RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI

  

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh: ABU YAZID NIM:111-13-226 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  

2018

  

RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA

DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  Oleh: ABU YAZID NIM:111-13-226 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  

2018

  

MOTTO

Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang

boleh direbut oleh manusia ialah menundukka ndiri-sendiri

  

(Kartini)

  PERSEMBAHAN

  Dengan berucap syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tentu semuanya tidak lepas dari doa dan dukungan dari semua pihak, untuk itu saya ucapkan terimakasih banyak. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

  1. Kedua orang tua yang selalu mendukungku di semua keadaan.

  2. Untuk mas fendy, terimakasih sudah menjadi kakak yang hebat. Aku belajar banyak darimu. Menjadi inspirasiku untuk setiap apa yang akan aku lakukan diluar maupun jenjang pendidikan.

  3. Untuk mbak lia,kakak pertama yang sering aku ajak berantem dirumah, tapi aku sayang sama kamu, tetaplah berproses untuk kesuksesan usahamu.

  4. Untuk dek fatia, terimakasih buat supportnya sampai sekarang ini, tetaplah menjadi dirimu sendiri sampai kita halal.

  5. Untuk keluarga besar Mapala Mitapasa yang telah memberiku banyak hal yang tak bisa diukur dengan apapun. PENDASPALA XIX, power rangers terimakasih diijinkan berproses bersama. Tanpa kalian mungkin aku tidak bisa melanjutkan pendidikan lagi. Penyemangat diwaktu yang tepat.

  6. Pak sabar kantin konyol, terimakasih kebaikan utangnya dan kejailannya. Ra lali pak. Pak bon yang selalu ramah dan membersihkan lingkungan belajar kami, pak satpam yang tidak tau namanya tapi hafal wajah-wajahnya.

  7. Pak Mufiq, bu Asdiqoh, bu Rukhayati, pak Abdul sukur terimakasih bantuan dan bimbingannnya.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “RELEVANSI NILAI DASAR MAPALA MITAPASA DENGAN TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM

  ” Alhamdulillah proses perjuangan dalam penyusunan skripsi ini telah penulis lalui dengan baik. Tidak aka penggambaran lain yang dapat penulis utarakan selain ucapan syukur yang tiada tara kepada Allah SWT kerena hanya atas ridho dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada: 1. Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.

  2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Bapak Suwardi, M.Pd. serta Ketua Jurusan Tarbiyah Pendidikan Agama Islam Ibu Siti Rukhayati, M.Ag.

  3. Dosen pembimbing Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Siatas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.

  Dra. Nurhasanah, M.Pd 4. Dosen pembimbing akademik . Terimaksih arahannya selama ini.

  5. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

  6. Keluargaku yang telah mencurahkan pengorbanan dan doa restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

  7. Sejawat-sejawat Mitapasa yang memberikan warna berbeda di masa kuliyah, segenap loyalitas Mapala MITAPASA.

  8. Semua pihak yang ikut serta memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

  Akhirnya penulis hanya bisa berdoa, semoga amal dan kebaikan semua pihak dapat diterima oleh Allah. Tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini melainkan Ia yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga tulisan ini mempunyai nilai guna dan manfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca umumnya.

  Salatiga, 13 Febuari 2018 Penulis,

  Abu Yazid

  NIM. 111-13-226

  ABSTRAK

  Yazid, Abu. 2018. Relevansi Nilai Dasar Mapala Mitapasa dengantujuan

  Pendidikan Islam. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Pembimbing: Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si.

  

Kata kunci: Nilai Dasar Mapala Mitapasa, Pendidikan Islam pecinta alam

  sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam gerakan eviromentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan hidup. Dengan melakukan kesepakatan bersama yang berupa kode etik pecinta alam.

  Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena dengan tujuanuntuk mendeskripsikan fenomena-fenomena apa saja yang ada di lokasi penelitian. Data yang dihimpun peneliti adalah melalui pengamatan yang seksama, wawancara dan dokumentasi. Seperti hanya dokumentasi, peneliti mengambil subtansi dari buku-buku terkait, catatan harian danlain sebagainya. Kemudian melakukan pengamatan langsung di lapangan melalui perilaku mahasiswa sehari-hari. Dan yang terahir adalah peneliti mewawancarai mahasiswa pecinta alam yang selanjutnya digunakan sebagai tolakkan data yang ril untuk kesuksesan pembuatan skripsi ini.

  Setelah data berhasil di dapatkan, maka dapat disimpulkan Pemahaman Nilai Dasar Mapala Mitapasa pada Mahasiswa Pecinta Alam MITAPASA IAIN Salatiga berbeda-beda, namun garis besarnya sama yaitu berusaha mengamalkan Nilai Dasar Mapala Mitapasa dalam kehidupan sehari-hari. Ada dari mereka yang menyikapinya dengan pengertian umum, dengan langsung ke tindakan dan ada juga yang memandang dari sisi agama islam yang berdasarkan Al-

  Qur‟an dan Hadis. Sebagian besar menyadari bahwa lebih banyak yang merusak bumi dari pada mereka yang peduli. Namun bukan berarti menghalangi langkah mereka untuk berusaha melestarikan bumi.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..................…… i

  HALAMAN BERLOGO ………………………………………………........….............. ii

  HALAMAN NOTA PEMBIMBING ………………………………….....……............. iii

  HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….....……............. iv

  PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ………………………………....…............… v

  MOTTO ……………………………………………………………………................… vi

  PERSEMBAHAN ………………………………………………………....….…........... vii

  KATA PENGANTAR …………….……………………………………....…............… viii

  ABSTRAK ……………………………………………………………….....…...…...........x

  DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………....…...............… xI

  DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………....….…......... xiI

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………....…............… 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………....…..…........... 7 C. Kegunaan Penelitian ……………………………………………….......…............…7 D. Penegasa Istilah ……………………………………………. …....……...............…8 E. Metode Penelitian …………………………………………………....…............…11 F. Sistematika Penulisan Skripsi ……………………………………….………..........14

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. NILAI DASAR MAPALA MITAPASA ……………………………...............…. 15 B. PENDIDIKAN ISLAM .........................................................................................23 1. Pengertian Pendidikan Islam …………………………................……....……. 23 2. Landasan pendidikan islam ………………….................................................... 25 3. Tujuan pendidikan Islam ………………………......………..........…….……..26 BAB III PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran umum Mapala Mitapasa …………………………...................……..... 28 1. Identita Organisasi ……………………………………................…..……...28 2. Visi Misi Organisasi …………………………………...............………..….29 3. Struktu Organisasi …………………………………................…..…......…31 4. Sarana dan Prasarana Mapala Mitapasa ………………...........…..…...........31 B. Penyajia Data ……………………………………………………...….....................43 1. Nilai Dasar Mitapasa pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama Islam Negeri Salatiga ……………………………….................................…43 2. Relevansi nilai dasar mapala Mitapasa pada Organisasi Mahasiswa Pecinta

  Alam Mitapasa IAIN Salatiga ……………………..…..................................48

  BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Nilai Dasar Mitapasa pada Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa Institut Agama Islam Negeri Salatiga …………………………………………........…................. 54

  B. Relevansi nilai dasar mapala Mitapasa pada Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam Mitapasa IAIN Salatiga

  ……………………………………............................ 66

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………………….................. 74 B. Saran ……………………………………………………………….................... 75 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………................….76

  LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di bumi tidaklah sendiri, melainkan bersama dengan

  makhluk hidup lainnya yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup lainnya bukan sekedar teman hidup bersama dan pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia terikat erat. Tanpa mereka manusia tak dapat hidup. Ada hukum timbal balik di dalamnya. Oleh karena itu anggapan bahwa manusia adalah makhluk yang paling berkuasa adalah tidak benar. Manusia bersama hewan, tumbuhan dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu.

  Dalam ruang tempat manusia, hewan, tumbuhan dan jasad renik hidup, terdapat pula benda tak hidup seperi udara, air, tanah dan batu. Ruang yang ditempati makhluk hidup dan tak hidup disebut lingkungan hidup. Dan dalam penciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi. Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi. Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia. Tanggung jawab yang dimiliki oleh manusia belumlah dapat menjalankan tugasnya dalam menjaga kelestarian di bumi. Usaha dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan lingkungan kurang diperhatikan. Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan. Sehingga secara tidak langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu sendiri. Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya.

  Dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang berbunyi:

  

“Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan

kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

  

  Berdasarkan undang-undang tentang lingkungan hidup di atas, meliputi beberapa hal, diantaranya pertama, cakupan. Harus diakui Undang- Undang nomor 32 tahun 2009 mempunyai cakupan yang jauh lebih jelas, luas dan komprehensif. Cakupan atau ruang lingkupnya sama dengan cakupan atau ruang lingkup perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup yang meliputi dari perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan sampai pada pengawasam dan penegakan hukum.

  Kedua, dasar utama dari perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup tidak lain adalah perencanaan. Dengan perencanaan yang baik, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dapat dilaksanakan dengan baik pula. Pemanfaatan, perlindungan, pengendalian, pengawasan dan penegakan hukum hanya mungkin terlaksana dengan baik dan efektif kalau didasarkan pada perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik. Sebagaimana di atur dalam pasal 10 ayat empat: "Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) meliputi tentang; a) Pemanfaatan atau pencadangan sumberdaya alam. Selanjutnya b) Pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/ atau fungsi lingkungan hidup. c) Pengendalian. Pemantauan serta pendayagunaan dan pelestarian sumberdaya alam dan d) Adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Rencana yang memuat aspek-aspek lalu menjadi dasar bagi pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup, maka pengawasan dan penegakan hukumnya pun akan jelas dan pasti dan dengan demikian bisa dipastikan bahwa kita bisa berhasil dalam perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup.

  Ketiga, memperkuat Undang-Undang nomor 32 tahun 2009 dan sejalan dengan visi besar kita untuk mengatasi krisis dan bencana lingkungan maka sasarannya adalah menjaga daya duku dan daya tampung lingkungan hidup. Segala sesuatu yang diatur dalam undang undang ini mulai dari perencanaan sampai pada penegakan hukum, khususnya pidana bertujuan mencapai sasaran akhir menjamin terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Berangkat dari sini kelompok pecinta alam sebagai organisasi yang bergerak dalam dunia lingkungan dan alam pada hakikatnya berada dalam gerakan environmentalisme (wawasan lingkungan) yang dalam pengertian lebih luas lagi adalah suatu paham yang menempatkan lingkungan hidup sebagai pola dan gerakannya. Organisasi pecinta alam selama ini, lebih menekankan pada seruan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap merugikan lingkungan hidup. Dari beberapa prinsip hidup untuk menuntut manusia dalam menerapkan etika lingkungan adalah sebagai berikut:

  1. Manusia bukan sumber dari semua nilai: kita adalah bagian dari lingkungan yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita menyayangi diri kita, sayangi pula semua kehidupan dan lingkungan yang ada.

  2. Lingkungan tidak disediakan hanya untuk kepentingan manusia. Akan tetapi, diperuntukan bagi semua kehidupan. Kita harus menjadi bagian dari lingkungan yang jujurdan cinta kepada lingkungan hidup kita.

  3. Sumber daya alam yang terbatas harus dipelihara untuk kepentingan manusia dan semua makhluk hidup lainnya. Pergunakan untuk keperluan vital, bukan dipergunakan dengan serakah.

  4. Sumber bahan dan energi jumlahnya sangat terbatas, hematlah pemakaiannya.

  Pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang antara satu dan yang lainnya saling berkaitan. Komponen pendidikan tersebut meliputi : landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi dan profesionalisme guru, pola hubungan guru dan murid, metodologi pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi, pembiayaan dan lain sebagainya. Berbagai komponen yang terdapat dalam sistem pendidikan seringkali berjalan apa adanya. Akibatnya kurangnya rasa kesadaran akan pentingnya pendidikan. Tujuan Pendidikan Islam sering kali diarahkan untuk menghasilkan manusia-manusia yang hanya menguasai ilmu tentang Islam saja. Namun sebenarnya tujuan Pendidikan Islam sangatlah luas cakupannya. Dalam proses pembelajaran Pendidikan Islam, memelihara kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas serta membentuk pribadi “khalifah” . menyatakan bahwa:

  

“Tujuan pendidikan adalah tujuan hidup manusia itu sendiri, sebagaimana

yang tersirat dalam peran dan kedudukannya sebagai khalifatullah dan

Abdullah. Oleh karena itu, menurutnya, tugas pendidikan adalah memelihara

kehidupan manusia agar dapat mengemban tugas dan kedudukan tersebut.

Dengan demikian tujuan pendidikan adalah membentuk insan khalifah yang

dilandasi dengan sikap ketundukan dan kepasrahan sebagaimana hamba

Allah.”

  Tujuan pendidikan Islam terdiri dari beberapa tujuan yang meliputi : tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Apabila penyelenggaraan pendidikan Islam mampu mencapai tujuan umum ini, maka terwujudlah bentuk insan kamil dengan pola taqwa.

  Tujuan akhir dari pendidikanIslam dapat dipahami dalam firman Allah.

  

ْمُهَقيِذُيِل ِساَّىلا يِدْيَأ ْتَبَسَك اَمِب ِز ْحَبْلاَو ِّزَبْلا يِف ُداَسَفْلا َزَهَظ

َنىُع ِج ْزَي ْمُهَّلَعَل اىُلِمَع يِذَّلا َضْعَب Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatantangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS. Ar-Rum: 41)

  Yakni telah tampak kerusakan di darat dan lautan, seperti rusaknya

penghidupan mereka, turunnya musibah, dan turunnya penyakit yang menimpa

diri mereka, dan lain-lain disebabkan perbuatan buruk (maksiat) yang mereka

lakukan. Agar mereka mengetahui bahwa Allah memberikan balasan terhadap

amal, Dia menyegerakan sebagiannya sebagai contoh pembalasan terhadap

amal.

  Maka Maha Suci Allah yang mengaruniakan nikmat dengan musibah

dan memberikan sebagian hukuman agar manusia kembali sadar, sekiranya

Allah menimpakan hukuman kepada mereka terhadap semua perbuatan buruk

mereka, niscaya tidak ada satu pun makhluk yang tinggal di bumi.

  Berangkat dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk menyusun penelitian yang berjudul “Relevansi Nilai Dasar Mapala Mitapasa Dengan

  Tujuan Pendidikan Islam”.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah berisi penegasan mengenai pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui penelitian. Di dalamnya tercakup keseluruhan ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Dari latar belakang yang terurai di atas dapat diketahui bahwa kesadaran manusia terhadap alam adalah salah satu wujud ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu yang menjadi pokok dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimana Nilai Dasar Mapala Mitapasa dalam Pendidikan Islam?

  2. Bagaimana Relevansi Nilai Dasar Mapala Mitapasa pada mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2018 dalam tujuan Pendidikan Islam? C.

   Kegunaan Penelitian

  Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat, adapun manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua bagian antara lain:

  1. Manfaat Teoritis Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat kepada para pembaca, serta menambah wacana mengenai aktualisasi Nilai Dasar

  Mapala MITAPASA dalam Pendidikan Islam khusunya Mahasiswa pecinta alam pada lingkungan kampus Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Manfaat Praktik a. Penelitian ini dapat menunjukkan pengamalan Nilai Dasar pada mahasiswa pecinta alam MITAPASA InstitutAgama Islam Negeri Salatiga 2018 b. Mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dan sadar akan lingkungan sebagai salah satu wujud ketakwaan kepada Allah SWT.

D. Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dan ruang lingkup dalam penelitian ini, perlu di jelaskan istilah pokok maupun kata-kata yang terkandung dalam judul skripsi ini, antara lain: 1. Relevansi

  Relevansi/re·le·van·si/ /rélevansi/ n hubungan; kaitan: setiap mata pelajaran harus ada -- nya dengan keseluruhan tujuan pendidikan; Pendidikan/pen·di·dik·an/ n proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik; (KBBI). Relevansi pendidikan adalah hasil pendidikan sesuai dengan pembangunan dan perkembangan zaman.

  Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan di atasnya. Masalah yang berhubungan dengan relevansi (kesesuaian) pemilikan pengetahuan, keterampilan dan sikap lulusan suatu sekolah dengan perkembangan zaman dan pembangunan. Relevan berarti bersangkut paut, kait-mengait, dan berguna secara langsung.

  Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntunan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan tantangan-tantangan baru yang sebagainya sering tidak diramalkan sebelumnya. Relevansi pendidikan adalah sejauh mana sistem pendidikan dapat menghasilkan luaran yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor pembangunan yang beraneka ragam seperti sektor produksi maka relevansi pendidikan dianggap tinggi. Relevansi pendidikan dapat dilihat dengan mengikuti alur input-proses-output.

  2. Nilai dasar mapala mitapasa Dalam peciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai

  kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi. Tugas sebagai kholifah tidaklah

  hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi. Pada dasarnya manusia memiliki tiga hubungan. Pertama, hubungan manusia dengan Allah. Merupakan hubungan makhluk dengan penciptanya, yang biasanya diwujudkan dalam bentuk ibadah. Kedua, hubungan manusia dengan manusia, yaitu yang mencakup segala sisi kehidupan manusia. Meliputi politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Ketiga, hubungan manusia dengan alam. Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia.

  3. Pendidikan Islam Dilihat dari etimologis, istilah Pendidikan Islam sendiri terdiri atas dua kata, yakni “pendidikan” dan “islam”. Heri Gunawan (2014: iii) dalam bukunya, dalam konteks keislaman, definisi pendidikan sering dengan berbagai istilah, yakni al-tarbiyah, al-

  ta‟dib.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis dan pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deduktif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, akurat, mengenai faktor- faktor, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

  2. Sumber Data Menurut Arikunto (2004: 107), dalam bukunya sumber data dalam penelitian ini, data dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a. Sumber data primer

  Data yang diperoleh peneliti secara mentah dari sumber data dan masih memerlukan analisis lebih lanjut. Jenis data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari sumber data melalui wawancara, observasi atau dengan cara lainnya.

  b. Data sekunder Jenis data yang diperoleh atau berasal dari bahan-bahan kepustakaan. Data ini berupa dokumen, buku, majalah, jurnal, dan yang lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.

  3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yakni membicarakan tentang bagaimana cara peneliti mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai berikut: a. Metode observasi

  Dalam bukunya metode observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena- fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung.

  b. Metode wawancara (interview) Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan pihak terkait.

  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis interview bebas terpimpin dan instrumen yang digunakan dalam interview ini adalah pedoman wawancara. Interview dalam penelitian ini, peneliti lakukan baik secara formal maupun secara nonformal. Adapun wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini, meliputi : 1) Wawancara ketua umum mapala MITAPASA sejarah, visi dan misi mapala MITAPASA Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2) dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Wawancara Agama Islam Negeri Salatiga. mengenai nilai dasar mapalaMITAPASAselaku yang bergerak di bidang pecinta alam.

  3) dengan mahasiswa pecinta alam MITAPASA Institut Wawancara Agama Islam Negeri Salatiga mengenai hambatan yang di hadapi.

  c. Metode dokumentasi Yakni mengumpulkan data-data melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk mengetahuipembahasan skripsi ini dengan baik, penulis sampaikan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab I, merupakan pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

  Bab II, merupakan bab yang membahas tentang kajian teoritis yang memaparkan tentang konsep pecinta alam ditinjau secara umum tentang pendekatannya secara teologis, dan tentang Pendidikan Islam.

  Bab III, merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian lapangan yang meliputi gambaran umum tentang objek penelitian, penyajian data tentang pengaktualan mahasiswa pecinta alam MITAPASA terhadap nilai dasar mapalamitapasa dalam Pendidikan Islam.

  Bab IV, merupakan bab yang membahas tentang analisis nilai dasar mapalamitapasa dengan pendidikan islam. Bab V, merupakan bab penutup yang berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Nilai Dasar Mapala Mitapasa Dalam penciptaannya manusia telah dibekali fitrah yaitu sebagai

  kholifah fil ardh atau pemimpin di bumi.Tugas sebagai kholifah tidaklah hanya menyembah Tuhannya, namun manusia juga diberi tanggung jawab untuk menjaga, melestarikan, dan memakmurkan bumi.

  Pada dasarnya manusia memiliki tiga hubungan.Pertama, hubungan manusia dengan Allah.Merupakan hubungan makhluk dengan penciptanya, yang biasanya diwujudkan dalam bentuk ibadah.Kedua, hubungan manusia dengan manusia, yaitu yang mencakup segala sisi kehidupan manusia.Meliputi politik, ekonomi, sosial, dan lain-lain.Ketiga, hubungan manusia dengan alam.Tuhan menciptakan bumi beserta isinya untuk dijaga dan dimanfaatkan sumber daya alamnya oleh manusia.Tanggung jawab yang dimiliki oleh manusia belumlah dapat menjalankan tugasnya dalam menjaga kelestarian di bumi.Usaha dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan lingkungan kurang diperhatikan.Akan tetapi eksploitasi terhadap sumber daya alam sangatlah berlebihan.Sehingga secara tidak langsung dampak dari eksploitasi yang berlebihan itu justru merugikan bagi manusia itu sendiri.Yaitu mengakibatkan sumber bencana di bumi, seperti tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, dan sebagainya.

  Manusia tidak dapat lepas dari kebutuhannya terhadap alam.Alam memerlukan keseimbangan yang harus dipertahankan oleh manusia sebagai pemanfaatnya.

  Ayat al

  • – Quran yang berkenaan dengan pernyataan di atas adalah : LANDASAN DASAR 1. Al-Quran surah Al-An‟am ayat 99

  Artinya: “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan(perhatikan pulalah) matangannya.Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-

tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.

  

  2. Al-Quran surah Ar-Rum ayat 41

  Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” 3. Al-Quran surat Al-A‟raf ayat 56

  Artinya:

  “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah

  (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (Tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”

  

Bagan hubungan manusia dengan Allah, alam dan sesama

manusia (trilogi kesinambungan) KETERANGAN: a. Hubungan Manusia Dengan Allah SWT.

  Keimanan dan pengakuan kita terhadap Tuhan Penguasa Alam.Sehingga kewajiban untuk tunduk dan berserah diri pada-Nya, dengan amal makruf nahi munkar.Hubungan yang pertama manusia meyakini Tuhan YME sebagai Tuhan Yang Maha Pencipta, kedudukannya jauh lebih tinggi dari segenap makhluk yang diciptakan-Nya. Alam sangat bergantung pada manusia, karena bila alam sudah tersentuh manusia maka ia akan menggantungkan pada menusia, sepanjang di bumi ada manusia, maka dia berhak mendapatkan kesejahteraan yang di topang oleh alam ini. Generasi kita harus menyediakan dan menyisakan alam ini untuk generasi yang mendatang. Ilyas Asaad (2011: 3) menyatakan dalam Islam, memelihara lingkungan merupakan kewajiban yang setara dengan kewajiban ibadah- ibadah sosial yang lain, bahkan setara dengan kewajiban mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa dibulan ramadhan dan berhaji. Sebaliknya, perbuatan merusak lingkungan atau perbuatan yang bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan setara dengan perbuatan dosa besar seperti pengingkaran terhadap Maha Kasih dan Pemelihara (al-rabb) Tuhan, atau pembunuhan dan perampokan .

  b. Hubungan Manusia Dengan Manusia.

  Menciptakan keharmonisan sosial dengan mengimplementasikan sikap kebersamaan, simpati, dan empati tanpa memandang perbedaan status apapun.Hubungan yang kedua yakni horizontal, menuntun hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungan sesama ciptaan Tuhan. Pernyataan kesadaran manusia dalam Kode etik ini mengandung makna saling menghargai sesama manusia sesuai dengan harkat dan martabat di sisi Tuhan. Saling menghargai demi terciptanya kerukunan dalam kebersamaan yang serasi, selaras, seimbang, sesuai dengan hakikat diri masing-masing c. Hubungan Manusia Dengan Alam.

  Tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan alam untuk keberlangsungan kehidupan dengan melakukan interaksi yang seimbang (Hamemayu Hayuning Bhawana) terhadap sumber kehidupan. Termaktub dalam UUno.32 tahun2009tentang asas, tujuan dan ruang lingkup lingkungan hidup yang bersisi antara lain: 1.) Keserasian dan keseimbangan lingkungan hidup. 2.) Menjaga dan menjamin kelangsungan dan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem.

  3.) Menjamin terpenuhinya generasi masa kini dan masa depan.

  a.) Konsep dasar organisasi Mapala MITAPASA (1.) Loyalitas

  Pengertian loyalitas adalah mutu dari sikap setia (loyal), sedangkan loyal didefinisikan sebagai tindakan memberi atau menunjukkan dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi. Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia menerangkan pengertian loyalitas sebagai kepatuhan atau kesetiaan.

  (2.) Kebersamaan Dalam keadaan bersama, belum tentu ada rasa kebersamaan.

  Namun rasa kebersamaan itu dapat muncul dan diawali dari keadaan bersama. Rasa kebersamaan tersebut akan muncul ketika kita bersama-sama dalam suatu kondisi, dalam kegiatan yang sama, menanggung beban yang sama. Tentunya dalam periode tertentu, rasa kebersamaan ini dapat disudahi, tentunya saat keadaan sudah menuntut untuk tidak bersama lagi. Meskipun tiap kebersamaan akan berakhir, namun kebersamaan itu indah untuk dijalani dan akan indah pula kenangannya saat diingat (3.) Kekeluargaan

  Kekeluargaan merupakan asas penting yang banyak diterapkan di berbagai tempat, aspek, organisasi dan sebagainya. Kekeluargaan merupakan satuan mendasar dari kekerabatan. Rasa kekeluargaan tidak hanya ada pada kelompok dengan hubungan darah. Apabila suatu perkumpulan masyarakat memiliki rasa solidaritas yang cukup tinggi dan terus dipupuk, maka akan muncul istilah rasa kekeluargaan. Satu keluarga saling memahami dan mengenal anggota keluarganya, merasa terikat dengannya, sehingga hal apapun yang terjadi dengan salah satu anggotanya berarti mengusik satu kesatuan keluarga itu. Karena keluarga berarti tidak ada yang ditinggalkan atau dilupakan. (4.) Tanggung jawab Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya).

  Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannyaitu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  (5.) Komitmen Sikap atau bentuk perilaku seseorang terhadap organisasi dalam bentuk loyalitas dan pencapaian visi, misi, nilai dan tujuan organisasi. Seseorang dikatakan memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi, dapat dikenali dengan ciri-ciri antara lain kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai- nilai organisasi, kemauan yang kuat untuk bekerja demi organisasi dan keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. (6.) Kritis

  Kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Selanjutnya berpikir kritis adalah kegiatan menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakannya secara tajam, memilih, mengidentifikasi, mengkaji dan mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna

  b.) Sikap dasar anggota Mapala MITAPASA (1.) dan mengaplikasikan nilai-nilai dasar Mapala Mendalami MITAPASA dalam diri setiap kader.

  (2.) Menumbuhkembangkan nilai-nilai kepecintaalaman. (3.) Mengaplikasikan nilai-nilai kepecintaalaman.

B. Pendidikan Islam

  1. Pengertian Pendidikan Islam Pendidikan adalah suatu proses penyampaian nilai dengan lingkup yang sangat luas. Pendidikan adalah bagaimana manusia dapat melaksanakan hidup dan kehidupan. Oleh karena itu, sejalan dengan ini, Prof. Lodge pernah mengatakan semua pengalaman adalah pendidikan. Dengan demikian bisa terjadi anak mendidik orangtuanya, seorang murid mendidik gurunya, lingkungan mendidik manusia dan singkatnya bahwa hidup adalah pendidikan dan pendidikan adalah hidup itu sendiri.

  Manusia sebagai makhluk multidimensional yang memiliki potensi dasar yang bisa dikembangkan, sehingga manusia dinamakan makhluk pedagogik. Makhluk pedagogik adalah makhluk yang dapat dididik sekaligus makhluk yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan aktivitas pendidikan. Mortimer J. Adler mendefinisikan pendidikan sebagai proses atas nama kemampuan manusia yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan dan disempurnakan oleh kebiasaan-kebiasaan yang baik, hal ini berkaitan dengan kesadaran lingkungan. Dimana sejak awal ditanamkan kebiasaan baik tentang menghargai lingkungan, tentunya meminimalisir kerusakan lingkungan. Dan hanya dapat diselesaikan oleh keterlibatan masyarakat tanpa pandang bulu.

  Pendidikan harus dilaksanakan dengan proses bagaimana manusia menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya. Akibatnya ada proses timbalbalik yang bukan hanya manusia yang melakukan penyesuaian dengan kosmos, tetapi juga sebaliknya. Manusia belajar mengetahui alam, dan juga mengontrol alam itu (termasuk dalam etika alam). Dan juga belajar mengetahui dan merasakan keakraban dirinya, merasa tinggal di alamnya sendiri. Oleh karena itu landasan filosofiknya, filsafat pendidikan mengakui bahwa manusia itu harus menemukan dirinya sendiri sebagai bagian internal dari alam. Lantas pendidikan dalam perpektif islam adalah, secara etimologis pendidikan dalam bahasa arab adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba.

  Sedang kata pendidikan dalam bahasa Arabnya adalah

  ta’lim dengan kata

  kerja allama. Penggunaan kata rabba atau tarbiyah terdapat dalam Al- Qur‟an pada dasarnya mengacu pada gagasan kepemilikan. Seperti orang tua kepada anaknya untuk melaksanakan tarbiyah yang sifatnya hanya menunjukkan relasional saja. Sedang kepemilkan yang sesungguhnya hanya ada pada Allah semata. Beberapa ayat dalam Al-

  Qur‟an yang mengandung kata tarbuyah Al-

  Isra

  ‟ (17: 24) اًزيِغَص يِواَيَّبَر اَمَك اَمُهْمَحْرا ِّبَر ْلُقَو ِةَمْحَّزلا َهِم ِّلُّذلا َحاَىَج اَمُهَل ْضِفْخاَو

  Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil."

  Sebagaimana Heri Gunawan (2014: 4) menyatakan, pemaknaana istilah tarbiyah merupakan proses tranformasi ilmu pengetahuan mulai tingkat dasar sampai menuju tingkat yang lebih tinggi.Zarkowi Soejoeti, sebagaimana dikutip Malik Fadjar memberikan pengertian pendidikan islam: petama, jenis pendidikan yang pendirian dan penyelenggaraannya didorong oleh hasrat dan semangat mengejawantahkan nilai-nilai islam. Kedua, pendidikan islam adalah jenis pendidikan yang memberikan perhatian dan sekaligus menjadikan ajaran islam sebagai pengetahuan untuk progam studi yang diselenggarakan.

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan islam sebagai bidang studi (sebagai ilmu), dalam hal ini islam sama dengan sidipil ilmu yang lain.