T1__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konvergensi Media di Radio Sonora Semarang T1 BAB I

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Radio merupakan suatu medium komunikasi, dimana pesan berupa suara
diubah menjadi sinyal suara, dipancarkan dari suatu sumber dengan antene
pemancar, tanpa perangkat kabel, melalui gelombang elektromagnetik, kemudian
diterima oleh antene penerima, pada pesawat penerima, yang mengubah sinyal
suara menjadi pesan berupa suara kembali (Wibowo, 2012:1). Dahulu sebelum
TV masuk ke Indonesia, radio berperan penting dalam menyampaikan informasi.
Bahkan seperti yang kita ketahui bahwa kemerdekaan Republik Indonesia
disiarkan lewat radio.
Pada pertengahan tahun 1970, di udara Indonesia beroperasi Radio Swasta,
RRI, Radio Pemerintah Daerah, dan Radio Departemental (Pertanian). Sekitar
tahun 1983, radio swasta mulai beroperasi di frekuensi FM dengan teknik
pancaran stereo yang secara kualitas lebih baik dibandingkan dengan frekuensi
AM. Dalam catatan sejarah di Indonesia pada tahun 1994, PRSSNI (Persatuan
Radio Swasta Radio Nasional Indonesia) mengkaji dan menguji coba siaran
satelit, kemudian tahun 1995 radio swasta mengembangkan sistem produksi siaran
digital dengan komputerisasi sistem produksinya. (Harley&Rustam, 2013:1-2).
Menurut Hemat Dwi Nuryanto, DEA, Chairman Zamrud technology,
realnya teknologi internet mulai diaplikasikan radio – radio di Indonesia pada

awal 2000-an (Harley&Rustam, 2013:100). Ini berarti setidaknya Indonesia sudah
cukup lama mengikuti perkembangan jaman dan teknologi. Seperti yang kita
ketahui bahwa teknologi yang berkembang semakin memudahkan kita dalam
segala hal. Maka dengan adanya radio internet kita dimudahkan dalam
mendengarkan radio. Pada dasarnya radio internet hampir sama dengan radio
konvensional yang kita ketahui selama ini. Hanya bedanya radio konvensional
dalam proses siaran dipancar-luaskan oleh gelombang elektro-magnetik,
sementara radio internet melalui jaringan koneksi komputer.

1

Tidak bisa dipungkiri bahwa bubbles dari Social Media dan internet masih
terus bergerak nai, dan belum mencapai puncaknya. Oleh karena itu, dugaan
bahwa menurunnya jumlah pendengar, penonton televisi, dan juga pembaca koran
lebih disebabkan karena munculnya media digital sangatlah wajar. Keluangan
waktu yang biasa dipakai untuk membaca koran, menonton televisi, dan
mendengarkan radio sekarang digunakan untuk berselancar di dunia maya
(Harley&Rustam, 2013:177).
Memasuki dunia media sosial, tempat dimana kita bisa menghabiskan waktu
berjam – jam hanya untuk menatap layar HP. Dalam buku yang ditulis oleh Rulli

Nasrullah, ia menyebutkan ada beberapa definisi media sosial menurut berbagai
literatur penelitian dan salah satunya adala milik Meikle dan Young. Menurut
Meikle dan young (2012) kata media sosial sebagai konvergensi antara
komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu dan media publik
untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu. Dari berbagai
pendapat tersebut maka ditariklah kesimpulan mengenai definisi media sosial
yaitu, medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan
dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan
pengguna lain, dan membentuk ikatan sosial secara virtual (Nasrullah, 2015:11).
Media sosial sendiri mempunyai karakteristik, antara lain sebagai berikut:
1.

Jaringan: karakter media sosial adalah membentuk jaringan di antara
penggunanya. Tidak peduli apakah di dunia nyata antarpengguna itu saling
kenal atau tidak, namun kehadiran media sosial memberikan medium bagi
pengguna untuk terhubung secara mekanisme teknologi.

2.

Informasi: informasi menjadi entitas yang penting dari media sosial. Tidak

seperti media yang laindi internet, pengguna media sosial mengkreasikan
representasi identitasnya, memproduksi konten, dan melakukan interaksi
berdasarkan informasi.

3.

Arsip: bagi pengguna media sosial, arsip menjadi sebuah karakter yang
menjelaskan bahwa informasi telah tersimpan dan bisa diakses kapan pun dan
melalui perangkat apa pun.

2

4.

Interaksi: dalam kajian media, interaksi merupakan salah satu pembeda antara
media lama dengan media baru. Dalam konteks ini, David Holmes (2005)
menyatakan bahwa dalam media lama pengguna atau khalayak media
merupakan khalayak yang pasif dan cenderung tidak mengetahui satu dengan
lainnya; sementara di media baru pengguna bisa berinteraksi, baik diantara
pengguna itu sendiri maupun dengan produser konten media.


5.

Simulasi Sosial: bahwa kesadaran akan yang real di benak khalayak semakin
berkurang dan tergantikan dengan realitas semu.

6.

Konten oleh pengguna: sebagai penanda bahwa di media sosial khalayak
tidak hanya memproduksi konten di ruang yang disebut Jordan sebagai ‘their
own individualised place,’ tetapi juga mengonsumsi konten yang diproduksi
oleh pengguna lain.
Pada era ini, banyak radio yang telah menggunakan streaming serta

memiliki media sosial sebagai perluasan dalam penyebaran informasi. Intinya,
saat ini radio tidak hanya menyebarkan informasi melalui radio itu sendiri
melainkan melalui media sosial. Hal ini lah yang disebut sebagai konvergensi
media. Salah satu yang telah menerapkan konvergensi media adalah Radio Sonora
Semarang. Di radio inilah penulis akan melakukan penelitian. Penulis akan
meniliti bagaimana Radio Sonora Semarang sebelum dan sesudah melakukan

konvergensi media, karena jika bicara mengenai konvergensi media tentu akan
ada beberapa hal yang mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi sebelum dan
sesudah adanya konvergensi media tentu memberikan dampak pada radio yang
melakukannya, entah pada program siaran atau mungkin segmentasi dan lain
sebagainya.
Radio Sonora Semarang merupakan sebuah radio yang ada sejak tahun
2009. Pada awalnya mereka hanya menggunakan teknologi analog, tapi seiring
berkembangnya jaman maka mereka ingin membuat sebuah kemajuan bagi radio
mereka. Pada akhirnya dibuatlah media sosial seperti facebook, twitter, dan juga
instagram guna memberikan informasi secara lebih luas, mereka juga membuat
radio streaming yang bisa diakses pada www.sonorasemarang.com. Maka sesuai
dengan segmentasi dari Radio Sonora Semarang yaitu muda-dewasa, para
3

pendengar berusia muda bisa mendengarkan radio melalui radio streaming dan
yang berusia dewasa bisa mendengarkan radio analog. Alasan yang membuat
penulis menjadikan Radio Sonora Semarang adalah karena radio ini mempunyai
porsi yang pas dalam siarannya. Mereka menyiarkan tentang berita, musik, dan
juga lalu lintas. Radio ini juga sering mengadakan talk show, mereka juga tidak
terlalu sering talk tetapi mereka juga tidak melulu memutarkan lagu.

1.2 Rumusan Masalah
Melalui judul dan latar belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah: Bagaimana Radio Sonora Semarang sebelum dan sesudah melakukan
konvergensi media?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan ini
adalah untuk menjelaskan tentang Radio Sonora Semarang sebelum dan sesudah
melakukan konvergensi media.
1.4 Manfaat
Melalui penulisan ini maka diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Yakni dapat mengetahui teori yang digunakan dalam penulisan ini
yaitu teori konvergensi media, khususnya untuk mengetahui konvergensi
media di Radio Sonora Semarang. Serta diharapkan pula dapat memberikan
informasi dan sumbangan pemikiran dalam pengembangan keilmuan
khususnya pengembangan ilmu Komunikasi bidang media massa.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini menggambarkan bagaimana konvergensi media yang ada di
Radio Sonora Semarang, yang diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:
4

a. Bagi Radio Sonora Semarang
Sebagai bahan pertimbangan jika nantinya Radio Sonora akan mengambil
kebijakan dalam rangka untuk memajukan radio ini. Sehingga konvergensi
media dapat terus diterapkan seiring berkembangnya jaman.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti dalam menggambarkan
konvergensi media di Radio Sonora Semarang serta perubahan yang terjadi.
1.5 Definisi Konsep dan Batasan Penelitian
1.5.1 Definisi Konsep
Konvergensi Media: Konvergensi media merupakan penggabungan antara
media konvensional dan media digital. Dapat
dikatakan konvergensi media merupakan kombinasi
berbagai jenis media menjadi media tunggal.
Radio: Radio merupakan salah satu media massa yang memberikan
informasi atau hiburan hanya melalui sebuah suara (audio) dan
disalurkan melalui sebuah gelombang frekuensi. Radio tidak
membutuhkan sentuhan langsung antara sumber dan penerima.

1.5.2

Batasan Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan tidak melebar, maka peneliti membuat batasan –
batasan untuk melakukan penelitian di lapangan. Batasan yang peneliti terapkan
adalah pada Radio Sonora yang bertempat di Semarang, Jawa Tengah. Khususnya
pada perubahan di Radio Sonora Semarang sebelum dan sesudah melakukan
konvergensi media.

5