data 02 11 2017 021149 RENSTRA DEPUTI PENEMPATAN 2015 2019 PUBLISHED

BADAN NASIONAL
PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA INDONESIA

RENCANA STRATEGIS
TAHUN 2015-2019
DEPUTI BIDANG PENEMPATAN

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 2

A. KONDISI UMUM .................................................................................................... 2
B. MAKSUD DAN TUJUAN ........................................................................................ 9
C. RUANG LINGKUP ............................................................................................... 10
D. DASAR PELAKSANAAN KEGIATANKONDISI UMUM........................................ 10
E. PELUANG DAN MANFAAT ............................................................................... 12
F. PERMASALAHAN ............................................................................................... 13
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI .................................................. 15

A. VISI...................................................................................................................... 15
B. MISI ..................................................................................................................... 16

C. TUJUAN............................................................................................................... 17
D. SASARAN STRATEGIS ...................................................................................... 17
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGIS, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN ................................................................................................................. 22

A. ARAH KEBIJAKAN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN ........................................ 22
B. STRATEGI........................................................................................................... 25
C. KERANGKA REGULASI. ..................................................................................... 27
D. KERANGKA KELEMBAGAAN ............................................................................. 36
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ........................................... 39

A. TARGET KINERJA ............................................................................................. 39
B. KERANGKA PENDANAAN.................................................................................. 42
BAB V PENUTUP ................................................................................................................ 43

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

1

BAB I

PENDAHULUAN
A. KONDISI UMUM
Lapangan Kerja di Luar Negeri

Pasar kerja Iuar negeri telah menjadi salah satu alternatif bagi pekerja Indonesia. Bukan
hanya di Indonesia, arus migrasi yang melintasi batas Negara semakin deras di negaranegara hampir di seluruh dunia. Kondisi ini disebabkan adanya faktor yang mendorong
semakin meningkatnya permintaan diberbagai negara untuk mendatangkan tenaga kerja
asing profesional dan skilled seperti teknologi informasi, konstruksi, pengeboran minyak,
care givers, manufaktur, perhotelan, dan termasuk tenaga kerja asing yang unskilled
seperti tenaga musiman untuk kawasan pertanian dan domestic workers.
Indonesia saat ini baru dapat mengisi pangsa pasar kerja luar negeri yang tergolong
rendah kualifikasinya. Kualifikasi ini sesuai dengan kondisi pasar kerja Indonesia yang
ditandai setidaknya oleh pasar kerja yangbersifat dualistik, antara lapangan kerja formal,
yang besarnya 40% dari seluruh angkatan kerja, dan lapangan kerja informal, sekitar
60,0 persen. Ke depan, tenaga kerja Indonesia diharapkan dapat bersaing dalam
mengisi pangsa pasar kerja luar negeri dengan kualifikasi yang lebih tinggi.
Dengan rendahnya kualifikasi tenaga kerja migran, banyak tenaga migran mengalami
permasalahan hukum di negara penempatan dan banyak tenaga migran tidak
mendapatkan perlindungan dalam mendapatkan hak dan keselamatannya. Saat ini,
perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia masih belum berjalan dengan baik

meskipun terjadi peningkatan perhatian dunia terhadap migrasi internasional dan
pekerja rumah tangga yang tidak berdokumen dan pekerja migran perempuan (domestic
workers). Selain tata kelola penempatan migran yang perlu ditingkatkan dalam
melindungi pekerja migran terutama di dalam negeri, pendekatan penegakkan hukum
terhadap kebijakan migrasi di Negara-negara tujuan menempatkan pekerja migran
khususnya pekerja rumah tangga pada posisi yang lemah. Dari perspektif ekonomi,
adanya permintaan pasar yang tinggi terhadap pekerja migran di Negara-negara industri
dan Negara kaya, telah memberikan devisa yang besar bagi Indonesia melalui remitansi
yang diperoleh pekerja. Menurut catatan Bank Indonesia, devisa dari pekerja migran ini
tercermin dari jumlah migran 2012 mencapai 4,32 juta orang, tersebar merata di
kawasan Asia Pasifik (50,2 persen) serta kawasan Timur Tengah dan Afrika (49,8
persen).

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

2

Kebijakan Pemerintah dalam memfasilitasi perlindungan pekerja migran melalui (i)
Undang-undang nomor 39 tahun tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia di Luar Negeri, dalam penyelenggaraan penempatan, meskipun mempunyai 4

pasal yang mengatur penempatan antara pemerintah pusat dan daerah, tetapi dalam
kenyataan proses penyelenggaraan penempatan yang dimulai perekrutan belum
menjadi suatu sistem yang “baku” dalam menjalankan mekanisme tersebut. Keterlibatan
pemerintah daerah relatif kecil sehingga fungsi yang seharusnya berada di pemerintah
daerah seperti mengontrol, melaksanakan dan mengawasi. (ii) Penyiapan pendidikan
dan pelatihan guna memenuhi persyaratan minimal calon pekerja berupa kemampuan
teknis yang baik dan professional untuk melakukan pekerjaan sebagai juru masak,
peñata laksana rumah tangga, pengasuh bayi atau orang tua. Sistem pelatihan untuk
calon pekerja sudah banyak diperbaiki termasuk pembekalan. Namun masih ada hal
yang menunjukkan kurangnya kompetensi yang dimiliki pekerja.
Kinerja Deputi Bidang Penempatan 2010-2014

Pada periode pelaksanaan RPJM 2010-2014, sampai akhir Desember 2014, Deputi
Bidang Penempatan telah menyelenggarakan pelayanan penempatan tenaga kerja
Indonesia sejumlah 2.599.255 orang yang terdiri berturut-turut tahun 2010 sebanyak
575.804 orang, tahun 2011 sebanyak 586.802 orang, tahun 2012 sebanyak 494.609
orang, tahun 2013 sebanyak 512.168 orang dan tahun 2014 sd akhir Desember
sebanyak 429.872 orang , yang bekerja pada + 300 jenis jabatan pekerjaan di 168
negara tujuan penempatan TKI. Tercatat dari 512 kabupaten/kota yang ada di Indonesia
, 438 kabupaten / kota merupakan daerah pengirim TKI. Bila dilihat dari rencana

penempatan sejumlah 3.500.000 orang, terealisasi sebesar 2.599.255 orang atau
74,26%.
Tidak tercapainya sasaran-sasaran kuantitatif Renstra 2010-2014 disebabkan oleh
berbagai hal. Pertama, adalah dikeluarkannya kebijakan Moraturium Pengiriman TKI ke
Timur Tengah, sebagai upaya meminimalisasi TKI bermasalah. Kedua, telah terjadi
perang di Timur Tengah yaitu Perang Suriah, yang kemudian menghambat pengiriman
TKI ke Timur Tengah. Ketiga, pengiriman TKI Ke Malaysia juga baru saja dibuka
kembali di tahun 2012, yang sebelumnya mengalami kebijakan moratorium. Belum
diapresiasi penambahan SDM oleh menpan dan BKN.
Dokumen TKI Terverifikasi Sesuai Standar / Prosedur. Menurut Undang-undang
nomo 39 tahun 2004, pengertian penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untuk
mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di
luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen,
Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

3

pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan
sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan.
Salah satu tugas BNP2TKI adalah pelayanan, koordinasi dan pengawasan terhadap

dokumen, pengejawatahan tugas ini diwujudkan dalam bentuk aktifitas Verifikasi
kelengkapan dan proses pemenuhan persyaratan Calon TKI/TKI, pelaksanaan aktifitas
Verifikasi dilakukan inklusif di setiap tahapan pelayanan dan dilakukan eksklusif sebelum
pemberian KTKLN, Aktifitas Verifikasi digambarkan sebagai suatu upaya memperoleh
Calon TKI/TKI sesuai pengertian Penempatan TKI. Status bagi calon TKI/TKI yang telah
memenuhi persyaratan, diberikan sebutan dengan istilah “Dokumen TKI Terverifikasi
Sesuai Standar / Prosedur”.
Teknis aktifitas Verifikasi dilaksanakan secara manual dan sistem komputer,
Pelaksanaan secara manual dilakukan oleh petugas pada dokumen-dokumen dan
proses-proses yang tidak dapat/ belum di komputerisasi sedangkan Pelaksanaan secara
sistem komputer yaitu memanfaatkan kelebihan teknologi komputer dan sistem jaringan
internet yang dapat memberikan validitas dan kecepatan yang tinggi,
Sesuai dengan kebijakan Penempatan dan Perlindungan TKI bahwa penggunaan
Sistem Teknologi Informasi menjadi suatu metode terpilih untuk mengelola prosesproses aktifitas Verifikasi yang berlangsung dalam rangkaian Pelayanan Penempatan
TKI. Sistem tersebut adalah sistem komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri
(SISKOTKLN
Sejak pertama kali diberlakukan, SISKOTKLN terus berkembang menyesuaikan dengan
kerja sama yang telah dibangun bersama Instansi dan stakeholder terkait, untuk
mencapai target seluruh prosedur terjalin dalam suatu sistem online layanan
penempatan dan perlindungan TKI.

Kegiatan Kerja sama dan Verifikasi penyiapan dokumen dilaksanakan guna terwujudnya
proses pelayanan penempatan dan perlindungan TKI seratus persen berbasis sistem
komputerisasi secara optimal
yang telah terwujud sampai dengan akhir tahun 2014 yaitu (i) integrasi sistem
SISKOTKLN dengan sistem informasi adminstrasi kependudukan Ditjen Admindistrasi
kependudukan dan pencatatan sipil Kementerian Dalam Negeri, walaupun belum
sepenuhnya terealisasi sesuai isi kesepakatan, untuk tujuan hadirnya data
kependudukan yang akurat telah memuaskan kebutuhan data calon TKI yang valid
memenuhi kriteria verifikasi dokumen kependudukan. (ii) Kerja sama dengan Ditjen
Imigrasi Kementerian Hukum dan Ham untuk tujuan verifikasi penyiapan penerbitan
paspor telah terlaksana meskipun dalam implementasi teknis belum sepenuh terwujud.
Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

4

Kegiatan kerja sama terus dilaksanakan dengan instansi-instansi terkait lainnya guna
tercipta pemanfaatan SISKOTKLN yang lebih komprehensif sesuai derngan
Realisasi Penempatan TKI Formal/ Informal. Periode tahun 2010 sampai dengan
tahun 2014, Deputi Bidang Penempatan melalui seluruh BP3TKI/ UPTP3TKI/ LP3TKI/
P4TKI telah menempatkan TKI ke berbagai negara tujuan sebanyak 2.599.255 Orang

dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 14
PENEMPATAN TKI FORMAL/INFORMAL
NO

TAHUN

JUMLAH TKI

1

2010

575.804

2

2011

586.802


3

2012

494.609

4

2013

512.168

5

2014

429.872

JUMLAH


2.599.255

Penempatan TKI Formal mulai tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami
peningkatan, sesuai dengan Indikator kinerja yang sudah ditetapkan pada tahun 2014
yaitu 50% penempatan TKI Formal.
Penempatan berdasarkan sektor pekerjaan periode 2010-2014 disajikan dan tabel
seperti berikut :
Tabel
PENEMPATAN TKI FORMAL DAN TKI INFORMAL
NO

TAHUN

JUMLAH TKI
DILAYANI

TKI
FORMAL


%

TKI
INFORMAL

%

1

2010

575.804

124.683

27

451.121

73

2

2011

586.802

266.191

45

320.611

55

3

2012

494.609

258.411

52

236.198

48

4

2013

512.168

285.197

56

226.871

44

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

5

5

2014

429.560

247.299

58

182.261

42

Penempatan TKI Pelaut. Pada tahun 2014, Deputi Bidang Penempatan telah
melaksanakan Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor 03 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Penempatan dan Perlindungan TKI Pelaut Perikanan di Kapal Berbendera Asing, dan
Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor 12 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perekrutan,
Penempatan dan Perlindungan Pelaut di Kapal Berbendera Asing. Peraturan tersebut
secara teknis mengatur mengenai penempatan dan perlindungan TKI Pelaut yang
prinsipnya tidak menyimpang dari Maritim Labour Convention (MLC) Tahun 2006. Di
antaranya mengenai pembahasan PKL bagi TKI Pelaut Perikanan yang didalamnya
disinggung mengenai syarat-syarat kerja harus ada gaji, jam kerja, upah lembur, cuti,
istirahat, bonus sesuai perhitungan, jaminan sosial, dan sebagainya. Melalui Peraturan
tersebut, nasib ribuan TKI Pelaut terhindar dari ancaman Pemutusan Hubungan Kerja
(PHK). Indonesia terancam akan terkena sanksi lantaran Indonesia belum menerapkan
ketentuan International Maritim Organisation (IMO). Peraturan tersebut untuk sementara
bisa dijadikan payung hukum guna melindungi profesi TKI Pelaut. Implementasi
peraturan tersebut bekerja sama dan berkoordinasi dengan pelaksana penempatan TKI
pelaut yakni manning agent maupun Pendaftaran Pelaksana Penempatan Pelaut
Perikanan (P4).

Penempatan TKI Pelaut ber KTKLN tahun 2011 sebanyak 34.228 orang, tahun 2012
sebanyak 44.573 orang, tahun 2013 sebanyak 40.774 orang, tahun 2014 sebanyak
17.065 orang.
Gaji TKI. TKI yang bekerja di Hongkong, Singapura dan Taiwan dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan penerimaan gaji. Pada tahun 2014 tentang besaran gaji yang
diterima mengalami kenaikan yang bervariasi sebagaimana table berikut :
Tabel 16
PERKEMBANGAN GAJI TKI
YANG BEKERJA DI HONGKONG, SINGAPURA DAN TAIWAN
NO

NEGARA

TAHUN
2012

SETARA
(RP)

TAHUN
2013

SETARA
(RP)

TAHUN
2014

SETARA
(RP)

KENAIKAN
TH.2014(%)

1

HONGKONG

3.920
(HKD)

4.312.000

4.010
(HKD)

6.015.000

4.110
(HKD)

5.343.000

2,49

2

SINGAPURA

450
(SGD)

4.320.000

520
(SGD)

4.992.000

450
(SGD)

4.050.000

- 15,55

3

TAIWAN
(RE-ENTRY)

18.780
(NTD)

6.103.500

19.047
(NTD)

7.428.330

19.273
(NTD)

7.227.375

1,18

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

6

Kredit Pembiayaan Penempatan TKI. Pembenahan pembiayaan penempatan TKI ke
Hongkong, Singapura dan Taiwan dalam bentuk implementasi pemberian pinjaman
biaya penempatan TKI melalui lembaga keuangan, menunjukkan perkembangan yang
positif dengan adanya 13 (tigabelas) lembaga keuangan yang sanggup untuk
memberikan kredit pembiayaan Penempatan. Gambaran perkembangan Pembiayaan
Penempatan TKI dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17
Perkembangan Kredit Penempatan TKI
NO

TAHUN

TOTAL KREDIT
( X RP 1 MILIAR )

JUMLAH TKI
PENERIMA KREDIT
(ORANG )

1

2011

1.175

69.151

2

2012

1.258

76.092

3

2013

2.123

98.763

4

2014

2.137

98.464

KETERANGAN

Total Penerima Kredit
Tahun 2014, menurun
sebanyak 299 orang
(0.3%) dan Total Kredit
meningkat Rp. 14 M (0.6%)

langkah-langkah guna meningkatkan kualitas pelayanan penempatan dalam hal
pembiayaan terus dilaksanakan agar diperoleh bentuk yang dapat memberikan kebaikan
dari berbagai aspek:
Pelaksanaan Pembekalan Akhir Pemberangkatan. Pelaksanaan Pembekalan Akhir
Pemberangkatan (PAP) di laksanakan di seluruh BP3TKI/ UPTP3TKI/ LP3TKI/ P4TKI.
Kepada seluruh TKI sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku.
Penerbitan KTKLN. Penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) pada tahun
2014 telah dilaksanakan untuk sebanyak 429.560 Calon TKI (71,59%) dari target
penempatan sebanyak 600.000 orang. Namun dengan adanya kebijakan dari Presiden
Joko Widodo terhadap kartu KTKLN, maka proses penerbitan kartu KTKLN dihentikan
dan siap melaksanakan proses pengganti Fungsi KTKLN.
Pelayanan Penempatan Pemerintah, Pelaksanaan penempatan tenaga kerja luar
negeri oleh pemerintah (G to G dan G to P) selama periode 2010-2019, adalah seperti
berikut :

• Penempatan TKI G to G ke Jepang :
Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

7

Tabel 19
PENEMPATAN TKI PROGRAM G TO G JEPANG
TAHUN 2010 – 2014
NO

TAHUN
PENEMPATAN

TKI NURSE

TKI
CAREWORKER

1

2008

104

104

208

2

2009

173

189

362

3

2010

39

77

116

4

2011

47

58

105

5

2012

29

72

101

6

2013

48

108

156

7

2014

42

149

191

TOTAL

482

757

1.239

TOTAL

Penempatan TKI Careworker ke Jepang dari tahun 2008 sampai dengan 2014
menunjukkan peningkatan yang signifikan sebaliknya pada TKI Nurse belum
menggambarkan adanya upaya relevan atas persyaratan kualifikasi yang ketat
untuk memenuhi pemintaan nurse ke Jepang yang cukup tinggi.

• Penempatan TKI G to G ke Korea :
Penempatan TKI ke Korea dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2014
berjumlah sebanyak 51.911 orang dengan perincian sebagaimana tabel berikut :
Tabel 20
PENEMPATAN TKI PROGRAM G TO G KOREA
TAHUN 2007 - 2014
NO

TAHUN
PENEMPATAN

JUMLAH
TKI

1

2007

4.303

2

2008

11.885

3

2009

2.204

4

2010

3.964

5

2011

6.325

6

2012

6.410

7

2013

9.441

8

2014

7.376

TOTAL

51.911

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

8

Data pada tabel tidak menunjukkan suatu trend statistik, sehubungan
permintaan tenaga kerja ke Korea ditentukan berdasarkan kuota yang diberikan
kepada Indonesia dengan perhitungan dan faktor-faktor lainnya yang diatur oleh
Korea sendiri.
Sosialisasi dan Kelembagaan. Kegiatan Sosialisasi dimaksudkan untuk memberikan
pemahaman tentang program dan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI
diseluruh Indonesia bagi masyarakat ataupun stakeholder terkait, posisinya menjadi
sangat penting ketika pemberitaan media masa secara sporadis mengangkat masalahmasalah yang menimpa TKI baik di luar negeri maupun di dalam negeri, yang tidak
kalah pentingnya adalah kegiatan pembinaan terhadap lembaga penempatan dan
lembaga pendukung penempatan yang ada dengan harapan terjadi peningkatan kualitas
pelayanan dan terwujudnya peningkatan pada kapasitas lembaga penempatan TKI
yang dapat meniadakan potensi masalah pada TKI.

Kegiatan Sosialisasi dilakukan melalui berbagai media baik media lini atas (Televisi
nasional, radio nasional dan swasta, website, surat kabar), media lini bawah (leaflet,
banner, kalender, poster, stiker), sosialisasi melalui media tradisional dan pencegahan
TKI Non Prosedrual, Sosialisasi Kebijakan Penempatan dan Perlindungan TKI kepada
Stake Holder dan Kegiatan Kerjasama Sosialisasi dengan Instansi Terkait Lain/NGO,
Sosialisasi Program Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri, Bimtek Petugas
Sosialisasi Program Penempatan dan Perlindungan TKI, Monitoring dan Evaluasi
Pembinaan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan, Pembuatan
Informasi Kelembagan Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan,
Pemeliharaan Server Pusat, Bimtek Petugas Monitoring dan Evaluasi Sosialisasi, dan
Monitoring dan Evaluasi Sosialisasi.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan disusunnya Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun
2015 s/d 2019 adalah sebagai pedoman dan acuan bersama dalam melaksanakan
tugas dan fungsi di lingkungan Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI, Adapun tujuan
yang akan dicapai dari penyusunan Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI
Tahun 2015–2019 adalah :

1. Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera,
2. Mengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik,
Tujuan ini diarahkan pada sasaran untuk mencapai visi yang ditetapkan oleh Presiden
yaitu:
Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

9

• Calon TKI/TKI Terlindungi di dalam negeri
• Calon TKI/TKI Tidak terlantar di luar negeri
• Calon TKI/TKI Tidak miskin dan sengsara saat kembali
Agar kebijakan pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan TKI selama kurun waktu
2015–2019 dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi,
melembaga dan berkelanjutan. Perlu diupayakan dengan cara;
1. Meningkatkan kualitas koordinasi antar instansi pemerinah di pusat dan daerah
dalam penempatan dan perlindungan TKI dengan mengutamakan kepentingan
bangsa dan TKI, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pengawasannya.
2. Tersedianya gambaran kegiatan pokok perencanaan, dukungan personil, sarana
dan prasarana, anggaran, hukum, pendataan dan penelitian masing-masing unit
kerja eselon II di lingkungan Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI dalam
pelaksanaan tugas kepemerintahan di bidang Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia;
3. Tersedianya bahan dalam melakukan pemantauan dan evaluasi serta alat
pengendalian pelaksanaan tugas Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI;
4. Tersedianya bahan dan tolok ukur dalam penilaian pencapaian hasil pelaksanaan
tugas secara terukur dan akuntabel dalam pelaksanaan tugas Deputi Bidang
Penempatan BNP2TKI;
C. RUANG LINGKUP
Lingkup dalam penyusunan Rencana Strategis Deputi Bidang Penempatan Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.Tahun 2015-2019
didasarkan atas RPJMN 2015-2019 dan Tugas dan Fungsi Unit Organisasi (perubahan
Struktur Organisasi) di lingkungan Deputi Bidang Penempatan Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
D. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN
Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Strategis Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI
Tahun 2015–2019 ini, mengacu dan berpedoman kepada peraturan perundangundangan yang berlaku, sebagai berikut:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

10

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga;
6. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 39 Tahun 2006, Tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
7. Peraturan Presiden R.I. Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional
Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI);
8. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004;
10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
11. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
12. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 22 tahun 2014 Tentang Pelaksanaan
Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri.
13. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Nomor 01/KA/-BNP2TKI/III/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia,
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA/IV/2012 tanggal 20
April 2012 ;
14. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia Nomor : PER.10/KA/IV/2015 tentang Penetapan Rencana Strategis
BNP2TKI Tahun 2015 – 2019;
Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

11

E. PELUANG DAN MANFAAT
Trend Globalisasi Sebagai Peluang. Globalisasi adalah proses menyatunya negaranegara di seantero dunia. Dalam globalisasi, perdagangan barang dan jasa,
perpindahan modal, jaringan transportasi, serta pertukaran informasi dan kebudayaan
bergerak secara bebas ke seluruh dunia seiring dengan meleburnya batas-batas
negara. Disamping itu Globalisasi juga mendorong perpindahan tenaga kerja dari
negara yang satu ke negara lainnya. Seluruh penduduk dunia bebas bergerak
meninggalkan tanah airnya menuju negara lain.
Dampak Positif Sebagai Manfaat. Penempatan dan perlindungan TKI ke luaar negeri
diketahui telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan Negara. Di antaranya
adalah:
1. Pengurangan pengangguran. Terjadinya pengangguran disebabkan oleh adanya
ketimpangan antara pertumbuhan perekonomian tidak seimbang dengan
pertumbuhan angkatan kerja, sehingga belum mampu menampung angkatan kerja
yang setiap tahunnya terus meningkat. Menyadari hal tersebut, Pemerintah RI telah
menetapkan pasar kerja luar negeri sebagai alternatif strategis pilihan untuk
mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia;

2. Peningkatan pendidikan masyarakat. Penempatan dan perlindungan TKI juga
dapat merangsang peningkatan pendidikan masyarakat, khususnya bagi keluarga
TKI, karena TKI mendapatkan penghasilan untuk membiayai anak-anak atau
keluarganya kejenjang pendidikan yang diinginkan. Hal ini sangat menguntungkan
Negara dan Pemerintah sebab investasi pendidikan merupakan investasi jangka
panjang yang akan memberikan hasil yang memuaskan kedepannya sehingga
pembangunan nasional dapat berjalan lebih cepat dan lebih terarah;
3. Penambahan pengalaman dan meningkatkan wawasan. Penempatan dan
perlindungan TKI di luar negeri, juga secara langsung dapat menambah pengalaman
langsung melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT), bahasa,
keterampilan dll. Pengalaman yang didapatkan melalui diklat akan diperdalam dan
dipraktekan di Negara penempatan, sehingga TKI sehabis masa kontraknya lebih
memiliki pengalaman dan wawasannya lebih luas bila dibandingkan sebelum
mereka-mereka menjadi TKI dan bekerja di Negara-negara penempatan;
4. Perolehan ketrampilan baru dan Brain Gain. Penempatan dan perlindungan TKI
juga membawa keterampilan baru bagi TKI yang bekerja di luar negeri, karena
negera-negara penerima TKI selama ini merupakan negara-negara yang lebih maju
Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

12

perekonomiannya, sehingga penduduknya akan lebih mampu membeli produkproduk yang lebih canggih dan modern sehingga TKI dituntut harus mampu
mempergunakan teknologi moderen yang disediakan oleh majikannya didalam
bekerja. Dengan sering TKI menggunakan alat-alat kerja modern tersebut maka
secara otomatis TKI akan menguasai penggunaan teknologi tersebut;
5. Perolehan valuta asing dan remitansi. Perolehan valuta asing, baik yang dibawa
langsung atau dikirimkan TKI melalui jasa lembaga keuangan perbankan maupun
non-perbankan, memberikan tambahan pemasukkan devisa negara yang
memberikan kontribusi terhadap keseimbangan Neraca Pembayaran Indonesia
(NPI). Tercatat valuta asing yg di kirim melalui lembaga keuangan adalah berturutturut pada tahun 2010 sebesar US$ 6,74 miliar, tahun 2011 sebesar US$ 6,73 miliar,
tahun 2012 sebesar US$ 6,99 miliar , tahun 2013 sebesar US$. 7,4 miliar. Besarnya
remitansi yang dibawa TKI memberikan kontribusi yang besar terhadap
perkembangan ekonomi di daerah domisili TKI maupun perekonomian secara
regional maupun nasional. Juga menjadi bentuk tabungan masyarakat. Pengiriman
remitansi baik melalui jasa lembaga keuangan ataupun disimpan dalam rekening
Bank TKI memberikan kontribusi terhadap peningkatan tabungan masyarakat
mengingat jumlahnya cukup significant dan menerus;
6. Menjadi duta kebudayaan. Keberadaan TKI di 168 negara dengan jumlah yang
besar 6 jt orang potensial menjadi modal untuk memperkenalkan khasanah budaya
Indonesia di Luar Negeri.
F. PERMASALAHAN

Pada pelaksanaan pelayanan pra penempatanTKI masih dijumpai permasalahan yang
perlu mendapat perhatian dan penanganan serius, masalah- masalah tersebut antara
lain :
1. Lembaga Penempatan dan lembaga Pendukung Penempatan.
Pengawasan dan monitoring terhadap lembaga Penempatan dan lembaga
Pendukung Penempatan perlu dilaksanakan secara ketat dengan melakukan
peningkatan kerjasama dan koordinasi melalui pengkajian ulang regulasi yang
berlaku ataupun mengoptimalkan prosedur–prosedur ada.
2. Produk layanan TKI
a. Pembiayaan;

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

13

b. Prosedur pembayaran pada pelayanan;

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

14

BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN
SASARAN STRATEGI
A. VISI

Rencana Strategis Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019 mengikuti Rencana
Strategis BNP2TKI tahun 2015-2019, yaitu mewujudkan Visi Presiden pada Kabinet
Kerja Tahun 2015-2019 yang berbunyi sebagai berikut :

“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT,
MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN
GOTONG ROYONG”
Selaras dengan Visi Presiden tersebut, dalam Rencana Stratgis BNP2TKI
terkandung maksud bahwa Visi yang di emban BNP2TKI adalah :

Deputi Bidang Penempatan dalam menjalankan Rencana Strategis, terkandung
maksud bahwa Deputi Bidang Penempatan berperan dalam mewujudkan tekad
BNP2TKI untuk:
““Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera”.
Dalam hal ini yang dimaksud dengan :
“Profesional”, adalah bahwa TKI yang bekerja ke luar negeri memiliki kompetensi
dan melaksanakan pekerjaan /job dengan disiplin ilmu yang tinggi.
Bermartabat, berarti bahwa TKI yang memiliki kompetensi, daya saing, gaji,
memahami dan mendapat perlindungan hukum, dan menjadikan dirinya bermartabat
sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Sejahtera, bahwa TKI dan keluarganya tidak hanya memperoleh gaji atau
pendapatan yang layak sesuai keahliannya, namun juga dapat mensejahterakan
dirinya, keluarganya dan bangsa.
Dalam visi tersebut juga terkandung makna bahwa profil TKI ideal yang ingin
diwujudkan kedepan adalah: TKI yang secara ideologis memiliki komitmen terhadap
Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

15

nilai-nilai Pancasila; TKI yang secara sosial, politik dan budaya, memiliki karakter
pendukung bagi pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan dan
menjaga martabat bangsa melalui TKI sebagai warga negara Indonesia (WNI) atau
“duta” WNI di luar negeri, yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku baik dan kinerja
tinggi, serta mampu menjaga hubungan politik dengan negara tempat TKI bekerja.
Dengan kata lain, bahwa Terwujudnya TKI yang, profesional, bermartabat dan
Sejahtera, maka mereka akan memberikan kontribusi yang besar bagi pembentukan
karakter bangsa Indonesia (national character building).
B. MISI

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, telah ditetapkan Misi pada Kabinet Kerja
Tahun 2015–2019 yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan BNP2TKI yaitu :
1. “Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia Yang Tinggi, Maju dan
Sejahtera”
2. “Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya Saing”

Dalam mewujudkan visi tersebut di atas, dalam Rencana Strategis BNP2TKI
terkandung maksud bahwa Misi yang diemban BNP2TKI:

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

16

Misi Deputi Bidang Penempatan adalah melaksanakan tugas mewujudkan Misi butir
1, 2 dan 3 sesuai ruang lingkup tugas pokok dan fungsi
C. TUJUAN

Adapun Tujuan dalam Rencana Startegis Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI
tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera;
2. Mengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik;
D. SASARAN STRATEGIS

Sasaran Strategis Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI adalah Suatu Outcome
yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Deputi Bidang Penempatan
BNP2TKI dalam jangka waktu lima tahun Rencana Strategis
Adapun Sasaran Strategis yang tertuang dalam Rencana Strategis Deputi Bidang
Penempatan BNP2TKI tahun 2015-2019 terdiri dari :
1. Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis

Sistem P2TKI

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

17

2. Meningkatnya pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai dengan

kepulangan
3. Meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan
terhadap standar dan ketentuan yang berlaku
4. Meningkatnya pelayanan penempatan pemerintah (G to G dan G to P )
Untuk lebih jelasnya Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Deputi Bidang
Penempatan BNP2TKI dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

18

Tabel 1
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI
TAHUN 2015–2019
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA UTAMA
Meningkatnya
Penempatan
TKLN Persentase TKI yang ditempatkan
memenuhi syarat kerja dan prosedur memiliki dokumen dan memenuhi
berbasis Sistem P2TKI
standar yang ditetapkan
Prosentase Penempatan TKI Formal
yang Memenuhi Syarat Kerja dan
Prosedural yang Berbasis Sistem
Meningkatnya pelayanan TKI sejak pra- Prosentase lembaga keuangan yang
keberangkatan
sampai
dengan terlibat
dalam
pembiayaan
TKI
kepulangan
terintegrasi Sistem SISKOTKLN dengan
transaksi Non Tunai
Persentase proses pelayanan TKI sejak
pra-keberangkatan sampai dengan
kepulangan menggunakan transaksi
secara non tunai
Meningkatnya
kepatuhan
lembaga Persentase tingkat kepatuhan lembaga
penempatan
dan
pendukung penempatan
dan
pendukung
penempatan terhadap standar dan penempatan dalam standar dan
ketentuan yang berlaku
ketentuan yang berlaku.
Meningkatnya pelayanan penempatan Persentase
penempatan
yang
pemerintah (G to G dan G to P )
menggunakan skema G to G dan G to P
berbasis pendaftaran online

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

19

Tabel 2
SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
ESELON II DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI
TAHUN 2015–2019
No
1

2019

Persentase TKI yang ditempatkan memiliki sertifikasi dan
memenuhi standar yang ditetapkan

100%

100%

100%

100%

100%

Prosentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi
Syarat Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem

60%

70%

80%

90%

100%

Persentase Dokumen yang diuji petik

5%

5%

5%

5%

5%

Persentase Terlaksananya sertifikasi ESO atas seluruh
layanan TKI

10%

30%

70%

85%

100%

10.000
CTKI

12.000
CTKI

14.000
CTKI

16.000
CTKI

18.000
CTKI

3
Negara

4
Negara

5
Negara

6
Negara

7
Negara

Persentase proses pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan
menggunakan transaksi secara non tunai

10%

30%

70%

100%

100%

Biaya bunga yang menjadi beban TKI maksimum 20%
(floating rate)

10%

30%

70%

100%

100%

Cost Structure dengan beban tanggung jawab wajar
antara TKI, PPTKIS dan majikan serta negara (Indonesia
+ Negara Penempatan)

10%

30%

70%

100%

100%

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Direktorat Kerja Sama dan Verifikasi Penyiapan Dokumen
Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat
kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI

2

2015

TAHUN PELAKSANAAN
2016
2017
2018

SASARAN STRATEGIS

Direktorat Pelayanan Penempatan Pemerintah
Meningkatnya pelayanan penempatan pemerintah (G Jumlah CTKI yang ditempatkan melalui skema G to G
dan G to P berbasis online sistem
to G dan G to P )
Jumlah negara penempatan yang menggunakan skema
G to G dan G to P

3

Direktorat Penyiapan dan Pembekalan Pemberangkatan
Meningkatnya pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

20

No

2015

TAHUN PELAKSANAAN
2016
2017
2018

2019

Persentase lembaga penempatan yang terintegrasi
Sistem Non Tunai

10%

30%

70%

100%

100%

Prosentase lembaga keuangan yang terlibat dalam
pembiayaan TKI terintegrasi Sistem SISKOTKLN dengan
transaksi Non Tunai

10%

30%

70%

100%

100%

Persentase proses pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan
menggunakan transaksi secara non tunai

10%

30%

70%

100%

100%

10
Provinsi

20
Provinsi

25
Provinsi

30
Provinsi

30
Provinsi

80%

85%

90%

95%

100%

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

4

Direktorat Sosialisasi dan Pembinaan Kelembagaan

A

Meningkatnya pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan
mengguna kan transaksi secara non tunai

B

Meningkatnya pemahaman masyarakat (publik)
tentang prosedur dan mekanisme penempatan dan
Pencegahan TKI Non Prosedural

Jumlah lokasi sosialisasi tentang prosedur dan
mekanisme penempatan TKLN

C

Meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan
pendukung penempatan terhadap standar dan
ketentuan yang berlaku

Prersentase lembaga penempatan dan pendukung
penempatan yang mematuhi standar pelayanan

Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun 2015-2019

21

BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGIS,
KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
A. ARAH KEBIJAKAN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN

Untuk mencapai Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan, maka selama
lima tahun kedepan (2015-2019), Arah kebijakan yang akan ditempuh dan strategi yang
dilakukan oleh Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI adalah :
a. Meningkatkan tata kelola rekrutmen dan verifikasi dokumen CTKI berbasis
SISKOTKLN;
b. Menyediakan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang
didukung penuh Pemerintah Daerah Prop/Kab/Kota;
c. Menyediakan seluruh standar pelayanan menyangkut pra-keberangkatan secara
online dalam website dan atau media lainnya;
d. Reformasi Bisnis Model Proses Penempatan dan cost structure dalam pelayanan
penempatan TKI;
e. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi informasi bekerja di luar negeri secara
benar dan aman yang menjangkau wilayah dan masyarakat/lembaga secara luas;
f. Pembenahan Sumber Pembiayaan TKI;
g. Mewujudkan Transaksi Non Tunai dalam proses pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non
tunai;
h. Mewujudkan penyelenggaraan welcoming program di Negara Penempatan;
i. Peningkatan pelayanan CTKI di wilayah perbatasan.
Untuk lebih jelasnya Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Penempatan dapat
dilihat pada tabel 3 sebagai berikut :

Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun 2015-2019

22

Tabel 3
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI TAHUN 2015–2019

ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI

a

Meningkatkan
tata
kelola 1. Penguatan
pelaksanaan
registrasi
rekrutmen
dan
verifikasi
pendaftaran CTKI secara online di Dinas
dokumen
CTKI
berbasis
ketenagakerjaan Kab/kota
SISKOTKLN
2. Mengintegrasikan rekomendasi paspor oleh
Dinas ketenagakerjaan Kab/Kota dengan
sistem penerbitan paspor di Imigrasi secara
online dalam Siskotkln
3. Roadmap implementasi sertifikasi ESO
dalam business model process layanan TKI
di Pusat dan Daerah

b

Menyediakan Layanan
Satu Pintu (LTSP) di
LP3TKI/ P4TKI yang
penuh
Pemerintah
Prop/Kab/Kota

c

Menyediakan seluruh standar 1. Mempublikasikan standar pelayanan Pra
pelayanan menyangkut praPemberangkatan dalam website dan atau
keberangkatan secara online
media lainnya
dalam website dan atau media 2. Penyempurnaan
website
BNP2TKI
lainnya
menyangkut infrastruktur dan contain
layanan yang dimuat didalamnya
3. Pemutakhiran
teknologi/telekomunikasi
dalam rangka peningkatan kualitas dan
kecepatan penyediaan layanan TKI

d

Reformasi Bisnis Model Proses 1. Menyederhanakan Bisnis Model Proses
Penempatan dan cost structure
Penempatan TKI dari 14 Tahap menjadi 8
dalam pelayanan penempatan
Tahap
TKI
2. Menyiapkan
dan
mengkoordinasikan
infrastruktur BLKLN, LSP, RSUD sebagai
sarana kesehatan dan LSP di Kab/Kota di
kantong-kantong TKI
3. Sistem monitoring implementasi cost
structure dan pelaksanaan enforcementnya
4. Menekan biaya yang dikeluarkan TKI
dengan cara mendapat bantuan dari
pemerintah

Terpadu 1. Tersedianya
roadmap
implementasi
BP3TKI/
pengembangan LTSP TKI di seluruh daerah
didukung
asal TKI
Daerah 2. Kesepakatan prinsip bersama K/L dan
Kepala Daerah terkait menyangkut integrasi
layanan TKI dalam LTSP Daerah berbasis
SISKOTKLN

Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun 2015-2019

23

ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI

e

Peningkatan sosialisasi dan 1. Melakukan sosialisasi dan diseminasi
diseminasi informasi bekerja di
informasi bekerja di luar negeri secara
luar negeri secara benar dan
benar dan aman yang menjangkau wilayah
aman yang menjangkau wilayah
dan masyarakat/lembaga secara luas
dan masyarakat/lembaga secara 2. Melakukan pembinaan dan pemberian
luas
sanksi dan rating lembaga penempatan dan
lembaga pendukung penempatan yang
diumumkan ke publik secara periodik;
3. Sistem monitoring dan evaluasi kualitas
infrastruktur dan kinerja PPTKIS
4. Tersedianya modul dan layanan sosialisasi
pemahaman CTKI menyangkut dokumen
perjanjian hak dan kewajiban baik sebagai
CTKI maupun TKI
5. Tersedianya
infrastruktur
pelaksana
penyediaan layanan sosialisasi dan
pendampingan
hukum
menyangkut
dokumen perjanjian hak dan kewajiban baik
sebagai CTKI maupun TKI

f

Pembenahan
Pembiayaan TKI

g

Mewujudkan Transaksi Non 1. Roadmap
implementasi
pembayaran
Tunai dalam proses pelayanan
transaksi non tunai dalam pelayanan TKI
TKI sejak pra-keberangkatan 2. Mewujudkan
transaksi
Non
Tunai
sampai dengan kepulangan
terintegrasi secara online sistem untuk
menggunakan transaksi secara
semua layanan TKI
non tunai
3. Mendorong BI untuk meminta otoritas Bank
Sentral Negara penempatan implemen
tasikan non tunai
4. Program terintegrasi antar K/L dan
Pemerintah
Daerah
menyangkut
implementasi pembayaran transaksi secara
non tunai dalam pelayanan TKI

Sumber 1. Mendorong kerjasama dengan negara
penempatan menyangkut penyediaan
lembaga keuangan setempat untuk fungsi
colection bagi TKI.
2. Melakukan Kerjasama dan pengembangan
lembaga keuangan untuk penyediaan
modal/dana awal TKI
3. Menyediakan skema kredit murah untuk
membiayai pemberangkatan TKI

Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun 2015-2019

24

ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI

h

Mewujudkan penyelenggaraan Tersedianya infrastruktur untuk kegiatan rutin
welcoming program di Negara sosialisasi dan pembelajaran bagi TKI baru
Penempatan.
datang sebelum diserahkan kepada majikan

i

Peningkatan pelayanan CTKI di 1. Pembuatan roadmap penyediaan pelayanan
wilayah perbatasan
CTKI di wilayah perbatasan
2. Kesepakatan prinsip bersama K/L dan
Kepala Daerah terkait menyangkut
pengembangan centra pendidikan dan
pemberdayaan TKI di wilayah perbatasan.
3. Terbangunnya Program terintegrasi lintas
lembaga menyangkut pengembangan
centra pendidikan dan pemberdayaan TKI di
wilayah perbatasan

B. STRATEGI

Dalam rangka melaksanakan Arah kebijakan Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI
maka Strategi yang dijalankan adalah sebagai berikut :
1. Penguatan pelaksanaan registrasi pendaftaran CTKI secara online di Dinas
ketenagakerjaan Kab/kota
2. Mengintegrasikan rekomendasi paspor oleh Dinas ketenagakerjaan Kab/Kota
dengan sistem penerbitan paspor di Imigrasi secara online dalam Siskotkln
3. Roadmap implementasi sertifikasi ESO dalam business model process layanan TKI
di Pusat dan Daerah
4. Tersedianya roadmap implementasi pengembangan LTSP TKI di seluruh daerah
asal TKI
5. Kesepakatan prinsip bersama K/L dan Kepala Daerah terkait menyangkut integrasi
layanan TKI dalam LTSP Daerah berbasis SISKOTKLN
6. Mempublikasikan standar pelayanan Pra Pemberangkatan dalam website dan atau
media lainnya
7. Penyempurnaan website BNP2TKI menyangkut infrastruktur dan contain layanan
yang dimuat didalamnya
8. Pemutakhiran teknologi/telekomunikasi dalam rangka peningkatan kualitas dan
kecepatan penyediaan layanan TKI

Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun 2015-2019

25

9. Menyederhanakan Bisnis Model Proses Penempatan TKI dari 14 Tahap menjadi 8
Tahap
10. Menyiapkan dan mengkoordinasikan infrastruktur BLKLN, LSP, RSUD sebagai
sarana kesehatan dan LSP di Kab/Kota di kantong-kantong TKI
11. Sistem monitoring implementasi cost structure dan pelaksanaan enforcementnya
12. Menekan biaya yang dikeluarkan TKI dengan cara mendapat bantuan dari
pemerintah
13. Melakukan sosialisasi dan diseminasi informasi bekerja di luar negeri secara benar
dan aman yang menjangkau wilayah dan masyarakat/lembaga secara luas
14. Melakukan pembinaan dan pemberian sanksi dan rating lembaga penempatan dan
lembaga pendukung penempatan yang diumumkan ke publik secara periodik;
15. Sistem monitoring dan evaluasi kualitas infrastruktur dan kinerja PPTKIS
16. Tersedianya modul dan layanan sosialisasi pemahaman CTKI menyangkut
dokumen perjanjian hak dan kewajiban baik sebagai CTKI maupun TKI
17. Tersedianya infrastruktur pelaksana penyediaan layanan sosialisasi dan
pendampingan hukum menyangkut dokumen perjanjian hak dan kewajiban baik
sebagai CTKI maupun TKI
18. Mendorong kerjasama dengan negara penempatan menyangkut penyediaan
lembaga keuangan setempat untuk fungsi colection bagi TKI.
19. Melakukan Kerjasama dan pengembangan lembaga keuangan untuk penyediaan
modal/dana awal TKI
20. Menyediakan skema kredit murah untuk membiayai pemberangkatan TKI
21. Roadmap implementasi pembayaran transaksi non tunai dalam pelayanan TKI
22. Mewujudkan transaksi Non Tunai terintegrasi secara online sistem untuk semua
layanan TKI
23. Mendorong BI untuk meminta otoritas Bank Sentral Negara penempatan implemen
tasikan non tunai
24. Program terintegrasi antar K/L dan Pemerintah Daerah menyangkut implementasi
pembayaran transaksi secara non tunai dalam pelayanan TKI
25. Tersedianya infrastruktur untuk kegiatan rutin sosialisasi dan pembelajaran bagi TKI
baru datang sebelum diserahkan kepada majikan
26. Pembuatan roadmap penyediaan pelayanan CTKI di wilayah perbatasan
Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun 2015-2019

26

27. Kesepakatan prinsip bersama K/L dan Kepala Daerah terkait menyangkut
pengembangan centra pendidikan dan pemberdayaan TKI di wilayah perbatasan.
28. Terbangunnya Program terintegrasi lintas lembaga menyangkut pengembangan
centra pendidikan dan pemberdayaan TKI di wilayah perbatasan
C. KERANGKA REGULASI.

Saat ini terdapat paling kurang 41 peraturan perundang-undangan yang terkait baik
langsung maupun tidak langsung dengan aspek perlindungan TKI. Fenomena ini
menunjukkan terjadinya inflasi peraturan perundangan namun defisit dalam
pelaksanaannya. Implikasinya terjadi tumpang disharmoni, tumpang tindih, kontradiktif
antar instrumen pengatur yang bersangkutan dan menimbulkan celah-celah
penyalahgunaan pengaturan terhadap TKI. Sementara UU no 39 tahun 2004 tentang
Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri lebih menekankan aspek bisnis
penempatan dan kurang dalam mengatur perlindungan TKI.
Fokus pada penerapan fungsi-fungsi manajemen secara benar dan konsisten tersebut,
maka dipertimbangkan bahwa permasalahan pembangunan sering kali disebutkan oleh
pengelolaannya yang kurang konsisten dan tidak terkoordinasi dengan baik antar para
pihak, baik pada tahap perencanaan hingga tahap evaluasi dan pengawasannya.
Penempatan dan perlindungan TKI bersifat lintas instansi, lintas bidang, bersifat nasional
dan daerah. Untuk memudahkan koordinasi, maka tingkatan pelaksanaan dibagi menjadi
tingkat makro dan tingkat mikro
1.

Pada tingkat makro, mencakup antar instansi dan bersifat nasional, termasuk
koordinasi antara kementerian/lembaga, pemda dan dengan perwakilan RI di luar
negeri.

2.

Pada tingkat mikro bersifat antar unit kerja dalam satu instansi, dengan tetap
menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan benar dan konsisten.

Pada setiap tahapan diperlukan koordinasi secara berkala antar instansi (tingkatan
makro) dan antar unit kerja terkait (tingkatan mikro). Kemudian, setiap aktivitas harus
didasarkan pada prinsip-prinsip pelaksanaan, termasuk salah satu prinsipnya yang
juga merupakan nilai, yaitu berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance).
Koordinasi pada tatanan tingkat mikro senantiasa dapat diperoleh suatu keputusan
yang komprehensif, sinergis dan transparan agar pelaksanaan kegiatan teknis

Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun 2015-2019

27

menghasilkan output yang dapat memuaskan semua pihak terkait dan tercapainya
tujuan sesuai sasaran.

Tabel 4
TINGKAT PELAKSANAAN KERANGKA REGULASI

Tingkat Pelaksanaan
Nasional, antar instansi
termasuk perwakilan RI
Makro

Cakupan Tugas
Menyangkut penyempurnaan regulasi
nasional, koordinasi
antar instansi
(kementerian/lembaga,
pemda
dan
perwakilan RI) dalam pelaksanaan
penempatan dan perlindungan TKI.

Kementerian/lembaga/
pemda/perwakilan RI

Menyangkut penerapan Grand Design dan
Road Map P2TKI yang dijabarkan ke dalam
Renstra dan Rencana Kerja Tahunan setiap
instansi.

Mikro

Untuk Tingkat Makro, tugas
yang dilakukan terutama berkaitan dengan
penyempurnaan regulasi nasional dan kebijakan lainnya yang bersifat strategis
nasional. Kemudian, pada Tingkat Mikro adalah menjabarkan Renstra ke dalam
Renstra dan Rencana Kerja Tahunan.
Dalam melaksanakan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, dan
membangun citra yang baik (good image) dan menjamin akuntabilitasnya, maka
setiap instansi berkewajiban menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan benar dan
konsisten berdasarkan prinsip-prinsip yang dikelompok menjadi prinsip manajemen
untuk menjamin keberhasilan P2TKI, dan prinsip sosial, hukum, politik yang
menyangkut hak asasi TKI sebagai warga negara Indonesia yang tidak saja bersifat
politik tetapi juga masalah sosial TKI dan perlindungan secara hukum, sebagai berikut:
1.

Berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance). Prinsip ini juga
merupakan nilai atau value yang diharapkan mewarnai setiap aktivitas instansi
dalam penempatan dan perlindungan TKI. Kinerja saat ini harus lebih dari
kemarin, dan kinerja tahun ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya, demikian
seterusnya. Selain itu, better performance program dan kegiatan yang
dilaksanakan setiap instansi tidak hanya diukur dari sisi output saja, tetapi juga
harus dapat mencapai hasil (outcomes) serta mempertimbangkan dampaknya
(impact).

Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun 2015-2019

28

2.

Responsif. Jika ada permasalahan dalam penempatan dan perlindungan TKI,
maka setiap instansi harus bersikap responsif agar penyelesaian permasalahan
dapat dilakukan secepatnya.

3.

Terukur. Pelaksanaan tugas setiap instansi dalam penempatan dan perlindungan
TKI harus jelas targetnya dan dapat diukur.

4.

Efisien. Penggunan sumber daya yang dimilki dalam pelaksanaan tugas setiap
instansi harus dilakukan secara efisien dan dapat dipertanggungjawabkan.

5.

Efektif. Pelaksanaan tugas setiap instansi senantiasa berusaha agar dapat
mencapai tujuan dan sasarannya secara efektif.

6.

Realistik. Rencana program, kegiatan, sasaran dan targetnya harus realistis,
dapat dicapai secara optimal.

7.

Konsisten. Pelayanan penempatan dan perlindungan TKI harus dilaksanakan
secara konsisten dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan peraturan kerangka
regulasi yang ada.

8.

Sinergik, Pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan secara terkoordinasi/
terintegrasi/ holistik antara satu tahapan dengan tahapan berikutnya dan antar
instansi sehingga memberikan kontribusi yang signifikan bagi pencapaian sasar