Bahan Ajar | Dwipurnomoikipbu's Blog

A. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP
PELAJARAN
KETERAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN
PENGERTIAN


Set induction ialah upaya guru menciptakan prakondisi bagi siswa
agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan
dipelajari. Dengan kalimat lain, kegiatan yang dilakukan guru untuk
menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa
agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari.



Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya dilakukan guru pada awal
waktu pelajaran, tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan inti
pelajaran yang diberikan selama waktu pelajaran itu.



Caranya: (i) mengemukakan tujuan yang akan dicapai, (ii) menarik

perhatian siswa, (iii) memberi acuan, dan (iv) membuat kaitan antara
materi pelajaran yang telah dikuasai siswa dan bahan yang akan
dipelajari

TUJUAN POKOK SIASAT MEMBUKA PELAJARAN


Menyiapkan mental siswa agar siap memasuki persoalan yang akan
dipelajari atau dibicarakan.



Menimbulkan minat serta pemusatan perhatian siswa terhadap apa
yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.

KOMPONEN


Menarik perhatian siswa: (1) gaya mengajar guru, (2) penggunaan
alat bantu pelajaran, dan (3) pola interaksi yang bervariasi.




Menimbulkan

motivasi:

(1)

kehangatan

dan

keantusiasan,

(2)

menimbulkan rasa ingin tahu, (3) mengemukakan ide yang bertentangan, dan (4) memperhatikan minat siswa.

Keterampilan Dasar dalam Mengajar -


1



Memberi acuan: (1) mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, (2)
menyarankan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, (3)
mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas, (4) mengajukan
pertanyaan-pertanyaan.



Membuat kaitan atau hubungan antara materi yang akan dipelajari
dan pengalaman serta pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN
SIASAT MENUTUP PELAJARAN


Menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan guru untuk

mengakhiri pelajaran.



Menutup

perlajaran

dimaksudkan

untuk

memberi

gambaran

menyeluruh tentang: (1) apa yang telah dipelajari siswa, (2)
mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan (3) tingkat keberhasilan
guru dalam proses pembelajaran.



Bentuknya: (1) merangkum atau membuat garis besar persoalan,
sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang makna
serta esensi pokok persoalan yang baru saja dibicarakan; (2)
mengonsolidasikan perhatian siswa terhadap hal-hal yang pokok
dalam pelajaran tersebut agar informasi yang telah diterima dapat
membangkitkan

minat

dan

kemampuan

terhadap

pelajaran

selanjutnya; (3) mengorganisasi semua kegiatan atau pelajaran yang
telah dipelajari agar tercipta suatu kebulatan yang berarti dalam

memahami materi yang baru dipelajari; (4) memberi tindak lanjut
(follow up) berupa saran-saran serta ajakan agar materi yang baru
dipelajari jangan dilupakan karena itu dipelajari kembali di rumah.
KOMPONEN

Keterampilan Dasar dalam Mengajar -

2



Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pelajaran adalah:


meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum
inti pelajaran dan membuat ringkasan;



mengevaluasi dengan cara antara lain (i) mendemonstrasikan

keterampilan, (ii) mengaplikasikan ide baru pada situasi lain, (iii)
mengeksplorasi pendapat siswa sendiri, (iv) memberikan soal-soal
tertulis.

Penerapan dalam Micro Teaching


Sajikan suatu pengajaran selama 10—15 menit. Latilah semua
komponen membuka dan menutup pelajaran, meliputi: (i) menarik
perhatian siswa, (ii) menimbulkan motivasi, (iii) memberi acuan, (iv)
meninjau kembali, (v) mengevaluasi, dengan cara: (a) demonstrasi
keterampilan, (b) aplikasi ide baru, (c) eksplorasi pendapat siswa, dan
(d) soal-soal tertulis.



Sementara

Anda


berlatih,

fasilitator

mengamati

dengan

menggunakan lembar observasi, kemudian memberikan saran dan
komentar (balikan) mengenai latihan Anda.

B. KETERAMPILAN MENJELASKAN

Keterampilan Dasar dalam Mengajar -

3

PENGERTIAN



Penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis
untuk menunjukkan adanya hubungan, misalnya hubungan sebabakibat, definisi-contoh, atau sesuatu yang belum diketahui.



Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan
dengan urutan yang cocok merupakan ciri kegiatan menjelaskan.



Pemberian informasi merupakan salah satu aspek penting dari
kegiatan guru dalam proses interaksi pembelajaran.

TUJUAN


Membimbing siswa untuk dapat memahami hukum, dalil, fakta,
definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.




Melibatkan siswa dalam berpikir dengan memecahkan masalahmasalah atau pertanyaan.



Mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya
dan untuk mengatasi kesalahpahaman mereka.



Membimbing siswa untuk menghayati, mendapat proses penalaran,
dan menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan masalah.

ALASAN PENGUASAAN KETERAMPILAN MENJELASKAN


Meningkatkan efektifitas pembicaraan agar benar-benar merupakan
penjelasan yang bermakna bagi siswa, karena pada pada umumnya
pembicaraan lebih didominasi guru daripada siswa.




Penjelasan yang diberikan guru seringkali tidak jelas bagi siswa,
walaupun guru menganggap sudah jelas. Misalnya guru selalu
mengatakan: “Sudah jelas, bukan?” atau “Dapat dipahami, bukan?”
Oleh karena itu, kemampuan mengelola tingkat pemahaman siswa
sangat penting dalam memberikan penjelasan.

Keterampilan Dasar dalam Mengajar -

4



Tidak semua siswa dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku
atau sumber lainnya. Guru perlu membantu siswa menjelaskan hal-hal
tertentu.



Kurangnya sumber belajar yang dapat dimanfaatkan siswa dalam
belajar. Guru perlu membantu siswa dengan cara memberikan informasi berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.

KOMPONEN
Perencanaan


Penjelasan yang diberikan guru perlu direncanakan dengan baik
terutama berkenaan dengan isi pesan dan penerima pesan.



Isi pesan (materi) meliputi: (i) analisis masalah secara menyeluruh, (ii)
penentuan jensi hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang
dikaitkan dengan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang
sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.



Penerima

pesan

(siswa)

hendaknya

diperhatikan

hal-hal

atau

perbedaan-perbedaan pada setiap aspek siswa yang akan menerima
pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial,
bakat-minat, serta lingkungan belajar siswa.
PENYAJIAN


Kejelasan: Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti siswa. Menghindari penggunaan
ucapan

seperti

“ee”,

“aa”,

“mm”,

“kira-kira”,

“umumnya”,

“biasanya”, “seringkali”, dan ucapan atau istilah yang tidak dapat
dipahami siswa.


Penggunaan contoh dan ilustrasi: Penjelasan sebaiknya menggunakan contoh dan ilustrasi yang ada hubungannya dengan sesuatu yang
dapat ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Keterampilan Dasar dalam Mengajar -

5



Pemberian tekanan: Penjelasan harus memusatkan perhatian siswa
kepada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak penting.
Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan
seperti: “Yang terpenting adalah”, “Perhatikan baik-baik konsep ini”,
atau “Perhatikan, yang ini agak sukar”, dan sebagainya.



Penggunaan balikan: Guru hendaknya memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau
ketidak-mengertiannya, ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat
dilakukan guru dengan mengajukan pertanyaan seperti: “Apakah
kalian mengerti dengan penjelasan tadi?” “Apakah penjelasan tadi
bermakna bagi kalian?” dan sebagainya.

PENERAPAN DALAM MICRO TEACHING


Sajikan penjelasan selama 10 menit. Selama Anda berlatih, fasilitator
akan

mengamati

dan

merekam

semua

aktifitas

Anda

dengan

menggunakan lembar observasi sebagai pedoman. Nilailah penjelasan
yang Anda berikan tersebut dengan bantuan fasilitator.

C. KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN
PENGERTIAN


Segala bentuk respon, apakah bersifat verbal ataupun nonverbal,
merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah

Keterampilan Dasar dalam Mengajar -

6

laku siswa, bertujuan memberikan informasi atau umpan balik
(feedback) bagi penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu
dorongan ataupun koreksi.


Atau, Respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakan
tersebut dimaksudkan untuk mengganjar atau membesarkan hati
siswa

agar

mereka

lebih

giat

berpartisipasi

dalam

interaksi

pembelajaran.
Contoh:
Guru

: “Coba kalian sebutkan salah satu sifat udara!”
“Ya, coba kamu, Dzulfikar!” (sambil menunjuk)

Siswa

: “Udara mempunyai bentuk seperti wadahnya, Bu!”

Guru

: “Bagus, itu jawaban yang tepat. Bapak/Ibu senang
mempunyai siswa yang dapat menjawab dengan baik
seperti kamu”.

TUJUAN


Penguatan mempunyai pengaruh berupa sikap positif terhadap proses
belajar siswa dan bertujuan untuk: (i) meningkatkan perhatian siswa
terhadap pelajaran, (ii) merangsang dan meningkatkan motivasi
belajar siswa, dan (iii) meningkatkan kegiatan belajar dan membina
tingkah laku siswa yang produktif.

JENIS-JENIS PENGUATAN
Penguatan Verbal


Biasanya diungkapkan atau diutarakan dengan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan, dan sebagainya. Misalnya, bagus, bagus
sekali, betul, pintar, ya, seratus buat kamu!

Penguatan Nonverbal

Keterampilan Dasar dalam Mengajar -

7



Penguatan dengan gerak isyarat. Misalnya: anggukan atau gelengan
kepala, senyum, kerut kening, acungan jempol, wajah mendung,
wajah

ceria,

sorot

mata

yang

sejuk

bersahabat

atau

tajam

memandang.


Penguatan dengan cara mendekati siswa. Misalnya: guru mendekati
siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap
pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa. Misalnya: guru berdiri
di samping siswa, berjalan menuju siswa, duduk dekat seorang atau
sekelompok siswa, atau berjalan di sisi siswa. Penguatan ini berfungsi
menambah penguatan verbal.



Penguatan dengan sentuhan (contact). Misalnya, guru dapat menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha dan penampil-an
siswa dengan cara menepuk-nepuk bahu atau pundak siswa, berjabat
tangan, mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan.
Perlu diperhatikan bahwa penggunaan penguatan dengan cara ini
harus mempertimbangkan faktor usia, jenis kelamin, dan latar
belakang kebudayaan siswa setempat.



Penguatan

dengan

kegiatan

yang

menyenangkan.

Guru

dapat

menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi
siswa sebagai penguatan. Misalnya, seorang siswa yang menunjukkan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin
paduan suara di sekolah.


Penguatan berupa simbol atau benda. Penguatan jenis ini dilakukan
dengan cara menggunakan berbagai simbol berupa benda seperti
kartu bergambar, bintang plastik, lencana, ataupun komentar tertulis
pada buku siswa. Tetapi perlu dicatat bahwa penguatan dengan cara
seperti ini jangan terlalu sering digunakan agar tidak terjadi kebiasaan
siswa mengharap sesuatu sebagai imbalan.

Keterampilan Dasar dalam Mengajar -

8



Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja yang
benar, guru hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam
keadaan seperti ini guru sebaiknya memberikan penguatan tak penuh
(partial). Misalnya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban
sebagian

saja

yang

benar,

sebaiknya

guru

menyatakan,

“Ya,

jawabanmu sudah baik, tetapi masih perlu disempurnakan”, sehingga
siswa tersebut mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya
salah, dan ia mendapat dorongan untuk menyempurnakannya.
PRINSIP PENGGUNAAN
Kehangatan dan Keantusiasan


Sikap dan gaya guru, termasuk suara, mimik, dan gerak badan, akan
menunjukkan

adanya

kehangatan

dan

keantusiasan

dalam

memberikan penguatan. Dengan demikian, tidak terjadi kesan bahwa
guru tidak ikhlas dalam memberikan penguatan karena tidak disertai
kehangatan dan keantusiasan.
Kebermaknaan


Penguatan hendaknya diberikan sesuai dengan tingkah laku dan
penampilan siswa, sehingga siswa mengerti dan yakin bahwa ia patut
diberi

penguatan.

Dengan

demikian,

penguatan

itu

bermakna

baginya, jangan sampai terjadi sebaliknya.
Menghindari Penggunaan Respon Negatif


Walaupun teguran dan hukuman masih bisa digunakan, respon negatif
yang diberikan guru berupa komentar, bercanda dan nada menghina,
ejekan yang kasar, perlu dihindari, karena akan mema-tahkan atau
mengurangi

semangat

siswa

untuk

mengembangkan

dirinya.

Misalnya, jika seorang siswa tidak dapat memberikan jawaban yang
diharapkan, guru jangan langsung menyalahkan siswa, jika jawaban

Keterampilan Dasar dalam Mengajar -

9

siswa tidak benar, tetapi bisa melontarkan pertanyaan yang sama
kepada siswa lain.
CARA PENGGUNAAN
Penguatan kepada Siswa Tertentu


Penguatan harus jelas, kepada siapa ditujukan. Sebab bila tidak jelas
akan kurang efektif. Oleh karena itu, sebelum memberikan penguatan,
guru terlebih dahulu menyebut nama siswa yang bersangkutan sambil
menatap kepadanya.

Penguatan Kelompok


Penguatan dapat diberikan kepada sekelompok siswa, misalnya,
apabila satu tugas telah diselesaikan dengan baik oleh satu kelas,
guru membolehkan kelas itu untuk bermain bola voli yang menjadi
kegemarannya.

Pemberian Penguatan dengan Segera


Penguatan seharusnya diberikan segera setelah muncul tingkah laku
atau

respon

siswa

yang

diharapkan.

Penguatan

yang

ditunda

pemberiannya cenderung kurang efektif.
Variasi dalam Penggunaan


Jenis atau macam penguatan yang digunakan hendaknya bervariasi,
tidak terbatas pada satu jenis saja, karena hal itu akan menimbulkan
kebosanan dan cenderung kurang efektif.

PENERAPAN DALAM MICRO TEACHING


Siapkan satu pelajaran singkat antara 10—15 menit mengenai suatu
pokok bahasan tertentu.

Keterampilan Dasar dalam Mengajar - 10



Konsultasikan dengan fasilitator bila ada yang perlu diperbaiki.



Sajikanlah pada sekelompok mahasiswa teman Anda yang Anda
perlakukan sebagai siswa.



Berikanlah penguatan sesuai dengan tingkah laku dan penampilan
atau respon siswa tersebut dengan berbagai jenis penguatan.



Perlu Anda ketahui bahwa pembelajaran yang Anda lakukan bukanlah
simulasi, melainkan pembelajaran sebenarnya dalam bentuk kecil
(micro).

D. KETERAMPILAN MEMBERIKAN VARIASI
PENGERTIAN


Variasi (stimulus) merupakan suatu aktivitas guru dalam proses
interaksi pembelajaran, ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa,
sehingga dalam proses interaksi pembelajaran, siswa senantiasa
menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta partisipasi secara penuh.



Untuk itu, Anda sebagai calon guru dan atau guru perlu berlatih untuk
menguasai keterampilan tersebut.

Keterampilan Dasar dalam Mengajar - 11

TUJUAN


Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses
interaksi pembelajaran



Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan bakat
ingin tahu dan menyelidiki tentang hal-hal baru



Memupuk tingkah laku positif terhadap guru dan sekolah dengan
berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang
lebih baik



Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara
menerima pelajaran yang disenanginya

PRINSIP PENGGUNAAN


Penggunaan variasi hendaknya sesuai atau relevan dengan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai



Variasi hendaknya digunakan secara lancar dan berkesinambungan
agar tidak merusak perhatian dan mengganggu proses interaksi
pembelajaran



Penggunaan variasi hendaknya direncanakan secara baik, dan secara
eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran atau program satuan
pelajaran (PSP).

KOMPONEN
Variasi Cara Mengajar Guru


Teacher Voice. Variasi suara adalah perubahan suara: keras-lembut,
tinggi-rendah, cepat-lambat, gembira-sedih, atau pada suatu saat
memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.



Focusing. Memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dinggap
penting. Misalnya, dengan perkataan: “Perhatikan ini baik-baik”, atau

Keterampilan Dasar dalam Mengajar - 12

“Nah, ini penting sekali”, atau “Perhatikan dengan baik, ini agak sukar
dimengerti”, dan sebagainya.


Teacher Silence. Kesenyapan atau kebisuan atau selingan diam yang
tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan
alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.



Eye Contact and Movement. Kontak pandang hendaknya dilakukan
guru ketika berinterkasi dengan siswa. Pandangan guru menjela-jahi
seluruh kelas dan melihat ke mata siswa untuk menunjukkan ada
hubungan yang intim dengan siswa. Kontak pandang dapat digunakan
untuk menyampaikan informasi dan mengetahui perhatian atau
pemahaman siswa.



Teacher Movement. Pergantian posisi guru dalam kelas digunakan
untuk mempertahankan perhatian siswa. Terutama bagi calon guru,
biasakan bergerak bebas, tidak kikuk atau kaku, dan hindari tingkah
laku negatif. Perhatikan beberapa saran berikut ini.


Biasakan bergerak bebas dalam kelas untuk menanamkan rasa
dekat kepada siswa sambil mengontrol tingkah laku siswa.



Jangan membiasakan menerangkan sambil menulis menghadap ke
papan tulis.



Jangan membiasakan menerangkan dengan arah pandangan ke
langit-langit,

ke

arah

lantai,

atau

ke

luar,

tetapi

arahkan

pandangan menjelajah seluruh kelas.


Bila ingin mengobservasi seluruh kelas, bergeraklah perlahanlahan dari belakang ke arah depan untuk mengetahui tingkah laku
siswa.



Gerak Badan dan Mimik. Variasi dengan ekspresi wajah guru, gerakan
kepala dan gerakan badan adalah aspek sangat penting dalam
berkuminikasi, terutama menyampaikan arti dari pesan lisan yang

Keterampilan Dasar dalam Mengajar - 13

dimaksudkan. Ekspresi wajah misalnya, tersenyum, mengerut-kan
dahi, cemberut, menaikkan alis mata, dan sebagainya.
Variasi Penggunaan Media dan Alat Bantu Mengajar


Visual aids. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat, misalnya:
grafik, bagan, poster, gambar, film, slide, dan sebagainya.



Audio (auditif) aids. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar,
misalnya: suara radio, rekaman suara, deklamasi puisi, sosiodrama,
telepon, dan sebagainya.



Motorik. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan
digerakkan, misalnya: topeng,

patung, boneka, dan lain-lain yang

dapat diperagakan


atau dimanipulasikan.



Audio-visual aids (AVA). Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat,
didengar, dan diraba, misalnya: film, televisi, radio, slide projector
yang diiringi



penjelasan guru.

Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa


Pola guru-siswa: komunikasi sebagai aksi (satu arah).



Pola guru-siswa-guru: Ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada
interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi).



Pola guru-siswa-siswa: ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu
sama lain



Pola guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa: interaksi optimal antara
guru dan siswa, siswa dengan siswa (komunikasi sebagai transaksi,
multiarah).

Keterampilan Dasar dalam Mengajar - 14



Pola melingkar: setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan
sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali jika
ada siswa yang belum mendapat giliran.

PENERAPAN DALAM MICRO TEACHING


Rencanakan suatu pengajaran mikro (5—10 menit) untuk topik dan
kelas tertentu.



Gunakan komponen keterampilan mengadakan variasi yang sesuai
dengan kemampuan Anda, tujuan, dan usia siswa.



Latilah beberapa variasi yang menarik, baik variasi dalam gaya
mengajar, variasi media, maupun variasi pola interaksi.



Sementara Anda berlatih, fasilitator akan merekan dan mencatat
kesalahan dan atau kekeliruan Anda dengan menggunakan lembar
pengamatan untuk memperoleh balikan bagi Anda.

E. KETERAMPILAN DASAR BERTANYA
SIASAT POKOK KETERAMPILAN BERTANYA


Bertanya dalam proses pembelajaran memainkan peranan penting,
sebab

pertanyaan

yang

tersusun

secara

baik

dengan

teknik

pelontaran yang tepat akan memberikan dampak positif bagi siswa,
yaitu:


meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran;



membangkitikan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan;



mengembangkan pola dan cara belajar aktif siswa, sebab berpkir
itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya;

Keterampilan Dasar dalam Mengajar - 15



menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang benar;



memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang
dibahas.



Keterampilan dan kelancaran bertanya dari calon guru maupun guru
perlu dilatih dan ditingkatkan, baik isi pertanyaannya maupun teknik
bertanya.

KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA DASAR
Jelas dan Singkat


Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dipahami siswa sesuai dengan
taraf perkembangannya.

Pemberian Acuan


Sebelum

memberikan

pertanyaan,

kadang-kadang

guru

harus

memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi
yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa.


Contoh: Kita ketahui bahwa erosi tanah dapat disebabkan oleh air dan
angin. Coba kamu sebutkan faktor penyebab yang lain yang
mengakibatkan terjadinya erosi.

Pindah Gilir


Adakalanya suatu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari seorang
siswa karena jawaban siswa belum tepat atau belum memadai.

Keterampilan Dasar dalam Mengajar - 16

Penyebaran


Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya di dalam pembelajar-an,
guru perlu menyebarkan giliran menjawab pertanyaan secara acak.



Guru hendaknya berusaha agar semua siswa mendapatkan giliran
secara sama dalam menjawab pertanyaan.



Beda dengan pindah gilir: pada pindah gilir, beberapa siswa secara
bergilir diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan pada
penyebaran, beberapa pertanyaan yang berbeda, disebarkan giliran
menjawab kepada siswa yang berbeda pula.

Pemberian Waktu Berpikir


Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu
memberikan waktu beberapa detik untuk berpikir sebelum menunjuk
salah seorang siswa untuk menjawabnya.

Pemberian Tuntunan


Bila siswa menjawab salah atau tidak dapat menjawab, guru
hendaknya memberikan tuntunan kepada siswa agar dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.

Dasar Pertanyaan yang Baik


Jelas dan mudah dipahami siswa



Berikan

informasi

yang

cukup

kepada

siswa

untuk

menjawab

pertanyaan


Difokuskan kepada satu masalah atau tugas tertentu



Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum
menjawab pertanyaan



Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata



Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga siswa
berani menjawab pertanyaan

Keterampilan Dasar dalam Mengajar - 17



Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri
jawaban yang benar

JENIS PERTANYAAN YANG BAIK
Jenis Pertanyaan menurut Maksudnya


Compliance question, pertanyaan permintaan, misalnya: “Dapatkah
kamu tenang agar suara Bapak/Ibu dapat kalian didengar semua?”



Rhetorical question, pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
siswa, tetapi dijawab sendiri oleh guru, misalnya: “Mengapa setiap
Muslim harus berwudlu sebelum melaksanakan salat? Sebab wudlu
merupakan” … dan seterusnya.



Prompting question, pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni
pertanyaan yang diajukan untuk memberi arah kepada siswa dalam
proses berpikir. Apabila siswa tidak dapat menjawab atau salah dalam
menjawab,

guru

mengajukan

pertanyaan

lanjutan

yang

akan

mengarahkan atau menuntun proses berpikir siswa sehingga pada
akhirnya siswa dapat menemukan jawaban bagi pertanyaan pertama
tadi.


Probing question, pertanyaan menggali, yaitu pertanyaan lanjutan
yang akan mendorong siswa untuk mendalami jawabannya terhadap
pertanyaan pertama. Dengan pertanyaan menggali ini siswa didorong
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan
pada pertanyaan sebelumnya.

Jenis Pertanyaan menurut Taksonomi Bloom


Pertanyaan pengetahuan (recoll question, knowledge question) atau
ingatan dengan menggunakan kata-kata apa, di mana, kapan, siapa,
dan sebutkan. Contoh: Sebutkan ciri-ciri micro-teaching!

Keterampilan Dasar dalam Mengajar - 18



Pertanyaan pemahaman (comprehension question), yaitu pertanyaan
yang menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan katakata sendiri. Biasanya menggunakan kata-kata jelaskan, uraikan, dan
bandingkan. Contoh: Jelaskan manfaat micro teaching!



Pertanyaan penerapan (aplication question), yaitu pertanyaan yang
menghendaki

jawaban

untuk

menerapkan

pengetahuan

atau

informasi yang diterima. Contoh: Berdasarkan proses tersebut,
kesimpulan apa yang dapat Anda berikan?


Pertanyaan sintesis (synthesis question), yakni pertanyaan yang
menghendaki jawaban yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari
satu dan menuntut siswa

untuk

membuat ramalan (prediksi),

memecahkan masalah, mencari komunikasi. Contoh: Apa yang terjadi
bila musim kemarau tiba? Apa yang Anda lakukan bila seorang siswa
Anda tidak mau memperhatikan pelajaran?


Pertanyaan evaluasi (evaluation question), yaitu pertanyaan yang
menghendaki jawaban dengan cara memberikan penilaian atau
pendapatnya

terhadap

suatu

isyu

yang

ditampilkan.

Contoh:

Bagaimana pendapat Anda tentang fatwa haram bagi presiden
wanita? Apa komentar Anda tentang politik uang?
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Kehangatan dan Keantusiasan


Untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran,
guru

perlu

menunjukkan

sikap

baik

pada

waktu

mengajukan

pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa. Sikap dan cara
guru termasuk suara, ekspresi wajah, gerakan, dan posisi badan
menampakkan ada-tidaknya kehangatan dan keantusiasan.

Keterampilan Dasar dalam Mengajar - 19

Kebiasaan yang Perlu Dihindari


Jangan

mengulang-ulang

pertanyaan

bila

siswa

tidak

mampu

menjawabnya (menurunkan perhatian dan partisipasi siswa).


Jangan

mengulang

jawaban

siswa

(buang

waktu,

siswa

tidak

memperhatikan jawaban temannya melainkan menunggu komentar
dari guru)


Jangan menjawab sendiri pertanyaan yang diajukan sebelum siswa
memperoleh kesempatan menjawabnya (siswa frustasi, dan mungkin
tidak mengikuti pelajaran dengan baik)



Usahakan agar siswa tidak menjawab pertanyaan secara serempak
(guru tidak mengetahui dengan pasti jawaban siswa mana yang benar
dan salah)



Jangan menentukan siapa siswa yang harus menjawab sebelum
mengajukan

pertanyaan

(siswa

lain

tidak

memikirkan

jawaban

pertanyaan)


Pertanyaan ganda: Apa yang menyebabkan terjadinya hujan dan
bagaimana akibatnya bila turun hujan?

PENERAPAN DALAM MICRO TEACHING


Sajikan suatu kegiatan pembelajaran yang banyak menggunakan
interaksi verbal antara Anda dan yang Anda anggar siswa. Buatlah
beberapa pertanyaan yang akan Anda ajukan selama pembelajaran
berlangsung. Gunakan komponen keterampilan bertanya dasar yang
sesuai dengan pelajaran.

Keterampilan Dasar dalam Mengajar - 20