ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA PARANOID DENGAN MASALAH KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL “MENARIK DIRI” DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA - STIKES Insan Cendekia Medika Repository
KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA PARANOID
DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL “MENARIK DIRI”
DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA
MENUR SURABAYA
OLEH:
NUR ZAHROTUL WACHIDAH
141210028
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA PARANOID
DENGAN MASALAH ISOLASI SOSIAL “MENARIK DIRI”
DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA
MENUR SURABAYA
KARYA TULIS ILMIAH
diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep) Pada Program Study Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia medika Jombang
OLEH:
NUR ZAHROTUL WACHIDAH
141210028
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nur Zahrotul Wachidah NIM : 14.121.002.8 Tempat Tanggal Lahir : Sidoarjo, 21 April 1996 Institusi : STIKes Insan Cendekia Medika Jombang Judul Karya Tulis Ilmiah : Asuhan Keperawatan Pada Klien Skizofrenia Paranoid
Dengan Masalah Isolasi Sosial”Menarik Diri” Menyatakan bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapat sanksi.
Jombang , Januari 2017 Penulis
Nur Zahrotul Wachidah
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama Mahasiswa : Nur Zahrotul Wachidah NIM : 141210028 Program Studi : D3 Keperawatan Judul : Asuhan Keperawatan Pada Klien Skizofrenia Paranoid
Dengan Masalah Isolasi Sosial “Menarik Diri Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.
Telah di setujui untuk di ujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Progam Studi Diploma III Keperawan STIKes ICMe Jombang
Mengetahui
Komisi Pembimbing
Agus Muslim, S.Kep.,Ns. Ruliati, SKM.,M.Kes Pembimbing Utama Pembimbing Kedua
Mengetahui,
H. Bambang Tutuko,SH,.S.Kep,.Ns,.MH Maharani Tri P. S.Kep,Ns. MM.Ketua STIKes ICMe Ketua Prodi D-III Keperawatan
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Mahasiswa : Nur Zahrotul Wachidah NIM : 141210028 Program Studi : D3 Keperawatan Judul : Asuhan Keperawatan Pada Klien Skizofrenia Paranoid
Dengan Masalah Isolasi Sosial “Menarik Diri Di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.
Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan Dewan Penguji dan diterima Sebagai salah satu syarat untuk menyelsaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III keperawatan STIKes ICMe Jombang
Komisi Dewan Penguji
1. Penguji Utama : Maharani Tri P, S.Kep.,Ns.,MM ( )
2. Penguji Anggota 1 : Ruliati, SKM.,M.Kes ( )
3. Penguji Anggota 2 : Agus Muslim, S.Kep.,Ns. ( ) Ditetapkan di : JOMBANG Pada Tanggal : 16 Juni 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Sidoarjo, 21 April 1996 dari keluarga bapak Abdul rochman dan ibu Fatimah.
Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara Tahun 2002 penulis lulus dari TK Aisyah ngaban sidoarjo, tahun 2008 penulis lulus dari SD
Muhammadiyah 9 ngaban tanggulangin sidoarjo, tahun 2011 penulis lulus dari Smp Muhammadiyah
tulangan sidoarjo dan tahun 2014 penulis lulus dari SMK Kesehatan Bakti Indonesia Medika
Mojokerto, tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes ”Insan Cendekia Medika” Jombang
melalui jalur PMDK gelombang 1. Penulis memilih program Studi D3 Keperawatan dari lima pilihan
program studi yang ada di STIKes “ICME” Jombang.Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya
Jombang, 3 januari 2017 Penulis
Nur Zahrotul Wachidah
MOTTO
“Jadilah kalah karena mengalah, bukan kalah karena menyerah Jadilah pemenang karena kemampuan, bukan menang karena kecurangan
”
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur alhamdulillah kepada ALLAH SWT. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah yang sederhana ini dapat terselesaikan.
Aku persembahkan karya tulis ini untuk seseorang yang selalu senantiasa merawatku, membesarkanku, memberikanku banyak pendidikan mulai dari tidak mengerti sampai umurku sekarang terimakasih abah dan ibu karena selalu memanjatkan doa disetiap sujudmu sehingga karya tulis ini terselesaikan.
Terima kasih juga buat teman-teman ku di kos candy yang mensuport dan mendengarkan keluh kesahku saat mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Serta teman-teman D3 Keperawatan yang aku cintai sudah menjadi teman-teman yang luar biasa selama 3 tahun ini, tawa, canda, tangis sudah pernah kita rasakan aku pasti akan rindu dengan kalian semua.
Terimakasih atas semuanya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Studi kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pada Klien Skizofrenia Paranoid dengan Gangguan Isolasi Sosial”Menarik Diri” sesuai dengan waktu yang ditentukan. Karya Tulis Ilmiah Studi kasus ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah Studi kasus ini penulis telah banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat H. Bambang Tutuko, S. Kep., Ns., M. H selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Media Jombang. Maharani Tri P., S.Kep Ns., MM. selaku Kepala Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes ICMe Jombang dan dosen pembimbing H. Bambang Tutuko, SH.,S. Kep., Ns.,MH, selaku dosen pembimbing Studi Kasus Karya Tulis Ilmiah yang telah penulis teliti. Kepala Diklat RSJ Menur Surabaya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengambil data dan menyelesaikan Studi Kasus Karya Tulis Ilmiah. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, motivasi, kekuatan, dan nasehat selama menempuh pendidikan di STIKes ICMe Jombang hingga terselesainya Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. Dan tidak lupa kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam menyelesaian penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk penulis sangat diharapkan demi kesempurnaan penulis di masa yang akan dating.
Jombang, Januari 2017 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii SURAT PERNYATAAN ............................................................................ iii LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iv LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... v RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN .............................................. xv ABSTRAK ................................................................................................. xvi ABSTRACT................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................
1 1.2 Batasan Masalah .............................................................................
3 1.3 Rumusan Masalah ...........................................................................
3 1.4 Tujuan Penulisan .............................................................................
4 1.5 Manfaat Penulisan ...........................................................................
5 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Konsep Menarik Diri .....................................................................
7 2.1.1 Definisi Menarik Diri ..........................................................
7 2.1.2 Rentang Respon Sosial ........................................................
7 2.1.3 Perkembangan Hubungan Sosial ........................................
8 2.1.4 Penyebab Menarik Diri .......................................................
12 2.1.5 Tanda dan Gejala.................................................................
13 2.2 Konsep Skizofrenia .........................................................................
13 2.2.1 Definisi ................................................................................
13 2.2.2 Jenis ...................................................................................
14
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan 2.3.1 Pengkajian ............................................................................
16 2.3.2 Diagnosa keperawatan ..........................................................
23 2.3.3 Intervensi keperawatan .........................................................
24 2.3.4 Implementasi ........................................................................
26 2.3.5 Evaluasi ................................................................................
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian .............................................................................
28 3.2 Batasan Istilah ..................................................................................
28 3.3 Partisipan..........................................................................................
29 3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................
29 3.5 Pengumpulan Data ...........................................................................
29 3.6 Uji Keabsahan Data .........................................................................
31 3.7 Analisa Data .....................................................................................
31 3.8 Etik Penelitian ..................................................................................
33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil .................................................................................................
34 4.4.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data .....................................
34 4.4.2 Pengkajian ..............................................................................
35 A. Identitas Klien ..................................................................
35 B. Alas an masuk ................................................................
35 C. Faktor Predisposisi ...........................................................
35 D. Pemeriksaan Fisik ..........................................................
36 E. Psikososial ........................................................................
37 F. Status Mental ...................................................................
38 G. Kebutuhan Persiapan Pulang ..........................................
40 H. Mekanisme Koping .........................................................
42 I. Masalah Psikososial dan Lingkungan ..............................
42 J. Pengetahuan Kurang tentang ...........................................
43 K. Aspek Medik ....................................................................
43 L. Daftar Masalah Keperawatan ...........................................
44 M. Daftar Diagnosa Keperawatan ........................................
44 4.2 Analisa Data ....................................................................................
54
4.4 Evaluasi Keperawatan .....................................................................
47 4.5 Intervensi Keperawatan ..................................................................
48 2. Klien II (Ny. S) ............................................................................
50 A. Identitas Klien ......................................................................
50 B. Alasan masuk ......................................................................
50 C. Faktor Predisposisi ..............................................................
50 D. Pemeriksaan Fisik.................................................................
51 E. Psikososial ............................................................................
52 F. Status Mental ........................................................................
54 G. Kebutuhan Persiapan Pulang ...............................................
56 H. Mekanisme Koping ..............................................................
57 I. Masalah Psikososial dan Lingkungan ..................................
58 J. Pengetahuan Kurang tentang ................................................
59 K. Aspek Medik ........................................................................
59 L. Daftar Masalah Keperawatan ...............................................
59 M. Daftar Diagnosa Keperawatan..............................................
59 4.6 Analisa Data .....................................................................................
60 4.7 Implementasi Keperawatan .............................................................
61 4.8 Evaluasi Keperawatan .....................................................................
62 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan .....................................................................................
74 A. Pengkajian ........................................................................... 74
B. Diagnosa Keperawatan ........................................................ 74
C. Rencana Keperawatan ......................................................... 74
D. Implementasi Keperawatan ................................................. 75
E. Evaluasi Keperawatan ......................................................... 75
5.2 Saran ......................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel Analisa data ........................................................................ 25
2. Tabel Rencana Tindakan Keperawatan....................................... 25
3. Tabel Pemeriksaan Fisik klien I.................................................. 36
4. Tabel Analisa Data klien I.......................................................... 45
5. Tabel Implementasi klien I........................................................ 46
6. Tabel Evaluasi klien I................................................................ 48
7. Tabel Pemeriksaan Fisik klien II............................................... 50
8. Tabel Analisa Data klien II....................................................... 59
9. Tabel Implementasi klien II...................................................... 60
10. Tabel Evaluasi klien II.............................................................. 62
DAFTAR GAMBAR
2.1 Patofisiologi Isolasi Sosial ......................................................... 24
Genogram klien II....................................................................... 51
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Laporan Kasus Lampiran 2 Format Pengkajian Keperawatan Jiwa Lampiran 3 Lembar permohonan menjadi responden Lampiran 4 Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 5 Lembar konsultasi
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
SINGKATAN
1. WHO : World Health Organitation
2. RSJ : Rumah Sakit Jiwa
3. STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
4. Icme : Insan Cendekia Medika
5. Riskesda : Riset Kesehatan Daerah
6. TIK : Tekanan Intrakranial
7. BHSP : Bina Hubungan Saling Percaya
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA PARANOID DENGAN
MASALAH KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL “MENARIK DIRI” DI RUANG
FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA
Oleh :
Nur Zahrotul Wachida
Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguanpada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu atau hambatan dalam melaksanakan
peran sosial. Individu yang sehat jiwa meliputi menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, Salah satu
gejala umum dari skizofrenia paranoid adalah adanya kekerasan, berdebat dengan orang lain, merasa
dirinya penting atau memandang orang lain rendah, dan pikiran serta perilaku menuju kekerasan atau
bunuh diri. Pada pederita skizofrenia akan mengalami gangguan dalam kognitif, emosional, persepsi
serta gangguan dalam tingkah laku.Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode penelitian yaitu studi
kasus. Subyek dalam studi kasus ini menggunakan 2 klien/pasien dengan kasus isolasi sosial
“menarik diri” di Ruang Flamboyan Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Teknik pengumpulan data
di deskripsikan secara naratif dan dilakukan dengan teknik wawancara (hasil anamnesis berisi tentang
identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan dahulu), serta observasi atau
pemeriksaan fisik.Hasil dari penelitian ini yang di lakukan pada klien I (Ny.N) dan klien II (Ny.S) dengan
isolasi sosial , pada penelitian ini di dapatkan satu diagnose yang prioritas yaitu Skizofrenia paranoid.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, klien 1 masih sulit untuk di ajak komunikasi
dan belum dapat dapat mengenal penyebab isolasi social sedangkan pada klien II sudah bisa di ajak
komunikasi dan bisa mengurangi perilaku menarik diri.Kerjasama antara tim kesehatan dan klien atau keluarga klien sangat diperlukan untuk
keberhasilan asuhan keperawatan pada klien, komunikasi terapeutik dapat mendorong klien lebih
kooperatif, peran keluarga sangat penting dalam merawat klien dengan isolasi social: menarik diri Kata Kunci : Asuhan Keperawatan, Isolasi sosial, Menarik diri
ABSTRACT
NURSING INSURANCE IN CLIENTS SKIZOFRENIA PARANOID WITH PROBLEMS OF
NURSING SOCIAL ISOLATION "SELF-INTERESTED" IN THE FLAMBOYAN ROOM
HOSPITAL SURABAYA
By:
Nur Zahrotul Wachida
Mental disorder is a change in the function of the soul that causes a disruption in thefunction of the soul, which cause the suffering of the individual or obstacles in carrying out social
roles. A healthy individual soul includes fully aware of his / her own abilities. One of the common
symptoms of paranoid schizophrenia is the presence of violence, arguing with others, feeling
important or looking down on others, and thoughts and behavior toward violence or suicide. In
schizophrenic sufferers will experience disturbances in the cognitive, emotional, perceptions and
disorders in behavior.The design of this research is descriptive by using research method that is case study.
Subjects in this case study used 2 clients / patients with social isolation cases "withdraw" at
Flamboyan Room of Mental Hospital Menur Surabaya. Data collection techniques are described
narratively and done by interview techniques (the anamnesis contains the identity of the client, the
main complaint, the history of current and past diseases), as well as observation or physical
examination.The results of this study are done on client I (Ny.N) and client II (Ny.S) with social
isolation, in this study got a prior diagnosis of paranoid schizophrenia. After nursing care for 3x24
hours, client 1 is still difficult to invite communication and can not be able to recognize the cause of
social isolation while the client II can already invite communication and can reduce the behavior
withdraw.Cooperation between the health team and client or client's family is indispensable for the
success of nursing care on the client, therapeutic communication can encourage more cooperative
clients, family role is very important in caring for clients with social isolation: withdraw Keywords: Nursing Care, Social Isolation, Withdrawal.BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Individu yang sehat jiwa meliputi menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stres kehidupan yang wajar, mampu bekerja produktif dan memenuhi kebutuhan hidupnya, dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang lain (Keliat dkk, 2011). Menarik diri adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain atau menghindari hubungan dengan orang lain. Menurut depkes RI tahun 2013, menarik diri adalah suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap. Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku aneh dan terganggu. Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku aneh yang terganggu (keliat dkk, 2012).
Skizofrenia paranoid atau bisa disebut waham adalah suatu gangguan mental dimana seseorang kehilangan persepsi dalam membedakan antar kenyataan/ realitas (psikosis). yang ditandai dengan adanya kekerasan, berdebat dengan orang lain, merasa dirinya penting atau memandang orang lain rendah, dan pikiran serta perilaku menuju kekerasan atau bunuh diri.
Menurut WHO memperkirakan 450 juta orang seluruh dunia mengalami gangguan jiwa saat ini dan (25%) penduduk diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2013, angka rata-rata nasional gangguan mental emosional pada penduduk usia 15 tahun ke atas yaitu 6%, angka ini setara dengan 14 juta penduduk. Sedangkan gangguan jiwa berat, rata-rata sebesar 0,17% atau setara dengan 400.000 penduduk. Berdasarkan dari data tersebut bahwa data pertahun di Indonesia yang mengalami gangguan jiwa selalu meningkat. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta orang diperkirakan terdapat 200.000 kasus baru yang di diagnosa skizofrenia setiap tahun di United States,dan 2 juta diseluruh dunia. Kira-kira sekitar 1% dari populasi di United States menderita skizofrenia. Angka kejadian skizofrenia biasanya terjadi pada remaja tua dan dewasa muda, dan angka itu kadang-kadang terjadi setelah usia 50 tahun, walaupun lebih jarang. 50% klien skizofrenia melakukan percobaan bunuh diri. Dari data di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, 2013 didapatkan data dari bulan Januari sampai Februari 2014 tercatat jumlah pasien rawat inap 403 orang. Sedangkan jumlah kasus yang ada pada semua pasien baik rawat inap maupun rawat jalan kasus halusinasi mencapai 5077 kasus, perilaku kekerasan 4074 kasus,
i
solasi sosial: menarik diri 1617 kasus, harga diri rendah 1087 kasus dan defisit perawatan diri 1634 kasus. Rata-rata terdapat 150 klien skizofrenia perbulan, klien mengalami halusinasi mencapai 90 orang (60%), kerusakan interaksi dan gangguan konsep diri mencapai 38 orang (25%), perilaku kekerasan mencapai 15 orang (10%), dan klien dengan waham sekitar 8 orang (5%).
Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku aneh yang terganggu (keliat dkk, 2012). Salah satu gejala umum dari skizofrenia paranoid adanya adanya kekerasan, berdebat dengan orang lain, merasa dirinya penting atau memandang orang lain rendah, dan pikiran serta perilaku menuju kekerasan atau bunuh diri. Pada pederita skizofrenia akan mengalami gangguan dalam kognitif, emosional, persepsi serta gangguan dalam tingkah laku. Pasien skizofrenia kronis pada umumnya tidak mampu melaksanakan fungsi dasar secara mandiri, misalnya kebersihan diri, penampilan dan sosialisasi. Pasien skizofrenia mengalami kemunduran dalam fungsi psikososialnya. Mereka mengalami penurunan kemampuan untuk bergerak dan berkomunikasi dengan orang lain, serta tidak mampu menghadapi realitas.
Upaya optimalisasi penatalaksanaan klien dengan skizofrenia dalam menangani gangguan persepsi sensori (Skrizofenia) dirumah sakit antara lain melakukan penerapan standar asuhan keperawatan, terapi aktivitas kelompok dan melatih keluarga untuk merawat pasien dengan Skrizofenia. Standar Asuhan Keperawatan mencakup penerapan strategi pelaksanaan. Strategi pelaksanaan pada pasien mencakup kegiatan mengenal Skrizofenia, mengajarkan pasien menghardik, minum obat dengan teratur, bercakap-cakap dengan orang lain saat muncul, serta melakukan aktivitas terjadwal untuk mencegah Skrizofernia (Keliat dkk, 2010). Jika klien sudah pulang maka anjurkan pasien untuk membuat jadwal kegiatan harian dirumah sesuai dengan kegiatan sehari
- – hari untuk mengurangi terjadinya perilaku menarik diri, anjurkan klien untuk minum obat tepat waktu, dan anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter sesuaidengan jadwal yang sudah di anjurkan.
Dari latar belakang diatas penulis tertarik mengambil masalah tentang Asuhan Keperawatan pada klien gangguan isolasi sosial “ menarik diri” dengan masalah keperawatan skizofrenia paranoid (waham).
1.2 Batasan Masalah
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada : Asuhan Keperawatan Klien skrizofrenia paranoid dengan gangguan isolasi sosial “Menarik Diri” Di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya
Rumusan Masalah
1.3
“Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada klien skrizofrenia paranoid dengan gangguan isolasi sosial”menarik diri’’?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Keperawatan pada klien skizofrenia paranoid dengan gangguan isolasi sosial”menarik diri” di ruang flamboyan RSJ Menur Surabaya
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian pada klien Skizofrenia paranoid dengan gangguan isolasi sosial”menarik diri” di ruang flamboyan RSJ Menur Surabaya.
b. Merumuskan Diagnosa keperawatan pada klien Skizofrenia paranoid dengan gangguan isolasi sosial”menarik diri” di ruang flamboyan RSJ Menur Surabaya.
c. Menyusun Rencana Keperawatan pada klien Skizofrenia paranoid dengan gangguan isolasi sosial”menarik diri” di ruang flamboyan RSJ Menur Surabaya.
d. Melakukan Implementasikan pada klien Skizofrenia paranoid dengan gangguan isolasi sosial”menarik diri” di ruang flamboyan RSJ Menur Surabaya.
e. Melakukan Evaluasi tindakan keperawatan pada klien Skizofrenia paranoid dengan gangguan isolasi sosial”menarik diri” di ruang flamboyan RSJ Menur Surabaya.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah khasanah keilmuan sehingga meningkatkan ilmu pengetahuan dalam mencari pemecahan permasalahan pada klien dengan gangguan Isolasi Sosial
“Menarik Diri”
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Klien dan Keluarga
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang telah dipelajari dalam penanganan kasus jiwa yang dialami dengan kasus nyata dalam pelaksanaan keperawatan, seperti bagaimana cara untuk mengatasi perilaku menarik diri.
b. Bagi Perawat Asuhan keperawatan ini menjadi dasar informasi dan pertimbangan untuk menambah pengetahuan, keterampilan serta perilaku dalam meningkatkan pelayanan perawatan pada klien gangguan isolasi sosial “ menarik diri’.
c. Bagi Institusi Pendidikan STIKes ICMe Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan dan referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan pada klien dengan gangguan isolasi sosial “ menarik diri”.
d. Bagi Peneliti selanjutnya.
Asuhan keperawatan ini dapat dijadikan dasar informasi dan pertimbangan peneliti selanjutnya untuk menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan gangguan isolasi sosial”menarik diri”.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Menarik Diri
2.1.1 Definisi Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain atau menghindari hubungan dengan orang lain (Abdul
Muhith,2015) Penarikan diri atau withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri baik perhatian ataupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara ataupun menetap. Jadi menarik diri adalah keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan dalam membina hubungan dan menghindari interaksi dengan orang lain secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap (Abdul Muhith,2015)
2.1.2 Rentang Respon Sosial Dalam membina hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon yang adaptif sampai dengan maladaptif sampai dengan. Respon adaptif merupakan respon yang dapat di terima oleh norma norma sosial dan kebudayaan yang secara umum berlaku. Sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang di lakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat di terima oleh norma sosial dan budaya setempat.
Respon sosial yang maladaptif yang sering terjadi dalam kehidupan sehari hari adalah menarik diri, tergantung (dependen) ,manipulasi, curiga, gangguan komunikasi, dan komunikasi (Abdul Muhith,2015)
2.1.3 Rentang Respon Sosial Respon Adaptif Respon Maladaptif
Menyendiri merasa sendiri Manipulasi Otonomi menarik diri Inpulsif Bekerjasama Narcissism tergantung Saling tergantung
Rentang Respon Perilaku Sosial “ Menarik Diri”
2.1.4 Perkembangan Hubungan Sosial Untuk mengembangkan hubungan sosial yang positif, setiap tugas perkembangan sepanjang daur kehidupan di harapkan di lalui dengan sukses sehingga kemampuan membina hubungan sosial dapat menghasilkan kepuasan dalam individu (Abdul muhith,2015)
1. Bayi Bayi sangat tergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan biologis dan psikologisnya. Bayi umumnya menggunakan komunikasi yang sangat sederhana dalam menyampaikan kebutuhannya, misalnya menangis untuk semua kebutuhan. Konsisten ibu dan anak seperti stimulus sentuhan, kontak mata, komunikasi yang hangat merupakan aspek penting yang harus di bina sejak dini karena akan menghasilkan rasa aman dan rasa percaya yang mendasar.
Kegagalan pemenuhan kebutuhan bayi melalui ketergantungan pada orang lain kan mengakibatkan rasa tidak percaya diri sendiri dan orang lain serta menarik diri(Abdul Muhith,2015).
2. Prasekolah Materson menamakan masa antara usia 18 bulan
- – 3 tahun yang merupakan taraf masa pemisahan pribadi. Anak prasekolah mulai memperluas hubungan sosialnya di luar lingkungan keluarga,khususnya ibu (pengasuh). Anak menggunakan kemampuan berhubungan yang telah di miliki untuk berhubungan dengan lingkungan di luar keluarga. Dalam hal ini,anak membutuhkan dukungan dan bantuan dari keluarga khususnya pemberian pengakuan yang positif terhadap perilaku yang adaptif. Hal ini merupakan dasar otonomi anak yang berguna untuk mengembangkan kemampuan hubungan interdependen. Kegagalan anak dalam berhubungan dengan lingkungannya disertai respon keluarga yang negatif akan mengakibatkan anak menjadi tidak mampu mengontrol diri ,tidak mandiri, ragu, menarik diri dari lingkungan, kurang percaya diri, pesimis, takut perilakunya salah(Abdul Muhith,2015)
3. Anak anak Anak mulai mengembangkan dirinya sebagai individu yang mandiri dan mulai mengenal lingkungan lebih luas,dimana anak mulai membina hubungan dengan teman temanny. Pada usia ini anak mulai mengenal kerjasama, kompetisi, dan kompromi. Konflik sering terjadi dengan orang tua karena pembatasan dan dukungan yang tidak konsisten. Teman dengan orang dewasa di luar keluarga (guru,orang tua teman) merupakan sumber pendukung yang penting bagi anak.
Kegagalan dalam membina hubungan dengan teman di sekolah, kurangnya dukungan guru dan pembatasan serta dukungan yang tidak konsisten dari orang tua mengakibatkan frustasi terhadap kemampuannya , putus asa,merasa tidak mampu, dan menarik diri dari lingkungan(Abdul muhith,2015)
4. Remaja Pada usia ini, individu mempertahankan hubungan interdependen dengan orang tua dan teman sebaya. Individu belajar mengalami keputusan dengan mempertahatikan saran dan pendapat orang lain seperti memilih pekerjaan,memilih karier,dan melangsungkan pernikahan. Kegagalan individu menghindari hubungan intim,menjauhi orang lain, dan putus asa akan karier.
5. Dewasa Muda Pada usia ini, individu mempertahankan hubungan interdependen dengan orang tua dan teman sebaya. Individu belajar mengambil keputusan dengan mempertahatikan saran dan pendapat orang lain, seperti memilih pekerjaan,memilih karier, dan melangsungkan pernikahan. Kegagalan individu dalam melanjutkan sekolah,pekerjaan,pernikahan mengakibatkan individu menghindari hubungan intim,menjauhi orang lain,dan putus asa akan karier.
6. Dewasa Tengah Individu pada usia dewasa tengah umumnya telah pisah tempat tinggal dengan orang tua, khususnya individu telah menikah. Jika ia telah menikah,maka peran menjadi orang tua dan mempunyai hubungan antar orang dewasa merupakan situasi tempat menguji kemampuan hubungan interdependen. Kegagalan pisah tempat tinggal dengan orang tua,membina hubungan yang baru dan tidak mendapatkan dukungan dari orang dewasa lain akan mengakibatkan perhatian hanya tertuju pada diri sendiri,produktivitas dan kreativitas berkurang, dan perhatian pada orang lain berkurang.
7. Dewasa Lanjut Pada masa ini,individu akan mengalami kehilangan,baik kehilangan fungsi fisik,kegiatan,pekerjaan,teman hidup(teman sebaya dan pasangan),anggota keluarga(kematian orang tua). Individu tetap memerlukan hubungan yang memuaskan dengan orang lain. Individu yang mempunyai perkembangan yang baik dapat menerima kehilangan yang terjadi dalam kehidupannya dan mengakui bahwa dukungan orang lain dapat membantu dalam menghadapi kehilangannya. Kegagalan dalam masa ini dapat menyebabkan individu merasa tidak berguna,tidak di hargai, dan hal lain dapat membuat individu menarik diri dan rendah diri(Abdul muhith,2015)
2.1.5 Penyebab Menarik Diri Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negatif terhadap diri sendiri,hilang kepercayaan diri,merasa gagal mencapai keinginan,yang di tandai dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri,rasa bersalah terhadap diri sendiri,gangguan hubungan sosial,merendahkan martabat,percaya diri kurang,dan juga dapat mencederai diri(Abdul muhith,2015)
1. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi(pendukung) terjadi gangguan hubungan sosial yaitu:
Faktor perkembangan, kemampuan membina hubungan yang a.
sehat tergantung dari pengalaman selama proses tumbuh kembang. Setiap tahap tumbuh kembang memiliki tugas yang harus dilalui individu dengan sukses, karena apabila tugas perkembangan ini tidak dapat di penuhi akan menghambat masa perkembangan selanjutnya. Kurangnya stimulasi,kasih sayang,perhatian,dan kehangatan dari orang tua/pengasuh akan memberikan rasa tidak aman yang dapat menghambat terbentuknya rasa tidak percaya.
b. Faktor biologis, genetik merupakan salah satu faktor pendukung
gangguan jiwa. Kelainan struktur otak seperti atropi,pembesaran ventrikel,penurunan berat dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
Faktor sosial dan budaya, faktor sosial budaya dapat menjadi c.
faktor pendukung terjadinya gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain, misalnya anggota keluarga yang tidak produktif diasingkan dari orang lain(lingkungan sosialnya).
2. Stressor Presipitasi
a. Stressor sosial budaya, stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam membina hubungan dengan orang lain, misalnya anggota keluarga yang labil yang di rawat di rumah sakit.
b. Stressor psikologis, tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain. Intensitas kecemasan yang ekstrim dan memanjang disertai terbatasnya kemampuan individu untuk mengatasi masalah diyakini akan menimbulkan berbagai masalah gangguan berhubungan (menarik diri).
2.1.6 Tanda dan Gejala
Kurang spontan, apatis (acuh tak acuh terhadap lingkungan),ekspresi wajah kurang berseri(ekspresi sedih),efek tumpul,tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri,komunikasi verbal menurun atau tidak ada.klien tidak bercakap cakap dengan klien lain/perawat,mengisolasi diri(menyendiri),tidak atau kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya,pemasukan makan dan minuman terganggu,retensi urin dan feses,aktivitas menurun,kurang energi,harga diri rendah,posisi janin pada saat tidur,menolak berhubungan dengan orang lain(Abdul muhith,2015).
Konsep Skizofrenia
2.2
2.2.1 Definisi
Skizofrenia sebagai penyakit neurologis yang mempengaruhi persepsi klien, cara berfikir, bahasa, emosi, dan perilaku sosialnya (Melinda Hermann, 2008).
Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara proses pikir, afek/ emosi, kemauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi; asosiasi terbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi.
Skizofrenia merupakan bentuk psikosa yang banyak dijumpai dimana-mana namun faktor penyebabnya belum dapat diidentifikasi secara jelas.
Jenis Skizofrenia
2.2.2
a. Skizofrenia simplex: dengan gejala utama kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.
b. Skizofrenia hebefrenik, gejala utama gangguan proses fikir gangguan kemauan dan depersonalisasi. Banyak terdapat waham dan halusinasi.
c. Skizofrenia katatonik, dengan gejala utama pada psikomotor seperti stupor maupun gaduh gelisah katatonik.
d. Skizofrenia paranoid, dengan gejala utama kecurigaan yang ekstrim disertai waham kejar atau kebesaran. a. Episode skizofrenia akut (lir skizofrenia), adalah kondisi akut mendadak disertai dengan perubahan kesadaran, kesadaran mungkin berkabut.
b. Skizofrenia psiko-afektif, yaitu adanya gejala utama skizofrenia yang menonjol dengan disertai gejala depresi atau mania.
c. Skizofrenia residual adalah skizofrenia dengan gejala-gejala primernya dan muncul setelah beberapa kali serangan skizofrenia.
2.2.3 Gejala Skizofrenia
1. Gejala primer
a. Gangguan proses pikir (bentuk, langkah dan isi pikiran). Yang paling menonjol adalah gangguan asosiasi dan terjadi inkoherensi.
b. Gangguan afek emosi.
c. Terjadi kedangkalan afek emosi.
d. Paramimi dan paratimi (incongruity of affect/ inadekuat).
e. Emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai satu kesatuan.
f. Emosi berlebihan.
g. Hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan emosi yang baik.
h. Gangguan kemauan. Gangguan ini meliputi : 1. Terjadi kelemahan kemauan.
2. Perilaku negativisme atas permintaan.
3. Otomatisme: merasa pikiran/ perbuatannya dipengaruhi oleh orang lain.
2. Gejala psikomotor
a. Stupor atau hiperkinesia, longorea dan neologisme
b. Stereotipi
c. Katelepsi: mempertahankan posisi tubuh dalam waktu yang lama
d. Echolalia dan echopraxia
e. Autisme 3. Gejala sekunder.
a. Waham b. Halusinasi.