Preferensi Masyarakat Pinggiran Kota Medan Terhadap Bank Syariah Chapter III V
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat
sebab-akibat. Penelitian ini menjelaskan hubungan mempengaruhi (independen)
dan dipengaruhi (dependen) dari variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun
bentuk penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang merupakan jenis
penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data yang akan
digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dinyatakan dengan angkaangka dan di analisis menggunakan statistik. Dalam penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data mengenai preferensi masyarakat pinggiran kota Medan
terhadap Bank Syariah.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai preferensi masyarakat pinggiran kota Medan terhadap
Bank Syariah ini mengambil sampel beberapa Kecamatan di Kota Medan dengan
kategori daerah pinggiran kota pada objek penelitian nya sebanyak 4 kecamatan
(Medan Labuhan, Medan Tembung, Medan Amplas dan Medan Tuntungan) dari
total 21 kecamatan yang ada di Kota Medan.
29
Universitas Sumatera Utara
30
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang
menurut data Badan Pusat Statistik per tahun 2015, populasi masyarakat Kota
Medan sebanyak 2.210.624 jiwa (Dua Juta Dua Ratus Sepuluh Ribu Enam Ratus
Dua Puluh Empat)
3.3.2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik convinience
sampling atau sampel dari populasi berdasarkan apa adanya, dengan alasan untuk
kemudahan
mendapatkan
data,
dengan
tanpa
memperhitungkan
derajat
kerepresentativitasnya. Ukuran sampel pada objek penelitian masyarakat
pinggiran Kota Medan yang diambil 4 kecamatan sebagai sampel ditetapkan
sebanyak 25 orang pada masing-masing kecamatannya atau dengan total sampel
sebanyak 100 orang jumlah responden. Jumlah sampel/responden yang ditentukan
ini berdasarkan konvensi atau jumlah yang diyakini sebagai ukuran yang tepat
untuk suatu sampel penelitian dengan menggunakan teknik convinience sampling.
3.4. Definisi Konsep
Tujuan adanya definisi konsep adalah untuk menyederhanakan pemikiran
dan menghindari terjadinya interprestasi ganda dari variabel yang diteliti. Maka
untuk mendapatkan batasan masalah yang jelas pada setiap konsep, peneliti
mengemukakan definisi konsep dalam penelitian ini yaitu :
Universitas Sumatera Utara
31
1.
Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan konsumen, yang mana
menurut Nitisusastro (2013:157) pengetahuan konsumen adalah pengetahuan
mengenai
nama
produk,
manfaat
produk,
untuk
kelompok
mana
diperuntukkan, berapa harganya dan dimana produk tersebut dapat diperoleh.
2.
Sikap
Sikap yang dimaksud adalah sikap konsumen, menurut Kotler (2008:246)
sikap konsumen adalah evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang yang
relatif konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. Sikap menempatkan
seseorang kedalam satu pikiran menyukai atau tidak menyukai sesuat,
bergerak mendekati atau menjauhi sesuatu.
3.
Keputusan
Keputusan yang dimaksud adalah keputusan pembelian, menurut Kotler
(2008:181) keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau
membeli atau tidak terhadap produk.
3.5. Definisi Operasional
Defenisi operasional pada dasarnya bertujuan untuk mengukur variabel
yang digunakan dalam sebuah penelitian agar menjadi lebih konkrit untuk
dipahami lebih mendalam.
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Jenis
Nama
Variabel
Variabel
Variabel
Defenisi
Pengetahuan Pengetahuan
Indikator
mengenai 1. Pemahaman Umum Likert
Independen
nama
manfaat
Tentang
(X)
produk, untuk kelompok
Syariah
mana
pengetahuan
produk,
berapa
Skala
diperuntukkan,
harganya
Bank
dasar
dan
yang diketahui oleh
dimana produk tersebut
konsumen mengenai
dapat diperoleh.
Perbankan Syariah
2. Syariah/Agama
Konsep syariat Islam
dalam
Perbankan
Syariah
3. Sistem Bagi Hasil
Bank
Syariah
menerapkan
sistem
bagi hasil
4. Akad
Bank
Syariah
menerapkan
konsep
akad/perjanjian
di
dalam transaksi
5. Jenis Produk
Bank
Syariah
menawarkan
berbagai
jenis
produk perbankan
Sikap
Evaluasi,
perasaan
dan 1. Percaya
kecenderungan seseorang
Konsep garansi
yang relatif konsisten
Universitas Sumatera Utara
33
Jenis
Nama
Variabel
Variabel
Defenisi
Indikator
Skala
terhadap suatu objek atau
keyakinan
gagasan.
kepercayaan
yang
ditawarkan
Bank
Sikap
menempatkan
kedalam
menyukai
seseorang
satu
atau
dan
pikiran
Syariah
kepada
tidak
nasabah
dalam
menyukai sesuat, bergerak
bertransaksi
mendekati atau menjauhi 2. Prospektif
sesuatu.
Bank
Syariah
memiliki
peluang
bagus
dan
menjanjikan
dalam
bertransaksi
3. Dikenal
Kemudahan
masyarakat
mengetahui
bentuk
segala
dan
kegiatan
jenis
secara
umum
dari
Perbankan Syariah
4. Profesionalisme
Tanggungjawab
yang diberikan Bank
Syariah dalam
Universitas Sumatera Utara
34
Jenis
Nama
Variabel
Variabel
Defenisi
Indikator
Skala
menjamin transaksi
dan
kepercayaan
nasabah.
Variabel
Keputusan
Tanggungjawab
yang 1. Menabung
Dependen
diberikan Bank Syariah
Keputusan
(Y)
dalam
untuk
transaksi,
menjamin
simpati
kepercayaan nasabah.
dan
Likert
nasabah
mau
menitipkan uang nya
di Bank Syariah
2. Meminjam
Pilihan
nasabah
untuk
mau
meminjam uang dari
Bank Syariah
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini oleh penulis (2016)
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.6.1
1.
Sumber Data
Data Primer
Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang diperoleh langsung
dari lokasi penelitian yakni daerah pinggiran Kota Medan. Data yang diperoleh
berupa data mengenai preferensi masyarakat pinggiran kota Medan terhadap Bank
Syariah. Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Kuesioner
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survey yang menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang
disampaikan
langsung
kepada
responden.
Kuesioner
merupakan
teknik
Universitas Sumatera Utara
35
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab.
Teknik pengumpulan data dengan kuesioner yang dilakukan dalam
penelitian ini diberikan kepada masyarakat pinggiran kota Medan sebagai
responden yang akan menjawab semua butir pertanyaan dengan mengambil
sampel beberapa Kecamatan di kota Medan dengan kategori daerah pinggiran
kota sebanyak 4 kecamatan pada objek penelitian nya (Medan Labuhan, Medan
Tembung, Medan Amplas dan Medan Tuntungan) dari total 21 kecamatan yang
ada di Kota Medan.
Pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner ini adalah pertanyaan tertutup,
yaitu model pertanyaan tersebut telah disediakan jawabannya, sehingga responden
hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau
pilihannya.
b. Wawancara
Merupakan instrumen yang digunakan untuk menggali data secara lisan
dengan melakukan tanya jawab dengan responden untuk memastikan kococokan
responden dengan kriteria dan persyaratan yang diperlukan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, teknik wawancara tidak terstruktur juga digunakan untuk
mendukung akurasi dan kelengkapan kuesioner atas jawaban yang diberikan oleh
responden.
2.
Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain, yang gunanya untuk mendukung data primer yang
Universitas Sumatera Utara
36
telah didapat dari responden. Data sekunder dalam penelitian ini antara lain
diperoleh dari :
a. Studi Kepustakaan
Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah
berupa jurnal, tesis maupun penelitian terdahulu dan pendapat para ahli yang
memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
b. Studi Dokumentasi
Merupakan pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan
catatan-catatan tertulis, serta sumber-sumber lain yang relevan yang ada di lokasi
penelitian yang menyangkut masalah yang sedang diteliti.
3.6.2 Skala Instrumen Pengumpulan Data
Skala instrumen pengumpulan data dalam pengukuran variabel bebas dan
terikat pada penelitian ini menggunakan skala likert atau summated rating. Skala
likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian
(fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat dan persepsi sosial seseorang
atau sekelompok orang (Hasan, 2002:72).
Skala likert sangat sesuai digunakan dalam penelitian ini, dikarenakan
penelitian ini yang bertujuan untuk mencari tahu pereferensi masyarakat terhadap
Bank syariah. Peneliti melakukan penyederhanaan dalam penentuan skor yang
ditampilkan dalam tabel 3.2 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
37
Tabel 3.2 Skala Likert
No.
Alternatif Jawaban
Skor
1.
Sangat Setuju
5
2.
Setuju
4
3.
Netral
3
4.
Tidak Setuju
2
5.
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber : Hasan (2002:72)
3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Metode Uji Instrumen
Sebelum penelitian dilakukan, perlu adanya pengujian terhadap dua
konsep besar dalam bidang meassurment yaitu validitas dan reliabilitas terhadap
daftar pertanyaan yang digunakan. Pengujian validitas dan reabilitas daftar
pertanyaan ini dimaksudkan agar daftar pertanyaan yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang
memenuhi syarat. Tahapan-tahapan yang digunakan untuk menganalisis data yaitu
:
3.7.1.1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumendigunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir dapat dilihat
pada kolom corrected item-total correlations) dengan r tabel untuk degree
Universitas Sumatera Utara
38
offreedom (df)= n-k, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah
item. Jika r hitung >r tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali,
2006:45).
Pada penelitian ini uji validitas akan dilaksanakan dengan bantuan
program SPSS (Statistical Package For Social Sciences). Untuk menentukan
nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsuktasikan dengan
table r produk moment. Kriteria penilaian uji validitas adalah :
a.
Apabila r hitung >r table, maka item kuesioner itu valid.
b.
Apabila r hitung 10 maka ada multikolinieritas
3.7.2.3. Uji Hetrokedastisitas
Uji hetrokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut
Universitas Sumatera Utara
41
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterodasitisitas. Model regresi yang
baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi hetrokedastisitas (Ghozali,
2006:105).
Adapun dasar atau kriteria pengambilan keputusan berkaitan dengan
gambar tersebut adalah :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka diindikasi terdapat masalah hetrokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasi tidak terdapat
hetrokedastisitas.
3.7.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Secara umum analisis ini digunakan untuk meneliti pengaruh dari beberapa
variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y) Ghozali
(2006:82). Pada regresi linier berganda variabel independen (variabel X) yang
diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel dependen (variabel Y) jumlah
lebih dari satu. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah pengetahuan
(X1) dan sikap (X2) sedangkan variabel dependen adalah keputusan (Y), sehingga
persamaan regresi berganda yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan :
Y = Keputusan
α = Konstanta
Universitas Sumatera Utara
42
X1 = Pengetahuan
X2 = Sikap
β1 = Koefisien regresi dari variabel X1 (Pengetahuan)
β2 = Koefisien regresi dari variabel X2 (Sikap)
e = residual eror
3.7.4. Uji Hipotesis
3.7.4.1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen terhadap variabel
dependen, maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan
pengujian secara parsial menggunakan uji t. Uji t menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2006:84).
Untuk menguji apakah masing-masing variabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen secara parsial dengan menentukan
derajat kepercayaan 95% (α = 0,05) dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa,
maka cara yang dilakukan adalah :
1. H0 : β = 0, artinya variabel X1 dan X2 tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap variabel Y.
2. Ha : β > 0, artinya variabel X1 dan X2 mempunyai pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap variabel Y.
Dengan pengambilan keputusan dapat dengan tiga cara :
1. Dengan membandingkan t hitung dan t tabel.
Universitas Sumatera Utara
43
a.
Apabila t hitung > t tabel, maka ada pengaruh antara variabel X
masing-masing dengan variabel Y. (H0 ditolak dan Ha diterima)
b.
Apabila t hitung < t tabel, maka tidak ada pengaruh antara variabel X
masing-masing dengan variabel Y. (Ha diterima dan H0 ditolak)
2. Dengan menggunakan angka signifikasi
a.
Apabila angka signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
b.
Apabila angka signifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
3. Membuat kesimpulan
a.
Bila (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya
variabel
independen
secara
parsial
mempengaruhi
variabel
dependen.
b.
Bila (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan ditolak. Artinya
variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel
dependen.
Mencari t hitung dengan rumus :
� √� − �
Keterangan :
R
= Koefisien korelasi
R2
= Koefisien determinasi
n
= Banyaknya sampel
√� − ��
Universitas Sumatera Utara
44
3.7.4.2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Menurut Ghozali (2006:98), uji F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Rumusnya adalah
sebagai berikut:
��� � =
Keterangan:
�� /�
(� − �� )/(� − � − �)
F
= Diperoleh dari tabel distribusi
k
= Jumlah variabel independen
R2
= Koefisien determinasi ganda
n
= Jumlah sampel
Pengambilan keputusan dari output SPSS dilakukan berdasarkan
perbandingan nilai F hitung dengan melihat tingkat signifikansinya, kemudian
membandingkan dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan (5% atau 0,05).
Kriterian pengujian penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. H0 : Secara bersama-sama (simultan), variabel independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Ha : Secara bersama-sama (simultan), variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian dengan melihat output SPSS adalah sebagai berikut :
1. Jika signifikansi F hitung < alpha 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima
yang artinya seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
45
2. Jika signifikansi F hitung > alpha 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak
yang artinya seluruh variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3. Apabila F hitung > F tabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima
4. Apabila F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
3.7.4.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2011:97), koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 (0%) < R2 < 1 (100%).
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
(100%) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Koefisien Determinasi (R2) digunakan juga untuk mengukur seberapa
besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Jika Koefisien
Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik
kemampuan X menerangkan Y. Sebaliknya, jika semakin kecil (mendekati nol),
maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap
variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Pada penelitian dengan melihat nilai adjusted R square pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik, ini juga menunjukkan sumbangan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adjusted R Square
biasanya untuk mengukur sumbangan pengaruh jika dalam regresi menggunakan
Universitas Sumatera Utara
46
lebih dari dua variabel independen (Priyatno, 2014:156). Nilai adjusted R square
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model (Kuncoro, 2013: 221).
�=
� ∑ �� − ∑ � ∑ �
�{� ∑ �� (∑ �)� }{� ∑ �� − (∑ �)� }
Keterangan:
� = (�)2 × 100%
R = Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat
N = Banyaknya sampel
X = Skor tiap item
Y = Skor total variabel
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
Sejarah Umum Kota Medan
Kota Medan adalah ibu kota propinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini
merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, serta
kota terbesar di pulau Jawa. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah
Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara
Internasional Kuala Namu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia.
Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara di lengkapi oleh jalan tol
dan kereta api. Medan adalah kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan
bandara dengan kereta api. Berbatasan dengan Selat Malaka menjadikan Medan
kota perdagangan, industri dan bisnis yang sangat penting di Indonesia.
Medan berasal dari kata bahasa Tamil maidhan atau maidhanam, yang berarti
tanah lapang atau tempat yang luas, teradopsi ke bahasa Melayu. Medan berawal
dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai
Deli dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada tanggal 1 Juli
1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan
Kesultanan Deli, sebuah kerajaan Melayu yang sebelumnya adalah Kerajaan Aru.
Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun
1632 oleh Tuanku Panglima Gocah pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli
(kini
Kota
Medan
dan
Kabupaten
Deli
Serdang,
Indonesia).
47
Universitas Sumatera Utara
48
Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson
dari Inggris pada tahun 1833, yang mengunjungi Tanah Deli dan menemukan
sebuah perkampungan yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200
orang dan seorang pemimpin bernama Raja Pulau Berayan yang sudah sejak
beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan
pengangkut lada yang menuruni sungai. Peradaban di Medan terus berkembang
hingga pemerintah Hindia Belanda Pada tahun 1886, secara resmi memberikan
status kota dan menjadikannya pusat pemerintahan Karesidenan Sumatera Timur
sekaligus ibukota Kesultanan Deli. Memasuki abad ke-20 atau tahun 1909 Medan
menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial
membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama
terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra Melayu dan seorang
Tionghoa.
Medan adalah kota multietnis yang mana penduduknya terdiri dari orangorang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain
Melayu sebagai penghuni awal, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak,
Tionghoa, Mandailing dan Minangkabau, mengingat fakta sejarah pada akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan.
Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli
kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti
mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari
menginggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian
sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang
Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan
Universitas Sumatera Utara
49
sektor perdagangan dan hingga kini mayoritas penduduk Medan bekerja di sektor
perdagangan, sehingga banyak ditemukan ruko di berbagai sudut kota.
Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh,
mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi
untuk berdagang menjadi guru dan ulama.
Kota Medan saat ini dipimpin oleh Dzulmi Eldin sebagai Wakikota dan
Akhyar Nasution sebagai Wakil Walikota, wilayah Kota Medan dibagi menjadi 21
kecamatan dan 151 kelurahan dengan luas areal Kota sebesar 26.510 ha (265,10
km2) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Kota Medan juga
memiliki beragam etnis dengan mayoritas penduduk beretnis Jawa, Batak,
Tionghoa
dan
Minangkabau.
Adapun
etnis
aslinya
adalah
Melayu.
Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah rumah ibadah yakni masjid,
gereja, vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota.
4.1.2
Semboyan dan Visi Misi Kota Medan
Semboyan
“Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran Kota
Medan metropolitan”
Visi Misi Kota Medan
Visi :
“Menjadi Kota Masa Depan yang Multikultural, Berdaya Saing, Humanis,
Sejahtera dan Religius”
Universitas Sumatera Utara
50
Misi :
2.
Kerjasama
Menumbuhkembangkan stabilitas, kemitraan, partisipasi dan kebersamaan
dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota.
3.
Kreativitas dan Inovasi
Meningkatkan efisiensi melalui deregulasi dan debirokratisasi sekaligus
penciptaan iklim investasi yang semakin kondusif termasuk pengembangan
kreatifitas dan inovasi daerah guna meningkatkan kemampuan kompetitif serta
komperatif daerah.
4.
Kebhinekaan
Mengembangkan kepribadian masyarakat kota bersarakan etika dan moralitas
keberagaman agama dalam bingkai kebhinekaan.
5.
Penanggulangan Kemiskinan
Meningkatkan
percepatan
dan
perluasan
program
penanggulangan
kemiskinan.
6.
Multikulturalisme
Menumbuhkembangkan harmonisasi, kerukunan, solidaritas, persatuan dan
kesatuan serta keutuhan sosial, berdasarkan kebudayaan daerah dan identitas lokal
multikulturalisme.
7.
Tata Ruang Kota yang Konsisten
Menyelenggarakan tata ruang kota yang konsisten serta didukung oleh
ketersediaan infrastruktur dan utilitas kota yang semakin modern dan
berkelanjutan.
Universitas Sumatera Utara
51
8.
Peningkatan Kesempatan Kerja
Mendorong peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat
melalui peningkatan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat secara merata dan
berkeadilan.
9.
Smart City
Mengembangkan Medan sebagai Smart City
4.1.3
Lambang Kota Medan
Gambar 4.1 Lambang Kota Medan
Sumber : Pemko Medan (2017)
•
17 biji padi berarti tanggal 17 dari hari Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia.
•
8 bunga kapas berarti bulan 8 dari tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia.
•
4 tiang dan 5 bagian dari perisai berarti tahun 45 dari Proklamasi Indonesia.
•
Satu bambu runcing yang terletak dibelakang perisai adalah lambang
perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, dan lima bahan-bahan pokok
Universitas Sumatera Utara
52
yang terpenting dihadapan bambu runcing berarti Kemakmuran Serta
Keadilan Sosial yang merata ada dihadapan kita.
•
Bintang yang bersinar lima adalah Bintang Nasional yang berarti bahwa
hidup penduduk Kota Medan khususnya dan Indonesia umum nya akan
bersinar-sinar bahagia dan lepas dari kemiskinan dan kemelaratan.
•
Lima sinar bintang berarti lima bahan pokok terpenting yang diekspor dari
Kota Medan dan lima bahagian perisai berarti Pancasila yang menjadi Dasar
Negara Republik Indonesia.
4.1.4
Sejarah Singkat Perkembangan Bank Syariah di Kota Medan
Secara formal perkembangan perbankan Islam di Indonesia baru dimulai
pada tahun 1992, akan tetapi perkembangan perbankan Islam di tanah Air
sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh sebelum tahun
tersebut. Ide pendirian Bank berbasis syariah bermula dari lokakarya “Bunga
Bank Perbankan” yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pada tanggal 10-18 Agustus di Cisarua. Ide ini kemudian lebih dipertegas lagi
dalam Munas IV MUI di Hotel Sahid Jaya tanggal 22-25 Agustus 1990 di Jakarta.
Atas dasar amanat Munas IV inilah dimulainya langkah awal untuk mendirikan
Bank Islam.
Setelah Munas IV berlangsung, MUI tidak terlalu lama membentuk
kelompok kerja (POKJA) dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk membantu
kelancaran persiapan berdirinya sebuah Bank Islam di Indonesia, yang diketuai
oleh Bapak Prodjokusumo, Sekretaris Jendral MUI. Lantas Tim POKJA
membentuk tim kecil “Penyaiapan Buku Panduan Bank Tanpa Bunga”, yang
diketuai oleh Bapak Dr. Ir. M. Amin Aziz. Untuk membantu kelancaran Tim MUI
Universitas Sumatera Utara
53
terutama untuk masalah-masalah legal maka dibentuk Tim Hukum ICMI yang
diketuai oleh Drs. Karnaen Purwaatmadja, MPA.
Fokus paling utama yang dilakukan oleh Tim Perbankan MUI disamping
melakukan pendekatan-pendekatan dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait
adalh menyelenggarakan suatu pelatihan calon staf melalui “ Managemant
Development Program” (MDP) di LIPI, Jakarta. Pelatihan tersebut dibuka pada
tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan Bapak Drs. Nasrudin
Suumintraputra, MA, dan meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk menjadi
pemegang saham pendiri.
Ikut sertanya Bapak Soeharto sebagai pemerakarsa pendirian bank syariah
pertama di Indonesia, serta peran pribadi beberapa mantan menteri dan menteri
kabinet pembanungan V, Ir. Hartarto, Drs. Arifin M Siregar, Ir. Azwar Anas
dalam proses pendirian nya, telah semakin memantapkan pelaksanaan rencana
tersebut. Demikian pula keberhasilan sisi-sisi pengumpulan dana yang tak akan
tercapai sedemikian rupa tanpa peran aktif para pengusaha muslim Indonesia yang
tercantum dalam 227 pemegang saham pendirian Bank Muamalat Indonesia.
Hingga pada tanggal 1 Mei 1992, Menteri Keuangan dan dihadiri
Gubernur BI berkenan untuk meresmikan beroprasinya BMI yang diadakan di
kantor pusatnya di Gedung Arthaloka, Jl. Jend. Sudirman No.2 Jakarta.
Wilayah Medan merupakan daerah yang pendudukanya sangat hetrogen
terdiri dari banyak suku bangsa dan agama. Hal ini memaksa masyarakat Islam
untuk berkompetisi lebih tajam terutama di bidang muamalah. Masyarakat Islam
sama-sama mengetahui bahwa lembaga keuangan yang berorientasi ke syariah
Universitas Sumatera Utara
54
Islam sangat kecil jumlahnya, kenyataan ini merupakan pukulan yang pahit bagi
umat Islam di medan yang secara kuantitatif cukup besar jumlahnya.
Secara perlahan wilayah Medan mulai mengadakan pengkajian-pengkajian
khususnya dibidang muamalah dengan mendatangkan ahli-ahli baik dari dalam
negeri (antara lain M. Safi’i Antonio) maupun dari luar negeri (antara lain dari
UIA Malaysia). Kajian-kajian tersebut yang pada akhirnya menetaskan pada
beberapa bank Perkreditan rakyat Syariah yang secara perlahan namun pasti yang
kini baru berjumlah 3 (tiga) BPRS. Secara umum Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS) yang ada di Medan adalah :
1.
BPRS Kafalatul Ummah pada tanggal 11 Juli 1994 (peresmian simbolis) dan
beroprasi pada tanggal 18 Juli 1994, BPRS ini dipelopori oleh ICMI Medan
bertempat di Jl. Medan Binjai Km.9,2 No.18 B Kp.Lalang Medan.
2.
BPRS Gebu Prima beroprasi pada tanggal 08 November 1996 yang
dipelopori oleh tokoh-tokoh BM-3 Medan dan tohoh-tokoh masyarakat
Medan dan beralamat di Jl. Garuda Ruko No.6 Perumnas Mandala Deli
Serdang.
3.
BPRS Puduarta Insani berdiri pada tanggal 18 Juni 1996 yang dipelopori oleh
tokoh-tokoh IAIN Medan dan beralamt Jl. Pekan Raya No.31-A Tembung
Deli Serdang.
Memasuki abad ke-21 perbankan di Indonesia menghadapi permasalahan
yang cukup kompleks, permasalahan yang dihadapi perbankan nasional terbagi
dua yaitu permasalahan yang datang dari dalam bank dan permasalahan yang
datang dari luar bank. Permasalahan yang datang dari dalam atau internal bank
yang paling mencolok saat ini salah satunya adalah struktur modal bank. Banyak
Universitas Sumatera Utara
55
bank umum nasional mempunyai modal yang rendah sehingga menyulitkan bagi
bank sendiri dalam operasional nya. sedangkan permasalahan yang datang dari
luar bank salah satunya adalah kondisi perekonomian nasional yang memburuk
akibat krisis ekonomi dan moneter. Melemahnya perekonomian menimbulkan
permasalahan bagi bank untuk menerima kembali pembiyayaan yang diberikan
kepada para pelaku ekonomi. Permasalahan tersebut disebut kredit macet atau
kegagalan kredit.
Akibat timbulnya kegagalan pembiyaan dan permodalan bank yang relatif
kecil ini membuat banyak bank-bank umum nasional menjadi “sakit” sehingga
harus di likuidasi oleh BI sebagai otoritas moneter yang mempunyai wewenang
untuk mengawasi bank-bank umum nasional sesuai dengan UU Perbankan yang
baru No. 10 Tahun 1998. Sebagian bank tersebut harus masuk ruang gawat
darurat dari BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) sebagai lembaga
keuangan yang ditunjuk pemerintah untuk penyehatan perbankan nasional dan
membantu BI dalam hal pengawasan.
Hingga tepatnya pada 4 April 1998 pemerintahan Presiden Soeharto,
kembali menutup sebelas bank yang bermasalah, berbagai penutupan yang
dilakukan oleh pemerintah tersebut ternyata hanya terjadi pada perbankan
konvensional, karena perbankan konvensional saat itu hanya mengalami kerugian
akibat negative spread . Perbankan Islam justru tidak mengalami krisis negative
spread tersebut, melainkan menunjukan ketangguhan nya pada medio awal krisis
moneter dan hanya berdampak pada kerugian operasional perusahaan.
(Wikipedia:2016).
Universitas Sumatera Utara
56
4.2 Analisis Deskriptif
4.2.1 Analisis Deskriptif Presentase Responden
Penelitian ini mengangkat fenomena mengenai preferensi masyarakat
terhadap bank syariah yang dilakukan di beberapa kecamatan yang tergolong
daerah pinggiran di kota Medan, yakni sebanyak 4 kecamatan (Medan Labuhan,
Medan Tembung, Medan Amplas dan Medan Tuntungan) dari 21 kecamatan yang
ada di Kota Medan dan dari masing-masing kecamatan tersebut ditentukan jumlah
responden sebanyak 25 orang (responden) per kecamatan atau total 100 orang
responden dari 4 kecamatan yang terlibat dalam penelitian ini.
Tabel 4.1 Hasil Presentase Responden Berdasarkan Kecamatan
No.
Kecamatan
Frekuensi
Presentase
1.
Medan Labuhan
25
25%
2.
Medan Tembung
25
25%
3.
Medan Amplas
25
25%
4.
Medan Tuntungan
25
25%
Jumlah
100
100%
Sumber : Hasil pengoolahan data penelitian (2017)
Universitas Sumatera Utara
57
4.2.2
Analisis Deskriptif Identitas Responden
Identitas responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, agama,
usia, pendidikan terakhir, profesi dan pendapatan.
1.
Identitas responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 Hasil Presentase Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Presentase
Laki-laki
44
44%
Perempuan
56
56%
Total
100
100%
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan jumlah responden yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 44 responden atau 44% sedangkan jumlah responden
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 56 responden atau 56% dari total
keseluruhan 100 orang responden yang teridentifikasi pada penelitian ini.
2.
Identitas responden berdasarkan agama
Tabel 4.3 Hasil Presentase Berdasarkan Agama Responden
Agama
Jumlah Responden
Presentase
Islam
91
91%
Kristen
7
7%
Katholik
2
2%
Universitas Sumatera Utara
58
Agama
Jumlah Responden
Presentase
Hindu
0
0
Budha
0
0
Konguchu
0
0
Lain-lain
0
0
Total
100
100%
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan jumlah responden yang
beragama Islam sebanyak 91 responden atau 91% sedangkan jumlah responden
yang beragama Kristen sebanyak 7 responden atau 7% dan yang beragama
Khatolik sebanyak 2 responden atau 2% sedangkan agama yang lain seperti
Hindu, Budha dan Konguchu tidak teridentifikasi dari total keseluruhan 100 orang
responden yang teridentifikasi pada penelitian ini.
3.
Identitas responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 Hasil Presentase Berdasarkan Usia Responden
Usia
Jumlah Responden
Presentase
20-29 Tahun
69
69%
30-39 Tahun
15
15%
40-49 Tahun
12
12%
50-59 Tahun
4
4%
60-69 Tahun
0
0
Total
100
100%
Universitas Sumatera Utara
59
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan jumlah responden yang berusia
antara 20-29 tahun sebanyak 69 responden atau 69% sedangkan jumlah responden
yang berusia 30-39 tahun sebanyak 15 responden atau 15%, sedangkan yang
berusia 40-49 tahun sebanyak 12 responden atau 12% dan yang berusia 50-59
tahun sebanyak 4 responden atau 4% sedangkan rentan usia 60-69 tahun tidak
teridentifikasi dari total keseluruhan 100 orang responden yang diteliti pada
penelitain ini.
4.
Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.5 Hasil Presentase Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan
Jumlah Responden
Presentase
SD
1
1
SMP
0
0
SMA
38
38%
D3-S1
58
58%
S2-S3
3
3%
Total
100
100%
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukan jumlah responden yang
berpendidikan SD sebanyak 1 responden atau 1%, sedangkan jumlah responden
yang berpendidikan SMP tidak ada sama sekali responden yang teridentifikasi
berpendidikan terakhir SMP sedangkan yang berpendidikan SMA sebanyak 38
Universitas Sumatera Utara
60
responden atau 38% dan yang berpendidikan D3-S1 sebanyak 58 responden atau
58% sedangkan yang berpendidikan S2-S3 sebanyak 3 orang atau 3% dari total
keseluruhan 100 orang responden yang diteliti pada penelitian ini.
5.
Identitas responden berdasarkan profesi
Tabel 4.6 Hasil Presentase Profesi Responden
Profesi
Jumlah Responden
Presentase
Mahasiswa
34
34%
PNS/BUMN
9
9%
Pegawai Swasta
28
28%
Pengusaha/Wiraswasta
18
18%
Ibu Rumah Tangga
11
11%
Pensiunan
0
0
Lain-lain
0
0
Total
100
100%
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukan jumlah responden yang
berprofesi sebagai mahasiswa sebanyak 34 responden atau 34%, sedangkan
jumlah responden yang berprofesi sebagai PNS/BUMN sebanyak 9 responden
atau 9%, sedangkan yang berprofesi sebagai pegawai swasta sebanyak 28
responden atau 28% sedangkan yang berprofesi sebagai pengusaha/wiraswasta
sebanyak 18 responden atau 18% sedangkan yang berprofesi sebagai ibu rumah
tangga sebanyak 11 orang atau 11% dan untuk yang berprofesi sebagai pensiunan
Universitas Sumatera Utara
61
sebanyak 0 atau tidak ada sama sekali teridentifikasi dalam penelitian ini dan yang
terakhir yang berprofesi lain-lain atau diluar dari profesi yang diajukan dalam
survei kuesioner ini juga tidak ada sama sekali teridentifikasi dalam penelitian ini
dari total keseluruhan 100 orang responden yang diteliti pada penelitian ini.
6.
Identitas responden berdasarkan pendapatan per bulan responden
Tabel 4.7 Hasil Presentase Pendapatan Per Bulan Responden
Pendapatan Per Bulan
Jumlah Responden
Presentase
Rp.5.000.000
9
9%
Total
100
100%
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukan jumlah responden yang
berpendapatan per bulan nya sebesar Rp.5.000.000
sebanyak 9 orang atau 9% dari total keseluruhan 100 orang responden yang
diteliti pada penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
62
4.2.3
Analisis Deskriptif Variabel
Pada bagian ini disajikan mengenai data dari variabel penelitian, yang
terdiri dari variabel bebas yakni pengetahuan (X1) dan sikap (X2) serta variabel
terikat yakni keputusan terhadap Bank Syariah (Y) yang dapat dikembangkan
menjadi indikator penelitian dan pertanyaan yang diajukan kepada responden
dalam penelitian ini.
4.2.3.1. Penilaian Responden Terhadap Variabel Pengetahuan (X1)
Dalam mengukur variabel bebas yakni pengetahuan (X1), peneliti
menggunakan 5 (lima) indikator yaitu pemahaman umum tentang Bank Syariah,
syariah/agama, sistem bagi hasil, akad dan jenis produk. Kemudian indikatorindikator tersebut dikembangkan menjadi 10 (sepuluh) item pertanyaan, dari
pertanyaan tersebut diperoleh jawaban seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Tentang Bank Syariah Adalah Bank Yang
Lebih Menguntungkan Dan Lebih Adil Secara Ekonomi
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
29
29%
2.
Setuju
69
69%
3.
Netral
2
2%
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Universitas Sumatera Utara
63
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 69% (69 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 29% (29 responden) dan
pernyataan “Netral” sebesar 2% (2 responden). Hal ini menunjukan bahwa
masyarakat pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat setuju bahwa Bank
Syariah adalah bank yang lebih menguntungkan dan lebih adil secara ekonomi,
dan hal ini dipertegas pula dengan tidak ada nya pernyataan dari responden yang
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan ini.
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Tentang Bank Syariah Merupakan Salah Satu
Bank Yang Memperoleh Tingkat Kepercayaan Yang Baik Dari Masyarakat
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
31
31%
2.
Setuju
67
67%
3.
Netral
1
1%
4.
Tidak Setuju
1
1%
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 67% (67 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 31% (31 responden)
pernyataan “Netral” sebesar 1% (1 responden) dan pernyataan “Tidak Setuju”
sebesar 1% (1 responden). Hal ini menunjukan bahwa masyarakat pinggiran kota
Universitas Sumatera Utara
64
Medan mayoritas berpendapat setuju bahwa Bank Syariah merupakan salah satu
bank yang memperoleh tingkat kepercayaan yang baik dari masyarakat.
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Tentang Dasar Anda Memilih Bank Syariah
Karena Adanya Fatwa MUI Yang Mengharamkan Bunga Bank
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
44
44%
2.
Setuju
54
54%
3.
Netral
2
2%
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 54% (54 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 44% (44 responden)
pernyataan “Netral” sebesar 2% (2 responden) dan pernyataan “Tidak Setuju dan
Sangat Tidak Setuju” masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat
setuju bahwa dasar anda memilih Bank Syariah karena adanya fatwa MUI yang
mengharamkan bunga bank dan hal ini dipertegas pula dengan tidak ada nya
pernyataan dari responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju
terhadap pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Tentang Bank Syariah Tidak Menggunakan
Bunga Bank Karna Bertentangan Dengan Syariat Agama Islam
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
41
41%
2.
Setuju
58
58%
3.
Netral
1
1%
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 58% (58 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 41% (41 responden)
pernyataan “Netral” sebesar 1% (1 responden) dan pernyataan “Tidak Setuju dan
Sangat Tidak Setuju” masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat
setuju bahwa Bank Syariah tidak menggunakan bunga bank karna bertentangan
dengan syariat agama Islam dan hal ini dipertegas pula dengan tidak ada nya
pernyataan dari responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju
terhadap pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Tentang Sistem Bagi Hasil Adalah Sistem
Yang Universal Dan Dapat Diterima Karena Bersifat Menguntungkan Baik
Bank Maupun Masyarakat
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
38
38%
2.
Setuju
61
61%
3.
Netral
1
1%
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 61% (61 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 38% (38 responden)
pernyataan “Netral” sebesar 1% (1 responden) dan pernyataan “Tidak Setuju dan
Sangat Tidak Setuju” masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat
setuju bahwa sistem bagi hasil adalah sistem yang universal dan dapat diterima
karena bersifat menguntungkan baik bank maupun masyarakat dan hal ini
dipertegas pula dengan tidak ada nya pernyataan dari responden yang menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Tentang Sistem Bagi Hasil Adalah Sistem
Yang Lebih Berkeadilan Dibandingkan Dengan Sistem Bunga Bank
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
32
32%
2.
Setuju
66
66%
3.
Netral
2
2%
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 66% (66 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 32% (32 responden)
pernyataan “Netral” sebesar 2% (2 responden) dan pernyataan “Tidak Setuju dan
Sangat Tidak Setuju” masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat
setuju bahwa sistem bagi hasil adalah sistem yang lebih berkeadilan dibandingkan
dengan sistem bunga bank dan hal ini dipertegas pula dengan tidak ada nya
pernyataan dari responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju
terhadap pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Tentang Hubungan Antara Nasabah Dan
Bank Syariah Adalah Mitra Kerjasama Yang Berdasar Atas Saling Percaya
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
34
34%
2.
Setuju
66
66%
3.
Netral
0
0
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 66% (66 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 34% (34 responden)
sementara untuk pernyataan “Netral, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju”
masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini menunjukan bahwa masyarakat
pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat setuju hubungan antara nasabah
dan Bank Syariah adalah mitra kerjasama yang berdasar atas saling percaya dan
hal ini dipertegas pula dengan tidak ada nya pernyataan dari responden yang
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju bahkan netral sekalipun terhadap
pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Tentang Konsep Akad/Perjanjian Lebih
Transparan Dan Adil Untuk Kedua Belah Pihak Sesuai Dengan Kesepakatan
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
44
44%
2.
Setuju
56
56%
3.
Netral
0
0
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 56% (56 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 44% (44 responden)
sementara untuk pernyataan “Netral, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju”
masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini menunjukan bahwa masyarakat
pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat setuju konsep akad/perjanjian lebih
transparan dan adil untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan dan hal
ini dipertegas pula dengan tidak ada nya pernyataan dari responden yang
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju bahkan netral sekalipun terhadap
pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Tentang Persyaratan Dalam Penawaran Jenis
Produk Bank Syariah Tidak Berbelit-Belit Dan Tanpa Jaminan Yang
Memberatkan Pihak Nasabah
No.
Karakteristik
Jumlah
Prese
METODE PENELITIAN
3.1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat
sebab-akibat. Penelitian ini menjelaskan hubungan mempengaruhi (independen)
dan dipengaruhi (dependen) dari variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun
bentuk penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang merupakan jenis
penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data yang akan
digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dinyatakan dengan angkaangka dan di analisis menggunakan statistik. Dalam penelitian ini, peneliti
mengumpulkan data mengenai preferensi masyarakat pinggiran kota Medan
terhadap Bank Syariah.
3.2. Lokasi Penelitian
Penelitian mengenai preferensi masyarakat pinggiran kota Medan terhadap
Bank Syariah ini mengambil sampel beberapa Kecamatan di Kota Medan dengan
kategori daerah pinggiran kota pada objek penelitian nya sebanyak 4 kecamatan
(Medan Labuhan, Medan Tembung, Medan Amplas dan Medan Tuntungan) dari
total 21 kecamatan yang ada di Kota Medan.
29
Universitas Sumatera Utara
30
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang
menurut data Badan Pusat Statistik per tahun 2015, populasi masyarakat Kota
Medan sebanyak 2.210.624 jiwa (Dua Juta Dua Ratus Sepuluh Ribu Enam Ratus
Dua Puluh Empat)
3.3.2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik convinience
sampling atau sampel dari populasi berdasarkan apa adanya, dengan alasan untuk
kemudahan
mendapatkan
data,
dengan
tanpa
memperhitungkan
derajat
kerepresentativitasnya. Ukuran sampel pada objek penelitian masyarakat
pinggiran Kota Medan yang diambil 4 kecamatan sebagai sampel ditetapkan
sebanyak 25 orang pada masing-masing kecamatannya atau dengan total sampel
sebanyak 100 orang jumlah responden. Jumlah sampel/responden yang ditentukan
ini berdasarkan konvensi atau jumlah yang diyakini sebagai ukuran yang tepat
untuk suatu sampel penelitian dengan menggunakan teknik convinience sampling.
3.4. Definisi Konsep
Tujuan adanya definisi konsep adalah untuk menyederhanakan pemikiran
dan menghindari terjadinya interprestasi ganda dari variabel yang diteliti. Maka
untuk mendapatkan batasan masalah yang jelas pada setiap konsep, peneliti
mengemukakan definisi konsep dalam penelitian ini yaitu :
Universitas Sumatera Utara
31
1.
Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan konsumen, yang mana
menurut Nitisusastro (2013:157) pengetahuan konsumen adalah pengetahuan
mengenai
nama
produk,
manfaat
produk,
untuk
kelompok
mana
diperuntukkan, berapa harganya dan dimana produk tersebut dapat diperoleh.
2.
Sikap
Sikap yang dimaksud adalah sikap konsumen, menurut Kotler (2008:246)
sikap konsumen adalah evaluasi, perasaan dan kecenderungan seseorang yang
relatif konsisten terhadap suatu objek atau gagasan. Sikap menempatkan
seseorang kedalam satu pikiran menyukai atau tidak menyukai sesuat,
bergerak mendekati atau menjauhi sesuatu.
3.
Keputusan
Keputusan yang dimaksud adalah keputusan pembelian, menurut Kotler
(2008:181) keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau
membeli atau tidak terhadap produk.
3.5. Definisi Operasional
Defenisi operasional pada dasarnya bertujuan untuk mengukur variabel
yang digunakan dalam sebuah penelitian agar menjadi lebih konkrit untuk
dipahami lebih mendalam.
Universitas Sumatera Utara
32
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
Jenis
Nama
Variabel
Variabel
Variabel
Defenisi
Pengetahuan Pengetahuan
Indikator
mengenai 1. Pemahaman Umum Likert
Independen
nama
manfaat
Tentang
(X)
produk, untuk kelompok
Syariah
mana
pengetahuan
produk,
berapa
Skala
diperuntukkan,
harganya
Bank
dasar
dan
yang diketahui oleh
dimana produk tersebut
konsumen mengenai
dapat diperoleh.
Perbankan Syariah
2. Syariah/Agama
Konsep syariat Islam
dalam
Perbankan
Syariah
3. Sistem Bagi Hasil
Bank
Syariah
menerapkan
sistem
bagi hasil
4. Akad
Bank
Syariah
menerapkan
konsep
akad/perjanjian
di
dalam transaksi
5. Jenis Produk
Bank
Syariah
menawarkan
berbagai
jenis
produk perbankan
Sikap
Evaluasi,
perasaan
dan 1. Percaya
kecenderungan seseorang
Konsep garansi
yang relatif konsisten
Universitas Sumatera Utara
33
Jenis
Nama
Variabel
Variabel
Defenisi
Indikator
Skala
terhadap suatu objek atau
keyakinan
gagasan.
kepercayaan
yang
ditawarkan
Bank
Sikap
menempatkan
kedalam
menyukai
seseorang
satu
atau
dan
pikiran
Syariah
kepada
tidak
nasabah
dalam
menyukai sesuat, bergerak
bertransaksi
mendekati atau menjauhi 2. Prospektif
sesuatu.
Bank
Syariah
memiliki
peluang
bagus
dan
menjanjikan
dalam
bertransaksi
3. Dikenal
Kemudahan
masyarakat
mengetahui
bentuk
segala
dan
kegiatan
jenis
secara
umum
dari
Perbankan Syariah
4. Profesionalisme
Tanggungjawab
yang diberikan Bank
Syariah dalam
Universitas Sumatera Utara
34
Jenis
Nama
Variabel
Variabel
Defenisi
Indikator
Skala
menjamin transaksi
dan
kepercayaan
nasabah.
Variabel
Keputusan
Tanggungjawab
yang 1. Menabung
Dependen
diberikan Bank Syariah
Keputusan
(Y)
dalam
untuk
transaksi,
menjamin
simpati
kepercayaan nasabah.
dan
Likert
nasabah
mau
menitipkan uang nya
di Bank Syariah
2. Meminjam
Pilihan
nasabah
untuk
mau
meminjam uang dari
Bank Syariah
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini oleh penulis (2016)
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.6.1
1.
Sumber Data
Data Primer
Penelitian ini menggunakan sumber data primer yang diperoleh langsung
dari lokasi penelitian yakni daerah pinggiran Kota Medan. Data yang diperoleh
berupa data mengenai preferensi masyarakat pinggiran kota Medan terhadap Bank
Syariah. Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Kuesioner
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survey yang menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) yang
disampaikan
langsung
kepada
responden.
Kuesioner
merupakan
teknik
Universitas Sumatera Utara
35
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab.
Teknik pengumpulan data dengan kuesioner yang dilakukan dalam
penelitian ini diberikan kepada masyarakat pinggiran kota Medan sebagai
responden yang akan menjawab semua butir pertanyaan dengan mengambil
sampel beberapa Kecamatan di kota Medan dengan kategori daerah pinggiran
kota sebanyak 4 kecamatan pada objek penelitian nya (Medan Labuhan, Medan
Tembung, Medan Amplas dan Medan Tuntungan) dari total 21 kecamatan yang
ada di Kota Medan.
Pertanyaan yang disajikan dalam kuesioner ini adalah pertanyaan tertutup,
yaitu model pertanyaan tersebut telah disediakan jawabannya, sehingga responden
hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau
pilihannya.
b. Wawancara
Merupakan instrumen yang digunakan untuk menggali data secara lisan
dengan melakukan tanya jawab dengan responden untuk memastikan kococokan
responden dengan kriteria dan persyaratan yang diperlukan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini, teknik wawancara tidak terstruktur juga digunakan untuk
mendukung akurasi dan kelengkapan kuesioner atas jawaban yang diberikan oleh
responden.
2.
Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang telah
dikumpulkan oleh pihak lain, yang gunanya untuk mendukung data primer yang
Universitas Sumatera Utara
36
telah didapat dari responden. Data sekunder dalam penelitian ini antara lain
diperoleh dari :
a. Studi Kepustakaan
Teknik pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah
berupa jurnal, tesis maupun penelitian terdahulu dan pendapat para ahli yang
memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
b. Studi Dokumentasi
Merupakan pengumpulan data yang diperoleh dengan menggunakan
catatan-catatan tertulis, serta sumber-sumber lain yang relevan yang ada di lokasi
penelitian yang menyangkut masalah yang sedang diteliti.
3.6.2 Skala Instrumen Pengumpulan Data
Skala instrumen pengumpulan data dalam pengukuran variabel bebas dan
terikat pada penelitian ini menggunakan skala likert atau summated rating. Skala
likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian
(fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat dan persepsi sosial seseorang
atau sekelompok orang (Hasan, 2002:72).
Skala likert sangat sesuai digunakan dalam penelitian ini, dikarenakan
penelitian ini yang bertujuan untuk mencari tahu pereferensi masyarakat terhadap
Bank syariah. Peneliti melakukan penyederhanaan dalam penentuan skor yang
ditampilkan dalam tabel 3.2 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
37
Tabel 3.2 Skala Likert
No.
Alternatif Jawaban
Skor
1.
Sangat Setuju
5
2.
Setuju
4
3.
Netral
3
4.
Tidak Setuju
2
5.
Sangat Tidak Setuju
1
Sumber : Hasan (2002:72)
3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Metode Uji Instrumen
Sebelum penelitian dilakukan, perlu adanya pengujian terhadap dua
konsep besar dalam bidang meassurment yaitu validitas dan reliabilitas terhadap
daftar pertanyaan yang digunakan. Pengujian validitas dan reabilitas daftar
pertanyaan ini dimaksudkan agar daftar pertanyaan yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang
memenuhi syarat. Tahapan-tahapan yang digunakan untuk menganalisis data yaitu
:
3.7.1.1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas instrumendigunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan sah jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir dapat dilihat
pada kolom corrected item-total correlations) dengan r tabel untuk degree
Universitas Sumatera Utara
38
offreedom (df)= n-k, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah
item. Jika r hitung >r tabel, maka pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali,
2006:45).
Pada penelitian ini uji validitas akan dilaksanakan dengan bantuan
program SPSS (Statistical Package For Social Sciences). Untuk menentukan
nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsuktasikan dengan
table r produk moment. Kriteria penilaian uji validitas adalah :
a.
Apabila r hitung >r table, maka item kuesioner itu valid.
b.
Apabila r hitung 10 maka ada multikolinieritas
3.7.2.3. Uji Hetrokedastisitas
Uji hetrokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan lain tetap, maka disebut
Universitas Sumatera Utara
41
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterodasitisitas. Model regresi yang
baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi hetrokedastisitas (Ghozali,
2006:105).
Adapun dasar atau kriteria pengambilan keputusan berkaitan dengan
gambar tersebut adalah :
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka diindikasi terdapat masalah hetrokedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasi tidak terdapat
hetrokedastisitas.
3.7.3. Analisis Regresi Linier Berganda
Secara umum analisis ini digunakan untuk meneliti pengaruh dari beberapa
variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y) Ghozali
(2006:82). Pada regresi linier berganda variabel independen (variabel X) yang
diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel dependen (variabel Y) jumlah
lebih dari satu. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah pengetahuan
(X1) dan sikap (X2) sedangkan variabel dependen adalah keputusan (Y), sehingga
persamaan regresi berganda yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan :
Y = Keputusan
α = Konstanta
Universitas Sumatera Utara
42
X1 = Pengetahuan
X2 = Sikap
β1 = Koefisien regresi dari variabel X1 (Pengetahuan)
β2 = Koefisien regresi dari variabel X2 (Sikap)
e = residual eror
3.7.4. Uji Hipotesis
3.7.4.1. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)
Untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen terhadap variabel
dependen, maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan
pengujian secara parsial menggunakan uji t. Uji t menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Ghozali, 2006:84).
Untuk menguji apakah masing-masing variabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen secara parsial dengan menentukan
derajat kepercayaan 95% (α = 0,05) dan juga penerimaan atau penolakan hipotesa,
maka cara yang dilakukan adalah :
1. H0 : β = 0, artinya variabel X1 dan X2 tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap variabel Y.
2. Ha : β > 0, artinya variabel X1 dan X2 mempunyai pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap variabel Y.
Dengan pengambilan keputusan dapat dengan tiga cara :
1. Dengan membandingkan t hitung dan t tabel.
Universitas Sumatera Utara
43
a.
Apabila t hitung > t tabel, maka ada pengaruh antara variabel X
masing-masing dengan variabel Y. (H0 ditolak dan Ha diterima)
b.
Apabila t hitung < t tabel, maka tidak ada pengaruh antara variabel X
masing-masing dengan variabel Y. (Ha diterima dan H0 ditolak)
2. Dengan menggunakan angka signifikasi
a.
Apabila angka signifikasi < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
b.
Apabila angka signifikasi > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
3. Membuat kesimpulan
a.
Bila (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya
variabel
independen
secara
parsial
mempengaruhi
variabel
dependen.
b.
Bila (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan ditolak. Artinya
variabel independen secara parsial tidak mempengaruhi variabel
dependen.
Mencari t hitung dengan rumus :
� √� − �
Keterangan :
R
= Koefisien korelasi
R2
= Koefisien determinasi
n
= Banyaknya sampel
√� − ��
Universitas Sumatera Utara
44
3.7.4.2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Menurut Ghozali (2006:98), uji F pada dasarnya menunjukkan apakah
semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Rumusnya adalah
sebagai berikut:
��� � =
Keterangan:
�� /�
(� − �� )/(� − � − �)
F
= Diperoleh dari tabel distribusi
k
= Jumlah variabel independen
R2
= Koefisien determinasi ganda
n
= Jumlah sampel
Pengambilan keputusan dari output SPSS dilakukan berdasarkan
perbandingan nilai F hitung dengan melihat tingkat signifikansinya, kemudian
membandingkan dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan (5% atau 0,05).
Kriterian pengujian penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. H0 : Secara bersama-sama (simultan), variabel independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Ha : Secara bersama-sama (simultan), variabel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengujian dengan melihat output SPSS adalah sebagai berikut :
1. Jika signifikansi F hitung < alpha 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima
yang artinya seluruh variabel independen secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
45
2. Jika signifikansi F hitung > alpha 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak
yang artinya seluruh variabel independen secara simultan tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3. Apabila F hitung > F tabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima
4. Apabila F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak
3.7.4.3. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2011:97), koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 (0%) < R2 < 1 (100%).
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
(100%) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Koefisien Determinasi (R2) digunakan juga untuk mengukur seberapa
besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Jika Koefisien
Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik
kemampuan X menerangkan Y. Sebaliknya, jika semakin kecil (mendekati nol),
maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap
variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Pada penelitian dengan melihat nilai adjusted R square pada saat
mengevaluasi mana model regresi terbaik, ini juga menunjukkan sumbangan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adjusted R Square
biasanya untuk mengukur sumbangan pengaruh jika dalam regresi menggunakan
Universitas Sumatera Utara
46
lebih dari dua variabel independen (Priyatno, 2014:156). Nilai adjusted R square
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model (Kuncoro, 2013: 221).
�=
� ∑ �� − ∑ � ∑ �
�{� ∑ �� (∑ �)� }{� ∑ �� − (∑ �)� }
Keterangan:
� = (�)2 × 100%
R = Koefisien korelasi variabel bebas dan variabel terikat
N = Banyaknya sampel
X = Skor tiap item
Y = Skor total variabel
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1
Sejarah Umum Kota Medan
Kota Medan adalah ibu kota propinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini
merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, serta
kota terbesar di pulau Jawa. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah
Indonesia bagian barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara
Internasional Kuala Namu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia.
Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara di lengkapi oleh jalan tol
dan kereta api. Medan adalah kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan
bandara dengan kereta api. Berbatasan dengan Selat Malaka menjadikan Medan
kota perdagangan, industri dan bisnis yang sangat penting di Indonesia.
Medan berasal dari kata bahasa Tamil maidhan atau maidhanam, yang berarti
tanah lapang atau tempat yang luas, teradopsi ke bahasa Melayu. Medan berawal
dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai
Deli dan Sungai Babura. Hari jadi Kota Medan ditetapkan pada tanggal 1 Juli
1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintahan
Kesultanan Deli, sebuah kerajaan Melayu yang sebelumnya adalah Kerajaan Aru.
Kesultanan Deli adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun
1632 oleh Tuanku Panglima Gocah pahlawan di wilayah bernama Tanah Deli
(kini
Kota
Medan
dan
Kabupaten
Deli
Serdang,
Indonesia).
47
Universitas Sumatera Utara
48
Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson
dari Inggris pada tahun 1833, yang mengunjungi Tanah Deli dan menemukan
sebuah perkampungan yang bernama Medan. Kampung ini berpenduduk 200
orang dan seorang pemimpin bernama Raja Pulau Berayan yang sudah sejak
beberapa tahun bermukim disana untuk menarik pajak dari sampan-sampan
pengangkut lada yang menuruni sungai. Peradaban di Medan terus berkembang
hingga pemerintah Hindia Belanda Pada tahun 1886, secara resmi memberikan
status kota dan menjadikannya pusat pemerintahan Karesidenan Sumatera Timur
sekaligus ibukota Kesultanan Deli. Memasuki abad ke-20 atau tahun 1909 Medan
menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial
membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran. Dewan kota yang pertama
terdiri dari 12 anggota orang Eropa, dua orang bumiputra Melayu dan seorang
Tionghoa.
Medan adalah kota multietnis yang mana penduduknya terdiri dari orangorang dengan latar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain
Melayu sebagai penghuni awal, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak,
Tionghoa, Mandailing dan Minangkabau, mengingat fakta sejarah pada akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20 terdapat dua gelombang migrasi besar ke Medan.
Gelombang pertama berupa kedatangan orang Tionghoa dan Jawa sebagai kuli
kontrak perkebunan. Tetapi setelah tahun 1880 perusahaan perkebunan berhenti
mendatangkan orang Tionghoa, karena sebagian besar dari mereka lari
menginggalkan kebun dan sering melakukan kerusuhan. Perusahaan kemudian
sepenuhnya mendatangkan orang Jawa sebagai kuli perkebunan. Orang-orang
Tionghoa bekas buruh perkebunan kemudian didorong untuk mengembangkan
Universitas Sumatera Utara
49
sektor perdagangan dan hingga kini mayoritas penduduk Medan bekerja di sektor
perdagangan, sehingga banyak ditemukan ruko di berbagai sudut kota.
Gelombang kedua ialah kedatangan orang Minangkabau, Mandailing dan Aceh,
mereka datang ke Medan bukan untuk bekerja sebagai buruh perkebunan, tetapi
untuk berdagang menjadi guru dan ulama.
Kota Medan saat ini dipimpin oleh Dzulmi Eldin sebagai Wakikota dan
Akhyar Nasution sebagai Wakil Walikota, wilayah Kota Medan dibagi menjadi 21
kecamatan dan 151 kelurahan dengan luas areal Kota sebesar 26.510 ha (265,10
km2) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Kota Medan juga
memiliki beragam etnis dengan mayoritas penduduk beretnis Jawa, Batak,
Tionghoa
dan
Minangkabau.
Adapun
etnis
aslinya
adalah
Melayu.
Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari jumlah rumah ibadah yakni masjid,
gereja, vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh kota.
4.1.2
Semboyan dan Visi Misi Kota Medan
Semboyan
“Bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk kemajuan dan kemakmuran Kota
Medan metropolitan”
Visi Misi Kota Medan
Visi :
“Menjadi Kota Masa Depan yang Multikultural, Berdaya Saing, Humanis,
Sejahtera dan Religius”
Universitas Sumatera Utara
50
Misi :
2.
Kerjasama
Menumbuhkembangkan stabilitas, kemitraan, partisipasi dan kebersamaan
dari seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota.
3.
Kreativitas dan Inovasi
Meningkatkan efisiensi melalui deregulasi dan debirokratisasi sekaligus
penciptaan iklim investasi yang semakin kondusif termasuk pengembangan
kreatifitas dan inovasi daerah guna meningkatkan kemampuan kompetitif serta
komperatif daerah.
4.
Kebhinekaan
Mengembangkan kepribadian masyarakat kota bersarakan etika dan moralitas
keberagaman agama dalam bingkai kebhinekaan.
5.
Penanggulangan Kemiskinan
Meningkatkan
percepatan
dan
perluasan
program
penanggulangan
kemiskinan.
6.
Multikulturalisme
Menumbuhkembangkan harmonisasi, kerukunan, solidaritas, persatuan dan
kesatuan serta keutuhan sosial, berdasarkan kebudayaan daerah dan identitas lokal
multikulturalisme.
7.
Tata Ruang Kota yang Konsisten
Menyelenggarakan tata ruang kota yang konsisten serta didukung oleh
ketersediaan infrastruktur dan utilitas kota yang semakin modern dan
berkelanjutan.
Universitas Sumatera Utara
51
8.
Peningkatan Kesempatan Kerja
Mendorong peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat
melalui peningkatan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat secara merata dan
berkeadilan.
9.
Smart City
Mengembangkan Medan sebagai Smart City
4.1.3
Lambang Kota Medan
Gambar 4.1 Lambang Kota Medan
Sumber : Pemko Medan (2017)
•
17 biji padi berarti tanggal 17 dari hari Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia.
•
8 bunga kapas berarti bulan 8 dari tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia.
•
4 tiang dan 5 bagian dari perisai berarti tahun 45 dari Proklamasi Indonesia.
•
Satu bambu runcing yang terletak dibelakang perisai adalah lambang
perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia, dan lima bahan-bahan pokok
Universitas Sumatera Utara
52
yang terpenting dihadapan bambu runcing berarti Kemakmuran Serta
Keadilan Sosial yang merata ada dihadapan kita.
•
Bintang yang bersinar lima adalah Bintang Nasional yang berarti bahwa
hidup penduduk Kota Medan khususnya dan Indonesia umum nya akan
bersinar-sinar bahagia dan lepas dari kemiskinan dan kemelaratan.
•
Lima sinar bintang berarti lima bahan pokok terpenting yang diekspor dari
Kota Medan dan lima bahagian perisai berarti Pancasila yang menjadi Dasar
Negara Republik Indonesia.
4.1.4
Sejarah Singkat Perkembangan Bank Syariah di Kota Medan
Secara formal perkembangan perbankan Islam di Indonesia baru dimulai
pada tahun 1992, akan tetapi perkembangan perbankan Islam di tanah Air
sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh sebelum tahun
tersebut. Ide pendirian Bank berbasis syariah bermula dari lokakarya “Bunga
Bank Perbankan” yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
pada tanggal 10-18 Agustus di Cisarua. Ide ini kemudian lebih dipertegas lagi
dalam Munas IV MUI di Hotel Sahid Jaya tanggal 22-25 Agustus 1990 di Jakarta.
Atas dasar amanat Munas IV inilah dimulainya langkah awal untuk mendirikan
Bank Islam.
Setelah Munas IV berlangsung, MUI tidak terlalu lama membentuk
kelompok kerja (POKJA) dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk membantu
kelancaran persiapan berdirinya sebuah Bank Islam di Indonesia, yang diketuai
oleh Bapak Prodjokusumo, Sekretaris Jendral MUI. Lantas Tim POKJA
membentuk tim kecil “Penyaiapan Buku Panduan Bank Tanpa Bunga”, yang
diketuai oleh Bapak Dr. Ir. M. Amin Aziz. Untuk membantu kelancaran Tim MUI
Universitas Sumatera Utara
53
terutama untuk masalah-masalah legal maka dibentuk Tim Hukum ICMI yang
diketuai oleh Drs. Karnaen Purwaatmadja, MPA.
Fokus paling utama yang dilakukan oleh Tim Perbankan MUI disamping
melakukan pendekatan-pendekatan dan konsultasi dengan pihak-pihak terkait
adalh menyelenggarakan suatu pelatihan calon staf melalui “ Managemant
Development Program” (MDP) di LIPI, Jakarta. Pelatihan tersebut dibuka pada
tanggal 29 Maret 1991 oleh Menteri Muda Keuangan Bapak Drs. Nasrudin
Suumintraputra, MA, dan meyakinkan beberapa pengusaha muslim untuk menjadi
pemegang saham pendiri.
Ikut sertanya Bapak Soeharto sebagai pemerakarsa pendirian bank syariah
pertama di Indonesia, serta peran pribadi beberapa mantan menteri dan menteri
kabinet pembanungan V, Ir. Hartarto, Drs. Arifin M Siregar, Ir. Azwar Anas
dalam proses pendirian nya, telah semakin memantapkan pelaksanaan rencana
tersebut. Demikian pula keberhasilan sisi-sisi pengumpulan dana yang tak akan
tercapai sedemikian rupa tanpa peran aktif para pengusaha muslim Indonesia yang
tercantum dalam 227 pemegang saham pendirian Bank Muamalat Indonesia.
Hingga pada tanggal 1 Mei 1992, Menteri Keuangan dan dihadiri
Gubernur BI berkenan untuk meresmikan beroprasinya BMI yang diadakan di
kantor pusatnya di Gedung Arthaloka, Jl. Jend. Sudirman No.2 Jakarta.
Wilayah Medan merupakan daerah yang pendudukanya sangat hetrogen
terdiri dari banyak suku bangsa dan agama. Hal ini memaksa masyarakat Islam
untuk berkompetisi lebih tajam terutama di bidang muamalah. Masyarakat Islam
sama-sama mengetahui bahwa lembaga keuangan yang berorientasi ke syariah
Universitas Sumatera Utara
54
Islam sangat kecil jumlahnya, kenyataan ini merupakan pukulan yang pahit bagi
umat Islam di medan yang secara kuantitatif cukup besar jumlahnya.
Secara perlahan wilayah Medan mulai mengadakan pengkajian-pengkajian
khususnya dibidang muamalah dengan mendatangkan ahli-ahli baik dari dalam
negeri (antara lain M. Safi’i Antonio) maupun dari luar negeri (antara lain dari
UIA Malaysia). Kajian-kajian tersebut yang pada akhirnya menetaskan pada
beberapa bank Perkreditan rakyat Syariah yang secara perlahan namun pasti yang
kini baru berjumlah 3 (tiga) BPRS. Secara umum Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS) yang ada di Medan adalah :
1.
BPRS Kafalatul Ummah pada tanggal 11 Juli 1994 (peresmian simbolis) dan
beroprasi pada tanggal 18 Juli 1994, BPRS ini dipelopori oleh ICMI Medan
bertempat di Jl. Medan Binjai Km.9,2 No.18 B Kp.Lalang Medan.
2.
BPRS Gebu Prima beroprasi pada tanggal 08 November 1996 yang
dipelopori oleh tokoh-tokoh BM-3 Medan dan tohoh-tokoh masyarakat
Medan dan beralamat di Jl. Garuda Ruko No.6 Perumnas Mandala Deli
Serdang.
3.
BPRS Puduarta Insani berdiri pada tanggal 18 Juni 1996 yang dipelopori oleh
tokoh-tokoh IAIN Medan dan beralamt Jl. Pekan Raya No.31-A Tembung
Deli Serdang.
Memasuki abad ke-21 perbankan di Indonesia menghadapi permasalahan
yang cukup kompleks, permasalahan yang dihadapi perbankan nasional terbagi
dua yaitu permasalahan yang datang dari dalam bank dan permasalahan yang
datang dari luar bank. Permasalahan yang datang dari dalam atau internal bank
yang paling mencolok saat ini salah satunya adalah struktur modal bank. Banyak
Universitas Sumatera Utara
55
bank umum nasional mempunyai modal yang rendah sehingga menyulitkan bagi
bank sendiri dalam operasional nya. sedangkan permasalahan yang datang dari
luar bank salah satunya adalah kondisi perekonomian nasional yang memburuk
akibat krisis ekonomi dan moneter. Melemahnya perekonomian menimbulkan
permasalahan bagi bank untuk menerima kembali pembiyayaan yang diberikan
kepada para pelaku ekonomi. Permasalahan tersebut disebut kredit macet atau
kegagalan kredit.
Akibat timbulnya kegagalan pembiyaan dan permodalan bank yang relatif
kecil ini membuat banyak bank-bank umum nasional menjadi “sakit” sehingga
harus di likuidasi oleh BI sebagai otoritas moneter yang mempunyai wewenang
untuk mengawasi bank-bank umum nasional sesuai dengan UU Perbankan yang
baru No. 10 Tahun 1998. Sebagian bank tersebut harus masuk ruang gawat
darurat dari BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) sebagai lembaga
keuangan yang ditunjuk pemerintah untuk penyehatan perbankan nasional dan
membantu BI dalam hal pengawasan.
Hingga tepatnya pada 4 April 1998 pemerintahan Presiden Soeharto,
kembali menutup sebelas bank yang bermasalah, berbagai penutupan yang
dilakukan oleh pemerintah tersebut ternyata hanya terjadi pada perbankan
konvensional, karena perbankan konvensional saat itu hanya mengalami kerugian
akibat negative spread . Perbankan Islam justru tidak mengalami krisis negative
spread tersebut, melainkan menunjukan ketangguhan nya pada medio awal krisis
moneter dan hanya berdampak pada kerugian operasional perusahaan.
(Wikipedia:2016).
Universitas Sumatera Utara
56
4.2 Analisis Deskriptif
4.2.1 Analisis Deskriptif Presentase Responden
Penelitian ini mengangkat fenomena mengenai preferensi masyarakat
terhadap bank syariah yang dilakukan di beberapa kecamatan yang tergolong
daerah pinggiran di kota Medan, yakni sebanyak 4 kecamatan (Medan Labuhan,
Medan Tembung, Medan Amplas dan Medan Tuntungan) dari 21 kecamatan yang
ada di Kota Medan dan dari masing-masing kecamatan tersebut ditentukan jumlah
responden sebanyak 25 orang (responden) per kecamatan atau total 100 orang
responden dari 4 kecamatan yang terlibat dalam penelitian ini.
Tabel 4.1 Hasil Presentase Responden Berdasarkan Kecamatan
No.
Kecamatan
Frekuensi
Presentase
1.
Medan Labuhan
25
25%
2.
Medan Tembung
25
25%
3.
Medan Amplas
25
25%
4.
Medan Tuntungan
25
25%
Jumlah
100
100%
Sumber : Hasil pengoolahan data penelitian (2017)
Universitas Sumatera Utara
57
4.2.2
Analisis Deskriptif Identitas Responden
Identitas responden dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, agama,
usia, pendidikan terakhir, profesi dan pendapatan.
1.
Identitas responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 Hasil Presentase Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Presentase
Laki-laki
44
44%
Perempuan
56
56%
Total
100
100%
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas menunjukan jumlah responden yang berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 44 responden atau 44% sedangkan jumlah responden
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 56 responden atau 56% dari total
keseluruhan 100 orang responden yang teridentifikasi pada penelitian ini.
2.
Identitas responden berdasarkan agama
Tabel 4.3 Hasil Presentase Berdasarkan Agama Responden
Agama
Jumlah Responden
Presentase
Islam
91
91%
Kristen
7
7%
Katholik
2
2%
Universitas Sumatera Utara
58
Agama
Jumlah Responden
Presentase
Hindu
0
0
Budha
0
0
Konguchu
0
0
Lain-lain
0
0
Total
100
100%
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukan jumlah responden yang
beragama Islam sebanyak 91 responden atau 91% sedangkan jumlah responden
yang beragama Kristen sebanyak 7 responden atau 7% dan yang beragama
Khatolik sebanyak 2 responden atau 2% sedangkan agama yang lain seperti
Hindu, Budha dan Konguchu tidak teridentifikasi dari total keseluruhan 100 orang
responden yang teridentifikasi pada penelitian ini.
3.
Identitas responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 Hasil Presentase Berdasarkan Usia Responden
Usia
Jumlah Responden
Presentase
20-29 Tahun
69
69%
30-39 Tahun
15
15%
40-49 Tahun
12
12%
50-59 Tahun
4
4%
60-69 Tahun
0
0
Total
100
100%
Universitas Sumatera Utara
59
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukan jumlah responden yang berusia
antara 20-29 tahun sebanyak 69 responden atau 69% sedangkan jumlah responden
yang berusia 30-39 tahun sebanyak 15 responden atau 15%, sedangkan yang
berusia 40-49 tahun sebanyak 12 responden atau 12% dan yang berusia 50-59
tahun sebanyak 4 responden atau 4% sedangkan rentan usia 60-69 tahun tidak
teridentifikasi dari total keseluruhan 100 orang responden yang diteliti pada
penelitain ini.
4.
Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.5 Hasil Presentase Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan
Jumlah Responden
Presentase
SD
1
1
SMP
0
0
SMA
38
38%
D3-S1
58
58%
S2-S3
3
3%
Total
100
100%
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukan jumlah responden yang
berpendidikan SD sebanyak 1 responden atau 1%, sedangkan jumlah responden
yang berpendidikan SMP tidak ada sama sekali responden yang teridentifikasi
berpendidikan terakhir SMP sedangkan yang berpendidikan SMA sebanyak 38
Universitas Sumatera Utara
60
responden atau 38% dan yang berpendidikan D3-S1 sebanyak 58 responden atau
58% sedangkan yang berpendidikan S2-S3 sebanyak 3 orang atau 3% dari total
keseluruhan 100 orang responden yang diteliti pada penelitian ini.
5.
Identitas responden berdasarkan profesi
Tabel 4.6 Hasil Presentase Profesi Responden
Profesi
Jumlah Responden
Presentase
Mahasiswa
34
34%
PNS/BUMN
9
9%
Pegawai Swasta
28
28%
Pengusaha/Wiraswasta
18
18%
Ibu Rumah Tangga
11
11%
Pensiunan
0
0
Lain-lain
0
0
Total
100
100%
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukan jumlah responden yang
berprofesi sebagai mahasiswa sebanyak 34 responden atau 34%, sedangkan
jumlah responden yang berprofesi sebagai PNS/BUMN sebanyak 9 responden
atau 9%, sedangkan yang berprofesi sebagai pegawai swasta sebanyak 28
responden atau 28% sedangkan yang berprofesi sebagai pengusaha/wiraswasta
sebanyak 18 responden atau 18% sedangkan yang berprofesi sebagai ibu rumah
tangga sebanyak 11 orang atau 11% dan untuk yang berprofesi sebagai pensiunan
Universitas Sumatera Utara
61
sebanyak 0 atau tidak ada sama sekali teridentifikasi dalam penelitian ini dan yang
terakhir yang berprofesi lain-lain atau diluar dari profesi yang diajukan dalam
survei kuesioner ini juga tidak ada sama sekali teridentifikasi dalam penelitian ini
dari total keseluruhan 100 orang responden yang diteliti pada penelitian ini.
6.
Identitas responden berdasarkan pendapatan per bulan responden
Tabel 4.7 Hasil Presentase Pendapatan Per Bulan Responden
Pendapatan Per Bulan
Jumlah Responden
Presentase
Rp.5.000.000
9
9%
Total
100
100%
Sumber: Data primer (Kuesioner), diolah (2017)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukan jumlah responden yang
berpendapatan per bulan nya sebesar Rp.5.000.000
sebanyak 9 orang atau 9% dari total keseluruhan 100 orang responden yang
diteliti pada penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
62
4.2.3
Analisis Deskriptif Variabel
Pada bagian ini disajikan mengenai data dari variabel penelitian, yang
terdiri dari variabel bebas yakni pengetahuan (X1) dan sikap (X2) serta variabel
terikat yakni keputusan terhadap Bank Syariah (Y) yang dapat dikembangkan
menjadi indikator penelitian dan pertanyaan yang diajukan kepada responden
dalam penelitian ini.
4.2.3.1. Penilaian Responden Terhadap Variabel Pengetahuan (X1)
Dalam mengukur variabel bebas yakni pengetahuan (X1), peneliti
menggunakan 5 (lima) indikator yaitu pemahaman umum tentang Bank Syariah,
syariah/agama, sistem bagi hasil, akad dan jenis produk. Kemudian indikatorindikator tersebut dikembangkan menjadi 10 (sepuluh) item pertanyaan, dari
pertanyaan tersebut diperoleh jawaban seperti pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Tentang Bank Syariah Adalah Bank Yang
Lebih Menguntungkan Dan Lebih Adil Secara Ekonomi
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
29
29%
2.
Setuju
69
69%
3.
Netral
2
2%
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Universitas Sumatera Utara
63
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 69% (69 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 29% (29 responden) dan
pernyataan “Netral” sebesar 2% (2 responden). Hal ini menunjukan bahwa
masyarakat pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat setuju bahwa Bank
Syariah adalah bank yang lebih menguntungkan dan lebih adil secara ekonomi,
dan hal ini dipertegas pula dengan tidak ada nya pernyataan dari responden yang
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan ini.
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Tentang Bank Syariah Merupakan Salah Satu
Bank Yang Memperoleh Tingkat Kepercayaan Yang Baik Dari Masyarakat
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
31
31%
2.
Setuju
67
67%
3.
Netral
1
1%
4.
Tidak Setuju
1
1%
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 67% (67 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 31% (31 responden)
pernyataan “Netral” sebesar 1% (1 responden) dan pernyataan “Tidak Setuju”
sebesar 1% (1 responden). Hal ini menunjukan bahwa masyarakat pinggiran kota
Universitas Sumatera Utara
64
Medan mayoritas berpendapat setuju bahwa Bank Syariah merupakan salah satu
bank yang memperoleh tingkat kepercayaan yang baik dari masyarakat.
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Tentang Dasar Anda Memilih Bank Syariah
Karena Adanya Fatwa MUI Yang Mengharamkan Bunga Bank
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
44
44%
2.
Setuju
54
54%
3.
Netral
2
2%
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 54% (54 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 44% (44 responden)
pernyataan “Netral” sebesar 2% (2 responden) dan pernyataan “Tidak Setuju dan
Sangat Tidak Setuju” masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat
setuju bahwa dasar anda memilih Bank Syariah karena adanya fatwa MUI yang
mengharamkan bunga bank dan hal ini dipertegas pula dengan tidak ada nya
pernyataan dari responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju
terhadap pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Tentang Bank Syariah Tidak Menggunakan
Bunga Bank Karna Bertentangan Dengan Syariat Agama Islam
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
41
41%
2.
Setuju
58
58%
3.
Netral
1
1%
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 58% (58 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 41% (41 responden)
pernyataan “Netral” sebesar 1% (1 responden) dan pernyataan “Tidak Setuju dan
Sangat Tidak Setuju” masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat
setuju bahwa Bank Syariah tidak menggunakan bunga bank karna bertentangan
dengan syariat agama Islam dan hal ini dipertegas pula dengan tidak ada nya
pernyataan dari responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju
terhadap pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Tentang Sistem Bagi Hasil Adalah Sistem
Yang Universal Dan Dapat Diterima Karena Bersifat Menguntungkan Baik
Bank Maupun Masyarakat
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
38
38%
2.
Setuju
61
61%
3.
Netral
1
1%
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 61% (61 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 38% (38 responden)
pernyataan “Netral” sebesar 1% (1 responden) dan pernyataan “Tidak Setuju dan
Sangat Tidak Setuju” masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat
setuju bahwa sistem bagi hasil adalah sistem yang universal dan dapat diterima
karena bersifat menguntungkan baik bank maupun masyarakat dan hal ini
dipertegas pula dengan tidak ada nya pernyataan dari responden yang menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
67
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Tentang Sistem Bagi Hasil Adalah Sistem
Yang Lebih Berkeadilan Dibandingkan Dengan Sistem Bunga Bank
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
32
32%
2.
Setuju
66
66%
3.
Netral
2
2%
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 66% (66 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 32% (32 responden)
pernyataan “Netral” sebesar 2% (2 responden) dan pernyataan “Tidak Setuju dan
Sangat Tidak Setuju” masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat
setuju bahwa sistem bagi hasil adalah sistem yang lebih berkeadilan dibandingkan
dengan sistem bunga bank dan hal ini dipertegas pula dengan tidak ada nya
pernyataan dari responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju
terhadap pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
68
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Tentang Hubungan Antara Nasabah Dan
Bank Syariah Adalah Mitra Kerjasama Yang Berdasar Atas Saling Percaya
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
34
34%
2.
Setuju
66
66%
3.
Netral
0
0
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 66% (66 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 34% (34 responden)
sementara untuk pernyataan “Netral, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju”
masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini menunjukan bahwa masyarakat
pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat setuju hubungan antara nasabah
dan Bank Syariah adalah mitra kerjasama yang berdasar atas saling percaya dan
hal ini dipertegas pula dengan tidak ada nya pernyataan dari responden yang
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju bahkan netral sekalipun terhadap
pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
69
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Tentang Konsep Akad/Perjanjian Lebih
Transparan Dan Adil Untuk Kedua Belah Pihak Sesuai Dengan Kesepakatan
No.
Karakteristik
Jumlah
Presentase
1.
Sangat Setuju
44
44%
2.
Setuju
56
56%
3.
Netral
0
0
4.
Tidak Setuju
0
0
5.
Sangat Tidak Setuju
0
0
100
100%
Total
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2017)
Berdasarkan tabel 4.15 di atas, dapat dilihat bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “Setuju” yaitu sebesar 56% (56 responden) kemudian
didukung oleh pernyataan “Sangat Setuju” yakni sebesar 44% (44 responden)
sementara untuk pernyataan “Netral, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju”
masing-masing sebesar 0% (0 responden). Hal ini menunjukan bahwa masyarakat
pinggiran kota Medan mayoritas berpendapat setuju konsep akad/perjanjian lebih
transparan dan adil untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan dan hal
ini dipertegas pula dengan tidak ada nya pernyataan dari responden yang
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju bahkan netral sekalipun terhadap
pernyataan ini.
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Tentang Persyaratan Dalam Penawaran Jenis
Produk Bank Syariah Tidak Berbelit-Belit Dan Tanpa Jaminan Yang
Memberatkan Pihak Nasabah
No.
Karakteristik
Jumlah
Prese