Bab I (Antiturunan) | Dwipurnomoikipbu's Blog

(1)

BAB I ANTITURUNAN Standar Kompetensi

Setelah mempelajari pokok bahasan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami antiturunan suatu integran (fungsi) dan sifat-sifatnya serta dapat mengaplikasikannya dalam menentukan integral tak tentu.

Kompetensi Dasar

1. Mahasiswa dapat menentukan antiturunan fungsi dengan menggunakan teorema dasar antiturunan yaitu

 

 , 1

1

n x dx x

n

n untuk n 1.

2. Mahasiswa dapat menggunakan sifat-sifat kelinearan integral untuk menentukan antiturunan suatu fungsi.

3. Mahasiswa dapat menentukan antiturunan suatu fungsi dengan menggunakan teorema dasar antiturunan yang diperumum yaitu,

 

, 1

) ( )

( ' ) (

1 c n

x x f dx x f x f

n

n untuk n 1

Bab I dalam buku ini membahas tiga hal pokok yang berkaitan antiturunan suatu fungsi, yaitu: (1) turunan, (2) antiturunan, (3) sifat-sifat integral tak tentu.

1.1 Turunan

Konsep tentang turunan selalu berkaitan dengan fungsi, baik fungsi eksplisit maupun fungsi implisit. Fungsi eksplisit adalah fungsi yang antara peubah bebas dan peubah tak bebas dapat dibedakan dengan jelas. Secara umum fungsi eksplisit ditulis dan dinyatakan dalam bentuk yf(x), sedangkan fungsi implisit adalah suatu fungsi yang antara peubah bebas dengan peubah tak bebas tidak dapat dibedakan secara jelas, secara umum fungsi implisit ditulis dalam bentuk f(x,y)0.


(2)

Fungsi-fungsi dalam contoh berikut ini merupakan fungsi yang ditulis dalam bentuk eksplisit dan implisit.

1. y x2 3x 4

2. 3 2

1 3 2

2

  

x x y

3. y2cos(x5) 4. ycoshxsinhx 5. ln1 1

  

x x y

6.

x x y

  

1 2 1

7. yx x x

8. x2y2 250 9. x2yxy2 20 10. x2y2 2x y10 11. 1 cos xy 0

12. xy sinxy 10

Berdasarkan contoh di atas, tampak bahwa fungsi-fungsi pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 adalah fungsi ekplisit dan fungsi-fungsi tersebut dapat eksplisit tersebut dapat dinyatakan penulisannya dalam bentuk fungsi implisit. Bagaimana bentuk fungsi implisitnya, ditinggalkan dalam pembahasan ini sebagai latihan bagi pembaca. Selanjutnya fungsi-fungsi pada contoh 7, 8, 9, 10, 11, dan 12 adalah fungsi implisit. Berbeda dengan fungsi eksplisit yang secara langsung dapat diubah menjadi fungsi impilisit, Fungsi implisit tidak semuanya dapat diubah menjadi fungsi eksplisit. Pada contoh di atas bentuk implisit dari

0 25

2

2y

x adalah y 25 x2

 

 . Akan tetapi fungsi x2yxy2 20 tidak

dapat dinyatakan dalam bentuk eksplisit. Berdasarkan fakta ini dapat disimpulkan bahwa setiap fungsi eksplisit dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi implisit, akan tetapi ada fungsi implisit yang tidak dapat diubah menjadi fungsi eksplisit.


(3)

Guna pengembangan dan latihan lebih lanjut, pembaca dapat membuat beberapa contoh fungsi dengan mengelompokkannya kedalam bentuk eksplisit atau implisit. Selain itu pembaca dapat membuat contoh lain fungsi implisit yang dapat diubah menjadi fungsi eksplisit atau fungsi implisit yang tidak dapat diubah menjadi fungsi eksplisit. Pada prinsipnya jika fungsi dinyatakan dalam bentuk eksplisit yf(x), x disebut peubah bebas (independent), sedangkan y disebut peubah tak bebas (dependent). Fungsi yang berbentuk f(x,y)0 jika dapat diubah dalam bentuk ekplisit, x, dan y secara berturut juga dinamakan peubah bebas dan tak bebas. Akan tetapi jika tidak dapat diubah dalam bentuk ekplisit, maka tidak ada peubah bebas dan tak bebas dalam fungsi tersebut.

Definisi

Jika yf(x) adalah suatu fungsi, maka turunan (derevative) fungsi adalah fungsi lain yang dinotasikan dengan

dx dy

dan didefinisikan oleh

x x f x x f dx

dy

x

   

 

) ( ) (

lim

0 , asalkan limitnya ada.

Selanjuta jika

xx

t maka xtx

Karena x 0maka tx

Sehingga definisi turunan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk lain yaitu:

x x f x x f dx

dy

x

   

 

) ( ) (

lim

0

x t

x f t f

x

t

 

) ( ) (

lim , asalkan limitnya ada.

Fungsi yang ditulis dalam bentuk yf(x) turunannya dapat dinyatakan dengan notasi yang lain,

dx x df x f D x

f x

) ( ), ( ), (

' .

Jika fungsi yang diketahui dinyatakan dalam bentuk implisit, maka turunan fungsi tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan kaidah diferensial yaitu dengan cara mendiferensialkan masing-masing variabel dalam fungsi yang diketahui. Sifat-sifat yang berlaku dalam turuan fungsi berlaku pula pada


(4)

diferensial. Berikut ini diberikan beberapa contoh menentukan turunan fungsi eksplisit.

Contoh Tentukan

dx dy

fungsi-fungsi berikut. 1. yxc

Jawab

Berdasarkan definisi turunan fungsi yang telah dijelaskan di atas diperoleh

x x f x x f dx

dy

x

   

 

) ( ) (

lim

0

 

x

c x c x x

x

     

 lim0

  

x x x x

x

   

 lim0

x x x

x x x x

x x x

x

   

   

lim0 .

x x x

x

x x x

x    

 

) ( ) (

lim

0

x x x

x

x x

 

 lim0

x x x

x

 

1 lim

0

x 2

1  2.

) 1 (

3 x y

 

Jawab

Berdasarkan definisi turunan fungsi yang telah dijelaskan di atas diperoleh

x x f x x f dx

dy

x

   

 

) ( ) (

lim

0


(5)

x

x x

x

x

     

 

1 3 ) 1

( 3 lim

0

)} 1

)( 1 {(

) 1

( 3 ) 1 ( 3 lim

0 x x x x

x x x

x

     

 

) 1

)( 1 (

3 lim

0 x x x

x

 

 

2

) 1 (

3 x   

3. y sin2x Jawab

Berdasarkan definisi turunan fungsi yang telah dijelaskan di atas diperoleh

x t

x f t f dx

dy

x

t

 

) ( ) ( lim

x t

x t

x

t

 

2 sin 2 sin lim

x t

x t x

t

x

t

 

) 2 2 ( 2 1 sin 2 2 2 1 cos 2 lim

x t

x t x

t

x t x

t

 

 

) sin( lim ) cos( lim

2

x 2 cos 2 

4. y 1 2x

Jawab

Berdasarkan definisi turunan fungsi yang telah dijelaskan di atas diperoleh

x x f x x f dx

dy

x

   

 

) ( ) (

lim

0

x

x x

x

x

     

 

2 1 ) (

2 1 lim

0

x x

x

x x

x x

x x

x

x 1 2( ) 1 2

2 1 ) (

2 1 . 2 1 ) (

2 1 lim

0

     

     


(6)

x x x

x

x x

x o

x 1 2( 1 2

) 2 1 ( ) (

2 1 lim

     

     

 

x x

x

x 1 2( ) 1 2

2 lim

0

 

 

x 2 1 2

2   

x 2 1

1   

5. ylnx

Jawab

Berdasarkan definisi turunan fungsi yang telah dijelaskan di atas diperoleh

x x f x x f dx

dy

x

   

 

) ( ) (

lim

0

x x x x

x

   

 

ln ln

lim

0

x x

x x

x

  

 

ln lim

0

x x

x

x

  

 

1 ln lim

0

x

x x

x  

 

 

 

 

1

0ln 1

lim

x x x

x x

x 1

0 1

lim ln

    

  

   

 

 

 

x

e 1

ln

x 1 

Fungsi-fungsi yang mempunyai turunan sebagaimana dijelaskan pada contoh di atas disebut fungsi yang differentiable (dapat diturunkan).

Dalam hal yang lebih umum, dengan menggunakan definisi turunan fungsi,

Kalkulus Integral: Dwi Purnomo- 6


(7)

jika y xn maka turunannya adalah nxn1

dx dy

: Bukti selengkapnya sebagai berikut:

x x f x x f dx

dy

x

   

 

) ( ) (

lim

0

x x x x n n

x

   

 

) (

lim

0

x

x x x

x n n n x x n n x nx

xn n n n n n

x

     

   

   

 

 

) ( ... ) ( !

3 ) 2 )( 1 ( ) ( !

2 ) 1 ( lim

3 3 2

2 1

0

x

x x

x n n n x x n n x

nxn n n n

x

    

   

  

 

 

) ( .... ) ( !

3

) 2 )( 1 ( ) ( !

2 ) 1 ( lim

3 3 2

2 1

0

] ) ( .... ) ( !

3 ) 2 )( 1 ( ) ( !

2 ) 1 ( [

lim 1 2 3 2 1

0

 

 

    

    

n n n n

x x x x

n n n x x n n

nx

nxn1

Selanjutnya, jika uu(x),vv(x),ww(x)dan c sebarang bilangan real dan masing-masing dapat diturunkan maka dengan menggunakan definisi turunan fungsi dapat ditentukan beberapa sifat berikut:

1. (c)0 dx

d

2. (x) 1 dx

d

3. (cxn) cnxn1

dx d

4.

dx du nu u

dx


(8)

5.

dx dv dx du v u dx

d

   ) (

6.

dx dv dx du v u dx

d

   ) (

7.

dx dw dx dv dx du w v u dx

d

   

 )

(

8.

dx du c cu dx

d

 ) (

9.

dx dv u dx du v dx du v dx dv u uv dx

d

  

 ) (

10.

dx dw vw dx dv uw dx dw uv uvw dx

d

 

 ) (

11.

2

v dx dv u dx du v v u dx

d

      

12. x x

dx d

cos ) (sin 

13. x x

dx d

sin )

(cos 

14. x x

dx

d (tan )sec2

15. x x

dx

d (cot ) csc2

16. x x x

dx d

tan sec ) (sec 

17. x x x

dx d

cot csc )

(csc 

18. ex ex dx

d

 ) (

19. a a a

dx

d ( x) xln

20.

x x dx

d 1

) (ln 

21.

x

x a dx

d a

ln 1

log 


(9)

Rumus-rumus di atas berlaku untuk fungsi yang ditulis dalam bentuk eksplisit yf(x). Jika suatu fungsi ditulis dalam bentuk implisit f(x,y)0 maka turunannya dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah diferensial, yaitu dengan cara mendiferensialkan masing-masing bagian fungsi tersebut sehingga diperoleh df(x,y)d(0) dan sifat-sifat yang berlaku pada turunan berlaku pada diferensial dalam fungsi implisit.

Jika uu(x),vv(x),ww(x) yang masing-masing dapat terdiferen-sialkan dan c bilangan real maka:

1. d(c)0 2. d(x)dx

3. d(cxn) cnxn1dx

4. d(un) nun1du

5. d(uv)dudv 6. d(uv)dudv

7. d(uvw)dudvdw 8. d(cu)cdu

9. d(uv)uduvduvduudv 10. d(uvw)uvdwuwdvvwdu

11. v2

dv u du v v u

d  

    

12. d(sin x)cosx dx 13. d(cosx)  sinxdx 14. d(tanx) sec2 xdx

15. d x 2 xdx csc )

(cot 

16. d(secx)secxtanx dx 17. d(cscx) cscxcotx dx 18. d ex exdx

) (

19. d ax ax adx ln )

( 

20.

x dx x


(10)

21. d

a x

xdxa ln

log 

Berdasarkan sifat di atas dapat ditentukan turunan fungsi implisit. Untuk jelasnya perhatikan beberapa contoh berikut ini:

Tentukan dx dy

fungsi impilisit berikut ini: 1. x2 y2 250

Jawab

Dengan mendiferensialkan masing-masing bagian, diperoleh: )

0 ( ) 25 ( ) ( )

(x2 d y2 d d

d   

0 2

2  

xdx ydy

0  

dx dy y x

y x dx dy

  

2. x2yxy2 20 Jawab

Dengan mendiferensialkan masing-masing bagian, diperoleh: )

0 ( ) 2 ( ) ( )

( 2 2

d d

xy d y x

d   

0 0 ) 2

( ) 2

( 2 2

x dy xydx xydy y dx

0 ) 2 ( ) 2

( 2 2

 

 

xy y dx x xy dy

0 ) 2 ( )

2

( 2 2

 

  

xy y dx x xy dy

Sehingga diperoleh

xy x

y xy dx

dy

2 2

2 2 

  

3. yx x x

Jawab

Untuk menentukan dx dy

dari fungsi di atas, terlebih dahulu fungsinya diubah menjadi bentuk implisit, dan diperoleh:

x x x

y


(11)

x x x

y

 2

x x x y4 2( )

 

x x y8 3 2 

0

7

8

y x

Dengan mendiferensialkan masing-masing bagian, diperoleh: )

0 ( ) ( )

(y8 d x7 d

d  

0 7

8 7 6

y dy x dx

dx x dy y7 7 6

8 

Sehingga 7 6

8 7

y x dx dy

4. x2y2 4xy12y

Jawab

Dengan mendiferensialkan masing-masing bagian, diperoleh: )

12 ( ) 4 ( )

(x2y2 d xy d y

d  

0 12 ) 4 4

( ) 2 2

( 2 2

 

 

x ydy xy dx xdy ydx dy

0 ) 12 4 2

( ) 4 2

( 2 2

 

 

xy y dx x y x dy

dy x

y x dx

y

xy 4 ) (2 4 12)

2

( 2 2

Sehingga diperoleh

12 4 2

4 2

2 2

 

 

x y x

y xy dx

dy

Soal-soal

Sebagai latihan bagi pembaca, tentukan turunan      

dx dy

fungsi-fungsi berikut dengan menggunakan aturan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

1) 

     

2 sin2 x

y

2) y

sinx cosx

3 

3)

2

3 1

2 1

   

 

  

x y

4)

3

2 2 4

2 

x y


(12)

5) y

x2 4x6

2

6) y31x3

7) yx2  7x

8) y

3x 2

10

5x2 x1

12

9) y

x2 1

4 x3 1 10) x3 3x2y 8xy22y3 0 11) xy2y1

12) xyy3 2

13) x3y 4xy330 14) yx33x

15) yx3ln(x2 1)

16) arctan( 25)

e x y

17) yarccos(ex 5x)

18) yexarcsin(ax2 b)

19) yarcsec(apxqesinx)

1.2 Antiturunan

Antiturunan merupakan balikan (invers) dari turunan, sehingga untuk mempelajarinya memerlukan pemahaman kembali tentang turunan suatu fungsi. Menurut definisi turunan fungsi, jika yx maka

x dx

dy 2

1

.

Dengan cara yang sama, diperoleh 1. Jika yx 3 maka

x dx

dy 2

1

.

2. Jika yx 3maka

x dx

dy 2

1

.

3. Jika yx 100maka

x dx

dy 2

1  .

4. Jika

7 1

x

y maka

x dx

dy 2

1

, dan seterusnya.


(13)

Dengan kata lain, jika yxc,creal maka

x dx

dy 2

1

.

Karena antiturunan merupakan balikan dari turunan, maka penulisan antiturunan

fungsi dinyatakan dengan bentuk x c c real x

Ax   

    

, 2

1

Hal ini berarti

bahwa fungsi yxc,creal mempunyai turunan

x dx

dy 2

1

.

atau antiturunan dari       

x x

f

2 1 )

( adalah F(x) xc,creal. Fungsi-fungsi yang dapat ditentukan antiturunannya disebut terintegralkan (integrable).

Dalam hal yang lebih umum, bentuk x c c real x

Ax   

    

, 2

1

dinyatakan dengan

   

   

c x dx x 2

2

. Jadi, misal yf(x) dan antiturunannya F(x)c maka

f(x)dxF(x)c,creal dan disebut integral tak tentu.

Bentuk

f(x)dxF(x)c,creal , f(x) disebut integran dan F(x)c disebut anti turunan.

Teorema 1.

Jika n sebarang bilangan rasional kecuali -1, maka:

 

c n

x dx x

n n

1

1

.

Akibatnya jika n = -1 maka

xndx

x1dx

= dx x c

x  

1 ln

Bukti

Untuk mengembangkan suatu hasil yang berbentuk

f(x)dxF(x)c,cR


(14)

F(x) c

f(x)

Dx  

Dalam kasus di atas

n n n

x n x x

n c n

x

D 

  

 

      

 

 

) 1 ( 1 1 1

1

1.3 Sifat-sifat Integral Tak Tentu Teorema 2

Misal f(x) dan g(x) fungsi-fungsi yang integrable dan c sebarang konstanta maka:

1.

cf(x)dxc

f(x)dx

2.

f(x)g(x)dx

f(x)dx

g(x)dx, 3.

f(x) g(x)dx

f(x)dx

g(x)dx,

Bukti

Untuk membuktikan teorema di atas, cukup dengan mendeferensialkan ruas kanan dan amati bahwa kita memperoleh integran dari ruas kiri.

1. Dx

c

f(x)dx

cDx

f(x)dx

` cf(x)

2. Dx

f(x)dx

g(x)dx

Dx

f(x)dx

Dx

g(x)dx

)

( ) (x g x

f

3. Dx

f(x)dx

g(x)dx

Dx

f(x)dx

Dx

g(x)dx

)

( ) (x g x

f

Ketiga sifat yang telah dibuktikan di atas dinamakan sifat kelinearan integral tidak tentu. Guna memudahkan menentukan integral suatu fungsi, berikut ini diberikan beberapa rumus dasar integral tidak tentu.

1. , 1

1

1

  

 

c nbilangan rasionaldann n

u du u

n n


(15)

Akibatnya untuk n = -1 diperoleh

 

duuc u

du u du

un 1 1 ln

2.

, 1

1 ) ( )

( ' ) (

1

  

 

c jika n

n x u dx x u x u

n n

3.

dxf xc x

f x f

) ( ln )

( ) ( '

4.

eudueuc

5.

 c

u a du

au u

ln

6.

u dvuv

vdu 7.

sinu du  cosuc 8.

cosu dusinuc 9.

sec2udu tanuc 10.

csc2u du cotuc 11.

secutanu du secuc 12.

cscucotu du  cscuc

13.

tanu dulnsecuc lncosuc 14.

cotu du lnsinuc lnsinuc 15.

secu du lnsecutanuc

16.

cscu du lncscu cotuc

17.

 

     

a c a real

u u

a du

, arcsin

2 2

18.

 

     

 

a c a real

u a

a u

du u

a du

, arctan

1

2 2 2

2

19.

 

  

u a c a real

a u a u

a du

, ln

2 1

2

2

20.

 

  

u a c a real

a u a a u

du

, ln

2 1

2

2

21.

    

a u u u c a real u

du

,

ln 2 2

2 2


(16)

22.

     a u u a c a real u

du

,

ln 2 2

2 2

23.

 

     

 

c a real

a u a

a u u du u

a arcsin ,

2 2

2 2 2 2

2

24.

 

     

a c a real

u arc a a u u

du

, sec

1

2 2

25.

ua duu uaa lnuuac,areal 2

2

2 2 2

2 2 2

2

26.

ua duu uaa lnuuac,areal 2

2

2 2 2

2 2 2

2

27.

uduuuc 4

2 sin 2 sin2

28.

uduuuc 4

2 sin 2 cos2

29.

tan2uduutanuc 30.

cot2u duu cotuc

31.

udu

2sin u

cosuc

3 1

sin3 2

32.

udu

2cos u

sinuc 3

1

cos3 2

33.

udu tan ulncosuc

2 1

tan3 2

34.

u du cot u lnsinuc 2

1

cot3 2

35.

u du u u lncscu cotuc 2

1 cot csc 2 1 csc3

36. , 2 2

) ( 2

) sin( )

( 2

) sin( cos

cos c jikaa b

b a

u b a b

a u b a du

bu

au  

  

  

37. , 2 2

) ( 2

) sin( )

( 2

) sin( sin

sin c jikaa b

b a

u b a b

a u b a du

bu

au  

  

  

38. , 2 2

) ( 2

) cos( )

( 2

) cos( cos

sin c jikaa b

b a

u b a b

a u b a du

bu

au  

  

  

39.

udu

n n n

u u du

u n n

n cos 1 sin 1 cos 2

cos


(17)

40.

u du n

n n

u u du

u n n

n sin 1 cos 1 sin 2

sin

41. tan tan , 1

1 1

tan 1 2

uudu jikan

n du

u n n

n

42. cot cot , 1

1 1

cot 1 2

uudu jikan

n du

u n n

n

43. sec , 1

1 2 tan

sec 1 1

sec 2 2

   

  u du jikan

n n u u n

du

u n n

n

44. csc , 1

1 2 cot

csc 1 1

csc 2 2

   

  u du jikan

n n u u n

du

u n n

n ,

45. u udu n m

m n

n m

n

u u

du u

u m n m n m

n

   

sin cos sin 1 cos 1 1 sin 2 cos ,

46.

usinu dusinuucosuc 47.

ucosudu cosuusinuc

48.

unsinu duuncosun

un1cosudu

49.

un cosu du unsinun

un1sinudu

50.

ud

u

sin2uc 2

1 sin

sin

51.

u d

u

cos2uc 2

1 cos

cos

52.

ud

u

tan2uc 2

1 tan tan

53.

ud

u

cot2uc 2

1 cot cot

54.

ud

u

sec2uc 2

1 sec sec

55.

u d

u

csc2uc 2

1 csc csc

56.

ua duu uaa lnuuac,denganareal 2

2

2 2 2

2 2 2

2

57.

      c denganareal

u a u a a a u du u

a u

, ln

2 2 2

2 2

2

58.

    

a du u u a c dengana real u

du

,

ln 2 2

2 2


(18)

59.

           real a dengan c a u arc a a u du u a u , sec 2 2 2 2

60.

u au duu

au

aua lnuauc,denganareal 8 2 8 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2

61.

   

a u c dengana real

a u a u u du , 2 2 2 2 2 2

62.

      

u a u c dengana real

a u a u du a u u , ln 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

63.

du uauuac denganareal u

a u

,

ln 2 2

2 2 2

2 2

64.

 

 

a u a c dengana real

u a u du , 2 2 2 2 / 3 2 2

65.

   

u a u c dengana real a du u , 2 2 2 2

66.

ua

duu ua uaa lnuuac,areal 8 3 ) 5 2 ( 8 2 2 4 2 2 2 2 2 / 3 2 2

67.

 

       

a c dengana real

u u a u a a u a du u , arcsin 2 2 2 2 2 2 2

68.

      c denganareal

u u a a a u a du u u

a ln 2 2 ,

2 2 2

2

69.

 

        

c dengana real

a u a u a a u u du u a

u arcsin ,

8 2 8 4 2 2 2 2 2 2 2

70.

   

a u c dengana real

u a u a u du , 2 2 2 2 2 2

71.

 

         real a dengan c a u u a u du u a u , arcsin 2 2 2 2 2

72.

    

u c dengana real

u a a a u a u du , ln

1 2 2

2 2

73. c denganc real

u u u u du        

, 1 1 1 1 ln 1

74.

  

u d u u c

u

arctan 2 2 1


(19)

75.

u u c

u du 1 ln 2 1

76.

 

 

a a u c denganc real

u u a du , 2 2 2 2 / 3 2 2

77.

c dengana real

a u a u a u a u du u

a  

         

arcsin ,

8 3 2 5 8 4 2 2 2 2 2 / 3 2 2

78.

uneu du unuu n

un1eudu

79.

ueu du u1euc 80.

lnuduulnuuc

81.

      c n u u n u du u

un n n

2 1 1 ) 1 ( ln 1 ln

82.

a bu b bu c

b a e du bu e au

ausin sin cos

2 2

83.

a bu b bu c

b a e du bu e au

aucos cos sin

2 2

84.

arcsinuduuarcsinu1u2 c

85.

uduu uln1u2 c 2

1 arctan arctan

86. arcsecu duuarcseculnu1u2 c

87.

u uduu2  uu 1u2 c

4 arcsin ) 1 2 ( 4 1 arcsin

88.

u udu

u

uuc 2 arctan 1 2 1 arctan 2

89.

uarc uduu arc uu 1c 2

1 sec 2

sec 2 2

90.

 

       1 , 1 1 1 arcsin 1 arcsin 2 1 1 n jika c du u u n u n u du u u n n

91.

 

       1 , 1 1 1 arctan 1 arctan 2 1 1 n jika c du u u n u n u du u u n n n

92.

 

       1 , 1 1 1 sec 1 sec 2 1 1 n jika c du u u n u arc n u du u arc u n n n


(20)

94.

coshu du sinhuc 95.

tanhu dulncoshuc 96.

cothu du lnsinhuc

97.

duuc

u arctansinh cosh

1

98.

 

    

u c

du

u lntanh 2 sinh

1

99.

uduuuc 2 4 sinh sinh2

100.

uduuuc

2 4 sinh

cosh2

101.

tanh2uduu tanhuc 102.

coth2u duu cothuc

103.

duuc

u tanh

cosh 1

2

104.

du uc u coth

sinh 1

2

105.

sechutanhu dusechuc 106.

cschucothu du cschuc

107.

   

a au b c

b a u du b au

u

ln

2

108.



  

 

   

  au b c

b b au a

du b au

u

ln 1

2 2

109.

  

  

 

  

 

 

2 , 1 ,

1 2

) (

2 1

n jika c n

b n

b au a

b au du b au u

n n

110.

    

  

 

  

 

  2 2  1

3 2 )

2 2 ( 1

1 2 2 1

2 2 2

2

2 a u jika n

du n

n u

a n

u a

du u a

du

n n

n

111.



    

 

2 1 1

2 2 1 2

1 2 2 2 2

2 2

2 a u jikan

n na n

u a u du u

a n

n n


(21)

112.

                

  2 2  1

3 2 ) 2 2 ( 1 1 2 2 1 2 2 2 2

2 u a jika n

du n n a u n u a du a u du n n n

113.



       2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2

2 u a jikan

n na n a u u du a u n n n

114.

ue du

a m e u a du e

un au 1 n au n 1 au

115.

 

aub



aub

c a

du b au

u 2 3 2 3/2

15 2

116.

 

u au b nb uau b c

n a du b au

un n 3/2 n 1

) 3 2 ( 2

117.

 

bdu a au b au b c au u 2 3 2 2

118.

       c du b au u nb b au u n a du b au u n n n 1 ) 1 2 ( 2

119.

 

  

au b b c

b b au b b au u

du 1 ln

120.

 

       

  2 2  , 1

3 2 )

1

( 1 1 c jikan

b au u du b n a n u n b b au b au u du n n n

121.



           c a a u n a u au a u du u

au 2 arcsin

2 2

2 2 2

122.



      

a c

a u u au du arcsin 2 2

123.

     

  uau u du

n a n n u au u du u au

un 2 n 1 2 3/2 n 1 2 2

2 1 2 2 ) 2 ( 2

124.

         du u au u n a n u au n u du u au du

un n n

2 1 2 1 2 2 ) 1 2 ( 2 2

125.



          c a a u a u au du u u au arcsin 2

2 2 2

126.

         du u u au a n n au n u au du u u au n n n 1 2 2 / 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2


(22)

127.

      

 1 2

2

2 (2 1) 2

1 ) 2 1 ( 2

2 u au u

du a n n u n a u au u au u du n n n

128.

 

au uc

n na du u

au 2 2 (2 2)n 1

1 2

129.

          2 / 3 2 2 2 2 2 4

2 ( 2) 2

3 2

) 2 (

2 au u

du a n n u au n a u u au du n 130. c u u du u u                   

2 2 3 2 tan 2 2 3 2 tan ln 2 4 1 sin 1 sin 2 2 2

131. du u u c

u u u     

cos ln1 cos

cos 1

cos sin

132.

sin u du2sin u  2 ucos uc

133.

                

u c

u u du 3 2 2 tan 3 2 2 tan ln 3 3 1 sin 2 1 134. c u u du            3 1 2 tan 2 arctan 3 3 2 sin 2 135. c u u u du                 

3 2 tan 1 2 tan 3 ln 4 1 sin 5 3 136. c u u du            5 3 2 tan arctan 2 1 sin 3 5

137.

              

u c

u u u du 2 tan 1 2 tan ln cos sin 1

138. u c

u du               

3 arctan 2

3 2 cos 2


(23)

139. c u u du    

3 4 2 tan 5 arctan 3 2 sin 4 5

140. u c

u du           

tan2

3 3 arctan 3 3 2 cos 2

141. u c

u du   

) 2 tan 5 arctan( 5 5 2 2 3 142. c u u du u u u    

ln 1coscos

) cos 1 ( cos sin 2 2

143. du u u c

u u u       

arctan2tan3 1

3 2 tan 1 ln tan 1 sec ) tan 2 ( 2 2 2

144.



                         c u u u du 2 sec 2 tan 2 2 sin 1

145.

  

u c

u u du 3 sin 3 3 cos 1 3 cos 1

146. du u c

u u

 

arctansin2 22

8 2 8 2 sin 2 cos 2

147. du

u

c

u u

 

arcsin 2tan

2 1 tan 4 1 sec 2 2

148.

 

c u du u u 3 4 sin arctan 12 1 4 sin 9 8 sin 2 2

149.

au au

c

a u au du     

1 cot csc

sec 1

150.



                        c a u a du a u a u 2 2 tan 2 1 tan sec Contoh

Tentukan integral berikut berdasarkan sifat integral yang sesuai. 1.

x2 x

dx

Jawab


(24)

2 2 1 3

2 1 3

1

c x c

x   

2 1 2 3

2 1 3 1

c c x

x   

c x

x  

 3 2

2 1 3 1

2.

dx x

dx x

2

1 Jawab

dx

x x x dx x

dx x

1  2 1

2 4 2

 

dx

x dx

x x dx

x

x4 2 2 1

x7/2dx 2 x3/2dx x 1/2dx

c x x

x  

  

  

 9/2 5/2 2 1/2 5

2 2 9

2

c x x

x   

 9/2 5/2 2 1/2 5

4 9

2

3.

dx x x x

3

2

) 1 (

Jawab

dx x x dx x x dx

x x

 

3 3

2 3

3

2

 

x8/3dx 2 x5/3dx x2/3dx

c x x

x   

 11/3 8/3 5/3 5 3 4

3 11

3

Teorema 3

sinx dx cosxc

cosxdxsinxc Bukti

Untuk membuktikan teorema di atas cukup dengan menunjukkan bahwa Dx( cosx)sinx dan Dx(sinx)cosx.


(25)

Teorema 4

Andaikan f(x) fungsi yang differensiable dan n bilangan rasional yang bukan -1, maka:

c c R

n x f dx x f x f

n n

   

, 1 ) ( )

( ' ) (

1

Perhatikan contoh berikut 1.

3x 4x2  11dx

Jawab

Karena Dx(4x 11) 8x dx

2

, sehingga berdasarkan teorema di atas

 

x xdx 4x 11 8x dx 8

3 11 4

3 2 2

c x

 

2 / 3

) 11 4

( 8

3 2 3/2

c

x  

 (4 2 11)3/2 4

1

2.

dy

y y

5 2

3

2

Jawab

Karena Dy(2y 5) 4ydy

2

, maka

y

ydy dy

y y

3 5 2 5

2

3 21

2

2

  

y 4ydy

4 3 ) 5 2

( 2 1/2

 (2y 5) .4ydy 4

3 2 1/2

c y

 

2 / 1

) 5 2 ( . 4

3 2 1/2

c y  

 2 5

2


(26)

3.

3sin(6x2)dx Jawab

Misal U 6x2  dU 6dx atau

2 dU

dx, sehingga

 

2 sin )

2 6 sin(

3 x dx U dU

 sinUdu 2

1

c U  

 ( cos ) 2

1

c x  

 cos(6 2) 2

1

4.

sinx 1cosxdx Jawab

Misal A 1cosxA2 1cosx dx

x dA ( sin )

2   , sehingga: dA A A dx x

x 1 cos ( 2 )

sin  

2 A2dA

c A  

 3

3 2

c

A

 

 (1 cos )3 3

2

1.4 Soal-soal

Gunakan metode yang sesuai untuk menentukan integral fungsi di bawah ini. 1.

(x 2 3)3 2dx

2.

(x3 1)43x2dx

3.

(5x21)(5x33x8)6dx 4.

(5x2 1) 5x33x 8dx


(27)

5.

   

  

 

x x dx

x x

1 2

1 2

2 2

6. dx

x x x

x

5 2

3 )

5 2

( 3

2 2

/ 3 4

3

 

 

7.

 

dx x

x x

1 1

4 2

4

8.

dx

x

3 cos

1

2

9.

sin3

x2 1

4

cos

x2 1

4

x2 1

3dx

10. Andaikan u sin

x2 1

4

Tentukan

sin2udu

11.

6sin3x 2dx

12.

    

dx x 6 sin3

13.

(x2cos2xxsin2x)dx 14.

2sin2 2xdx

15.

sec xtanxdx 3

1 2

16.

2sinxcos2 xdx 17.

 

dx x x

x

44 2

11 2

2

18.

cos 4xdx 3

1 2

19.

2x 4x2  5dx


(1)

127.

      

 1 2

2

2 (2 1) 2

1 ) 2 1 ( 2

2 u au u

du a n n u n a u au u au u du n n n

128.

 

au uc

n na du u

au 2 2 (2 2)n 1

1 2

129.

          2 / 3 2 2 2 2 2 4

2 ( 2) 2

3 2

) 2 (

2 au u

du a n n u au n a u u au du n 130. c u u du u u                   

2 2 3 2 tan 2 2 3 2 tan ln 2 4 1 sin 1 sin 2 2 2

131. du u u c

u u u     

cos ln1 cos

cos 1

cos sin

132.

sin u du2sin u  2 ucos uc

133.

                

u c

u u du 3 2 2 tan 3 2 2 tan ln 3 3 1 sin 2 1 134. c u u du            3 1 2 tan 2 arctan 3 3 2 sin 2 135. c u u u du                 

3 2 tan 1 2 tan 3 ln 4 1 sin 5 3 136. c u u du            5 3 2 tan arctan 2 1 sin 3 5

137.

              

u c

u u u du 2 tan 1 2 tan ln cos sin 1

138. u c

u du               

3 arctan 2

3 2 cos 2


(2)

139. c u u du    

3 4 2 tan 5 arctan 3 2 sin 4 5

140. u c

u du           

tan2

3 3 arctan 3 3 2 cos 2

141. u c

u du   

) 2 tan 5 arctan( 5 5 2 2 3 142. c u u du u u u    

ln 1coscos

) cos 1 ( cos sin 2 2

143. du u u c

u u u       

arctan2tan3 1

3 2 tan 1 ln tan 1 sec ) tan 2 ( 2 2 2

144.



                         c u u u du 2 sec 2 tan 2 2 sin 1

145.

  

u c

u u du 3 sin 3 3 cos 1 3 cos 1

146. du u c

u u

 

arctansin2 22

8 2 8 2 sin 2 cos 2

147. du

u

c

u u

 

arcsin 2tan

2 1 tan 4 1 sec 2 2

148.

 

c u du u u 3 4 sin arctan 12 1 4 sin 9 8 sin 2 2

149.

au au

c

a u au du     

1 cot csc

sec 1

150.



                        c a u a du a u a u 2 2 tan 2 1 tan sec Contoh

Tentukan integral berikut berdasarkan sifat integral yang sesuai. 1.

x2 x

dx

Jawab


(3)

2 2 1 3

2 1 3

1

c x c

x   

2 1 2 3

2 1 3 1

c c x

x   

c x

x  

 3 2

2 1 3 1

2.

dx x

dx x

 2 1

Jawab

dx

x x x dx x

dx x

1  2 1

2 4 2

 

dx

x dx

x x dx

x

x4 2 2 1

x7/2dx 2 x3/2dx x 1/2dx

c x x

x  

  

  

 9/2 5/2 2 1/2 5

2 2 9

2

c x x

x   

 9/2 5/2 2 1/2 5

4 9

2

3.

dx x x x

3 2

) 1 (

Jawab

dx x x dx x x dx

x x

 

3 3

2 3

3

2

 

x8/3dx 2 x5/3dx x2/3dx

c x x

x   

 11/3 8/3 5/3 5 3 4

3 11

3

Teorema 3

sinx dx cosxc

cosxdxsinxc

Bukti

Untuk membuktikan teorema di atas cukup dengan menunjukkan bahwa Dx( cosx)sinx dan Dx(sinx)cosx.


(4)

Teorema 4

Andaikan f(x) fungsi yang differensiable dan n bilangan rasional yang bukan -1, maka:

c c R

n x f dx x f x f

n n

   

, 1 ) ( )

( ' ) (

1

Perhatikan contoh berikut 1.

3x 4x2  11dx

Jawab

Karena Dx(4x 11) 8x dx

2

, sehingga berdasarkan teorema di atas

 

x xdx 4x 11 8x dx 8

3 11 4

3 2 2

c x

 

2 / 3

) 11 4

( 8

3 2 3/2

c

x  

 (4 2 11)3/2 4

1

2.

dy y

y

5 2

3

2

Jawab

Karena Dy(2y 5) 4ydy 2

, maka

y

ydy dy

y y

3 5 2 5

2

3 21

2

2

  

y 4ydy

4 3 ) 5 2

( 2 1/2

 (2y 5) .4ydy 4

3 2 1/2

c y

 

2 / 1

) 5 2 ( . 4

3 2 1/2

c y  

 2 5

2


(5)

3.

3sin(6x2)dx

Jawab

Misal U 6x2  dU 6dx atau

2 dU

dx, sehingga

 

2 sin )

2 6 sin(

3 x dx U dU

 sinUdu 2

1

c U  

 ( cos ) 2

1

c x  

 cos(6 2) 2

1

4.

sinx 1cosxdx

Jawab

Misal A 1cosxA2 1cosx dx

x dA ( sin )

2   , sehingga:

dA A A dx x

x 1 cos ( 2 )

sin  

2 A2dA

c A  

 3

3 2

c A  

 (1 cos )3 3

2

1.4 Soal-soal

Gunakan metode yang sesuai untuk menentukan integral fungsi di bawah ini. 1.

(x 2 3)3 2dx

2.

(x3 1)43x2dx

3.

(5x21)(5x33x8)6dx


(6)

5.

   

  

 

x x dx

x x

1 2

1 2

2 2

6. dx

x x x

x

5 2

3 )

5 2

( 3

2 2

/ 3 4

3

 

 

7.

 

dx x

x x

1 1 4 2

4

8.

dx

x 3 cos

1

2

9.

sin3

x2 1

4

cos

x2 1

4

x2 1

3dx

10. Andaikan u sin

x2 1

4

Tentukan

sin2udu

11.

6sin3x 2dx

12.

    

dx x 6 sin3

13.

(x2cos2xxsin2x)dx

14.

2sin2 2xdx

15.

sec xtanxdx 3

1 2

16.

2sinxcos2 xdx

17.

 

dx x x

x 44 2

11 2

2

18.

cos 4xdx 3

1 2

19.

2x 4x2  5dx