Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri Krasak Kec. Argomulyo Kota Salatiga - Test Repository

  

METODE PEMBELAJARAN KITAB KUNING

DI PONDOK PESANTREN SUNAN GIRI

KRASAK KEC. ARGOMULYO KOTA SALATIGA

SKRIPSI

  Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga Untuk memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Oleh :

MUHAMMAD TAUFIK

NIM: 111 12 220

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2016

  

Motto

             

  

           

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik

dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang

lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih

mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk

  

(Q.S. An-Nahl: 125)

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan: 1. Bapak dan Ibu serta Keluarga tercinta yang telah memberikan motivasi dan doanya dengan ikhlas.

  2. KH. Maslihuddin Yazid, KH. Muslimin Al-Asy‟ari, dan K. Sa‟dullah sebagai guru spiritual dan pencerah hati.

  3. Seluruh Ustadz Pondok Pesantren Sunan Giri yang telah mendidik dalam memahami agama.

  4. Seseorang yang oleh Allah akan dipertemukan penulis dengan rahmat dan anugerah-Nya, semoga kita bersama-sama menggapai cinta dengan Ridho- Nya.

  5. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan Pondok Pesantren Sunan Giri.

  6. Sahabat-sahabat IAIN Salatiga angkatan tahun 2012 IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah SWT, yang maha memberikan pengampunan, rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita. Semoga kita selalu mensyukurinya. Solawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, para tabi‟in, para ulama, para guru kita dan kepada kita semua, Amin.

  Syukur Alhamdulillah penulis telah menyelesaikan karya ilmiah ini dengan berbagai macam usaha, demi menyelesaikan tugas, tanggungjawab, dan kewajiban supaya memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Maka penulis membuat karya ilmiah ini dengan judul “METODE PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN SUNAN GIRI KRASAK KEC. ARGOMULYO KOTA SALATIGA” . Tentunya bantuan dari berbagai pihak ikut serta terselesainya karya ini, maka penulis ucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Ibu Dra. Urifatun Anis M.Pd.I., selaku pembimbing skripsi, yang telah

  meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan dukungan kepada penulis, sehingga penulisan skripsi ini berjalan lancar sampai selesai.

  5. Ibu Dra. Jamiatul Islamiyah M.Ag., selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan selama masa kuliah.

  6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu

  pengetahuan, sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian skripsi ini.

  7. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

  8. Kedua orang tua penulis Bapak Bahrudin Khumaidi dan Ibu Tri Rahayu, yang

  senantiasa membimbing, mendidik dengan sabar dan penuh kasih sayang, serta doa yang tidak pernah luput untuk penulis.

  9. KH. Maslihudin Yazid, KH. Muslimin Al-

  Asy‟ari, K. Sa‟dullah, sertapara Ustadz Pondok Pesantren Sunan Giri yang telah membantu banyak hal baik doa maupun usaha, terutama dalam hal pemberian informasi mengenai penulisan skripsi ini. Semoga bantuan bapak dan ibu diatas menjadi amal saleh dan mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

  Kritik dan saran pembaca yang budiman akan hadir pada setiap kata dan kalimat. Karena penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

  

ABSTRAK

  Muhammad Taufik. 2016. Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren

  

Sunan Giri Krasak Kec. Argomulyo Kota Salatiga . Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan

  Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Urifatun Anis, M.pd.I.

  Kata Kunci: Metode Pembelajaran, Kitab Kuning, Pondok Pesantren Sunan Giri

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui metode-metode pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri. Pertanyaan yang ingin dijawab pada penelitian ini adalah (1) Apa sajakah metode pembelajaran kitab kuning yang diterapkan di Pondok Pesantren?, (2) Bagaimana penerapan metode pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri?, (3) Apa saja faktor pendukung dan penghambat pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri?

  Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan rancangan studi penelitian lapangan (field ). Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi, wawancara,

  research

  dan dokumentasi sebagai alat pengumpulan data dari sumber data primer maupun sekunder.

  Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah: (1) Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren yang digunakan berupa metode klasikal, bandongan, sorogan, diskusi, hafalan, ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi. (2) Penerapan metode pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri sesuai dengan metode warisan turun temurun dari para ulama salaf yakni: metode klasikal (perpaduan metode konvensional) yang pembelajaranya berjenjang dan berkelas-kelas, metode bandongan yakni santri menyimak apa yang disampaikan ustadz, metode sorogan yakni ustadz menyimak apa yang disampaikan santri, metode diskusi sebagai pemecahan masalah, metode hafalan sebagai pengingat materi ajar. (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri, pertama faktor pendukung berupa pengajian keilmuan dengan waktu yang cukup lama, materi ilmu alat (nahwu dan sorof) yang dikaji secara rinci dan mendalam, peraturan pondok yang cukup ketat, dan ustadz yang mengajar adalah alumni PPSG yang terpilih, kedua faktor penghambat berupa materi dan metode yang serba klasik terkadang membuat santri mudah bosan, kurangnya sarana dan prasarana, serta sulitnya pentranslitan (penerjemahan) bahasa kitab.

  Berdasarkan penelitian ini Pesantren Sunan Giri telah menggunakan metode pembelajaran kitab kuning sesuai dengan metode-metode adat kepesantrenan. Akan tetapi dukungan baik dari dalam maupun dari luar pesantren sangat dibutuhkan demi berlangsungnya pembelajaran, agar tujuan pendidikan di Pondok Pesantren Sunan Giri berjalan dengan lancar dan sukses.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii HALAMAN DEKLARASI ....................................................................... iii HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ iv HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. vi MOTTO..................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii KATA PENGANTAR .............................................................................. ix ABSTRAK ................................................................................................ xii DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................

  1 B. Rumusan Masalah .........................................................

  4 C. Tujuan Penelitian ..........................................................

  4 D. Kegunaan Penelitian .....................................................

  5 E. Penegasan Istilah ...........................................................

  6 F. Metode Penelitian .........................................................

  10 G. Sistematika Penulisan ...................................................

  15

  BAB II LANDASAN TEORI A.

  17 Pengertian Metode Pembelajaran ......................................

  B.

  19 Pengertian Kitab Kuning ...................................................

  C.

  19 Jenis-Jenis Kitab Kuning...................................................

  D.

  Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren. 24 1.

  25 Metode Bandongan.....................................................

  2.

  26 Metode Sorogan .........................................................

  3.

  28 Metode Diskusi...........................................................

  4.

  30 Metode Hafalan ..........................................................

  5.

  31 Metode Klasikal .........................................................

  BAB III HASIL PENELITIAN A.

  33 Kondisi Umum Pondok Pesantren Sunan Giri ..................

  1.

  33 Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Sunan Giri ......

  2. Latar Belakang Pendirian Pondok Pesantren Sunan Giri. 37 3.

  39 Data Pengurus Pondok Pesantren Sunan Giri ............

  B.

  40 Penyelenggaraan Pembelajaran .........................................

  1.

  40 Visi dan Misi Pondok Pesantren Sunan Giri ..............

  2. Kurikulum Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri ..................................................

  40 3.

  45 Pengajar Kitab Kuning ...............................................

  4. Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri ..................................................

  46

  5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri............

  49 6. Solusi Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Melaksanakan Pembelajaran ......................................

  51 BAB IV ANALISIS DATA A.

  Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri ..........................................................................

  53 1. Kurikulum Pembelajaran ............................................

  53 2. Metode Pembelajaran .................................................

  55 B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri ...........................

  57 C. Upaya Untuk Mengatasi Faktor-Faktor Penghambat

  Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri .....................................................................................

  58 BAB V PENUTUP A.

  Kesimpulan ........................................................................

  60 B. Saran ..................................................................................

  61 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 1: Agenda Harian………………………………………………….. 43 Tabel 2: Agenda Mingguan………………………………………………. 44 Tabel 3: Agenda Bulanan………………………………………………… 45 Tabel 4: Pengajar Kitab

  Kuning………………………………………….. 45

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang metode pembelajaran berarti berbicara dunia

  pendidikan, didalam dunia pendidikan, guru sebagai salah satu komponen pendidikan dan merupakan suatu bidang profesi, mempunyai peranan yang sangat vital didalam proses belajar mengajar untuk membawa anak didiknya kepada kedewasaan dalam arti yang sangat luas. Bahkan boleh dikatakan bahwa keberhasilan suatu proses belajar mengajar ini terletak ditangan guru.

  Pembelajaran sebagai perubahan dalam kemampuan, sikap, atau perilaku siswa yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman atau pelatihan (Darmansyah, 2003: 3). Baik oleh orangtua, guru, dan masyarakat.

  Oleh karena itu proses belajar mengajar yang dibabaki oleh guru tidak akan pernah tenggelam atau digantikan oleh alat atau lainnya. Pembelajaran pada intinya suatu proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Majid, 2014: 37). Maka hal itu perlu adanya metode-metode pembelajaran yang dijadikan pedoman untuk guru agar proses belajar mengajar lebih menarik yang nantinya mampu membentuk anak didiknya karena kedewasaan seperti yang diharapkan.

  Di Indonesia sejauh ini telah memiliki perhatian yang tinggi terhadap masalah pendidikan mulai dari tingkat dasar bahkan pra sekolah (TK atau PAUD) sampai pada Perguruan Tinggi yang telah berkembang dan berperan dalam mencerdaskan anak bangsa. Lain halnya dengan pendidikan formal, masih banyak pendidikan non formal yang tetap memiliki eksistensi yang tinggi dalam kehidupan masyarakat Indonesia baik yang bersifat tradisional maupun yang bersifat modern, semua mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat, serta selalu mendapatkan perhatian dari pemerintah Indonesia, yang salah satunya adalah lembaga pendidikan pondok pesantren.

  Pesantren sebagai bentuk lembaga pendidikan non formal merupakan salah satu jenis lembaga pendidikan Islam di Indonesia bersifat tradisional, yang tujuan pendidikannya adalah untuk mendalami ilmu-ilmu agama dan mengamalkanya sebagai pedoman dalam hidup sehari-hari atau disebut dengan Tafaqquh Fiddin.

  Penyelenggaran lembaga pendidikan pesantren berbentuk asrama yang merupakan komunitas tersebut diasuh oleh kiyai atau ulama dan dibantu oleh para ustadz. Tujuan pendidikan di pesantren adalah untuk membentuk watak dan peribadi yang berbudi, berakhlakul karimah, serta sebagai penerus dan penegak agama dan negara. Ini sebabnya pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.

  Dalam sejarah pendidikan disebutkan bahwa pesantren adalah sebagai bukti awal kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pendidikan, sehingga pesantren juga disebut sebagai lembaga pendidikan pribumi tertua di Indonesia (Depag RI, 2003: 1), dan pesantren telah menjangkau hampir seluruh lapisan masyarakat muslim yang mampu menampung berjuta santri.

  Semakin banyaknya pesantren yang berdiri yang bersifat modern, tidak menjadikan lemahnya eksistensi pesantren yang masih bersifat Salaf. Terbukti pada salah satu pesantren yang berada dikawasan Kota Salatiga, yaitu Pondok Pesantren Salaf Sunan Giri Krasak, Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga yang tetap mempertahankan eksistensinya sebagai pondok pesantren yang masih menerapkan metode-metode pembelajaran yang bersifat salafiyah (klasik) seperti metode pembelajaran sorogan, bandongan, musyawaroh, dan sebagainya.

  Pesantren ini tentunya memiliki keunikan tersendiri dalam proses pembelajaran yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang metode pembelajaran yang telah diterapkan. Pesantren ini juga telah menghasilkan lulusan yang dapat mengembangkan ilmu agama di daerah masing-masing, diantaranya mendirikan pondok pesantren, mendirikan TPA, dan mendirikan majlis ta‟lim.

  Kajian kitab kuning di Pesantren Sunan Giri mengajarkan kitab besar yang hanya dipelajari di pondok ini se kota Salatiga, semisal kitab

  „Uqudu Al- Juman (sastra arab) dan masih banyak lainya.

  Pesantren ini terbagi menjadi dua asrama yaitu asrama putra dan asrama putri dengan pengasuh serta pola bimbingan, pengajaran, dan pembelajaran yang sama.

  Realita yang ada ini, menjadikan ide pokok bagi penulis untuk membedah eksistensi pondok pesantren salaf, dengan memfokuskan pada hal- hal yang mendasar yang ada pada pondok pesantren tersebut. Sehingga penulis hendak melakukan penelitian dengan judul “METODE PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN SUNAN GIRI KRASAK KEC.ARGOMULYO KOTA SALATIGA”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penelitian ini difokuskan pada rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa sajakah metode pembelajaran kitab kuning yang diterapkan di

  Pondok Pesantren? 2. Bagaimana penerapan metode pembelajaran kitab kuning di Pondok

  Pesantren Sunan Giri Krasak Kec. Argomulyo Kota Salatiga? 3. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri Krasak Kec.

  Argomulyo Kota Salatiga? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui metode pembelajaran kitab kuning yang diterapkan di Pondok Pesantren.

  2. Untuk mengetahui implikasi metode pembelajaran kitab kuning yang diterapkan di Pondok Pesantren Sunan Giri Krasak Kec. Argomulyo Kota Salatiga.

  3. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri Krasak Kec. Argomulyo Kota Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi semua pihak baik secara teoritis maupun secara praktis.

  1. Kegunaan Secara Teoritis a.

  Untuk menambah wawasan dalam rangka pengembangan pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang masih eksis di negeri ini.

  b.

  Untuk menambah pengetahuan tentang berbagai macam metode pembelajaran kitab kuning di pesantren sebagai sarana dalam proses pembelajaran.

  c.

  Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai reverensi bagi peneliti berikutnya.

  2. Kegunaan Praktis a.

  Bagi peneliti, sebagai bahan pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana pembelajaran yang diterapkan di Pondok Pesantren Sunan Giri Krasak Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. b.

  Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak Pondok Pesantren Sunan Giri Krasak Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga untuk lebih memperbaiki metode pembelajaran kitab kuning yang ada.

  c.

  Sebagai masukan bagi masyarakat pada umumnya untuk lebih memperhatikan putra-putrinya dengan mengarahkan pada pendidikan yang menciptakan Akhlakul Karimah seperti Pondok Pesantren Sunan Giri Krasak Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.

E. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari adanya salah penafsiran dan supaya mudah dalam memahami penelitian ini yang berjudul “METODE PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN SUNAN GIRI KRASAK KEC. ARGOMULYO KOTA SALATIGA”, maka penulis perlu memaparkan penegasan istilah-istilah dalam judul tersebut.

1. Metode Pembelajaran a.

  Metode Berikut penjelasan tentang pengertian kata metode: 1)

  Aat Syafaat, Sohari Sahrani, dan Muslih (2008: 39) menjelaskan bahwa metode berasal dari bahasa latin meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan ke atau cara ke. Dalam bahasa Arab, metode disebut tariqoh, artinya jalan, cara, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan sesuatu. Menurut istilah, metode ialah suatu sistem atau cara yang mengatur suatu cita- cita.

  2) Metode menurut Abudin Nata (1997: 91) dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.

  Kesimpulan peneliti dari pemaparan metode menurut tokoh diatas bahwa metode adalah cara/jalan menuju tujuan.

  b.

  Pembelajaran Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang belajar (Depdiknas, 2008: 17).

  Menurut Aminudin Rosyad (2003: 11) pembelajaran merupakan proses yang terjadi yang membuat orang atau sejumlah orang, yaitu peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan rencana pengajaran yang telah diprogramkan.

  Pengertian tentang metode dan pembelajaran diatas penulis menyimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara atau jalan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang untuk menjadikan orang belajar sesuai tujuan yang diprogramkan.

2. Kitab Kuning

  Pada masa lalu, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, terutama karangan-karangan ulama yang menganut faham S

  yafi‟iyah, merupakan

  satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren (Dhofier, 1994: 50). Wolfgang Karcher menyebutkan sebagian besar pelajaran pesantren memfokus pada kitab-kitab lama dan bahasa arab (kitab kuning) dan kajian-kajian kontroversi didalamnya (trj. Sonhaji, 1988: 254). Pada umumnya kajian kitab kuning di pondok pesantren berupa nahwu, sorof, fiqih, aqidah, tasawuf, hadis dan lain sebagainya. Dinamakan kitab kuning karena memang kertas yang digunakan dalam kitab-kitab tersebut berwarna kuning. Maklum saja istilah ini bertujuan memudahkan orang dalam menyebut. Sebutan kitab kuning ini adalah khas Indonesia. Ada juga yang menyebutnya kitab gundul. Ini karena disandarkan pada kata perkata dalam kitab yang tidak berharokat, bahkan tidak ada tanda bacanya sama sekali, tak seperti layaknya kitab-kitab belakangan. Istilah kitab kuno juga sebutan lain kitab kuning (Ali Yafi, 1988: 3).

   Penggalian hazanah budaya Islam melalui kitab-kitab klasik salah

  satu unsur yang terpenting dari keberadaan sebuah pesantren dan yang membedakan dengan lembaga pendidikan lainnya. Maka pengajaran “kitab-kitab kuning” telah menjadi karakteristik yang merupakan ciri khas dari proses belajar mengajar di pesantren (Ismail, 1997: 116-117).

  Kesimpulanya bahwa kitab kuning merupakan kitab-kitab Islam klasik atau kitab-kitab lama dalam bahasa arab karangan ulama yang menganut faham S

  yafi‟iyah (dicetak menggunakan kertas berwarna

  kuning) yang merupakan ciri khas dalam proses belajar mengajar di pondok pesantren.

3. Pondok Pesantren a.

  Pondok Pondok yang digunakan dalam bahasa jawa berarti madrasah dan asrama sebagai tempat mengaji dan belajar agama Islam

  (Purwodarminto, 2006: 906).

  Pondok berasal dari bahasa arab funduq, yang berarti hotel, asrama, rumah dan tempat tinggal sederhana (Hasbullah, 1996: 138).

  Pada intinya pondok merupakan tempat tinggal para santri, berbentuk rumah yang berkamar-kamar yang digunakan demi kelangsungan proses belajar mengajar.

  b.

  Pesantren Perkataan pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri (Dhofier, 1994: 18).

  Sedangkan asal usul kata “santri”, dalam pandangan Nurcholish Madjid dapat dilihat dari dua pendapat. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa “santri” berasal dari perkataan “sastri”, sebuah kata dari bahasa sansekerta yang artinya Melek

  Huruf . Kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri

  sesungguhnya berasal dari bahasa jawa, dari kata “cantrik”, berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru ini pergi menetap (Yasmadi, 2002: 61-62).

  Pesantren adalah asrama dan tempat murid-murid belajar mengaji dan menuntut ilmu terutama yang berkaitan dengan agama Islam (Purwodarminto, 2006: 884). Pondok pesantren berarti asrama dan madrasah yang digunakan untuk tempat belajar mengaji dan menuntut ilmu dalam bidang agama

  Islam yang pembelajaranya masih menggunakan model-model dan metode-metode pembelajaran terdahulu (tradisional).

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Jenis Penelitian

   Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu proses penelitian

  yang menghasilkan data deskriptif yang berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri (Bogdan & Taylor, 1992: 21-22). Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan sebagainya) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tepat sebagaimana adanya.

   Adapun landasan pemikiran adalah berdasarkan pada suatu gejala

  yaitu fenomenologis. Pendekatan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitanya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu (Moleong, 2002: 9).

  2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian pada skripsi ini adalah di Pondok Pesantren Sunan Giri yang beralamatkan di Jl. Argowilis, Dsn. Krasak, Kel. Ledok, Kec.

  Argomulyo, Kota Salatiga.

  3. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat

  penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human

  instrumen , berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan

  sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuanya (Sugiyono, 2009: 220).

  Seluruh proses dalam penelitian yang melakukanya adalah peneliti itu sendiri.

  4. Sumber Data

  Sumber data dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer

  Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2009: 225). Sedangkan sumber data primer yang langsung didapat oleh peneliti adalah kiyai, ustadz, dan para santri Pondok Pesantren Sunan Giri. b.

  Data Sekunder Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2009: 225). Dokumen yang didapat dari lokasi pondok, profil pondok, sejarah pondok, visi-misi pondok.

  Data sekunder merupakan data penguat untuk melengkapi informasi yang telah ditemukan.

5. Teknik Pengumpulan Data

   Untuk mengumpulkan data tentang metode pembelajaran kitab

  kuning yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Giri, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu: a.

  Metode Observasi Metode observasi adalah suatu metode penelitian yang digunakan dengan jalan pengamatan suatu obyek dengan seluruh indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, peraba dan pengecap (Arikunto, 1999: 146).

  Metode observasi ini merupakan metode yang utama yang digunakan dalam penelitian, lebih mendominasikan pengamatan secara langsung terhadap Pondok Pesantren Sunan Giri. Penelitian secara langsung memberikan gambaran data yang lebih baik dengan langsung terjun dilapangan. b.

  Metode Interview Interview adalah kegiatan pengumpulan data dengan cara bertanya secara langsung kepada responden (Furchan, 1992: 23).

  Peneliti secara langsung menemui narasumber dan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan tema yang diangkat.

  Dalam penelitian ini tentunya yang menjadi narasumber adalah kiyai, ustadz, dan para santri Pondok Pesantren Sunan Giri, dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan metode pembelajaran kitab kuning yang telah diterapkan di pesantren.

  Metode pengumpulan data interview ini merupakan pendukung dari metode pengamatan, jadi sekali terjun ke lapangan peneliti juga mewawancarai narasumber yang terkait.

  c.

  Metode Dokumentasi Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2009: 240). Dokumentasi memberikan informasi yang lebih konkrit mengenai sejarah, letak geografisnya, visi-misi, stuktur organisasi dan lain sebagainya.

6. Analisis Data

   Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

  data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2009: 244).

  7. Pengecekan Keabsahan Data Untuk memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan

  teknik trianggulasi, adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2009: 331). Ada dua macam trianggulasi yang digunakan, yaitu: a.

  Trianggulasi Sumber Data Trianggulasi sumber data berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono,

  2011: 241).

  b.

  Trianggulasi Metode Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2011: 331).

  8. Tahap-tahap Penelitian

  Menurut Moleong (2009: 127-148) tahap-tahap penelitian kualitatif harus memuat: a.

  Tahap Pra Lapangan Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun kedalam kegiatan penelitian, berupa: menyusun rancangan penelitian, mengurus perizinan kepada pihak pondok pesantren, menjajaki dan menilai keadaan, memilih dan memanfaatkan informasi, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

  b.

  Tahap Pekerjaan Lapangan Pada tahap ini peneliti harus bersungguh-sungguh dalam memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri dengan segala daya dan upayanya, memasuki lapangan dengan berperan serta sambil mengumpulkan data.

  c.

  Tahap Analisis Data Pada tahap ini dikemukakan konsen analisis data juga dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk menemukan data dan kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini disusun dalam lima bab, secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut:

  1. Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  2. Bab II Landasan Teori Landasan teori pada bab ini meliputi: Pengertian metode pembelajaran, Pengertian kitab kuning, Jenis-jenis kitab kuning, Metode pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri Krasak Kec. Argomulyo kota Salatiga.

  3. Bab III Hasil Penelitian Pada bab ini berisi: Kondisi umum pondok pesantren dan penyelenggaraan pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Sunan

  Giri Krasak kec. Argomulyo kota Salatiga.

  4. Bab IV Analisis Data Penganalisisan data pada skipsi ini adalah Metode pembelajaran kitab kuning, faktor pendukung dan penghambat pembelajaran kitab kuning, dan upaya untuk mengatasi faktor-faktor penghambat pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Sunan Giri Krasak kec. Argomulyo kota Salatiga.

  5. Bab V Penutup Pada bab lima meliputi: Kesimpulan, Saran-saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Metode Pembelajaran Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa “metode”

  adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksana kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa metode mengandung arti adanya urutan kerja yang terencana, sistematis dan merupakan hasil eksperimen ilmiah guna mencapai tujuan yang telah direncanakan (Armai, 2002: 87). Sementara itu pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oemar Hamalik menjelaskan pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran (2001: 57).

  Menurut Uno (2009: 65) metode pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan pengajar atau instruktur untuk menyajikan informasi atau pengalaman baru, menggali pengalaman peserta belajar, menampilkan unjuk kerja peserta belajar, dan lain-lain. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa metode belajar adalah suatu cara yang ditempuh dalam menyajikan materi atau pelajaran yang akan disampaikan untuk mencapai tujuan tertentu.

  Pentingnya penggunaan metode dalam mengajar diungkapkan oleh Zuharini (1983: 79), yaitu karena metode merupakan salah satu komponen dari pada proses pendidikan, metode merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat-alat bantu mengajar, dan metode merupakan alat kebulatan dalam suatu sistem pendidikan.

  Dalam pemilihan suatu metode yang hendak digunakan dalam pembelajaran, Abu al Ainain (dalam Nafi‟, 2007: 70) mengingatkan ada 6 prinsip untuk menentukan baik tidaknya metode pendidikan Islam dilihat dari filsafat pendidikan Islam, yaitu:

  1. Bersumber dan diambil dari jiwa ajaran dan akhlak Islam yang mulia, sehingga menjadi bagian terpadu dengan materi dan tujuan pendidikan Islam.

  2. Fleksibel, dapat menerima perubahan dan penyesuaian dengan keadaan dan suasana proses pendidikan.

  3. Selalu menghubungkan teori dengan praktik, proses belajar dengan amal, dan harapan dengan pemahaman secara terpadu.

  4. Menghindarkan cara-cara mengajar yang bersifat meringkas, karena ringkasan-ringkasan itu merusak kemampuan-kemampuan rinci keilmuan yang berguna.

  5. Menekankan kebebasan peserta didik untuk berdiskusi, berdebat dan berdialog dengan cara sopan dan saling menghormati.

  6. Menghormati hak dan kedudukan pendidik untuk memilih metode yang menurutnya sesuai dengan watak pelajaran dan warga belajar yang mengikutinya.

  B. Pengertian Kitab Kuning

  Pengajaran kitab-kitab Islam klasik, terutama karangan-karangan ulama yang menganut faham Syafi‟iyah, merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren (Dhofier, 1994: 50).

  Sistem pembelajaran Islam dengan melalui budaya kitab-kitab klasik salah satu unsur yang terpenting dari keberadaan sebuah pesantren dan yang membedakanya dengan lembaga pendidikan yang lainnya. Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional tidak dapat diragukan lagi berperan sebagai pusat transmisi dan desiminasi ilmu-ilmu ke-Islaman, terutama yang bersifat kajian-kajian klasik (Yasmadi, 2002: 67). Hal inilah yang menjadikan ciri khas pesantren, yakni sebagai sebuah lembaga pendidikan dengan materi- materi yang diajarkan adalah hasil karya-karya ulama kuno.

  Pada intinya kitab kuning merupakan kitab-kitab Islam klasik atau kitab- kitab lama dalam bahasa arab karangan ulama yang menganut faham Syafi‟iyah yang merupakan ciri khas dalam proses belajar mengajar di pondok pesantren.

  C. Jenis-Jenis Kitab Kuning

  Menurut Said Aqil Sirajd (2004:335) kitab kuning diklarifikasikan dalam empat kategori: Dilihat dari kandungan maknanya, dilihat dari kadar pengajianya, dilihat dari kreatifitas penulisanya, dan dilihat dari penampilan urainnya.

  1. Dilihat Dari Kandungan Maknanya Kitab kuning dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

  a) Kitab yang berbentuk penawaran atau penyajian ilmu secara polos (naratif) seperti sejarah, hadis, dan tafsir.

  b) Kitab yang menyajikan materi yang berbentuk kaidah keilmuan, seperti nahwu, sorof, ushul fiqih, dan mustalah hadis (istilah-istilah yang berkenaan dengan hadis).

  2. Dilihat Dari Kadar Pengajianya Kitab kuning dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

  a) Mukhtasar yaitu kitab yang tersusun secara ringkas dan menyajikan pokok-pokok masalah, baik muncul dalam bentuk nadhom atau

  syi‟ir (puisi) maupun dalam bentuk nasr (prosa).

  b) Syarah yaitu kitab yang memberikan uraian panjang lebar, menyajikan argumentasi ilmiah secara komparatif dan banyak mengutip ulasan para ulama dengan argumentasi masing-masing.

  c) kitab kuning yang penyajian materinya tidak terlalu ringkas dan juga tidak terlalu panjang (mutawasithoh).

3. Dilihat Dari Kreatifitas Penulisanya

  Kitab kuning dapat dikelompokkan menjadi tujuh macam, yaitu:

  a) Kitab yang menampilkan gagasan baru, seperti kitab Ar- Risalah

  (kitab ushul fiqih) karya Imam Syafi‟i, Al-„Arud Wa Al-Qowafi (kaidah-kaidah penyusunan sya

  ‟ir) karya Imam Khalil bin Ahmad Farahidi, atau teori-teori ilmu kalam yang dimunculkan oleh Washil bin „Atho‟, Abu Hasan al Asy‟ari, dan lain-lain.

  b) Kitab yang muncul sebagai penyempurnaan terhadap karya yang telah ada, seperti kitab nahwu (tata bahasa arab) karya Imam

  Sibawaih yang menyempurnakan kitab Abu Aswad Ad-Duwali.

  c) Kitab yang berisi keterangan (syarah) terhadap kitab yang telah ada, seperti kitab hadis karya Ibnu Hajar Al-Asqolani yang memberikan komentar terhadap kitab Shahih Bukhari.

  d) Kitab yang meringkas karya yang panjang lebar, seperti kitab Lubb

  (buku tentang ushul fiqih) karya Zakariya Al-Ansori

  Al-Usul

  sebagai ringkasan dari Jam

  ‟u Al-Jawami‟ (buku tentang ushul fiqih) karya As-Subki.

  e) Kitab yang berupa kutipan dari berbagai kitab lain seperti „Ulumu

  Al-Quran (buku tentang ilmu-ilmu Al-Quran) karya Al- „Aufi.

  f) Kitab yang memperbarui sistematika kitab yang telah ada, seperti kitab I

  

hya‟ „Ulumu Ad-Din karya Imam Al-Ghozali. g) Kitab yang berisi kritik, seperti kitab Mi‟yaru Al-„Ilmi (sebuah buku yang meluruskan kaidah-kaidah logika) karya Al-Ghozali.

4. Dilihat Dari Penampilan Urainnya

  Kitab memiliki lima dasar, yaitu:

  a) Mengulas pembagian sesuatu yang umum menjadi khusus, sesuatu yang ringkas menjadi terperinci, dan seterusnya.

  b) Menyajikan redaksi yang teratur dengan menampilkan beberapa pernyataan dan kemudian menyusun kesimpulan.

  c) Membuat ulasan tertentu ketika mengulangi uraian yang dianggap perlu, sehingga penampilan materinya tidak acak-acakan dan pola pikirnya dapat lurus.

  d) Memberikan batasan-batasan jelas ketika penulisnya menurunkan sebuah definisi.

  e) Menampilkan beberapa ulasan dan argumentasi yang dianggap perlu.

  Sedangkan dari cabang keilmuanya Nurcholis Madjid mengemukakan kitab ini mencakup ilmu-ilmu: fiqih, tauhid, tasawuf, dan nahwu sorof. Atau dapat juga dikatakan konstrentasi keilmuan yang berkembang di pesantren pada umumnya mencakup tidak kurang dari 12 macam disiplin keilmuan: Nahwu, sorof, balaghoh, tauhid, fiqih, ushul fiqih, qawaid fiqhiyah, tafsir, hadis, musthalihul hadis, tasawuf, dan mantiq (1997: 28-29).

  Martin Van Bruinessen (dalam Yasmadi,2002: 69-70) merinci kekayaan hazanah kitab-kitab klasik yang dipelajari di pondok pesantren yang sesuai dengan kategori keilmuan sebagai berikut: 1.

  Dalam ilmu fiqih dipelajari kitab-kitab sebagai berikut: Fathu Al-Mu‟in,

  I‟anatu Ath-Tholibin, Taqrib, Fathu Al-Qorib, Kifayatu Al-Akhyar, Bajuri, Minhaju Ath-Tholibin, Minhaju Ath-Thulab, Fathu Al-Wahab, Minhaju Al-Qowim, Safinah, Kasyifatu As-Saja, Sullamu Al-Munajat, „Uqudu Al-Lujain, Sittin, Muhadzab, Bughyatu Al-Mustarsyidin, Mabadi Fiqhiyyah, dan Fiqhu Al-Wadhih. Untuk kelengkapan ilmu fiqih

  biasanya juga dikenal ilmu ushul fiqih yang mempelajari kitab-kitab:

  Lathaifu Al- Isyarat, Jam‟u Al-Jawami‟, Faroidu Al-Bahiyyah, Waroqot, Al-Asybah wa Al-Nadlair, Bayan, dan Bidayatu Al-Mujtahid.

  2. Dalam ilmu sorof mempelajari: Kaylani (syarah Kaylani), Maqshud (syarah Maqshud), Amtsilatu Al-Tashrifiyah, dan Bina‟.

  3. Dalam ilmu nahwu: Al-Imriti (syarah Al-Imriti), Al-Jurumiyah (syarah

  Al-Jurumiyah ), Mutammimah, Asymawi, Al-Fiyah Ibnu Malik,Al- Fiyah Ibnu „Aqil, Dahlan Al-Fiyah, Qothru Al-Nada, Awamil, Qawaidu Al-

  I‟rob, Nahwu Wadlih, dan Qawaidu Al-Lughoh.

  4. Sedangkan dalam ilmu balaghoh: Jauharu Al-Maknun, „Uqudu Al- , dan lain sebagainya.

  Juman 5.

  Dalam bidang tauhid: Ummu Al-Barahin, Sanusiyah, Daqusi, Syarqawi,

  Kifayatu Al-Awam, Tijanu Adh-Dhurari, Aqidatu Al-Awam, Nuru Al-

  Zulam, Jawahiru Al-Kalamiyah, Husnu Al-Hamidiyah, Aqidatu Al- Islamiyah .

  6. Dalam ilmu tafsir: Al-Jalalain, Tafsir Al-Munir, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Baidhawi, Jami‟u Al-Bayan, Al-Maraghi, dan Tafsiru Al-Manar.

  7. Dan kitab-kitab hadis: Bulughu Al-Maram, Subulu As-Salam, Riyadhu

  As-Sholihin, Shahih Bukhari, Tajridu As-Shorih, Jawahiru Al-Bukhari, Shahih Muslim, Arba‟in An-Nawawi, Majalishu As-Saniyah, Duratu An- Nashihin , dan lain-lain.

  8. Dalam ilmu tasawuf: Ta‟limu Al-Muta‟alim, Washaya, Akhlaqu Li Al-

  Banat, Akhlaqu Li Al-Banin, Irsyadu Al- „Ibad, Minhaju Al-Abidin, Al- Hikam, Risalatu Al- Mu‟awanah wa Al-Mudzaharah, Bidayatu Al- Hidayah, Ihya‟ Ulumu Ad-Din, dan lain sebagainya.

D. Metode Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren

  Metode pembelajaran kitab kuning merupakan cara-cara yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran kitab kuning. Metode-metode pembelajaran diharapkan agar sesuai dengan keadaan dan kondisi suatu lembaga pendidikan, kiyai, maupun santri itu sendiri.

  Berikut akan dijelaskan macam-macam metode pembelajaran kitab kuning yang biasa berlaku di pondok pesantren:

1. Metode Bandongan

  Metode pembelajaran ini biasanya berlangsung satu jalur (monolog), yakni kiyai membacakan, menerjemahkan, dan kadang- kadang memberi komentar, sedang santri atau anak didik mendengarkan penuh perhatian sambil mencatat makna harfiah (sah-sahan)-nya dan memberikan simbol-simbol

  I‟rob (kedudukan kata dalam struktur kalimat)-nya (Barizi, 2002: 65).