BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM - DOCRPIJM 80bee4acac BAB IIIBAB 3

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur

  ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

3.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

  Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang bertujuan untuk mewujudkan;

  1) Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;

  2) Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;

  3) Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;

  4) Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

  5) Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;

  6) Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;

  7) Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah;

  8) Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor; dan

9) Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi nasional.

  Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindak lanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

  1. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kriteria: a.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, b.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau c.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

  2. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kriteria: a.

  Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN, b.

  Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

  3. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria:

  LAPORAN AKHIR [ BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO ] a.

  Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga, b.

  Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga, c.

  Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau d.

  Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

4. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

  Pertahanan dan keamanan,

   Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,

   Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau

   Merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.

  Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: a.

  Pertumbuhan ekonomi,

   Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

   Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,

   Memiliki potensi ekspor,

   Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,

   Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

   Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,

   Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau

  b.

  LAPORAN AKHIR [ BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO ]

   memiliki sumber daya alam strategis nasional,

   Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup,

   Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro,

   Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara,

   Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,

   Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,

  Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

  e.

   berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

   berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau

   berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa,

   pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir,

   Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

   Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu,

  Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  d.

   Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

   Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau

   Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

   Merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan,

   Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa,

   Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional,

  Sosial dan budaya

  c.

   Rawan bencana alam nasional,

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

   dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

  Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai

3.1.1. Provinsi Gorontalo dalam Arahan Struktur Ruang RTRWN

  Berdasarkan arahan RTRWN, Struktur ruang pada wilayah Provinsi Gorontalo terdiri dari:

1. Sistem Perkotaan Nasional yang berada di Provinsi Gorontalo terdiri dari; a.

  Kota Gorontalo sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan status (I/C/1) pengembangan Tahap Pertama Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-kota Pusat Pertumbuhan Nasional dengan fokus pengembangan/peningkatan fungsi, dan b.

  Isimu, Kwandang dan Tilamuta sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dengan status (II/C/2) pengembangan Tahap Kedua Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-kota Pusat Pertumbuhan Nasional dengan fokus pengembangan Baru

  Tabel 3. 1. Indikasi Program Utama Lima Tahunan Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional WAKTU PELAKSANAAN

SUMBER

  INSTANSI

  I II

  III

IV USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI PENDANAAN PELAKSANA (2008- (2010- (2015- 2020- (2025- 2009) 2014) 2019) 2024) 2027)

C. Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasonal:

  1. Pengembangan/Peningkatan fungsi Kota Gorontalo Dep.PU,

APBN, APBD,

Depdagri Isimu, Investasi

  2. Pengembangan baru Kwandang & Swasta, Tilamuta dan/atau

3. Revitalisasi kota-kota yang telah kerjasama

  • berfungsi

  

pendanaan

Sumber; adaptasi dari lampiran XI PP No 26 tahun 2008.

2. Pengembangan Jalan Bebas Hambatan Antar Kota yang meliputi Provinsi

  Gorontalo, terdiri dari; a.

  Limboto-Gorontalo I/6 tahap pertama pengembangan jaringan jalan bebas hambatan b.

  Isimu-Gorontalo II/6 tahap kedua pengembangan jaringan jalan bebas hambatan

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ] c.

  Atinggola-Isimu (III/6) tahap ketiga pengembangan jaringan jalan bebas hambatan d.

  Isimu-Marisa III/6 tahap ketiga pengembangan jaringan jalan bebas hambatan e.

  Marisa-Molosipat III/6 tahap ketiga pengembangan jaringan jalan bebas hambatan f.

  Molosipat-Kasimbar III/6 tahap ketiga pengembangan jaringan jalan bebas hambatan

  3. Pelabuhan sebagai simpul transportasi laut nasional Pelabuhan Gorontalo sebagai Pelabuhan Nasional I/3 tahap pertama pemantapan pelabuhan nasional

  4. Bandar Udara simpul transportasi udara nasional Djalaludin sebagai pusat penyebaran sekunder I/3 tahap pertama pemantapan bandar udara sekunder

  5. Wilayah sungai, terdiri dari: a.

  Dumoga – Sangkup (IV/A/1) / Sulawesi Utara–Gorontalo/ Lintas Provinsi, pengembangan tahap empat Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya Rusak Air b. Limboto – Bulango – Bone (I-IV/A/1)/ Gorontalo – Sulawesi Utara/ Lintas

  Provinsi pengembangan dari tahap pertama sampai keempat Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya Rusak Air, c. Paguyaman (I-IV/A/1)/ Gorontalo /Strategis Nasional Provinsi pengembangan dari tahap pertama sampai keempat Konservasi Sumber

  Daya Air, Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya Rusak Air, d. Randangan (I-IV/A/1)/ Gorontalo – Sulawesi Tengah/ Lintas Provinsi

  Provinsi pengembangan dari tahap pertama sampai keempat Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya Rusak Air.

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ] 3.1.2.

   Provinsi Gorontalo Dalam Arahan Pola Ruang RTRWN:

  Berdasarkan arahan RTRWN, Pola ruang pada wilayah Provinsi Gorontalo terdiri dari:

  1. Kawasan Lindung Nasional, terdiri dari; a.

  Suaka Margasatwa Nantu (II/B/2)-- Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung Nasional-- Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut, b. Cagar Alam Panua (II/B/3)-- Pengembangan Pengelolaan Kawasan

  Lindung Nasional-- Cagar Alam dan Cagar Alam Laut, c. Cagar Alam Tanjung Panjang (II/B/3)-- Pengembangan Pengelolaan

  Kawasan Lindung Nasional-- Cagar Alam dan Cagar Alam Laut, d. Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (I/A/4)-- Rehabilitasi dan

  Pemantapan Fungsi Kawasan Lindung Nasional-- Taman Nasional dan Taman Nasional Laut.

  2. Kawasan Andalan, terdiri dari; a.

  Kawasan Gorontalo (I/A/2)—pertanian-- Pengembangan dan Pengendalian Kawasan

   Andalan untuk Sektor Pertanian-- Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertanian, (II/F/2)—perikanan-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan

   Andalan untuk sektor Perikanan-- Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perikanan, (I/B/2)—perkebunan-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan

   Andalan untuk Perkebunan-- Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan, (III/C/2)—pertambangan-- Rehabilitasi dan Pengembangan

   Kawasan Andalan untuk sektor Pertambangan-- Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertambangan.

  b.

  Kawasan Marisa

  LAPORAN AKHIR [ BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO ]

   (III/A/2)—pertanian-- Pengembangan dan Pengendalian Kawasan Andalan untuk Sektor Pertanian-- Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertanian,

   (II/B/2)—perkebunan-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan-- Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perkebunan,

   (I/F/2)—perikanan-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Perikanan-- Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perikanan.

  c.

  Kawasan Andalan Laut Tomini dan Sekitarnya

   (I/F/2)—perikanan-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Perikanan-- Pengembangan Kawasan Andalan untuk Perikanan, dan

   (III/E/2)—pariwisata-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk sektor Pariwisata-- Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pariwisata.

  3.2. Arahan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional

  Pronvinsi Gorontalo secara umum dan Kota Gorontalo secara khusus dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional tidak memiliki kawasan yang ditetapkan sebagai bagian dari Kawasan Strategis Nasinal (KSN) baik berdasarkan kepentingan pertahanan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, maupun berdasarkan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan.

  3.3. Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Sulawesi

  Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi yang ditetapkan berdasarkan peraturan presiden nomor 88 tahun 2011 berfungsi sebagai pedoman untuk: (a) penyusunan rencana pembangunan di Pulau Sulawesi; (b) perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah provinsi dan kabupaten/kota, serta keserasian antar sektor di Pulau Sulawesi; (c) pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

  ruang di Pulau Sulawesi; (d) penentuan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di Pulau Sulawesi; dan (e) penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota di Pulau Sulawesi.

  3.3.1. Arahan Pengembangan Penataan Ruang

  Penataan Penataan Ruang Pulau Sulawesi bertujuan untuk mewujudkan: (a) Pusat pengembangan ekonomi kelautan berbasis keberlanjutan pemanfaatan sumber daya kelautan dan konservasi laut; (b) lumbung pangan padi nasional di bagian selatan Pulau Sulawesi dan lumbung pangan jagung nasional di bagian utara Pulau Sulawesi; (c) Pusat perkebunan kakao berbasis bisnis di bagian tengah Pulau Sulawesi; (d) Pusat pertambangan mineral, aspal, panas bumi, serta minyak dan gas bumi di Pulau Sulawesi; (e) Pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition/MICE); (f) kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang berbatasan dengan Negara Filipina dan Negara Malaysia dengan memperhatikan keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup; (g) Jaringan transportasi antar moda yang dapat meningkatkan keterkaitan antar wilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah; (h) kawasan perkotaan nasional yang berbasis mitigasi dan adaptasi bencana; dan (i) Kelestarian kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tetap paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari luas Pulau Sulawesi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.

  3.3.2. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

  Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Pulau Sulawesi digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang Pulau Sulawesi. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Pulau Sulawesi terdiri atas ; Indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional; Arahan perizinan; Arahan pemberian insentif dan disinsentif; dan Arahan sanksi.

1. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Sistem Nasional

  Indikasi arahan peraturan zonasi sistem nasional digunakan sebagai pedoman bagi pemerintah daerah provinsi dalam menyusun arahan peraturan

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

  zonasi dan bagi pemerintah daerah kabupaten/kota dalam menyusun ketentuan umum peraturan zonasi.

  a.

  Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Struktur Ruang terdiri atas: Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem perkotaan nasional; Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi nasional; indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan energi nasional; Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan telekomunikasi nasional; dan Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air.

   meliputi;  Indikasi arahan peraturan zonasi untuk PKN meliputi;

  Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Sistem Perkotaan Nasional

  Pemanfaatan ruang kegiatan perkotaan PKN untuk mempertahankan luas lahan pertanian; Pengendalian perkembangan PKN yang menjalar (urban sprawl); Pemanfaatan ruang untuk kegiatan industri pengolahan hasil pertanian, perikanan, perkebunan, dan pertambangan berskala internasional, nasional dan/atau regional yang didukung dengan prasarana dan sarana perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Pemanfaatan ruang untuk kegiatan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran berskala internasional dan nasional yang didukung dengan prasarana dan sarana perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Pengembangan PKN berbasis mitigasi dan adaptasi bencana; Pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah dan tinggi; Fungsi atau potensi PKN sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

  kawasan internasional; Fungsi atau potensi PKN sebagai simpul utama transportasi skala internasional, nasional, dan/atau regional; Pembatasan intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKN; dan Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan terhadap berfungsinya PKN.  Indikasi arahan peraturan zonasi untuk PKW meliputi:

  Pemanfaatan ruang kegiatan perkotaan PKW untuk mempertahankan luas lahan pertanian; Pengendalian perkembangan PKW yang menjalar (urban sprawl); Pemanfaatan ruang untuk kegiatan industri pengolahan hasil pertanian, perikanan, perkebunan, dan pertambangan berskala provinsi yang didukung dengan prasarana dan sarana perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Pemanfaatan ruang untuk kegiatan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran berskala provinsi yang didukung dengan prasarana dan sarana perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Perkembangan PKW berbasis mitigasi dan adaptasi bencana; Pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah; Fungsi atau potensi PKW sebagai simpul kedua mendukung kegiatan perdagangan provinsi; Fungsi atau potensi PKW sebagai simpul transportasi skala provinsi atau beberapa kabupaten; Pembatasan intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKW; dan Ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan terhadap berfungsinya PKW.

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

   Indikasi arahan peraturan zonasi untuk PKSN meliputi: Pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi berdaya saing, pusat promosi investasi, dan pemasaran; Pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertahanan dan keamanan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara dengan fasilitas kepabeanan, imigrasi, karantina, dan keamanan; Pemanfaatan ruang untuk kegiatan kerja sama militer dengan negara lain secara terbatas dengan memperhatikan kondisi fisik lingkungan dan sosial budaya masyarakat; Pengembangan PKSN berbasis mitigasi dan adaptasi bencana; Pengembangan fungsi PKSN sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang rendah dan menengah; Pengembangan fungsi atau potensi PKSN sebagai simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah sekitarnya; Pembatasan intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi PKSN; dan ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan terganggunya fungsi PKSN.

   Indikasi arahan peraturan zonasi untuk jaringan jalan nasional meliputi:  Pemanfaatan ruang untuk pengembangan dan pemantapan jaringan jalan nasional secara bertahap, untuk meningkatkan keterkaitan antar kawasan perkotaan nasional dan mendorong perekonomian di Pulau Sulawesi;  Pemanfaatan ruang untuk peningkatan fungsi jaringan jalan nasional untuk mendukung kegiatan ekonomi;  Pemanfaatan ruang untuk pengembangan jaringan jalan nasional yang menghubungkan kawasan perkotaan nasional dengan pelabuhan dan/atau bandar udara;

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

   Pemanfaatan ruang untuk pengembangan jaringan jalan nasional yang terpadu dengan jaringan transportasi lainnya untuk mendorong perekonomian;  Pemanfaatan ruang untuk pengembangan jaringan jalan nasional untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan perbatasan negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil;  Pemanfaatan ruang untuk pengembangan dan pemantapan jaringan jalan bebas hambatan serta pengendalian pembangunan pintu masuk/pintu keluar jalan bebas hambatan untuk meningkatkan efisiensi pelayanan jasa koleksi dan distribusi.

   Pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan nasional dengan tingkat intensitas menengah dan tinggi yang kecenderungan pengembangan ruangnya dibatasi;  Ketentuan pelarangan alih fungsi lahan yang berfungsi lindung di sepanjang sisi jalan nasional; dan  Penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan nasional yang memenuhi ketentuan ruang pengawasan jalan.

  b.

  Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Pola Ruang terdiri atas: Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan lindung nasional; dan Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis nasional.

   Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sempadan pantai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 huruf a meliputi:  Pemanfaatan ruang untuk penyediaan RTH;  Pemanfaatan ruang untuk pengembangan jenis dan kerapatan tanaman pantai atau struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi atau daya rusak air;  Pemanfaatan ruang untuk pendirian bangunan yang menunjang kegiatan rekreasi pantai dan pemantauan bencana;

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

   Penerapan ketentuan mengenai pelarangan pendirian bangunan; dan  Penerapan ketentuan mengenai pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan.

    Pemanfaatan ruang untuk penyediaan RTH;  Pemanfaatan ruang untuk pendirian bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi dan pemantauan bencana;  Penerapan ketentuan mengenai pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air, pemanfaatan air dan/atau prasarana penanggulangan daya rusak air;  Penerapan ketentuan mengenai pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan yang dapat mengganggu fungsi sempadan sungai; dan  Penetapan lebar sempadan sesuai karakteristik sungai dan fungsional kawasan yang dilintasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sempadan sungai meliputi:

   waduk meliputi:  Pemanfaatan ruang untuk penyediaan RTH;  Pemanfaatan ruang untuk pendirian bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi;  Penerapan ketentuan mengenai pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air;  Penerapan ketentuan mengenai pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika kawasan

  Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan sekitar danau atau

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

  yang dapat mengganggu fungsi kawasan sekitar danau atau waduk; dan  Penetapan lebar sempadan sesuai karateristik danau atau waduk dan fungsional kawasan yang dilintasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

   permukiman melalui:  Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang mengindikasikan terjadinya gejala perkotaan yang menjalar secara terkendali;  Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang didukung oleh sistem jaringan prasarana perkotaan;  Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan peruntukan permukiman dengan prinsip mitigasi dan adaptasi bencana; dan  Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perbatasan negara untuk mendukung kawasan perbatasan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara;  Penerapan ketentuan mengenai RTH;  Penerapan ketentuan mengenai penetapan amplop bangunan;  Penerapan ketentuan mengenai penetapan tema arsitektur bangunan;  Penerapan ketentuan mengenai penetapan kelengkapan bangunan dan lingkungan; dan  Penerapan ketentuan mengenai penetapan jenis dan syarat penggunaan bangunan yang diizinkan.

  Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan

2. Arahan Perizinan

  Arahan perizinan merupakan acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang. Dimana setiap pemanfaatan ruang harus mendapatkan izin pemanfaatan

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

  ruang dari Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota beserta rencana rinci dan peraturan zonasinya yang didasarkan pada Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden ini.

  Setiap pemanfaatan ruang harus mendapatkan izin sesuai dengan ketentuan masing-masing sektor atau bidang yang mengatur jenis kegiatan pemanfaatan ruang yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sektor atau bidang terkait.

3. Arahan Pemberian Insentif dan Disinsentif

  Arahan Pemberian insentif dan disinsentif merupakan acuan bagi Pemerintah dan pemerintah daerah sebagai upaya pengendalian pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi.

  Pemberian insentif dan disinsentif diberikan oleh: Pemerintah kepada pemerintah daerah; pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya; dan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada masyarakat.

  Pemberian insentif dari Pemerintah kepada pemerintah daerah dapat berupa: Subsidi silang;

   Kemudahan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan

   oleh Pemerintah; Penyediaan prasarana dan sarana di daerah;

   Pemberian kompensasi;

   Penghargaan dan fasilitasi; dan/atau

   Publikasi atau promosi daerah.

   Pemberian insentif dari pemerintan daerah kepada pemerintah daerah lainnya dapat berupa:

  LAPORAN AKHIR [ BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO ]

   Urun saham;

   Pengenaan kompensasi dari pemerintah daerah pemberi manfaat kepada pemerintah daerah penerima manfaat;

  Disinsentif dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya dapat berupa:

   Pemberian status tertentu dari Pemerintah.

   Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana di daerah; dan/atau

   Persyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh Pemerintah;

  Disinsentif dari Pemerintah kepada pemerintah daerah dapat diberikan dalam bentuk:

   Kemudahan perizinan.

   Penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau

   Sewa ruang;

   Pemberian kompensasi dari pemerintah daerah penerima manfaat kepada pemerintah daerah pemberi manfaat atas manfaat yang diterima oleh daerah penerima manfaat;

   Imbalan;

   Pengurangan retribusi;

   Pemberian kompensasi;

   Pemberian keringanan pajak;

  Insentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada masyarakat dapat berupa:

   Publikasi atau promosi daerah.

   Kemudahaan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang diberikan oleh pemerintah daerah penerima manfaat kepada investor yang berasal dari daerah pemberi manfaat; dan/atau

   Kompensasi pemberian penyediaan prasarana dan sarana;

   Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

   yang diberikan oleh pemerintah daerah pemberi manfaat kepada investor yang berasal dari daerah penerima manfaat.

  Persyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang

  Disinsentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada masyarakat dapat berupa: Pengenaan kompensasi;

   Pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang

   yang diberikan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah; Kewajiban mendapatkan imbalan;

   Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau pensyaratan

   khusus dalam perizinan.

  Disinsentif diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada kawasan yang dibatasi pengembangannya. diberikan dengan tetap menghormati hak orang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bentuk serta tata cara pemberian insentif dan disinsentif dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Arahan Sanksi

  Arahan sanksi diberikan dalam bentuk sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang. Pengenaan sanksi diberikan terhadap kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota beserta rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasinya yang didasarkan pada Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi.

3.3.3. Strategi Operasionalisasi Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang terkait Bidang Cipta Karya 1. Struktur Ruang

  Strategi Operasionalisasi Perwujudan Struktur Ruang terdiri dari Sistem Perkotaan Nasional dan Sistem Jaringan Prasarana.

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ] Tabel 3. 2. Strategi Operasionalisasi Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional terkait Bidang Cipta Karya di Provinsi Gorontalo Kawasan No Jenis Fungsi Pelayanan Strategi Operasionalisasi Perkotaan

   1 Gorontalo PKN a.

  Kehutanan Mengembangkan PKN Gorontalo sebagai  pusat industri pengolahan hasil perikanan

  Pertanian  yang didukung oleh pengelolaan limbah

  Perikanan Industri

   industri terpadu.

    industri pengolahan lanjutan yang Permukiman berteknologi tinggi, padat modal, berdaya Pendidikan

  b. kawasan peruntukan Pariwisata Mengembangkan

    saing, dan ramah lingkungan dengan Perdagangan dan

  Jasa didukung pengelolaan limbah industri terpadu.

  c.

  Mengembangkan PKN Gorontalo berbasis mitigasi dan adaptasi bencana gempa bumi dan tsunami.

  d.

  Mengembangkan fungsi PKN Gorontalo sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah dan tinggi.

  e. kawasan peruntukan Mengembangkan industri pengolahan dan industri jasa komoditas unggulan pertanian terutama jagung, perikanan tangkap dan perikanan budi daya yang ramah lingkungan dan padat karya di PKN Gorontalo sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Gorontalo, Kawasan Andalan Marisa, serta Kawasan Andalan Laut Tomini dan Sekitarnya.

  f. kawasan peruntukan Mengembangkan pendidikan di PKN Gorontalo yang didukung oleh prasarana dan sarana pendidikan g.

  Mengembangkan prasarana dan sarana berskala regional di PKN Gorontalo yang meliputi sistem penyediaan air minum (SPAM), sistem jaringan drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem pengelolaan persampahan.

  h.

  Mengembangkan ruang terbuka hijau di PKN Gorontalo. i. perkembangan PKN

  Mengendalikan Gorontalo yang menjalar (urban sprawl). j.

  Mengendalikan pemanfaatan ruang pada sempadan pantai di PKN Gorontalo yang dapat mengganggu fungsi sempadan pantai.

  2 Isimu PKW a.

    pusat permukiman dengan tingkat intensitas Pertanian pemanfaatan ruang menengah dan tinggi.

  Agroindustri Mengembangkan fungsi PKW Isimu sebagai

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

  b. kawasan peruntukan Mengembangkan industri pengolahan dan industri jasa komoditas unggulan pertanian yang ramah lingkungan dan padat karya di PKW Isimu sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Gorontalo.

  c. kawasan peruntukan Mengembangkan pendidikan di PKW Isimu yang didukung oleh prasarana dan sarana pendidikan.

  d.

  Mengembangkan prasarana dan sarana berskala regional di PKW Isimu yang meliputi SPAM, sistem jaringan drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem pengelolaan persampahan.

  e.

  Mengembangkan ruang terbuka hijau di PKW Isimu.

  Kawasan No Jenis Fungsi Pelayanan Strategi Operasionalisasi Perkotaan

   3 Kwandang PKW a.

  Agroindustri Mengembangkan PKW Kwandang sebagai  pusat industri pengolahan hasil perkebunan

  Pertanian  dan hasil hutan yang didukung oleh

  Perkebunan pengelolaan limbah industri terpadu. Kehutanan

   b. kawasan peruntukan Mengembangkan industri pengolahan lanjutan yang berteknologi tinggi, padat modal, berdaya saing, dan ramah lingkungan dengan didukung pengelolaan limbah industri terpadu.

  c.

  Mengembangkan PKW Kwandang berbasis mitigasi dan adaptasi bencana gempa bumi dan tsunami.

  d.

  Mengembangkan fungsi PKW Kwandang sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah dan tinggi.

  e. kawasan peruntukan Mengembangkan industri pengolahan dan industri jasa komoditas unggulan pertanian dan perkebunan serta komoditas hasil hutan yang ramah lingkungan dan padat karya di PKW Kwandang sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Gorontalo.

  f. kawasan peruntukan Mengembangkan pendidikan di PKW Kwandang yang didukung oleh prasarana dan sarana pendidikan.

  g.

  Mengembangkan prasarana dan sarana berskala regional di PKW Kwandang yang meliputi SPAM, sistem jaringan drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem pengelolaan persampahan.

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ] h.

  Mengembangkan ruang terbuka hijau di PKW Kwandang. i.Mengendalikan perkembangan PKW Kwandang yang menjalar (urban sprawl)

  Kawasan No Jenis Fungsi Pelayanan Strategi Operasionalisasi Perkotaan

   4 Tilamuta PKW a.

  Agroindustri Mengembangkan PKW Tilamuta sebagai pusat Pertanian

   industri pengolahan hasil perikanan yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu.

  b. kawasan peruntukan Mengembangkan industri pengolahan lanjutan yang berteknologi tinggi, padat modal, berdaya saing, dan ramah lingkungan dengan didukung pengelolaan limbah industri terpadu.

  c.

  Mengembangkan PKW Tilamuta berbasis mitigasi dan adaptasi bencana gempa bumi.

  d.

  Mengembangkan fungsi PKW Tilamuta sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah dan tinggi.

  e. kawasan peruntukan Mengembangkan industri pengolahan dan industri jasa komoditas unggulan pertanian serta perikanan tangkap dan perikanan budi daya yang ramah lingkungan dan padat karya sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Marisa serta Kawasan Andalan Laut Tomini dan Sekitarnya.

  f. kawasan peruntukan Mengembangkan pendidikan di PKW Tilamuta yang didukung oleh prasarana dan sarana pendidikan.

  g.

  Mengembangkan prasarana dan sarana berskala regional di PKW Tilamuta yang meliputi SPAM, sistem jaringan drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem pengelolaan persampahan.

  h.

  Mengembangkan ruang terbuka hijau di PKW Tilamuta. i.Mengendalikan pemanfaatan ruang pada sempadan pantai di PKW Tilamuta yang dapat mengganggu fungsi sempadan pantai.

  Sumber; adaptasi dari lampiran Peraturan Presiden No. 8 tahun 2011.

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ]

  

Tabel 3. 3. Strategi Operasionalisasi Perwujudan Sistem Jaringan Sumber Daya Air terkait

Bidang Cipta Karya di Provinsi Gorontalo

Jaringan Sumber No Jenis Strategi Operasionalisasi Daya Air

  1 Limboto-Bulango- WS Lintas a.

  Mengembangkan prasarana dan sarana penanggulangan dan Bone pengendalian banjir terutama di PKN Gorontalo, PKW Isimu, dan

  Provinsi (Sulawesi Utara- PKW Kwandang serta bangunan pengamanan pantai di Gorontalo) sepanjang pantai.

  b.

  Mengembangkan prasarana sumber daya air sebagai pemasok air baku di PKN Gorontalo, PKW Isimu, dan PKW Kwandang, serta Kawasan Andalan Gorontalo.

  2 Pengembangan WS WS a.

  Merehabilitasi dan mengendalikan pemanfaatan lahan di daerah Paguyaman Strategis hulu DAS Paguyaman dan DAS Sumalata yang sudah kritis untuk Nasional mencegah terjadinya proses pendangkalan dan bencana banjir.

  (Gorontalo) b.

  Mengembangkan prasarana dan sarana penanggulangan dan pengendalian banjir terutama di PKW Tilamuta serta bangunan pengamanan pantai di sepanjang pantai.

  c.

  Mengembangkan prasarana sumber daya air sebagai pemasok air baku di PKW Tilamuta dan Kawasan Andalan Marisa.

  3 Pengembangan WS WS Lintas a.

  Merehabilitasi dan mengendalikan pemanfaatan lahan di daerah Randangan Provinsi hulu DAS Popayato dan DAS Randangan yang sudah kritis untuk (Gorontalo- mencegah terjadinya proses pendangkalan dan bencana banjir.

  Sulawesi Tengah) b.

  Mengembangkan prasarana dan sarana penanggulangan dan pengendalian banjir serta bangunan pengamanan pantai di sepanjang pantai.

  c.

  Mengembangkan prasarana sumber daya air sebagai pemasok air baku di Kawasan Andalan Marisa.

  Sumber; adaptasi dari lampiran Peraturan Presiden No 8 tahun 2011 2.

   Pola Ruang

  Strategi Operasionalisasi Perwujudan Pola Ruang terdiri dari Kawasan lindung nasional dan Kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis.

  

Tabel 3. 4. Strategi Operasionalisasi Perwujudan Pelestarian Kawasan Lindung Nasional

terkait Bidang Cipta Karya di Provinsi Gorontalo

Kawasan Lindung No Jenis Strategi Operasionalisasi Nasional

  1 Pengendalian Kawasan a.

  Mengendalikan pemanfaatan ruang pada sempadan pantai di Kawasan Perlindungan kawasan perkotaan nasional yang dapat mengganggu fungsi Sempadan Setempat sempadan pantai di PKN Gorontalo, PKN Perkotaan Manado- Pantai Bitung, PKN Perkotaan Mamminasata, PKN Kendari, PKW

  Tilamuta, PKW Jeneponto, PKW Watampone, PKW Pare-pare, PKW Luwuk, PKW Bulukumba, PKW Raha, dan PKW Bau-bau.

  b.

  Mengembangkan RTH.

  c.

  Mengembangkan jenis dan kerapatan tanaman pantai atau struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi atau daya rusak air.

  d.

  Mendirikan bangunan yang menunjang kegiatan rekreasi

  BANTEK RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA PROVINSI GORONTALO LAPORAN AKHIR [ ] pantai dan pemantauan bencana.

  e.

  Melarang pendirian bangunan selain yang menunjang kegiatan rekreasi pantai dan pemantauan bencana.

  Kawasan Lindung No Jenis Strategi Operasionalisasi Nasional

  2 Pengendalian Kawasan a.

  Mengendalikan pemanfaatan ruang pada sempadan sungai Kawasan Perlindungan yang dapat mengganggu fungsi Sungai Dulukapo dan Sungai Sempadan Setempat Monano pada WS Limboto-Bulango-Bone (Provinsi Gorontalo- Sungai Provinsi Sulawesi Utara), Sungai Moutong, Sungai Molosipat,

  Sungai Papayato, Sungai Milango, Sungai Vatadaa, Sungai Luguse, Sungai Lemito, Sungai Dunga, Sungai Tialudi, Sungai Randangan, dan Sungai Malongo pada WS Randangan (Provinsi Gorontalo-Provinsi Sulawesi Tengah).

  b.

  Mengembangkan RTH.

  c.

  Mendirikan bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi dan pemantauan bencana.

  d.

  Menetapkan lebar sempadan sesuai karakteristik sungai dan fungsional kawasan yang dilintasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan melarang pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air, pemanfaatan air dan/atau prasarana penanggulangan daya rusak air e.

  Melarang semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika.

  f.

  Kawasan yang dapat mengganggu fungsi sempadan sungai.

  3 Pengendalian Kawasan Mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan sekitar danau Kawasan Sekitar Perlindungan atau waduk yang berpotensi merusak bentuk, kondisi fisik, Danau atau Setempat kualitas air, dan kelestarian fungsi danau atau waduk di Danau

  Limboto (Kabupaten Gorontalo), Waduk

  Sumber; adaptasi dari lampiran Peraturan Presiden No 8 tahun 2011 Tabel 3. 5. Strategi Operasionalisasi Perwujudan Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis Nasional terkait Bidang Cipta Karya di Provinsi Gorontalo Kawasan Budidaya No yang Memiliki Nilai Jenis Strategi Operasionalisasi Strategis Nasional

  1 Kawasan Kawasan a.

  Mengembangkan kawasan peruntukan permukiman dengan Peruntukan prinsip mitigasi bencana untuk meminimalkan potensi

  Budi Daya Permukiman kerugian akibat bencana. Salah satunya Kawasan peruntukan permukiman pada kawasan rawan gempa bumi di Kota

  Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Manado, Kabupaten Sangihe, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Kepulauan Talaud, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Palu, Kota Poso, Kabupaten Poso, Buol, Kota Toli-toli, Kabupaten Toli-toli, Kota Donggala, Kabupaten Donggala, Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai