BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN CILACAP - DOCRPIJM 1505813748BAB III
BAB
III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN CILACAP
3.1. Arahan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusunmelalui PeraturanPemerintah No. 26 Tahun 2008 tentangRencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) yangdijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor, e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untukditindaklanjuti ke dalam RPI2‐
JM kabupaten/kota adalahsebagai berikut: a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)Kriteria: i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor‐impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria: i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan ekspor‐impor yang mendukung PKN, ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Kriteria: i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pospemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga, ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintugerbang internasional yang menghubungkan dengannegara tetangga,
RPI2JM Kabupaten Cilacap
III‐1 iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utamatransportasi yang menghubungkan wilayahsekitarnya, dan/atau iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusatpertumbuhan ekonomi yang dapat mendorongperkembangan kawasan di sekitarnya.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukanberdasarkan kepentingan:
i. Pertahanan dan keamanan, a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional, b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau c) merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau‐pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.ii. Pertumbuhan ekonomi,
a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional, c) memiliki potensi ekspor,
d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangkamewujudkan ketahanan pangan nasional, g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangkamewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhankawasan tertinggal.
iii. Sosial dan budaya
a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya b) nasional,
c) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati diri bangsa, d) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan, e) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
f) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
g) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggia) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir c) memiliki sumber daya alam strategis nasional
d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
RPI2JM Kabupaten CilacapIII‐2
e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis. v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.a) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
c) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan,
d) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara, e) memberikan perlindungan terhadapkeseimbangan iklim makro
f) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitaslingkungan hidup
g) rawan bencana alam nasional
h) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadapkelangsungan kehidupan.
Tabel
3.1 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN No. Provinsi PKN PKW
1. NanggroeAceh Lhokseumawe Sabang, BandaAceh, Darussalam Takengon,Meulaboh
2. Sumatera Kawasan Perkotaan Tebingtinggi,Sidikalang, Pematang
Utara Medan‐Binjai‐Deli Siantar,Balige, RantauPrapat,
Serdang‐Karo Kisaran,Gunung Balige,Padang (Mebidangro) Sidempuan, Sibolga
3. Sumatera Padang Pariaman,Sawahlunto,Muarasiberut,
Barat Bukittinggi, Solok4. Riau Pekanbaru, Dumai Bangkinang, TelukKuantan, Bengkalis,Bagan Siapiapi,Tembilahan,Rengat, Pangkalan Kerinci, PasirPangarayan, SiakSri Indrapura
5. Kepulauan Batam Tanjung Pinang,Terempa, Daik
Riau Lingga, Dabo –Pulau Singkep,
Tanjung BalaiKarimun6. Jambi Jambi Kuala Tungkal,Sarolangun, Muarabungo,Muara Bulian
7. Sumatera Palembang Muara Enim,Kayuagung,Baturaja, Selatan Prabumulih, LubukLinggau, Sekayu, Lahat
8. Bengkulu Bengkulu, Manna,Muko‐Muko, Curup
9. Bangka Pangkal Pinang,Muntok, Tanjung Belitung Pandan, Manggar
10. Lampung Bandar Lampung Metro, Kalianda,Liwa, Menggala, Kotabumi, KotaAgung RPI2JM Kabupaten Cilacap
III‐3
RPI2JM Kabupaten Cilacap
18. Nusa Tenggara Barat Mataram Praya, Raya,Sumbawa Besar
27. Sulawesi Selatan Kawasan Perkotaan Makassar‐ Sungguminasa‐ Pangkajene,Jeneponto, Palopo,
26. SulawesiTenga h Palu Poso, Luwuk, Buol,Kolonedale, Tolitoli,Donggala
25. Sulawesi Utara Kawasan Perkotaan Manado‐Bitung Tomohon,Tondano,Kotamobagu
24. Gorontalo Gorontalo Isimu, Kuandang,Tilamuta
Tanjung Selor,Malinau, Tanlumbis, Tanah Grogot,Sendawar
23. Kalimantan Timur Kawasan Perkotaan Balikpapan‐ Tenggarong‐ Samarinda‐Bontang, Tarakan Tanjung Redeb,Sangata, Nunukan,
22. Kalimantan Selatan Banjarmasin Amuntai,Martapura,Marabahan, Kotabaru
21. Kalimantan Tengah Palangkaraya Kuala Kapuas,Pangkalan Bun, Buntok,Muarateweh,Sampit
Sanggau,Sintang
20. Kalimantan Barat Pontianak Mempawah,Singkawang,Sambas, Ketapang,Putussibau,Entikong,
19. Nusa Tenggara Timur Kupang Soe, Kefamenanu,Ende, Maumere, Waingapu, Ruteng,Labuan Bajo
Singaraja,Semarapura,Negara
III‐4 No. Provinsi PKN PKW
17. Bali Kawasan Perkotaan Denpasar‐Bangli‐ Gianyar‐Tabanan (Sarbagita)
Kediri,Madiun,Banyuwangi,Jember, Blitar,Pamekasan,Bojonegoro,Pacita n
16. Jawa Timur Kawasan Perkotaan (Gerbangkertosusila), Malang Probolinggo,Tuban,
15. Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta Bantul, Sleman
Boyolali, Klaten,Salatiga, Tegal, Pekalongan, Kudus,Cepu, Magelang, Wonosobo,Kebumen,Purwokerto
14. Jawa Tengah Surakarta, Kawasan Perkotaan Semarang‐ Kendal‐Demak‐ Ungaran‐Purwodadi (Kedungsepur), Cilacap
Cikopo,Pelabuhanratu,Indramayu, Kadipaten,Tasikmalaya,Pangandara n
13. Jawa Barat Kawasan Perkotaan Bandung Raya, Cirebon Sukabumi,Cikampek –
12. Banten Serang, Cilegon Pandeglang,Rangkas Bitung
Jabodetabek
11. DKI Jakarta – Jawa Barat ‐ Banten Kawasan Perkotaan
Watampone,Bulukumba, Barru, Parepare
RPI2JM Kabupaten Cilacap
Kapuas Hulu)
I / A / 2 : PengembanganBaru
(Tahap I) KalimantanNusaTenggara Timur
8. Paloh ‐ Aruk (Kab.
Sambas)
I / A / 2 : PengembanganBaru
(Tahap I) KalimantanBarat
9. Jagoi Babang (Kab.Bengkayang)
I / A / 2 : PengembanganBaru
(Tahap I)Kalimantan Barat
10. Nangabadau (Kab.
Barat 11. Entikong ( Kab. Sanggau) I / A/ 1 : Pengembangan/Peningkatan
7. Kefamenanu (Ibukota Kab.
Fungsi(Tahap I) Kalimantan Barat
12. Jasa (Kab.Sintang) II / A/ 2 : PengembanganBaru (Tahap II) Kalimantan Barat
13. Nunukan (Ibukota Kab. Nunukan) I / A/ 1 : Pengembangan / Peningkatan Fungsi
Kalimantan Timur
14. Simanggaris (Kab.
Nunukan)
I / A / 2 : PengembanganBaru
(Tahap I) KalimantanTimur 15. Long Midang (Kab. Nunukan)
I / A / 2 : PengembanganBaru
Timor Tengah Utara)
I / A / 2 : PengembanganBaru
(Tahap I)
II / A/ 2 : PengembanganBaru
(Tahap II) NusaTenggara TimurIII‐5 No. Provinsi PKN PKW
Tabel
Takalar‐Maros (Maminasata)
28. Sulawesi Barat Mamuju, Majene,Pasangkayu
29. Sulawesi Tenggara Kendari Unaaha, Lasolo,Bau‐Bau, Raha, kolaka
30. Maluku Ambon Masohi, Werinama,Kairatu, Tual, Namlea, Wahai,Bula,
31. Maluku Utara Ternate Tidore, Tobelo,Labuha, Sanana
32. Papua Barat Sorong Fak‐Fak,Manokwari,Ayamaru
33. Papua Jayapura, Timika Biak, Nabire,Muting, Bade, Merauke, Sarmi,Arso, Wamena Sumber: PP Nomor 26 Tahun 2008
3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN No. PKSN Status Provinsi
6. Kalabahi (IbukotaKab. Alor)
1. Kota Sabang I / A /2 : Pengembangan Baru (Tahap I) NanggroeAceh Darussalam
2. Kota Dumai I/ A/ 1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi(Tahap I) Riau
3. Kota Batam I / A/ 1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi(Tahap I) Kep. Riau
4. Ranai (Ibukota Kab. Natuna)
I / A / 2 : PengembanganBaru
(Tahap I)Kep. Riau
5. Atambua (IbukotaKab.
Belu) I / A/ 1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi(Tahap I) NusaTenggara
Timur
(Tahap I) Kalimantan Timur
No. PKSN Status Provinsi
16. Long Pahangai
II / A/ 2 : PengembanganBaru Kalimantan (kab. Kutai Barat) (Tahap II) Timur
17. Long Nawan (Kab.
II / A/ 2 : PengembanganBaru Kalimantan Malinau) (Tahap II) Timur
18. Melonguane I / A / 2 : PengembanganBaru Sulawesi (ibukota Kab. (Tahap I) Utara Talaud)
19. Tahuna (ibukota I / A / 2 : Pengembangan Sulawesi Kab. Kep.Sangihe) Baru (Tahap I) Utara
20. Saumlaki (Kab. I / A / 2 : PengembanganBaru Maluku Maluku Tenggara (Tahap I) Barat) 21. Ilwaki (Kab.
II / A/ 2 : PengembanganBaru Maluku Maluku Barat (Tahap II) Daya) 22. Dobo (Kab. Kep.
II / A/ 2 : PengembanganBaru Maluku Aru) (Tahap II)
23. Maluku I / A/ 1 : Pengembangan/Peningkatan Papua Fungsi(Tahap I)
24. Kota Tanah Merah I / A/ 1 : Pengembangan/Peningkatan Papua (Ibukota Kab. Fungsi(Tahap I) Tanah Merah)
25. Kota Merauke I / A/ 1 : Pengembangan/Peningkatan Papua (Ibukota Kab. Fungsi(Tahap I) Merauke)
Sumber: PP Nomor 26 Tahun 2008 Tabel
3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
No KSN Sudut Kota/ Provinsi Status
Kepentingan Kabupaten*) Hukum1. Kawasan Industri Ekonomi Kota Nanggroe Lhokseumawe Lhokseumawe Aceh
Darussalam
2. Kawasan Ekonomi Kota Sabang Nanggroe Perdagangan Aceh Bebas dan Darussalam Pelabuhan Bebas Sabang
3. Kawasan Ekonomi Kota Banda Nanggroe Pengembangan Aceh Aceh Ekonomi Terpadu Darussalam Banda Aceh Darussalam
4. Kawasan Lingkungan
13 Kabupaten Nanggroe Ekosistem Leuser Hidup (Aceh Barat, Aceh
Nagan Raya, Darussalam Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh
RPI2JM Kabupaten Cilacap
III‐6
- – Binjai – Deli Serdang – Karo (Mebidangro)
Lingkungan Hidup
Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Kep.
Penggunaan Sumberdaya Alam dan
11. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 20
Riau
Kab. Rokan Hilir
Lingkungan Hidup
10. Kawasan Hutan Lindung Mahato
Riau
Kab. Kuantan Singingi dan Kab. Indragiri Hulu
Lingkungan Hidup
9. Kawasan Hutan Lindung Bukit Batabuh
Riau
Kab. Kuantan Singingi dan Kab. Indragiri Hulu
8. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Kototabang
RPI2JM Kabupaten Cilacap
Sumatera Utara
Humbang Hasundutan, Kab. Dairi, Kab. Karo, Kab.Simalungun, Kab. Toba, Kab. Pakpak Barat
Kab. Samosir, Kab. Tapanuli Utara, Kab.
Lingkungan Hidup
7. Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya
Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo
Sumatera Utara
Ekonomi Kota Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo
6. Kawasan Perkotaan Medan
Kota Sabang Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara
Pertahanan dan Keamanan
5. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 2 pulau kecil terluar (Pulau Rondo dan Berhala) dengan negara India / Thailand / Malaysia
Singkil, Subulussalam, AcehTenggara, Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang
III‐7 No KSN Sudut Kepentingan Kota/ Kabupaten*) Provinsi Status Hukum
Kepulauan Riau
RPI2JM Kabupaten Cilacap
Lingkungan Hidup
Ekonomi Kota Serang, Kota Bandar Lampung
17. Kawasan Selat Sunda
Jambi
Kab.Soralangu, Kab.Muaratebo, Kab.Batanghari
Lingkungan Hidup
16. Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas
Jambi dan Riau
Kab. Indragiri Hulu, Kab. Indragiri Hilir, Kab. Tanjung Jabung Barat, Kab. Tebo
Lingkungan Hidup
15. Kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh
Jambi
Kab. Muaro Jambi
14. Kawasan Taman Nasional Berbak
III‐8 No KSN Sudut Kepentingan Kota/ Kabupaten*) Provinsi Status Hukum
Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Sumatera Selatan
Rejang Lebong
Kab. Kerinci, Kota Padang, Kab. Lubuk Linggau, Kab.
Lingkungan Hidup
13. Kawasan Lingkungan Hidup Taman Nasional Kerinci Seblat
Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
Kepulauan Riau
Ekonomi Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Karimun, Kota Batam
12. Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
Anambas, Kab. Karimun, Kota Batam
Teknologi Tinggi
pulau kecil terluar (Pulau Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro, Semiun, Sebetul, Sekatung, Senua, Subi Kecil, Kepala, Batu Mandi, Iyu Kecil, Karimun Kecil, Nipa, Pelampong, Batu Berhanti, dan Nongsa) dengan negara Malaysia /Vietnam / Singapura
Lampung dan Banten Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembang an Kawasan Strategis dan Infrastruktur
RPI2JM Kabupaten Cilacap
21. Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
25. Kawasan Stasiun Telecomand
Sumedang Jawa Barat
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi Kab.
24. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Tanjung Sari
Kab. Garut Jawa Barat
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
23. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pamengpeuk
Kab. Garut Jawa Barat
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
22. Kawasan Fasilitas Uji Terbang Roket Pamengpeuk
Jawa Barat
Ekonomi Kota Bandung, Kab. Bandung
Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur
III‐9 No KSN Sudut Kepentingan Kota/ Kabupaten*) Provinsi Status Hukum
DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat
Bekasi, Kab. Cianjur
Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, Kab.
Ekonomi Kota Jakarta (Utara, Selatan, Barat, Timur, Pusat), Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kab.
20. Kawasan Perkotaan Jabodetabek‐ Punjur termasuk Kepulauan Seribu
DKI Jakarta
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
19. Kawasan Fasilitas Pengolahan Data dan Satelit
DKI Jakarta
Kota Jakarta Pusat
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
18. Kawasan Instalasi Lingkungan dan Cuaca
Selat Sunda
Jawa Barat
Bali Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Jawa Timur
Jawa Tengah
31. Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi
Lingkungan Hidup
Kab. Sleman, KotaYogyakarta, Kab. Klaten, Kab. Boyolali, Kab.Magelang
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
32. KawasanPerkotaa n Gresik– Bangkalan– Mojokerto– Surabaya – Sidoarjo– Lamongan (Gerbangkertosusi la)
Ekonom Kab. Gresik, Kab.Bangkalan, KotaMojokerto, KotaSurabaya, Kab. Sidoarjo, Kab.Lamongan
33. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Watukosek
Lingkungan Hidup
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kab. Pasuruan Jawa Timur
34. Kawasan Taman Nasional Ujung Kulon
Lingkungan Hidup
Kab.Pandeglang Banten
35. Kawasan Perkotaan Denpasar–Badung
Ekonomi KotaDenpasar, Kab. Badung, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan
Kab. Klaten, Kab. Sleman
30. Kawasan Candi Prambanan
RPI2JM Kabupaten Cilacap
Lingkungan Hidup
III‐10 No KSN Sudut Kepentingan Kota/ Kabupaten*) Provinsi Status Hukum
26. Kawasan Stasiun Bumi Penerima Satelit Mikro
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kabupaten Pangandaran
Jawa Barat
27. Kawasan
Pangandaran– Kalipuncang– Segara Anakan‐ Nusakambangan (Pacangsanak)
Kab.Pangancaran , Kab. Ciamis,
Kab.Magelang Jawa Tengah
Kab. Cilacap
Jawa Barat dan Jawa Tengah
28. Kawasan Perkotaan Kendal– Demak –Ungaran– Salatiga–Semarang ‐Purwodadi (Kedung Sepur)
Ekonomi Kab. Kendal, Kab. Demak, Kab.Semarang, Kota Salatiga KotaSemarang, Kab.Grobogan
Jawa Tengah
29. KawasanBorobud ur dan Sekitarnya
Lingkungan Hidup
- –Gianyar‐Tabanan (Sarbagita)
RPI2JM Kabupaten Cilacap
Lingkungan Hidup
42. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Khatulistiwa
Ekonomi Kab. Sanggau Kalimantan Barat
43, Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pontianak
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
KotaPontianak Kalimantan Barat
44. Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun
Kab. Kapuas Hulu
Pertahanan danKeamanan Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Belu
Kalimantan Barat
45. Kawasan Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo)
Pertahanan danKeamanan Kab. Sambas, Kab. Kapuas Hulu, Kab.Sanggau,
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur
46. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu
Ekonomi KotaPalangkaray
a, Kab. Pulang
Nusa Tenggara Timur
41. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 5 pulau kecil terluar (Pulau Alor, Batek, Dana, Ndana, dan Mangudu) dengan negara Timor Leste/Australia
III‐11 No KSN Sudut Kepentingan Kota/ Kabupaten*) Provinsi Status Hukum
NusaTengga ra Barat
Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan
36. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima
Ekonomi Kab. Bima, Kab. Dompu
Nusa Tenggara Barat
37. Kawasan Taman Nasional Komodo
Lingkungan Hidup
Kab.Manggarai Barat
38. Kawasan Gunung Rinjani
Nusa Tenggara Timur
Lingkungan Hidup
Kab. Lombok Utara, Kab. LombokTengah, Kab.Lombok Timur
Nusa Tenggara Barat
39. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay
Ekonomi Kab. Ngada Nusa Tenggara Timur
40. Kawasan Perbatasan Darat RI dengan negara Timor Leste
Pertahanan danKeamanan Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Belu
Kalimantan Tengah
RPI2JM Kabupaten Cilacap
Pertahanan dan Keamanan
53. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batui
Sulawesi Utara
Kab.Minahasa,Ka b . Minahasa Utara, Kota Tomohon, Kota Manado
Lingkungan Hidup
52. Kawasan Konservasi dan Wisata Daerah Aliran Sungai Tondano
Sulawesi Utara
Ekonomi Kota Manado, Kota Bitung
51. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado – Bitung
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara)
Kep. Sitaro, Kab. Kep. Sangihe, Kab. SangiheTalaud, Kab.Kep. Talaud
Kab. Nunukan, Kab. Berau, Kab. Tolitoli, Kab. Boolang Mongondow Utara, Kab.
50. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 18 pulau kecil terluar (Pulau Sebatik, Gosong Makasar, Maratua, Sambit, Lingian, Salando, Dolangan, Bangkit, Mantewaru, Makalehi, Kawalusu, Kawio, Marore, Batu Bawaikang, Miangas, Marampit, Intata, dan Kakarutan) dengan negaraMalaysia dan Philipina
III‐12 No KSN Sudut Kepentingan Kota/ Kabupaten*) Provinsi Status Hukum
Kalimantan Timur
Ekonomi KotaSamarinda, Kab. Kutai
49. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga‐Sanga, Muara Jawa, dan Balikpapan
Kalimantan Selatan
Ekonomi Kab.Kotabaru, Kab. Tanah Bumbu
48. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin
Kalimantan Tengah
Kab.Kotawaringi n Barat,Kabupaten Seruya
Lingkungan Hidup
47. Kawasan Taman Nasional Tanjung Putting
Kapuas, Kab. Barito Selatan
Daerah Aliran Sungai Kahayan Kapuas dan Barito Pisau, Kab.
Ekonomi Kab. Banggai Sulawesi Tengah
- – Sungguminasa – Takalar (Mamminasata)
Lingkungan Hidup
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kota Pare‐Pare Sulawesi Selatan
61. Kawasan Soroako dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Luwu Sulawesi
Selatan
62. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Buton, Kolaka, dan Kendari
Ekonomi Kab. Buton, Kab. Kolaka, Kota Kendari
Sulawesi Tenggara
63. Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa ‐ Watumohai dan Rawa Tinondo
Kota Kendari, Kab. Kolaka, Kab. Buton,
Toraja Utara Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
64. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Seram
Ekonomi Pulau Seram Kab. Maluku Tengah
Maluku
65. Kawasan LautBanda Sosial Budaya Kab.
MalukuTengah Maluku
66. Kawasan Perbatasan Laut
Pertahanan danKeamanan Prov. Maluku: Kab. Maluku
60. Kawasan Stasiun Bumi Sumber Alam Parepare
59. Kawasan Toraja dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Tana Toraja, Kab.
RPI2JM Kabupaten Cilacap
Lingkungan Hidup
III‐13 No KSN Sudut Kepentingan Kota/ Kabupaten*) Provinsi Status Hukum
54. Kawasan Poso dan Sekitarnya Sosial Budaya Kab. Poso Sulawesi
Tengah
55. Kawasan Kritis Lingkungan Balingara
Lingkungan Hidup
Kab. Tojo Una‐Una
Sulawesi Tengah
56. Kawasan Kritis Lingkungan Buol ‐ Lambunu
KabupatenBuol, Kabupaten Donggala , KabupatenParigi Moutong , Kabupaten Toli‐Toli
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
57. Kawasan Perkotaan Makassar – Maros
Ekonomi KotaMakassar, Kab. Maros, Kab. Gowa,Kab.
Takalar Sulawesi Selatan
Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang RencanaTata Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros, Sungguminas
a, Takalar
58. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Parepare
Ekonomi Kota Pare‐Pare, Kab.Barru
Maluku dan Papua
RPI2JM Kabupaten Cilacap
Papua
Kab. Mimika, Kab. Asmat, Kab. Nduga, Kab.Yahukimo, Kab.Jayawijaya, Kab. Lanny
Lingkungan Hidup
73. Kawasan Taman Nasional Lorentz
72. Kawasan Timika Sosial Budaya Kab. Mimika Papua
Papua
Kab. Biak Numfor
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
71. Kawasan Stasiun Telemetry Tracking and Command Wahana Peluncur Satelit
Papua
Kab. Biak Numfor
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
70. Kawasan Stasiun Bumi Satelit Cuaca dan Lingkungan
Ekonomi Kab. Biak Numfor
III‐14 No KSN Sudut Kepentingan Kota/ Kabupaten*) Provinsi Status Hukum
69. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Biak
Papua Barat
Kab. Raja Ampat
Lingkungan Hidup
68. Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Raja Ampat
Jayapura Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua
Kab.Halmahera, Kab. Sorong, Kab. Biak Numfor, Kab.
Pertahanan dan Keamanan
67. Kawasan Perbatasan Laut RI termasuk 8 pulau kecil terluar (Pulau Jiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi, dan Liki) dengan negara Palau
Maluku Barat Daya, Prov. Papua: Kab. Merauke
Tual, Kab. Kep. Aru, Kab. Maluku Tenggara Barat, Kab.
RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Ararkula, Karaweira, Panambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu, Batu Goyang, Larat, Asutubun, Selaru, Batarkusu, Masela, Miatimiarang, Leti, Kisar, Wetar, Liran, Kolepon, dan Laag) dengan negara Timor Leste/Australia tenggara, Kota
Papua
RPI2JM Kabupaten Cilacap
Pertahanan danKeamanan Prov. NAD: Kab. Simelue, Kab. Aceh Barat, Kab.
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan
operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR
Pulau untuk penyusunan RPI2‐JM Kabupaten/Kota adalah:Sumber: PP Nomor 26 Tahun 2008
Ket: *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN masih dapat berubah sebelum Perpres RTRW KSN ditetapkan.
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, JawaTengah , Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat
Lampung: Kab.Tanggamus, Prov. Banten: Kab.Pandeglang, Prov. Jabar: Kab.Tasikmalaya , Prov. Jateng: Kab. Cilacap, Prov. Jatim: Kab. Jember, Kab.Trenggalek, Prov. NTB: Kab. Lombok Barat
Mentawai, Prov.Bengkulu: Kab. Bengkulu Utara, Prov.
Aceh Besar, Prov Sumut: Kab. Nias, Prov Sumbar: Kab. Kep.
76. Kawasan Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar (Pulau Simeulucut, Salaut Besar, Raya, Rusa, Benggala, Simuk, Wunga, Sibarubaru, Sinyaunyau, Enggano, Mega, Batu Kecil, Deli, Manuk, Nusa Kambangan, Barung, Sekel, Panehan, dan Sophialouisa) yang berhadapan dengan laut lepas
III‐15 No KSN Sudut Kepentingan Kota/ Kabupaten*) Provinsi Status Hukum Jaya, Kab.
Papua
Boven Digoel, Kab. Merauke
Pertahanan danKeamanan KotaJayapura, Kab. Keerom, Kab.Pegunungan Bintang, Kab.
75. Kawasan Perbatasan Darat RI dengan negara Papua Nugini
Kab. Tel.Bintuni Papua
Lingkungan Hidup
74. Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk Bintuni
Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Paniai
3.2. Arahan RTR Pulau
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup
arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan
wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya
untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll. Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;
b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;
c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera; d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa‐Bali.
Dalam penyusunan RPI2‐JM Kabupaten Cilacap ini maka perlu
memperhatikan arahan RTRW Pulau Jawa‐Bali yang telah ditetapkan dalam Perpres
No, 28 Tahun 2012. Arahan RTRW Pulan Jawa‐Bali terkait Kabupaten Cilacap dapat
dilihat seperti berikut.Strategi operasional perwujudan struktur ruang terdiri atas strategi operasionalisasi perwujudan: a. Sistem Perkotaan Nasional
b. Sistem Jaringan Transportasi Nasional
c. Sistem Jaringan Energi Nasional
d. Sistem Jaringan Telekomunikasi Nasional
e. Sistem Jaringan Sumber Daya Air Strategi operasional perwujudan pola ruang terdiri atas strategi operasionalisai perwujudan:
a. Kawasan lindung nasional, dan
b. Kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional
3.3. Arahan RTRW Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkanmelalui
Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahanyang harus diperhatikan dari
RTRW Provinsi untukpenyusunan RPI2‐JM Kabupaten/Kota adalah:a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup: i. Arahan pengembangan pola ruang: a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH. ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan drainase
b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Hingga saat ini, RTRW Provinsi yang telah memiliki Perdaadalah sebagai berikut: RPI2JM Kabupaten Cilacap
III‐16 a. Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali;
b. Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten;
c. Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu;
d. Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta;e. Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta;f. Perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Gorontalo;g. Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat;
h. Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Tengah;i. Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Timur;j. Perda No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung;
k. Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat;
l. Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Timur;m. Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan;72
n. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Sumatera Barat.3.4. Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, KawasanStrategis Nasional (KSN)
adalah wilayah yang penataan ruangnyadiprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting secaranasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan
dan keamanannegara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan,
termasukwilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. PenetapanKawasan
Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapakepentingan, yaitu:a. pertahanan dan keamanan
b. pertumbuhan ekonomi
c. sosial dan budaya
d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telahdipaparkan pada
bahasan sebelumnya.3.5. Arahan MP3EI/KEK 3.5.1. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011
tentangMasterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan EkonomiIndonesia
RPI2JM Kabupaten Cilacap
III‐17
RPI2JM Kabupaten Cilacap
III‐18
2011‐2025,Masterplan Percepatan dan PerluasanPembangunan Ekonomi
Indonesia(MP3EI) merupakan arahanstrategis dalam percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomiIndonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung
sejak tahun2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan
RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional 2005‐2025 dan
melengkapidokumen perencanaan.Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi(KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomiatau
sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu ataulebih faktor
konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukanuntuk mempermudah
identifikasi, pemantauan, dan evaluasi ataskegiatan ekonomi atau sentra produksi
yang terikat dengan faktorkonektivitas dan SDM IPTEK yang sama.
KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut:
a. Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan
b. Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap KPI
c. Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra‐sentra produksi
di masing‐masing KPId. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak sosial, dampak
ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah (Presiden RI)Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun2011
tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan PembangunanEkonomi Indonesia
2011‐2025 dipaparkan pada Tabel 3.4Tabel
3.4 Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI) Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011 No. Koridor KPI
1. Koridor Ekonomi (KE)Sumatera Sei Mangkei Tapanuli Selatan Dairi Dumai Tj Api‐Api – Tj Carat Muaraenim – Pendopo Palembang Prabumulih Bangka Barat, Babel Batam Bandar Lampung Lampung Timur Besi Baja Cilegon
2. Koridor Ekonomi (KE) Jawa Banten DKI Jakarta Karawang Bekasi Purwakarta Cilacap Surabaya Gresik
No. Koridor KPI Lamongan Pasuruan
3. Koridor Ekonomi (KE) Bali–Nusa Badung Tenggara Buleleng Lombok Tengah Kupang Sumbawa Barat Aegela Nusa Penida Sumbawa
4. Koridor Ekonomi (KE)Kalimantan Kutai Kertanegara Kutai Timur Rapak dan Ganal Kotabaru Ketapang Kotawaringin Barat Kapuas Pontianak Bontang Tanah Bumbu Sanggau Penajam Paser Utara
5. Koridor Ekonomi (KE)Sulawesi Makassar Palopo (Luwu) Mamuju‐Mamasa Parepare Kendari Kolaka Konawe Utara Morowali Parigi Moutang Banggai Bitung
6. Koridor Ekonomi (KE) Papua–Kep. Merauke (Mifee) Maluku Timika Halmahera Teluk Bintuni Morotai Ambon Manokwari
Sumber: Perpres Nomor 32 Tahun 2011 3.5.2.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011tentang
Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, KawasanEkonomi Khusus atau KEK
adalah kawasan dengan batas tertentudalam wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia yangditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian
danmemperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona,antara
lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembanganteknologi, pariwisata,
energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEKtersebut dapat melalui usulan dari
RPI2JM Kabupaten CilacapIII‐19
Badan Usaha yang didirikan diIndonesia, pemerintah kabupaten/kota, dan
pemerintah provinsi, yangditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah
Pusat jugadapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang
dilakukanberdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non
kementerian.Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area
barumaupun perluasan dari KEK yang sudah ada.
Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi mengganggu
kawasan lindung;b. adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah
kabupaten/kota yang bersangkutan;c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan internasional atau
dekat dengan jalur pelayaran internasional di Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan; d. mempunyai batas yang jelas.Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2Tahun
2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khususdipaparkan pada Tabel
3.5. Tabel
3.5 Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 No. Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus
1. Kabupaten Simalungun,Sumatera Utara Kawasan Ekonomi Khusus SeiMangke
2. Kabupaten Pandeglang,Banten Kawasan Ekonomi Khusus TanjungLesung
3. Kabupaten Kutai Timur,Kalimantan Tmur Kawasan Ekonomi Khusus Maloy
4. Kota Bitung, Sulawesi Utara Kawasan Ekonomi Khusus Bitung Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
Dalam penyusunan RPI2‐JM Kabupaten Cilacap maka perlu mengetahui
status KSN, PKN, PKSN, KPI MP3EI, dan KEK yang dimiliki oleh Kabupaten Cilacap.
Adapun penetapan lokasi KSN dapat dilihat pada lampiran X PP Nomor 26 Tahun
2008 tentang RTRWN atau pada tabel 3.3. Untuk penetapan lokasi PKSN dan PKN
dapat dilihat pada lampiran II PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN atau pada
tabel 3.1 dan tabel 3.2. Penetapan lokasi KPI MP3EI dapat dilihat pada tabel 3.4 dan
penetapan lokasi KEK pada tabel 3.5. Selain itu, dalam melakukan pengisian.RPI2JM Kabupaten Cilacap
III‐20
Tabel
3.6 Matriks Arahan Strategis Nasional Untuk Kabupaten Cilacap KSN PKSN KPI KEK MP3EI KSN Sudut Status PKN Kepentingan Hukum RTRW KSN Kawasan Lingkungan ‐ PKN ‐ KPI ‐ Pangandaran – Hidup Cilacap Cilacap Kalipuncang – Segara Anakan – Nusakambangan (Pacangsanak) Sumber: Analisis, 2014 RPI2JM Kabupaten Cilacap
III‐21