Efektivitas Metode Ceramah Dan Diskusi Terhadap Perilaku Ibu Dalam Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya Di Wilayah Kerja Puskesmas Serapit Kabupaten Langkat Tahun 2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Masalah kesehatan gigi dan mulut saat ini masih menjadi keluhan masyarakat
Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013
prevalensi nasional masalah gigi dan mulut adalah 25,9%. Angka DMF-T Nasional
sebesar 4,6 ini berarti rata-rata kerusakan gigi penduduk Indonesia 5 gigi per orang.
Prevalensi nasional yang menyikat gigi tiap hari sebesar 94,2% dan yang mengikuti
rekomendasi menyikat gigi pada waktu yang tepat yaitu setelah makan pagi dan
sebelum tidur malam hanya 2,3%. Kebanyakan masyarakat atau 76,6% menyikat gigi
di saat mandi pagi atau sore hari. Kebiasaan menyikat gigi yang salah inilah yang
menyebabkan kondisi lebih dari 70% masyarakat Indonesia mengalami gigi
berlubang.
Indeks DMF-T atau def-t menggambarkan tingkat keparahan kerusakan gigi.
Indeks DMF-T ini meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Hal ini dapat
terlihat dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (2009) menunjukkan prevalensi
penyakit gigi dan mulut pada anak usia 12 tahun mencapai 43,9%, usia 15 tahun
mencapai 37,4%, usia 18 tahun 51,1%, usia 35-44 mencapai 80,1% dan usia 65 tahun
ke atas mencapai 96,7 %.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilaporkan oleh

Kementerian Kesehatan Nasional Indonesia tahun 2010 menunjukkan dari 10

Universitas Sumatera Utara

kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut
menduduki peringkat pertama yaitu meliputi 60% penduduk. Menurut data dari
Ditjen Yanmed Depkes RI tahun 2010, penyakit gigi dan mulut posisinya menduduki
peringkat ke-8 dari sepuluh besar penyakit rawat jalan.
Target WHO tahun 2020 yaitu untuk menurunkan indeks DMF-T diperlukan
program preventif dibidang kesehatan gigi dan mulut yang komprehensif yaitu
dengan meminimalkan dampak dari penyakit mulut dan kraniofasial dengan
menekankan pada upaya promotif dan mengurangi dampak penyakit sistemik yang
bermanifestasi di rongga mulut dengan diagnosa dini, pencegahan dan manajemen
yang efektif untuk penyakit sistemik.
Rendahnya angka keluhan masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut bisa
disebabkan karena beberapa faktor yaitu karena masyarakat masih mengabaikan
kesehatan gigi dan mulutnya yaitu hanya berkunjung ke dokter gigi jika sudah
merasakan sakit dan jarang memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya secara rutin,
faktor penyebab lainnya yaitu masih rendahnya pengetahuan dan tingkat pendidikan
masyarakat Indonesia tentang penyakit gigi dan mulut (Kumar,2009).

Faktor lain yang ikut berpengaruh adalah kurangnya program deteksi dini
penyakit kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh pusat pelayanan kesehatan
masyarakat (Puskesmas). Dokter gigi atau perawat gigi yang ada di Puskesmas
selama ini jarang menjemput bola dengan melakukan survei atau skrining data
kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerjanya dan cenderung menunggu secara pasif
kunjungan masyarakat. Akibatnya banyak keluhan kesehatan masyarakat terhadap

Universitas Sumatera Utara

penyakit gigi dan mulut yang tidak tersalurkan dan seolah-seolah seperti gunung es,
yaitu yang muncul dipermukaan lebih sedikit dibandingkan kenyataan yang ada
dilapangan.
Kesehatan gigi dan mulut penting untuk diperhatikan dan merupakan bagian
integral dari kesehatan secara keseluruhan yang memerlukan penanganan segera
sebelum terlambat dan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Perihal
kesehatan gigi dan mulut perlu dibudidayakan di seluruh lingkungan keluarga dan
masyarakat (Ilyas, 2001).
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal khususnya kesehatan gigi
dan mulut bagi setiap orang menurut Undang Undang Kesehatan Nomor 23 Tahun
1992 Pasal 10 dilakukan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dihasilkan secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan (Istalia, 2007). Serta upaya pelayanan kesehatan yang terencana,
berkesinambungan dan ditujukan pada kelompok tertentu. Adapun yang dimaksud
dengan kelompok tertentu adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit gigi dan
mulut adalah ibu hamil, anak usia prasekolah dan anak sekolah (Depkes RI, 2007).
Kesehatan bagi anak tidak terlepas dari pengertian kesehatan pada umumnya.
Kesehatan itu sendiri merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi
(Notoatmodjo, 2003). Untuk mencapai kondisi sehat maka kebersihan diri harus kita
perhatikan. Jika kebiasaan bersih sudah ditanamkan sejak dini, ketika dewasa akan
bertingkah laku sesuai dengan norma kebersihan, salah satunya adalah melatih anak

Universitas Sumatera Utara

dalam menjaga kebersihan gigi. Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh
kita yang lain. Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh
lain, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari (Ariningrum, 2000).
Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang
perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter gigi maupun

perawat gigi, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih diderita oleh
penduduk Indonesia. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat di
Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi, sumber dari kedua
penyakit tersebut akibat terabaikannya kebersihan gigi dan mulut, sehingga terjadilah
akumulasi plak. Plak adalah lapisan tipis yang melekat erat di permukaan gigi serta
mengandung kumpulan bakteri (Ariningrum, 2000).
Menurut Menteri Kesehatan, kesehatan gigi dapat mendukung percepatan
tujuan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015. Upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan agar kesehatan gigi dan mulut dapat mendukung
percepatan tujuan MDGs adalah dengan diadakannya upaya promotif dan preventif
untuk masyarakat melalui Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM). UKGM
adalah suatu usaha kesehatan gigi dan mulut yang di bentuk di masyarakat untuk
menunjang derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal. Upaya promotif ini lebih
diarahkan pada pendekatan pendidikan kesehatan gigi dan mulut sedangkan salah
satu upaya preventif yaitu pemeriksaan gigi dan mulut pada pasien perorangan,
termasuk pencatatan temuan-temuan patologis dan kelainan-kelainan dan rujukan bila
diperlukan, memberi petunjuk oral higiene dan aplikasi fluoride secara topikal,

Universitas Sumatera Utara


fissure sealent dan pembuangan karang gigi serta deteksi dini (Herijulianti dkk,
2002).
Kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak merupakan faktor penting yang
harus diperhatikan. Gigi bagi seorang anak penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan anak itu sendiri. Fungsi gigi sangat diperlukan dalam masa kanakkanak yaitu sebagai alat pengunyah, membantu dalam berbicara, keseimbangan
wajah, penunjang estetika wajah anak dan khususnya gigi sulung berguna sebagai
panduan pertumbuhan gigi permanen. Gigi berlubang (karies gigi) adalah penyakit
yang disebabkan oleh bakteri yang terdapat pada gigi. Karies gigi pada anak
umumnya terjadi pada saat mereka masih memiliki gigi susu yang mengganggu
fungsi kunyah kemudian fungsi pencernaan dan penyerapan makanan juga terganggu
dan pada akhirnya dapat mengganggu kondisi gizi anak sehingga terjadi keadaan
kurang gizi pada anak. Hal tersebut terjadi karena adanya plak yang menumpuk dari
sisa makanan pada gigi (Megananda dkk, 2009).
Penelitian Sumanti (2013) menunjukkan bahwa tingkat partisipasi orangtua
dalam perawatan kesehatan gigi dan mulut anak masih kurang (41%). Dari penelitian
ini menyatakan bahwa partisipasi orangtua dalam perawatan gigi dan mulut anak
yang memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut masih rendah. Tingginya angka
penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah
satunya adalah faktor perilaku masyarakat yang belum menyadari pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.


Universitas Sumatera Utara

Menurut penelitian Inisiatif Kesehatan Gigi dan Mulut (IKGM) tahun 2005,
sekitar 60% kaum ibu-ibu baru mengetahui adanya masalah dengan gigi anak-anak
mereka bila anak-anak memberitahukan keluhan yang terjadi pada giginya.
Pemeliharaan kesehatan gigi anak melibatkan interaksi antara anak, orangtua dan
dokter gigi. Pada anak balita pengaruh orangtua sangat berperan dalam membentuk
perilaku anak. Sikap dan perilaku orangtua terutama ibu yang biasanya orang terdekat
dengan anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut memberi pengaruh yang
cukup signifikan terhadap sikap dan perilaku anak. Peningkatan kesadaran akan
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sangat penting diberdayakan mulai dari
usia dini yaitu dengan mencegah, merawat dan memelihara kesehatan gigi secara
kontiniu agar menjadi suatu kebiasaan (Meinarly, 2009).
Ujung tombak bagi pelaksanaan program pemerintah adalah puskesmas.
Puskesmas menjadi pelaku utama dalam mencerdaskan dan mentrampilkan para ibu
balita dalam memahami pentingnya kesehatan gigi dan mulut bagi anak balita.
Namun, meskipun puskesmas telah terdapat disemua kecamatan dan ditunjang oleh
puskesmas pembantu, upaya kesehatan masyarakat dan perorangan belum dapat
dijangkau oleh seluruh masyarakat. Hal ini dikarenakan keterbatasan dari tenaga

kesehatan gigi dalam pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat, maka keterlibatan
orang tua khususnya ibu dalam deteksi dini karies gigi pada anak balita perlu
ditingkatkan. Deteksi dini meliputi pemeriksaan lubang gigi atau karies gigi oleh ibu
setelah anak sikat gigi, membawa anak ke pelayanan kesehatan gigi ketika menemui

Universitas Sumatera Utara

lubang gigi. Dengan penemuan karies dini pada anak balita, maka diharapkan
kerusakan gigi tidak menjadi lebih parah lagi (Depkes RI, 2011).
Keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia tidak terlepas dari partisipasi
aktif masyarakat. Salah satu peran aktif masyarakat dan swasta dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat strata pertama diwujudkan melalui
berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan Upaya
Kesehatan yang Berbasis Masyarakat (UKBM). Upaya Kesehatan yang Berbasis
Masyarakat ini telah dikembangkan, salah satunya adalah posyandu (Depkes RI,
2011).
Di Kecamatan Serapit kabupaten Langkat yang terbentuk pada tanggal 19
Februari 2008 berdasarkan Perda Nomor 27 Tahun 2007 terdiri dari 10 desa dan
Puskesmas Serapit sebagai puskesmas induk yang di wilayah kerjanya mempunyai 32
posyandu. Berdasarkan survei pendahuluan di Desa Aman Damai Kecamatan Serapit

Kabupaten Langkat jarang dilakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada ibuibu balita di posyandu dan setiap ibu balita yang ditanya beranggapan bahwa gigi
susu akan berganti lagi sehingga ibu balita kurang memperhatikan kesehatan gigi dan
mulut anaknya bila anak mereka tidak mengeluh sakit gigi. Berdasarkan data
kunjungan pasien balita di poli gigi puskesmas Serapit kabupaten Langkat pada tahun
2014 tidak ada anak balita yang melakukan upaya preventif ke puskesmas dan jumlah
kunjungan anak balita ke puskesmas hanya 2 orang dalam setahun dengan keadaan
sakit gigi, lubang gigi yang sangat besar bahkan gigi anak sudah ada yang ompong
dan gusi bengkak. Perawatan gigi diperlukan oleh semua individu baik anak maupun

Universitas Sumatera Utara

orang dewasa. Hal ini disebabkan karena gigi selalu kontak dengan makanan dan
perlu untuk mengunyah serta berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak balita.
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan usaha promotif berupa penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut yang berkesinambungan. Untuk itu, penulis merasa perlu
melakukan penelitian tentang "Efektivitas Metode Ceramah dan Diskusi Terhadap
Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut Anak Balitanya di
Wilayah Kerja Puskesmas Serapit Kabupaten Langkat Tahun 2015". Dengan
melakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut metode ceramah dan diskusi
diharapkan peneliti mengetahui metode penyuluhan yang lebih efektif terhadap

peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu balita, sehingga ibu balita nantinya
memiliki pengetahuan mengenai pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut
anak balitanya, serta mau membantu menyikat gigi anaknya yang dapat menyebabkan
menurunnya skor plak gigi anak sehingga akan mengurangi terjadinya kerusakan gigi
dan memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Serapit untuk
mencegah kerusakan gigi yang lebih parah, khususnya untuk anak balita.

1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana efektivitas metode ceramah dan
diskusi terhadap perilaku ibu dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak
balitanya di wilayah kerja Puskesmas Serapit Kabupaten Langkat Tahun 2015.

Universitas Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis efektivitas metode ceramah dan diskusi terhadap perilaku
ibu berupa perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut anak balitanya di wilayah kerja Puskesmas Serapit

Kabupaten Langkat Tahun 2015.
2. Untuk mengetahui efektivitas metode ceramah dan diskusi terhadap
penurunan skor plak anak balita.

1.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Ada perbedaan rata-rata pengetahuan, sikap dan tindakan ibu balita sebelum
dan sesudah intervensi dengan metode ceramah dalam memelihara kesehatan
gigi dan mulut anak balitanya.
2. Ada perbedaan rata-rata pengetahuan, sikap dan tindakan ibu balita sebelum
dan sesudah intervensi dengan metode diskusi dalam memelihara kesehatan
gigi dan mulut anak balitanya.
3. Ada perbedaan keefektifan metode ceramah dan diskusi terhadap pengetahuan,
sikap dan tindakan ibu balita dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak
balitanya.
4. Ada perbedaan skor plak anak balita sebelum dilakukan intervensi metode
ceramah dan sesudah intervensi.

Universitas Sumatera Utara


5. Ada perbedaan skor plak anak balita sebelum dilakukan intervensi metode
diskusi dan sesudah intervensi.

1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan :
1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat sebagai masukan dalam upaya
meningkatkan dan mengembangkan metode promosi kesehatan yang efektif
dalam program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM).
2. Bagi puskesmas sebagai masukan begitu pentingnya penyuluhan yang
berkesinambungan di Posyandu untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita
dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak balitanya. Puskesmas
sebagai pelaku utama dalam mencerdaskan dan menterampilkan para ibu
balita dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak balita.
3. Berguna sebagai informasi dan masukan bagi penelitian selanjutnya yaitu
perihal efektivitas metode ceramah dan diskusi terhadap perilaku ibu dalam
memelihara kesehatan gigi dan mulut anak balitanya.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perilaku Ibu dalam Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia Sekolah di SDN 054936 Wonorejo Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Tahun 2013

2 102 90

Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Pada Anak di SD Negeri 064023 Kemenangan Tani Medan Tahun 2015

3 91 96

Hubungan Perilaku Ibu Mengenai Kesehatan Gigi Anak Dengan Lactobacillus sp. Anak Usia 2-5 Tahun di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ar Raudhatul Hasanah, Medan

0 32 56

Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Status Karies Dan Ohis Pada Anak SMP

6 126 74

Pengaruh Ketergantungan Obat Terlarang Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

0 21 42

Efektivitas Metode Ceramah Dan Diskusi Terhadap Perilaku Ibu Dalam Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya Di Wilayah Kerja Puskesmas Serapit Kabupaten Langkat Tahun 2015

2 2 19

Efektivitas Metode Ceramah Dan Diskusi Terhadap Perilaku Ibu Dalam Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya Di Wilayah Kerja Puskesmas Serapit Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 0 2

Efektivitas Metode Ceramah Dan Diskusi Terhadap Perilaku Ibu Dalam Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya Di Wilayah Kerja Puskesmas Serapit Kabupaten Langkat Tahun 2015

1 2 44

Efektivitas Metode Ceramah Dan Diskusi Terhadap Perilaku Ibu Dalam Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya Di Wilayah Kerja Puskesmas Serapit Kabupaten Langkat Tahun 2015

1 1 4

Efektivitas Metode Ceramah Dan Diskusi Terhadap Perilaku Ibu Dalam Memelihara Kesehatan Gigi Dan Mulut Anak Balitanya Di Wilayah Kerja Puskesmas Serapit Kabupaten Langkat Tahun 2015

0 1 17