Analisis peran kinerja perusahaan dalam pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham : studi empiris perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010.
viii ABSTRAK
Analisis Peran Kinerja Perusahaan Dalam Pengaruh Tingkat Suku Bunga TerhadapReturnSaham
Studi Empiris:
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 -2010
Krispina Titis Sari A.G 082114047
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadapreturn saham. Dasar teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah teori yang menyebutkan bahwa besarnya tingkat suku bunga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan berpengaruh terhadapreturnyang akan diperoleh pemegang saham.
Penelitian ini merupakan studi empiris terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisis data menggunakan metode analisis jalur (path analysis) dengan menempatkan kinerja perusahaan sebagai variabel intervening. Kinerja perusahaan diproksi dengan Return on Assets (ROA). Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang aktif memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan merupakan data panel, yaitu gabungan data cross section dan data time series periode 2006 sampai dengan 2010.
Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, akan tetapi kinerja perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja perusahaan tidak memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadapreturnsaham.
(2)
ix
ABSTRACT
The Analysis of the Role of the Financial Performance on the Effect of Interest Rate on the Share Return
Empirical Study:
Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange From the Period of 2006 to 2010
Krispina Titis Sari A.G 082114047
The purpose of this research was to examine whether financial performance mediating the effect of the interest rate on the share return. The theoretical of this research was theory mentioning interest rate can effect the financial performance and the financial performance can affect on the share return.
This research was empirical study on the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). The data analysis techniques used was path analysis method with financial performance as intervening variable. The financial performance was measured by Return on Assets (ROA). This study used the samples of the manufacturing companies, whose stock were actively traded in Indonesia Stock Exchange. The sample of the research was taken by purposive sampling method. The data used was panel data, containing the cross section data and time series data from the period of 2006 to 2010.
The result showed that interest rate had significant effect on the financial performance, but financial performance had insignificant effect on the share return. It can be concluded that financial performance not mediating the effect of the interest rate on the share return.
(3)
i
ANALISIS PERAN KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAPRETURNSAHAM
Studi Empiris:
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 -2010
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh:
Nama : Krispina Titis Sari A.G NIM : 082114047
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
(4)
(5)
(6)
iv
HALAMAN MOTTO
Saya tidak patah semangat karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju (Thomas Alva Edison).
Kehidupan adalah proses, dan proses kehidupan setiap orang adalah berbeda. Hargai dan cintai kehidupan mu dan kehidupan orang lain. Maka kehidupan mu akan lebih memiliki arti.
Kamu tidak bisa percaya dengan orang lain sebelum kamu percaya dengan dirimu sendiri. Hidup lah dengan mengandalkan diri sendiri bukan orang lain dan jangan menggantungkan hidupmu dengan orang lain. Jadilah pribadi yang mandiri bukan pribadi yang pengecut.
(7)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk
Allah Bapa Yang Maha Kuasa
Ayah saya Sigit Widaryanto, SE dan Ibu saya Sukemi Lestari
Kakak - kakak saya K. Titis Kurniawati, SE dan K. Titis Kurniawan, S.Pd
Adik - adik saya G. Titis Widaryanto dan P. Titis Widaryantoko
Keluarga besar , teman, sahabat, dan semua pihak yang telah mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
(8)
(9)
(10)
viii ABSTRAK
Analisis Peran Kinerja Perusahaan Dalam Pengaruh Tingkat Suku Bunga TerhadapReturnSaham
Studi Empiris:
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 -2010
Krispina Titis Sari A.G 082114047
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadapreturn saham. Dasar teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah teori yang menyebutkan bahwa besarnya tingkat suku bunga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan berpengaruh terhadapreturnyang akan diperoleh pemegang saham.
Penelitian ini merupakan studi empiris terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik analisis data menggunakan metode analisis jalur (path analysis) dengan menempatkan kinerja perusahaan sebagai variabel intervening. Kinerja perusahaan diproksi dengan Return on Assets (ROA). Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang aktif memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling. Data yang digunakan merupakan data panel, yaitu gabungan data cross section dan data time series periode 2006 sampai dengan 2010.
Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, akan tetapi kinerja perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja perusahaan tidak memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadapreturnsaham.
(11)
ix
ABSTRACT
The Analysis of the Role of the Financial Performance on the Effect of Interest Rate on the Share Return
Empirical Study:
Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange From the Period of 2006 to 2010
Krispina Titis Sari A.G 082114047
The purpose of this research was to examine whether financial performance mediating the effect of the interest rate on the share return. The theoretical of this research was theory mentioning interest rate can effect the financial performance and the financial performance can affect on the share return.
This research was empirical study on the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). The data analysis techniques used was path analysis method with financial performance as intervening variable. The financial performance was measured by Return on Assets (ROA). This study used the samples of the manufacturing companies, whose stock were actively traded in Indonesia Stock Exchange. The sample of the research was taken by purposive sampling method. The data used was panel data, containing the cross section data and time series data from the period of 2006 to 2010.
The result showed that interest rate had significant effect on the financial performance, but financial performance had insignificant effect on the share return. It can be concluded that financial performance not mediating the effect of the interest rate on the share return.
(12)
x
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul“Analisis Peran Kinerja Perusahaan Dalam Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Return Saham”. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J. selaku rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. YP. Supardiyono, M. Si., Akt., QIA selaku dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam proses penyelesaian penulisan skripsi.
3. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmu selama saya kuliah di Universitas Sanata Dharma.
4. Ignatius Aryono, SE yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi.
(13)
(14)
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………..vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL... xv
I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Manfaat Penelitian... 4
E. Sistematika Penelitian ... 5
II. LANDASAN TEORI ... 7
A. Laporan Keuangan... 7
B. Analisis Laporan Keuangan ... 9
C. Kinerja Perusahaan ... 12
D. Rasio Keuangan... 13
E. Tingkat Suku Bunga ... 16
F. Saham ... 19
G. ReturnSaham ... 21
H. Tingkat Suku Bunga, Kinerja Perusahaan, danReturnSaham ... 23
III. METODE PENELITIAN ... 27
A. Jenis Penelitian ... 27
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 27
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 27
D. Variabel Penelitian ... 28
E. Teknik Analisis Data ... 30
1. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 30
2. Pengujian Hipotesis Mediasi ... 31
(15)
xiii
A. Deskripsi Data ... 35
B. Analisis Data ... 40
1. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 40
2. UjiGoodness-fit Model... 41
3. Pengujian Hipotesis Mediasi ... 42
C. Pembahasan Hasil Penelitian... 44
V. PENUTUP ... 49
A. Kesimpulan... 49
B. Keterbatasan Penelitian ... 49
C. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 51
(16)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tingkat Suku Bunga sebagai Fungsi dari Permintaan dan
Penawaran untuk Pendanaan... 18
Gambar 2.2 Penentuan Harga Pasar Saham... 20
Gambar 2.3 Hubungan Tingkat Suku Bunga, Kinerja Perusahaan, danReturn Saham... 24
Gambar 3.1 Model Analisis Jalur ... 30
Gambar 3.2 Model Pengujian Hipotesis Mediasi ... 33
(17)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian ... 35
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Sampel ... 36
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan ROA Tahun 2006-2010... 37
Tabel 4.4 Data Tingkat Suku Bunga (BIRate) Tahun 2006-2010 ... 38
Tabel 4.5 Hasil PerhitunganReturnSaham Tahun 2006-2010 ... 38
Tabel 4.6 Hasil R-Square... 42
Tabel 4.7 Hasil Uji Tahap Pertama ... 43
(18)
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan utama investor menanamkan saham pada suatu
perusahaan adalah untuk memperolehreturnsaham yang sebesar - besarnya di
masa datang. Return saham merupakan keuntungan yang akan diperoleh
pemegang saham atas investasi yang dilakukannya. Return saham dapat
berupa deviden ataucapital gain. Deviden merupakan bagian dari laba ditahan
perusahan yang dibagikan kepada pemegang saham atas saham yang
dimilikinya. Pemegang saham akan menerima deviden secara periodik yang
ditetapkan pada saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Capital gain
akan diterima oleh pemegang saham apabila saham yang dimiliki dijual di atas
harga pembelian.
Besar atau kecilnya jumlah return saham yang akan diterima oleh
pemegang saham bergantung pada kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan
yang baik akan berimbas pada tingginya laba yang dihasilkan oleh
perusahaan. Semakin tinggi laba maka semakin tinggi pulareturnsaham yang
akan diperoleh pemegang saham. Pada penelitian ini kinerja perusahaan
diproksi denganReturn on Assets(ROA).
ROA merupakan salah satu jenis rasio keuangan yang banyak
digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Menurut Dodd dan Chen
(19)
sebelumya menunjukkan pengukuran kinerja yang lebih baik. Di sisi lain
ROA lebih merepresentasikan kepentinganstakeholders(Sudiyatno, 2010).
Selain melakukan analisis terhadap faktor - faktor internal perusahaan,
investor juga harus memperhatikan faktor - faktor eksternal. Salah satu faktor
eksternal perusahaan yang kemungkinan dapat mempengaruhi return saham
investor dan kinerja perusahaan adalah kondisi ekonomi makro. Ekonomi
makro menunjukkan keadaan perekonomian secara keseluruhan, baik dari segi
perusahaan, pemerintah, ekspor, impor maupun kondisi sosial masyarakat.
Kestabilan ekonomi makro diperlukan perusahaan agar dapat bersaing di pasar
yang sangat cepat perubahannya (Goeltom, 2007:14).
Menurut Sudiyatno (2010) faktor ekonomi makro yang paling penting
adalah tingkat bunga. Hal ini dikarenakan ketidakstabilan tingkat bunga dapat
mempengaruhi biaya operasi perusahaan secara keseluruhan. Tinggi atau
rendahnya biaya dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan dan hal ini
akan berimbas pada tinggi atau rendahnya return saham yang diterima oleh
pemegang saham. Berdasarkan penjelasan tersebut, tampak bahwa terdapat
kemungkinan adanya pengaruh tidak langsung antara tingkat suku bunga dan
returnsaham.
Hasil penelitian Purnomo (2003) menyatakan bahwa tingkat suku
bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Hasil
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fuadi (2009) dan
Subalno (2009). Hasil penelitian mereka mendukung bahwa tingkat suku
(20)
berbeda diperoleh Suardani (2009) yang menyatakan bahwa tingkat suku
bunga berpengaruh positif dan signifikan terhadapreturnsaham.
Di sisi lain Subalno (2009) juga menyatakan bahwa ROA berpengaruh
positif dan signifikan terhadap return saham. Hasil tersebut sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005) yang juga menyatakan bahwa
ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Namun
Wibowo (2005) menunjukkan hasil yang berbeda. Hasil penelitian beliau
menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadapreturnsaham.
Hasil penelitian Sudiyatno (2010) menemukan bahwa tingkat bunga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, sedangkan
kinerja perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Dalam hal ini beliau menempatkan kinerja perusahaan (ROA)
sebagai variabel intervening. Sudiyatno (2010) menemukan bahwa ROA
berhasil memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap nilai perusahaan.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Suardani (2009). Namun dalam
penelitiannya beliau memproksi kinerja perusahaan dengan Return on Equity
(ROE). Beliau menemukan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap ROE, sedangkan ROE berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Suardani
(2009) menemukan bahwa ROE tidak berhasil memediasi pengaruh tingkat
suku bunga terhadapreturnsaham.
Berdasarkan hasil penelitian - penelitian terdahulu, tampak bahwa
(21)
mengindikasikan bahwa masih terdapat permasalahan berkaitan dengan
variabel ekonomi makro, kinerja perusahaan, dan returnsaham. Oleh karena
itu perlu untuk dilakukan penelitian kembali mengenai variabel - variabel
tersebut. Di dalam penelitian ini, peneliti menempatkan variabel kinerja
perusahaan yang diproksi dengan ROA sebagai variabel intervening. Selain
itu, penelitian mengenai kinerja perusahaan, ekonomi makro, dan return
saham sangat bermanfaat bagi investor dan manajemen perusahaan dalam
proses pembuatan keputusan investasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apakah kinerja perusahaan memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap
returnsaham?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui apakah kinerja perusahaan memediasi pengaruh tingkat
suku bunga terhadapreturnsaham.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang baik adalah penelitian yang memberikan manfaat kepada
(22)
1. Bagi manajemen
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para manajemen
dalam mengambil keputusan yang tepat terutama berkaitan dengan
investasi dan pendanaan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan
kebijakan dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan.
2. Bagi investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor untuk
mengambil keputusan yang tepat ketika berinvestasi di pasar modal.
3. Bagi akademisi
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat suku
bunga dan kinerja perusahaan terhadapreturnsaham.
E. Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan
Dalam bab I akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah
yang menunjukkan mengapa penelitian ini penting dan perlu
diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
(23)
Bab II: Landasan Teori
Dalam bab II akan dikaji teori - teori pendukung yang relevan
untuk merumuskan hipotesis penelitian.
Bab III: Metode Penelitian
Dalam bab III akan diuraikan mengenai jenis penelitian, populasi
dan sampel penelitian, data dan teknik pengumpulan data, definisi
operasional variabel, dan teknik analisis data yang akan digunakan
untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Bab IV: Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab V akan diuraikan mengenai deskripsi data, hasil dari
pengujian hipotesis menggunakan data yang telah diolah sesuai
dengan model empiris yang sudah ditetapkan, dan pembahasan
mengenai hasil pengujian tersebut.
Bab V: Penutup
Dalam bab V akan diuraikan mengenai kesimpulan penelitian,
(24)
7 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan media komunikasi dan pertanggungjawaban antara perusahaan dan para pemiliknya atau pihak lainnya (Suwardjono, 2003: 65). Pada bagian kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan PSAK paragraf 07 dijelaskan bahwa laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan PSAK paragraf 12 tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Contoh keputusan ekonomi yang harus diambil para pemakai adalah keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan, keputusan untuk mengangkat kembali, atau
(25)
keputusan untuk mengganti manajemen. Dalam hal ini yang dimaksud pemakai adalah pemakai laporan keuangan. Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga - lembaganya, dan masyarakat.
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan atas laporan keuangan, skedul, dan informasi tambahan. Namun pada bab ini hanya akan dijelaskan mengenai laporan keuangan yang utama. Menurut Bodie dkk (2006: 284-287) terdapat tiga laporan keuangan utama yaitu:
1. Laporan laba rugi, merupakan ringkasan profitabilitas suatu perusahaan selama periode tertentu, misalnya satu tahun. Laporan ini menyajikan pendapatan yang diperoleh selama satu periode operasi, beban - beban yang terjadi selama periode yang sama, serta laba atau keuntungan bersih perusahaan yang merupakan selisih pendapatan dan beban.
2. Neraca, merupakan “potret” kondisi keuangan perusahaan pada titik waktu tertentu. Neraca merupakan daftar aktiva dan kewajiban perusahaan pada titik waktu tertentu. Selisih antara aktiva dan kewajiban merupakan kekayaan bersih perusahaan yang sering disebut juga ekuitas pemegang saham.
(26)
3. Laporan arus kas, merupakan rincian arus kas yang diterima dari aktivas operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan. Laporan arus kas menjadi bukti kesehatan perusahaan. Jika perusahaan tidak dapat membayar deviden dan mempertahankan produktivitasnya menggunakan kas dari operasi, maka ini merupakan peringatan serius bahwa perusahaan tidak dapat mempertahankan pembayaran deviden pada tingkat yang sekarang dalam jangka panjang.
B. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan media yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan pada periode yang bersangkutan. Data yang terdapat dalam laporan keuangan akan lebih memiliki arti apabila data tersebut diperbandingkan antara dua periode atau lebih. Kegiatan membandingkan data laporan keuangan antara dua periode atau lebih ini disebut dengan analisis laporan keuangan.
Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi atas kemajuan perusahaan, faktor yang paling penting untuk diketahui oleh yang berkepentingan, adalah sebagai berikut (Raharjaputra, 2009: 194-195):
1. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban tersebut disebut dalam keadaan “likuid”, sebaliknya bagi perusahaan yang tidak mampu memenuhi kewajibannya disebut “ilikuid”.
(27)
2. Solvabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek, maupun kewajiban jangka panjangnya.
3. Rentabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba atau keuntungan. Modal perusahaan pada dasarnya diperoleh dari modal sendiri (equity) dan modal dari luar (short and term liabilities).
Kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba adalah tuntutan para pemodal tersebut untuk memperoleh deviden, bunga kupon obligasi, ataupun kewajiban perusahaan lainnya.
4. Stabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menjalankan usahanya dengan stabil, yaitu dengan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga dan pokok atas utang - utangnya, membayar deviden dan kewajiban internal perusahaan.
Beberapa lembaga dan investor memiliki keinginan untuk memperoleh hasil dari analisis laporan keuangan yang disajikan perusahaan, walaupun memiliki kepentingan yang berbeda. Hal yang paling penting adalah manajemen perusahaan harus memahami harapan dan keinginan dari para kreditur dan pemegang saham agar mampu menarik dan mempertahankan dana perusahaan yang telah atau akan diberikan. Lembaga dan investor tersebut, antara lain kreditur jangka panjang, kreditur jangka pendek, pemegang saham, dan manajemen perusahaan (Raharjaputra, 2009: 195).
(28)
1. Kreditur Jangka Panjang
Kreditur jangka panjang memerlukan analis tambahan atas kemampuan perusahaan dalam menciptakan keuntungan dan arus kas di masa datang, hal ini untuk memperkirakan sejauh mana perusahaan mampu membayar bunga kupon secara periodik dan pokok pinjaman saat jatuh tempo. Analisis laporan keuangan dari perusahaan yang akan diberikan bantuan dana atau pinjaman merupakan salah satu alat penting bagi kreditur jangka panjang, khususnya mengetahui proyeksi keuangan di masa datang (Raharjaputra, 2009: 196). Contoh kreditur jangka panjang adalah pemegang obligasi perusahaaan dan perusahaan pengelola dana pensiun.
2. Kreditur Jangka Pendek
Kreditur jangka pendek adalah lembaga atau perusahaan yang memberikan dana jangka pendek, seperti bank atau pemasok barang / jasa kepada perusahaan dengan pembayaran nontunai atau secara kredit kepada perusahaan yang dianggap memiliki kemampuan likuiditas atau mampu membayar kewajibannya saat jatuh tempo (Raharjaputra, 2009: 195). 3. Pemegang Saham
Pemegang saham (stockholders) tertarik kepada perusahaan karena
likuiditas, solvabilitas, keuntungan masa depan, termasuk arus kas dalam jangka panjang. Para pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang dipengaruhi langsung oleh keuntungan (profit) dan risiko (risk)
(29)
4. Manajemen Perusahaan
Manajemen adalah eksekutif perusahaan yang sangat mengenal sasaran dan tujuan perusahaan dan bertanggung jawab untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Tanggung jawab lainnya adalah manajemen harus mampu menjaga likuiditas perusahaan agar mampu memenuhi tuntutan para kreditur dan pemegang saham (Raharjaputra, 2009: 196).
C. Kinerja perusahaan
Kinerja perusahaan merupakan suatu tingkat prestasi yang berhasil dicapai oleh perusahaan. Pada umumnya kinerja sebuah perusahaan dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Baik atau buruknya kondisi keuangan perusahaan tercermin dalam laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen. Oleh sebab itu untuk menilai kinerja suatu perusahaan dibutuhkan informasi di dalam laporan keuangan.
Kinerja perusahaan merupakan salah satu faktor penentu tinggi atau rendahreturnyang akan diterima oleh pemegang saham. Semakin baik kinerja
sebuah perusahaan maka kemungkinan semakin tinggi pula return saham
perusahaan tersebut. Kinerja perusahaan yang baik biasanya ditunjukkan dengan tingginya rasio yang mengukur tingkat profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan PSAK paragaraf 17 informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi
(30)
kinerja adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kinerja bermanfaat utnuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya.
Pada umumnya kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Melalui rasio keuangan data akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan disajikan kembali dalam hubungan waktu. Rasio keuangan membantu kita untuk mengidentifikasikan beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan. Rasio tersebut memberikan dua cara bagaimana membuat perbandingan dan data keuangan perusahaan yang berarti (Keown dkk, 2008: 74):
1. Meneliti rasio antar waktu untuk meneliti arah pergerakannya. 2. Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya. D. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti) (Harahap, 2007: 297). Melalui rasio pemakai laporan keuangan dapat membandingkan dua perusahaan yang berbeda atau suatu perusahaan dengan batas - batas waktu yang berbeda. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan rasio keuangan dapat mengurangi banyaknya informasi relevan pada serangkaian indikator keuangan yang
(31)
terbatas dan untuk meniadakan pengaruh ukuran besarnya perusahaan (size
company) sehingga perbandingan antar perusahaan pada skala yang berbeda
dapat dilakukan (Kodrat dan Kurniawan, 2010: 231). Terdapat hal yang harus diperhatikan ketika membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan yaitu berkaitan dengan sistem akuntansi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan ketika membandingkan dua perusahaan dengan sistem akuntansi yang berbeda maka akan memberikan hasil analisis yang bias.
Penggunaan analisis rasio keuangan ini sangat bervariasi dan tergantung oleh pihak yang memerlukan (Sartono, 2008: 113). Pemegang saham preferen dan obligasi akan lebih menitikberatkan pada aliran kas jangka panjang. Pemilik (pemegang saham) dan calon investor akan melihat dari segi profitabilitas dan risiko. Oleh karena perbedaan kepentingan tersebut maka dikembangkan empat kelompok rasio keuangan (Sartono, 2008: 114):
1. Rasio likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.
2. Rasio aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan.
3. Financial leverage ratio, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk
(32)
4. Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset, maupun laba bagi modal sendiri.
Berdasarkan keempat rasio tersebut rasio profitabilitas merupakan rasio yang berkaitan langsung dengan kinerja perusahaan. Return on Asset
(ROA) merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan. Dengan demikian bagi investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas ini misalnya bagi pemegang saham akan melihat keuntungan yang benar - benar akan diterima dalam bentuk deviden (Sartono, 2008: 122). ROA menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari aktiva perusahaan.
Penggunaan ROA sebagai alat pengukur prestasi atau kinerja manajer pusat investasi akan diperoleh hasil penilaian yang baik karena ROA mempunyai beberapa kelebihan, yaitu (Munawir, 2006: 91):
1. ROA dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang menyeluruh, yang sensitif terhadap hal yang mempengaruhi keadaan keuangan perusahaan. 2. ROA dapat memperbandingkan posisi perusahaan dengan rasio industri
sehingga dapat diketahui apakah perusahaan berada di bawah, sama atau di atas rata - rata industri. Hal ini merupakan salah satu langkah dalam perencanaan strategis.
(33)
3. ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing - masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
4. ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan - tindakan yang dilakukan oleh setiap divisinya dan pemanfaatan akuntansi divisinya. 5. Selain berguna untuk kepentingan kontrol, ROA juga berguna untuk
kepentingan perencanaan.
Namun metode ROA juga memiliki beberapa kelemahan yaitu (Munawir, 2006: 94):
1. ROA sebagai pengukur divisi sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva tetap.
2. ROA mengandung distorsi yang cukup besar terutama dalam kondisi inflasi. ROA akan cenderung tinggi akibat penyesuaian (kenaikan) harga jual, sementara itu beberapa komponen biaya masih dinilai dengan harga distorsi.
ROA dihitung dengan membagi laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut. Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Sartono, 2008: 123):
a TotalAktiv
EAT hPajak LabaSetela
ROA ( )
E. Tingkat Suku Bunga
Pada umumnya untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan akan melakukan pinjaman kepada para pemilik modal (investor). Ketika perusahaan melakukan pinjaman perusahaan akan dibebani oleh biaya bunga.
(34)
Besarnya biaya bunga bergantung pada tingkat suku bunga umum. Menurut Fuadi (2009) tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio
pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan kepada investor.
Besarnya tingkat suku bunga di pasar modal ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran. Gambar 2.1 menunjukkan bagaimana penawaran dan permintaan berinteraksi untuk menentukan tingkat suku bunga dalam dua pasar modal. Pasar A mencerminkan pasar dengan sekuritas berisiko rendah, sedangkan pasar B mencerminkan sekuritas yang berisiko tinggi. Tingkat suku bunga di pasar A adalah 10% dan tingkat bunga di pasar B adalah 12%. Perusahaan dengan kemampuan kreditnya di pasar A akan memperoleh dana dengan biaya sebesar 10%, dan pemilik modal yang ingin berinvestasi dengan risiko rendah akan memperoleh return sebesar 10%. Perusahaan yang
melakukan kredit di pasar B akan mengeluarkan biaya yang lebih tinggi yaitu sebesar 12%, dan para pemilik modal (investor) yang menyukai sekuritas dengan risiko tinggi akan menerima return yang lebih tinggi yaitu sebesar
12%. Namun mereka juga mengakui bahwa kemungkinan jumlah sebenarnya yang akan mereka peroleh dapat saja menjadi lebih rendah.
Jika permintaan akan dana menurun maka kurva permintaan D1 akan bergeser ke kiri (turun) yang ditunjukkan oleh kurva permintaan D2. Menurunnya permintaan dana menyebabkan turunnya keseimbangan pasar tingkat suku bunga keangka 8%. Hal sebaliknya akan terjadi apabila seandainya Bank Sentral memperketat kredit. Kurva penawaran (S1) akan
(35)
Pasar A: Sekuritas beresiko rendah Pasar B: Sekuritas beresiko tinggi
Tingkat Suku Bunga, k (%)
Tingkat Suku Bunga, k (%)
0 10
8
12
0 D1
D2
S1
S1
D1
bergeser ke kiri (naik), sehingga menyebabkan tingkat suku bunga naik dan menurunkan jumlah pinjaman di dalam perekonomian.
Gambar 2.1 Tingkat Suku Bunga sebagai Fungsi dari Permintaan dan Penawaran untuk Pendanaan
Sumber: Brigham dan Joel. F. Houston, 2006: 169
Naik turunnya tingkat suku bunga akan berpengaruh baik pada kinerja perusahaan maupun pada harga saham. Perubahan tingkat suku bunga dapat mempengaruhi harga saham melalui tiga cara yaitu (Fuadi, 2009):
1. Perubahan suku bunga mempengaruhi kondisi perusahaan secara umum dan profitabilitas perusahaan yakni deviden dan harga saham biasa.
2. Perubahan suku bunga mempengaruhi hubungan antara perolehan dari obligasi dan perolehan deviden dari saham - saham dan oleh karena itu terdapat daya tarik yang relatif antara saham dan obligasi.
3. Perubahan suku bunga mempengaruhi psikologi para investor sehubungan dengan investasi kekayaan sehingga mempengaruhi harga saham.
Menurut Ang (1997; 19.1) apabila suku bunga naik maka akan memberikan pengaruh negatif terhadap pasar ekuitas. Kenaikan tingkat bunga
(36)
pinjaman memiliki dampak negatif terhadap setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih (Samsul, 2006; 201). Menurunnya laba bersih akan mengakibatkan laba per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat turunnya harga saham di pasar. Apabila pemegang saham menjual saham mereka dalam keadaan harga saham rendah maka pemegang saham akan menderita rugi (capital loss).
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Negara (2001: 176). Beliau berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat bunga maka akan semakin besar beban biaya operasional perusahaan. Keadaan ini akan mempengaruhi kinerja dan juga cash flow perusahaan. Semakin tinggi biaya maka semakin rendah
profitabilitas perusahaan dan ini berimbas pada rendahnya deviden.
Sudiyatno (2010) mengungkapkan bahwa penurunan tingkat bunga juga berpotensi untuk menurunkan harga bahan kebutuhan pokok untuk industri, sehingga harga pokok produksi juga rendah. Bagi perusahaan, hal ini sangat positif pengaruhnya karena perusahaan dapat menjual produknya dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat. Akibatnya, penjualan perusahaan meningkat, dan dengan demikian laba perusahaan juga naik. Naiknya laba perusahaan dapat dipakai sebagai ukuran atau signal bahwa
kinerja perusahaan baik, sehingga investor tertarik untuk melakukan investasi. F. Saham
Terdapat banyak cara yang dapat dilakukan oleh manajemen untuk memperoleh tambahan modal bagi perusahaan. Salah satu cara tersebut adalah dengan menjual saham perusahaan kepada para pemilik modal. Saham
(37)
merupakan salah satu jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal. Pasar modal merupakan suatu sarana di mana surat - surat berharga jangka panjang diperjualbelikan. Fungsi utama pasar modal adalah untuk menciptakan harga pasar dan tingkat keuntungan yang wajar secara kontinyu.
Pada dasarnya harga saham ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran seperti tampak dalam gambar 2.2. Harga mula -mula adalah Po, untuk sejumlah saham Qo yang ditunjukkan oleh pertemuan antara penawaran dan permintaan. Jika terjadi perubahan persepsi investor secara menyeluruh, kurva permintaan akan bergeser ke atas atau ke bawah. Kurva permintaan tidak akan mengalami perubahan apabila terjadi peningkatan permintaan. Kenaikan permintaan akan mengakibatkan harga saham naik tetapi masih pada kurva yang sama (Sartono, 2008: 40).
Gambar 2.2 Penentuan Harga Pasar Saham Sumber: Sartono, 2008: 41
Berdasarkan gambar tersebut tampak bahwa pergeseran ke atas kurva permintaan mengakibatkan harga saham meningkat dan permintaan saham juga semakin besar. Pergeseran semacam itu bisa terjadi karena tingkat keuntungan yang diharapkan meningkat atau karena penurunan tingkat resiko.
(38)
Pasar modal yang kompetitif tercipta karena adanya kekuatan permintaan dan penawaran secara kontinyu sehingga harga pasar saham menyesuaikan secara cepat dengan setiap perubahan informasi. Tidak ada investor yang secara individu mampu mempengaruhi harga pasar saham, sehingga investor tidak dapat memperoleh keuntungan secara konsisten (Sartono, 2008: 41).
G. ReturnSaham
Menurut Hartono (2008: 195) return merupakan hasil yang diperoleh
dari investasi. Berdasarkan pengertian tersebut return saham dapat
didefinisikan sebagai hasil yang akan diperoleh pemegang saham atas investasi saham yang dilakukan. Return saham terdiri dari yield dan capital
gain (loss). Sehingga rumus untuk menghitung return saham dalam bentuk
persamaan adalah:
Return = Capital Gain (Loss) + Yield
1. Capital Gain(Loss)
Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga
investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu (Hartono, 2008: 196):
Capital Gain (Loss) =
Apabila ketika menjual saham harga saham lebih tinggi daripada harga pembelian saham maka pemegang saham akan menerima capital gain.
Apabila ketika menjual saham harga saham lebih rendah daripada harga pembelian saham maka pemegang saham akan menderitacapital loss.
1 1
t
t P
P Pt
(39)
2. Deviden
Di dalam saham, yield adalah persentase deviden terhadap harga
saham periode sebelumnya. Dengan demikian, return saham dapat juga
dinyatakan sebagai berikut:
Yield P P P turn t t t 1 1 Re
Saham biasa yang membayar deviden periodik sebesar Dt rupiah per lembarnya, makayieldadalah sebesar Dt/Pt-1danreturndapat dinyatakan:
Return saham
Keterangan:
Dt = deviden per lembar saham yang dibagikan pada periode sekarang
Pt = harga per lembar saham pada periode sekarang
Pt-1 = harga per lembar saham pada periode yang lalu
Deviden merupakan pembayaran tunai yang diberikan kepada pemegang saham yang berasal dari rekening laba ditahan perusahaan. Keputusan apakah pemegang saham akan menerima deviden atau tidak ditentukan ketika Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Apabila perusahaan memilih membagikan deviden, maka akan mengurangi laba ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana internal. Apabila sebaliknya perusahaan memilih untuk tidak membagikan deviden maka akan menambah sumber dana internal perusahaan.
1 1 1 1 1 t t t t t t t t t P D P P P D P P P
(40)
Modigliani-Miller (MM) berpendapat bahwa apabila perusahaan membagikan deviden maka hal ini akan diimbangi dengan penurunan harga saham perusahaan. Menurut MM pengaruh pembayaran deviden terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain. Dalam kondisi keputusan yang given, maka apabila perusahaan
membagikan deviden kepada pemegang saham, perusahaan harus mengeluarkan saham baru sebagai pengganti sejumlah pembayaran deviden tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan dari pembayaran deviden akan diimbangi dengan penurunan harga saham sebagai akibat penjualan saham baru (Sartono, 2008: 282). MM membuktikan pendapatnya secara matematis dengan berbagai asumsi (Sartono, 2008: 282):
1. Pasar modal yang sempurna di mana semua investor bersikap rasional. 2. Tidak ada pajak perseorangan dan pajak penghasilan perusahaan. 3. Tidak ada biaya emisi atauflotation costdan biaya transaksi.
4. Kebijakan deviden tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri perusahaan.
5. Informasi tersedia untuk setiap individu terutama yang menyangkut tentang kesempatan investasi.
H. Tingkat Suku Bunga, Kinerja Perusahaan, danReturnSaham
Seorang pemegang saham akan menerimareturnketika dia melakukan
(41)
dapat mempengaruhi besar kecilnya return yang akan diterima oleh
shareholders. Faktor - faktor tersebut dapat berasal dari faktor eksternal
maupun internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan, dalam hal ini adalah kondisi ekonomi makro. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan, dalam hal ini adalah kinerja perusahaan.
Di dalam penelitian ini kinerja perusahaan diposisikan sebagai variabel yang memediasi tingkat suku bunga denganreturn saham. Terdapat beberapa
teori yang mendukung hal ini. Menurut Samsul (2006: 201) faktor makro mempengaruhi kinerja perusahaan dan perubahan kinerja perusahaan secara fundamental mempengaruhi harga saham di pasar. Menurut Sudiyatno (2010) faktor ekonomi makro yang paling penting adalah tingkat bunga. Hal ini dikarenakan ketidakstabilan tingkat bunga dapat mempengaruhi biaya operasi perusahaan secara keseluruhan. Hubungan antara tingkat suku bunga, kinerja perusahaan, danreturnsaham digambarkan pada gambar 2.3 berikut.
Gambar 2.3 Hubungan Tingkat Suku Bunga, Kinerja Perusahaan, dan
ReturnSaham
Negara (2001: 176) dan Sudiyatno (2010) memberikan penjelasan yang lebih spesifik mengenai hubungan tingkat suku bunga, kinerja perusahaan, danreturn saham. Pada intinya mereka berdua sependapat bahwa
Kinerja Perusahaan (ROA)
ReturnSaham Tingkat Suku
(42)
besarnya tingkat suku bunga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan berpengaruh terhadap return yang akan diperoleh
pemegang saham. Apabila tingkat suku bunga rendah maka harga pokok produksi juga akan rendah sehingga penjualan dapat meningkat. Meningkatnya penjualan otomatis akan menyebabkan meningkatnya laba. Meningkatnya laba dapat menjadi sinyal bahwa kinerja perusahaan dalam kondisi yang baik. Ketika laba perusahaan meningkat maka terdapat kemungkinan perusahaan akan membagikan deviden dan harga saham perusahaan juga akan meningkat. Apabila harga saham meningkat maka kemungkinan pemegang saham akan memperolehcapital gain.
Pada penelitian ini kinerja perusahaan diproksi dengan Return on
Assets (ROA). Menurut Sudiyatno (2010) ROA masih dianggap sebagai
indikator kinerja perusahaan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan indikator lainnya. Dalam hal ini yang dimaksud sebagai indikator lainnya adalah EVA (Economic Value Added), ROE (Return on Equity), Residual
Income, dan MVA (Market Value Added).
ROA merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan analis untuk menilai baik atau tidaknya kinerja perusahaan. Baik atau tidaknya kinerja perusahaan akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pemasukan bagi perusahaan (laba). Hal ini juga akan berimplikasi pada kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan pemegang saham melaluireturnsaham yang akan diperoleh pemegang saham.
(43)
Berdasarkan penjelasan - penjelasan di atas terdapat kemungkinan adanya pengaruh berjenjang antara tingkat suku bunga, kinerja perusahaan, danreturnsaham. Oleh karena itu hipotesis yang diturunkan dalam penelitian
ini adalah:
H1 : Kinerja perusahaan memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap returnsaham
(44)
27 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan studi empiris terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Studi empiris merupakan studi yang bertujuan untuk memperoleh informasi suatu obyek tertentu dalam kurun waktu tertentu.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel dipilih menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang bergerak di industri manufaktur.
2. Aktif memperdagangkan sahamnya di BEI selama periode 2005 - 2011. 3. Menerbitkan laporan keuangan secara lengkap berturut - turut dari periode
2006 - 2011.
4. Membagikan deviden berturut - turut dari periode 2006 - 2010. 5. Masa berakhir tahun fiskal perusahaan adalah bulan Desember.
C. Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Data Penelitian
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah :
a. Data mengenai keuangan perusahaan berturut - turut dari periode 2006 - 2010.
(45)
b. Data mengenai harga penutupan saham perusahaan (closing price) berturut - turut dari periode 2005 - 2010.
c. Data mengenai deviden yang dibagikan perusahaan berturut - turut dari periode 2006 - 2010.
d. Data tingkat suku bunga BI berturut - turut dari periode 2006 - 2010. 2. Teknik Pengumpulan Data
Sumber dari data yang digunakan merupakan sumber data sekunder. Sumber data tersebut adalah:
a. Publikasi perbankan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) atau Badan Pusat Statistik (BPS).
b. Publikasi - publikasi perusahaan yang relevan dengan penelitian, yaitu laporan tahunan (annual report) perusahaan dan ICMD.
Data diperoleh melalui pojok BEI Universitas Sanata Dharma dan dari situs internet BPS, BI, dan BEI.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Tingkat Suku Bunga
Dalam penelitian ini variabel tingkat suku bunga diposisikan sebagai variabel independen. Berdasarkan teori investasi tingkat bunga adalah penggerak investasi, artinya para pelaku pasar memandang tingkat bunga adalah yang paling penting, karena tingkat bunga dapat menggambarkan pendapatan sekaligus biaya (Sudiyatno, 2010). Kestabilan tingkat bunga dapat mempengaruhi biaya operasional perusahaan secara keseluruhan (Sudiyatno, 2010). Variabel tingkat suku bunga diproksi dengan tingkat
(46)
suku bunga BI (SBI). SBI merupakan acuan dari tingkat suku bunga umum baik tingkat suku bunga deposito maupun tingkat suku bunga kredit (Sudiyatno, 2010). Informasi mengenai besarnya tingkat suku bunga dari tahun 2005 - 2010 diperoleh dengan mengunduhnya di situs www.bps.go.id.
2. Variabel Kinerja Perusahaan
Dalam penelitian ini variabel kinerja perusahaan diposisikan sebagai variabel mediasi (intervening). Kinerja perusahaan merupakan suatu tingkat pencapaian prestasi perusahaan yang diukur dalam bentuk hasil kerja. Kinerja suatu perusahaan dapat tercermin dari laba yang diperoleh perusahaan. Dalam penelitian ini kinerja perusahaan diproksi oleh Return on Asset (ROA). ROA merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset - aset yang mereka miliki. Secara matematis ROA dihitung dengan rumus:
Laba Setelah Pajak Total Aktiva ROA =
3. VariabelReturnSaham
Dalam penelitian ini variabel return saham yang diposisikan sebagai variabel dependen.Returnsaham merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan akan diperoleh pemegang saham setelah mereka berinvestasi pada suatu perusahaan. Pemegang saham dapat menerima return saham dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk deviden dan capital gain (loss). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan keduanya untuk
(47)
p2 p3
p1
mengukur return saham. Sehingga secara matematis return saham dapat dirumuskan sebagai berikut:
Return Saham
Keterangan:
Dt = deviden per lembar saham yang dibagikan pada periode sekarang Pt = harga per lembar saham pada periode sekarang
Pt-1 = harga per lembar saham pada periode yang lalu E. Teknik Analisis Data
1. Analisis Jalur (Path Analysis)
Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat digunakan sebagai substitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar variabel (Ghozali, 2011; 249). Model analisis jalur pada penelitian ini digambarkan pada gambar 3.1 berikut:
Gambar 3.1 Model Analisis Jalur
Return Saham (Y) Tingkat Bunga (X) 1 1 1 1 1 t t t t t t t t t P D P P P D P P P Kinerja Perusahaan (M)
(48)
Berdasarkan gambar model jalur diajukan hubungan berdasarkan teori bahwa X mempunyai pengaruh langsung terhadap Y (p1). Namun demikian X juga mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap Y yaitu dari X ke M (p2) baru kemudian ke Y (p3). Total pengaruh X ke Y sama dengan pengaruh langsung X ke Y (p1) ditambah pengaruh tidak langsung yaitu koefisienpathdari X ke M (p2) dikalikan dengan koefisien pathdari M ke Y.
Pengaruh langsung X ke Y = p1 Pengaruh tidak langsung X ke M ke Y = p2 x p3 Total pengaruh = p1 + (p2 x p3)
Metode ini membutuhkan dua persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Dalam hal ini dua persamaan regresi tanpa konstanta tersebut adalah:
M = p2 X + e1 (1) Y = p1 X + p3 M + e2 (2) 2. Pengujian Hipotesis Mediasi
Terdapat dua tahap yang harus dilakukan dalam pengujian mediasi. Tahap pertama adalah menguji pengaruh langsung tingkat suku bunga terhadap returnsaham. Apabila pengaruh yang ditimbulkan adalah signifikan maka pengujian dapat dilanjutkan pada tahap ke dua. Tahap kedua adalah menguji pengaruh tidak langsung tingkat bunga terhadap return saham dengan kinerja perusahaan sebagai variabel mediasi.
(49)
a. Uji t (uji parsial)
Uji t (uji parsial) digunakan untuk menguji pengaruh langsung tingkat bunga terhadap return saham. Dasar pengambilan keputusan uji t adalah dengan membandingkan t statistik dengan t tabel:
1) Jika t statistik < t tabel, maka pengaruh tingkat suku bunga terhadapreturnsaham tidak signifikan.
2) Jika t statistik > t tabel, maka pengaruh tingkat suku bunga terhadapreturnsaham signifikan.
Ketentuan tingkat keyakinan yang digunakan peneliti adalah 95% dengan df (derajat kebebasan) = n-1-kserta uji dua sisi (two tail). b. Uji Mediasi
Uji Mediasi digunakan untuk menguji hipotesis mediasi. Pengujian ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (tingkat suku bunga) ke variabel dependen (returnsaham) lewat variabel mediasi (kinerja perusahaan). Analisis jalur untuk pengujian mediasi dapat digambarkan dalam sebuah model sebagai berikut:
(50)
sig sig sig sig tidak sig sig tidak sig
tidak sig / sig
Sig
Sig
tidak sig / sig
Tidak sig Variabel setengah mediasi (Ha diterima)
Variabel mediasi penuh (Ha diterima)
Bukan variabel mediasi (Ha ditolak)
Bukan variabel mediasi (Ha ditolak)
Gambar 3.2 Model Pengujian Hipotesis Mediasi
Dasar pengambilan keputusan uji t adalah dengan membandingkan t statistik dengan t tabel:
Kinerja Perusahaan (M) Return Saham (Y) Tingkat Suku Bunga (X) Kinerja Perusahaan (M) Return Saham (Y) Tingkat Suku Bunga (X) Kinerja Perusahaan (M) Return Saham (Y) Tingkat Suku Bunga (X) Kinerja Perusahaan (M) Return Saham (Y) Tingkat Suku Bunga (X)
(51)
a. Jika t statistik < t tabel, maka pengaruh tidak signifikan. b. Jika t statistik > t tabel, maka pengaruh signifikan.
Apabila Ho diterima atau Ha ditolak maka kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:
Ha : Kinerja perusahaan tidak memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadapreturnsaham
Apabila Ho ditolak atau Ha diterima maka kesimpulan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:
Ha : Kinerja perusahaan memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadapreturnsaham
Ketentuan tingkat keyakinan yang digunakan peneliti adalah 95% dengan df (derajat kebebasan) = n-1-k
(52)
35 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang aktif memperdagangkan sahamnya di BEI. Sampel penelitian dipilih dari populasi berdasarkan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan metode pemilihan sampel dimana sampel dipilih menggunakan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Jumlah perusahaan yang berhasil dipilih sebagai sampel penelitian adalah 13 perusahaan manufaktur. Proses pemilihan sampel tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel Penelitian
Kriteria Sampel Jumlah
1. Perusahaan yang aktif memperdagangkan sahamnya di BEI selama periode 2005 sampai dengan 2011
410 2. Perusahaan yang tidak bergerak di industri manufaktur (258) 3. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan
secara lengkap berturut - turut selama periode 2006 sampai dengan 2011
(23)
4. Perusahaan yang tidak membagikan deviden berturut -turut selama periode 2006 sampai dengan 2010
(116) 5. Perusahaan yang masa berakhir tahun fiskalnya tidak
bulan Desember
(0)
Jumlah sampel akhir 13
(53)
Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Sampel
Sumber: Data sekunder dari tahun 2006 - 2010, diolah
1. Kinerja Perusahaan Periode 2006 - 2010
Pada penelitian iniReturn on Assets (ROA) merupakan proksi dari variabel kinerja perusahaan. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa rasio ROA dapat memberikan gambaran baik atau tidaknya kinerja perusahaan pada suatu periode. ROA masing - masing perusahaan dihitung dengan rumus laba setelah pajak dibagi dengan total aktiva. Pada tabel 4.3 tampak bahwa besarnya rasio ROA beberapa perusahaan sangat fluktuatif dari tahun ke tahunnya kecuali perusahaan dengan kode INTP dan GGRM. Rasio ROA INTP dan GGRM selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama periode 2006 - 2010. Perusahaan yang memiliki rasio ROA relatif lebih kecil setiap tahunnya adalah perusahaan dengan kode MTDL. Perusahaan yang memiliki rasio ROA relatif lebih besar setiap tahunnya adalah perusahaan dengan kode MERK. ROA perusahaan MLBI mengalami peningkatan pesat dari tahun 2008 - 2010.
No Kode Nama Perusahaan
1 AKRA PT AKR Corporindo Tbk 2 MYOR PT Mayora Indah Tbk
3 INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 4 BRAM PT Indo Kordsa Tbk
5 CLPI PT. Colorpak Indonesia Tbk 6 FAST PT Fastfood Indonesia Tbk 7 IKBI PT Sumi Indo Kabel Tbk 8 GGRM PT Gudang Garam Tbk 9 MERK PT Merck Tbk
10 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk 11 TURI PT Tunas Ridean Tbk 12 UNTR PT United Tractors Tbk
(54)
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan ROA Tahun 2006 - 2010
Kode Perusahaan ROA
2006 2007 2008 2009 2010
AKRA 0,0538 0,0546 0,0431 0,0454 0,0406 MYOR 0,0605 0,0750 0,0671 0,1146 0,1100 INTP 0,0618 0,0976 0,1547 0,2069 0,2102 BRAM 0,0118 0,0251 0,0568 0,0533 0,0898 CLPI 0,0601 0,0595 0,0772 0,1415 0,1018 FAST 0,1426 0,1622 0,1592 0,1748 0,1618 IKBI 0,0746 0,1307 0,1541 0,0498 0,0083 GGRM 0,0464 0,0607 0,0781 0,1269 0,1349 MERK 0,3039 0,2689 0,264 0,3387 0,2735 MTDL 0,0283 0,0249 0,0233 0,0094 0,0328 TURI 0,0078 0,0567 0,0684 0,1753 0,1281 UNTR 0,0827 0,1148 0,1165 0,1564 0,1304 MLBI 0,1213 0,1350 0,2359 0,3424 0,3896 Sumber: Data sekunder dari tahun 2006 - 2010, diolah
2. Tingkat Suku Bunga (BIRate) Periode 2006 - 2010
Tingkat suku bunga yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga BI (BI rate). BI rate merupakan tingkat suku bunga yang dijadikan acuan dari tingkat suku bunga umum baik tingkat suku bunga deposito maupun tingkat suku bunga kredit. Berdasarkan data yang diperoleh dari www.bps.go.id rata - rata tingkat suku bunga pada tahun 2005 adalah 12,75. Pada tahun 2006 dan 2007 suku bunga terus mengalami penurunan dan mengalami peningkatan kembali pada tahun 2008. Pada tahun 2009 suku bunga kembali menurun dan tahun 2010 suku bunga tetap stabil diangka 6,5. Tabel 4.4 menyajikan rata - rata suku bunga dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.
(55)
Tabel 4.4 Data Tingkat Suku Bunga (BIRate) Tahun 2006 - 2010
Tahun BIRate(%)
2006 9,75 2007 8 2008 9,25 2009 6,5 2010 6,5
Sumber: Data sekunder dari tahun 2006 - 2010, diolah
3. ReturnSaham Periode 2006 - 2010
Return saham terdiri dari yield dan capital gain (loss). Tabel 4.5 menampilkan keadaan return saham masing - masing perusahaan sampel dari tahun 2006 - 2010.
Tabel 4.5 Hasil PerhitunganReturnSaham Tahun 2006 - 2010
Kode Perusahaan
ReturnSaham
2006 2007 2008 2009 2010
AKRA 0,8851 -0,4866 -0,4630 0,6597 0,6218 MYOR 1,0183 0,1049 -0,3200 3,0351 1,4111 INTP 0,6338 0,4313 -0,4341 2,0109 0,1807 BRAM 1,0638 0,0058 -0,0195 -0,1250 0,7414 CLPI 1,4296 0,5561 0,0921 0,0242 -0,7754 FAST 0,5417 0,3709 0,2886 0,7042 0,8554 IKBI 0,9558 0,4451 -0,4783 2,4900 -0,2506 GGRM -0,0815 -0,1422 -0,4706 2,0353 2,2390 MERK 0,7284 0,3700 -0,2219 1,2912 0,3067 MTDL 0,1786 1,3375 -0,5989 0,2394 0,4598 TURI 0,0309 0,7659 -0,3613 1,3493 -0,6609 UNTR 0,8177 0,6962 -0,5670 2,6273 0,5632 MLBI 0,1528 0,0655 0,1727 2,6495 -0,7244 Sumber: Data sekunder dari tahun 2006 - 2010, diolah
Pada tahun 2007 secara rata - rata return saham perusahaan mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2006. Apabila diperhatikan secara seksama, penurunan tersebut sangat ekstrim dibeberapa perusahaan seperti AKRA, MYOR, BRAM, dan CLPI.
(56)
Penurunan nilai return saham ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain menurunnya harga saham, tidak meningkatnya harga saham, atau menurunnya jumlah deviden yang dibagikan oleh perusahaan.
Pada tahun 2008 rata - rata return saham perusahaan negatif. Hal ini disebabkan pada tahun tersebut rata - rata harga saham perusahaan sampel mengalami penurunan yang cukup signifikan. Turunnya harga saham sampai menyebabkan beberapa pemegang saham mengalami kerugian (capital loss).
Pada tahun 2009 hampir seluruh keadaan keuangan perusahaan mengalami perbaikan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai return saham perusahaan - perusahaan tersebut. Hampir seluruh harga saham perusahaan mengalami peningkatan yang cukup besar. Deviden yang dibagikan perusahaan pada tahun 2009 juga lebih besar apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada tahun 2010 seperti mengulang kejadian pada tahun 2007. Rata - rata return saham perusahaan sampel mengalami penurunan. Seperti yang terjadi pada tahun 2007, penurunan ini terjadi akibat beberapa fakor. Beberapa faktor tersebut antara lain menurunnya harga saham, tidak meningkatnya harga saham, atau menurunnya jumlah deviden yang dibagikan oleh perusahaan.
(57)
B. Analisis Data
1. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur digunakan untuk menguji adanya pengaruh variabel intervening atau mediasi. Pada dasarnya analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi berganda. Terdapat dua bentuk model persamaan regresi yang digunakan untuk menunjukkan pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham ketika dimediasi oleh kinerja perusahaan, yaitu:
KP = -0,24917TB +e ………(1) RS = -0,334801TB + 0,032877KP +e ………(2)
Model analisis jalur pada penelitian ini digambarkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hasil Analisis Jalur Sumber:OutputPLS 2012, diolah
Model analisis jalur secara matematis menjadi model regresistandardized (tanpa konstanta) karena kita ingin membandingkan berbagai jalur (Ghozali, 2011: 63). Besarnya koefisien pengaruh langsung dan tidak langsung dapat dihitung sebagai berikut:
Pengaruh langsung TB ke RS = -0,334801 0.000
0.062
0.113
TB
KP
RS Tingkat Bunga
ROA
Return Saham
-0,334801
(58)
Pengaruh tidak langsung
TB ke KP ke RS = -0,24917 x 0,032877
Total pengaruh = -0,334801 + (-0,24917 x 0,032877) = -0,334801 – 0,00819
= -0,342991 Keterangan:
TB : Tingkat Suku Bunga KP : Kinerja Perusahaan RS :ReturnSaham
Berdasarkan perhitungan di atas tampak bahwa ternyata koefisien pengaruh tidak langsung lebih besar dari pada pengaruh langsung. Tinggi atau rendahnya tingkat suku bunga akan berpengaruh pada kualitas kinerja perusahaan dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap return saham yang akan diperoleh para pemegang saham.
2. UjiGoodness-fit Model
Uji goodness-fit model dilakukan untuk mengevaluasi model struktural. Uji ini dilakukan dengan melihat nilai R-square output PLS. Berdasarkan tabel 4.6 nilai R2 variabel kinerja perusahaan adalah 0,062 yang dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk kinerja perusahaan yang dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk tingkat suku bunga sebesar 6,2% sedangkan 93,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar yang diteliti. Nilai R2 variabel return saham adalah 0,113 yang dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk return saham yang dapat
(59)
dijelaskan oleh variabilitas konstruk tingkat suku bunga dan kinerja perusahaan sebesar 11,3% sedangkan 88,7% dijelaskan oleh variabel lain yang diteliti.
Tabel 4.6 Hasil R-Square
Nama Variabel RSquare
Kinerja Perusahaan 0,062085
ReturnSaham 0,113106
Suku Bunga
Sumber:OutputPLS 2012, diolah 3. Pengujian Hipotesis Mediasi
a. Pengujian Pengaruh Langsung
Tahap pertama sebelum pengujian mediasi adalah menguji pengaruh langsung tingkat suku bunga terhadap return saham. Pengaruh tersebut signifikan apabila nilai t statistik lebih besar dari nilai t tabel. Penelitian ini merupakan uji dua sisi (two tail) dengan tingkat kesalahan 5% sehingga nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,00.
Tabel 4.7 merupakan hasil dari pengujian tahap pertama. Pada tabel path coefficient tampak bahwa nilai t statistik 3,231932 lebih besar dari 2,00 (nilai t tabel). Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap return saham. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya apabila pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham signifikan maka dapat dilakukan pengujian mediasi.
(60)
Tabel 4.7 Hasil Uji Tahap Pertama Variable Name Original Sample (O) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STER R|) T Tabel Ket Suku Bunga ->Return Saham
-0,334801 0,103592 3,231932 2,00 Signifikan
Sumber:OutputPLS 2012, diolah
b. Pengujian Pengaruh Tidak Langsung
Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah kinerja perusahaan memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham. Pengujian hipotesis menggunakan metode path analysis. Hipotesis akan diterima apabila pengaruh Tingkat Suku Bunga (TB) terhadap kinerja perusahaan (ROA) signifikan, dan pengaruh kinerja perusahaan (ROA) terhadap return saham (RS) juga signifikan. Pengaruh tersebut dikatakan signifikan apabila nilai t statistik lebih besar dari nilai t tabel. Penelitian ini merupakan uji dua sisi (two tail) dengan tingkat kesalahan 5% sehingga nilai t tabel pada penelitian ini adalah 2,00.
Tabel 4.8 merupakan hasil dari pengujian hipotesis dengan menggunakan metode path analysis. Pada pengujian efek mediasi, output parameter uji signifikansi dilihat pada tabel Total Effect tidak pada tabel koefisien, karena pada efek mediasi tidak hanya dilakukan pengujian efek langsung variabel independen ke variabel dependen, tetapi juga hubungan tidak langsung antara variabel independen dengan variabel dependen (indirect effect) melalui variabel mediasi (Jogiyanto, 2009: 120). Pada tabel Total Effect tampak bahwa nilai t
(61)
statistik pengaruh TB terhadap ROA lebih besar dari 2,00, dan pengaruh ROA terhadap return saham lebih kecil dari 2,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh tingkat suku bunga terhadap kinerja perusahaan signifikan, akan tetapi pengaruh kinerja perusahaan terhadap return saham tidak signifikan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini tidak berhasil menolak Ho. Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Mediasi
Variable Name Original
Sample (O) Standard Error (STERR) T Statistics (|O/STER R|) T Tabel Ket Kinerja Perusahaan -> ReturnSaham
0,032877 0,154673 0,21256 2,00 Tidak Signifikan Suku Bunga ->
Kinerja Perusahaan
-0,249169 0,119508 2,08495 2,00 Signifikan
Suku Bunga -> ReturnSaham
-0,334801 0,113344 2,95386 2,00 Signifikan Sumber:OutputPLS 2012, diolah
C. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadapReturnSaham
Hasil pengolahan data dan pengujian secara statistik menunjukkan nilai koefisien regresi untuk variabel tingkat suku bunga adalah -0,334801 dengan nilai t statistik 3,231932. Nilai t statistik 3,231932 lebih besar daripada nilai t tabel (2,00) yang menunjukkan bahwa pengaruh tingkat suku bunga terhadapreturn saham signifikan. Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2003), Fuadi (2009), dan Subalno (2009). Ketiga peneliti tersebut menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadapreturnsaham.
(62)
Tingkat suku bunga yang tinggi dapat menyebabkan biaya operasional perusahaan meningkat. Keadaan ini akan berdampak pada rendahnya laba yang akan diperoleh perusahaan dan return saham yang akan diperoleh para pemegang saham. Bagi para pemilik modal keadaan ini bukan merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan saham mereka. Oleh karena itu ketika tingkat suku bunga tinggi para pemilik modal cenderung lebih memilih untuk menjual saham mereka.
Tingkat bunga rendah akan mendorong masyarakat untuk melirik investasi saham. Hal ini logis karena tingkat suku bunga rendah akan memicu ekspansi sektor riil akibatnya output meningkat demikian pula pendapatan perusahaan. Peningkatan output dan pendapatan perusahaan akan menaikan penerimaan dari modal yang ditanamkan atau deviden. Oleh karena itu minat investor untuk menanamkan uangnya di pasar modal sangat bergantung pada ekspektasi terhadap tingkat bunga (Negara, 2001: 176).
b. Pengaruh Berjenjang antara Tingkat Suku Bunga, Kinerja Perusahaan, dan ReturnSaham
Hasil pengolahan data dan pengujian mediasi secara statistik pada tabel 4.8 menunjukkan beberapa hal, yaitu:
1) Pengaruh tingkat suku bunga terhadapreturnsaham signifikan dengan nilai t statistik 2,95386.
2) Pengaruh tingkat suku bunga terhadap kinerja perusahaan signifikan dengan nilai t statistik 2,084953.
(63)
3) Pengaruh kinerja perusahaan terhadap return saham tidak signifikan dengan nilai t statistik 0,21256.
Berdasarkan hasil analisis jalur tersebut tidak ditemukan adanya pengaruh berjenjang antara tingkat suku bunga, kinerja perusahaan, dan return saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham tidak dimediasi oleh kinerja perusahaan. Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Samsul (2006: 201), Sudiyatno (2010), dan Negara (2001: 176). Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suardani (2009). Hasil penelitian beliau menyimpulkan bahwa kinerja perusahaan yang diproksi dengan Return on Equity (ROE) tidak berhasil memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadapreturnsaham.
Pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham signifikan karena nilai t statistik (2,95386) lebih besar dari pada nilai t tabel (2,00). Hasil pengujian ini konsisten dengan hasil pengujian pada tahap pertama. Pengujian tahap pertama merupakan pengujian langsung pengaruh tingkat bunga terhadap return saham sedangkan pengujian kedua terdapat unsur variabel mediasi.
Pengaruh tingkat suku bunga terhadap kinerja perusahaan signifikan karena nilai t statistik (2,084953) lebih besar daripada nilai t tabel (2,00). Dalam penelitian ini variabel kinerja perusahaan diproksi dengan ROA. Temuan ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Negara (2001: 176). Semakin tinggi tingkat bunga akan menyebabkan
(64)
besarnya biaya operasional perusahaan. Semakin besar biaya operasional perusahaan maka akan berpengaruh terhadap kinerja. Di sisi lain kedaan tersebut juga dapat berpengaruh terhadapcash flowperusahaan.
Temuan tersebut juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Sudiyatno (2010). Beliau menemukan bahwa tingkat bunga berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Menurut beliau ketidakstabilan tingkat bunga dapat berdampak pada biaya operasional secara keseluruhan sehingga dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan.
Pengaruh kinerja perusahaan terhadap return saham tidak signifikan karena nilai t statistik (0,21256) lebih kecil daripada nilai t tabel (2,00). Hal tersebut tidak sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Negara dan Samsul. Baik atau buruknya kinerja perusahaan dapat berpengaruh terhadap jumlahreturnsaham yang akan diperoleh pemegang saham. Apabila kinerja perusahaan buruk maka pemegang saham akan menerima deviden yang lebih rendah atau tidak menerima deviden tergantung dari keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan harga saham perusahaan. Sehingga hal ini akan mempengaruhi besarnya return saham yang akan diperoleh pemegang saham.
Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Subalno (2009) dan Ulupui (2005). Kedua peneliti tersebut menyimpulkan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap return saham. Meskipun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan beberapa teori
(65)
dan beberapa penelitian terdahulu, namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo (2005). Beliau menyimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhdap return saham.
(66)
49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan diperoleh temuan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, akan tetapi kinerja perusahaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
kinerja perusahaan tidak memediasi pengaruh tingkat suku bunga terhadap
returnsaham atau dengan kata lain penelitian ini tidak berhasil menolak Ho.
B. Keterbatasan Penelitian
Tidak tercapainya tujuan penelitian kemungkinan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Terdapat perbedaan nilai kinerja perusahaan antar perusahaan sampel
yang cukup besar. Perbedaan tersebut dapat dicermati dengan
membandingkan nilai ROA masing masing perusahaan dengan rata -rata nilai ROA pada tahun yang bersangkutan. Daftar nilai kinerja perusahaan masing - masing perusahaan dapat dilihat pada lampiran 6.
2. Terdapat perbedaan nilai return saham antar perusahaan sampel yang
signifikan. Perbedaan tersebut dapat dicermati dengan membandingkan
nilai return saham masing - masing perusahaan dengan rata - rata nilai
return saham pada tahun yang bersangkutan. Daftar nilai return saham
(67)
3. Tidak semua sampel perusahaan memiliki proporsi biaya bunga yang besar, sehingga hal ini kemungkinan dapat menimbulkan bias pada hasil penelitian.
4. Tingkat suku bunga masing – masing perusahaan sama untuk setiap
tahun nya, sedangkan ROA dan return saham masing – masing
perusahaan berbeda untuk setiap tahun nya. Hal ini kemungkinan dapat menimbulkan bias pada hasil penelitian karena tingkat suku bunga
merupakan jenis data time series sedangkan ROA dan return saham
merupakan jenis data panel.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan - keterbatasan penelitian yang telah disampaikan di atas, maka untuk penelitian selanjutnya diharapkan:
1. Menghapus data yang memiliki perbedaan nilai cukup besar (outlier
data). Perbedaan nilai tersebut dikhawatirkan dapat membuat hasil
penelitian menjadi bias.
2. Memilih sampel perusahaan yang memiliki proporsi biaya bunga cukup
besar apabila peneliti selanjutnya ingin mengambil topik permasalahan yang sama.
3. Apabila peneliti selanjutnya ingin mengambil topik permasalahan yang
sama, sebaiknya mengganti proksi dari variabel tingkat suku bunga misalnya menggunakan tingkat suku bunga perusahaan.
(1)
52
Negara, Siwage Dharma. 2001.
Kinerja Pasar Modal Indonesia dan Kaitannya
dengan
Kondisi
Ekonomi
Makro.
http://pustaka2.ristek.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/byId/2217.
Diakses tanggal 05 Desember 2012
Purnomo, Lisa Wahyuningrum. 2003. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku
Bunga, Kurs, dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Terhadap
Return
Saham di
Bursa Efek Jakarta.
Tesis. Universitas Diponegoro Semarang
Raharjaputra, Hendra S. 2009.
Buku Panduan Praktis: Manajemen Keuangan dan
Akuntansi untuk Eksekutif Perusahaan.
Jakarta: Salemba Empat
Samsul, Mohamad. 2006.
Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta:
Erlangga
Sartono, Agus. 2008.
Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE UGM
Suardani, Anak Agung Putri. Pengaruh Beberapa Variabel Ekonomi Makro
Terhadap Kinerja Keuangan dan
Return
Saham Perusahaan Pada Industri
Manufaktur di Pasar Modal Indonesia.
Sarathi, Vol. 16, No. 2, Juni 2009:
255-266.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/16209255266.pdf. Diakses
tanggal 28 September 2011
Subalno. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Kondisi Ekonomi
Terhadap
Return
Saham.
Tesis. Universitas Diponegoro Semarang
Sudiyatno. 2010. Peran Kinerja Perusahaan Dalam Menentukan Pengaruh Faktor
Fundamental Makroekonomi, Risiko Sistematis, dan Kebijakan Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan.
Disertasi.
Universitas Diponegoro Semarang
Ulupui, I. G. K. A.
Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan
Profitabilitas Terhadap Retun Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan
Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ).
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/i g k a ulupui (1).pdf. Diakses tanggal 09
Oktober 2011
Wibowo, Lucky Bani. 2005.
Pengaruh Economic Value Added
dan Profitabilitas
Perusahaan Terhadap
Return
Pemegang Saham.
Skripsi.
FE UII Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
(3)
54
Lampiran 1 : Daftar Harga Saham Perusahaan Sampel
Kode Perusahaan
Harga Saham (Rp)
2005 2006 2007 2008 2009 2010
AKR A 1.480 2.725 1.380 720 1.170 1.730
MYOR 820 1.620 1.750 1.140 4.500 10.750
INTP 3.550 5.750 8.200 4.600 13.700 15.950
BRAM 940 1.900 1.900 1.800 1.450 2.400
CLPI 405 980 1.520 1.650 1.670 345
FAST 1.200 1.820 2.450 3.100 5.200 9.200
IKBI 430 820 1.150 500 1.620 1.200
GGRM 11.650 10.200 8.500 4.250 12.550 40.000 MERK 24.300 40.000 52.500 35.500 80.000 96.500
MTDL 70 80 184 71 87 126
TURI 690 710 1.240 750 1.740 580
UNTR 3.675 6.550 10.900 4.400 15.500 23.800 MLBI 50.000 55.000 55.000 49.500 177.000 27.495 Sumber: Data sekunder dari tahun 2006-2010, diolah
Lampiran 2: Daftar Deviden per Lembar Saham Perusahaan Sampel
Kode Perusahaan
Deviden per Lembar Saham (Rp)
2006 2007 2008 2009 2010
AKRA 65 19 21 25 168
MYOR 35 40 50 100 100
INTP 50 30 40 150 225
BRAM 40 11 63 125 125
CLPI 4 5 10 20 30
FAST 30 45 57 83 448
IKBI 21 35 100 125 14
GGRM 500 250 250 350 650
MERK 2.000 2.300 5.350 1.339 8.034
MTDL 3 3 3 1 1
TURI 1 14 42 22 10
UNTR 130 210 320 460 430
MLBI 2.640 3.600 15.000 3.650 21.279 Sumber: Data sekunder dari tahun 2006-2010, diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
Lampiran 3: Daftar Laba Bersih Perusahaan Sampel
Kode Perusahaan
Laba Bersih (miliaran Rp)
2006 2007 2008 2009 2010
AKRA 128 191 210 275 311
MYOR 94 142 196 372 484
INTP 593 980 1.746 2.747 3.225
BRAM 18 39 95 72 134
CLPI 8 10 20 31 28
FAST 69 102 125 182 200
IKBI 44 77 98 28 5
GGRM 1.008 1.444 1.880 3.456 4.146
MERK 86 89 99 147 119
MTDL 21 29 30 10 31
TURI 22 190 245 310 269
UNTR 930 1.493 2.661 3.818 3.873
MLBI 74 84 222 340 443
Sumber: Data sekunder dari tahun 2006-2010, diolah
Lampiran 4: Daftar Total Aktiva Perusahaan Sampel
Kode Perusahaan
Total Aktiva (miliaran Rp)
2006 2007 2008 2009 2010
AKRA 2.377 3.498 4.875 6.059 7.666
MYOR 1.553 1.893 2.923 3.247 4.399
INTP 9.598 10.038 11.287 13.277 15.346
BRAM 1.529 1.555 1.673 1.350 1.493
CLPI 133 168 259 219 275
FAST 484 629 785 1.041 1.236
IKBI 590 589 636 562 601
GGRM 21.733 23.780 24.073 27.231 30.742
MERK 283 331 375 434 435
MTDL 741 1.162 1.289 1.059 945
TURI 2.858 3.345 3.583 1.771 2.100
UNTR 11.248 13.003 22.848 24.405 29.701
(5)
56
Lampiran 5: Daftar Nilai
Return
Saham
Kode Perusahaan
ReturnSaham (%)
2006 2007 2008 2009 2010
AKRA 88,51% -48,66% -46,30% 65,97% 62,18% MYOR 101,83% 10,49% -32,00% 303,51% 141,11% INTP 63,38% 43,13% -43,41% 201,09% 18,07% BRAM 106,38% 0,58% -1,95% -12,50% 74,14% CLPI 142,96% 55,61% 9,21% 2,42% -77,54% FAST 54,17% 37,09% 28,86% 70,42% 85,54% IKBI 95,58% 44,51% -47,83% 249,00% -25,06% GGRM -8,15% -14,22% -47,06% 203,53% 223,90% MERK 72,84% 37,00% -22,19% 129,12% 30,67% MTDL 17,86% 133,75% -59,89% 23,94% 45,98% TURI 3,09% 76,59% -36,13% 134,93% -66,09% UNTR 81,77% 69,62% -56,70% 262,73% 56,32% MLBI 15,28% 6,55% 17,27% 264,95% -72,44% Total 835,49% 452,04% -338,12% 1899,12% 496,76% Rata-Rata 64,27% 34,77% -26,01% 146,09% 38,21% Sumber: Data sekunder dari tahun 2006-2010, diolah
Lampiran 6. Daftar Nilai Kinerja Perusahaan (ROA)
Kode Perusahaan
ROA (%)
2006 2007 2008 2009 2010
AKRA 5,38% 5,46% 4,31% 4,54% 4,06%
MYOR 6,05% 7,50% 6,71% 11,46% 11,00% INTP 6,18% 9,76% 15,47% 20,69% 21,02%
BRAM 1,18% 2,51% 5,68% 5,33% 8,98%
CLPI 6,01% 5,95% 7,72% 14,15% 10,18% FAST 14,26% 16,22% 15,92% 17,48% 16,18% IKBI 7,46% 13,07% 15,41% 4,98% 0,83% GGRM 4,64% 6,07% 7,81% 12,69% 13,49% MERK 30,39% 26,89% 26,40% 33,87% 27,35%
MTDL 2,83% 2,49% 2,33% 0,94% 3,28%
TURI 0,78% 5,67% 6,84% 17,53% 12,81% UNTR 8,27% 11,48% 11,65% 15,64% 13,04% MLBI 12,13% 13,50% 23,59% 34,24% 38,96% Total 105,56% 126,57% 149,84% 193,54% 181,18% Rata-rata 8,12% 9,74% 11,53% 14,89% 13,94% Sumber: Data sekunder dari tahun 2006-2010, diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
Lampiran 7.
Output
PLS Uji Tahap Pertama
Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) Original
Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR) Suku Bunga ->
Return Saham -0,334801 -0,317765 0,103592 0,103592 T Statistics
(|O/STERR|) Suku Bunga ->
Return Saham 3,231932
Lampiran 7.
OutputPLS Uji Tahap KeduaR Square
R Square Kiner. Perusahaan 0,062085 Return Saham 0,113106 Suku Bunga
Total Effects (Mean, STDEV, T-Values Original
Sample (O)
Sample Mean (M)
Standard Deviation (STDEV)
Standard Error (STERR) Kiner. Perusahaan
-> Return Saham
0,032877 0,052366 0,154673 0,154673 Suku Bunga ->
Kiner. Perusahaan
-0,249169 -0,243065 0,119508 0,119508 Suku Bunga ->
Return Saham
-0,334801 -0,32082 0,113344 0,113344
T Statistics (|O/STERR|) Kiner. Perusahaan
-> Return Saham 0,21256 Suku Bunga ->
Kiner. Perusahaan 2,084953 Suku Bunga ->