HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN RESILIENSI PADA JANDA CERAI MATI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
RESILIENSI PADA JANDA CERAI MATI

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Oleh:
Dyah Ayu Sekar Ambarini
NIM : 149114081

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

“If you can’t fly, then run. If you can’t run, then walk. If you can’t walk, then
crawl. But whatever you do, you have to keep moving forward” – Martin Luther
King Jr.

“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan
kebimbangan. Sedangkan teman yang paling setia yaitu keberanian dan
keyakinan yang teguh” – Andrew Jackson

“Bermimpilah untuk sukses dan tetap berusahalah untuk mewujudkannya”

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

Allah SWT yang telah memberikan saya kekuatan, kemudahan, kesehatan,
kelancaran dan karuniaNya sehingga saya bisa menyelesaikan karya ini.

Keluarga yang saya hormati dan cintai, yaitu Bapak Ambardi, Ibu Marsini, Hanif
Atha Ammar yang telah memberi saya cinta, dukungan dan doa mereka untuk
saya.

Ibu Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. yang selalu membantu saya dan
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada saya agar saya dapat
menyelesaikan karya ini dengan target yang sudah saya tentukan.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN
RESILIENSI PADA JANDA CERAI MATI

Dyah Ayu Sekar ambarini

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial
dan resiliensi pada janda cerai mati. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dan resiliensi pada
janda cerai mati. Subjek dalam penelitian ini adalah janda yang suaminya telah
meninggal dan memiliki anak dengan jumlah 120 subjek. Alat pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial dan skala resiliensi. Skala
dukungan sosial terdiri dari 36 item dengan koefisien reliabilitas sebesar 0.964
dan skala resiliensi terdiri dari 28 item dengan koefisien reliabilitas yang dimiliki
yaitu 0.953. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi
Spearman’s Rho dikarenakan sebaran data pada kedua skala dalam penelitian ini
bersifat tidak normal (skala dukungan sosial dan skala resiliensi). Selain itu,
penelitian ini menghasilkan nilai koefisien korelasi sebesar r = 0.788 dengan nilai

signifikansi sebesar 0.000 (p < 0.05). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan sosial dan resiliensi pada
janda cerai mati. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi dukungan sosial yang
diterima oleh janda, maka semakin tinggi pula resiliensi yang dimiliki oleh janda.
Begitu juga sebaliknya, semakin rendah dukungan sosial yang diterima oleh
janda, maka kan semakin rendah pula resiliensi yang dimiliki oleh janda.

Kata kunci: dukungan sosial, resiliensi, janda cerai mati.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE CORELLATION BETWEEN SOCIAL SUPPORT AND RESILIENCE
OF WIDOWHOOD

Dyah Ayu Sekar Ambarini

ABSTRAK


This research was intended to investigate the correlation between social
support and resilience on widows. The hypothesis in this research said that there
was a positive and significant correlation bertween social support and resilience
on widows. Subjects in this research were 120 widows. There were two
instrumenst in this research namely social support scale and resilience scale. The
social support scale had 36 items with 0.964 of reliability coefficient and the
resilience scale had 28 items with 0.953 of reliability coefficient. The data
analysis technique in this research used Spearman’s Rho correlation test because
the distribution of social support scale and the distribution of resilience scale
were not normal. Then, this research produced r = 0.788 of correlation value and
0.000 or p < 0.05 significance value. The result in this research showed that there
was a positive and significant correlation between social support and resilience
on widows. It meant that the higher social support which was received by widows,
the higher resilience they had. Otherwise, the lower social support was received
by widows, the lower resilience they had.

Keywords: Social support, resilience, widows.

viii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, kasih sayang dan karuniaNya kepada penulis, sehingga
penulis mampu menyelesaikan karya skripsi ini dengan baik. Selanjutnya, tidak
lupa juga penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
terlibat dalam memberikan penulis bantuan dan dukungan untuk menyelesaikan
karya ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Monica Eviandaru M., M.App., Ph.D selaku Ketua Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Maria Laksmi Anantasari M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah bersedia membantu dalam memberikan
masukan, kritik serta saran yang berkaitan dengan mata kuliah dan
skripsi selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang selalu membantu dan meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, masukan, saran serta arahan bagi penulis
dalam proses penyelesaian karya skripsi ini. Terima kasih penulis
ucapkan karena telah memberikan pelajaran berharga tidak hanya

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengenai penulisan skripsi tetapi juga mengajarkan banyak nilai-nilai
kehidupan.
5. Bapak Ambardi dan Ibu Marsini selaku orangtua dari penulis yang
selalu memberikan dukungan baik berupa dukungan emosional
maupun dukungan materiil untuk penulis serta memberikan arahan dan
kasih sayangnya agar penulis dapat cepat menyelesaikan pendidikan
hingga akhirnya penulis mampu menyelesaikannya. Penulis berharap
untuk ke depannya, orangtua akan selalu tetap memberikan
dukungannya dan kasih sayangnya kepada penulis.
6. Hanif Atha Ammar selaku adik dari penulis. Terima kasih atas

dukungan, kasih sayang dan semangat yang diberikan iuntuk penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Fiyogananto Primatmojo, terima kasih untuk selama ini selalu
membantu, mendoakan, memberi semangat, menemani, meluangkan
banyak waktunya, tenaga, perhatian dan kasih sayangnya guna
mendukung penulis agar segera menyelesaikan penulisan skripsi.
Makasih yaaaa, walaupun sering berantem tapi aku padamu 
8. Bapak Opik, selaku pengurus Komunitas Pengajian Ummu Salamah.
Terima kasih telah membantu penulis dalam proses penyelesaian
skripsi dan dalam proses pengambilan data.
9. Kepada Pendeta Gunawan, Ibu Sulinah, Ibu Dewi, dan semua
pengurus dari GKJ Sarimulyo. Terimakasih atas bantuan, waktu dan
saran yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Seluruh anggota Pengajian Ummu Salamah dan seluruh anggota
Komunitas Gereja di GKJ Sarimulyo. Terima kasih atas bantuan dalam

kesediaannya dalam mengisi skala penelitian.
11. Teman-teman “KONCO KESEL” yakni Carys, Nungky, Dwina, Ana,
Mega, Sekar, Joste terima kasih telah memberikan perhatian,
semangat, hiburan, perjuangan dan kesabarannya untuk penulis.
Semoga kita awet yaa, kalian terbaekk!
12. Teman sejak SMA yakni Alyssa Bella, Anita, Deta, Esty, dan Martha
terimakasih selalu ada untuk penulis dan selalu memberi semangat
serta perhatiannya kepada penulis. Secara tidak langsung kalian adalah
motivasi penulis untuk segera menyusul kalian lulus.
13. Teman sejak SMP yaitu Dina Novitasari, terima kasih sudah
memberikan semangat dan motivasi untuk segera lulus serta
menghibur penulis ketika sedang pusing skripsi.
14. Teman-teman

Psikologi

Kelas

D


2014,

terima

kasih

untuk

dinamikanya selama 4 tahun ini. Sangat senang bisa menjadi bagian
dari kalian. See you on top, gaes!
15. Teman-teman bimbingan Bu Diana, yaitu Dwina, Joste, Kevin, Vanny,
Intan, Wulan, Linda, Vina dan Dea terimakasih atas dinamikanya
selama bimbingan. Terimakasih juga atas segala semangat yang telah
diberikan kepada penulis. Semoga kalian juga segera menyusul, ayo
semangat!!

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ......................................................................................................... viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. ix
KATA PENGANTAR .............................................................................................x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xx
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................9
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................10
1. Manfaat Teoritis .......................................................................................10
2. Manfaat Praktis ........................................................................................10

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................11
A. Resiliensi.......................................................................................................11
B. Dukungan Sosial ...........................................................................................17
C. Janda .............................................................................................................23
D. Dinamika Hubungan antara Dukungan Sosial dan Resiliensi ......................26
E. Kerangka Berpikir ........................................................................................32
F. Hipotesis Penelitian ......................................................................................33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................34
A. Jenis Penelitian .............................................................................................34
B. Variabel Penelitian........................................................................................35
C. Definisi Operasional .....................................................................................35
1. Resiliensi ..................................................................................................35
2. Dukungan Sosial ......................................................................................36
D. Subjek Penelitian ..........................................................................................36
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................................37
1. Resiliensi ..................................................................................................38
2. Dukungan Sosial ......................................................................................38
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur .............................................................39
1. Validitas Alat Ukur ..................................................................................39
2. Seleksi Item ..............................................................................................41
3. Reliabilitas Alat Ukur ..............................................................................47
G. Metode Analisis Data ...................................................................................49
1. Uji Asumsi Data Penelitian ......................................................................49

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Uji Hipotesis ............................................................................................50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................52
A. Pelaksanaan Penelitian..................................................................................52
B. Deskripsi Subjek Penelitian ..........................................................................53
C. Deskripsi Data Penelitian .............................................................................54
D. Analisis Data Penelitian ................................................................................61
1. Uji Asumsi ...............................................................................................61
2. Uji Hipotesis ............................................................................................64
E. Analisis Tambahan .......................................................................................66
F. Pembahasan ..................................................................................................70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................74
A. Kesimpulan ...................................................................................................74
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................74
C. Saran .............................................................................................................75
1. Bagi Subjek ..............................................................................................75
2. Bagi Keluarga inti/besar dan orang terdekat ...........................................75
3. Bagi Peneliti Selanjutnya .........................................................................75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................77
LAMPIRAN ...........................................................................................................83

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penilaian skala Likert ...............................................................................37
Tabel 2. Blueprint skala resiliensi sebelum tryout .................................................38
Tabel 3. Blueprint skala dukungan sosial sebelum tryout......................................39
Tabel 4. Sebaran Item resiliensi setelah tryout ......................................................43
Tabel 5. Sebaran Item resiliensi sesudah dilakukan penguguran manual ..............45
Tabel 6. Sebaran Item dukungan sosial setelah tryout ...........................................46
Tabel 7. Sebaran Item dukungan sosial sesudah dilakukan penguguran manual ..47
Tabel 8. Deskripsi subjek berdasarkan usia ...........................................................53
Tabel 9. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan status pekerjaan .......................53
Tabel 10. Deskripsi subjek penelitian berdasarkan rentang waktu menjanda
........................................................................................................………………54
Tabel 11. Deskripsi data empiris skala resiliensi ..................................................56
Tabel 12. Hasil uji beda antara mean empiris dan mean teoritis skala resiliensi...56
Tabel 13. Deskripsi rumus penggolongan variabel berdasarkan standar pembagian
kategori ...................................................................................................................57
Tabel 14. Deskripsi Kategorisasi Skala resiliensi ..................................................57
Tabel 15. Deskripsi data empiris skala dukungan sosial .......................................58
Tabel 16. Hasil uji beda antara mean teoritik dan mean empiris skala dukungan
sosial.......................................................................................................................59
Tabel 17. Deskripsi rumus penggolongan variabel berdasarkan standar pembagian
kategori ...................................................................................................................60
Tabel 18. Deskripsi kategorisasi skala dukungan sosial ........................................61

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 19. Deskripsi data keseluruhan skala dukungan sosial dan resiliensi ..........61
Tabel 20. Hasil uji normalitas dukungan sosial dan resiliensi ...............................62
Tabel 21. Hasil uji linearitas antara dukungan sosial dan resiliensi .....................63
Tabel 22. Hasil uji hipotesis Spearman’s Rho Correlations ..................................65
Tabel 23. Tabel deskripsi tingkat korelasi dan kekuatan hubungan ......................65
Tabel 24. Hasil uji beda resiliensi berdasarkan status bekerja ...............................68
Tabel 25. Hasil uji beda resiliensi berdasarkan lama menjanda ............................70

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ................................................................................32

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skala Penelitian ..................................................................................85
Lampiran 2 Reliabilitas dan Korelasi Item Total Skala Resiliensi ........................99
Lampiran 3 Reliabilitas dan Korelasi Item Total Skala Dukungan Sosial...........103
Lampiran 4 Data Empiris Skala Penelitian ..........................................................107
Lampiran 5 Uji Normalitas ..................................................................................108
Lampiran 6 Uji Linearitas ....................................................................................109
Lampiran 7 Uji Korelasi Spearman’s Rho ...........................................................109
Lampiran 8 Analisis Tambahan ...........................................................................110
Lampiran 9 IVI-I & IVI-R Skala Penelitian ........................................................112
Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian ...........................................................115

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pernikahan merupakan sebuah ikatan yang dilakukan secara sah antara
pria dan wanita sesuai dengan peraturan-peraturan negara yang berlaku
(Walgito, 2002). Menurut Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1
tentang Perkawinan,

pernikahan didefinisikan sebagai ikatan lahir batin

antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Suatu pernikahan dianggap ideal jika dapat
memberikan keintiman, komitmen, pertemanan, kasih sayang, pemenuhan
kebutuhan seksual, kebersamaan, perkembangan emosional, dan harga diri
bagi seseorang (Papalia, Olds, & Feldmann, 2009).
Akan tetapi, kebahagiaan atas suatu pernikahan akan terhenti saat salah
satu dari pasangannya harus kembali menghadap Tuhan (Mardhika, 2013).
Menurut Atkinson, Atkinson dan Hilgrad (dalam Sawitri, 2007) kematian dari
salah satu pasangan, akan memunculkan nilai perubahan kehidupan yang
paling tinggi dibandingkan dengan peristiwa lain yang terjadi dalam
kehidupan seseorang yang ditinggalkan. Dalam Papalia, Olds, dan Feldman
(2009) dijelaskan bahwa kehilangan seseorang karena terjadinya kematian
dapat membawa perubahan status dan peran dari seseorang yang
ditinggalkan. Kehilangan (loss) merupakan pengalaman yang akan terjadi

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

sepanjang kehidupan manusia yang akan terus dialami kembali walaupun
dalam bentuk yang berbeda (Shear & Shair, 2005). Setelah terjadinya
kehilangan, individu akan merasakan keadaan berduka yang merupakan
respon normal akibat mengalami kehilangan (Shear & Shair, 2005).
Kehilangan pasangan yang disebabkan karena kematian merupakan suatu
peristiwa yang dapat menimbulkan stres (Aprilia, 2013).
Menurut Berk (2012), individu yang harus mengatur ulang hidup,
identitas dan status mereka dengan meninggalkan identitas atau atribut dari
pasangannya yang sudah meninggal disebut kondisi menjanda atau menduda.
Menurut Badan Pusat Statistik tentang kependudukan terdapat dua kategori
janda atau duda, yaitu cerai mati dan cerai hidup. Cerai hidup didefinisikan
sebagai status dari seseorang yang telah hidup secara terpisah dengan suami
atau istrinya karena bercerai. Sedangkan cerai mati merupakan status bagi
seseorang yang telah hidup terpisah dengan suami atau istrinya karena
meninggal dunia (Badan Pusat Statistik, 2015).
Menurut

laporan

Sistem

Pemantauan

Kesejahteraan

Berbasis

Komunitas-Perempuan Kepala Keluarga (SPKBK-PEKKA) pada tahun 20112012 total keluarga mencapai 89.960 dan keluarga yang dikepalai oleh
perempuan (KKP) mencapai 15.644 keluarga. Berdasarkan data Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) jumlah janda yang tercatat
hingga Juni 2016 mencapai 17.419 jiwa dengan jumlah janda yang
mengalami cerai mati mencapai 12.626 jiwa (Mardani, 2017). Sedangkan
menurut Tantan Hadiansyah selaku Kepala Bidang Pengelolaan Informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data Disdukcapil jumlah lakilaki dengan status duda akibat cerai hidup mencapai 1.845 jiwa sedangkan
akibat cerai mati mencapai 2.142 jiwa (JawaPos, 2017). Hal tersebut
menunjukkan bahwa populasi janda memiliki jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan jumlah duda walaupun setiap tahunnya selalu
meningkat (JawaPos, 2017).
Akan tetapi pada pria biasanya status menduda tidak berlangsung lama
karena adanya keterbatasan untuk merawat dirinya sehingga membuat duda
memilih untuk menikah kembali (Desiningrum, 2015). Sedangkan bagi janda,
kehilangan suami menjadi fenomena yang traumatik dan menyedihkan bagi
sebagian wanita karena untuk menjalani kehidupan sebagai orangtua tunggal
merupakan hal yang tidak mudah dan berat (Aprilia, 2013). Menurut
Perlmutter dan Hall (dalam Aprilia, 2013) berperan sebagai orangtua tunggal
bagi

wanita

akan

membuatnya

mengalami

perubahan

yang

dapat

menimbulkan masalah karena seseorang yang seharusnya hanya berperan
sebagai ibu saja pada akhirnya harus berperan ganda. Keadaan menjanda bagi
wanita dengan usia lansia akan mengalami permasalahan yaitu menurunnya
kesehatan dan fisiknya serta memiliki persaaan kesepian (Desiningrum,
2015). Selain itu, menurut Jahja (2011) terdapat masalah umum pada masa
menjanda, yakni masalah keuangan, masalah sosial, masalah keluarga,
masalah praktis, masalah seksual, dan masalah tempat tinggal.
Permasalahan spesifik yang terjadi pada janda yang ditinggal mati oleh
suaminya antara lain mereka mengalami kesedihan yang mendalam akibat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

kepergian dari suami yang tidak terduga, kehilangan peran suami, kesulitan
dalam mengurus anak dan permasalahan ekonomi dalam kehidupan seharihari (Mardhika, 2013). Perubahan status menjadi seorang janda juga
menyebabkan permasalahan bagi wanita dalam lingkungan sosialnya
(Fernandez & Soedagijono, 2018). Menjadi janda juga menimbulkan masalah
pada kesehatan baik fisik maupun mentalnya (Hendrickson et al., 2018).
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada 2 Februari 2018 di
Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta oleh salah satu subjek dengan
inisial YR permasalahan mengenai anggapan atau persepsi negatif tentang
status janda masih sering terdengar direndahkan. Beberapa orang di
lingkungannya janda sering kali dianggap lemah dan serba kekurangan.
Selain itu, subjek juga menganggap bahwa latar belakang pendidikan menjadi
salah satu permasalahan pada janda. Seorang janda dengan latar belakang
pendidikan yang tinggi akan mudah mendapatkan pekerjaan, sedangkan bagi
yang memiliki latar belakang rendah akan kesulitan dalam mencari
penghasilan.
Di Indonesia, fenomena yang berkaitan dengan permasalahan janda
juga masih tergolong banyak seperti yang dilansir dalam Tribunnews (2016)
bahwa seorang janda 26 tahun yang ditinggal meninggal oleh suaminya
cenderung mengalami stress dan lebih memilih untuk melakukan hal negatif
yaitu memakai narkoba untuk menghilangkan stres dan beban hidup yang
membuatnya kesulitan tidur. Kemudian, terdapat

contoh lain dari

permasalahan janda terkait dengan kesulitan ekonomi seperti dilansir dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

TribunJambi (2018) yang mana seorang janda 53 tahun dengan 5 anak yang
ditinggal suaminya meninggal dunia memilih nekat menjual ganja untuk
membiayai hidupnya sehari-hari dan membayar hutang sebanyak 12 juta.
Selain itu, terdapat permasalahan janda di lingkungan sosialnya yaitu status
sebagai janda masih dipandang dengan sebelah mata, seolah-olah kehadiran
janda masih sulit diterima di tengah-tengah masyarakat bahkan banyak dari
masyarakat yang menganggap janda sebagai suatu aib, sering disudutkan,
disalahkan bahkan status janda sering dijadikan lelucon (Bernas.id, 2017).
Banyaknya masalah yang muncul selama menjadi seorang wanita
dengan peran orangtua tunggal membutuhkan penyesuaian diri untuk
menghadapi banyaknya perubahan (Aprilia, 2013). Janda juga memerlukan
kemampuan

diri

agar

dapat

menghadapi

tekanan-tekanan

maupun

permasalahan hidup agar dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik
(Naufaliasari & Andriani, 2006). Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan
kemampuan resiliensi pada wanita yang kehilangan suaminya akibat
meninggal dunia (Fernandez & Soedagijono, 2018). Kemampuan atau
kapasitas yang dimiliki seseorang, kelompok atau masyarakat untuk
menghadapi, mencegah, meminimalkan dan menghilangkan dampak-dampak
yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan atau
mengubah kondisi kehidupan yang menyedihkan menjadi suatu hal yang
wajar untuk diatasi yang disebut kemampuan resiliensi (Desmita, 2007).
Resiliensi yaitu kemampuan yang dimiliki individu untuk mengatasi
kesulitan dan melanjutkan perkembangannya seperti semula (Ungar, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

Menurut Sagor (dalam Patilima, 2015) resiliensi adalah kumpulan atribut dari
seorang individu berupa kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi
hambatan besar dalam kehidupannya. Pada kenyataannya, penelitian yang
memfokuskan pada resiliensi khususnya pada janda masih terbilang minim
(Bennett, 2010). Selain itu, Bennett (2010) juga menyatakan bahwa masih
terdapat

janda

yang

memiliki

tingkat

resiliensi

rendah

semenjak

meninggalnya sang suami atau pasangannya.
Menurut Resnick, Gwyther dan Roberto (2011) terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi resiliensi pada seseorang yaitu self-esteem,
spiritualitas, emosi positif dan salah satu sumber yang menjadi fokus
penelitian ini yaitu berhubungan dengan dukungan sosial yang diberikan
lingkungan untuk dirinya. Menurut Grotberg (dalam Patilima, 2015) kualitas
resiliensi yang dimiliki pada setiap orang tidak sama dikarenakan hal tersebut
ditentukan oleh salah satu faktornya yaitu seberapa besar dukungan sosial
dalam pembentukan resiliensi seseorang tersebut. Menurut Gollieb (dalam
Smet, 1994) dukungan sosial adalah informasi verbal atau non verbal serta
bantuan yang nyata atau perilaku yang diberikan dari orang-orang di sekitar
subjek di dalam lingkungan sosialnya baik berupa kehadiran atau hal-hal
yang memberi kekuatan emosional yang dapat mempengaruhi perilaku
subjek.
Young (2006) mengatakan dukungan sosial terdapat dua bentuk yaitu
dukungan sosial yang dirasakan atau diterima oleh individu (received
support) dan dukungan yang dipersepsikan (perceived support). Penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

berfokus pada received support yang mana dukungan sosial dilakukan dengan
menghitung berdasarkan bentuk atau jumlah dukungan sosial yang diberikan
oleh orang lain. Dukungan sosial yang diterima oleh individu dapat berasal
dari keluarga, teman, rekan kerja, komunitas atau organisasi yang diikuti
(Sarafino, 2008).
Sumber lain dari dukungan sosial yang terpenting yaitu berasal dari
dukungan anak karena bagi seorang janda anak merupakan motivasi penting
untuk dapat menjadi kuat dan bersemangat dalam menghadapi permasalahan
(Hendrickson, Kim, Tol, Shrestha, Kafle, Luitel, Thapa, & Surkan, 2018).
Seorang janda memiliki keinginan kuat untuk mampu memberikan masa
depan yang terbaik bagi anak-anaknya sehingga anak merupakan kekuatan
seorang janda dalam menghadapi tekanannya dan tidak akan mempengaruhi
tekadnya dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya (Aprilia, 2013). Pada
umumnya yang terjadi pada lansia janda, anak-anak cenderung sudah mandiri
dan berumah tangga sehingga rumah terasa sepi dan janda harus mampu
mengatasi masalah ekonomi dan sosialnya secara mandiri (Desiningrum,
2015). Selain itu, bentuk dari dukungan sosial yang dilakukan dengan cara
menjalin hubungan dengan orang lain dan terlibat dengan lingkungan sosial
merupakan faktor penting terkait tingkat keberhasilan seseorang dalam
mencapai resiliensi (Hendrickson et. al., 2018).
Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa ketika dukungan
sosial yang diterima memadai, melalui ikatan sosial yang dijalin dengan
orang lain maka akan mempengaruhi kehidupan janda (Hendrickson et. al.,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

2018). Hingga pada akhirnya, janda yang mampu beresiliensi akan mampu
menemukan jalan untuk menempuh kehidupannya sehari-hari tanpa adanya
suami (Hahn, 2011). Akan tetapi pada kenyataannya, Aprilia (2013)
mengatakan bahwa pada umumnya beberapa janda mengatakan bahwa
dukungan sosial yang mereka terima masih sangat minim dan terbatas
dikarenakan adanya isolasi sosial terkait dengan anggapan miring mengenai
statusnya sebagai janda.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiawan dan Prastitis (2015)
menyatakan bahwa dukungan sosial memiliki korelasi yang positif dengan
resiliensi yang mana apabila dukungan sosial tinggi maka resiliensi juga
cenderung tinggi, dan sebaliknya jika dukungan sosial rendah maka resiliensi
juga rendah. Selain itu, penelitian lain yang dilakukan oleh Tampi, Kumaat
dan Masi (2013) memperoleh hasil bahwa dukungan sosial memiliki
hubungan positif dan signifikan terhadap tingkat resiliensi seseorang.
Akan tetapi dalam sebuah penelitian lain yang dilakukan oleh Diaz
(2012) terkait hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi memiliki
perbedaan hasil dan bertolak belakang dengan kedua penelitian di atas, yaitu
penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara hubungan dukungan sosial dengan resiliensi pada seseorang.
Diaz (2012) berasumsi bahwa kemampuan resiliensi tidak selalu dipengaruhi
oleh dukungan sosial yang diterima melainkan adanya faktor lain yang juga
mempengaruhi tingkat resiliensi seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

Berdasarkan perbedaan hasil di atas, maka peneliti membuat penelitian
ini guna ingin menguji kembali mengenai hubungan antara dukungan sosial
dengan resiliensi dengan subjek janda. Penelitian yang dilakukan ini
dikhususkan bagi perempuan yang ditinggalkan oleh pasangannya akibat
kematian, yang mana seorang janda yang ditinggal meninggal oleh
pasangannya akan memiliki resiko lebih besar secara psikologis (Andriani &
Naufaliasari, 2013) serta beberapa hal yang dialami oleh janda bahwa
dukungan sosial yang mereka terima masih tergolong terbatas dikarenakan
adanya isolasi sosial dan anggapan miring mengenai statusnya sebagai janda
(Aprilia, 2013).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan
antara dukungan sosial dengan tingkat resiliensi pada janda yang ditinggal
meninggal oleh suami?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara
dukungan sosial dengan resiliensi pada janda yang ditinggal mati oleh suami.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang terkandung dalam penelitan ini mencakup dua macam:
1.

Manfaat teoretis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan berupa wawasan atau
pengetahuan mengenai hubungan dukungan sosial dan resiliensi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

janda yang ditinggal mati oleh suami di bidang psikologi khususnya
perkembangan dan sosial.
2.

Manfaat Praktis
a.

Bagi lingkungan sekitar
Penelitian ini secara praktis diharapkan mampu memberikan evaluasi
bagi orang-orang terdekat janda terkait dukungan sosial yang
diberikan memiliki hubungan dengan tingkat resiliensi yang dimiliki
oleh janda.

b.

Bagi janda
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi evaluasi bagi janda terkait
pentingnya dukungan sosial agar janda dapat mencapai resiliensi dan
berguna bagi janda dalam mencari dukungan sosial dari lingkungan
terdekatnya

agar

mampu

mencapai

kemampuan

resiliensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Resiliensi
1.

Pengertian Resiliensi
Desmita

(2007)

mengatakan

bahwa

resiliensi

merupakan

kemampuan yang dimiliki seseorang, kelompok atau pihak masyarakat
dalam menghadapi, mencegah, dan menghilangkan dampak negatif dari
situasi yang tidak menyenangkan serta mengubah sesuatu yang sulit
menjadi sesuatu yang wajar untuk diatasi. Menurut Werner (dalam
Desmita, 2007) resiliensi dapat didefinisikan sebagai kemampuan
individu untuk kembali mencapai keberhasilannya dalam beradaptasi dari
kesulitan dengan mengembangkan kemampuan sosial, pendidikan dan
kejuruannya untuk menghadapi stres.
Rutter (dalam Kalil, 2003) mengatakan bahwa resiliensi merupakan
hasil dari keberhasilan mengatasi resiko dalam hidupnya, bukan
penghindaran akan resiko atau bahaya. Menurut Reich, John, Zautra,
Alex dan Hall (2010) resiliensi didefinisikan sebagai hasil keberhasilan
dari adaptasi seseorang terhadap kesulitan yang dihadapi. Resiliensi juga
berfokus pada kemampuan seseorang untuk bangkit atau pulih dari
keadaan

stres,

sehingga

11

membuat

individu

mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

mengembalikan keseimbangan dan memulihkan keadaan mentalnya
seperti semula dengan cepat (Reich et al., 2010).
Penelitian ini mengacu pada konsep dari Reivich dan Shatte (dalam
Jackson & Chris, 2004) mengatakan bahwa reseliensi merupakan
kemampuan seseorang untuk bertahan dan beradaptasi terhadap suatu
tekanan yang sulit. Reivich and Shatte juga mengatakan bahwa resiliensi
bukan hanya membuat seseorang dapat pulih dari suatu kesulitan, tetapi
resiliensi juga mampu meningkatkan kehidupan seseorang lebih positif
(Suyasa, 2011). Selain itu, konsep resiliensi dari Reivich dan Shatte dapat
digunakan karena dapat memperlihatkan tingkat resiliensi yang dimiliki
oleh seseorang (Jackson & Chris, 2004).
2.

Aspek-aspek Resiliensi
Menurut Reivich dan Shatte (dalam Jackson & Chris, 2004),
terdapat tujuh aspek kemampuan dalam resiliensi. Aspek-aspek
kemampuan resiliensi yang dikembangkan oleh Reivich dan Shatte
mampu digunakan untuk melihat tingkat resiliensi pada individu
(Jackson & Chris, 2004; Taufiq, Susanty, Titi, & Nurlina, 2014) dan
berfungsi sebagai kunci untuk mengembangkan dan membangun
resiliensi pada tingkat individu maupun organisasi atau kelompok, serta
aspek-aspek resiliensi dilihat secara keseluruhan bukan per masingmasing aspek (Jackson & Chris, 2004). Tujuh aspek tersebut yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

a.

Regulasi Emosi (Emotion Regulation)
Dalam regulasi emosi, kemampuan resiliensi dianggap sebagai
kemampuan untuk tetap tenang ketika berada dalam kondisi yang
tertekan

sehingga

seseorang

yang

resilien

menggunakan

kemampuannya untuk mengontrol/mengelola emosi dan perilakunya.
b.

Pengendalian Impuls (Impuls Control)
Kontrol impuls merupakan kemampuan dalam mengontrol
dorongan-dorongan, keinginan, kesukaran dan tekanan yang ada di
dalam diri untuk kepuasan dirinya. Individu yang memiliki
kemampuan dalam mengontrol impulsnya akan mampu mencegah
kesalahan dalam berpikir, dapat berpikir jernih dan mampu
memberikan respon yang sesuai dengan permasalahan yang sedang
dihadapi. Kontrol impuls ini juga berhubungan dengan regulasi
emosi.

c.

Analisis Kausal (Causal Analysis)
Kemampuan menganalisis masalah merupakan kemampuan
individu untuk dengan mudah mengidentifikasi penyebab-penyebab
dari masalah-masalah yang mereka hadapi secara akurat. Namun,
apabila seseorang tidak dapat mengidentifikasi masalah dengan
tepat, maka individu tidak akan dapat menyelesaikan masalahnya
dengan baik dan cenderung mengulang kesalahan yang sama.
Seseorang yang dianggap resilien akan mampu berpikir diluar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

kemampuannya

untuk

dapat

mengidentifikasi

permasalahan,

berfokus pada masalah dan menemukan solusi
d.

Efikasi Diri (Self-Efficacy)
Self-Efficacy merupakan keyakinan individu bahwa dirinya
dapat menyelesaikan masalahnya secara efektif. Seseorang yang
memiliki efikasi diri yang tergolong tinggi akan yakin pada
kemampuannya untuk dapat berhasil dalam mencapai kesuksesannya
serta memiliki komitmen dalam pemecahan masalahnya dan tidak
mudah menyerah dalam kegagalan menentukan strategi-strategi
pemecahan masalahnya.

e.

Optimisme (Realistic Optimism)
Optimis merupakan kemampuan individu untuk tetep positif
dalam memandang masa depannya. Individu akan meyakini bahwa
berbagai hal yang terjadi di dalam dirinya dapat berubah menjadi
lebih baik, memiliki harapan masa depan dan percaya untuk mampu
mengontrol atau menangani masalah yang akan muncul di masa
depan. Individu yang optimis cenderung akan lebih sehat secara
fisik, dapat berprestasi dengan baik serta dapat lebih produktif dalam
bekerja.

f.

Empati (Emphaty)
Empati

menggambarkan

kemampuan

seseorang

dalam

membaca petunjuk dari orang lain yang berkaitan dengan kondisi
psikologis dan emosionalnya seperti menginterpretasikan perilaku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

non verbal maupun verbal seseorang guna dapat membangun relasi
yang lebih baik. Individu yang resilien akan mampu berempati
dengan membaca tanda-tanda non verbal orang lain dan cenderung
memiliki hubungan sosial yang positif.
g.

Pencapaian (Reaching Out)
Pencapaian

merupakan

kemampuan

seseorang

untuk

meningkatkan aspek positif di dalam dirinya yang berkaitan dengan
keberanian individu untuk mencoba mengatasi masalah ataupun
berani mengambil resiko dan menganggap masalah sebagai sebuah
tantangan. Pada akhirnya, resiliensi tidak hanya berfungsi untuk
mengatasi masalah atau trauma yang berat, akan tetapi berguna
untuk memperkaya hidup, memperdalam relasi dan menambah
pengalaman yang baru.
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa resiliensi memiliki
tujuh aspek yaitu regulasi emosi, kontrol impuls, analisis kausal, efikasi
diri, optimisme, empati dan pencapaian.
3.

Faktor – Faktor Resiliensi
Menurut

Resnick,

Gwyther

dan

Roberto

(2011)

dalam

pembentukan resiliensi terdapat empat faktor yang mempengaruhi, antara
lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

a.

Self-esteem
Seseorang yang memiliki self-esteem atau kepercayaan diri
yang baik, dapat membantunya untuk dapat bangkit dalam
menghadapi kesengsaraan atau keterpurukan.

b.

Dukungan Sosial (Social Support)
Resiliensi berhubungan dengan dukungan sosial dimana dalam
menghadapi kesulitan atau kesengsaraan dibutuhkan dukungan atau
support dari lingkungan sekitarnya untuk dapat meningkatkan
resiliensi dalam menyelesaikan masalah serta dapat bangkit dari
keterpurukan

yang

dialami

seseorang.

Selain

itu,

menurut

Hendrickson et. al. (2018) dukungan sosial merupakan faktor
penting yang dapat menentukan keberhasilan seseorang dalam
mencapai resiliensi.
c.

Spiritualitas
Faktor lain yang dapat mempengaruhi bahkan meningkatkan
resiliensi yaitu spiritualitas. Pada faktor ini, manusia cenderung
memandang dan mempercayai bahwa ketika seseorang mengalami
kesulitan, ia akan selalu ditolong oleh Tuhan sehingga seseorang
merasa mampu untuk menyelesaikan segala kesulitannya atau
kesengsaraannya.

d.

Emosi Positif
Faktor

penting

lainnya

yang

dapat

mempengaruhi

pembentukan resiliensi pada seorang individu yaitu emosi positif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

Seseorang yang sedang menghadapi situasi sulit atau kritis sangat
membutuhkan emosi positif karena dengan memiliki emosi positif
seseorang dapat mengurangi tekanan atau stres secara lebih efektif.
Selain itu, dengan adanya rasa syukur yang baik, seseorang mampu
mengendalikan emosi negatif dan dapat meningkatkan emosi positif
dalam menghadapi segala kesulitan akan permasalahan yang ada
dalam hidupnya.
B. Dukungan Sosial
1.

Pengertian Dukungan Sosial
Dukungan sosial (Sarafino, 2008) mengacu pada pemberian
kenyamanan, kepedulian dan penghargaan serta bantuan yang diterima
oleh individu dari orang lain atau kelompok dengan merawat, menerima
dan menghargainya. Santrock (2006) mengatakan bahwa dukungan sosial
merupakan informasi atau tanggapan dari pihak lain yang disayangi,
dicintai yang menghargai dan menghormatinya, serta yang memiliki
hubungan saling bergantung satu sama lain.
Menurut Rook (dalam Smet, 1994) dukungan sosial merupakan
salah satu fungsi dari pertalian atau ikatan sosial yang dapat
menggambarkan tingkat dan kualitas umum dari hubungan interpersonal
yang akan melindungi individu dari stres. Menurut Rodin dan Salovey
(dalam Smet, 1994) penikahan dan keluarga merupakan sumber dari
dukungan sosial yang paling penting bagi seseorang. Shakespeare-Finch
dan Obst (2011) mengatakan bahwa dukungan sosial yaitu pemberian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

dukungan yang dapat mempengaruhi kesehatan individu baik secara fisik
maupun psikologis, baik pada individu maupun kelompok sosial.
Menurut Schwarzer dan Leppin (dalam Smet, 1994) dukungan
sosial dapat dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang diberikan
orang lain kepada individu (perceived support) dan dianggap sebagai
kognisi individu yang mengacu pada pesepsi terhadap dukungan yang
diterima (received support). dalam penelitian ini, peneliti berfokus pada
dukungan yang diterima oleh individu dari orang lain (perceived
support). Selain itu, Sarafino (2008) mengatakan bahwa individu yang
mendapatkan dukungan sosial akan memiliki keyakinan bahwa dirinya
dicintai, dirawat, dihargai, berharga dan merasa bahwa dirinya
merupakan bagian yang berarti dari lingkungannya.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan
sosial merupakan bantuan berupa fisik dan emosional yang diberikan
oleh lingkungan sekitar terdiri dari keluarga, teman dan orang-orang
yang terlibat dengan individu sehingga dapat membantu individu agar
merasa dihargai, dirawat dan dicintai.
2.

Dimensi dari Dukungan Sosial
Declercq, Vanheule, Markey dan Willemsen (dalam ShakespeareFinch & Obst, 2011) mengemukakan dua dimensi utama dari dukungan
sosial yang secara konsisten menonjol dan mencakup tipe-tipe dari
dukungan sosial. Kedua dimensi dari dukungan sosial tersebut yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

a.

Dukungan Emosional (emotional support)
Dimensi dari dukungan sosial yaitu dukungan emosional
terdiri atas pengakuan sosial dari orang lain seperti pujian atau
penghargaan terhadap suatu perilaku yang dilakukan individu serta
mencakup penguatan sosial seperti rasa empati, kepedulian, percaya,
penyemangat, penerimaan secara positif dan meyakinkan sebagai
penilaian terhadap perilaku, penguatan sosial atau aspek dari
dorongan sosial.

b.

Dukungan Instrumental (instrumental support)
Dimensi dari dukungan sosial yaitu dukungan instrumental ini
terdiri dari pemberian informasi atau masukan-masukan serta saran
atau arahan guna membantu orang lain untuk menyelesaikan
masalah atau tugas-tugas yang diberikan secara langsung dari
individu yang bersangkutan. Dukungan instrumental juga merupakan
dukungan yang diberikan dalam bentuk tenaga, waktu, keterampilan
atau pengetahuan yang diberikan kepada individu yang bersangkutan
guna menyelesaikan masalah atau tugas dari individu.

3.

Sumber Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat diperoleh individu dari berbagai sumber.
Sarafino (2008) menjelaskan bahwa dukungan sosial dapat berasal dari
keluarga, teman, dokter serta komunitas dan organisasi yang terlibat
dengan individu. Dukungan sosial juga dapat berasal dari lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

atau tempat kerja yang biasa diberikan oleh supervisor, atasan, maupun
rekan kerja (Taylor et al., 2006).
Selain itu, dukungan sosial yang terpenting yaitu berasal dari
dukungan anak karena bagi seseorang anak merupakan motivasi penting
untuk dapat menjadi kuat dan bersemangat dalam menghadapi
permasalahan (Hendrickson, Kim, Tol, Shrestha, Kafle, Luitel, Thapa, &
Surkan, 2018). Menurut Cohen dan Syrne (dalam Aprilia, 2013)
dukungan sosial lain juga dapat bersumber dari tempat kerja, keluarga,
dan teman di lingkungan sekitarnya.
4.

Dampak dari Dukungan Sosial
Terdapat beberapa dampak dari dukungan sosial meliputi:
a.

Dukungan sosial dapat mengurangi atau mencegah seseorang
mengalami stres.
Menurut Sarason, Levine, Basham, dan Sarason (1983)
gagasan yang mendukung hal tersebut yaitu hubungan yang positif
dapat menumbuhkan kemandirian dan kegigihan seseorang dalam
menghadapi tantangan dan rintangan dari masalahnya. Penelitian
yang dilakukan oleh Turner (dalam Sarafino, 2008) terkait dengan
dukungan sosial yang dapat mengurangi stres yaitu pengaruh
dukungan sosial terhadap dua penyebab stres lain: (1) menjadi ibu
baru dan (2) mengalami gangguan pendengaran pada seseorang di
masa dewasa. Kedua penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa
seseorang dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi tidak memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

tekanan psikologis atau stress dibandingkan dengan seseorang yang
memiliki tingkat dukungan rendah (Sarafino, 2008).
Selain itu, terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh
Fleming, Baum, Gisriel dan Gatchel (dalam Sarafino, 2008) terkait
dengan pengaruh dukungan sosial terhadap stres yang dialami oleh
orang-orang memperoleh hasil bahwa penduduk dengan tingkat
dukungan emosional yang tinggi akan memiliki ketegangan
psikologis, stress dan gangguan kognitif yang rendah dibandingkan
penduduk yang memiliki tingkat dukungan emosional rendah.
b.

Dukungan sosial dapat bermanfaat untuk kesehatan seseorang.
Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh dukungan yang
diberikan orang lain ketika menghadapi efek negatif dari stres yang
tinggi (Sarafino, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh Karlin,
Brondolo dan Schwart (2003) menemukan bahwa dukungan sosial
berfungsi dalam menangani stres kerja. Seseorang yang mengalami
stres kerja jika diberikan dukungan sosial maka akan menghasilkan
tekanan darah yang rendah. Selain itu, Sarafino (2008) mengatakan
bahwa pandangan positif yang dimiliki individu dapat bermanfaat
bagi kesehatan terlepas dari pengalaman stres dan membuat individu
lebih tahan terhadap penyakit. Seseorang yang memiliki tingkat
dukungan sosial yang tinggi dapat mendorong orang lain untuk
menjalani gaya hidup yang lebih sehat dibandingkan seseorang yang
memiliki dukungan sosial rendah (Sarafino, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

c.

Dukungan sosial membuat seseorang memiliki harga diri dan rasa
dimiliki yang kuat.
Sarafino (2008) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki
dukungan sosial tinggi akan memiliki harga diri dan rasa memiliki
yang kuat. Dalam penelitiannya Sarason, Levine, Basham dan
Sarason (1983) mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki
dukungan sosial tinggi lebih sering mengalami pengalaman yang
lebih positif dalam kehidupannya, memiliki harga diri yang tinggi
dan cenderung memiliki pandangan hidup yang lebih optimis
dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki dukungan sosial
rendah. Orang-orang yang memiliki dukungan sosial yang rendah
memiliki keterkaitan dengan external locus of control, relatif
memiliki ketidakpuasan terhadap kehidupannya, dan mengalami
kesulitan untuk bertahan dalam suatu masalah tanpa menghasilkan
solusi.

d.

Dukungan sosial dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang
Dukungan sosial sangat berhubungan dengan kemampuan
resiliensi yang dimiliki seseorang. Penelitian lain menemukan bahwa
resiliensi dan dukungan emosional dapat menghasilkan kualitas
hidup yang tinggi bagi orang dewasa (Resnick et al., 2011). Dalam
sebuah penelitian yang dilakukan oleh Poindexter dan Shippy (2008)
terhadap orang dengan HIV di New York