HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN KONSEP DIRI PADA REMAJA YANG BERGAYA HARAJUKU DI YOGYAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN KONSEP DIRI PADA REMAJA YANG BERGAYA HARAJUKU DI YOGYAKARTA HALAMAN JUDUL Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Oleh : Yohanna Dyah NurSanti
NIM: 049114074
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Keluargaku yang sangat aku sayangi,
Papa Nur, Alm. mama Arie, kakak ku Yoyok, mama Dewi dan juga adikku Julio
You’re all my lovely people
HALAMAN PERSEMBAHAN
Waktu mengajarkan banyak hal.
Waktu jugalah yang memberikan berlembar-lembar sketsa kehidupan.
Ada sisi sketsa wajah senang, sedih, sendiri, tak berekspresi.
Ketika aku bisa melukis semua sketsa wajah itu.
Aku bersyukur untuk semua hal.
Aku menjadi lebih dewasa
Kepada keluargalah, pertama kali kupersembahkan penghargaan.
Terima kasih atas segala kasih sayang, semangat serta kepercayaan waktu untuk
menentukan hidupku.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.Yogyakarta, 15 Mei 2009 Penulis Yohanna Dyah NurSanti
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN KONSEP DIRI PADA
REMAJA YANG BERGAYA HARAJUKU DI YOGYAKARTA
Yohanna Dyah Nur Santi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungankonformitas dan konsep diri pada remaja yang bergaya Harajuku di Yogyakarta.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara konformitas
dan konsep diri pada remaja yang bergaya Harajuku di Yogyakarta. Konformitas
dalam hal ini adalah sikap remaja yang berusaha menyesuaikan diri dengan
kelompok. Mereka tidak ingin tampak berbeda dari kelompok, supaya mendapat
penerimaan dalam kelompok. Konsep diri merupakan suatu bentuk kesadaran,
persepsi kognitif, serta evaluasi terhadap diri. Konsep diri ini bukanlah unsur
bawaan namun merupakan interaksi antara diri dan lingkungan.Subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 remaja yang bergaya Harajuku.
Subjek penelitian terdiri dari 28 remaja laki-laki dan 22 remaja perempuan,
berusia antara 12 sampai 18 tahun. Metode pengumpulan data yang digunakan
adalah survey menggunakan skala Likert. Konformitas diukur dengan skala
konformitas, konsep diri diukur dengan skala konsep diri. Pada uji validitas dan
reliabilitas, skala konformitas memperoleh 48 aitem sahih dengan reliabilitas
0,935 sedangkan pada skala konsep diri diperoleh 50 aitem sahih dengan
reliabilitas 0,962.Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi
Product Moment dari Pearson dengan taraf signifikansi 0,01 dan menghasilkan
koefisien korelasi sebesar -0,544.Kata kunci: konformitas, konsep diri, remaja dan Harajuku
ABSTRACT
ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN CONFORMITY AND SELF-
CONCEPT OF HARAJUKU-STYLED TEENAGERS IN YOGYAKARTA
Yohanna Dyah Nur Santi
Faculty of Psychology Sanata Dharma University
Yogyakarta
2009
This research was to find a correlation between conformity and self-concept of Harajuku-styled teenagers in Yogyakarta. The hypothesis stated there
was a negative correlation betweeen conformity and self-concept of Harajuku-
styled teenagers in Yogyakarta. Conformity was how teenagers adapted to group.
They would not be different from the group, so that the group accepted them.
Whereas self-concept was an awareness, cognitif perception, and evaluation of
self. Self-concept was not natural but an interaction between self and
environment.The subjects were 50 teenagers, 28 males and 22 females, age of 12-18
year old and had Harajuku style. The method was a survey using Likert scale.
Conformity measured by conformity scale and self-concept by self-concept scale.
The validity and the reliability coefficient of conformity scale found 48 valid
items with reliability of 0.935. Whereas the validity of self-concept found 50
items with reliability of 0.962. The data analysis used Pearson Product Moment
with alpha (α) 0.01 shows the correlation coefficient between conformity and self-
concept of -0.544.Keywords: conformity, self-concept, teenagers and Harajuku
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Yohanna Dyah NurSantiNomor Mahasiswa : 049114074
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang berjudul :HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DAN KONSEP DIRI PADA
REMAJA YANG BERGAYA HARAJUKU DI YOGYAKARTAbeserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 13 Juni 2009 Yang menyatakan,
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KATA PENGANTAR
Segala puji, hormat serta syukur kepada Yesus Kristus yang selalumemberikan kekuatan dan keyakinan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Sanata Dharma, Yogyakarta.Penulis menyadari bahwa telah banyak pihak yang memberikan bantuan
berupa dorongan, arahan, dan data yang diperlukan mulai dari persiapan,
pelaksanaan penelitian hingga tersusunnya skripsi ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.2. Sylvia Carolina, MYM., S.Psi., M. Si. selaku dosen pembimbing skripsi.
3. Drs. H. Wahyudi, M.Si. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan
masukan dan kritik kepada penulis.
4. Dr. A. Priyono Marwan, SJ. selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan masukan dan kritik kepada penulis.
5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
6. Segenap staf Fakultas Psikologi, Mas Gandung, Pak Gie, Mbak Nanik, Mas
Muji dan Mas Doni, terima kasih atas segala bantuan dan pelayanan yang
7. Kepada seluruh keluarga atas segala bentuk sayangnya, segala doa, ketulusan
dan kesabarannya yang takkan terbalas oleh apapun dan sampai kapan pun.
8. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu memberikan semangat dan perhatian
tertulus : Dewi, Ella, Ika, Tere. Sampai kapan pun, kalian adalah sahabat terbaik, terima kasih telah membuat kehidupanku menjadi indah dan menyenangkan.
9. Sahabat-sahabat dari masa SMA yang terus mendukung dan mendoakan
skripsiku. Winny, Lien-lien, Bon-bon, Yurika. Yuvina, Yully, Denny, Yudha, dan Not-not.
10. Teman-teman Psikologi 2004 yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan proses belajar di Psikologi : Galih, Hetty, Frenky, Yoan, Nico, Aji, Evi, Vonny, Susi, Anggit, Ocha, Ronald Psi ’02 dan teman-teman angkatan 2004 lainnya.11. Ko Arfin yang selalu menjadi semangatku, dan berharga untukku.
12. Fung-Fung, ms. Albert, Ko Jemmy, Cie Aci, Cie Oliv, ms. Joko, mb. Cici, &
ms. Arif. Terimakasih atas bantuan dan dukungannya.13. Kak Bunga Siregar, terima kasih banyak untuk bantuannya.
14. Anata, Pika, Kike-chan, Ore, Nico, Ryant, serta anak-anak Shimatta,
Oregakure , Albatros, Netsubo, Amananogawa, Atsuki, Sinyuu. Terima kasih telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.
15. Romo Koko, terima kasih untuk doa dan dukungan moralnya sehingga penulis
bisa selalu merasa dikuatkan selalu dalam menjalani kehidupan ini.
16. Teman-teman kuliah di Fakultas Psikologi Sanata Dharma, semoga waktu
yang telah kita habiskan bersama dapat menjadi kenangan indah sampai hari tua kita.17. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
memiliki berbagai keterbatasan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan.Akhir kata, semoga skripsi ini berguna bagi kita semua.
Yogyakarta, Mei 2009 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................ vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
LAMPIRAN .....................................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 6 D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 7
A. Konsep Diri................................................................................................. 71. Definisi ................................................................................................. 7
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Konsep Diri............. 9
4. Aspek-Aspek Konsep Diri pada Remaja .............................................. 13
B. Konformitas .............................................................................................. 14
1. Definisi ............................................................................................... 14
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konformitas ................................. 16
3. Aspek Konformitas pada Remaja......................................................... 18
4. Tipe-tipe Konformitas ......................................................................... 18
5. Konformitas pada Remaja ................................................................... 20
C. Remaja yang Bergaya Harajuku ................................................................ 20
1. Definisi dan Batasan Remaja ............................................................... 20
2. Karakteristik Remaja ........................................................................... 21
3. Gaya Harajuku .................................................................................... 23
D. Dinamika Hubungan antara Konformitas dan Konsep Diri pada Remaja ... 26
E. Hipotesis ................................................................................................... 29
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................... 30
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 30 B. Identifikasi Variabel.................................................................................. 30 C. Definisi Operasional Variabel-Variabel Penelitian..................................... 30 D. Subjek Penelitian ...................................................................................... 32 E. Metode dan Tehnik Pengumpulan Data ..................................................... 32 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data ........................................ 38 G. Pelaksanaan Uji Coba Alat Pengumpulan Data.......................................... 38 H. Hasil Uji Coba Alat Pengumpulan Data..................................................... 39
BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN .................................. 43
A. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 43 B. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian ........................................................ 43 C. Hasil Penelitian ......................................................................................... 45 D. Pembahasan .............................................................................................. 48BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 50
A. Kesimpulan ............................................................................................... 50 B. Saran......................................................................................................... 50DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Blue Print Skala konformitas................................................................ 34
Tabel 2. Distribusi Aitem Pra Uji Coba Skala konformitas Aspek dan Sifat
Favorabel /Tidak favorabel..................................................................... 34
Tabel 3. Blue Print Skala konsep diri ................................................................. 36
Tabel 4. Distribusi Aitem Pra Uji Coba Skala Konsep Diri Menurut Aspek dan
Sifat Favorabel / Tidak favorabel............................................................ 37Tabel 5. Aitem yang sahih dan gugur pada skala konformitas ............................ 40
Tabel 6. Susunan aitem-aitem skala konformitas (setelah uji coba) .................... 40
Tabel 7. Aitem yang sahih dan gugur pada skala konsep diri.............................. 41
Tabel 8. Susunan aitem-aitem skala konsep diri (setelah uji coba)...................... 41
Tabel 9. Deskripsi Umur dan Jenis Kelamin Subjek ........................................... 44
Tabel 10. Deskripsi Statistik Data Penelitian...................................................... 44
Tabel 11. Perbandingan Data Teoritik dan Data Empirik.................................... 44
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas........................................................................... 45
Tabel 13. Hasil Uji Linearitas ............................................................................ 46
Tabel 14. Norma kategorisasi skor ..................................................................... 46
Tabel 15. Kategorisasi Skor Konformitas dan Konsep diri ................................. 47
Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 48
LAMPIRAN
Lampiran A...................................................................................................... 58
1. Skala Konformitas Sebelum Uji Coba ....................................................... 61
2. Skala Konsep Diri Sebelum Uji Coba......................................................... 65
Lampiran B ...................................................................................................... 68
1. Skala Konformitas Penelitian ..................................................................... 71
2. Skala Konsep Diri Penelitian...................................................................... 74
Lampiran C...................................................................................................... 77
1. Data Tryout Skala Konformitas .................................................................. 78
2. Reliabilitas dan Validitas Konsep Konformitas .......................................... 82
3. Data Tryout Skala Konsep Diri................................................................... 85
4. Reliabilitas dan Validitas Skala Konsep Diri .............................................. 89
Lampiran D...................................................................................................... 93
1. Data Penelitian Skala Konformitas ............................................................. 94
2. Data Penelitian Skala Konsep Diri ............................................................. 97
3. Uji Normalitas.......................................................................................... 101
4. Uji Linearitas ........................................................................................... 102
5. Uji Hipotesis ............................................................................................ 103
Lampiran E .................................................................................................... 104
Gaya Harajuku ............................................................................................. 104
BAB I . PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa Remaja merupakan masa yang unik dan menarik. Pada masa ini
terjadi transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Banyak perubahan
terjadi dalam masa remaja. Perubahan itu antara lain perubahan secara biologis,
psikologis, kognitif dan perubahan secara sosio-emosional. Remaja mulai
membentuk konsep dirinya sesuai dengan perubahan-perubahan tersebut.Konsep diri seseorang sangat bersifat pribadi sebab hanya orang itu
sendirilah yang dapat memahami ataupun mengerti bagaimana konsep dirinya.
Konsep diri seorang remaja satu dengan yang lain dapat sangat berbeda. Konsep
diri dipengaruh oleh lingkungannya sosial. Pengaruh sosial dapat berasal dari
lingkungan eksternal maupun internal. Pengaruh sosial yang berasal dari
lingkungan eksternal adalah pengaruh teman-teman sebaya sedangkan yang
berasal dari lingkungan internal yaitu pengaruh dari lingkungan keluarga.
Pengaruh atau tekanan dari teman sebaya cukup berarti dalam kehidupan seorang
remaja. Pengaruh ini berkaitan dengan interaksi sosial remaja di luar keluarga
yaitu dengan pembentukan kelompok.Pembentukan kelompok remaja sangat berbeda dengan kelompok anak-
anak. Kelompok remaja mempunyai sifat yang lebih formal daripada kelompok
anak-anak, sebab kelompok remaja cenderung memiliki keanggotaan yang lebih
besar. Relasi yang terjalin dalam kelompok remaja lebih didasarkan pada tingkat
kelekatan atau terbentuk dari kepentingan maupun minat yang sama setiap
anggotanya.Remaja diberi banyak peluang untuk mengeksplorasi diri terhadap hal-hal
yang menjadi kebutuhan mereka. Pengeksplorasian ini berkaitan dengan
kebutuhan dalam mengungkapkan identitas diri serta konsep diri (Santrock,
1998). Pengeksplorasian diri yang dilakukan oleh remaja beserta teman-temannya
antara lain dengan memberikan sifat khas dalam pembentukan sebuah kelompok.
Kelompok yang dibentuk oleh kebanyakan remaja umumnya ingin menampilkan
kesan lain, menciptakan suatu gaya sendiri atau satu subkultur sendiri. Saat ini,
banyak bentuk kelompok remaja yang menjadi alternatif untuk mengekspresikan
diri. Salah satu kelompok yang mempunyai peminat tersendiri yaitu golongan
remaja yang bergaya ataupun mempunyai ketertarikan dengan gaya Harajuku.
Konsep Harajuku diadaptasi oleh para remaja dari subbudaya Jepang.Harajuku merupakan semangat dandan yang memuliakan kebebasan
kreasi, kemerdekaan ekspresi dari kaum muda Jepang yang berkembang di
jalanan, sekitar kawasan Harajuku, Tokyo (Megumi-Minori, 2006). Harajuku style
dapat dikatakan sebagai pengawuran karena semakin “ngawur” semakin
Harajuku. Proses kognisi sosial mulai berkembang pada kelompok remaja yang
bergaya Harajuku. Remaja mulai mengembangkan egosentrisme khusus.
Egosentrisme pada remaja menggambarkan kesadaran diri remaja yang terwujud
pada keyakinan bahwa orang lain mempunyai perhatian terhadap keunikan diri
mereka. Egosentrisme ini meliputi personal fable (dongeng pribadi) dan imaging
berkaitan dengan perasaan unik tentang diri, sedangkan imaging audience adalah
perilaku yang ditunjukkan untuk mencari perhatian orang lain (Santrock, 1998).Pengaruh sosial dalam kelompok remaja dengan gaya Harajuku
memberikan kontribusi besar pada cara penilaian mereka terhadap diri mereka
sendiri. Mereka menganggap diri mereka unik dan berbeda dengan remaja
lainnya. Keunikan tersebut tampak pada penampilan atau style yang berbeda
daripada remaja lain. Penampilan unik mereka berawal dari minat para remaja
mengenai tokoh-tokoh animasi, manga, band-band dan film Jepang. Konsep
kreativitas yang ditunjukkan oleh remaja bergaya Harajuku, tidak hanya terlihat
dari gaya berpakaian tetapi juga meliputi tatanan rambut dan tata rias wajah.
Model Harajuku dapat terlihat pada acara costume play atau lebih sering disebut
Cosplay (Kurniawati dkk, 2008).Para remaja yang bergaya Harajuku merasakan bahwa mereka dapat
mengaktualisasikan diri sesuai dengan minat dan mempunyai kesempatan untuk
mengekspresikan diri. Perasaan remaja tentang diri sendiri memberikan komposisi
unik dan merupakan faktor yang dipelajari melalui pengalaman seseorang
berinteraksi dengan orang lain.Menurut beberapa artikel yang ada, gaya Harajuku juga merupakan suatu
bentuk konformitas kelompok. Konformitas ini melahirkan hal yang bersifat
original. Originalitas merupakan sifat khas pengelompokan anak-anak muda.
Mereka menunjukkan kecenderungan untuk memberikan kesan lain daripada yang
lain untuk menciptakan suatu gaya sendiri, subkultur sendiri. Anak-anak muda
rambut dan gaya tingkah laku. Semua hal ini mereka manifestasikan sebagai
bentuk kelompok anak muda dengan gaya sendiri.Menurut hasil observasi, para remaja yang tergabung dalam kelompok ini,
mengekspresikan diri tidak jauh berbeda dengan anggota kelompok lainnya dalam
hal tata rambut atau make up. Tujuan yang ingin didapat oleh para remaja yang
bersikap konformis yaitu diterima dalam kelompok sebagai bentuk dari eksistensi
anggota kelompok, menjaga hubungan dengan kelompok dan mempunyai
ketergantungan dengan kelompok. Adanya sikap konformis yang ada pada
kelompok memberikan pengaruh tersendiri terhadap konsep diri para remaja
sebagai anggotanya.Sikap konformis merupakan salah satu bentuk pengaruh sosial yang
dialami oleh remaja. Konformitas muncul ketika seorang remaja bergabung pada
suatu kelompok. Konformitas adalah menyerah pada tekanan kelompok walaupun
tidak ada permintaan langsung untuk mengikuti apa yang telah dibuat oleh
kelompok tersebut. Penyesuaian diri terhadap kelompok terkadang mengakibatkan
seseorang banyak mengubah kepribadian menurut harapan kelompok, namun
tanpa konformitas seorang remaja akan dihadapkan pada kekacauan sosial.
Konformitas mempunyai sisi positif yaitu adanya pemberian norma yang secara
tidak langsung mengatur tingkah laku kita. Akibatnya, kekacauan sosial tidak
terjadi. Pada beberapa situasi konformitas memang sangat diperlukan dan sangat
berguna (Kallgren, Reno, & Cialdini, 2000 dalam Baron & Bryne 2005).Sears, dkk (2008) mengemukakan bahwa penilaian yang lemah terhadap
terlalu tinggi maka akan mempengaruhi tingkat kepercayaan dan keyakinan orang
tersebut pada kemampuannya. Sedangkan Moustakas (1974) dalam Calhoun &
Acocella (1990), mengemukakan bahwa terlalu mengandalkan pengakuan dari
orang lain dapat menimbulkan konsep diri seseorang melemah. Hal ini juga
didukung oleh Ellis (1958) dalam Calhoun & Acocella (1990). Ellis menyatakan
harapan terus menerus akan pengakuan orang lain dapat membuat seseorang
menyalahkan diri sendiri bila ternyata harapan orang lain tersebut tidak dapat
tercapai. Seseorang merasa dirinya negatif ketika mereka tidak dapat mencapai
kriteria atau harapan orang lain.Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara konformitas dan konsep
diri pada remaja yang bergaya Harajuku apakah pengaruh sosial yang terjadi
dalam kelompok membuat mereka kesulitan untuk menentukan konsep diri.
Memilih untuk mempercayai diri sendiri atau hanya mengikuti pengaruh sosial.
B. Rumusan Masalah Penelitian ini ingin melihat apakah terdapat hubungan antara konformitas dan konsep diri pada remaja yang bergaya Harajuku di Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang ditulis sebelumnya, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dan
konsep diri pada remaja yang bergaya Harajuku di Yogyakarta.D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat, yaitu :
a. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi ilmu psikologi mengenai remaja yang bergaya Harajuku mengingat penelitian mengenai remaja dengan gaya Harajuku belum banyak diteliti secara ilmiah di daerah Yogyakarta.
b. Manfaat Teoritis Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah menunjukkan bagaimanakah hubungan antara konformitas dan konsep diri pada remaja yang bergaya Harajuku.
BAB II . LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI A. Konsep Diri
1. Definisi
Konsep diri merupakan keseluruhan gambaran, pandangan, keyakinan dan
penghargaan seseorang terhadap dirinya. Konsep diri terbentuk dari pengalaman
dan juga gambaran orang lain mengenai dirinya (Kelly, 1955 dalam Burn, 1979).
Konsep diri adalah organisasi dari persepsi-persepsi diri (Burn, 1979 dalam
Dayakisni & Yuniardi, 2004). Organisasi yang dimaksud yaitu bagaimana kita
mengenal, menerima dan menilai diri kita sendiri. Suatu deskripsi mengenai
seperti apa kita, mulai dari identitas fisik, sifat hingga prinsip. Konsep diri adalah
inti keberadaan (existence) dan secara naluriah tanpa disadari mempengaruhi
setiap pemilihan perasaan dan perilaku individu tersebut (Dayakisni & Yuniardi,
2004).Konsep diri adalah sejumlah pandangan seseorang mengenai diri sendiri
yang merupakan campuran dari apa yang kita pikirkan, pendapat orang lain
mengenai diri kita dan seperti apa harapan kita terhadap diri. Secara umum konsep
diri diartikan sebagai cara bagaimana individu bereaksi terhadap dirinya. Hal ini
ditentukan oleh kesadaran diri yang dimiliki oleh individu mengenai dirinya.
Menurut Smith, et al (2003) kesadaran diri diperoleh dengan cara :
a. Mengamati diri sebagai perantara Kesadaran diri yang diperoleh melalui identifikasi melalui tubuh. Tubuh merasakan hal sensitif karena itu jika tubuh merasakan sakit, maka individu mengatakan dialah yang sakit. Ancaman terhadap tubuh dirasakan sebagai ancaman terhadap dirinya.
b. Mengamati diri sebagai kontinuitas Kesadaran diri diperoleh melalui proses ingatan yang terus menerus.
c. Mengamati diri dalam hubungan dengan orang lain Konsep diri terbentuk melalui bagaimana orang lain menilai dirinya, bagaimana orang lain mengamati dan berpikir tentang dirinya. Penerimaan dan penolakan orang lain terhadap diri begitu penting.
Mead (1954, dalam Rakhmat, 1996) mengemukakan bahwa konsep diri
merupakan bentuk refleksi dari pendapat orang lain mengenai diri seorang
individu. Konsep diri merupakan suatu konstruk sentral untuk mengenal dan
mengerti individu yang erat berhubungan dengan dunia fenomenalnya. Aspek
yang paling menentukan adalah dirinya sendiri. Konsep diri menurut Fitts (1971)
adalah bagaimana diri diamati, dipersepsikan dan dialami oleh orang tersebut,
karena konsep diri mengandung unsur penilaian. Nantinya konsep tersebut akan
mempengaruhi perilaku seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.Menurut Fitts (1996), konsep diri terdiri dari dimensi internal dan dimensi
eksternal. Konsep diri internal yaitu keseluruhan penghayatan pribadi sebagai
seseorang terhadap identitas diri, kepuasan diri dan perilakunya. Dimensi
eksternal adalah persepsi diri yang timbul karena adanya interaksi individu
dengan lingkungan dunia luar, khususnya dalam hubungan interpersonal. Konsep
diri tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan terbentuk melalui
pengalaman individu dalam berhubungan dengan orang lain.Kesimpulannya, konsep diri merupakan suatu bentuk kesadaran, persepsi
kognitif dan evaluasi terhadap dirinya sendiri. Konsep diri bukanlah unsur
bawaan, namun terbentuk melalui interaksi diri dan lingkungan. Konsep diri
penting dalam kehidupan manusia karena dapat menentukan tindakan individu
dalam berbagai situasi.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Konsep Diri
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri antara
lain, usia, jenis kelamin, kondisi fisik dan penghayatan terhadap kondisi tersebut,
perlakuan dan sikap orang lain di sekitarnya, pengalaman bermakna yang
diperoleh dalam berhubungan dengan orang lain dan pengaruh dari figur-figur
yang bermakna dalam kehidupan individu tersebut (Natalia & Pramadi, 1997).a. Usia Perbedaan usia menentukan perbedaan bagaimana konsep diri akan
dibentuk. Perbedaan pengalaman yang diperoleh akan mempengaruhi luasnya
wawasan kognitif. Selanjutnya akan menentukan bagaimana persepsi seseorang terhadap pengalamannya dan turut mempengaruhi diri. b. Jenis Kelamin Jenis kelamin menjadi penentu untuk menetapkan individu digolongkan,
perempuan atau laki-laki. Peran seksual akan mempengaruhi perkembangan
konsep diri individu. Peran seksual yang diterapkan pada anak lambat laun akan
menjadi konsep diri individu tersebut.c. Kondisi Fisik Gambaran fisik dipersepsi mengenai tubuhnya sendiri. Adanya proses
evaluasi tentang tubuhnya didasarkan pada norma sosial dan umpan balik dari
orang lain. Penilaian positif pada diri akan mengembangkan konsep diri yang
positif.d. Sikap-sikap Orang Di Lingkungan Sekitar Individu yang dapat menjadi dirinya sendiri dan diterima oleh lingkungan
sekitar akan mengembangkan konsep diri yang positif, sedangkan individu yang
merasa ditolak akan mengembangkan perasaan rendah diri, terabaikan sehingga
nantinya akan mengarah pada konsep diri yang negatif.e. Figur-figur Bermakna Banyak figur yang bermakna bagi individu, pada intinya memberikan
pengaruh. Biasanya tokoh-tokoh ini mempunyai arti khusus bagi individu. Tokoh-
tokoh itu antara lain : orang tua, keluarga, guru, teman, pacar, tokoh idola dll.Proses psikologis yang berhubungan dengan perkembangan konsep diri seseorang (Magill, 1996).
a. Persepsi Diri Merupakan proses yang menggambarkan bagaimana individu menarik
kesimpulan berdasarkan observasi tersendiri mengenai sikap dan kepercayaannya
mengenai berbagai hal yang dihadapi.Contohnya : sebuah ungkapan “apa yang saya lakukan ini adalah tindakan benar. “ b. Reflected Appraisal
Merupakan proses yang menggambarkan bagaimana individu menarik
kesimpulan mengenai dirinya berdasarkan reaksinya terhadap pandangan ataupun
pendapat orang lain mengenai dirinya.Contohnya : ungkapan bahwa “saya adalah anak yang tidak pintar bergaul” itu pendapat dari beberapa teman saya.
c. Social Comparison Merupakan proses evaluasi diri yang berhubungan dengan kelompok
referensi atau orang-orang yang bermakna dalam kehidupan individu. Pada remaja
referensi itu dapat berasal dari orang tua, sahabat ataupun orang lain yang
dianggap bermakna dalam kehidupannya.Contohnya : sebuah ungkapan “ saya seharusnya dapat bersikap lebih dewasa seperti kakak.”
Konsep diri akan berkembang ke arah positif apabila antara diri ideal
dengan sesungguhnya banyak terdapat kesamaan. Pada diri remaja terjadi
perkembangan konsep diri ke arah yang lebih realistik berdasarkan proses belajar
(Rais, 1995). Perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh pertambahan usia,
penampilan, hubungan dengan keluarga dan kelompok teman sebaya. Pengaruh
kelompok teman sebaya terlihat dalam dua hal utama yaitu:a. Konsep diri remaja merupakan cerminan dari apa yang dipercayainya tentang
pandangan teman sebaya terhadap dirinya.
b. Remaja tidak bisa terlepas dari tekanan kelompoknya sehingga mereka akan
mengembangkan ciri-ciri kepribadian berdasarkan “persetujuan” kelompok.
3. Penggolongan Konsep Diri dan Ciri-cirinya
a. Konsep Diri Positif Merupakan keyakinan atau pandangan seseorang tentang dirinya sendiri
yang baik dan menyenangkan. Menurut Calhoun & Acocella (1990), konsep diri
yang tinggi diartikan sebagai evaluasi diri yang positif. Evaluasi diri yang positif
merupakan bentuk harga diri yang positif, dimana individu menjadi dirinya dan
juga hidupnya menyenangkan.Ciri-ciri individu yang mempunyai konsep diri yang positif atau tinggi :
- Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi
- Penerimaan yang baik terhadap diri sendiri
- Memiliki rasa optimis
- Memiliki harga diri yang tinggi
- Menerima pujian tanpa rasa malu
b. Konsep Diri Negatif Merupakan keyakinan atau pandangan seseorang tentang diri sendiri yang negatif dan cenderung tidak menyenangkan.
Ciri-ciri individu yang mempunyai konsep diri yang negatif atau rendah :
- Tidak merasa percaya diri
- Penerimaan dalam diri tidak baik
- Lebih merasa pesimis dalam melihat beberapa hal
- Peka terhadap suatu kritik sehingga kecemasan mereka tinggi
- Responsif sekali tehadap pujian (pura-pura menghindari pujian padahal
sebenarnya sangat antusias).
4. Aspek-Aspek Konsep Diri pada Remaja
Aspek konsep diri menurut Calhoun dan Acocella (1990), yaitu :
a. Pengetahuan Pengetahuan merupakan pemahaman individu mengenai diri sendiri. Hal
ini mengacu pada istilah kualitas maupun istilah kuantitas. Istilah kuantitas antara
lain meliputi : usia, jenis kelamin, kebangsaan, dll. Istilah kualitas diri kita
dapatkan dengan cara membandingkan diri dengan orang lain atau kelompok
pembanding misalnya kita sebagai orang yang ceroboh atau berhati-hati, baik hati
atau egois, tenang atau pemarah. Nantinya kita akan mendapatkan pemahaman b. Harapan Harapan seseorang menjadi apa di masa mendatang juga mempengaruhi
konsep diri seseorang (Rogers, 1991 dalam Calhoun & Acocella, 1990). Harapan
ini akan membangkitkan kekuatan yang mendukung individu kepada masa depan
dan mengarahkan aktivitas untuk mencapai arah yang dituju. Lebih ringkasnya
setiap individu mempunyai pengharapan bagi dirinya sendiri dan pengharapan
tersebut berbeda-beda pada setiap individu.c. Penilaian Individu berfungsi sebagai penilai terhadap dirinya sendiri setiap hari.
Penilaian terhadap diri sendiri adalah pengukuran individu tentang keadaannya
saat ini dengan apa yang menurutnya dapat dan terjadi pada dirinya.B. Konformitas
1. Definisi
Kelompok adalah sekumpulan orang yang dipersepsikan terikat satu sama
lain dalam sebuah unit yang koheren pada derajat tertentu (Dasgupta, Banaji &
Abelson, 1999; Lickel dkk., 2000). Anggota-anggota kelompok tersebut bertemu
karena kepentingan atau minat yang sama dalam berbagai kegiatan (Santrock,