data 02 11 2017 021241 RENSTRA DEPUTI KLNP 2015 2019 PUBLISHED

BADAN NASIONAL
PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA

RENCANA STRATEGIS
TAHUN 2015-2019
DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI

BADAN NASI ONAL
PENEMPATAN DAN PERLI NDUNGAN
TENAGA KERJA I NDONESI A

PERATURAN
DEPUTI KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI
BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA
NOMOR : PER. 02/KLNP/V/2015
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEPUTI KERJASAMA LUAR NEGERI DAN
PROMOSI BNP2TKI NOMOR: PER. 01/KLNP/III/2015
TENTANG
PENETAPAN RENCANA STRATEGIS

DEPUTI BIDANG KLN DAN PROMOSI BNP2TKI TAHUN 2015 - 2019
DEPUTI KLN DAN PROMOSI BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA,
Menimbang

: a. bahwa

berdasarkan

Pembangunan

Peraturan

Nasional/Kepala

Menteri

Perencanaan

Badan


Perencanaan

Pembangunan Nasional, Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan

dan

Penelaahan

Rencana

Strategis

Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) tahun 2015-2019;
b. bahwa Renstra DEPUTI BIDANG KLN DAN PROMOSI BNP2TKI
merupakan dokumen perencanaan yang berpedoman pada RPJM
Nasional dan Renstra BNP2TKI tahun 2015-2019 serta menjadi
salah satu dasar bagi DEPUTI BIDANG KLN DAN PROMOSI
dalam menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera

(APBN);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, dan b perlu ditetapkan dengan Peraturan DEPUTI KLN
DAN PROMOSI BNP2TKI tentang Rencana Strategis DEPUTI
BIDANG KLN DAN PROMOSI BNP2TKI.
Mengingat

: 1. Undang-Undang R.I. Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
2. Undang-Undang R.I. Nomor

25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang R.I. Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan
dan Perlindungan TKI di luar negeri;
4. Undang-Undang R.I. Nomor

17 Tahun 2007 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
5. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah;
6. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Anggaran Kementrian/Lembaga;
7. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 40 Tahun 2004 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
8. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara

Pengendalian

dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana


Pembangunan;
9. Peraturan Presiden R.I. Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional ;
10. Peraturan Presiden R.I. Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tanaga Kerja Indonesia;
11. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
12. Instruksi Preseiden R.I. Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi;
13. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2006 tentang Reformasi Sistem
Penempatan dan Perlindungan TKI;
14. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA/IV/2012 tanggal 20
April 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia;
15. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia Nomor: PER. 10/KA/IV/2015 tanggal 8
April 2015 tentang Penetapan Rencana Strategis BNP2TKI Tahun
2015 – 2019.

Memperhatikan : Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 40 Tahun 2004 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional dan Peraturan
Presiden

R.I.

Nomor

7

Tahun

2005

Pembangunan Jangka Menengah Nasional .
MEMUTUSKAN

tentang

Rencana


Menetapkan

: PERATURAN DEPUTI KLN DAN PROMOSI BNP2TKI TENTANG
PENETAPAN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KLN
DAN PROMOSI BNP2TKI TAHUN 2015 - 2019.

PERTAMA

: Menyusun dan menetapkan Rencana Strategis Deputi Bidang
Kerjasama Luar Negeri Dan Promosi BNP2TKI Tahun 2015 – 2019
berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) dan Rencana Strategis BNP2TKI Tahun 2015 – 2019.

KEDUA

: Rencana Strategis Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri Dan
Promosi

BNP2TKI Tahun 2015 – 2019 sebagaimana tercantum


dalam lampiran PERATURAN ini, merupakan pedoman/acuan yang
digunakan oleh masing-masing Eselon II

di lingkungan Deputi

Bidang Kerjasama Luar Negeri Dan Promosi

BNP2TKI untuk

menyusun :
a. Rencana Kerja;
b. Rencana Kerja Anggaran;
c. Penetapan Indikator Kinerja Utama;
d. Rencana Kinerja Tahunan;
e. Penetapan Kinerja;
f. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
KETIGA

: Melakukan Review Renstra sebagaimana diktum Pertama apabila

terjadi perubahan/Revisi terkait dengan kegiatan Prioritas Nasional
dan Prioritas BNP2TKI, serta Struktur Organisasi;

KEEMPAT

: Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Mei 2015
Deputi Kerjasama Luar Negeri Dan
Promosi,

DR. Endang Sulistyaningsih
NIP. 19550610.197803.2.005

Pada tanggal 8 April 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASAZI MANUSIA

LAMPIRAN

PERATURAN
DEPUTI KERJASAMA LUAR NEGERI
DAN PROMOSI BNP2TKI
NOMOR PER.02/KA/V/2015
TANGGAL 20 MEI 2015
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI
DAN PROMOSI

DAFTAR ISI
PERATURAN DEPUTI KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI TENTANG
RENSTRA DEPUTI KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI TAHUN 20152019
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

Hal
i
vi
vii


BAB I

PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUM
B. MAKSUD DAN TUJUAN
C. RUANG LINGKUP
D. DASAR HUKUM
E
PELUANG DAN MANFAAT
F.
PERMASALAHAN

1
1
13
13
13
14
16

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGIS
A
VISI
B. MISI
C. TUJUAN
D. SASARAN STRATEGIS

19
19
20
21
21

BAB III

ARAH KEBIJAKAN , STRATEGI, KERANGKA REGULASI,
KERANGKA KELEMBAGAAN
A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
B. KERANGKA REGULASI
C. KERANGKA KELEMBAGAAN

22

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
A
TARGET KINERJA
B
KERANGKA PENDANAAN

27
27
30

BAB IV

BAB V
PENUTUP
Lampiran - Lampiran

22
23
24

31

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

LAMPIRAN :

PERATURAN
PROMOSI
NOMOR
:
TANGGAL :
TENTANG :

DEPUTI KERJASAMA LUAR NEGERI DAN
PER. 02/KLNP/V/2015
20 MEI 2015
RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG
KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI
TAHUN 2015 - 2019

RENCANA STRATEGIS
DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI
TAHUN 2015 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A.

KONDISI UMUM
Meningkatnya Mobilitas Tenaga Kerja Indonesia
Kesediaan Indonesia bersama negara-negara anggota lainnya membentuk
ASEAN Economic Community (AEC) yang diberlakukan tahun 2015 tentu saja
didasarkan pada keyakinan atas manfaatnya yang secara konseptual akan
meningkatkan pertumbuhan Negara-negara anggota ASEAN. Integrasi ekonomi
dalam AEC 2015 melalui pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar,
dorongan peningkatan efisiensin dan daya saing, serta pembukaan peluang
penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN, akan meningkatkan kesejahteraan
seluruh Negara di kawasan.
Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah bagaimana Indonesia sebagai bagian
dari komunitas ASEAN berusaha mempersiapkan kualitas diri untuk dapat
memanfaatkan peluang dalam AEC 2015 dan tentunya harus bersaing dengan
Negara anggota ASEAN lainnya sehingga ketakutan akan kalah bersaing di
negeri sendiri akibat implementasi AEC 2015 tidak terjadi. Secara teoritis,
integrasi ekonomi menjanjikan peningkatan kesejahteraan bagi Indonesia dan
Negara-negara ASEAN lainnya, diantaranya melalui pembukaan akses pasar
yang lebih besar, dorongan mencapai efisiensi dan daya saing ekonomi yang
lebih tinggi termasuk terbukanya peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih
besar.
Liberalisasi perdagangan barang di ASEAN akan menjamin arus barang dan
pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena hambatan

1

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

tarif dan non tarif yang berarti sudah tidak ada lagi. Kondisi pasar yang sudah
bebas di kawasan dengan sendirinya akan mendorong pihak produsen dan
pelaku usaha lainnya untuk memproduksi dan mendistribusikan barang
berkualitas secara efisien sehingga mampu bersaing dengan produk-produk
dari Negara lain. Disisi lain, para konsumen juga mempunyai alternatif pilihan
yang beragam yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan,
dari yang paling murah sampai yang paling mahal.
Disamping itu, masih adanya faktor perbedaan tingkat upah diantara Negaranegara ASEAN, kedekatan budaya dan letak geografis wilayah Negara-negara
anggota akan memberikan peluang dalam meningkatkan mobilitas tenaga kerja
intra kawasan. Kondisi ini diperkuat dengan adanya kenyataan banyaknya
penduduk usia muda yang pada umumnya masih tertarik dan bersemangat
untuk mendapatkan kesempatan kerja baru di luar negeri. Kemudahan
pergerakan atau perpindahan pekerja yang menjadi tujuan AEC 2015 pada
akhirnya akan meningkatkan pendapatan atau memberikan devisa bagi
pertumbuhan ekonomi negera anggota ASEAN. Relatif tingginya tingkat
pengangguran di beberapa Negara ASEAN, secara perlahan akan berkurang
karena bagi mereka yang tidak dapat memgisi lowongan kerja di dalam
negerinya akan segera mengisi tempat-tempat yang menyediakan lowongan
kerja di Negara lain sesuai dengan ketrampilan dan keahlian yang dimiliki.
Dengan demikian akan terjadi proses kesinambungan di pasar kerja ASEAN.
Bagi Indonesia semakin terintegrasinya ekonomi di kawasan dan kemudahan
bagi pergerakan dan perpindahan tenaga kerja, akan menambah peluang kerja
secara lebih luas. Hal ini diharapkan dapat mengurangi pengangguran yang
relatif masih tinggi, mengentaskan kemiskinan serta peningkatan pendapatan
masyarakat melalui penerimaan devisa di tengah ketatnya persaingan usaha
dalam suasana perekonomian yang semakin terintegrasi.
Indonesia menunjukkan partisipasi aktif dalam pergerakan AEC 2015 yang
dinyatakan dalam berbagai aktivitas, diantaranya kegiatan yang dilaksanakan
oleh BNP2TKI, utamanya yang berkaitan dengan mobilitas tenaga kerja yang
dituangkan dalam rencana strategis.
Kinerja Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi 2015-2019
Dalam rangka mencapai tujuan strategis Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri
dan Promosi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 2015 - 2019 yang
difokuskan pada (i) peningkatan kerjasama luar negeri dalam rangka penetrasi
pasar kerja internasional; (ii) peningkatan pemetaan dan harmonisasi kualitas
tenaga kerja luar negeri I dan II; (iii) peningkatan promosi TKI ke negara tujuan
penempatan, maka berikut ini diuraikan mengenai capaian kinerja Deputi

2

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dalam kurun waktu 2015 - 2019
seperti pada matrik (terlampir).
Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Proses penyusunan APBN antara lain mencakup kegiatan internal Deputi Bidang
Kerjasama Luar Negeri dan Promosi, BNP2TKI dan Pemerintah dalam proses
perencanaan, dan eksternal dengan DPR dalam proses pembahasan. Secara
singkat, tahapan/siklus dalam proses penyusunan APBN sebagaimana diatur
dalam PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan RKA-KL adalah sebagai
berikut:
Pertama, Periode Januari s.d. April, Kementerian Keuangan dan Bappenas
melakukan penyusunan dan perencanaan besaran pagu indikatif baik anggaran
K/L maupun non-K/L yang sifatnya mengikat maupun tidak mengikat. Proses
perencanaan penganggaran APBN dimulai dengan melakukan monitoring
kegiatan tahun berjalan untuk digunakan sebagai angka dasar bagi
perencanaan tahun selanjutnya dan perencanaan jangka menengah. Untuk
mencapai hasil yang representatif pada tahap ini dan selanjutnya, diperlukan
dukungan basis data dan model perencanaan yang representatif. Selanjutnya,
untuk mencapai efisiensi alokasinya, diperlukan penerapan sistem
penganggaran yang kredibel sejak penerapan alokasi sampai pelaksanaan dan
pertanggungjawaban. Menteri Negara PPN/Bappenas dan Menteri Keuangan
menetapkan Surat Edaran Bersama (SEB) tentang pagu indikatif, yang
merupakan ancar-ancar pagu anggaran Kementerian Negara/Lembaga (K/L)
untuk setiap program sebagai acuan penyusunan rencana kerja K/L. Sementara
itu, pada periode yang sama setiap Kementerian Negara/Lembaga (K/L)
menyiapkan rancangan rencana kerja K/L untuk tahun berikutnya. Penyusunan
rancangan rencana kerja K/L tersebut berpedoman pada rencana kerja
pemerintah, rencana strategis K/L, dan pagu indikatif. Dengan keterbatasan
sumber daya yang tersedia, K/L harus menyusun program dan kegiatan
berdasarkan prioritas. K/L menyusun rencana kerja secara berjenjang sampai
pada tingkat satuan kerja, sehingga masing-masing satuan kerja dapat
menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan disertai indikator kinerja atas
keluaran yang akan dihasilkan.
Kedua, Periode Mei s.d. Agustus, Pemerintah menyampaikan pokok-pokok
kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya ke
DPR selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei tahun berjalan. Berdasarkan
kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal, pemerintah
bersama-sama DPR membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran, dan
dengan hasil pembahasan kebijakan umum dan prioritas anggaran serta

3

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

mempertimbangkan indikator kerangka ekonomi makro, Menteri Keuangan
menetapkan Surat Edaran tentang Pagu Sementara yang kemudian digunakan
K/L untuk menyusun Rencana Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
(RKA-KL) dengan pendekatan: (a) kerangka pengeluaran jangka menengah
(KPJM); (b) penganggaran terpadu; dan (c) penganggaran berbasis kinerja.
Rencana kerja dan anggaran yang disusun K/L disampaikan dan dibahas dengan
DPR (komisi mitra kerja terkait), yaitu Komisi I s.d XI yang hasilnya disampaikan
kepada Menteri Keuangan dan Menteri Negara PPN/Bappenas selambatlambatnya pada bulan Juli. Kemudian, Kementerian Negara PPN/Bappenas akan
menelaah kesesuaian antara RKA-KL hasil pembahasan bersama DPR dengan
RKP, sedangkan Kementerian Keuangan akan menelaah kesesuaian antara RKAKL hasil pembahasan bersama DPR dengan Surat Edaran Menteri Keuangan
tentang pagu sementara, prakiraan maju yang telah disetujui tahun anggaran
sebelumnya dan standar biaya yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, selambat-lambatnya pada pertengahan bulan Agustus, Pemerintah
mengajukan Nota Keuangan dan RAPBN beserta RUU APBN dan himpunan RKAK/L kepada DPR untuk dibahas bersama guna memperoleh persetujuan.
Tahapan ini dimulai dengan pidato Presiden pengantar RUU APBN dan Nota
Keuangannya. Selanjutnya, dilakukan pembahasan antara Menteri Keuangan
selaku wakil Pemerintah dan Panitia Anggaran DPR, yang pengambilan
keputusannya dilakukan selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran
dilaksanakan. Hasil keputusan tersebut ditindaklanjuti dengan pembahasan
antara komisi dengan Kementerian Negara/Lembaga mitra kerja terkait.
Selanjutnya, RKA-KL yang telah disepakati DPR ditetapkan dalam Keputusan
Presiden tentang Rincian APBN selambat-lambatnya akhir bulan November
untuk dijadikan dasar oleh K/L dalam menyusun konsep dokumen anggaran
(DIPA).
Konsep DIPA disampaikan kepada Menteri Keuangan (c.q. Ditjen
Perbendaharaan) selaku Bendahara Umum Negara selambat-lambatnya minggu
kedua bulan Desember sehingga dapat disahkan oleh Menteri Keuangan
selambat-lambatnya tanggal 31 Desember. DIPA yang telah disahkan oleh
Menteri Keuangan tersebut merupakan dokumen anggaran yang berlaku
sebagai otorisasi pengeluaran kegiatan pada K/L.
Sebagai bagian dari proses penganggaran dalam kaitannya dengan kewenangan
DPR, telah ditetapkan Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis
Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang memberikan wewenang
kepada DPR untuk menyetujui APBN terperinci sampai dengan unit organisasi,

4

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja.
Reformasi Penganggaran - Berbasis Kinerja
Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan negara, reformasi penganggaran diterapkan melalui tiga pendekatan:
penganggaran terpadu (unified budget), penganggaran berbasis kinerja
(performance based budgeting) dan kerangka pengeluaran jangka menengah
(Medium term expenditure framework) dengan tujuan dan sasaran strategis
jangka pendek-menengah-panjang meliputi:
1. Terlaksananya proses perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi
berdasarkan klasifikasi organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis
belanja yang berlaku universal serta tertuang dalam satu dokumen
pelaksanaan anggaran yang komprehensif;
2. Terlaksananya mekanisme penganggaran berbasis kinerja yang
mengedepankan keterkaitan antara kinerja yang hendak dicapai dengan
alokasi anggarannya berdasarkan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas,
transparansi, kredibilitas dan akuntabilitas; dan
3. Terwujudnya anggaran negara yang kredibel dan sustainable yang
penyusunannya telah mempertimbangkan implikasi anggaran beberapa
tahun ke depan dari kebijakan yang sudah ditetapkan.
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) merupakan suatu pendekatan dalam
sistem penganggaranyang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan
dengan output/keluaran dan outcome/hasil yang akan diharapkan, tanpa
mengesampingkan efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluaran tersebut.
Dalam struktur penganggaran yang berbasis kinerja harus ada keterkaitan yang
jelas antara kebijakan perencanaan sesuai dengan hirarki struktur organisasi
pemerintahan dan alokasi anggaran untuk menghasilkan output yang
dilaksanakan oleh unit pengeluaran (spending unit).
Landasan konseptual yang digunakan dalam penerapan PBK meliputi:
a) Alokasi Anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome oriented).
Alokasi anggaran yang disusun dalam dokumen rencana kerja dan
anggaran dimaksudkan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya
dengan menggunakan sumber daya yangefisien. Dalam hal ini,
program/kegiatan harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang
telah ditetapkan dalam rencana.
b) Fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap
menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages). Prinsip tersebut

5

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

menggambarkan keleluasaan manager unit kerja (KPA - Kuasa Pengguna
Anggaran) dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai keluaran sesuai
rencana. Keleluasaan tersebut meliputi penentuan cara dan tahapan suatu
kegiatan untuk mencapai keluaran dan hasilnya pada saat pelaksanaan
kegiatan, yang memungkinkan berbeda dengan rencana kegiatan. Cara dan
tahapan kegiatan beserta alokasi anggaran pada saat perencanaan
merupakan dasar dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam rangka akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara seorang manager unit kerja bertanggung
jawab atas penggunaan dana dan pencapaian kinerja yang telah ditetapkan
(outcome).
c) Alokasi anggaran program/kegiatan didasarkan pada tugas - fungsi unit
kerja yang dilekatkan pada struktur organisasi (Money Follows Function,
Function is Followed by Structure). Money follows function merupakan
prinsip yang menggambarkan bahwa pengalokasian anggaran untuk
mendanai suatu kegiatan didasarkan pada tugas dan fungsi unit kerja
sesuai maksud pendiriannya (biasanya dinyatakan dalam peraturan
perundangan yang berlaku). Selanjutnya prinsip tersebut dikaitkan dengan
prinsip Function is Followed by Structure, yaitu suatu prinsip yang
menggambarkan bahwa struktur organisasi yang dibentuk sesuai dengan
fungsi yang diemban. Tugas dan fungsi suatu organisasi dibagi habis dalam
unit-unit kerja yang ada dalam struktur organisasi dimaksud, sehingga
dapat dipastikan tidak terjadi duplikasi tugas - fungsi. Penerapan prinsip
yang terakhir ini (prinsip ketiga) berkaitan erat dengan kinerja yang
menjadi tolok ukur efektivitas pengalokasian anggaran. Hal ini berdasar
argumentasi sebagai berikut:
 Efisiensi alokasi anggaran dapat dicapai, karena dapat dihindari
overlapping tugas/fungsi/kegiatan.
 Pencapaian output dan outcomes dapat dilakukan secara optimal,
karena kegiatan yang diusulkan masing-masing unit kerja benar-benar
merupakan pelaksanaan dari tugas dan fungsinya.
Berdasarkan landasan konseptual tersebut di atas maka, tujuan yang
diharapkan dengan penerapan PBK berupa:
a). Keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kinerja yang akan dicapai dapat
ditunjukkan secara jelas (directly linkages between performance and
budget);
b). Peningkatan efisiensi dan transparansi dalam pelaksanaannya (operational
efficiency);

6

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

c). Peningkatan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas
dan pengelolaan anggaran (more flexibility and accountability).
Sesuai dengan rumusan pengertian anggaran berbasis kinerja tersebut di atas
maka, frase memperhatikan hasil yang diharapkan (baik outcome maupun
output) berkaitan dengan perumusan tujuan terlebih dahulu, baru kemudian
kebutuhan biayanya. Perumusan tujuan ini meliputi tujuan besar (golden goal)
yang diikuti oleh tujuan yang lebih kecil, dan output yang dihasilkan sesuai
tujuan pada masing-masing tingkatan.
Reformasi Birokrasi
Reformasi birokrasi yang dilaksanakan oleh BNP2TKI diarahkan untuk mencapai
beberapa sasaran, yaitu untuk meningkatkan Good Governance, meningkatkan
kinerja seluruh aparat BNP2TKI dan untuk meningkatkan pelayanan kepada
publik. Dalam rangka mencapai sasaran tersebut, Kepala BNP2TKI telah
mencanangkan Reformasi Birokrasi yang meliputi program prioritas di bidang
penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis, dan peningkatan
manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).
Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi telah menindaklanjuti
kebijakan Kepala BNP2TKI melalui program-program Reformasi Birokrasi yang
dilaksanakan di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi
dan senantiasa dilakukan monitoring dan evaluasi sehingga pelayanan kepada
stakeholders dapat ditingkatkan. Program-program yang dijalankan antara lain
adalah:
1) Penataan Organisasi
Dalam perjalanannya, struktur organisasi Deputi Bidang KLN dan Promosi
mengalami penyesuaian dikarenakan beberapa faktor yaitu adanya
perubahan beban kerja yang signifikan, perluasan wilayah kegiatan,
perubahan visi dan misi, perubahan kebijakan pemerintah yang berimplikasi
kepada perubahan struktur dan fungsi organisasi yang ada, serta adanya
tuntutan Stakeholders yang tinggi atas pelayanan yang diberikan oleh Deputi
Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi.
Untuk mengakomodir faktor-faktor tersebut, berdasarkan persetujuan dari
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Kementerian PAN dan RB) melalui surat Menteri PAN dan RB Nomor
B/1174/M.PAN-RB/4/2012 tanggal 19 April 2012 tentang Penataan
Organisasi di Lingkungan BNP2TKI yang ditindaklanjuti dengan Peraturan
Kepala BNP2TKI Nomor PER.10/KA/IV/2012 tentang Organisasi dan Tata
Kerja BNP2TKI, maka secara resmi di lingkungan BNP2TKI telah dilakukan

7

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

reorganisasi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dengan
membentuk unit yang berfungsi menangani penyiapan CTKI untuk siap
bekerja ke luar negeri yaitu Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas
TKLN I dan II.
2) Penyempurnaan Proses Bisnis
Penyempurnaan proses bisnis dilakukan berbasis pada akuntabilitas
jabatan/pekerjaan dan peningkatan efisiensi dan efektivitas melalui
penyederhanaan dan pembaharuan proses bisnis, transparansi dan
pemberian janji layanan yang berorientasi kepada kepentingan Stakeholders.
Program kerja penyempurnaan proses bisnis dilaksanakan dengan
melakukan Analisis dan Evaluasi Jabatan untuk memperoleh gambaran rinci
mengenai tugas yang dilakukan oleh setiap jabatan, menyusun serta
melakukan monitoring atas Standard Operating Procedure (SOP) serta
melakukan Analisis Beban Kerja (ABK). Untuk meningkatkan pelayanan
kepada Stakeholders, Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi juga
telah menyelesaikan SOP yang meliputi:



8

 SOP Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri (SIPKLN) Skema Mandiri
 SOP Penyelenggaraan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN
 SOP Penyelenggaraan Pemetaan Potensi Permintaan TKLN
 SOP Pembentukan Tim Pemetaan Potensi Penawaran TKLN
 SOP Pembentukan Tim Pemetaan Potensi Permintaan TKLN
 SOP Persiapan Kegiatan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN
 SOP Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN
 SOP Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Potensi Permintaan TKLN
 SOP Tata Cara Dokumentasi Kegiatan Pemetaan Potensi Penawaran TKLN
 SOP Analisis dan Keterpaduan Penawaran dan PermintaanTKLN
 SOP Modul Keterpaduan Penawaran dan Permintaan
 SOP Modul Analisis Penawaran dan Permintaan TKLN
 SOP Harmonisasi Pelatihan dan Harmonisasi Uji Kompetensi
 SOP Modul Paket Harmonisasi
 SOP Proses Harmonisasi
 SOP Penyusunan Harmonisasi Pelatihan
 SOP Penyusunan Harmonisasi Uji Kompetensi
 SOP Pembiayaan Pelatihan Tanpa JO
 SOP Pendokumentasian Harmonisasi Kompetensi TKLN
SOP Direktorat Promosi
 SOP Promosi TKI melalui Roadshow ke Luar Negeri
 SOP Pemetaan Demand TKI

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

 SOP Monitoring Hasil Promosi (SOP Makro)
- SOP Penyusunan TOR (SOP Mikro)
- SOP Pembentukan TIM (SOP Mikro)
- SOP Pengumpulan Bahan Monitoring
- SOP Penyusunan Instrumen Monitoring
 SOP Evaluasi (SOP Makro)
- SOP Penyusunan TOR (SOP Mikro)
- SOP Pembentukan TIM (SOP Mikro)
- SOP Pengumpulan Bahan Evaluasi
- SOP Penyusunan Instrumen Evaluasi
- SOP Tindak Lanjut Hasil Promosi
 SOP Rakor Integrated Promotion Of Indonesian Overseas Workers
 SOP Employment Business Meeting On Indonesia Overseas Worker
 SOP Penguatan Kerjasama Promosi Dengan Perwakilan RI
 SOP Promosi TKI Melalui Event EXPO
 SOP Penyusunan dan Penyempurnaan SOP
 SOP Penyusunan Bahan Promosi TKI
 SOP Pengarsipan Surat Masuk Direktorat Promosi
 SOP Pengarsipan Surat Keluar Direktorat Promosi
 SOP Penanganan Surat Masuk Direktorat Promosi
 SOP Penanganan Surat Keluar Direktorat Promosi
 SOP Bimtek Peningkatan Promosi TKLN
- SOP Pembentukan Tim
- SOP Penyusunan TOR
- SOP Penyelengaran Rapat-rapat
- SOP Pembuatan Surat Undangan Peserta/Nara Sumber
- SOP Substansi Kegiatan
- SOP Pembawa Acara
- SOP Penyelenggara Transportasi
- SOP Penyelenggara Ruang Sidang/ R. Pertemuan
- SOP Penyelenggara Akomodasi
- SOP Penyelenggara Dokumentasi
- SOP Penyelenggara Keuangan
- SOP Penyelenggara Umum
- SOP Teknis Pembuatan Laporan
 SOP Penyampaian Usulan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP)
 SOP Penunjukan Petugas Penyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP)

9

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

 SOP Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP)
 SOP Review Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
 SOP Penyiapan Naskah Kerjasama
 SOP Evaluasi Kerjasama
3) Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pengembangan SDM antara lain dilakukan dengan cara:
a) Mendukung pelaksanaan Assessment Center yang dilakukan oleh
Sekretariat Utama BNP2TKI untuk pejabat eselon II dan III;
b) Melaksanakan Assessment Center untuk pejabat eselon IV dan sebagian
pelaksana di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan
Promosi;
c) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi;
d) Melakukan monitoring dan evaluasi atas penerapan seluruh kegiatan di
lingkungan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi;
e) Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri (SIPKLN) yang
terintegrasi;
f) Penegakan disiplin dan etika pegawai.
Pengembangan Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri (SIPKLN)
Salah satu hal penting yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi
Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi adalah pengembangan SIPKLN.
SIPKLN adalah sarana informasi yang berbasis on-line system dengan
menggunakan media internet yang menyediakan informasi tentang persediaan
Calon Tenaga Kerja Indonesia (CTKI) dengan kualifikasi tertentu serta informasi
tentang peluang kerja di luar negeri dengan kualifikasi tertentu. SIPKLN ini juga
didesain sebagai media manpower pooling dan media link and match antara
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Saat ini SIPKLN telah
diwujudkan
kedalam
bentuk
website
dengan
alamat
www.jobsinfo.bnp2tki.go.id.

10

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

Alur SIPKLN:
P to P

Modul Supply

Modul Demand
Entry Data Demand oleh
PPTKIS

Entry Data Pencaker

Verifikasi dan Validasi (V2)
demand & Kodefikasi
Upload Lowongan Kerja

Data base
Demand
(multi categories)

Data base
Umum

PASS

Layanan IPKLN

DB PelamarHarmonized
(Update CV)

DB Job
Order

Job Alert
Notification of Applied Job

DB
Pelamarfall

Entry & V2
Parameter
Link & Match

FAIL

Proses Harmonisasi

Media, FO, BO, FU

Welcome Notification

DB Pencari
Kerja
DB
Pelamar

Pemetaan
Demand

DB Perameter
Link & Match

Link and Match

DB Pelamar
Harmonizing

PPTKIS/Employers
Recruit and Selection

DB Peket
Harmonisasi

Notification utk proses tindak lanjut

REJECT
ACCEPT
Notification untuk
Harmonisasi

DB

Entry & V2 Paket
Harmonisasi

Report to
BNP2TKI

DB Pelamar matched

NOT YES

Pelamar unmatched

EVAL

Modul Data Pendukung

Ket:
: Garis evaluasi
: Garis Monitoring

Entry, V2, Upload dan Pengelolaan Data Pendukung

G to P

Modul Supply

Modul Demand
Entry Data Demand

Entry Data Pencaker

Verifikasi dan Validasi (V2)
demand & Kodefikasi

Upload Lowongan Kerja

Data base
Umum

PASS

Job Alert

DB Job
Order

Layanan IPKLN

DB PelamarHarmonized
(Update CV)

Data base
Demand
(multi categories)

Notification of Applied Job

DB
Pelamarfall

Entry & V2
Parameter
Link & Match

FAIL

Pemetaan
Demand

Media, FO, BO, FU

DB Pencari
Kerja
DB
Pelamar

Welcome Notification

DB Perameter
Link & Match

Proses Harmonisasi

Link and Match
DB Pelamar
Harmonizing

Deputi Penempatan
Recruit and Selection

DB Peket
Harmonisasi

Notification utk proses tindak lanjut

REJECT
ACCEPT
Notification untuk
Harmonisasi

Ket:
: Garis evaluasi
: Garis Monitoring

Entry & V2 Paket
Harmonisasi

DB

NOT YES

Pelamar unmatched

DB Pelamar matched

EVAL

Modul Data Pendukung
Entry, V2, Upload dan Pengelolaan Data Pendukung

Penyiapan dan operasional sistem ini berjalan dengan mekanisme tertentu dan
melibatkan peran langsung dari berbagai pihak baik internal BNP2TKI maupun
ekstern BNP2TKI.

11

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

Alur Operasional pelayanan jobs info:
6

ALU R DAN PROSES PELAYAN AN
J OBSI N FO BN P2 T K I
PENCARI KERJA
DATANG
LANGSUNG

PENCARI KERJA MEMILIH
MENU LAYANAN
1.
KONSULTASI
2.
ANJUNGAN MANDIRI
3.
CUSTOMER SERVICE

MENDAFT
AR MESIN
ANTRIAN

PENCARI KERJA
MENDAPATKAN
NOMOR ANTRIAN
DAN MENUNGGU
DI RUANG
TUNGGU

F
R
O

PENCARI KERJA
DIPANGGIL
SESUAI NOMOR
ANTRIAN MENUJU
MEJA YANG
SUDAH
DITENTUKAN
KONSULTASI

1

N
T
ANJUNGAN
MANDIRI

O
F

2

PENCARI KERJA
MELAKUKAN
PENDAFTARAN
JOBSINFO BNP2TKI

F
I

PELUANG
KERJA

C
E

VERIFIKASI
DATA
PENCAKER
MENDAFTAR
JOBSINFO

PENCARI KERJA
MEMBUTUHKA
N INFORMASI

CUSTOMER
SERVICE
MEJA
1,2,3,4

3

O
B F
A F
C

VALIDASI

PUBLIKASI DATA
PENCARI KERJA DI
JOBSINFO.BNP2TKI

PADUPADAN
HARMONISASI

I

K C

KOORDINATOR JOBSINFO-BNP2TKI

E

Front Office Jobsinfo Bnp2tki
7

PELAYAN AN FRON T OFFI CE
J OBSI N FO BN P2 T K I

KOORDINATOR JOBSINFO-BNP2TKI

12

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

B.

MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan penyusunan Renstra Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri
dan Promosi BP2TKI 2015-2019, adalah untuk:
1. Meningkatkan kerjasama dalam rangka meningkatkan jumlah penempatan
TKI yang kompeten, terlindungi, sejahtera bagi diri sendiri, keluarga
maupun masyarakat, melalui pelayanan yang profesional
2. Meningkatkan promosi tenaga kerja Indonesia ke luar negeri;
3. Meningkatkan informasi peluang pasar
4. Meningkatkan analisis pasar kerja;
5. Meningkatkan fungsi market intelligence

C.

RUANG LINGKUP
Lingkup dalam penyusunan Rencana Strategis Tahun 2015-2019 didasarkan
atas RPJMN 2015-2019 dan Tugas dan Fungsi Unit Organisasi (perubahan
Struktur Organisasi) di lingkungan Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.

D.

DASAR HUKUM
Penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri memiliki kedudukan legal yang
sangat kuat, bukan saja sebagai pelaksanaan UUD 1945 dan peraturan
perundangan nasional lainnya, tetapi juga sekaligus juga bagian dari
pelaksanaan berbagai Konvensi Internasioal, yang telah diratifikasi oleh
pemerintah. Beberapa Konvensi Internasional yang menjadi dasar pelaksanaan
penempatan dan perlindungan TKI antara lain adalah sebagai berikut.
1. Undang Undang R.I No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang Undang R.I No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang Undang R.I No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan
Perlindungan TKI di Luar negeri;
4. Peraturan Pemerintah R.I No. 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
5. Peraturan PemerintahR.I No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
6. Peraturan Presiden R.I No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional;
7. Peraturan Presiden R.I No. 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI);
8. Instruksi Presiden R.I No. 6 Tahun 2006 tentang Kebijakan Reformasi
Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI;

13

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

9.
10.

11.
12.

13.
14.

E.

Konvensi PBB tahun 1990 tentang hak-hak seluruh pekerja migran dan
anggota keluarganya yang diratifikasi melalui UU No.6 tahun 2012;
Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on
the Elimination of Discrimination against Women CEDAW)) yang disahkan
melalui UU No.7 tahun 1984, termasuk Rekomendasi Umum CEDAW No.
26 tentang Perempuan Pekerja Migran;
Konvensi Internasional tetang Hak-hak Sipil Politik (Civil and Political
Rights), yang diratifikasi melalui UU No.12 tahun 2005;
Konvensi Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
(Ekosob) atau International Convenant on Economic Social and Cultural
Rights, yang diratifikasi UU No.11 tahun 2005,
Convention Against Torture and Others Cruel, Inhuman or Degrading
Punishment yang diratifikasi melalui UU No.5 tahun 1998, dan terakhir;
Aturan perundangan nasional, yaitu UU tentang Traficking (perdagangan
manusia), yang diatur dalam UU No. 21 tahun 2007 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

PELUANG DAN MANFAAT
Trend Globalisasi Sebagai Peluang. Globalisasi adalah proses menyatunya
negara-negara di seantero dunia. Dalam globalisasi, perdagangan barang dan
jasa, perpindahan modal, jaringan transportasi, serta pertukaran informasi dan
kebudayaan bergerak secara bebas ke seluruh dunia seiring dengan
meleburnya batas-batas negara. Disamping itu Globalisasi juga mendorong
perpindahan tenaga kerja dari negara yang satu kenegara lainnya. Seluruh
penduduk dunia bebas bergerak meninggalkan tanah airnya menuju negara
lain.
Dampak Positif Sebagai Manfaat. Penempatan dan perlindungan TKI ke luar
negeri diketahui telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan Negara.
Di antaranya adalah:
1. Pengurangan pengangguran. Terjadinya pengangguran disebabkan oleh
adanya ketimpangan antara pertumbuhan perekonomian tidak seimbang
dengan pertumbuhan angkatan kerja, sehingga belum mampu
menampung angkatan kerja yang setiap tahunnya terus meningkat.
Menyadari hal tersebut, Pemerintah RI telah menetapkan pasar kerja luar
negeri sebagai alternatif strategis pilihan untuk mengatasi masalah
pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia;
2. Peningkatan pendidikan masyarakat. Penempatan dan perlindungan TKI
juga dapat merangsang peningkatan pendidikan masyarakat, khususnya
bagi keluarga TKI, karena TKI mendapatkan penghasilan untuk membiayai

14

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

3.

4.

5.

6.

anak-anak atau keluarganya kejenjang pendidikan yang diinginkan. Hal ini
sangat menguntungkan Negara dan Pemerintah sebab investasi
pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan
hasil yang memuaskan kedepannya sehingga pembangunan nasional
dapat berjalan lebih cepat dan lebih terarah;
Penambahan pengalaman dan meningkatkan wawasan. Penempatan dan
perlindungan TKI di luar negeri, juga secara langsung dapat menambah
pengalaman langsung melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
(DIKLAT), bahasa, keterampilan dll. Pengalaman yang didapatkan melalui
diklat akan diperdalam dan dipraktekan di Negara penempatan, sehingga
TKI sehabis masa kontraknya lebih memiliki pengalaman dan wawasannya
lebih luas bila dibandingkan sebelum mereka-mereka menjadi TKI dan
bekerja di Negara-negara penempatan;
Perolehan keterampilan baru dan Brain Gain. Penempatan dan
perlindungan TKI juga membawa keterampilan baru bagi TKI yang bekerja
di luar negeri, karena negera-negara penerima TKI selama ini merupakan
negara-negara yang lebih maju perekonomiannya, sehingga penduduknya
akan lebih mampu membeli produk-produk yang lebih canggih dan
modern sehingga TKI dituntut harus mampu mempergunakan teknologi
moderen yang disediakan oleh majikannya didalam bekerja. Dengan sering
TKI menggunakan alat-alat kerja modern tersebut maka secara otomatis
TKI akan menguasai penggunaan teknologi tersebut;
Perolehan valuta asing dan remitansi. Perolehan valuta asing, baik yang
dibawa langsung atau dikirimkan TKI melalui jasa lembaga keuangan
perbankan maupun non-perbankan, memberikan tambahan pemasukkan
devisa negara yang memberikan kontribusi terhadap keseimbangan
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Tercatat valuta asing yg di kirim
melalui lembaga keuangan adalah berturut-turut pada tahun 2010 sebesar
US$ 6,74 miliar, tahun 2011 sebesar US$ 6,73 miliar, tahun 2012 sebesar
US$ 6,99 miliar , tahun 2013 sebesar US$. 7,4 miliar. Besarnya remitansi
yang dibawa TKI memberikan kontribusi yang besar terhadap
perkembangan ekonomi di daerah domisili TKI maupun perekonomian
secara regional maupun nasional. Juga menjadi bentuk tabungan
masyarakat. Pengiriman remitansi baik melalui jasa lembaga keuangan
ataupun disimpan dalam rekening Bank TKI memberikan kontribusi
terhadap peningkatan tabungan masyarakat mengingat jumlahnya cukup
significant dan menerus;
Menjadi duta kebudayaan. Keberadaan TKI di 168 negara dengan jumlah
yang besar 6 jt orang potensial menjadi modal untuk memperkenalkan
khasanah budaya Indonesia di Luar Negeri.

15

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

F.

PERMASALAHAN
1. Kewenangan untuk melaksanakan perundingan dan perpanjangan kerjasama
di kedua Negara adalah di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan
tidak menjadi kewenangan BNP2TKI. Sehingga kondisi ini menjadi penyebab
sulitnya memperluas sektor - okupasi yang menjadi potensi peluang kerja
bagi TKI.
2. Besarnya potensi calon tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja keluar
negeri perlu dikelola dengan baik. Mengingat stock atau supply calon Tenaga
Kerja Indonesia yang kita miliki merupakan suatu kekuatan dalam perundingan
ataupun negosiasi di pesar kerja internasional. Aktivitas yang telah dilakukan
BNP2TKI untuk mengelola data base ini mendapat sambutan yang baik di
lingkungan sekolah/institusi penghasil tenaga kerja profesional (skilled dan
semi skilled) yang ditunjukkan dengan adanya kerjasama BNP2TKI dengan
berbagai lembaga/institusi pendidikan seperti Politeknik Negeri Medan,
Politeknik Negeri Malang, Politeknik Caltex Pekanbaru, Politeknik Negeri
Palembang, LP3I, LPP Lima Widya, STIKES Ngudi Waluyo, STIKES Budi Luhur,
STMIK BINA Sarana Global, STIKES Muhammadiyah Banjarmasin , Poltekes
Kemenkes Banjarmin, Yayasan Ngudia Husada, POLTEKES Bengkulu,
POLTEKES Aceh. Permasalahan timbul ketika keterampilan CTKI tersebut
ingin dipadu padankan dengan persyaratan permintaan tenaga kerja yang
berasal dari luar negeri. Sebagian besar dari ketrampilan CTKI tersebut
ternyata tidak sesuai dengan persyaratan jabatan yang diminta dari negara
tujuan. Artinya, harus dilaksanakan harmonisasi atau pelatihan penyesuaian
(gab-traning/ adjustment training). Paling tidak dilaksanakan pelatihan
tambahan terhadap (i) penguasaan bahasa Inggris dan bahasa Negara
penempatan; (2) sertifikat kompetensi; dan (iii) soft-skill lain yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan di luar negeri.
3. Dari hasil kunjungan kerja dalam rangka kegiatan promosi untuk mencari
peluang kerja di berbagai negara penempatan di kawasan Asia Pasifik,
Australia, New Zealand, Amerika dan Kanada, Timur Tengah, Eropa dan
Afrika, telah didapat peluang kerja untuk tenaga kerja seperti nurse, care
giver, careworker, TK Perkapalan, Welder, TK di Fishing sektor dll. Potensi
yang besar dari peluang kerja yang diperoleh, menjadi permasalahan
tersendiri dalam hal pemenuhan kebutuhannya, mengingat kualifikasi
tenaga kerja di dalam negeri belum sesuai dengan permintaan di negara
penerima masih di perlukan pelatihan penyesuaian (gab training). Sehingga
kemudahan mendapatkan peluang kerja ini tidak dibarengi dengan
kemudahan untuk pemenuhannya.

16

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

Organisasi dan SDM
Potensi yang ada dalam bidang organisasi dan SDM adalah (i) program
Reformasi Birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Deputi Bidang Kerjasama
Luar Negeri dan Promosi; (ii) tersedianya SOP, Uraian Jabatan, dan Hasil Analisis
Beban Kerja; (iii) tersedianya SDM yang terbatas dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi.
Permasalahan yang dihadapi oleh Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan
Promosi terkait dengan organisasi dan SDM adalah adanya dublikasi tugas di
bidang pemetaan dan harmonisasi calon tenaga kerja luar negeri yang
mengakibatkan beban kerja yang harus dilaksanakan oleh Deputi Bidang
Kerjasama Luar Negeri dan Promosi semakin kompleks.
Untuk mengakomodir tuntutan stakeholders yang tinggi atas kinerja Deputi
Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi serta mengantisipasi berbagai
perubahan dan semakin kompleksnya beban kerja Deputi Bidang Kerjasama
Luar Negeri dan Promosi, saat ini sedang disusun penajaman fungsi (refocusing)
atas fungsi-fungsi sejenis dan menghapuskan/mengalihkan fungsi-fungsi yang
berbeda sifat, proses, atau sumberdaya sehingga fungsi dari satu unit
terdefinisikan dengan tegas dan tidak tumpang tindih dengan fungsi lainnya
serta penyesuaian nomenklatur yang mengubah nomenklatur unit agar dapat
secara jelas merefleksikan tugas dan fungsi yang dilaksanakannya.
Selain itu, untuk mendukung tercapainya visi dan misi Deputi Bidang Kerjasama
Luar Negeri dan Promosi, terus diupayakan peningkatan kualitas SDM Deputi
Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi melalui pendidikan dan pelatihan
berbasis kompetensi.

17

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

BAB II
VISI, MISI , TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
A.

VISI
Pada Rencana Strategis Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi
tahun 2015-2019 adalah melaksanakan Visi yang diemban BNP2TKI yang selaras
dengan visi Presiden pada Kabinet Kerja Tahun 2015-2019 Yaitu:
1. CTKI/TKI terlindungi di dalam negeri
2. TKI Tidak terlantar di luar Negeri
3. TKI tidak miskin sengsara saat kembali dari Luar Negeri.
Selaras dengan Visi BNP2TKI tersebut, Visi yang diemban oleh Deputi Bidang
Kerjasama Luar Negeri dan Promosi adalah:
Meningkatkan peluang kerja untuk TKI yang kompeten dan berkualitas
melalui kerjasama internasional bidang ketenagakerjaan dan kegiatan
promosi TKI profesional
dalam Rencana Strategis terkandung maksud bahwa Deputi Bidang Kerjasama
Luar Negeri dan Promosi merupakan salah satu satuan kerja yang berperan
penting dalam mewujudkan tekad BNP2TKI untuk:
Mewujudkan TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera .
Dalam hal ini yang dimaksud dengan :
Profesional , adalah bahwa TKI yang bekerja ke luar negeri memiliki
kompetensi dan melaksanakan pekerjaan /job dengan disiplin ilmu yang tinggi.
Bermartabat, berarti bahwa TKI yang memiliki kompetensi, daya saing, gaji,
memahami dan mendapat perlindungan hukum, dan menjadikan dirinya
bermartabat sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Sejahtera, bahwa TKI dan keluarganya tidak hanya memperoleh gaji atau
pendapatan yang layak sesuai keahliannya, namun juga dapat mensejahterakan
dirinya, keluarganya dan bangsa.

18

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

B.

MISI
Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, dalam Rencana Strategis BNP2TKI
terkandung maksud bahwa Misi yang diemban BNP2TKI:
0 Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat
sebagai TKI dan dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup
beralihnya seluruh TKI ilegal yang dipersiapkan kembali menjadi TKI legal
pada sektor formal;
1.1 Pra Keberangkatan TKI rata-rata 1 Bulan, Tersedianya layanan yang cepat
dan mudah sejak pengurusan administrasi, pembekalan TKI, persiapan
keberangkatan hingga keberangkatan TKI menuju negara penempatan;
2.2 Dua bulan gaji biaya maksimal TKI, Meminimalkan biaya persiapan dan
pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga menjadi sebesar-besarnya 2
bulan gaji TKI bersangkutan;
3.3 Remitansi TKI Meningkat 3 kali lipat, Meningkatkan nilai pengiriman

uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini
sebesar Rp. 70 Triliun/Tahun;
4.4 Perlindungan utuh di 4 (empat) Tahapan, TKI mendapatkan jaminan dan
akses perlindungan sejak di tahap pra-keberangkatan, masa bekerja,
kepulangan hingga tahap pemberdayaan;
5. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri, TKI yang kembali ke tanah air
5
mendapatkan beragam fasilitas dan layanan berupa (i) pelatihan, (ii)
dukungan finansial, dan (iii) pendampingan usaha, untuk menjadikannya
sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan (v) lapangan pekerjaan
bagi yang akan bekerja di perusahaan.
Maka demi terwujudnya misi BNPTKI, Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan
Promosi memiiki misi:
1. Menyediakan informasi pasar kerja luar negeri dalam SIPKLN
2. Memfasilitasi CTKI yang ingin bekerja di luar negeri melalui SIPKLN
3. Meningkatkan kerjasama Luar Negeri dan promosi TKI profesional untuk
mendapatkan peluang kerja bagi tenaga kerja Indonesia;
4. Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dalam menyesuaikan
kompetensi CTKI dengan peluang kerja
5. Meningkatkan peran dalam perkembangan tugas networking dan
market intelligent Perwakilan di luar negeri

19

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

C.

TUJUAN
Berdasarkan Visi dan Misi yang telah ditetapkan ditetapkan tujuan yang akan
dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu sampai dengan tahun 2019 yaitu:
Memperluas kerjasama luar negeri guna meningkatkan
penempatan/perlindungan dan peluang kerja tenaga kerja Indonesia
khususnya pada jabatan formal/profesional
Melalui:
1. Memberikan pelayanan informasi pasar kerja dalam SIPKLN;
2. Peningkatan kerjasama antar negara/lembaga dan promosi untuk
mendapatkan peluang kerja bagi tenaga kerja Indonesia;
3. Menyiapkan CTKI kompeten sesuai dengan peluang kerja;
4. Peningkatan peran dalam berkembangnya tugas networking dan market
intelligent Perwakilan di luar negeri.

D.

SASARAN STRATEGIS
Sasaran Strategis Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi adalah :
1) Meningkatnya kerjasama ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran
dengan negara tujuan penempatan
2) Meningkatnya potensi peluang kerja bagi TKI Profesional/formal di negara
promosi penempatan
3) Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/kompetensi CTKI potensi dengan
permintaan hasil pemetaan, padu-padan dan harmonisasi
Tabel 1
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI BNP2TKI
TAHUN 2015-2019
SASARAN STRATEGIS

Meningkatnya kerjasama ketenagakerjaan dan
Perlindungan Pekerja Migran dengan negara tujuan
penempatan
Meningkatnya potensi peluang kerja bagi TKI
Profesional/formal di negara promosi penempatan
Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/kompetensi
CTKI potensi dengan permintaan hasil pemetaan,
padu-padan dan harmonisasi

20

INDIKATOR KINERJA UTAMA
Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan
Perlindungan Pekerja Migran antara Negara RI
dengan Negara Tujuan Penempatan yang
berkontribusi dengan proses penempatan
Jumlah negara tujuan penempatan dengan potensi
peluang kerja jabatan formal
Meningkatnya Persentase Kesesuaian/Padupadan
sesuai dengan peta Jumlah Kualifikasi/ Kompetensi
CTKI Potensi dengan Permintaan
Persentase pemanfaatan Jobs Info BNP2TKI
sebagai informasi pasar kerja bagi pencari kerja LN

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI,
KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
A.

ARAH KEBIJAKANDAN STRATEGI
Arah kebijakan yang akan ditempuh dan strategi yang dilakukan oleh Deputi
Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi terdiri dari:
a. Meningkatkan kerja sama bilateral dan internasional khususnya di bidang
penempatan dan perlindungan TKI, dan penanganan tindak pidana lintas
batas;
b. Meningkatkan peran Perwakilan RI sebagai Market Intelligentdalam
penyediaan peluang kerja di luar negeri yang terintegrasi dengan Jobsinfo;
c. Meningkatkan pemanfaatan jobsinfo sebagai tools terpercaya dalam
pendaftaran CTKI dan pengguna/employer dalam proses penempatan;
d. Meningkatkan kompetensi melalui up-grade/up-skill untuk mencapai
kesetaraan dengan peluang kerja.
Tabel 2
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI DAN PROMOSI BNP2TKI
TAHUN 2015-2019
ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI

Meningkatkan kerja sama bilateral dan
internasional khususnya di bidang penempatan
dan perlindungan TKI, dan penanganan tindak
pidana lintas batas

1. Peningkatan kerjasama Luar Negeri dan perumusan
perjanjian kerjasama bilateral dan multirateral dalam
rangka permintaan tenaga kerja profesional dan skilled
2. Mempercepat pelaksanaan saling pengakuan sertifikasi
kompetensi Mutual Rocognition Arragement (MRA)

Meningkatkan peran Perwakilan RI sebagai
Market Intelligentdalam penyediaan peluang
kerja di luar negeri yang terintegrasi dengan
Jobsinfo

1. Tersedianya peluang kerja yang terakses ke Jobsinfo
dari perwakilan RI;
2. Tersedianya permintaan dalam bentuk job indikasi/job
order yang terintegrasi dalam sistem online jobsinfo

Meningkatkan pemanfaatan jobsinfo sebagai
tools terpercaya dalam pendaftaran CTKI dan
pengguna/employer dalam proses penempatan

1. Tersedianya roodmap pemanfaatan jobsinfo sebagai
tools terpercaya dalam proses penempatan
2. Tersedia aplikasi jobsinfo online yang menjadi central
database lowongan pekerjaan TKI dan terhubung
dengan seluruh PPTKIS dan lembaga pendidikan dan
pelatihan;

Meningkatkan kompetensi melalui upgrade/up-skill untuk mencapai kesetaraan
dengan peluang kerja.

1. Melakukan kerjasama dengan lembaga pelatihan K/L

lainnya dalam rangka Up-grade/up-skill CTKI ;
2. Melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan

dalam rangka peny