Adaptasi Sosial Masyarakat Rusunawa Kota Binjai

BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. Letak dan Keadaan Kota Binjai
Binjai adalah salah satu kota yang berada di wilayah provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Binjai terletak 22 km di sebelah barat ibukota provinsi Sumatera Utara,
Medan. Sebelum berstatus kotamadya, Binjai adalah ibukota Kabupaten Langkat yang
kemudian dipindahkan ke Stabat. Binjai berbatasan langsung dengan Kabupaten
Langkat di sebelah barat dan utara serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah timur dan
selatan. Binjai merupakan salah satu daerah dalam proyek pembangunan. Saat ini,
Binjai

dan

Medan

dihubungkan

oleh

jalan


raya

Lintas

Sumatera

yang

menghubungkan antara Medan dan Banda Aceh. Oleh karena ini, Binjai terletak di
daerah strategis di mana merupakan pintu gerbang Kota Medan ditinjau dari provinsi
Aceh.
Letak geografis Binjai 03°03'40" - 03°40'02" LU dan 98°27'03" - 98°39'32"
BT. Ketinggian rata-rata adalah 28 meter di atas permukaan laut. Sebenarnya, Binjai
hanya berjarak 8 km dari Medan bila dihitung dari perbatasan di antara kedua wilayah
yang dipisahkan oleh Kabupaten Deli Serdang. Jalan Raya Medan Binjai yang
panjangnya 22 km, 9 km pertama berada di dalam wilayah Kota Medan, Km 10
sampai Km 17 berada dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang dan mulai Km 17
adalah berada dalam wilayah Kota Binjai.
Kota Binjai terbagi atas 5 kecamatan yang kemudian dibagi lagi menjadi 37

kelurahan dan desa. Lima kecamatan tersebut masing-masing adalah Binjai Kota,
Binjai Utara, Binjai Selatan, Binjai Barat, dan Binjai Timur. Kota Binjai merupakan

29

Universitas Sumatera Utara

kota multi etnis, dihuni oleh suku Jawa, suku Batak Karo, suku Tionghoa, suku
Melayu, dan lain-lain. Kemajemukan etnis ini menjadikan Binjai kaya akan
kebudayaan yang beragam. Tidak hanya kemajemukan suku bangsa, tetapi agama
yang dianut oleh masyarakat kota Binjai sangat beragam, antara lain: Islam, Kristen,
Buddha, dan Hindu. Agama Islam merupakan agama yang paling banyak dianut oleh
masyarakat kota Binjai.
Kota Binjai sejak lama dijuluki sebagai kota rambutan karena rambutan Binjai
memang sangat terkenal dan manis. Bibit rambutan asal Binjai ini telah tersebar dan
dibudidayakan di berbagai tempat di Indonesia seperti Blitar, Jawa Timur menjadi
komoditi unggulan daerah tersebut.

Gambar 2.1. Peta Kota Binjai
Sumber : Pemerintah Kota Binjai, 2013


30

Universitas Sumatera Utara

2.1.1. Kependudukan Kota Binjai
Kependudukan Penduduk Kota Binjai berdasarkan proyeksi penduduk tahun
2015 sebanyak 264.687 jiwa yang terdiri atas 132.197 jiwa penduduk laki-laki dan
132.490 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk
tahun 2014, penduduk Binjai mengalami pertumbuhan sebesar 1,22 persen dengan
masing-masing persentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 1,26 persen dan
penduduk perempuan sebesar 1,18 persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis
kelamin tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 99,78.
Kepadatan penduduk di Kota Binjai tahun 2015 mencapai 2.933 jiwa/km2
dengan krata-rata jumlah penduduk per rumah tangga 4 orang. Kepadatan penduduk
di 5 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di
Kecamatan Binjai Kota dengan kepadatan sebesar 7.078 jiwa/km2 dan terendah di
Kecamatan Binjai Selatan sebesar 1.785 jiwa/km2. Sementara itu jumlah rumah
tangga sebesar 60.780 mengalami pertumbuhan sebesar 0,96 persen dari tahun 2014
sebesar 60.204 rumah tangga.

2.1.2. Penduduk Miskin Kota Binjai
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini,
kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi
Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita
perbulan dibawah garis kemiskinan.

31

Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.1
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Kota Binjai, 2011-2015

Indikator

Satuan

2011


2012

2013

2014

2015

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]


Jiwa

17.391

17.200

17.500

16.720

18.600

Penduduk
Miskin

Persen

7,00


6,72

6,75

6,38

7,03

Garis
Kemiskinan
(Rp/Kap/Bu
lan)

Rupiah

285185

295265

305596


310384

322091

[1]
Jumlah
Penduduk
Miskin

Sumber

: BPS Kota Binjai

Dari tabel di atas yang berisikan jumlah penduduk miskin di Kota Binjai dari
tahun 2011-2015. Dapat dilihat bahwa terjadi penambahan jumlah penduduk miskin
pada tahun 2015 yaitu sebanyak 1.880 penduduk. Padahal pada tahun 2014 jumlah
penduduk miskin sedikit menurun namun kembali meningkat pada tahun 2015 yaitu
dari 16.720 penduduk menjadi 18.600. Setiap tahunnya jumlah penduduk miskin di
Kota Binjai dapat dikatakan stabil. Tingginya jumlah masyarakat miskin disebabkan

oleh beberapa faktor seperti rendahnya pendidikan, latar belakang keluarga miskin
dan kesempatan lowongan pekerjaan yang rendah.

32

Universitas Sumatera Utara

2.2. Rusunawa Kota Binjai
Sejauh ini Kota Binjai hanya memiliki satu unit Rusunawa. Rusunawa ini
berlokasi di Jalan Sibolga Kelurahan Rambung Barat Kecamatan Binjai Selatan, Kota
Binjai. Lokasi Rusunawa berada di tengah-tengah kota sehingga jarak dari Rusunawa
ke pusat-pusat pemerintahan relatif dekat. Pada tahun 2012 proses pembangunan
Rusunawa sudah selesai namun baru dihuni oleh masyarakat pada tahun 2014.
Rusunawa Binjai memiliki 98 unit ruangan siap huni dengan luas masing-masing 24
m² per unit yang terdiri dari 5 lantai. Lantai I digunakan sebagai lahan bermain anak,
musholla, aula, gudang, kantor pengelola Rusnawa dan juga sebagai tempat parkir.
Sementara lantai II-V diprioritaskan sebagai tempat hunian masyarakat. Dari 98 unit
yang ada hanya ada 2 unit bangunan yang belum tersisi pada saat ini.
Menurut Peraturan Walikota Binjai Nomor 05 tahun 2014 bahwa sejalan
dengan meningkatkan kebutuhan rumah tinggal maka pembangunan rumah susun

sederhana sewa menjadi alternatif untuk pemenuhan kebutuhan rumah tinggal yang
bermartabat, nyaman, aman dan sehat bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke
bawah khususnya yang berpenghasilan rendah.
Tujuan utama pembangunan Rusunawa Binjai adalah untuk membantu
meringankan beban masyarakat menengah ke bawah dalam hal kebutuhan akan
tempat tinggal oleh sebab itu hingga kini masyarakat yang tinggal di Rusunawa tidak
dipungut biaya sewa, mereka hanya membayar uang air dan uang listrik setiap
bulannya yang sudah ditentukan oleh pengelola Rusunawa.

33

Universitas Sumatera Utara

2.2.1. Prasarana dan Sarana Rusunawa
Rusunawa Kota Binjai dibangun 5 lantai yang terdiri dari 98 hunian. Setiap
hunian berukuran 4,5 x 4,5 m² seluas 24 m² yang dapat dihuni maksimal 4 orang.
Setiap blok rumah susun diberi tangga untuk turun dan naik. Tangga merupakan jalur
penghubung untuk menuju lantai dimana penghuni rusunawa tinggal dan sebagai
interaksi sosial di antara penghuni yang lain. Terdapat 2 tangga yang berada di
Rusunawa, yaitu tangga utama yang setiap hari di lalui oleh penghuni rusun, dan

tangga darurat yang berada di pojok gedung jika suatu hari terjadi gempa atau
kebakaran. Bahan bangunan yang digunakan untuk membangun Rusunawa tersebut,
antara lain kayu, besi, batako, pasir, semen serta asbes dan lain sebagainya yang
memenuhi persyaratan kontruksi sesuai dengan standart yang berlaku. Ini
dimaksudkan agar bangunan Rusunawa tersebut kuat dan tahan terhadap gempa,
hujan, angin, banjir dan kebakaran.

Keterangan Gambar 2.2 : Denah hunian Rusunawa Binjai

34

Universitas Sumatera Utara

Setiap hunian rumah susun memperoleh sarana penunjang seperti lampu
penerang dari PLN, air bersih dari PDAM, ruang tamu, ruang tidur, dapur, kamar
mandi dan tempat menjemur pakaian pada balkon belakang hunian. Untuk
mendapatkan air bersih dan listrik penghuni harus membayar iuran, masalah biaya air
bersih dan listrik setiap penghuni berbeda-beda tergantung dari tingkat pemakaian air
masing-masing penghuni. Pada umumnya iuran yang dikeluarkan penghuni
Rusunawa sekitar Rp.50.000,00 - Rp.100.000,00 per bulannya.

Foto 2.3 : Tangga untuk naik turun

35

Universitas Sumatera Utara

Foto 2.4 Lorong atau teras

Foto 2.5: Lahan parkir penghuni

36

Universitas Sumatera Utara

Kemudian sarana penunjang lingkungan Rusunawa yang menjadi milik
besama adalah tangga untuk naik turun pada setiap blok, tempat pembuangan sampah
yang disediakan disetiap blok, kemudian halaman teras yang sangat terbatas serta
halaman untuk tanaman pada lantai dasar, tempat parkir, serta terdapat juga aula dan
Musholla. Selain itu juga tersedia perkantoran untuk membayar rekening listrik dan
air di lantai dasar Rusunawa.
Adapun Mushola terdapat di lantai dasar yang dipergunakan untuk tempat
beribadah sholat atau kegiatan yang bersifat keagamaan. Karena mayoritas penghuni
Rusunawa beragama Islam, pihak pengelola baru menyediakan Mushola yang berada
di lantai dasar sebagai tempat untuk ibadah para penghuni. Belum tersedianya masjid
di lokasi, penghuni harus menuju keluar untuk ibadah Sholat Jum’at. Banyak
penghuni yang meminta agar di bangun sebuah masjid di lingkungan lokasi
Rusunawa.

Foto 2.6: Mushola yang terdapat di Rusunawa Kota Binjai

37

Universitas Sumatera Utara

Fasilitas aula serba guna biasanya digunakan penguni untuk kegiatan warga
Rusunawa seperti hajatan, kematian, dan lain sebagainya. Namun pada malam hari
biasanya aula ini dapat digunakan sebagai tempat parkir kendaraan baik kendaraan
roda dua maupun roda tiga milik masyarakat Rusunawa. Meski demikian padahal
pengelola Rusunawa teleh menyiapkan lahan parkir bagi penghuni namun masih saja
ada bebrapa penghuni yang memarkirkan kendaraannya di aula. Di Rusunawa Kota
Binjai juga sangat mengutamakan kebersihan bahkan pengelola Rusunawa sudah
menyediakan jasa petugas kebersihan untuk membersihkan lokasi Rusunawa di Lantai
dsar dan teras-teras hunian pada lantai II hingga lantai paling atas. Namun meski
sudah tersedianya petugas kebersihan masyarakat penghuni Rusunawa juga harus
tetap memperhatikan kebersihan di Rusunawa tersebut. Oleh sebab itu pengelola
Rusunawa menyediakan tempat pembuangan sampah yang sudah tertata rapi pada
setiap pojok bangunan rusunawa. Setiap hari petugas kebersihan sampah mengangkut
sampah-sampah untuk di buang di tempat pembuangan akhir sampah. Dengan begini
pengelola mengharapkan terciptanya Rusunawa yang bersih agar penghuni merasa
nyaman tinggal di Rusunawa Kota Binjai.

38

Universitas Sumatera Utara

Foto 2.7: Foto keseluruhan lantai Rusunawa
Fasilitas yang menjadi milik bersama adalah hak semua penghuni yang tinggal
di Rusunawa oleh karena itu penggunaannya perlu diatur sebab tetangga di atas, di
bawah dan di sebelah mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan penghuni
lainnya. Sehingga perlu sikap tenggang rasa seluruh penghuni serta disiplin dan
tanggung jawab yang tinggi.
2.2.2. Struktur Pengelola Rusunawa
Adapun susunan organisasi lembaga pengelola Rusunawa di Kota Binjai
terdiri dari : Kepala UPTD-Rusunawa, Sub Bagian Tata Usaha, Sub Unit Keamanan,
Kebersihan dan Pemeliharaan dan Sub Unit Pendapatan.

39

Universitas Sumatera Utara

2.2.2.1. Kepala UPTD Rusunawa
Kepala Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Rumah Susun Sederhana Sewa
(Rusunawa) mempunyai tugas sebagai berikit:
1. Menyusun dan melaksankan rencana kegiatan;
2. Melaksanakan kebijakan teknis, bimbingan, pembinaan dan koordinasi teknis
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
3. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan yang menyewa Rusunawa;
4. Melaksanakan penagihan dan pengumpulan pembayaran rekening listrik dan
air;
5. Melaksanakan pembukuan dan pelaporan hasil penerimaan hasil uang sewa
Rusunawa;
6. Melaksanakan pengelolaan, pengawasan, pemeliharaan dan perawatan
bangunan Rusunawa serta sarana dan prasarana penunjangnya;
7. Melaksanakan ketatausahaan;
8. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
9. Melaksankan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
2.2.2.2. Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
Kepala UPTD lingkup ketatausahaan. Dalam melaksanakan tugas Sub Bagian Tata
Usaha mempunyaifungsi sebagai berikut:
1. Menyusun perencanaan dan kegiatan operasional UPTD Rusunawa;

40

Universitas Sumatera Utara

2. Melaksanakan urusan keuangan, rumah tangga, perlengkapan dan peralatan
serta kebersihan kantor;
3. Melaksanakan administrasi pendaftaran dan pendataan atas pemakaian
Rusunawa;
4. Melaksanakan administrasi kepegawaian;
5. Melaksanakan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan;
6. Melaksanakan koordinasi penyusun laporan;
7. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
2.2.2.3. Sub Unit Keamanan, Kebersihan dan Pemeliharaan
Sub Unit Keamanan, Kebersihan dan Pemeliharaan mempunyai tugas:
1. Melaksanakan pengamanan, menjaga ketertiban dan ketenteraman Rusunawa;
2. Melaksanakan pembinaan kepada penghuni berkaitan dengan masalah
keamanan, ketertiban dan ketenteraman Rusunawa;
3. Melaksanakan pembinaan kepada penghuni berkaitan dengan masalah
kebersihan Rusunawa dan lingkungan sekitarnya;
4. Melaksanakan pemeliharaan bangunan Rusunawa serta sarana dan prasarana
penunjangnya;
5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

41

Universitas Sumatera Utara

2.2.2.4. Sub Unit Pendapatan
Sub Unit Pendapatan memiliki tugas sebagai berikut:
1. Melaksanakan penagihan, penerimaan dan penyetoran retribusi atau uang
sewa Rusunawa ke Rekening Kas Umum Daerah;
2. Melaksanakan penagihan, penerimaan dan pengumpulan pembayaran
rekening listrik dan air;
3. Membuat laporan pembukuan atas pendapatan yang telah diterima;
4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPTD sesuai
dengan tugas dan fungsinya.

42

Universitas Sumatera Utara

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS DINAS
RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA KOTA BINJAI

UPTD
(Maria Magfalena, ST)

SUB BAGIAN
TATA USAHA
(Nur Wulandari, ST)

SUB UNIT KEAMANAN,
KEBERSIHAN DAN
PEMELIHARAAN

SUB UNIT PENDAPATAN
(Rahmat Ichsan, ST)

(Gandi Sitorus, ST)

43

Universitas Sumatera Utara

2.3. Penghuni Rusunawa
Sesuai dengan keputusan Pemerintah Kota Binjai maka warga yang dapat
menempati Rusunawa adalah warga yang berdomisili bertempat tinggal di Kota
Binjai. Meski berasal dari kota yang sama namun penghuni Rusunawa memiliki
perbedaan baik dari segi etnis, agama, mata pencaharian dan lain sebagainya.
Sebelum menghuni Rusunawa sebagian besar penghuni tinggal di rumah kontrakan
atau menyewa kamar. Dari data yang diperoleh saat ini terdapat 96 KK atau 96 hunian
yang sudah ditempati dimana setiap hunian diisi oleh 1 KK yang terdiri dari 4 orang
anggota keluarga. Karena pembangunan Rusunawa ini diperuntukan oleh warga yang
kurang mampu oleh sebab itu pengelola Rusunawa melakukan seleksi yang ketat
sesuai dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan terhadap masyarakat yang
mendaftar.
Setelah dibukanya pendaftaran calon penghuni Rusunawa banyak warga yang
sangat antusias untuk mendaftar menjadi calon penghuni Rusunawa. Mereka memilih
tinggal di Rusunawa disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain seperti,
dikarenakan mereka tidak mempunyai rumah. Seperti yang kita ketahui rumah
merupakan tempat tinggal untuk berlindung dan beristirahat yang digunakan setiap
harinya. Semakin mahalnya harga tanah di perkotaan membuat banyak masyarakat
yang belum memiliki rumah untuk tempat tinggal. Selain itu tinggal di Rusunawa
Kota Binjai juga tidak di pungut biaya sewa sehingga sangat membantu meringankan
beban ekonomi masyarakat menengah kebawah. Lokasi Rusunawa Kota Binja juga
terletak di pusat kota sehingga mempermudah akses masyarakat menuju ke tempat
kerja, sekolah, rumah sakit dan lain sebagainya.

44

Universitas Sumatera Utara

Dari segi mata pencaharian penghuni Rusunawa memiliki pekerjaan yang
beragam. Pekerjaan dibutuhkan untuk memperoleh suatau penghasilan dalam
memenuhi kebutuhan setiap harinya. Tak jarang demi memenuhi kebutuhan sehariharinya seseorang bekerja dengan gaji yang relatif kecil. Dari data yang penulis
kumpulkan ternyata sebagian besar penghuni Rusunawa bekerja sebagai pedagang,
selain pedagang pekerjaan lainnya adalah sebagai buruh, pengawai swasta, ibu rumah
tangga dan serabutan. Tingkat penghasilan masyarakat Rusunawa memang tidak
terlalu besar, rata-rata dari mereka berpenghasilan sekitar Rp.800.000,00–
Rp.1.500.000,00 setiap bulannya. Tinggal disuatu kota dengan berbagai kebutuhan
yang lebih besar mengharuskan setiap orang harus bekerja lebih keras lagi setiap
harinya.
2.3.1. Persyaratan Pendaftaran Calon Penghuni Rusunawa Kota Binjai
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam tahap pendaftaran awal untuk
mendapatkan hunian Rusunawa adalah sebagai berikut:
1. Setiap penduduk Kota Binjai yang menghuni Rusunawa wajib memperoleh
izin dari Walikota
2. Untuk memperoleh surat izin dari Walikota setiap penduduk Kota Binjai harus
mengajuka permohonan secara tertulis kepada Walikota dengan dilampiri
persyaratan sebagai berikut:
1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk pemohon yang masih berlaku;
2. Foto copy Kartu Keluarga;
3. Pas foto berukuran 4 x 6 cm terbaru sebanyak 2 (dua) lembar;

45

Universitas Sumatera Utara

4. Surat Pernyataan yang menerangkan bahwa Pemohon belum mempunyai
rumah tinggal/belum memakai Rusunawa yang diketahui oleh Kepala
Lingkungan dan Lurah setempat;
5. Surat Keterangan gaji/penghasilan yang dikeluarkan oleh Pemimpin pada
instansi/perusahaan tempat kerja atau Surat Pernyataan yang menerangkan
tentang jumlah penghasilannya apabila pemohon bekerja sebagai
wiraswasta, jumlah penghasilannya setara maksimal dengan Upah
Minimum Kota Binjai yang berlaku yang diketahui oleh Kepala
Lingkungan dan Lurah setempat;
6. Surat Pernyataan yang menerangkan bahwa Rusunawa akan dihuni paling
banyak 4 (empat) orang.
3. Walikota melimpahkan kewenangan pemberian Izin Penghunian Rusunawa
kepada Kepala Dinas.
4. Sebagai tanda bukti penghunian Rusunawa diberikan Surat Izin Penghunian
Rusunawa.
2.3.2. Hak Penghuni Rusunawa Kota Binjai
Pemegang Izin Penghunian Rusunawa berhak:
1. Memakai Rusunawa sesuai peruntukannya selama masa berlakunya Izin
Penghunian Rusunawa;
2. Memakai fasilitas umum yang ada pada kompleks Rusunawa;
3. Mendapat layanan air bersih, penerangan, jasa kebersihan dan/atau layanan
lainnya
4. Mendapat layanan keamanan dan kenyamanan dalam lingkungan Rusunawa;

46

Universitas Sumatera Utara

5. Menyampaikan laporan atas layanan kondisi, tempat, dan lingkungan
Rusunawa yang kurang baik;
6. Mendapat layanan perbaikan tas kerusakan fasilitas yang ada yang tidak
disebabkan oleh penghuni;
7. Mendapat penjelasan dan pelatihan tentang pencegahan, pengamanan dan
penyelamatan terhadap bahaya kebakaran dan keadaan darurat lainnya.
2.3.3. Kewajiban Penghuni Rusunawa Kota Binjai
Selain memiliki hak-hak penghuni Rusunawa juga memiliki kewajiban
sebagai berikut:
1. Membayar rekening listrik, air bersih dan rekening lainnya sesuai ketentuan
yang berlaku;
2. Memakai Rusunawa sesuai dengan peruntukannya;
3. Segera menghuni Rusunawa paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak Izin
Penghunian Rusunawa dikeluarkan;
4. Membuang sampah di tempat yang telah ditentukan;
5. Memelihara dan merawat tempat hunian dan fasilitas yang ada di dalam
lingkungan Rusunawa;
6. Melaporkan secara tertulis kejadian, kejanggalan, kerusakan bangunan dan
fasilitas lainnya yang dapat membahayakan penguni;
7. Memberikan ganti rugi untuk setiap kerusakan akibat kelalaian penghuni;
8. Melaporkan tamu yang menginap lebih dari 1 x 24 jam kepada Ketua Rukun
Tetangga setempat;
9. Memarkir atau meletakkan kendaraan pada tempat yang telah disediakan.

47

Universitas Sumatera Utara

2.3.4. Larangan Penghuni Rusunawa Kota Binjai
Adapun larangan bagi penghunni Rusunawa adalah sebagai berikut:
1. Mengalihkan izin Penghunian Rusunawa kepada pihak lain dengan alasan
apapun;
2. Mengubah bentuk fisik dan fungsi bangunan Rusunawa tanpa izin tertulis dari
Pemerintah Dinas;
3. Memakai lebih dari 1 (satu) unit Rusunawa;
4. Menyimpan atau meletakkan barang di koridor, tangga atau tempat-tempat
lainnya sehingga dapat menganggu kepentingan bersama;
5. Menyimpan segala jenis bahan peledak, bahan kimia atau barang berbahaya
lainnya yang mudah terbakar;
6. Meletakkan barang-barang yang melampauin batas/kekuatan daya dukung
lantai yang ditentukan;
7. Berjudi, menjual/memakai narkoba, mengkonsumsi minuman bralkohol,
berbuat asusila dan melakukan kegiatan lain yang dapat menimbulkan
kegaduhan dan bertentangan dengan peraturan yang berlaku;
8. Memelihara

binatang

peliharaan

yang

dapat

menganggu

keamanan,

kenyamanan dan ketertiban lingkungan.
9. Membuang benda atau barang dari lantai atas yang dapat menimbulkan bahaya
bagi orang lain.

48

Universitas Sumatera Utara

2.4. Peraturan Tata Tertib Kebersihan dan Keindahan di Lingkungan
Rusunawa
2.4.1. Kebersihan
1. Penghuni dilarang membuang sampah sembarangan;
2. Sampah dimasukan ke dalam kantong plastik yang diikat rapat dan dibuang
pada tempat pembuangan sampah;
3. Sampah rumah tangga setelah disapu harus dikumpulkan dan dimasukkan ke
dalam plastik;
4. Dilarang membuang sampah rumah tangga ke dalam saluran pembuangan air
di sepanjang teras hunian;
5. Dilarang membuang pembalut wanita ke dalam toilet;
6. Dilarang membuang pampers bayi dan balita ke dalam toilet;
7. Dilarang membuang kotoran bayi dan anak di saluran pembuangan air,
diharapkan pembuangan kotoran bayi dan anak langsung dibersihkan di dalam
toilet.
2.4.2. Keindahan dan Kenyamanan
1. Dilarang menjemur pakaian, kasur, bantal, karpet dan lain-lain pada railing besi
di sepanjang teras dan pada besi aluminium pelindung kabel di atas teras
hunian;
2. Dilarang menjemur pakaian langsung pada besi jerjak di teras belakang hunian.
Gunakan tali/kawat sebagai tempat menjemur di teras belakang hunian;
3. Dilarang menjemur pakaian pada jendela kamar menuju ke arah luar dinding
hunian;
4. Dilarang meletakkan meja, kursi, perabotan di sepanjang teras hunian;

49

Universitas Sumatera Utara

5. Sepatu, sendal diharapkan disusun rapi di depan masing-masing hunian;
6. Dilarang berjualan makanan, minuman, jajanan dan lain-lain di dalam hunian
dan dilingkungan Rusunawa.
2.4.3. Sanksi Pelanggaran
1. Pakaian, kasur, bantal, karpet dan lain-lain yang dijemur pada teras hunian
akan diangkat oleh petugas kebersihan dan diturunkan dengan cara dibuang ke
lantai 1 (satu);
2. Kursi, meja, perabotan yang berada pada teras akan diturunkan dan
dimasukkan ke dalam gudang Rusunawa sebagai barang rongsokan;
3. Menerima maksimal dua kali teguran tulisan dan selanjutnya akan dicabut izin
penghunian Rusunawa.

2.5. Suasana dan Aktivitas Penghuni
Suasana di Rusunawa tampak ramai pada waktu pagi dan sore hari, ketika
sebagian dari penghuni pergi atau pulang kerja dan anak-anak mereka pergi atau
pulang sekolah. Setiap paginya terkecuali hari libur sekitar pukul 07.00 WIB maka
akan di dapati banyak penghuni yang mulai beraktivitas di Rusunawa. Sebagian dari
mereka hiruk pikuk naik turun tangga untuk bergegas pergi bekerja atau bersekolah.
Sementara sebagian lainnya sibuk di huian masing-masing menyelesaikan pekerjaan
rumah.
Hanya sesekali dapat ditemukan sekelompok anak kecil terutama yang belum
bersekolah sedang bermain di lantai dasar atau di teras-teras hunian. Selain kelompok
anak-anak kecil yang sedang bermain tersebut ada juga beberapa kelompok ibu rumah
tangga yang sedang asyik berbincang-bincang di lantai dasar atau di teras depan

50

Universitas Sumatera Utara

hunian. Mereka adalah sebagian dari kelompok ibu rumah tangga yang tidak bekerja
di luar rumah. Tugasnya hanya semata-mata mengurus pekerjaan rumah saja. Bagitu
tugas rumah tangganya selesai yaitu diantara pukul 09.00 WIB dan pukul 10.00 WIB
mereka bisa bergabung dengan para ibu rumah tangga lainnya untuk sekedar bersantai
sambil berbincang-bincang. Berbagai macam hal bisa mereka ceritakan disini mulai
dari masalah keluarga, ekonomi serta gosip-gosip para selebriti atau bahkan mereka
menceritakan kejelekan para penghuni lainnya. Tak heran jika diantara para penghuni
terkadang terjadi kesalahpahaman yang mengakibatkan konflik.
Akan tetapi ada sebagian penghuni lainnya lebih suka berkurung diri di hunian
masing-masing, mereka kurang suka berkumpul tanpa tujuan yang jelas. Yang mereka
lakukan hanya menonton televisi atau menyalakan musik di dalam huniannya.
Biasanya mereka tidak peduli dengan urusan orang lain atau penghuni yang menjadi
tetangganya. Mereka lebih bersifat individual dengan melakukan hubungan atau
pergaulan dengan penghuni lainnya hanya seperlunya saja. Bahkan banyak diantara
mereka yang tidak saling mengenal. Ketika mereka berjumpa di tangga atau di lorong
Rusuanawa mereka hanya saling senyum tanpa mengenal satu sama lainya. Jika
diamati maka akan terlihat pintu hunian dengan penghuni yang seperti dijelaskan
diatas lebih sering tertutup. Menurut salah seorang informan yaitu Ibu Hanum4 yang
sedang duduk di dalam rumahnya sambil menonton telivisi mengatakan bahwa
“mereka menutup pintu agar anak-anaknya tidak main keluar”. Sebab sebagian besar
penghuni Rusunawa memiliki anak yang masih kecil sehingga mereka menutup pintu
rumah untuk mengindari si anak dari kecelakaan atau jatuh dari lantai atas.

4

Salah satu penghuni Rusunawa yang menjadi informan penulis.

51

Universitas Sumatera Utara

Pada saat pagi hari di mana para ibu rumah tangga tengah sibuk menyiapkan
pekerjaan rumahnya ada beberapa ibu-ibu yang juga sedang menjemur pakaian di
jemuran yang terdapat di lantai dasar. Meski sudah disediakan jemuran di setiap
hunian tak jarang para ibu rumah tangga ini berebut jemuran di lantai dasar. Biasanya
hal seperti ini dilakukan mana kala sedang musim hujan yang mengakibatkan banyak
pakaian yang tidak kering sehingga tempat menjemur pakaian mereka tidak cukup.
Mereka terpaksa membawa cucian mereka ke lantai bawah untuk dijemur. Siapa
cepat dia dapat, itulah kata-kata yang digunakan para ibu rumah tangga ini untuk
mendapatkan tempat jemur pakaian yang sebenarnya menjadi hak semua penghuni.

Foto 2.8: Lokasi menjemur pakaian yang berada di halaman Rusunawa

52

Universitas Sumatera Utara

Mulai dari pagi hingga malam Rusunawa tidak pernah sepi dari aktivitas para
penghuninya. Selalu saja ada penguni yang mondar mandir di lorong dan di tangga,
selalu saja ada suara bising yang terdengar baik itu suara alat elektronik seperti telivis
dan radio maupun suara dari para penghuni. Ketika siang ketika para anak-anak
pulang sekolah maka terlihat anak-anak perempuan dan anak laki-laki yang bermain
dengan teman sebayanya. Mereka berlari-lari tanpa beban layaknya anak kecil pada
umumnya serta tertawa lebar yang menggambarkan keceriaan di raut wajahnya.
Bahkan bukan bermain saja terkadang anak-anak ini juga mengerjakan tugas sekolah
bersama, tentu saja ini adalah hal yang positif karena dapat meningkatkan semangat
belajar sang anak.
Jika digolongkan maka aktivitas penghuni sehari-hari dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu pada penghuni yang bekerja di sektor formal seperti penghuni
yang bekerja di kantor dan penghuni yang bekerja di sektor informal contohnya
pedagang. Tentu saja keluarga yang umumnya bekerja sebagai pegawai di kantor akan
menghabiskan waktunya dari pagi hingga siang atau sore hari di tempat kerjanya.
Berbeda dengan keluarga yang bekerja sebagai pedagang, mereka bisa menghabiskan
hampir seluruh waktu mereka untuk menjajakan dagangannya. Artinya ada yang
bekerja dari pagi hingga sore kemudian malam harinya beristirahat dan sebaliknya.
Sehingga tidak jarang pada waktu untuk beristrahat di malam hari mereka manfaatkan
untuk berbincang-bincang dengan para penghuni lainnya. Bahkan pada malam hari
juga dimanfaatkan oleh para remaja untuk bergadang sehingga lingkungan Rusunawa
tidak pernah sepi dari keramaian. Namun pada malam hari mereka harus mengontrol
suara mereka agar tidak terlalu keras agar para penghuni yang sedang beristrirahat
atau tidur tidak terganggu.

53

Universitas Sumatera Utara

2.6. Warna-Warni Kehidupan Keluarga di Rusunawa
2.6.1. Pengalaman Baru Tinggal di Rusunawa
Tinggal di tempat baru menjadi tantangan bagi warga yang baru menetap di
Rusunawa Binjai. Di rumah susun sewa (Rusunawa) yang kini ditempati, mereka
berkumpul di lorong–lorong. Tampak sejumlah warga bercengkerama. Anak–anak
berlari ke sana dan ke sini sambil berteriak. Dulu, ketika masih di rumah setapak,
mereka dapat keluar dan masuk rumah seenaknya. Kini, di Rusunawa mereka tidak
bisa seperti itu. Gerbang ditutup setiap pukul 00.00 WIB. Anak muda tidak bisa lagi
berkumpul di sebuah tongkrongan.
"di rumah yang dulu, jam 1 malam saja masih ramai. Tapi kalau di sini
pukul 12 malam gerbang sudah ditutup” kata Muhammad Aldi (22
tahun) yang kini menempati Rusunawa.
Ketika malam tiba, Aldi kerap merasakan kesepian. Dia tak bisa lagi
berkumpul bersama teman–temannya. Biasanya Aldi sering berkumpul bernyanyi
sambil bermain gitar di rumahnya yang dulu hingga larut malam. Kini karena dia
telah pindah di Rusunawa akhirnya Aldi tidak bisa melanjutkan kebiasaannya lagi.
Akhirnya, dia melakukan sesuatu yang aneh–aneh. Dia sering menggunakan tangga
naik turun, atas-bawah. "Sebab gak ada kerjaan" ucapnya. Lagipula di Rusunawa ini
berdasarkan pengamatan yang dilkakukan hanya ada beberapa penghuni yang
seuumuran dengannya dan itupun kebanyakan perempuan. Dia merasakan perbedaan
tersebut, tempat tinggal sebelumnya diakuinya sebagai kampung. Suasananya sempit,
kumuh, terkadang bau tak sedap menyebar di mana–mana. Namun karena menempati
daerah seperti itu dari kecil, dia tidak mengalami persoalan.
Pertama tinggal di Rusunawa Binjai, perasaan kagok pasti ada, sebab
bangunan besar ini memiliki banyak blok. Namun, untuk ke depannya dia yakin akan

54

Universitas Sumatera Utara

terbiasa. Pada mulanya Aldi mengaku tidak mau menempati rusunawa. Namun,
berhubung karena uang kontrakan rumah yang mahal, dia terpaksa mengikuti
keinginan orangtuanya untuk tinggal di Rusunawa.
Beda halnya dengan Ibu Nuri (37 tahun) yang sudah tinggal di Rusunawa
kurang lebih 2 tahun. Meski sudah terbilang lama menetap di Rusunawa namun bagi
Ibu Nuri menyesuaikan diri dengan huniannya yang baru bukan lah hal yang mudah.
Awal beliau menempati Rusunawa beliau sempat bingung untuk memanfaatkan
hunian yang luasnya terbatas. Ibu Nuri memiliki perabotan rumah tangga yang
lumayan banyak sehingga tidak bisa di masukan di huniannya. Sebuah bangku
panjang yang terbuat dari bambu yang biasa di telakkan di teras rumahnya yang lama
kini tidak memiliki tempat lagi. Beliau sempat meletakkan kursi tersebut di teras
huniannya namun hal tersebut adalah sebuah larangan yang telah di sepakati oleh
pengelola dan penghuni Rusunawa.
Ibu Nuri sempat mendapat teguran dari pihak pengelola atas tindakannya
meletakkan bangku di teras hunian. Padahal menurut Ibu Nuri bangku tersebut sama
sekali tidak mengganggu jalan para penghuni lainnya. Karena terus diperingati dan
terbatasnya luas hunian akhirnya dengan berat hati Ibu Nuri menjual kursi tersebut.

55

Universitas Sumatera Utara

Foto 2.9: Kertas peraturan tata tertib yang dilengketkan di setiap dinding hunian
2.6.2. Merajut Asa di Rusunawa
Gerimis masih mengguyur kawasan Binjai sore itu. Anak-anak kecil usia 8-10
tahun berlarian menembus gerimis yang kian menit semakin lebat. Raut wajah mereka
tampak sumringah mandi di bawah derasnya hujan. Pekik melengking para ibu
terdengar dari arah rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Binjai. Mereka
memanggil anak-anaknya agar segera berteduh menghindari hujan. Seorang
perempuan paruh baya meneriaki anaknya yang diketahui bernama Sofyan, dari
jendela rusun di lantai tiga. "Sofyan, masuk! Enggak boleh main hujan-hujanan. Kalo
sakit nntik mamak juga yang repot," teriaknya dengan dengan suara yang kencang.
Jam masih menunjukan pukul 16.45 WIB. Ibu-ibu bergegas menyuruh
anaknya kembali ke hunian mereka masing-masing. Semakin larut mereka pulang,
maka semakin berdesakan pula mereka menaiki tangga menuju hunian masing-

56

Universitas Sumatera Utara

masing. Rusunawa ini, jika dilihat dari luar tampak mewah dengan sapuan cat hijau
muda yang membuat mata segar memandangnya.
Perempuan 42 tahun ini tinggal di Rusunawa Binjai selama lebih dari setahun.
Beliau bernama Ibu Wiwit, Ibu Wiwit merupakan informan pangkal saya. Dimana
melalui Ibu Wiwit saya diperkenalkan dengan para penghuni lainnya. Sapaannya yang
sangat ramah meski baru kenal membuat saya merasa nyaman untuk sekedar bercerita
atau bertanya seputaran penelitian saya. Sejak suaminya meningglkannya Ibu Wiwit
mengajak ketiga anaknya untuk tinggal di Rusunawa. Setahun yang lalu suami Ibu
Wiwit menikah dengan perempuan lain dan menceraikannya. Ketiga anaknya masih
bersekolah dan membutuhkan biaya yang sangat banyak. Anak pertama Ibu Wiwit
bernama Sari yang sekarang duduk di bangku sekolah kelas 2 SMA, sementara dua
lainnya yaitu Rudi kelas 3 SMP dan Sofyan masih kelas 3 SD. Sebelumnya Ibu Wiwit
sempat menyewa sebuah rumah sederhana namun karena uang sewanya tidak sanggup
dibayar olehnnya maka Ibu Wiwit memutuskan untuk tinggal di Rusunawa.
Tinggal di Rusunawa menurut Ibu Wiwit memang tidak senyaman tinggal di
rumah sebelumnya. Ibu Wiwit bekerja sebagai seorang pedagang gorengan keliling.
Setiap hari beliau harus mengayuh sepeda untuk menjajahkan degangannya.
Dikarenakan beliau tinggal di lantai 3 maka Ibu Wiwit terkadang merasa lelah karena
harus turun naik bebarapa kali setiap harinya untuk membawa dagangannya. Belum
lagi anak-anaknya yang masih kecil yang harus beliau awasi agar tidak jatuh di
tangga. Hal-hal tersebut sangat mengganggu kenyaman Ibu Wiwit tinggal di Rusun.
Namun karena biaya tinggal di Rusun lebih murah maka dia memilih bertahan
menetap di Rusunawa lebih dari satu tahun.

57

Universitas Sumatera Utara

Sebagai orangtua tunggal Ibu Wiwit berperan ganda di keluarganya, di
samping beliau harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga beliau juga harus mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Meski setiap hari beliau harus
melewati ratusan anak tangga, harus mengayuh sepedanya di atas teriknya matahari
atau d bawah rintik hujan sekalipun namun semua itu tidak membuat semangat Ibu
Wiwit kendor. Ibu Wiwit termasuk orang yang sangat terbuka dan ramah, terlihat
dengan cara dia yang menyambut saya sangat hangat. Tak heran jika para tetangga
yang lain sering membantu keluarga Ibu Wiwit. Biasanya jika Ibu Wiwit lagi
membutuhkan uang selalu ada saja tentangga yang meminjamkan uang kepadanya.
Ibu Wiwit juga sering memberikan gorengan dagangannya kepada para tetangganya.
Di sini terlihat bagaimana masyarakat Rusunawa juga saling tolong menolong.
“kalau kita baik sama orang kan orang juga baik sama kita. Ya
namanya disini ibu sudah lama sudah saling kenal jadi sudah kayak
keluarga” Kata Ibu Wiwit.
Mengenal sosok Ibu Wiwit seperti memberi saya inspirasi. Cara bicaranya
yang lemah lembut membuat saya teringat dengan sosok ibu saya di rumah. Setiap
kata yang keluar dari mulut beliau sangat membuat saya terkesan. Ibu Wiwit berharap
dengan tinggal di Rusunawa ini dapat membuka lembaran baru di hidupnya dan
melupakan masa lalunya yang kelam. Saya sempat tidak habis pikir bagaimana
mungkin wanita baik dan sangat keibuan ini bisa ditinggal oleh suaminya. Perjuangan
Ibu Wiwit membesarkan anak-anaknya sendirian mencerminkan sosok wanita hebat
yang tak mengenal lelah. Ada sebuah kalimat yang paling saya ingat dari Ibu Wiwit
yang menurut saya hampir mirip dengan kata-kata motivasi yang di ucapkan para
motivator.

58

Universitas Sumatera Utara

“di dalam hidup jangan banyak menyesali apa yang sudah terjadi. Yang
perlu manusia lakukan cuma memikirkan bagaimana cara untuk terus
menyambung hidupnya. Karena selain Allah cuma diri kita sendiri yang
bisa menolong kita bukan orang lain” ucap Ibu Wiwit sambil tertunduk.
2.6.3. Menghabiskan Waktu Senja di Rusunawa
Nek Marni adalah wanita paruh baya yang saat ini berusia 58 tahun. Beliau
tinggal di Rusunawa bersama suaminya yaitu Kek Suhaimi yang usianya terpaut 4
tahun dengan Nek Marni. Mereka tinggal di Rusunawa sudah sejak awal Rusunawa
Kota Binjai ditempati. Nek Marni hanyalah seorang ibu rumah tangga yang
mengharapkan pemasukan dari suaminya yang bekerja sebagai penarik becak. Kek
Suhaimi sudah menggeluti pekerjaannya dari awal menikah dengan Nek Marni.
Susahnya mencari lapangan pekerjaan apalagi Kek Suhaimi hanyalah tamatan SMP
membuat Kek Suhaimi memutuskan untu bekerja sebagai penarik becak. Meski Kek
Suhaimi berusia sudah tua namun beliau masih kuat untuk menarik becak. Nek Marni
memilik 3 orang anak yang semuanya sudah menikah. Sudah beberapa kali anak nek
Marni memintanya untuk tinggal bersama dan tidak usah tinggal di Rusunawa lagi.
Namun Nek Marni dan suaminya menolak dengan alasan tidak mau merepotkan anakanaknya.
Nek Marni tinggal di lantai dua Rusunawa. Yang sering dikeluhkan oleh Nek
Marni adalah dimana kakinya sudah mulai sakit-sakitan namun beliau harus turun
naik tangga setiap harinya untuk menuju huniannya. Tidak jarang Nek Marni
terkadang malas untuk turun karena mengingat kondisi kakinya yang sakit-sakitan.
Biasanya Nek Marni hanya turun di pagi hari untuk berbelanja di warung terdekat
selebihnya Nek Marni hanya turun di mana memang ada keperluan mendesak dan
mengharuskannya untuk turun. Di usianya yang semakin tua Nek Marni sadar bahwa

59

Universitas Sumatera Utara

kondisi kesehatannya mulai menurun. Dia sudah mulai sakit-sakitan dan mudah
merasa lelah. Di saat dia sakit hanya ada suaminya yang siaga untuk merawatmya.
Sementara anak-anaknya tidak

bisa dipastikan kapan akan datang

untuk

mengunjunginya. Menurutnya anak-anaknya juga punya kesibukan masing-masing
bersama keluarganya apalagi rata-rata cucu Nek Marni masih kecil-kecil sehingga
masih memerlukan perhatian lebih dari orangtuanya.
Dari hasil kerja keras Kek Suhaimi menarik becak setiap harinya terkadang
hanya membawa uang Rp. 40.000,00. Dengan pengasilan yang tidak menentu Nek
Marni harus bisa menghemat pengeluarannya. Sebagian uang yang di dapatnya
digunakannya untuk keperluan sehari-hari dan sisanya ditabung oleh Nek Marni yang
kemudian akan digunakan untuk membayar uang air dan uang listrik setiap bulannya.
Kek Suhaimi menarik becak dari pagi hingga malam, dan ketika siang hari Kek
Suhaimi pulang untuk beristirahat dan makan lalu pergi lagi. Dulu sebelum usianya
seperti sekarang Kek Suhaimi menarik becak hingga malam hari, namun sekarang
beliau tidak bisa lagi terkena angin malam karena bisa masuk angin.
Tinggal hanya berdua bersama suaminya membuat Nek Marni terkadang
merasa sendiri apalagi di saat Kek Suhaimi sedang bekerja. Terkadang Nek Marni
suka memanggil para tentangganya untuk menemaninya mengobrol di huniannya atau
bahkan memanggil anak-anak kecil utnuk bermain di teras huniannya. Semua itu
dilakukan Nek Marni agar dirinya tidak merasa kesepian. Nek Marni juga sering
merasa sedih mengingat para anak-anaknya yang jauh darinya. Ketika melihat
keluarga lain sedang asik becanda tawa satu sama lain Nek Marni sering merasa rindu
dengan anak-ankanya. Namun dia tetap pada pendiriaanya yang tidak mau
merepotkan anak-anaknya.

60

Universitas Sumatera Utara