BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kolaboratif - PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF STRATEGI PREDICT DISCUSS EXPLAIN OBSERVE DISCUSS EXPLAIN (PDEODE) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SOKANEGARA - re

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif yaitu bekerjasama dengan siswa lain

  untuk menyelesaikan suatu permasalahan, maka siswa saling menghargai keberadaan satu sama lain dan secara terorganisir mereka melaksanakan suatu kegiatan dengan memadukan pikiran yang tadinya terasa asing bagi dirinya sendiri (Masaaki, S, 2011: 20-21). Menurut Barkley, E, dkk (2012: 6) pembelajaran kolaboratif adalah perpaduan dua atau lebih pelajar yang bekerja bersama-sama dan berbagi beban kerja secara setara sembari, secara perlahan, mewujudkan hasil-hasil pembelajaran yang diinginkan.

  Pembelajaran kolaboratif berarti belajar melalui kerja kelompok, bukan belajar dengan bekerja sendirian. Jika hanya ada satu orang yang menyelesaikan tugas kelompok sementara anggota lainnya hanya melihat, cara seperti ini tidak bisa disebut sebagai pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif mempunyai banyak manfaat. Menurut Warsono (2012: 78), para ahli mengungkapkan manfaat yang dapat dipetik dari implementasi pembelajaran kolaboratif, diantaranya: a. Mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi,

  b. Meningkatkan daya ingat siswa,

  c. Membangun rasa percaya diri pada siswa,

  6 d. Meningkatkan kepuasan murid karena bertambahnya pengalaman,

  e. Mengembangkan kecakapan interaksi sosial,

  f. Meningkatkan pemahaman tentang adanya berbagai perbedaan,

  g. Pembelajaran kolaboratif membangun lingkungan komunitas yang baik dari para siswa dalam kelas dan lain-lain.

  Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang menggalakkan pendidikan karakter di sekolah-sekolah di Indonesia. Penelitian di sejumlah negara telah membuktikan manfaat pembelajaran kolaboratif sebagai metode implementasi pendidikan karakter. Berdasarkan pengalaman di sejumlah negara tersebut dengan pembelajaran kolaboratif minimal dapat dikembangkan nilai-nilai karakter seperti; unjuk kerja, mandiri, terbuka, tenggang rasa, menghargai pendapat orang lain, berani berpendapat, santun dalam berbicara, analitis, kritis, logis, kreatif dan dinamin (Warsono, 2012: 81). Manfaat pembelajaran kolaboratif dalam penelitian ini yaitu sebagai model yang akan digunakan dalam penelitian ini sehingga siswa dapat bekerjasama dengan teman lainnya dalam satu kelompok.

2. Strategi Pembelajaran PDEODE

  PDEODE (Predict-discuss-explain-observe-discuss-explain) adalah strategi pembelajaran yang banyak dikembangkan dalam pendidikan sains (pada pembelajaran kimis khususnya). Strategi ini merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran kolaboratif dan merupakan modifikasi dan pengembangan dari strategi POE (Costu dalam Warsono 2012: 95). Strategi POE dilandasi oleh teori pembelajaran kontruktivisme yang beranggapan bahwa melalui kegiatan melakukan prediksi, observasi dan menerangkan sesuatu hasil pengamatan, maka struktur kognitifnya akan terbentuk dengan baik.

  Pembelajaran kolaboratif dengan strategi PDEODE meliputi enam langkah (Warsono, 2012: 96).

  a. Memprediksikan (predict), yaitu siswa membuat dugaan fenomena yang diamati dari situasi nyata sesuai dengan kemampuan siswa secara individu, misalnya memprediksi apakah suatu logam jika dimasukkan ke dalam air akan berkarat atau tidak.

  b. Berdiskusi (discuss), yaitu siswa berdiskusi dalam sejumlah kelompok kolaboratif untuk saling tukar menukar gagasan tentang apa sesungguhnya yang terjadi terkait dengan fenomena alam tersebut.

  c. Siswa dalam setiap kelompok diminta untuk memberikan penjelasan (explain) terkait latar belakang atau solusi dari fenomena tersebut, memaparkannya kepada kelompok lain dalam diskusi kelas. Siswa bekerja secara kelompok dalam suatu percobaan langsung dan mencatat hasil pengamatannya secara individu.

  d. Pengamatan (observe), yaitu siswa mengamati perubahan fenomena, guru bertugas memandu siswa dalam melakukan pengamatan agar pengamatannya valid dan relevan sehingga dapat mencapai sasaran konsep.

  e. Siswa berdiskusi kembali (discuss). Siswa mempertemukan antara prediksi awal yang dibuatnya dengan dengan hasil pengamatan nyata dari percobaan langsung tersebut. Siswa menganalisis, berdebat, membandingkan, membedakan dan saling tukar pendapat dengan para temannya dalam kelompok.

  f. Penjelasan baru (explain), yaitu penjelasan di hadapan seluruh kelompok dalam kelas sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat memperoleh suatu informasi menyeluruh tentang komsep yang benar.

  Strategi PDEODE merupakan modifikasi dan pengembangan dari strategi POE, sedangkan menurut Warsono, (2012: 93) manfaat yang dapat diperoleh dari implementasi strategi POE antara lain:

  a. dapat digunakan untuk mengungkap gagasan awal siswa,

  b. memberikan informasi kepada guru tentang pemikiran siswa,

  c. membangkitkan diskusi,

  d. memotivasi siswa agar berkeinginan untuk melakukan eksplorasi konsep, e. membangkitkan keinginan untuk menyelidiki. Kekurangan dari strategi ini yaitu tidak cocok diterapkan untuk semua pokok bahasan. Pokok bahasan yang tidak bersifat pengalaman langsung (hand-on) sulit atau tidak dapat menggunakan strategi ini (Warsono, 2012: 95). Asumsi-asumsi dasar yang menjadi dasar implementasi teknik pembelajaran ini adalah sebagai berikut: a. jika siswa sejak awal diminta untuk memprediksi, siswa akan berusaha melakukan observasi dengan cermat, b. dengan menuliskan prediksinya terlebih dulu, siswa akan termotivasi untuk mengetahui apa jawaban sesungguhnya, c. dengan siswa menjelaskan prediksinya, guru dapat mengetahui kemampuan teoritis siswa.

  Berdasarkan uraian di atas, diharapkan strategi ini baik dan cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran IPA khususnya bagi sekolah dasar kelas tinggi sampai tingkat selanjutnya. Manfaat dari PDEODE dalam penelitian ini yaitu dijadikan sebagai strategi dalam melakukan pembelajaran IPA khususnya kelas IV pada materi gaya.

3. Hasil Belajar

  a. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar

  (Sagala, 2010: 12). Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah: (1) kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi; (2) afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi- reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup; dan (3) psikomotor yaitu kemempuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan biasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerak dan kreatifitas (Sagala, 2010: 12).

  Menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang mengakibatkan perubahan pada perilaku individu. b. Pengertian Hasil Belajar Menurut Sudjana (2010: 22) hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris (Sudjana, 2010: 22).

  c. Tipe Hasil Belajar Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotor (kemampuan/keterampilan, bertindak/berperilaku). Hasil belajar yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

  1) Ranah Kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi (Sudjana, 2010: 22). Dalam penelitian, aspek ini akan lebih difokuskan pada pengetahuan, pemahaman, penerapan materi gaya.

  2) Ranah Afektif Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdari dari lima aspek yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial (Sudjana, 2010: 30). Tipe hasil belajar ranah afektif berkenaan dengan perasaan, minat dan perhatian, keinginan, penghargaan dan lain-lain.

  Toleransi yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya (Kemendiknas, 2010). Toleransi mempunyai empat indikator untuk jenjang kelas 4-6, sebagai berikut: a) Menjaga hak teman yang berbeda agama untuk melaksanakan ajaran agamanya, b) Menghargai pendapat yang berbeda sebagai sesuatu yang alami dan insani, c) Bekerja sama dengan teman yang berbeda agama, suku, dan etnis dalam kegiatan-kegiatan kelas dan sekolah, d) Bersahabat dengan teman yang berbeda pendapat. 3) Ranah Psikomotor

  Menurut Sudjana (2010: 23) ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek psikomotor yaitu:

  a) gerakan refleks (keterampulan pada gerakan yang tidak sadar); b) keterampilan gerakan-gerakan dasar;

  c) kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, dan lain-lain; d) kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan; e) gerakan keterampilan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks; f) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non- decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

  (Sudjana, 2010: 30-31). Hasil belajar dalam penelitian ini adalah variabel terikat yang berupa hasil belajar aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor yang ingin diketahui dan diteliti untuk melihat pengaruh yang lebih baik dari penggunaan strategi PDEODE daripada metode pembelajaran langsung.

4. Pengertian IPA

  Menurut Aly (2010: 18-19) IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan, terhadap gejala-gejala alam. IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas/khusus yaitu melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

  Menurut Jasin (2000: 32-34), ilmu pengetahuan alam/ilmu alamiah (Natural Science) yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan selanjutnya terbagi atas :

  1. Fisika (physics), suatu ilmu pengetahuan yang memperlajari benda tidak hidup/mati dari aspek wujud dengan perubahan-perubahan yang bersifat sementara.

  2. Kimia (chemistry), suatu ilmu pengetahuan yang memperlajari benda hidup dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan penebari- penebari yang bersifat tetap.

  3. Biologi (Biological Science), ilmu yang memperlajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya. Biologi dibagi atas cabang-cabang, antara lain adalah botani, zoologi, morfologi, anatomi, fisiologi, sitologi, histologi dan palaentologi.

  Dari beberapa pengertian tentang IPA di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu teoritis, yang didasarkan atas pengamatan/observasi, percobaan/eksperimen, dan penyimpulan terhadap gejala-gejala alam yang ada. Mata pelajaran IPA dalam penelitian ini digunakan sebagai mata pelajaran yang akan diteliti karena sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dijelaskan pada bab I.

5. Materi Gaya

  Pada penelitian eksperimen ini, materi yang digunakan dalam penelitian yaitu materi gaya. Materi gaya terdapat di awal semester dua.

  Standar kompetensi dan kompetensi dasar materi gaya akan dipaparkan pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

  

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Energi dan Perubahannya

  6.

  7.1 Menyimpulkan hasil percobaan Memahami gaya dapat mengubah bahwa gaya (dorongan dan gerak dan/atau bentuk suatu tarikan) dapat mengubah gerak benda. suatu benda

  (Sumber:Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Sekolah Dasar) Menurut Winarto (1981: 19), gaya adalah tekanan atau tarikan yang bekerja pada benda, ditunjukkan dengan vektor yang mempunyai besaran dan arah bila ada gaya yang bekerja pada benda, benda akan mempunyai kecepatan yang searah dengan arah gaya. Sebaliknya bila benda yang mempunyai percepatan maka benda tersebut harus mempunyai gaya yang arahnya sama dengan arah percepatannya, gaya berat yang bekerja pada benda adalah sebanding dengan massa dari percepatan yang dihasilkan oleh gaya berat.

  Menurut Giancoli (1997: 86), gaya sebagai suatu jenis dorongan atau tarikan pada sebuah benda. Gaya tidak selalu menimbulkan gerak. Misalnya, mendorong sebuah sofa yang berat tapi sofa itu tidak bisa bergerak.

  Hukum Newtton pada gerakan:

  a. Benda akan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan pada garis lurus kecuali kalau ada gaya yang bekerja dan merubah arahnya atau benda mempunyai percepatan bila ada gaya yang bekerja padanya.

  b. Gaya yang bekerja pada benda, benda tersebut akan mempunyai percepatan sebesar a, yang mana arah gaya berbanding lurus terhadap gaya tersebut dan berbanding terbalik terhadap massa dari benda. Dalam bentuk matematik: Ka = atau F = k m a

  c. Gaya aksi = gaya reaksi bila benda ditaruh pada suatu tempat, benda tersebut akan melakukan aksi terhadap tempatnya dan tempat dimana benda itu berada akan melakukan reaksi yang besarnya sama sehingga keadaannya akan seimbang.

  (Winarto, 1981: 19) Cara mengukur besar atau kekuatan sebuah gaya adalah menggunakan neraca pegas. Neraca digunakan untuk menimbang berat sebuah benda, perkataan berat yang dimaksud adalah gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda. Neraca pegas juga dapat digunakan untuk mengukur jenis gaya lain seperti gaya tarikan (Giancoli, 1997: 87).

  Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gaya adalah dorongan atau tarikan yang bekerja pada benda. Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya gaya yaitu neraca pegas. Dalam penelitian ini, materi gaya digunakan sebagai materi dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi PDEODE.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

  Peneliti tidak menemukan hasil penelitian yang sama persis dengan yang penulis teliti. Akan tetapi, peneliti dapat menemukan penelitian yang relevan yaitu :

  1. Penelitian yang dilakukan oleh N. L. Juni Sekartini, Dsk. Putu Parmiti dan

  I Gd. Margunayasa yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Predict terhadap Pemahaman Konsep

  Discuss Explain Observe Discudd Explain

  IPA Siswa Kelas IV SD Gugus XII Kecamatan Buleleng

  ”. Hasil dari

  penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan pemahaman konsep IPA yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran PDEODE dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD gugus XII Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2012/2013.

  2. Penelitian yang dilakukan oleh N. Lh. Pt. Krisna Dewi, Ni Wyn. Arini dan Pt. Nanci Riastini yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran PDEODE terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dalam Pembelajaran

  IPA pada Siswa Kelas V SD Laboratorium Undiksha

  ”. Hasil dari

  penelitian ini menunjukan bahwa model pembelajaran PDEODE berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kreatif IPA pada siswa kelas V SD Laboratorium Undiksha tahun pelajaran 2012/2013.

  3. Penelitian yang dilakukan oleh Nym. Sudarmi, Ni Kt. Suarni dan I Kt.

  Dibia yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran PDEODE terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD di Gugus V Kecamatan Seririt ”. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran PDEODE dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung.

C. Kerangka Berpikir

  Strategi PDEODE merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran kolaboratif dan merupakan modifikasi dan pengembangan dari metode POE (Costu dalam Warsono 2012: 95). Strategi POE dilandasi oleh teori pembelajaran kontruktivisme beranggapan bahwa melalui kegiatan melakukan prediksi, observasi dan menerangkan sesuatu hasil pengamatan, maka struktur kognitifnya akan terbentuk dengan baik.

  Menurut Isjoni (2010: 30) kontruktivisme adalah satu pandangan bahwa siswa membina sendiri pengetahuan atau konsep secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Dalam proses ini, siswa menyesuaikan pengetahuan yang ada dengan pengetahuan yang diterima untuk membina pengetahuan yang baru. Strategi PDEODE merupakan suatu strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa (strudent-centered). Siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, meliputi aktif dalam kegiatan prediksi, observasi dan menerangkan suatu hasil pengamatan.

  Strategi PDEODE merupakan strategi yang dilandasi oleh teori pembelajaran kontruktivisme dan berpusat pada siswa, sehingga diperkirakan dengan menerapkan strategi PDEODE dapat memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap hasil belajar siswa baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

D. Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan dan kerangka berfikir di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

  1. Ada pengaruh yang lebih baik penerapan strategi PDEODE terhadap hasil belajar IPA pada aspek kognitif siswa kelas IV SD Negeri 2 Sokanegara.

  2. Ada pengaruh yang lebih baik penerapan strategi PDEODE terhadap hasil belajar IPA pada aspek afektif siswa kelas IV SD Negeri 2 Sokanegara.

  3. Ada pengaruh yang lebih baik penerapan strategi PDEODE terhadap hasil belajar IPA pada aspek psikomotor siswa kelas IV SD Negeri 2 Sokanegara.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN CIRI MAKHLUK HIDUP

6 59 54

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

1 1 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Media Pembelajaran - BAB II KAJIAN PUSTAKA

1 28 23

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA MAN KUOK Navisa

0 0 8

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT – DISCUSS – EXPLAIN – OBSERVASI – DISCUSS - EXPLAIN) UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI FISIKA DI SMK BLK BANDAR LAMPUNG SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

1 0 112

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE AND EXPLAIN DISERTAI JURNAL BELAJAR TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI DI SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG - Raden Intan Repository

0 0 156

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S

0 6 179

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) SISWA KELAS IV SD NEGERI MUNGGUNG 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20172018

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGAMATI PADA PEMBELAJARAN IPA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pajang II No.171 Surakarta Tahun Ajaran 2017/ 2018) - UNS Institutional Rep

0 0 19

1 PENGARUH MODEL PREDICT OBSERVE EXPLAIN (POE) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI BAKTERI PADA SISWA KELAS X DI SMA SRIGUNA PALEMBANG SKRIPSI

0 1 31