Analisis peran kinerja perusahaan dalam pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham : studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010 - USD Repository

  

ANALISIS PERAN KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGARUH

TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP RETURN SAHAM

  Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 -

  2010 Skripsi

  Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

  Program Studi Akuntansi Disusun oleh:

  Nama : Krispina Titis Sari A.G NIM : 082114047

  

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2013

HALAMAN MOTTO

  Saya tidak patah semangat karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju (Thomas Alva Edison).

  Kehidupan adalah proses, dan proses kehidupan setiap orang adalah berbeda. Hargai dan cintai kehidupan mu dan kehidupan orang lain. Maka kehidupan mu akan lebih memiliki arti.

  Kamu tidak bisa percaya dengan orang lain sebelum kamu percaya dengan dirimu sendiri. Hidup lah dengan mengandalkan diri sendiri bukan orang lain dan jangan menggantungkan hidupmu dengan orang lain. Jadilah pribadi yang mandiri bukan pribadi yang pengecut.

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk Allah Bapa Yang Maha Kuasa Ayah saya Sigit Widaryanto, SE dan Ibu saya Sukemi Lestari Kakak - kakak saya K. Titis Kurniawati, SE dan K. Titis Kurniawan, S.Pd Adik - adik saya G. Titis Widaryanto dan P. Titis Widaryantoko Keluarga besar , teman, sahabat, dan semua pihak yang telah mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  

ABSTRAK

  Analisis Peran Kinerja Perusahaan Dalam Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Return Saham

  Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 -

  2010 Krispina Titis Sari A.G

  082114047 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham. Dasar teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah teori yang menyebutkan bahwa besarnya tingkat suku bunga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan berpengaruh terhadap return yang akan diperoleh pemegang saham.

  Penelitian ini merupakan studi empiris terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisis data menggunakan metode analisis jalur (path analysis) dengan menempatkan kinerja perusahaan sebagai variabel intervening. Kinerja perusahaan diproksi dengan Return on

  

Assets (ROA). Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang

  aktif memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan merupakan data panel, yaitu gabungan data cross section dan data time series periode 2006 sampai dengan 2010.

  Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, akan tetapi kinerja perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja perusahaan tidak memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham.

  

ABSTRACT

  The Analysis of the Role of the Financial Performance on the Effect of Interest Rate on the Share Return Empirical Study:

  Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange From the Period of 2006 to 2010 Krispina Titis Sari A.G

  082114047 The purpose of this research was to examine whether financial performance mediating the effect of the interest rate on the share return. The theoretical of this research was theory mentioning interest rate can effect the financial performance and the financial performance can affect on the share return.

  This research was empirical study on the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). The data analysis techniques used was path analysis method with financial performance as intervening variable. The financial performance was measured by Return on Assets (ROA). This study used the samples of the manufacturing companies, whose stock were actively traded in Indonesia Stock Exchange. The sample of the research was taken by purposive sampling method. The data used was panel data, containing the cross section data and time series data from the period of 2006 to 2010.

  The result showed that interest rate had significant effect on the financial performance, but financial performance had insignificant effect on the share return. It can be concluded that financial performance not mediating the effect of the interest rate on the share return.

  

ix

KATA PENGANTAR

  Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Peran Kinerja Perusahaan Dalam Pengaruh Tingkat

  

Suku Bunga Terhadap Return Saham”. Skripsi ini disusun dalam rangka

  memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma.

  2. Drs. YP. Supardiyono, M. Si., Akt., QIA selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam proses penyelesaian penulisan skripsi.

  3. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu selama saya kuliah di Universitas Sanata Dharma.

  4. Ignatius Aryono, SE yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi.

  

DAFTAR ISI

  D. Rasio Keuangan....................................................................................... 13

  1. Analisis Jalur (Path Analysis) ........................................................... 30

  E. Teknik Analisis Data ............................................................................... 30

  D. Variabel Penelitian .................................................................................. 28

  C. Data dan Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 27

  B. Populasi dan Sampel Penelitian............................................................... 27

  A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 27

  III. METODE PENELITIAN .............................................................................. 27

  H. Tingkat Suku Bunga, Kinerja Perusahaan, dan Return Saham ............... 23

  G. Return Saham .......................................................................................... 21

  F. Saham ...................................................................................................... 19

  E. Tingkat Suku Bunga ................................................................................ 16

  C. Kinerja Perusahaan .................................................................................. 12

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………………………………………..vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii

  B. Analisis Laporan Keuangan ...................................................................... 9

  A. Laporan Keuangan..................................................................................... 7

  II. LANDASAN TEORI ...................................................................................... 7

  E. Sistematika Penelitian ............................................................................... 5

  D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 4

  C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 4

  B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

  A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

  I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

  KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI......................................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv DAFTAR TABEL................................................................................................. xv

  

ABSTRACT............................................................................................................. ix

  2. Pengujian Hipotesis Mediasi ............................................................. 31

  A. Deskripsi Data ......................................................................................... 35

  B. Analisis Data ........................................................................................... 40

  1. Analisis Jalur (Path Analysis) ........................................................... 40

  2. Uji Goodness-fit Model ..................................................................... 41

  3. Pengujian Hipotesis Mediasi ............................................................. 42

  C. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................... 44

  V. PENUTUP ..................................................................................................... 49

  A. Kesimpulan.............................................................................................. 49

  B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 49

  C. Saran ........................................................................................................ 50 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51 LAMPIRAN.......................................................................................................... 53

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tingkat Suku Bunga sebagai Fungsi dari Permintaan dan

  Penawaran untuk Pendanaan......................................................... 18

Gambar 2.2 Penentuan Harga Pasar Saham...................................................... 20Gambar 2.3 Hubungan Tingkat Suku Bunga, Kinerja Perusahaan, dan Return

  Saham............................................................................................ 24

Gambar 3.1 Model Analisis Jalur ..................................................................... 30Gambar 3.2 Model Pengujian Hipotesis Mediasi ............................................. 33Gambar 4.1 Hasil Analisis Jalur ....................................................................... 40

  

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian ............................................. 35Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Sampel ............................................................ 36Tabel 4.3 Hasil Perhitungan ROA Tahun 2006-2010................................... 37Tabel 4.4 Data Tingkat Suku Bunga (BI Rate) Tahun 2006-2010 ............... 38Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Return Saham Tahun 2006-2010 .................... 38Tabel 4.6 Hasil R-Square.............................................................................. 42Tabel 4.7 Hasil Uji Tahap Pertama ............................................................... 43Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Mediasi .......................................................... 44

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan utama investor menanamkan saham pada suatu

  perusahaan adalah untuk memperoleh return saham yang sebesar - besarnya di masa datang. Return saham merupakan keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham atas investasi yang dilakukannya. Return saham dapat berupa deviden atau capital gain. Deviden merupakan bagian dari laba ditahan perusahan yang dibagikan kepada pemegang saham atas saham yang dimilikinya. Pemegang saham akan menerima deviden secara periodik yang ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Capital gain akan diterima oleh pemegang saham apabila saham yang dimiliki dijual di atas harga pembelian.

  Besar atau kecilnya jumlah return saham yang akan diterima oleh pemegang saham bergantung pada kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan berimbas pada tingginya laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Semakin tinggi laba maka semakin tinggi pula return saham yang akan diperoleh pemegang saham. Pada penelitian ini kinerja perusahaan diproksi dengan Return on Assets (ROA).

  ROA merupakan salah satu jenis rasio keuangan yang banyak digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Menurut Dodd dan Chen (1996) dalam Sudiyatno (2010) variabel ini dalam beberapa penelitian

  2

  sebelumya menunjukkan pengukuran kinerja yang lebih baik. Di sisi lain ROA lebih merepresentasikan kepentingan stakeholders (Sudiyatno, 2010).

  Selain melakukan analisis terhadap faktor - faktor internal perusahaan, investor juga harus memperhatikan faktor - faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal perusahaan yang kemungkinan dapat mempengaruhi return saham investor dan kinerja perusahaan adalah kondisi ekonomi makro. Ekonomi makro menunjukkan keadaan perekonomian secara keseluruhan, baik dari segi perusahaan, pemerintah, ekspor, impor maupun kondisi sosial masyarakat.

  Kestabilan ekonomi makro diperlukan perusahaan agar dapat bersaing di pasar yang sangat cepat perubahannya (Goeltom, 2007:14).

  Menurut Sudiyatno (2010) faktor ekonomi makro yang paling penting adalah tingkat bunga. Hal ini dikarenakan ketidakstabilan tingkat bunga dapat mempengaruhi biaya operasi perusahaan secara keseluruhan. Tinggi atau rendahnya biaya dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan dan hal ini akan berimbas pada tinggi atau rendahnya return saham yang diterima oleh pemegang saham. Berdasarkan penjelasan tersebut, tampak bahwa terdapat kemungkinan adanya pengaruh tidak langsung antara tingkat suku bunga dan return saham.

  Hasil penelitian Purnomo (2003) menyatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fuadi (2009) dan Subalno (2009). Hasil penelitian mereka mendukung bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Namun hasil

  3

  berbeda diperoleh Suardani (2009) yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

  Di sisi lain Subalno (2009) juga menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005) yang juga menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Namun Wibowo (2005) menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil penelitian beliau menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

  Hasil penelitian Sudiyatno (2010) menemukan bahwa tingkat bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, sedangkan kinerja perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini beliau menempatkan kinerja perusahaan (ROA) sebagai variabel intervening. Sudiyatno (2010) menemukan bahwa ROA berhasil memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan.

  Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Suardani (2009). Namun dalam penelitiannya beliau memproksi kinerja perusahaan dengan Return on Equity (ROE). Beliau menemukan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROE, sedangkan ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Suardani (2009) menemukan bahwa ROE tidak berhasil memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham.

  Berdasarkan hasil penelitian - penelitian terdahulu, tampak bahwa masih terdapat perbedaan hasil temuan. Perbedaan - perbedaan tersebut

  4

  mengindikasikan bahwa masih terdapat permasalahan berkaitan dengan variabel ekonomi makro, kinerja perusahaan, dan return saham. Oleh karena itu perlu untuk dilakukan penelitian kembali mengenai variabel - variabel tersebut. Di dalam penelitian ini, peneliti menempatkan variabel kinerja perusahaan yang diproksi dengan ROA sebagai variabel intervening. Selain itu, penelitian mengenai kinerja perusahaan, ekonomi makro, dan return saham sangat bermanfaat bagi investor dan manajemen perusahaan dalam proses pembuatan keputusan investasi.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah kinerja perusahaan memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap

  return saham?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham.

  D. Manfaat Penelitian

  Penelitian yang baik adalah penelitian yang memberikan manfaat kepada semua pihak. Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah:

  5

  1. Bagi manajemen

  a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat terutama berkaitan dengan investasi dan pendanaan.

  b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan kebijakan dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan.

  2. Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor untuk mengambil keputusan yang tepat ketika berinvestasi di pasar modal.

  3. Bagi akademisi Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat suku bunga dan kinerja perusahaan terhadap return saham.

E. Sistematika Penulisan

  Bab I: Pendahuluan Dalam bab I akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah yang menunjukkan mengapa penelitian ini penting dan perlu diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  6 Bab II: Landasan Teori

  Dalam bab II akan dikaji teori - teori pendukung yang relevan untuk merumuskan hipotesis penelitian.

  Bab III: Metode Penelitian Dalam bab III akan diuraikan mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan teknik analisis data yang akan digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

  Bab IV: Analisis Data dan Pembahasan Dalam bab V akan diuraikan mengenai deskripsi data, hasil dari pengujian hipotesis menggunakan data yang telah diolah sesuai dengan model empiris yang sudah ditetapkan, dan pembahasan mengenai hasil pengujian tersebut.

  Bab V: Penutup Dalam bab V akan diuraikan mengenai kesimpulan penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.

BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan media komunikasi dan

  pertanggungjawaban antara perusahaan dan para pemiliknya atau pihak lainnya (Suwardjono, 2003: 65). Pada bagian kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan PSAK paragraf 07 dijelaskan bahwa laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

  Berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan PSAK paragraf 12 tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Contoh keputusan ekonomi yang harus diambil para pemakai adalah keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan, keputusan untuk mengangkat kembali, atau keputusan untuk mengganti manajemen. Dalam hal ini yang dimaksud pemakai adalah pemakai laporan keuangan. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga - lembaganya, dan masyarakat.

  Sebelumnya telah dijelaskan bahwa laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan atas laporan keuangan, skedul, dan informasi tambahan. Namun pada bab ini hanya akan dijelaskan mengenai laporan keuangan yang utama.

  Menurut Bodie dkk (2006: 284-287) terdapat tiga laporan keuangan utama yaitu:

  1. Laporan laba rugi, merupakan ringkasan profitabilitas suatu perusahaan selama periode tertentu, misalnya satu tahun. Laporan ini menyajikan pendapatan yang diperoleh selama satu periode operasi, beban - beban yang terjadi selama periode yang sama, serta laba atau keuntungan bersih perusahaan yang merupakan selisih pendapatan dan beban.

  2. Neraca, merupakan “potret” kondisi keuangan perusahaan pada titik waktu tertentu. Neraca merupakan daftar aktiva dan kewajiban perusahaan pada titik waktu tertentu. Selisih antara aktiva dan kewajiban merupakan kekayaan bersih perusahaan yang sering disebut juga ekuitas pemegang saham.

  3. Laporan arus kas, merupakan rincian arus kas yang diterima dari aktivas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan. Laporan arus kas menjadi bukti kesehatan perusahaan. Jika perusahaan tidak dapat membayar deviden dan mempertahankan produktivitasnya menggunakan kas dari operasi, maka ini merupakan peringatan serius bahwa perusahaan tidak dapat mempertahankan pembayaran deviden pada tingkat yang sekarang dalam jangka panjang.

B. Analisis Laporan Keuangan

  Laporan keuangan merupakan media yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan pada periode yang bersangkutan. Data yang terdapat dalam laporan keuangan akan lebih memiliki arti apabila data tersebut diperbandingkan antara dua periode atau lebih. Kegiatan membandingkan data laporan keuangan antara dua periode atau lebih ini disebut dengan analisis laporan keuangan.

  Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi atas kemajuan perusahaan, faktor yang paling penting untuk diketahui oleh yang berkepentingan, adalah sebagai berikut (Raharjaputra, 2009: 194-195):

  1. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau saat ditagih.

  Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban tersebut disebut dalam keadaan “likuid”, sebaliknya bagi perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajibannya disebut “ilikuid”.

  2. Solvabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek, maupun kewajiban jangka panjangnya.

  3. Rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba atau keuntungan. Modal perusahaan pada dasarnya diperoleh dari modal sendiri (equity) dan modal dari luar (short and term liabilities). Kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba adalah tuntutan para pemodal tersebut untuk memperoleh deviden, bunga kupon obligasi, ataupun kewajiban perusahaan lainnya.

  4. Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan stabil, yaitu dengan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga dan pokok atas utang - utangnya, membayar deviden dan kewajiban internal perusahaan.

  Beberapa lembaga dan investor memiliki keinginan untuk memperoleh hasil dari analisis laporan keuangan yang disajikan perusahaan, walaupun memiliki kepentingan yang berbeda. Hal yang paling penting adalah manajemen perusahaan harus memahami harapan dan keinginan dari para kreditur dan pemegang saham agar mampu menarik dan mempertahankan dana perusahaan yang telah atau akan diberikan. Lembaga dan investor tersebut, antara lain kreditur jangka panjang, kreditur jangka pendek, pemegang saham, dan manajemen perusahaan (Raharjaputra, 2009: 195).

  1. Kreditur Jangka Panjang Kreditur jangka panjang memerlukan analis tambahan atas kemampuan perusahaan dalam menciptakan keuntungan dan arus kas di masa datang, hal ini untuk memperkirakan sejauh mana perusahaan mampu membayar bunga kupon secara periodik dan pokok pinjaman saat jatuh tempo. Analisis laporan keuangan dari perusahaan yang akan diberikan bantuan dana atau pinjaman merupakan salah satu alat penting bagi kreditur jangka panjang, khususnya mengetahui proyeksi keuangan di masa datang (Raharjaputra, 2009: 196). Contoh kreditur jangka panjang adalah pemegang obligasi perusahaaan dan perusahaan pengelola dana pensiun.

  2. Kreditur Jangka Pendek Kreditur jangka pendek adalah lembaga atau perusahaan yang memberikan dana jangka pendek, seperti bank atau pemasok barang / jasa kepada perusahaan dengan pembayaran nontunai atau secara kredit kepada perusahaan yang dianggap memiliki kemampuan likuiditas atau mampu membayar kewajibannya saat jatuh tempo (Raharjaputra, 2009: 195).

  3. Pemegang Saham Pemegang saham (stockholders) tertarik kepada perusahaan karena likuiditas, solvabilitas, keuntungan masa depan, termasuk arus kas dalam jangka panjang. Para pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang dipengaruhi langsung oleh keuntungan (profit) dan risiko (risk) (Raharjaputra, 2009: 196).

  4. Manajemen Perusahaan Manajemen adalah eksekutif perusahaan yang sangat mengenal sasaran dan tujuan perusahaan dan bertanggung jawab untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Tanggung jawab lainnya adalah manajemen harus mampu menjaga likuiditas perusahaan agar mampu memenuhi tuntutan para kreditur dan pemegang saham (Raharjaputra, 2009: 196).

C. Kinerja perusahaan

  Kinerja perusahaan merupakan suatu tingkat prestasi yang berhasil dicapai oleh perusahaan. Pada umumnya kinerja sebuah perusahaan dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Baik atau buruknya kondisi keuangan perusahaan tercermin dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen.

  Oleh sebab itu untuk menilai kinerja suatu perusahaan dibutuhkan informasi di dalam laporan keuangan.

  Kinerja perusahaan merupakan salah satu faktor penentu tinggi atau rendah return yang akan diterima oleh pemegang saham. Semakin baik kinerja sebuah perusahaan maka kemungkinan semakin tinggi pula return saham perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan yang baik biasanya ditunjukkan dengan tingginya rasio yang mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.

  Berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan PSAK paragaraf 17 informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat utnuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.

  Pada umumnya kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Melalui rasio keuangan data akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan disajikan kembali dalam hubungan waktu. Rasio keuangan membantu kita untuk mengidentifikasikan beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio tersebut memberikan dua cara bagaimana membuat perbandingan dan data keuangan perusahaan yang berarti (Keown dkk, 2008: 74): 1. Meneliti rasio antar waktu untuk meneliti arah pergerakannya.

  2. Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya.

D. Rasio Keuangan

  Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti) (Harahap, 2007: 297). Melalui rasio pemakai laporan keuangan dapat membandingkan dua perusahaan yang berbeda atau suatu perusahaan dengan batas - batas waktu yang berbeda. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan rasio keuangan dapat mengurangi banyaknya informasi relevan pada serangkaian indikator keuangan yang terbatas dan untuk meniadakan pengaruh ukuran besarnya perusahaan (size

  company) sehingga perbandingan antar perusahaan pada skala yang berbeda

  dapat dilakukan (Kodrat dan Kurniawan, 2010: 231). Terdapat hal yang harus diperhatikan ketika membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan yaitu berkaitan dengan sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan ketika membandingkan dua perusahaan dengan sistem akuntansi yang berbeda maka akan memberikan hasil analisis yang bias.

  Penggunaan analisis rasio keuangan ini sangat bervariasi dan tergantung oleh pihak yang memerlukan (Sartono, 2008: 113). Pemegang saham preferen dan obligasi akan lebih menitikberatkan pada aliran kas jangka panjang. Pemilik (pemegang saham) dan calon investor akan melihat dari segi profitabilitas dan risiko. Oleh karena perbedaan kepentingan tersebut maka dikembangkan empat kelompok rasio keuangan (Sartono, 2008: 114):

  1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.

  2. Rasio aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan.

  3. Financial leverage ratio, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang.

  4. Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset, maupun laba bagi modal sendiri.

  Berdasarkan keempat rasio tersebut rasio profitabilitas merupakan rasio yang berkaitan langsung dengan kinerja perusahaan. Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar - benar akan diterima dalam bentuk deviden (Sartono, 2008: 122). ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.

  Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan.

  Penggunaan ROA sebagai alat pengukur prestasi atau kinerja manajer pusat investasi akan diperoleh hasil penilaian yang baik karena ROA mempunyai beberapa kelebihan, yaitu (Munawir, 2006: 91):

  1. ROA dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan.

  2. ROA dapat memperbandingkan posisi perusahaan dengan rasio industri sehingga dapat diketahui apakah perusahaan berada di bawah, sama atau di atas rata - rata industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategis.

  3. ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing - masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

  4. ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan - tindakan yang dilakukan oleh setiap divisinya dan pemanfaatan akuntansi divisinya.

  5. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, ROA juga berguna untuk kepentingan perencanaan.

  Namun metode ROA juga memiliki beberapa kelemahan yaitu (Munawir, 2006: 94):

  1. ROA sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap.

  2. ROA mengandung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi. ROA akan cenderung tinggi akibat penyesuaian (kenaikan) harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi.

  ROA dihitung dengan membagi laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut. Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Sartono, 2008: 123):

  LabaSetela hPajak ( EAT ) ROA

  TotalAktiv a

E. Tingkat Suku Bunga

  Pada umumnya untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan akan melakukan pinjaman kepada para pemilik modal (investor). Ketika perusahaan melakukan pinjaman perusahaan akan dibebani oleh biaya bunga. Besarnya biaya bunga bergantung pada tingkat suku bunga umum. Menurut Fuadi (2009) tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan kepada investor.

  Besarnya tingkat suku bunga di pasar modal ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran. Gambar 2.1 menunjukkan bagaimana penawaran dan permintaan berinteraksi untuk menentukan tingkat suku bunga dalam dua pasar modal. Pasar A mencerminkan pasar dengan sekuritas berisiko rendah, sedangkan pasar B mencerminkan sekuritas yang berisiko tinggi. Tingkat suku bunga di pasar A adalah 10% dan tingkat bunga di pasar B adalah 12%.

  Perusahaan dengan kemampuan kreditnya di pasar A akan memperoleh dana dengan biaya sebesar 10%, dan pemilik modal yang ingin berinvestasi dengan risiko rendah akan memperoleh return sebesar 10%. Perusahaan yang melakukan kredit di pasar B akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi yaitu sebesar 12%, dan para pemilik modal (investor) yang menyukai sekuritas dengan risiko tinggi akan menerima return yang lebih tinggi yaitu sebesar 12%. Namun mereka juga mengakui bahwa kemungkinan jumlah sebenarnya yang akan mereka peroleh dapat saja menjadi lebih rendah.

  Jika permintaan akan dana menurun maka kurva permintaan D

  1 akan

  bergeser ke kiri (turun) yang ditunjukkan oleh kurva permintaan D 2 . Menurunnya permintaan dana menyebabkan turunnya keseimbangan pasar tingkat suku bunga keangka 8%. Hal sebaliknya akan terjadi apabila seandainya Bank Sentral memperketat kredit. Kurva penawaran (S ) akan

  1 Pasar A: Sekuritas beresiko rendah Pasar B: Sekuritas beresiko tinggi Tingkat Suku Bunga, k (%) Tingkat Suku Bunga, k (%)

  10

  8

  12 D 1 D 2 S 1 S 1 D 1

  bergeser ke kiri (naik), sehingga menyebabkan tingkat suku bunga naik dan menurunkan jumlah pinjaman di dalam perekonomian.

Gambar 2.1 Tingkat Suku Bunga sebagai Fungsi dari Permintaan dan Penawaran untuk Pendanaan

  Sumber: Brigham dan Joel. F. Houston, 2006: 169

  Naik turunnya tingkat suku bunga akan berpengaruh baik pada kinerja perusahaan maupun pada harga saham. Perubahan tingkat suku bunga dapat mempengaruhi harga saham melalui tiga cara yaitu (Fuadi, 2009):

  1. Perubahan suku bunga mempengaruhi kondisi perusahaan secara umum dan profitabilitas perusahaan yakni deviden dan harga saham biasa.

  2. Perubahan suku bunga mempengaruhi hubungan antara perolehan dari obligasi dan perolehan deviden dari saham - saham dan oleh karena itu terdapat daya tarik yang relatif antara saham dan obligasi.

  3. Perubahan suku bunga mempengaruhi psikologi para investor sehubungan dengan investasi kekayaan sehingga mempengaruhi harga saham.

  Menurut Ang (1997; 19.1) apabila suku bunga naik maka akan memberikan pengaruh negatif terhadap pasar ekuitas. Kenaikan tingkat bunga pinjaman memiliki dampak negatif terhadap setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih (Samsul, 2006; 201). Menurunnya laba bersih akan mengakibatkan laba per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat turunnya harga saham di pasar. Apabila pemegang saham menjual saham mereka dalam keadaan harga saham rendah maka pemegang saham akan menderita rugi (capital loss).

  Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Negara (2001: 176). Beliau berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat bunga maka akan semakin besar beban biaya operasional perusahaan. Keadaan ini akan mempengaruhi kinerja dan juga cash flow perusahaan. Semakin tinggi biaya maka semakin rendah profitabilitas perusahaan dan ini berimbas pada rendahnya deviden.

  Sudiyatno (2010) mengungkapkan bahwa penurunan tingkat bunga juga berpotensi untuk menurunkan harga bahan kebutuhan pokok untuk industri, sehingga harga pokok produksi juga rendah. Bagi perusahaan, hal ini sangat positif pengaruhnya karena perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Akibatnya, penjualan perusahaan meningkat, dan dengan demikian laba perusahaan juga naik.

  Naiknya laba perusahaan dapat dipakai sebagai ukuran atau signal bahwa kinerja perusahaan baik, sehingga investor tertarik untuk melakukan investasi.

F. Saham

  Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk memperoleh tambahan modal bagi perusahaan. Salah satu cara tersebut adalah dengan menjual saham perusahaan kepada para pemilik modal. Saham merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal. Pasar modal merupakan suatu sarana di mana surat - surat berharga jangka panjang diperjualbelikan. Fungsi utama pasar modal adalah untuk menciptakan harga pasar dan tingkat keuntungan yang wajar secara kontinyu.

  Pada dasarnya harga saham ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran seperti tampak dalam gambar 2.2. Harga mula - mula adalah P o , untuk sejumlah saham Q o yang ditunjukkan oleh pertemuan antara penawaran dan permintaan. Jika terjadi perubahan persepsi investor secara menyeluruh, kurva permintaan akan bergeser ke atas atau ke bawah. Kurva permintaan tidak akan mengalami perubahan apabila terjadi peningkatan permintaan. Kenaikan permintaan akan mengakibatkan harga saham naik tetapi masih pada kurva yang sama (Sartono, 2008: 40).

Gambar 2.2 Penentuan Harga Pasar Saham

  Sumber: Sartono, 2008: 41

  Berdasarkan gambar tersebut tampak bahwa pergeseran ke atas kurva permintaan mengakibatkan harga saham meningkat dan permintaan saham juga semakin besar. Pergeseran semacam itu bisa terjadi karena tingkat keuntungan yang diharapkan meningkat atau karena penurunan tingkat resiko. Pasar modal yang kompetitif tercipta karena adanya kekuatan permintaan dan penawaran secara kontinyu sehingga harga pasar saham menyesuaikan secara cepat dengan setiap perubahan informasi. Tidak ada investor yang secara individu mampu mempengaruhi harga pasar saham, sehingga investor tidak dapat memperoleh keuntungan secara konsisten (Sartono, 2008: 41).

G. Return Saham

  Menurut Hartono (2008: 195) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Berdasarkan pengertian tersebut return saham dapat didefinisikan sebagai hasil yang akan diperoleh pemegang saham atas investasi saham yang dilakukan. Return saham terdiri dari yield dan capital

  gain (loss). Sehingga rumus untuk menghitung return saham dalam bentuk

  persamaan adalah:

  Return = Capital Gain (Loss) + Yield

  1. Capital Gain (Loss)

  Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga

  investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu (Hartono, 2008: 196):

  

Pt P

  

  t

  1  Capital Gain (Loss) =

P

t

  1 

  Apabila ketika menjual saham harga saham lebih tinggi daripada harga pembelian saham maka pemegang saham akan menerima capital gain.

  Apabila ketika menjual saham harga saham lebih rendah daripada harga pembelian saham maka pemegang saham akan menderita capital loss.

  2. Deviden Di dalam saham, yield adalah persentase deviden terhadap harga saham periode sebelumnya. Dengan demikian, return saham dapat juga dinyatakan sebagai berikut:

  P P tt 1

  Re turn Yield  

  P t 1

  Saham biasa yang membayar deviden periodik sebesar D rupiah per

  t

  lembarnya, maka yield adalah sebesar D t /P t-1 dan return dapat dinyatakan:

  P P D tt 1 t

  Return saham  

  P P t 1 t

1

 

  P P D t t 1 t  

   

  P t 1

  Keterangan: D t = deviden per lembar saham yang dibagikan pada periode sekarang P t = harga per lembar saham pada periode sekarang P = harga per lembar saham pada periode yang lalu t-1

  Deviden merupakan pembayaran tunai yang diberikan kepada pemegang saham yang berasal dari rekening laba ditahan perusahaan.

  Keputusan apakah pemegang saham akan menerima deviden atau tidak ditentukan ketika Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Apabila perusahaan memilih membagikan deviden, maka akan mengurangi laba ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internal. Apabila sebaliknya perusahaan memilih untuk tidak membagikan deviden maka

  Modigliani-Miller (MM) berpendapat bahwa apabila perusahaan membagikan deviden maka hal ini akan diimbangi dengan penurunan harga saham perusahaan. Menurut MM pengaruh pembayaran deviden terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam kondisi keputusan yang given, maka apabila perusahaan membagikan deviden kepada pemegang saham, perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran deviden tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari pembayaran deviden akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru (Sartono, 2008: 282). MM membuktikan pendapatnya secara matematis dengan berbagai asumsi (Sartono, 2008: 282): 1. Pasar modal yang sempurna di mana semua investor bersikap rasional.

  2. Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan perusahaan.

  3. Tidak ada biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi.

  4. Kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri perusahaan.

  5. Informasi tersedia untuk setiap individu terutama yang menyangkut tentang kesempatan investasi.

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh rasio kinerja keuangan dan tingkat suku bunga terhadap volume penjualan saham perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Jakarta

0 20 87

Analisis pengaruh profitabilitas, sales growth dan leverage terhadap return saham : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 – 2012.

0 1 84

Analisis pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap nilai perusahaan : studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012.

0 1 109

Analisis peran kinerja perusahaan dalam pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham : studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.

0 1 74

Analisis pengaruh manajemen laba terhadap kesejahteraan pemegang saham perusahaan target dan kinerja perusahaan pengakuisisi : studi empiris pada perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia periode tahun 1998-2011.

0 0 78

Pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap perubahan harga saham : studi empiris pada perusahaan Manufaktur go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia - USD Repository

0 0 102

Analisis pengaruh pengumuman dividen menurun terhadap abnormal return : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun pengamatan 2005-2008 - USD Repository

0 0 83

Pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007 - USD Repository

0 0 187

Analisis pengaruh peristiwa pemecahan saham (stock split) terhadap abnormal return saham : studi empiris pada perusahaan yang melakukan pemecahan saham di PT. Bursa Efek Indonesia - USD Repository

0 0 87

Analisis pengaruh ROA dan EVA terhadap harga saham : studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - USD Repository

0 0 104