PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU SETELAH ADANYA PROGRAM SERTIFIKASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI

TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU

SETELAH ADANYA PROGRAM SERTIFIKASI

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Octa Savinawati

  

NIM: 041334054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI

TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU

SETELAH ADANYA PROGRAM SERTIFIKASI

Studi Kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Octa Savinawati

  

NIM: 041334054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku,

  Universitas Sanata Dharma serta Allah SWT atas segalanya. Ibu tercinta yang tak henti-hentinya memberikan dukungan, nasehat, semangat, dan doa.

  

Almarhum Bapak yang selama hidup Beliau selalu mendukung dan menjadi

panutan.

  Kakak-kakakku, Mbak Essie sekeluarga dan Mas Ian sekeluarga.

Almarhum simbah Pawiro yang selalu bertanya kapan saya lulus, akhirnya

saya lulus Mbah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

M OTT TO

“jalani s semua ha al dengan n ikhlas d dan sabar r, niscaya a Allah

aka an membe erikan ya ng terbai ik”

  

“jangan n terlalu menyesa ali masa la alu, karen na yang s sudah

berlalu u tidak d apat kita a ubah, n namun bis sa kita ja dikan

pelajaran n yang be erharga”

“kita h hidup unt tuk seka rang dan n hari eso ok seteru usnya,

maka dari itu lakukan yang terb baik”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 10 Juni 2011 Penulis

  Octa Savinawati

       

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Octa Savinawati Nomor Mahasiswa : 041334054

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP

STATUS SOSIAL EKONOMI GURU SETELAH ADANYA PROGRAM

SERTIFIKASI

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 10 Juni 2011 Yang menyatakan Octa Savinawati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ABSTRAK

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI

TERHADAP STATUS SOSIAL EKONOMI GURU SETELAH ADANYA PROGRAM SERTIFIKASI

  Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  

Octa Savinawati

Universitas Sanata Dharma

2011

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis kelamin; 2) perbedaan persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa; dan 3) perbedaan persepsi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa.

  Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Populasi adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi T.A. 2008 yang berjumlah 82 mahasiswa. Sampel yang diambil berjumlah 68 mahasiswa. Penelitian dilakukan pada bulan April 2011. Penarikan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.

  Teknik analisis data penelitian menggunakan statistik deskriptif dan pengujian hipotesis menggunakan Chi-square.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program

  2

  2

  sertifikasi berdasarkan jenis kelamin mahasiswa ( =13,74> =9,488); 2) tidak χ hitung χ tabel ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan jenis pekerjaan orang tua

  2

  2

  mahasiswa ( =0,888< =9,488); dan 3) tidak ada perbedaan persepsi χ hitung χ tabel mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa

  2

  2 ( =1,987< =9,488).

  χ hitung χ tabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

THE PERCEPTION OF UNIVERSITY STUDENTS

OF THE ACCOUNTING DEPARTMENT TOWARDS

SOCIAL-ECONOMIC STATUS OF TEACHERS

AFTER PERFORMING THE PROGRAM OF CERTIFICATE

  A Case Study: Students of Accounting Department 2008 Batch

  

Octa Savinawati

Sanata Dharma University

2011

  The aims of this research are to know different perception of university students towards social-economic status of teachers after performing the program of certificate based on: 1) gender; 2) parents’ occupation; and 3) parents’ educational level.

  This research was conducted on university students of Accounting Department 2008 batch, Sanata Dharma University. The population of this research were 82 students. The samples are 68 students. This research conducted in April 2011. The sampling technique was purposive sampling. The techniques of data analysis were descriptive statistic and Chi-square.

  The results of the research shows that: 1) there is different perception of university students towards social-economic status of teachers after performing the

  2

  2

  program of certificate based on gender ( =13,74> =9,488); 2) there isn’t any χ count χ table different perception of university students towards social-economic status of teachers

  2

  after performing the program of certificate based on parents’ occupation ( =0,888< χ count

  2

  =9,488); and 3) there isn’t any different perception of university students towards χ table social-economic status of teachers after performing the program of certificate based on

  2

  2 parents’ educational level ( =1,987< =9,488).

  χ count χ table

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena skripsi ini telah selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  5. Bapak Drs. Joko Wicoyo, S.Pd., M.S., yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik dan saran serta bantuan dalam proses penerjemahan abstrak dalam Bahasa Inggris demi kesempurnaan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku dosen panguji I yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  7. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

  8. Seluruh staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu pengetahuan dalam proses perkuliahan.

  9. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi, Pak Wawiek dan Mbak Aris, atas bantuan dan pelayanannya dalam hal administrasi perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini.

  10. Ibu dan almarhum Bapak, kakak-kakakku Mbak Essie sekeluarga dan Mas Ian sekeluarga, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan dan semangat kepada penulis.

  11. Seluruh mahasiswa PAK angkatan 2004 atas kebersamaan selama menempuh kuliah. Teman-teman seperjuangan (Dono, Ela, Tepe, Lusi, Galuh, Eka) yang sudah memberikan motivasi dan bantuannya.

  12. Seluruh mahasiswa PAK angkatan 2008 atas kesediaannya menjadi responden dalam skripsi ini.

  13. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan berbagai saran, kritik dan masukan yang sekiranya dapat melengkapi dan menyempurnakan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis berharap adanya perbaikan untuk penelitian selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

  Yogyakarta, 10 Juni 2011 Penulis

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv HALAMAN MOTTO .................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii ABSTRAK ................................................................................................... viii ABSTRACT ................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Batasan Masalah ............................................................................... 4 C. Rumusan Masalah ............................................................................ 5 D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORITIK A. Status Sosial Ekonomi Guru ............................................................ 7

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Pengertian Status Sosial Ekonomi ............................................... 7

  2. Pengertian Guru ........................................................................... 11

  3. Status Sosial Ekonomi Guru ........................................................ 11

  B. Persepsi ............................................................................................ 12

  1. Pengertian Persepsi ...................................................................... 12

  2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi .............................. 13

  C. Tinjauan Tentang Sertifikasi ............................................................ 17

  1. Pengertian Sertifikasi ................................................................... 17

  2. Program Sertifikasi Guru ............................................................. 18

  3. Tujuan Sertifikasi ........................................................................ 19

  4. Manfaat Sertifikasi ...................................................................... 20

  D. Kerangka Berpikir ............................................................................ 21

  1. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program

  Sertifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin........................................ 21

  2. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program

  Sertifikasi Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua ................... 23

  3. Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program

  Sertifikasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ....... 24

  E. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 26

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................. 27 B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 27

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 27

  D. Populasi dan Sampel ........................................................................ 28

  E. Pengelompokan, Operasionalisasi, dan Pengukuran Variabel ......... 29

  F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 33

  G. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................ 34

  H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 37

  BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .................................................................................. 43 B. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 50 C. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 56 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ...................................................................................... 62 B. Keterbatasan Penelitian .................................................................... 63 C. Saran ................................................................................................. 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

  Tabel III.1 Operasionalisasi Variabel .................................................................. 31 Tabel III.2 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 35 Tabel III.3 Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ...... 37 Tabel III.4 PAP II ............................................................................................................ 38 Tabel III.5 Tabel Distribusi Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Terhadap

  Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi ........... 39 Tabel III.6 Daftar Interpretasi dari Koefisien Kontingensi ........................................... 41 Tabel IV.1 Sebaran Kuesioner Penelitian ...................................................................... 43 Tabel IV.2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ........................................... 43 Tabel IV.3 Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan Orang Tua ...................... 44 Tabel IV.4 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Orang Tua ............... 44 Tabel IV.5 Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi .......... 45 Tabel IV.6 Persentase Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa .................................... 46 Tabel IV.7 Persentase Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Pekerjaan orang Tua ................................... 47 Tabel IV.8 Persentase Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ........................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tabel IV.9 Tabel Kontingensi 5x2 Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................... 50 Tabel IV.10 Daftar Interpretasi Koefisien Kontingensi .................................................. 52 Tabel IV.11 Tabel Kontingensi 5x2 Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua .................. 53 Tabel IV.12 Tabel Kontingensi 5x2 Persepsi Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2008 Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru Setelah Adanya Program Sertifikasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Orang Tua ........... 55

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1.Kuesioner untuk Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................... 66 Lampiran 2.Data Hasil Uji Coba Kuesioner untuk Uji Validitas dan Reliabilitas ........ 71 Lampiran 3.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 72 Lampiran 4.Kuesioner Penelitian ..................................................................................... 73 Lampiran 5.Data Induk Penelitian, Data Induk Jawaban Responden ............................ 78 Lampiran 6.Daftar Distribusi Frekuensi .......................................................................... 82 Lampiran 7.Kategori Kecenderungan Variabel............................................................... 83 Lampiran 8.Tabel Nilai r Product Moment ..................................................................... 85 Lampiran 9.Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Populasi Tertentu ........................... 86 Lampiran 10.Tabel Nilai Chi Kuadrat ............................................................................. 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

  “Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru, namamu akan selalu hidup dalam sanubariku”. Sepenggal kalimat dalam lirik lagu Hymne Guru tersebut seakan mengartikan bahwa guru merupakan sosok yang akan selalu diingat dan dikenang. Guru ditempatkan sebagai sosok yang keberadaannya selalu dibanggakan dan dipuji oleh masyarakat. Apalagi dengan predikat “pahlawan” mengidentikkan guru dengan pahlawan dalam arti yang sebenarnya, membuat masyarakat menghormati guru.

  Guru sebagai pendidik atau pengajar merupakan salah satu komponen penting dalam kesuksesan setiap usaha pendidikan. Guru atau tenaga pendidik meliputi tenaga pembimbing, tenaga pengajar, dan tenaga pelatih yang semuanya itu membantu peserta didik untuk mencapai tujuan perkembangannya (Samana, 1994:12). Oleh karena itu, guru merupakan predikat mulia karena mengemban tugas yang tidak ringan dan merupakan figur yang harus bisa menjadi panutan yang baik sesuai dengan pandangan yang melekat di mata masyarakat. Seperti ungkapan orang Jawa bahwa sosok guru adalah sosok yang “digugu lan ditiru”, dipatuhi dan diteladani. Setiap tutur kata dan perbuatan guru, dapat dijadikan suri tauladan yang baik bagi murid juga bagi masyarakat.

  Dahulu, kedudukan atau status sosial ekonomi guru sangat tinggi dan dihormati seperti priyayi (golongan atas) di mata masyarakat. Guru dipandang sebagai sosok yang terpelajar dan mempunyai kehidupan yang lebih baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  karena pada umumya guru berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya relatif baik sehingga mampu menempuh pendidikan yang tinggi.

  Imbalan jasa yang diberikan pemerintah pun sangat memadai untuk hidup sejahtera bersama keluarga. Kepercayaan masyarakaat dan pemerintah pun sangat tinggi terhadap guru karena guru sering pula ditunjuk sebagai aparat pemerintah, seperti ketua RT, RW, karang taruna, dilibatkan dalam pemilihan kades, dll. Oleh karena itu, masyarakat sering meminta nasehat dan bantuan kepada guru dalam menghadapi persoalan.

  Seiring dengan berjalannya waktu, kedudukan atau status sosial ekonomi guru di mata masyarakat mengalami perubahan. Guru tidak lagi dipandang sebagai priyayi (golongan atas), karena jika dilihat dari status sosial ekonomi sudah banyak pekerjaan lain yang lebih menjanjikan dan memiliki prestise di atas guru seperti dokter, pengacara, pengusaha, pegawai bank, dll. Selain itu, banyaknya pemberitaan di media massa cetak maupun elektronik mengenai guru-guru yang memiliki pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan seperti memberikan pelajaran tambahan di luar jam sekolah, membuka warung, bahkan menjadi tukang ojek, semakin membuat citra guru di mata masyarakat menjadi terpuruk. Keadaan ini menumbuhkan citra bahwa guru identik dengan kesengsaraan, kekurangan, dan kemiskinan.

  Paradigma di atas membuat mahasiswa alumni yang memiliki latar belakang ilmu keguruan yang seharusnya menjadi guru banyak yang tidak menjadi guru. Setelah selesai menempuh pendidikan di fakultas keguruan, sebagian besar dari mereka lebih memilih untuk bekerja di perusahaan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menjadi wiraswasta karena dianggap lebih menjamin masa depan jika dipandang dari segi materi. Meski banyak mahasiswa yang tidak menjadi guru, masih ada sebagian kecil mahasiswa yang menjadi guru karena ketertarikan dan kecintaan mereka pada dunia pendidikan.

  Namun sekarang angin segar mulai dapat dirasakan oleh guru, yaitu dengan adanya program sertifikasi yang diselenggarakan oleh pemerintah.

  Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas yang bertujuan guna menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat harkat dan martabat guru. Guru yang telah lolos uji sertifikasi berhak mendapat sertifikat pendidik. Sertifikat ini menjadi salah satu syarat untuk memperoleh tunjangan profesi. Hal ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru. Selain itu juga untuk meningkatkan gairah kerja dan kompetensi guru sehingga para guru akan berlomba-lomba untuk mengembangkan diri supaya lolos uji sertifikasi.

  Dengan adanya program sertifikasi diharapkan status sosial ekonomi guru yang sempat terpuruk dapat bangkit kembali dan paradigma guru identik dengan kemiskinan sedikit demi sedikit terhapus menjadi suatu harapan baru untuk hidup yang sejahtera. Di samping itu, persepsi masyarakat terutama mahasiswa fakultas keguruan terhadap status sosial ekonomi guru juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  diharapkan menjadi baik, sehingga mahasiswa fakultas keguruan akan lebih bersemangat dan lebih bergairah untuk menjadi guru.

  Dari uraian di atas tampak adanya pergeseran persepsi terhadap status sosial ekonomi guru, dari persepsi guru seperti priyayi (golongan atas) kemudian persepsi guru merupakan golongan menengah ke bawah dan akhirnya persepsi status sosial ekonomi guru diharapkan membaik dengan adanya program sertifikasi. Status sosial ekonomi guru yang berubah-ubah tersebut, akan menarik persepsi yang berbeda di antara mahasiswa yang melanjutkan pendidikan di fakultas keguruan.

  Berdasarkan fenomena di atas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui secara nyata dan jelas mengenai persespi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi

  

Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Terhadap Status Sosial Ekonomi Guru

Setelah Adanya Program Sertifikasi”.

B. Batasan Masalah

  Banyak faktor yang dapat mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap profesi guru, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal misalnya: jenis kelamin, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian, dll yang bersifat subjektif. Sedangkan faktor eksternal misalnya: perbedaan status sosial ekonomi orang tua (jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, penghasilan orang tua), hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dalam penelitian ini, penulis hanya memfokuskan pada faktor perbedaan jenis kelamin, perbedaan jenis pekerjaan orang tua, dan perbedaan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

  1. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan jenis kelamin?

  2. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa?

  3. Apakah ada perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa? D.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

  1. Ada tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan jenis kelamin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Ada tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa.

  3. Ada tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap status sosial ekonomi guru setelah adanya program sertifikasi guru berdasarkan tingkat pendidikan orang tua mahasiswa.

E. Manfaat Penelitian

  Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi Program Studi Pendidikan Akuntansi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi Program Studi Pendidikan Akuntansi untuk lebih meningkatkan kualitas pendidikan sehingga dapat menarik minat masyarakat luas terhadap profesi guru.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penelitian ini dapat digunakan sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan acuan bagi para peneliti yang membutuhkan kajian penelitian yang relevan.

  3. Bagi Penulis Hasil penelitihan ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan memberikan pengalaman yang bermanfaat terutama mengenai profesi guru yang erat kaitannya dengan status sosial ekonomi guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Status Sosial Ekonomi Guru 1. Pengertian Status Sosial Ekonomi Menurut Soekamto (1990:264) status adalah tempat atau posisi

  seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang lain dalam kelompok tersebut, atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok- kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi. Status sosial menurut Narwoko & Suyanto (2004:156) adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, hak-haknya, dan kewajiban-kewajibannya.

  Sehubungan dengan status sosial tersebut, Narwoko & Suyanto (2004:157) membedakan kedudukan atau status seseorang dalam masyarakat sebagai berikut: a. Ascribed-status, diartikan sebagai kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan seseorang. Kedudukan diperoleh karena kelahiran, misal: kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan.

  b. Achieved-status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha- usaha yang sengaja dilakukan, bukan diperoleh karena kelahiran.

  Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing orang dalam mengejar dan mencapai tujuannya, misal: setiap orang bisa menjadi dokter, guru, hakim, dsb asalkan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Assigned-status, yaitu status yang erat hubungannya dengan achieved-status, artinya suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang. Misal, seorang dosen yang mempunyai wibawa diangkat menjadi ketua RT oleh warga.

  Mengacu dari pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini status sosial ekonomi guru berkaitan dengan profesi guru itu sendiri (achieved-status) dan penghargaan masyarakat terhadap wibawa guru (assigned-status). Menurut Supriadi (1998:68) makin tinggi tingkat sekolah tempat guru mengajar, makin baik status sosial ekonomi keluarganya. Secara umum status sosial ekonomi keluarga guru SMA lebih baik daripada status sosial ekonomi keluarga guru SMP dan SD. Hal ini dapat disebabkan untuk menjadi guru pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dituntut tingkat pendidikan guru yang lebih tinggi.

  Penempatan seseorang dalam lapisan sosial ekonomi tertentu menurut Max Webber (dalam Setiadi dkk, 2006:96) dapat dipandang dari tiga dimensi, yaitu kekayaan, kekuasaan, dan prestise. Pelapisan dalam masyarakat timbul karena adanya sesuatu yang dihargai oleh masyarakat. Soekamto (1990:266) mengemukakan beberapa kriteria penggolongan status sosial ekonomi, yaitu: a. Ukuran kekayaan. Barangsiapa memiliki kekayaan yang banyak termasuk dalam lapisan atau golongan teratas.

  b. Ukuran kekuasaan. Barangsiapa memiliki kekuasaan atau wewenang terbesar akan menempati golongan teratas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c. Ukuran kehormatan. Orang yang paling disegani dan dihormati akan mendapat tempat teratas.

  d. Ukuran ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.

  Pendapat Soekamto didukung oleh Pitirim Sorokin (dalam Narwoko & Suyanto, 2004:156-157), bahwa untuk mengukur status seseorang secara rinci dapat dilihat dari jabatan atau pekerjaan, pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan, kekayaan, politis, keturunan, dan agama.

  Berdasarkan berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas, pengertian status sosial ekonomi adalah kedudukan sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat yang meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Penulis membatasi status sosial ekonomi guru sebagai berikut: a. Tingkat pendidikan

  Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuannya yang berlangsung seumur hidup. Menurut Yusuf (1982:61), pendidikan dapat diklasifikasikan dalam:

  • Pendidikan formal, merupakan pendidikan sekolah.
  • Pendidikan informal, merupakan pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari dengan atau tidak disengaja dari lahir sampai mati dalam keluarga, dalam pekerjaan, atau pengalaman sehari-hari.
  • Pendidikan nonformal, merupakan pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan yang ketat dan tetap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah berhasil diselesaikan oleh seseorang dalam hal ini jenjang pendidikan meliputi SD, SMP, SMA/SMK/sederajat, dan Perguruan tinggi.

  b. Pekerjaan/Kedudukan sosial Pekerjaan merupakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidup. Ada begitu banyak jenis pekerjaan yang dilakukan oleh orang-orang, misalnya: tukang parkir, pramusaji, dokter, perawat, guru, dosen, arsitek, dll. Demi memenuhi kebutuhan hidup, ada banyak orang yang mempunyai pekerjaan lebih dari satu.

  Kedudukan sosial yang dimaksud adalah kedudukan yang dimiliki seseorang yang dipercayakan masyarakat kepada dirinya. Kedudukan sosial ini misalnya: Ketua RT, Ketua RW, Lurah, Ketua Pilkades, dll. Seseorang yang memiliki kedudukan sosial di dalam masyarakat akan membuat seseorang tersebut menjadi dihormati dan disegani.

  c. Penghasilan atau pendapatan Penghasilan atau pendapatan merupakan balas jasa yang diterima seseorang dari hasil bekerja. Penghasilan atau pendapatan dapat berasal dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan, maupun dari pendapatan lain yang berupa uang ataupun barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Penghasilan atau pendapatan yang besar akan mempermudah seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Sebaliknya, penghasilan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pendapatan dalam jumlah kecil akan mengakibatkan seseorang mengalami kekurangan dalam pemenuhan kebutuhannya.

  2. Pengertian Guru

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:288), guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya mengajar. Menurut Daradjat (dalam Nurdin, 2008:127) guru adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggungjawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Dilihat dari pengertian tersebut, mengajar merupakan tugas pokok seorang guru dalam mendidik muridnya. Muhibin Syah (dalam Nurdin, 2008:127-128) mengemukakan bahwa guru dalam Bahasa Arab disebut mu’alim dan dalam Bahasa Inggris disebut teacher, yakni seorang yang pekerjaannya mengajar.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang telah menempuh pendidikan formal sebagai pendidik yang tugasnya adalah mengajar siswanya.

  3. Status Sosial Ekonomi Guru

  Berdasarkan uraian di atas mengenai pengertian status sosial ekonomi dan pengertian tentang guru, maka dapat disimpulkan bahwa: Status sosial ekonomi guru adalah kedudukan guru dalam suatu kelompok sosial atau masyarakat sehubungan dengan orang lain yang dapat dilihat dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  tingkat pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan, pekerjaan atau kedudukan dalam masyarakat, dan penghasilan.

B. Persepsi 1. Pengertian Persepsi

  Persepsi pada hakekatnya adalah proses pemahaman yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman (Thoha, 1988:138). Menurut Walgito (1994:53), persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Sedangkan menurut Rita L. Atkinson, pengertian persepsi adalah sebagai berikut:

  Perception is the process by which we organize and interpret these patterns

of stimuli in the environment (Rita L. Atkinson, 1981:191).

  (persepsi sebagai proses dimana kita mengorganisasi atau mengatur dan menginterpretasikan pola-pola pada suatu lingkungan.) Setiap individu memiliki kemampuan berpikir dan kepekaan yang berbeda-beda dalam menanggapi suatu rangsangan yang ada di sekitarnya.

  Rangsangan ini berupa obyek-obyek yang dapat diketahui melalui panca indera. Dengan demikian, pola apapun yang ada di sekitarnya dapat diolah dan diinterpretasikan menurut pengetahuan dan pemahaman yang dimiliki individu tersebut.

  Jadi menurut penulis, persepsi adalah proses dimana seorang individu memiliki penilaian tersendiri mengenai suatu obyek berdasarkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kemampuan dan kepekaan yang dimiliki individu tersebut sehingga melahirkan pemahaman tersendiri pada obyek yang diketahuinya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

  Persepsi manusia terhadap suatu stimulus mungkin sama atau mungkin berbeda antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut, antara lain menurut Mulyadi (1989:234-235) ada tiga faktor yang mempengaruhi, yaitu: a. Orang yang membentuk persepsi itu sendiri.

  Kondisi intern atau karakteristik pribadi sangat menentukan persepsi yang dibentuk. Termasuk dalam kategori kondisi intern ini antara lain: kebutuhan, kelelahan, kecemasan, sikap, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu, dan kepribadian.

  b. Stimulus yang berupa objek maupun peristiwa tertentu.

  Objek yang diamati (benda, orang, peristiwa, proses, dan lain-lain) ikut juga menentukan persepsi yang dibentuk oleh seseorang. Masing-masing objek tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Kecuali itu, setiap objek juga memiliki sejumlah karakteristik tertentu. Karakteristik yang dianggap paling menonjol oleh seseorang biasanya paling menentukan persepsi yang dibentuk. Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi terdapat seorang anggota yang penampilannya sangat mengesankan. Cara berpakaiannya selalu rapi, sopan, rajin, ramah, dan mudah bergaul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Terhadap anggota yang memiliki karakteristik seperti itu, anggota lain umumnya segera membentuk persepsi positif terhadapnya.

  c. Situasi di mana pembentukan persepsi itu terjadi.

  Situasi saat terjadinya pembentukan persepsi juga berpengaruh terhadap persepsi yang dibentuk. Termasuk dalam pengertian situasi ini antara lain: tempat, waktu, suasana (sedih, gembira), dan lain-lain.

  Sedangkan menurut Miftah Thoha (1988:158), persepsi dipengaruhi oleh dua hal, yaitu: a. Orang yang menilai atau melihat, dalam hal ini adalah mahasiswa. Faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi antara lain:

  1) Belajar atau pemahaman dalam perspesi.

  Faktor-faktor dari dalam yang membentuk adanya perhatian kepada suatu objek sehingga menimbulkan adanya persepsi didasarkan dari kekomplekan kejiwaan. Kekomplekan kejiwaan ini selaras dengan proses pemahaman atau belajar yang dipunyai oleh masing-masing orang.

  Misalnya, seorang anak muslim yang sejak kecil dididik orang tuanya untuk mengetahui bahwa daging babi itu haram untuk dimakan, maka sampai anak itu dewasa akan mempunyai persepsi bahwa daging babi itu perlu dihindari dan dijauhi. Berbeda dengan anak non muslim yang tidak diharamkan memakan daging babi. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya perbedaan persepsi antara anak muslim dan non muslim meskipun objek yang dinilai sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2) Motivasi Motivasi merupakan dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu demi memenuhi kebutuhannya. Motivasi pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari proses belajar, tetapi juga mempunyai dampak dalam pembentukan persepsi. Misalnya, seseorang yang merasa sangat lapar tentu akan berbeda persepsinya tentang makanan dengan orang yang tidak lapar. Orang yang sangat lapar akan kurang mempedulikan enak tidaknya makanan yang dihidangkan karena motivasinya adalah mengisi perutnya agar tidak lapar. Berbeda dengan orang yang tidak lapar, orang itu akan lebih mempertimbangkan untuk memakan makanan atau tidak karena perutnya masih kenyang. Dari sini tampak bahwa kedua orang tersebut memiliki motivasi yang berbeda terhadap makanan sehingga akan berbeda pula persepsinya. 3) Kepribadian

  Kepribadian merupakan kumpulan karakteristik, sifat, sikap, dan nilai- nilai yang dianut seseorang sehingga membedakannya dengan orang lain.

  Perbedaan kepribadian ini juga akan mempengaruhi cara seseorang mempersepsikan sesuatu. Misalnya, seorang mahasiswa yang pemberani untuk memenuhi keingintahuannya tentang materi perkuliahan akan dengan senang hati bertanya kepada dosen. Berbeda dengan mahasiswa yang pemalu, untuk memenuhi keingintahuannya tentang materi perkuliahan akan merasa segan untuk bertanya kepada dosen dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  memilih diam atau mencari tahu dengan membaca buku dan bertanya pada teman.

  b. Orang yang dinilai atau dilihat, dalam hal ini adalah guru. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain: 1) Atribulasi

  Atribulasi diartikan sebagai suatu proses bagaimana seseorang mencari kejelasan sebab-sebab dari perilaku orang lain. Seseorang tersebut tidak hanya tertarik mengamati perilaku seseorang saja tetapi juga mencari tahu penyebab dari orang yang diamati. Penilaian seseorang dan reaksinya terhadap perilaku orang lain dipengaruhi oleh persepsi mereka bahwa orang lain itu bertanggung jawab atas perilakunya. Misalnya, seorang guru terlambat datang ke sekolah karena ban motornya bocor masih bisa dimaklumi. Tetapi jika terlambatnya guru datang ke sekolah karena bangun kesiangan, maka guru itu akan mendapatkan sanksi. 2) Stereotype

  Stereotype adalah suatu proses yang cenderung melihat orang lain

  sebagai suatu bagian dari suatu kelas/kategori. Di dalam stereotype terdapat suatu persetujuan umum atas sifat-sifat yang disandang dan timbulnya suatu perbedaan antara sifat yang disandang dengan sifat yang senyatanya. Misalnya, seorang guru perempuan bersifat teliti, rajin, berpakaian rapi, dan wangi, walaupun pada kenyataannya terdapat perbedaan antara sifat-sifat yang telah disetujui dalam stereotype dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sifat senyatanya. Namun proses seperti ini berlangsung di dalam menimbulkan persepsi.

  3) Hallo Effect

  Hallo effect digunakan untuk menilai seseorang berdasarkan atas salah

  satu sifat yang diketahui oleh orang yang menilai. Misalnya rajin, cerdas, kerjasama, malas, dsb. Salah satu dari sifat yang kebetulan dilihat oleh penilai dapat menutupi sifat-sifat lainnya.

  Berdasarkan uraian di atas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi mahasiswa terhadap status sosial ekonomi guru, maka dapat dismpulkan bahwa faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: a. Faktor internal atau faktor dari dalam diri mahasiswa, misalnya: motivasi, minat, kepribadian, bakat, pengalaman.