RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM

  RENCANA TATA RUANG WI LAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASI AL RPI 2-JM

  Rencana Tata Ruang Wilayah memuat ar ahan str uktur r uang dan pola r uang. Str uktur r uang adalah susunan pusat-pusat per mukiman dan sistem jar ingan pr asar ana dan sar ana yang ber fungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyar akat yang secar a hir ar kis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola r uang adalah distr ibusi per untukan r uang dalam suatu w ilayah yang meliputi per untukan r uang untuk fungsi lindung dan per untukan r uang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Kar ya har us memper hatikan ar ahan str uktur dan pola r uang yang ter tuang dalam RTRW, selain untuk mew ujudkan per mukiman yang layak huni dan ber kelanjutan juga dapat mew ujudkan tujuan dar i penyelenggar aan penataan r uang yaitu kehar monisan antar a li ngkungan alam dan lingkungan buatan, keter paduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memper hatikan sumber daya manusia, ser ta pelindungan fungsi r uang dan pencegahan dampak negatif ter hadap lingkungan akibat pemanfaatan r uang.

3.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ( RTRWN)

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Per atur an Pemer intah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk: a. Penyusunan r encana pembangunan jangka panjang nasional,

  b. Penyusunan r encana pembangunan jangka menengah nasional,

  c. Pemanfaatan r uang dan pengendalian pemanfaatan r uang di wilayah nasional,

  d. Per w ujudan keter paduan, keter kaitan, dan keseimbangan per kembangan antar wilayah pr ovinsi, ser ta keser asian antar sektor , e. Penetapan lokasi dan fungsi r uang untuk investasi,

  f. Penataan r uang kaw asan str ategis nasional, dan g. Penataan r uang w ilayah pr ovinsi dan kabupaten/ kota.

  Ar ahan yang har us diper hatikan dar i RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/ kota adalah sebagai ber ikut: a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kr iter ia: i. kaw asan per kotaan yang ber fungsi atau ber potensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor -impor atau pintu ger bang menuju kaw asan inter nasional, ii. Kaw asan per kotaan yang ber fungsi atau ber potensi sebagai pusat kegiatan industr i dan jasa skala nasional atau yang melayani beber apa pr ovinsi, dan/ atau iii. Kaw asan per kotaan yang ber fungsi atau ber potensi sebagai simpul utama tr anspor tasi skala nasional atau melayani beber apa pr ovinsi.

  b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kr iter ia: i. Kaw asan Per kotaan yang ber fungsi atau ber potensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor -impor yang mendukung PKN, ii. Kaw asan per kotaan yang ber fungsi atau ber potensi sebagai pusat kegiatan industr i dan jasa yang melayani skala pr ovinsi atau beber apa kabupaten, dan/ atau melayani skala pr ovinsi atau beber apa kabupaten.

  c. Penetapan Pusat Kegiatan Str ategis Nasional (PKSN) Kr iter ia: i. Pusat per kotaan yang ber potensi sebagai pos pemer iksaan lintas batas dengan negar a tetangga, ii. Pusat per kotaan yang ber fungsi sebagai pintu ger bang inter nasional yang menghubungkan dengan negar a tetangga, iii. Pusat per kotaan yang mer upakan simpul utama t r anspor tasi yang menghubungkan w ilayah sekitar nya, dan/ atau iv. Pusat per kotaan yang mer upakan pusat per tumbuhan ekonomi yang dapat mendor ong per kembangan kaw asan di sekitarnya.

  d. Penetapan Kaw asan Str ategis Nasional (KSN) Penetapan kaw asan str ategis nasional dilakukan ber dasar kan kepentingan: i. Per tahanan dan keamanan,

  a) diper untukkan bagi kepentingan pemelihar aan keamanan dan per tahanan negar a ber dasar kan geostr ategi nasional, b) diper untukkan bagi basis militer , daer ah latihan militer , daer ah pembuangan amunisi dan per alatan per tahanan lainnya, gudang amunisi, daer ah uji coba sistem per senjataan, dan/ atau kaw asan industr i sistem per tahanan, atau c) mer upakan w ilayah kedaulatan negar a ter masuk pulau-pulau kecil ter luar yang ber batasan langsung dengan negar a tetangga dan/ atau laut lepas. ii. Per tumbuhan ekonomi,

  a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

  b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan per tumbuhan ekonomi nasional, c) memiliki potensi ekspor ,

  d) didukung jar ingan pr asar ana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,

  e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

  f) ber fungsi untuk memper tahankan tingkat pr oduksi pangan nasional dalam r angka mew ujudkan ketahanan pangan nasional, g) ber fungsi untuk memper tahankan tingkat pr oduksi sumber ener gi dalam r angka mew ujudkan ketahanan ener gi nasional, atau h) ditetapkan untuk memper cepat per tumbuhan kaw asan ter tinggal.

  a) mer upakan tempat pelestar ian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional, b) mer upakan pr ior itas peningkatan kualitas sosial dan budaya ser ta jati dir i bangsa,

  c) mer upakan aset nasional atau inter nasional yang har us dilindungi dan dilestar ikan,

  d) mer upakan tempat per lindungan peninggalan budaya nasional,

  e) member ikan per lindungan ter hadap keanekar agaman budaya, atau f) memiliki potensi ker aw anan ter hadap konflik sosial skala nasional. iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/ atau teknologi tinggi

  a) diper untukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu

  b) pengetahuan dan teknologi ber dasar kan lokasi sumber daya alam str ategis nasional, pengembangan antar iksa, ser ta tenaga atom dan nuklir c) memiliki sumber daya alam str ategis nasional

  d) ber fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antar iksa

  e) ber fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir , atau f) ber fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi str ategis. v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  a) mer upakan tempat per lindungan keanekar agaman hayati,

  b) mer upakan aset nasional ber upa kaw asan lindung yang

  c) ditetapkan bagi per lindungan ekosistem, flor a dan/ atau fauna yang hampir punah atau diper kir akan akan punah yang har us dilindungi dan/ atau dilestar ikan, d) member ikan per lindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun ber peluang menimbulkan ker ugian negar a, e) member ikan per lindungan ter hadap keseimbangan iklim makr o

  f) menuntut pr ior itas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup

  g) r aw an bencana alam nasional

  h) sangat menentukan dalam per ubahan r ona alam dan mempunyai dampak luas ter hadap kelangsungan kehidupan.

Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional ( PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah ( PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

3.2. RTRW Kawasan Strategis Nasional ( KSN)

  Beber apa ar ahan yang har us diper hatikan dar i RTRW KSN dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Kar ya Kabupaten/ Kota adalah sebagai ber ikut : a. Cakupan delineasi w ilayah yang ditetapkan dalam KSN.

  b. Ar ahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa: ii. Lingkungan Hidup iii. Sosial Budaya iv. Pendayagunaan Sumber daya alam dan Teknologi Ti nggi v. Per tahanan dan Keamanan

  c. Ar ahan pengembangan pola r uang dan str uktur r uang yang mencakup: i. Ar ahan pengembangan pola r uang:

  a) Ar ahan pengembangan kaw asan lindung dan budidaya

  b) Ar ahan pengembangan pola r uang ter kait bidang Cipta Kar ya seper ti pengembangan RTH. ii. Ar ahan pengembangan str uktur r uang ter kait keciptakar yaan seper ti pengembangan pr asar ana sar ana air minum, air limbah, per sampahan, dan dr ainase iii. Indikasi pr ogr am sebagai oper asionalisasi r encana pola r uang dan str uktur r uang khususnya untuk bidang Cipta Kar ya.

  Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai ber ikut:

  a. Per pr es No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kaw asan Jakar ta, Bogor , Depok, Tanger ang, Bekasi, Puncak, Cianjur ;

  b. Per pr es No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kaw asan Per kotaan Denpasar , Badung, Gianyar , dan Tabanan;

  c. Per pr es No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kaw asan Per kotaan Makassar , Mar os, Sungguminasa, Takalar ; d. Per pr es No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kaw asan Per kotaan Medan, Binjai, Deli Ser dang, dan Kar o;

  e. Per pr es No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kaw asan Str ategis dan Infr astr uktur Selat Sunda;

  f. Per pr es No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kaw asan Batam, Bintan, dan Kar imun.

  3.3. Arahan Rencana Tata Ruang ( RTR) Pulau

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau mer upakan r encana r inci dan oper asionalisasi dar i RTRWN. Adapun ar ahan yang har us diper hatikan dar i RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/ Kota adalah:

  a. Ar ahan pengembangan pola r uang dan str uktur r uang antar a lain mencakup ar ahan pengembangan kaw asan lindung dan budidaya, ser ta ar ahan pengembangan pola r uang ter kait bidang Cipta Kar ya seper ti pengembangan RTH. yang dapat dikembangkan dan yang har us dikendalikan.

  c. Str ategi oper asionalisasi r encana pola r uang dan str uktur r uang khususnya untuk bidang Cipta Kar ya seper ti pengembangan pr asar ana sar ana air minum, air limbah, per sampahan, dr ainase, RTH, r usunaw a, agr opolitan, dll.

  Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:

  a. Per pr es No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulaw esi;

  b. Per pr es No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;

  c. Per pr es No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumater a; d. Per pr es No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jaw a-Bali.

  3.4. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW) Provinsi

  Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Pr ovinsi ditetapkan melalui Per atur an Daer ah Pr ovinsi, dan beber apa ar ahan yang har us diper hatikan dar i RTRW Pr ovinsi untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/ Kota adalah:

  a. Ar ahan pengembangan pola r uang dan str uktur r uang yang mencakup: i. Ar ahan pengembangan pola r uang:

  a) Ar ahan pengembangan kaw asan lindung dan budidaya

  b) Ar ahan pengembangan pola r uang ter kait bidang Cipta Kar ya seper ti pengembangan RTH. ii. Ar ahan pengembangan str uktur r uang ter kait keciptakar yaan seper ti pengembangan pr asar ana sar ana air minum, air limbah, per sampahan, dan dr ainase b. Str ategi oper asionalisasi r encana pola r uang dan str uktur r uang khususnya untuk bidang Cipta Kar ya.

  Hingga saat ini, RTRW Pr ovinsi yang telah memiliki Per da adalah sebagai ber ikut:

  a. Per da No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Bali;

  b. Per da No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Banten;

  c. Per da No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Bengkulu;

  d. Per da No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Daer ah Istimew a Yogyakar ta;

  e. Per da No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Daer ah Khusus Ibukota Jakar ta;

  f. Per da No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Gor ontalo;

  g. Per da 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Jaw a Bar at; i. Per da No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Jaw a Timur ; j. Per da No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Lampung; k. Per da No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Nusa Tenggar a

  Bar at; l. Per da No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Nusa Tenggar a

  Timur ; m. Per da No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Sulaw esi Selatan; n. Per da No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Pr ovinsi Sumater a Bar at.

3.4.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW) Provinsi Jawa Timur

3.4.1.1. Arahan Pengelolaan Kawasan Lindung Dan Budidaya

A. Arahan Pengelolaan Kawasan Lindung

  Kaw asan lindung adalah kaw asan yang ditetapkan dengan fungsi utama melidungi kelestar ian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejar ah ser ta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan ber kelanjutan. Ber dasar kan per timbangan kondisi fisik wilayah meliputi keler engan, ketinggian, cur ah hujan, jenis tanah, er odibilitas ser ta ketebalan top soil, di Jaw a Timur dir encanakan :

  a. Penambahan kaw asan lindung bar u yang ber fungsi sebagai kaw asan r esapan air (per lindungan baw ahan) seluas 447.824,5 Ha. Kaw asan dengan fungsi per lindungan baw ahan ini dapat juga ber fungsi sebagai budidaya khusus tanaman ker as/ tahunan sehingga tetap pr oduktif tetapi tidak mengganggu tanaman dan fungsinya sebagai kaw asan lindung khususnya menjaga kestabilan tata air . Jenis tanaman disesuaikan dengan potensi w ilayah masing-masing kabupaten/ kota ter utama yang membentuk cir i pr oduk w ilayah.

  b. Untuk kaw asan yang memiliki fungsi sebagai kaw asan lindung ter batas atau kaw asan yang ber ada pada keler engan 25 - 40 % juga mer upakan kaw asan penyangga yang dapat dibudidayakan khusus untuk per kebunan tanaman tahunan yang ber ar ti juga memiliki fungsi sebagai kaw asan lindung. Hal ini untuk melindungi fungsi per lindungan baw ahan sebagai kaw asan r esapan air , sehingga meskipun dibudidayakan tetapi tidak mengur angi fungsinya sebagai kaw asan lindung. Jenis tanaman yang diar ahkan adalah tanaman buah- buahan, yang disesuaikan dengan kar akter masing-masing wilayah.

  c. Di Pr opinsi Jaw a Timur diper lukan alih fungsi hutan pr oduksi menjadi hutan lindung seluas 251.618,03 Ha, kar ena hutan pr oduksi ini ter letak pada w ilayah yang memiliki keler engan lebih dar i 40 % dan secar a teknis ber ada pada kaw asan lindung. Untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan mencegah ber ulangnya ker usakan lingkungan khususnya mer esapkan air maka alih fungsi ini har us dilakukan secar a ber tahap.

  Ber dasar kan kajian penetapan kaw asan lindung yang dilakukan dan sinkr onisasi secar a keselur uhan dengan kab/ kota, maka penambahan kaw asan r esapan air sekaligus dapat dibudidayakan per kebunan tanaman tahunan/ tanaman ker as dapat dilakukan secar a ber tahap. Adapun w ilayah yang memer lukan pengembangan hutan atau per kebunan ini meliputi: Kabupaten Pacitan bagian Selatan, Kabupaten Blitar bagian Selatan dan utar a, Kabupaten Malang bagian Utar a dan Selatan, Kabupaten Tulungagung bagian Utar a, Kabupaten Kedir i bagian Bar at dan Timur , Kabupaten Mojoker to bagian Bar at, dan Kabupaten Banyuw angi bagian timur dan Utar a. Pada kaw asan ini dilar ang melakukan per ubahan fungsi lindung mengingat per ubahan ini r aw an menimbulkan er osi, banjir dan bencana alam lainnya. Kaw asan lindung ini veger asi yang ter baik adalah ber upa hutan, akan tetapi pada beber apa kondisi kar ena sudah cukup ber kembang, maka dapat digunakan perkebunan tanaman tahunan yang memiliki kemampuan sebagai kaw asan lindung.

  Luas hutan di Jaw a Timur adalah 1.361.575,8 Ha (29 % dar i luas Jaw a Timur ) yang ter dir i dar i kaw asan hutan lindung 1.616.351,5 ha (12 %) dan hutan pr oduksi 812.953,40 Ha (17 %). Jumlah ini mengalami penur unan dar i tahun ke tahun. Salah satu penyebabnya adalah kar ena fenomena alih fungsi dar i kaw asan lindung menjadi budidaya. Ter catat luasnya per ubahan fungsi lindung menjadi kaw asan budidaya pada tahun 2003 sebesar 49.144 Ha. Pencegahan ter jadinya alih fungsi hutan ini ser ta upaya penyelamatan dan r ehabilitasi kaw asan lindung mengingat kondisi kaw asan konser vasi semakin har i semakin mempr ihatinkan, bencana keker ingan saat kemar au dan banjir ser ta longsor saat musim hujan ter us ter jadi.

  Ar ahan pengelolaan kaw asan lindung meliputi semua upaya per lindungan, pengaw etan, konser vasi dan pelestar ian fungsi sumber daya alam dan lingkungannya guna mendukung kehidupan secar a ser asi yang ber kelanjutan. Maka tidak dapat dialihfungsikan menjadi kaw asan budidaya, dan kaw asan lindung meliputi kaw asan suaka alam, kaw asan pelestar ian alam, dan kaw asan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

  Ar ahan pengelolaan dalam upaya melestar ikan kaw asan lindung secar a umum adalah sebagai ber ikut: a. Pengaw asan dan pemantauan untuk pelestar ian kaw asan konser vasi dan hutan lindung.

  b. Penambahan luasan kaw asan lindung, yang mer upakan hasil alih fungsi hutan pr oduksi menjadi hutan lindung.

  c. Pelestar ian keanekar agaman hayati dan ekosistemnya.

  d. Pengembangan ker jasama antar w ilayah dalam pengelolaan kaw asan lindung. dengan melakukan penanaman pohon lindung yang dapat di gunakan sebagai per lindungan kaw asan baw ahannya yang dapat diambil hasil hutan non-kayunya.

  f. Membuka jalur w isata jelajah/ pendakian untuk menanamkan r asa memiliki ter hadap alam.

  g. Pemanfaatan kaw asan lindung untuk sar ana pendidikan penelitian dan pengembangan kecintaan ter hadap alam.

  h. Per cepatan r ehabilitasi hutan/ r eboisasi hutan lindung dengan tanaman yang sesuai dengan fungsi lindung.

B. Arahan Pengelolaan Kawasan Budidaya

  Kaw asan budidaya memiliki beber apa jenis pemanfaatan antar a lain sebagai kaw asan per tanian tanaman pangan, per kebunan, per industr ian, per mukiman, hutan pr oduksi, par iw isata, per tambangan, per ikanan, dan sebagai nya. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan dengan motivasi pembangunan di bidang per ekonomian dan har us tetap memper hatikan pemelihar aan kualitas lingkungan. Pengembangan kaw asan budidaya disini adalah segala usaha untuk meningkatkan pendayagunaan lahan yang dilakukan di luar kaw asan lindung, yang kondisi fisik dan sumber daya alamnya dianggap potensial untuk dimanfaatkan, tanpa mengganggu keseimbangan dan kelestar ian ekosistem. Pengembangan kaw asan budidaya dilakukan dengan jalan mendor ong per tumbuhan kegiatan usaha yang memanfaatkan lahan ber dasar kan potensi dan fungsi kaw asan budidaya ter sebut. Secar a makr o untuk memacu per tumbuhan di Pr opinsi Jaw a Timur diper lukan adanya penetapan kaw asan yang dapat dikembangkan.

  Ar ahan pengelolaan kaw asan budidaya meliputi segala usaha untuk meningkatkan pendayagunaan lahan yang dilakukan di luar kaw asan lindung, yang kondisi fisik dan sumber daya alamnya dianggap potensial untuk dimanfaatkan, tanpa mengganggu keseimbangan dan kelestar ian ekosistem.

  1. Kaw asan Hutan Pr oduksi Hutan pr oduksi mer upakan kaw asan hutan yang dikelola untuk peningkatan kesejahter aan penduduk, dalam ar ti keber adaan hutan pr oduksi dapat difungsikan sebagai lahan pr oduktif dengan tidak mengganggu tegakan dan yang diambil hanya hasil dar i tanaman ter sebut. Dengan demikian hutan pr oduksi dibagi menjadi hutan pr oduksi ter batas dan hutan pr oduksi tetap. Adapun luas r encana hutan pr oduksi 561.335,37 Ha, yang ter dir i dar i: a. Hutan Pr oduksi Ter batas

  Hutan pr oduksi ter batas, cir i-cir i pokok kaw asan hutan tetap ter pelihar a, pengolahan hutan ini per lu mengindahkan prinsip-prinsip kelestar iannya. Ar tinya kaw asan hutan hutan pr oduksi ter batas di dasar kan atas kondisi fisik lahan yang masuk dalam kategor i kaw asan konser vasi. Rencana penanganan kaw asan hutan pr oduksi ter batas adalah sebagai :

   Apabila melakukan penebangan, digunakan pola tebang pilih (str ipcr oping) agar

  hutan yang ada dapat dikelola secar a selektif, sehi ngga keutuhan hutannya sejauh mungkin ter pelihar a. Kondisi ter sebut dilakukan untuk menghindar i adanya bencana alam ter utama longsor yang sekar ang banyak ter jadi di w ilayah kabupaten kota, mengingat ber ada pada keler engan 25 – 40 % ser ta ber ada pada lokasi dengan er odibilitas yang sangat tinggi.

   Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengusahaan hutan ser ta gangguan

  keamanan hutan lainnya

   Bila pada kaw asan ini ter dapat kaw asan budidaya maka har us dibatasi dan tidak boleh dikembangkan lebih lanjut.

   Kaw asan hutan pr oduksi yang mempunyai tingkat ker apatan tegakan r endah har us

  dilakukan per cepatan r eboisasi, ser ta per cepatan pembangunan hutan r akyat

   Mengar ahkan di setiap w ilayah kabupaten/ kota mew ujudkan hutan kota

  b. Hutan Pr oduksi Tetap Pada hutan pr oduksi tetap pada dasar nya hasil hutan dapat dikelola seoptimal mungkin, tetapi tetap member lakukan pr insip dasar nya yakni “apa yang diambil dar i alam har us diganti dengan hal yang ser upa kepada alam“ sehingga pengambilan hasil hutan har us dilaksanakan secar a ber gilir dan dilakukan penanaman kembali sebagai bagian dar i upaya pelestar ian sekaligus memper tahankan kualitas alam. Rencana penanganan kaw asan hutan pr oduksi tetap, adalah :

   Pengusahaan hutan pr oduksi melalui pember ian ijin HPH dengan mener apkan pola tebang pilih (str ipcr oping)

   Reboisasi dan r ehabilitasi lahan pada bekas tebangan HPH, dan tidak dapat dialih fungsikan ke budidaya lainnya kecuali mengganti tanaman dengan tegakan yang dapat member ikan fungsi per lindungan.

   Pengembangan zona penyangga pada kaw asan hutan pr oduksi yang ber batasan dengan hutan lindung.  Upaya pengembalian kondisi hutan bekas tebangan melalui r eboisasi dan r ehabilitasi lahan kr itis.  Bila pada kaw asan ini ter dapat kaw asan budidaya maka har us dibatasi dan tidak boleh dikembangkan lebih lanjut.

  Lahan per tanian di Jaw a Timur meliputi per saw ahan dan per tanian tanah ker ing. Per bedaan mendasar dar i keduanya adalah per saw ahan sepanjang tahun dapat ditanami padi kar ena adanya cukup air , baik dar i ir igasi teknis maupun ir igasi seder hana. Sedangkan per tanian tanaman ker ing biasanya ber agam, saat musim hujan ditanami padi dan saat kemar au ditanami padi gogo atau palaw ija, misal : kacang hijau, kedelai, kacang tanah, ubi kayu. Per tanian tanaman ker ing dalam r encana land use juga ter masuk tegalan, kebun campur , dan lahan per tanian yang tidak mendapat layanan ir igasi.

  a. Luas lahan yang dibudidayakan untuk per tanian di Jaw a Timur tahun 2003 adalah:

   Saw ah Ir igasi 991.678 Ha

   Saw ah tadah hujan 249.805 Ha 

  Per tanian tanah ker ing 1.205.455,89 Ha Dar i ar eal saw ah ir igasi hanya 728.519 ha yang telah ter alir i ir igasi teknis sisanya seluas 263.159 Ha ter alir i ir igasi semi teknis, sederhan dan ir igasi desa.

  b. Rencana penggunaan tanah untuk per saw ahan dan per tanian tanaman ker ing dengan memper hatikan daya dukung lahan r encana pengembangan jar ingan ir igasi di Jaw a Timur , dan pr oyeksi kebutuhan pangan ser ta potensi ekonomi adalah:

   Saw ah Ir igasi diper tahankan sebesar 991.678 Ha, dengan peningkatan jar ingan

  ir igasi semi teknis atau seder hana menjadi ir igasi teknis yang ter sebar di masing- masing wilayah sungai.

  Potensi pengembangan lahan per tanian tanaman semusim ini dikembangkan sesuai dengan kondisi ir igasi di masing-masing w ilayah Kabupaten/ kota, antar a lain di w ilayah Kabupaten Tuban, Kabupaten Bojonegor o, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gr esik, Kabupaten Ngaw i, Kabupaten Magetan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang, Kabupaten Mojoker to, Kabupaten Sidoar jo, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Pasur uan, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponor ogo, Kabupaten Tr enggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar , Kabupaten Kedir i, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pr obolinggo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondow oso, Kabupaten Jember , Kabupaten Banyuw angi, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.

   Pr oyeksi lahan per tanian hingga tahun 2020 dilakukan dengan memper hatikan kecender ungan tingkat konsumsi penduduk ter hadap komoditas padi (kebutuhan ber as), tingkat pr oduksi padi, ser ta kecukupan kebutuhan pangan dengan

   Per tanian Tanah Ker ing dir encanakan seluas 568.298,57 Ha, sedangkan lahan seluas 637.146,95 di ar ahkan untuk pengembangan budidaya tanaman tahunan.

  c. Ar ahan pengelolaan kaw asan per tanian antar a lain :

   Pengembangan saw ah ir igasi teknis atau pencetakan saw ah bar u dilakukan dengan

  mempr ior itaskan per ubahan dar i saw ah tadah hujan menjadi saw ah ir igasi sejalan dengan per luasan jar ingan ir igasi dan pengembangan w aduk/ embung.

   Per ubahan kaw asan per tanian menjadi non per tanian har us diikuti oleh

  pengembangan kaw asan per tanian bar u dengan tetap memper hatikan luas kaw asan yang diper tahankan sebagai kaw asan per tanian.

   Pemanfaatan kaw asan per tanian diar ahkan untuk meningkatkan pr oduksi dan

  pr oduktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kaw asan cooper ative far ming dan holtikultur a dengan mengembangkan kaw asan good agr icultur e pr actices

  3. Kaw asan Per ikanan Sumber daya per ikanan Pr opinsi Jaw a Timur mer upakan salah satu sumber daya hayati yang cukup menonjol selain sektor pr oduktif lainnya. Pemanfaatan sumber daya per ikanan ter sebut belum digali dengan optimal ser ta mengedepankan pr insip-pr insip pelestar ian sumber daya dan pemanfaatan lestar i.

  Pada dasar nya r encana pengembangan kaw asan per ikanan kedepan lebih dititik ber atkan pada pengangkapan ikan laut ser ta budidaya per ikanan mina padi, ker amba. Dalam menunjang pengembangan ekspor komoditi, pengembangan per ikanan per lu didukung dengan pengembangan pengelolaan pasca panennya ber ser ta fasilitas penunjangnya yang menunjang kualitas. Pengembangan kaw asan per ikanan laut di Jaw a Timur memiliki pr ospek yang dapat diunggulkan, seper ti adanya sentr a pengembangan ikan laut di bagian pantai utar a Jaw a Timur . Pelabuhan per ikanan Br ondong yang ter letak di pantai utar a Jaw a Timur memiliki lokasi yang str ategis yang dapat dijadikan sebagai pilot pr oject pengembangan PPI lainya ter utama di bagian selatan sebab Kaw asan yang layak/ fleksibel adalah Pantai Selatan Jaw a Timur (eksploitasi masih kur ang dar i 10% dar i potensi Lestar i) padahal per air an laut di bagian selatan memiliki potensi yang cukup besar . Adapun ar ahan pengelolaan kaw asan per ikanan di Jaw a Timur adalah: a. Memper tahankan tanaman bakau/ mangr ove sebagai bar r ier ar ea per tambakan.

  b. Pengembangan budidaya per ikanan tangkap dan budidaya c. Menjaga kelestar ian sumber daya air ter hadap pencemar an limbah industr i.

  e. Peningkatan pr oduksi dengan memper baiki sar ana dan pr asar ana per ikanan

  4. Kaw asan Per kebunan Kaw asan per kebunan di Jaw a Timur dikembangkan ber dasar kan fungsi kaw asan dan potensi yang ada pada daer ah masing-masing ber dasar kan analisa ekonomi yang telah dilakukan dalam studi ini. Kaw asan per kebunan ini ter bagi menjadi per kebunan tanaman tahunan, per kebunan tanaman semusim dan hor tikultur a. Adapun luas kaw asan per kebunan di Pr opinsi Jaw a Timur adalah 705.245,66 Ha Ar ahan pengelolaan kaw asan per kebunan antar a lain :

  a. Pengembangan kaw asan per kebunan hanya di kaw asan yang dinyatakan memenuhi syar at, dan diluar ar ea r aw an banjir ser ta longsor .

  b. Dalam penetapan komoditi tanaman tahunan selain memper timbangkan kesesuaian lahan, konser vasi tanah dan air juga per lu memper timbangkan aspek sosial ekonomi dan keindahan/ estetika.

  c. Peningkatan pemanfaatan kaw asan per kebunan dilakukan memalui peningkatan per an ser ta masyar akat yang ter gabung dalam Kimbun masing-masing.

  5. Peter nakan Kaw asan agr obisnis ber basis peter nakan (Pengembangan Kaw asan Agr obisnis Ber basis Peter nakan) antar a lain lokasi har us sesuai dengan agr oekosistem dan alokasi tata r uang w ilayah. Selain itu, dibangun dan dikembangkan oleh masyar akat dalam kaw asan itu dan sesuai dengan biofisik dan sosial ekonomi.

  Pengembangan ter nak ber basis komoditas ter nak unggulan dan atau komoditas ter nak str ategis, pengembangan kelompok tani menjadi kelompok usaha, sebagian besar masyar akat ter sebut pendapatannya ber asal dar i usaha agr obisnis peter nakan. Juga har us memiliki pr ospek pasar yang jelas, didukung oleh keter sediaan teknologi, memiliki peluang pengembangan pr oduk yang tinggi, ser ta didukung kelembagaan dan jar ingan kelembagaan yang ber akses ke hulu dan hilir . Pengembangan kaw asan agr ibisnis peter nakan sangat ter kait dengan lingkungan sekitar nya khususnya yang ber basis pada lahan per tanian (agr oekosistem) seper ti ekosistem per usahaan, per kebunan, per ikanan dan ekosistem lainnya. Keter paduan peter nakan dengan agr oekosistem ter sebut, maka komoditas ter nak dapat menjadi unggulan atau sebagai penunjang, ter gantung pada tingkat potensi ser ta pendapatan dar i pr oduk per tanian yang dihasilkan dar i kaw asan ter sebut. Sentr a peter nakan ter nak besar di Pr opinsi Jaw a Timur ter dapat di Kabupaten Blitar , Kabupaten Bojonegor o, Kabupaten Bondow oso, Kabupaten Banyuw angi, Kabupaten Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Pasur uan, Kabupaten Pr obolinggo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Tr enggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Tuban. Sentr a peternakan ter sebut memiliki pr ospek pengembangan yang cukup kompetitif, sehingga peningkatan pr oduksi ter nak secar a alami akan tumbuh dengan membentuk suatu padang penggembalaan ter nak. Sedangkan sentr a pr oduksi ternak kecil dapat dikembangkan diselur uh kabupaten/ kota, dan peter nakan unggas memiliki sentr a pengembangan di w ilayah kabupaten Blitar , Kabupaten Jombang, Kabupaten Kedir i, Kabupaten Mojoker to, Kabupaten Pasur uan, Kabupaten Sidoar jo, Kabupaten Tulungagung. Ar ahan pengelolaan kaw asan peter nakan, antar a lai n:

  a. Kaw asan peter nakan diar ahkan mempunyai keter kaitan dengan pusat distr ibusi pakan ter nak.

  b. Memper tahankan ter nak plasma nuftah sebagai potensi daer ah.

  c. Pengembangan kaw asan peter nakan diar ahkan kepada pengembangan komoditas ter nak unggulan yang dimiliki oleh daer ah yaitu komoditi ter nak yang memiliki keunggulan kompar ative dan kompetitive.

  d. Kaw asan budidaya ter nak yang ber potensi untuk dapat menular kan penyakit dar i hew an ke manusia atau sebaliknya pada per mukiman padat penduduk, akan dipisahkan sesuai standar t teknis kaw asan usaha peter nakan, dengan memper hatikan kesempatan ber usaha dan melindungi daer ah per mukiman penduduk dar i penular an penyakit hew an menular .

  e. Pengatur an pemelihar aan hew an yang diter nakkan ser ta tata niaga hew an dan pr oduk bahan asal hew an dikaw asan per kotaan dengan tingkat kepadatan lebih dar i 300.000 jiw a akan diatur lebih lanjut secar a teknis dengan Per atur an Guber nur .

  f. Peningkatan nilai ekonomi ter nak dengan mengelola dan mengolah hasil ter nak, seper ti pembuatan industr i pengolah hasil ter nak, mengolah kulit, dan sebagainya.

  6. Kaw asan Par iw isata Jaw a Timur memiliki banyak potensi w isata baik yang sudah dikembangakan maupun yang belum dikembangkan. Kaw asan w isata ini dibedakan menjadi, w isata alam, minat khusus dan budaya. Pengembangan par iw isata dilakukan melalui pengembangan kaw asan w isata ter dir i atas pengembangan obyek/ atr aksi unggulan, kota pusat pelayanan par iw isata, dan jalur w isata. Upaya pengembangan w isata Jaw a Timur ini juga tetap dikaitkan dengan Par iw isata yang ada di Jakar ta, Jogja, dan Bali sehi ngga ter dapat satu kesatuan yang kuat Dengan ker agaman obyek w isata yang cukup banyak sehingga dalam pengembangannya har us diper timbangkan aspek kemampuan daer ah. Pada sisi lain Jaw a Timur dihar apkan akan mampu menjadi salah satu daer ah tujuan w isata baik domestic/ mancanegar a sehingga pengembangan obyek w isatanya sangat per lu untuk saling mengkait kan ar ahan pengembangan wisata. Ber dasar kan hasil indikasi yang telah dibuat ter nyata ditemukan bahw a untuk mendor ong dan memacu per tumbuhan kegiatan w isata di Pr opinsi Jaw a Timur diper lukan pr ior itas pengembangan, sehingga dihar apkan kunjungan w isataw an ke obyek yang ada akan dapat meningkat dengan pesat. Dengan demikian maka obyek w isata andalan ini dapat ditingkatkan kondisinya, baik daya tar ik obyek maupun pr asar ana penunjang kear ah obyek ter utama jar ingan jalannya ser ta infr astr uktur lainnya.

  Rencana yang dapat digunakan sebagai acuan pengembangan setiap obyek khususnya obyek-obyek yang ter masuk dalam pr ior itas per tama, akan tetapi untuk pengembangan obyek selanjutnya. Pengembangan setiap obyek andalan akan mampu menar ik investasi jangka panjang, keter libatan masyar akat juga dihar apkan dapat meningkatkan dan memper tahankan kualitas lingkungan alamnya. Hal ini sangat diper lukan mengingat pengembangan w isata di Jaw a Timur sangat menggantungkan kepada w isata alam dan budaya. Ter kait dengan pelaksanaan pengembangan par iw isata di Pr opinsi Jaw a Timur ini, maka beber apa aspek yang ter kait dengan per encanaan kaw asan w isata per lu ditindaklanjuti dengan : a. Tetap melestar ikan alam sekitar untuk menjaga keindahan obyek w isata.

  b. Tidak melakukan penger usakan ter hadap obyek w isata alam seper ti menebang pohon.

  c. Melestar ikan per air an pantai, dengan memper kaya tanaman mangr ove untuk mengembangkan ekosistem baw ah laut ter masuk ter umbu kar ang dan biota laut yang dapat di jadikan obyek w isata taman laut.

  d. Tetap melestar ikan tr adisi petik laut/ lar ung sesaji sebagai daya tar ik w isata.

  e. Menjaga dan melestar ikan peninggalan ber sejar ah.

  f. Meningkatkan pencar ian/ penelusur an ter hadap benda ber sejar ah untuk menambah koleksi budaya.

  g. Pada obyek yang tidak memiliki akses yang cukup, per lu ditingkatkan pembangunan dan pengendalian pembangunan sar ana dan pr asar ana tr ansportasi ke obyek-obyek w isata alam, budaya dan minat khusus.

  h. Meningkatkan daya tar ik w isata melalui penetapan jalur w isata, kalender w isata, infor masi dan pr omosi w isata. kaw asan, meliputi:

  a. Kaw asan pr ior itas utama adalah kaw asan yang memiliki nilai daya saing ser ta menjadi pr imadona pengembangan par iwisata di Pr opinsi Jaw a Timur , antar a lain Kaw asan Br omo-Tengger -Semer u di Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Pasur uan, Kabupaten Pr obolinggo, Ijen di Kabupaten Bondow oso dan Kabupaten Banyuw angi, Plengkung di Kabupaten Banyuw angi, Pengembangan obyek w isata di Pulau Baw ean Kabupaten Gr esik, Desa Wisata Tr ow ulan Kabupaten Mojoker to ser ta potensi unggulan lainnya.

  b. Kaw asan pendukung yang mer upakan penyangga dar i kaw asan pr ior itas utama yang meliputi w isata budaya r eog di Kabupaten Ponor ogo; kar apan sapi di Kabupaten Madur a dan ber bagai sentr a ker ajinan r akyat di Jawa Timur .

  c. Kaw asan potensial yang meliputi: Kaw asan segitiga emas Ijen yang ber ada di Kabupaten Banyuw angi dan Bondow oso; taman laut di Pulau Saor , Saobi dan Mambur it di Kabupaten Sumenep; Kaw asan Wisata Bentar di Kabupaten Pr obolinggo; Wisata Pelabuhan Rest Ar ea Sur amadu, Wisata Bahar i di Kabupaten Lamongan, Kaw asan Pr igi di Kabupaten Tr enggalek, ser ta kaw asan-kaw asan lain yang potensial.

  7. Kaw asan Per mukiman Kaw asan per mukiman mer upakan kaw asan diluar kaw asan lindung yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian masyar akat yang ber ada di w ilayah per kotaan dan per desaan Pr opinsi Jawa Timur , dengan memper timbangkan kelestar ian lingkungan dan diupayakan tidak melakukan per alihan fungsi ter hadap lahan per tanian teknis. Ber dasar kan per kembangan per mukiman diatas diper lukan ar ahan pengelolaan adalah sebagai ber ikut : a. Untuk per mukiman yang ber ada di ar ea kaw asan lindung, diupayakan pengendalian pemanfaatan r uang per mukiman ter utama di ar ea konser vasi/ lindung.

  b. Pengendalian kembali w ilayah-w ilayah yang sudah ter bangun dan w ilayah dengan pola tata guna lahan ter campur .

  c. Pengembangan per mukiman bar u diupayakan tidak dialokasikan pada kaw asan lindung/ konser vasi ser ta tidak ter letak pada lahan per tanian teknis.

  d. Untuk pengembangan r esletment bar u diluar per mukiman yang telah ada diupayakan dekat dengan pusat pelayanan.

  e. Pengembangan kaw asan budidaya yang secar a teknis dapat digunakan untuk per mukiman har us aman dar i bahaya bencana alam, sehat, mempunyai akses untuk per mukiman, mendayagunakan fasilitas dan utilitas disekitar nya ser ta meningkatkan sar ana dan pr asar ana per kembangan kegiatan sektor ekonomi yang ada.

  f. Pengembangan per mukiman per desaan dilakukan dengan menyediakan fasilitas dan infr astr uktur secar a ber hir ar ki sesuai dengan fungsinya sebagai: pusat pelayanan antar desa, pusat pelayanan setiap desa, dan pusat pelayanan pada setiap dusun atau kelompok per mukiman g. Menjaga kelestar ian per mukiman per desan khususnya kaw asan per tanian.

  h. Pengembangan per mukiman per kotaan dilakukan dengan tetap menjaga fungsi dan hir ar ki kaw asan per kotaan. i. Membentuk cluster -cluster per mukiman untuk menghindar i penumpukan dan penyatuan antar kaw asan per mukiman, dan diantar a cluster per mukiman disediakan r uang ter buka hijau j. Pembentukan per kotaan metr opolitan, Sur abaya dan Malang dihubungkan dengan sistem tr anspor tasi yang memadai diantar anya mass r apit tr ansport. k. Pengembangan per kotaan bar u mandir i dan per umahan bar u skala besar di sekitar

  Sur abaya, yaitu: Kabupaten Sidoar jo, Kabupaten Gr esik, Kabupaten Pasur uan, dan Kabupaten Bangkalan. l. Pengembangan kaw asan sekitar kaki jembatan Sur amadu untuk kegiatan yang memiliki nilai ekonomi tinggi m. Per kembangan per kotaan menengah dilakukan dengan membentuk pelayanan w ilayah yang mampu mendor ong per tumbuhan w ilayah seki tar nya. n. Per mukiman per kotaan kecil dilakukan melalui pembentukan pusat pelayanan skala kabupaten dan per kotaan kecamatan yang ada di kabupaten. o. Per mukiman kaw asan khusus seper ti penyediaan tempat per istir ahatan pada kaw asan par iw isata, kaw asan per mukiman bar u sebagai akibat per kembangan infr astr uktur , kegiatan sentr a ekonomi, sekitar kaw asan industr i, dilakukan dengan tetap memegang kaidah lingkungan hidup dan ber sesuaian dengan RTRW masing-masing kabupaten/ kota.

  8. Kaw asan Industr i Pengembangan Kaw asan Industr i di Jaw a Timur dikembangkan ber dasar kan keter sediaan bahan baku, keter sediaan tenaga ker ja, per mintaan pasar , keter sediaan infr astr uktur dan per kembangan w ilayah. Rencana pengembangan kaw asan industri di Jaw a Timur didasar kan pada kecender ungan per kembangan lokasi kaw asan industr i di Jaw a Timur saat Pengembangan kaw asan industr i skala besar yang ber dampak penting ter hadap per kembangan w ilayah dalam ar ti pengembangannya dapat di ekspor kemancanegar a, seper ti industr i otomotif, industr i per akitan, industr i per kapalan, dan sebagainya dikonsentr asikan di sekitar pantai Utar a Jaw a, mulai dar i Sur abaya, Mojoker to, Gr esik.

  Industr i kimia dasar ber dampak penting ter hadap pembangunan dan per kembangan w ilayah, seper ti industri semen, far masi, bahan makanan, ser ta petr o kimia diar ahkan pengembangannya di w ilayah Sur abaya, Gr esik, Mojoker to, Pasur uan, Tuban, dan Lamongan. Ar ahan pengelolaan kaw asan industr i adalah sebagai ber ikut :

  a. Pengembangan kaw asan industr i dilakukan dengan memper timbangkan aspek ekologis

  b. Pengembangan kaw asan industr i har us didukung oleh adanya jalur hijau sebagai penyangga antar fungsi kaw asan.

  c. Pengembangan zona industr i yang ter letak pada sepanjang jalan ar ter i atau kolektor har us dilengkapi dengan fr ontage r oad untuk kelancar an aksesibilitas.

  d. Pengembangan kegiatan industri har us didukung oleh sar ana dan pr asar ana industr i pengelolaan kegiatan industr i dilakukan dengan memper timbangkan keter kaitan pr oses pr oduksi mulai dar i industri dasar/ hulu dan industr i hilir ser ta industr i antar a, yang dibentuk ber dasar kan per timbangan efisiensi biaya pr oduksi, biaya keseimbangan lingkungan dan biaya aktifitas sosial. e. Setiap kegiatan industr i har us dilengkapi dengan upaya pengelolaan ter hadap kemungkinan adanya bencana industri.

  9. Kaw asan Per tambangan Pr opinsi Jaw a Timur mer upakan w ilayah yang kaya akan hasil tambang, ter utama: tambang, bahan galian dan ber bagai sumber daya miner al. Ber dasar kan sebar an bahan galian tambang di Jaw a Timur , maka dapat dibagi per tambangan Bahan Galian Golongan C dan golongan A dan B.

  Ber dasar kan jenis miner alnya, per tambangan di Indonesia ter bagi menjadi tiga kategor i, yaitu: a. Per tambangan Golongan A, meliputi miner al-miner al str ategis seper ti: minyak, gas alam, bitumen, aspal, natur al w ax, antr asit, batu bar a, ur anium dan bahan r adioaktif lainnya, nikel dan cobalt.

  b. Per tambangan Golongan B, meliputi miner al-miner al vital, seper ti: emas, per ak, intan, tembaga, bauksit, timbal, seng dan besi. kepentingan lebih r endah dar ipada kedua golongan per tambangan lainnya. Antar a lain mliputi ber bagai jenis batu, limestone, dan lain-lain. Eksploitasi miner al golongan A dilakukan Per usahaan Negar a, sedang per usahaan asing hanya dapat ter libat sebagai par tner . Sementar a eksploitasi miner al golongan B dapat dilakukan baik oleh per usahaan asing maupun Indonesia. Eksploitasi miner al golongan C dapat dilakukan oleh per usahaan Indonesia maupun per usahaan per or angan. Ar ahan pengelolaan kaw asan per tambangan antar a lain :

  a. Pengembangan kaw asan per tambangan dilakukan dengan memper timbangkan potensi bahan gali an, kondisi geologi dan geohidr ologi dalam kaitannya dengan kelestar ian lingkungan.

  b. Pengelolaan kaw asan bekas penambangan yang telah digunakan har us dir ehabilitasi dengan melakukan penimbunan tanah subur sehingga menjadi lahan yang dapat digunakan kembali sebagai kaw asan hijau, ataupun kegiatan budidaya lainnya dengan tetap memper hatikan aspek kelestar ian lingkungan hidup.

  c. Setiap kegiatan usaha per tambangan har us menyimpan dan mengamankan tanah atas (top soil) untuk keper luan r ehabilitasi/ r eklamasi lahan bekas penambangan.

  10. Kaw asan Per dagangan Kaw asan per dagangan secar a umum mer ata ter sebar di Selur uh w ilayah Jaw a Timur , dalam skala besar per dagangan ter konsentr asi pada w ilayah dengan kelengkapan fasilitas dan sar ana penunjangnya seper ti Sur abaya, Malang, Madiun, Kedir i, Jember dan sebagainya. Kaw asan per dagangan di Jaw a Timur memiliki beber apa skala, untuk pengembangan di dalam lingkup r egional antar w ilayah yang menjadi acuan dasar adalah adanya pasar induk, dan gr osir . Dengan demikian kaw asan per dagangan har us memper hatian kaw asan disekitar nya, sebagai dampak per kembangan kegiatan. Pembangunan fasilitas per dagangan dan jasa har us memper hatikan kebutuhan luas lahan, jenis-jenis r uang dan fasilitas pelayanan publik yang har us ter sedia. Pada sisi lain sektor infor mal per lu diber ikan r uang publik, ter utama di w ilayah per kotaan yang ber hubungan dengan adanya kegiatan per dagangan infor mal PKL. Pedagang kaki lima (str eet tr ading/ str eet haw ker ) adalah salah satu usaha dalam per dagangan dan salah satu w ujud sektor infor mal. Pedagang kaki lima adalah or ang yang dengan modal yang r elatif sedikit ber usaha di bidang pr oduksi dan penjualan bar ang- bar ang (jasa-jasa) untuk memenuhi kebutuhan kelompok ter tentu di dalam masyar akat, usaha ter sebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap str ategis dalam suasana per dagangan, mall, plaza pada w ilayah per kotaan pemer intah kabupaten/ kota dihar apkan menyediakan tempat ser ta member ikan pengar ahan ter kait dengan keindahan r uang w ilayah dan kota. Ar ahan Pengelolaan kaw asan per dagangan adalah sebagai ber ikut:

  a. Pengembangan kaw asan per dagangan dilakukan dengan ber hir ar ki sesuai skala r uang dan fungsi w ilayah dan masing-masing b. Pengembangan kaw asan per dagangan dan kegiatan komer sial lain yang ber pengar uh bagi per tumbuhan skala w ilayah dan atau ber pengar uh pada tata r uang dalam lingkup w ilayah per lu memper hatikan kebijakan tata r uang w ilayah Pemer intah Pr opinsi

  c. Pengembangan kaw asan per dagangan dilakukan secar a ber siner gi dengan per dagangan infor mal sebagai sebuah aktivitas per dagangan yang saling melengkapi.

  d. Pengembangan kaw asan dan atau lokasi per dagangan yang ter kait dengan sar ana dan pr asar ana yang di kelola pr opinsi memper hatikan r ekomendasi pr opinsi.

3.4.1.2. Arahan Pengelolaan Sistem Permukiman Perdesaan Dan Perkotaan

A. Arahan Pengelolaan Sistem Permukiman Perdesaan

  Ar ahan pengembangan pusat per mukiman per desaan adalah penataan str uktur r uang pedesaan sebagai sistem pusat per mukiman di pedesaan yang ber potensi menjadi pusat per tumbuhan di per desaan. Sistem pusat per mukiman di desa pusat per tumbuhan secar a spasial sudah dapat dikembangkan dalam subcluster of ser vices, dengan infr astr uktur / kegiatan pelayanan yang dikembangkan antar a lain pelayanan kegiatan finansial seper ti kantor kas, kegiatan per dagangan dalam bentuk kaw asan per tokoan yang dapat melayani w ilayah yang lebih luas. Per mukiman disekitar pusat desa dapat dikembangkan dalam sistem cluster , sehingga tidak mengganggu lahan per tanian yang ada disekitarnya. Intensitas kegiatan dikelola dalam per pektif pember dayaan kegiatan ekonomi lokal yang ter integr asi dengan kaw asan pr oduksi di sekitar nya ataupun di desa lain yang secar a str uktur al menjadi w ilayah belakang yang dilayani oleh pusat per mukiman desa ini.