaran dan pembimbing siswa. Dalam keluarga, guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga. Sementara di masyarakat, guru berperan sebagai pembina masyarakat dan agen masyarakat.17

Kaitannya dengan aktivitas pembelajaran dan administrasi pendidikan, guru berperan sebagai :

a. Pengambil inisiatif, pengarah, dan penilai pendidikan

16

Imas Kurniasih, Sukses Uji, h. 8.

17


(32)

24

b. Wakil masyarakat di sekolah, artinya guru berperan sebagai pembawa suara dan kepentingan masyarakat dalam pendidikan c. Seorang pakar dalam bidangnya, yaitu menguasai bidang yang

harus diajarkan

d. Penegak disiplin, yaitu guru harus menjaga agar para siswa bertindak disiplin

e. Pelaksana administrasi pendidikan, yaitu guru bertanggungjawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik

f. Pemimpin generasi muda, artinya guru bertanggung jawab untuk mengarahkan perkembangan siswa sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris masa depan

g. Penerjemah kepada masyarakat, yaitu guru berperan untuk menyampaikan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat

Menurut Suparlan dalam Modul Profesi Keguruan disebutkan bahwa guru memiliki peran ganda yang dikenal sebagai EMASLIMDEF (Educator, Manager, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator, Dinamisator, Evaluator, dan Facilitator). EMASLIMDEF akan diuraikan dalam tabel berikut :18

18

Team Penulis Bahan Ajar PGMI, Modul Profesi Keguruan, Kementerian Agama RI, 2008.


(33)

25

Tugas Fungsi

E Educator  Mengembangkan kepribadian

 Membina budi pekerti

 Memberikan pengarahan

M Manager Mengawal pelaksanaan tugas

berdasarkan ketentuan perundangan yang berlaku

A Administrator  Membuat daftar presensi

 Membuat daftar penilaian

 Melaksanakan teknis administrasi sekolah

S Supervisor  Memantau

 Menilai

 Memberikan bimbingan teknis

L Leader Memimpin pelaksanaan

pembelajaran yang ada di kelas

I Inovator  Melakukan kegiatan kreatif

 Menemukan strategi, metode dan cara-cara baru dalam pelaksanaan proses pembelajaran

M Motivator Memberikan dorongan kepada siswa

untuk dapat belajar lebih giat

D Dinamisator Menggerakkan siswa agar semangat

untuk melakukan proses pembelajaran


(34)

26

 Melaksanakan penilaian dalam berbagai bentuk dan jenisnya

F Facilitator Memberikan bantuan teknis, arahan

atau petunjuk kepada peserta didik

Tugas guru sebagai sebuah profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan kepada siswa. Dengan kata lain, seorang guru harus mampu menyelaraskan aspek kognitif, aspek afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran.19

B. Tinjauan tentang Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi

Peranan guru sangat signifikan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan. Mengemban tugas yang maha berat, seorang guru memerlukan kualifikasi kemampuan yang mumpuni sebelum terjun ke dalam dunia pendidikan. Kualifikasi ini disebut dengan kompetensi.

Pengertian kompetensi secara bahasa berasal dari kata competence

yang berarti kecakapan, kemampuan. Kompetensi adalah kekuasaan dalam bentuk wewenang dan kecakapan untuk menentukkan atau memutuskan

19


(35)

27

sesuatu.20 Uzer Usman mengemukakan bahwa kompetensi guru merupakan suatu kemampuan dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggungjawab dan layak.21 Pengertian lain menyebutkan bahwa kompetensi adalah melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan.22

Arti lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan.23

McAhsan, sebagaimana dikutip oleh Mulyasa berpendapat bahwa kompetensi “ is a knowledge, skills and abilities or a capabilities that a

person achieves, which become part or this or her being to the exent can satisfactorily perform particular cognitive, afective, and psicomotor

behavior. ”dalam hal ini kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku

20

Dali, Kamus Psikologi, (Bandung: Tonic, 2010).

21

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Surabaya: PN Nasional, 2009), h. 24.

22

Piet A. Suhertian, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inversive Education, (Bandung: Rineka Cipta, 2009), h. 4.

23

Soewondo, Standar Kompetensi Guru Menengah Atas, (Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, 2004), h. 3-4.


(36)

28

kognitif, afektif, sikap dan nilai yang harus dimiliki oleh individu dalam melaksanakan tugas-tugas dengan baik.24

Menurut Gordon yang terdapat dalam Jamil (2013), ada enam aspek atau ranah yang terkandung dalam kompetensi, yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif b. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif

yang dimiliki seorang individu

c. Kemampuab (skill), sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya d. Nilai (value), suatu standar perilaku yang telah diyakini dan

secarapsikologis telah menyatu dalam diri seseorang

e. Sikap (attitude), perasaan atau reaksi atas rangsangan dari luar f. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan

suatu perbuatan.

Scrag dan Polan memberikan penjelasan bahwa kompetensi merupakan kemampuan untuk mengerjakan sesuatu dengan baik sebagai hasil dari pendidikan dan pelatihan yang diikutinya. 25

24

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 38.

25

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 52.


(37)

29

Dengan demikian kompetensi merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh individu dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan amanah yang diembannya.

Dari gambaran pengertian-pengertian tersebut, maka yang dimaksud dengan kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan profesi keguruannya.

Dalam UU No. 14 Tahun 2005 pasal 8, disebutkan bahwa “guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikasi keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

2. Macam-Macam Kompetensi

Selain memiliki kualifikasi akademik, seorang guru juga harus memiliki beberapa kompetensi, kompetensi tersebut yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesionalseperti yang dijelaskan dalam pasal 10 ayat 1.26

26


(38)

30

Dalam Standar Nasional Pendidik tentang pengertian kompetensi pedagogik guru, menyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.27

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini meliputi: a. Pemahaman terhadap peserta didik

1) Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif

2) Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kepribadian

3) Mengidentifikasi bekal ajar awal siswa b. Perencanaan pembelajaran

1) Memahami landasan pendidikan

2) Menerapkan teori belajar dan pembelajaran

3) Menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang akan dicapai dan materi ajar 4) Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang

dipilih

27


(39)

31

c. Pelaksanaan pembelajaran

1) Menata latar (setting) pembelajaran

2) Melaksanakan pembelajaran yang kondusif d. Mengevaluasi hasil belajar

1) Merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar secara berkesinambungan

2) Menganalisis hasil evaluasi proses belajar dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar

3) Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum

e. Pengembangan peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki baik akademik maupun non akademik

1) Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki baik akademik maupun non akademik

Kompetensi pedagogik ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian. Misalnya sebelum mengajar guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu yang di dalamnya mencakup bagaimana proses belajar mengajar nantinya akan dilaksanakan sehingga guru tidak akan bingung dalam mengelola kelas dan memberikan penilaian.


(40)

32

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut pengelolaan pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien.

Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan dosen dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar terlihat dalam mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan merespon setiap perubahan perilaku siswa.

Seorang guru profesional dikatakan telah memiliki kompetensi pedagogik yang baik apabila dalam melaksanakan tugas profesinya, ia dapat menyusun bahan pelajaran dengan baik dan dapat menyampaikan materi pelajaran dengan cara dan strategi yang baik kepada peserta didiknya sehingga peserta didik dapat paham dengan materi yang dipelajarinya.

Dikatakan telah memiliki kompetensi pedagogik yang baik pula, jika guru tidak hanya piawai dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, namun sang guru juga harus dapat mengadakan evaluasi / penilaian terhadap anak didiknya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah prosesbelajar mengajar yang dilaksanakan telah berhasil atau belum. Setelah melakukan evaluasi tersebut, ada program pengayaan dan pendalaman bagi anak didik yang belum tuntas menempuh materi pelajaran. Dan sebagai seorang guru yang profesional, harusnya selalu


(41)

33

mendampingi peserta didik sampai ia tuntas menyelesaikan proses belajarnya.

Kompetensi guru yang selanjutnya yaitu kompetensi kepribadian. Yang dimaksud kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, berakhlak mulia, dewasa, arif, berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik.28

1. Kepribadian yang mantap dan stabil a. Bertindak sesuai dengan norma hukum b. Bertindak sesuai dengan norma sosial c. Bangga sebagai guru

d. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma 2. Berakhlak mulia dan menjadi teladan

a. Bertindak sesuai dengan norma religius (iman, taqwa, jujur, ikhlas dan suka menolong)

b. Memiliki perilaku yang dapt diteladani peserta didik 3. Kepribadian yang dewasa

a. Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik b. Memiliki etos kerja sebagai guru

4. Kepribadian yang arif

a. Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat

28


(42)

34

b. Menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak 5. Kepribadian yang berwibawa

a. Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik

b. Memiliki perilaku yang disegani

Seorang guru harus bertindak sesuai norma hukum dan norma sosial. Saat ini banyak peristiwa yang mana guru melanggar norma hukum dan norma sosial sehingga berentangan dengan kompetensi kepribadian yang seharusnya dimiliki seorang guru. Hal ini karena ada sebagaian guru yang belum memahami arti penting kompetensi bagi mereka dalam mebantu kelancaran pelaksanaan tugas pembelajaran.

Rasulullah Shallalahu „Alaihi Wasallam adalah guru bagi seluruh manusia. Sebagai guru, maka beliau membekali dirinya dengan akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia ternyata menjadi salah satu faktor yang mendukung keberhasilan beliau dalam melaksanakan tugasnya. Kemuliaan akhlak Rasulullah sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Al Qalam ayat 4 :

يظع ق خ ىعل كناو

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”29

29


(43)

35

Guru adalah panutan masyarakat. Sebagai panutan, guru harus berakhlak mulia dan mampu mempraktikkan apa yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Mampu mengerjakan apa yang diajarkan merupakan prinsip yang sangat penting agar guru dipercaya masyarakat, sekaligus agar ia tidak masuk dalam kelompok yang dibenci Allah sebagaimana firmannya dalam surat Shaff ayat 2 dan 3 :

ٰىَ

اىَ َىأ

فىت ىَ اىم ىنِ لِ قى ت ىِِ ْاِ ةىماىء ىنَِذلٱ

ىنِ لى

٢

قىم ىر بىك

اًد

ىدةِ

نىأ ِهللٱ

ىت ىَ اىم ْاِ لِ قى ت

ف

ىنِ لى

٣

“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan

sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (2) amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan

(3)”30

Berikutnya kompetensi yang harus dimiliki seorang guru yaitu kompetensi sosial. Yang dimaksud kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua atau wali siswa, dan masyarakat sekitar.

Guru merupakan makhluk sosial. Dalam kehidupan kesehariannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bersosial, baik di sekolah maupun di

30


(44)

36

masyarakat. Berikut adalah hal-hal yang harus dimiliki guru sebagai makhluk sosial:

1. Berkomunikasi dan bergaul secara efektif

Agar guru dapat berkomunikasi secara efektif, terdapat hal-hal yang harus dikuasai oleh guru, yaitu:

a. Mengetahui pengetahuan tentang adat dan istiadat sosial dan agama

b. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi c. Memiliki pengetahuan tentang demokrasi

d. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial

2. Manajemen hubungan antara sekolah dan masyarakat 3. Ikut berperan aktif di masyarakat

Selain sebagai pendidik, guru juga berperan sebagai wakil rakyat yang representatif. Dengan demikian, jabatan guru sekaligus jabatan kemasyarakatan. Oleh karena itu, guru mengemban tugas untuk membina masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan.

Di mata masyarakat, guru bukan hanya orang yang terbatas pada dinding-dinding kelas, melainkan dia harus bisa menembus batas halaman sekolah dan berada langsung di tengah-tengah masyarakat.

Kompetensi sosial menuntut guru selalu berpenampilan menarik, berempati, suka bekerjasama, suka menolong, dan memiliki kemampuan


(45)

37

yang baik dalam berkomunikasi. Perintah untuk melakukan komunikasi dengan baik terdapat dalam surat An Nisa ayat 63 :

ٰىلْو أ

ىكِئ

ىَ ىنَِذلٱ

مىل

مِِِِ ل ق ِِ اىم هللٱ

ضِر ىأىف

م َةى

م َةِ ىو

ل قىو

م ل

ِِ

فنىأ

مَِِن

ىَِىق

اغيِلىب

“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan

yang berbekas pada jiwa mereka.”31

Kompetensi yang terakhir yakni kompetensi profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi ajar secara mendalam, yang mencakup penguasaan materi, kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi kelimuannya. Kompetensi ini meliputi hal-hal berikut:

1. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi a. Memahami materi ajar yang ada salam kurikulum sekolah b. Memahami hubungan konsep antara mata pelajaran yang terkait c. Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan

sehari-hari

2. Menguasai struktur dan metode keilmuan

a. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi

31


(46)

38

b. Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar

Dari penjelasan mengenai ke-empat kompetensi guru tersebut, yang akan dijadikan fokus penelitian dalam skripsi ini yaitu mengenai kompetensi pedagogik guru dengan indikator yang akan diuraikan pada poin selanjutnya.

C. Dasar Pembentukan dan Indikator Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam

Undang-undang Guru dan Dosen no. 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1 dan PP No. 19 tahun 2005 mengamanatkan bahwa seorang guru wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.32

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, pada penelitian skripsi ini yang dijadikan indikator dalam kompetensi pedagogik yaitu merencanakan program pembelajaran, mengelola kelas, menggunakan media/sumber belajar dan menilai prestasi peserta didik.

1. Merencanakan program pembelajaran

Mengajar merupakan faktor penting dalam terlaksananya proses pendidikan, untuk itu disamping memiliki bekal dan menguasai

32


(47)

39

berbagai disiplin ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap mental, seorang guru juga harus pandai merencanakan program pembelajaran.

Seperti halnya guru pada umumnya, guru mata pelajaran pendidikan agama islam juga harus mampu merencanakan pembelajaran dengan baik. Dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, guru hendaknya mampu mendeskripsikan tujuan pembelajaran, menentukan materi sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan, mengalokasikan waktu, menentukan metode pembelajaran yang sesuai, menentukan media pembelajaran yang sesuai dan menentukan sumber belajar. Yang kesemuanya tertuang dalam program tahunan, program semester, dan rencana pembelajaran.

Sebuah perencanaan pembelajaran yang baik harus memenuhi kriteria yaitu kemampuan dasar dan materi harus mengacu pada silabus, proses belajar memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik, terdapat keselarasan antarakemampuan dasar, materi dan alat penilaian, dapat dilaksanakan dan mudah dipahami.33

Perencanaan pembelajaran ini berperan sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih terarah dan berjalan efisien serta efektif. Dengan perencanaan yang matang diharapkan memperoleh pembelajaran yang maksimal.

33


(48)

40

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pengelolaan kelas merupakan salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didik sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.34

Guru dalam mengelola kelas meliputi pengaturan tata kelas, pengaturan tempat duduk, dan kebersihan kelas. Selanjutnya menciptakan iklim pembelajaran yang serasi. Keterampilan ini berhubungan dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pembelajaran serta aktifitas yang ditunjukkan dengan sikap tanggap, membagi perhatian secara visual maupun verbal serta memusatkan perhatian kelompok.

3. Menggunakan media/sumber belajar

Media atau sumber belajar merupakan faktor yang sangat mendukung dalam proses belajar mengajar. Semakin banyak media dan sumber belajar akan semakin maksimal hasil yang dicapai. Seorang guru hendaknya mengenal, memilih, dan menggunakan media serta sumber belajar dengan baik.

Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih media, yaitu:

34

Syaiful Bahri dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 195.


(49)

41

a. Ketepatan dengan tujuan pembelajaran b. Kemudahan memperoleh media

c. Keterampilan guru dalam menggunakannya d. Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik

Penggunaan media atau sumber belajar selain sebagai alat bantu yang memperlancar dan mempertinggi proses belajar mengajar juga dapat memberikan pengalaman yang mendorong motivasi belajar,

memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak,

menyederhanakan teori yang kompleks dan mempertinggi daya serap siswa.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana yang dikutip oleh Raharjo, bahwa media pembelajaran memiliki beberapa manfaat antara lain:

a. Pembelajaran akan lebih menarik peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya, dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan pembelajaran dengan baik

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi

d. Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, karena peserta didik tidak sekedar mendengarkan uraian guru, tetapi


(50)

42

juga mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan bahan-bahan pembelajaran yang dihadapi

4. Penilaian Hasil Pembelajaran

Proses penilaian merupakan salah satu proses yang tidak bisa dilewatkan dalam pembelajaran. Melalui proses ini, akan dapat diukur seberapa berhasilnya pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, proses penilaian hasil mencakup aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif) dan aspek keterampilan (psikomotorik).

Penilaian terhadap aspek kognitif mencakup semua materi unsur pokok pendidikan yang disampaikan kepada peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dalam bentuk afektif lebih ditekankan kepada pelaksanaan pengalaman sehari-hari melalui tingkah laku perbuatan. Sedangkan penilaian dalam bentuk psikomotorik ditekankan kepada pelaksanaan pengalaman.


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan

Berdasarkan fokus penelitian tentang kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam di MAN 1 Sidoarjo, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan studi analisis dengan berorientasi pada pendekatan kualitatif. Peneliti menerapkan pendekatan kualitatif ini berdasarkan beberapa pertimbangan: Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.1

Pendekatan tersebut sengaja dipilih karena peneliti ingin menganalisa bagaimana penerapan kompetensi pedagogik guru PAI di MAN 1 Sidoarjo secara mendalam. Peneliti nantinya akan memperoleh data yang mampu menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan.

1


(52)

44

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang diajukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi dan pemikiran orang, baik secara individual maupun kelompok.2 Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang temuannya diperoleh berdasarkan paradigma, strategi dan implementasi model secara kualitatif.3

B. Sumber Data

Sebagai penelitian lapangan, maka sumber data penelitian ini adalah berupa data-data yang meliputi aktor, aktifitas dan tempat. Adapun tehnik penentuan responden yang digunakan penelitian ini adalah bagaimana peneliti melihat responden yang sesuai dengan objek dan tujuan penelitian ini4. Kemudian dari sumber data tersebut dapat ditemukan data primer dan data sekunder. Dalam penelitian ini, sumber primer adalah data yang peneliti dapatkan dari para informan terutamanya para stakeholder yaitu Guru MAN 1 Sidoarjo.

Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini dapat diperoleh melalui data dari instansi pendidikan, dinas terkait dan foto-foto di lapangan.

2

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), h. 60.

3

Aminudin, Tujuan, Strategi dan Model dalam Penelitian Kualitatif,(dalam Metodologi Penelitian Kualitatif: Tinjauan Teoritis dan Praktis), (Malang : Lembaga Penelitian UNISMA, tt), h. 48.

4


(53)

45

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Sidaorjo.

D. Tahap-Tahap Penelitian

1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap Pra-lapangan peneliti sudah memiliki gambaran masalah menarik untuk diteliti. Lalu kemudian peneliti mencoba mendiskripsikan gambaran yang menarik tersebut agar memberikan pemahaman bahwa masalah itu pantas dan layak untuk diteliti. Proses selanjutnya peneliti melakukan pengamatan terkait dengan masalah yang diteliti.

2. Tahap Lapangan

Pada tahap ini, peneliti masuk pada proses penelitian dan memenuhi kebutuhan penting yang berkaitan dengan penelitian. Pertama, peneliti harus menyelesaikan proses perizinan. Ini merupakan prosedur wajib sebagai seorang peneliti.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini, peneliti sedianya sudah memiliki data sebanyak-banyaknya. Selanjutnya melakukan proses pemilihan data yang disesuaikan dengan rumusan penelitian. Karena tidak semua data sesuai dengan kebutuhan penelitian.


(54)

46

4. Tahap Penulisan Laporan

Penulisan laporan adalah tahap akhir dari proses pelaksanaan penelitian. Setelah semua komponen-komponen terkait dengan data dan hasil analisis data serta mencapai suatu kesimpulan, peneliti mulai menulis laporan dalam konteks laporan penelitian kualitatif. Penulisan laporan disesuaikan dengan metode dalam penulisan penelitian kualitatif dengan tidak mengabaikan kebutuhan peneliti terkait dengan kelengkapan data.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut:

1. Observasi

Metode observasi adalah suatu cara mengadakan penyidikan dengan menggunakan pengamatan terhadap suatu obyek baru, suatu peristiwa atau kejadian yang akan diteliti. Dalam arti luas, observasi tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan, naik secara langsung ataupun tidak langsung.5

5

Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Grafindo Persada, 1991), h. 82.


(55)

47

Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah observasi langsung, observasi ini dengan mengamati secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.6

2. Wawancara

Metode wawancara adalah tehnik mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden, percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang ditanyai memberikan jawaban atas pertanyaan itu.7 Dalam hal ini, peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur. Peneliti mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, tetapi daftar pertanyaan tidak mengikat jalannya wawancara. Artinya pedoman pertanyaan pokok sudah disusun, akan tetapi berjalan fleksibel. Karena wawancara disini adalah wawancara mendalam untuk mengumpulkan informasi yang sebanyak-banyaknya. 3. Dokumentasi

Untuk menunjang keberhasilan penelitian ini, juga digunakan metode dokumentasi. Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.8 Metode dokumentasi

6

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: UGM press, 1993), h. 136.

7

Suhardi Sigit, Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen, (Bandung: Lukman Offset, 1999), h. 159.

8


(56)

48

ini dengan mengumpulkan data-data berupa keputusan dan data-data yang berkaitan erat dengan kegiatan yang mendukung.9

F. Teknik Analisis Data

Analisa data adalah upaya dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut, analisis perlu dilanjutkan untuk mencari makna.10

Dalam hal ini, penulis melakukan analisi data dalam dua tahap. Pertama selama pengumpulan data dan kedua setelah data terkumpul. Keseluruhan proses pengumpulan data dan penganalisis data penelitian ini berpedoman pada langkah-langkah analisi data penelitian kualitatif model analisis interaktif. Pelaksanaan analisis data ditempuh dengan melakukan kegiatan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi.11

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang didapat dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dengan demikian data yang

9

Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 135.

10

Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2000), h. 142.

11

Miles & Hubberman, Analisis Data Kualitatif, Terj. Tjetjep Rohendi, (Jakarta: UI Press, 1994), h. 20


(57)

49

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori. Yang paling digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.12

3. Verification (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ke tiga dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Agar kesimpulan tidak kabur dan tidak diragukan, maka dalam tahap analisis kesimpulan itu harus diverifikasi, dan dengan bertambahnya data yang diperoleh, kesimpulan itu bisa lebih grounded.

12


(58)

50

G. Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif demi keabsahan dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah terkumpul. Metode pengecekan dilakukan dalam bentuk pertanyaan yang berbeda atau dengan cara pengamatan yang berlainan.


(59)

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A.Gambaran Umum Obyek Penelitian

Objek penelitian dalam skripsi adalah guru di Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Sidoarjo merupakan relokasi dari SPIAIN/MAN Jombang pada tanggal 18 Maret 1979 dengan nomor statistik Madrasah 311351512004 yang bertempat di Jalan Gajah Mada Nomor 76 Sidoarjo. Gedung yang ditempati saat itu statusnya masih menyewa dan bekas sekolah Tionghoa. Pada waktu itu yang menjadi Kepala Madrasah adalah H. Sri Suparto, SH mulai tahun 1980-1988.

Kemudian pada tanggal 27 Juli 1987 MAN Sidoarjo pindah ke lokasi Jl. Jenggolo Belakang Stadion No 2 Sidoarjo sebelah timur Sekolah Menengah Ekonomi Atas Negeri (SMEA Negeri). Tanah yang ditempati gedung MAN Sidoarjo sudah menjadi hak milik dengan nomor sertifikat tanah 7818/89 yang luasnya 3.947 m2. Kemudian pada tahun 1988 ada pergantian Kepala Sekolah dari H. Sri Soeparto, SH. digantikan Drs. H. Moh. Cholid sampai tahun 2001. Dalam tahun 1994 ada penambahan tanah seluas 2.458 m2 dengan nomor sertifikat 355/94 dan tahun 1999 ada penambahan lagi seluas 1.119 m2 dengan nomor sertifikat 006/99. Jadi jumlah luas tanah MAN Sidoarjo saat ini adalah 7.524 m2.

Berdasarkan kurikulum 1975, MAN Sidoarjo pada awalnya membuka dua jurusan yaitu program IPA dan program Agama, kemudian pada tahun


(60)

52

1982/1983 membuka satu program jurusan lagi yaitu IPS. Selanjutnya pada tahun pelajaran 1985/1986 berdasarkan atas perubahan kurikulum sekolah lanjutan tingkat atas, maka dalam hal ini MAN Sidoarjo membuka tiga program jurusan, yaitu :

1. Program Agama

2. Program Ilmu Biologi 3. Program Ilmu Sosial

Pada tahun pelajaran 1989/1990 dibuka lagi program ilmu Fisika. Dengan demikian MAN Sidoarjo memiliki empat pilihan program. Sejak keberadaannya di Jl. Jenggolo Blk Stadion, perkembangannya cukup bagus, baik dari segi lingkungan maupun sarana pendidikannya. Pembangunan sarana fisik terus meningkat, lebih-lebih tempatnya yang strategis bagi pendidikan karena jauh dari kebisingan dan keramaian kota ditambah letaknya di antara sekolah-sekolah umum yang favorit di Sidoarjo seperti SMUN 1, STM Perkapan, SMKK, dan SMEA Negeri. Kesemuanya itu menjadikan MAN harus berani berkompetitif baik dalam kualitas maupun kuantitas.

MAN Sidoarjo yang dapat dikatakan berada di jantung kota Sidoarjo merupakan satu-satunya Madrasah Aliyah Negeri di Sidoarjo. Sebab hanya ada satu MAN saja sedang yang lainnya swasta.Oleh sebab itu tidak heran jika masyarakat Sidoarjo yang mayoritas beragama Islam ini sangat besar perhatiannya terhadap MAN Sidoarjo. Kepercayaan masyarakat Sidoarjo dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya jumlah pendaftar calon siswa baru


(61)

53

setiap tahunnya. Namun sayang sekali daya tampung Madrasah sangat terbatas, sehingga tidak semua pendaftar bisa diterima di MAN Sidoarjo.

Dengan diberlakukannya kurikulum tahun 1994, MAN Sidoarjo membuka 2 pilihan program, yatu program IPA dan IPS. Kebijakan ini diambil setelah kurangnya minat siswa memilih program bahasa dan MAK. Sampai pada tahun 2010 terjadilah pergantian kepala sekolah MAN Sidoarjo, dari Drs. H. Moh. Cholid yang memang sudah waktunya purna tugas digantikan oleh Drs. H. Abd. Shomad, M.Ag, kemudian diteruskan H. M. Maksum AF, SH, M.Pd. yang berasal dari MAN, oleh karena beliau juga sudah purna tugas maka kepemimpinan di MAN Sidoarjo dan dilanjutkan oleh Drs. Kusnan yang sebelumnya tugas di MTs N Krian Sidoarjo dan di dari tahun 2017 MAN SDA di pimpin oleh Drs. ABD JALIL M.PdI, beliau juga kepala sekolah MAN 1 Gersik, Kepela SMA sampan, Kepala sekolah Raden Paku Gersik.

Dalam perkembangan selanjutnya, MAN Sidoarjo telah menerima diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP serta telah berusaha menuju RSBI / RMBI ( Rintisan Madrasah Berbasis Internasional). Dan saat ini beberapa sarana dan prasarana baik fisik maupun non fisik sudah ditata dengan harapan MAN Sidoarjo di masa mendatang dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk mencari lembaga pendidikan di Sidoarjo

Adapun Visi dan Misi yang sampai sekrang di pegang teguh MAN SDA adalah: Terwujudnya Lulusan Madrasah Yang Beriman, Berilmu Dan Berakhlaqul karimah dan beberapa Misi Madrasah yakni:1

1


(62)

54

1. Meningkatkan keimanan, ketaqwaan kepada Allah SWT dan berakhlaq mulia di Madrasah.

2. Menumbuhkan semangat menuntut ilmu keagamaan Islam dan mengamalkannya

3. Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki 4. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif dan daya

saing yang sehat kepada seluruh warga Madrasah baik dalam prestasi akademik maupun non akademik

5. Membantu, memotivasi, dan memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan minatnya, sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal dan memiliki daya saing yang tinggi.

6. Mengembangkan life-skills dalam setiap aktivitas pendidikan 7. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga Madrasah, Komite Madrasah dan stakeholders dalam pengambilan keputusan

8. Membangun kesadaran ukhuwah islamiyah dan mewujudkannya dalam kehidupan masyarakat

9. Mewujudkan Madrasah sebagai lembaga pendidikan yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.


(63)

55

Kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo dilaksanakan oleh guru dan pembina mata pelajaran yang cukup berkomptensi, karena seluruhnya berpendidikan S1 dengan sebagian besar kejuruan pendidikan baik dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan sudah hampir separuh dari jumlah guru yang ada berpendidikan S2 agama dan pengetahuan umum, doktor dan calon doktor.

Tabel 4.1

STRUKTUR PENGURUS

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SIDOARJO

KEPALA MADRASAH Drs. ABD JALIL, M. Pd. I

BENDAHARA

TRISNANTI SWASTINIGTYAS, A. Md WAKIL KEPALA MADRASAH

KURIKULUM 1 Drs. MARYONO, M. Pd

KURIKULUM 2 YUNUS ARBIYAN, S. Pd

KESISWAAN Drs. SUPAAT

HUMAS

RUKHUL FITRIYAH, S. Pd, M. Sc

KEPALA LABORATORIUM LABORATORIUM 1

AHMAD FAUZI LABORATORIUM 2 ABDULLOH MUTIK, S .Pd

LABORATORIUM 3 SITI MAHMUDAH, S. Pd

LABORATORIUM 4

KOMITE

KEPALA TU

Drs. KHOIRON RAHMAD, M. Pd. I

GURU

Keterangan

: Garis Instruksi : Garis Koordinasi


(64)

56

Tabel 4.2

Data Pendidik Madrasah Aliyah Negeri Sidoarjo

NO NAMA – NIP MAPEL STATUS

1 Drs. Anwar, M. Ag 195705041982031002

Al Qur’an Hadits PNS Kemenag

2 Drs. Ahmad Bashori, S. Pd 196006161987031012

Penjas PNS Kemenag

3 Drs. Sugeng Amperanto 196611011992031003

Sosiologi PNS Kemenag

4 Drs. Maryono, M. Pd 196703181994031003

Biologi PNS Kemenag

5 Drs. A. Fauzi, M. Pd 196611071996031002

Kimia PNS Kemenag

6 Tri Sudaryanti, S. Pd 195707021983032001

Ekonomi PNS Kemenag

7 Nur Cholifah, S. Ag 195711291982032001

Al Qur’an Hadits PNS Kemenag

8 Siti Rodliyah, S. Pd 196008061987032002

Matematika PNS Kemenag

9 Niswati, M. Pd

196102031987032003

B. Inggris PNS Kemenag

10 Drs. Aunur Rofiq Junaidi 196504161991031003

Matematika PNS Kemenag

11 Dra. Meistuti Setijorini 196605121992032004

Matematika PNS Kemenag

12 Dra. Trisnowati 196506281993032003

Sejarah PNS Kemenag

13 Dra. Mufidah

196208281993032002

B. Inggris PNS Kemenag

14 Drs. Chilmy, M. Pd 196504191993031001

Matematika PNS Kemenag

15 Dra. Nurul Qomariyah, M. Ag 196501241994032001

Matematika PNS Kemenag

16 Drs. Miftachul Munir 196510201994031003

Matematika PNS Kemenag

17 Drs. Supaat

196803071995031003

BP PNS Kemenag

18 Drs. Kholilulloh, M. Pd 196411241994121001

Matematika PNS Kemenag

19 Drs. Shodiq, M. Pd. I 196212211996031001

B. Indonesia PNS Kemenag

20 Rukhul Fitriyah, S. Pd, M. Sc 197201161998032001


(65)

57

21 Siti Mahmudah, S. Pd 196908251997032001

Biologi PNS Kemenag

22 Erna Chumaidah, S. Ag 196705281986032001

Fiqih PNS Kemenag

23 Lilik Sumarti, S. Pd 197207281998032002

Ekonomi PNS Kemenag

24 Aunillah, S. Pd, MM, M. Sc 197006111998031002

Matematika PNS Kemenag

25 Dra. Nur Abidah 196903301997032001

SKI PNS Kemenag

26 M. Mansur, S. Ag 195903221992031001

B. Inggris PNS Kemenag

27 Drs. Budi Wibowo, M. Pd 196411201998031002

Kimia PNS Kemenag

28 Sehastini Sumarmi, S. Pd 196804212000032005

Sejarah PNS Kemenag

29 Dra. Siti Nashuhah 196008182000032002

B. Inggris PNS Kemenag

30 Faridah Ali, S. Pd 195407101977032002

Sejarah PNS Kemenag

31 Hendro Prayitno 196901172002121003

Fisika PNS Kemenag

32 Dra. Fausy Rika Ekawati 196910152002122002

Kimia PNS Kemenag

33 Arini Indah Nihayaty, S. Pd, M. Si 197609162003122003

Geografi PNS Kemenag

34 Drs. Sartono, M. Si 196504102003121001

Bahasa Indonesia PNS Kemenag

35 Sumarni, S. Pd

196707162003122001

Geografi PNS Kemenag

36 Saidah, M. Ag

197311122003122003

Fiqih PNS Kemenag

37 Senatun, S. Pd

196911212005012002

PPKn PNS Kemenag

38 Hidayatulloh, S. Ag 197001112005011001

Al Qur’an Hadits PNS Kemenag

39 Anik Munazizatin, S. Pd 197003102005012001

Bahasa Indonesia PNS Kemenag

40 Hyas Maya Hesti 197101182005012003

Sejarah PNS Kemenag

41 Arif Rufiadi Sutanto, S. Pd 197310302005011002

Ekonomi PNS Kemenag

42 Khorul Bariyah, S. Pd. I 197606042005012003

Bahasa Arab PNS Kemenag


(1)

79

mendemontrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan penilaian protofolio.

5. Data tentang Upaya Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru PAI

Berdasar hasil wawancara dengan Waka Kurikulum yang ada di MAN 1 Sidoarjo, dalam kaitannya dengan penguasaan kompetensi oleh guru-guru yang ada di lingkungan Madrasah, pihak pimpinan senantiasa mengadakan evaluasi dan penilaian terkait hal tersebut agar proses pembelajaran yang ada di MAN 1 Sidoarjo berjalan dengan baik dan tujuan yang inign dicapai oleh sekolah bisa terwujud.


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai akhir dari rangkaian penelitian yang berjudul

“Implementasi Kompetensi Pedagogik Guru PAI di MAN 1 Sidoarjo” dengan mengacu pada rumusan maslaah penelitian dan hasil dari penyajuan data serta analisis data yang terkumpul, maka peneliti menyusun kesimpulan sebagaiberikut :

1. Berdasar data yang peneliti peroleh darihasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan kompetensi pedagogik yang dimiliki guru PAI di MAN 1 Sidoarjodikatakan baik. Peneliti mengamati mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penggunaan media pembelajaran serta proses penilaian yang kesemuanya dilakukan oleh guru dengan mengacu pada aturan yang sudah ada.

2. Upaya-upaya yang dilakukan sekolah guna meningkatkan kompetensi pedagogik guru yaitu dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan dari pihak sekolah senantiasa mengadakan evaluasi agar dapat dilihat seberapa baik kompetensi yang dimiliki oleh guru.


(3)

81

B. Saran

Sebagai pembahasan akhir dalam penulisan skripsi ini, penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan dalam pendidikan, diantaranya :

1. Kepada Pendidik, diharapkan terus berusaha meningkatkan

kemampuan atau kompetensinya agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan hasil atau output yang dihasilkan dari sekolah pun juga berkualitas.

2. Kepada Lembaga atau sekolah, diharapkan dapat terus berupaya meningkatkan kemampuanpara tenaga pendidik yang ada, karena mengingat pentingnya lembaga sekolah dalam mengantarkan manusia

menuju perubahan, sekaligus mengadakan pendekatan pada

masyarakat gunalebihmengoptimalkan pemanfaatan berbagai potensi yang ada.

3. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan untuk lebih kreatif dalam penelitian agar tidak terjadi plagiasi dalam dunia pendidikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. 2003. Ilmu Pendidikan (Suatu Pengantar), Salatiga: CV Saudara. Ali, Zainudin. 2007. Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Aminudin. 2011. Tujuan, Strategi dan Model dalam Penelitian Kualitatif (Tinjauan Teoritis dan Praktis), Malang: Lembaga Penelitian UNISMA. Arifin, H.M. 1991. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Grafindo Persada.

Asmani, Jamal Ma’mur. 2015. Tips Menj adi Guru I nspirati f, K reat if dan Inovatif, Yogyakart a: Di va Press.

Bahri, Syaiful dan Azwan Zain. 2012. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Bahry, Djohar. 1993. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bulan Bintang, Cet. 7.

Dali. 2010. Kamus Psikologi, Bandung: Tonic.

Danim. Sudarwan. 2003. Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, Yogyakarta; Pustaka Pelajar.

Darwis, Am ri. 2014. Metode Penel itian Pendidi kan Islam;

Pengembangan Ilmu Berpradigma Islam, Jakarta: Rajawali

Pers.

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Saiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif,

Jakarta: Rineka Cipta.

Drajat, Zakiyah. 2006. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTs dan SMA/MA, Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Ham id, Moh. S holeh. 2014. Metode Edut ainment, Jogjakart a: Diva Press.


(5)

Jumali, dkk. 2008. Landasan Pendidikan, Surakarta: MUP.

Kementerian Agama RI. 2009. Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Indiva. Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi; Konsep dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Marimba, Ahmad D. 1989. Pengantar Filsafat Islam, Bandung: Al Maarif. Miles& Hubbeman. 1994. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI Press. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian, Jakarta: Balai Pustaka.

Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam (Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah). Bandung; Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. 2005. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muhajir, Moeng. 2000. Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasih. Mul yana. 2010. Rahasia Menj adi Guru Hebat, Jakart a: Grasi ndo. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan Dal am Proses Belaj ar

Mengaj ar, Jakarta: Bumi Aksara.

Neli, Sutrisno. 1993. Metodologi Research, Yogyakarta: UGM Press.

Purwanto, Ngalim. 2008. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sani, Berlin dan Imas Kurniasih. 2015. Kupas Tuntas Pendidikan dan Latihan Profesi Guru, Surabaya: Kata Pena.

---. 2015. Sukses Uji Kompetensi Guru (Panduan Lengkap), Surabaya: Kata Pena.

Satori, Djam’an. 2010. Materi Pokok Profesi Keguruan, Jakarta: Universitas Terbuka.

Sigit, Suhardi. 1999. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis, Bandung: Lukman Offset.

Soedijarto. 1993. Menuju Pendidikan Nasional Yang Relevan Dan Bermutu,

Jakarta: Balai Pustaka.

Soewondo. 2004. Standar Kompetensi Guru Menengah Atas, Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.


(6)

Suhertian, Piet A. 2009. Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inversive Education, Bandung: Rineka Cipta.

Sukadi. 2006. Guru Powerful Guru Masa Depan, Bandung: Kolbu.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suprihatiningrum, Jamil. 2014. Guru Profesional; Pedoman Kinerja Kualifikasi

dan Kompetensi Guru, Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Tafsi r, Ahmad. 2013. Metodologi Pengajaran Agama Islam,

Bandung: R em aja Rosdakar ya.

Team Penulis. 2008. Bahan Ajar PGMI (Modul I).–.

Team Penulis. 2008. Bahan Ajar PGMI (Modul Profesi Keguruan).–. Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam 2, Bandung: Pustaka Setia. Usman, Moh. Uzer. 2009. Menjadi Guru Profesional, Surabaya: PN Nasional. Wijaya, Cece. 1988 Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan pengajaran,

Bandung: Remaja Karya.

Winarno. 2003. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Kependidikan. Yulis, Rama. 2005. Ilmu Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.


Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Kedisiplinan Guru Pendidikan Pelajaran Pendidikan Agama Islam : Di Madrasah Aliyah Al-Falah Jakarta

0 5 80

MANAJEMEN DALAM PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH ALIYAH Manajemen Dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta Tahun 2013/2014.

0 4 18

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM MELAKSANAKAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Sunan Kalijaga Program Khusus.

0 1 13

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM MELAKSANAKAN EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SD Islam Sunan Kalijaga Program Khusus.

0 1 16

IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH BERCIRI KHAS AGAMA ISLAM : Studi pada Program IPS di Madrasah Aliyah Negeri Surade.

0 0 58

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PASCA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) DALAM MELAKSANAKAN TUGAS SEBAGAI PENGEMBANG PEMBELAJARAN : Studi Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Ambon.

0 0 63

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MADRASAH ALIYAH (MA) DI KUDUS.

0 6 115

POtret KeberHasILan PeMbeLajaran PenDIDIKan agaMa IsLaM DI MaDrasaH aLIYaH

0 0 17

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN 1 SUMBERMULYO KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN TANGGAMUS - Raden Intan Repository

0 0 93

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 RANTAU KABUPATEN TAPIN

0 0 15