Teknik Permainan Bansi Oleh Bapak Zul Alinur Di Kota Medan
ABSTRAK
Tulisan ini berjudul “Teknik Permainan Bansi” oleh Bapak Zul Alinur di Kota
Medan.” Bansi adalah salah satu alat musik tradisional Minangkabau yang masuk dalam
klasifikasi alat musik recorder aerophone, yang terbuat dari bambu, mempunyai 1 lubang
hembusan udara, 1 lubang pembelah udara, dan 7 lobang nada yang menghasilkan bunyi
yang melodis.
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui teknik dasar
permainan bansi oleh Bapak Zul Alinur sebagai pemain bansi yang lebih dikenal orang di
Kota Medan. Selain itu juga dideskripsikan fungsi bansi tersebut bagi tradisi musik
Minangkabau, dan menjadi sumber referensi bagi jurusan Etnomusikologi Universitas
Sumatera Utara.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan melakukan penelitian
langsung ke lapangan dan terlibat dalam mempelajari teknik permainan bansi. Penulis juga
melakukan wawancara, rekaman audio dan video kepada narasumber yang dianggap paham
oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut, sehingga memudahkan penulis untuk
menyelesaikan karya ilmiah tersebut.
Teori yang digunakan adalah teori etnosains ditambah dengan struktural dan
fungsional oleh Susumu Khasima.
Dari penelitian ini akan dapat diperoleh informasi tentang teknik dasar permainan
bansi, dan menjadi sumber informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang tehnik
permainan alat musik tersebut. Teknik dasar tersebut adalah: teknik pernafasan yang
menghembus terus menerus (circular breathing), penjarian dengan jari-jari tangan untuk
menghasilkan nada, dan lima teknik menghasilkan bunyi yaitu: (1) gariniak (improvisasi
estetis secara umum pada melodi termasuk bansi), (2) saik (cara menutup lubang nada
perlaahan dan menghasilkan nada legato ke bawah), (3) kalorok (teknik memberi isi
sambungan melodi), (4) pakok (pola menutup lagu), dan (5) langkiang (melengkingkan
dengan nada oktaf)
Kata kunci: teknik, bansi, gariniak, saik, kalorok, pakok, langkiang
5i
Tulisan ini berjudul “Teknik Permainan Bansi” oleh Bapak Zul Alinur di Kota
Medan.” Bansi adalah salah satu alat musik tradisional Minangkabau yang masuk dalam
klasifikasi alat musik recorder aerophone, yang terbuat dari bambu, mempunyai 1 lubang
hembusan udara, 1 lubang pembelah udara, dan 7 lobang nada yang menghasilkan bunyi
yang melodis.
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui teknik dasar
permainan bansi oleh Bapak Zul Alinur sebagai pemain bansi yang lebih dikenal orang di
Kota Medan. Selain itu juga dideskripsikan fungsi bansi tersebut bagi tradisi musik
Minangkabau, dan menjadi sumber referensi bagi jurusan Etnomusikologi Universitas
Sumatera Utara.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan melakukan penelitian
langsung ke lapangan dan terlibat dalam mempelajari teknik permainan bansi. Penulis juga
melakukan wawancara, rekaman audio dan video kepada narasumber yang dianggap paham
oleh masyarakat pendukung kebudayaan tersebut, sehingga memudahkan penulis untuk
menyelesaikan karya ilmiah tersebut.
Teori yang digunakan adalah teori etnosains ditambah dengan struktural dan
fungsional oleh Susumu Khasima.
Dari penelitian ini akan dapat diperoleh informasi tentang teknik dasar permainan
bansi, dan menjadi sumber informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang tehnik
permainan alat musik tersebut. Teknik dasar tersebut adalah: teknik pernafasan yang
menghembus terus menerus (circular breathing), penjarian dengan jari-jari tangan untuk
menghasilkan nada, dan lima teknik menghasilkan bunyi yaitu: (1) gariniak (improvisasi
estetis secara umum pada melodi termasuk bansi), (2) saik (cara menutup lubang nada
perlaahan dan menghasilkan nada legato ke bawah), (3) kalorok (teknik memberi isi
sambungan melodi), (4) pakok (pola menutup lagu), dan (5) langkiang (melengkingkan
dengan nada oktaf)
Kata kunci: teknik, bansi, gariniak, saik, kalorok, pakok, langkiang
5i