DOCRPIJM 78aa985f4e BAB IIIBAB 3 RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPIJM

BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPIJM

3.1. RTRW Nasional

3.1.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional

  A. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Nasional Penataan ruang w ilayah nasional bertujuan untuk mew ujudkan :

  1. Ruang w ilayah nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan

  2. Keharmonisa antara lingkungan alam dan lingkungan buatan

  3. Keterpaduan perencanaan tata ruang w ilayah nasional, prov insi, dan kabupaten/kota

  4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan, ruang udara termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik I ndonesia

  5. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang w ilayah nasional, prov insi, dan kbupaten/kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan penceghan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang

  6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat

  7. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar w ilayah

  8. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor

  9. Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional RTRWN menjadi pedoman untuk :

  1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional

  2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional

  3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di w ilayah nasional

  4. Perw ujudan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar w ilayah prov insi, serta keserasian antar sektor

  5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk inv estasi

  6. Penataan ruang kaw asan strategis nasional

  7. Penataan ruang w ilayah prov insi dan kabupaten/kota

  B. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional, meliputi kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang.

  1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi :  Peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi w ilayah yang merata dan berhirarki  Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh w ilayah nasional

  2. Strategi untuk peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi w ilayah meliputi :  Menjaga keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan perdesaan, serta antara kaw asan perkotaan dan w ilayah disekitarnya  Mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat pertumbuhan  Mengendalikan perkembangan kota-kota pantai  Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan w ilayah disekitarnya

  Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang meliputi :  Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung

  Pemeliharaan dan perw ujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup

  • Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat
  • menimbulkan kerusakan lingkungan hidup

   Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budi daya Perw ujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar

  • kegiatan budi daya Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak
  • melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan

   Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis nasional Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  • Strategi : o

  Menetapkan kaw asan strategis nasional berfungsi lindung o Mencegah pemanfaatan ruang di kaw asan strategis nasional yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kaw asan o

  Membatasi pemanfaatan ruang disekitar kawasan strategis nasional yang berpotansi mengurangi fungsi lindung kaw asan o

  Membatasi pengembangan sarana dan prasarana di dalam dan disekitar kaw asan strategis nasional yang dapat memicu perkembangan kegiatan budi daya o Mengembangkan kegiatan budi daya tidak terbangun disekitar kaw asan strategis nasional yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kaw asan lindung dengan kaw asan budi daya terbangun o

  Merehabilitasi fungsi lindung kaw asan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kaw asan strategis nasional. Pengembangan kaw asan tertinggal untuk mengurangi kesenjangan

  • tingkat perkembangan antar kaw asan Strategi : o

  Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan berkelanjutan o

  Membuka akses dan meningkatkan aksesbilitas antar kaw asan tertinggal dan pusat pertumbuhan w ilayah o

  Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kegiatan ekonomi masyarakat o

  Meningkatkan akses masyarakat ke sumber pembiayaan o Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia dalam pengelolaan kegiatan ekonomi.

3.1.2. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional

  Rencana struktur ruang w ilayah nasional meliputi :

  a. Sistem perkotaan nasional

  b. Sistem jaringan transportasi nasional

  c. Sistem jaringan energi nasional

  d. Sistem jaringan telekomunikasi nasional e. Sistem jaringan sumber daya air.

3.2. RTRW Kawasan Strategis Nasional

  Berdasarkan Undang-Undang Republik I ndonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, Kaw asan Strategis Nasional (KSN) adalah w ilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk w ilayah yang telah ditetapkan sebagai w arisan dunia. Dalam hal pelaksanaan penataan ruang KSN, kew enangan Pemerintah mencakup:

  1. Penetapan kaw asan strategis nasional, 2.

  Perencanaan tata ruang kaw asan strategis nasional, 3. Pemanfaatan ruang kaw asan strategis nasional, dan 4. Pengendalian pemanfaatan ruang kaw asan strategis nasional.

Gambar 3.1 Kedudukan RTR KSN dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

  Pelaksanaan kegiatan ini diharapkan dapat membantu mew ujudkan penyelesaian RTR KSN dalam bentuk perpres sehingga memiliki landasan hukum yang jelas dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, dalam kaitannya dengan kebijakan penataan ruang KSN dalam RTRWN yang diantaranya adalah :

  1) Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kaw asan, melestarikan keunikan bentang alam, dan melestarikan w arisan budaya nasional;

  2) Peningkatan fungsi kaw asan untuk pertahanan dan keamanan negara; 3) Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 4) Pelestarian dan peningkatan sosial dan budaya bangsa; dan 5) Pelestarian dan peningkatan nilai kaw asan lindung yang ditetapkan sebagai w arisan dunia, cagar biosfer, dan ramsar.

  Fungsi RTRKSN yaitu sebagai: 1) alat koordinasi dalam penyelenggaraan penataan ruang pada KSN yang diselenggarakan oleh seluruh pemangku kepentingan; 2) acuan dalam sinkronisasi program Pemerintah dengan pemerintah prov insi dan kabupaten/kota, serta sw asta dan masyarakat dalam rangka pelaksanaan pembangunan untuk mew ujudkanKSN;

  3) dasar pengendalian pemanfaatan ruang KSN, termasuk acuan penentuan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang dalam RTRW prov insi dan RTRW kabupaten/kota dan dapat dijadikan dasar penerbitan perizinan sepanjang skala informasi RTR KSN setara dengan kedalaman RTRW yang seharusnya menjadi dasar perizinandalam hal peraturan daerah(perda)tentang RTRW prov insi dan RTRW kabupaten/kotabelum berlaku. Manfaat Manfaat RTRKSN yaitu untuk:

  1) mew ujudkan keterpaduan pembangunan dalam lingkupKSN; 2) mew ujudkan keserasian pembangunan KSNdengan w ilayah sekitarnya dan w ilayah prov insidan kabupaten/kota dimana KSN berada; dan 3) menjamin terw ujudnya tata ruang KSNyang berkualitas.

  I su strategis nasional merupakan hal-hal yang menjadi kepentingannasional pada suatu kaw asan sehingga kaw asan tersebut perlu ditetapkan sebagai KSN. I su strategis nasional dikelompokkan berdasarkan sudut kepentingan strategis nasional yaitu 1) pertahanan dan keamanan, 2) pertumbuhan ekonomi, 3) sosial dan budaya, 4) pendayagunaan sumber daya alam (SDA)dan/atau teknologi tinggi, dan 5) fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Proses merumuskan isu strategis nasional dapat dilakukan melalui pendekatan top dow n dan/atau bottom up.

  I su strategis nasional dapat berasal dari cara pandang Pemerintahterhadap potensi maupunpermasalahan di daerah yang dianggap memiliki nilai strategis nasional (pendekatan top dow n), dan/atau berdasarkan permasalahan yang diusulkan oleh daerah yang menjadi kew enangan Pemerintah untuk diangkat menjadi isu strategis nasional (pendekatan bottom up).

3.3. RTRW Pulau

  3.3.1. Definisi

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan merupakan rencana rinci dari Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) berisi tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang, rencana struktur dan pola ruang, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang, strategi operasionalisasi perw ujudan struktur dan pola ruang, serta indikasi program jangka menengah lima tahun.

  3.3.2. Fungsi Rencana Tata Ruang Kepulauan Terhadap RPIJM

  Arahan pemanfaatan ruang Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan acuan dalam mew ujudkan struktur ruang dan pola ruang (yang memuat rincian indikasi program utama, indikasi sumber pendanaan, indikasi instansi pelaksana, dan indikasi w aktu pelaksanaan), sehinga untuk operasionalisasinya perlu disusun Rencana Program I nv estasi Jangka Menengah (RPI 2JM).

  3.3.3. Kedudukan

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan disusun untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1)Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang PenataanRuang dan ketentuan Pasal 123 ayat (4) PeraturanPemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Dalam aturan persebut RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun sebagai perangkat operasional dan merupakan rencana rinci untuk RTRWN. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut.

Tabel 3.1 Amanat UU 26/2007 dan PP 26/2008 terkait RTRPulau/ Kepulauan dan KSN

A. UU 26/2007 tentang Penataan Ruang 1.

  Pasal 14 ayat (4) RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun sebagai perangkat operasional RTRWN 2. Pasal 14 Ayat (5 ) RTR Pulau/Kepulauan dan KSN disusun apabila:

   RTRWN belum dapat dijadikan dasar pelaksanaan pemanfaatan ruang &

  pengendalian pemanfaatan ruang

   RTRWN mencakup wilayah perencanaan yg luas & skala peta memerlukan perincian sebelum dioperasionakan 3.

Pasal 21 ayat (1) RTR Pulau/Kepulauan dan KSN diatur dengan peraturan presiden.

  4. Penjelasan Pasal 14 Ayat (3) RTR Pulau/Kepulauan dan KSN merupakan rencana rinci untuk RTRWN

B. PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Pasal 123 ayat (4) RTR Pulau/Kepulauan dan KSN ditetapkan dengan peraturan presiden. Sesuai tabel diatas kedudukan dari RTR Pulau/Kepulauan dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3.2 Kedudukan RTR Pulau/Kepulauan

3.3.4. Tujuan

  Penataan ruang Pulau Jaw a-Bali bertujuan untuk mew ujudkan:

  1. Lumbung pangan utama nasional;

  2. Kaw asan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;

  3. Pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan;

  4. Pemanfaatan potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara berkelanjutan;

  5. Pemanfaatan potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan secaraberkelanjutan;

  6. Pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional;

  7. Pusat pariw isata berdaya saing internasional berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekow isata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting,I ncentiv e, Conv ention and Exhibition/MI CE);

  8. Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang memadai untuk pembangunan;

  9. Pulau Jaw a bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara yang berkembang dengan memperhatikan keberadaan kaw asan lindung dan kaw asan raw an bencana; dan 10. Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan daya saing.

3.3.5. Kebijakan dan Strategi

Tabel 3.2 Kebijakan dan Strategi Dalam PP 28 Tahun 2012 Tentang

  

Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali

Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

  Pasal 6 Lumbung pangan utama nasional

  Pemertahanan lahan pertanian untuk tanaman pangan, termasuk lahan pertanian pangan berkelanjutan

   mempertahankan luas lahan pertanian pangan berkelanjutan dengan dengendalikan kegiatan budi daya lainnya  mengendalikan alih fungsi peruntukan lahan pertanian untuk tanaman pangan; dan  mengendalikan perkembangan fisik kawasan perkotaan nasional untuk menjaga keutuhan lahan pertanian tanaman pangan

  Pengembangan dan pemertahanan jaringan prasarana sumber daya air untuk meningkatkan luasan lahan pertanian untuk tanaman pangan

   mengembangkan dan memelihara bendungan beserta waduknya untuk mempertahankan daya tampung air yang menjamin penyediaan air baku bagi kegiatan pertanian tanaman pangan  memelihara dan meningkatkan jaringan irigasi teknis pada daerah irigasi (DI) untuk meningkatkan luasan lahan pertanian tanaman pangan.

  Pengembangan sentra pertanian tanaman pangan melaluipeningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

   mengembangkan sentra pertanian tanaman pangan untuk ketahanan pangan nasional  mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil pertanian tanaman pangan  mengembangkan kawasan

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

  perkotaan nasional sebagai pusat penelitian dan pengembangan pertanian tanaman pangan.

  Pasal 7 Kawasan perkotaan nasional yang kompak berbasis mitigasi dan adaptasi bencana

  Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional yang menjalar (urban sprawl)

   mengendalikan perkembangan kawasan permukiman, perdagangan, jasa, dan/atau industri di kawasan perkotaan nasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup  mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan nasional yang berdekatan dengan kawasan lindung.

  Pengendalian perkembangan kawasan perkotaan nasional di kawasan rawan bencana.

   menetapkan zona-zona rawan bencana beserta ketentuan mengenai standar bangunan gedung yang sesuai dengan karakteristik, jenis, dan ancaman bencana di kawasan perkotaan nasional  mengendalikan perkembangan kawasan budi daya terbangun di kawasan perkotaan nasional yang berpotensi terjadinya bencana  mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan yang berfungsi sebagai lokasi dan jalur evakuasi bencana  membangun sarana pemantauan bencana

  Pasal 8 Pusat industri yang berdaya saing dan ramah lingkungan

  Rehabilitasi dan peningkatan fungsi kawasan industri untuk meningkatkan daya saing kawasan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

   mengembangkan dan/atau meningkatkan kualitas prasarana dan sarana penunjang kegiatan industri  meningkatkan penataan lokasi kegiatan industri di dalam kawasan industri; dan  mengembangkan dan/atau meningkatkan kegiatan industri yang benilai tambah tinggi dengan penggunaan teknologi tinggi dan ramah lingkungan

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

  pengembangan kawasan untuk kegiatan industri kreatif yang berdaya saing dan ramah lingkungan di kawasan perkotaan nasional

   mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat kegiatan industri kreatif; dan  mengembangkan prasarana dan sarana penunjang kegiatan industri kreatif peningkatan keterkaitan ekonomi antarpusat industri memantapkan jaringan jalan nasional, jaringan jalur kereta api nasional, pelabuhan, dan/atau bandar udara

  Pasal 9 Pemanfaata n potensi sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara berkelanjuta n pengembangan sentra pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi secara terkendali dengan memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan meminimalkan dampak negative terhadap lingkungan hidup

   mengembangkan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi yang ramah lingkungan dan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;  mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi, serta panas bumi yang berpotensi merusak fungsi kawasan lindung dan mengubah bentang alam; dan  mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, minyak dan gas bumi pada kawasan peruntukan permukiman pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan dan industri jasa hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan  mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industri pengolahan pertambangan minyak dan gas bumi melalui  peningkatan fungsi industri pengolahan hasil pertambangan minyak dan gas bumi yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu  memantapkan aksesibilitas antara kawasan perkotaan nasional dan sentra pertambangan

  Pasal 10 Pemanfaata n potensi pengembangan sentra perikanan

   mengembangkan sentra perikanan tangkap dan

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

  perikanan, perkebunan, dan kehutanan secaraberkel anjutan dengan memperhatikan potensi lestari yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan perikanan budi daya yang ramah lingkungan

   merehabilitasi kawasan peruntukan perikanan budi daya untuk menjaga ekosistem sekitarnya;  mengembangkan kawasan minapolitan berbasis masyarakat  mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perikanan yang ramah lingkungan peningkatan sentra perkebunan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industry pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan  mengembangkan sentra perkebunan berbasis bisnis yang didukung prasarana dan sarana dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;  merehabilitasi kawasan peruntukan pertanian untuk kegiatan perkebunan yang terdegradasi; dan  mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan pengembangan potensi kehutanan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang didukung peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan  merehabilitasi kawasan peruntukan hutan yang terdegradasi;  mengembangkan sentra kehutanan pada kawasan andalan dengan memperhatikan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup; dan  mengembangkan kawasan perkotaan nasional melalui peningkatan fungsi industri pengolahan dan industri jasa hasil hutan yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

  Pasal 11 Pusat perdaganga n dan jasa peningkatan fungsi dan pengembangan

   mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

  yangberskala internasional kawasan perkotaan nasional sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional

   mengembangkan dan memantapkan prasarana dan sarana untuk meningkatkan keterkaitan antarpusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional sesuai dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

  Pasal 12 Pusat pariwisata berdaya sainginternasi onal berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahua n, bahari,ekowis ata, serta penyelengga raan pertemuan, perjalanan insentif,konfer ensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention andExhibition /MICE) rehabilitasi dan pengembangan kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

   merehabilitasi kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta mengembangkan penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran  mengembangkan dan memantapkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran  mengembangkan pusat jasa dan promosi pariwisata di kawasan perkotaan nasional; dan  b. memantapkan akses prasarana dan sarana untuk meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan nasional dan kawasan- kawasan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran pengembangan keterpaduan antarpusat pariwisata yang

   meningkatkan keterkaitan antar PKN di Pulau Jawa-Bali sebagai pusat pariwisata

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

  berbasis cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran dalam kesatuan tujuan pariwisata

  Pasal 13 Kapasitas daya dukung dan dayatampun g lingkungan hidup yang memadai untuk pembangun an peningkatan luasan kawasan berfungsi lindung paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Pulau Jawa-Bali sesuai dengan kondisi ekosistemnya

   mempertahankan luasan kawasan berfungsi lindung dan merehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi;  mengendalikan kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu kawasan berfungsi lindung  mengendalikan dan merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) kritis;  mengendalikan dan merehabilitasi kawasan lindung di bagian hulu Wilayah Sungai (WS), kawasan hutan lindung, kawasan resapan air, dan kawasan konservasi; dan  mengendalikan perubahan peruntukan dan/atau fungsi kawasan hutan pengembangan kawasan lindung dan kawasan budi daya untuk meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup  mengembangkan kawasan lindung dan kawasan budi daya dengan menggunakan teknologi lingkungan;  mengembangkan pengelolaan kawasan lindung dan kawasan budi daya melalui kerja sama antardaerah untuk kelestarian pemanfaatan sumber daya alam; dan  mengembangkan kawasan perkotaan nasional dengan konsep kota hijau yang hemat energi, air, lahan, dan minim limbah

  Pasal 14 Pulau Jawa bagian selatan dan PulauBali percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Jawa bagian

   mengembangkan sentra produksi untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana serta

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

  bagian utara yang berkembang dengan memperhatik ankeberada an kawasan lindung dan kawasan rawan bencana selatan serta keterkaitan Pulau Jawa bagian selatan dengan Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bagian utara memperhatikan keberadaan kawasan lindung;

   mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sektor unggulan; dan  meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan antarkawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan, serta antara kawasan andalan di Pulau Jawa bagian selatan dan kawasan perkotaan nasional di Pulau Jawa bagian tengah dan Pulau Jawa bagian utara percepatan pengembangan kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara serta keterkaitan Pulau Bali bagian utara dengan Pulau Bali bagian selatan  mengembangkan sentra produksi untuk kegiatan sektor unggulan berbasis mitigasi dan adaptasi bencana serta memperhatikan keberadaan kawasan lindung;  mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sektor unggulan; dan  meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan kawasan andalan di Pulau Bali bagian utara dengan kawasan perkotaan di Pulau Bali bagian selatan pengembangan sentra produksi di luar kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara  mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kegiatan sentra produksi  meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan sentra produksi di luar kawasan andalan dengan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan kawasan andalan yang berada di Pulau Jawa bagian selatan dan Pulau Bali bagian utara pemertahanan eksistensi 6 (enam) pulau kecil terluar di Pulau Jawa bagian selatan sebagai titik- titik garis pangkal kepulauan Indonesia  mengembangkan prasarana pengamanan pantai di Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan

  Pasal Tujuan Kebijakan Strategi

  untuk penegasan  membangun dan memelihara wilayah kedaulatan mercusuar sebagai penanda negara dan navigasi pelayaran di

  Pulau Deli, Pulau Manuk, Pulau Nusa Kambangan, Pulau Nusa Barung, Pulau Sekel, dan Pulau Panehan dan

   menyediakan meningkatkan prasarana dan sarana untuk pemenuhan kebutuhan air baku di Pulau Nusa Kambangan

  Pasal 15 Jaringan pengembangan  mengembangkan dan/atau transportasi dan pemantapan memantapkan akses antarmoda jaringan transportasi prasarana dan sarana yangdapat yang terpadu untuk transportasi darat, laut, meningkatka meningkatkan dan/atau udara yang n daya saing keterkaitan menghubungkan antarwilayah dan antarkawasan perkotaan efisiensi ekonomi nasional dan memantapkan koridor ekonomi Pulau Jawa- Bali;  memantapkan akses prasarana dan sarana transportasi darat yang meliputi jaringan jalan, jaringan jalur kereta api, serta jaringan transportasi penyeberangan yang menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan sentra produksi, pelabuhan, dan/atau bandar udara; dan  mengembangkan jaringan transportasi dengan memperhatikan fungsi kawasan pertanian pangan berkelanjutan, kawasan lindung, dan kawasan rawan bencana, dan/atau penerapan prasarana dan sarana yang ramah lingkungan pengembangan jaringan  mengembangkan jaringan transportasi transportasi yang untuk meningkatkan menghubungkan perkotaan aksesibilitas kawasan nasional dengan kawasan tertinggal dan tertinggal dan terisolasi, terisolasi, termasuk termasuk pulau-pulau kecil pulau-pulau kecil

  

Sumber : Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Rencana

Tata Ruang Pulau Jawa-Bali

3.4. RTRW Provinsi

  3.4.1. Visi dan Misi Penataan Ruang Provinsi

  Visi Penataan Ruang Prov insi adalah “terwujudnya ruang wilayah Provinsi berbasis agribisnis dan jasa komersial yang berdaya saing global dalam pembangunan berkelanjutan”.

  Misi penataan ruang adalah mew ujudkan:

  a. keseimbangan pemerataan pembangunan antarw ilayahdan pertumbuhan ekonomi; b. pengembangan pusat pertumbuhan w ilayah dalam meningkatkan daya saing daerah dalam kancah Asia; c. penyediaan sarana dan prasarana w ilayah secara berkeadilan dan berhierarki serta bernilai tambah tinggi; d. pemantapan fungsi lindung dan kelestarian sumber daya alam dan buatan;

  e. optimasi fungsi budidaya kaw asan dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dalam persaingan global; f. keterpaduan program pembangunan berbasis agribisnis dan jasa komersial yang didukung seluruh pemangku kepentingan; dan kemudahan bagi pengembangan inv estasi daerah serta peningkatan kerja sama regional.

  3.4.2. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi

  A. Pengembangan Wilayah Kebijakan dan strategi pengembangan w ilayah meliputi:

  1. Pemantapan sistem perkotaan PKN sebagai kaw asan metropolitan di Jaw a Timur.

  Strategi :  pengembangan ekonomi wilayah berbasis strategi pemasaran kota;  pemantapan fungsi-fungsi perdagangan jasa berskala nasional dan internasional;  pengembangan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi skala internasional;  peningkatan kemudahan inv estasi untuk pembangunan infrastruktur metropolitan;  peningkatan aksesibilitas barang, jasa, dan informasi antara kawasan metropolitan dan perkotaan lainnya; dan

   pengembangan kawasan metropolitan berbasis ekologi.

  2. Peningkatan keterkaitan kantong-kantong produksi utama di Jaw a Timur dengan pusat pengolahan dan pemasaran sebagai inti pengembangan sistem agropolitan. Strategi :

   pemantapan sentra-sentra produksi pertanian unggulan sebagai penunjang agrobisnis dan agroindustri;  pengembangan sarana dan prasarana produksi pertanian ke pusat-pusat pemasaran hingga ke pasar internasional;  pemantapan suprastruktur pengembangan pertanian yang terdiri atas lembaga tani dan lembaga keuangan; dan  pengembangan pertanian dan kawasan perdesaan berbasis eco-region.

  B. Pengembangan Struktur Wilayah Kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang w ilayah prov insi, meliputi:

  1. Kebijakan dan strategi pengembangan sistem pusat pelayanan, yaitu :  Pembentukan sistem perkotaan

  Strategi : penetapan sistem perkotaan secara berhierarki dengan membentuk

  • PKN, PKW, dan PKL; rev italisasi dan percepatan pembangunan kaw asan metropolitan
  • sebagai pusat pertumbuhan utama di Jaw a Timur yang didukung oleh pusat-pusat pertumbuhan w ilayah dan pusat-pusat pertumbuhan lokal; dan pengembangan kaw asan perkotaan sesuai dengan fungsi dan
  • perannya.

   Pengembangan sistem perdesaan Strategi : penguatan dan memantapkan hubungan desa-kota melalui

  • pemantapan sistem agropolitan; pengembangan pusat-pusat pertumbuhan pada kaw asan perdesaan
  • sebagai inti kaw asan agropolitan; pengembangan kaw asan perdesaan berbasis agropolitan untuk dua
  • atau lebih w ilayah kabupaten dilaksanakan oleh Prov insi sebagai kaw asan strategis dari sudut kepentingan ekonomi; dan
peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur, terutama infrastruktur

  • jalan untuk mendukung sistem agropolitan.

   Pembentukan sistem dan fungsi perwilayahan Strategi : pembentukan WP berdasarkan potensi dan permasalahan;

  • pembentukan struktur pelayanan dan sistem kegiatan pada setiapWP;
  • dan pengembangan WP sesuai dengan fungsi dan perannya.
  • 2. Kebijakan dan strategi pengembangan sistem jaringan prasarana w ilayah.

  Kebijakan pengembangan sistem jaringan prasarana w ilayah meliputi pemantapan penyediaan prasarana w ilayahdengan meningkatkan kelengkapan, skala pelayanan,pemerataan, serta sistem interkonektiv itas dan keterpaduan antar jenis prasarana dengan w ilayah-w ilayah yang dilayani secara efisien pada:

   Sistem jaringan transportasi; Strategi : pemantapan dan pengembangan jaringan transportasi darat, laut,

  • dan udara yang terintegrasi dengan kebijakan pengembangan w ilayah; peningkatan integrasi intermoda dan antarmoda yang didukung
  • dengan sarana dan prasarana; dan pengembangan sistem jaringan transportasi turut mempertimbangkan
  • kepentingan ev akuasi bencana.

   Sistem jaringan energi; Strategi : pengembangan div ersifikasi sumber energi baru dan terbarukan,

  • antara lain: energi mikrohidro, energi angin, energi surya, energi air, energi panas bumi, energi gelombang laut, energi biogas,dan energi biomassa; pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik di kaw asan perkotaan
  • dan perdesaan; peningkatan eksplorasi dan eksploitasi migas dengan teknologi dan
  • metode yang ramah lingkungan; dan
pembukaan peluang inv estasi sumber energi potensial berupa panas

  • bumi sebagai sumber energi baru yang ramah lingkungan.

   Sistem jaringan telekomunikasi dan informatika; Strategi : pengembangan jaringan primer dengan sistem kabel dan nirkabel;

  • dan pengembangan sistem prasarana telekomunikasi dan informatika yang
  • efektif dan efisien.

   Sistem jaringan sumber daya air Stretegi : pengembangan pemanfaatan air permukaan yang meliputi sungai,

  • danau, raw a, dan sumber air permukaan lainnya; perlindungan dan pelestarian sumber air melalui konserv asi kaw asan
  • lindung; peningkatan kualitas air dan pengendalian pencemaran air;
  • pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi;
  • pengembangan sarana pengendali banjir yang didukung kerja sama
  • antara pemerintah, Pemerintah Daerah Prov insi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; pengendalian daya rusak air yang dilakukan pada sungai, danau,
  • w aduk, dan/atau bendungan, raw a, cekungan air tanah, sistem irigasi yang mencakup pencegahan, penanggulangan, dan pemulihan; dan penyediaan informasi sumber daya air yang meliputi informasi kondisi
  • hidrologis, hidrometeorologis, hidrogeologis, kebijakan sumber daya air, prasarana sumber daya air, teknologi sumber daya air, danlingkungan pada sumber daya air dan sekitarnya.

   Sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan.

  Strategi : pembangunan dan pemfasilitasankerja samaantardaerah dalam

  • pengelolaan sampah; pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu antarw ilayah
  • yang dikelola secara bersama pembangunan dan pengembangan sistem pengelolaan limbahB3
  • yang melayani w ilayah prov insi;
pengendalian pencemaran di sekitar tempat pengolahan sampah

  • dan limbahB3; dan mengkoordinasi pengembangan sistem drainase di kaw asan
  • perkotaan.

  C. Pengembangan Pola Ruang Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang w ilayah prov insi meliputi: 1. Kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan lindung.

  Kebijakan pengembangan kaw asan lindung meliputi pemantapan, pelestarian, dan perlindungan kaw asan lindung untuk mencapai perlindungan lingkungan sumber daya alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan risiko dan mengurangi kerentanan bencana, mengurangi efekpemanasan global yang berprinsip partispasi, menghargai kearifan lokal, serta menunjang pariw isata, penelitian, dan edukasi pada:

   Kawasan hutan lindung Strategi : pengembangan sistem tata batas (deliniasi) persebaran hutan lindung

  • di seluruh w ilayah Jaw a Timur sehingga jelas batasan antara kaw asan hutan lindung dan sekitarnya untuk meminimalkan potensi perusakan oleh masyarakat; penetapan luas kaw asan hutan minimal 30% dari luas daratan dalam
  • setiap DAS dan/atau pulau; pengembangan upaya untuk mempertahankan dan menambah
  • luasan hutan, terutama hutan dengan fungsi lindung; pemantapan fungsi lindung dengan prinsip pengelolaan
  • berkelanjutan; dan pengendalian perubahan fungsi kaw asan hutan lindung.
  •  Kawasan perlindungan setempat

  Strategi : penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kaw asan

  • perlindungan setempat; pengamanan kaw asan perlindungan setempat dengan prinsip
  • konserv asi; pengendalian kegiatan yang tidak berkaitan dengan perlindungan;
  • dan
peningkatan nilai ekonomis kaw asan dengan tetap mempertahankan

  • fungsi lindungnya.

   Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya Strategi : penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kaw asan suaka

  • alam, pelestarian alam, dan cagar budaya; pemantapan perlindungan kaw asan suaka alam, pelestarian alam,
  • dan cagar budaya; mempertahankan dan peningkatan kelestarian keanekaragaman
  • hayati yang masih berkembang beserta ekosistemnya; peningkatan nilai ekonomis kaw asan dengan tetap mempertahankan
  • fungsi lindung kaw asan; dan peningkatan keterpaduan pembangunan kaw asan konservasi dengan
  • pembangunan w ilayah, terutama peningkatan kesejahteraan dan kepedulian masyarakat disekitar kaw asan konserv asi.

   Kawasan rawan bencana alam Strategi : penetapan kaw asan raw an bencana alam;

  • pengidentifikasian tingkat risiko w ilayah pada kaw asan raw an
  • bencana alam; dan pengembangan manajemen pengelolaan pada kaw asan raw an
  • bencana alam.

   Kawasan lindung geologi Strategi : menetapkan kaw asan lindung geologi;

  • mengembangkan pengelolaan kaw asan cagar alam geologi;
  • mengidentifikasi tingkat risiko w ilayah pada kaw asan raw an bencana
  • alam geologi; dan mengembangkan manajemen pengelolaan pada kaw asan raw an
  • bencana alam geologi.

   Kawasan lindung lainnya.

  Strategi : memantapkan perlindungan terumbu karang;

  • melarang pemakaian alat atau bahan berbahaya untuk mencari ikan;
merehabilitasi terumbu karang yang telah rusak; dan

  • mengembangkan terumbu karang pada kaw asan-kaw asan yang
  • potensial.

  2. Kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan budi daya.

  Kebijakan pengembangan kaw asan budi daya dilakukan melalui upayapengembangan kaw asan budidaya sesuai dengan karakter dan daya dukung yang dimiliki, terutama untuk mendukung pemantapan sistem metropolitan dan sistem agropolitan dalam rangka peningkatan pertumbuhan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat, meliputi:

   Kawasan peruntukan hutan produksi Strategi : mengembangkan kaw asan hutan produksi dengan pemanfaatan

  • secara lestari dan partisipatif; membatasi alih fungsi hutan produksi untuk kegiatan di luar kehutanan;
  • dan mengaw asi pemanfaatan hutan produksi.
  •  Kawasan hutan rakyat. Strategi pengembangan kawasan hutan rakyat dilakukan dengan membangun dan mengembangkan kegiatan hutan rakyat secara partisipatif.

   Kawasan peruntukan pertanian Strategi : pemertahanan luasan saw ah beririgasi termasuk lahan pertanian

  • pangan berkelanjutan dengan mengendalikan secara ketat alih fungsi saw ah dan lahan produktif; peningkatan upaya pengelolaan untuk mengoptimalkan hasil
  • produksipertanian; pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil
  • produksi pertanian melalui pengembangan agropolitan; peningkatan pemasaran yang terintegrasi dengan kaw asan
  • agropolitan; peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan untuk
  • >pengembangan pertanian; pengembangan kemitraan antarpemangku kepentingan; dan
pengembangan sarana dan prasarana pendukung kaw asan

  • agropolitan.

   Kawasan peruntukan perkebunan Strategi : mengembangkan komoditas unggulan perkebunan di w ilayah

  • potensial dan prospektif; dan mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil
  • perkebunan melalui pengembangan agropolitan.

   Kawasan peruntukan peternakan Strategi : mengembangkan komoditas unggulan peternakan besar, kecil, serta

  • unggas di w ilayah potensial dan prospektif; dan mengoptimalkan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil
  • peternakan melalui pengembangan agropolitan.

   Kawasan peruntukan perikanan Strategi : meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi perikanan;

  • membentuk sentra pengolahan hasil perikanan untuk mendukung
  • pengoptimalan pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil perikanan melalui pengembangan minapolitan; menata w ilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan daya
  • dukung yang dimiliki untuk menjamin keberlangsungan ekosistem pada w ilayah tersebut; pemantapan kaw asan tambak garam;
  • pemertahanan luasan dan sebaran kaw asan tambak garam; dan
  • pengoptimalan produksi garam dan peluang pengembangan serta
  • kerja sama produksi garam dengan inv estor.

   Kawasan peruntukan pertambangan Strategi : pengidentifikasian potensi kandungan bahan tambang;

  • peningkatan eksplorasi dan eksploitasi potensi minyak dan gas bumi
  • dengan berw aw asan lingkungan; dan
pengembangan kaw asan pertambanganberdasarkan potensi bahan

  • galian, kondisi geologi, dan geohidrologidengan prinsip kelestarian lingkungan.

   Kawasan peruntukan industri Strategi : pengembangan kaw asan peruntukan industri yang memperhatikan

  • keseimbangan antara pertumbuhan w ilayah, pemerataan, dan keberlanjutan; pengidentifikasian potensi pengembangan industri;
  • pengembangan industri melalui penyediaan ruang dan didukung
  • pengembangan infrastruktur w ilayah; pengembangan industri berteknologi tinggi dan ramah lingkungan di
  • kaw asan perkotaan; pengembangan industri kecil, menengah, dan rumah tangga;
  • pengembangan perindustrian berdasarkan prinsip keterkaitan antara
  • kegiatan hulu-hilir, klaster, dan sentra;dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung industri.
  •  Kawasan peruntukan pariwisata

  Strategi : pengidentifikasian potensi daya tarik w isata alam, budaya, dan hasil

  • buatan manusia; penetapan potensi daya tarik w isata unggulan;
  • pembentukan jalur pengembangan w isata yang terintegrasidengan
  • pengembangan infrastruktur w ilayah; pengembangan kegiatan penunjang w isata;
  • pelestarian tradisi atau kearifan masyarakat lokal; dan
  • peningkatan pembinaan, penyuluhan, dan pelatihan kepada
  • masyarakat dan/atau perajin lokal untuk pengembangan pariw isata.

   Kawasan peruntukan permukiman Strategi : pengembangan kaw asan permukiman perkotaan, terutama

  • pengembangan permukiman yang efisiendan terintegrasi dengan sistem transportasi;
pengembangan kaw asan permukiman yang mendukung

  • pengembangan agropolitan di kaw asan perdesaan; pengembangan penyediaan perumahan dengan pola hunian
  • berimbang; pengembangan penyediaan perumahan untuk semua lapisan
  • masyarakat; dan pengembangan kaw asan perumahan yang berw aw asan lingkungan
  • dan berkelanjutan dengan dukungan sarana dan prasarana permukiman yang memadai.

   Kawasan andalan Strategi : mengakomodasi penetapan kaw asan andalan di w ilayah

  • Prov insiJaw a Timur sebagai bagian dari pengembangan kaw asan andalan nasional; dan mendukung pengembangan kaw asan andalan agar terintegrasi dan
  • operasional.

   Peruntukan kawasan budi daya lainnya.

  Strategi : penetapan dan/atau penegasan batas lapangan kaw asan

  • pertahanan dan keamanan; penetapan jarak bebas aman kaw asan pertahanan dan keamanan
  • dengan guna lahan lainnya, terutama permukiman; pengendalian pemanfaatan lahan di sekitar kawasan pertahanan dan
  • keamanan secara ketat; mendukung penetapan kaw asan strategis nasional dengan fungsi
  • khusus pertahanan dan keamanan; mengembangkan kegiatan budi daya secara selektif di dalam dan di
  • sekitar kaw asan strategis nasional untuk menjaga fungsi pertahanan dan keamanan negara; mengembangkan kaw asan lindung dan/atau kaw asan budidaya
  • tidak terbangun di sekitar kaw asan strategis nasional sebagai zona penyangga yang memisahkan kaw asan strategis nasional dengan kaw asan budidaya tidak terbangun; dan
turut serta menjaga dan memelihara aset-aset pertahanan dan

  • keamanan negara.

  3. Kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan pesisir dan pulau-pulau kecil.

  Kebijakan pengembangan kaw asan pesisir dan pulau-pulau kecil meliputi:  Peningkatan konserv asi ekosistem kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang menjadi fungsi perlindungan, baik perlindungan bagi kaw asan baw ahannya, kaw asan perlindungan setempat, maupun cagar alam. Strategi : penetapan zonasi pemanfaatan ruang kaw asan pesisir dan pulau-

  • pulau kecil melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumber daya dan daya dukung serta proses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan dalam ekosistem pesisir; pempertahanan dan penjagaan kelestarian ekosistem kaw asan pesisir
  • dan pulau-pulau kecil; dan pembatasan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya ekosistem
  • di kaw asan pesisir dan pulau-pulau kecil.

   Pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

  Strategi : pengoptimalan pemanfaatan kaw asan pesisir dan pulau-pulau kecil

  • sebagai kaw asan permukiman, pelabuhan, dan industri; peningkatan kegiatan kepariw isataan dan penelitian di kaw asan
  • pesisir dan pulau-pulau kecil; dan peningkatan operasionalisasi perw ujudan pengembangan kaw asan
  • andalan laut melalui pengembangan produk unggulan sektor kelautan dan perikanan.

  D. Pengembangan Kaw asan Strategis Kebijakan pengembangan kaw asan strategis prov insi meliputi:

  1. Pengembangan kaw asan ekonomi potensial yang dapat mempercepat perkembangan w ilayah Strategi :

   mengoptimalkan pengembangan kawasan melalui peningkatan nilai ekonomis kaw asan;  meningkatkan komoditas unggulan, sarana, dan prasarana pendukung proses produksi;