Tabel 6. 1 Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah DesaKelurahan Di Kabupaten Boalemo Tahun 2013

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

BAB VI
PROFIL KABUPATEN BOALEMO

6.1.

Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah
Kabupaten Boalemo terletak antara 00° 23” 55’ Lintang Utara sampai 00°

55” 38’ Lintang Utara, serta antara 122° 01” 12’ Bujur Timur sampai 122° 39” 17’ Bujur
Timur.

Boalemo awalnya merupakan nama kerajaan (sekitar abad XVII) yang

mempunyai kekuasaan di bagian Barat Gorontalo. Pada zaman Belanda beberapa kali
mengalami perubahan (LN Tahun 1925 Nomor 262) dimana resident Gorontalo dibagi
dalam 2 wilayah pemerintahan yaitu:
1)


Onder Afdeling Gorontalo dengan Onder Distriknya yakni Atinggola, Kwandang,
Sumalata, Batudaa, Tibawa, Gorontalo, Telaga, Tapa, Kabila, Suwawa, dan Bone
Pantai.

2)

Onder Afdeling Boalemo dengan Onder Distriknya yakni Paguyaman, Tilamuta, dan
Paguat.
Pada saat terbentuknya Negara Indonesia Timur pada tahun 1946 dimana status

keswaprajaan tidak lagi memasukkan Boalemo. Nanti melalui UU No. 29 Tahun
1959 tentang Pembentukan Dati II se-Sulawesi, wilayah Boalemo menjadi salah
satu Kewedanaan di Kab. Gorontalo. Dengan keluarnya UU No. 5/1974 (tentang
Pemerintahan Daerah) serta Permendagri

No.

132/1978

(tentang


Pedoman

Susunan OTK Kantor Pembantu Bupati/Walikotamadya), maka kawedanan Boalemo
berubah menjadi Pembantu Bupati wilayah kerja Paguat.

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 1

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Memperhatikan aspirasi masyarakat sejak tahun 1964 maka Presiden RI dan DPR
RI menetapkan UU No. 50 Tahun 1999 Tanggal 4 Oktober 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Boalemo (LN. RI Tahun 1999 Nomor 178, Tambahan
Lembaran Negara RI No. 3899).

Pada tanggal 12 Oktober dilakukan pelantikan


Penjabat Bupati Ir. H. Iwan Bokings, MM di Jakarta.
Wilayah Kabupaten Boalemo berbatasan langsung dengan 3 kabupaten, di
antaranya Kabupaten Gorontalo di sebelah Timur dan Kabupaten Boalemo di
sebelah Barat, serta Kabupaten Gorontalo Utara di sebelah Utara. Sedangkan di
sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini. Kabupaten Boalemo adalah merupakan
pemekaran dari Kabupaten Gorontalo (Gambar 1.1). Pada tahun 2003 Kabupaten
Boalemo dimekarkan lagi menjadi 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Boalemo dan
Kabupaten Boalemo
Secara administrasi terbagi atas 7 wilayah kecamatan, yaitu :
1.

Kecamatan Botumoito

2.

Kecamatan Dulupi

3.

Kecamatan Mananggu


4.

Kecamatan Paguyaman

5.

Kecamatan Tilamuta

6.

Kecamatan Wonosari

7.

Kecamatan Paguyaman Pantai
Adapun batas-batas administrasi wilayah Kabupaten Boalemo adalah sebagai

berikut:
-


Sebelah utara

: Kabupaten Gorontalo Utara,

-

Sebelah timur

: Kabupaten Gorontalo,

-

Sebelah Selatan

: Teluk Tomini

-

Sebelah barat


: Kabupaten Boalemo

Selengkapnya mengenai kondisi administrasi wilayah Kabupaten Boalemo sampai
dengan tahun 2013 terlihat pada tabel 6.1 berikut ini:

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 2

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Tabel 6. 1 Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Di Kabupaten
Boalemo Tahun 2013
No
1
2
3
4

5
6
7

Kecamatan
Jumlah Desa
Mananggu
9
Tilamuta
12
Botumoito
9
Dulupi
8
Paguyaman
22
Paguyaman Pantai
8
Wonosari
14

Kab. Boalemo
82
Sumber : Kab. Dalam Angka Kab Boalemo Tahun 2014

Luas Wilayah
423,4
311,14
531,98
326,3
196,6
124,5
442,4
2.362,58

Prosentase
17,97
13,21
22,57
13,85
8,34

5,28
18,78
100,00

Selengkapnya mengenai batasan administrasi wilayah Kabupaten Boalemo secara
visualisasi seperti terlihat pada gambar 6.1

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 3

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Gambar 6. 1 Peta Wilayah Adminitrasi Kabupaten Boalemo

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 4


Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

6.2.

Gambaran Demografi

6.2.1.

Jumlah dan Persebaran Penduduk
Kabupaten Boalemo pada tahun 2013 berpenduduk sebanyak 141.546 jiwa yang

tersebar di 7 wilayah kecamatan dengan tingkat kepadatan sebesar 60 jiwa/km2.
Wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar pada tahun 2013 adalah
Kecamatan Paguyaman yakni sebanyak 32642 jiwa dengan tingkat kepadatan sebanyak
162 jiwa/km2. Sementara wilayah kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah
Kecamatan mananggu yakni hanya sebanyak 12.541 jiwa dengan tingkat kepadatan
penduduk sebanyak 29 jiwa/km2.
Dalam hal kepadatan penduduk, Kecamatan paguyaman merupakan wilayah yang
terpadat penduduknya, hal ini cukup beralasan mengingat wilayah ini memang

merupakan wilayah terluas di Kabupaten Boalemo, dan tentunya diikuti dengan tempat
pemusatan permukiman penduduk.

Selengkapnya mengenai jumlah dan persebaran

penduduk di Kabupaten Boalemo pada tahun 2013 seperti terlihat pada tabel 6.2
berikut ini.
Tabel 6. 2 Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Boalemo Tahun 2013
Kecamatan

penduduk (jiwa)

Kepadatan

Luas (km2)

2013

Jiwa/Km2

Mananggu

434.75

12541

29

Tilamuta

319.75

28429

89

Dulupi

335.05

16768

50

Botumoito

489.07

15586

32

Paguyaman

201.86

32642

162

Wonosari

454.26

27336

60

Paguyaman pantai

127.84

8244

64

2362.58

141546

60

Jumlah
Sumber: BPS Kabupaten Boalemo, 2014

6.2.2.

Laju Pertumbuhan Penduduk
Angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Boalemo khususnya lima tahun

terakhir (tahun 2009 - 2013) adalah rata-rata sebesar 3 % pertahun, atau jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan angka pertumbuhan penduduk nasional yang hanya sebesar

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 5

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

1,17% pertahun dan mendekati angka pertumbuhan penduduk perkotaan nasional
yakni sebesar 5,89 % pertahun.
Angka pertumbuhan ini cukup signifikan memberikan harapan terhadap
bertambahnya potensi sumberdaya manusia, guna mengelola potensi-potensi sumber
daya alam wilayah yang cukup tersedia demi kesejahteraan masyarakat, yang juga
berarti akan mempercepat laju perkembangan dan pembangunan daerah secara umum,
baik itu kawasan perkotaan (urban) maupun kawasan perdesaan (rural).
Tabel 6. 3 Jumlah Penduduk (Jiwa) Kab. Boalemo, 2009-2013
Tahun
(1)
2009
2010
2011
2012
2013
Rata-rata pertumbuhan

Jumlah Penduduk
(2)
140.034
129.253
Data Tidak tersedia
141.030
141.546
3%

Sumber: Diolah dari data BPS Kabupaten Boalemo, 2014

6.2.3.
6.3.

Struktur Penduduk
Menurut Jenis Kelamin
Struktur penduduk Kabupaten Boalemo tahun 2013 hampir sama dengan daerah-

daerah lainnya dimana penduduk berjenis kelamin laki-laki masih lebih besar jumlahnya
dibanding penduduk perempuan yakni berjumlah 71.924 jiwa, sementara penduduk
berjenis kelamin perempuan berjumlah sebanyak 69.623 jiwa. Hal ini tercermin pula
dari angka rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100, yaitu 103 %, yang berarti dari
setiap 100 orang perempuan terdapat 103 orang laki-laki.
6.4.

Menurut Kelompok Umur
Struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Boalemo menunjukkan

jumlah penduduk kelompok umur produktif (15 – 60 tahun) lebih tinggi dibanding
dengan kelompok umur non produktif (0 – 14, dan > 60 tahun). Data tahun 2013
menunjukkan bahwa jumlah penduduk produktif sebanyak 92.934 jiwa atau sebesar
66%, sementara penduduk non produktif sebanyak 48.612 jiwa atau sebesar 34%.

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 6

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Selengkapnya mengenai struktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten
Boalemo tahun 2013 seperti terlihat pada tabel 6.4 berikut ini.
Tabel 6. 4 Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Boalemo Tahun 2013
Umur

Laki

perempuan

Jumlah

Sumber: Kabupaten Boalemo Dalam Angka, Tahun, 2014

6.5.

Gambaran Topografi
Kabupaten Boalemo mempunyai topografi yang bervariasi. ada yang datar.

bergelombang hingga berbukit. Wilayah Kabupaten Boalemo sebagian besar adalah
perbukitan. Oleh karenanya, Kabupaten Boalemo mempunyai banyak gunung dengan
ketinggian yang berbeda. Gunung Pontolo di Kecamatan Mananggu merupakan gunung
tertinggi dengan ketinggian 970 m di atas permukaan laut.Selain punya banyak gunung,
kabupaten ini juga dilalui banyak sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Paguyaman
yang terletak di Kecamatan Paguyaman dengan panjang 139,50 km. Sedang sungai
terpendek adalah Sungai Tilamuta dengan panjang 13,7 km yang terletak di Kecamatan
Tilamuta. Kawasan yang mempunyai kemiringan lahan 0-8% adalah kawasan yang
berada dibagian Utara dan Barat wilayah Kabupaten Boalemo. semakin ke Timur
kemiringan semakin besar karena kawasan tersebut merupakan perbukitan yang
membentang dari Utara ke Selatan. Kondisi fisik wilayah Kabupaten Boalemo secara
umum memiliki karakteristik wilayah pesisir. Kota tumbuh pada dataran rendah di
Kabupaten Boalemo

Hal VI - 7

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

sepanjang pinggir pantai dengan limitasi perkembangan berupa kondisi topografi
wilayah yang berbukit. sedangkan wilayah datar berada pada tempat-tempat yang saat
ini

merupakan

pusat-pusat

permukiman.

Kondisi

geomorfologi/bentang

alam

merupakan elemen penting dalam penentuan kesesuaian pemanfaatan lahan atau
kemampuan daya dukung lahan. Kabupaten Boalemo dikelilingi oleh daerah belakang
(hinterland) berupa dataran yang termasuk dalam kelas kelerengan agak curam yaitu
berkisar antara 15% sampai dengan 40% dan kelerengan di atas 40% (sangat curam)
serta beberapa bagian wilayah dengan kelerengan antara 2% hingga 15% (landai).
Kelerengan yang cukup tinggi merupakan limitasi dalam pengembangan pusat-pusat
permukiman di Kabupaten Boalemo terutama ke arah Selatan. wilayah-wilayah dengan
kelerengan di atas 15 % dimanfaatkan untuk perkebunan dan hutan. Tinggi rata -rata
permukaan tanah di kabupaten Boalemo dari permukaan laut adalah 30,14 m. Rincian
tinggi rata-rata permukaan tanah per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 6.5.
Tabel 6. 5 Elevasi dan Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Boalemo
Ketinggian

Luas Wilayah

Persentase

(m)

(km)

(%)

Mananggu

0 – 2.000

423,4

18,40%

Tilamuta

0 – 2.000

311,4

13,54%

Botumoito

0 – 2.000

476,3

20,70%

Dulupi

0 – 1.350

326,3

14,18%

Paguyaman

0 – 700

196,6

8,54%

Paguyaman Pantai

0 – 900

124,5

5,41%

Wonosari

25 – 1.400

442,4

19.23 %

Kabupaten Boalemo

0 – 2.000

2.300,90

100,00%

Kecamatan

Sumber : Boalemo Dalam Angka 2013

Untuk Kelerengan di Kabupaten Boalemo juga bervariasi mulai dari kelerengan 08% sampai >45%. Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo pada
umumnya berada pada kelerengan 0-8% dan tersebar di seluruh kecamatan kecuali
Kecamatan Paguyaman Pantai. Kecamatan Paguyaman dan Wonosari memiliki luasan
lagan datar terluas (sekitar 13.000 ha). Di seluruh kecamatan terdapat semua kelas
lereng karena batas kecamatan dibuat memanjang dari wilayah pesisir di Selatan hingga
wilayah berbukut di Utara yang berbatasan dengan kabupate n Gorontalo. Untuk lebih
jelasnya kelerengan di Kabupaten Boalemo dapat dilihat pada Tabel berikut :
Kabupaten Boalemo

Hal VI - 8

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Tabel 6. 6 Sebaran Kelerengan (Ha) Pada Tiap Kecamatan di Kabupaten Boalemo
Kecamatan

0-8%

8 - 15 %

15 - 25 %

Botumoito
1,678.99
7,152.70
Dulupi
5,068.61
4,510.67
Mananggu
2,756.61
3,857.41
Paguyaman
13,280.16
2,703.81
Paguyaman pantai
122.73
1,867.07
Tilamuta
5,292.03
4,653.70
Wonosari
13,541.22
5,052.40
Grand Total
41,740.35
29,797.77
Sumber : Boalemo Dalam Angka 2013

18,466.12
4,209.53
9,120.82
4,113.41
3,394.60
12,090.04
3,661.99
55,056.50

25 - 40 %
25,856.14
2,872.82
11,690.66
7,515.87
2,146.54
15,965.69
414.35
66,462.07

> 40 %
11,548.81
7.07
4,483.04
1,261.52
863.92
9,770.01
27,934.37

Grand Total
64,702.76
16,668.71
31,908.53
28,874.77
8,394.87
47,771.47
22,669.95
220,991.07

Selengkapnya mengenai kondisi topografi wilayah Kabupaten Boalemo secara
visualisasi seperti terlihat pada gambar 6.2

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 9

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Gambar 6. 2 Peta Topogafi Kabupaten Boalemo

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 10

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Gambar 6. 3 Peta Kelas Lereng Kabupaten Bolaemo

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 11

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

6.6.

Gambaran Geohidrologi
Di Kabupaten Boalemo terdapat 6 (enam) sungai, antara Sungai Tabulo,

Nantu, Tilamuta, Tapadaa, Tabongo, dan Paguyaman. Pola aliran sungai -sungai yang
ada di Kabupaten Boalemo tersebut pada umumnya memiliki pola radial, dengan
sebagian besar merupakan sungai musiman yaitu sungai yang meresapkan air hujan ke
dalam tanah, atau disebut juga sungai influent [Asdak, 2002].

Sedangkan sungai pola

radial merupakan ciri khas sungai yang mengalir di daerah gunung berapi pada batuan
alluvial [Lillesand, 2004], hal ini sesuai dengan kualifikasi prod uk sebaran batuan,
bahwa jenis batuan adalah alluvial bekas aktivitas gunung berapi
Tabel 6. 7 Nama dan Panjang Sungai-Sungai di Kabupaten Boalemo
No.
1
2
3
4
5
6

NAMA SUNGAI
Tabulo
Nantu
Tilamuta
Tapadaa
Tabongo
Paguyaman

PANJANG ALIRAN (km)
16,25
27,90
13,70
14,40
15,20
139,50

DAERAH YANG DILALUI
Mananggu
Tilamuta
Tilamuta
Botumoito
Dulupi
Paguyaman, Wonosari,
Tilamuta ,Mananggu

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Boalemo, 2013

6.7.

Gambaran Geologi
Menurut Peta geologi Lembar Tilamuta (S. Bachri, Sukido, dan N. Ratman, 1993),

secara geologis wilayah Boalemo dan sekitarnya terbentuk sejak zaman kuarter yang
terjadi selama era holosen dan pristosen dan pada zaman tersier selama era miosen,
ologosen dan eosen. Formasi geologis yang terbentuk selama itu adalah:
1.

Formasi endapan danau (Qpl) yang terdiri atas batu lempung, batu pasir, dan kerikil

2.

Formasi batuan gunung api Pinogu (TQpv) yang dibentuk oleh aglomerat, tufa, lava
andesit, dan basalt Penyebaran satuan batuan ini tidak terlalu luas, hanya menempati
daerah perbukitan selatan Tilamuta sampai Dulupi , berada pada elevasi 100 – 300
m diatas muka laut. Satuan batuannya terdiri dari, aglomerat, tuf dan lava dan
kalkarenit umumnya kompak, sebagaimana yang tersingkap pada bukit sebelah
barat sungai Randangan

3.

Formasi diorit Boliohuto (Tmbo) yang terdiri atas diorit, granodiorit, lava basal, basal
sepilitan. Merupakan batuan intrusi, dari sistim Pegunungan Dapi, penyebaran

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 12

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

sebelah barat sampai kebagian tengah daerah penelitian, berada pada elevasi 100
– 900 m di atas muka laut
4.

Formasi Tinombo (Teot) yang dibangun oleh lava andesit, breksi gunung api, batu
pasir weke, dan batu lanau. Satuan batuan-batuan dari formasi tinombo (Teot) yang
berada di sebagian cekungan Marisa sebelah timur tepatnya daerah penyelidikan,
pelamparannya sebagian besar menempati komplek pebukitan dan pegunungan
Utilemba, Dapi dan Loba pada elevasi 300 – 1000 m diatas muka laut. Batuan
penyusun terdiri dari selang-seling satuan gunung api yang terdiri dari lava basal,
lava andesit dan breksi gunung api dengan batu pasir wake, batu lanau,
sebagian batuan ini telah mengalami pemalihan tingkat rendah. Litologi satuan
ini telah banyak dipengaruhi oleh adanya struktur geologi yang berkembang
terutama sesar normal, sesar geser dan intrusi oleh batuan beku granodiorit, didaerah
Dulupi pada daerah penyelidikan CAT Marisa bagian Timur juga banyak dijumpai uraturat kwarsa yang mengisi, celah-celah

5.

dari batu pasir malihan berarah N 200 E s/d N 270 E. Kondisi batuan didalam daerah
penyelidikan relatif kompak dan banyak dijumpai rekahan dan join, berarah N 40
– 50 E, tingkat pelapukannya rendah.

6.

Formasi aluvium (Qal) yang dibangun oleh batuan basir, lempung, lanau, lumpur,
kerikil dan kerakal

7.

Formasi Dolokapa (Tmd) yang dibentuk oleh batu pasir, weke, batuan lumpur, batu
lanau, konglomerat, tuva lapili, aglomerat, breksi gunung api, lava andesit, sampai
basalt. Dari urut-urutan stratigrafi, Formasi Randangan dan Formasi Dolokapa
menindih tidak selaras terhadap Formasi Tinombo (Teot). Penyebaran Formasi
Randangan, dapat dijumpai pada daerah morfologi perbukitan landai dan dataran
dengan elevasi 100 – 300 m diatas muka laut, tersingkap disebelah barat daerah
penyelidikan, penyebaran tidak luas. Formasi Randangan, terdiri dari perselingan
konglomerat, batu pasir wake, batu lanau dan batu lumpur, satuan batuan dalam
formasi ini juga banyak dipengaruhi oleh struktur geologi yang berkembang, berupa
sesar normal dan sesar geser. Sedangkan Formasi Dolokapa (Tmd), penyebarannya
juga tidak luas tersingkap di timur, dibagian utara daerah penyelidikan, sekitar
daerah Tangga Jaya. Satuan batuan yang mewakili Formasi ini terdiri dari Batupasir

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 13

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Wake, Batu Lanau, Konglomerat, Tuf, Aglomerat dan Breksi Gunung Api.
8.

Formasi granodiorit Bumbulan (Tpb) yang terdiri atas granodiorit, granit, dasit, dan
kuarsa. Merupakan

batuan intrusi, dari sistim Pegunungan Dapi, penyebaran

sebelah barat sampai kebagian tengah daerah penelitian, berada pada elevasi 100
– 900 m di atas muka laut
9.

Formasi Gunung api Pani (Tppv) yang dibangun oleh batuan dasit, andesit, tifa,
aglomerat dan breksi gunung api. Terutama untuk satuan batuan gunung api Pani
(Tppv), penyebarannya didaerah penyelidikan bagian barat mulai dari punggungan
Huidu Oitelomo, Gn. Pani,bagian timurnya Huidu Sepa, Botuliodu dan Hutiamela
berada pada elevasi 200 – 900 m diatas muka laut. Batuan Gn. Api Pani, terdiri dari
Dasit, Andesit, Tuf, Aglomerat, dari kenampakan dilapangan batuannya untuk
lapisan tuf dan aglomerat, sifat fisiknya kompak dan banyak rekahan.

10.

Untuk satuan breksi Wobudu (Ppwv), penyebarannya tidak luas, jenis batuan
terdiri dari breksi Gn. Api, aglomerat dan tuf
Tabel 6. 8 Formasi Geologi Penyebarannya Di Kabupaten Boalemo Tahun 2013
Alluvium

Batuan
Gunungapi
Pani

Batuan
Gunungapi
Papayato

BOTUMOITO

1.432,85

4.725,15

19.932,80

DULUPI

1.152,25

MANANGGU

1.481,19

PAGUYAMAN

95,90

5.613,31

5.290,32 11.807,94

654,92

3.969,22 1.103,48

28.535,09

PAGUYAMAN PANTAI

3.812,81

2.521,58

543,09

1.212,37

8.089,85

TILAMUTA

1.698,56

17.071,02

497,90

2.686,48

2.475,68 3.659,65 19.016,19

47.482,40

WONOSAIR

363,14

610,03

8.361,85

8.501,69 4.833,24

22.669,95

Grand Total

6.223,88

8.534,98
99,69

5.201,75

Batuan
Gunungapi
Pinogu

Batugampin
Terumbu

Batugamping
T ak Bernama

573,72

Diorit
Boliohuto

Formasi
Dolokapa

Gabbro T ak
Bernama

5.023,77 378,93 26.321,85 28,95

2.765,73

Granodiorot
Bumbulan

Grand T otal

6.006,31

64.424,32

3.278,90 837,97

10.588,37

66.163,32

Breksi
Wobudu

2.924,15

11.075,53 23.430,00

10.274,87 50,55

1.198,01 10.423,60 21.000,76 62.387,60 79,50

16.569,82
6.455,97

31.874,80

12.462,28 219.646,23

Sumber: RTRW Kab. Boalemo 2012 -2032

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 14

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Gambar 6. 4 Peta DAS Kabupaten Boalemo

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 15

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Gambar 6. 5. Peta Geologi Kab. Boalemo

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 16

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

6.8.

Jenis Tanah
Jenis tanah di Kabupaten Boalemo cukup bervariasi. Jenis tanah ini sangat

mempengaruhi jenis tanaman yang dapat tumbuh dan dikembangkan di Kabupaten
Boalemo. Dari jenis tanah inipun dapat diketahui kesesuaian pemanfaatan lahan .
Berdasarkan

data

yang

didapat,

jenis

tanah

di

Kabupaten

Boalemo

didominasi oleh jenis tanah Poszolik (108,630.09 ha) yang tersebar di seluruh
kecamatan dan terluas di kecamatan Botumoito (32000 ha). Urutan berikutnya
adalah jenis tanah Latosol (53,623.27 ha) yang terluas di kecamatan Tilamuta dan
Paguyaman (sekitar 17000 ha masing-masing). Jenis tanah lainnya yang terdapat di
Kabupaten Boalemo namun dalam luasan yang relatif sempit adalah tanah Lithosol,
Alluvial, dan Grumosol.

Jenis tanah Grumosol hanya terdapat di Kecamatan

Paguyaman dan Wonosari. Untuk lebih jelasnya jenis tanah di Kabupaten Boalemo
dapat Gambar.6.6 berikut.
Masing-masing jenis tanah tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda,
sebagaimana uraian berikut :
1.

Alluvial
a.

Bahan induk : alluvial dari aneka macam asal

b. Sifat dan Corak :

 Warna: kelabu;
 Tekstur : liat;
 Keasaman : aneka;
 Zat organik : kadar lemah;
 Kejenuhan : sedang hingga tinggi
 Permeabilitas : rendah
 Kepekaan erosi : tinggi, tetapi karena daerahnya datar tidak sampai
lanjut tingkatnya
 Pemakaian : padi sawah, palawija dan perikanan
2.

Grumosol
a. Bahan induk : merjel, liat, tuf vulkan

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 17

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

b. Sifat dan Corak :

3.



Warna: kelabu hingga hitam



Tekstur : liat makin ke bawah makin meningkat



Keasaman : sedikit asam hingga alkalin



Zat organik : kadar rendah



Kejenuhan : basa tinggi



Permeabilitas : rendah



Kepekaan erosi : besar



Pemakaian : padi sawah, jagung, kedelei, tebu, kapas dan hutan jati

Latosol
a. Bahan induk : Tuf Vulkan, Bahan Vulkan b. Sifat dan Corak :


Warna: Merah hingga kuning



Tekstur : liat tetap dari atas hingga bawah



Keasaman : masam hingga agak masam



Zat organik : Kadar rendah hingga agak sedang dilapisan atas menurun ke



Bawah kejenuhan : basa, rendah hingga sedang



Permeabilitas : tinggi



Kepekaan erosi : kecil



Pemakaian : padi sawah, jagung, umbian, karet, kelapa sawit, coklat,
cengkeh, kopi dan hutan tropika

4.

Litosol
a.

Bahan induk : Batuan beku, batuan sedimen keras

b. Sifat dan Corak :



Warna: aneka



Tekstur : Aneka umumnya berpasir



Keasaman : aneka



Zat organik : aneka



Kejenuhan : basah



Permeabilitas : aneka



Kepekaan erosi : besar



Pemakaian : tanaman keras, rumput ternak, palawija

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 18

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Sedangkan kedalaman efektif tanah (solum) menunjukkan bahwa wilayah
Kecamatan Paguyaman dan Wonosari memiliki luasan terbesar untuk kedalaman
tanah >60 cm (masuk kategori ketebalan 60-90 cm dan >90 cm). Kedalaman
tersebut terdapat juga dalam luasan lebih sempit dan tersebar secara sporadis di
Kecamatan Dulupi, Tilamuta, Botumoito dan Mananggu.
Kecamatan Paguyaman Pantai, Botumoito dan

Sedangkan sebagian besar

Mananggu memiliki kedalaman

kurang dari 30 cm (Gambar berikut).

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 19

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Gambar 6. 6 Peta Jenis Tanah Kab. Boalemo

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 20

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

6.9.

Gambaran Klimatologi
Keadaan iklim di Kabupaten Boalemo ditandai dengan keadaan curah hujan dan

intensitas hujan, sedangkan kondisi iklim sendiri ditandai dengan keadaan dimana suatu
wilayah mempunyai keadaan bulan basah dan bulan kering. Dengan tipe iklim yang ada
di Kabupaten Boalemo maka berdasarkan Schmidt dan Ferguson, wilayah ini termasuk
iklim dengan Tipe C yaitu iklim sedang yang merupakan daerah tidak kering dan tidak
basah. Kabupaten Boalemo dipengaruhi oleh iklim laut dan iklim pegunungan dengan
temperatur berkisar antara 220 – 340 C.
Intensitas hujan merupakan nilai perbandingan antara curah hujan dengan hari
hujan baik dalam bulanan maupun tahunan. Berdasarkan jumlah hari hujan di masing masing kecamatan, rata-rata hari hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada bulan
Januari hingga Juni dan hari hujan dengan intensitas rendah terjadi pada bulan Agustus
hingga Oktober.
Curah hujan di Kabupaten Boalemo pada Tahun 2009 rata-rata mencapai 103
mm/bulan dengan jumlah hari hujan rata-rata 13 hari hujan/bulan. Rata rata
kelembaban relatif udara adalah 78% dan presentasi penyinaran matahari rata -rata
2009 sekitar 65,32&.

Selengkapnya mengenai kondisi curah hujan di Kabupaten

Boalemo terlihat pada tabel 6.6 berikut ini

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 21

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Tabel 6. 9 Kondisi Curah Hujan di Wilayah Kabupaten Boalemo Tahun 2013

Sumber : BMKG Gorontalo 2013

6.10. Kondisi Sosial dan Ekonomi
6.10.1. Perkembangan Tingkat Pendidikan Masyarakat
Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Untuk TK sederajat kabupaten boalemo memiliki 92 sekolah dengan jumlah
murid sebanyak 2909 siswa dan memiliki guru sebanyak 315 guru.
Untuk Seokal Dasar (SD) memiliki 131 sekolah, dengan jumlah siswa 18641 siswa,
dan memiliki 1169 guru. Kemudian untuk MI memiliki 13 sekolah, 1430 murid dan 141
guru.
Untuk Sekolah Menegah Pertama (SMP) memiliki 52 sekolah, 5690 murid, dan 677
guru. Untuk MTS memiliki 8 sekolah 1231 murid dan 133 guru. Untuk SMA memiliki 7
sekolah, 2806 murid dan 245 guru.
Untuk SMK kabupaten Boalemo memiliki 9 sekolah, 2269 murid, 264 guru, dan
untuk MA memiliki 5 sekolah, 445 murid dan 63 guru.

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 22

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

6.10.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin
Pertumbuhan masyarakat miskin di Kabupaten Boalemo dari tahun 2012 sampai
2012 terjadi penurunan sebanyak 1,9%. Walaupun presentase menurun kecil tetapi
jumlah penduduk miskin semakin bertambah. Jumlah masyarakat yang berada di bawah
garis kemiskimanan sebesar 22% dan ini masih cukup besar.
Tabel 6. 10 Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan di Kab. Boalemo Tahun
2012-2013

Sumber: Kabupaten Boalemo dalam Angka, 2014

6.10.3. Perkembangan PDRB
PDRB sebagai salah satu indikator makro ekonomi dihitung untuk melihat
gambaran secara umum keadaan ekonomi. PDRB Kabupaten Boalemo pada tahun 2012
atas dasar harga berlaku sebesar 985.772,40 juta dan atas harga konstan sebesar
383.408,90 juta. Dari tahun ke tahun sektor pertanian masih memiliki konstribusi
terbesar terhadap perekonomian Kabupaten Boalemo. Tahun 2012 kontribusi sektor
pertanian mencapai 40,58 persen. Kontributor lain yang cukup besar pengaruhnya
terhadap

pembentukan PDRB

Boalemo tahun

2012 adalah sektor

jasa-jasa

(pemerintahan, umum, sosial kemasyarakatan, hiburan rekreasi, dan jasa perorangan)
dengan kontribusi sebesar 22 persen. Dalam 5 tahun terakhir peran sektor ini terus
meningkat. Ekonomi Boalemo tahun 2012 mengalami pertumbuhan sebesar 7,3%, lebih
cepat dibandingkan pertumbuhan tahun 2009 sebesar 6,14 persen.
Kabupaten Boalemo

Hal VI - 23

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Tabel 6. 11 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Kab. Boalemo, 2010-2012

Tabel 6. 12 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah) Kab.
Boalemo, 2010-2012

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 24

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Tabel 6. 13 Laju Pertumbuhan Ekonomi (persen) Kab. Boalemo, 2010-2012

6.10.4. Potensi Ekonomi
A.

Potensi Pertanian dan Perkebunan
Sub sektor tanaman pangan merupakan salah satu sub sektor pertanian. Sub

sektor ini mencakup tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, dan
kacang kedelai. Produksi padi pada tahun 2013 sebesar 50.828,16 ton. Produksi
terbesar adalah palawija di Kabupaten Boalemo pada tahun 2013 adalah jagung sebesar
202.937,95 ton. Lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 6.11.
Komoditi unggulan pertanian di Kabupaten Boalemo adalah jagung dan padi.
Untuk jagung sampai tahun 2013 jumlah produksinya mencapai

341.090 ton,

mengalami penurunan dari jumlah produksi tahun 2009 sebesar 370.804 ton.
Tabel 6. 14 Luas Tanam, Luas Panen dan Tingkat Produksi Tanaman Pangan di
Kabupaten Boalemo 2013
NO.

KOMODITI

LUAS PANEN (ha)

PRODUKSI (Ton)

Rata-Rata Produksi
(Ton/Ha)

9,252

50,828

5.49

1

Padi

2

Jagung

35,968

15,533

0.43

3

Kedelai

23

44

1.91

4

Kacang tanah

93

67

0.72

5

Kacang hijau

18

14

0.76

6

Ubi kayu

93

816

8.77

223

6.55

7
Ubi jalar
34
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan tahun 2014

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 25

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Tanaman perkebunan yang tersebar di wilayah kabupaten Boalemo terdiri dari
tanaman

kelapa,

tebu

dan

kakao.

Jenis

tanaman

ini

yang

paling dominan

dikembangkan oleh masyarakat. Dari beberapa jenis tanaman pangan di wilayah
Kabupaten Boalemo tanaman kelapa yang memiliki luas tanam yang terbesar. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 6. 15 Luas Tanam dan Tingkat Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten
Boalemo Tahun 2013
NO

KOMODITI

LUAS TANAM (Ha)

PRODUKSI (Ton)

9208.2

7869

Rata-Rata Produksi
(Kg/Ha)
854.564

1

Kelapa

2

Tebu

0

0

0

3

Kakao

3163.38

859

271.545

4

Kemiri

0

0

0

5

Kopi

51.45

0

0.000

6

Cengkeh

0

0

0

7

Jambu Mete

0

0

0

8

Vanili

0

0

0

9

Lada

0

0

0

Sumber : Kabupaten Boalemo Dalam Angka Tahun 2014

B.

Potensi Perikanan
Jenis komoditi ikan laut yang dijadikan sebagai penggerak ekonomi di wilayah

kabupaten Boalemo terdiri dari ikan tuna, ikan cakalang, ikan layang, ikan kerapu sunu,
ikan kakap dan teripang. Jumlah produksi perikanan darat terus mengalami peningk atan
dalam beberapa tahun terakhir, sedangkan produksi perikanan laut relatif kurang stabil.
Pada tahun 2009 produksi perikanan laut sebanyak 910 ton, dan produksi tahun 2013
sebanyak 13.703,5 ton.
C.

Potensi Peternakan
Jenis

ternak

besar

yang

banyak

dikembangkan

oleh

masyarakat

di

kabupaten Boalemo adalah ternak sapi dengan jumlah 30.024 ekor, kambing sebanyak
43238 ekor kuda sebanyak 100 dan ternak babi sebanyak 1972 ekor. Untuk ternak
unggas terdiri dari ayam buras sebanyak 126.549 ekor, dan itik sebanyak 10.808 ekor.
Untuk lebih jelasnya sebagaimana pada tabel 6.16

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 26

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Tabel 6. 16 Jumlah Ternak Di Kabupaten Boalemo Tahun 2013
NO.
1.

JENIS TERNAK

JUMLAH (Ekor)
TERNAK BESAR

Sapi
Kambing
Kuda
Babi

30.024
4323
100
1972

2.

TERNAK UNGGAS
Ayam Buras
Ayam Petelur
Ayam Ras
Itik

126.549
13.916
7091
10.808

Sumber : BPS, Boalemo Dalam Angka, Tahun 2010

D.

Potensi Kehutanan
Dari berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan mampu mendukung

jumlah produksi hutan sebagaimana table 6.17.
Tabel 6. 17 Produksi Hasil Hutan Di Kabupaten Boalemo Tahun 2007-2011
No

Uraian

Produksi Tahun (Ton)
2007

2008

2009

2010

2011

3223

-

-

2015.9

47.46

1

Kayu Bulat

2

Kayu Gergaji

3350.7

2265.165

5577.914

512.9752

73.7777

3

Rotan

258.5

220

220

224.558

134.909

Sumber : Dinas HUTTAMBEN Kab. Boalemo Tahun 2011

E.

Potensi Pertambangan
Potensi pertambangan di Kabupaten Boalemo sangat potensial Potensi

pertambangan di Kabupaten Boalemo sangat potensial seperti :
a.

Bahan Galian C :


Granit dengan volume cadangan 824.353.150.613 m3 yang tersebar di
Kecamatan Mananggu dan Kecamatan Paguyaman



Dasit dengan volume cadangan 1.119.293.589 m 3 yang tersebar di Kecamatan
Dulupi, Tilamuta dan Botumoito



Sirtu dengan volume cadangan 664.881.600 m3 yang tersebar di Kecamatan
Tilamuta, Wonosari dan Paguyaman



Lempung dengan volume cadangan 312,053.550 m 3 yang

tersebar di

Kecamatan Paguyaman, Kecamatan Dulupi, Kecamatan Wonosari

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 27

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

b.

Bahan Tambang Golongan B
Berdasarkan hasil penelitian Potensi Tambang Galian B di Kabupaten Boalemo

ditemukan 6 (Enam) lokasi prospek mineralisasi emas dengan dua jenis endapan yaitu
endapan primer dalam bentuk urat (Vein) yang termasuk epitermal dengan alterasi
potasik serta endapan sedimenter (Plaser/letakan). Keenam tersebut meliputi
Kecamatan Paguyaman, Dulupi, Tilamuta dan Mananggu yang dikelompokan dalam
empat blok.
F.

Potensi Pariwisata
Jenis pariwisata yang terdapat di wilayah kabupaten Boalemo terdiri dari

wisata pantai, wisata alam dan wisata budaya. Jenis wisata tersebut terdapat di
kecamatan

Mananggu,

kecamatan

Tilamuta, kecamatan Butomoito,

kecamatan

Dulupi, kecamatan Paguyaman dan kecamatan Paguyaman Pantai
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor non migas yang diharapkan
mampu meningkatkan pendapatan asli daerah selain sektor migas. Pariwisata pada
perkembangannya dewasa ini menjadi salah satu industri yang diharapkan bersinergi
dengan sektor-sektor lain dalam memacu pertumbuhan dan perkembangan suatu
wilayah atau daerah. Dengan kedudukan yang strategis tersebut, maka daya tarik
wisata harus dirancang dan dikelola secara profesional untuk dapat menarik arus
kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata yang ada.
Pengembangan pariwisata menuntut adanya potensi daerah wisata yang memiliki
karakteristik yang khas, disamping ketersediaan infrastruktur serta kestabilan
keamanan dalam menarik arus kunjungan wisatawan. Potensi-potensi wisata tersebut
dapat berupa keragaman budaya, seni dan pesona alam.
Tabel 6. 18 Obyek Wisata dan Penyebarannya Di Kabupaten Boalemo Tahun 2013
NO.
1

2

3

KECAMATAN
MANANGGU

TILAMUTA

WONOSARI

Kabupaten Boalemo

OBYEK WISATA
Danau Teratai
Tarian Maengket Karangetan
(Wisata Budaya)
Dermaga Etalase Tabulo
Air Terjun Ayuhulalo
Pulau Pasir Putih
Pulau Mohupomba
Permukiman Suku Bajo
Kolam Renang Ayuhulalo
Pulau Asiangi
Tarian Di atas Bara Api (Wisata budaya)

KETERANGAN

Hal VI - 28

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

NO.

KECAMATAN
BOTUMOITO

4

DULUPI

5

PAGUYAMAN

6

PAGUYAMAN PANTAI

7

OBYEK WISATA
Pantai Boalemo Indah
Permandian Air Panas Dulangga
Pulau Dulupi
Taman Polohungo
Air Terjun Poheta
Wisata Tirta S.Paguyaman

KETERANGAN

Taman Laut Pulau Limba
Teluk Bubaa

Sumber : Dinas Perhubungan Pariwisata Pos&Telekomunikasi Kabupaten Boalemo

G.

Potensi Industri, Perdagangan dan Investasi.
Sektor industri kecil dan menengah merupakan urat nadi perekonomian yang

senantiasa memperoleh perhatian pemerintah daerah. Salah satu pertimbangannya
adalah sektor ini menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Berdasarkan data BPS
Boalemo

tahun 2013 jumlah industri di Kabupaten Boalemo adalah

215 industri

makanan dan minuman serta funiture dan ini menyerap tenaga kerja sebanyak 702
pekerja.
Pada tahun 2012 di Kabupaten Boalemo Tercatat sebanyak 169 perusahaan yang
berbadan hukum. Jumlah tersebut didominasi perusahaan perorangan dan CV.
Koperasi yang terdaftar di kabupaten Boalemo pad atahun 2013 berjumlah 121
perusahaan jumlah tersebut meningkat 6,14% dibandingkan pada tahun 2012. Jika
dilihat dari persebarannya maka Kecamatan Tilamuta memiliki jumlah koperasi
terbanyak yaitu 40 koperasi disusul Kecamatan Paguyaman dengan koperasi berjumlah
29 koperasi kemuadian Kecamatan Wonosari berjumlah 23 koperasi.
Tabel 6. 19 Jumlah Perusahaan Di Kab. Boalemo Tahun 2009-2013

Sumber : Kabupaten Boalemo Dalam Angka Tahun 2014.
Kabupaten Boalemo

Hal VI - 29

Laporan Akhir
Bantek RPI2-JM Bidang Cipta Karya Provinsi Gorontalo Tahun 2015-2019

Tabel 6. 20 Jumlah Koperasi Menurut Jenisnya di Kabupaten Boalemo Tahun 2013

Sumber : Kabupaten Boalemo Dalam Angka Tahun 2014

Kabupaten Boalemo

Hal VI - 30