Studi Kasus: Peran Biro Otonomi Daerah Dan Kerjasama Setdaprovsu Dalam Pembangunan di Kabupaten Nias Selatan

Otonomi Daerah Dalam Pembangunan Di Kabupaten Nias Selatan Pasca
Pemekaran Daerah .
BAB II :PROFIL BIRO OTONOMI DAERAH DAN KABUPATEN NIAS
SELATAN
Pada bab ini, penulis akan menggambarkan profil Biro Otonomi Daerah
Provinsi Sumatera Utara dan Profil Kabupaten Nias Selatan khususnya pasca
pemekaran daerah.
BAB III: ANALISIS PERAN BIRO OTONOMI DAERAH DALAM
PEMBANGUNAN

DI

KABUPATEN

NIAS

SELATAN

PASCA

PEMEKARAN DAERAH

Dalambabini,penulisakanmengkaji dan menganalisis Peran Biro Otonomi
Daerah Dalam Pembangunan Di Kabupaten Nias Selatan Pasca Pemekaran
Daerah
BAB IV: PENUTUP
Bab Penutup ini merupakan bab terakhir yang didalamnya memuat
kesimpulan yang diperoleh dari analisis dari segala bentuk data yang ada di babbab sebelumnya. Peneliti juga akan memberikan saran dan masukan yang
membangun Kabupaten Nias Selatan untuk lebih baik kedepannya.

BAB II
PROFIL BIRO OTONOMI DAERAH DAN KERJASAMA
DANKABUPATEN NIAS SELATAN

Universitas Sumatera Utara

Politik pembangunan Nias Selatan sebagai Kabupaten yang berdiri pada
tahun 2003 tidaklah terlepas dari tanggung jawab Pemerintahan Provinsi
Sumatera Utara sebagai perpanjangan tangan pemerintahan pusat. Persoalan
pembangunan yang berorientasi kepada kesejahteraan masyarakat melalui
kebijakan-kebijakan politik juga harus dibarengi dengan kondisi konkret
masyarakat Nias Selatan. Sehingga tujuan pemekaran yang sejak awal digagas

dapat berjalan sesuai dengan arah pembangunan nasional.Kabupaten Nias Selatan
merupakan salah satu kabupaten yang memiliki potensi untuk menjadi kabupaten
yang maju. Seperti potensi alam laut, sumber daya alam pertanian, dan sumber
daya manusia yang memadai menjadi titik penting kemajuan politik pembangunan
Nias Selatan.
Biro otonomi daerah dan kerjasama sebagai bagian yang tidak terpisah
dari pemerintahan provinsi memiliki peran sangat krusial untuk melihat arah
pembangunan Kabupaten Nias Selatan. Persoalan politik terkhususnya yang
menjadi persoalan pelik sebagai kabupaten pasca pemekaran menjadi poin penting
untuk melihat kemajuan Nias Selatan. Terkhusus kabupaten ini merupakan
kabupaten baru. Fungsi dan peran biro otonomi daerah dan kerjasama yang
memiliki tanggung jawab selama pembangunan politik perlima tahunan juga
merupakan batu loncatan awal untuk pembangunan Kabupaten Nias Selatan
sepuluh tahunan, dua puluh tahunan dan bahkan pembangunan Kabupaten Nias
Selatan seterusnya. Ditambah tantangan untuk melepaskan paradigma Kabupaten
Nias Selatan sebagai kabupaten termiskin di Provinsi Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Sehingga sangatlah wajar untuk kita dapat melihat hubungan antara peran

biro otonomi daerah dan kerjasama dan Kabupaten Nias Selatan dalam paradigma
politik pembangunan. Berikut akan disajikan tentang profil dan sejarah
terbentuknya Kabupaten Nias Selatan sampai dengan dewasa ini dan profil Biro
Otonomi Daerah dan Kerja Sama Pemerintahan Provinsi Kabupaten Nias Selatan

2.1 Profil Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu
2.1.1 Profil Umum
Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu sebagai salah satu
pelaksanaan mandat bidang pemerintahan dan penyelenggaraan otonomi daerah
dalam hubungannya dengan terselenggaranya good governance, berupaya untuk
menerapkan mekanisme pertanggungjawaban yang

tepat, jelas, terukur dan

legitimate sesuai dengan tuntutan perubahan yang terjadi sehingga mampu
menjawab pelaksanaan fungsi yang diembannya. 15
Hal ini sejalan dengan TAP MPR RI No. XI/MPR/1998 dan UU No. 28
Tahun 1999 tentang penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas KKN yang
aturan pelaksanaannya didasarkan pada INPRES No. 7 Tahun 1999, tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.

2.1.2. Tugas dan Fungsi Pokok Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama
15

Laporan PKL Mahasiswa Ilmu Politik USU di Biro otonomi daerah dan kerjasama setdaprovsu

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi
dan Tetakerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi Sumatera Utara dan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor
65 Tahun 2011 tentang Tugas, Fungsi, Uraian Tugas dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera
Utara, Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu memiliki tugas pokok
membantu Sekretaris Daerah Provinsi dalam menyusun konsep kebijakan kepala
daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan atas pelaksanaan pembinaan,
koordinasi, fasiitasi, monitoring, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan

pendapatan daerah, hubungan pengembangan daerah, faisilitasi kerjasama dan
penyelenggaraan otonomi daerah.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas , Biro Otonomi
Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu memiliki fungsi sebagai berikut 16 :
1. Menyelenggarakan penyiapan dan pengkoordinasian penyusunan konsep
kebijakan Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pembinaan, fasilitasi,
koordinasi, monitoring, evaluasi dan pengendalian urusan pemerintahan
dan atau kewenangan otonomi provinsi di bidang Pendapatan Daerah,
Kerjasama, Administrasi hubungan Pengembangan Daerah, dan Otonomi
Daerah
2. Menyelenggarakan

koordinasi,

pembinaan,

fasilitasi,

monitoring,


evaluasi dan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan kebijakan Kepala

16

Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
Tahun 2011. Medan : Setdaprovsu. Tahun 2012. Hal. 5

Universitas Sumatera Utara

Daerah di bidang Pendapatan Daerah, hubungan Pengembangan Daerah,
Kerjasama dan Otonomi Daerah.

2.1.3. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor
7 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara , struktur organisasi
Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu dipimpin oleh seorang Kepala
Biro yang membawahi :17
1. Bagian Pendapatan Daerah, terdiri dari :
a. Sub bagian Pengkajian dan Evaluasi Kebijakan dan Kekayaan Daerah

b. Sub bagian Evaluasi dan Pelaporan Pendapatan Daerah
c. Sub bagian Tata Usaha
2. Bagian Pengembangan Daerah, terdiri dari :
a. Sub bagian Evaluasi Daerah Otonom
b. Sub bagian Pengkajian Pengembangan Daerah
c. Sub bagian Hubungan Kelembagaan dan Penataan Kawasan Daerah
3. Bagian Fasilitasi Kerjasama, terdiri dari :
a. Sub bagian Pengkajian dan Pelaporan Kerjasama
b. Sub bagian Kerjasama Pihak Ketiga dan Luar Negeri
17

Rencana Strategis Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu Tahun 2014-2018. Bab II.

Universitas Sumatera Utara

c. Sub bagian Kerjasama Dalam Negeri
4. Bagian Penyelenggara Otonomi Daerah, terdiri dari :
a. Sub bagian Penyelenggara Pemerintahan Daerah
b. Sub bagian Administrasi Kelengkapaan Perangkat Kabupaten/Kota
c. Sub bagian Administrasi Kewenangan dan Urusan Pemerintahan

2.1.3.1.Bagian Pendapatan Daerah
Bagian ini mempunyai tugas membantu kepala biro dalam melaksanakan
Pembinaan Penyelenggaraan administrasi/ketatausahaan, pengkajian dan evaluasi
kebijakan dan kekayaan daerah, evaluasi dan pelaporan pendapatan daerah.
Bagian Pendapatan Daerah, menyelenggarakan fungsi:18
a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada staf pada lingkup
Bagian Pendapatan Daerah
b. Penyelenggaraan pengolahan bahan untuk penyempurnaan dan penyusunan
kebijakan, sesuai ketentuan dan standar di bidang pembinaan data pendapatan
daerah.
c. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan program kegiatan bagian, sesuai
ketentuan dan standar di bidang pembinaan data pendapatan daerah
d. Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakankebijakan pemerintahan di bidang pendapatan daerah

18

ibid

Universitas Sumatera Utara


e. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, sosialisasi, monitoring, evaluasi dan
pengendalian pelaksaan pembinaan pendapatan daerah, sesuai standar yang
ditetapkan
f. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Biro, sesuai bidang tugas
dan fungsinya
g. Penyelenggaraan pemberian masukan kepada Kepala Biro, sesuai bidang tugas
dan fungsinya
h. Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksaan
tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

2.1.3.2.Bagian Pengembangan Daerah
1.Kepala Bagian Pengembangan Daerah, mempunyai tugas membantu Kepala
Biro dalam melaksanakan pembinaan penyelenggaraan hubungan lembaga dan
penataan kawasan daerah, pengkajian pengembangan daerah dan evaluasi
daerah otonom.
2. Kepala Bagian Pengembangan Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan da arahan kepada staf pada lingkup
Bagian Hubungan Pengembangan Daerah.
b. Penyelenggaraan pengolahan bahan untuk penyempurnaan dan penyusunan
kebijakan, sesuai ketentuan dan standar dalam pembinaan hubungan

pengembangan daerah
c. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan program kegiatan Bagian
Hubungan Pengembangan Daerah, sesuai ketentuan peraturan perundangundangan

Universitas Sumatera Utara

d. Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pengembangan daerah
e. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, sosialisasi, evaluasi,
monitoring dan pengendalian penyelenggaraan hubungan pengembangan
daerah, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan
f. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan kepala biro, sesuai bidang tugas dan
fungsinya
g. Penyelenggaraan pemberian masukan kepada kepala biro, sesuai bidang tugas
dan fungsinya
h. Peyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan

2.1.3.3.Bagian Fasilitasi Kerjasama
1.Bagian fasilitasi kerjasama mempunyai tugas membantu kepala biro dalam
melaksanakan


pembinaan

penyelenggaraan

pengkajian

dan

pelaporan

kerjasama, kerjasama dengan pihak ketiga dan luar negeri dan kerjasama dalam
negeri
2. Bagian fasilitasi kerjasama menyelenggarakan fungsi:
a.

Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada staf pada

lingkup Bagian Fasilitasi Kerjasama
b. Penyelenggaraan pengolahan bahan untuk penyempurnaan dan
penyusunan kebijakan, sesuai ketentuan dan standar dalam pembinaan
kerjasama
c. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan program kegiatan
bagian, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

Universitas Sumatera Utara

d. Penyelengaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan
kebijakan pelaporan kerjasama, kerjasama dengan pihak ketiga dan luar negeri,
dan kerjasama dalam negeri
e. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi kerjasama, sesuai
standar yang ditetapkan
f. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan kepala biro, sesuai bidang
tugas dan fungsinya
g. Penyelengaraan pemberian masukan kepada kepala Biro, sesuai bidang
tugas dan fungsinya
h. Penyelenggaraan penyusunan laporan dan petanggungjawaban atas
pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.19

2.1.3.4.Bagian Penyelenggaraan Otonomi Daerah
1. Bagian penyelenggaraan Otonomi Daerah mempunyai tugas membantu Kepala
Biro dalam melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah,
administrasi

kelengkapan

perangkat

Kabupaten/Kota

dan

administrasi

kewenangan, dan urusan pemerintah.
2. Bagian Penyelenggaraan Otonomi Daerah menyelenggarakan fungsi:
a. Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan dan arahan kepada staf pada lingkup
Bagian Penyelenggaraan Otonomi Daerah
b. Penyelenggaraan pengolahan bahan untuk penyempurnaan dan penyusunan
kebijakan, sesuai ketentuan dan standar dalam pembinaan penyelenggaraan
otonomi daerah
19

ibid

Universitas Sumatera Utara

c. Penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan program kegiatan Bagian
Penyelenggaraan Otonomi Daerah, sesuai ketentuan peraturan perundangundangan
d. Penyelenggaraan pengkajian dan analisa penyelenggaraan otonomi daerah,
sesuai standar yang ditetapkan
e. Penyelenggaraan penyusunan dan penyempurnaan standar, norma, dan kriteria
penyelenggaraan otonomi daerah
f. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi
informasi/publikasi, sosialisasi, pengendalian dan kebijakan penyelenggaraan
otonomi daerah di bidang penyelenggaraan pemerintahan daerah, administrasi
kelengkapan perangkat kabupaten/kota, sesuai ketentuan peraturan perundangundangan
g. Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Biro, sesuai bidang tugas
dan fungsinya
h. Penyelengaraan pemberian masukan kepada Kepala Biro, sesuai bidang tugas
dan fungsinya
i.

Penyelenggaraan

penyusunan

laporan

dan

pertanggungjawaban

atas

pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.20
Berikut akan disajikan bagan struktur organisasi Biro Otonomi Daerah dan
Kerjasama Setdaprovsu :21

Kepala Biro Otonomi Daerah dan
KerjasamaSetdaprovsu
Drs. Jimmy P. Pasaribu, MAP

20
21

ibid
ibid

Universitas Sumatera Utara

Kabag Pendapatan
Daerah (PATDA)

Kabag Pengembangan
Daerah (PENGDA)

Kabag Peyelenggara
Otonomi Daerah (PO)

Kabag Fasilitasi
kerjasama (KS)

Linda Ningsih
Panjaitan, SE, MM

Syaiful M. Hutasuhut, SH

Drs. Basarin Yunus Tjg,
M.Si

Sylvia R. A Lubis,
S.sos, MSP

Kasubbag Evaluasi
dan Pelaporan Patda

Kasubbag Pengk.
Pengembangan Daerah

Kasubbag Adm. Kew. &
Ur. Pemerintahan

Kasubbag Pengk. Dan
Pelaporan

Joni Irwanto, SH

Julianus Evrata, AP, M.Si

Siti Masniari Srg, SH

Ami Sofia Yohana, AKS

Kasubbag Pengk.,
Eval. Kebij.
&Kekayaan Daerah

Kasubbag Hub.
Kelembagaan &Penataan
Kaw. Daerah

Kasubbag Adm.
Kelengkapan Perangkat
Kab/Kota

Kasubbag Kerjasama
Pihak Ketiga dan
Luar Negeri

Misbah N. Alanmur,
S.Sos, M.Si

Tengku M. Husyairi, S.STP

Prama J.D. Sembiring M,
SSTP, M.Si

Charles T.H.S, SIP,
M.Si

Kasubbag Tata
Usaha

Kasubbag Evaluasi
Daerah Otonomi

Kasubbag Penye.
Pemerintahan Daerah

Kasubbag Kerjasama
Dalam Negeri

Husnah, SE

-

Imaida Noor Hasibuan,
SSTP, M.Si

Drs. Tonny Siburian

Bagan 1. Struktur Organisasi Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama
Setdaprovsu

Jumlah sumber daya manusia pada Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama
Setdaprovsu per 29 Agustus 2014 sebanyak 39 orang. Dari jumlah tersebut
komposisi SDM berdasarkan jenjang jabatan (peran) menunjukkan keadaan
sebagai berikut :
a. Pejabat struktural ;

b. Staf

Eselon II

: 1 orang

Eselon III

: 4 orang

Eselon IV

: 11 orang

: 23 orang

Universitas Sumatera Utara

Jika dilihat dari jenjang pendidikan Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama
memiliki S dengan kriteria sebagai berikut : 1) S2 : 12 orang ; 2) S1 : 14 orang ;
3) D3 : 3 orang ; 4) SLTA : 10 orang

2.1.4. Visi dan Misi Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama
2.1.4.1. Visi
`

Visi merupakan cara pandang jauh kedepan tentang kemana Biro Otonomi

Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu akan diarahkan yang menggambarkan hendak
menjadi apa organisasi dimasa depan.
Penetapan Visi Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu sangat
penting sebagai penentu arah pelaksanaan tugas seluruh jajaran pimpinan dan staf.
Visi Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu adalah:
“Terwujudnya Efektivitas, Disiplin dan Loyalitas PNS, serta Responsif terhadap
Dinamika

yang

Berkembang

Dalam

Masyarakat

Untuk

Menetapkan

Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Provinsi Sumatera Utara”.22

Penjelasan dari Visi tersebut diatas adalah sebagai berikut:
a. Efektifitas artinya dalam setiap pelaksanaan tugas maupun pekerjaan
langsung menuju sasaran dan tidak berbelit-belit dan tidak memperpanjang
birokrasi

22

ibid

Universitas Sumatera Utara

b. Efesiensi artinya dalam setiap pekerjaan dan pelaksanaan tugas
meminimalkan biaya dan menghemat waktu dengan hasil yang maksimal
c. Disiplin artinya memenuhi setiap peraturan yang telah digariskan oleh
pimpinan maupun peraturan peundang-undangan, tepat waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan maupun kehadiran dikantor
d. Responsif artinya tanggap terhadap setiap perubahan dan perkembangan
yang terjadi di masyarakat maupun di lingkungan internal
e. Loyalitas artinya PNS wajib patuh dan setia kepada pimpinan dan dalam
melaksanakn tugasnya menjaga rahasia pekerjaan serta tidak terpengaruh
pada Partai Politik dan pihak ketiga
f. Memantapkan penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan melakukan
pembinaan, mpnitoring dan evaluai yang berkelanjutan sesuai UndangUndang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
2.1.4.2. Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan, sesuai dengan mandat
yang diberikan kepada organisasi, agar tujuan organisasi tercapai dan Visi yang
telah ditetapkan berhasil diwujudkan.Dengan adanya Misi diharapkan seluruh
pegawai dan pihak-pihak yang lain dapat mengenal Biro Otonomi Daerah dan
Kerjasama Setdaprovsu dan mengetahui peran dan program-program serta hasil
yang akan diperoleh dimasa yang akan datang.
Misi Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu adalah:

Universitas Sumatera Utara

a. Meningkatkan

koordinasi,

monitoring,

evaluasi

dan

pengendalian

pelaksanaan Otonomi Daerah, Pengembangan kemampuan dan potensi
daerah
b. Membangun kinerja staf yang profesional dalm melaksanakan tugas dan
kewajiban
c. Membangun organisasi yang mampu menyesuaikan diri dan mampu
mengatasi perubahan serta perkembangan yang terjadi di masyarakat.23
Tujuan dan Sasaran Misi
Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprovsu menetapkan tujuan
sebagai berikut:24
a. Tujuan untuk Misi 1 yaitu meningkatkan Koordinasi, Monitoring,
Evaluasi

dan

Pengendalian

Penyelenggaraan

Otonomi

Daerah,

pengembangan kemampuan dan potensi Daerah adalah:
-

Meningkatkan Pembinaan dan Evaluasi Penyelenggaraan Otonomi
Daerah di Provinsi Sumatera Utara

-

Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam pelaksanaan
tugas sesuai dengan sistem kerja yang ada dengan kecermatan,
ketetapan, keterbukaan dan mempertanggungjawabkannya

-

Meningkatkan kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang
ada di daerah.

23
24

ibid
ibid

Universitas Sumatera Utara

b. Tujuan untuk Misi 2 yaitu membangun Kinerja Staf yang profesional
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
-

Meningkatkan kemampuan PNS agar dapat menguasai sepenuhnya
semua detail pelaksanaan tugas di bidang masing-masing dan
mengetahui jelas jelannya roda organisasi

-

Melakukan pertemuan-pertemuan berkala untuk mengetahui kendalakendala dalam pelaksanaan tugas dan menampung aspirasi-aspirasi
yang berkembang di PNS

-

Peningkatan efektifitas, efisiensi, disiplin dan loyalitas PNS.

c. Tujuan

untuk

Misi

3

yaitu

membangun

organisasi

yang

mampumenyesuaikan diri dan mampu mengatasi perubahan serta
perkembangan yang terjadi di masyarakat adalah:
-

Meningkatkan kemampuan PNS untuk memperdalam pengetahuan
dan keterampilannya melalui berbagai pendidikan dan pelatihan baik
teknis maupun fungsional

-

Melakukan perbaikan terhadap sistem kerja yang mengarah kepada
setiap PNS dapat melakukan pekerjaan yang ada di setiap bidang
tugas.

-

Pembinaan kepada PNS agar merespon aspirasi dari masyarakat dan
tidak meremehkan berbagai hal kecil yang dihadapi dalam
pelaksanaan tugas.

Universitas Sumatera Utara

Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan di
atas, serta untuk memberikan fokus dalam penetapan program dan kegiatan maka
ditetapkanlah sasaran yang akan dicapai yaitu sebagai berikut:
a. Mantapnya penyelenggaraan Otonomi Daerah sesuai dengan UU No. 32
Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004.
b. Tersusunnya data sumber Potensi Pendapatan Daerh di Kabupaten dan
Kota
c. Adanya kinerja yang efektif, efisien, loyal serta disiplin dalam
melaksanakan tugas
d. Adanya perbaikan terhadap sistem kerja agar dapat merespon aspirasi dari
masyarakat.

2.2 Profil Kabupaten Nias Selatan
2.2.1 Gambaran Umum Kabupaten Nias Selatan
Kabupaten Nias Selatan adalah salah satu Kabupaten di Sumatera Utara
yang terletak disebelah Barat Pulau Sumatera jaraknya ± 92 mil laut dari Kota
Sibolga atau Kabupaten Tapanuli Tengah. Letak Kabupaten Nias Selatan berada
di sebelah Selatan Kabupaten Nias yang berjarak ± 120 km dari Gunungsitoli ke
Telukdalam (ibukota Kabupaten Nias Selatan).25
Nias Selatan menjadi satu Kabupaten setelah sebelumnya merupakan
bagian dari Kabupaten Nias. Pemekaran Kabupaten Nias Selatan dilatarbelakangi
oleh berbagai aspirasi masyarakat yang mengangkat isu-isu seperti pembangunan
25

Nias Selatan Dalam Angka 2015

Universitas Sumatera Utara

yang tidak merata khususnya di daerah Nias bagian Selatan yang seperti
dianaktirikan dan lebih mengutamakan pembangunan didaerah pusat Kabupaten
Nias (Gunungsitoli) termasuk daerah Lahewa yang merupakan daerah asal Bupati
Nias pada waktu itu, padahal jika diperhatikan daerah Nias Selatan memiliki
banyak potensi untuk dikembangkan khususnya potensi daerah pariwisatanya.
Selain itu dorongan untuk segera memisahkan diri dari Kabupaten Nias juga
dilatarbelakangi oleh perbedaan budaya antara Nias Selatan dengan Nias Utara,
namun Nias Selatan yang termasuk kaya akan budaya leluhurnya tidak cukup
diperhatikan dan lebih menonjolkan kebudayaan Nias Utara, termasuk potensi
sumber daya manusianya yang dibatasi untuk mengisi pemerintahan Kabupaten
Nias,masyarakat Nias Selatan selalu dinomorduakan.
Keadaan ini kemudian membulatkan keputusan masyarakat Nias Selatan
bahwa Kabupaten Nias Selatan harus segera dimekarkan, sehingga bisa lebih baik
dalam menjalankan pembangunan di daerah termasuk dengan memperpendek
rentang kendali dari Provinsi Sumatera Utara,serta lebih bebas mengekspresikan
keanekaragaman budaya masyarakat Kabupaten Nias Selatan, dan mempermudah
masyarakatnya untuk ikut serta ambil bagian dalam pemerintahannya. Pada saat
itu dengan dimotori oleh Bamus Pernis (Badan Musyawarah Perjuangan
Masyarakat Nias Selatan), yang diketuai oleh Bapak Herman Laia, dan dukungan
seluruh

masyarakat

Nias

Selatan

mempersiapkan

semua

perlengkapan

administrasi maupun syarat-syarat lainnya yang dibutuhkan sebagai syarat untuk
membentuk sebuah Kabupaten baru.
Setelah perjuangan yang panjang, sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 9 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Nias

Universitas Sumatera Utara

Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Humbang Hasundutan di
Provinsi Sumatera Utara, Nias Selatan resmi dimekarkan menjadi satu Kabupaten
pada 25 Februari 2003 dan diresmikan pada 28 Juli 2003, sehingga saat itu
Kabupaten Nias terbagi menjadi dua yakni Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias
Selatan.
Setelah resmi dimekarkan, pemerintahan Nias Selatan sempat mengalami
keadaan vakum tanpa ada penjabat Bupati, lalu akhirnya Mendagri mengangkat
Gubernur Sumatera pada saat itu, Alm. Tengku Rizal Nurdin sebagai PJ Bupati
Nias Selatan pada saat itu, di mana kemudian Rizal Nurdin menunjuk Drs. Nabari
Ginting (Kepala Biro Pemerintahan Setdaprovsu) sebagai Pelaksana Harian
Bupati Nisel, kemudian diganti oleh Ezra Munthe sebagai Penjabat Bupati Nisel,
dan terakhir pada 14 Oktober 2005 Mendagri mengangkat Drs Edy Aman
Saragih,S.E M.BA menjadi Plh Bupati Nias Selatan pada saat itu.26
Pada tanggal 30 November 2005 diadakan Pemilihan Umum Kepala
Daerah (PILKADA) yang pertama kalinya di Nias Selatan, meskipun sebelumnya
diwarnai berbagai aksi rusuh beberapa kelompok masyarakat salah satunya
adanya pihak berupaya menggagalkan pelaksanaan Pemilukada Nias Selatan
dengan berbagai alasan sehingga sempat terjadi beberapa kali bentrok dengan
petugas,pembakaran Kantor Camat dan pengrusakan rumah dinas Bupati,lalu
penangkapan Ketua DPRD Nias Selatan, Hadirat Manao sebagai tersangka dalang
dibalik upaya menggagalkan Pilkada Nias Selatan berdasarkan keterangan yang
didapatkan dari beberapa saksi dan pelaku pengrusakan.

26

http://nias-selatan.blogspot.co.id/2006/02/mendagri-keluarkan-sk-pengangkatan.html diakses
pada Sabtu,14 Mei 2016 . Pukul 12.31

Universitas Sumatera Utara

Bahkan mengharuskan adanya penambahan sekitar 600 orang personil
aparat keamanan dari TNI dan Brimob. Namun terlepas dari halangan-halangan
tersebut, KPUD Nias Selatan tetap menyatakan kesiapan, baik logistik, keamanan
dan personil. Sehingga pada 30 November 2005 dilaksanakannya Pemilukada
Nias Selatan dengan diikuti sebanyak 4 pasang calon Bupati dan Wakil Bupati
Nias Selatan periode 2005-2010 yakni pasangan :
1. Hengky Yusuf Wau SH MH dan Drs Arisman Zagoto (26.664 suara),
2. Pasangan HM Davith Dachi dan Drs BFG Bulolo (18.295 suara),
3. Pasangan Fahuwusa Laia,SH MH dan Daniel Duha,SH (44.726 suara),
4. Ir Ikhtiar Nduru dan Ir Wartawan Giawa (16.94 suara).27
Pemilukada

pertama

ini

dimenangkan

oleh

pasangan

Fahuwusa

Laia,SH.MH dan Daniel Duha,SH dengan hampir mencapai 50% suara. Pasangan
Bupati dan Wakil Bupati yang memenangkan perolehan suara ini kemudian resmi
dilantik pada 28 Maret 2006 sekaligus peringatan 1 tahun setelah terjadinya
gempa Nias dan diharapkan menjadi titik kebangkitan Nias Selatan yang pada 28
Maret 2005 mengalami bencana gempa bumi yang telah memakan banyak korban
jiwa dan juga pembangunan yang mau tidak mau harus dimulai dari awal lagi.
Setelah selesai masa pemerintahan Bupati Fahuwusa Laia, maka pada
tanggal 29 Desember 2010 kembali dilaksanakannya Pemilukada yang kedua di
Kabupaten Nias Selatan dengan diikuti oleh 5 Pasangan Calon Bupati dan Wakil
Bupati, yakni :
1. Temazisökhi Halawa dan Foluaha Bidaya (Temafol),
2. Idealisman Dachi dan Huku’asa Ndruru (Ideal),
27

http://nias-selatan.blogspot.co.id/2005_12_01_archive.html diakses pada sabtu,14 Mei 2016
Pukul12.58

Universitas Sumatera Utara

3. Faudu’asa Hulu-Alfred La’ia (Jiwa),
4. Daniel Duha dan Kamarudin La’ia (Damai),
5. Sobamböwö Bu’ulölö dan To’ölö Bago (Solo).
Yang kemudian dimenangkan oleh pasangan nomor urut 2, Idealisman Dachi
yang sebelumnya merupakan anggota DPR dari Partai Bintang Pelopor
Demokrasi (2004‐2009), dan pernah menjadi Wakil Sekretaris dari Fraksi Partai
Demokrat MPR RI (2007‐2009) sebagai Bupati terpilih dan Hukuasa Ndruru
sebagai wakilnya.

Pasangan ini mengusung 3

jargon utama ketika

berkampanye,yaitu :


Pemberantasan Korupsi



Gratis Uang Sekolah/Uang Kuliah



Gratis Pelayanan Dasar Kesehatan
Pada era bupati ini cukup banyak memberikan perubahan-perubahan.

Jargon serba gratis yang telah benar dilaksanakan bahkan sejak tahun 2011
Pemerintah Kabupaten Nias Selatan memberikan beasiswa bagi beberapa siswa
terpilih yang kemudian akan dikirimkan ke beberapa universitas-universitas di
luar Nias dan dibiayai secara keseluruhan oleh Pemerintah Daerah dengan tujuan
untuk melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbaik dari Kabupaten
Nias Selatan dan kelak menjadi tonggak utama dalam mensukseskan programprogram lainnya demi untuk menciptakan Nias Selatan yang maju dan berhasil.
Meskipun pelaksanaannya dirasa terdapat banyak kekurangan termasuk
keterlambatan pemberian dana untuk mahasiswa yang dibiayai di luar Daerah dan
hal ini cukup mengganggu proses study mahasiswa/i yang beberapa orang
memang menaruh harapan penuh dari bantuan dana dari Pemerintah, atau tidak

Universitas Sumatera Utara

mampu membiayai sendiri atau sekedar menutupi keterlambatan Pemerintah
tersebut, dan berbagai permasalahan lainnya, namun terbukti sampai saat ini
kebijakan ini masih terus dilaksanakan.
Setelah berakhirnya masa pemerintahan kepemimpinan Bupati Idealisman
Dachi (2010-2015), Pemilukada Nias Selatan yang ke 3 dilaksanakan serentak
dengan Pemilu di seluruh Indonesia. Bupati Nias Selatan

Sebelumnya,

Idealisman Dachi kembali maju sebagai calon Bupati Nias Selatan periode (20162021), namun tidak berhasil menang. Dengan diikuti 3 pasangan calon Bupati dan
Wakil Bupati ,yaitu :
1. Lianus Ndruru,ST,MM dan Thomas Dachi,SE (Linmas),
2. Idealisman Dachi dan Siotaraizokho Gaho (Ideal-Siga),
3. Dr. Hilarius Duha,SH.,MH dan Sozanolo Ndruru (HD-Sanolo).
Pemilukada ini dimenangkan oleh pasangan HD-Sanolo, yang berkampanye
dengan jargon “melayani, jujur, sederhana”, dengan mengusung misi sebagai
berikut:


Membangun kultur pemerintahan yang bersih,mandiri, transparan dan
berorientasi pada pelayanan.



Pemerataan pembangunan dengan skala prioritas yang berbasis desa.



Menyediakan sistem pelayanan kesehatan yang mudah dan berkualitas
sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 36 tahun 2009.



Menyediakan pendidikan yang berkualitas sebagaimana diamanatkan
dalam Peraturan Daerah nomor 5 tahun 2011 dan UU nomor 20 tahun
2003



Memperkuat sektor pertanian menuju kemandirian pangan.

Universitas Sumatera Utara



Mengembangkan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja dan
mendatangkan investor.



Mengembangkan potensi pariwisata yang berbasis pada sumber daya alam
dan kebudayaan.



Membangun generasi muda yang berkarakter, berbudaya dan beriman.



Memberikan rasa aman dan nyaman di tengah masyarakat.

Bupati dan Wakil Bupati Nias Selatan terpilih ini secara resmi dilantik pada
tanggal 22 April 2016 lalu dan akan menjabat hingga 2021 mendatang.
Secara astronomis Kabupaten Nias Selatan terletak pada titik 10°LU dan
97°-45° BT .Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Sirombu, Kecamatan Mandrehe,
Kecamatan Lolofitu Moi, Kecamatan Idanogawo, dan Kecamatan Bawolato
Kabupaten Nias;
b. SebelahTimur berbatasan dengan Kecamatan NatalKabupaten Mandailing
Natal;
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi
Sumatera Barat ;
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nias Barat dan Samudera
Hindia.28
Nias Selatan terletak di daerah Khatulistiwa maka curah hujan tinggi.
Rata-rata curah hujan pertahun 3077,1 mm dan banyaknya hari hujan dalam
setahun 270 hari atau rata-rata 22 hari perbulan. Akibat banyaknya curah hujan
maka kondisi alamnya sangat lembab dan basah. Musim kemarau dan hujan silih

28

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 2003

Universitas Sumatera Utara

berganti dalam setahun. Disamping itu, struktur batuan dan susunan tanah yang
labil mengakibatkan seringnya banjir bandang dan terdapat patahan jalan-jalan
aspal dan longsor disana-sini, bahkan terjadi Daerah Aliran Sungai berpindahpindah.
Keadaan iklim dipengaruhi oleh Samudera Hindia. Suhu udara berkisar
21°c-36°c dengan kelembaban udara sekitar 80-90% dan kecepatan angin 6-15
Knot/jam. Curah hujan tinggi dan relatif turun hujan sepanjang tahun dan
seringkali dibarengi dengan badai besar. Musim badai laut biasanya berkisar
antara bulan September sampai November, tetapi kadang terjadi badai pada bulan
Agustus, jadi cuaca bisa berubah secara mendadak.
Kabupaten Nias Selatanmempunyai luas wilayah 1.825,2 km², dan
memiliki 104 buah gugusanpulau besar dan kecil. Letak pulau- pulau itu
memanjang sejajar Pulau Sumatera. Panjang pulau-pulau itu lebih kurang 60
kilometer, lebar 40 kilometer. Dari seluruh gugusan pulau itu, ada empat pulau
besar, yakni Pulau Tanah Bala (39,67 km²), Pulau Tanah Masa (32,16 km²), Pulau
Tello (18 km²), dan Pulau Pini (24,36 km²). Tidak seluruh pulau berpenghuni.
Saat ini Masyarakat Nias Selatan tersebar di 21 pulau yang terbagi dalam35
kecamatan,yakni:

Hibala

Fanayama

Ulususua

Idanotae

Tanah Masa

Toma

Lahusa

Ulu Idanotae

Pulau Pulau Batu

Maniamolo

Siduaori

Boronadu

Universitas Sumatera Utara

Pulau Pulau
BatuTimur

Mazino

Somambawa

Lolomatua

Simuk

Luahagundre
Maniamolo

Gomo

Ulunoyo

Susua

Huruna

Mazo

Lolowau

Umbunasi

Hilimegai

Pulau-Pulau Batu
Barat
Pulau-Pulau Batu
Utara
Telukdalam
Oou

Onolalu

Amandraya
Aramo

Onohazumba

Hilisalawa Ahe

Tabel 1. Kecamatan yang ada di Kabupaten Nias Selatan

Keadaan topografi Kabupaten Nias Selatan berbukit-bukit sempit dan
terjal serta pegunungan yang tingginya diatas permukaan laut bervariasi antara 0800 , terdiri dari daratan rendah sampai bergelombang mencapai 24% dari tanah
bergelombang sampai berbukit-bukit 28,8 % dan dari berbukit sampai
pegunungan 51,2 % dari keseluruhan luas daratan.29
Kabupaten Nias Selatan terkenal dengan kekayaan alamnya yang subur
dan masih terjaga keindahannya. Pulau Nias secara umum termasuk salah satu
daerah pariwisata yang terkenal di Indonesia, keindahan akan pantai-pantainya
yang telah dikenal dunia, dan telah menjadi salah satu daya pikat kepada turisturis mancanegara yang berkunjung di Indonesia. Selain karena pantai-pantainya
yang indah seperti pantai Sorake, Pulau Sibaranun, Pulau Asu, Pantai Tureloto,
dan masih banyak pantai-pantai lainnya yang disertai gulungan ombak-ombak
29

Opcit . Nias Selatan Dalam Angka 2015

Universitas Sumatera Utara

yang sangat disukai oleh para peselancar lokal maupun mancanegara,bahkan
sempat dijuluki sebagai “Hawainya” Indonesia, meskipun jika dilihat, sejak
kejadian bencana alam tahun 2005 yang lalu, pariwisata di Nias Selatan
khususnya pantai Sorake terlihat sedikit mengalami kemunduran.
Hal ini dipengaruhi juga oleh kurangnya fokus Pemerintah dalam
memajukan pariwisata di Nias Selatan, termasuk kurangnya akses serta informasiinformasi yang untuk memperkenalkan kekayaan alami Nias Selatan kepada
Indonesia maupun Dunia. Selain kekayaan akan pantai dan ombaknya, Nias,
khususnya Nias Selatan termasuk daerah yang kaya akan kultur seni budaya
megalitiknya. “Hombo batu” atau lompat batu yang terkenal merupakan salah
satu kebudayaan asli dari daerah Nias Selatan. Atraksi ini konon katanya untuk
mempersiapkan prajurit untuk ikut berperang, tapi untuk di masa sekarang
identitas ini kemudian menjadi barang dagangan utama pariwisata Pulau Nias
karena selain menawarkan keunikan dan ketangkasan, tradisi ini juga sudah
berusia tua sehingga patut untuk dilestarikan.
Biasanya dijadikan sebagai pertunjukkan untuk merayakan suatu perayaan
tertentu atau untuk dipertontonkan kepada para wisatawan. Biasanya ditampilkan
bersama dengan Tari Fataele. Tari Fataele atau tarian perang merupakan seni tari
khas dari Nias Selatan. Keindahan kekayaan budaya ini hampir di setiap desa
besar di Nias Selatan. Salah satu yang paling terkenal adalah desa Bawomataluo,
selain lompat batu dan tari perangnya, di desa ini juga terdapat “Omo Sebua” atau
rumah adat asli Nias Selatan yang paling besar jika dibandingkan dengan di desa
lain. Rumah adat ini jika diperhatikan lebih detail akan sangat mencengangkan,
karena keindahan ukiran-ukirannya yang sangat detail dan tanpa menggunakan

Universitas Sumatera Utara

paku untuk menyambung setiap sisi. Di tambah pahatan-pahatan batu ataupun
kayu yang semakin menambahkan kesan eksotisnya keindahan alam dan
kekayaan budaya megalitik di Nias Selatan.
Pada tahun awal pembentukannya, yakni pada tahun 2003, penduduk
Kabupaten Nias Selatan adalah 275.422 jiwa. Menurut hasil pencacahan lengkap
Sensus Penduduk Aceh Nias (SPAN) 2005, penduduk Kabupaten Nias Selatan
berjumlah 270.243 jiwa dengan 49.975 rumah tangga. Penurunan jumlah
penduduk ini lebih diakibatkan oleh bencana alam gempa yang melanda Pulau
Nias pada tanggal 28 Maret 2005, dimana banyak menelan korban jiwa. Selain itu
juga banyak penduduk yang pindah dari daerah ini dengan tujuan tertentu.
Dari hasil estimasi (proyeksi penduduk), jumlah penduduk Kabupaten
Nias Selatan

pada tahun 2008 bertambah menjadi 272.848 jiwa dengan jumlah

rumah tangga sebanyak 51.561 dan kepadatan penduduk sebanyak 149 jiwa per
km². Laju pertumbuhan penduduk Nias Selatan selama kurun waktu tahun 20002008 adalah 0,52% per tahun.
Penduduk perempuan di Nias Selatan lebih besar dari pada penduduk lakilaki dan tersebar di seluruh kecamatan. Ini terlihat dari angka sex ratio sebesar
97,60 yang artinya bahwa jika di Kabupaten Nias Selatah terdapat 10.000 jiwa
perempuan, maka jumlah penduduk laki-laki adalah 9.760 jiwa. Terdapat satu
kecamatan dimana jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari perempuan, yaitu
Kecamatan Telukdalam.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Nias Selatan berada di daerah
pedesaan, dimana pada tahun 2008, jumlah penduduk yang berada di pedesaan
adalah 257.408 jiwa dan di daerah perkotaan sebanyak 15.440 jiwa. Kecamatan

Universitas Sumatera Utara