Analisis Permintaan Mobil Di Kota Medan

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Menurut Kadir (2006), pembangunan ekonomi membutuhkan jasa
transportasi yang cukup memadai. Tanpa adanya transportasi sebagai sarana
pendukung tidak dapat diharapkan tercapainya hasil yang memuaskan dalam
usaha pengembangan ekonomi dari suatu Negara.Untuk tiap tingkatan
perkembangan/pertumbuhan ekonomi dari suatu Negara diperlukan kapasitas
angkutan yang optimum.Ahmad munawar mendefenisikan transportasi hampir
sama dengan Rustiam Kamaluddin, beliau mendefenisikan transportasi sebagai
kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat
lain.Budiarto

(2013),

Transportasi

memegang

peranan


penting

dalam

pertumbuhan perekonomian khususnya perkotaan.Hal tersebut dikarenakan
transportasi berhubungan dengan kegiatan-kegiatan produksi, konsumsi, dan
distribusi.Pemerintah perlu mengedepankan pentingnya transportasi untuk
memperlancar kegiatan perekonomian.
Transportasi dapat diklasifikasikan dari sudut jalan atau permukaan jalan
yang digunakan, alat angkutan yang dipakaidan tenaga penggerak yang digunakan
yaitu transportasi darat, transportasi laut dan transportasi udara.Perkembangan
transportasi darat sangat pesat dari tahun ke tahun, dimana jumlah mobil semakin
meningkat setiap tahunnya.Mobil adalah kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan teknik untuk pergerakannya, dan digunakan untuk transportasi darat
(Wikipedia: Kendaraan

Bermotor).Umumnya

mobil


menggunakan

mesin

1
Universitas Sumatera Utara

pembakaran dalam (perkakas atau alat untuk menggerakkan atau membuat sesuatu
yang dijalankan dengan roda, digerakkan oleh tenaga manusia atau motor
penggerak, menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga alam) dan biasanya
berjalan di atas jalanan.
Gaikindo (2013), Permintaan mobil di Indonesia pada triwulan I-2013
mencapai 295.9 ribu unit. Permintaan ini meningkat 18,0 persen dibandingkan
triwulan yang sama pada tahun 2012. Peningkatan permintaan mobil ini dipacu
oleh perluasan jaringan dari beberapa produsen kendaraan mobil di Indonesia
dengan meresmikan beberapa dealer baru.Hadirnya mobil murah yang ramah
lingkungan serta masih kuatnya daya beli masyarakat Indonesia juga memacu
permintaan mobil pada triwulan I-2013.

Mobil

120

100

80
Permintaan
Mobil

60

Pertumbuhan
YoY (Persen)

40

20

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun


Jul Ags Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar

Bulan

Gambar 1.1. Permintaan Mobil di Indonesia Januari 2012 – Maret 2013

2
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.1 Permintaan Mobil di Indonesia Januari 2012-Maret 2013

Keterang

Jan

Feb

an

Ma


Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nop

Des

Jan


Feb

r

Perminta

76,

an

4

86,5

Ma
r

87,


87,

95,

101,

102,

9

1

5

7

5

7


43,

56,

45

15,1

5

5

76,4

102,

106,

1


7

27,9

23,6

103,7

89,

96,7

4

103,

95,

2


9

19,4

9,1

Mobil
Per.YoY

3,3

24,3

(%)

4,3

53,3

11,


26,5

4

Sumber : Gaikindo
Permintaan mobil pada februari 2013 merupakan yang tertinggi
dibandingkan bulan-bulan lainnya pada triwulan I-2013. Pada Februari 2013,
permintaan mobil mencapai 103,3 ribu unit atau tumbuh sebesar 19,4 persen
(YoY). Pada Januari 2013, permintaan mobil hanya mencapai 96,7 ribu unit atau
tumbuh sebesar 26,5 persen (YoY). Perlambatan permintaan mobil kembali terjadi
pada Maret 2013 yang hanya mencapai 95,9 ribu unit atau tumbuh sebesar 9,1
persen (YoY).
Melihat pertumbuhan yang simultan antara produksi dan penjualan mobil
nasional, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2012. Pertumbuhan produksi
mobil mencapai 27,2 persen dan penjualan mobil 24,8 persen. Produksi mobil
tahun 2012 sebesar 1.065.557 unit disusul dengan penjualan sejumlah 1.116.230
unit.Hal ini menunjukkan bahwa secara umum, industri otomotif nasional masih
mengandalkan impor untuk memenuhi sisa kekurangan permintaan pasar.

3
Universitas Sumatera Utara

1400000
1200000

Mobil

1000000

800000
600000
400000
200000
0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Tahun

Permintaan Mobil di Indonesia

Sumber : Gaikindo

Gambar 1.2. Permintaan Mobil di Indonesia
Ekspor Otomotif Indonesia juga mengalami perkembangan yang pesat
sejak tahun 2010. Ekspor mobil nasional selama tiga tahun mencapai rata-rata
13,8 persen dari total produksi, sedangkan sepeda motor sebesar 0,9 persen dari
total produksi. Ekspor yang meningkat pesat pada tahun 2012 untuk sektor mobil
dan sepeda motor diakibatkan oleh penerapan kenaikan besaran uang muka untuk
kredit mobil (KKB) yang ditetapkan oleh BI pada bulan April 2012. Produsen
memilih untuk menggeser strategi industri pasar dengan melakukan ekspansi
volume pada kegiatan ekspor.Negara tujuan utama ekspor sepeda motor adalah
Bangladesh, Pakistan dan kawasan Amerika Latin.Volume penjualan yang lebih
tinggi daripada produksi memaksa distributor melakukan strategi impor untuk

4
Universitas Sumatera Utara

menutupi

kebutuhan

pasar

terhadap

tingginya

permintaan

otomotif

nasional.Volume impor tertinggi dicapai pada tahun 2012 sebesar 125.873 unit
meskipun biaya impor mengalami kenaikan.
Supriadi (2015), Jakarta CNN Indonesia – Pasar otomotif nasional mulai
lesu sejak pertengahan tahun lalu dan cenderung turun mulai September 2014.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat angka
penjualan kendaraan roda empat mengalami penurunan sebanyak 21.897 unit atau
1,7 persen pada tahun lalu. Total penjualan mobil di Indonesia pada 2014
sebanyak 1,20 juta unit. Pencapaian tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan
perolehan tahun 2013 yang mencapai 1,22 juta unit. Hampir semua prinsipal
mengalami penurunan penjualan, kecuali Honda yang berhasil meraup
pertumbuhan 73,9 persen. Honda Prospect Motor menjadi satu-satunya agen
tunggal pemegang merek yang sukses memasarkan produknya. Tercatat penjualan
mobil Honda pada 2014 mencapai 159.147 unit, meningkat signifikan
dibandingkan pemasaran 2013 yang sebanyak 91.493 unit. Grup Astra, sebagai
pemain otomotif paling dominan di Tanah Air, mengalami penurunan penjualan
sebesar 6,17 persen atau sebanyak 40.404 unit pada 2014. Tercatat pada tahun lalu
penjualan mobil Grup Astra sebanyak 614.169 unit, sedangkan pada 2013 unit
kendaraan yang terjual mencapai 654.573 unit. Dari lima kendaraan yang
diproduksi dan dipasarkan Grup Astra, seluruhnya mengalami penurunan
penjualan. Berdasarkan jumlah unit, angka penjualan Toyota dan Daihatsu yang
paling besar penurunannya, yakni masing-masing menyusut 35.123 unit dan
31.019 unit. Diluar Grup Astra, Nissan mengalami penurunan penjualan paling

5
Universitas Sumatera Utara

signifikan, yaitu sebesar 80,7 persen setelah hanya mencatatkan angka penjualan
33.789 unit.
Ketua II Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo)
sekaligus President Director PT Isuzu Astra Motor Indonesia, Yohanes Nagoi,
mengakui, tahun lalu merupakan masa yang berat.Pasalnya, ada pemilu dan
kenaikan harga bahan bakar minyak yang mempengaruhi iklim bisnis.Hal ini
membuat konsumen urung membeli kendaraan.Kenaikan harga bahan bakar itu
juga mempengaruhi, ada shockterapi.Tapi yang paling berat adalah penurunan
harga komoditi dan ekonomi secara makro,” ujar Yohanes.Penurunan harga
komoditi berpengaruh besar terhadap kendaraan komersial yang paling besar
dialami oleh heavy duty truck sebesar 20% dan light truck sekitar 10-11%.
Dengan tingkat pertumbuhan mobil yang relatif tinggi diperkirakan dalam
10 tahun mendatang permintaan premium mengalami kenaikan paling tinggi,
yaitu 8 % per tahun, mengingat sektor transportasi merupakan satu-satunya
konsumen premium, (Warta Pertamina). Tingkat pertumbuhan kendaraan yang
tinggi dan bila tidak diikuti dengan pengendalian pengguna yang ketat, terutama
untuk jenis kendaraan pribadi, akan berdampak pada tidak mempunyai prasarana
jalan menampung arus kendaraan, yang pada akhirnya menimbulkan kemacetan.
Saat ini kemacetan merupakan permasalahan yang serius di hampir seluruh pusat
kota-kota besar. Walaupun kecepatan pada saat lenggang/arus bebas dapat
mencapai lebih dari 40 km/jam, namun yang terjadi, sebagai akibat kemacetan,
kecepatan lalu lintas hanya berkisar kurang dari 30 km/jm, dan kecepatan rata-rata
angkutan umum hanya berkisar pada 20 km/jam.

6
Universitas Sumatera Utara

Pada 1 Januari 2015, Presiden Joko Widodo resmi menghapus subsidi
BBM untuk jenis Premium, dan untuk bahan bakar solar ditetapkan subsidi tetap
sebesar Rp 1.000. Harga BBM Premium dan Solar akan diumumkan oleh
pemerintah setiap awal bulan. Perhitungan harga akan menggunakan rumus yang
telah ditetapkan oleh pemerintah dan mengacu pada harga minyak dunia, kurs
Rupiah terhadap Dolar AS, serta faktor inflasi. Untuk Januari 2015, harga
Premium turun dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600, sedangkan solar dari Rp 7.500
menjadi Rp 7.250 per liter.Pada bulan Juli 2015, harga bbm masih stabil
mengikuti perkembangan harga minyak dunia.

Tabel 1.2.Harga BBM Bulan Juli 2015
Jenis BBM

Harga Lama

Harga Baru

Minyak Tanah

Rp2.500

Rp2.500

Premium

Rp.6.800

Rp7.300

Pertamax

Rp9.300

Rp8.600

Pertalite

-

Rp8.400

Solar
Rp6.400
Sumber : www.batumedia.com

Rp6.900

Pada bulan Juli 2015 BBM bersubsiditipe Minyak Tanah dan Solar tercatat
berharga 2.500 rupiah dan 6.900 rupiah. Sedangkan untuk harga bbm non subsidi
seperti Premium dan Pertamax tercatat masih stabil diangka 7.300 rupiah dan
8.600 (catatan: harga bbm non subsidi terkadang sedikit berbeda pada beberapa
daerah dengan selisih yang tidak terlalu tinggi)
Rencana naiknya pajak mobil menuai sikap dari produsen otomotif.
Mereka menganggap rencana ini akan mengganggu perkembangan industri
otomotif. Bahkan kenaikan pajak (Bea Balik Nama) BBN dan Pajak Mobil (PKB)
dinilai oleh Gabungan Industri Mobil Indonesia(Gaikindo) akan mengurangi

7
Universitas Sumatera Utara

pendapatan pemerintah dari pajak. Pemerintah berencana melakukan kenaikan
pajak BBN dan PKB sebesar 10-20% terhadap mobil baru dalam upaya menekan
subsidi yang diperkirakan akan terus meningkat dengan akibat tumbuhnya jumlah
kendaraan. Selain itu peningkatan pajak mobil juga bertujuan untuk menekan
pertumbuhan permintaan mobil di Indonesia, karena saat ini para produsen mobil
berlomba-lomba untuk memasarkan produknya. Didukung dengan kultur di
Indonesia yang konsumtif maka bukan tidak mungkin jika akan terjadi peledakan
pengguna mobil.
Peningkatan

pajak

BBN

merupakan

salah

satu

strategi

untuk

mengendalikan sikap konsumtif masyarakat Indonesia akan menurun karena
masyarakat akan berpikir ulang untuk membeli mobil baru untuk kepentingan
pribadi. Dengan begitu peningkatan permintaan mobil dapat terkontrol sehingga
subsidi untuk mobilpun dapat digunakan untuk peningkatan kualitas fasilitas
transportasi di Indonesia. Secara langsung akan dirasakan permintaan BBM
menurun, sehingga ini akan meringankan subsidi untuk permintaan BBM juga.
Pengurangan subsidi itu bisa digunakan untuk membiayai peningkatan kualitas
transportasi masal di Indonesia. Dengan meningkatkan kualitas transportasi, maka
diharapkan kecenderungan pemakaian kendaraan pribadi akan berkurang sehingga
ini juga bisa mengatasi kemacetan. Banyak sekali manfaat yang dirasakan dengan
peningkatan pajak ini, meskipun juga menuai sikap dari produsen mobil. Tetapi
secara umum peningkatkan pajak untuk mobil tepat dilakukan oleh pemerintah
agar dampak dari kultur konsumtif masyarakat Indonesia dapat dikendalikan.
Pertanyannya adalah apakah rencana pajak ini dapat dilakukan oleh pemerintah
Indonesia sebagai stakeholder dalam masalah ini, karena dampak dari kenaikan

8
Universitas Sumatera Utara

pajak adalah ketakutan pemerintah Indonesia kehilangan produsen mobil yang
menyuplai produknya ke Indonesia.
Medan adalah kota dengan jumlah penduduk yang cukup besar dimana
jumlah mobil yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Mobil

Permintaan mobil di Kota Medan

45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Tahun
Sumber :data BPS Sumut

Gambar 1.3. Permintaan Mobil di Kota Medan
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa permintaan mobil di kota
Medan dari tahun 2004 sampai 2007 hanya mengalami peningkatan sebesar 5,3
%. Pada tahun 2008 dan 2014 permintaan mobil mengalami peningkatan yaitu
88,59 %.Menurut Teori Kurva permintaan, Paul A. Samuelson menjelaskan
bahwa kurva permintaan mobil meningkat disebabkan oleh peningkatan
pendapatan, pertambahan jumlah penduduk, harga bahan bakar rendah, pengaruh
status sosial, pengaruh-pengaruh khusus mencakup tersedianya bentuk-bentuk
transportasi alternatif, keamanan mobil, perkiraan peningkatan harga di masa
depan dan lain sebagainya.
9
Universitas Sumatera Utara

I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dapat dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah pendapatan berpengaruh terhadap permintaan mobil di Kota
Medan?
2. Apakah harga mobil pribadi berpengaruh terhadap permintaan mobil di
Kota Medan?
3. Apakah pajak mobil berpengaruh terhadap permintaan mobil di Kota
Medan?
4. Apakah bahan bakar berpengaruh terhadap permintaan mobil di Kota
Medan?
5. Apakah seleraberpengaruh terhadap permintaan mobil di Kota Medan?

I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan terhadap permintaan mobil di
Kota Medan.
2. Untuk menganalisis pengaruh harga mobil pribadi terhadap permintaan
mobil di Kota Medan.
3. Untuk menganalisis pengaruh pajak mobil terhadap pemintaan mobil di
Kota Medan.
4. Untuk menganalisis pengaruh harga BBM terhadap permintaan mobil di
Kota Medan.

10
Universitas Sumatera Utara

5. Untuk menganalisis pengaruh selera terhadap permintaan mobil di Kota
Medan.
I.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi praktisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
kesadaran, masukan dan bahan pertimbangan bagi masyarakat dan
pemerintah terhadap peningkatan jumlah permintaan mobil di Medan.
2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah, melengkapi
dan sebagai informasi untuk penelitian yang terkait dengan topik yang
sama.
3. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan.

11
Universitas Sumatera Utara