Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Kafein adalah alkaloida yang terdapat dalam buah tanaman kopi, biji

guarana, dan daun teh (theine). Kafein termasuk zat adiktif yang memiliki efek
stimulasi. Zat ini yang terkandung dalam kopi, teh, coklat, dan cola. Nama kimia
dari kafein adalah 3,7-dihydro-1,3,7-trimethyl-1h-purine-2, 6-dione. Kafein
merupakan jenis substansi psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi sepanjang
sejarah (James, 1997). Kafein memiliki efek adiktif yang jika dijabarkan memiliki
pengaruh yang sama dengan cara kerja amfetamin, kokain dan heroin, yaitu untuk
menstimulasi otak (BNN, 2011). Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang
banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh dan biji coklat. Kafein merupakan suatu
senyawa yang bersifat stimulan yang juga biasa terdapat pada beberapa jenis
minuman. Konsumsi kafein di dunia saat ini cukup tinggi. Lebih dari 80%
populasi dunia mengkonsumsi kafein setiap harinya baik untuk stimulan,

kombinasi obat maupun mengurangi jetlag pada wisatawan. Minuman berkafein
merupakan minuman yang hingga saat ini menjadi favorit dari orang-orang
diberbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Menurut Snel & Lorist
(2011) dalam Purdiani (2014), kafein yang banyak terdapat dalam minuman, obat,
suplemen, dan permen adalah stimulan yang paling banyak digunakan di dunia.
Orang Indonesia sendiri memiliki kebiasaan minum kopi sejak dari zaman
prakemerdekaan menurut Kompas (2012) dalam Purdiani (2014). Secara umum,
Indonesia termasuk salah satu konsumen kopi dengan konsumsi 6, 38% dari
konsumsi negara total eksportir kopi dunia (Lestari et al., 2009). Kafein tersedia
secara luas, banyak dipasarkan, dan dapat diterima secara sosial, bahkan
dikalangan anak dan populasi remaja karena dipercaya dapat mempengaruhi
performa

atau

kinerja

dan

keadaan


mental

dengan

mengurangi

atau

menghilangkan tidur (James & Keane, 2007; James & Roger, 2005).

Universitas Sumatera Utara

2

Beberapa studi melaporkan bahwa kafein bermanfaat untuk memulihkan
tingkat kewaspadaan/tingkat terjaga seseorang dan mengimbangi kemampuan
kognitif yang berkurang sebagai akibat dari kurang tidur (Snel & Lorist, 2011).
Konsumsi kafein dalam dosis rendah memang terbukti memberikan manfaat.
Dalam sebuah studi oleh Smit dan Rogers (2000) didapatkan bahwa 12,5 – 100

mg kafein dapat memberikan efek positif dan jarang menimbulkan efek samping,
namun penelitian lain menunjukkan bahwa kafein memiliki efek negatif yang
signifikan terhadap suasana hati dan performa kerja ketika digunakan terus
menerus/berkelanjutan (James & Keane, 2007; James & Roger, 2005) dalam
dalam Purdiani (2014).
Menurut Glade (2010) dalam Purdiani (2014), konsumsi kafein juga telah
terbukti memiliki dampak negatif terhadap pola tidur konsumen serta
mengakibatkan rasa kantuk di siang hari. Selain itu, studi deskriptif oleh
Bawazeer dan Alsobahi (2013) dalam Liveina dan Artini (2014) menunjukkan
bahwa 34,3% peminum minuman berenergi yang mengandung kafein mengaku
mengalami efek samping diantaranya palpitasi, insomnia, nyeri kepala, tremor,
gelisah, serta mual dan muntah.
Remaja usia sekolah antara usia 12-21 tahun, baik laki-laki maupun
perempuan

menggunakan

kafein

untuk


meningkatkan

semangat

dalam

mengerjakan tugas dan mengusir rasa kantuk pada jam-jam sekolah (Purdiani,
2014). Remaja menunjukkan peningkatan kinerja dan dilaporkan penurunan
“kelesuan” mengikuti tingkat moderat konsumsi kafein. Sebaliknya, ketika para
remaja pengguna kafein rutin ini diminta untuk absatin, mereka melaporkan
dampak negatif yang lebih tinggi dan menunjukkan penurunan waktu reaksi,
menunjukkan siklus tersebut kompleks dan ketergantungan kafein dapat dirasakan
bahkan dimasa kanak-kanak dan remaja (Purdiani, 2014). Penelitian di Amerika
Serikat menunjukkan bahwa penggunaan kafein pada remaja perlu perhatian
khusus. Ada sekitar 75-98% dari remaja yang mengkonsumsi setidaknya satu
minuman berkafein sehari, serta 31% melaporkan lebih dari dua minuman per hari
(National Sleep Foundation, 2006). Angka ini dikatakan mendekati level yang
biasa dikonsumsi oleh orang dewasa.


Universitas Sumatera Utara

3

Meski jarang diteliti, kafein juga dapat memainkan peran dalam
mempengaruhi siklus regulasi. Kafein dapat berkontribusi untuk gairah,
kecemasan, dan perasaan lekas marah, sehingga memperburuk dampak negatif
bagi tubuh (Christoper et al., 2005). Penelitian lain yang dilakukan pada
mahasiswa Ethiopia, menunjukkan bahwa 52,7% mahasiswa mengalami kualitas
tidur yang buruk (Purdiani, 2014).
Konsumsi minuman berkafein kebanyakan tidak dikendalikan oleh
masing-masing konsumen. Kafein sebagai suatu stimulan tingkat ringan seringkali
dikonsumsi berlebihan tanpa terlebih dahulu dicari tahu dengan jelas efek yang
dapat berpengaruh pada kesehatan. Tingkat konsumsi kafein pada remaja/dewasa
sulit dipastikan karena keragaman perorangan dalam mengkonsumsi bahan
minuman ini. Kemungkinan konsumsi kafein yang tidak terarah dapat
dihubungkan dengan tingkat pengetahuan, sikap serta tindakan para konsumen.
Data mengenai tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mengkonsumsi minuman
kafein di kalangan mahasiswa Indonesia masih sedikit. Berdasarkan latar
belakang tersebut, peneliti ingin sekali mengangkat topik tersebut dan melakukan

studi analisis terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara (USU).

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, akan dilakukan penelitian untuk mengetahui

apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap tingkat konsumsi
minuman berkafein.

1.3.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan,
sikap, dan tindakan mahasiswa di fakultas kedokteran USU terhadap tingkat

konsumsi minuman berkafein.

Universitas Sumatera Utara

4

1.3.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU tentang jenis
minuman yang mengandung kafein
2. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU tentang efek
samping kafein
3. Mengetahui gambaran sikap para mahasiswa FK USU mengenai penggunaan
minuman berkafein dikaitkan dengan efek sampingnya
4. Mengetahui gambaran tindakan para mahasiswa FK USU mengenai konsumsi
minuman berkafein
5. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat konsumsi
minuman berkafein
6.


Mengetahui hubungan sikap dengan tingkat konsumsi minuman berkafein

7. Mengetahui hubungan tindakan dengan tingkat konsumsi minuman berkafein

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai atas penelitian tersebut adalah:
1. Bagi peneliti lain dan bidang pendidian, penelitian ini diharapkan dapat
mendorong peneliti lain untuk meneliti lebih dalam lagi tentang gambaran
tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan serta hubungannya dengan tingkat
konsumsi minuman berkafein di tempat yang berbeda serta mampu
mengembangkan penelitian serupa mengenai konsumsi minuman berkafein.
Bagi bidang pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi tambahan.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran
masyarakat akan dampak negatif kafein berlebih, serta meningkatkan
pengetahuan masyarakat sehubungan dengan kafein.
3. Bagi responden, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
tentang minuman berkafein, serta meningkatkan kesadaran responden
mengenai efek dari kafein sehingga responden dapat mengubah perilaku
konsumsi minuman berkafein apabila masih buruk.


Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa dengan Tindakan terhadap HIV/AIDS di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

4 62 58

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Terhadap Sindrom Premenstruasi Di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

8 62 53

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Konsumsi Makanan Cepat Saji

7 53 84

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2014 di Medan Tahun 2015

4 14 55

Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pola Konsumsi Buah dan Sayur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2014 di Medan Tahun 2015

0 0 10

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 9

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Terhadap Tingkat Konsumsi Minuman Berkafein di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 17