Penerapan Macroergonomic Analysis and Design (MEAD) pada CV. Topaz Profile and Frame Chapter III VII

8. Postur Kerja
Variabel ini menyatakan postur kerja operator yang terbentuk pada saat sedang
bekerja.
9. Dimensi Antropometri
Variabel ini menyatakan dimensi/ukuran tubuh pekerja yang akan digunakan
untuk merancang fasilitas kerja.
10. Lingkungan Kerja
Variabel ini menyatakan bagaimana lingkungan kerja yang ada pada saat
sedang bekerja.

4.6.

Metode Pengumpulan Data
Adapun jenis data yang dikumpulan terdiri dari 2 jenis data, yaitu:

1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui pengamatan langsung dan
wawancara. Data yang dikumpulkan adalah:
a. Data produktivitas operator
Produktivitas operator diperoleh dengan cara menghitung jumlah profile
yang di packing per jam. Instrumen yang digunakan yaitu stopwatch.

b. Keluhan Operator
Diperoleh dengan menggunakan kuisioner SNQ. Metode yang digunakan
adalah metode sampling jenuh dimana responden yang dipilih adalah
seluruh operator Cutting and Packing.

Universitas Sumatera Utara

c. Pendapat Personel
Diperoleh melalui hasil wawancara dengan operator Cutting and Packing.
Metode yang digunakan adalah metode judgment sampling dimana
responden yang terpilih adalah operator pria dan wanita Cutting and
Packing. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner terbuka.
d. Pendapat Stakeholder
Diperoleh melalui hasil wawancara dengan manager produksi. Metode
yang digunakan adalah metode judgment sampling dimana responden yang
terpilih adalah manager produksi. Instrumen yang digunakan yaitu
kuisioner terbuka.
e. Postur Kerja
Diperoleh dengan cara merekam operator Cutting and Packing yang
sedang bekerja. Metode yang digunakan adalah metode sampling jenuh

dimana responden yang terpilih adalah seluruh operator Cutting and
Packing. Instrumen yang digunakan yaitu kamera digital.
f. Data antropometri
Diperoleh dengan melakukan pengukuran dimensi tubuh operator Cutting
and Packing. Metode yang digunakan adalah metode sampling jenuh
dimana responden yang terpilih adalah seluruh opeator Cutting and
Packing. Instrumen yang digunakan yaitu Human body martin.
g. Lingkungan Kerja
Diperoleh dengan cara melakukan pengamatan terhadap lingkungan kerja
dan melakukan pengukuran suhu terhadap lingkungan kerja.

Universitas Sumatera Utara

h. Proses Produksi
Diperoleh melalui observasi dan diskusi dengan operator CV. Topaz
Profile and Frame.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia oleh pihak perusahaan
sehingga tidak perlu lagi digali secara langsung dari sumbernya. Adapun data
sekunder yang dikumpulkan adalah:

a. Visi dan Misi,
Diperoleh melalui informasi dari pihak CV. Topaz Profile and Frame.
b. Struktur Organisasi
Diperoleh dari dokumen CV. Topaz Proile and Frame

4.7.

Metode Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah keseluruhan data yang dibutuhkan

terkumpul, dimana rinciannya dapat dilihat sebagai berikut:
1. Mendefinisikan subsitem organisasi, pada tahap ini visi dan misi, proses
produksi, dan struktur organisasi telah diperoleh dari pihak CV. Topaz Profile
and Frame.
2. Mendefinisikan tipe fasilitas kerja dan menetapkan tingkat kinerja yang
dibutuhkan, pada tahap ini ditentukan rancangan fasilitas kerja yang
dibutuhkan sesuai dengan penggunanya.

Universitas Sumatera Utara


3. Mendefinisikan proses kerja dan analisis kerja, pada tahap ini diuraikan proses
kerja pada stasiun kerja yang bermasalah dan menganalisis permasalahan yang
terjadi dengan SNQ.
4. penentuan data varians, pada tahap ini ditentukan data-data yang diperlukan
yaitu penilaian postur kerja operator.
5. Menganalisis peran personel, pada tahap ini mengidentifikasi permasalahan
sebelumnya kemudian dihubungkan dengan peran personel.
6. Mengalokasikan fungsi dan penggabungan desain, pada tahap ini ditentukan
alternatif mana yang akan dirancang.
7. Menganalisis persepsi dan tanggung jawab stakeholder, pada tahap ini akan
dianalisis pendapat dari manager produksi.
8. Mendesain ulang dan menggabungkan subsistem, pada tahap ini dilakukan
perancangan produk sesuai dengan spesifikasi yang diperoleh pada tahap
sebelumnya dengan prinsip antropometri.
Langkah-langkah proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2. berikut:

Universitas Sumatera Utara

Studi Pendahuluan & Studi Pustaka


Identifikasi Masalah

Perumusan Masalah

Penetapan Tujuan :
1.Menganalisis
permasalahan
yang
terjadi
dengan
menggunakan metode Macroergonomic Analysis and
Design (MEAD).
2.Memberikan
usulan
perbaikan
untuk
mengatasi
permasalahan

Pengumpulan Data


Data Primer

Data Sekunder

- Data Produktivitas kerja
-Kuisioner SNQ
- Pendapat Personel
- Pendapat Stakeholder
-Data Postur Kerja
-Data Pengukuran Dimensi Antropometri

-Struktur Organisasi CV. Topaz Profile and Frame
-Visi dan Misi CV. Topaz Profile and Frame
-Proses Produksi
- Proses Produksi

Pengolahan Data
- Mendefinisikan subsistem organisasi
- Mendefinisikan tipe fasilitas kerja dan menetapkan tingkat kinerja yang dibutuhkan

- Mendefinisikan proses kerja dan analisis kerja
- Pengumpulan data varians
- Menganalisis peran personel
- Mengalokasikan fungsi dan penggabungan desain
- Menganalisis persepsi dan tanggung jawab stakeholder
- Mendesain ulang dan menggabungkan subsistem

Pemecahan Masalah
- Analisis Penerapan Macroergonomic Analysis and Design
- Usulan Rancangan Fasilitas Kerja
- Analisis Pemecahan Masalah

Kesimpulan dan Saran

Gambar 4.2. Langkah-langkah Proses Penelitian

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


5.1.

Pengumpulan Data

5.1.1. Visi dan Misi Perusahaan
Visi CV. Topaz Profile and Frame adalah menjadi produsen profile dan
frame dengan kualitas terbaik, terkenal dan disukai oleh Konsumen.
Misi CV. Topaz Profile and Frame:
5. Memberikan kepuasan pada konsumen akan produk CV. Topaz profile and
frame.
6. Mengutamakan kualitas, desain dan kreatifitas agar konsumen tidak beralih ke
pesaing sejenis lainnya.
7. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mengikuti perkembangan,
perubahan dan inovasi di masa sekarang dan akan datang.
8. Memberikan variasi harga sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Uraian proses produksi dan struktur organisasi CV. Topaz Profile and
Frame dapat dilihat pada Bab II.

5.1.2.


Aktivitas Kerja Keseluruhan Pembuatan Profile and Frame
Aktivitas kerja keseluruhan yang dilakukan operator selama proses

pembuatan Profile and Frame dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1. Aktivitas Kerja Pembuatan Profile and Frame
Aktivitas

Gambar Gerakan

Operator Membawa dan
memasukkan biji plastik ke
mesin pengeringan

Operator memasukkan biji
plastik yang telah di
keringkan ke dalam goni

kemudian ditimbang

Operator melakukan
pencampuran bahan baku
dan bahan tambahan

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1. Aktivitas Kerja Pembuatan Profile and Frame (Lanjutan)
Aktivitas

Gambar Gerakan

Operator memasukkan
bahan yang sudah dicampur
ke mesin pencetak

Operator mengambil Profile
yang sudah dipotong oleh
mesin cutting


Operator melakukan
inspeksi pada profile yang
telah dipotong

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1. Aktivitas Kerja Pembuatan Profile and Frame (Lanjutan)
Aktivitas

Gambar Gerakan

Operator mengangkut
profile-profile yang telah
diperiksa ke bagian packing

Operator melakukan proses
packing

Sumber : Pengumpulan Data

5.1.3. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ) Seluruh Stasiun Kerja
Kuesioner SNQ diberikan kepada seluruh stasiun kerja di CV. Topaz
Profile and Frame untuk melihat pada stasiun kerja mana yang memiliki paling
banyak keluhan rasa sakit pada 28 bagian tubuh manusia.

Universitas Sumatera Utara

5.1.4. Data Lingkungan Kerja dan Desain mesin cutting and Packing
Dari hasil Pengamatan pada Stasiun kerja Cutting and Packing Letak
mesin Cutting dan rak Packing memiliki jarak yang cukup dekat dan tertutupnya
stasiun kerja tersebut sehingga menimbulkan banyak debu dan menimbulkan suhu
berkisar 300 – 400. Ukuran dimensi mesin cutting yaitu 3,15m x 1,12m x 1,38m
sedangkan rak packing berukuran 3,15m x 0,37m x 1,30m. Gambar lingkungan
kerja dan desain mesin cutting and packing dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Sketsa Desain Fasilitas Cutting and Packing

5.1.5. Postur Kerja dari Elemen Kegiatan Cutting and Packing Profile yang
Dilakukan oleh Operator
CV. Topaz Profile And Frame dalam proses produksinya memiliki mesin
Cutting profile. Mesin Cutting Profile merupakan mesin pemotong otomatis yang
digunakan dalam proses pemotongan Profile sesuai ukuran yang di inginkan.

Universitas Sumatera Utara

Postur kerja dari elemen kegiatan packing profile yang dilakukan oleh operator
mesin Cutting and Packing adalah sebagai berikut:
1.

Operator Cutting and Packing (Pria)
Tabel 5.3. Gerakan Kerja Operator Cutting and Packing Pria
Gambar Gerakan
Gerakan
Kanan

Kiri

Operator sedang
mengambil Profile
yang sudah dipotong
oleh mesin cutting

Operator sedang
melakukan inspeksi
pada profile yang
telah dipotong

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.3. Gerakan Kerja Operator Cutting and Packing Pria (Lanjutan)
Gambar Gerakan
Gerakan
Kanan

Kiri

Operator sedang
mengangkut profileprofile yang telah
diperiksa ke bagian
packing

Operator sedang
melakukan proses
packing

Sumber : Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara

2.

Operator Cutting and Packing (Wanita)
Tabel 5.4. Gerakan Kerja Operator Cutting and Packing Wanita
Gambar Gerakan
Gerakan
Kanan

Kiri

Operator sedang
mengambil Profile
yang sudah dipotong
oleh mesin cutting

Operator sedang
melakukan inspeksi
pada profile yang
telah dipotong

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.4. Gerakan Kerja Operator Cutting and Packing Wanita (Lanjutan)
Gambar Gerakan
Gerakan
Kanan

Kiri

Operator sedang
mengangkut profileprofile yang telah
diperiksa ke bagian
packing

Operator sedang
melakukan proses
packing

Sumber : Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

5.1.6. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ) Operator Cutting and
Packing
Kuesioner SNQ diberikan kepada seluruh 4 operator yang bekerja di
bagian packing di CV. Topaz Profile adn Frame. Operator yang bekerja di bagian
Cutting and packing berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan umur
operator berkisar dari 20 tahun sampai 30 tahun. Kuesioner ini membagi keluhan
rasa sakit pada 28 bagian tubuh manusia menjadi 4 skala yaitu “tidak sakit”, “agak
sakit”, “sakit”, dan “sangat sakit”. Operator diminta untuk mengisi kuesioner
SNQ dengan cara didampingi oleh peneliti yang bertugas menerangkan
pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner kepada operator.
Penjelasan kategori keluhan yang dirasakan operator saat bekerja adalah
sebagai berikut:
1. Tidak sakit (skor 0), apabila operator tidak merasakan keluhan yang
berarti terhadap bagian tubuh.
2. Rasa agak sakit (skor 1), apabila operator hanya merasakan rasa nyeri sesekali
saja ataupun kesemutan.
3. Rasa sakit (skor 2), apabila operator sering merasakan rasa nyeri ataupun pegal
terhadap bagian tubuh.
4. Rasa sangat sakit (skor 3), apabila operator mengalami rasa pegal dan
nyeri yang lama (masih dirasakan walaupun pekerjaan sudah selesai).

Universitas Sumatera Utara

5.1.7. Data Produktivitas Kerja
Pada penelitian ini pengukuran produktivitas operator khususnya bagian
pemotongan dan pengemasan dilakukan dengan cara menghitung berapa banyak
jumlah profile yang di potong dan di periksa per jam selama 7 jam kerja. Hasil
kerja operator Cutting and Packing dapat dilihat sebagi berikut:
Tabel 5.6. Hasil Kerja Operator Cutting dan Packing
Jam KeI
II
III
IV
V
VI
VII
Total
Rata-Rata

Hasil Kerja Aktual
(profile/jam)
68
66
67
66
67
65
67
466
66,57

5.1.8. Data Pendapat Personel
Untuk mendapatkan spesifikasi rancangan asilitas yang dibuat, dilakukan
wawancara kepada operator bagian cutting and packing tentang tinggi kursi,
tinggi sandaran kaki, bahan rangka kursi, bahan sandaran kursi, bahan alas
dudukan kursi dan bentuk kaki kursi. Pendapat dari personel tersebut dapat
diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner terbuka yang
dapat dilihat pada lampiran.

5.1.9. Data Pendapat Stakeholder
Pendapat stakeholder merupakan pendapat dari pemangku kepentingan
perusahaan, dalam hal ini yaitu manajer produksi tentang pemilihan alternatif
rancangan yang akan dirancang. Pendapat dari manajer produksi diperoleh dari

Universitas Sumatera Utara

hasil wawancara dengan menggunakan kuisioner terbuka yang dapat dilihat pada
lampiran 10.

5.2.

Pengolahan Data
Terdapat 10 langkah metode MEAD yang akan dihubungkan dengan

penelitian ini untuk menilai dan meningkatkan sistem kerja yaitu:

5.2.1. Mendefinisikan Subsistem Organisasi
Pada tahap ini ditentukan uraian proses produksi, struktur organisasi dan
visi misi dari CV. Topaz Profile and Frame. Uraian proses produksi, struktur
organisasi dan visi misi perusahaan CV. Topaz Profile and Frame dapat dilihat
pada Bab II.

5.2.2. Mendefinisikan Tipe Fasilitas Kerja dan Menetapkan Tingkat
Kinerja yang Dibutuhkan
Penentuan fasilitas kerja pada CV. Topaz Profile and Frame mengarah
pada perancangan fasilitas yang berbasis kebutuhan dan dimensi tubuh
penggunanya. Sesuai dengan misi CV. Topaz Profile and Frame yaitu
Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mengikuti perkembangan,
perubahan dan inovasi di masa sekarang dan akan datang. Tingkat performansi
yang ingin dicapai adalah:

Universitas Sumatera Utara

1.

Meningkatkan produktivitas operator untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

2.

Menurunkan tingkat kelelahan operator yang dirasakan oleh operator cutting
and packing di CV. Topaz Profile and Frame.

3.

Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan operator cutting and packing di
CV. Topaz Profile and Frame.

5.2.3. Mendefinisikan Proses Kerja dan Analisis Kerja
Proses pembuatan profile dan bingkai di CV. Topaz Profile and Frame
terdiri dari 4 tahap yaitu Pengeringan, mixing, Pencetakan dan Cutting and
packing. Proses kerja yang dianalisis adalah bagian cutting and packing. Terdapat
4 mesin cutting dan rak packing yang terdiri dari 1 operator per mesin. Operator
bekerja pada posisi duduk ketika melakukan proses cutting. Kotak kemasan yang
digunakan operator untuk packing berada di belakang operator sehingga operator
perlu berdiri dan memutar tubuh untuk meletakkan profile kedalam kotak
kemasan. Pekerjaan juga dilakukan dalam jangka waktu yang lama yaitu lebih
dari 7 jam per hari. Secara jelasnya, proses kerja operator cutting and packing
dapat dilihat pada gambar berikut :

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5.2. Proses Kerja Operator Cutting and Packing
Berdasarkan identifikasi terhadap proses kerja yang ada pada perusahaan
tersebut, maka dilakukan analisa kerja dengan menggunakan SNQ. Hasil
penilaian SNQ dapat dilihat pada Lampiran 5.
Keluhan yang dirasakan oleh operator di stasiun Cutting and packing
profile didapatkan dari pengolahan kuesioner SNQ. Masing-masing operator
mengalami keluhan yang berbeda-beda. Tabel berikut menerangkan jumlah
operator yang mengalami keluhan pada bagian tubuh yang dirasakan oleh
operator:

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel jumlah operator yang mengalami keluhan sakit diatas
dapat dihitung persentasi keluhan yang paling sering dirasakan sakit oleh operator
sebagai berikut:
% Keluhan

=

% Leher Bagian Atas =
= 50,00%
Persentase keluhan operator bagian cutting and packing dalam bentuk
histogram dapat dilihat sebagai berikut:

Persentase Keluhan Operator Pada bagian Cutting and Packing
100
90
80
Persentae (%)

70
60
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Jenis Keluhan Bagian Tubuh

Gambar 5.3. Persentasi Keluhan Operator Bagian Cutting and Packing
Dari hasil identifikasi keluhan SNQ menunjukkan bahwa keluhan yang
paling sering dirasakan operator terdapat pada anggota tubuh bagian leher,
bahu,pungggung, pinggang, lengan tangan kiri dan kanan, bokong, paha, lutut dan
betis dan kaki. Posisi tubuh yang tidak alamiah dan cara kerja yang tidak

Universitas Sumatera Utara

ergonomis dalam waktu lama dan terus-menerus dapat menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan pada pekerja antara lain:
a. Gangguan gerakan pada bagian tubuh tertentu (kesulitan menggerakan
kaki, tangan atau leher).
b. Menurunnya semangat, motivasi dan kenyamanan dalam bekerja.
c. Dalam waktu lama dapat berisiko fatal seperti masalah peredaran darah, stroke
dan kerusakan pada sendi tulang belakang seperti pinggul, lutut dan kaki.
5.2.4. Penentuan Data Varians
Setelah diperoleh informasi dari manager produksi dan penyebaran
kuisioner SNQ tentang keluhan operator, selanjutnya dilakukan penilaian postur
kerja pada operator bagian Cutting and packing.
Penilaian dilakukan terhadap tubuh bagian kanan dan kiri operator dengan
menggunakan lembar penilaian Rapid Entire Body Assesesment (REBA)
Assessment Worksheet. Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok
utama atau grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri batang
tubuh A(trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B terdiri atas postur
tubuh kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan
pergelangan tangan (wrist). Nilai skor di grup A dan grup B selanjutnya
dimasukkan ke tabel C hingga menghasilkan nilai tabel C. Nilai skor REBA
diperoleh dari penjumlahan nilai tabel C dan nilai aktivitas. Adapun contoh
penilaian skor untuk postur kerja dapat dilihat pada Lampiran 6. Rekapitulasi
penilaian postur kerja operator cutting and packing dapat dilihat pada Tabel 5.8.
dan Tabel 5.9.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.8. Rekapitulasi Penilaian Postur Kerja Operator Cutting and Packing
Pria
No
1

Elemen Kegiatan
Mengambil profile

2

Memeriksa profile

3

Mengangkut Profile

4

Pengemasan profile

Bagian Tubuh

Skor

Tindakan Perbaikan

Kanan

10

Perlu tindakan secepatnya

Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri

10
9
10
9
8
9
9

Perlu tindakan secepatnya
Perlu tindakan secepatnya
Perlu tindakan secepatnya
Perlu tindakan secepatnya
Perlu tindakan secepatnya
Perlu tindakan secepatnya
Perlu tindakan secepatnya

Tabel 5.9. Rekapitulasi Penilaian Postur Kerja Operator Cutting and Packing
Wanita
No

Elemen Kegiatan

1

Mengambil profile

2

Memeriksa profile

3

Mengangkut Profile

4

Pengemasan profile

Bagian Tubuh
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri
Kanan
Kiri

Skor
11
8
7
10
11
9
9
4

Tindakan Perbaikan
Perlu tindakan sekarang juga
Perlu tindakan secepatnya
Perlu tindakan
Perlu tindakan secepatnya
Perlu tindakan sekarang juga
Perlu tindakan secepatnya
Perlu tindakan secepatnya
Perlu tindakan

Sumber : Pengolahan Data
Dari penilaian postur kerja diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
operator cutting and packing berada dalam level risiko tinggi sehingga perlu
tindakan sekarang juga. Kegiatan yang dilakukan oleh operator mesin tersebut
berada dalam level resiko tinggi disebabkan karena tidak adanya fasilitas kerja
yang memadai untuk operator bekerja sehingga dapat menyebabkan risiko kerja
terhadap operator dan secara tidak langsung akan berdampak terhadap
produktivitas operator.
Berdasarkan penilaian SNQ, penilaian postur kerja dan informasi dari
manajer produksi maka perlu dilakukan desain kursi kerja yang ergonomis dengan

Universitas Sumatera Utara

menggunakan data dimensi tubuh operator agar dapat menurunkan keluhan yang
dialami oleh operator, meningkatkan produktivitas, dan memberikan keselamatan
dan kesehatan bagi operator CV. Topaz profile and frame.

5.2.5. Membuat Matriks Variansi
Tahap ini bertujuan membuat matriks variansi, untuk mengidentifikasi
apakah penyimpangan yang terjadi saling mempengaruhi dengan penyimpangan
yang lain. Tahap ini tidak perlu dilakukan dalam penelitian ini, karena tahap ini
dibahas dalam langkah ke 3 MEAD.

5.2.6. Menganalisis Peran Personel
Pada tahap kelima dalam MEAD bertujuan untuk mengidentifikasi
bagaimana variansi yang didapat dari langkah sebelumnya dihubungkan dengan
peran personel yang bertanggung jawab pada unit kerja yang ada. Pada tahap ini
peran personel yang dimaksud yaitu operator cutting and packing. Pada tahap ini
dilakukan diskusi terhadap 2 orang perwakilan Operator Cutting and Packing
untuk dilakukan desain kursi kerja dengan spesifikasi sebagai berikut:
Tabel 5.10. Spesifikasi Rancangan dan Pendapat Peran Personel
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Spesifikasi Rancangan
Tinggi kursi
Tinggi sandaran kaki
Bahan rangka kursi
Bahan sandaran kursi
Bahan alas kursi
Bentuk kaki kursi

Cutting and Packing (Pria)
Adjustable
Adjustable
Besi
Busa
Busa
Memakai roda

Operator
Cutting and Packing (Wanita)
Tinggi kursi tetap
Tinggi sandaran kaki tetap
Aluminium
Kain
Kain
Memakai roda

Sumber : Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara

5.2.7. Mengalokasikan Fungsi dan Penggabungan Desain
Dari hasil diskusi terhadap personel CV. Topaz profile and frame
khususnya bagian cutting and packing, didapat 2 alternatif spesifikasi fasilitas
kerja yang akan dirancang. Setelah didapat spesifikasi fasilitas kerja yang akan
dirancang seperti tertera pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Perbandingan Harga Setiap Alternatif
Alternatif

Alternatif I

Alternatif II

Bahan

Spesifikasi Rancangan
Tinggi kursi
Tinggi sandaran kaki
Bahan rangka kursi
Bahan sandaran kursi
Bahan alas kursi
Bentuk kaki kursi
Tinggi kursi
Tinggi sandaran kaki
Bahan rangka kursi
Bahan sandaran kursi
Bahan alas kursi
Bentuk kaki kursi

Total
Harga (Rp)

Adjustable
Adjustable
Besi
Busa
Busa
Memakai roda
Tinggi kursi tetap
Tinggi sandaran kaki tetap
Aluminium
Kain
Kain
Memakai roda

650.000

550.000

Sumber : Pengolahan Data

5.2.8. Menganalisis Persepsi dan Tanggung Jawab Stakeholder
Dari hasil diskusi dengan manager produksi CV. Topaz Profile and frame
maka dipilih alternatif I menjadi spesifikasi fasilitas kerja untuk operator bagian
cutting and packing CV. Topaz Profile and frame. Alasan dipilihnya alternatif I
karena bahan kursi yang digunakan terbuat dari besi sehingga tahan lebih lama,
bahan sandaran kursi dan alas dudukan terbuat dari busa dan dibuat adjustable
agar bisa dikondisikan dengan desain mesin.

Universitas Sumatera Utara

5.2.9. Mendesain Ulang dan Menggabungkan Subsistem
Setelah diperoleh spesifikasi yang akan digunakan untuk perancangan
produk, maka dapat dirancang fasilitas kerja yang memiliki spesifikasi sebagai
berikut :
a. Bentuk kaki kursi

: menggunakan roda

b. Bahan rangka kursi

: Besi

c. Bahan sandaran kursi

: Busa

d. Bahan alas kursi

: Busa

e. Tinggi kursi

: Adjustable

f. Tinggi sandaran kaki

: Adjustable

Sebelum
mempermudah

melakukan
kerja

perancangan

operator,

maka

terhadap

perlu

produk

dilakukan

yang

pengolahan

akan
data

antropometri tubuh manusia yang berkaitan dengan produk tersebut. Data
antropometri yang digunakan untuk rancangan kursi kerja adalah lebar bahu (LB),
tinggi bahu duduk (TBD), panjang popliteal (PPo), tinggi popliteal (TPo) dapat
dilihat pada Lampiran 8. Setelah mendapatkan data dari suatu populasi maka
selanjutnya dapat dilakukan perhitungan nilai rata-rata, standar deviasi, nilai
maksimum dan nilai minimum yang dapat dilihat pada Lampiran 8 dan hasilnya
tertera pada Tabel 5.12. berikut:
Tabel 5.12. Rekapitulasi Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi,
Nilai Maksimum, dan Nilai Minimum
No.
1
2
3
4

Pengukuran
LB
TBD
PPo
TPo

X (cm)

(cm)

Xmin (cm)

Xmaks (cm)

40,23
56,58
44,88
45,40

2,67
5,34
0,41
2,20

36,7
50,1
44,5
43,7

42,4
61,4
45,4
48,6

Sumber : Pengolahan Data

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses
bagian data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi.
Apabila dalam suatu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data yang tidak
seragam maka data tersebut tidak dapat digunakan. Pada penelitian ini digunakan
tingkat keyakinan 95% dan tingkat ketelitian 5%. Rekapitulasi perhitungan
keseragaman data untuk seluruh dimensi tubuh dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Uji Keseragaman Data Antropometri Untuk Seluruh Dimensi
No.
1
2
3
4

Pengukuran

X (cm)

LB
TBD
PPo
TPo

(cm)

40,23
56,58
44,88
45,4

Xmaks (cm)

2,67
5,34
0,41
2,2

Xmin (cm)

42,4
61,4
45,4
48,6

36,7
50,1
44,5
43,7

Jumlah
Data
4
4
4
4

BKA
45,57
67,26
45,7
49,8

BKB

Ket

34,89
45,9
44,06
41

Sumber : Pengolahan Data
Kemudian uji kecukupan data digunakan untuk menganalisa jumlah
pengukuran apakah sudah memenuhi tingkat ketelitian yang ditetapkan. Apabila
N’N maka data belum mencukupi dan perlu dilakukan
pengambilan data lagi. Rekapitulasi uji kecukupan data dapat dilihat pada Tabel
5.14. dan Tabel 5.15.
Tabel 5.14. Uji Kecukupan Data Sebelum Penambahan Data
No.
1
2
3
4

Dimensi
LB
TBD
PPo
TPo

N’
5,30
10,72
0,10
2,81

N
4
4
4
4

Keterangan
Tidak Cukup
Tidak Cukup
Cukup
Cukup

Sumber: Pengolahan Data
Tabel 5.15. Uji Kecukupan Data Setelah Penambahan Data
No.
1
2
3
4

Dimensi
LB
TBD
PPo
TPo

N’
7,41
6,59
1,46
2,12

N
8
8
8
8

Keterangan
Cukup
Cukup
Cukup
Cukup

Universitas Sumatera Utara

S
S
S
S

Sumber: Pengolahan Data
Salah satu syarat penggunaan data antropometri yang akan diaplikasikan
pada perancangan fasilitas menggunakan konsep persentil adalah data harus
berdistribusi normal, sehingga perlu dilakukan uji normalitas. Metode
kolmogorov-smirnov digunakan karena data antropometri yang digunakan adalah
data parametrik yang dapat diketahui nilai parameter/statistik data (rata-rata,
standar deviasi, dan sebagainya), merupakan data kontinu (hasil pengukuran), dan
ukuran sampel memenuhi (8 sampel) sehingga metode kolmogorov-smirnov dapat
digunakan untuk melakukan uji kenormalan data. Pengujian kenormalan data
dengan kolmogorov-smirnov menggunakan software SPSS 24. Hasil pengujian
data dengan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 5.16. berikut:
Tabel 5.16. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov
LB
N
Normal Parameters

a,b

Most Extreme Differences

TBD

Ppo

TPo

8

8

8

8

Mean

38,8125

56,8875

44,4625

45,5750

Std. Deviation

2,82309

3,90327

1,43222

1,77261

Absolute

,180

,162

,260

,139

Positive

,148

,124

,175

,139

Negative

-,180

-,162

-,260

-,121

,180

,162

,260

,139

c,d

c,d

c

,200c,d

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

,200

,200

,118

a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

5.2.9.1.Perhitungan Persentil
Perancangan fasilitas kerja pada operator cutting and packing
disesuaikan dengan ukuran desain mesin. Ukuran dimensi mesin cutting yaitu

Universitas Sumatera Utara

3,15m x 1,12m x 1,38m sedangkan tempat packing yaitu 3,15m x 0,37m x 1,30m.
Gambar sketsa mesin cutting dan packing dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Data dimensi tubuh operator pada stasiun packing tidak cukup untuk
digunakan sebagai acuan dalam perancangan fasilitas kerja, sehingga dilakukan
penambahan data dimensi tubuh dari laboratorium E dan APK. Data antropometri
operator packing (4 data) dengan data antropometri Laboratorium E dan APK (26
data) dilihat pada Tabel 5.16.
Setelah diperoleh data antropometri dari pengukuran operator packing
dan Laboratorium E dan APK, selanjutnya ditentukan nilai persentil. Nilai
persentil yang dicari adalah persentil 5, 50 dan 95.
Contoh perhitungan nilai persentil data antropometri adalah sebagai
berikut:
1. Persentil 5
Harga persentil 5 dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
P5= ̅ -1,645x
Dimana:

P5 = Besar persentil 5
̅ = Rata-rata
x = Standar Deviasi dari data x
Lebar Bahu (LB):
P5 = ̅ -1,645x

= 40,23 – 1,645(2,67)

= 35,84 cm

Universitas Sumatera Utara

2. Persentil 50
Harga persentil 50 dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
P50 = ̅

Dimana:
P50
̅

= besar persentil 50
= rata-rata x

Lebar Bahu (LB):
P50 = ̅

= 40,23

3. Persentil 95
Harga persentil 95 dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
P95 = ̅ + 1,645 x
Dimana:

P95 = besar persentil 95
̅
= rata-rata x
x = standar deviasi
Lebar Bahu (LB):
P95 = ̅ + 1,645x

= 40,23 + 1,645(2,67)
= 44,62 cm

Rekapitulasi perhitungan persentil 5, 50 dan 95 untuk masing-masing data
dimensi antropometri dapat dilihat pada Tabel 5.18.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.18. Perhitungan Persentil 5, 50 dan 95 untuk Seluruh Dimensi
Antropometri
No
1
2
3
4

Dimensi Antropometri

P5 (cm)

Lebar Bahu (LB)
Tinggi Bahu Duduk (TBD)
Panjang Popliteal (PPo)
Tinggi Popliteal (TPo)

P50 (cm)

35,84
47,8
44,21
41,78

40,23
56,58
44,88
45,4

P95 (cm)
44,62
65,36
45,55
49,02

Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan data diatas, data dimensi yang digunakan pada perancangan
fasilitas kerja adalah Lebar Bahu (LB) menggunakan persentil 95, Tinggi Bahu
Duduk (TBD) dengan menggunakan persentil 95, Panjang Popliteal menggunakan
persentil 50 dan Tinggi Popliteal menggunakan persentil 50.
Usulan fasilitas kerja yang akan dirancang sesuai dengan kebutuhan
operator yaitu kursi kerja. Adapun produk usulan yang akan dirancang memiliki
spesifikasi dengan penjelasan sebagai berikut:
a.

Tinggi kursi dirancang 45,4 cm sesuai dengan persentil 50 tinggi popliteal.
Tinggi kursi dirancang adjustable agar bisa disesuiakan dengan pemakainya.
Ketinggian maksimum kursi dirancang dengan penambahan ketinggian
sampai 45cm sesuai dengan ukuran persentil 50 dimensi tubuh panjang
popliteal.

b.

Lebar backrest dirancang 44,62cm sesuai dengan persentil 95 lebar bahu.
Untuk lebar tempat duduk kursi dirancang dengan ukuran yang sama dengan
ukuran lebar bahu.

c.

Tinggi backrest dirancang 65,36cm sesuai dengan persentil 95 tinggi bahu
duduk.

d.

Kedalaman kursi dirancang 44,88cm sesuai dengan persentil 50 panjang
popliteal.

Universitas Sumatera Utara

e.

Tinggi footrest dirancang adjustable. Tinggi footrest dirancang adjustable
agar bisa disesuaikan dengan tinggi kursi. Ketinggian maksimum footrest
dirancang dengan penambahan ketinggian sampai 46cm sesuai dengan ukuran
persentil 50 dimensi tubuh tinggi popliteal.

5.2.10. Menerapkan, Mengatasi, dan Meningkatkan Kinerja
Tahap ini bertujuan untuk mengimplementasikan perubahan proses kerja
dan sistem kerja serta mengamati peningkatan kinerja yang dihasilkan. Tahap ini
belum bisa langsung dilaksanakan karena adanya kebijakan-kebijakan perusahaan
sehingga dalam menerapkan dan mengimplementasikan perubahan proses kerja
dan sistem kerja tidak dapat dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Untuk mengatasi
nya, maka dilakukan suatu simulasi untuk membantu melihat bagaimana
penerapan perbaikan tersebut dalam perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
PEMECAHAN MASALAH

6.1.

Analisis Penerapan Macroergonomic Analysis and Design (MEAD)
Analisis pertama kali dilihat dari keluhan operator cutting and packing

terhadap fasilitas kerja yang ada di CV. Topaz Profile And Frame. Keluhan ini
disebabkan karena desain mesin Cutting yang tinggi sehingga operator harus
menggapai profile yang telah terpotong sambil membungkuk dan tempat Packing
profile yang tinggi sehingga membuat operator bekerja dengan berdiri. Dengan
posisi bekerja membungkuk pada saat menggapai profile dan berdiri saat
melakukan packing, maka diusulkan suatu rancangan fasilitas kerja. Hasil SNQ
menyatakan bahwa operator banyak mengeluh di bagian punggung, lengan atas,
pinggang, lutut dan betis maka perancangan fasilitas mengarah kepada
perancangan kursi kerja. Performansi yang ingin ditingkatkan dengan adanya
kursi kerja ini adalah produktivitas kerja dan mengurangi keluhan operator.
Spesifikasi yang diperoleh dari pendapat operator kemudian diteruskan ke
pihak manager produksi CV. Topaz Profile And Frame untuk diminta pendapat
tentang spesifikasi kursi kerja tersebut. Dari hasil diskusi dengan beberapa
operator ditentukan dua alternatif produk yang akan diajukan ke pihak
stakeholder/manajer produksi. Langkah ini dilakukan mengingat perancangan
usulan tidak akan dapat dilakukan apabila tidak disetujui dengan pihak
manajemen perusahaan. Hasil diskusi dengan pihak atasan perusahaan
menghasilkan suatu unsulan rancangan produk dengan alternatif yang lebih mahal

Universitas Sumatera Utara

dengan alasan perusahaan menginginkan fasilitas kerja yang memiliki daya tahan
lebih lama dan dibuat adjustable agar bisa dikondisikan dengan desain mesin.
Spesifikasi produk usulan yang akan dirancang memiliki bentuk kursi
yang bisa dinaikturunkan sesuai kebutuhan, bahan rangka dari besi, bahan
sandaran dan alas duduk dari busa, memiliki sandaran kaki (footrest) yang bisa
dinaikturunkan.
6.2.

Usulan Rancangan Fasilitas Kerja
Dengan menggabungkan spesifikasi rancangan kursi yang diperoleh dari

metode Macroergonomic Analysis and Design (MEAD) serta hasil perhitungan
dimensi antropometri terhadap operator maka dirancang suatu fasilitas kerja baru
yang dapat dilihat pada Gambar 6.1.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.1. Proyeksi Dimensi Rancangan Usulan Fasilitas Kerja Operator
Cutting and Packing CV. Topaz Profile And Frame
Perancangan dilakukan dengan menggunakan pendekatan antropometri,
yaitu perancangan dengan prinsip user-centered. Dimensi tubuh yang digunakan
dalam perancangan yaitu:
1. Tinggi popliteal sebagai dasar perancangan tinggi kursi dari lantai.
2. Tinggi bahu duduk sebagai dasar perancangan tinggi backrest.
3. Lebar bahu sebagai dasar perancangan lebar backrest.
4. Panjang popliteal sebagai dasar perancangan kedalaman kursi.

Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan penetapan data antropometri, diperoleh bahwa tinggi kursi
dirancang adjustable agar operator dapat meraih potongan profile dan dapat
melakukan packing profile dengan nyaman serta dapat mengurangi intensitas
lengan bawah operator. Dengan demikian, maka dihasilkanlah desain kursi kerja
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 6.2.

Gambar 6.2. Proyeksi Dimensi Rancangan Usulan Fasilitas Kerja
Tampak Samping dan Tampak Depan

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.3. Proyeksi Dimensi Rancangan Usulan Fasilitas
Kerja Tampak Aksonometri
Analisis untuk kursi kerja:
1. Tinggi kursi dirancang adjustable. Hal ini bertujuan supaya operator dapat
menggapai profile dan melakukan packing dengan nyaman. Dengan tinggi
yang adjustable, maka operator dapat mengatur ketinggian kursi dan
memposisikan tubuhnya agar tidak terlalu membungkuk. Dengan kata lain,
kursi yang adjustable dapat mengurangi risiko nyeri punggung dan kaki.
2. Lebar bahu untuk perancangan lebar backrest sesuai dengan lebar bahu
persentil 95 yaitu 44,62cm. Hal ini bertujuan agar punggung operator dapat
tersandar seluruhnya.
3. Lebar tempat duduk kursi dirancang dengan ukuran yang sama dengan ukuran
lebar bahu yaitu 44,62cm.

Universitas Sumatera Utara

4. Tinggi backrest dirancang 65,36cm sesuai dengan persentil 95 tinggi bahu
duduk. Semakin tinggi backrest, akan semakin baik karena dapat menyangga
bagian lumbar spinal dengan aman. Tinggi backrest yang rendah hanya
menyangga pinggang sedangkan backrest medium hanya menyangga sampai
ke bahu.
5. Kedalaman kursi dirancang 44,88cm sesuai dengan persentil 50 panjang
polipteal. Kedalaman kursi tidak boleh melebihi ukuran rata-rata pengguna dari
suatu populasi. Di sisi lain, jika kursi terlalu dalam, akan mengakibatkan
tekanan pada daerah belakang lutut (popliteal) dan akan mengurangi kebebasan
gerak pada kaki operator.
6. Tinggi footrest dirancang adjustable agar kaki operator tidak kelelahan. Untuk
jenis kursi tinggi, footrest adalah bagian yang paling penting. Jika tidak ada
footrest, maka peredaran darah tidak lancar pada kaki. Diameter footrest
dirancang memiliki ukuran yang sama dengan kedalaman kursi yaitu 44,88cm.
Jika dirancang memiliki diameter yang lebih kecil dari kedalaman kursi, maka
kemungkinan besar kaki akan menekuk dan berisiko dan jika dirancang
melebihi kedalaman kursi, maka akan semakin membuat operator semakin jauh
dari areal kerjanya.
Setelah rancangan kursi kerja selesai, maka produk tersebut diaplikasikan ke
mesin cutting dan tempat packing yang dapat dilihat pada Gambar 6.4. dan
Gambar 6.5. berikut:

Universitas Sumatera Utara

Gambar 6.4. Aplikasi Usulan Fasilitas Kerja Operator Cutting

Gambar 6.5. Aplikasi Usulan Fasilitas Kerja Operator Packing

6.3.

Analisis Pemecahan Masalah
Sebelum

dilakukan

perbaikan

fasilitas

kerja,

operator

diukur

produktivitasnya dengan cara menghitung profile yang sudah selesai dipacking
per jam selama 7 jam kerja. Setelah itu rancangan produk diaplikasikan ke bagian

Universitas Sumatera Utara

cutting and packing CV. Topaz Profile And Frame dan diukur kembali
produktivitasnya

dengan

cara

yang

sama

sebelum

rancangan

produk

diaplikasikan. Hasil pengukuran kerja operator sebelum dan sesudah perbaikan
dapat dilihat pada Tabel 6.1
Tabel 6.1. Hasil Pengukuran Kerja Operator Cutting and Packing
Sebelum dan Sesudah Perbaikan
Jam KeI
II
III
IV
V
VI
VII
Total
Rata-Rata

Hasil Kerja Aktual
(profile/jam)
68
66
67
66
67
65
67
466
66,57

Hasil Kerja Setelah Perbaikan
(Profile/jam)
71
71
70
69
70
69
68
488
69,71

Sumber : Pengamatan di Pabrik
Grafik perbandingan produktivitas aktual dan usulan operator cutting and
packing CV. Topaz Profile And Frame dapat dilihat pada Gambar 6.6.

Rata-rata Produktivitas Operator

Aktivitas Operator Cutting and Packing
70
69
68
produktivitas aktual
67

produktivitas usulan

66
65
produktivitas aktual

produktivitas usulan

Gambar 6.6. Produktivitas Operator Cutting and Packing

Universitas Sumatera Utara

Dari kedua gambar di atas, maka dapat dilihat terjadinya peningkatan
produktivitas kerja dari operator dengan menggunakan fasilitas kerja yang baru.
Dengan pendekatan macroergonomic analysis and design pada CV. Topaz
Profile And Frame didapat penyelesaian masalah sebagai berikut:
a.

Hubungan perusahaan dengan pekerja
CV. Topaz Profile And Frame membutuhkan pekerja untuk membantu segala
operasional yang berjalan di perusahaan, maka dari itu perusahaan
menggunakan pendekatan Macroergonomic Analysis and Design (MEAD)
dalam melakukan perbaikan fasilitas kerja untuk meningkatkan kenyamanan
bagi karyawan saat bekerja. Dengan meningkatnya kenyamanan karyawan
maka karyawan dapat bekerja dengan maksimal dan produktivitas karyawan
akan meningkat.

b.

Lingkungan Fisik
Suhu pada stasiun kerja packing berkisar 300C - 400C dan berdebu, karena
letak mesin cutting dan tempat packing yang berdekatan dan tertutupnya
stasiun kerja Cutting and Packing. Oleh karena itu, diusulkan kepada pihak
manajemen perusahaan untuk menambah alat exhaust fan, kipas angin dan
masker di stasiun kerja Cutting and Packing.

c.

Teknologi
Mesin cutting pada CV. Topaz Profile And Frame yang berfungsi sebagai
pemotong profile serta tempat packing profile mengharuskan operator bekerja
dengan cara berdiri dan membungkuk. Dengan permasalahan tersebut

Universitas Sumatera Utara

diusulkan suatu fasilitas kerja yang baru yaitu kursi kerja agar dapat
diterapkan oleh pihak manajemen perusahaan.
Dengan pendekatan makro ergonomi pada sebuah perusahaan diharapkan
kegiatan yang ada diperusahaan bisa berjalan dengan lebih harmonis, terintegrasi,
dan mencapai sebuah sistem kerja yang optimal.
Dampak Penerapan Macroergonomic Analsysis and Design (MEAD)
terhadap perusahaan yaitu perusahaan dapat meningkatkan produktivitas kerja
pada stasiun kerja cutting and packing dengan cara melakukan perbaikan fasilitas
kerja. Hal ini dapat berdampak pada stasiun kerja yang lainnya sehingga
produktivitas kerja pada stasiun kerja yang lain dapat meningkat.

Universitas Sumatera Utara

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Penerapan metode macroergonomic analysis and design pada CV. Topaz
Profile and Frame merekomendasikan peningkatan kenyamanan kerja pada
operator. Pihak manajemen perusahaan dan operator memandang perlu adanya
penambahan fasilitas kerja dan rancangannya dibuat dengan prinsip adjustable
agar terdapat kesesuaian dengan desain mesin cutting dan rak packing.
2. Fasilitas kerja yang diusulkan pada stasiun kerja cutting and packing di CV.
Topaz Profile and Frame adalah kursi kerja. Dengan adanya rancangan kursi
kerja yang baru maka dapat dilihat peningkatan hasil kerja operator dalam 1
hari kerja dari 466 batang profile menjadi 488 batang profile.
7.2. Saran
1.

Pada penelitian selanjutnya diharapkan agar jenis perusahaan yang diteliti
dengan metode MEAD jangan hanya perusahaan industri bisa berupa
perusahaan jasa/pelayanan.

2.

Pada

penelitian

selanjutnya,

perlu dilakukan tinjauan mendetail pada

lingkungan kerja CV. Topaz Profile and Frame.

Universitas Sumatera Utara