Analisis Permintaan Mobil Di Kota Medan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Permintaan
Haryono (2011),Permintaan konsumen akan suatu barang, adalah berbagai
jumlah dari suatu barang tertentu yang hendak dibeli oleh konsumen pada
berbagai kemungkinan harga. Permintaan menunjukkan hubungan fungsionil
antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta pada suatu periode waktu
tertentu, “makin tinggi harga suatu barang makin sedikit jumlah barang tersebut
yang diminta”. Sebenarnya jumlah barang yang diminta oleh seseorang konsumen
merupakan fungsi atau tergantung dari : harga barang yang bersangkutan, selera
konsumen terhadap barang tersebut, harga barang lain, serta pendapatan berupa
uang.
Secara matematis hubungan ini dapat ditulis:
Jmx

= f(Hx, S, Hy, dan P)

Keterangan :
Jmx


= jumlah barang X yang diminta

Hx

= harga barang X

S

= selera konsumen terhadap barang yang bersangkutan

Hy

= harga barang lainnya

P

= Pendapatan konsumen berupa uang

12
Universitas Sumatera Utara


Dengan anggapan selera konsumen, harga barang-barang lainnya, serta
pendapatan konsumen tidak berubah, maka jumlah suatu barang yang konsumen
ingin membelinya tergantung dari harga barang yang bersangkutan.
Maka Jmx = f(Hx), keadaan yang lain tetap. Artinya bahwa banyak
sedikitnya jumlah barang X yang diminta konsumen tergantung pada tinggi
rendahnya harga barang X itu sendiri.Penentuan fungsi permintaan ini dapat
dilakukan dengan menentukan persamaan:
�−�

=

� −�

Dimana,






H = harga barang
J = jumlah barang
Misalnya, pada saat harga suatu barang tertentu adalah Rp. 4, per unit, jumlah
barang yang diminta adalah 6 unit.Sedangkan pada saat harga naik menjadi Rp. 5,
per unit jumlah barang yang diminta turung menjadi 5 unit. Dari keterangan ini
dapat ditentukan fungsi permintaan yaitu:
�−�
�−�
=
� −�
� −�

�−


�−

=
=


-1 (H - 4)

�−


�−


= 1 (J – 6)

-H+4

= J–6

-H+4+6

=J

J


= - H + 10

Jadi Jmx

= - Hx + 10

13
Universitas Sumatera Utara

Dengan memasukkan berbagai kemungkinan harga barang X ke dalam
persamaan tersebut, akan kita dapati tabel (skedul) permintaan konsumen
individual.
Tabel 2.1.Permintaan Individual
Harga barang X (Hx)

Jumlah barang X (Jmx)

10

0


8

2

6

4

4

6

2

8

0

10


Tabel 2.1 menggambarkan permintaan seorang konsumen.Dari sini kita dapat
menggambarkan kurva permintaan individual seorang konsumen.
A

Harga (Hx)

B

8

C
6
dx

0

4

2


Jumlah barang X

Jx

Gambar 2.1 Kurva Permintaan

14
Universitas Sumatera Utara

Dengan menuliskan jumlah barang X pada sumbu horizontal, dan harga
barang X pada sumbu vertikal kita dapati kurva permintaan konsumen
perseorangan akan barang X.
Dapat dilihat dari gambar ini, bahwa pada harga barang X Rp. 10,- per
unit konsumen sama sekali tidak akan membeli barang X, pada harga barang X
Rp. 8,- per unit konsumen akan membeli 2 unit barang X pada harga Rp. 6,- per
unit konsumen akan membeli 4 unit barang X. Setiap titik pada kurva permintaan
tersebut, menggambarkan jumlah maksimum dari barang X yang diminta pada
harga tertentu.
Misalnya titik B, dimana harga barang X Rp. 8,- per unit, maksimum

jumlah barang X yang diminta pada harga tersebut adalah 2 unit. Pada Titik C,
dimana harga barang X Rp. 6,- per unit, maksimum jumlah barang X yang
diminta adalah 4 unit. Turunnya harga barang X menyebabkan bertambahnya
barang X yang diminta.
Hubungan terbalik antara harga dan jumlah barang yang diminta dapat
dilihat pada lereng negatif dari kurva permintaan pada gambar diatas.
Pada umumnya kurva permintaan selalu mempunyai lereng negatif, turun
dari kiri atas ke kanan bawah, walaupun ada beberapa pengecualian, seperti kurva
permintaan yang horizontal sejajar dengan sumbu X, bahkan kurva permintaan
yang mempunyai lereng yang positif.
2.1.1.1. Berubahnya Permintaan dan Berubahnya Jumlah Barang yang
Diminta.
Dalam teori tentang permintaan terdapat perbedaan pengertian antara
berubahnya jumlah barang yang diminta dengan berubahnya permintaan.

15
Universitas Sumatera Utara

Berubahnya jumlah barang yang diminta adalah pergeseran di sepanjang
satu kurva permintaan, karena adanya perubahan harga, sedangkan hal-hal lain

tetap tidak berubah.Turunnya harga dari OH ke OH1, menyebabkan
bertambahnya jumlah barang yang diminta dari OJ ke OJ1. Pergeseran dari titik A
ke titik B di sepanjang kurva permintaan dx, adalah perubahan jumlah barang
yang diminta karena adanya perubahan harga.
Apabila seluruh kurva permintaan berubah ke atas atau ke bawah, telah
terjadi apa yang dinamakan perubahan permintaan. Terlihat dari gambar 2.1,
bergesernya d’ ke d” atau d.
Harga (HX)

A
H
B
H1
dx

0

J

J1


Jumlah yang diminta Jx

Gambar 2.2.Berubahnya jumlah barang yang diminta
Seandainya d’ adalah kurva permintaan akan suatu barang pada suatu
periode waktu tertentu, karena berubahnya faktor yang dianggap tetap, kurva
permintaan secara keseluruhan bergeser ke d”. Artinya konsumen akan membeli
ke jumlah yang lebih banyak pada harga pasar tertentu. Pada kurva permintaan

16
Universitas Sumatera Utara

semula d’, jumlah yang diminta adalah OJ’pada harga OH’. Berubahnya
permintaan yang menyebabkan bergesernya seluruh kurva permintaan ke d”,
konsumen akan membeli dengan jumlah yang lebih banyak, OJ” pada harga OH’.
Atau konsumen akan membeli jumlah yang tetap pada tingkat harga yang lebih
tinggi. Dengan kenaikan permintaan, konsumen mau membayar harga OH”, untuk
jumlah yang sama OJ’ yang pada permintaan semula dia hanya mau membayar
OH’, untuk jumlah yang sama. Hal sebaliknya akan terjadi, apabila penurunan
permintaan dari d’ ke d.
Pada harga semula OH’, jumlah yang diminta akan turun dari OJ’ ke OJ,
atau konsumen hanya mau membayar dengan harga yang lebih rendah, OH untuk
jumlah yang sama OJ.
d”

Harga (Hx)

d’
H”

d

A

H’

B

H

0

J

J’

J”

Jumlah yang diminta (Jx)

Gambar 2.3. Berubahnya permintaan
Beberapa faktor yang menyebabkan berubahnya permintaan, antara lain:
a. Berubahnya harga barang lain.
Hubungan satu barang denganbarang lainnya sangat menentukan. Dalam
bubungan saling mengganti, jumlah suatu barang yang diinta juga

17
Universitas Sumatera Utara

tergantung dari harga barang lain, yang merupakan barang penggantinya.
Penurunan harga suatu barang, akan menyebabkan kenaikan permintaan
akan barang penggantinya.
Misalnya, apabila terjadi penurunan harga barang margarine, kosumen
akan mengalihkan pembelianya kepada margarine, sehingga permintaan
akan mentega turun, menggeser seluruh kurva permintaannya ke bawah
dari d’ le d dan, gambar 2.2. Tidak semua barang mempunyai hubungan
saling mengganti satu sama lain, ada beberapa diantaranya, hanya
bermanfaat apabila digunakan secara bersamaan. Barang semacam ini
digolongkan barang komplementer (saling melengkapi).
b. Perubahan dalam pendapatan konsumen.
Naiknya pendapatan konsumen, menyebabakan naiknya permintaan akan
barang tertentu. Naikya permintaan akan barang tersebut dapat berasal dari
bertambahnya konsumsi barang tersebut, dapat pula melalui bertambahnya
jumlah konsumen uang akan datang ke pasar. Adanya kenaikan
pendapatan konsumen, menyebabkan kenaikan permintaan akan mobil.
Barang semacam ini dapat digolongkan ke dalam jenis barang mewah
(superior). Ada beberapa barang jenis lainnya, yang justru permintaan
akan turun, dengan adanya kenaikan pendapatan konsumen. Barang
semacam ini digolongkan ke dalam jenis barang yang bermutu jelek
(inferior).
c. Perubahan dalam pengharapan konsumen tentang harga dan pendapatan
yang akan datang.

18
Universitas Sumatera Utara

Apabila kita meramalkan persediaan suatu barang berkurang, yang
mungkin meyebabkan kenaikan harga, kita cenderung untuk menaikkan
permintaan kita untuk barang tersebut.Hal ini akan menggeser kurva
permintaan ke kanan, dari d’ ke d”.Demikian pula sebaliknya.
Pengharapan untuk meperoleh penghasilan yang lebih tinggi dimasa yang
akan datang, menyebabkan kenaikan permintaan sekarang.
d. Perubahan dalam selera dan preferensi konsumen
Perubahan selera dan preferensi konsumen, akan menyebabkan perubahan
permintaan. Permintaan suatu barang akan naik, karena barang tersebut
memang baru mode dewasa ini.
2.1.1.2. Elastisitas Permintaan
Dalam analisis Ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari,
adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya
permintaan terhadap perubahan harga.Oleh sebab itu perlu dikembangkan satu
pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya pengaruh
perubahan harga terhadap perubahan permintaan.Ukuran ini dinamakan elastisitas
permintaan.Perubahan harga juga menimbulkan akibat yang berbeda terhadap
jumlah penawaran berbagai barang.Ukuran kuantitatif sebagai akibat perubahan
harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan dinamakan eastisitas
penawaran.
Haryono(2001),Jika kita bergerak sepanjang kurva permintaan dan kurva
penawaran, maka kita memerlukan metode untuk membandingkan pengaruh
perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau jumlah barang yang
ditawarkan.Metode ini dikenal dengan pengertian elastisitas.
19
Universitas Sumatera Utara

Elastisitas adalah suatu alat untuk mengukur reaksi pembeli atau penjual
terhadap perubahan harga, sampai seberapa jauh si pembeli atau si penjual
bereaksi terhadap adanya perubahan harga.
Untuk mengetahui sampai seberapa jauh reaksi pembeli atau penjual
terhadap perubahan jumlah barang yang diminta atau dijual karena adanya
perubahan harga dapat dinyatakan dengan angka yang dikenal dengan elastisitas
(coefficient of Elasticity), yaitu persentase perubahan dalam variabel yang tidak
bebas (Dependent Variabel) dibagi dengan persentase perubahan dalam variabel
bebas (Independent Variabel).
Angka elastisitas permintaan dapat diukur dengan persentase perubahan
jumlah suatu barang tertentu yang diminta persatuan waktu yang disebabkan
karena adanya perubahan harga barang tertentu.
Rumusnya :
eh =

%∆

% ∆�

eh=Elastisitas harga permintaan
∆J = Perubahan jumlah barang yang diminta
∆H = Perubahan harga

Jika angka elastisitas permintaan (eh) lebih besar dari 1, permintaan akan
barang yang bersangkutan dikatakan elastis, bilan en sama dengan 1 unitary
elastis, en lebih kecil dari satu permintaan akan barang tersebut adalah in elastis
(Haryono, 2001).

20
Universitas Sumatera Utara

2.1.1.3. Faktor Penentu Elastisitas Permintaan
Sukirno(2013), apakah sebabnya permintaan berbagai macam barang
berbeda elastisitasnya? Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam
elastisitas permintaan berbagai barang yang terpenting adalah:
1. Banyaknya Barang Pengganti Yang Tersedia
Dalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat digantikan
dengan barang-barang lain yang sejenis denganya.Tetapi ada pula yang sukar
mencari penggantinya.Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas di antara
berbagai macam barang.Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang
pengganti, permintaannya cenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, untuk
perubahan harga yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang besar
terhadap permintaan. Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan
membeli barang tersebut, mereka lebih suka membeli barang-barang lain sebagai
penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu
harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih murah daripada
barang-barang penggantinya dan bermai-ramai membeli barang tersebut dan ini
menyebabkan permintaanya bertambah dengan cepat.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang
pengganti adalah bersifat tidak elastis, karena (i) kalau harga naik para
pembelinya sukar memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap
membeli barang tersebut, oleh sebab itu permintaanya tidak banyak berkurang,
dan (ii) kalau harga turun permintaanya tidak banyak bertambah karena tidak
banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan
dengannya. Dari uraian diatas dapatlah dibuat rumusan berikut: semakin banyak

21
Universitas Sumatera Utara

jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang semakin elastis sifat
permintaannya.
2. Persentasi Pendapatan Yang Dibelanjakan
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu
barang

dapat

mempengaruhi

elastisitas

permintaan

terhadap

barang

tersebut.Perhatikanlah sikap orang dalam membeli barang-barang yang sangat
murah harganya, seperti misalnya minuman ringan. Kalau seseorang itu sudah
menyukai suatu jenis minuman ringan tertentu, kenaikan harga minuman ringan
tidak akan banyak mempengaruhi permintaanya. Ia akan tetap membeli jenis
minuman ringan yang sama, oleh karena pengeluarannya untuk minuman ringan
merupakan bagian yang relatif kecil dari pendapatannya.
Tetapi perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal
seperti radio, sepeda motor, dan televisi. Sebelum memutuskan apakah jenis radio,
atau sepda motor atau televisi yang akan dibeli, orang akan membandingkan harga
dari berbagai jenis radio, atau sepeda motor atau televisi yang ada. Harga akan
memainkan peranan yang cukup menentukan dalam melakukan pilihan tersebut.
Perbedaan harga dapat menyebabkan orang membatalkan untuk membeli barang
dari suatu merek tertentu dan membeli merek lain yang lebih murah. Berdasarkan
pengamatan seperti itu dapat dikatakan: semakin besar bagian pendapatan yang
diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis permintaan terhadap
barang tersebut.
3. Jangka Waktu Analisis
Jangka waktu dimana permintaan terhadap sesuatu barang diamati juga
mempunyai pengaruh terhadap elastisitas.Semakin lama jangka waktu di mana

22
Universitas Sumatera Utara

permintaan itu dianalisis, semakin elastis sifat permintaan sesuatu barang.Dalam
jangka waktu yang singkat permintaan bersifat lebih tidak elastis karena
perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam pasar belum diketahui oleh para
pembeli.Oleh sebab itu mereka cenderung untuk meminta barang-barang yang
biasa dibelinya walaupun harganya mengalami kenaikan.Dengan demikian dalam
jangka pendek permintaan tidak banyak mengalami perubahan. Dalam jangka
waktu yang lebih panjang para pembeli dapat mencari barang pengganti yang
mengalami kenaikan harga dan ini akan banyak mengurangi permintaan terhadap
barang yang disebutkan belakangan ini. Juga dalam jangka panjang barang
pengganti mengalami perubahan dalam mutu dan desainnya dan akan
menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli barang pengganti.
2.1.1.4. Efek Subtitusi
Efek subtitusi adalah perubahan keseimbangan jika jumlah yang diminta
sebagai dampak dari perubahan harga relatif, sementara daya beli atau pendapatan
tetap.
Menurut Hicks efek subtitusi adalah perubahan konsumsi barang dari titik
equilibrium konsumen yang lama ke equilibrium konsumen dengan harga barang
yang baru pada kurva tak-acuh yang sama.
Menurut Slutsky efek subtitusi adalah perubahan konsumsi barang dari
titik equilibrium konsumen yang lama ke titik equilibrium konsumen yang baru
yang merupakan titik singgung garis anggaran dengan harga relative yang baru
yang memalui titik equilibrium konsumsi sebelum ada perubahan harga barang z.
Pemecahan efek subtitusi dan efek pendapatan dapat dilakukan melalui 2
metode yakni metode Hicks dan metode Slutsky. Pertama akan dipaparkan

23
Universitas Sumatera Utara

tentang metode Hicks. Dari kurva diatas terlihat keseimbangan awal pada titik 1
(pada titik BL1 dan IC1).Misalkan sekarang tingkat harga X mengalami
penurunan, dan BL berubah dari BL1 menjadi BL2. Keseimbangan akhir ada pada
titik 3 dengan kurva indeferen yang lebih tinggi (disini keseimbangan konsumen
meningkat,walaupun tingkat pendapatan nominal tetap, karena pendapatan riil
konsumen terhadap komoditas X naik ).

Sumber : Frans Setiawan,

Gambar 2.4.Efek Subtitusi dan Efek Pendapatan
Sebelum keseimbangan bergeser ke titik 3, sebenarnya secara teoritis
terlebih dahulu keseimbangan bergeser ke titik 2.Perhatikan titik 2 yang
menunjukan persinggungan IC1 dengan BL2.Pada keadaan tersebut komposisi X
dan Y telah berubah. Fenomena ini telah menunjukan antara titik 1 dan 2 sama
tngkat kepuasaanya (pada kurva indeferen yang sama) tetapi jumlah barang X
yang di konsumsi meningkat (sedangkan jumlah barang Y yang di konsumsi
turun). keadaan ini terjadi karena harga barang X mengalami penurunan. Jadi jelas

24
Universitas Sumatera Utara

sekarang konsumen mensubtitusikan barang Y dengan barang X karena barang X
lebih murah untuk satu tingkat kepuasan yang sama.
2.1.2. Harga
Harga adalah jumlah uang yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari
memiliki atau menggunakan produk dan jasa.Harga berperan sebagai penentu
utama pilihan pembeli.Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas
suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut,
(Kotler, 2001).
Sukirno (2003), menulis bahwa hukum permintaan pada hakikatnya
merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang
maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut.Sebaliknya, makin
tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang
tersebut.Hubungan antara harga mobil dengan permintaan mobil itu sendiri
sangatlah jelas. Kenaikan harga mobilakanmempengaruhi berkurangnya tingkat
permintaan mobil dan penurunan harga mobilakan meningkatkan permintaan
mobil.
2.1.3. Pajak
2.1.3.1. Pengertian Pajak
Siahan (2010), pengertian pajak adalah “Pajak adalah pungutan
dimasyarakat oleh Negara (Pemerintah) berdasarkan undang-undang yang bersifat
dapat dipaksa dan terutang oleh yang wajib membayar dengan tidak mendapat

25
Universitas Sumatera Utara

prestasi kembali secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai
pengeluaran Negara dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan”.
(Mardiasmo, 2011) menyatakan bahwa “Pajak adalah iuran rakyat kepada
kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada
mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsund dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.
2.1.3.2. Tarif Pajak
Tarif pajak yang dikenal dan diterapkan selama ini dibebankan menjadi 4 (empat)
menurut Mardiasmo (2011) yaitu :
1. Tarif Sebanding/Proporsional, yaitu tarif berupa persentase yang tetap
terhadap berapapun jumlah yang dikenaik pajak sehingga besarnya pajak
yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenaik pajak.
2. Tarif tetap, yaitu tarif yang berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap
berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang
terutang tetap.
3. Tarif progresif, yaitu persentase tarif yang digunakan semakin besar bila
jumlah yang dikenai pajak semakin besar.
4. Tarif degresif, yaitu persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila
yang dikenai pajak semakin besar.
2.1.3.3. Pajak Kendaraan Bermotor
Salah satu fungsi penyelenggaraan pemerintah yang dilakukan oleh
aparatur pemerintah adalah pelayanan publik, dimana pengurusan pajak kendaraan
bermotor merupakan salah satu bagian dari bentuk pelayanan publik.
26
Universitas Sumatera Utara

Pajak kendaraan bermotor adalah pajak atas kepemilikan atau penguasaan
kendaraan bermotor.Objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan dan atau
penguasaan kendaraan bermotor, tidak termasuk kepemilikan dan atau penguasaan
kendaraan bermotor alat-alat besar yang tidak digunakan sebagai alat angkutan
orang atau barang dijalan umum.
Dikecualikan sebagai objek pajak kendaraan bermotor adalah kepemilikan
dan atau penguasaan kendaraan bermotor oleh:
a.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

b. Kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dan perwakilan lembaga
internasional dengan asas timbal balik sebagaimana berlaku untuk pajak
negara.
c.

Subjek pajak lainnya yang diatur dengan peraturan daerah
Subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang

memiliki dan atau menguasai kendaraan bermotor.Sedangkan wajib pajak
kendaraan bermotor adalah orang pribadi dan atau badan yang memiliki
kendaraan bermotor.
Sementara itu dasar pengenaan pajak kendaraan bermotor dihitung sebagai
perkalian dari dua unsur pokok, yaitu:
a. Nilai jual kendaraan bermotor (diperoleh berdasarkan harga pasaran umum
atas suatu kendaraan bermotor.
b. Bobot yang mencerminkan secara relatif kadar kerusakan jalan dan
pencemaran lingkungan akibat penggunaan kendaraan bermotor tersebut.

27
Universitas Sumatera Utara

2.1.4. Bahan Bakar Minyak (BBM)
Bahan bakar adalah material dengan suatu jenis energi yang bisa diubah
menjadi energi berguna lainnya.
Ada beberapa jenis BBM yang dikenal di Indonesia, seperti:
-

Minyak tanah rumah tangga

-

Minyak tanah industri

-

Pertamax

-

Pertamax plus

-

Premium

-

Solar transportasi

-

Solar industri

-

Minyak diesel

-

Minyak bakar
Jenis bahan bakar minyak bensin merupakan nama umum untuk beberapa

jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan
pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang
memiliki nilai mutu pembakaran berbeda.Nilai mutu jenis BBM bensin ini
dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON
tersebut, maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat
berwarna kekuningan dan jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat
pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah
untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti mobil,
28
Universitas Sumatera Utara

sepeda motor, motor tempel. Bahan bakar ini sering juga disebut motor
gasoline atau petrol.
b. Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan
penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded).
Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas
tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan
electronic fuelinjection dan catalytic converters.
Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standart
performance International World Wide Fuel (WWFC). Ditujukan untuk
kendaraan

yang

berteknologi

mutakhir

yang

mempersyaratkan

penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax
plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi
ratio > 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi electronic fuel
Injection (EFI), Variabel valve timing intelligent (VVTI), (VTI),
turbochargers dan catalytic converters.
c. Minyak Tanah (Kerosene)
Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang
memiliki

titik

didih

berwarna.Digunakan

antara

150

selama

0

C

dan

bertahun-tahun

300

0

C

sebagai

dan
alat

tidak
bantu

penerangan, memasak, water heating. Umumnya merupakan pemakaian
domestik (rumahan), usaha kecil.
d. Minyak Solar (HSD)
High speed diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki
angka performa cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan

29
Universitas Sumatera Utara

untuk mesin transportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem
injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis
BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor transportasi dan
mesin industri.
Permintaan BBM meningkat seiring meningkatnya pertumbuhan mobil
baik roda dua maupun roda empat. Peningkatan penjualan mobil di tahun 2011
mencapai angka ±900 ribu unit dari estimasi 850 ribu unit/tahun (sumber:
Gaikindo di www.detik.com). Berdasarkan hasil penelitian Lemigas, permintaan
sepeda motor, rata-rata sebesar 0,75 liter per hari, sedangkan mobil
mengpermintaan 3 liter per hari. Pertambahan permintaan bahan bakar dari mobil
baru adalah 2,8 juga KL, dengan perhitungan: (a) Sepeda motor 0,75 x 365 x 7
juta = 1,9 juta KL; (b) mobil: 3 x 365 x 800 ribu = 900 ribu KL. Dengan
demikian, permintaan BBM bersubsidi tahun 2012, dapat mencapai 44,6 juta KL,
dengan perhitungan 41,8 juta KL (realisasi 2011 ditambah 2,8 juta KL (tambah
kendaraan baru). Untuk menekan laju pertumbuhan permintaan BBM khusunya
yang bersubsidi maka Pemerintah hanya akan mengalokasikan permintaannya
untuk angkutan umum penumpang dan barang (plat kuning) karena menyangkut
hajat hidup orang banyak dan kendaraan roda 2 dan 3 yang pada umumnya
digunakan oleh masyarakat yang penghasilannya relatif kecil serta kendaraan
operasional pelayanan umum (ambulan, mobil jenazah dan mobil pemadam
kebakaran) berita Migas, Evita H. Legowo.
2.1.5. Selera
Cita rasa atau selera masyarakat terhadap suatu barang merupakan
kepuasan individu yang berbeda-beda.Kemajuan teknologi membuat semakin

30
Universitas Sumatera Utara

banyak pemilihan alat transportasi, termasuk mobil pribadiyang banyak diminati
oleh masyarakat. Pemilihan untuk mobil pribadi sebagai alat transortasi adalah
sebagai prestige bagi penduduk yang memiliki jumlah pendapatan yang tinggi dan
juga dapat menampung seluruh anggota keluarga untuk mencapai daerah tujuan
dengan nyaman dan aman jika dibandingkan dengan alat transportasi darat lainnya
seperti sepeda motor, angkutan umum, taxi, becak dan lain sebagainya.

2.2. Review Penelitian Terdahulu
Rositta (2001), dalam penelitianya yang berjudul “analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan mobil bekas di Kotamadya Medan”.Dalam
penelitiannya menemukan pendapatan berpengaruh positif signifikan terhadap
permintaan mobil bekas di Kotamadya Medan.Harga mobil bekas berpengaruh
negatif signifikan terhadap permintaan mobil bekas di Kotamadya Medan.Harga
mobil baru berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan mobil bekas di
Kotamadya Medan.
Marsito (2007), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi permintaan mobil di Sumateran Utara”.Dalam penelitiannya
menemukan pendapatan perkapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap
permintaan mobil di Sumatera Utara.Harga mobil pribadi berpengaruh negatif
signifikan terhadap permintaan mobil di Sumatera Utara. Harga mobil lain
berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan mobil di Sumatera Utara.
Jumlah Penduduk berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap permintaan
mobil di Sumatera Utara.

31
Universitas Sumatera Utara

Ika (2009), dalam penelitiannya yang berjudul Analisis permintaan
angkutan kota Binjai tujuan Medan di kota Binjai. Dalam penelitiannya
menemukan pendapatan penumpang pengguna angkutan kota Binjai-Medan
berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan angkutan kota Binjai tujuan
Medan yang diproxy dari jumlah penumpang. Tarif atau ongkos penumpang
angkutan kota Binjai – Medan berpengaruh negatif signifikan terhadap permintaan
angkutan kota Binjai tujuan Medan yang diproxy dari jumlah penumpang. Tingkat
keamanan dan kenyamanan penumpang pengguna jasa angkutan kota BinjaiMedan berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan angkutan kota Binjai
tujuan Medan yang diproxy dari jumlah penumpang.Secara simultan seluruh
variabel independen penelitian memiliki pengaruh terhadap jumlah penumpang
angkutan kota Binjai tujuan Medan dengan alasan apabila tarif atau ongkos naik
maka penumpang berfikir dengan matang untuk menaiki angkutan kota Binjai
tujuan Medan jika tempat tujuan mereka dapat dicapai dengan aman dan nyaman
menaiki kendaraan lain seperti sepeda motor.
Budiarto (2013), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan sepeda motor di kota Semarang (studi
kasus PNS di kota Semarang). Dalam penelitiannya menemukan pendapatan
berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan sepeda motor di Kota
Semarang. Harga sepeda motor tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap
permintaan sepeda motor di Kota Semarang. Jumlah anggota keluarga
berpengaruh positif signifikan terhadap permintaan Sepeda Motor di Kota
Semarang. Selera berpengaruh positif signifikan terhadap perminaan sepeda motor
di Kota Semarang.

32
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2 Review Penelitian Terdahulu
Peneliti
Rosita

Tahun
2001

Judul Penelitian
Analisis

Variabel

Faktor- - Pendapatan

Faktor

yang - Harga

Mempengaruhi

Hasil
Pendapatan

berpengaruh

Mobil positif signifikan terhadap

Bekas

permintaan mobil bekas di

Permintaan Mobil - Harga

Mobil Kotamadya Medan, Harga

Bekas

di

Baru

Mobil Bekas berpengaruh

Kotamadya

negatif signifikan terhadap

Medan.

permintaan mobil bekas di
Kotamadya
Harga

Medan
Mobil

Baru

berpengaruh

positif

signifikan
permintaan

dan

terhadap
mobil

di

Kotamadya Medan.
Marsito

2007

Analisis
Faktor

Faktor- - Pendapatan
yang

Mempengaruhi

di

Perkapita
- Harga

Permintaan Mobil

Pendapatan

Perkapita

berpengaruh

positif

Mobil signifikan

Pribadi

Permintaan

terhadap
Mobil

Sumatera - Harga Mobil Lain SUMUT,Harga

Utara.

- Jumlah Penduduk

di
Mobil

Pribadi berpengaruh negatif
signifikanterhadap
Permintaan

Mobil

33
Universitas Sumatera Utara

di

SUMUT, Harga Mobil Lain
berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

Permintaan

Mobil

di

SUMUT, Jumlah Penduduk
mempunyai pengaruh positif
tidak

signifikan

Permintaan

terhadap

Mobil

di

SUMUT.
Ika

2009

Analisis

- Pendapatan

Permintaan
Angkutan
Binjai

Pendapatan Penumpang dan

Penumpang

Tingkat

Kota - Tingkat
Tujuan

Keamanan

kenyamanan

Keamanan

dan

berpengaruh

dan positif terhadap Permintaan

Medan di Kota

Kenyamanan

Angkutan

Binjai.

Penumpang

Tujuan

Kota
di

Kota

sedangkan

Tarif

Angukutan Kota Ongkos

Angkutan

Kota

Binjai

Tujuan

- Tarif

Medan

binjai

Ongkos Binjai,

Tujuan Binjai

Medan

Medan

berpengaruh

negatif

terhadap

Permintaan

Angkutan
Tujuan

Kota

Medan

Binjai
di

Kota

Binjai.
Arief

2013

Analisis

Faktor- - Pendapatan

Pendapatan

berpengaruh

34
Universitas Sumatera Utara

Budiarto

Faktor

yang - Harga Kendaraan

Mempengaruhi

- Tarif

Permintaan

positif signifikan terhadap

Angkutan Permintaan Sepeda Motor di

Umum

Kota

Semarang,

Harga

Motor

tidak

Sepeda Motor di - Jumlah Anggota Sepeda
Kota Semarang

Keluarga
- Selera

berpengaruh
signifikan

negatif
terhadap

permintaan Sepeda Motor di
Kota

Semarang.

Tarif

Angkutan Umum, Jumlah
Anggota

Keluarga,

dan

Selera mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap
Permintaan Sepeda Motor di
kota Semarang.

35
Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka Penelitian
Adapun kerangka penelitian ini adalah pengaruh pendapatan, harga mobil,
pajak mobil, harga BBM dan selera terhadap permintaan mobil di Kota Medan.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Pendapatan
Harga Mobil

Permintaan Mobil di
Kota Medan

Pajak Mobil

Harga bbm

Selera

Gambar 2.5. Diagram Analisis Permintaan Mobil di Kota Medan

36
Universitas Sumatera Utara

2.4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian empiris yang telah dilakukan
sebelumnya, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
1. Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan mobil
di Kota Medan.
2. Harga mobil pribadi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
permintaan mobil di Kota Medan.
3. Pajak mobil berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan mobil
di Kota Medan.
4. Harga BBM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan
mobil di Kota Medan.
5. Selera berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan mobil di
Kota Medan.

37
Universitas Sumatera Utara