PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU DAN GOLONGAN RUANG

  

PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI

DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS

GURU DAN GOLONGAN RUANG

  

Studi Kasus Pada Guru SD, SMP, dan SMA di Kecamatan Bambanglipuro

Kabupaten Bantul Yogyakarta

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

oleh:

HYANCINTHUS EKO GUSWANTO

  

041334052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

  1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah Nya

  2. Bapak & Ibu

  3. Adik – adikku

  4. Sanak- saudara yang telah membantu perjuangan ini

  5. Teman-teman seperjuangan

  

MOTTO

Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu sampai

senantiasa sampai kepada akhir zaman

  

(Mateus 27; 20)

Janganlah berhenti untuk selalu belajar dari

kehidupan, dari segala hal yang telah dilalui,

sedang dijalani dan yang akan menyapamu

nanti.

  

Tidak ada rahasia untuk menggapai sukses.

Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja

keras, dan mau belajar dari kegagalan.

  

(General Collin Powell)

  

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI

TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, DAN GOLONGAN RUANG

  

Studi Kasus Pada Guru-Guru SD, SMP, dan SMA di Kecamatan Bambanglipuro

Kabupaten Bantul Yogyakarta

Hyancinthus Eko Guswanto

Universitas Sanata Dharma

  

Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan persepsi guru

terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan; (2) perbedaan persepsi guru

terhadap uji sertifikasi ditinjau dari status guru; (3) perbedaan persepsi guru terhadap

uji sertifikasi ditinjau dari golongan ruang.

  Penelitian dilaksanakan di SD, SMP dan SMA Negeri dan Swasta yang ada di

Kecamatan Bambanglipuro pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2008.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 357 guru. Sampel penelitian berjumlah 189

guru. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisa data

menggunakan uji T dan uji F.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Tidak ada perbedaan persepsi guru

terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan (T hitung = 0,192 < T tabel =

1,974), (2) Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari

status guru (F hitung = 2,592 < F tabel = 3,04), (3) Tidak ada perbedaan persepsi guru

terhadap uji sertifikasi ditinjau dari golongan ruang (F hitung = 0,717 < F tabel = 3,07).

  

ABSTRACT

TEACHER’S PERCEPTION TOWARDS TEACHER’S FROFESSIONAL

CERTIFICATE PERCEIVED FROM EDUCATIONAL LEVEL, TEACHER’S

  

STATUS, AND RANK CLASSIFICATION

A Case Study at Elementary School and Senior High School Teachers in

Bambanglipuro District, Bantul Regency

  

Hyancinthus Eko Guswanto

Sanata Dharma University

2009

The purposes of this research are to know the different perception of teachers

towards teachers proffessional certificate perceived from: 1) the educational level; 2)

teacher’s status; 3) rank classification.

  This research was conducted at private and state Elementary School and

Senior High Schools in Bambanglipuro District, Bantul Regency in Agustus 2008.

The methods of data collection were documentation and questionnaire. The

population of this research were 357 teachers. The samples of this research were 189

teachers. The technique of taking samples was purposive sampling. The techniques of

data analysis were T test and F test.

  The results of this research show that there isn’t any different perception

towards teacher’s professional certificate perceived from: (1) educational level (F count

= 0,192 < F table = 1,974), (2) teacher’s status (F count = 2,592 < F table = 3,04), (3) rank

classification (F count = 0,717 < F table = 3,07).

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PERSEPSI GURU

TERHADAP UJI SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN,

STATUS GURU DAN GOLONGAN RUANG”. Skripsi ini diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang

merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

  Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran,

masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi.

  

4. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA. Selaku Dosen Pembimbing, yang

dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.

  

5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama

kuliah.

  

6. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas segala

keramahannya dalam membantu penulis selama kuliah di USD.

  

7. Bapak dan Ibu tercinta, Singgih dan Lisa, yang tidak pernah lelah memberikan

doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu beserta kalian semua.

  

8. Buat seseorang yang belum bisa disebut namanya. Sesuatu itu akan indah

pada waktunya nanti.

  

9. Seluruh keluarga Hadi Siswoyo terima kasih atas dukungan, saran dan

kepercayaan yang telah diberikan terima kasih yang sebesar-besarnya.

  

10. Buat Agustinus Widayanto dan Yohanes Kurniawan Masturi (Koe Ojo Do

Sembrono Wae ) terima kasih atas dukungannya selama ini.

  

11. Angkatan 2004 “ Pandu, Wibi, Donny, Dana, Dion, Didik, Rudi, Agung,

Anton, Galuh, Welly, Hariz, Tri Purnomo, Moko, Sukaca, Yoga, Pungki dan

(Lasmex, Indra, Emy, Mamy, dan Wina, Yanita, Nia, Garet, Sella, Anna). Terima kasih atas bantuannya selama ini.

  12. Teman-teman satu angkatan Pendidikan Akuntasi 2004 yang tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu.

  13. Buat teman-teman seperjuangan di Siten khususnya RW 05 Samsuri “Jolo”, Sarjiono” Bundang”, Asnawi” Temix”, Maryanto” Gugon”, Puji Raharjo” Tepos”, Kusnadi” Mendem”, (Alm) Tri Endarto, Sugeng, Tri Asmoro, Sukisno, Yasa, Nurul, Heni, Wanto, Teguh, Antok. Terima kasih atas bantuan dan dukunganya selama ini.

  

14. Teman-teman PASERBUMI BAMBANGLIPURO berjuanglah untuk menang.

  15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

  Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi

perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak yang memerlukannya.

  Yogyakarta, 5 Februari 2009 Penulis

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... vi

LEMBAR PUBLIKASI ............................................................................................ vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

ABSTRACT .............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xviii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Batasan Masalah .........................................................................................

  5 C. Rumusan Masalah ........................................................................................

  6 D. Tujuan Penelitian .........................................................................................

  6 E. Manfaat Penelitian .......................................................................................

  7

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik .............................................................................................

  9

1. Pengertian persepsi ......................................................................................

  9

  2. Pengertian Guru .......................................................................................... 11

  3. Sertifikasi Guru ........................................................................................... 17

  

4. Program Sertifikasi Guru ............................................................................ 24

  5. Tingkat Pendidikan ...................................................................................... 27

  6. Status Guru ................................................................................................... 29

  7. Golongan Ruang .......................................................................................... 30

  B. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 31

C. Hipotesis ........................................................................................................

  34 BAB III METODE PENELITIAN

  A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 35

  B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 35

  C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................................ 35

  D. Populasi dan Sampel .................................................................................... 36

  E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ............................................................. 38

  F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 44

  G. Uji Kuisioner ................................................................................................ 45

  H. Teknik analisis data ....................................................................................... 50

  BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data .............................................................................................. 56 B. Hasil Pengujian Normalitas dan Homogenitas ............................................ 62 C. Pengujian Hipotesis ...................................................................................... 65 D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 68 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................................. 76 B. Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 76 C. Saran ............................................................................................................. 77 Daftar Pustaka .........................................................................................................

  80 Lampiran ................................................................................................................. 82

  DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel ...........................................................

  40 Tabel 3.2 Rangkuman Uji Validitas Yang Tidak Valid .................................

  46 Tabel 3.3 Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ...................

  46 Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Reabilitas Instrumen Penelitian ..................

  49 Tabel 4.1 Sebaran Responden Penelitian .......................................................

  56 Tabel 4.2 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ......................

  57 Tabel 4.3 Kesimpulan Responden Menurut Tingkat Pendidikan ..................

  57 Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut Status Guru ...................................

  57 Tabel 4.5 Kesimpulan Responden Menurut Status Guru ...............................

  58 Tabel 4.6 Deskrepsi Responden Menurut Golongan Ruang Guru ................

  58 Tabel 4.7 Kesimpulan Responden Menurut Golongan Ruang Guru .............

  58 Tabel 4.8 Deskrepsi Persepsi Guru Terhadap Uji sertifikasi .........................

  59 Tabel 4.9 Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi .......................................

  59

Tabel 4.10 Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi ...................................................

  60 Tabel 4.11 Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi ........................................

  61 Tabel 4.12 Rangkuman Pengujian Normalitas Variabel Penelitian ................

  62 Tabel 4.13 Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian ............

  64 Tabel 4.14 Rangkuman Pengujian Homogenitas Variabel Penelitian ............

  65 Tabel 4.15 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru ...................................

  65 Tabel 4.16 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru ...................................

  66 Tabel 4.17 Hasil Pengujian Perbedaan Persepsi Guru ....................................

  67

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner .....................................................................................

  82 Lampiran 2 Data Prapenelitian........................................................................

  87 Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ...............................................

  89 Lampiran 4 Data Induk Penelitian ..................................................................

  91 Lampiran 5 Deskripsi Data ............................................................................. 100

Lampiran 6 Normalitas dan Homogenitas ...................................................... 105

Lampiran 7 Pengujian Hipotesis ..................................................................... 110

Lampiran 8 Daftar r t Tabel, t Tabel, dan F Tabel .......................................... 112

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian..................................................................... 118

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan kebutuhan yang penting bagi

  peningkatan sumber daya manusia. Banyak faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan yang rendah di Indonesia membuat pembangunan bangsa menjadi terganggu. Bidang pendidikan menempati posisi paling tertinggi bagi pembangunan suatu bangsa dibandingkan bidang- bidang yang lain.

  Salah satu faktor yang dianggap cukup signifikan dalam mendongkrak mutu pendidikan adalah meningkatkan kualitas guru. Kualitas guru pada kenyataanya sangat bervariasi. Guru yang berkualitas akan mempertinggi kinerjanya sebagai seorang guru yang profesional. Kinerja guru yang baik tentu saja harus dihargai dengan memperhatikan kesejahteraan guru.

  Pemerintah mengambil langkah dengan mengesahkan undang-undang guru dan dosen dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah tentang guru dan dosen. Subtansi peraturan tersebut adalah peningkatan profesionalisme dan kompetensi guru. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Undang-undang ini akan memberi perlindungan atas hak dan kewajiban profesi guru, serta jaminan peningkatan kesejahteraan guru. Bagi guru-guru, hal yang sangat ditunggu- tunggu adalah ingin meyakinkan kebenaran pada salah satu bab pada undang- undang tersebut, yang secara eksplisit menyebut tentang peningkatan gaji guru.

  Kondisi nyata yang terjadi di lapangan memperlihatkan bahwa penghargaan terhadap jabatan profesi guru belum sejajar dengan profesi lain seperti notaris, dokter, pengacara, dll. Untuk itu banyak guru yang kurang bangga dengan predikat mereka, sebab penghargaan terhadap profesi ini secara ekonomi tergolong kecil sehingga banyak yang tidak mau menjadi guru. Jika pemikiran dan opini ini berkembang dalam masyarakat, maka yang mau menjadi guru adalah orang-orang yang tidak terlalu cerdas karena orang- orang yang cerdas lebih memilih profesi lain yang menurut opini masyarakat cukup menjanjikan. Padahal peran guru menentukan perjalanan bangsa kita. Guru tak bisa lagi dihibur dengan gelar “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” yang identik dengan keprihatinan. Keprihatinan ini juga berkaitan dengan minimnya gaji yang diterima oleh guru, yang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup minimum.

  Keberadaan undang-undang guru dan dosen membuat posisi guru sebagai sebuah profesi semakin terlindungi serta kesejahteraan guru semakin terjamin. Untuk itu, guru-guru di Indonesia harus terus-menerus meningkatkan kualitas kinerjanya sehingga mampu membawa bangsa ini bangkit dari keterpurukan, menjadi bangsa yang cerdas, maju, mandiri, sejahtera dan berbudaya serta memiliki daya saing dalam tataran pergaulan internasional.

  Uji sertifikasi pendidik merupakan kontrol kualitas calon pendidik, sehingga setiap orang yang memiliki sertifikat pendidik telah dinilai dan diyakini mampu melaksanakan tugas mendidik, mengajar dan melatih peserta didik. Sertifikasi ini akan menimbulkan dampak yang positif terhadap profesi guru di tanah air. Selain meningkatkan kualitas guru, sertifikasi menunjukkan pengakuan dari pemerintah terhadap profesi guru. Sertifikasi mengajar ini sangat penting dimiliki oleh para pendidik, karena berdasarkan sertifikasi ini guru dan dosen bisa mendapatkan berbagai fasilitas terutama yang berhubungan dengan tunjangan yang akan diperoleh.

  Namun kondisi nyata di lapangan menunjukkan, dari 1,6 juta guru di Indonesia tidak ada yang memegang sertifikasi mengajar ( Banjarmasin Post, 2006 ). Pro dan kontra tampak dalam penentuan guru yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan mengikuti program sertifikasi. Faktor yang diduga kuat adalah latar belakang pendidikan, status guru, dan golongan ruang.

  Latar belakang pendidikan guru merupakan kualifikasi akademik yang dimiliki oleh guru. Semakin tinggi pendidikan guru maka semakin luas wawasan yang dimiliki oleh guru. Tidak semua guru mempunyai latar belakang pendidikan yang sama, ada yang menjadi guru dengan tingkat pendidikan DII, ada yang lulus DIII kemudian menjadi guru dan ada pula yang lulusan S1 atau S2 juga berprofesi sebagai guru. Dari perbedaan tingkat pendidikan guru ini akan menimbulkan cara pandang guru atau persepsi guru terhadap uji sertifikasi.

  Di sisi lain status guru dalam suatu organisasi sekolah juga berpengaruh terhadap kesejahteraannya. Misalnya guru swasta dengan guru negeri akan mempunyai tingkat kesejahteraan yang berbeda-beda. Karena ada perbedaan itu, maka setiap guru dengan statusnya masing-masing akan mempunyai persepsi yang berbeda dalam menyikapi sertifikasi dan kesejahteraan. Ketiga tinjauan ini merupakan aspek yang sangat relevan terutama yang berkaitan dengan sertifikasi guru. Hal ini dikarenakan guru sebagai akademisi sekolah bukan sebagai guru yang mementingkan kompetensi pada suatu golongan tertentu di masyarakat.

  Golongan ruang ada kaitannya dengan tingkat pendidikan dan lama bekerja seorang guru, jika tingkat pendidikan guru itu tinggi maka golongan ruang yang akan dimiliki guru itu juga tinggi dan masih dapat mengajukan permohonan kenaikan pangkat atau golongan ruang guru sampai dengan jenjang maksimal kepangkatannya berdasarkan tingkat pendidikan terakhirnya. Karena pendidikan terakhir dan lama bekerja setiap guru tidak sama maka golongan ruang yang disandang guru juga tidak sama. Apabila guru menyandang golongan ruang yang tinggi berarti guru juga mempunyai wawasan yang luas terutama di bidang pendidikan, dari perbedaan golongan ruang yang disandang setiap guru akan mempunyai persepsi yang berbeda- beda terhadap uji sertifikasi ini terutama dengan masalah kesejahteraannya.

  Di Indonesia, uji sertifikasi menimbulkan kontroversi baik di kalangan guru negeri maupun guru swasta. Pihak yang setuju dengan diadakanya uji sertifikasi, guru berpendapat bahwa program ini dapat meningkatkan kesejahteraan. Sedangkan pihak yang tidak setuju, uji sertifikasi tidak mudah karena harus mengumpulkan portofolio sedangkan guru juga masih bingung dengan portofolio. Persoalan ini juga masih membingungkan bagi guru-guru Kabupaten Bantul, sehingga guru harus menunggu kapan uji sertifikasi ini diadakan di Kabupaten Bantul secara serentak.

  Berdasarkan latar belakang tersebut, terutama telah disahkannya Undang-Undang No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Persepsi Guru Terhadap Uji Sertifikasi,

  Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan, Status Guru, dan Golongan Ruang”,

  studi kasus pada Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul.

B. Batasan Masalah

  Ada berbagai faktor yang berhubungan dengan persepsi guru terhadap uji sertifikasi. Penelitian ini akan memfokuskan pada variabel tingkat pendidikan guru, status guru, dan golongan ruang. Sedangkan cakupan dalam sertifikasi sesuai dengan peraturan menteri Pendidikan Nasional RI no 18 tahun 2007 meliputi 10 komponen yaitu : (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalamam organisasi di bidang pendidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevandengan bidang pendidikan.

  C. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :

  1. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari tingkat pendidikan guru?

  2. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari status guru?

  3. Apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari golongan ruang guru.

  D. Tujuan penelitian

  Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari pendidikan guru.

  2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari status guru.

  3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi guru terhadap uji sertifikasi ditinjau dari golongan ruang guru.

E. Manfaat Penelitian

  Penelitian yang dilakukan ini kiranya dapat bermanfaat bagi : 1.

  Bagi Pemerintah Hasil penelitihan ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan profesi guru, khususnya yang berkaitan dengan sertifikasi yang dirumuskan dalam UU RI no 14 Tahun 2005.

2. Bagi Guru

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan memberikan dukungan yang positif untuk menjadi guru yang profesional.

  3. Bagi Penulis Hasil penelitihan ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan memberikan pengalaman yang bermanfaat terutama mengenai profesi guru yang erat kaitannya dengan kesejahteraan dan penghargaan terhadap profesi guru.

  4. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitihan ini diharapkan dapat mendorong pemikiran- pemikiran kritis dalam bentuk penelitian-penelitian pengembangan sehingga dapat memberi sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi perkembangan pendidikan di Indonesia.

  5. Bagi Universitas

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan informasi khususnya tentang profesi guru, sebagai penyelenggara pendidikan yang menghasilkan lulusan yang berkualifikasi sebagai tenaga pengajar dan sebagai tambahan referensi penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik

1. Pengertian Persepsi

  Persepsi adalah pengamatan secara global, kemampuan untuk membedakan antara obyek yang satu dengan yang lain berdasarkan ciri-ciri fisik obyek-obyek itu misalnya ukuran, warna dan bentuk (Winkel 1986:161). Menurut Ign. Masidjo (1995:96) tingkah laku dalam tingkatan persepsi mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan kesadaran akan hadirnya rangsangan dan pembedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.

  Menurut Mahfudh Shalahuddin (1991:73) persepsi merupakan bentuk pengalaman yang belum disadari benar, sehingga individu yang bersangkutan belum mampu membedakan diri sendiri dengan objek yang dihayati. Menurut Bimo walgito (1994:53) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Supaya individu dapat menyadari dan dapat mengadakan persepsi maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :

  1. Adanya objek yang dipersepsikan

  Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor), dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf penerima (sensoris) yang bekerja sebagai reseptor.

2. Alat indera atau reseptor

  Yaitu merupakan alat untuk menerima stimulus, dan ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf otak sebagai pusat kesadaran. Dan sebagai alat untuk mengadakan respons diperlukan syaraf motoris.

  3. Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula adanya perhatian, yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi, maka untuk mengadakan persepsi ada syarat yang bersifat fisik atau kealaman, fisiologis dan psikologis.

  Menurut Irwanto (1988 :76) persepsi lebih bersifat psikologis daripada merupakan proses penginderaan, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :

  a. Perhatian yang selektif Individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu sehingga obyek-obyek atau gejala-gejala lain tidak akan tampil ke muka sebagai obyek pengamat. b.

  Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang besar di antara yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan yang intensitas rangsangnya paling kuat.

  c.

  Nilai-nilai dan kebutuhan individu Seorang seniman mempunyai pola dan cita rasa yang berbeda dibandingkan orang yang bukan seniman. Anak pada golongan ekonomi rendah menganggap satu keping uang logam bernilai besar dibanding dengan anak orang kaya.

  d. Pengalaman terdahulu Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.

  Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah proses memahami, menerima, mengkoordinasikan, menginterpretasikan rangsangan di lingkungannya melalui panca indera, sehingga individu menyadari dan mengerti apa yang diinderakan.

2. Pengertian Guru.

  Guru adalah salah satu bagian dalam kegiatan belajar mengajar dan memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, sebab fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. Guru merupakan profesi yang jabatannya atau pekerjaan yang memerlukan keahlihan khusus sebagai guru (Uzer Usman).

  Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen guru, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Menurut Susanto (2002:28), profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang dipersiapkan khusus untuk melakukan pekerjaan tersebut dan guru profesional adalah orang yang memiliki kemampun khusus dalam bidang keguruan sehingga guru mampu melakukan tugas dan fungsinya dengan kemampun yang maksimal.

  1. Hak dan Kewajiban Guru Dalam undang undang sistem pendidikan nasional guru sebagai pendidik mempunyai hak untuk memperoleh: a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja c. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas d. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual e. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.

  Dalam undang undang sistem pendidikan nasional guru sebagai pendidik mempunyai kewajiban untuk: a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis.

  b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

  c. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

  2. Peranan guru Menurut Peter F. Oliver dalam Piet A Sahertian (1990:36), guru mempunyai peranan sebagai berikut: a. guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai informasi disebut juga sebagai penceramah pada zaman itu b. guru sebagai orang sumber (resourse person). Guru dianggap sebagai manusia sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik. c.

  Guru sebagai fasilitator. Guru menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar, memperlengkapi berbagai sumber yang membantu siswa untuk dapat belajar.

  d.

  Guru sebagai konselor. Guru membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri.

  e.

  Guru sebagai pemimpin kelompok. Dalam belajar guru berperan sebagai master ceremony, pemimpin dalam kelompok, yang menstimulir gejala-gejala untuk belajar bersama dalam kelompok belajar, memandang gejala-gejala sehingga semua berpartisipasi bersama.

  f. Guru sebagai tutor. Guru menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.

  g. Guru sebagai manajer yang menyajikan pelayanan media belajar yang disediakan.

  h. Guru sebagai pembina laboratorium. Guru meletakkan berbagai pendekatan dalam menyajikan pelayanan. Maksudnya eksperimen dalam proses mengajar menyusun berbagai kegiatan penelitian oleh siswa melalui observasi dan mencatat hasil observasi dengan demikian anak ikut aktif memecahkan.

3. Kode etik guru

  Kode etik merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi. Dalam menjalankan profesinya guru di Indonesia berpedoman pada kode etik guru yang berisi sebagai berikut (Samana, 1994:117): a.

  Guru berbakti membimbing peserrta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila.

  b.

  Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional.

  c.

  Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

  d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar mengajar.

  e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan

  f. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

  g. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.

  h. Guru secara bersama–sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. i. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

4. Prinsip guru

  Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: 1. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme 2. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia

  3. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas

  4. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas 5. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan 6. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja 7. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat 8. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan 9. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

  Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.

3. Sertifikasi Guru

  Pengertian sertifikasi secara umum mengacu pada National

  Commision on Educatinal Services (NCES) disebutkan“Certification is a procedure whereby the state evaluates and reviews a teacher candidate’s credentials and provides him or her a license to teach”(Sawali Tuhusetya, 2007).

  Dalam pedoman tanya jawab tentang sertifikasi (Depdiknas Dirjen Peningkatan Mutu dan Tenaga Kepandidikan, 2007) sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas yang bertujuan guna menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran, meningkatkan profesionalisme guru, serta mengangkat harkat dan martabat guru. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

1. Tujuan Sertifikasi

  Dalam situs www.sertifikasiguru.org mencantumkan bahwa secara garis besar sertifikasi guru bertujuan untuk meningkatkan kualitas guru yang pada akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

  Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang disahkan tanggal 30 Desember 2005 tujuan sertifikasi adalah :

  a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

  b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.

  c. Meningkatkan martabat guru.

  d. Meningkatkan profesionalitas guru.

  2. Manfaat Sertifikasi

  Adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diberikan sebagai berikut : a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru.

  b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan profesional.

  c. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK, dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi pengguna layanan pendidikan.

  d. Menjaga penyelenggara pendidikan dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.

  e. Memperoleh tunjangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.

  3. Kompetensi Sertifikasi Di dalam Portofolio

  Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru, komponen portofolio meliputi : a. Kualifikasi akademik

  Kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun non gelar (D4 atau Post Graduate Diploma), baik didalam maupun diluar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikasi diploma.

  b. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan atau peningkatan kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, maupun international. Bukti fisik komponen ini dapat berupa sertifikat, piagam, atau surat keterangan dari lembaga penyelenggara diklat.

  c. Pengalaman Mengajar Pengalaman mengajar yaitu masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang (baik dari pemerintah, atau dari kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan). Bukti fisik dari komponen ini dapat berupa surat keputusan atau surat keterangan yang sah dari lembaga yang berwenang.

  d. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

  Perencanaan pembelajaran yaitu persiapan mengelola pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam kelas pada setiap tatap muka. Perencanaan pembelajaran ini paling tidak memuat perumusan tujuan atau kompetensi, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan sumber atau media pembelajaran, dan penilaiaan proses dan hasil belajar. Pelaksanaan pembelajaran yaitu kegiatan guru dalam mengelola pembelajaran dikelas dan pembelajaran individual.

  Kegiatan ini mencangkup :

  • Tahapan pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi)
  • Kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media atau sumber belajar, evaluasi, penggunaan bahasa)
  • Penutup (refleksi, rangkuman, dan tindak lanjut) Bukti fisik yang dilampirkan berupa dokumen hasil penilaiaan oleh kepala sekolah atau pengawas tentang pelaksanaan pembelajaran yang dikelola oleh guru. Khusus untuk guru bimbingan dan konseling, komponen pelaksanaan pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan guru bimbingan dan konseling yang meliputi bidang pelayanan bimbingan pendidikan atau kegiatan belajar, karier, pribadi, sosial, akhlak mulia atau budi pekerti. Jenis dokumen yang dilaporkan berupa :
  • agenda kerja guru bimbingan dan konseling

  • daftar konseli (siswa)
  • data kebutuhan dan permasalahan konseli
  • laporan bulanan
  • laporan semesteran atau tahunan
  • aktifitas pelayanan bimbingan dan konseling (pemahaman, pelayanan langsung, pelayanan tidak langsung)
  • laporan hasil evaluasi program bimbingan konseling
  • bukti fisik yang dilampirkan berupa fotokopi rekaman atau dokumen laporan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang disahkan oleh atasan.

  Dokumen ini dinilai oleh asesor dengan menggunakan format penilaiaan.

  e. Penilaian dari atasan dan pengawas Penilaian dari atasan dan pengawas yaitu penilaian atasan terhadap kompetensi kepribadian dan sosial, yang meliputi aspek-aspek ketaatan menjalankan ajaran agama, tanggung jawab, kejujuran kedisiplinan, keteladanan etos kerja, inovasi dan kreativitas, kemampuan menerima kritik dan saran, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan bekerja sama dengan menggunakan Format Penilaian Atasan.

  f. Prestasi akademik Prestasi akademik yaitu prestasi yang dicapai guru, hal ini yang terkait dengan bidang keahliannya yang mendapat pengakuan dari lembaga atau panitia penyelenggara, baik tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, maupun international. Komponen ini meliputi :

  • Lomba dan karya akademik (juara lomba atau penemuan karya monumental dibidang pendidikan atau nonkependidikan)
  • Pembimbingan teman sejawat (instruktur, guru inti, tutor)
  • Pembimbingan siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler pramuka, drum band, madding, karya ilmiah remaja atau KIR.

  Bukti fisik yang dilampirkan berupa surat penghargaan, surat keterangan, atau sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga atau panitia.

  g. Karya pengembangan profesi Karya pengembangan profesi yaitu suatu karya yang menunjukkan adanya upaya dan hasil pengembangan profesi yang dilakukan oleh guru.

Dokumen yang terkait

KINERJA GURU DITINJAU DARI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN TUNTUTAN KINERJA GURU DITINJAU DARI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN TUNTUTAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI 2 REMBANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 17

PENDAHULUAN KINERJA GURU DITINJAU DARI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN TUNTUTAN SERTIFIKASI GURU DI SMA NEGERI 2 REMBANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 17

PRESTASI BELAJAR IPS SISWA DITINJAU DARI PERSEPSI PERGAULAN SIWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN GURU

0 0 16

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 184

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 208

PERSEPSI GURU TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, BEBAN MENGAJAR, DAN STATUS GURU

0 4 201

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN GURU, GOLONGAN JABATAN GURU DAN MASA KERJA GURU

0 0 113

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS KEPEGAWAIAN, DAN LAMA MENJALANI PROFESI GURU

0 0 201

PERSEPSI GURU TERHADAP SERTIFIKASI DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS GURU, DAN MASA KERJA GURU

0 0 104

PERSEPSI GURU TERHADAP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DITINJAU DARI PENGALAMAN MENGAJAR, TINGKAT PENDIDIKAN DAN JENJANG PENDIDIKAN

0 1 159