vol 20 no2 ed maret2011 09

PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA
SEBAGAI USAHA KECIL SELARAS DENGAN TATA RUANG
WILAYAH KOTA PEKALONGAN
Structuring and Empowerment sidewalk vendors as the Small Business In
line with the Regional Spatial Pekalongan
Esmara Sugeng, Listyo Budi Santoso (Fakultas Hukum Univ. Pekalongan)
Abstract
Vendors included in the category of small businesses, and also as an integral part of
business which is the economic activity of society. Vendors have the position, potential
and strategic role to realize the structure of the national economy that increasingly
balanced by economic democracy Relative to the street hawkers as a small business need
to be more empowered to take advantage of business opportunities and address
challenges of economic development in the future. Arrangement of street vendors is not
an easy task, because it involves the lives of many that can be said to reflect the life of
"grassroots", so that the handling of policy and strategy requires a comprehensive and full
of wisdom and humanity.
Key word : small business, Empowerment, spatial

Pendahuluan

upaya untuk menanggulangi krisis


Perkembangan suatu bangsa tidak

ekonomi ini namun belum bisa

bisa

pertumbuhan

memberikan hasil sebagaimana yang

pertumbuhan

diharapkan. Kota Pekalongan yang

ukuran

dikenal sebagai kota sentra industri

kemakmuran suatu bangsa. Krisis


batik dan tekstil ternyata terkena

moneter yang menimpa Indonesia

dampak dari krisis ekonomi yang

sejak Juli 1997, berlanjut pada krisis

berkepanjangan ini. Dari industri

ekonomi

batik dan tekstil sebenarnya banyak

terlepas

ekonomi,
ekonomi


dari

sebab
menjadi

telah

memporak-

porandakan sendi-sendi kehidupan

menyerap

ekonomi

Pemerintah

karena krisis ekonomi yang tidak

telah melakukan berbagai macam


pernah kunjung usai menyebabkan

masyarakat.

tenaga

kerja,

namun

180

omset penjualan batik dan tekstil

diberikan

mengalami penurunan yang cukup

melaksanakan penataan pedagang


signifikan,

kaki lima di Kota Pekalongan, telah

sehingga

eksistensi

wewenang

untuk

perusahaan terancam kebangkrutan

mengeluarkan

dan gulung tikar karena perusahaan

pedagang kaki lima untuk memakai


dari segi keuangan sudah tidak

sistem

mampu

berjualan

lagi

untuk

membayar

kebijakan

bongkar

pasang


dengan

menjaga

terjadinya

mewujudkan kebersihan.

terpaksa

perusahaan,

dilakukan

pengurangan

melalui

pemutusan


karyawan

dalam

mengutamakan

karyawannya. Untuk menghindari
penutupan

bagi

kebersihan

dan

Berpijak dari uraian diatas, maka
peneliti

melakukan


hubungan kerja (PHK). Banyaknya

masalah sebagai berikut :

karyawan dari industri batik dan

a. Bagaimana

perumusan

pengaturan

dan

tekstil yang terkena PHK tentunya

penataan pedagang kaki lima

sangat


(PK-5)

mempengaruhi

tingkat

selaras

dengan

kehidupan ekonomi dan daya beli

pengaturan tata ruang wilayah

masyarakat kota Pekalongan.

kota Pekalongan ?
ada


b. Bagaimana Upaya pemberdayaan

diseputar lokasi pedagang kaki lima

Pedagang kaki Lima sebagai

harus dapat menyentuh pada akar

Usaha Kecil dalam (PK-5) dalam

permasalahan yang sebenarnya. Data

mengembangkan usahanya ?

yang valid dan penguasaan lapangan

c. Apakah kebijakan yang selama

merupakan sarana pendukung yang

ini diterapkan pada pedagang

utama bagi birokrat yang diberikan

kaki lima sudah memberikan

mandat untuk melaksanakan tugas

manfaat bagi pedagang kaki lima

penataan pedagang kaki lima. Dinas

(PK-5) ?

Penanganan

penataan

yang

Pasar dan Pedagang Kaki Lima Kota
Pekalongan sebagai institusi yang
181

METODE PENELITIAN

sehingga

Penelitian ini merupakan penelitian

memerlukan kebijakan dan strategi

Deskriptif dan preskriftif, dengan

yang

penanganannya

komprehensif

dan

penuh

dengan kearifan dan kemanusiaan.
pendekatan sosio legal research.
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer dan

Dari sudut pandang

ekonomi,

keberadaan pedagang kaki lima akan
sangat mendukung iklim kondusif
perekonomian pada suatu daerah,

data sekunder yang dianalisis melalui
taksonomis yaitu penelaahan data
dilakukan lebih rinci dan mendalam

namun jika kita berbicara dari sudut
pandang sosial, maka bisa dipastikan
akan

memunculkan

sebuah
sebagai upaya mendeskripsikan atau
menjelaskan fokus yang menjadi
sasaran

penelitian.

Teknik

pengambilan

dilematika
kebijakan

publik, bahkan mampu mengundang
reaksi dari berbagai pihak yang
memiliki

kepentingan

terhadap

keberadaan pedagang kaki lima.
Trianggulasi

dilakukan

untuk

harus

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaturan
dan
Penataan
Pedagang Kaki Lima (PK-5)
selaras dengan Pengaturan Tata
Ruang Wilayah Kota Pekalongan
?
pedagang

kaki

lima

bukanlah pekerjaan yang mudah,
karena menyangkut kehidupan orang
banyak

yang

penataan

yang

ada

diseputar lokasi pedagang kaki lima

Validitasi data.

Penataan

Penanganan

bisa

dikatakan

cerminan kehidupan “wong cilik”,

dapat

permasalahan

menyentuh
yang

akar

sebenarnya.

Data yang valid dan penguasaan
lapangan

yang

mencukupi,

merupakan sarana pendukung yang
paling utama bagi birokrat yang
diberikan mandat untuk melakukan
tugas penataan pedagang kaki lima.
Unit

Pelaksana

Teknis

Dinas

(UPTD) PK-5 merupakan instansi
182

pemerintah terkait yang memiliki

peran

kewenaangan dalam mengatur dan

menciptakan suasana nyaman,

mengarahkan para pedagang kaki

tertib,

lima agar selalu berusaha membantu

masyarakat. Selama ini upaya

terlaksananya

penertiban seringkali dianggap

program-program

pemerintah
kompetensi

yang

memiliki

dan korelasi

dengan

sentral

dan

lima

Permasalahan pedagang kaki lima di

terpinggirkan

Kota Pekalongan pada prinsipnya

kebijakan

merupakan

diterapkan

harus

harmonis

karena

terusik,

yang

usaha

pada

sebagai momok pedagang kaki

keberadaan pedagang kaki lima.

masalah

dalam

mereka

merasa

terganggu

dan

dengan

segala

yang

berusaha

Pemerintah

Kota

dihadapi oleh seluruh komponen

Pekalongan untuk mewujudkan

masyarakat. Namun Pemerintah Kota

Kota Pekalongan sebagai ”Kota

sebagai pemegang kebijakan publik

BATIK”.

seharusnya mampu mengoptimalkan

b. Sosialisasi

peraturan-peraturan

seluruh komponen masyarakat agar

Pemerintah Kota, terutama yang

mau

berhubungan

bekerja

sama

dalam

dengan

PK-5,

program-program

Informasi yang akurat merupakan

yang bertujuan untuk kepentingan

senjata berikutnya dalam usaha

masyarakat

langsung.

melaksanakan sebuah kebijakan

Beberapa hal yang dapat dilakukan

publik, demikian juga tentang

Pemerintah Kota Pekalongan adalah

penataaan pedagang kaki lima.

sebagai berikut (Amin Tri, 2009):

Pemerintah

a. Upaya penertiban dengan jalan

menemukan solusi tepat dalam

mensukseskan

secara

Kota

harus

dan

memberikan pemahaman akan

Satpol PP sebagai institusi yang

arti pentingnya penataan dan

berkompeten dalam penertiban

penertiban pedagang kaki lima,

pedagang kaki lima, memiliki

demi terciptanya suasana yang

persuasif,

UPTD-PK-5

183

nyaman,

dan

serius bagi Pemerintah Kota

menyenangkan bagi siapa saja,

adalah program tendanisasi bagi

termasuk bagi pedagang kaki

pedangang kaki lima. Program

lima

ini

itu

tertib

sendiri.

Penyebaran

informasi

yang

terarah

terpadu

setidaknya

dan

bertujuan

menyeragamkan

untuk
pemakaian

akan

tenda pedagang kaki lima dan

memberikan gambaran bagi para

memodifikasi alat jual menjadi

pedagang

lebih ringkas dan cukup nyaman,

kaki

lima

kebijakan

Pemerintah

khususnya

yang

tentang
Kota,

berhubungan

dengan pedagang kaki lima.
c. Pembentukan paguyuban

sehingga

penyimpanan
melakukan

atau

diharapkan

lainnya

kerapian

dengan

tempat

setelah

selesai

kegiatan

usaha.

Dengan program tendanisasi ini

organisasi PK-5, Jalan ”damai”
adalah

menghemat

dapat
dan

menambah

keindahan

di

memfasilitasi dan mendukung

seputar lokasi pedagang kaki

terbentuknya

paguyuban

lima.

organisasi

yang

atau

mampu

Pengalokasian ruang bagi pedagang

memberikan perlindungan sosio-

kaki lima sebaiknya memperhatikan

psikologis

beberapa hal sebagai berikut (Amin

bagi

keberadaan

pedagang kaki lima. Artinya

Tri M, 2009):

dengan

1) Masterplan

paguyuban,

adanya
minimal

sebuah
mampu

kebijakan

pembangunan Kota Pekalongan

menjadi mediator bagi pedagang

dalam jangka panjang

kaki lima dalam menyalurkan

Lokasi-lokasi

strategis

aspirasinya

keramaian

dan

kepada

pembuat

keputusan kebijakan publik.
d. Tendanisasi, Salah satu program
yang perlu mendapat perhatian

perbelanjaan

bagi
pusat

merupakan areal

produktif bagi pedagang kaki
lima

yang

seharusnya

dapat
184

dioptimalkan dengan baik oleh

mensosialisasikan agenda

masyarakat maupun Pemerintah

ruang dan alokasinya kepada

Kota.

masyarakat,

Dari

hal

tersebut

khususnya

tata

bagi

pemerintah Kota Pekalongan bisa

pedagang kaki lima. Sosialisasi

saja mengalokasikan ruang bagi

efektif bisa dilakukan dengan

pedagang

melakukan kampanye ketertiban

kaki

lima

sesuai

dengan rencana jangka panjang

dan

yang dimiliki, misalnya jika di

seluruh komponen masyarakat,

sepanjang jalan A, diproyeksikan

minimal tahu bahwa Pemerintah

akan menjadi pusat keramaian

Kota

maupun

agenda dan program yang jelas

pusat

perbelanjaan,

kenyamanan,

Pekalongan

sehingga

memiliki

maka sebaiknya Pemerintah Kota

tentang

Pekalongan

”menggiring”

alokasinya. Sedikit demi sedikit

lima

untuk

masyarakat akan menyadari arti

berpartisipasi membawa angin

penting tentang ruang publik,

perubahan di daerah tersebut.

ruang birokrasi, maupun ruang

2) Sosialisasi penataan ruang oleh

khusus yang memiliki kegunaan

pedagang

kaki

ruang

dan

berbeda.

instansi terkait
Beberapa kesalahpahaman antara
masyarakat dan Pemerintah Kota
terjadi,

tata

karena

kurangnya

Pemberdayaan Pedagang kaki
Lima (PK-5) Sebagai Usaha Kecil
Dalam Dalam Mengembangkan
Usahanya ?

komunikasi yang cukup baik
diantara keduanya, begitu juga
dengan

permasalahan

pengalokasian

ruang

bagi

pedagang kaki lima. Pemerintah
Kota
selalu

Pekalongan
proaktif

seharusnya
dalam

Pemberdayaan pedagang kaki lima
telah dilakukan dengan berbagai
upaya, salah satunya adalah dengan
pengembangan jiwa kewirausahaan
dengan tujuan agar kelak dikemudian
hari menjadi wirausaha yang handal
dan

mampu

bertahan

terhadap
185

berbagai halangan dan rintangan

Upaya

dalam menekuni dunia usahanya

pemerintah kota pekalongan untuk

(Amin Tri M, 2009). Pengembangan

memberdayakan usaha kecil melalui

kewirausahaan

dan

beberapa

kompetitif

ditujukan

keunggulan
untuk

mengembangkan jiwa dan semangat

lain

yang

dilakukan

program-program

pemberdayaan antara lain :
a. Penciptaan Iklim Usaha bagi

kewirausahaan dan meningkatkan

Usaha Kecil

daya saing usaha kecil sehingga

Dalam upaya memberdayakan

pengetahuan serta sikap wirausaha

usaha kecil dimana didalamnya

semakin berkembang, produktivitas

pedagang kaki lima pemerintah

meningkat, wirausaha baru berbasis

kota

pengetahuan

berkaitan

dan

teknologi

pekalongan

khususnya

dengan

penciptaan

meningkatkan jumlahnya, dan ragam

iklim usaha,

produk-produk unggulan usaha kecil

upaya-upaya yang berpedoman

semakin berkembang.

kepada

Dalam

upaya

untuk

terus

telah dilakukan

peraturan

perundang-

undangan yang ada. Upaya yang

memberdayakan usaha mikro, kecil

dilakukan

melalui

beberapa

dan menengah di dalamnya termasuk

aspek antara lain ;(Amin Tri,

para pedagang kaki lima, pemerintah

2009)

kota pekalongan telah melakukan

1)

Pendanaan

beberapa upaya diantaranya melalui

Upaya

pemberian

bimbingan,

pemerintah kota pekalongan

bantuan

berkaitan dengan pendanaan

fasilitas,

pendampingan,

dan

perkuatan untuk menumbuhkan dan

adalah :

meningkatkan kemampuan dan daya

a)

yang

dilakukan

Memperluas sumber –

saing bagi Usaha Mikro, Kecil, dan

sumber pendanaan yang

Menengah.

dapat

dimanfaatkan

untuk

membantu
186

pengembangan

b)

Upaya

usaha

pemerintah kota pekalongan

Memberikan

berkaitan dengan Kemitraan

kemudahan-kemudahan

adalah :

dalam

a)

mendapatkan

Upaya

yang

bagi

dilakukan

b)

adalah :

pengembangan

Mewujudkan kemitraan
dengan

Menyediakan

tempat-

berbagai

kalangan.

tempat yang strategis

c)

Mencegah

terjadinya

yang

dapat

hal-hal yang merugikan

dipergunakan

untuk

usaha

membuka usaha.

yang

mendorong

dapat
dan

usaha

Perizinan usaha
Upaya

yang

dilakukan

pemerintah kota pekalongan

usaha adalah :

cara dan jenis perizinan.

Memberikan
keringanan tarif bagi
prasarana

tertentu bagi usaha kecil
Kemitraan

4)

a). Menyederhanakan tata

kecil

penggunaan

dalam

berkaitan dengan perizinan

mengembangkan
pertumbuhan

kecil

pelaksanaan kemitraan.

Mengadakan prasarana
umum

3)

bantuan

usaha kecil.

berkaitan dengan prasarana

c)

kesepakatn

memberikan

pemerintah kota pekalongan

b)

Menjalin

dengan usaha besar agar

Prasarana

a)

dilakukan

kecil.

pendanaan.
2)

yang

b). Memberikan
kemudahan persyaratan
untuk

memperoleh

perizinan
5). Perlindungan usaha
187

Upaya

yang

dilakukan

upaya antara lain (Amin Tri dan

pemerintah kota pekalongan

Kusmiyati, 2009) :

berkaitan

1. Produksi dan pengolahan

dengan

Pembinaan

dan

Menentukan peruntukan

pengembangan usaha

bagi

tempat

Usaha

Kecil

produksi

dan

perlindungan usaha :
a)

usaha

meliputi
lokasi

yang

pemberian
yang

dipergunana

dapat
untuk

membuka usaha.
b)

Mengatur
tertentu

pada

tempat

a.

Meningkatkan
pengelolaan

usaha,
b.

tertentu agar tercipta
keselarasan

pengolahan,

bertujuan untuk :

kemampuan

usaha-usaha

dibidang

Memberikan kemudahan
dalam pengadaan sarana

dengan

dan prasarana produksi

ruang yang tersedia.

dan pengolahan, bahan

b. Pembinaan dan Pengembangan

baku dan bahan-bahan

Usaha Kecil

penolong lainnya.

Pemerintah

Kota

Pekalongan

2. Pemasaran

terus berupaya untuk membina

Pembinaan dan

dan

pengembangan usaha bagi

usaha

mengembangkan
kecil

agar

usahaterus

Usaha Kecil dibidang

berkembang dan pada akhirnya

pemasaran, bertujuan untuk

bisa menjadi usaha menengah

(Darwati, 2009):

bahkan bisa menjadi usaha besar.
upaya

pembinaan

dan

pengembangan usaha bagi Usaha
Kecil dilakukan melalui beberapa

a.

Menyediakan

sarana

serta dukungan promosi dan
uji coba pasar
b.

Memasarkan

produk

usaha kecil
188

mempunyai kedudukan, potensi dan

3. Sumber daya manusia
Pembinaan

dan

peranan yang sangat penting dan

pengembangan usaha

bagi

strategis dalam mewujudkan tujuan

Usaha Kecil dibidang sumber

Pembangunan

daya

umumnya dan tujuan pembangunan

manusia,

bertujuan

pada

ekonomi pada khususnya. Usaha

untuk :
a. Memasyarakatkan

dan

kecil merupakan kegiatan usaha yang
mampu memperluas lapangan kerja

membudayakan

dan memberikan pelayanan ekonomi

kewirausahaan

yang luas pada masyarakat, serta

b. Meningkatkan

mendorong pertumbuhan ekonomi

keterampilan teknis,

dan berperan dalam mewujudkan

4. Teknologi
Pembinaan

dan

pengembangan usaha

bagi

Usaha

Nasional

Kecil

dibidang

teknologi, bertujuan untuk :
a. Meningkatkan
kemampuan

di

bidang

teknologi produksi,
b. Memberikan

stabilitas nasional pada umumnya
dan

stabilitas

ekonomi

pada

khususnya. (Ninik Widiyanti : 1993
:59)

Kebijakan
Pemerintah
Kota
Pekalongan Dalam Pengalokasian
Ruang bagi Pedagang Kaki Lima
( PK-5 )

insentif

kepada usaha kecil yang

Permasalahan pedagang kaki lima di

menerapkan

Kota Pekalongan pada prinsipnya

baru

dan

teknologi
melestarikan

merupakan

masalah

yang

harus

dihadapi oleh seluruh komponen

lingkungan hidup
c. Memberikan pemahaman

masyarakat. Namun Pemerintah Kota

akan pentingnya standarisasi

sebagai pemegang kebijakan publik

Usaha kecil yang merupakan bagian

seharusnya mampu mengoptimalkan

integral

seluruh komponen masyarakat agar

dunia

usaha

nasional

189

mau

bekerja

sama

mensukseskan

dalam

program-program

yang bertujuan untuk kepentingan
masyarakat

secara

langsung.

Eksternal maupun kendala Internal,
Kendala-kendala tersebut, adalah :
1. Kendala Eksternal
a. Kurangnya

kesadaran

Beberapa hal yang dapat dilakukan

pedagang kaki lima akan arti

Pemerintah Kota Pekalongan adalah

penting

sebagai berikut :

ketertiban

Dari berbagai lokasi yang telah

lingkungan.

ditetapkan untuk pedagang kaki lima,

b. Rendahnya

rata-rata

pelaku

kenyamanan,
dan

keindahan

peran

serta

masyarakat

usahanya

dalam

menganggap bahwa penataan dan

mewujudkan

pengaturan pedagang kaki lima harus

program pemerintah kota,

dilakukan karena kalau tidak ditata

seperti penataan kota.

dan

diatur

akan

menimbulkan

c. Belum

program-

optimalnya

kesemrawutan dan kejelekan tata

paguyuban atau organisasi

ruang

pedagang kaki lima (PK-5).

kota

pekalongan,

selain

penataan dan pengaturan yang lebih
perlu

dipertegas

penegakan

lagi

hukumnya,

2. Kendala Internal

adalah

Kendala

internal

artinya

faktor penghambat yang berasal

pemerintah kota perlu memberikan

dari

tindakan bagi pedagang kaki lima

Pekalongan.

yang melakukan usaha pada tempat-

tersebut, antara lain :

tempat yang terlarang (muslimin,

dalam

merupakan

pemerintah
Kendala

kota

internal

a. Minimnya aparat / petugas

2009).

yang

Dari beberapa hal diatas sebenarnya

bertanggung

terdapat beberapa kendala yang bisa

melakukan penataan PK-5.

terjadi berkaitan dengan penataan
pedagang kaki lima baik itu kendala

b. Kurangnya
monitoring

berwenang

/
jawab

intensitas
terhadap
190

perkembangan

pedagang

kota pekalongan dalam menciptakan

kaki lima (PK-5).
c. Kurangnya

Upaya yang dilakukan pemerintah

komitmen

iklim usaha
dasar

dalam menjalankan agenda

pengaturan dan penataan pedagang

penataan

kaki lima, selain itu Dalam upaya

dan

penertiban

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan

hukum

penertiban

dengan

jalan

persuasif dilakukan UPTD PK-5 dan
Satpol PP sebagai institusi yang
berkompeten

dalam

penertiban

pedagang kaki lima, memiliki peran
sentral dalam usaha menciptakan
nyaman,

tertib,

dan

harmonis pada masyarakat. Upayaupaya penertiban pedagang kaki lima
harus

dilakukan

mengedepankan

dengan
sikap

selalu

persuasif,

dalam koridor kekeluargaan dan
suasana damai, serta menjauhkan diri
dari

aroma

permusuhan,

lebih

mengedepankan musyawarah dalam
memutuskan

persoalan

yang

berhubungan

dengan

aspek

kehidupan ”wong cilik”.

yang

memberdayakan

pasti

usaha

pemerintah

kota

khususnya

berkaitan

penciptaan

suasana

memberikan

pemerintah Kota Pekalongan

pedagang kaki lima (PK-5).

Upaya

adalah

bagi

kecil

pekalongan

iklim

dengan

usaha,

telah

dilakukan upaya-upaya Upaya yang
dilakukan melalui beberapa aspek
antara lain : Pendanaan, Prasarana,
Kemitraan,

Perizinan

usaha,

usaha

upaya

Perlindungan

pembinaan dan pengembangan usaha
bagi Usaha Kecil dilakukan melalui
beberapa

bidang

Produksi

dan

antara

lain:

pengolahan,

Pemasaran, Sumber daya manusia,
Teknologi.
Pemerintah

Kota

Pekalongan

memiliki agenda dan program yang
jelas

tentang

tata

alokasinya.

Sedikit

masyarakat

akan

ruang
demi

dan
sedikit

menyadari arti

penting tentang ruang publik, ruang
birokrasi, maupun ruang khusus yang
191

memiliki

kegunaan

berbeda.

Saran

dalam

Dalam upaya untuk menyelaraskan

Pengalokasian Ruang bagi Pedagang

dengan tata ruang wilayah Kota

Kaki

Pekalongan kiranya Pemerintah Kota

Walaupun

demikian

Lima

(PK-5),

tetap

saja

menemui kendala baik itu kendala

Pekalongan

internal maupun kendala eksternal.

membidangi Penataan PK-5 harus

Kendala

;

terus berupaya untuk mengatur dan

kurangnya kesadaran pedagang kaki

mengarahkan para pedagang kaki

lima akan arti penting kenyamanan,

lima

ketertiban

keindahan

program-program pemerintah yang

lingkungan, rendahnya peran serta

memiliki kompetensi dan korelasi

masyarakat

dengan keberadaan pedagang kaki

Eksternal,

meliputi

dan

dalam

mewujudkan

melalui

semaksimal

Dinas

mungkin,

yang

agar

program-program pemerintah kota,

lima dapat terlaksana.

seperti penataan kota serta belum

Dinas

optimalnya

atau

diharapkan selalu proaktif dalam

organisasi pedagang kaki lima (PK-

mensosialisasikan agenda tata ruang

5). Sedangkan

Kendala Internal

dan alokasinya kepada pedagang

meliputi ; minimnya aparat / petugas

kaki lima, dengan cara melakukan

yang berwenang / bertanggung jawab

kampanye

melakukan

PK-5,

kenyamanan, agar pedagang kaki

monitoring

lima tahu bahwa Pemerintah Kota

terhadap perkembangan pedagang

Pekalongan memiliki agenda dan

kaki

program yang jelas tentang tata

kurangnya

lima

paguyuban

penataan
intensitas

(PK-5),

kurangnya

komitmen

pemerintah

Pekalongan

dalam

Kota

menjalankan

agenda penataan dan penertiban
pedagang kaki lima (PK-5).

yang

menaungi

ketertiban

PK-5

dan

ruang dan alokasinya bagi pedagang
kaki lima.
DAFTAR PUSTAKA
Aca Sugandhi, 1999, Pengelolaan
ruang dalam Pengelolaan
192

Lingkungan
Gramedia, Jakarta.

Hidup,

Amirudin, Zaenal, 2004, Pengantar
Metode Penelitian Hukum,
Raja Grafindo, Jakarta.
Fuad Mas’ud, 2004, Survay
Diagnosis Organisasional,
Universitas Diponegoro,
Semarang.
G. Kartasaputra, 1998, Praktek
Pengelolaan Koperasi,
Rineka Cipta, Jakarta.
Kota Pekalongan Dalam Angka
2005.
Mubyarto, 2001, Pelaku dan Politik
Ekonomi Indonesia, Liberty,
Yogyakarta.
Widiyanti,
1993,
Manajemen
Koperasi, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
Revrison Baswir, 2000, Tantangan
Pengembangan
Koperasi,
BPFE, Yogyakarta.
Ronny Hanitijo, 1993, Metodologi
Penelitian
Hukum,
Djambatan, Jakarta.
Sri Edi Swasono, 1997, Sistem
Ekonomi dan Demokrasi
Ekonomi, UI Press, Jakarta.
Sudarsono, 2000, Pokok-pokok
Pikiran
Pengembangan
Koperasi, Rineka Cipta,
Jakarta.
Sularso, 1999, Peningkatan dan
Pemantapan Kemandirian
Koperasi, CV. Intermedia,
Jakarta.

Sunaryati Hartono, 1999, Beberapa
Pemikiran
kearah
Pembaharuan
Hukum
Tanah, Alumni Bandung.
Suparmoko,
1999,
Metode
Penelitian Praktis, BPFE,
Yogyakarta.
Sutrisno Hadi, 2000, Metodologi
Research, Jilid I, Andi
Offset, Yogyakarta.
S. Nasution, 1996, Metode Penelitian
Naturalistik
Kualitatif,
Tarsito, Bandung.
Undang-undang No. 32 Tahun 2004
Tentang
Pemerintah
Daerah.
Undang-undang No. 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah
Undang-undang No. 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang.
Undang-undang No. 9 Tahun 1995
Tentang Usaha Kecil.
Undang-undang No. 24 Tahun 1992
Tentang Penataan Ruang.
Peraturan Presiden No. 7 Tahun
2005 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun
2004 – 2009.
Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1993
Tentang Kebersihan,
Keindahan, Kerapihan, dan
Ketertiban Kodia Daerah
Tingkat II Pekalongan.
Peraturan Daerah No. 2 Tahun 2005
Tentang Pembentukan,
193

Kedudukan, Tugas, Fungsi
dan Susunan Organisasi
Dinas Daerah Kota
Pekalongan.
Surat Keputusan Walikota
Pekalongan No. 9 Tahun
2004 Tentang Penataan dan
Penetapan Lokasi Pedagang
Kaki Lima di Wilayah Kota
Pekalongan.

194