Selayangpandangdppka 1
SELAYANG PANDANG
DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DIY
Kepatihan Danurejan, Telp. (0274) 562811
Pswt 1117 s/d. 1328
Email: dppka@dppka.jogjaprov.go.id
www.dppka.jogjaprov.go.id
SEJARAH DPPKA DIY
1. Adapun kronologis sampai terbentuknya DPPKA
dimulai dari Dinas Keuangan pada tahun 1974 s/d
1975, selanjutnya menjadi Direktorat Keuangan pada
tahun 1975 s/d 1976.
2. Kemudian berubah nama menjadi Biro Keuangan
sampai tahun 2004, berubah menjadi Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) dari tahun
2004 s/d 14 Februari 2009, pada saat itu BPKD
merupakan penggabungan dari Biro Keuangan,
Dispenda dan Bidang Aset Badan Perekonomian
investasi dan Aset Daerah (Bapekoinda) DIY.
3. Akhirnya
namanya
berubah
menjadi
Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
(DPPKA) DIY sejak 15 Februari 2009 sampai sekarang.
Terbentuknya DPPKA DIY
DPPKA DIY dibentuk berdasarkan:
1) Perda DIY No: 6 tahun 2008 tanggal 15
Agustus 2008 tentang Pembentukan dan
Organisasi
Dinas
Teknis
Daerah
di
Lingkungan Provinsi DIY.
2) Pergub DIY No: 42 Tahun 2008 tentang
Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis pada DPPKA DIY.
Dasar Hukum
Pengelolaan Keuangan Daerah
Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Daerah;
Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Daerah;
Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung jawab
Keuangan Negara;
Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah;
Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak
dan Retribusi;
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada
Pemda;
Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun
2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokokpokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
Peraturan Daerah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2013
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2014;
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun
2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2014;
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 74
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2009 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah;
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72
Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2014;
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 78
Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2014;
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 30
Tahun 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;
Struktur organisasi
Visi TERWUJUDNYA PENGELOLAAN
: KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE
INDONESIA
1.
2.
3.
4.
Misi
:
Mengoptimalkan peningkatan Pendapatan Daerah;
Mengembangkan Kapasitas pengelolaan keuangan
Daerah;
Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD;
Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah.
Tugas DPPKA DIY:
Melaksanakan
anggaraan
pendapatan, anggaran belanja,
kas
daerah,
pembinaan
administrasi
keuangan
daerah
serta
menyiapkan
bahan
perumusan kebijakan, akuntansi
dan pengelolaan barang daerah.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Fungsi DPPKA DIY:
Penyusunan program dibidang pengelolaan anggaran
pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan
administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan
barang daerah;
Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan anggaran
pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan
administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan
barang daerah;
Penyelenggaraan pengelolaan pendapatan daerah;
Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah;
Pengelolaan kas daerah;
Pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan daerah;
Penyelenggaran
akuntansi
dan
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD;
Penyelenggaraan pengelolaan barang daerah;
Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program dinas;
Tujuan DPPKA DIY antara lain:
1) Meningkatkan kemampuan keuangan daerah
untuk membiayai pembangunan daerah ;
2) Meningkatkan kontribusi pendapatan asli
daerah bagi pemda
3) Mengoptimalkan peningkatan kinerja BUMD;
4) Mewujudkan pengelolaan keuangan yang
transparan dan akuntabel.
Sasaran yang hendak dicapai antara
lain:
1) Meningkatnya pendapatan
daerah dari
pajak retribusi dan lain-lain pendapatan;
2) Meningkatnya kualitas pengelolaan aset
daerah;
3) Meningkatnya kinerja BUMD;
4) Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan daerah.
Strategi yang dilaksanakan:
1)Perbaikan
manajemen terhadap semua potensi pendapatan
daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan;
2)Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dari pajak
retribusi dan lain-lain pendapatan;
3)Perencanaan penganggaran penatausahaan dan pelaporan
keuangan
4)daerah sesuai peraturan perundang-undangan uang berlaku;
5)Penataan kelembagaan BUMD;
6)Pengembangan Manajemen BUMD;
7)Penguatan modal dan pengembangan usaha;
8)Verifikasi, klasifikasi dan penilaian, Monitoring dan investigasi
aset daerah.
Kebijakan yang ditempuh:
1) Peningkatan koordinasi dan kualitas SDM
pengelolaan pendapatan daerah;
2) Pendayagunaan kekayaan daerah;
3) Perubahan bentuk badan hukum, penataan
manajemen dan penyehatan BUMD;
4) Peningkatan pelayanan, pemenuhan Sarpras
dan Sistem;
5) Ketepatan waktu proses pengelolaan keuangan;
6) Pemberian penghargaan dan sanksi.
Sumber Daya Manusia DPPKA
DIY
Jumlah pegawai PNS = 252 orang
Jumlah pegawai berdasarkan Jenis Kelamin
• Laki-laki
: 163 orang
• Perempuan : 89 orang
Laki-laki
Jumlah pegawai berdasarkan Jenjang Pendidikan
• Sarjana Strata 2
: 17 orang
• Sarjana Strata 1
:105 orang
• Sarjana Muda/Diploma
: 15 orang
• Sekolah Lanjutan Atas
:101 orang
• Sekolah Lanjutan Pertama : 10 orang
• Sekolah Dasar
: 4 orang
Data: Desember 2014
Perempuan
Sarjana Strata 2
Sarjana Strata 1
Sarjana
Muda/Diploma
Sekolah Lanjutan
Atas
Sekolah Lanjutan
Pertama
Sekolah Dasar
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
1. Peluang:
1) Pertumbuhan ekonomi menyebabkan
bertambahnya kendaran baru;
2) Fluktuasi harga BBM;
3) Tarif
pungutan
dalam
Pengelolaan
retribusi
daerah
dapat
disesuaikan
dengan kemampuan masyarakat di
daerah;
4) Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi
terhadap penggunaan barang milik
daerah;
5) Badan
Usaha
Milik
Daerah
dapat
dikembangkan dan ditingkatkan;
6) Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola
2. TANTANGAN:
1) Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap
tahun naik sehingga akan mengalami titik
jenuh mengakibatkan stagnan dan terus
menurun, sehingga sumber PAD dari pajak
akan menurun;
2) Adanya pembatasan / kepemilikan KBM
selain untuk menekan penggunaan BBM
karena luasan dan panjang lintasan jalan
yang terbatas serta potensi polusi;
3) Penentuan harga satuan yang sangat
cepat
berubah
sedangkan
proses
perundangan
membutuhkan
waktu,
sehingga antara target dan realisasi
terdapat gap yang tinggi;
4) Regulasi tentang pengelolaan keuangan
PENENTUAN ISU – ISU STRATEGIS:
1. Potensi pendapatan dari pajak, retribusi dan lain-lain
2.
3.
4.
5.
6.
pendapatan daerah yang syah untuk meningkatan
PAD.
Peningkatan Kapasitas pengelolaan keuangan daerah
Perbaikan dan peningkatan kinerja BUMD
Peningkatan pemanfaatan dan penatausahaan asset
Peningkatan kompetensi SDM
Peningkatan kualitas layanan pajak.
OPINI BPK ATAS HASIL PEMERIKSAAN LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA UNTUK TAHUN 2009–2013
ADALAH :
LKPD Tahun 2009 dengan opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) yaitu Aset tetap
dalam Neraca Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta per 31 Desember 2009
senilai Rp. 3.255.476.545.350,00 tidak dapat
diyakini kewajarannya karena Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta belum
melakukan penilaian atas saldo awal aset
tetap danpencatatan aset tetap pada
sebagian besar Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) belum dilakukan sepenuhnya
sesuai
dengan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
LKPD Tahun 2010 dengan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dengan paragraf penjelas
yaitu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
DaerahIstimewa
Yogyakarta
pada
Dinas
Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi
Sumber Daya Mineral masih mencatat aset
daerah
yang
telah
digunakan
oleh
kabupaten/kota
diwilayah
Daerah
IstimewaYogyakarta karena aset tersebut
belum dilakukan penyerahan secara resmi
dengan Berita Acara Serah Terima (BAST).
LKPD Tahun 2011 dengan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
dengan paragraf
penjelas yaitu Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa
Yogyakarta
belum
menyajikan
investasi non permanen dengan metode nilai
bersih yang dapat direalisasikan dan aset
tetap belum
dilakukan penyusutan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP).
LKPD Tahun 2012, 2013 dan 2014 dengan
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
yaitu Pemerintah Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta telah menyajikan laporan
keuangan secara wajar untuk semua hal
yang material.
LAYANAN UNGGULAN DI 5 KPPD
DIY
PENGEMBANGAN LAYANAN
ANTARA LAIN :
1). Layanan Samsat Pembantu
Samsat Pembantu di Sewon
Bantul
dan
Maguwoharjo Sleman, merupakan
layanan
pembayaran
pajak
kendaraan
bermotor
(pengesahan STNK Tahunan) dan
Sumbangan
2). SAMSAT PAYMENT POINT
Merupakan
layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor
(pengesahan STNK Tahunan) dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang pelaksanaannya
berada pada 1 Kantor Kas dan 5 Cabang Pembantu Bank BPD DIY,
yaitu :
Kantor
Kantor
Kantor
Kantor
Kantor
Kantor
Kantor
Kas Bank BPD Giwangan Kota Yogyakarta
Cabang Pembantu Bank BPD Piyungan Bantul
Cabang Pembantu Bank BPD Nanggulan Kulon Progo
Cabang Pembantu Bank BPD Karangmojo Gunungkidul
Cabang Pembantu Bank BPD Semin Gunungkidul
Cabang Pembantu Bank BPD Kalasan Sleman.
Cabang Pembantu Bank BPD Godean Sleman.
3). SAMSAT CORNER
Merupakan
layanan
pembayaran
pajak
kendaraan
bermotor
( pengesahan STNK Tahunan ) dan
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan
Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang
ditempatkan di Galeria, Jl. Solo
Yogyakarta Call Center (0274) 584521
4). SAMSAT DRIVE THRU
Merupakan layanan pembayaran pajak
kendaraan bermotor dan kendaraan roda 4
(empat)
(pengesahan STNK
Tahunan) dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)
tanpa Wajib Pajak harus turun dari
kendaraan, terletak di Samsat Pembantu
Sewon Bantul dan Samsat Kulonprogo baik
roda empat maupun roda dua dengan waktu
5 (lima) menit selesai.
5). SAMSAT KELILING
Merupakan layanan pembayaran pajak
kendaraan bermotor ( pengesahan STNK
Tahunan ) dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)
menggunakan 5 unit Bus pada tempattempat strategis.
6). SAMSAT PADA ACARA TERTENTU
Merupakan layanan pembayaran pajak
kendaraan bermotor ( pengesahan STNK
Tahunan ) dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)
pada acara Pasar Malam Perayaan
Sekaten (PMPS) / Pameran Pembangunan
di Kabupaten / Kota.
PENGHARGAAN
KESAMSATAN
Dalam memberikan pelayanan publik,
KPPD/ SAMSAT se DIY telah memperoleh
penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima
(CPP) dari Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
pada tahun 2009 untuk KPPD Gunungkidul
dan KPPD Bantul,
KPPD Kota Yogyakarta pada tahun 2013,
dan pengakuan pelayanan dengan Indek
Kepuasan
Masyarakat
(IKM)
dengan
kategori Baik untuk 5 KPPD serta Sertifikasi
ISO 9001-2008 sejak tahun 2009 s/d. 2014.
KEADAAN YANG AKAN DATANG
Potens
Potensi
pendapatan Tahun 2012-2017 bersumber dari
i
Pajak daerah, Retribusi Daerah dan Lain-lain
pendapatan.
Potensi Pendapatan Daerah diukur dan diperoleh
berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009,
khusus untuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang
sifatnya closed listed. Hal ini sedikit membatasi gerak
di daerah untuk melakukan perbaharuan penerimaan
khususnya dari pajak dan retribusi karena obyek baru
yang dianggap sebagai potensi pendapatan harus
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Pemerintah
Pusat dan mendapat persetujuan untuk dipungut.
Sehingga potensi yang akan digalakkan untuk
beberapa tahun ke depan diarahkan berasal
dari:
1. Sumber Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan, lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
yang
Sah,
2. Komponen dana perimbangan dan juga
komponen
dana hibah, maupun dana-dana penyesuaian
dari
pusat.
SEDANG POTENSI PENDAPATAN DARI
RETRIBUSI DAERAH ADALAH SEBAGAI
BERIKUT :
Retribusi jasa umum
Retribusi jasa usaha
Retribusi perijinan tertentu
Ketiga jenis retribusi ini dimungkinkan
terjadi penambahan jenis penerimaan
disamping ada revisi terhadap tarif yang
menyesuaikan dengan harga pasar
SELAIN ITU POTENSI PENDAPATAN DARI
LAIN-LAIN PENDAPATAN YAITU :
Optimalisasi aset
Dapat diketahui kondisi dan penggunaan saat ini,
sehingga apabila penggunaan belum optimal dapat lebih
dioptimalkan
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
Potensi pendapatan setiap tahun dari hasil pengelolaan
daerah yang dipisahkan tidak terlepas dari jumlah
penyertaan modal pemerintah daerah kepada BUMD
maupun kepada Swasta.
Untuk Potensi BUMD, PT. BPD dapat ditingkatkan mejadi
bank devisa, PT AMI menjadi mitra kerja Pemda dalam
memberikan kontribusi PAD, PT. Taru Martani dengan
badan hukum jelas menjadi PT sebagai mitra kerja pemda
memberikan kontribusi PAD yang meningkat setiap
tahunnya, BUKP memberikan kontribusi PAD terhadap
Pemda setiap tahun.
Target Pendapatan 2013-2017
URAIAN
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Pendapatan Pajak
Daerah
Pendapatan
Retribusi Daerah
Pendapatan Hsl
Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yg
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah Yang Sah
2013
2014
2015
2016
2017
2,822,069,129,115
2,984,169,114,50
1
3,648,949,719,13
5
3,930,844,900,7
84
4,245,609,201,4
60
1,014,089,544,450
1,130,625,412,40
6
1,260,733,194,32
6
1,406,008,528,6
72
1,568,235,891,2
21
885,217,610,000
991,443,723,200
1,110,416,969,98
4
1,243,667,006,3
82
1,392,907,047,1
48
41,436,702,950
44,751,639,186
48,331,770,321
52,198,311,947
56,374,176,902
36,328,245,281
39,234,504,903
42,373,265,296
45,763,126,519
49,424,176,641
51,106,986,219
55,195,545,117
59,611,188,726
64,380,083,824
69,530,490,530
1,033,964,090,88
5
1,153,790,615,76
2
1,287,656,390,3
42
1,437,218,929,9
27
DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil
pajak/Bagi Hasil
bukan pajak
961,190,992,745
98,360,324,745
106,229,150,725
114,727,482,783
123,905,681,405
133,818,135,918
Dana Alokasi Umum
828,334,768,000
927,734,940,160
1,039,063,132,97
9
1,163,750,708,9
37
1,303,400,794,0
09
Dana Alokasi Khusus
34,495,900,000
-
-
-
-
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
846,788,591,9
20
819,579,611,2
10
Pendapatan Hibah
8,815,476,250
6,216,033,150
Pendapatan Dana
Darurat
Dana Penyesuaian
dan Otonomi
Khusus
Dana Penyesuaian
Dana BOS Pusat
Dana Keistimewaan
Bantuan Keuangan
dari Prov atau
Pemda Lainya
Pendapatan
lainnya
-
1,234,425,909,0
47
6,713,315,802
-
1,237,179,981,7
71
7,250,381,066
-
1,240,154,380,31
2
7,830,411,551
-
-
837,973,115,6
70
23,759,082,00
0
279,000,000,0
00
813,363,578,0
60
25,659,808,56
0
1,227,712,593,2
45
1,229,929,600,7
04 1,232,323,968,761
27,712,593,245
29,929,600,704
535,214,033,6
70
787,703,769,5
00
1,200,000,000,0
00
32,323,968,761
1,200,000,000,0
00 1,200,000,000,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DIY
Kepatihan Danurejan, Telp. (0274) 562811
Pswt 1117 s/d. 1328
Email: dppka@dppka.jogjaprov.go.id
www.dppka.jogjaprov.go.id
SEJARAH DPPKA DIY
1. Adapun kronologis sampai terbentuknya DPPKA
dimulai dari Dinas Keuangan pada tahun 1974 s/d
1975, selanjutnya menjadi Direktorat Keuangan pada
tahun 1975 s/d 1976.
2. Kemudian berubah nama menjadi Biro Keuangan
sampai tahun 2004, berubah menjadi Badan
Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) dari tahun
2004 s/d 14 Februari 2009, pada saat itu BPKD
merupakan penggabungan dari Biro Keuangan,
Dispenda dan Bidang Aset Badan Perekonomian
investasi dan Aset Daerah (Bapekoinda) DIY.
3. Akhirnya
namanya
berubah
menjadi
Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
(DPPKA) DIY sejak 15 Februari 2009 sampai sekarang.
Terbentuknya DPPKA DIY
DPPKA DIY dibentuk berdasarkan:
1) Perda DIY No: 6 tahun 2008 tanggal 15
Agustus 2008 tentang Pembentukan dan
Organisasi
Dinas
Teknis
Daerah
di
Lingkungan Provinsi DIY.
2) Pergub DIY No: 42 Tahun 2008 tentang
Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit
Pelaksana Teknis pada DPPKA DIY.
Dasar Hukum
Pengelolaan Keuangan Daerah
Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Daerah;
Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Daerah;
Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung jawab
Keuangan Negara;
Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah;
Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak
dan Retribusi;
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Keistimewaan Daerah Istimewa
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada
Pemda;
Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun
2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pokokpokok Pengelolaan
Keuangan Daerah;
Peraturan Daerah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2013
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta Tahun 2014;
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun
2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2014;
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 74
Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2009 tentang Kebijakan
Akuntansi Pemerintah Daerah;
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72
Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2014;
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 78
Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2014;
Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 30
Tahun 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;
Struktur organisasi
Visi TERWUJUDNYA PENGELOLAAN
: KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE
INDONESIA
1.
2.
3.
4.
Misi
:
Mengoptimalkan peningkatan Pendapatan Daerah;
Mengembangkan Kapasitas pengelolaan keuangan
Daerah;
Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD;
Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah.
Tugas DPPKA DIY:
Melaksanakan
anggaraan
pendapatan, anggaran belanja,
kas
daerah,
pembinaan
administrasi
keuangan
daerah
serta
menyiapkan
bahan
perumusan kebijakan, akuntansi
dan pengelolaan barang daerah.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Fungsi DPPKA DIY:
Penyusunan program dibidang pengelolaan anggaran
pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan
administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan
barang daerah;
Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan anggaran
pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan
administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan
barang daerah;
Penyelenggaraan pengelolaan pendapatan daerah;
Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah;
Pengelolaan kas daerah;
Pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan daerah;
Penyelenggaran
akuntansi
dan
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD;
Penyelenggaraan pengelolaan barang daerah;
Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;
Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program dinas;
Tujuan DPPKA DIY antara lain:
1) Meningkatkan kemampuan keuangan daerah
untuk membiayai pembangunan daerah ;
2) Meningkatkan kontribusi pendapatan asli
daerah bagi pemda
3) Mengoptimalkan peningkatan kinerja BUMD;
4) Mewujudkan pengelolaan keuangan yang
transparan dan akuntabel.
Sasaran yang hendak dicapai antara
lain:
1) Meningkatnya pendapatan
daerah dari
pajak retribusi dan lain-lain pendapatan;
2) Meningkatnya kualitas pengelolaan aset
daerah;
3) Meningkatnya kinerja BUMD;
4) Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan daerah.
Strategi yang dilaksanakan:
1)Perbaikan
manajemen terhadap semua potensi pendapatan
daerah dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan;
2)Intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah dari pajak
retribusi dan lain-lain pendapatan;
3)Perencanaan penganggaran penatausahaan dan pelaporan
keuangan
4)daerah sesuai peraturan perundang-undangan uang berlaku;
5)Penataan kelembagaan BUMD;
6)Pengembangan Manajemen BUMD;
7)Penguatan modal dan pengembangan usaha;
8)Verifikasi, klasifikasi dan penilaian, Monitoring dan investigasi
aset daerah.
Kebijakan yang ditempuh:
1) Peningkatan koordinasi dan kualitas SDM
pengelolaan pendapatan daerah;
2) Pendayagunaan kekayaan daerah;
3) Perubahan bentuk badan hukum, penataan
manajemen dan penyehatan BUMD;
4) Peningkatan pelayanan, pemenuhan Sarpras
dan Sistem;
5) Ketepatan waktu proses pengelolaan keuangan;
6) Pemberian penghargaan dan sanksi.
Sumber Daya Manusia DPPKA
DIY
Jumlah pegawai PNS = 252 orang
Jumlah pegawai berdasarkan Jenis Kelamin
• Laki-laki
: 163 orang
• Perempuan : 89 orang
Laki-laki
Jumlah pegawai berdasarkan Jenjang Pendidikan
• Sarjana Strata 2
: 17 orang
• Sarjana Strata 1
:105 orang
• Sarjana Muda/Diploma
: 15 orang
• Sekolah Lanjutan Atas
:101 orang
• Sekolah Lanjutan Pertama : 10 orang
• Sekolah Dasar
: 4 orang
Data: Desember 2014
Perempuan
Sarjana Strata 2
Sarjana Strata 1
Sarjana
Muda/Diploma
Sekolah Lanjutan
Atas
Sekolah Lanjutan
Pertama
Sekolah Dasar
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
1. Peluang:
1) Pertumbuhan ekonomi menyebabkan
bertambahnya kendaran baru;
2) Fluktuasi harga BBM;
3) Tarif
pungutan
dalam
Pengelolaan
retribusi
daerah
dapat
disesuaikan
dengan kemampuan masyarakat di
daerah;
4) Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi
terhadap penggunaan barang milik
daerah;
5) Badan
Usaha
Milik
Daerah
dapat
dikembangkan dan ditingkatkan;
6) Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola
2. TANTANGAN:
1) Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap
tahun naik sehingga akan mengalami titik
jenuh mengakibatkan stagnan dan terus
menurun, sehingga sumber PAD dari pajak
akan menurun;
2) Adanya pembatasan / kepemilikan KBM
selain untuk menekan penggunaan BBM
karena luasan dan panjang lintasan jalan
yang terbatas serta potensi polusi;
3) Penentuan harga satuan yang sangat
cepat
berubah
sedangkan
proses
perundangan
membutuhkan
waktu,
sehingga antara target dan realisasi
terdapat gap yang tinggi;
4) Regulasi tentang pengelolaan keuangan
PENENTUAN ISU – ISU STRATEGIS:
1. Potensi pendapatan dari pajak, retribusi dan lain-lain
2.
3.
4.
5.
6.
pendapatan daerah yang syah untuk meningkatan
PAD.
Peningkatan Kapasitas pengelolaan keuangan daerah
Perbaikan dan peningkatan kinerja BUMD
Peningkatan pemanfaatan dan penatausahaan asset
Peningkatan kompetensi SDM
Peningkatan kualitas layanan pajak.
OPINI BPK ATAS HASIL PEMERIKSAAN LAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD) DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA UNTUK TAHUN 2009–2013
ADALAH :
LKPD Tahun 2009 dengan opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) yaitu Aset tetap
dalam Neraca Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta per 31 Desember 2009
senilai Rp. 3.255.476.545.350,00 tidak dapat
diyakini kewajarannya karena Pemerintah
Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta belum
melakukan penilaian atas saldo awal aset
tetap danpencatatan aset tetap pada
sebagian besar Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) belum dilakukan sepenuhnya
sesuai
dengan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
LKPD Tahun 2010 dengan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) dengan paragraf penjelas
yaitu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
DaerahIstimewa
Yogyakarta
pada
Dinas
Pekerjaan Umum Perumahan dan Energi
Sumber Daya Mineral masih mencatat aset
daerah
yang
telah
digunakan
oleh
kabupaten/kota
diwilayah
Daerah
IstimewaYogyakarta karena aset tersebut
belum dilakukan penyerahan secara resmi
dengan Berita Acara Serah Terima (BAST).
LKPD Tahun 2011 dengan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP)
dengan paragraf
penjelas yaitu Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa
Yogyakarta
belum
menyajikan
investasi non permanen dengan metode nilai
bersih yang dapat direalisasikan dan aset
tetap belum
dilakukan penyusutan sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
(SAP).
LKPD Tahun 2012, 2013 dan 2014 dengan
opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
yaitu Pemerintah Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta telah menyajikan laporan
keuangan secara wajar untuk semua hal
yang material.
LAYANAN UNGGULAN DI 5 KPPD
DIY
PENGEMBANGAN LAYANAN
ANTARA LAIN :
1). Layanan Samsat Pembantu
Samsat Pembantu di Sewon
Bantul
dan
Maguwoharjo Sleman, merupakan
layanan
pembayaran
pajak
kendaraan
bermotor
(pengesahan STNK Tahunan) dan
Sumbangan
2). SAMSAT PAYMENT POINT
Merupakan
layanan pembayaran pajak kendaraan bermotor
(pengesahan STNK Tahunan) dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang pelaksanaannya
berada pada 1 Kantor Kas dan 5 Cabang Pembantu Bank BPD DIY,
yaitu :
Kantor
Kantor
Kantor
Kantor
Kantor
Kantor
Kantor
Kas Bank BPD Giwangan Kota Yogyakarta
Cabang Pembantu Bank BPD Piyungan Bantul
Cabang Pembantu Bank BPD Nanggulan Kulon Progo
Cabang Pembantu Bank BPD Karangmojo Gunungkidul
Cabang Pembantu Bank BPD Semin Gunungkidul
Cabang Pembantu Bank BPD Kalasan Sleman.
Cabang Pembantu Bank BPD Godean Sleman.
3). SAMSAT CORNER
Merupakan
layanan
pembayaran
pajak
kendaraan
bermotor
( pengesahan STNK Tahunan ) dan
Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan
Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) yang
ditempatkan di Galeria, Jl. Solo
Yogyakarta Call Center (0274) 584521
4). SAMSAT DRIVE THRU
Merupakan layanan pembayaran pajak
kendaraan bermotor dan kendaraan roda 4
(empat)
(pengesahan STNK
Tahunan) dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)
tanpa Wajib Pajak harus turun dari
kendaraan, terletak di Samsat Pembantu
Sewon Bantul dan Samsat Kulonprogo baik
roda empat maupun roda dua dengan waktu
5 (lima) menit selesai.
5). SAMSAT KELILING
Merupakan layanan pembayaran pajak
kendaraan bermotor ( pengesahan STNK
Tahunan ) dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)
menggunakan 5 unit Bus pada tempattempat strategis.
6). SAMSAT PADA ACARA TERTENTU
Merupakan layanan pembayaran pajak
kendaraan bermotor ( pengesahan STNK
Tahunan ) dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ)
pada acara Pasar Malam Perayaan
Sekaten (PMPS) / Pameran Pembangunan
di Kabupaten / Kota.
PENGHARGAAN
KESAMSATAN
Dalam memberikan pelayanan publik,
KPPD/ SAMSAT se DIY telah memperoleh
penghargaan Piala Citra Pelayanan Prima
(CPP) dari Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
pada tahun 2009 untuk KPPD Gunungkidul
dan KPPD Bantul,
KPPD Kota Yogyakarta pada tahun 2013,
dan pengakuan pelayanan dengan Indek
Kepuasan
Masyarakat
(IKM)
dengan
kategori Baik untuk 5 KPPD serta Sertifikasi
ISO 9001-2008 sejak tahun 2009 s/d. 2014.
KEADAAN YANG AKAN DATANG
Potens
Potensi
pendapatan Tahun 2012-2017 bersumber dari
i
Pajak daerah, Retribusi Daerah dan Lain-lain
pendapatan.
Potensi Pendapatan Daerah diukur dan diperoleh
berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009,
khusus untuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang
sifatnya closed listed. Hal ini sedikit membatasi gerak
di daerah untuk melakukan perbaharuan penerimaan
khususnya dari pajak dan retribusi karena obyek baru
yang dianggap sebagai potensi pendapatan harus
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan Pemerintah
Pusat dan mendapat persetujuan untuk dipungut.
Sehingga potensi yang akan digalakkan untuk
beberapa tahun ke depan diarahkan berasal
dari:
1. Sumber Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan, lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
yang
Sah,
2. Komponen dana perimbangan dan juga
komponen
dana hibah, maupun dana-dana penyesuaian
dari
pusat.
SEDANG POTENSI PENDAPATAN DARI
RETRIBUSI DAERAH ADALAH SEBAGAI
BERIKUT :
Retribusi jasa umum
Retribusi jasa usaha
Retribusi perijinan tertentu
Ketiga jenis retribusi ini dimungkinkan
terjadi penambahan jenis penerimaan
disamping ada revisi terhadap tarif yang
menyesuaikan dengan harga pasar
SELAIN ITU POTENSI PENDAPATAN DARI
LAIN-LAIN PENDAPATAN YAITU :
Optimalisasi aset
Dapat diketahui kondisi dan penggunaan saat ini,
sehingga apabila penggunaan belum optimal dapat lebih
dioptimalkan
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
Potensi pendapatan setiap tahun dari hasil pengelolaan
daerah yang dipisahkan tidak terlepas dari jumlah
penyertaan modal pemerintah daerah kepada BUMD
maupun kepada Swasta.
Untuk Potensi BUMD, PT. BPD dapat ditingkatkan mejadi
bank devisa, PT AMI menjadi mitra kerja Pemda dalam
memberikan kontribusi PAD, PT. Taru Martani dengan
badan hukum jelas menjadi PT sebagai mitra kerja pemda
memberikan kontribusi PAD yang meningkat setiap
tahunnya, BUKP memberikan kontribusi PAD terhadap
Pemda setiap tahun.
Target Pendapatan 2013-2017
URAIAN
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Pendapatan Pajak
Daerah
Pendapatan
Retribusi Daerah
Pendapatan Hsl
Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yg
Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah Yang Sah
2013
2014
2015
2016
2017
2,822,069,129,115
2,984,169,114,50
1
3,648,949,719,13
5
3,930,844,900,7
84
4,245,609,201,4
60
1,014,089,544,450
1,130,625,412,40
6
1,260,733,194,32
6
1,406,008,528,6
72
1,568,235,891,2
21
885,217,610,000
991,443,723,200
1,110,416,969,98
4
1,243,667,006,3
82
1,392,907,047,1
48
41,436,702,950
44,751,639,186
48,331,770,321
52,198,311,947
56,374,176,902
36,328,245,281
39,234,504,903
42,373,265,296
45,763,126,519
49,424,176,641
51,106,986,219
55,195,545,117
59,611,188,726
64,380,083,824
69,530,490,530
1,033,964,090,88
5
1,153,790,615,76
2
1,287,656,390,3
42
1,437,218,929,9
27
DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil
pajak/Bagi Hasil
bukan pajak
961,190,992,745
98,360,324,745
106,229,150,725
114,727,482,783
123,905,681,405
133,818,135,918
Dana Alokasi Umum
828,334,768,000
927,734,940,160
1,039,063,132,97
9
1,163,750,708,9
37
1,303,400,794,0
09
Dana Alokasi Khusus
34,495,900,000
-
-
-
-
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
846,788,591,9
20
819,579,611,2
10
Pendapatan Hibah
8,815,476,250
6,216,033,150
Pendapatan Dana
Darurat
Dana Penyesuaian
dan Otonomi
Khusus
Dana Penyesuaian
Dana BOS Pusat
Dana Keistimewaan
Bantuan Keuangan
dari Prov atau
Pemda Lainya
Pendapatan
lainnya
-
1,234,425,909,0
47
6,713,315,802
-
1,237,179,981,7
71
7,250,381,066
-
1,240,154,380,31
2
7,830,411,551
-
-
837,973,115,6
70
23,759,082,00
0
279,000,000,0
00
813,363,578,0
60
25,659,808,56
0
1,227,712,593,2
45
1,229,929,600,7
04 1,232,323,968,761
27,712,593,245
29,929,600,704
535,214,033,6
70
787,703,769,5
00
1,200,000,000,0
00
32,323,968,761
1,200,000,000,0
00 1,200,000,000,000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-