Pengaruh Pemberian Serbuk Effervescent Ekstrak Kering Daun Jati Belanda (Guazuma Ulmifolia Lamk.) Terhadap Penurunan Berat Badan Mencit Jantan Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan
desain pre test post test control group design dengan tiga kelompok perlakuan dan
satu kelompok kontrol. Observasi atau pengukuran berat badan dilakukan
sebanyak dua kali pada kelompok perlakukan yaitu sebelum dan sesudah
pemberian serbuk effervescentdaun jati belanda. Observasi sebelum eksperimen
(01) disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post-test.
Perbedaan antara 01 dan 02 yakni 02-01 diasumsikan merupakan efek dari
pemberian serbuk effervescent daun jati belanda (Arikunto, 2014).

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara, mulai dari Oktober 2016-Februari 2017.

3.3 Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah mencit jantan umur 2-3 bulan dengan
berat badan ± 25 g dan sehat yang ditandai dengan gerakan aktif diperoleh dari
Laboratorium Farmakologi, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Mencit
jantan digunakan dengan alasan mencit jantan tidak mengalami siklus estrus

sehingga sampel menjadi homogen, mudah dikendalikan dan hasilnya diharapkan
akan lebih akurat.

22
Universitas Sumatera Utara

3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian adalah alat-alat gelas laboratorium,
spatula, kertas perkamen, batang pengaduk, pipet tetes, neraca hewan, neraca
listrik, oral sonte dan spuit.
3.4.2 Bahan
Bahan tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun jati
belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) yang sudah dalam bentuk sediaan serbuk
effervescent yang diperoleh dari saudari Rahmawati (Oktober, 2016) bahan yang
digunakan yaitu: Aquades, Monosodium Glutamat.

3.5 Besar Sampel Penelitian
Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan rumus
(Wahyuni, 2012):

(t-1)(n-1) ≥ 15
Keterangan: t = kelompok perlakuan (dua kelompok).
n = jumlah sampel tiap kelompok.
Banyaknya sampel pada penelitian ini adalah:
(t-1) (n-1) ≥ 15
(4-1) (n-1) ≥15
3

(n-1) ≥ 15/3
n-1 ≥ 5
n

≥6

23
Universitas Sumatera Utara

Dari penelitian ini ada empat kelompok penelitian. Dari rumus di atas maka
jumlah sampel ditiap kelompok ada 6 ekor mencit. Dengan perincian sebagai
berikut:

Hewan uji dibagi menjadi 3 kelompok perlakukan dan 1 kelompok kontrol, yaitu:
1. Kelompok A diberikan SEDJB dosis 1 g/kg BB
2. Kelompok B diberikan SEDJB dosis 2 g/kg BB
3. Kelompok C diberikan SEDJB dosis 3 g/kg BB
4. Kelompok D diberikan aquades (Kontrol) 1% BB

3.6 Prosedur Penelitian
3.6.1 Aklimatisasi Mencit
Pemeliharaan dilakukan di animal house Fakultas Farmasi Universitas
Sumatera Utara. Sebelum diberi perlakuan, mencit diaklimatisasi pada suhu
ruangan dan dilaksanakan selama 7 hari. Mencit dikelompokkan dalam kandang
berdasarkan perlakuan yang diberikan, sebanyak 6 ekor setiap kandang. Selama
aklimatisasi, mencit diberi pakan standar dan minum. Kandang dan botol
minuman dibersihkan tiap tiga hari sekali, untuk kandang diganti sekam dan botol
minuman diganti airnya atau diisi ulang apabila air telah habis. Aklimatisasi
dilakukan agar mencit mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang akan
ditempati selama penelitian berlangsung.
3.6.2 Pembuatan Induksi Obesitas
Induksi obesitas menggunakan Monosodium Glutamat (MSG). Ditimbang
2g Monosodium Glutamat dilarutkan dalam 10 ml aquades kemudian di injeksi


24
Universitas Sumatera Utara

subkutan 1% berat badan untuk setiap mencit dilakukan selama dua minggu
berturut-turut untuk meningkatkan berat badan mencit (Vogel, 2008)
3.6.3 Penentuan Dosis
Dosis ekstrak daun jati belanda yang diberikan berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh (Tresnanovia, 2012) yaitu dosis efektif daun jati belanda
adalah 2g/kg BB, dengan demikian dosis ekstrak daun jati belanda untuk mencit
yaitu sebesar 1; 2; dan 3 g/kg BB.
Pemberian serbuk effervescent daun jati belanda ini dilakukan setelah
pemberian induksi obesitas selama empat belas hari, kelompok mencit diberi
serbuk effervescent daun jati belanda dengan dosis yang telah ditentukan dan
diberikan secara oral dengan menggunakan oral sonde setiap hari sekali selama
empat belas hari. Kelompok kontrol diberi aquades setiap hari sekali selama
empat belas hari secara oral. Selama pemberian serbuk effervescent daun jati
belanda mencit tetap diberi pakan pelet 551 dan minum standar.

3.7 Pembuatan Serbuk Effervescent

Formula Serbuk Effervescent Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini
Menggunakan Formula Dasar Dari Rahma Wati (2016):
R/ Ekstrak jati belanda
Asam sitrat
Asam tartrat
Natrium bikarbonat
Aspartam
HPMC
Mg stearate
Laktosa q.s ad

500 mg
150 mg
250 mg
460 mg
2%
3%
1,5%
2000 mg


25
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1 Formula Serbuk Effervescent dan jati belanda
Bahan (mg)
Ekstrak daun jati belanda
Asat sitrat
Asat tartat
Natrium Bikarbonat
Aspartam
HPMC
Mg Stearat
Laktosa
Total

Keterangan :

F1 (mg)
500 mg
150 mg

250 mg
460 mg
40 mg
60 mg
30 mg
510 mg
2000 mg

F1 = Formulasi dengan konsentrasi sumber asam 20%

3.7.1 Pembuatan Ekstrak Kering Jati Belanda
Ekstrak kental daun jati belanda dikeringkan dengan laktosa dengan
perbandingan 1:8 sampai ekstrak berbentuk serbuk, lalu diayak dengan ayakan 40
mesh dan kemudian dikeringkan di lemari pengering ± 18 jam.
3.7.2 Fase Dalam Formulasi Serbuk Effervescent Daun Jati Belanda
a. Bagian Basa
Setengah bagian ekstrak kering, setengah bagian laktosa, digerus dalam
lumpang sampai homogen. Ditambahkan natrium bikarbonat, setengah bagian
aspartam dan setengah bagian HPMC, dicampur dalam lumpang hingga homogen,
ditambahkan etanol 96% tetes demi tetes sehingga membentuk massa yang

kompak lalu diayak dengan pengayak 14 mesh dan dikeringkan pada lemari
pengering. Kemudian diayak lagi dengan pengayak 16 mesh (Wati, 2016).
b. Bagian Asam
Setengah bagian ekstrak kering, setengah bagian laktosa, digerus dalam
lumpang sampai homogen. Ditambahkan asam sitrat sedikit demi sedikit sambil
digerus homogen dan ditambahkan asam tartat, setengah bagian aspartam dan
setengah bagian HMPC, digerus sampai homogen. Ditambahkan etanol 96% tetas
demi tetes sehingga membentuk massa yang kompak lalu diayak dengan

26
Universitas Sumatera Utara

pengayak 14 mesh dan dikeringkan pada lemari pengering. Kemudian diayak lagi
dengan pengayak 16 mesh (Wati, 2016).
3.7.3 Fase luar formulasi serbuk effervescent Daun Jati Belanda
Fase luar terdiri Mg stearat sebagai pelicin yang dicampurkan dalam
bagian asam dan basa yang telah kering dan siap dicetak.

3.8 Pembuatan Larutan Serbuk Effervescent Daun Jati Belanda
Pembuatan larutan serbuk effervescent daun jati belanda dengan

menggunakan konsentrasi 100mg/ml dosis 1g, 2g dan 3g/kg BB. Serbuk
effervescent daun jati belanda ditimbang 1250 mg dimasukkan kedalam beaker
gelas ditambah aquades hingga 12,5 ml.

3.9 Pemberian Larutan Serbuk Effervescent Daun Jati Belanda
Pemberian larutan serbuk effervescent daun jati belanda dilakukan setiap
hari selama dua minggu sesuai dosis kelompok perlakuan yang sudah ditentukan.
Pengukuran berat badan dilakukan dua hari sekali selama perlakuan untuk dapat
melihat perubahan berat badan. Selanjutnya ditentukan indeks berat badan dengan
Rumus :

BB Hari x

x 100%

BB Hari o

3.10 Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis secara statistik dengan uji t-test dan
metode ANOVA (analisis variansi) satu arah yang dilanjutkan dengan uji Duncan

dengan taraf signifikansi 95%. Analisis statistik ini menggunakan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution) versi 19.

27
Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Serbuk Effervescent Daun
Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) Terhadap Penurunan Berat Badan
Mencit Jantan telah dilakukan. Sebelum pemberian serbuk effervescent duan jati
belanda, terlebih dahulu mencit diberikan monosodium glutamat dengan dosis 2
g/ kg BB selama 14 hari, dari hari pertama sampai hari ke-14 dengan tujuan untuk
membuat kondisi mencit menjadi obesitas terlebih dahulu. Setelah itu. pemberian
serbuk effervescent daun jati belanda dilakukan selama 14 hari yaitu pada hari ke14 sampai hari ke-28. Berat badan mencit ditimbang pada hari ke-14 selang
waktu dua hari sampai hari ke-28, kemudian dihitung selisih rata-rata berat badan
setiap mencit pada hari ke-28 dengan rata-rata berat badan mencit pada hari ke-14
(hari pertama sebelum pemberian serbuk effervescent) untuk mengetahui
penurunan berat badan yang terjadi. Berikut ini adalah pemaparan mengenai hasil
penelitian variabel yang disebutkan.


4.1 Berat Badan Mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian Monosodium
Glutamat
Pemberian monosodium glutamat dengan dosis 2 g/kg BB selama 14 hari
terhadap berat badan mencit (Mus musculus L.) jantan diperoleh hasil seperti yang
tertera pada Tabel 4.1.

28
Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 Data berat badan mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian
monosodium glutamat 2 g
Rata-rata Berat Badan dan Indeks Berat Badan (g)
Perlakuan

Hari ke-1

Hari ke-4

Hari ke-7

Hari ke-10

Hari ke-14

BB

IBB

BB

IBB

BB

IBB

BB

IBB

BB

IBB

P1

25,9

103,1

26,6

106,1

28,5

113,8

29,7

118,8

31,6

126,1

P2

24,8

100,2

26,5

107,2

27,8

112,6

29,6

119,9

31,8

128,8

P3

25,7

100,6

27,2

106,8

29,1

114,0

30,9

121,2

32,9

128,8

P4

24,6

101,2

26,2

107,1

27,3

112,4

29,3

120,9

31,3

128,5

130
125
120

IBB

115
110
105
100
95
90
H-1

H-4

H-7

H-10

H-14

Hari
P1

P2

P3

P4

Gambar 4.1 Grafik Pertambahan IBB H1-14

Keterangan: BB= Berat Badan
IBB= Indeks Berat Badan
P1 = SEDJB dosis 1 g/kg BB
P2 = SEDJB dosis 2 g/kg BB
P3 = SEDJB dosis 3 g/kg BB
P4 = Aquades (Kontrol) 1% BB

29
Universitas Sumatera Utara

4.2 Hasil Uji T-Test Berat Badan Mencit (Mus musculus L.) setelah
Pemberian Monosodium Glutamat 2g/kg BB
Untuk menentukan apakah berat badan badan mencit meningkat secara
signifikan, maka dilakukan uji T-test. Hasil uji T-test yang dilakukan diperoleh
hasil seperti yang tertera pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Uji T-Test berat badan mencit (Mus musculus L.) setelah
pemberian Monosodium Glutamat 2 g
Rata-rata IBB (g)
Perlakuan
H-1

H-14

P1

103,1

126,1

P2

100,2

128,8

P3

100,6

128,8

P4

101,2

128,5

Df

p-value

3

0,000

Berdasarkan hasil uji t-test pada 4 kelompok mencit setelah diberikannya
monosodium glutamat terhadap rata-rata berat badan mencit menunjukkan nilai
p-value sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Dengan
demikian, monosodium glutamat memberikan dampak yang signifikan dalam
meningkatkan berat badan mencit jantan sehingga menjadi obesitas pada semua
kelompok mencit. Rata-rata berat badan mencit pada 4 kelompok perlakuan ± 25
g dan setelah diberikan perlakukan pemberian monosodium glutamat rata-rata
berat badan mencit pada 4

kelompok perlakuan menjadi

± 31 g.

30
Universitas Sumatera Utara

4.3 Berat Badan Mencit (Mus musculus L.) setelah Pemberian Serbuk Effervescent Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.)
Pengaruh serbuk effervescent daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) terhadap berat badan mencit (mus musculus L.) jantan
diperoleh hasil seperti yang tertera pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Data rata-rata berat badan mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian serbuk effervescent daun jati belanda (Guazuma
ulmifolia Lamk.) hari ke-14 sampai dengan hari ke-20
Rata-rata Berat Badan (g)
P

Hari ke-14

Hari ke-16

Hari ke-18

Hari ke-20

Hari ke-22

Hari ke-24

Hari ke-26

Hari ke-28

BB

IBB

BB

IBB

BB

IBB

BB

IBB

BB

IBB

BB

IBB

BB

IBB

BB

IBB

P1

31,6

126,1

30,8

97,2

29,7

93,8

30,3

95,8

29,3

92,6

27,8

88,0

28,2

89,3

27,2

86,2

P2

31,8

128,8

29,7

93,0

31,3

98,5

30,5

96,1

31,1

97,7

30,7

96,6

30,5

96,2

29,9

94,2

P3

32,9

128,8

30,3

91,8

28,6

86,9

30,5

92,8

30,2

91,7

28,8

87,6

27,7

84,4

27,9

84,9

P4

31,3

128,5

31,5

100,7

32,9

105,2

32,9

105,3

32,7

104,7

33,8

108,1

34,3

109,8

34,9

111,6

31
Universitas Sumatera Utara

130

IBB

120

110

100

90

80
H-14

H-16

H-18

H-20

H-22

H-24

H-26

H-28

Hari
P1

P2

P3

P4

Gambar 4.2 Grafik Perubahan IBB H14-28
Keterangan: P
BB
IBB
P1
P2
P3
P4

= Perlakuan
= Berat Badan
= Indeks Berat Badan
= SEDJB dosis 1 g/kg BB
= SEDJB dosis 2 g/kg BB
= SEDJB dosis 3 g/kg BB
= Aquades (Kontrol) 1% BB

Uji analisis varians (ANOVA) dari data rata-rata berat badan mencit pada
hari ke-14 menunjukkan nilai 0,539 atau lebih besar dari nilai signifikansi 0,05.
Hal ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata penurunan berat badan
mencit sebelum dilakukannya perlakuan pemberian serbuk effervescent daun jati
belanda kepada mencit jantan.
Uji analisis varians (ANOVA) pada hari ke-16 menunjukkan nilai 0,011
atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan ratarata penurunan berat badan mencit setelah diberikannya serbuk effervescent daun

32
Universitas Sumatera Utara

jati belanda. Uji lanjutan duncan menunjukkan bahwa diantara ketiga dosis
perlakukan, dosis 3 g/Kg BB memberikan pengaruh yang paling signifikan
dibanding dengan dua dosis lainnya.
Uji analisis varians (ANOVA) pada hari ke-18 menunjukkan nilai 0,003
atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan ratarata penurunan berat badan mencit pada hari ke-4 setelah diberikannya serbuk
effervescent daun jati belanda. Uji lanjutan duncan menunjukkan bahwa diantara
ketiga dosis perlakuan, dosis 3 g/Kg BB dan 1 g/Kg BB memberikan dampak
yang lebih besar terhadap penurunan berat badan mencit dibandingkan dengan
dosis 2 g/Kg BB. Namun jika dibandingkan diantara ketiga dosis perlakuan,
pemberian dengan dosis 3 g/Kg BB memberikan dampak yang lebih besar
dibandingkan dengan kedua dosis lainnya.
Uji analisis varians (ANOVA) pada hari ke-20, 22, 24 menunjukkan nilai
0,000 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini berarti terdapat
perbedaan rata-rata penurunan berat badan mencit pada hari ke-6, 8, dan 10
setelah pemberian serbuk effervescent daun jati belanda. Uji lanjutan duncan
menunjukkan bahwa diantara ketiga dosis perlakuan, dosis 3 g/Kg BB dan 1 g/Kg
BB memberikan dampak yang lebih besar terhadap penurunan berat badan mencit
dibandingkan dengan dosis 2 g/Kg BB. Namun jika dibandingkan diantara ketiga
dosis perlakuan, pemberian dengan dosis 3 g/Kg BB memberikan dampak yang
lebih besar dibandingkan dengan kedua dosis lainnya. Perbedaan antara dosis 3
g/Kg BB dan dosis 1 g/Kg BB tidak begitu signifikan, dapat dikatakan
bahwasanya pada hari ke-20, 22 dan 24 kedua dosis ini memberikan dampak
penurunan berat badan yang hampir sama pada mencit jantan. Jika dibandingkan

33
Universitas Sumatera Utara

dengan kedua dosis tersebut, dosis 2 g/Kg BB tidak memperlihatkan dampak
penurunan berat badan yang begitu signifikan.
Uji analisis varians (ANOVA) pada hari ke-26 dan ke-28 masing-masing
menunjukkan nilai 0,001 dan 0,000 atau lebih kecil dibandingkan dengan nilai
signifikansi 0,005. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata penurunan
berat badan akibat pemberian serbuk effevescent daun jati belanda. Diantara
ketiga dosis perlakuan, pemberian dosis 3 g/Kg BB dan 1 g/Kg BB memberikan
dampak penurunan yang lebih besar dibandingkan dengan dosis 2 g/Kg BB. Pada
hari terakhir penelitian yaitu hari ke-28, terlihat bahwa dalam waktu 2 minggu
pemberian serbuk effervescent, dosis 1 g/Kg BB memberikan dampak penurunan
berat badan pada mencit yang hampir sama dengan pemberian dengan dosis 3
g/Kg BB. Namun demikian, pemberian dengan dosis 3 g/Kg BB tetap
memberikan dampak yang penurunan berat badan yang paling signifikan atau
terlihat nyata dibandingkan dengan perlakuan dengan dua dosis lainnya.
Hasil uji t-test perubahan rata-rata berat badan mencit yang diberikan
serbuk effervescent daun jati belanda pada hari ke 20, 22, 24, 26 dan 28, masingmasing menunjukkan nilai 0,000, 0,000, 0,000, 0,001 dan 0,000. Hal ini
menunjukkan semua nilai uji t-test yang dilakukan pada hari ke 20, 22, 24, 26 dan
28 lebih kecil dibandingkan dengan nilai signifikansi 0,05 yang berarti terdapat
penurunan berat badan mencit yang signifikan atau terlihat dengan nyata.
Berdasarkan uji t-test tersebut dapat diartikan bahwa pemberian serbuk
effervescent daun jati belanda dapat menurunkan berat badan mencit jantan yang
obesitas.

34
Universitas Sumatera Utara

Hasil uji t-test yang dilakukan pada hari terakhir (hari ke-28) terhadap hari
pertama (hari ke-0) untuk melihat apakah waktu 14 hari pemberian serbuk
effervescent daun jati belanda cukup untuk menurunkan berat badan mencit jantan
diperoleh hasil 0,014 atau lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 hal ini berarti
masih terdapat perbedaan berat badan yang cukup signifikan antara hari pertama
dengan hari terakhir berat badan mencit sehingga dapat dikatakan 14 hari
perlakukan pemberian serbuk effervescent daun jati belanda belum bisa untuk
mengembalikan berat badan mencit ke keadaan normal.
Penurunan berat badan mencit pada kelompok perlakukan diduga karena
adanya kandungan senyawa bioaktif pada serbuk effervescenet daun jati belanda.
Kandungan senyawa bioaktif serbuk effervescen daun jati belanda diduga
memberikan pengaruh menurunkan berat badan adalah tanin, musilago, dan
alkaloid. Senyawa tanin memiliki dampak dapat mengendapkan protein yang ada
didalam permukaan usus halus karena mudah berikatan dengan protein sehingga
mengurangi penyerapan makanan, dengan demikian proses kegemukan dapat
dihambat. Senyawa musilago yang terkandung dalam daun jati belanda
merupakan polisakarida yang berbentuk lendir dan bersifat sebagai pelican
sehingga dengan adanya musilago, absorbsi makanan pada usus dapat dikurangi
(Widyati, 2012).
Selain karena pengaruh senyawa tanin dan musilago, penurunan berat
badan mencit dapat disebabkan juga karena kandungan alkaloid di dalam serbuk
effervescent. Menurut Rahardjo (2006) senyawa alkaloid dalam serbuk
effervescent daun jati belanda diduga dapat menghambat aktivitas enzim lipase
pankreas. Enzim lipase adalah enzim yang menghidrolisis ikatan ester lemak

35
Universitas Sumatera Utara

menjadi alcohol dan asam lemak. Aktivitas enzim lipase akan meningkatkan
penyerapan asam lemak. Sebaliknya, jika aktivitas enzim lipase terhambat maka
yang terjadi adalah absorpsi lemak berkurang sehingga banyak lemak yang yang
terbuang lewat feses.
Peningkatan berat badan mencit pada kelompok kontrol diduga karena
fisiologis pada mencit yang memungkinkan mencit stress pada saat pencekokan.
Stres dapat menyebabkan kadar gula darah menurun sehingga aktivitas makan
mencit menjadi tinggi untuk memperoleh asupan glukosa yang kurang dalam
tubuh (Nugroho, 2010).
Pada kelompok perlakuan dengan dosis 3g/KgBB mengalami penurunan
yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok perlakuan lainnya. Penurunan
tertinggi pada mencit kelompok tersebut diduga karena pemberian serbuk
effervescen daun jati belanda pada dosis tersebut memberikan pengaruh yang
paling efektif terhadap mencit. Hal tersebut menyebabkan kandungan senyawa
pada serbuk effervescen daun jati belanda yang berpotensi menurunkan berat
badan yaitu tanin dan musilago bekerja secara efektif pada kelompok mencit
dengan dosis 3g/KgBB sehingga pengendapan protein terjadi secara maksimal
pada kelompok mencit ini dan mengakibatkan absorpsi makanan sangat berkurang
sehingga berat badan mencit menurun sangat tinggi yaitu sebesar 5 g.
Hasil penelitian terhadap berat badan mencit menunjukkan bahwa
pemberian serbuk effervescen daun jati belanda memiliki pengaruh terhadap
penurunan berat badan. Hal ini karena terasarinya alkaloid daun jati belanda yang
dapt memberikan efek penurunan berat badan mencit, hal ini sejalan dengan
penelitian Rahardjo (2006) yang menyatakan senyawa kimia pada jati belanda

36
Universitas Sumatera Utara

yang paling berpengaruh menurunkan berat badan adalah alkaloid, karena
kemampuannya yang dapat menghambat aktivitas enzim lipase sehingga
penyerapan lemak berkurang.
Selain itu waktu penelitian juga memberikan pengaruh terhadap hasil
penelitian, diduga aktivitas penghambatan enzim lipase bekerja secara maksimal
dalam waktu yang sesuai dengan penelitian sehingga dapat bekerja optimal dalam
menurunkan berat badan mencit jantan.

37
Universitas Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Serbuk effervescent daun Jati Belanda memberikan efek penurunan berat
badan terhadap mencit jantan pada ketiga dosis yaitu 1g, 2g, 3g/Kg BB.
b. Terdapat perbedaan penurunan berat badan mencit jantan antara kelompok
yang diberi perlakuan dengan kelompok kontrol, perlakuan dengan dosis
1g/Kg BB hampir memberikan dampak yang sama dengan dosis 3g/Kg
BB, namun jika dibandingkan dengan dua dosis lainnya, dosis 3 g/Kg BB
memberikan dampak penurunan berat badan yang paling signifikan.
5.2 Saran
Disarankan peneliti selanjutnya dapat menggunakan obat lain yang ada di
pasaran sebagai pembanding contohnya Orlistat.

38
Universitas Sumatera Utara